pdf - Azdy Elfistoni

advertisement
Pemanfaatan Radio HF sebagai Alternatif
Komunikasi Data pada Sistem Komunikasi Pemerintah
Kuspriyanto dan Azdy Elfistoni
[email protected]
[email protected]
Abstrak
Gelombang radio HF yang bekerja pada rentang frekuensi 3 MHz sampai dengan 30 MHz dapat dimanfaatkan sebagai alternatif komunikasi data pada
Sistem Komunikasi Pemerintah. Peralatan yang dibutuhkan yakni seperangkat peralatan Radio SSB, soundcard yang telah dimodifikasi sehingga dapat
berfungsi sebagai modem radio serta PC yang telah dikonfigurasi untuk dapat menjalankan program aplikasi khusus komunikasi data melalui radio HF.
Berbagai keuntungan dapat diperoleh bila dibandingkan dengan menggunakan komunikasi data melalui satelit disamping beberapa kelemahan yang ada,
sehingga komunikasi data dengan memanfaatan Radio HF dapat dijadikan solusi bagi level Pemerintah Kabupaten dan Kecamatan dalam upaya
pemanfaatan kemajuan teknologi informasi menuju era e-government.
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi yang telah
berkembang demikian pesat ternyata belum
sepenuhnya dimanfaatkan untuk Sistem Komunikasi
Pemerintah terutama pada level Pemerintah
Kabupaten dan Kecamatan. Hal ini disebabkan oleh
tidak tersedianya anggaran yang memadai untuk
penyediaan infrastrukstur telekomunikasi dengan
menggunakan satelit yang biaya investasinya relatif
mahal.
Pada daerah terpencil (kantor kecamatan) yang
belum tersedia jaringan telepon, komunikasi antara
pemerintah kabupaten dan kecamatan dilakukan
melalui surat menyurat dan penggunaan radio dengan
penyampaian berita melalui komunikasi suara. Hal
ini tentu saja tidak efisien dan efektif mengingat
dewasa ini sudah tersedia peralatan-peralatan yang
dapat digunakan untuk memanfaatkan radio HF
untuk komunikasi data
yang juga dapat
dikoneksikan ke jaringan internet.
Tulisan ini dimaksudkan sebagai alternatif
komunikasi data pada Sistem Komunikasi
Pemerintah
sehingga
setidaknya
Pemerintah
Kabupaten dan Kecamatan telah maju selangkah
menuju era e-government dengan memanfaatkan
peralatan komunikasi radio yang telah tersedia dan
telah lama digunakan untuk komunikasi, dan yang
lebih penting biayanya relatif murah.
DASAR PEMIKIRAN
Jenis Radio Komunikasi yang digunakan untuk
komunikasi data adalah Radio Single Side Band
(SSB) yang menggunakan gelombang radio High
Frequency (HF) dengan rentang frekuensi 3 MHz
sampai dengan 30 MHz dan panjang gelombang
10 meter sampai dengan 100 meter. Karakteristik
gelombang radio HF adalah memanfaatkan pantulan
lapisan ionosfer, yakni daerah pada ketinggian
80 Km sampai dengan 600 Km di atas permukaan
bumi. Oleh karena memanfaatkan pantulan lapisan
ionosfer, gelombang radio HF dapat mencapai jarak
yang yang cukup jauh (ribuan kilometer) tanpa
mengunakan repeater (penerus sinyal).
Berdasarkan fakta tersebut, komunikasi data
dengan menggunakan radio HF memiliki banyak
keuntungan, yakni menggunakan gelombang radio
yang sama sekali tidak dikenakan biaya koneksi
seperti halnya dengan menggunakan teknologi
komunikasi melalui satelit, harga peralatan yang
digunakan relatif murah serta dapat menempuh jarak
yang jauh. Namun demikian juga memiliki beberapa
kelemahan yakni kecepatan koneksi yang rendah,
hanya berkisar 1200 bps sampai dengan 9600 bps
yang hanya cocok untuk aplikasi e-mail dan chat
serta tingginya noise yang dapat menghambat
kelancaran komunikasi data sehingga diperlukan
ketelitian dan kesabaran untuk mengatasi kelemahan
tersebut.
SISTEM KOMUNIKASI RADIO HF
Komponen utama dalam sistem radio HF terdiri
dari tiga bagian yakni pemancar, penerima dan
antena. Pada radio yang lebih modern pemancar dan
penerima berada dalam satu unit yang disebut
tranceiver.
