Materi Agama Kelas IX

advertisement
1. ALLAH BERKEHENDAK MENYELAMATKAN MANUSIA
 Allah menyapa dan menunjukkan kasih-Nya kepada kita dalam hidup sehari-hari.
Orang lain menjadi sarana bagi kita dalam merasakan kebaikan Allah yang
menyelamatkan.
 Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia membutuhkan Allah. Namun hal ini terjadi
ketika ketika manusia mengalami penderitaan atau kesusahan, pada saat
menginginkan sesuatu, atau pada saat mengalami ketidak berdayaan. Namun ketika
senang dan bahagia manusia kadang melupakan Allah.
 Tindakan Sr Bernarda yang bersedia menolong wanita yang terlantar, tindakan para
Suster pengikut Ibu Teresa yang melayani orang-orang yang kelaparan, sakit dan
menjelang ajal, kerja keras dokter dan pekerja social yang berusaha mengobati orangorang sakit dan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,
perawatan orang tua kita sejak kecil, kepedulian orang yang tidak kita kenal ketika
kita mengalami kecelakaan di tengah jalan menjadi contoh-contoh konkit tanda kasih
Allah kepada kita.
 Selain melalui orang-orang yang memperhatikan kita tanpa memandang latar
belakang, suku, agama, Allah menunjukkan tanda kasihNya melalui alam raya. Alam
semesta yang maha luas dan indah ini mempelihatkan keagungan dan kasih Allah
pada kita.
 Dalam Matius 5: 43 -48 dinyatakan tentang kasih Allah kepada semua orang. Kasih
Allah tidak membeda-bedakan. Keselamatan diperuntukkan pada semua orang.
 Yesus Kristus menjadi tanda kasih yang teragung. Yesus menjadi puncak kasih bagi
manusia. Kehadiran Yesus Kristus menjadi perwujudan kehendak Allah untuk
menyelamatkan manusia. Yesus Kristus menjadi tanda kehadiran Allah sendiri dalam
usahanya menyelamatkan manusia.barang siapa mengenal Yesus, ia mengenal Allah
sendiri. Dalam diri Yesus “ seluruh kepenuhan Allah berkenan diam dan tinggal di
dalam Dia”.
 Dalam diri Yesus Allah telah menjadi manusia. Allah berbicara kepada manusia
menurut cara manusia. Kehadiran Yesus menjadi penggenapan rencana keselamatan
Allah bagi manusia.
 Sebagaimana Yesus menjadi tanda agung kasih Allah yang menyelamatkan, maka
kita pun dapat menjadi sarana bagi keselamatan orang lain. Kesediaan kita untuk
menolong orang tanpa pandang bulu, mengasihi tanpa kecuali dapat menjadi tanda
syukur kita akan keselamatan yang dianugerahkan Allah pada kita.
 Kurangnya relasi manusia dengan Allah membuat sebagian manusia tidak lagi
mengandalkan Allah sebagai sumber keselamatannya. Maka muncul berbagai macam
pandangan manusia tentang sumber-sumber keselamatan.
a. Keselamatan itu bersumber pada barang duniawi
b. Keselamatan bersumber dari kekuatan gaib
c. Keselamatan bersumber dari teknologi
 Allah sungguh mencintai manusia dan berusaha menyelamatkan manusia. Untuk itu
diharapkan manusia dapat mengerti tanda-tanda kasih Allah yang menyelamatkan.
Maka ada beberapa tanda kasih Allah pada manusia:
a. Allah menyelamatkan manusia dengan menciptakan segala sesuatu
b. Allah menyelamatkan manusia dalam perjalanan hidupnya.
c. Allah menyelamatkan manusia dengan menghadirkan sesama.
2. BERAGAMA
 Hampir seluruh penduduk di dunia menganut agama tertentu. Bagi manusia, agama
menjadi bagian hidupnya.
 Agama adalah Jalan/ sarana yang memudahkan manusia menuju dan berhubungan
dengan Tuhan.
 Ada banyak alasan yang membuat manusia beragama, antara lain:
a. Mencari perlindungan 
b. Menemukan jawaban
c. Meneguhkan tata nilai
d. Memuaskan kerinduan kan masa depan yang lebih baik.
 Manusia beragama karena ia selalu mempunyai kerinduan untuk mengantungkan
hidupnya kepada yang maha Kuasa. Agama justru menjadi sarana bagi sarana
mengenal Tuhan dan membangun hubungan denganNya.
