1 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM

advertisement
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
TERHADAP BERPIKIR KRITIS SISWA PADA SUB KONSEP
KERUSAKAN LINGKUNGAN
(Studi Eksperimen Di Kelas X MIA MAN 1 Kota Tasikmalaya Tahun
Ajaran 2016/2017 )
Neng Nurul Kamilah, [email protected]
Endang Surahman, [email protected]
Biology Education Department. Faculty of Educational Sciences and Teacher’s
Training. Silliwangi University Tasikmalaya
Jl. Siliwangi No. 24 Post Code 164 Tlp. (0265) 330634 Tasikmalaya 46115,
Email : [email protected]
ABSTRACT
The aimed of this research was to know the influence of problem based
learning model to student critical thinking on environmental damage sub-concep
in X grade MIA of MAN 1 Tasikmalaya city at 2016/2017 academic year.
This research was conducted from December 2015 until May 2016 in X
grade science of MAN 1 Tasikmalaya city.The method used in this research was
true experimental. The populations of this research all of X grade MIA of MAN 1
Tasikmalaya city at 2016/2017 academic year as much as 4 classes which consist
of 164 student. The sample is used in the research which taken by cluster random
sampling technique as much as two class, X MIA 3 as the experimental class and
X MIA 4 as the control class. To measure the critical thingking skills, is used an
instrument that is a test of the critical thingking skills Student which consists of 13
questions in the form of essay. Analysis using t test with significance level α =
0,05.
The results of this research it shows there was influence of problem based
learning pembelajaran model to student critical thinking on sub-concep
environmental damage sub-concep in X grade MIA of MAN 1 Tasikmalaya city.
Keywords : problem based learning model, critical thinking and environmental
damage.
1
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran problem based learning terhadap berpikir kritis siswa pada sub
konsep kerusakan lingkungan di kelas X MIA MAN 1 Kota Tasikmalaya.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai dengan
bulan Mei 2017 di MAN 1 Kota Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan
adalah metode true eksperimental dengan populasi seluruh kelas X MIA MAN 1
Kota Tasikmalaya, sebanyak 4 kelas dengan jumlah siswa 164 orang. Sampel
diambil dengan menggunakan teknik cluster random sampling sebanyak 2 kelas,
yaitu kelas X MIA 3 sebagai kelas eksperimen dan X MIA 4 sebagai kelas
kontrol. Untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa, digunakan instrument
berupa tes kemampuan berpikir kritis berjumlah 13 butir soal yang berbentuk
uraian. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t dengan α 0,05.
Hasil penelitian bahwa ada pengaruh model pembelajaran problem based
learning terhadap berpikir kritis siswa pada sub konsep kerusakan lingkungan di
kelas X MIA MAN 1 Kota Tasikmalaya.
Kata Kunci : model pembelajaran problem based learning, berpikir kritis dan
kerusakan lingkungan
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi
diri, sehingga siswa mampu mempersiapkan diri untuk menghadapi dan
memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya. Pengembangan potensi
siswa tidak terlepas dari proses pembelajaran yang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir siswa. Salah satu proses pembelajaran yang dapat
mengembangkan kemampuan berpikir yaitu proses pembelajaran pada mata
pelajaran biologi.
Pada pembelajaran biologi siswa diajarkan untuk mendapatkan
pengetahuan dengan cara pengumpulan data, analisa, bersikap ilmiah, berpikir
secara rasional dan kritis sehingga terlatih dapat mengahadapi masalah-masalah
yang akan dihadapinya. Namun kenyataanya pembelajaran biologi sekarang
dilihat dari aspek kognitif yaitu mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisa, mengevaluasi dan menciptakan, masih belum bisa memenuhi semua
aspek tersebut. Pembelajaran biologi saat ini masih menitikberatkan pada
mengingat dan memahami (berpikir tingkat rendah) belum mencapai pada
pengembangan berpikir tingkat tinggai (berpikir kritis).
Berpikir kritis merupakan pemikiran yang bersifat selalu ingin tahu
terhadap suatu permasalahan yang ada sehingga akan terus mencari informasi
untuk mencapai suatu pemahaman yang tepat. Kemampuan berpikir kritis adalah
kemampuan yang dapat di asah dan diajarkan kepada siswa. Hal tersebuat
didukung oleh Facione (Tawil dan Liliasari, 2013:7) mengatakan bahwa “Berpikir
kritis dapat dipelajari, diperkirakan dan diajarkan”.
