persepsi masyarakat terhadap fasilitas sosial di kota tangerang

advertisement
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP FASILITAS SOSIAL DI KOTA
TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh
ANGGA MAHARDIKA
NIM 109015000110
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ABSTRAK
Angga Mahardika (109015000110). Persepsi Masyarakat Terhadap
Fasilitas Sosial Di Kota Tangerang Selatan. Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Fasilitas sosial merupakan elemen penting yang ada di setiap kota.
Keberadaannya sangat bisa membantu aktivitas masyarakat dalam kesehariannya.
Namun terkadang keberadaan fasilitas sosial di sebagian kota tidak terlalu
mendapat perhatian dari pemerintah setempat, sehingga menyebabkan fasilitas
sosial yang ada menjadi tidak terawat. Kota Tangerang Selatan yang telah
mengalami pertumbuhan yang pesat pasti memiliki fasilitas-fasilitas sosial di
dalamnya. Tangerang Selatan yang telah berdiri menjadi kota sendiri sejak 2008
silam memiliki banyak pertumbuhan serta perkembangan terutama di sektor
fasilitas sosialnya di bandingkan pada saat Tangerang Selatan masih menjadi satu
di Kabupaten Tangerang. Hal yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini
adalah bagaimana persepsi masyarakat terhadap fasilitas sosial yang ada di Kota
Tangerang Selatan. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui
bagaimana persepsi masyarakat terhadap fasilitas sosial di Kota Tangerang
Selatan setelah menjadi kota sendiri.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
analisis. Populasi penelitian meliputi seluruh penduduk yang berada di Kota
Tangerang Selatan. Penentuan sampel ditentukan berdasarkan jumlah kepala
keluarga yang diambil secara acak proporsional. Teknik pengumpulan data yang
dilakukan adalah penyebaran angket sebanyak 15 item sedangkan teknik analisis
data dilakukan dengan menggunakan rumusan prosentase kemudian diolah dan
diinterpretasikan dengan menggunakan rumusan distribusi frekuensi.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, fasilitas sosial yang
meliputi aspek pendidikan, kesehatan, transportasi, keagamaan serta pasar cukup
baik menurut penilaian masyarakat. Ini dapat terlihat dari perhitungan rumus yang
menunjukan bahwa fasilitas sosial yang ada di Kota Tangerang Selatan sudah
cukup baik (70,32).
i
ABSTRACT
Angga Mahardika ( 109015000110 ). Public Perception Of Social Facilities In
South Tangerang City. Thesis Department of Social Sciences Education, Faculty
of Tarbiyah and Teaching Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
Social facilities is an important element that exists in every city. Existence is
able to assist people in their daily activities. But sometimes the existence of social
facilities in most cities are not too get attention from the local government, thus
causing existing social facilities be maintained. South Tangerang city that has
experienced rapid growth definitely has social facilities in it. South Tangerang
city that has become a stand alone since 2008 has a lot of growth and
development, especially in the sector of social facilities in South Tangerang
compare when they become one in the Tangerang Regency. It is a problem in this
study is how the public perception of social facilities in South Tangerang City.
The objectives to be achieved is to determine how the public perception of social
facilities in South Tangerang City after becoming its own city.
The method used in this study is descriptive analysis. The study population
includes the entire population residing in South Tangerang City. Determination of
the sample is determined by the number of household heads randomly drawn
proportionally. Data collection techniques are as many as 15 items questionnaire
data analysis techniques performed while using the percentage formula is then
processed and interpreted using frequency distribution formula.
Based on the research that has been conducted, which covers aspects of social
facilities of education, health, transportation, religion and the market is quite good
in the community assessment. It can be seen from the calculation formula which
shows that the existing social facilities in South Tangerang City is Good enough (
70.32 ).
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirrahim
Alhamdulillahirabil’alamin
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
hidayahnya yang dianugrahkan. Shalawat serta salam senantiasa penulis curahkan
kepada nabi besar Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat dan para
umatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Persepsi Masyarakat Terhadap Fasilitas Sosial Di Tangerang Selatan”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak
kekurangan dan belum mencapai hasil yang sempurna. Perjalanan panjang penulis
dalam usaha menyelesaikan penulisan skripsi ini diwarnai dengan segala
keterbatasan penulis, tantangan dan penuh perjuangan yang harus penulis hadapi,
dalam penulisan ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan, bimbingan dan
dukungan yang penuh ketulusan serta keikhlasan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Nurlena Rifa’i, MA. Ph.D, Dekan fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh
pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Iwan Purwanto, M.pd., Kepala Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberi pelayanan serta dukungan selama mengikuti
proses belajar mengajar.
3. Prof. Dr. H. Rusmin Tumanggor, MA, Dosen Pembimbing dalam
penyusunan skripsi ini atas kesabaran beliau dalam memberikan motivasi
dan bimbingan kepada penulis.
4. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
yang telah memberikan ilmu dan bimbingan selama penulis menempuh
pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
5. Seluruh staf kantor Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan yang
telah memberikan data-data kepada penulis untuk pembuatan skripsi ini.
6. Kepada kedua orang tuaku yang tercinta, Ayahanda Suharmani dan Ibunda
Giani Setiani Budhi, yang selalu memberikan yang terbaik bagi ananda,
dengan penuh kasih sayang, kesabaran, pengorbanan dalam mendidik
ananda dari kecil hingga besar seperti sekarang ini.
7. Saudaraku, Fenti Maharani yang telah memberikan semangatnya.
8. Sahabat-sahabatku anak D’JAVA, Fikri Faisal Adli, Kunarto Sarwo
Sayogo, Andhika Tri Laksono, yang menjadi teman touring dan juga
menjadi
penyemangat
serta
penghibur.
Mudah-mudahan
selalu
mendapatkan keridhoan dari Allah SWT.
9. Sahabatku, Ricky Pratama Putra, Ikbal Munajat, Muhammad Haqul
Mubin, Akhmad Asep Erista, Alvin Hidayat, Muhammad Mahbub Jaelani,
Kharis Agustiar, Anggi Sanjaya, yang menjadi penyemangat, penghibur,
serta memberikan bantuan moril dan material. Mudah-mudahan selalu
mendapatkan keridhoan dari Allah SWT baik di dunia maupun akhirat.
10. Teman-teman Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial angkatan 2009 yang
telah menjadi teman seperjuangan dalam menuntut ilmu di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
11. Dan semuanya yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung,
penulis tidak bisa sebutkan namanya satu-persatu.
Akhirnya hanya kepada Allah penulis bertawakal, semoga jasa mereka semua
mendapatkan balasan yang berlipat ganda dan amal kebaikannya diterima oleh
Allah SWT. Besar harapan penulis semoga karya ilmiah sederhana ini
memberikan manfaat bagi yang meluangkan waktunya untuk membaca.
