"We wish to know not just the structure of Nature (and how natural phenomena are played out), but insofar as we can, we wish to attain a daring and perhaps utopian goal -- to learn why Nature is just the way it is, and not otherwise..." Albert Einstein Pendahuluan Pertanyaan Albert Einstein diatas menembus hal fundamental selain sekadar penjelasan ilmiah atas struktur dan dinamika alam semesta. Lantas menjadikan manusia kembali bertanya-tanya, mengapa kita perlu dan penting untuk mempelajari alam semesta?. Kerap kali pertanyaan-pertanyaan berikut juga mengusik pikiran: mengapa massa elektron harus me = 0,5 MeV ? atau mengapa kuat interaksi gravitasi sebanding dengan r-2 ? Manusia hidup di sebuah planet bernama bumi. Bumi sendiri merupakan salah satu anggota tata surya (solar system). Dan tata suya tempat hidup kita ini terdapat di sebuah galaksi yang bernama bimasakti (milky way). Demikian pula galaksi bimasakti ternyata masih harus bergerak mengelilingi super galaksi yang jauh lebih besar yang juga bukanlah ruang semesta yang terbesar. Dapatlah dibayangkan betapa luasnya alam semesta ini. Sejauh ini, masih sedikit yang dapat manusia ketahui tentang alam semesta, dan nun jauh diluar sana terdapat banyak misteri tentang kehidupan. Sebab manusia juga merupakan bagian dari alam semesta, maka mempelajari alam semesta merupakan hal penting bagi manusia untuk mengetahui bagaimana sebenarnya kehidupan ini dan posisi manusia di jagat raya yang mahaluas. Sehingga, kita dapat mengetahui bagaimana asal muasal terbentuknya alam semesta, fenomena-fenomena yang terjadi selama kehidupan ini berlangsung, hingga pada pertanyaan filosofis ’untuk apa alam semesta yang mahaluas ini ada?’. Dibarengi dengan keindahan atas hasil-hasil pengamatan dan perhitungan pada alam semseta, dan sekaligus menunjukkan keagungan dari Sang Pencipta, semakin menjadikan manusia tertarik untuk menelusurinya. Sebagian manusia mencoba menjelaskan keadaan alam semesta yang kita amati ini, dengan mengajukan penjelasan asas antropik. Asas antropik mengatakan bahwa alam semesta ini begitu adanya seperti yang kita amati, karena jika tidak, maka tidak akan ada manusia yang mempertanyakannya. Asas antropik tidak menjawab secara langsung semua pertanyaan manusia mengenai alam semesta ini. Dan tentu saja asas antropik menjadi perwujudan manusia yang tidak mengenal Tuhan. Sebagian manusia yang lain berbeda pendapat, dan memasukkan unsur Tuhan dalam cara pandangnya sebagai akhir simpulan. Penelusuran tentang alam semesta akhirnya menjadi juga penelusuran akan hakikat manusia eksis di muka bumi yang lebih menyentuh ranah filosofis dan agama. Selama ini, setidaknya dikenal terdapat dua cabang ilmu dasar yang mempelajari alam semesta, yaitu astronomi dan kosmologi. Astronomi adalah ilmu yang mempelajari benda-benda luar angkasa dan gejala-gejalanya, sedangkan kosmologi mempelajari bagaimana asal muasal dan komposisi alam semesta ini. Seiring perkembangan peradaban manusia, kedua cabang ilmu ini juga mengalami perubahan dan kemajuan sesuai masanya. Beberapa Teori Mengenai Alam Semesta Pemikiran tentang alam semesta sudah ada sejak peradaban manusia muncul. Hal ini dapat dilihat dari artefak budaya peninggalan kerajaan-kerajaan tua seperti Sumeria, Mesir Kuno, Mesopotamia, Maya, dan Inca. Sejak dulu, perdebatan mengenai asal muasal alam semesta selalu menyedot perhatian dan