2
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran biologi MAN 1
Tasikmalaya yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 17 Desember 2016,
penulis menyimpulkan bahwa proses pembelajaran biologi yang berlangsung
selama ini masih belum maksimal, khususnya pada sub konsep kerusakan
lingkungan. Pada sub konsep ini banyak sekali permasalahan yang perlu dikaji
dan diselesaikan. Namun siswa kesulitan menganalisis permasalahan yang ada
dan cenderung menerima apa adanya informasi yang disampaikan maupun yang
tertulis dalam buku. Ketika guru mengajukan permasalahan, siswa pasif dalam
mengemukakan ide ataupun gagasan penyelesaian masalah. Hal tersebut
menunjukan kurangnya kemampuan berpikir kritis siswa. Dalam proses
pembelajaran pun guru masih berperan aktif di kelas sehingga siswa kurang
dilatih untuk mengembangkan kemampuanberpikir kritis.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka kemampuan berpikir kritis
sangatlah penting karena dengan kemampuan berpikir kritis siswa akan mampu
bersikap ilmiah dan berpikir secara rasional dalam melakukan suatu tindakan.
Siswa juga akan terlatih untuk dapat manghadapi permasalahan baik pada proses
pembalajaran maupun di kehidupan sehari-hari. Seperti halnya yang dikemukana
oleh Ryder (Tawil dan Liliasari, 2013:7) “Kemampuan berpikir kritis sangat
penting di dalam aktivitas-aktivitas harian manusia dan hanya pribadi-pribadi
yang cakap yang memiliki kemampuan untuk berkembang”. Agar proses
pembelajaran lebih aktif dan mendapatkan hasil yang optimal dalam proses
pembelajaran kemampuanberpikir kritis perlu disandingkan dengan model
pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuanberpikir siswa. Model
pembelajaran tersebut adalah problem based learning.
Model pembelajaran berbasis masalah menurut Komalasari, Kokom
(58:2014) bahwa “Pembelajaran berbasis masalah adalah strategi pembelajaran
menggunakan salah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar
tentang berpikir kritis dan kemampuanpemecahan masalah...”. Dari pernyataan
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa model ini menghadapkan siswa pada
permasalahan sebagai dasar dalam pembelajaran yaitu dengan kata lain siswa
belajar melalui permasalahan atau berdasarkan masalah. Sehingga melatih siswa
untuk dapat berpikir kritis dan mampu memecahkan masalah dengan tepat.
Masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Adakah pengaruh
model pembelajaran problem based learning terhadap berpikir kritis siswa pada
sub konsep kerusakan lingkungan di kelas X MIA MAN 1 Tasikmalaya tahun
ajaran 2016/2017?”
Tujuan pembelajaran ini adalah untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran problem based learning terhadap berpikir kritis siswa pada sub
konsep kerusakan lingkungan di kelas X MIA Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota
Tasikmalaya.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah true experimental,
karena pada penelitian ini telah memenuhi persyaratan yaitu adanya ..... , dengan
model pembelajaran problem based learning sebagai variabel bebas serta
kemampuan berpikir kritis siswa sebagai variabel terikat.
3
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X MIA MAN 1
Tasikmalaya tahun ajaran 2016/2017. Sebanyak 4 kelas dengan jumlah siswa
sebanyak 164 orang, Sampel diambil dengan menggunakan teknik cluster random
sampling sebanyak 2 kelas, yaitu kelas X MIA 3 sebagai kelas eksperimen dan X
MIA 4 sebagai kelas kontrol.
Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Control group pre-test
post-test, artinya dalam desain ini, peneliti menerapkan pretest dan posttest pada
dua kelompok ini. Meskipun demikian, kelas yang mendapatkan treatment hanya
kelas eksperimen saja. Desain penelitian yang digunakan menurut
Creswell,Jhon(2014:243) adalah :
Pola:
Kelompok A R _____O1_________X______O2
Kelompok B R _____O3_____________________O4
Keterangan :
A
= Kelompok eksperimen
B
= Kelompok kontrol
R
= Randomisasi
O1
= pretest pada kelas ekperimen
= posttest pada kelas eksperimen
O2
O3
= pretest pada kelas kontrol
= posttest pada kelas kontrol
O4
X
= treatmen dengan menggunakan model pembelajaran problem
based learning.