Jakarta, Desember 2013
Penulis
Angga Mahardika
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN
ABSTRAK ........................................................................................................................... i
ABSTRAC ........................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………… v
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pemilihan Masalah .............................................................. ........... 1
B. Permasalahan ............................................................................................................ 7
1. Identifikasi Masalah ............................................................................................ 7
2. Pembatasan Masalah ........................................................................................... 7
3. Perumusan Masalah ............................................................................................ 8
C. Tujuan dan Signifikansi ............................................................................................ 8
BAB II : TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teoritis ....................................................................................................... 9
1. Deskripsi Teoritis ..................................................................................................... 9
a. Pengertian Persepsi ............................................................................................ 9
b. Fasilitas Sosial ................................................................................................... 12
1) Fasilitas Pendidikan ........................................................................................... 13
-
Sekolah ........................................................................................................ 14
2) Fasilitas Kesehatan ............................................................................................ 20
-
Rumah Sakit ................................................................................................ 20
3) Fasilitas Peribadatan .......................................................................................... 23
-
Masjid .......................................................................................................... 24
-
Gereja ........................................................................................................... 24
4) Fasilitas Transportasi dan Angkutan Umum .................................................... 25
-
Transportasi Angkutan Umum ..................................................................... 25
5) Fasilitas Perbelanjaan dan Niaga ....................................................................... 27
-
Pasar ............................................................................................................. 28
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ................................................................................. 30
2. Kerangka Konseptual ......................................................................................... 32
v
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian .................................................................................................... 33
B. Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................................................. 34
C. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................... 34
D. Populasi Dan Sampel ............................................................................................... 35
E. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data ..................................................................... 40
F. Interpretasi Data ........................................................................................................ 41
G. Kisi-kisi Angket ........................................................................................................ 42
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Sejarah Kota Tangerang Selatan ............................................................................... 44
B. Gambaran Umum Kota Tangerang Selatan ........................................................... 44
C. Analisis Data ............................................................................................................ 46
D. Analisis Kerangka Konseptual ................................................................................. 56
E. Analisis Hasil Penelitian ........................................................................................... 57
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 60
B. Saran ......................................................................................................................... 60
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan di Indonesia merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Pembangunan itu bertujuan untuk mewujudkan suatu
masyarakat adil, makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945. Pembangunan itu merupakan rangkaian perbaikan
taraf hidup manusia. Dari pembangunan itu dapat membuahkan banyah hasil
bagi kehidupan masyarakat, namun terkadang pembangunan yang dilakukan
masih belum merata.
Di dalam kehidupan tentu kita sebagai manusia tidak pernah terlepas dari
penggunaan fasilitas sosial atau fasilitas umum yang ada di sebuah kota.
Sebuah kota akan terlihat berkembang apabila fasilitasnya yang adapun ikut
berkembang. Layaknya seperti kota-kota yang sudah berkembang pesat
terlebih
dahulu,
Tangerang
Selatan
pun
sedang
melakukan
tahap
perkembangan, baik dari segi tata ruang kotanya ataupun ketersediaan
fasilitas sosialnya.
Seiring dengan perjalanan dari waktu ke waktu, pada umumnya kota
Provinsi dan Kabupaten/Kota mengalami jumlah penduduk yang besar.
Jumlah penduduk tersebut harus diimbangi dengan penyediaan berbagai
fasilitas. Tampaknya keadaan itu tidak sebanding dan tidak jarang terjadi
pada fasilitas sosial. Fasilitas pelayanan sosial yang dimaksud adalah
ketersediaan fasilitas pelayanan pendidikan, kesehatan, air bersih, perumahan,
olahraga dan fasilitas pelayanan keagamaan.
Fasilitas sosial merupakan salah satu bagian terpenting bagi manusia dan
juga bagi sebuah kota. Melalui fasilitas sosialnya suatu kota dapat terlihat
apakah sudah tumbuh dan berkembang dengan baik atau belum, melalui
fasilitas sosialnya sebuah kota dapat dilihat maju atau tidak.
1
2
Peranan fasilitas sosial juga sama sekali tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Keberadaan fasilitas sosial didalam sebuah kota
sangatlah penting, karena merupakan sarana umum yang banyak dibutuhkan
oleh masyarakat, sehingga keberadaan serta kenyamanan juga harus menjadi
perhatian penting bagi pemerintah agar fasilitas sosial yang ada dapat
melayani masyarakat dengan baik.
Menurut peraturan menteri dalam negeri nomor 1 tahun 1987, tentang
penyerahan prasarana lingkungan, utilitas umum dan fasilitas sosial, termuat
definisi fasilitas sosial, yaitu fasilitas yang dibutuhkan masyarakat dalam
lingkungan permukiman yang meliputi: fasilitas kesehatan, fasilitas
pendidikan, perbelanjaan dan niaga, peribadatan, rekreasi dan budaya,
olahraga dan taman bermain, pemerintah dan pelayanan umum serta
pemakaman umum. Sedangkan prasarana lingkungan meliputi jalan, saluran
pembuangan air limbah dan saluran pembuangan air hujan serta utilitas
umum terdiri dari jaringan air bersih, jaringan listrik, gas, telepon,
kebersihan/pembuangan sampah dan pemadam kebakaran.1
Didalam sebuah kota ketersediaan fasilitas sosial sangatlah dibutuhkan
keberadaannya. Fasilitas sosial sangatlah berperan penting bagi tumbuh dan
berkembangnya suatu kota. Ketersediaan fasilitas sosial seperti Rumah Sakit,
Sekolah serta Jalan sangatlah dibutuhkan bagi masyarakat banyak. Dengan
semakin meningkatnya jumlah penduduk maka ketersediaan fasilitas sosial
yang adapun akan semakin dibutuhkan.
Arti definisi/pengertian fasilitas sosial adalah fasilitas yang diadakan oleh
pemerintah atau pihak swasta yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat
umum dalam lingkungan pemukiman. Contoh dari fasilitas sosial (fasos)
adalah seperti puskemas, klinik, sekolah, tempat ibadah, pasar, tempat
rekreasi, taman bermain, tempat olahraga, ruang serbaguna, makam, dan lain
sebagainya.2
1
Usep Surahman, Artikel Fasilitas Sosial Tanggung Jawab Siapa, h. 1,
(http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/Jur.Pend.Teknik Arsitektur).
2
Pengertian Fasilitas umum dan Fasilitas Sosial, h.1, (http://organisasi.org/arti-pengertianfasilitas-umum-dan-fasilitas-sosial-perbedaan-fasum-fasos).
3
Layaknya seperti kota-kota yang ada di Indonesia. Banyak kota-kota di
Indonesia yang telah berkembang pesat akibat dari suksesnya perencanaan
serta pembangunanya yang baik. itupun tidak terlepas dari perencanaan yang
baik serta ketepatan dalam menentukan dimana seharusnya membangun saran
serta prasarana yang menunjang kota-kota tersebut. Seperti halnya kota,
fasilitas sosialpun dapat berkembang. Fasilitas sosial dapat berkembang
seiring dengan berkembang atau bertambahnya jumlah penduduk. Semakin
banyak jumlah penduduk maka fasilitas sosialnyapun akan semakin
dibutuhkan. Seiring dengan berkembangnya sebuah kota, maka akan
berdampak pada pertumbuhan penduduk serta fasilitas sosialnya. Apakah
pertumbuhan serta pertambahan jumlah penduduk diikuti juga oleh
perkembangan fasilitas sosialnya atau tidak, itu semua juga memerlukan
perencanaan
yang
baik
sehingga
fasilitas
sosial
yang
ada
dapat
termaksimalkan keberadaannya.
Didalam perkotaan kita sering menemukan berbagai macam masalah,
salah satunya adalah permasalahan dalam fasilitas sosialnya, baik berupa
kenyamanannya, ketersediaan serta sarana dan prasarana yang menunjang.
Disini ditemukan beberapa masalah seperti ketersediaan fasilitas apa yang
menunjang rumah sakit, sekolah serta jalan tersebut, kenyamanan serta
ketersediaan rumah sakit, sekolah serta jalan yang ada di Tangerang Selatan
sudah memadai atau belum. Ketersediaan sarana transportasipun terkadang
menjadi kendala tersendiri bagi masyarakat, seperti sekarang jumlah angkutan
umum sudah tidak sebanyak dulu dan sekarang lebih didominasi oleh ojek
yang dari segi tarifpun lebih mahal dan kadang memberatkan warga.
