5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Berpikir Kritis Menurut Surya

advertisement
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Berpikir Kritis
Menurut Surya (2011) berpikir kritis sebagai sebuah proses aktif dan
cara berpikir secara teratur atau sistematis dengan langkah yang tepat untuk
memahami informasi secara mendalam, sehingga membentuk sebuah
keyakinan kebenaran informasi yang didapat atau pendapat yang
disampaikan. Proses aktif tersebut menunjukkan keinginan dan motivasi
dalam diri orang yang berpikir kritis untuk menemukan jawaban dan
mencapai pemahaman dari apa yang dipikirkan kemudian disampaikan
dengan baik.
Menurut Surya (2011) seorang yang mempunyai pemikiran kritis
menelaah proses berpikir sendiri atau memahami pemikiran sendiri dan
proses berpikir orang lain untuk mengetahui proses berpikir yang digunakan
sudah benar atau tidak, kemudian mengevaluasi pemikiran yang tersirat dari
apa yang mereka dengar dan baca serta meneliti proses berpikir diri sendiri
saat
menulis,
memecahkan
masalah,
membuat
keputusan
atau
mengembangkan sebuah pemikiran dari dalam diri mereka.
Menurut jhonson (2002) berpikir kritis merupakan proses terarah
dan jelas ddengan tujuan yang jelas dalam kegiatan mental seperti
memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisa
asumsi dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis juga diartikan
5
Peningkatan Kemampuan Berpikir..., Slamet Mudhakir, FKIP UMP, 2013
6
sebagai kemampuan untuk mengatakan sesuatu dengan penuh percaya diri
sesuai dengan keyakinan kita. Berpikir kritis adalah sebuah proses yang
terorganisasi yang memungkinkan siswa mengevaluasi bukti, logika, dan
bahasa yang mendasari pernyataan orang lain untuk menemukan kebenaran
dari apa yang dipikirkan.
Menurut Jhonson (2002) tujuan dari berpikir kritis adalah untuk
mencapai pemahaman yang mendalam dari apa yang didapatkan mengenai
maksud dari sebuah ide dan permasalahan sehingga siswa mendapatkan
hasil yang benar. Berpikir kritis memungkinkan siswa untuk menemukan
kebenaran dari hasil pengamatan secara mendalam ditengah permasalahan
yang dihadapi siswa.
Menurut Ennis (dalam Mason,2008) konsep berpikir kritis
didasarkan
pada
keterampilan,
seperti
mengamati,
menyimpulkan,
generalisasi, penalaran, mengevaluasi penalaran, dan sejenisnya. Menurut
Ennis berpikir kritis adalah menilai sesuatu yang benar dari pernyataan
berdasarkan data yang benar, tetapi juga mendefinisikannya secara lebih
umum sebagai pemikiran reflektif yang wajar dan dapat dipahami. Ennis
juga menambahkan bahwa keterampilan yang berhubungan dengan berpikir
kritis dapat dipelajari secara mandiri disiplin ilmu tertentu, dan dapat
ditransfer dari satu domain ke domain lain.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
berpikir kritis merupakan keterampilan cara berpikir secara sistematis
dengan langkah yang benar melalui proses menganalisa, memecahkan
Peningkatan Kemampuan Berpikir..., Slamet Mudhakir, FKIP UMP, 2013
7
masalah untuk menggali kejelasan suatu informasi yang disampaikan
sehingga ditemukan kebenaran dari informasi tersebut dan menghasilkan
sebuah kesimpulan yang dapat dipahami dengan jelas oleh orang lain.
Tahapan Berpikir Kritis menurut Surya (2011) tahapan dalam berpikir
kritis ada 5 yaitu : keterampilan menganalisis, keterampilan mensintesis,
keterampilan
mengenal
dan
memecahkan
masalah,
keterampilan
mengevaluasi atau menilai. Secara lebih jelas tahapan berpikir kritis akan
dijelaskan sebagai berikut :
a. Keterampilan Menganalisis
Keterampilan
menganalisis
merupakan
suatu
keterampilan
menguraikan sebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar
mengetahui pengorganisasian struktur tersebut. Dalam keterampilan tersebut
tujuan pokoknya adalah memahami sebuah konsep global dengan cara
menguraikan atau merinci globalitas tersebut. Jadi pembaca akan
menguraikan sebuah permasalahan agar menjadi lebih jelas dengan cara
mengidentifikasi,
menggabungkan,
memilah,
mengurutkan,membuat
diagram, memilih alternatif untuk menghitung.
b. Keterampilan Mensintesis
Keterampilan mensintesis merupakan keterampilan yang berlawanan
dengan keteramplian menganalisis. Keterampilan mensintesis adalah
keterampilan menggabungkan bagian-bagian menjadi sebuah bentukan atau
susunan yang baru. Untuk mengembangkan keterampilan kemmapuan
mensintesis berarti adanya sebuah tindakan menggabungkan, menghimpun,
Peningkatan Kemampuan Berpikir..., Slamet Mudhakir, FKIP UMP, 2013
8
mengorganisir dan mensistematis sebuah permasalahan sehingga ditemukan
penyelesaian.
c. Keterampilan Mengenal dan Memecahkan Masalah
Keterampilan ini merupakan keterampilan aplikatif konsep kepada
beberapa pengertian baru yang didapat dari memahami suatu permasalahan.
