14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah pengidap diabetes di Indonesia menurut data WHO pada tahun 2009 mencapai 8 juta jiwa dan diprediksi akan meningkat menjadi lebih dari 21 juta jiwa pada tahun 2025. Itu yang membuat Indonesia menempati peringkat negara keempat dengan jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia. Survey terhadap pengidap diabetes di Jakarta menunjukkan bahwa 1 dari 8 orang mengidap diabetes. Baik pria maupun wanita, tua maupun muda, tinggal di kota maupun desa, memiliki risiko terkena diabetes yang sama. Sampai saat ini masih banyak orang yang mengganggap bahwa penyakit diabetes merupakan penyakit orang tua atau penyakit yang hanya timbul karena faktor keturunan. Padahal, setiap orang dapat mengidap diabetes, baik tua maupun muda. Hal tersebut disebabkan karena semakin buruknya pola hidup seperti pola makan, kurang beraktivitas, merokok, minum beralkohol, obesitas, hipertensi hiperglikemia, hiperkolesterol. Diabetes sampai saat ini belum menjadi faktor pembunuh no.1 di dunia seperti penyakit jantung atau kanker. Namun tanpa disadari, diabetes memicu komplikasi penyembuhan pada pasien – pasien yang hanya mengidap penyakit yang sederhana. Seperti contohnya, pada pengidap diabetes akut, luka jatuh karena kecelakaan dapat mengalami amputasi karena kadar gula dalam darah yang berlebih dapat menghambat sel – sel darah menghimpun jaringan baru 15 untuk menutup luka tersebut sehingga besar kemungkinan terkena infeksi yang berat. Sebelumnya perlu diketahui bahwa secara garis besar terdapat 2 jenis tipe Diabetes Mellitus. Diabetes tipe 1 terjadi karena sel-sel pankreas yang memproduksi insulin dirusak oleh sistem pertahanan tubuh kita sendiri, istilahnya autoimun. Karena kerusakan tersebut, hormon insulin tidak diproduksi lagi. Diabetes tipe 1 biasanya terjadi pada usia yang lebih muda, umumnya di bawah 40 tahun. Untuk bertahan hidup, penderita diabetes tipe 1 perlu mendapat suntikan insulin secara teratur sepanjang hidupnya. Sedangkan diabetes tipe 2 terjadi karena insulin yang diproduksi tidak dapat bekerja dengan baik. Penyebabnya bisa karena insulin yang diproduksi tidak cukup atau cacat, atau sel tidak sensitif lagi dengan insulin (insulin resisten). Diabetes tipe 2 cenderung timbul di usia di atas 30 atau 40 tahunan dan angka kejadiannya meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Dibandingkan dengan tipe 1, diabetes tipe 2 lebih banyak terjadi, sekitar 85%. Baik penderita Diabetes Mellitus tipe I maupun tipe II, sangatlah penting untuk mengatur pola hidup mereka dan mempertahankan kadar gula darah dalam interval yang normal. Untuk hal tersebut diproduksi sebuah alat bernama Glukometer yang umum dan dapat dijumpai di pasaran. Namun yang sering kali terjadi adalah fungsi yang terdapat dalam Glukometer tersebut tidaklah cukup untuk memberikan analisis yang baik bagi penggunanya. Salah satu fungsi yang penting yang seharusnya terdapat dalam Glukometer adalah fungsi resiko di mana fungsi ini dapat menghitung besar resiko yang dapat menimpa penderita Diabetes Mellitus, yakni besar resiko 16 terkena hipoglisemia dan hiperglisemia. Karena ke dua keadaan tersebut dapat mengakibatkan hal yang fatal bagi penderita Diabetes Mellitus. Dengan mengetahui besarnya resiko tersebut diharapkan penderita dapat lebih cermat dalam memilih makanan serta pola hidup. Apabila kondisi hipoglisemia dan hiperglisemia dapat dihindari oleh penderita, maka akibat – akibat fatal karena hal – hal sepele yang umum dijumpai pada penderita Diabetes Mellitus dapat dihindari. 