Langkah-Langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian yang ditempuh dalam penelitian ini yaitu:
tahap persiapan yang meliputi mempersipakan judul, melakukan observasi,
mengajukan judul, melakukan observasi wawancara kepada guru yang
bersangkutan, menyusun proposal dan instrumen penelitan, seminar penelitian, uji
coba instrumen penelitian; tahap pelaksanaan meliputi pelaksanaan uji coba
isntrumen, pretest, pelaksanaan pembelajaran kelas eksperimen menggunakan
model problem based learning, pelaksanaan pembelajaran kelas kontrol
menggunakan model pembelajaran langsung, postest, dan tahap pengolahan data
seperti analisis data terhadap hasil tes kemampuan berpikir kritis yang diperoleh
dari hasil penelitian dan membuat kesimpulan.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik tes. Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes kemampuan berpikir
4
kritis yang berbentuk uraian yang dilaksanakan sebelum dan sesudah kegiatan
belajar mengajar selesai.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan
berpikir kritis pada sub konsep kerusakan lingkungan. Bentuk tes berupa soal
uraian yang mengacu pada lima indikator yaitu memberikan penjelasan sederhana;
membangun keterampilan dasar; membuat infersensi (menyimpulkan); membuat
penjelasan lebih lanjut; dan strategi dan taktik.
Uji validitas tiap butir soal dilakukan dengan menggunakan program
Anates versi 4.0 for windows dengan program Anates untuk soal uraian.
Berdasarkan hasil analisis butir soal sebanyak 20 butir soal dengan menggunakan
program Anates diperoleh 13 butir soal yang memenuhi kriteria valid dan 7 butir
soal yang tidak memenuhi kriteria valid, dan diperoleh reliabilitas uji instrumen
sebesar 0,96.
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan uji
persyaratan analisis menggunakan Uji Normalitas dengan Uji Chi Kuadrat dan Uji
homogenitas dengan uji Fmaksimum, kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis
menggunakan uji t dependent
Tempat dan waktu
Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2016 sampai bulan Mei
2017 Bertempat di MAN 1 Kota Tasikmalaya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian dan mengujian hipotesis dengan
menggunakan uji t independen diperoleh harga thitung = 2,58 sedangkan harga ttabel
= 1,99 atau -1,99. Karena harga thitung berada di daerah penolakan Ho maka
kesimpulan analisis dari penelitian ini adalah tolak Ho, artinya ada pengaruh
model pembelajaran problem based learning terhadap berpikir kritis siswa sub
konsep kerusakan lingkungan di kelas X MIA MAN 1 Tasikmalaya.
Pengaruh tersebut disebabkan karena terdapat kesesuaian antara model
problem based learning terhadap kemampuan berpikir kritis, model problem
based learning mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa karena
model problem based learning menitikberatkan konsep pembelajaran pada
permasalahan autentik yang bersifat ill-structured sehingga siswa dapat menyusun
pengetahuannya sendiri, mengembangkan cara berpikirnya sehingga mampu
meningkatkan kemampuan berpikir siswa salah satunya adalah berpikir kritis. Hal
tersebut selaras dengan pernyataan Hosnan (2014:298) bahwa “PBL adalah
pembelajaran yang menggunakan masalah nyata (autentik) yang tidak terstruktur
(ill-structured) dan bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta didik untuk
mengembangkan keterampilan menyelesaikan masalah dan berpikir kritis serta
membangun pengetahuan baru”.
5
Frekuensi
Dapat dilihat dari perbandingan rata-rata skor kemampuan berpikir kritis
siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang disajikan dalam diagram
berikut ini.
