WALIKOTA BANJARMASIN ______________________________________________________________________________ PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG KEWENANGAN DAN TATA KELOLA PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KOTA BANJARMASIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan kualitas pelayanan perizinan kepada masyarakat dibentuklah Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BP2TPM); b. bahwa agar BP2TPM dapat menjalankan tugasnya dengan baik serta memberikan landasan hukum yang kuat dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan, perlu adanya pendelegasian sebagian kewenangan perizinan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Daerah Kota Banjarmasin tentang Kewenangan dan Tata Kelola Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Kota Banjarmasin; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4594); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 8. Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 15 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Banjarmasin (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 15, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 11). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BANJARMASIN dan WALIKOTA BANJARMASIN MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG KEWENANGAN DAN TATA TATA KELOLA PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KOTA BANJARMASIN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Banjarmasin. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Banjarmasin. 3. Pemerintah Kota Banjarmasin adalah Walikota dan perangkat daerah. 4. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal, selanjutnya disebut BP2TPM, adalah unsur perangkat daerah yaitu Badan yang memiliki tugas pokok dan fungsi mengelola semua bentuk pelayanan perizinan di daerah dengan sistem satu pintu. 5. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BP2TPM) Kota Banjarmasin. 6. Izin adalah dokumen yang dikeluarkan oleh Kepala Badan berdasarkan peraturan daerah atau peraturan lainnya yang merupakan bukti legalitas, menyatakan sah atau diperbolehkannya seseorang atau badan untuk melakukan usaha atau kegiatan tertentu. 7. Perizinan adalah pemberian legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha/kegiatan tertentu, baik dalam bentuk izin, tanda daftar usaha, label dan lain-lain yang sejenis. 8. Pelayanan Perizinan Terpadu adalah kegiatan penyelenggaraan perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sarnpai ke tahap terbitnya dokumen dilakukan melaui satu tempat dan satu pintu. 9. Biaya Pelayanan adalah biaya yang dikeluarkan oleh pemohon untuk memperoleh dokumen yang besarannya telah ditetapkan sesuai dengan peraturan daerah atau peraturan perundangundangan lainnya. 10. Tim Teknis adalah Badan atau Dinas atau Kantor di lingkungan Pemerintah Kota Banjarmasin yang mengelola perizinan dan non perizinan. 11. Tim Pembina adalah Tim yang dibentuk oleh Walikota untuk membina Tim Teknis. 12. Kepala SKPD Teknis adalah Kepala SKPD yang terkait dengan perizinan. 13. Tata Kelola Pelayanan Perizinan Terpadu adalah suatu rangkaian proses atau tata kerja yang berkaitan satu sama lain, sehingga menunjukkan adanya tahapan secara jelas dan pasti serta cara-cara yang harus ditempuh dalam rangka penyelesaian sesuatu pelayanan. 14. Pengaduan adalah informasi yang diberikan masyarakat terhadap pelaksanaan pelayanan perizinan yang diberikan oleh BP2TPM. BAB II ASAS DAN TUJUAN Pasal 2 Pelayanan perizinan dilaksanakan atas asas : a. Kesederhanaan; b. Kejelasan dan Kepastian; c. Keamanan; d. Keterbukaan; e. Efisiensi; f. Efektifitas; g. Keadilan yang merata; h. Ketepatan Waktu. Pasal 3 Tujuan BP2TPM adalah : a. Mewujudkan kepastian hak, tanggung jawab, kewajiban, dan kewenangan seluruh pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik di Kota Banjarmasin; b. Mewujudkan sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang baik sesuai dengan asas-asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang baik di Kota Banjarmasin BAB III WEWENANG KEPALA BADAN Pasal 4 (1) Jenis wewenang perizinan yang dimiliki oleh Kepala Badan meliputi : a. Surat Keterangan Tempat Usaha; b. Surat Izin Penterjemah c. Izin Alih Guna Lahan; d. Izin Lokasi; e. Izin Gangguan; f. Izin Mendirikan Bangunan; g. Izin Tanda Daftar Perusahaan; h. Izin Reklame; i. Izin Tanda Daftar Gudang; j. Izin Penumpukan Barang dan Pergudangan; k. Izin Usaha Perdagangan; l. Izin Usaha Hotel, Penginapan dan Pondokan; m. Izin Usaha Restoran, Rumah