Ketersediaan fasilitas sosial pendidikan/sekolah yang memadai sangatlah
penting bagi sebuah perkembangan kota. Bagaimana warganya dapat hidup
dengan baik apabila mereka tidak mendapatkan ilmu pengetahuan karena
kurangnya
ketersediaan
sekolah.
Pendidikan
sebagai
sarana
untuk
memperoleh wawasan, ilmu pengetahuan dan keterampilan agar peluang
4
kerja lebih terbuka dan upah yang didapat juga lebih tinggi3. Karena
pendidikan dapat meningkatkan kualitas SDM yang ada.
Dengan makin
banyaknya penduduk yang tinggal disebuah kota, sudah seharusnya
diimbangi dengan pertumbuhan serta ketersediaan sekolah juga yang
memadai bagi para penduduknya.
Secara administratif wilayah Kota Tangerang Selatan memiliki 7
Kecamatan, yakni Ciputat, Ciputat Timur, Pamulang, Pondok Aren, Serpong,
Serpong Utara dan Setu. Kota Tangerang Selatan mempunyai Motto “
Cerdas Modern dan Religius”, maksudnya adalah ingin menjadikan Kota
ini yang dapat berdiri sendiri dan berkembang seperti kota-kota lain.
Semenjak memisahkan diri dari kabupaten Tangerang, Tangerang Selatan
mengalami pertumbuhan yang signifikan baik dalam hal kependudukannya,
pertumbuhan fisik kotanya ataupun ketersediaan fasilitas sosialnya.
Berdasarkan hasil pengamatan awal peneliti dan wawancara dengan kepala
BPS
Tangerang
Selatan,
ditemukan
berbagai
masalah,
diantaranya
ketersediaan sekolah yang berkualitas, terjangkau dan murah masih kurang,
masih kurangnya sarana rumah sakit bagi para warga Tangerang Selatan,
masih banyak jalan yang sempit sehingga menimbulkan kemacetan, sistem
transportasi angkutan umum yang adapun belum cukup memadai dan
nyaman, keadaan pasar yang belum memadai bagi warga Tangerang Selatan.
Berikut hasil wawancara peneliti dengan kepala BPS Tangerang Selatan :
3
http://analisis-lintas-sektor.blogspot.com/2013/01/analisis-keterkaitan-kemiskinandengan.html diakses pada tanggal 24 Juli 2013 pada pukul 13.10
5
1) Bagaimana sejarah berdirinya kota Tangerang Selatan?
Jawab:
“ Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom yang terbentuk pada
akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten tertanggal 26
November 2008. Pembentukan daerah otonom baru tersebut, yang merupakan
pemekaran dari Kabupaten Tangerang, dilakukan dengan tujuan
meningkatkan pelayanan dalam bidang pemerintahan, pembangunan, dan
kemasyarakatan serta dapat memberikan kemampuan dalam pemanfaatan
potensi daerah. Dengan 36 kecamatan luas wilayah + 1.159,05 km2 dan
jumlah penduduk lebih dari tiga juta orang, pelaksanaan pembangunan dan
pelayanan kepada masyarakat di Kabupaten Tangerang dirasakan belum
sepenuhnya terjangkau. Kondisi demikian perlu diatasi dengan
memperpendek rentang kendali pemerintahan melalui pembentukan daerah
otonom baru, yaitu Kota Tangerang Selatan, sehingga pelayanan publik dapat
ditingkatkan guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat ”.
2) Menurut bapak, bagaimana sarana serta prasarana yang terdapat di sekolahsekolah di kota tangerang selatan saat ini?
Jawab:
“ Menurut saya, sarana serta prasarana yang ada di sekolah-sekolah di tangsel
saat ini sudah cukup baik di beberapa aspekpun sudah baik, namun masih
perlu adanya peningkatan di beberapa sekolah yang sarana serta prasarana
masih kurang memadai sehingga saya rasa kegiatan KBM disana belum
terlalu maksimal “.
3) Menurut bapak, bagaimana sarana serta prasarana yang terdapat di rumah
sakit di kota tangerang selatan saat ini?
Jawab:
“ Menurut saya, sarana serta prasarana yang ada di rumah sakit saat ini sudah
baik namun perlu ditingkatkan lagi agar dapat memenuhi kebutuhan akan
kesehatan bagi para warga tangerang selatan “.
4) Menurut bapak, bagaimana kualitas pelayanan yang terdapat di rumah sakit di
kota tangerang selatan saat ini?
Jawab:
“ Menurut saya, pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit sudah
cukup baik, namun perlu adanya peningkatan serta seleksi lebih ketat kepada
para perawat yang ingin bekerja disana agar dapat memberikan pelayanan
serta perawatan yang baik kepada para pasiennya “.
6
5) Menurut bapak, bagaimana kelayakan tempat ibadah yang terdapat di kota
tangerang selatan?
Jawab:
“ Menurut saya masjid-masjid yang ada sudah cukup layak bagi para umat
muslim jika ingin melaksanakan ibadah, namun perlu adanya pembangunan
masjid raya yang dapat mempermudah warga yang ingin beribadah apabila
sedang dalam perjalanan.
Perlu adanya juga peningkatan di tempat-tempat ibadah lain seperti gereja,
agar dapat memberikan kenyamanan bagi para warga yang ingin
melaksanakan ibadah “.
6) Menurut bapak, bagaimana sistem transportasi angkutan umum yang ada di
kota tangerang selatan?
Jawab:
“ Menurut saya sistem transportasi di tangsel ini masih perlu perbaikan serta
peningkatan. Karena sistem transportasi yang ada belum cukup memadai bagi
para warga tangsel, seperti jumlah angkot yang dirasa masih kurang dan jam
operasional angkot jurusan pamulang 2 – ciputat hanya sampai jam 17.00
saja, ini sangat tidak membuat nyaman warga sehingga masih banyak warga
yang belum memanfaatkan sistem transportasi itu dan lebih memilih
menggunakan kendaraan pribadi “.
7) Menurut bapak, bagaimana keberadaan pasar yang ada di kota tangerang
selatan?
Jawab:
“ Menurut saya keberadaan pasar yang ada sudah baik, namun perlu adanya
peningkatan serta perbaikan sarana serta prasarana yang menunjang pasar
tersebut. Seperti pasar ciputat yang masih kekurangan lahan parkir dan belum
memiliki tempat pembuangan sampah yang tetap sehingga menimbulkan
ketidaknyamanan bagi warga yang ingin berbelanja disana, kios-kiosnya pun
belum memadai. Seharusnya kios para pedagang diatur sedemikian rupa dan
ditata dengan rapi, sehingga memudahkan warga untuk datang dan berbelanja
“. 4
Berdasarkan wilayah administratif Kota Tangerang Selatan, maka saya
akan memfokuskan penelitian saya pada 3 kecamatan.
4
Hasil wawancara dengan kepala BPS Tangerang Selatan
7
Tabel 1.1 Penduduk Tangerang Selatan berdasarkan Kecamatan
NO Kecamatan
Serpong
1.
Jumlah penduduk
145.430
Kepadatan Penduduk
6.050
2.
Serpong Utara
135.211
7.579
3.
Setu
69.898
4.723
4.
Pamulang
299.084
11.152
5.
Ciputat
201/265
10.950
6.
Ciputat Timur
185.737
12.037
7.