35
30
25
20
15
10
5
0
Eksperimen
Kontrol
pretest
30.28
29.66
posttest
32.54
30.32
Gain
11.94
10.61
Gambar 1
Diagram Skor Rata-rata Pretest, Posttest dan Gain Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Gambar 4.13 Menjelaskan bahwa model problem based learning
memperoleh nilai pretest rata-rata (X = 30,28), nilai posttest rata-rata (X =32,54)
dan nilai rata-rata gain (X = 11,94). Sedangkan model pembelajaran langsung
memperoleh nilai pretest rata-rata (X = 29,66), nilai posttest rata-rata (X =30,32)
dan nilai rata-rata gain (X = 10,61). Dari diagram tersebut dapat disimpulkan
bahwa model problem based learning lebih unggul daripada model pembelajaran
langsung dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa, dapat dilihat
dari nilai rata-rata pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai
rata-rata kelas kontrol.
Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya seperti yang
telah dipaparkan sebelumnya bahwa model problem based learning mempunyai
kelebihan diantaranya memfokuskan siswa pada pemecahan masalah karena
problem based learning merupakan model pembelajaran yang menitikberatkan
pada permasalaha bersifat nyata. sehingga siswa menjadi lebih aktif, terlatih
dalam menganalisa memecahkan masalah secara tepat, mampu melatih siswa
berpikir kritis dalam menyikapi pembelajaran dan menjadikan proses
pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi siswa.
Model problem based learning juga mempunyai konsep pemecahan
masalah sangat cocok jika diterapkan dengan kemampuan berpikir kritis karena
dalam pemecahan masalah siswa harus menganalisis berbagai informasi untuk
menemukan solusi yang tepat. Berpikir kritis juga merupakan suatu kemampuan
berpikir tingkat tinggi yang jika ditinjau dari ranah kognitif lebih kepada
kemampuan untuk menganalisis dan mengevaluasi. Seperi yang telah dipaparkan
oleh Anderson (Tanwil dan Liliasari, 2013:11) bahwa keterampilan berpikir kritis
memiliki arti yang sama dengan tingkat berpikir tingkat tinggi, terutama pada
aspek evaluasi. Begitu pula dengan model problem based learning, pada sintaks
6
problem based learning menerapkan proses mengidentifikasi, manganalisis, dan
mengevaluasi. problem based learning sehingga sangat cocok dan mampu
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dengan baik dan juga jika dikaitkan
dengan materi Kerusakan Lingkungan, karena materi kerusakan lingkungan
merupakan materi yang berkonsep pada permasalahan lingkungan sehingga sangat
cocok dipadukan dengan model
problem based learning dan mampu
mengembangkan kemampuan berpikir kritis.
Pada kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran langsung,
siswa tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya
karena konsep pembelajaran telah di sampaikan oleh guru sehingga siswa
mendapatkan pengetahuan yang monoton dan siswa tidak dilatih untuk
mengidentifikasi, menganalisis dan mengevaluasi maka akan sulit untuk melatih
siswa dalam berpikir kritis.
Berdasarkan pembahasan tersebut menunjukan bahwa problem based
learning berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada sub konsep
kerusakan lingkungan. Hal tersebut didukung oleh Setyorini, dkk (2011) yang
menunjukan bahwa kemampuan berpikir kritis siswa meningkat menggunakan
model problem based learning. Kemudian Arends (2004:396-398) menyatakan
bahwa problem based learning didasarkan pada teori pembelajaran inquiry
(penemuan) yang menekankan perlunya siswa untuk menyelidiki dan membangun
pengetahuan mereka sendiri, mempunyai ketermpilan tingkat tinggi. Dan Duck
et.al (Widowati, Asri 2009:88) juga menyatakan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan analisis,
memecahkan masalah yang kompleks ataupun masalah nyata dalam keseharian... .
Ketercapaian kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat dari hasil tes
kemampuan berpikir kitis yang disajikan dalam 13 soal uraian yang terbagi ke
dalam lima aspek kemampuan berpikir kritis yaitu 4 soal memfokuskan
pertanyaan, 3 soal membangun kemampuan dasar, 3 soal menyimpulkan, 2 soal
membuat penjelasan sederhana, 1 strategi dan taktik. Skor maksimum yang
diperoleh pada setiap soal adalah 4 dan diperoleh hasil skor yang berbeda pada
setiap aspek kemampuan berpikir kritis. penilaian merujuk pada rubrik penilaian
kemampuan berpikir kritis (terlampir) dengan skor ideal adalah 4 yang berarti
kemampuan berpikir kritis siswa tinggi.
