BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini budaya organisasi atau biasa disebut dengan budaya perusahaan merupakan isu penting dalam suatu organisasi. Seperti yang dikatakan oleh Aprianto & Jacob (2013) bahwa budaya organisasi merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi yang dimana dengan melalui komitmen bersama karyawan untuk memenuhi nilai-nilai yang telah disepakati. Karena budaya bersifat stragetis yang menentukan bagaimana nilai-nilai, sikap dan perilaku untuk mencapai sasaran perusahaan sehingga berdampak signifikan terhadap kinerja ekonomis perusahaan atau organisasi dalam jangka panjang. (Brian Aprianto & Jacob, 2013, p. 96) Sebuah budaya organisasi memang sulit untuk didefinisikan secara tegas serta sulit diukur, akan tetapi hal tersebut dapat diukur melalui sumber daya manusia yang ada di perusahaan. Suatu organisasi terbentuk dari individu yang berbeda-beda baik secara latar belakang, sifat, karakter maupun keahlianya. Maka dibutuhkan pengakuan pandangan guna berjalannya visi dan tujuan organisasi secara beriringan. Untuk menghasilkan suatu kerjasama di perlukan suatu keyakinan, sikap, norma, nilai dan pola perilaku yang disepakati dan dianut bersama yang disebut budaya perusahaan atau budaya organisasi. Budaya organisasi merupakan perekat antar karyawan, oleh sebab itu perusahaan harus memiliki budaya yang kuat, sehingga perusahaan dan karyawannya akan memiliki yang perilaku yang sejalan serta memiliki keyakinan kolektif yang dapat meningkatkan kemampuan mereka bersaing di pasar (market place). Budaya organisasi membentuk perilaku organisasi anggotanya, bahkan tidak jarang perilaku anggota organisasi sebagai individu. Budaya dapat mendorong terciptanya perilaku etis atau sebaliknya dapat mendorong terciptanya perilaku tidak etis. Budaya perusahaan atau budaya organisasi mampu memberi arah bagi kelangsungan hidup perusahaan atau organisasi dan memberi suatu identitas khas baginya. Agar hal itu betul-betul dapat terjadi, perlu strategi sosialisasi yang terkoordinasi agar budaya organisasi dapat dipahami seluruh anggota organisasi. Public Relations mempunyai hubungan yang erat dengan strategi soasialisasi budaya organisasi, karena Public Relations merupakan semua bentuk komunikasi 1 2 yang terselenggara antara organisasi yang bersangkutan, baik internal maupun eksternal. Public Relations atau pada peneliltian kali ini lebih dikenal dengan Corporate Communication mempunyai tanggung jawab untuk mengkomunikasikan, membuat strategi, serta mengevaluasi budaya organisasi yang terjadi dalam suatu organisasi. Oleh karena itu selain pemimpin perusahaan, Public Relations juga memainkan perananan penting, baik dalam menanamkan pemahaman dan persepsi yang sama tentang budaya organisasi terhadap setiap anggotanya. Hal yang diharapkan pada akhirnya adalah agar setiap individu dalam organisasi dapat memahami dengan baik budaya organisasi tersebut yang merupakan identitas khas mereka sebagai anggota dari suatu kelompok. Pada proses sosialisasi upaya, tujuan pembentukan budaya organisasi akan terhambat bilamana tidak ada perencanaan yang terstruktur dengan baik, sistem dan aktivitas sosialisasi budaya organisasi yang memadai atau tidak adanya orang yang bertanggung jawab untuk memegang hal tersebut. Hal ini akan berdampak pada minimnya pengetahuan karyawan mengenai budaya perusahaan sampai perilaku karyawan itu sendiri. Umumnya perusahaan memiliki upaya strategi dalam mensosialisasikan budaya melalui transfer informasi nilai-nilai budaya. Setiap perusahaan memiliki strategi-strategi berbeda guna membentuk nilai-nilai budaya perusahannya. Dampak dari core values yang membudaya di lingkungan organisasi akan memotivasi karyawan serta menjadikan nilai-nilai budaya tersebut menjadi pedoman dan panduan dalam berperilaku. Setiap organisasi memiliki nilai-nilai perusahaan yang membudaya, yang berfungsi untuk membentuk aturan atau pedoman dalam berfikir dan