 Dimasayarakat dewasa ini tidak semua umat beragama melaksanakan kehidupan
beragama dengan benar. Banyak hal yang memprihatinkan ang terjadi dalam
kehidupan beragama. Orang hanya menekankan khodupan beragama dan
menekankan hal yang lahiriah saja. Menjalankan kegiatan keagamaan hanya sekedar
menjalankan ajaran-ajaran agama, bagi mereka menjalankan kehiduapan beragama
disamakan dengan ketaatan pada perintah-perintah agama saja.
 Penghayatan kehidupan beragama yang tidak benar akan menimbulkan sikap
munafik. Beragama yang benar tidak cukup hanya menjalankan ajaran agama sebatas
mengikuti aturan dalam agamanya dan menghindari dosa dan memeproleh pahala.
 Hidup beragama yang benar didasarkan pada dorongan dari dalam diri untuk mencari
kebenaran. Beragama harus dengan motivasi untuk mebangun hubungan yang
semakin mendalam dengan Tuhan dan sesama, dan menjadikan agama sebagai
pedoman hidup yang dihayati sehari-hari.
 Ungkapan/ perwujudan hidup beragama melalui:
1. Mitos
2. Upacara dan ritus keagamaan
3. Simbol keagamaan
4. Tata nilai
5. Pembentukan komunitas dan organisasi keagamaan
6. Perumusan dan penyebaran agama
 Dalam Nostra Aetate (Dokumen Konsili Vatican II, tentang hubungan gereja Katolik
dengan agama-agama bukan Katolik mengungkapan pandangan Gereja Katolik
tentang
hakekat
agama-agama
yang
ada.
Beberapa
hal
penting
dalam
dokumentersebut adalah:
1. Gereja melihat adanya kemajuan dalam relasi manusia dalam berbagai bangsa.
2. Dalam membangun relasi dan kerjasama antar bangsa dan dengan agama yang
bukan kristiani, Gereja Katolik harus mempertimbangkan
bahwa tujuannya
adalah agara cinta kasih antar manusia makin berkembang, dan dilandasi oleh
nilai-nilai universal yang terdapat pada semua bangsa dan agama.
3.
Nilai-nilai universal itu adalah kesadaran bahwa kita harus menjadi satu
masyarakat, yang berasal dari Allah yang satu dan sama, dan mempunyai tujuan
akhir yang sama, yakni kembali kepada Allah yang senantiasa memanggil
manusia dan menghendaki keselamatan bagi semua manusia.
 Pandangan beragama yang benar menurut Yesus (Matius 5: 17 – 48) adalah
1. Supaya kita tidak bersikap formalitas dalam beragama.
2. Supaya kita benar-benar mendalami ajaran agama kita, sehingga kita tidak jatuh
pada pemahaman yang dangkal dan setengah-setengah.
3. Supaya kita dapat mengamalkan ajaran agama secara benar, tidak hanya sebatas
mengetahui saja.
4. Supaya kita bersikap kritis dalam menyikapi pandangan agama sendiri dan orang
lain, dengan mengutamakan kehendak Allah.
 Hidup beragama yang benar menuntut kita menjalankan atau menerapkan agama kita
dalam hidup sehari-hari. Hidup beragama bukan hanya sekedar memperhatikan halhal yang lahiriah saja, melainkan juga batiniah. Agama harus dipahami, dihayati dan
dilaksanakan.
3. BERIMAN
 Tuhan senantiasa hadir dan menyapa kita. Tuhan menghibur, membimbing, dan
menguatkan kita, baik dalam suka maupun duka.
 Wahyu Allah berupa sapaan, pernyataan, ataupun tawaran dari Tuhan kepada
manusia. Hal-hal yang dinyatakan Tuhan anatara lain diriNya sendiri, yaitu siapa Dia
dan rencanaNya untuk menyelamatkan manusia. Wahyu Tuhan dapat kita ketahui
dari ciptaan Tuhan sendiri, diri manusia, peristiwa-peristiwa hidup yang dialami
manusia, dan Kitab Suci. Sedangkan puncak wahyu Tuhan adalah Yesus Kristus.
 Manusia dapat menanggapi wahyu Tuhan dengan iman. Maka beriman berarti
menyerahkan diri secara total kepada kehendak Tuhan. Bila wahyu Tuhan tidak
ditanggapi manusia maka tidak ada artinya. Sebaliknya manusia tidak mungkin
beriman tanpa pewahyuan Tuhan sendiri.