berlangsung dalam fase waktu yang panjang. Alam Semesta yang Geosentris. Dengan hanya melihat ke arah langit saja, adalah mungkin bagi kita mengatakan bahwa bumi itu tidak berputar dan merupakan pusat alam semesta. Ptolomeus pun menggunakan suatu alat bernama bulatan armillary yang merupakan alat yang menjelaskan gerakan benda langit secara tiga dimensi. Pemikiran alam semesta yang geosentris ini ternyata mempunyai masalah. Terlihat dari perilaku tidak rasional pada beberapa planet yang terkadang tampak diam atau bergerak mundur di belakang bintang. Pada masa itu orang-orang masih menganggapnya sebagai perbuatan para dewa. Hingga muncullah pengertian episiklus yang mengatakan bahwa planet bergerak dalam lingkaran kecil (episiklus) pada orbitnya ketika mengelilingi bumi. Pandangan ini hampir 1600 tahun bertahan! Alam Semesta yang Heliosentris. Nicholas Copernicus mengatakan bahwa mataharilah sebagai pusat alam semesta dalam bukunya De Revolutionibus Orbium Coelestium (mengenai revolusi orbit langit) yang mengubah persepsi tentang alam semesta. Tetapi karena pada saat itu pendapatnya bertentangan dengan agama protestan dan katolik mengenai pusat alam semesta ini, Copernicus pun dihukum mati. Copernicus beranggapan bahwa alam semesta yang tidak teratur inilah yang menyebabkan ia berpikir bahwa bumi bukanlah pusat alam semesta. Lambat laun, seiring dengan semakin rasionalnya masyarakat Barat saat itu, pandangan ini yang dapat diterima. Penguatan teori ini telah dilakukan oleh Johannes Keppler atas hasil-hasil pengamatannya yang sangat teliti atas pergerakan benda-benda langit (selain juga disandarkan atas catatan hasil pengamatan yang sangat baik oleh Tycho Brahe), Galileo Galilei dengan pengamatan teleskopnya, dan Isaac Newton yang mengembangkan teori gravitasi. Kemudian, bagaimana dengan asal mula pembentukan alam semesta ini? Dalam kosmologi terdapat teori yang dikenal dengan Big Bang yang berarti ledakan besar. Big bang merupakan proses pengembangan ruang-waktu yang berasal dari sesuatu yang sangat padat dan panas hingga akhirnya mengembang. Terdapat dua kelompok peneliti yang terdiri dari ilmuwan Inggris, Australia dan Amerika. Mereka berhasil membuat peta tiga dimensi dari sekitar 266.000 galaksi dan membandingkan data yang mereka peroleh dengan Radiasi Latar Alam Semesta (alam semesta akan terisi dengan radiasi yang merupakan sisa-sisa panas dari Big Bang) serta membuat penemuan-penemuan penting. Para ilmuwan ini membenarkan teori Big Bang bahwa alam semesta ini berasal dari kondisi ketiadaan dengan volume mendekati nol dan memiliki kerapatan yang tak terhingga. Teori big bang mengatakan bahwa alam semesta ini tidaklah bersifat statis, melainkan terus bergerak mengembang. Hal ini diperkuat dengan penemuan Edwin Hubble dan teleskop raksasanya yang mengamati bintang-bintang. Menurut hukum fisika yang ada, apabila spektrum dari sumber cahaya mendekati warna ungu berarti bintang bergerak mendekati kita dan apabila mendekati warna merah berarti bintang bergerak menjauhi kita. Selama pengamatannya, Hubble menemukan bahwa cahaya dari bintang-bintang cenderung mendekati warna merah. Hal ini membuktikan bahwa bintang-bintang terus bergerak menjauhi kita. Alam semesta kita sedang memuai! Fenomena-Fenomena Alam Semesta Selain manusia dihadapkan pada upaya penjelasan atas asal-muasal dan dinamika alam semesta, manusia sesungguhnya juga