Dunia di Tangan Indonesia dan Maroko (30/M)

advertisement
Dunia di Tangan Indonesia dan Maroko (30/M)
Oleh : Al Kasih
Senin, 16 Mei 2011 00:13
KOPI, “Sekali cinta, tetap cinta,” mungkin itu lah pepatah indah yang tepat untuk
menggambarkan kebanggaan besar Maroko terhadap Indonesia. Negara seribu benteng yang
jauh berada di belahan utara benua Afrika ini telah begitu tulusnya menobatkan Indonesia
sebagai sahabat dan bahkan saudara kandung sendiri. Telah lebih dari lima puluh tahun
hubungan itu terjalin. Namun sampai detik ini, atau esok, lusa dan seterusnya, tampak tidak
akan pernah putus ikatan yang telah terjalin di antara mereka.
Itu semua terlihat jelas jika kita meninjau kembali hangatnya persahabatan dari kedua negara
ini yangmana telah mempersembahkan banyak dampak positif bagi rakyat mereka
masing-masing terutama bagi Indonesia selama lima puluh tahun belakangan ini. Salah satu
keramahan itu ialah dibebaskannya oleh Maroko bagi Warga Negara Indonesia untuk
berkunjung ke sana dengan tujuan baik apapun. Jika untuk pergi ke luar negeri—anggap lah ke
negara-negara besar di benua Eropa dan Amerika—Warga Negara Indonesia harus memiliki
visa, sedangkan untuk pergi ke Maroko, negara yang berada di benua Afrika ini, mereka tidak
harus memilikinya sebab Indonesia telah mendapatkan perjanjian bebas visa sejak lebih dari 50
tahun silam. (http://bataviase.co.id/node/273114)
Tentu lah ini tidak bisa disia-siakan begitu saja oleh Indonesia. Terlebih lagi jika ini ditinjau dari
segi postif seperti Pendidikan, Kebudayaan dan Agama Islam, ini merupakan sebuah peluang
besar untuk WNI yang begitu banyak ingin mendalami ketiga hal tersebut. Apalagi, Maroko
tidak hanya membebaskan visa untuk WNI, tapi juga memberikan beasiswa untuk mereka yang
ingin belajar di sana. (PPI Maroko)
Lantas, apakah yang membuat Maroko begitu tulusnya bersahabat dan bersaudara dengan
Indonesia sehingga memberikan hal-hal itu?
Sejak Maroko ikut berperan aktif dalam KTT Asia-Afrika yang telah memberikan dukungan
untuk memperjuangkan kemerdekaannya dan hingga setahun kemudian pun meraih
kemerdekaan itu, Raja Mohammad V dan segenap rakyat Maroko pun akhirnya menganggap
Prisiden Soekarno sebagai pemimpin revolusioner dunia yang mampu membangkitkan
semangat kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika. (Sahabat Maroko.com).
Setidaknya, itu lah awal mulanya yang membuat Maroko jatuh cinta kepada Indonesia.
Kemerdekaan yang diraih oleh Maroko saat itu seakan berpengaruh besar dengan Negara
1/4
Dunia di Tangan Indonesia dan Maroko (30/M)
Oleh : Al Kasih
Senin, 16 Mei 2011 00:13
Indonesia terutama dengan Prisiden Indonesia pertama, Soekarno. Pun, Maroko bukan lah
‘kacang yang lupa pada kuliatnya’. Meski itu telah terjadi sekitar lima puluh tahun silam, namun
sampai sekarang, ia tetap menganggap Indonesia sebagai sahabat terbaiknya dan bahkan
saudara kandung sendiri.
Bagaimana pun juga dan apapun caranya, hubungan diplomatic yang telah terjalin dengan
sangat harmonis ini harus tetap bisa dipertahankan sampai dunia tak lagi berputar. Sebab,
menjalin persahabatan dan persaudaraan antara negara tidak lah semudah membalikan
telapak tangan. Meskipun sering ditemui ada banyak ikatan-ikatan antara satu negara dengan
negara yang lain, tapi sebenarnya itu tak lepas juga dengan persaingan dan saling
menjatuhkan, bukan untuk memajukan perkembangan setiap negara.
Untuk itu, begitu diharapkan kedua negara ini bisa mewujudkan sesuatu yang bermanfaat demi
kemajuan dan perkembangan negara masing-masing maupun seluruh dunia. Tentu ada banyak
cara agar hubungan diplomatic ini dapat tetap bertahan sampai kapanpun juga. Apalagi jika
diingat keberadaan Negara Maroko yang berdekatan dengan Negara Spanyol atau benua
Eropa, ini merupakan sebuah peluang besar bagi Indonesia untuk menjalankan usaha
perdagangan Internasionalnya dan menjadikan Maroko sebagai target pasar internasional,
yangmana ini juga untuk kebaikan Indonesia dan Maroko sendiri terutama dalam
perkembangan Ekonomi mereka berdua.