 Makna hidup beriman adalah
1. Beriman tidak hanya sekedar tahu atau sekedar percaya, tetapi berani melakukan
apa yang diketahui dan dipercaya.
2. Beriman kepada Allah berarti, menyerahkan diri secara total kepada Allah.
3. Penyerahan diri secara total itu muncul berdasarkan keyakinan bahwa Allah pasti
memberikan dan melakukan yang terbaik bagi manusia.
4. Sikap penyerahan diri secara total tersebut, memungkinkan manusia tidak tawar
menawar, apalgi memaksakan kehendaknya sendiri, tidak ragu-ragu.
 Beberapa tokoh dalam Kitab Suci yang memiliki iman yang luar biasa adalah
1. Abraham  berani meninggalkan tanah airnya dan bersama seluruh keluarga dan
sukunya berjalan menuju tanah terjanji, yaitu tanah Kanaan yang dijanjikan Allah.
2. Daud  walaupun dipandang kecil, ia dapat mengalahkan Goliat yang jauh lebih
besar dan kuat.
3. Bunda Maria  walaupun ia harus menanggung banyak resiko, ia pasrah dengan
sepenuh hati kepada Allah.
4. Yesus Kristus  Ia tetap setia pada kehendak Allah walaupun harus menaggung
resiko sengsara dan ematian dikayu salib.
 Aspek-aspek penting dalam hidup beriman
1. Iman adalah rahmat  Manusia tidak mungkin beriman jika Allah tidak menyapa
terlebih dahulu. Iman timbul pertama-tama karena inisiatif dari Allah.
2. Iman adalah anugerah  Manusia dapat menanggapi dan menjawab panggilan
Allah bukan karena kekuatannya sendiri namun karena Allah yangs enantiasa
menggerakkan hati manusia.
3. Iman itu personal  panggilan dan perwahyuan Allah pertama-tama ditujukan
pada pribadi perorangan, maka tanggapan manusia juga bersifat pribadi.
4. Beriman itu proses  Upaya manusia menanggapi dan menjawab pernyataan diri
Allah tidak selamanya berjalan dengan mulus, namun banyak hambatan. Maka
untuk menjadi beriman yang dewasa membutuhkan proses yang kadang-kadang
jatuh bangun.
5. Iman berkembang dalam kebersamaan dengan yang lain  kita membutuhkan
orang lain untuk memperkembangkan iman.
 Manfaat dalam menjalani hidup beriman adalah tidak merasa kawatir, dekat dengan
Allah, optimis dalam hidup. Sedangkan jika menjalani hidup tanpa iman berdampak
rasa takut, gelisah, kawatir, cenderung mencari jalan pintas.
 Iman kepada Allah harus Nampak dalam perbuatan. Penyerahan diri kepada Allah
bukan hanya sekedar teoritis semata namun harus Nampak dalam cipta, rasa dan
karsa (perasaan, penghayatan dan kehendak). Santo Yakobus dalam suratnya
menegaskan “ Iman tanpa perbuatan adalah mati”
 Hidup beriman yang mendalam menurut Santo Yakobus adalah hidup beriman dalam
kesatuan antara ibadat dan perbuatan. Hubungan dengan Allah yang telah mengasihi
kita seharusnya menjadi nyata dalam kasih kepada sesama.
 Hubungan dengan Allah dibangun oleh orang beriman melalui ibadat. Sedangkan
hubungan dengan sesama ditampakan dalam tindakan nyata. Orang beriman tidaklah
cukup hanya menjadi pendengar dan penerima firman Allah, malinkan ia harus
menjadi pelaku firman Allah. Dengan demikian jika seseorang beriman maka dia
akan berbuat kasih pada sesamannya.
 Santo Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Galatia juga menekankan hidup dari
iman menjadi ciri orang yang benar. (Gal 3:11), sangatlah penting orang hidup dari
iman, dengan hidup dari iman maka ia akan diberkati.
4. BERIMAN KRISTIANI
 Allah yang kita imani adalah Allah yang Esa, yang senantiasa berusaha menyelamatkan umat
manusia tanpa kecuali.
 Umat Kristiani menghayati bahwa karya penyelamatan Allah yang paling nyata tampak dalam
diri Yesus Kristus. Karya penyelamatan Allah dalam diri Yesus Kristus ini hingga sekarang
masih berlangsung yakni melalui Roh Kudus.