mengalami beberapa fenomena langsung yang dapat dirasakan dari permukaan bumi, baik dengan mata telanjang maupun dengan peralatan canggih. Penampakan Bulan. Bulan merupakan satu-satunya satelit alami milik Bumi. Jaraknya dari Bumi sekitar 384.000 km dan berdiameter sekitar 3.474 km. Di Bulan tidak terdapat udara maupun air. Cahaya bulan yang selalu kita lihat bukan berasal dari bulan itu sendiri, melainkan hasil dari pantulan cahaya matahari. Bulan berada dalam orbit sinkron, sehingga hanya satu sisi permukaan Bulan saja yang tampak dari bumi sedangkan sisi permukaannya yang lain tidak bisa kita amati dari sini. Asal usul bulan belum diketahui secara pasti, tetapi para ilmuwan meyakini bahwa bulan berasal dari tubrukan antara bumi dan planet kecil yang terjadi milyaran tahun yang lalu, dan menghasilkan sejumlah debu yang mengorbit pada bumi hingga akhirnya mengumpul menjadi bulan. Gaya gravitasi bulan menyebabkan pasang surut air laut yang terjadi di bumi. Pengetahuan tentang pasang surut air laut sangat diperlukan manusia untuk hal seperti transportasi laut, berbagai kegiatan di pelabuhan, dan pembangunan di daerah sekitar pesisir laut. Yang paling bermanfaat dari pasang surut ini adalah penggunaan ernergi alternatif yang ramah linkungan dan yang paling penting kita, mendapatkannya secara gratis dari alam. Aurora. Merupakan fenomena berupa cahaya yang menyala-nyala dan terdapat pada langit. Aurora terjadi di daerah sekitar kutub utara dan kutub selatan. Disebabkan oleh adanya interaksi antara medan magnetik yang dimiliki bumi dengan partikel bermuatan yang dipancarkan oleh matahari (angin matahari). Angin matahari terpancar dan menyebar luas dari lapisan atmosfer matahari yang paling luar yaitu korona. Aurora yang terjadi di kutub utara disebut dengan Aurora Borealis yang dinamai untuk memberkahi Dewi Fajar Roma, Aurora dan nama Yunani untuk angin utara, Boreas. Aurora tidak memberikan efek negatif terhadap bumi, malahan menjadi suatu pemandangan langka yang sangat indah karena aurora jarang muncul. Aurora terjadi antara September, Oktober, Maret dan April. Meteor. Benda langit yang lazim disebut sebagai bintang jatuh ini dipercaya beberapa orang bisa mengabulkan permintaan jika memohon pada saat melihat meteor itu melintas. Sebagian besar meteor bergerak sebagai kilasan yang cepat. Tapi beberapanya dapat kita amati rangkaian lintasannya ketika melintasi Bumi. Komet. Benda langit yang mengelilingi Matahari. Komet mempunyai ekor yang kian panjang bila mendekati Matahari. Hal ini disebabkan adanya gesekangesekan atom-aom di udara sehingga memunculkan cahaya dan membentuk ekor. Komet merupakan bongkahan seperti lapisan batu. Contohnya adalah komet Lulin. Pada tahun 1996 seorang anak dari Cina bernama Quanzhi Ye melihat sesuatu dari teleskop kecilnya, ia melihat sesuatu yang sangat indah dan itu merupakan komet. Ia berpikir bahwa ialah orang yang pertama kalinya melihat meteor itu, tapi ternyata sudah ada yang melihatnya dan melaporkannya yaitu Hale dan Bopp. Sehingga ia bertekad untuk menemukan kometnya sendiri. Akhirnya ketika ia menjadi mahasiswa dan sedang mengamati langit sambil memfotonya, ia menemukan sesuatu yang cantik dan bercahaya hijau. Tentu saja itu adalah komet. Lalu ia pun menamainya komet Lulin sesuai dengan nama observatorium tempat foto itu diambil. Lubang Hitam (Black Hole). Merupakan materi gelap yang