Kompetensi Emosi Pengaruhi Prestasi Akademik Siswa Unggul

advertisement
Kompetensi Emosi Pengaruhi Prestasi Akademik Siswa
Unggul
Selasa, 30 Maret 2010 WIB, Oleh: Ika
Pendidikan untuk siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa selama ini belum
berjalan secara optimal. Masih banyak dijumpai siswa dengan bakat akademis yang mengalami
gejala “prestasi kurang”/underachiever. Hal ini akan menghambat pemberdayaan potensi sumber
daya manusia apabila terus berlangsung.
Drs. I Wayan Dharmayana, M.Si., staf pengajar Psikologi Pendidikan FKIP Bengkulu, menyebutkan
fenomena tersebut juga ditemukan di beberapa SMA negeri di Kota Yogyakarta. Dalam tiga tahun
terakhir, terdapat fakta bahwa pencapaian prestasi akademik di kalangan siswa unggul dengan nilai
UAN SMP lebih dari sembilan berada di bawah potensi akademik yang dimilikinya.
Disebutkan Dharmayana, pencapaian prestasi akademik siswa unggul sebenarnya tidak semata-mata
karena kemampuan intelektual umum, tetapi lebih dipengaruhi oleh kompetensi emosi dan
keterikatan siswa pada sekolah. “Keterikatan tersebut merupakan anteseden yang berpengaruh
langsung terhadap prestasi akademik siswa unggul,” jelasnya di Auditorium Fakultas Psikologi
UGM, Selasa (30/3).
Faktor intelegensi sebagai kemampuan umum, lanjutnya, akan optimal dalam aktualisasinya jika
diperkuat dengan kompetensi emosi dan keterikatan siswa pada sekolah. Keterikatan siswa terhadap
sekolah yang meningkat merupakan indikator kualitas pembelajaran di sekolah dan sebagai hasil
kemajuan aktivitas sekolah.
Lebih lanjut diuraikan Dharmayana di hadapan dewan penguji saat mempertahankan disertasi
“Peran Kompetensi Emosi dan Keterikatan pada Sekolah terhadap Prestasi Akademik Siswa Unggul
di SMA Negeri Yogyakarta”, optimalisasi kompetensi emosi dan keterikatan siswa pada sekolah
mampu mengoptimalkan pencapaian hasil belajar siswa.
Evaluasi terhadap proses belajar dapat dilakukan dengan memperhatikan perkembangan setiap
aktivitas akademik siswa melalui kumpulan aktivitas belajar siswa, baik berupa respon terhadap
tugas individual maupun kelompok, ulangan harian, pendalaman materi, pekerjaan rumah yang
menunjukkan partisipasi dan keterikatan emosi kognitif serta perilaku dalam bentuk portofolio
sangat bermanfaat untuk memelihara keterikatan siswa pada sekolah.
Ditambahkan oleh suami Dra. Ni Ketut Suarini ini, untuk pengembangan program pembelajaran
seyogianya tidak hanya terfokus pada prestasi akademik sebagai hasil akhir, tetapi juga harus lebih
memperhatikan proses-proses yang mendahuluinya, yakni pengembangan kompetensi emosi siswa.
Selain itu, agar membuat siswa lebih terikat untuk belajar di sekolah, sangat penting dirancang
program-program pendidikan dan pembelajaran yang dapat melatih mereka dalam mengembangkan
kompetensi pribadi dan sosial yang dikaitkan dengan peran belajarnya di sekolah. (Humas UGM/Ika)
Berita Terkait
●
Orang Tua Berperan Penting Bagi Prestasi Siswa
●
●
●
●
Pendaftar Jalur Undangan SV UGM Capai 4 Ribu
Pendidikan Jasmani Terbukti Efektif Tingkatkan Kecerdasan Emosi Siswa SD
Guru dan Ibu Berpengaruh Pada Penyesuaian Diri Siswa SD
Raih Doktor Usai Teliti Pengaruh Prestasi Akademik Pada Remaja
Download