Kemampuan pemecahan masalah membutuhkan pemahaman secara teoritik
dan empirik. Tujuan keterampilan ini bertujuan agar siswa mampu
memahami dan menerapkan konsep-konsep ke dalam permasalahan atau
ruang lingkup baru. Kegiatan yang dilakukan dalam mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah adalah dengan mengamati, mengenali,
identifikasi, memprediksi dan membuat alternatif jawaban.
d. Keterampilan Menyimpulkan
Keterampilan menyimpulkan ialah kemampuan untuk menarik
interpretasi (menafsirkan) hasil – hasil analisis data, fakta dan logika berupa
temuan baru tentang jawaban dari permsalahan. Kegiatan yang dilakukan
dalam keterampilan pemyimpulkan adalah menafsirkan hubungan sebab
akibat dari beberpaa permasalahan, mengkaji faktor – faktor yang
mempengaruhi serta menemukan hal – hal baru berdasarkan informasi yang
dianalisis.
e. Keterampilan Mengevaluasi atau Menilai
Keterampilan ini
menuntut
pemikiran yang
matang dalam
menentukan nilai sesuatu materi, metode, informasi berdasarkan kriteria
yang dipakai.
Peningkatan Kemampuan Berpikir..., Slamet Mudhakir, FKIP UMP, 2013
9
Berdasarkan ulasan tentang berpikir kritis menurut para ahli di atas,
peneliti menyimpulkan bahwa untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis
siswa dapat diukur dengan
indikator diatas dalam hal ini peneliti
mengambil 4 indikator saja sudah cukup yaitu kemampuan menganalisis,
kemampuan
mensintesis,
memampuan
memecahkan
masalah,
dan
kemampuan menyimpulkan.
B. Pembelajaran Guided Discovery ( Penemuan Terbimbing)
Menurut Tim PPG Matematika (2006) Pembelajaran Guided
Discovery adalah pembelajaran dimana guru adalah sebagai fasilitator, guru
membimbing siswa sesuai dengan yang mereka perlukan untuk memahami
sebuah materi. Siswa didorong untuk berpikir sendiri, menganalisis sendiri,
sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan atau data
yang telah disediakan. Dengan model pembelajaran ini siswa dihadapkan
pada situasi dimana ia bebas menyelidiki dan menarik kesimpulan. Guru
bertindak sebagai penunjuk jalan, membantu siswa agar mempergunakan
ide, konsep, dan keterampilan yang sudah mereka pelajari sebelumnya
untuk mendapat pengetahuan baru. Pengajuan pertanyaan yang tepat oleh
guru akan merangsang kreatif siswa dan membantu mereka dalam
menemukan
pengetahuan
yang
baru
tersebut.
Model
discovery
membutuhkan waktu yang banyak dalam pelaksanaannya tetapi hasil belajar
yang dicapai tentunya sebanding dengan waktu yang digunakan.
Pengetahuan yang baru akan melekat lebih lama apabila siswa dilibatkan
Peningkatan Kemampuan Berpikir..., Slamet Mudhakir, FKIP UMP, 2013
10
secara langsung dalam pemahaman dan mengkonstruksi sendiri konsep atau
pengetahuan tersebut. Model ini dilakukan secara perseorangan maupun
kelompok ( Tim PPG Matematika:2006).
Langkah –langkah dalam penemuan terbimibing atau guide
discovery (dalam TIM PPPG Matematika,2006) yaitu:
1) Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data
secukupnya. Perumusan masalah harus jelas, hindari pernyataan yang
menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak
salah.
2) Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses,
mengorganisasi dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini
bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja.
Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah kearah
yang hendak dituju melaui pertanyaan-pertanyaan atau LKS.
3) Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang
dilakukannya.
4) Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat oleh siswa diatas
diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk meyakinkan
dilakukan kebenaran prakiraan siswa sehingga akan menuju kearah
yang hendak dicapai.
5) Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut
maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa
Peningkatan Kemampuan Berpikir..., Slamet Mudhakir, FKIP UMP, 2013
11
untuk menyusunnya. Disamping itu perlu juga bahwa induksi tidak
menjamin 100% kebenaran konjektur.
6) Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru
menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah
hasil pertemuan itu benar.
Kelebihan dari Model pembelajaran guide discovery atau penemuan
terbimbing (dalam TIM PPPG Matematika, 2006) adalah sebagai berikut:
a.
Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan.
b.
Menumbuhkan sekaligus
menanamkan sikap
inquiry (mencari-
menemukan)
c.
Mendukung kamampuan problem solving siswa.
d.