gravitasinya super kuat bahkan cahaya pun tidak dapat lolos darinya. Seorang ilmuwan astrofisika terkenal Stephen Hawking yang telah 30 tahun mempertahankan pemikirannya bahwa informasi dari materi yang tersedot oleh black hole akan menghilang dan mengalir menuju jagat raya baru telah mengatakan bahwa pemikirannya selama ini adalah salah. Hal ini berkaitan dengan teori fisika kuantum yang mengatakan bahwa materi dan energy tidak bisa dihancurkan. Sehingga informasi dari materi yang tersedot oleh black hole haruslah masih tersimpan dan akan terpancar dengan tercerai-berai. Hawking mengatakan telah menyesal karena membuat para penggemar fiksi ilmiah kecewa, karena tidaklah mungkin menggunakan black hole untuk menuju ke jagat raya yang lain. Upaya Manusia Dalam Mengeksplorasi Alam Semesta Dari pertanyaan mendasar tentang alam semesta, hingga fenomena-fenomena yang dapat diamati dan dirasakan dibumi, maka hampir tidak ada manusia yang tidak tergelitik untuk melangkah lebih jauh dan terpukau melihat keindahannya. Dengan mengamati pergerakan dari matahari, bulan dan bintang, para pengamat zaman dahulu menyadari bahwa gerakan yang berulang itu menjadikan langit sebagai penunjuk waktu yaitu siang dan malam serta menandai pergantian musim. Stonehenge misalnya, merupakan monumen kuno di Inggris yang merupakan bukti adanya pengamatan astronomi sejak dulu. Para astronom kuno juga menggunakan suatu alat yang disebut dengan astrolab untuk mengukur ketinggian matahari atau bintang yang akan diterapkan pada penetapan kalender. Sejak zaman Babylonia orang yang menatap langit yakin bahwa suatu pesan yang mengungkap rahasia masa lalu dan masa depan. Sehingga astrologi (astron = bintang, logos = ilmu) menjadi bagian penting dalam kehidupan orangorang zaman dahulu. Terbentuklah 12 rasi bintang yang memperlihatkan bagaimana posisi bintang dan planet pada saat kelahiran seseorang. Mereka percaya bahwa pola-pola itu menentukan nasib-nasib seperti karier, kesehatan, dan asmara. Namun tidak ada bukti bahwa hal ini menentukan nasib kehidupan seseorang. Para astronom menyebutkan bahwa astrologi adalah takhayul. Dengan kemajuan teknologi manusia zaman sekarang, tidak mustahil lagi untuk manusia untuk berkomunikasi dengan orang lain yang jaraknya sangat jauh atau melihat secara langsung bagaimana keadaan di negara belahan bumi lain. Begitupun dengan khayalan-khayalan orang jaman dahulu untuk bisa keluar dari bumi dan menjelajahi luar angkasa yang luasnya tidak bisa kita jangkau. Pada tanggal 12 April 1961, Uni Soviet berhasil memberangkatkan seorang kosmonot yang bernama Yuri Gagarin keluar bumi untuk mengitari bumi secara penuh. Ia mengemudikan pesawat angkasa berbobot 5 ton yang disebut Vostok 1. Lalu pada tanggal 21 Juli 1969 seorang astronaut asal Amerika berhasil menjajakan kakinya di permukaan bumi. Ucapannya yang terkenal, Inilah sebuah langkah kecil bagi [seorang] manusia, satu langkah besar bagi kemanusiaan. Semua hal ini sebenarnya didasari dengan perang dingin antar Amerika dan Uni Soviet. Setelah meledaknya pesawat ulang alik Challenger pada tahun 1986 dan munculnya masalah pada cermin yang dimiliki teleskop Hubble perang dingin pun berakhir karena banyak orang yang berpikir bahwa tidak ada gunanya bersaing dalam hal antariksa ketika perekonomian di bumi sedang sulit. Namun hal ini tidak menyebabkan manusia untuk terus melakukan berbagai riset