 Yesus Kristus adalah dasar dan sumber iman Kristiani.
 Kekhasan iman Kristiani terletak pada pribadi Yesus Kristus sendiri. Yesus tidak hanya
diimani sebagai nabi utusan Allah, tetapi Ia diimani sebagai “perantara antara Allah dan
manusia”, yang walaupun telah wafat namun tetap hidup dan berkarya di dunia ini melalui
Roh-Nya. (Tri tunggal maha kudus)
 Orang beriman Kristiani sejati adalah orang yang hidup dan tindakannya diwarnai dan
dimotivasi oleh iman kristianinya, dan bukan sekedar oleh alasan keagamaan yang cenderung
lahiriah.
 Seorang yang beriman Kristiani adalah seorang yang religius, yaitu seorang yang selalu
menyandarkan hidupnya pada Kristus dan menyadari bahwa seluruh peristiwa hidupnya
merupakan karya Kristus yang menyelamatkan.
 Aspek-aspek hidup beriman Kristiani
a. Pengalaman Religius sebagai orang Kristiani pengalaman dimana manusia sungguh
menghayati karya kebaikan Allah yang berpuncak dalam dii Yesus Kristus, dan karena
pengalaman itu manusia sampai pada kemauan bebas untuk menyerahkan diri kepada
Kristus.
b. Pengetahuan iman  Seorang umat Kristiani dituntut untuk selalu terus menerus
mempertanggungjawabkan imannya.
c. Penyerahan iman  Jawaban atas Wahyu Allah yang telah berkarya. Dengan adanya
penyerahan iman orang tidak saja mengakui Yesus adalah Tuhan, tetapi juga mewujudkan
tindakan atau perbuatan sesuai dengan ajaranNya. (Mat 7:21)
 Lumen Gentium Artikel 14
a. Kita percaya akan Allah yang masih terus berkarya dalam Yesus Kristus yang hadir dalam
Roh-Nya yang Kudus untuk menyelamatkan umat manusia. kehadiranNya nampak dalam
gereja Katolik.
b. Gereja rindu agar semakin banyak orang, bahan semua orang percaya kepada Allah
bergabung menjadi anggota Gereja agar dapat menikmati keselamatan yang dijanjikan
Allah.
c. Untuk dapat bergabung dalam gereja Katolik, maka syarat yang paling penting adalah
iman akan Yesus Kristus dan yang dinyatakan dalam kesediaan menerima Baptisan.
d. Orang yang bergabung dalam gereja Katolik mempunyai kewajiban menerima tata
susunan Gereja (hirarki Gereja) dan para pemimpinnya.
e. Keterlibatan sebagai anggota Gereja Katolik tidak bersifat setengah-setengah atau
mendua, dengan sepenuh hati.
f. Setiap pribadi anggota Gereja makin kaya dalam cinta kasih.
g. Sadar bahwa menjadi anggota Gereja Katolik bukan hasil usaha manusia, melainkan
karena panggilan Allah sendiri.
 Ciri-ciri penghayatan iman Kristiani
a. Melalui
sakramen Baptis  manusia dilahirkan kembali dalam Tuhan dan dilantik
menjadi putra-putri Allah.
b. Mengakui imannya akan Yesus Kristus  menerima dan merayakan sakramen-sakramen
sebagai sarana diman Tuhan ingin menyelamatkan umatNya, dalam pimpinan gembalagembala Gereja (hierarki)
c. Sebagai suatu persekutuan diharapkan bersatu dalam kasih, doa, pelayanan, dan
kesaksian.
5. PERJUANGAN PENGEMBANGAN IMAN
 Seperti halnya kesehatan harus diusahakan dan diperjuangkan, demikian juga
perkembangan hidup beriman harus diusahakan dan diperjuangkan. Iman yang kuat akan
membuat membuat kita tumbuh sebagai pribadi yang utuh. Iman yang berkembangn
memampukan kita untuk menanggapi kenyataan hidup dengan penuh makna. Dengan hidup
beriman yang mendalam. Kita dapat mengarahkan perilaku kita secara benar.
 Orang yang imannya berkembang tampak dalam tutur kata, tindakan-tindakannya semkain
berkenan bagi Tuhan dan banyak orang. Pengalaman doa dan kegiatan-kegiatan lainya
dalam memperkembangkan iman telah memotivasi dirinya di dalam perilaku dan bertindak.