Selain itu, kemampuan berpikir kritis dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa, hal tersebut dapat dilihat dari skor tes kemampuan berpikir kritis yang telah
dikonversi menjadi nilai maka didapatkan rata-rata sebagai berikut.
7
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
81.2
58.2
77.5
57.1
Eksperimen
Kontrol
Pretest
Posttest
Gambar 2
Nilai Rata-Rata Pretest-Posttest Tes Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol
Gambar 4.14 Menjelaskan bahwa pada kelas eksperimen yang
mengguanakan model problem based learning memperoleh nilai rata-rata prettest
( X =58,2) nilai rata-rata posttest ( X =81,2) sedangkan pada kelas kontrol yang
menggunakan model pembelajaran langsung memperoleh nilai nilai rata-rata
prettest ( X =57,1) nilai rata-rata posttest ( X =77,5). Adapun Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) mata pelajaran biologi materi kerusakan lingkungan kelas X di
MAN 1 Kota Tasikmalaya yaitu 75. Jika dilihat nilai rata-rata kelas eksperimen
dan kelas kontrol mencapai KKM, maka Salah satu untuk meningkatkan hasil
belajar siswa adalah dengan kemampuan berpikir kritis.
Hal ini sejalan dengan penelitian Egok, Asep Sukenda (2016:196) yang
menunjukan bahwa “berpikir kritis memberikan kontribusi yang cukup signifikan
terhadap hasil belajar, dimana semakin tinggi kemampuan berpikir kritis siswa
maka semakin tinggi pula hasil belajar yang diperoleh siswa sebaliknya semakin
rendah kemampuan berpikir kritis siswa maka semakin rendah pula hasil belajar
siswa”. Dalam penelitian Fauzziyah, Nurul (2015:56) bahwa dalam penelitiannya
“mendapatkan hasil bahwa kemampuan berpikir kritis siswa meningkat 1 maka
hasil belajarnya lebih meningkat dan kemampuan berpikir kritis turun maka hasil
belajarnya pun menurun”. Kemudian Jhonson (Egok, Asep Sukenda 2016:196)
memaknai “kemampuan berpikir kritis merupakan sebagai proses yang terarah
dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti pemecahan masalah,
mengambil keputusan, menganalisis asumsi dan melakukan penelitian ilmiah”.
Kemampuan berpikir kritis juga merupakan interprestasi dan evaluasi yang
terampil dan aktif terhadap komunikasi, informasi dan argumentasi. Kemampuan
berpikir kritis akan berkembang apabila dikaitkan dengan model yang dapat
mendorong perkembangan kemampuan berpikir kritis siswa. Salah satu model
pembelajaran yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis adalah
model problem based learning. PBL Merupakan salah satu model pembelajaran
yang menuntut aktifitas mental siswa untuk memahami suatu konsep
8
pembelajaran melalui situasi dan masalah yang disajikan pada awal pembelajaran
dengan tujuan untuk melatih siswa menyelesaikan masalah dengan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah. Pemecahan masalah berhubungan dengan
kemampuan berpikir kritis karena kemampuan berpikir kritis mampu menganalisa
dan mengevalusi setiap permasalahan.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data, dan pengujian hipotesis,
diperoleh simpulan bahwa bahwa ada pengaruh model pembelajaran problem
based learning terhadap berpikir kritis siswa pada sub konsep Kerusakan
Lingkungan di Kelas X MIA MAN 1 Kota Tasikmalaya.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dalam
penggunaan problem based learning penulis menyarankan:
1. model problem based learning dapat digunakan guru biologi sebagai salah
satu alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan
kemampuan berpikir kritis siswa pada sub konsep kerusakan lingkungan;
2. guru perlu menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model problem
based learning pada konsep-konsep biologi lainnya untuk melatih kemampuan
berpikir kritis siswa.
3. berdasarkan hasil penelitian ini, model pembelajaran problem based learning
dapat digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa pada sub
konsep kerusakan lingkungan. Oleh sebab itu, untuk penelitian selanjutnya
disarankan untuk dapat diperluas pada konsep dan level kelas yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penellitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Abidin, Yusup. (2016). Repitalisasi Penilaian Pembelajaran dalam Konteks
Pendidikan Multiliterasi abad Ke-21. Bandung: PT Refika Aditama.