Pondok Aren
319.301
10.686
Jumlah
1.355.926
9.212
Sumber data BPS tahun 2012
Untuk itu disini peneliti mengambil judul “Persepsi Masyarakat
Terhadap Fasilitas Sosial di Kota Tangerang Selatan” dengan tujuan ingin
melihat bagaimana persepsi masyarakat terhadap fasilitas sosial yang ada di
Kota Tanggerang Selatan apakah sudah cukup memadai warganya atau
belum.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemikiran diatas, maka terdapat masalah-masalah dalam
meningkatnya jumlah penduduk dengan ketersediaan fasilitas sosial yang ada,
diantaranya adalah:
a. Masih kurangnya infrastruktur fasilitas sosial di Tangerang Selatan.
b. Masih belum memadainya fasilitas sosial di Tangerang Selatan
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka masalah tersebut dibatasi
menjadi:
a. Pertumbuhan Fasilitas sosial yang ada di Tangerang Selatan.
b. Sarana serta prasarana Fasilitas sosial di Tangerang Selatan.
c. Masih terbatasnya ketersediaan Fasilitas sosial yang memadai di Tangerang
Selatan.
8
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Bagaimana persepsi masyarakat terhadap fasilitas sosial di kota
Tangerang Selatan”
E. Tujuan dan Signifikansi
1. Tujuan Penelitian
Beberapa tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu:
a. Untuk melihat bagaimana pertumbuhan Fasilitas Sosial di Tangerang Selatan
b. Untuk melihat bagaimana pandangan masyarakat terhadap fasilitas sosial
yang ada di Tangerang selatan.
c. Untuk melihat gambaran mengenai sarana serta prasarana infrastruktur
fasilitas sosial yang menunjang untuk warga Tangerang Selatan.
2. Signifikansi
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bahan informasi atau masukan bagi Pemerintah Kota Tangerang Selatan
dalam mengambil kebijakan untuk membuat program pembangunan disektor
fasilitas sosial.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis untuk menyusun karya
ilmiah dalam bentuk sikripsi.
3. Bahan referensi atau bahan perbandingan bagi peneliti lainnya dalam objek
yang sama pada lokasi dan waktu yang berbeda.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Deskripsi Teoritis
a. Pengertian Persepsi
Persepsi berasal dari kata “perception” yang berarti pengalaman,
pengamatan, rangsangan dan pengindraan. Persepsi adalah pengalaman
tentang
objek,
peristiwa
atau
hubungan
yang
diperoleh
dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.1 Pengamatan adalah
aktivitas jiwa manusia mengenali rangsangan yang sampai melalui alat-alat
indera dengan kemampuan manusia.2 Kemampuan pengamatan manusia tidak
hanya datang dari objek yang berada dari alam luar saja, tetapi juga dapat
mengenali rangsangan sakit, lapar dan dahaga yang merupakan objek dari
dalam diri manusia.
Pesepsi adalah obyek-obyek di sektar kita, kita tangkap melalui alat-alat
indera dan diproyeksikan pada bagian tertentu di otak sehingga kita dapat
mengamati obyek tersebut.3 Persepsi merupakan suatu proses yang didahului
oleh penginderaan. Penginderaan adalah merupakan suatu proses diterimanya
stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indera.4
Persepsi didefinisikan sebagai proses yang menggabungkan dan
mengorganisasikan data-data indera (penginderaan) untuk dikembangkan
sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling, termasuk sadar
akan diri kita sendiri. Definisi lain menyebutkan bahwa persepsi adalah
kemampuan membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan perhatian
terhadap suatu objek rangsang.5
1
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung PT Remaja Rosda Karya. h. 51
Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan lingkungan, Jakarta Kizi Brother’s
2006, h. 54
3
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta Bulan Bintang 2000, h.39
4
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta Andi Offset 2003. Ed Rev.h. 53
5
Abdul Rahman Shaleh dan Muhib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif
Islam, Jakarta Kencana 2004, h. 88-89
2
9
10
Menurut pendapat lain persepsi adalah aktivitas jiwa yang memungkinkan
manusia mengenali rangsangan-rangsangan yang sampai kepadanya melalui
alat-alat inderanya.6 Obyek-obyek di sekitar kita, kita tangkap melalui alatalat indra dan diproyeksikan ke bagian otak sehingga kita dapat mengamati
obyek tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan persepsi adalah suatu
proses psikologis, suatu proses pemberian arti terhadap apa yang kita lihat
dan amati dengan menggunakan alat indra kita. Persepsi dapat melalui
bermacam-macam alat indra, namun sebagian besar persepsi melalui indra
penglihatan.
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis
Indonesia selama enam bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili
kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap. Pertumbuhan penduduk
diakibatkan oleh tiga komponen yaitu: fertilitas, mortalitas dan migrasi.7
Dengan tingkat kelahiran yang cukup tinggi, ini harus diimbangi dengan
pertambahan ataupun ketersediaan fasilitas sosial yang memadai pula
sehingga dapat terjadi keseimbangan diantara keduanya.
1) Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi
Seseorang mengungkapkan suatu persepsi pada suatu objek pastilah ada
beberapa faktor yang mempengaruhinya dan setiap orang mempunya persepsi
yang berbeda-beda atas objek yang telah dilihatnya.
Zikri Neni Iska, mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi terjadi
perbedaan persepsi seseorang yaitu:
1. Perhatian: memfokuskan perhatian pada satu atau dua obyek
mengakibatkan terjadinya perbedaan persepsi antar satu orang dengan
orang lain.
2. Harapan: harapan seseorang akan rangsangan yang akan timbul.
6
Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta Pedoman Ilmu jaya
1993, h. 45
7
Jurnal geografi, Universitas Sumatra Utara
11
3. Kebutuhan: kebutuhan sesaat dan menetap pada diri seseorang akan
mempengaruhi persepsi orang tersebut dan kebutuhan yang berbeda akan
menyebabkan perbedaan.
4. Sistem nilai: sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat
berpengaruh pada persepsi.
5. Ciri kepribadian: ciri kepribadian akan mempengaruhi pula persepsi.
6. Gangguan jiwa: gangguan jiwa dapat menimbulkan kesalahan persepsi,
yang disebut dengan halusinasi.8
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang, yaitu:
1. Psikologi: persepsi seseorang mengenai segala sesuatu didalam dunia
sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologi.
2. Famili: pengaruh yang paling besar terhadap anak-anak adalah familinya.
Orang tua yang telah mengembangkan suatu cara khusus didalam
memahami dan melihat kenyataan didunia ini, banyak sikap dan persepsi
mereka diturunkan kepada anak-anaknya.
3. Kebudayaan: merupakan salah satu faktor yang kuat dalam mempengaruhi
sikap, nilai dan cara seseorang memandang dan memahami keadaan.9
Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa stimulus merupakan salah satu
faktor yang berperan dalam persepsi, yaitu:
1. Objek yang dipersepsikan: objek menimbulkan stimulus yang mengenai
alat indra atau reseptor. Stimulus dapat datang dari dalam diri individu
yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerimaan yang
bekerja sebagai reseptor.
2. Alat indra, syaraf dan pusat susunan syaraf: alat indra merupakan alat
untuk menerima stimulus. Disamping itu juga harus ada syaraf sensori
sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat
susunan syaraf yaitu otak.
3. Perhatian: untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi diperlukan
adanya perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu
persiapan dalam rangka mengadakan persepsi.10
Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa apabila beberapa orang melihat suatu
benda, maka setiap manusia pastilah memiliki persepsi yang berbeda-beda.