 Pengetahuan iman tidak selalu ada hubungannya dengan hidup beriman. Orang memiliki
pengetahuan iamn yang luas dan dalam tetapi jika perilaku dan tutur katanya tidak
menunjukkan kebaikan, maka orang tersebut dapat dikatakan memiliki “ iman yang tidak
berkembang”.
 Faktor penghambat dalam kegiatan pengembangan iman antara lain:
a. Kecenderungan bermalas-malasan dan bersntai-santai
b. Terlalu disibukkan oleh banyak kegiatan lain yang tidak berguna
c. Acara-acara hiburan atau TV yang menyita seluruh perhatian, sehingga doa bersama,
pendalaman iman dilingkungan atau kegiatan gerejani lainnya terabaikan.
 Faktor pendukung dalam kegiatan pengembangan iman adalah:
a. Keinginan memiliki bekal hidup agar mampu memecahkan masalah yang dijumpainya
dalam hidup seharihari, hidup lebih bermutu, mampu berjasa bagi orang lain dan
semakin bijak.
b. Usaha untuk meneladan tokoh-tokoh dalam Kitab Suci dan tokoh-tokoh gereja, kita
dapat belajar dari perjuangan mereka dalam memperkembangkan iman.
 Tantangan dalam hidup beriman masa kini
a. Tantangan untuk bersikap jujur dalam pekerjaan
b. Tantangan untuk bersikap dan bertindak peduli
c. Tantangan moral
d. Tantangan dari agama lain.
e. Tantangan media informasi dan teknologi
 Nasehat Paulus pada umat di Filipi menekankan beberapa hal (Flp 1: 27- 30)
a. Kehidupan kita sebagai orang beriman Kristiani harus berpadanan dengan Injil Yeusu
Kristus. Hidp yang sejalan atau berdasarkan nilai nilai kerajanAllah yang diwartakan
Yesus Kristus.
b. Jika hidup beriman kita sudah berpadanan dengan Injil Yesus Kristus, maka kita
mempunyai kekuatan yang besar dalam menghadapi berbagai macam tantangan.
c. Orang yang hidupnya berpadanan dengan Yesus tidak hanya percaya akan apa yang
diajarkan oleh Yesus Kristus, melainkan seperti Kristus berani melakukan apapun yang
baik dan benar, sekalipun nyawa taruhannya.
 Dalam 2 Tim 1 : 14 terungkap” Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakanNya
kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam didalammnya”.
Bagi orang Kristiani, harta yang indah adalah iman kita, yang dianugerahkan kepada kita oleh
kuasa Roh Kudus. Harta ini perlu dipelihara dan dikembangkan. Usaha untuk
memperkembangkan iman tidak hanya berdasarkan usaha kita sendiri, tetapi perlu bantuan
dan campur tangan Tuhan
 1 Korintus 9: 24 – 27
a.
Manusia diharapkan berjuang untuk memperkembangkan imannya sendiri. Tanpa
perjuangan iman tidak akan berkembang. Perjuangan yang kita lakukan harus
mempunyai arah dan tujuan yang jelas.
b.
Manusia harus memiliki kehendak yang kuat dalam memperjuangkan perkembangan
iman.
 Lukas 17: 6  Para Rasul pernah mohon pada Yesus agar iman mereka bertambah,
“Tambahkanlah Iman kami”. Kita tidak perlu kawatir atau putus asa bila kita merasa betapa
tidak mudahnya mengembangkan iman kita masing-masing. Asal kita berusaha dan sekaligus
memohon pada Tuhan, niscaya kita akan mendapatkannya.
 Kebiasaan-kebiasaa/kegiatan untuk mengembangkan iman antara lain:
a. Berhimpun pada hari minggu untuk merayakan Ekaristi
b. Membaca Kitab Suci
c. Melaksanakan ibadat harian
d. Berdoa bersama dalam keluarga
e. Berdoa secara pribadi
f. Terlibat dalam kehidupan jemaat setempat
g. Terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan
h. Berpusa dan berpantang
i. Memeriksa batin
j. Menerima sakramen tobat.
6. IMAN DAN KEBERSAMAAN DALAM JEMAAT
 Di jaman sekarang ini ditandai dengan adanya kecenderungan orang semakin individualis,
orang lebih memperhatikan dan mengutamakan kepentingan pribadi dari pada kepentingan
orang lain.