1.2 Perumusan Masalah Sering kali penderita diabetes beranggapan bahwa dengan tidak mengkonsumsi gula atau glukosa sama sekali maka penyakit Diabetes Mellitus tidak akan berbahaya. Namun tidak demikian adanya. Tidak mengkonsumsi glukosa sama sekali menyebabkan kadar gula dalam darah berada di bawah kondisi basal atau berada di bawah rata-rata dapat menyebabkan hipoglisemia. Sedangkan konsumsi glukosa yang berlebihan pada penderita Diabetes Mellitus jelas akan mengakibatkan tingginya kadar gula dalam darah, yang biasa juga disebut hiperglisemia. Baik hipoglisemia maupun hiperglisemia tidak dapat dianggap remeh karena keduanya dapat mengakibatkan penyakit berkelanjutan yang sangat fatal bagi penderitanya. Diharapkan setelah mengetahui persentase dari kondisi tersebut penderita Diabetes Mellitus dapat lebih mengawasi pola hidupnya. 17 1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penyakit yang diamati adalah Diabetes Mellitus, baik Diatbetes Mellitus Tipe I dan Diabetes Mellitus Tipe II (mengingat alat tersebut secara umum dan optimal digunakan oleh penderita Diabetes Mellitus); 2. Data yang digunakan dari Glukometer hanya kadar gula darah, beberapa data lain tidak digunakan dalam fungsi tambahan yang akan dibuat perangkat lunaknya. 3. Fungsi yang akan ditanamkan dalam simulasi Glukometer hanyalah fungsi tambahan yang diteliti, untuk fungsi – fungsi dasar lain yang umum terdapat dalam Glukometer tidak diikutsertakan dalam perancangan simulasi ini. 4. Input gula darah yang dilakukan dalam simulasi bersatuan mmol/L. Pada kenyataannya hal ini tidak berpengaruh karena data akan langsung digenerate oleh strip elektrolit dan satuan tiap gula darah di Glukometer dapat berbeda namun perhitungannya tetap sama. 5. Penelitian bertujuan untuk memberikan informasi tambahan kepada penderita Diabetes Mellitus mengenai besarnya resiko terkena hipoglisemia dan hiperglisemia. 1.4 Spesifikasi Perancangan Aplikasi yang dibuat adalah sebuah aplikasi simulasi alat pengukur gula darah / SMBG (Self Monitoring of Blood Glucose) atau umum juga disebut 18 dengan nama Glukometer (Glucometer) dengan fungsi tambahan yang berbeda apabila dibandingkan dengan Glukometer yang saat ini banyak dijual di pasaran. Di mana fungsi tambahan tersebut nantinya akan dimasukkan ke dalam sebuah komponen dalam Glukometer, yakni mikrokontroller atau mikroprosesor. Akan dibuat rekomendasi untuk rencana pengembangan simulasi ini agar dapat dipergunakan dalam kehidupan nyata terutama oleh penderita Diabetes Mellitus dan dunia kedokteran, bukan hanya kepentingan edukatif semata. 1.5 Lingkungan Perancangan Dalam merancang program simulasi ini digunakan komputer dengan spesifikasi sebagai berikut. a. Processor: Intel Core 2 Duo 1.60 GHz; b. Memory; 1 Gigabyte; c. Sistem Operasi: Microsoft Windows XP SP 2 Sedangkan program yang digunakan dalam merancang aplikasi adalah Visual Studio 2005 dengan bahasa pemrograman C#. 1.6 Tujuan dan Manfaat 1.6.1 Tujuan Penelitian ini dibuat untuk menciptakan sebuah perangkat lunak yang dapat memberikan informasi – informasi tambahan kepada penderita Diabetes Mellitus, sehingga dengan demikian penderita dapat mengetahui kondisi kadar gula dalam satu hari dan seberapa besar resiko 19 dalam hipoglisemia dan hiperglisemia. Serta diharapkan dapat menjadi acuan dalam mengatur pola hidup yang lebih baik lagi sehingga angka kematian karena penyakit Diabetes Mellitus ini dapat direduksi semaksimal mungkin. Selain itu diharapkan penelitian ini akan membuka peluang bagi bermunculannya pengembangan lebih lanjut dalam penelitian yang lebih dalam mengenai masalah ini. Seperti simulator untuk mencoba berbagai kemungkinan tes atau pengobatan yang dijalankan oleh tim dokter kepada seorang pasien dengan berbagai faktor – faktor medis lain yang dapat melengkapi hasil dari program, sehingga suatu pola hidup yang optimal bagi penderita Diabetes Mellitus dapat tercipta. 