Memberikan wahana interaksi antar siswa maupun siswa dengan guru.
e.
Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi
dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses
menemukannya.
Kekurangan
pembelajaran
guide
discovery
atau
penemuan
terbimbing (dalam TIM PPPG Matematika,2006:) adalah sebagai berikut:
a.
Untuk materi tertentu waktu yang tersita lebih lama
b.
Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini.
Dilapangan beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan
model ceramah.
Peningkatan Kemampuan Berpikir..., Slamet Mudhakir, FKIP UMP, 2013
12
c.
Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini. Umunya
topik-topik dengan prinsip dapat dikembangkan dengan model
penemuan terbimbing.
Berdasarkan ulasan tentang pembelajaran Guided Discovery dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran Guided Discovery adalah pembelajaaran
yang menekankan kepada kemampuan siswa dalam mencari sendiri,
menganalisa sendiri suatu permasalahan serta menemukan prinsip umum
berdasarkan bahan yang disediakan guru dimana guru hanya sebagai
fasilitator dalam proses pembelajaran tersebut.
C. Pokok Bahasan
Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) maka pokok
bahasan yang akan digunakan peneliti untuk penelitian adalah:
a. Mengidentifikasi sifat-sifat
persegi panjang,
persegi,
trapesium,
jajargenjang, belahketupat dan layang-layang.
1) Menjelaskan pengertian dan sifat-sifat persegi panjang, persegi,
dan jajargenjang ditinjau dari sisi, sudut, sudut dan diagonalnya.
2) Menjelaskan pengertian dan sifat-sifat trapesium, belah ketupat dan
layang-layang ditinjau dari sisi, sudut dan diagonalnya
b. Menghitung keliling dan luas bangun segitiga dan segi empat serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah
1) Menghitung rumus keliling dan luas persegi panjang, persegi, dan
jajargenjang
Peningkatan Kemampuan Berpikir..., Slamet Mudhakir, FKIP UMP, 2013
13
2) Menghitung rumus keliling dan luas trapesium, layang-layang dan
belah ketupat
3) Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung
keliling dan luas segi empat
D. Kerangka Berpikir
Indikator berpikir kritis :
1. Kemampuan analisis
2. Kemampuan sintesis
3. Kemampuan mengenal dan memecahkan masalah
4. Kemampuan menyimpulkan
5. Kemampuan menilai
Berdasarkan hasil wawancara dan hasil tes awal kemampuan berpikir kritis siswa
berdasarkan indikator diatas masih kurang
Dilakukan tindakan dalam kegiatan pembelajaran guide discovery dikelas
melalui tahapan sebagai berikut :
1. Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dalam tahap ini
siswa melakukan proses analisa permasalahan.
2. Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses,
mengorganisasi dan menganalisis data tersebut
3. Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis dalam tahap ini
siswa mulai berpikir sendiri dalam menyelesaikan permasalahan hal ini
melatih argumen siswa karena siswa menyelesaikan masalah sendiri.
4. Konjektur yang telah dibuat oleh siswa diatas diperiksa oleh guru.
5. Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut
maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk
menyusunnya. Dalam tahap ini argumen siswa disampaikan kemampuan
berpikir kritis karena proses penyampaian hasil perkiraan jawaban.
6. Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, guru menyediakan soal
latihan untuk memeriksa apakah hasil penemuan itu benar dalam tahap ini
berpikir kritis siswa juga diperdalam dengan soal latihan tambahan.
A
Peningkatan Kemampuan Berpikir..., Slamet Mudhakir, FKIP UMP, 2013
14
A
Dengan tindakan yang dilakukan berdasarkan langkah pembelajaran guide
discovery diharapkan kemampuan berpikir kritis siswa meningkat.
Dalam pembelajaran guide discovery pola berpikir siswa diarahkan
untuk berpikir sendiri, menganalisis sendiri, menggunakan ide, konsep dan
keterampilan untuk menemukan pengetahuan baru melalui bimbingan dari
guru. Untuk meningkatkan berpikir kritis siswa digunakan pembelajaran
guided discovery karena pembelajaran ini menuntut siswa berpikir lebih
keras dan sungguh-sungguh dengan cara siswa yang mencari penyelesaian
dari permasalahan yang diberikan, dengan pemikiran mereka sendiri maka
siswa akan lebih terlatih untuk menyampaikan jawaban mereka dengan
argumentasi yang dituangkan dalam jawaban mereka dengan pemikiran
yang didasarkan pada data yang diberikan oleh guru. Siswa juga akan lebih
terlatih berpikir sendiri dengan soal LKS yang diberikan oleh guru.
Dengan
demikian
diharapkan
dengan
menggunakan
model
pembelajaran guide discovery kemampuan berpikir kritis siswa akan
meningkat.
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka
pikir di atas, dengan menggunakan
pembelajaran guided discovery kemampuan berpikir kritis siswa SMP 1
Cilongok meningkat.
Peningkatan Kemampuan Berpikir..., Slamet Mudhakir, FKIP UMP, 2013
Download