BAB 9 AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG SIKLUS akuntansi untuk usaha dagang sama dengan yang untuk usaha jasa. Memang ada sedikit perbedaan akuntansinya, tetapi bukan pada siklus akuntansinya itu sendiri melainkan pada prosedur akuntansi untuk transaksi jual beli barang dagangan yang tidak terdapat pada usaha jasa. Jadi, apa yang dijelaskan pada bab-bab yang lalu dapat diterapkan juga untuk usaha dagang. Tambahannya adalah seperti yang akan dijelaskan pada bagian-bagian berikut ini. Laporan Keuangan Sebagaimana untuk perusahaan jasa, laporan keuangan untuk perusahaan dagang meliputi: (1) Laporan Rugi-Laba, (2) Laporan Perubahan Modal, (3) Laporan Posisi Keuangan (Neraca) dan (4) Laporan Aliran Kas. Laporan rugi-laba menyajikan pendapatan berupa penjualan atas barang dagangan selama satu perioda; harga pokok penjualan; dan biaya-biaya usaha; serta biaya di luar usaha. Di neraca tampak sediaan yang dilaporkan dalam kelompok aktiva lancar. Pos ini tidak terdapat pada neraca untuk perusahaan jasa. Inilah yang membedakan kelompok aktiva lancar antara perusahaan dagang dan perusahaan jasa. Tidaklah berbeda laporan perusahaan modal baik untuk perusahaan jasa maupun untuk perusahaan dagang dan perusahaan pengolahan. Itulah sebabnya, di sini, tidak diberikan lagi contoh laporan perusahaan modal. Laporan aliran kas tidak dijelaskan di sini. Pada prinsipnya penyusunan laporan ini adalah sama seperti yang dijelaskan di bab 2. Sistem Fisik Ada dua sistem pengendalian akuntansi terhadap sediaan yang mempengaruhi prosedur akuntansinya yaitu (1) sistem periodik atau sistem fisik dan (2) sistem perputual atau sistem permanen atau sistem permanen atau sistem buku. Pada sistem perpetual, setiap jenis sediaan dibuatkan satu kartu yang memonitor perubahan fisik sediaan dan harga pokoknya. Sedangkan pada sistem fisik kartu sediaan seperti itu tidak diselenggarakan sehingga pada akhir perioda harus dilakukan perhitungan fisik untuk menentukan sediaan akhir. Buku ini hanya membahas sistem fisik. Perusahaan pribadi Laporan rugi-laba perioda 2001 Penjualan ............................................................................................................................. Potongan Penjualan ....................................................... Rp 10.000 Retur Penjualan ............................................................. 90.000 (+) Penjualan Bersih ................................................................................................................ Rp 1.000.000 100.000 (-) 900.000 Harga pokok Penjualan Sediaan Awal .......................................................................................... Rp 27.000 Pembelian ..................................................................... 500.000 Biaya Angkut Pembelian .............................................. 50.000 (+) Rp550.000 Potongan Pembelian ............................ Retur Pembelian .................................. Rp 15.000 60.000 (+) 75.000 (-) Pembelian Bersih .................................................................................... 475.000 (+) Tersedia Untuk Dijual ............................................................................ Rp 502.000 Sediaan Akhir 10.000 (-) 492.000 (-) Harga Pokok Penjualan Laba Bruto .......................................................................................................................... Rp 408.000 Biaya Usaha Biaya Administrasi dan Umum Gaji Pegawai Kantor ............................................... Penyusutan Gedung Kantor ..................................... Biaya Asuransi ........................................................ Rp 55.000 6.600 28.400 Biaya Pemasaran Komisi Salesman ..................................................... Gaji Pegawai Pemasaran ......................................... Lain-lain .................................................................. 45.000 105.000 7.000 90.000 157.000 (+) 247.000 (-) Laba usaha .......................................................................................................................... Rp 161.000 Biaya dan Pendapatan Di Luar Usaha Pendapatan Sewa .................................................................................... Biaya Bunga ........................................................................................... 15.000 20.000 (-) Laba Bersih ......................................................................................................................... 