31 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Perancangan dan tahap-tahap dalam perancangan Perancangan adalah tahap terpenting dari seluruh proses pembuatan alat. Tahap pertama yang paling penting dalam perancangan adalah membuat diagram blok rangkaian, kemudian memilih komponen dengan karakterisitik yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk pemilihan komponen ini diperlukan data book serta petunjuk lain yang dapat membantu dalam mengetahui spesifikasi dari komponen tersebut sehingga komponen yang didapat merupakan pilihan yang tepat bagi alat yang akan dibuat. Tahap perancang ini dimulai dari pembuatan diagram blok rangkaian, pemilihan komponen pengaturan tata letak komponen (pembuatan layout), pemasangan komponen sampai dengan proses finishing. Perancangan alat ini mempunyai tujuan untuk mendapatkan hasil akhir yang baik seperti yang diharapkan dengan memperhatikan penggunaan komponen yang murah serta mudah didapatkan di pasaran. Selain itu dengan adanya perancangan tersebut akan mempermudah kita mencari dan memperbaiki kerusakan peralatan atau rangkaian tersebut. Dengan adanya perancangan yang baik maka didapatkan suatu alat yang sesuai dengan keinginan dari perancang alat itu sendiri. Dalam pembuatan alat ini 31 32 terdapat beberapa langkah perencanaan dan perancangan yang saling berkaitan satu dengan lainnya. Secara garis besar, langkah-langkah perencanaan dan perancangan terdiri atas dua bagian yaitu perencanaan elektronik dan perancangan mekanik. Pada tahap perencanaan elektronik adalah dengan merancang penyusunan rangkaian-rangkaian yang akan dibutuhkan. 3.2 Diagram Blok Blok diagram rangkaian merupakan salah satu bagian terpenting dalam perancangan suatu alat, karena dari blok diagram rangkaian inilah dapat diketahui cara kerja rangkaian keseluruhan. Sehingga keseluruhan blok diagram rangkaian tersebut akan menghasilkan suatu sistem yang dapat difungsikan atau dapat bekerja sesuai dengan perancangan. Tegangan Panel user Modul Thermoelektrik Suhu °C Kipas angin (Fan) Gambar 3.1 Diagram Blok Rangkaian Keseluruhan 3.3 Perancangan tegangan Dalam perancangan tegangan ini dibutuhkan rangkaian catu daya yang memberikan supply tegangan pada alat pengendali kulkas kecil ini. Rangkaian catu daya mendapatkan sumber tegangan dari PLN sebesar 220 VAC. Tegangan 33 220 VAC ini kemudian diturunkan menjadi 12 VDC melalui adaptor sebagai penurun tegangan. Pemakaian daya spesifik kW/TR merupakan indikator yang bermanfaat dari kinerja sistim kulkas. Dengan mengukur tugas temperature yang ditampilkan dalam TR dan input kW, kW/TR digunakan sebagai indikator kinerja energi. Menghasilkan rumus daya P = V x I.hasilnya = V A . P = 220 V x 10 Amp= 2200 VA. Seharusnya, untuk 1 Phase : P = V x I x Cos Q (phi). Contoh : 1. P = 220 V x 10 Amp x 0,8 = 1760 watt. 2. P = 220 V x 10 Amp x 1 = 2200 watt. Jadi kalau dirumah, beban pemakaian mempunyai Cos Q (Power factor) 0.8, maka dengan berlangganan 2200 VA (Limiter 10 Amp), kita hanya bisa memakai 1760 watt saja. Untuk 3 Phase : P = V x I x V3 (akar tiga) x Cos Q. Contoh : 1. P = 380 V x 10 Amp x 1,73 x 0,8 = 5259.2 watt. 2. P = 380 V x 10 Amp x 1,73 x 1 = 6574 watt. Dalam perhitungan 3 phase harus selalu desertakan V3 (akar tiga), Cos Q adalah Power Factor LM 7812 Gambar 3.2 Rangkaian catu daya 34 3.4 Perancangan Panel User Dalam perancangan berikutnya adalah merancang panel user. Panel user ini berfungsi sebagai pusat kendali kulkas kecil yang dapat user kendalikan. Panel user yang digunakan sangat sederhana, hanya