Di samping itu, dari sini juga Indonesia dan Maroko bisa bersatu untuk menyebarkan agama
Islam ke seluruh dunia. Sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Maulana Malik Ibrahim,
salah satu sesupuh Wali Songo yang datang dari Maroko ke Indonesia dengan tujuan untuk
berdagang, tapi siapa sangka, dengan kepiawaianya ia mampu mengikat hati warga Indonesia
berduyun-duyun memeluk islam. (Sahabat Maroko.com.)
Maroko dan Indonesia bisa mencontoh apa yang pernah dilakukan oleh Maulana Malik Ibrahim
ini. Jika salah satu sesupuh Wali Songo ini bisa menyebarkan agama islam seorang diri di
negara yang bukan tempat kelahiranya, tentu lah jika Indonesia dan Maroko bersatu untuk
menyebarkan agama Islam akan lebih mudah dan cepat. Apabila banyak dan sering perwakilan
dari manca negara datang ke Maroko, sebagai target pasar internasional, untuk mengeskpor
dan mengimpor sesuatu, secara otomatis mereka akan terbiasa dengan apa yang ada dan
yang dilakukan di negara seribu benteng ini. Apalagi, banyak di negara-negara lain para
penduduknya tidak memiliki agama dan tidak percaya akan keberadaan tuhan, akan semakin
mudah untuk menarik hati mereka agar memeluk agama Islam.
2/4
Dunia di Tangan Indonesia dan Maroko (30/M)
Oleh : Al Kasih
Senin, 16 Mei 2011 00:13
Dengan diperlihatkan betapa indahnya agama Islam ketika menjalankan sebuah perdagangan
Internasional di Maroko, perlahan-lahan dan satu-per-satu orang-orang yang tidak memiliki
agama akan ikut memeluk agama Islam dan percaya kepada tuhan. Dan ini tidak lah bertujuan
semata untuk mempromosikan agama Islam, tapi juga agar orang-orang yang tidak memiliki
kepercayaan tersebut dapat memegang pedoman hidup mereka. Apabila semua orang dari
berbagai negara memiliki agama, terutama dapat memeluk agama Islam, maka perdamaian
dunia pun akan mudah terwujud dengan sendirinya, tidak akan lagi ada perperangan negara
dan pertumpahan darah seperti apa yang kerap terjadi belakangan ini.
Sangat diharapkan Indonesia dan Maroko bisa menjalankan misi penting ini. Kesempatan emas
sudah ada di depan mata dengan adanya ikatan persahabatan di antara mereka, Maroko
sebagai target pasar Internasional dan dari Indonesia banyak sumber daya alam yang sangat
ingin dimiliki oleh negara-negara di seluruh dunia. Dari sini, Indonesia hanya perlu mengekspor
sebagian kekayaannya ke Maroko agar semua negara di dunia dengan mudah bisa
mendapatkannya kembali dari negara seribu benteng ini. Selain Maroko dan Indonesia bisa
menyebarkan agama islam, kemajuan Ekonomi di maroko pun akan semakin berkembang dan
Indonesia pun dapat meraih keuntungan yang sewajarnya dari apa yang diekspornya karena
Maroko tidak mungkin curang dengan sahabat atau saudara kandungnya sendiri.
Mungkin itu lah yang sebaiknya dilakukan kedua negara ini untuk menciptakan dunia seperti
apa yang kita inginkan bersama. Tidak lagi ada yang bisa melakukan ini selain mereka berdua.
Jika mereka terus bersatu, maka keadaan dunia pun bisa ditaklukan oleh kedua negara ini
dengan sangat baik. Tidak bisa dibayangkan jika akhirnya perdamaian dunia itu bisa
terwujudkan oleh kedua negara ini. Andai saja itu terjadi, mungkin bahasa Internasional bukan
lah lagi bahasa Inggris melainkan bahasa Arab atau bahasa Indonesia. Tidak kah kita semua
menginginkan itu? Jika iya, terus lah bersatu dan jadikan dunia ini seperti apa yang kita
inginkan. Berpegang lah satu sama lain, dan robohkan ketidakadilan dan kemunafikan di atas
dunia ini.
Biodata Penulis
Nama : Al Kasih
Tempat & Tanggal Lahir : Padang, 25 Maret 1989
Status : Mahasis Aktif di Universitas Nasional
3/4
Dunia di Tangan Indonesia dan Maroko (30/M)
Oleh : Al Kasih
Senin, 16 Mei 2011 00:13
Alamat : Jalan Sawo Manila, Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, 12520.
Telp : (021) 7806700 - 7806462
Alamat rumah: Jl. Yousudarso Lorong 101 timur No. 57B, Rt 006 Rw 02, Kelurahan Koja,
Kecamatan Koja, Jakarta Utara, 14220
No. Handphone : 08811498476 / 085697951884 e-mail : [email protected]
Akun facebook : http://www.facebook.com/al.kush1 (Al Kasih)
4/4
Download