5.000 (-) Rp 156.000 PERUSAHAAN PRIBADI NERACA PER 1 JANUARI 2001 Aktiva Aktiva Lancar Kas Surat Berharga Piutang Wasel Piutang Usahan (bersih) SEDIAAN Bahan Habis Pakai Premi Asuransi Dibayar di muka Sewa Masih Akan Diterima Total Aktiva Lancar Investasi Jangka Panjang Investasi pada Saham PT ALMA Investasi pada Obligasi PT BETA Total Investasi Jangka Panjang Aktiva Tetap Tanah Gedung Kantor Akumulasi Penyusutan Kendaraan Total Aktiva Tetap Total Aktiva Pasiva Rp 12.000 24.000 18.000 36.000 27.000 9.000 4.500 900 131.400 Utang Lancar Utang Wesel Utang Usaha Gaji Masih Harus Dibayar Total Utang Lancar Utang Jangka Panjang Utang Hipotik Utang Obligasi Total Utang Jangka Panjang Modal Pemilik Modal Tuan Pribadi Rp 17.000 8.000 11.000 Rp 36.000 Rp 20.000 12.500 Rp 32.500 Rp226.350 25.000 4.050 Rp 28.050 50.000 Rp66.000 (10.600) 55.400 29.000 Rp134.400 Rp294.850 Total Pasiva Rp294.850 Kendaraan baru dipakai 29 Desember 2000 Menurut manajemen, kendaraan tersebut tidak disusut untuk tahun 2000 Pada sistem periodik/fisik rekening-rekening yang dipergunakan adalah sebagai berikut: 1. Sediaan atau Sediaan Barang Dagangan. 2. Pembelian atau Pembelian Barang Dagangan. 3. Biaya Angkut Pembelian. 4. Potongan Pembelian 5. Retur Pembelian 6. Penjualan. 7. Potongan Penjualan. 8. Retur Penjualan. 9. Biaya Angkut Penjualan. 10. Harga Pokok Penjualan. SEDIAAN Rekening ini dipergunakan untuk mencatat nilai sediaan yang masih tersisa pada awal dan akhir perioda. PEMBELIAN Rekening ini dipergunakan untuk mencatat jumlah harga beli barang dagangan yang dibeli selama satu perioda. Harga beli adalah harga beli bersih di luar trade discount. Trade discount akan dijelaskan kemudian. BIAYA ANGKUT PEMBELIAN Rekening ini dipergunakan untuk mencatat jumlah biaya angkut barangbarang yang dibeli jika biaya ini ditanggung oleh perusahaan. Di dalam laporan rugi-laba, rekening ini dilaporkan sebagai penambahan rekening pembelian. Rekening yang bersifat menambah rekening lain disebut adjunct account. POTONGAN PEMBELIAN Rekening ini dipergunakan untuk mencatat potongan harga yang diterima dari penjual karena perusahaan membayar harga barang dalam masa potongan. Potongan ini kerap kali disebut potongan tunai atau cash discount. Mengenai cash discount akan dijelaskan kemudian. RETUR PEMBELIAN Rekening ini dipergunakan untuk mencatat jumlah harga barang yang dikembalikan kepada pemasok karena alasan tertentu. PENJUALAN Rekening ini dipergunakan untuk mencatat pendapatan dari penjualan barang dagangan. Jumlah yang dicatat dalam rekening ini adalah sebesar harga jual, bukan sebesar pokok dari barang yang dijual tersebut. Adapun yang dimaksud dengan harga di sini adalah harga jual yang dibebankan kepada pelanggan yang sudah barang tentu di luar trade discount. POTONGAN PENJUALAN Rekening ini dipergunakan untuk mencatat jumlah potongan tunai atau cash discount yang diberikan kepada pelanggan karena dia membayar dalam masa potongan sebagaimana tertera dalam syarat pembayaran. RETUR PENJUALAN rekening ini dipergunakan untuk mencatat jumlah harga barang yang diterima kembali dari pelanggan karena alasan tertentu, seperti misalnya barang tidak cocok dengan perusahaan. BIAYA ANGKUT PENJUALAN Rekening ini dipergunakan untuk mencatat jumlah biaya pengangkutan barang-barang yang dijual yang ditanggung perusahaan. Rekening ini dilaporkan di laporan rugi-laba bukan sebagai pengurang rekening penjualan, melainkan sebagai satu pos dalam kelompok biaya pemasaran/penjualan. HARGA POKOK PENJUALAN Rekening ini dipergunakan untuk mencatat harga pokok sediaan yang dijual selama satu perioda akuntansi. Rekening ini diselenggarakan pada akhir perioda melalui jurnal penyesuaian, setelah kita mengetahui harga pokok sediaan pada akhir perioda. Harga pokok penjualan dihitung dengan rumus sediaan awal ditambah pembelian bersih selama satu perioda dikurangi sediaan akhir. Trade Discount dan Cash Discount Trade discount adalah potongan harga yang diberikan oleh penjual dari harga resmi yang tertera pada daftar harga atau katalog. Misalnya, dalam daftar harga tertera harga barang X sebesar Rp. 10.000. Jumlah ini merupakan jumlah harga tertinggi yang dibebankan kepada pelanggan. Jika trade discount sebesar 30%, maka jumlah yang harus dibayar oleh pembeli hanya 70%-nya yakni Rp. 7.000. Dengan potongan ini, maka penjual mencatat penjualan dalam rekening penjualan sebesar Rp. 7.000 dan pembeli mencatat pembelian dalam rekening