Makan, Tempat Makan Dan Jasa Boga; n. Izin Usaha Rekreasi Dan Hiburan Umum, terdiri dari; - Izin Usaha Kolam Memancing; - Izin Usaha Panggung Terbuka; - Izin Usaha Panggung Tertutup; - Izin Usaha Bioskop; - Izin Usaha Billiard; - Izin Usaha Permainan Ketangkasan Mesin Keping dan Sejenis; - Izin Usaha Diskotik dan Pub; - Izin Usaha Gelanggang Renang; - Izin Usaha Salon Kecantikan; - Izin Usaha Sarana dan Fasilitas Olah Raga di Tempat Terbuka dan Tertutup; - Izin Usaha Pusat Kesehatan dan Kebugaran; - Izin Usaha Karaoke; - Izin Usaha Jasa Impresariat; - Izin Usaha Konvensi; o. p. q. r. s. t. u. v. w. x. y. z. aa. - Izin Usaha Pameran; - Izin Usaha Pameran Seni/Pasar Seni/Galery Izin Usaha Obyek Wisata; Izin Usaha Perjalanan Wisata; Izin Trayek Angkutan Umum; Izin Usaha Jasa Perparkiran yang di kelola pihak swasta Izin Penempatan Usaha PKL; Izin Pemasangan Spanduk; Izin Toko Obat; Izin Usaha Jasa Konstruksi; Izin Tanda Daftar Industri; Izin Usaha Becak; Izin Usaha Industri; Izin Usaha Angkutan Kota; Izin Usaha Media Informasi Dan Komunikasi, terdiri dari : - Izin Usaha Pembuatan Film/Sinetron Produksi; - Izin Usaha Jasa Tehnik Film; - Izin Usaha Ekspor Film; - Izin Usaha Impor Film; - Izin Usaha Pengedar Distributor Film Seluloid/LD, VCD, DVD dan sejenisnya; - Izin Usaha Pertunjukan Film komersial (BIOSKOP); - Izin Usaha Penayangan/Play Station; - Izin Usaha Palwa video LD, VCD, DVD,CD dan sejenisnya; - Izin Edar Film Komersil/Reklame Film/Videoclip; - Izin Usaha Rumah Produksi (Production House), Video Shooting, dan Studio Rekaman; - Izin Usaha Warung Telekomunikasi; - Izin Usaha Warung Internet - Izin Usaha Handphone (HP); - Izin Usaha Rental Komputer; - Label Tanda Edar Film Komersil/Reklame/video Clip; - Label Tanda Edar Video LD, VCD, DVD, CD dan sejenisnya; - Label Poster Film - Pengesahan Baliho Film/Layar Gambar Film Pasal 5 (1). Surat Keterangan Tempat Usaha ( SKTU ) sebagaimana yang dimaksud Pasal 4 ayat (1) huruf a yang diajukan oleh setiap pemohon dikenakan biaya administrasi. (2). Biaya administrasi dengan tarif baru dan perpanjangan adalah : Biaya /Tarif baru : a. Perorangan/Koperasi/Usaha Dagang(UD) /Yayasan b. CV/Firma c. Perseroan Terbatas ( PT ) Rp. 100.000,Rp. 200.000,Rp. 300.000,- Biaya /tarif Perpanjangan : a. Perorangan/Koperasi/Usaha Dagang(UD) /Yayasan b. CV/Firma c. Perseroan Terbatas ( PT ) Rp. 75.000,Rp. 175.000,Rp. 275.000,- (3). Masa berlakunya Surat Keterangan Tempat Usaha adalah satu (1) tahun . (4). Biaya administrasi Penerbitan Surat Izin Penterjemah sebesar Rp. 150.000,- (Seratus Limapuluh Ribu Rupiah) berlaku selama pemohon masih berprofesi sebagai penterjemah. (5). Tatacara permohonan dan persyaratan untuk mendapatkan SKTU dan Surat Ijin Penterjemah diatur lebih lanjut oleh Walikota. Pasal 6 Jenis wewenang perizinan lainnya yang belum ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 di atas, tetap dilaksanakan oleh masing-masing Dinas sesuai dengan kewewenangan yang diatur pada setiap Peraturan Daerah tentang jenis izin yang bersangkutan. BAB IV PROSEDUR PEMBERIAN PERIZINAN Pasal 7 (1) Permohonan izin diajukan secara tertulis kepada Kepala Badan dengan mengisi formulir yang telah disediakan. (2) Permohonan izin diajukan dengan persyaratan yang sudah lengkap sesuai dengan bidang perizinan yang dimohonkan. (3) Bentuk dan format formulir permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Badan. Pasal 8 (1) Apabila persyaratan lengkap, maka Pemohon menerima tanda terima berkas dan kepastian tanggal tinjauan lapangan (apabila ada), serta perhitungan besarnya biaya yang harus dibayar oleh pemohon pada saat permohonan izinnya diterima/disetujui. (2) Apabila persyaratan tidak lengkap, maka berkas dikembalikan kepada pemohon untuk dilengkapi. Pasal 9 (1) Bagi permohonan izin yang diterima, pihak Tata Usaha wajib menginformasikan kepada Pemohon bahwa permohonan izinnya diterima dan pemohon diminta membayar biaya pada loket pembayaran. (2) Kepala Badan mengeluarkan izin apabila Pemohon telah membayar biaya sebagaimana ketentuan yang berlaku dan memberikan tanda bukti pembayaran biaya tersebut. (3) Jangka waktu penyelesaian proses pemberian izin paling lama 15 hari kerja. Pasal 10 (1) Apabila permohonan izin ditolak, pihak Tata Usaha wajib memberi tahu dengan surat kepada Pemohon bahwa permohonan izinnya ditolak. (2) Setiap penolakan permohonan izin wajib disertai alasan penolakan. (3) Jangka waktu pemberitahuan kepada Pemohon paling lama 15 (lima belas) hari kerja, terhitung sejak tanggal diterimanya