 Hidup beriman memperlihatkan dua aspek, yakni aspek pribadi dan aspek social.
 Iman adalah relasi pribadi kita masing-masing sebagai individu dengan Allah. Namun dipihak
lain, iman kita tidak mungkin dapat berkembang tanpa kehadiran orang lain entah sebagai
pribadi atau sebagai komunitas/ kelompok jemaat.
 Iman diungkapkan dan diwujudkan dalam kebersamaan dengan jemaat. Dengan
mengembangkan aspek social iman kita akan semakin terlibat pada rencana Allah untuk
menyelamatkan manusia dan membuat kita semakin social.
 Agar iman kita selalu berkembang, maka kita harus berusaha untuk hidup bersama secara
harmonis dengan semua orang dalam jemaat beriman (umat)
 Jemaat atau umat adalah kumpulan orang yang beriman yang percaya kepada Yesus Kristus
sebagai Juru Selamat dan Penebus. Kumpulan orang yang percaya kepada Yesus Kristus
inilah yang disebut Gereja.
 Iman kita bertumbuh dan berkembang karena peran umat, baik keluarga, lingkungan,
maupun stasi dan Paroki.
 Keluarga  Jemaat yang paling dasar adalah keluarga, maka keluarga sering disebut sebagai
gereja mini. Kita pertama kali belajar beriman dalam keluarga. Dalam keluarga orang tua
menjadi symbol kehadiran Allah yang menyelamatkan kita.
 Lingkungan  Kumpulan keluarga-keluarga beriman berhimpun dalamm lingkungan. Di
dalam pertemuan lingkungan mereka mensharingkan pengalamann imannya. Berdoa,
mendengarkan Firman Tuhan bersama-sama. Secra bersama pula memikirkan pelayanan
bagi anggota lingkungan dan masyarakat sekitar.Iman kita menjadi berkembang melalui
keterlibatan kita dan peran umat lingkungan dimana kita tinggal.
 Stasi, Paroki dan Keuskupan adalah Gereja Universal. Stasi adalah kumpulan lingkungan yang
jauh dari Paroki. Paroki adalah kumpulan stasi dan lingkungan dalam satu wilayah territorial.
Paroki-paroki digembalakan oleh Uskup dalam wilayah keuskupan
 Kegiatan-kegiatan yang dapat memberikan gambaran pentingnya peran jemaat dalam
pengembangan iman
a. Pendalaman iman  dalam pendalaman iman gereja ingin menimba kekuatan agar
hidup mereka senantiasa diarahkan oleh Injil Yesus Kristus, sehingga iman semakin
berkembang.
b. Latihan Koor  Lagu gerejani merupakan ungkapan imann yang dibawakan melalui
nyanyian.
c. Doa bersama  Dalam doa bersama, umat tidak hanya bersama-sama berdoa
melainkan saling mendoakan satu dengan yang lain.
 Hal-hal penting yang dapat kita petik dari Kis 2: 41-47
a. Orang-orang yang mendengar pengajaran para Rasul itu menjadi percaya dan beriman
kepada Yesus Kritus. Iman itu dinyatakan dengan kesediaan mereka menerima
pembaptisan.
b. Setelah dibaptis mereka tidak berdiam diri. Mereka mengembangkan imannya dengan
cara:
 Bertekun dalam pengajaran para Rasul.
 Bertekun dalam persekutuan
 Berkumpul untuk merayakan ekeristi
 Berdoa bersama
c. Pengalaman hidup dan berkembang dalam jemaat itu Nampak dalam buah-buah iman
mereka yaitu:
 Saling memperhatikan dan saling berbagi milik mereka
 Makin bersatu dan saling memiliki, serta sehati sejiwa.
 Merasakan kegembiraan dan ketulusan hati
 Memiliki relasi dengan Allah yang makin kuat yang membuat mereka semakin rajin
beribadat.
 Semakin disukai banyak orang.
d. Kebersamaan sebagai jemaat beriman Kristiani tidak hanya membuat orang lain simpati
dan menyukai mereka, tetapi membuat banyak orang tertarik untuk menjadi anggota
persekutuan mereka.
7. AKU WARGA GEREJA DAN WARGA MASYARAKAT













Masyarakat merupakan suatu keseluruhan yang konkret histories dari segala hubungan timbal
balik antara manusia dan macam-macam kelompok.