mencakup satu buah switch toogle dan 2 buah lampu (LED). Switch tersebut memiliki 3 buah posisi masing-masing adalah posisi kulkas off, kulkas on sebagai pendingin dan kulkas on sebagai pemanas sedangkan, 2 buah LED yang digunakan hanya untuk memberi tanda kepada user, mode mana yang sedang diaktifkan oleh kulkas mini. Skema panel user seperti terlihat pada Gambar 3.3. Gambar 3.3 Skema panel user Untuk switch power digunakan switch toogle. Pertimbangan penggunaan jenis switch tersebut sangatlah jelas. Switch on-off tidak memerlukan user untuk menekan terus tombol untuk melihat kulkas bekerja. Switch toogle digunakan untuk mempermudah user dalam memilih mode yang diinginkan. Posisi awal panel user ketika power dinyalakan adalah semua lampu dalam keadaan padam. 35 Keadaan ini akan dipertahankan terus sampai user menentukan pilihan. Ketika user telah menentukan pilihan, maka lampu dari mode yang dipilih akan menyala, sedangkan lampu lainnya akan padam. Ketika user kembali menekan mode yang off maka semua lampu kembali padam menandakan tidak ada mode yang user pilih. Pemasangan lampu menggunakan prinsip pull up, artinya lampu menyala ketika kaki katoda LED tersambung ke ground. Kaki katoda LED tersambung langsung ke switch toogle, sehingga switch toogle dapat men-set lampu mana yang menyala dan padam. Kaki anoda LED terhubung ke resistor dan resistor tersebut dihubungkan ke tegangan VCC. Dapat dilihat pada Gambar 3.4. Gambar 3.4 Perancangan lampu LED Dengan demikian, suatu lampu indikator dalam perangkat elektronika yang biasanya memiliki fungsi untuk menunjukkan status dari perangkat elektronika tersebut. Dalam perancangan panel user telah selesai dilakukan panel user ini akan memberikan kemudahan-kemudahan untuk user dalam mengoperasikan keranjang ini. Tingkat keamanan dan kenyamanan juga telah dipertimbangkan dalam perancangan panel user ini. 36 3.5 Perancangan Modul Thermoelectric (Peltier) Tahap selanjutnya dalam perancangan kulkas kecil ini adalah melakukan Perancangan Modul Thermoelectric (Peltier) merupakan solid stste technology yang bisa menjadi alternatif pendingin selain sistem kompresi uap. Dibandingkan dengan teknologi kompresi uap yang masih menggunakan refrigeran sebagai media penyerap panas dan teknologi pendingin. Seperti dijelaskan sebelumnya, perancangan pada tugas akhir ini hanya menggunakan Modul Thermoelectric (Peltier). Ketika disupply tegangan DC 12volt-15volt salah satu sisi akan menjadi panas, sementara sisi lainnya akan dingin namun kelemahan Peltier adalah Arus yang dibutuhkan cukup besar, hingga 5-7 Amper agar bisa bekerja optimal apabila kita bisa membuat sisi panas serendah mungkin, maka sisi dingin akan bisa sangat dingin. Modul ini akan mengalirkan suhu dingin ke ruangan kulkas termoelektrik sebagai pendingin dibuat menjadi sebuah modul semi konduktor yang jika dialiri arus listrik DC maka kedua sisi modul termoelektrik ini akan mengalami panas dan dingin. Tentunya, perancangan juga membatasi udara yang akan masuk ke dalam ruangan kulkas dengan tujuan untuk mengoptimalkan penurunan suhu ruangan kulkas. Dengan demikian, sistem dapat bekerja sesuai dengan lebih optimal. Sebelum memulai melakukan perancangan, terlebih dahulu kita membuat perbandingan antara modul thermoelectric dan zat refrigrant. Pembandingan ini dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan modul thermoelectric telah cocok untuk diimplementasikan dalam perancangan ini. 37 Tabel 3.1. Perbandingan Modul Thermoelectric dengan Zat Refrigator Kebutuhan akan ruang