berkas permohonan. Pasal 11 (1) Berdasarkan permohonan izin yang masuk, apabila memerlukan uji lapangan, maka Kepala Badan meminta uji lapangan kepada Tim Teknis. (2) Tim Teknis wajib melakukan peninjauan lapangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan membuat Berita Acara Pemeriksaaan serta membuat analisis/ kajian sesuai bidangnya. (3) Kepala Badan menyatakan permohonan izin diterima berdasarkan rekomendasi Tim Teknis. (4) Ketentuan lebih lanjut tentang pembentukan serta tata kerja Tim Teknis diatur melalui Keputusan Walikota. Pasal 12 Apabila Kepala Badan tidak berada di tempat dalam waktu lebih dari 2 (dua) hari kerja, maka Kepala Badan menunjuk pejabat yang menandatangani izin yang bersangkutan. Pasal 13 Sebelum memberikan keputusan menerima atau menolak permohonan izin, Kepala Badan wajib mempertimbangkan dan memperhatikan segi-segi ekonomi, sosial, budaya, moral dan lingkungan dengan tidak merugikan pihak manapun. BAB V PENGURUSAN PERIZINAN Pasal 14 (1) Setiap Pegawai Negeri Sipil yang bertugas di Pemerintah Kota Banjarmasin dilarang menjadi wakil atau kuasa dalam setiap pengajuan permohonan izin. (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan dalam hal Pegawai tersebut adalah suami atau isteri atau keluarga dari pemilik izin yang dimohonkan. (3) Ketentuan tentang syarat-syarat pihak yang diperbolehkan mengurus permohonan izin milik orang lain diatur lebih lanjut dengan Peraturan Kepala Badan BAB VI LAYANAN INFORMASI Pasal 15 Kepala Badan wajib membangun, mengembangkan, dan mengelola sistem informasi pelayanan perizinan. Pasal 16 (1) BP2TPM wajib menyediakan sarana yang dapat memberikan informasi tentang pelayanan perizinan. (2) Sarana informasi pelayanan perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam, loket pelayanan, papan informasi, brosur, leaflet, website, maupun sarana lainnya. Pasal 17 (1) Kepala Badan wajib memasang informasi yang memuat tentang prosedur atau mekanisme pelayanan perizinan, jangka waktu proses perizinan, besarnya biaya pengurusan, mekanisme pengaduan, dan hal-hal lain yang dianggap perlu. (2) Ketentuan dan tata cara, termasuk model pemasangan informasi sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan oleh Kepala Badan BAB VII PENGADUAN Pasal 18 (1) Setiap anggota masyarakat dapat menyampaikan keluhan, kritik, maupun saran kepada Kepala Badan secara lisan atau tertulis disertai dengan identitas yang jelas dan menyebutkan jenis pelayanan perizinan yang diadukan. (2) Tata cara dan mekanisme pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan diatur lebih lanjut melalui Peraturan Kepala Badan. Pasal 19 (1) Kepala Badan wajib memberikan jawaban atau tanggapan atas pengaduan, baik secara lisan atau tertulis paling lama 2 (dua) hari kerja terhitung sejak diterimanya pengaduan. (2) Pengaduan yang tidak atau belum mendapat jawaban atau tanggapan melebihi batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pengadu dapat menyampaikan langsung pengaduannya sekaligus keberatannya kepada Walikota, baik secara lisan maupun tertulis Pasal 20 Terhadap setiap pengaduan yang masuk, Kepala Badan wajib : a. Melayani pengaduan masyarakat terhadap layanan yang diberikan oleh Kantor BP2TPM; b. Melakukan klarifikasi terhadap permasalahan yang diadukan; c. Menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan tugas-tugas yang berkaitan dengan pengaduan dari costumer/masyarakat. BAB VIII TUNJANGAN KHUSUS Pasal 21 (1) Guna menjaga dan meningkatkan kinerja BP2TPM, seluruh pegawai BP2TPM diberikan tunjangan khusus. (2) Tata cara dan besaran pemberian tunjangan sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Walikota sesuai dengan peraturan perundang-undangan (3) Tunjangan khusus sebagaimana dimaksud ayat (1) dibebankan pada APBD. BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 22 Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini, semua kewenangan tentang perizinan yang dilaksanakan oleh SKPD teknis lainnya menyesuaikan dengan Peraturan Daerah ini. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 23 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Walikota dan atau Kepala Badan melalui sebuah Peraturan atau Keputusan. Pasal 24 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Banjarmasin Ditetapkan di Banjarmasin Pada tanggal 15 Mei 2009 WALIKOTA BANJARMASIN ttd H. A. YUDI WAHYUNI Diundangkan di Banjarmasin Pada tanggal 19 Mei 2009 SEKRETARIS DAERAH KOTA BANJARMASIN, ttd H. DIDIT WAHYUNIE LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2009 NOMOR 7