Abidin, Yusup. (2014). Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum
2013. Bandung: PT Refika Aditama.
Amir, M Taufiq. (2015). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Alisa, Siti Nursaila & Faridah Ibrahim. (2015). “The Level Of Mastering Forces
In Equilibrium Topics by Thinking Skills”. International Jurnal of
Multicultural and Multireligious Understanding. Oktober. Malaysia. 2.(5)
(hal18-19)
Arends, Richard I. (2008). Learning to Teach Niruh Edition. New York: Mc Graw
Hill (Hal. 411)
9
Creswell, Jhon W. (2013). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,
dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Egok, Asep sukenda. (2016). “Kemampuan berpikir Kritis dan Kemandirian
Belajar dengan Hasil Belajar Matematika”. Jurnal Pendidikan Dasar.
Desember. Sumatera Selatan. 7(2)
Fauzziyah, Nurul. (2015). “Pengaruh Model Pembelajaran dan Berpikir Kritis
Terhadap Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Dasar Kota
Depok”. Jurnal Pendidikan Dasa. Mei.Universitas Negeri Jakarta.6(1)
Fisher, Alec. (2009). Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. (terjemahan). Jakarta :
Erlangga.
Hosnan. (2014). Pendekatan Saintifik Dan Kotekstual Dalam Pembelajaran Abad
21 Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013. Bogor: Ghalia Indonesia
Komalasari, Kokom. (2014). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.
Bandung: PT Refika Aditama.
Kono, Rahmad, et.al., (2016). “Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL)
Terhadap Pemahaman Konsep Biologi dan Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa Tentang Ekosistem dan Lingkungan Di Kelas X SMA Negeri 1
Sigi”. Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako. Januari. Universitas
Tadulako. 5.(1)
Kuswana, Wowo Sunaryo. (2011). Taksonomi Berpikir. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Lukitasari, Dian Retno. (2013). “Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan
Berbantuan Film Sebagai Sumber Belajar Pada Pokok Bahasan Siakp
Pantang Menyerah Dan Ulet Kelas X PM SMK N 1 Batang”. Skripsi.
Lynch, Cindy L. Dan Susan. K Wolcott. (2001). Helping Your Students Develop
Critical Thinking Skill. Jurnal : Idea Paper #37
Mainali, Bhawani Prasad. (2012). “Higher Order Thinking in Education”.
Multidisciplinary journal. Birganj. 2.(1)
Meltzer, David E. (2002). “The Relationship Between Mathematics Preparation
and Conceptual Learning in Physics: A Possible “hidden variable” in
diagnostic pretest score”. American Association of Physics Teachers.
.(Desember, XII) Amerika. 70.(12)
Novianti, Dian. (2014). “Analisis Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa
Dengan Gaya Belajar Investigatif dalam Pemecahan Masalah
10
Matematika Kelas VII di SMPN 10 Kota Jambi”. Artikel Ilmiah : FKIP
Universitas Jambi
Nurhayati, Nunung. (2013). Pencemaran Lingkungan. Bandung: CV Yrama
Widya
Nurizzati, Yeti. (2012). “Upaya Mengembangkan kemampuan Berpikir Kritis dan
Kreatif Mahasiswa” IPS. Jurnal Edueksos 1. (2)
Sari, Ariella Gitta. (2013).”Tinjauan Tentang Pencemaran Lingkungan Hidup
serta ketentuan Pidananya Dalam UU No.32 Tahun 2009 (UUPLJI)”.
Jurnal Ilmiah. Kediri (Hal. 56)
Sastrawijaya, A. Tresna. (2009). Pencemaran Lingkungan. Jakarta : Rineka Cipta.
Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-ruzz Media
Setyorini, et.al., (2011). “Penerapan Model Problem Based Learning untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP”. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia. Januari. Semarang.
Tanwil, Muh. dan Liliasari. (2013). Berpikir Kompleks dan Implementasinya
dalam Pembelajaran IPA. Makasar : UNM Press.
Tang, Oon-Seng. (2009). Problem based learning Innovation: Using Problems to
power learning in the 21st century. Singapore: Cengage Learning.
Wardhana, Wisnu Arya. (2004). Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta:
Penerbit Andi
11
Download