8
Zikri neni Iska, Psikologi pengantar Pemahaman Diri dan lingkungan, Jakarta Kozi Brother’s
2006. H. 55-56
9
Mifta Thoha, Prilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, Jakarta PT raja Grafindo
Persada 2007. H. 147-148
10
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta Andi Offset 1981. Cet 1.h. 89-90
12
b. Fasilitas Sosial
Menurut peraturan menteri dalam negeri nomor 1 tahun 1987, tentang
penyerahan prasarana lingkungan, utilitas umum dan fasilitas sosial, termuat
definisi fasilitas sosial, yaitu fasilitas yang dibutuhkan masyarakat dalam
lingkungan permukiman yang meliputi: fasilitas kesehatan, fasilitas
pendidikan, perbelanjaan dan niaga, peribadatan, rekreasi dan budaya,
olahraga dan taman bermain, pemerintah dan pelayanan umum serta
pemakaman umum. Sedangkan prasarana lingkungan meliputi jalan, saluran
pembuangan air limbah dan saluran pembuangan air hujan serta utilitas
umum terdiri dari jaringan air bersih, jaringan listrik, gas, telepon,
kebersihan/pembuangan sampah dan pemadam kebakaran.11
Menurut kamus besar bahasa indonesia, fasilitas adalah sarana yang
menunjang atau melancarkan suatu usaha atau kegiatan.12 Fasilitas sosial
adalah fasilitas yang digunakan orang banyak atau dalam kata lain fasilitas
yang diperuntukkan bersama. Fasilitas sosial disini dapat berupa Rumah
Sakit, Sekolah, Jalan, Mall, Pasar, Angkutan Umum dll. Karena sifatnya yang
milik bersama kadang orang menggunakan fasilitas sosial ini seenaknya.
Terkadang warga menggunakan fasilitas sosial tapi tidak ikut merawat
keberadaannya dan kalau sudah rusak pastilah yang disalahkan adalah
pemerintah setempat.
Perbedaan antara fasilitas sosial dengan fasilitas umum yaitu, fasilitas
sosial adalah fasilitas yang diadakan oleh pemerintah atau pihak swasta yang
dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum dalam lingkungan pemukiman.
Contoh dari fasilitas sosial (fasos) adalah seperti puskemas, klinik, sekolah,
tempat ibadah, pasar, tempat rekreasi, taman bermain, tempat olahraga, ruang
serbaguna, makam, dan lain sebagainya. Sedangkan fasilitas umum adalah
fasilitas yang diadakan untuk kepentingan umum. Contoh dari fasilitas umum
(fasum) adalah seperti jalan, angkutan umum, saluran air, jembatan, fly over,
11
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR PEND. TEKNIK ARSITEKTUR/197605272005011USEP SURAHMAN/Artikel fasilitas sosial, tanggung jawab siapa.pdf. diakses pada tanggal 24
Juli 2013 pada pukul 12.58
12
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Phoenix, 2008), Cet. Ke-3. h. 241
13
under pass, halte, alat penerangan umum, jaringan listrik, banjir kanal,
trotoar, jalur busway, tempat pembuangan sampah, dan lain sebagainya.13
Menurut saya fasum adalah fasilitas dasar yang dibutuhkan manusia
untuk hidup, sedangkan fasos adalah fasilitas yang dibutuhkan masyarakat
untuk melakukan berbagai aktivitas sosial kemasyarakatan. Fasilitas sosial
adalah milik bersama yang harus dijaga dan dirawat dengan baik agar bisa
selalu dimanfaatkan secara maksimal untuk jangka panjang. Warga
masyarakat dapat saling bahu-membahu untuk membangun dan atau
memperbaiki fasos sendiri jika memang sangat diperlukan tanpa bergantung
kepada pemerintah. Tanpa adanya fasilitas umum dan fasilitas sosial yang
memadai akan membuat hidup menjadi lebih sulit. Fasilitas sosial buatan
pemerintah yang dirusak orang-orang yang tidak bertanggung jawab akan
merugikan masyarakat secara umum. Fasos yang disediakan oleh pemerintah
dibiayai oleh dana yang sebagian besar didapat dari pajak dan retribusi. Pajak
dan retribusi dikumpulkan oleh pemerintah dari masyarakat, sehingga
fasilitas sosial merupakan milik masyarakat umum.
Di dalam penelitian ini saya membagi ke dalam 5 fasilitas, yaitu fasilitas
pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas transportasi dan
angkutan umum serta fasilitas perbelanjaan dan niaga.
1) Fasilitas pendidikan.
Fasilitas pendidikan merupakan salah satu fasilitas yang diadakan oleh
pemerintah untuk dapat mengembangkan serta meningkatkan mutu
pendidikan yang ada. Fasilitas pendidikan meliputi sekolah (SD, SMP, SMA
dan Perguruan Tinggi).
Pendidikan merupakan faktor penting dalam pelaksanaan pembangunan
daerah. Dengan tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas dapat
memicu percepatan pembangunan di kota Tangerang Selatan. Pemerintah
kota Tangerang Selatan sangat mendukung kemajuan di sektor pendidikan,
hal ini di dukung dengan beberapa di antaranya program peningkatan wajib
belajar pendidikan dasar 9 tahun dan pengembangan budaya baca.
13
http://organisasi.org/arti-pengertian-fasilitas-umum-dan-fasilitas-sosial-perbedaan-fasumfasos diakses pada tanggal 24 Juli 2013 pukul 13.00
14
Berdasarkan data dinas pendidikan, angka partisipasi kasar (APK) dan angka
partisipasi murni (APM) kota Tangerang Selatan masih rendah pada tiap-tiap
kecamatan terutama pada tingkat pendidikan menengah yang di tujukan
dengan APK 63,95 dan APM 48,72. Selain karena tingkat partisipasi,
rendahnya APK dan APM disebabkan karena banyaknya jumlah penduduk
usia sekolah yang bersekolah yang bersekolah di luar kota Tangerang Selatan
seperti di kota Tangerang dan DKI Jakarta.14
Tabel 2.1
Tingkat pendidikan penduduk Tangerang Selatan.
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Jenis Pendidikan
Tidak / Belum Sekolah
Belum tamat SD / Sederajat
Tamat SD / Sederajat
SMP / Sederajat
SMA / Sederajat
Diploma 3 / Akademik
Diploma 4 / Strata 1
Strata 2
Strata 3
Jumlah
92.004
80.808
113.676
129.361
192.766
52.321
47.369
11.957
6.410
Sumber: Dinas Pendidikan Tangerang Selatan
Berdasarkan hasil tabel menunjukkan bahwa jumlah tingkat pendidikan
terbesar adalah tingkat pendidikan SMA 192.766 atau 26 % dan di susul
tingkat pendidikan SMP 129.361 atau 18 %.
 Sekolah
Kata sekolah berasal dari bahasa latin, yakni skhole, scola, scolae atau
skhola yang memiliki arti waktu luang atau waktu senggang, dimana ketika
itu sekolah adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah kegiatan
utama mereka, yakni bermain dan menghabiskan waktu menikmati masa
anak-anak dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang adalah mempelajari cara
berhitung, cara membaca huruf dan mengenal tentang moral (budi pekerti)
14
Dinas pendidikan Kota Tangerang Selatan
15
dan estetika (seni).15 Menurut kamus besar bahasa indonesia, sekolah adalah
bangunan atau lembaga untuk belajar dan memberi pelajaran.16
Sekolah adalah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa (murid)
dibawah pengawasan pendidik (guru). Sebagian besar negara memiliki sistem
pendidikan formal, yang umumnya wajib, dalam upaya menciptakan anak
didik agar mengalami kemajuan stelah melalui proses pembelajaran.17
Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin : skhole, scola, scolae atau skhola
yang memiliki arti waktu luang atau waktu senggang, dimana ketika itu
sekolah adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah-tengah
kegiatan utama mereka, yaitu bermain dan menghabiskan waktu untuk
menikmati masa anak-anak dan remaja.18
Sekolah merupakan salah satu sarana untuk menuntut ilmu. Sekolah juga
dapat didefinisikan sebagai sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran
siswa dibawah pengawasan guru. Di indonesia seorang anak menempuh
pendidikannya secara berjenjang, mulai dari SD (sekolah dasar), SMP
(sekolah menengah pertama), SMA (sekolah menengah atas dan perguruan
tinggi. Di Indonesia pun terdapat 2 instansi sekolah,yaitu sekolah swasta dan
sekolah negeri. Sekolah swasta yaitu sekolah yang dikelola oleh pihak sendiri
ataupun suatu lembaga yayasan yang secara keseluruhan sudah menjadi
tanggung jawab orang yang mendirikannya. Sedangkan sekolah negeri yaitu
sekolah yang dikelola pihak pemerintah yang secara keseluruhan sudah
menjadi tanggung jawab pemerintah.