Pemancar
Walau banyak variasi dalam konfigurasi
pemancar, pada umumnya memiliki exciter dan
power amplifier. Diagram pemancar
ditunjukkan
dalam gambar 1.
Pemanfaatan Radio HF sebagai Alternatif Komunikasi Data pada Sistem Komunikasi Pemerintah
1
Gambar 1. Diagram Pemancar HF
Exciter memadukan carrier yang memiliki satu
dari sifat amplitudo yakni frekuensi dan fasa yang
dimodulasi oleh sinyal dengan frekuensi lebih rendah
yang diturunkan dari sumber informasi. Sinyal yang
dihasilkan dirubah frekuensinya untuk dipancarkan
kembali Power amplifier memperkuat power output
dari sinyal menjadi kuat pancar yang diinginkan dan
mengirimnya melalui kabel ke antena pemancar.
Pemancar juga bisa mempunyai filter yang
digunakan untuk membersihkan output. Bandpass
filter menghilangkan noise, sinyal palsu dan
harmonik yang dibangkitkan di exciter. Proses ini
mengurangi interferensi dengan kanal komunikasi
yang berdekatan.
Penerima
Semua sistem penerima HF modern meliputi RF
input, filter/amplifier, rangkaian frequency converter
dan intermediate frequency (IF) amflifier,
demodulator, local ascillator frequency synthesizer
(Gambar 2). Penerima memilih sinyal yang
dikehendaki lalu memperkuatnya sampai tingkat
cukup dan mengembalikan informasi melalui proses
demodulasi, dimana sinyal asli yang termodulasi
diambil kembali dari modulasi carriernya.
Gambar 2. Diagram Penerima HF
Untuk menyaring keluar noise dan sinyal yang
tidak dikehendaki, bagian RF input dilengkapi
dengan tunable preselector (bandpass filter). Sinyal
yang difilter, diperkuat dan dikonversi ke frekuensi
lain untuk proses selanjutnya. Sinyal yang diterima
disaring dan diperkuat lagi dengan frekuensi antara
yang berbeda. Penguatan yang terjadi di tingkat ini
adalah variabel yang tergantung pada kuat sinyal
yang diterima.
Dalam hal mengeluarkan suara atau data,
demodulator menghasilkan sinyal dengan frekuensi
audio yang menjadi interface dengan peralatan
tambahan. Oleh karena kuat sinyal input mungkin
tidak konstan, tingkat demodulator menghasilkan
tegangan yang sesuai dengan level sinyal input RF.
Untuk mengkompensasi perubahan pada sinyal,
tegangan di feedback ke RF dan IF amplifier untuk
automatic Gain Control (AGC), untuk menjaga input
ke modulator konstan.
Antena
Antena adalah elemen yang paling kritis pada
sirkit radio. Beberapa istilah yang umum dipakai
untuk mendefenisikan antena adalah inpedansi gain,
pola radiasi, take-off angle dan polarisasi.
Setiap antena mempunyai inpedansi input yang
menyatakan beban yang akan diberikan pada
pemancar. Impedansi ini tergantung pada banyak
faktor, antara lain desain antena, frekuensi kerja dan
lokasi
antena
dalam
kaitannya
dengan
lingkungannya.
Gain antena adalah ukuran pengarahan
kemampuan untuk memfokuskan energi yang
dipancarkan pada arah tertentu. Gain dapat
ditentukan dengan membandingkan level sinyal yang
diterima dengan antena tersebut terhadap level yang
akan diterima bila menggunakan antena isotropik,
yang arah pancarnya sama kesemua arah. Gain
dinyatakan dalam dBi, dimana semakin besar angka
dBi
semakin
besar
pula
kemampuan
mengarahkannya. Gain antena pemancar secara
langsung mempengaruhi kebutuhan power pemancar.
Bila antena omnidirectional digantikan dengan
antena directional dengan gain 10dBi, pemancar 100
Watt akan menghasilkan power pancar efektif yang
sama dengan pemancar 1 KW.
Pengguna radio harus mengerti pola radiasi
antena untuk sinyal pancar optimal. Pola radiasi
ditentukan oleh desain antena dan sangat
mempengaruhi oleh lokasinya dalam kaitan dengan
kondisi permukaan bumi, pohon-pohon dan
bangunan. Pada umumnya pola antena tidak seragam
tergantung lobe (area dengan radiasi kuat) dan null
(area dengan radiasi rendah). Pola ini umumnya
dinyatakan secara grafis dalam bentuk plot pada
bidang horizontal dan vertikal (Gambar 3), yang
menunjukkan gain antena sebagai fungsi sudut
elevasi (plot vertikal) dan azimut (plot horizontal).