dan penemuan bahkan telah meningkatkan teknologi dalam kehidupan kita. Seiring dengan pekembangan penemuan-penemuan dari dulu hingga sekarang, telah diketahui bahwa kita berada di sebuah galaksi bernama bimasakti dan bumi merupakan salah satu anggota tata surya dengan satu matahari. Tata surya kita terdiri dari matahari, merkurius, venus, bumi, mars, jupiter, saturnus, dan uranus. Komposisi serta keadaan semua planet tersebut telah di telusuri oleh manusia. Hanya planet bumilah tempat tinggal yang paling mungkin untuk mahluk hidup seperti kita. Sekarang sudah ada sekitar 400 planet yang ditemukan para pakar astronomi. Planet-planet tersebut terletak diluar tata surya kita, sehingga disebut exoplanet atau extrasolar. Para pakar astronomi masih berkeyakinan bahwa terdapat planet yang menyerupai bumi dan terdapat sumber kehidupan. Planet layak huni di katakan jika terdapat di suatu daerah pada rentang jarak tertentu dari bintang induknya (matahari, jika pada tata surya kita), dimana temperaturnya efektif dan memungkinkan untuk air berbentuk fase cair, stabilitas orbitnya, serta komposisi atmosfernya. Akan tetapi sebagian besar dari exoplanet terdiri dari gas raksasa dan menyerupai planet Jupiter. Sebagai contoh yang mengejutkan adalah ditemukannya planet Gliese 581c yang memungkinkan adanya air. Planet ini merupakan planet keempat dari sistem bintang Gliese 581. Sistem bintang Gliese 581 terdapat pada rasi Libra. Bintang Gliese 581 merupakan bintang rendah sehingga memungkinkan adanya planet bermassa rendah yang mengorbitnya. Planet Gliese 581c mengorbit bintang induk berjarak 20,5 tahun cahaya hanya dalam 3,15 hari dan bermassa 1,9 massa bumi. Pengamatan planet ini dilakukan dengan menggunakan spektograf HARPS yang dipasang pada teleskop 3.6 meter milik ESO di La Silla, Chili. Penjelajahan planet ini pun memiliki tantangan karena tidak pernah diamati secara langsung. Tetapi tidak mematahkan semangat para peneliti untuk terus maju. Menurut anggota tim peneliti Xavier Delfosse: Karena temperatur dan relatif dekatnya, planet ini akan menjadi target paling penting dalam misi luar angkasa di masa depan yang untuk mencari kehidupan luar angkasa. Dalam peta harta karun angkasa luar, kita akan tergiur untuk menandai planet ini dengan tanda X. Dan penjelajahan untuk menemukan planet-planet baru pun terus berlanjut. Eksplorasi Manusia yang Semakin Menjadi-Jadi Manusia semakin haus akan teknologi-teknologi mutakhir. Pada tahun 1998, Eric C. Anderson bersama para pengusaha dari badan antariksa membangun satusatunya perusahaan bernama Space Adventures yang merupakan perusahaan yang menawarkan paket untuk berwisata ke luar angkasa. Anderson optimis di masa depan manusia akan dengan mudah untuk pergi ke luar angkasa. Turis yang membayar untuk wisata ini akan dibawa dengan Soyuz dan didampingi oleh para kosmonot. Sudah ada enam klien turis angkasa yang pergi ke luar angkasa melalui perusahaan ini. Biayanya memang hanya bisa dibayarkan oleh para orang kaya di dunia. Contohnya saja Richard Garriott salah seorang klien Space Adventures yang merupakan anak dari mantan astronot mau membayar seharga USD 30 juta untuk perjalanan luar angkasanya. Perusahaan ini menawarkan beberapa paket wisata yaitu, Lunar Mission, Orbital Spaceflight, Suborbital Spaceflight, dan Zero Gravity Flights. Yang paling menarik adalah Lunar Mission, ini merupakaan