bertindak dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Dan setiap organisasipun meiliki strategi tersediri dalam membentuk nilai-nilai budaya organisasinya. Nilai-nilai perusahaan yang dapat terbentuk dan terpelihara dengan baik akan mampu memacu organisasi ke arah perkembangan yang lebih baik. PT Monika Hijau Lestari merupakan salah satu contoh perusahaan yang mulai berusaha menjujung tinggi corporate value. Hal ini tergambar melalui upaya perusahaan untuk menjadikan budaya perusahaan sebagai pedoman dan menjadi pendukung terbentuknya perilaku. PT Monika Hijau Lestari merupakan pemegang franchisee The Body Shop Indonesia dibawah naungan lisensi The Body Shop International. The Body Shop merupakan perusahaan terbesar kedua di dunia yang bergerak di bidang kosmetika. PT Monica Hijau Lestari (The Body Shop Indonesia) 3 juga turut berpartisipasi dalam pembangunan budaya organisasi, yakni dengan mengkomunikasikan atau mensosialisasikan nilai-nilai perusahaan guna membentuk budaya perusahaan dalam aktivitas internal maupun eksternalnya. Nilai-nilai inti (core values) yang dijunjung tinggi oleh The Body Shop Indonesia dan diupayakan untuk dihayati oleh karyawannya adalah CIPI. CIPI merupakan pedoman perusahaan dalam berperilaku karyawan di perusahaan. CIPI merupakan gabungan kata yang memiliki makna di dalamnya. Nilai-nilai CIPI tersebutlah yang menjadi jati diri The Body Shop Indonesia yang memiliki karakteristik tersendiri dalam makna dari setiap nilai-nilainya. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. C = Courage 2. I = Innovation 3. P= Passion 4. I = Integrity Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bisnis besar, tentu ada hal-hal yang menjadi pegangan bagi perusahaan dalam mengoperasionalisasikan aktivitas kerja di perusahaan, terutama pada kinerja dan pelayanan kepada konsumen. Dan nilai-nilai inti tersebutlah yang menjadi acuan bagi perusahaan dan para anggotanya untuk berpegang teguh dalam mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Adanya sosialisasi tentang CIPI Core Values yang dilakukan oleh divisi Corporate Communication memberikan pemahaman bagi karyawan The Body Shop Indonesia mengenai nilainilai inti perusahaan yang menjadi landasan atau pedoman perilaku di lingkungan kerja. Namun hal tersebut tidaklah mudah untuk dilakukan tanpa adanya strategi yang dibuat untuk menyampaikan nilai-nilai CIPI kepada karyawan. Sebuah budaya perusahaan akan dihayati anggotanya bergantung dari bagaimana cara perusahaan mengkomunikasikan nilai-nilai dan tujuan perusahaan tersebut. Nilai-nilai inti dan tujuan perusahaan yang dapat diterima dan diketahui dengan baik oleh karyawannya akan dapat memberikan pemahaman dan kesadaran bagi karyawan untuk ikut pula membudayakan nilai-nilai yang telah diterapkan tersebut melalui perilaku kerja yang ditunjukan. Namun jika nilai-nilai tidak dapat diterima dengan baik oleh karyawan, maka tujuan perusahaan tidak dapat tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Menurut sumber yang diperoleh dari PT. Monika Hijau Lestari, CIPI merupakan Dominant Culture atau Core Values yang ada diperusahaan, tapi pada kenyataannya di lapangan, banyak karyawan yang dirasa tidak familiar dengan CIPI Sebuah nilai-nilai inti (core values) dan tujuan 4 perusahaan harus dapat disampaikan dengan baik dan membentuk perilaku para anggotanya Sehubungan adanya proses sosialisasi CIPI Core Values tersebut di kalangan karyawan Head Office The Body Shop Indonesia, maka penulis tertarik untuk lebih lanjut meneliti dan melihat mengenai bagaimana Strategi Sosialisasi CIPI Core Values Sebagai Upaya Membentuk Budaya Organisasi PT Monica Hijau Lestari (The Body Shop Indonesia)? 1.2 Fokus Penelitian Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini berfokus pada bagaimana “Strategi Sosialisasi CIPI Core Values Sebagai Upaya Membentuk Budaya Organisasi PT Monica Hijau Lestari?” 