Sekolah adalah sebuah lembaga yang di rancang untuk pengajaran siswa
atau murid di bawah pengawasan guru. Sebagian besar negara memiliki
sistem pendidikan formal yang umumnya wajib.19
15
Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan, Jakarta Raja Grafindo 2011, h. 142
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Phoenix, 2008), Cet. Ke-3. h. 781
17
Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan..., h. 142
18
Dhania Anggraini Putri, “Analisis Penggunaan Metode activity based costing Sebagai
Alternatif Dalam
Menentukan Tarif SPP SMP - SMA Pada YPI Nasima Semarang Pada Tahun 2010,” Skripsi pada
Universitas Diponegoro, Semarang, 2011, h. 8, tidak dipublikasikan.
19
http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah diakses pada tanggal 15 Agustus 2013 pukul 19.31
16
16
Menurut dinas pendidikan kota tangerang Selatan, sekolah merupakan
komponen terpenting yang harus ada di setiap daerah atau kota. Sekolah
dapat meningkatkan kualitas SDM yang ada sehingga dapat mempercepat
pertumbuhan serta perkembangan suatu kota.
Jumlah sekolah di kota Tangerang Selatan adalah sebanyak 667 unit
dengan rincian 236 sekolah negeri, 5 madrasah negeri, 292 sekolah swasta
dan 134 madrasah swasta. 20
Dalam upayanya memajukan pendidikan, pemerintah kota Tangerang
Selatan bekerja sama dengan dinas pendidikan kota Tangerang Selatan
mengadakan beberapa program demi memajukan mutu pendidikan serta
sekolah-sekolah yang ada di kota Tangerang Selatan.
1. Program wajib belajar pendidikan 9 tahun.
Program ini diarahkan untuk rehabilitasi ruang kelas SD dan SMP dan
menyediakan bantuan operasional sekolah (BOS) untuk jenjang SD dan SMP,
peningkatan fasilitas sekolah, pelatihan kompetensi tenaga pendidik,
pelatihan kompetensi siswa berprestasi, pelatihan penyusunan kurikulum,
penambahan ruang kelas baru, penyediaan beasiswa, pembinaan kelembagaan
dan manajemen sekolah, pembinaan minat dan bakat siswa, serta akreditasi
sekolah serta seleksi siswa.
2. Program pendidikan menengah.
Program ini diarahkan untuk pembangunan gedung sekolah, penambahan
ruang kelas baru, rehabilitasi ruang kelas sekolah, peningkatan fasilitas
sekolah.
3. Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan.
Program ini diarahkan untuk pemberdayaan kompetensi profesi, pelatihan
guru SMK di P3G SMK, workshop pengelolaan lab IPA, dan workshop odel
pembelajaran berbasis ICT, pelaksanaan sertifikasi tenaga pendidik, serta
seleksi guru, pengawas, kepala sekolah.21
Menurut dinas pendidkan kota Tangerang Selatan, ada aspek-aspek yang
menjadi penilaian terhadap suatu sekolah agar sekolah tersebut layak di
gunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
20
21
Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan
Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan
17
1. Aspek sarana dan prasarana di suatu sekolah.
Aspek ini meliputi semua fasilitas yang ada di sekolah tersebut, terdiri dari
kondisi bangunan, keadaan ruang kelas, kenyamanan, infrastruktur kelas yang
meliputi ( Papan tulis, meja, bangku, dll ), infrastruktur sekolah yang meliputi
( Lapangan, perpustakaan, WC ). Aspek ini merupakan aspek mendasar dan
yang terpenting yang harus mendapat perhatian lebih. Karena suatu sekolah
akan di lihat dari aspek sarana serta prasarananya yang cukup memadai dalam
menunjang kegiatan belajar mengajar atau belum.22
Dinas pendidikan kota Tangerang Selatan bekerja sama dengan
pemerintah kota selalu mengupayakan serta sangat memperhatikan sarana
serta prasarana yang sangat di butuhkan oleh suatu sekolah. Mereka pun
selalu mengadakan kunjungan rutin ke sekolah-sekolah untuk melakukan
penilaian terhadap sarana serta prasarana yang ada. Sesuai dengan salah satu
motto kota Tangerang Selatan yaitu “cerdas” untuk itu pemerintah kota
bekerja sama dengan dinas pendidikan setempat sangat mengupayakan
pembangunan mutu sekolah serta pendidikan untuk dapat menghasilkan
kualitas SDM yang baik sehingga dapat mempercepat pertumbuhan kota,
untuk itu pemerintah memulainya dengan menyediakan sekolah-sekolah
dengan sarana serta prasarana yang baik agar siswa / masyarakat kota
Tangerang Selatan mendapatkan pendidikan yang baik juga.
Jenis-jenis sekolah.
Menurut tingkatannya, sekolah dibedakan menjadi 4 tingkat :
1) Pendidikan pra-sekolah : adalah pendidikan sebelum Sekolah Dasar,
meliputi Kelompok Bermain (Play Group).
2) Pendidikan dasar : meliputi Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah dan
SLTP / MTs.
3) Pendidikan menengah : meliputi SLTA & Kejuruan atau Madrasah
Aliyah.
4) Pendidikan tinggi : meliputi Akademi, Institut, Sekolah Tinggi atau
Universitas.23
22
Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan
Dhania Anggraini Putri, “Analisis Penggunaan Metode activity based costing Sebagai
Alternatif Dalam
Menentukan Tarif SPP SMP - SMA Pada YPI Nasima Semarang Pada Tahun 2010,” Skripsi pada
Universitas Diponegoro, Semarang, 2011, h. 9, tidak dipublikasikan.
23
18
Menurut sifatnya, sekolah dibedakan menjadi 2 macam :
Sekolah umum : yaitu sekolah yang belum mempersiapkan anak dalam
spesialisasi pada bidang pekerjaan tertentu. Misalnya: SD, SLTP dan SLTA.
Sekolah khusus : yaitu lembaga pendidikan sekolah yang mempersiapkan
anak untuk menguasai keahlian-keahlian tertentu. Misalnya : SMEA, MAK,
SMK dan STM.24
 TK
Taman kanak-kanak atau disingkat TK adalah pendidikan anak usia dini.
Lama belajar seorang anak biasanya ditentukan oleh kecerdasan anak itu
sendiri. Biasanya seorang anak belajar selama 2 tahun di TK, yakni TK nol
kecil selama 1 tahun dan TK nol besar selama 1 tahun. Setelah dinyatakan
lulus dan layak, barulah seorang anak dapat melanjutkan pendidikannya ke
jenjang SD. Di Indonesia seorang anak tidak diwajibkan masuk TK.
 SD
SD (sekolah dasar) merupakan jenjang terendah dalam pendidikan di
Indonesia. Di tingkat SD ini, seorang anak wajib belajar selaama 6 tahun.
Saat ini mrid SD harus mengikuti Ujian Nasional agar dapat melanjutkan ke
jenjang SMP (sekolah menengah pertama). Pelajar sekolah dara umumnya
berusia 6-12 tahun.