Pola radiasi tergantung frekuensi, dimana plot pada
frekuensi
yang
berbeda
diperlukan
untuk
menentukan karakteristik secara lengkap pola radiasi
antena.
Pemanfaatan Radio HF sebagai Alternatif Komunikasi Data pada Sistem Komunikasi Pemerintah
2
Personal Computer yang digunakan tidak
memerlukan spesifikasi yang tinggi, minimal dengan
menggunakan
mikroprosesor
486DX
atau
compatible, namun lebih baik lagi bila menggunakan
PC dengan spesifikasi lebih tinggi. PC dengan
spesifikasi yang lebih tinggi akan dapat dimanfaatkan
untuk komunikasi data dengan lebih optimal.
Gambar 3. Pola Radiasi Antena
Hal yang paling mendasar dalam komunikasi
radio adalah mengetahui cara untuk mendapatkan
kemungkinan terbesar, dimana dan kapan dibutuhkan
untuk membangkitkan dan memancarkan sinyal.
Kebanyakan pemancar didesain untuk memberikan
power output dan efisiensi maksimum kedalam beban
50 Ω. Beberapa antena seperti antena log periodik
dapat memberikan beban 50 Ω ke pemancar untuk
rentang frekuensi yang luas. Antena ini umumnya
dapat dihubungkan langsung ke pamancar. Antena
lain seperti dipole, whips dan long-wire mempunyai
impedansi yang bervariasi terhadap frekuensi dan
lingkungannya. Dalam kasus ini, digunakan antena
tuner atau coupler. Alat ini disisipkan antara
pemancar dan antena untuk memodifikasi karakristik
beban terhadap pemancar sehingga power maksimum
dapat dipancarkan dari pemancar ke antena.
PERANGKAT KOMUNIKASI DATA YANG
DIGUNAKAN DAN KARAKTERISTIKNYA
Perangkat yang digunakan untuk komunikasi
data terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak,
yakni :
• Perangkat keras : Personal Computer (PC), radio
komunikasi, antena, Modem Radio atau Soundcard
(Kartu Suara).
• Perangkat lunak : Sistem Operasi dan Program
Aplikasi
Gambar 4. Perangkat Komunikasi Data
Personal Computer (PC)
Radio Komunikasi
Radio yang digunakan untuk komunikasi data
merupakan gabungan dari radio pemancar
(transmitter) dan radio penerima (receiver), dalam
hal ini disebut dengan radio transceiver. Beberapa
jenis radio komunikasi yang dapat digunakan untuk
komunikasi data antara lain :
• Handheld Transceiver (HT) atau disebut juga
dengan radio 2 meteran. Jenis Radio ini biasanya
bekerja pada frekuensi 144 MHz dan 430 MHz dan
memiliki daya pancar 0,5 – 1 Watt. Dengan
menggunakan antena eksternal jenis radio ini dapat
menjangkau jarak 5 – 10 Km.
• VHF Mobile Tranceiver (Rig VHF), bekerja
dengan frekuensi sama dengan HT namun
memiliki daya pancar yang lebih besar yakni
30 – 100 Watt, dengan daya pancar yang lebih
besar jenis radio ini dapat menjangkau jarak
50 Km.
• HF Mobil Transceiver (Rig HF), bekerja pada
frekuensi 3 – 30 MHz dengan daya pancar
50 – 250 Watt. Radio ini dapat menjangkau jarak
ribuan kilometer.
Ketiga jenis radio komunikasi tersebut biasanya
digunakan sebagai sarana komunikasi untuk berbagai
kegiatan. Namun pembahasan akan difokuskan pada
jenis Radio High Frekuensi (HF) yang biasa disebut
Pesawat Radio Single Side Band (SSB), karena jenis
ini biasanya lebih sering digunakan sebagai sarana
komunikasi Pemerintah Kabupaten dan Kecamatan.
Antena
Fungsi antena adalah untuk melepas sinyal listrik
dari radio menjadi medan elektromagnetik ke ruang
bebas bila digunakan sebagai antena pemancar,
demikian juga sebaliknya bila digunakan sebagai
antena penerima.