pembelian sebesar Rp. 7.000 juga. Cash discount adalah potongan yang diberikan oleh penjual kepada pembeli karena pembeli membayar dalam masa potongan tunai sebagaimana tertera dalam syarat pembayaran, misalnya syarat seperti 2/10, n/30. Syarat ini menyatakan bahwa barang harus dibayar paling lambat 30 hari setelah tanggal pembelian. Jika pembeli membayar harga barang dalam masa 10 hari terhitung sejak tanggal pembelian, maka diberi potongan sebesar 2%. Jika lebih dari 10 hari, pembeli harus membayar 100% dari harga barang. Neraca Saldo Pada akhir perioda akuntansi, disusun Neraca Saldo. Berikut ini Neraca Saldo (sebagian) per 31 Desember 2001 untuk usaha dagang (UD): UD ABADI Neraca Saldo Per 31 Desember 2001 No. Nama Rekening* Sediaan Pembelian Biaya Angkut Pembelian Potongan Pembelian Retur Pembelian Penjualan Potongan Penjualan Retur Penjualan Biaya Angkut Penjualan * Saldo Debit Kredit 10.000 100.000 5.000 1.750 4.000 300.000 5.500 12.750 6.000 Hanya disajikan rekening-rekening yang bersangkutan dengan sediaan sesuai pembicaraan pada bab ini. Jurnal Penyesuaian Setelah neraca saldo disusun, dibuat jurnal penyesuaian untuk mencatat harga pokok penjualan. Untuk menghitung harga pokok penjualan masih ada informasi tambahan yang diperlukan. Informasi yang dimaksud adalah nilai sediaan pada akhir perioda. Secara matematis, harga pokok penjualan adalah sediaan awal ditambah pembelian bersih dikurangi sediaan akhir. Anggaplah informasi berdasarkan inventory taking menunjukkan bahwa nilai sediaan UD ABADI akhir 2001 adalah Rp. 9.000. Harga pokok penjualannya dihitung sebagai berikut: Sediaan Awal ............................................................................ Ditambah : Pembelian ....................................... Biaya Angkut Pembelian.................. Rp. 10.000 Rp. 100.000 Rp. 5.000 Rp. 105.000 Dikurangi : Potongan Pembelian Retur Pembelian Rp. 1.750 4.000 Rp. 5.750 Pembelian Bersih .................................................... Rp. 99.250 Tersedia untuk Dijual ................................................................ Rp.109.250 Dikurangi : Sediaan Akhir .......................................................... Rp. Harga Pokok Penjualan .......................................................... Rp.100.250 9.000 Adapun jurnal penyesuaian untuk mencatat “Harga Pokok Penjualan” adalah sebagai berikut: 2001 Des 31 Harga Pokok Penjualan 10.000 Sediaan 10.000 (untuk membebankan harga pokok sediaan awal sebagai elemen harga pokok penjualan) 31 Harga Pokok Penjualan 100.000 Pembelian 100.000 (untuk membebankan harga pokok sediaan yang dibeli sebagai elemen harga pokok penjualan) 31 Harga Pokok Penjualan 5.000 Biaya Angkut Pembelian 5.000 (untuk membebankan biaya angkut sediaan yang dibeli sebagai elemen harga pokok penjualan) 31 Potongan Pembelian 1.750 Harga Pokok Penjualan 1.750 (untuk mengakui potongan pembelian sediaan sebagai pengurang harga pokok penjualan) Des 31 Retur Pembelian 4.000 Harga Pokok Penjualan 4.000 (untuk mengakui retur pembelian sediaan sebagai pengurang harga pokok penjualan) 31 Sediaan Harga Pokok Penjualan 9.000 9.000 (untuk mencatat harga pokok sediaan akhir dan mengakuinya sebagai pengurang harga pokok penjualan) Apabila dicatat sekaligus, maka jurnal penyesuaian di atas akan tampak sebagai berikut: Des 31 Harga Pokok Penjualan 100.250 Sediaan (Akhir) 9.000 Retur Pembelian 4.000 Potongan Pembelian 1.750 Pembelian 100.000 Biaya Angkut Pembelian 5.000 Sediaan (Awal) 10.000 (untuk mencatat penyesuaian rekeningrekening yang bersangkutan dengan sediaan ke harga pokok penjualan) Prosedur Alternatif Jurnal Penyesuaian Ada alternatif lain untuk membuat jurnal penyesuaian yang telah dijelaskan. Alternatif ini adalah hanya menyesuaikan rekening “Sediaan”. Saldo rekening Sediaan yang tercantum dalam neraca saldo sebelum penyesuaian adalah nilai sediaan pada awal perioda. Metoda FIFO (seperti telah dijelaskan) menganggap bahwa saldo awal tersebut sudah terjual sehingga sejumlah nilai awal tersebut dibebankan sebagai biaya yang nantinya akan ditutup rekening “Ikhtisar RugiLaba”. Adapun nilai sediaan pada akhir perioda merupakan saldo sediaan yang belum terjual. Di satu pihak, nilai sediaan akhir akan disajikan di neraca dan di lain pihak, akan disajikan sebagai pengurang harga pokok penjualan. Pada prosedur alternatif ini jurnal penyesuaiannya adalah: Des 31 Ikhtisar Rugi-Laba 10.000 Sediaan (Awal) Sediaan (Akhir) Ikhtisar Rugi-Laba 10.000 9.000 9.000