1.6.2 Manfaat Manfaat yang diperoleh: 1. Bagi penderita Diabetes Mellitus: sebagai informasi tambahan agar dapat lebih memperhatikan pola hidup, dan dapat terus mempertahankan gula darah dalam interval normal. 2. Bagi pembaca: menambah pengetahuan mengenai Diabetes Mellitus secara keseluruhan dari definisi sampai akibat yang ditimbulkan, mengetahui secara garis besar mengenai komponen dan proses kerja dalam Glukometer serta penerapan fungsi transformasi dan fungsi resiko gula darah. 3. Bagi peneliti lain: memberikan referensi dasar bagi penelitian tentang masalah yang sama secara lebih mendalam. 20 4. Bagi penulis: menambah pengetahuan tentang Diabetes Mellitus dan Glukometer secara lebih mendalam serta mengetahui fungsi – fungsi matematis yang dapat diterapkan dalam perhitungan transformasi dan resiko dari gula darah manusia. 1.7 Definisi Operasional Beberapa istilah yang akan sering digunakan dalam penulisan skripsi ini antara lain: 1. Diabetes Mellitus: Dok penyakit yang ditandai dengan sekresi dan ekskresi urine dalam jumlah yang banyak, serta gangguan metabolisme karbohidrat karena kelenjar pankreas tidak mampu menyekresi insulin yang cukup dengan gejala adanya gula dalam urine, turunnya bobot badan, selalu haus dan lapar, dan banyak buang air kecil; keadaan kekurangan insulin dengan akibat glukosa tidak dapat diolah oleh badan sehingga kadar glukosa dl darah meninggi dan dikeluarkan dl urine. (Sumber: http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php). 2. Kadar gula darah / kadar glukosa darah: istilah yang mengacu pada tingkat glukosa dalam tubuh. 3. Glukosa: zat gula sederhana yg banyak terdapat di dl tumbuhan dan hewan. (Sumber: http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php). 4. Glukometer: salah satu alat yang digunakan untuk mendapatkan nilai kadar glukosa dalam darah perifer atau sentral. 21 5. Insulin: hormon yg dibentuk dl pankreas yg mengendalikan kadar gula dalam darah. 6. Hipoglisemia: sebuah simtoma rendahnya rasio gula darah di bawah rentang normal. 7. Hiperglisemia: suatu kondisi tingginya rasio gula dalam plasma darah. Hiperglisemia biasanya mengacu pada rasio plasma gula darah yang lebih tinggi daripada 10 mmol/l atau 180 mg/dl. 1.8 Sistematika Penulisan Dalam penulisan skripsi, digunakan susunan bab sebagai berikut. Bab 1 Pendahuluan Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah yang menjadi motivasi disususunnya skripsi yang bersangkutan, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan dan manfaat, serta sistematika penulisan. Bab 2 Landasan Teori Dalam bab ini akan diuraikan landasan teori yang mendukung penyusunan skripsi seperti, Glukometer sampai komponennya, Fungsi Transformasi Gula Darah, Fungsi Resiko Gula Darah sebagai acuan yang digunakan untuk menemukan kesimpulan dari input data yang ada dan sebagainya yang akan menjadi dasar dari penelitian yang dilakukan. Secara khusus akan diuraikan sedikit pengetahuan mengenai Diabetes Mellitus: penyebab, jenis, akibat yang ditimbulkan, beberapa tes yang digunakan dalam penelitian yang bersangkutan; mengingat latar belakang penulisan skripsi 22 ini bukan dari bidang medik. Diharapkan bab ini dapat membantu pembaca dalam memahami penulisan ini. Bab 3 Metodologi Penelitian Pada bab ini diuraikan tentang langkah – langkah yang dilakukan dan kerangka pemikiran dalam melakukan penelitian. Bab 4 Hasil dan Pembahasan Pada bab ini diuraikan hasil yang diperoleh dari pengolahan data dan penjelasan serta analisisnya. Bab 5 Kesimpulan dan Saran Bab ini akan menjelaskan tentang kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian berdasarkan uraian – uraian dari bab – bab sebelumnya dan saran untuk pengembangan penelitian lebih lanjut.