Sekolah Dasar (SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di
Indonesia. Sekolah dasar dilaksanakan dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas
1 sampai kelas 6. Siswa kelas 6 diwajibkan untuk mengikuti Ujian Nasional
(dahulu Ebtanas) yang mempengaruhi kelulusan atau tidaknya siswa. Lulusan
sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama
(SMP) atau yang sederajat. Pelajar sekolah dasar umumnya berusia 7-12
tahun.25
Sekolah Dasar (SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di
Indonesia. Sekolah dasar dilaksanakan dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas
1 sampai kelas 6. Siswa kelas 6 diwajibkan untuk mengikuti Ujian Nasional
24
Dhania Anggraini Putri, “Analisis Penggunaan Metode activity based costing Sebagai
Alternatif Dalam
Menentukan Tarif SPP SMP - SMA Pada YPI Nasima Semarang Pada Tahun 2010,” Skripsi pada
Universitas Diponegoro, Semarang, 2011, h. 10, tidak dipublikasikan.
25
Andre, Artikel Kependidikan, 2011, h. 1, (http://artikelkependidikan.blogspot.com).
19
yang mempengaruhi kelulusan atau tidaknya siswa. Lulusan sekolah dasar
dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah pertama (SMP).26
 SMP
SMP (sekolah menengah pertama) merupakan jenjang berikutnya setelah
seorang anak lulus di jenjang SD. Di jenjang SMP ini, seorang anak wajib
belajar selama 3 tahun dan pada saat kelas 9, seorang anak harus mengikuti
ujuan nasional agar dapat melanjutkan ke jenjang SMA (sekolah menengah
atas).
Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan jenjang pendidikan dasar
formal di Indonesia setelah menyelesaikan pendidikan sekolah dasar (SD)
atau yang sederajat.Sekolah Menengah Pertama dilaksanakan dalam kurun
waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai kelas 9. Siswa kelas 9 diwajibkan
mengikuti Ujian Nasional yang mempengaruhi kelulusan atau tidaknya siswa.
Lulusan sekolah menengah pertama dapat melanjutkan ke tingkat pendidikan
lebih tinggi, yaitu pendidikan sekolah menengah atas (SMA) atau sekolah
menengah kejuruan (SMK) atau yang sederajat. Pelajar sekolah menengah
pertama umumnya berusia 13-15 tahun.27
 SMA
SMA (sekolah menengah atas) adalah jenjang berikutnya setelah seorang
anak dinyatakan lulus dari SMP. Seorang anak wajib belajar 3 tahun selama
di SMA, yaitu kelas 10-12. Pada saat kelas 11, seorang anak bisa memilih
jurusan yang mereka sukai,yaitu jurusan IPA, IPS ataupun bahasa dan pada
saat kelas 12, seorang anak harus mengikuti ujian nasional dan dapat
melanjutkan ke perguruan tinggi ataupun bisa langsung bekerja.
Sekolah Menengah Atas (SMA), dalam pendidikan formal di Indonesia,
merupakan jenjang pendidikan menengah setelah menamatkan Sekolah
Menengah Pertama (SMP) atau yang sederajat. Sekolah Menengah Atas
diselesaikan dalam kurun waktu 3 tahun, yaitu mulai kelas 10 sampai kelas
12. Pada tahun kedua (di kelas 11), siswa Sekolah Menengah Atas, wajib
memilih jurusan yang ada, yaitu Sains, Sosial, atau Bahasa. Pada akhir tahun
ketiga (di kelas 12), siswa diwajibkan mengikuti Ujian Nasional yang
26
Pengertian Sekolah SD, SMP, SMA, h. 2, (http://www.pemustaka.com/pengertian-sekolahsma-smp-sd.html).
27
Andre, Artikel Kependidikan, 2011, h. 1, (http://artikelkependidikan.blogspot.com)
20
mempengaruhi kelulusan atau tidaknya siswa. Setelah lulus (tamat) Sekolah
Menengah Atas dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Umumnya pelajar Sekolah Menengah Atas berusia 16-18 tahun.28
 Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi merupakan suatu tempat penyelenggara pendidikan bagi
mereka yang sudah lulus SMA. Perguruan tinggi di Indonesia terdapat 2
instansi, yaitu yang perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta.
Perguruan tinggi negeri merupakan perguruan yang dikelola oleh pihak
pemerinyah. Sedangkan perguruan tinggi swasta merupakan perguruan yang
dikelola oleh pribadi maupun oleh suatu yayasan tertentu.
2) Fasilitas Kesehatan.
Fasilitas kesehatan merupakan salah satu fasilitas yang diadakan oleh
pemerintah kota. Kesehatan merupakan aspek penting yang sangat di
perhatikan oleh pemerintah kota Tangerang Selatan.
Menurut dinas kesehatan kota Tangerang Selatan, pembangunan kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta kemauan hidup sehat
masyarakat kota Tangerang Selatan, sehingga nantinya perilaku hidup sehat
bukan lagi paksaan melainkan karena kesadaran masyarakat. Upaya
pemerintah kota Tangerang Selatan dalam meningkatkan kualitas kesehatan
dengan di bangunnya RSUD kota Tangerang Selatan yang di harapkan
keberadaannya dapat di maksimalkan dengan baik oleh seluruh warga
Tangerang Selatan. Dengan berdirinya RSUD warga Tangerang Selatan dapat
berobat secara murah dan terjangkau. Kemudian pemerintah kota melakukan
pembangunan puskesmas rawat inap pada tiap kecamatan, pengadaan
puskesmas keliling 4 roda.29
 Rumah Sakit
Rumah sakit adalah sebuah lembaga pelayan masyarakat yang melayani
dari segi kesehatan.
28
29
Andre, Artikel Kependidikan, 2011, h. 2, (http://artikelkependidikan.blogspot.com).
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan
21
Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang
pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat dan tenaga ahli kesehatan
lainnya.30
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang rumah sakit, bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
bagi masyarakat dengan karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh
perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan
kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan
pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.31
Selain itu, rumah sakit mempunyai tugas dan fungsi yaitu:
Tugas rumah sakit adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara
berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan
pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan
dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009,
rumah sakit mempunyai fungsi :
 Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit.
 Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna.
 Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
 Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penggunaan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.32
Tujuan Rumah sakit
Pengaturan penyelenggaran rumah sakit bertujuan : (UU no. 44, 2009)
 Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
30
http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_sakit
Cahya Daksa Wiguna, “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kualitas Tenaga Medis dan
fasilitas Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSIA Ummu Hani Purbalingga” Skripsi pada
Universitas Diponegoro, Semarang, 2012, h. 14, tidak dipublikasikan.
32
Cahya Daksa Wiguna, “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kualitas Tenaga Medis dan
fasilitas Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSIA Ummu Hani Purbalingga” Skripsi pada
Universitas Diponegoro, Semarang, 2012, h. 15, tidak dipublikasikan
31
22
 Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,
lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit.
 Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit.
 Memberikan kepastian hokum kepada pasien, masyarakat, sumber daya
manusia rumah sakit, dan rumah sakit33
Pemerintah kota bekerja sama dengan dinas kesehatan mempunyai suatu
penilaian terhadap sebuah rumah sakit yang baik dan siap untuk melayani
semua kebutuhan warga Tangerang Selatan, yaitu
1. Aspek sarana dan prasarana rumah sakit.
Aspek ini sangat penting keberadaannya di sebuah rumah sakit. Aspek ini
adalah aspek yang dapat menunjang sebuah rumah sakit yang meliputi
kondisi bangunan, kenyamanan ruang rawat inap, kebersihan toilet,
ketersediaan mobil ambulance serta jenazah, kelengkapan peralatan medis.