Ditinjau dari bentuknya, antena dapat
diklasifikasikan dalam bentuk Windem, Dipole,
Long-Wire, Yagi, Qubical Quad dan Inverted-V.
Sedangkan bila ditinjau dari pola perambatan
gelombang/ polarisasi, antena dapat diklasifikasikan
2 jenis yakni antena omni Directional (vertikal) dan
antena Directional (Horizontal).
• Antena Vertikal, antena jenis ini memiliki
polarisasi pancaran arah ke atas, dimana
gelombang akan dipantulkan dan diterima di
tempat tertentu. Untuk gelombang radio HF,
Pemanfaatan Radio HF sebagai Alternatif Komunikasi Data pada Sistem Komunikasi Pemerintah
3
gelombang akan dipantulkan oleh lapisan ionosfer
sehingga mencapai tempat penerimaan yang
jaraknya bisa mencapai ratusan, bahkan ribuan
kilometer. Macam-macam antena vertikal adalah
antena ground plane atau dikenal juga dengan
istilah payung rusak, Astro Plane, Ringo, Sigma
Four dan jenis antena mobil seperti Comet, K40,
Sagant, Diamond, Hoksin dll.
• Antena Horizontal, antena jenis ini memiliki
spectrum pancar horizontal yang harus diarahkan
sehingga gelombang yang merambat mencapai
media pantul dan akan dipantulkan kembali dan
diterima di tempat tertentu berdasarkan arah sudut
pancar baik azimut maupun elevasinya. Macammacam antena horizontal adalah Dipole, Yagi,
Delta Loop, Cross Yagi dan Qubical Quad.
Dalam hal ini, pada perangkat radio Ibukota
Kabupaten menggunakan antena vertikal vertikal
jenis payung rusak. Hal ini dimaksudkan gelombang
radio dapat diterima dari berbagai arah. Sedangkan
perangkat radio di Ibukota Kecamatan menggunakan
antena jenis Dipole, hal ini dimaksudkan agar
gelombang radio dapat dipancarkan lebih mengarah
dan dapat
diterima dengan baik di Ibukota
Kabupaten.
Modem Radio
Modulator-Demodulator (Modem) adalah alat
yang digunakan untuk melakukan modulasi dari
sinyal digital menjadi sinyal analog dan
dikembalikan lagi dari sinyal analog menjadi sinyal
digital. Alat ini diperlukan karena komputer hanya
mengenal sinyal digital yaitu 0 dan 1 (ada atau tidak
adanya tegangan listrik), sedangkan peralatan radio
dan telepon hanya mengenal sinyal analog berupa
frekuensi suara.
Modem radio telah dirancang khusus untuk
disambungkan dengan peralatan radio komunikasi
yang memiliki sambungan ke microfon, speaker dan
alat push-to-talk (PTT). Modem radio mutlak
dibutuhkan untuk dapat melaksanakan komunikasi
data digital dengan menggunakan radio HF.
Beberapa modem radio yang dapat digunakan antara
lain Terminal Node Controller (TNC) dan Baycom
Modem.
TNC dan Baycom Modem dapat diganti dengan
menggunakan kartu suara (soundcard) sebagai
alternatif modem radio. Berbagai tipe kartu suara
dapat dimanfaatkan sebagai modem radio, antara lain
ESS 1868/868, Genius Soundmaker, Soundblaster
Pro/16/16PnP, Vibra 16, AWE 32/64 dan Sound
Commander.
Bila
dibandingkan
dengan
menggunakan TNC dan Baycom Modem penggunaan
kartu suara sebagai modem radio memiliki beberapa
keuntungan, yakni mudah didapat, harga murah,
lebih sedikit setup dan konfigurasi serta memiliki
2 kecepatan koneksi sekaligus yaitu 1200 bps dan
9600 bps.
Perangkat Lunak
Untuk dapat menjalankan komunikasi data
digital diperlukan PC yang memiliki sistem operasi
dan program aplikasi khusus. Beberapa sistem
operasi dapat digunakan antara lain Microsoft
Windows 95/98, Linux Mandrake 9.0 serta MS-DOS.
Sedangkan program aplikasi yang dapat digunakan
antara
lain
Flexnet
(http://www.afthd.tudarmstadt.de/~flexnet/index.html), AGWPE (http:
//www.raag.org/sv2agw/inst.htm) serta Network
Operating Sistem (NOS) ftp://ftp.ucsd.edu/.