instalasi Tingkat kompleksitas Kisaran harga Modul Thermoelektrik Zat Refrigator Kecil, karena hanya berukuran 4 x 4 cm dengan ketebalan 4mm dan hanya membutuhkan komponen pendukung heatsink dan Fan (kipas angin) Rendah Besar, karena membutuhkan tabung sebagai tempat penyimpana zat refrigrant, compressor dan komponen pendukung lainnya Tinggi Relatif lebih sederhana untuk yang tidak membutuhkan komponen pendukung yang banyak Terjangkau Membutuhkan lebih banyak komponen yang lebih kompleks Mahal Hanya membutuhkan komponen memerlukan komponen yang murah dipasaran dan tidak butuh software atau program yang mahal Mahal yang lebih banyak dan kompleks(compressor, tabung refrigerant), sangat wajar bila harga lebih mahal Tabel di atas menunjukkan bahwa zat refrigerant memang memiliki kelemahan, yaitu membutuhkan tempat yang besar untuk penginstalasian karena harus menggunakan tabung tempat penyimpanan zat refrigrant, compressor dan komponen pendukung lainnya. Modul thermoelectric menggunakan bahan bismuth telleruude sebagai bahan pembuatannya yang hanya berukuran 4 x 4 cm dan dengan ketebalan hanya 4 mm, seperti terlihat pada Gambar 3.5. 38 Gambar 3.5 Bismuth Telluride Pada Modul Thermoelectric Modul thermoelectric merupakan modul yang bekerja berdasarkan prisip efek Seebeck yaitu pada saat diaktifkan maka pada slah satu sisi modul thermoelectric akan menjadi hangat sedangkan pada sisi yang lainnya akan menjadi dingin. Besarnya perbedaan suhu antara sisi hangat modul dengan sisi dingin modul berkisar antara 55 °C, jadi jika suhu pada bagian sisi hangat modul bernilai sebesar 70 °C maka suhu pada sisi dingin modul bernilai sebesar 15 °C. Untuk mengoptimalkan penurunan suhu pada sisi dingin modul digunakan sebuah heatsink CPU biasanya memiliki thermal paste yang merupakan senyawa dibuat untuk membantu dengan transfer panas. Yang dipasang tepat menempel pada sisi hangat modul dengan tujuan agar kalor yang berada pada sisi hangat modul dapat dialirkan pada heatsink sehingga suhu pada sisi hangat modul akan mengecil dan berdampak pada sisi dingin modulpun akan menjadi semakin dingin. Sebelum menempelkan modul thermoelectric dengan heatsink terlebih dahulu dioleskan pasta heatsink tepat pada bagian heatsink yang akan menempel 39 dengan modul thermoelectric dengan tujuan agar lebih mengoptimalkan perpindahan kalor ke heatsink. Pada bagian atas heatsink dipasang sebuah kipas angin (fan) dengan tujuan agar kalor yang telah dialirkan dari modul thermoelectric dapat dialirkan keudara sehingga dapat lebih mengoptimalkan proses pelepasan kalor. Pada pemasangan modul thermoelectric ini dengan heatsink digunakan sebuah pengganjal yang terbuat dari bahan yang tidak baik untuk mengalirkan kalor (isolator) sebagai penghambat merambatnya kalor pada sisi hangat modul ke sisi dingin modul ketika memasangkan baut sebagai perekat antara dinding kulkas, modul thermoelectric dan heatsink dengan tujuan lebih mengoptimalkan kinerja modul thermoelectric. Gambar 3.6 Perancangan Modul Thermoelectric 3.6 Perancangan Sistem Perpindahan Kalor Terdapat 3 jenis perpindahan kalor, yakni konduksi, konveksi dan radiasi.Pada perancangn sistem perpindahan kalor ini digunakan suatu sistem perpindahan kalor secara konduksi. Kalor adalah energi yang berpindah yaituketika salah satu bagian benda yang bersuhu tinggi bersentuhan dengan 40 benda yang bersuhu rendah, energi berpindah dari benda yang bersuhu tinggi menuju bagian benda yang bersuhu rendah karena mendapat tambahan energi maka molekul-molekul penyusun benda