Masyarakat tersusun menurut macam-macam kelompok, organisasi, dan anggota dengan
status dan peranan yang berbeda-beda.
Hidup bermasyarakat harus diatur secara aktif dan adil.
Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan masyarakat demi perkembangan hidupnya.
Dalam hidup bermasyarakat, kita memiliki hak dan kewajiban.
Contoh hak : hak untuk hidup, mendapatkan perlindungan, mendapat rasa aman, mencari
nafkah, pendidikan, kesehatan, berkembang, berpendapat, dsb.
Hak orang beriman dalam masyarakat: mendalami ajaran agamanya, untuk mengasihi
sesamanya berdasarkan iman kepercayaannya, untum membangun persahabatan dan
kerjasama dengan semua orang beriman yang lain, untuk membangun sarana beribadat dan
beribadat, mengembangkan imannya secara lebih baik, dsb.
Contoh kewajiban: menjaga ketertiban, memelihara keamanan, mengupayakan
kesejahteraan, memelihara kerukunan dan keharmonisan , turut serta dalam pembangunan
masyarakat, mentaati dan menjunjung tinggi hokum yang berlaku, dsb.
Dalam hidup bermasyarakat diperlukan adanya suatu aturan yang menjamin terwujudnya
hak dan kewajiban secara seimbang.
Peraturan menjadi pedoman sikap dan tindakan warga masyarakat dalam hidup bersama
yang harus ditaati demi kepentingan bersama.
Gereja mengajarkan supaya setiap kita menghormati dan mentaati peraturan yang ada,
serta menghormati pemerintah sebagai pihak yang menjamin keberlangsungan hidup
bersama.
Sikap hormat dan patuh kepada peraturan dan pemerintah harus disertai dengan sikap kritis
yang membangun.
Pokok-pokok penting dari Tek Matius 22 : 15 – 22 adalah
a. Yesus menggunakan masalah membayar pajak sematamata untuk mengingatkan bahwa
setiap orang mempunyai kewajiban yang harus dilaksanakan.
b. Membayar pajak hanya salah satu kewajiban yang berkaitan dengan kehidupan
manusia di dunia. Namun dalam pemenuhan kewajiban manusia jangan sampai
melupakan tugasnya untuk memmenuhi kewajiban kePADA Allah.
c. Yesus mngajarkan agar pemenuhan kewajiban kepada komunitas masyarajat atau
Negara tidak melalaikan kewajiban kepada Allah. Pemenuhan kewajiban kepada
masayarakat atau Negara harus dihayati sebagai pemenuhan kewajiban kepada Allah.
Iman kepada Allah dan pemenuhan kewajiban kepada Allah harus menjadi dasar
kesetiaan kita dalam melaksanakan kewajiban terhadap masyarakat dan Negara.
HAK DAN KEWAJIBAN SEBAGAI WARGA GEREJA









Hak adalah milik, kewenangan, kekuasaan yang benar untuk melakukan sesuatu atau
menuntut sesuatu.
Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan, tidak boleh tidak dilaksanakan sudah
semestinya dan seharusnya.
Hak dan kewajiban hendaknya dipandang sebagai satu kesatuan yang utuh dan
berhubungan satu dengan yang lain serta dijalankan secara adil dan seimbang.
Setiap anggota Gereja mempunyai hak dapat hidup dan berkembang dalam naungan gereja.
Tugas Gereja adalah memenuhi hak anggotanya.
Hak dan kewajiban sebagai konsekuensi baptis
a. Konsekuensi Baptis adalah mendapatkan rahmat Allah yang menyucikan dirinya,
diangkat menjadi anak Allah, mengambil bagian dalam karya Tritunggal,
b. Dengan mnerima Baptis, kita dipanggil untuk mengambil bagian dalam tugas Kristus
sebagai imam, nabi dan Raja.
Hak sebagai anggota Gereja menurut Hukum Gereja
a. Kan 212 ayat 2  Orang beriman Kristiani berhak menyampaikan kepada para gembala
gereja keperluan-keperluan mereka terutama yang rohani dan harapan-harapan mereka.
b. Kan 213  menerima dari para gembala rohani bantuan dari kazanah rohani gereja,
terutama dari Sabda Allah dan sakramen-sakramen.
c. Kan 214  Mengadakan ibadat kepada Allah menurut ketentuan-ketentuan ritus
masing-masing yang telah disahkan para gembala gereja yang berwenang dan untuk
mengikuti bentuk khas hidup rohani, asalkan selaras dengan ajaran Gereja.
d. Kan 215  bebas mendirikan atau memimpin perserikatan-perserikatan dengan tujuan
kesalehan atau amal kasih
e. Kan 217  karena permandiannya kita dipanggil untuk menjalani hidup selaras dengan
ajaran Injil.
f. Kan 219  memiliki kebebasan dalam memilih status hidup
g. Kan 227  memiliki kebebasan dalam bermasyarakat namun tetap memiliki semangat
Injil.