Dalam hal ini, sistem operasi yang digunakan
adalah microsoft windows 95 dan program aplikasi
Flexnet. Hal ini dimaksudkan agar komputer yang
memiliki spesifikasi rendah dapat menjalankannya
lebih optimal.
KONFIGURASI DAN INSTALASI
Protokol AX.25 dan TCP/IP
Metode komunikasi data melalui transmisi
gelombang radio atau disebut juga radio paket adalah
konsep komunikasi data dimana data komputer yang
panjang akan dikirimkan dalam panggalan paket data
yang pendek. Paket data yang pendek ini kirim
melalui switch yang akan mengatur berbagai hal
tentang pengiriman paket-paket tersebut. Dalam hal
ini, proses switching dilakukan dengan menggunakan
protokol AX.25 (Amatir X.25) yang merupakan
modifikasi dari protokol komunikasi X.25. Protokol
ini merupakan aturan terdefenisi yang harus diikuti
untuk melakukan komunikasi data melalui radio.
Dengan adanya protokol AX.25, frekuensi yang
dipakai bisa digunakan oleh beberapa pihak dalam
satu waktu untuk berkomunikasi secara bergantian.
Protokol selanjutnya yang akan memegang
peranan penting adalah Transmission Control
Protokol (TCP) dan Internet Protokol (IP) atau
disebut TCP/IP. Dengan protokol ini jaringan radio
dapat berhubungan dengan semua host yang ada di
internet dan menjalankan layanan internet E-mail,
File Transfer Protokol (FTP), Telnet,
Newsgroup
dll.
Dalam aplikasi jaringan radio paket, protokol
TCP/IP ditumpangkan diatas protokol AX.25.
Dengan penumpangan ini maka aplikasi TCP/IP
dapat dijalankan dengan jaringan jaringan radio
paket. Untuk mengidentifikasi sebuah komputer yang
terkait ke jaringan internet digunakan IP Adress
(Alamat IP), dimana tidak boleh ada sebuah host di
dalam jaringan internet yang memiliki Alamat IP
yang sama. Pada jaringan amatir radio diseluruh
Pemanfaatan Radio HF sebagai Alternatif Komunikasi Data pada Sistem Komunikasi Pemerintah
4
dunia digunakan Alamat IP Kelas A 44.x.x.x,
sedangkan di Indonesia digunakan Alamat IP Kelas
B 44.132.x.x.
Instalasi Perangkat Keras
Setelah semua peralatan disiapkan, dilakukan
instalasi semua komponen-komponen-komponen
perangkat keras. PC dipasangkan ke modem
radio/kartu suara dan dihubungkan ke pemancar
radio.
Modem radio memiliki tombol PTT untuk
memerintahkan pemancar mentransmisikan sinyal,
setelah tombol ini ditekan maka informasi
dikirimkan. Pada modem kartu suara tidak memiliki
mekanisme PTT tersendiri, untuk itu harus diatasi
dengan cara menambah rangkaian elektronika
sederhana yang dinamakan PTT Circuit. PTT Circuit
ini berfungsi menyalakan PTT pada pemancar
sehingga data siap ditransmisikan. Modem kartu
suara akan memberitahukan rangkaian PTT melalui
beberapa cara, yaitu melalui port paralel dan port
serial.
Instalasi Perangkat Lunak
Untuk dapat menjalankan komunikasi data
diperlukan seperangkat PC dengan instalasi
Micrososoft Windows 95/98 dengan program
aplikasi Flexnet. Flexnet berfungsi mengatur
hubungan komunikasi data pada protokol AX.25.
Untuk dapat dihubungkan ke internet diperlukan
protokol TCP/IP.
Program aplikasi Flexnet dapat di download
http://www.afthd.tupada
alamat
darmstadt.de/~flexnet/ index.html berupa file
kompresi dengan ukuran kurang dari 1 MB. File-file
yang
diperlukan
antara
lain
PCF.LZH,
FLEX95.LZH, FLEX95IP.LZH, SM.LZH dan
BCT.LZH. File-file tersebut diletakkan pada folder
akar, misalnya C:\FLEXNET.
Dalam hal memfungsikan kartu suara sebagai
modem, diperlukan pengaturan pada hardware
profiles pada sistem operasi microsoft windows
95/98, pilih tombol Start|Setting|Control Panel, lalu
pilih tab Device Manager dan akan muncul jendela
System Properties lalu pilih jenis Original
Configuration. Perangkat keras yang dipakai untuk
menjalankan modem radio adalah soundcard dan port
PTT baik serial, paralel, maupun game. Perangkat
keras ini akan digunakan oleh Flexnet untuk
menjalankan tugasnya sebagai modem radio.