bergerak semakin cepat. Molekul lain yang berada di sebelahnya bergerak lebih lambat karena molekul tersebut tidak bersentuhan langsung dengan benda yang bersuhu tinggi. Ketika bergerak, molekul tersebut memiliki energi kinetik. Molekul-molekul yang bergerak lebih cepat (energi kinetiknya lebih besar) menumbuk temannya yang ada di sebelah. Karena ditumbuk alias ditabrak oleh temannya, maka molekul- molekul yang pada mulanya bergerak lambat menjadi bergerak lebih cepat. Pada mulanya molekul bergerak lambat (v kecil) sehingga energinya juga kecil. Setelah bergerak lebih cepat (v besar), energi kinetiknya bertambah. Molekul tadi menumbuk lagi molekul yang ada di sebelahnya dan menjadi bergerak lebih cepat. Karena v besar, energinya pun bertambah. Demikian seterusnya mereka saling tumbuk menumbuk, sambil berbagi energi Ketika benda yang memiliki perbedaan suhu saling bersentuhan, terdapat sejumlah kalor yang mengalir dari benda atau tempat yang bersuhu tinggi menuju benda atau tempat yang bersuhu rendah. Ketika mengalir, kalor juga membutuhkan selang waktu tertentu. Perlu diketahui bahwa setiap benda (khususnya benda padat) yang dilewati kalor pasti mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda. Ada benda padat yang panjang, ada juga benda padat yang pendek. Ada yang gemuk (luas penampangnya besar), ada juga yang kurus (luas penampangnya kecil). Untuk mengetahui secara pasti hubungan antara jumlah kalor yang mengalir melalui suatu benda selama selang waktu tertentu akibat adanya perbedaan suhu. 41 Gambar 3.7 Aliran perpindahan kalor Benda yang terletak di sebelah kiri memiliki suhu yang lebih tinggi (T1) sedangkan benda yang terletak di sebelah kanan memiliki suhu yang lebih rendah (T2). Karena adanya perbedaan suhu (T1 - T2), kalor mengalir dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah (arah aliran kalor ke kanan). Benda yang dilewati kalor memiliki luas penampang (A) dan panjang (l). Perancangan ruang kulkas yaitu dibuat agar ruangan kulkas tidak terkontaminasi dengan udara yang berada diluar ruangan kulkas dengan tujuan agar suhu yang berada pada ruangan kulkas tidak bercampur dengan suhu udara yang berada pada luar kulkas maka dari itu dipasang sebuah karet pengganjal di sekeliling pintu kulkas bagian dalam. Pada bagian dalam kulkas dibuat suatu ruangan yang dialiri suhu dingin dari modul thermoelectric. Untuk lebih mengoptimalkan merambatnya suhu dingin dari modul thermoelectric ke dinding ruangan kulkas digunakan material yang dapat dengan mudah mengalirkan kalor (koduktor). Untuk dapat mengetahui suatu material dapat dengan mudah menglirkan kalor atau tidak dapat dilihat pada nilai konduktivitas material tersebut, yaitu jika nilai konduktivitas suatu material 42 semakin tinggi maka sifat material tersebut untuk mengalirkan kalor akan semakin baik, sebaliknya jika nilai konduktivitas suatu material semakin rendah maka sifatmaterial tersebut untuk mengalirkan kalor akan semakin buruk maka digunakan alumunium tipis sebagai material dinding ruangan kulkas. Berikut ini nilai konduktivitas termal beberapa benda yang diperoleh melalui percobaan. Tabel 3.2 Nilai Konduktivitas Beberapa Benda Jenis benda Konduktivitas Termal (k) J/m.s.Co Kkal/m.s.Co Perak 420 1000 x 10-4 Tembaga 380 920 x 10-4 Alumunium 200 500 x 10-4 Baja 40 110 x 10-4 Es 2 5 x 10-4 Kaca (biasa) 0,84 2 x 10-4 Bata 0,84 2 x 10-4 Air 0,56 1,4 x 10-4 Tubuh manusia 0,2 0,5 x 10-4 Kayu 0,08-0,16 0,2 x 10-4 – 0,4 x 10-4 Gabus 0,042 0,1 x 10-4 43 3.8 Operasional Sistem Untuk melihat cara sistem