Kewajiban sebagai anggota Gereja
a. Kan 209  Membina persatuan dengan gereja juga dengan cara hidup masing-masing
b. Kan 210  Harus menjalani hidup yang suci dan ikut memajukan perkembangan Gereja
serta kekudusananya yang tidak berkesudahan.
c. Kan 211  Berjuang agar warta Ilahi keselamatan semakin menjangkau semua orang.
d. Kan 222  mempedulikan sesama yang berkekurangan
e. Kan 225  Mewartakan Injil.
Kewajiban dan sanksi Gereja  Sanksi dari Gereja jika tidak menjalankan kewajiban berupa
sanksi moral (tidak diperkenankan menerima komuni).
8. PARA PEMIMPIN MASYARAKAT





Seorang pemimpin adalah orang yang pertama, baik dalam hal pemikiran maupun tindakan.
Ia juga berada di tengah untuk menggerakkan atau memotivasi anak buahnya dan manakala
anak buahnya bergerak ia juga mampu berada dibelakang untuk mendukung dan member
kekuatan. Pemimpin selalu “tut wuri handayani”. Ia penuh inisiatif untuk menggerakkan dan
mendukung anak buahnya.
Para pemimpin yang baik menghasilkan karya-karya mengagumkan karena didukung dengan
kerja keras, kedisiplinan dan sadar akan peranannya.
Keluaran 3: 7-10  menceritakan tentang Musa sebagai pemimpin yang harus hadir di
depan bangsanya untuk menampilkan kehadiran Allah yang menyelamatkan.
Pemimpin sebagai symbol kehadiran Allah tampak juga dalam kisah-kisah raja Daud. Allah
hadir dalam diri Daud sehingga hamper semua peperangan yang dipimpinnya untuk mengusir
musuh bangsanya dimenangkannya. Dalam masa pemerintahan Daud, rakyat mengalami
kesejahteraan besar dan sampai sekarangpun masa pemerintahannya selalu dilihat sebagai
masa penyertaan Allah yang paling ideal.
Pemimpin yang baik menurut Yesus adalah orang yang rela berkorban demi kepentingan
banyak orang. Sebaliknya pemimpin yang lari ketika masyarakatnya dalam kesulitan dan




membutuhkannya adalah pemimpin yang tidak baik. Orang semacam ini tidak layak menjadi
pemimpin masyarakat. Dia hanya ada kalau menguntungkan dirinya dan tidak peduli
kepentingan banyak orang.
Pemimpin yang baik adalah mengenal dan juga dikenal oleh anak buahnya, sehingga ia bisa
mengetahui kebutuhan anak buahnya. Dengan demikian ia bisa memberikan pelayanann
sesuai dengan kebutuhan anak buahnya.
Pemimpin yang baik selalu berusaha untuk berkenan kepada Allah dalam tindakantindakannya. Dia selalau berusaha melakukan yang menjadi kehendak Allah. Maka ia berani
dan tidak ragu-ragu dalam tindakannya, karena yang dilakukannya sesuai dengan kehendak
Allah. Ia yakin akan perlindungan dan dukungan Allah dalam usahanya memenuhi harapann
dan kebutuhan anak buah.
Menurut Yesus pemimpin yang terkemuka adalah pemimpin yang menjadi abdi banyak orang
dan melaksanakan hal-hal yang dibutuhkan atau diharapkan banyak orang. Ukuran baik dan
tidaknya seorang pemimpin adalah besarnya jasa dan manfaat bagi banyak orang atau
sejauh pelayanannya dapat dinikmati banyak orang.
Maka kewajiban kita terhadap para pemimpin masayarakat adalah menghormati, menaati
dan mendukung pemimpin kita yang sah dan melakukan pemerintahann demi kepentingan
orang banyak karena pemimpin yang sah merupakan symbol kehadiran Allah.
Download