Instalasi hardware profile diperlukan untuk
pengaturan-pengaturan pada file config.sys dan
autoexec.bat. Pengaturan pada file-file ini
dimaksudkan agar perintah-perintah dapat dijalankan
secara otomatis.
Setelah langkah-langkah diatas dilakukan,
instalasi yang perlu dilakukan juga agar modem radio
dapat dipakai untuk aplikasi-aplikasi internet adalah
instalasi protokol TCP/IP. Ada tiga bagian penting
dari protokol TCP/IP yang harus ditambahkan yaitu
IP Adress komputer, IP Adress gateway tujuan dan
informasi Domain Name System (DNS).
KESIMPULAN
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
radio HF yang selama ini digunakan untuk sarana
komunikasi suara, ternyata dengan sedikit biaya dan
pengetahuan bidang teknologi informasi dapat
dimanfaatkan sebagai alternatif komunikasi data.
Pemanfaatan teknologi ini perlu untuk
ditindaklanjuti
lebih
lanjut
dalam
rangka
menyongsong
era
e-government,
sehingga
diharapkan pemanfaatan teknologi informasi tidak
hanya dominasi wilayah perkotaan yang telah
memiliki fasilitas telekomunikasi relatif memadai
dibandingkan dengan wilayah perdesaan.
Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan dengan
memanfaatkan radio HF untuk komunikasi data pada
Pemerintah Kabupaten dan Kecamatan antara lain :
• Penghitungan suara Pemilihan Presiden, Gubernur
dan Bupati.
• Administrasi kepegawaian.
• Pelaksanaan Diklat dan Pendidikan Jarak Jauh.
• Penanggulangan bencana alam.
• Koneksi ke internet dengan menggunakan aplikasi
e-mail dan chating
DAFTAR PUSTAKA
[1] Behrouz A. Forouzan, “TCP/IP Protokol Suite
Second Edition”, McGraw-Hill Companies,
2003.
[2] Haris Corporation, “Radio Communications in
The Digital Age, Volume One : HF Technology”, 1996.
[3] Haris Corporation, “Radio Communications in
The Digital Age, Volume Two : VHF/UHF
Technology”, 2000.
[4] http://www.afthd.tu-darmstadt.de/~flexnet/
index.html
[5] http://www.bungo.go.id
[6] http://www.depdagri.go.id
[7} http://www.ditjen-otda.go.id
[8] http://www.harris.com
[9] http://www.indonesia.go.id
[10] http://www.raag.org/sv2agw/inst.htm
[11] James E. Goldman dan Philip T. Rawles,
“Aplied Data Communcations : A BussinesOriented Approach Third Edition”, Jhon Wiley
& Sons, 2001.
Pemanfaatan Radio HF sebagai Alternatif Komunikasi Data pada Sistem Komunikasi Pemerintah
5
[12] Kelompok Penelitian Ionosfer dan Propagasi
Gelombang Radio – Bidang Ionosfer dan
Telekomunikasi, Pusat Pemanfaatan Sains
Antariksa LAPAN Bandung, “Materi Pelatihan
Managemen Frekuensi dan Teknis Komunikasi
Radio”, 2004.
[13] Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional
(LAPAN), “Proceeding Seminar LAPAN, Joint
LAPAN-DLR Workshop on Telecommunication
and Computer Networking”, 1994.
[14] Onno W. Purbo & Affan Basalamah, “Internet
Radio Paket : Membangun Internet dalam
Windows dengan Soundcard Modem”, Elex
Media Computindo, Maret 2000.
[15] R.L. Brewster, “Data Communication and
Networks 3”, The Institution of Electrical
Engineers, United Kingdom, 1994.
Kuspriyanto, Dosen Program Magister Teknik Elektro – Institut
Teknologi Bandung.
Azdy Elfistoni, Mahasiswa Program Magister Teknik Elektro Bidang
Khusus Teknologi Informasi - Institut Teknologi Bandung. PNS pada Sub
Bagian Sandi dan Telekomunikasi Daerah - Bagian Informasi,
Komunikasi dan Keprotokolan Sekretariat Daerah Kabupaten Bungo.
Pemanfaatan Radio HF sebagai Alternatif Komunikasi Data pada Sistem Komunikasi Pemerintah
6
Download