bekerja, prosesnya ditampilkan seperti terlihat pada gambar 3.8 dibawah ini. Kalor pada benda Udara bebas di luar kulkas Dinding kulkas Heatsink Sisi dingin modul Thermoelektrik Sisi dingin modul Thermoelektrik Sisi panas modul Thermoelektrik Sisi panas modul Thermoelektrik Heatsink Dinding kulkas Udara bebas di luar kulkas Benda di ruang kulkas (a) (b) Gambar 3.8 Blok diagram perpindahan kalor pada kulkas mini (a) Sebagai Pendingin (b) Sebagai Pemanas 44 Penjelasan mengenai gambar 3.8 di atas adalah sebagai berikut : a. Sebagai Pendingin Pada saat kulkas diakifkan di mode pendingin, sisi modul thermoelectric yang menempel pada dinding kulkas menjadi dingin. Perpindahan kalor dari benda yang dimasukkan ke dalam kulkas secara sistematisnya yaitu kalor yang dikandung oleh benda dialirkan ke dinding kulkas secara konduksi melalui material yang dari benda yang menempel pada dinding kulkas. Kalor yang berada di dinding kulkas kemudian dialirkan ke sisi dingin modul thermoelectric, kemudian dialirkan kembali ke sisi hangat modul thermoelectric menuju ke heatsink dan dialrkan ke udara bebas di luar kulkas dengan bantuan kipas angin (fan) dan akhirnya benda menjadi dingin. b. Sebagai Pemanas Pada saat kulkas diakifkan di mode pemanas, sisi modul thermoelectric yang menempel pada dinding kulkas menjadi hangat. Pada mode ini, kalor dialirkan ke dalam ruangan kulkas sehingga ruangan kulkas menjadi hangat. Perpindahan kalor pada mode pemanas secara sistematisnya yaitu kalor yang dikandung oleh udara bebas dialirkan ke sisi dingin modul thermoelectric kemudian, kalor tersebut dialirkan kembali ke sisi hangat modul thermoelectric yang menempel pada dinding kulkas, selanjutnya kalor tersebut dialirkan secara konduksi ke dinding kulkas. Kalor yang berada di dinding kulkas kemudian dialirkan ke benda yang berada di dalam ruangan kulkas melalui material yang dari benda yang menempel pada dinding kulkas, dan akhirnya benda menjadi hangat. 45 3.9 Cara Kerja Rangkaian Dalam rangkaian ini mengunakan tegangan sumber 220 VAC yang kemudian diturunkan tegangannya dengan menggunakan sebuah adaptor menjadi 12 Volt. Didalam adaptor terdapat komponen-komponen dan terdapat gelombang keluarannya kemudian di searahkan dengan menggunakan penyearah sistem jembatan. Kemudian keluarannya di filter oleh filter kapasitor, agar tegangan keluarannya mendekati tegangan DC rata – rata. Untuk membuat tegangan tersebut tetap stabil, maka digunakanlah sebuah regulator tegangan yaitu LM7812 sebagai penstabil tegangan dan menghasilkan tegangan tetap 12 Volt DC. Tegangan 12 Volt digunakan untuk mensuplai modul thermoelectric, kipas angin (fan) dan lampu LED. Alat bekerja menggunakan tiga buah mode yaitu off,on sebagai pendingin dan on sebagai pemanas. Tiga buah mode ini dapat dipilih menggunakan panel user. Pada mode pendingin kulkas akan bekerja sebagai pendingin ruangan kulkas. Sisi modul thermoelectric yang menempel pada dinding kulkas akan menjadi dingin dan menyerap kalor yang dikandung oleh benda yang dimasukkan ke dalam kulkas. Pada mode pemanas, user dapat menggunakan ruangan kulkas sebagi pemanas yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan. Sisi modul thermoelectric yang menempel pada dinding kulkas akan menjadi hangat dan mengalirkan kalor menuju benda yang dimasukkan ke dalam kulkas. Dengan ini dapat dilihat dibawah ini rangkaian keseluruhan prosea tejadinya pendinginan dan pemanas pada kulkas kecil ini seperti terlihat pada gambar 3.9 dibawah ini. 46 Gambar 3.10 Rangkaian Keseluruhan Alat