1.3 Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana strategi sosialisasi CIPI Core Values Sebagai Upaya Membentuk Budaya Organisasi PT Monica Hijau Lestari (The Body Shop Indonesia)? 2. Hambatan apa saja yang temui dalam strategi sosialisasi CIPI Core Values Sebagai Upaya Membentuk Budaya Organisasi PT Monica Hijau Lestari dan bagaimana solusi dalam menghadapi hambatan tersebut? 1.4 Tujuan dan Manfaat Tujuan penelitian adalah jawaban atas pertanyaan penelitian yang merupakan hasil akhir dari penelitian ini. Sedangkan manfaat penelitian adalah hal-hal yang akan diperoleh setelah penelitian ini dilakukan. 1.4.1 Tujuan Tujuan diadakannya penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana strategi sosialisasi CIPI Core Values sebagai upaya membentuk budaya organisasi PT Monica Hijau Lestari (The Body Shop Indonesia). 2. Untuk mengetahui apa saja hambatan yang ditemui dalam melakukan strategi sosialisasi CIPI Core Values sebagai upaya membentuk budaya organisasi PT Monica Hijau Lestari (The Body Shop Indonesia) dan bagaimana solusi dalam menghadapi hambatan tersebut. 5 1.3.2 Manfaat Manfaat dari penelitian ini dilihat dari akademis dan praktisnya adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan mengenai bagaimana pentingnya suatu sistem budaya perusahaan dalam suatu perusahaan dan mengetahui bagaimana strategi sosialisasi CIPI Core Values sebagai upaya membentuk budaya organisasi The Body Shop Indonesia. Serta turut pula menjadi tambahan referensi, sumbangan ilmiah, ide segar dan sarana untuk memahami ilmu komunikasi dan komunikasi organisasi 2. Manfaat Praktis Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi motivasi serta masukan kepada perusahaan The Body Shop Indonesia untuk dapat mengetahui manfaat serta kekurangan dari strategi sosialisasi budaya perusahaan yang telah diterapkan di dalam perusahaan The Body Shop Indonesia 3. Manfaat Umum Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu serta pengetahuan mengenai pentingnya budaya organisasi suatu perusahaan. 1.4 Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini terdiri dari lima bab dengan sistematika penyusunan adalah sebagai berikut : BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini peneliti memberikan penjelasan yang memuat mengenai latar belakang, rumusan masalah, fokus penelitian, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini membahas teori serta konsep yang berhubungan dan yang diterapkan sebagai pemahaman dasar yang selanjutnya digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang ada. Teori yang digunakan diantaranya adalah teori dan konsep yakni komunikasi organisasi, budaya organisasi, public relations dan etika. 6 Bab ini diakhiri dengan kerangka pemikiran yang menjelaskan lajur penelitian penulis. BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang metode yang digunakan dalam penelitian, meliputi pendekatan penelitian, jenis penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, tekik analisasis data dan serta teknik keabsahan data. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis deskriptif. Pengambilan data menggunakan observasi partisipasi, wawancara mendalam, serta studi dokumentasi dan kepustakaan. Untuk analisis data, menggunakan Model Miles dan Huberman. Validasi data menggunakan teknik Triangulasi sumber BAB 4 HASIL PENELITIAN Dalam bab ini berisikan tentang gambaran umum PT Monica Hijau Lestari (The Body Shop Indonesia), analisis data, pembahasan, serta hasil penelitian. Dalam bab ini juga membahas mengenai data-data dan fakta-fakta yang telah dikumpulkan peneliti mencakup relevansinya dengan dasar teori serta konsep yang diuraikan pada BAB 2 dalam rangka memberi jawaban terhadap pertanyaan penelitian. BAB 5 PENUTUP Pada bab ini diuraikan tentang kesimpulan serta saran terhadap hasil analisis data. Diharapkan hasil kesimpulan dan saran ini dapat membantu PT Monica Hijau Lestari (The Body Shop Indonesia) untuk meningkatkan kualitas strategi sosialisasi budaya organisasi