penjelajahan menuju Bulan dengan biaya USD 100 miliar. Sang turis akan dibawa menjelajah jauh ke bagian-bagian dari Bulan, ia pun akan ikut terdaftar dalam penjelajahan terhebat seperti yang dikatakan oleh Buzz Aldrin seorang astronaut, “This mission is a unique opportunity for a private citizen to become one of the great explorers of the 21st Century." NASA, yang merupakan badan antariksa milik AS hanya diam saja melihat adanya perusahaan ini. NASA mengatakan bahwa orang yang pergi ke luar angkasa haruslah orang yang sudah professional dan terlatih. Karena jika sang turis itu melakukan sesuatu perbuatan yang tidak harusnya dilakukan, akan mencelakai kosmonot yang mendampinginya begitu pun sebaliknya. Selain itu, terdapat juga sebuah perusahaan penerbangan bernama Virgin Galatic yang baru saja dibuka pada awal tahun oleh Ratu Norwegia, Sonya. Perusahaan ini menawarkan perjalanan ke luar angkasa dengan menggunakan pesawat luar angkasa keluaran perusahaan tersebut. Orang yang berminat, harus membayar sebesar USD 200 ribu. Perjalanan hanya memakan waktu dua jam dan akan dimulai pada tahun 2010 di New Mexico. Manusia dan Alam Semesta di Masa Depan Seperti halnya manusia zaman dahulu kala berkahyal mengenai adanya kapal selam, sekarang kapal selam bukanlah khayalan lagi tetapi benda nyata yang sedemikian rupa dibuat oleh manusia. Kini muncul didalam benak, apakah mungkin manusia melakukan penerbangan secara bebas di luar angkasa seperti dalam film Star Trek terbaru dimana James dan Spock sang pemeran utama harus bertarung melawan bangsa Romulan yang datang dari masa depan karena tersedot oleh black hole. Dengan serunya mereka menjalankan pesawat ulang alik yang dilengkapi dengan berbagai senjata. Mungkinkah itu terjadi? Apakah memang ada mahluk lain di luar sana? Saat ini hal itu menjadi pertanyaan-pertanyaan dalam benak para ilmuwan dan khalayak awam. Pada tahun 1974, Francis Drake dan Carl Sagan dari SETI mengirimkan Arecibo Messege, yang berisi 1679 digit bilangan biner, yang ditembakkan ke arah cluster galaksi M13. Pesan itu berisi informasi tentang keberadaan manusia di Bumi, berikut komposisi udara, letak bumi, bentuk manusia, jumlah DNA, dan alat pemancar pesan tersebut. Ajaibnya, pada tahun 2001, terdapat pesan balasan di sebuah ladang dekat pusat pemantauan antariksa di Inggris yang berupa crop crircle. Urutan pesanyang disampaikan sangat mirip, hanya informasi di dalamnya yang berbeda. Bentuk makhluk dan pemancar pesan yang digunakan, sangat jelas terlihat berbeda. Benarkah kita akan sampai pada era penjelajahan antar bintang yang memungkinkan kita bersosialisasi dengan makhluk lain? Disisi lain, ilmu fisika juga berkembang pesat dengan teori-teori baru yang dapat mengembangkan alternatif perspektif baru dalam penelusuran alam semesta. Alat-alat teknologi juga semakin canggih: komputer yang hebat dengan motode komputasi yang pesat berkembang, plus perkembangan ilmu baru seperti ilmu kompleksitas, akan sangat membantu manusia mendapatkan jawaban lebih baik akan misteri alam semesta ini. Dimasa depan, manusia mungkin akan merevisi kembali jawaban atas pertanyaan-pertanyaan fundamental manusia yang sangat filosofis dan menembus batas-batas spiritualitas dalam kaitan dengan alam semesta. Saat ini, semua masih banyak dalam selimut misteri. Namun, capat atau lambat, percayalah, manusia akan sampai pada masa itu! Daftar Pustaka