2. Aspek pelayanan rumah sakit.
Aspek ini adalah aspek yang pendukung dan pelengkap di dalam sebuah
rumah sakit sebagai lembaga pelayan bagi masyarakat. Aspek ini meliputi
pelayanan rumah sakit kepada setiap pasien yang berkunjung, kecepatan serta
kesiapan rumah sakit dalam menangani setiap pasien yang ingin berobat,
pelayanan dokter kepada setiap pasiennya, pelayanan perawat kepada setiap
pasiennya.34
Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, pemerintah kota bekerja
sama dengan dinas kesehatan melaksanakan berbagai program, yaitu :
1. Pencegahan dan penanggulangan penyakit menular.
Dalam rangka mencegah dan menanggulangi penyakit menular, pemerintah
kota Tangerang Selatan berkoordinasi dengan pihak terkait melaksanakan
kegiatan fogging fokus DBD, pencegahan penyakit filariasis secara gratis dan
pencegahan virus flu burung.
33
Cahya Daksa Wiguna, “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kualitas Tenaga Medis dan
fasilitas Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSIA Ummu Hani Purbalingga” Skripsi pada
Universitas Diponegoro, Semarang, 2012, h. 16, tidak dipublikasikan
34
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan
23
2. Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan.
Pengadaan obat dan pendistribusian obat oleh dinas kesehatan pada tiap
puskesmas dalam rangka mendukung pelayanan kesehatan pada tingkat dasar
dengan ketersediaan obat.
3. Perbaikan gizi masyarakat.
Penanganan perbaikan gizi mendapatkan perhatian yang besar.
Penanggulangan gizi buruk pada balita dan pemberdayaan masyarakat
pencapaian keluarga sadar gizi.
4. Peningkatan kesehatan ibu dan anak.
Program ini diarahkan untuk pemberian makanan dan vitamin serta pusat
pelayanan tambahan di puskesmas.35
Berikut ini beberapa data tentang ketersediaan fasilitas kesehatan yang ada
di kota Tangerang Selatan. Jumlah tenaga medis di kota Tangerang Selatan
sebanyak 282 dokter umum, 68 dokter anak, 44 dokter kandungan, 92 dokter
gigi, 56 dokter spesialis lainnya, 260 bidan serta 282 perawat.36
3) Fasilitas Peribadatan
Fasilitas peribadatan merupakan salah satu fasilitas sosial yang diadakan
oleh pemerintah setempat untuk dapat melangsungkan semua kegiatan
keagamaan. Pemerintah kota mendirikan masjid, gereja dll untuk dapat
memudahkan warga Tangerang Selatan dalam melaksanakan kegiatan
keagamaan. Fasilitas peribadatan ini meliputi masjid dan gereja karena
mayoritas pemeluk agama di Tangerang Selatan adalah islam.
Menurut data kota Tangerang Selatan, tercatat jumlah sarana peribadatan di
kota Tangerang Selatan sebanyak 497 masjid, 1.015 mushola, 40 gereja, 3
pura, 6 vihara dan 2 kelenteng. Namun kerukunan antar umat beragama tetap
dapat terjaga.37
35
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan
37
Dinas Sarana dan Prasarana Kota Tangerang Selatan
36
24
 Masjid
Masjid adalah tempat ibadah umat muslim. Selain digunakan sebagai tempat
ibadah, masjid juga terkadang dimanfaatkan umat muslim untuk melakukan
pertemuan, pengajian ataupun perayaan hari-hari besar bersejarah bagi para
umat muslim.
Masjid, adalah tempat beribadah. Akar kata dari masjid adalah sajada yang
berarti sujud atau tunduk. Masjid atau mesjid adalah rumah tempat ibadah
umat Muslim. Masjid artinya tempat sujud, dan mesjid berukuran kecil juga
disebut musholla, langgar atau surau. Selain tempat ibadah masjid juga
merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan - kegiatan perayaan
hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering
dilaksanakan di Masjid.38
Pemerintah kota bekerja sama dengan dinas terkait mempunyai beberapa
penilaian terhadap suatu masjid yang baik, yaitu
1. Aspek kelayakan suatu masjid
Aspek ini merupakan aspek penting yang harus diperhatikan terhadap suatu
bangunan yang berdiri. Karena bangunan tersebut dipergunakan oleh banyak
orang sehingga aspek kelayakan merupakan faktor penting yang sangat harus
diperhatikan. Aspek ini meliputi kondisi bangunan, kenyamanan bangunan,
kebersihan.39
 Gereja
Gereja adalah tempat ibadah umat kristiani. Biasanya umat kristiani
beribadah ke gereja pada hari minggu untuk memanjatkan do’a serta
permohonan kepada yesus kristus melalui seorang pendeta. Menurut kamus
besar bahasa indonesia, gereja adalah gedung tempat ibadah kaum nasrani.40
Gereja (bahasa
Portugis: igreja dan bahasa
Yunani: εκκλησία
(ekklêsia))
berarti suatu perkumpulan atau lembaga dari agama Kristiani. Istilah Yunani
38
http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid
39
Dinas Sarana dan Prasarana Kota Tangerang Selatan
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Phoenix, 2008), Cet. Ke-3. h. 286
40
25
ἐ κκλησία, yang muncul dalam Perjanjian Baru biasanya diterjemahkan
sebagai "jemaat".41
1. Aspek kelayakan suatu gereja
Aspek ini merupakan aspek penting yang harus diperhatikan terhadap suatu
bangunan yang berdiri. Karena bangunan tersebut dipergunakan oleh banyak
orang sehingga aspek kelayakan merupakan faktor penting yang sangat harus
diperhatikan. Aspek ini meliputi kondisi bangunan, kenyamanan bangunan,
kebersihan.42
4) Fasilitas Transportasi dan Angkutan Umum
Fasilitas ini merupakan salah satu fasilitas sosial yang diperuntukkan
untuk menunjang berbagai aktivitas seluruh warga Tangerang Selatan.
Keberadaannya sangat dibutuhkan untuk memudahkan segala aktivitas.
Transportasi angkutan umum ini meliputi seluruh angkot yang ada di wilayah
Tangerang Selatan. Suatu kota dapat dilihat berkembang dengan baik apabila
transportasi angkutan umumnyapun berkembang dengan baik.
 Transportasi Angkutan Umum
Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke
tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh
manusia atau mesin.43
Menurut pendapat lain transportasi diartikan sebagai pemindahan barang
dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses pengangkutan
merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan angkutan dimulai, ke
tempat tujuan, kemana kegiatan pengangkutan diakhiri. Peranan transportasi
sangat penting untuk saling menghubungkan daerah sumber bahan baku,
daerah produksi, daerah pemasaran dan daerah pemukiman sebagai tempat
tinggal konsumen.44
41
http://id.wikipedia.org/wiki/Gereja
42
Dinas Sarana dan Prasarana Kota Tangerang Selatan
http://id.wikipedia.org/wiki/Transportasi
43
44
http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-dan-fungsitransportasi.html#ixzz2diLWuAYa
26
Unsur-unsur transportasi meliputi:

Ada muatan yang diangkut.

Tersedia kendaraan sebagai pengangkutnya.

Ada jalanan yang dapat dilalui.

Ada terminal asal dan terminal tujuan.

Sumber daya manusia dan organisasi atau manajemen yang menggerakkan
kegiatan transportasi tersebut.45
Menurut pemerintah kota dan dinas terkait ada beberapa aspek yang
menjadi penilaian apakah transportasi angkutan umum sudah dalam keadaan
baik atau belum, yaitu adalah
1. Aspek keberadaan transportasi angkutan umum
Aspek ini meliputi penilaian dari semua kondisi angkutan umum tersebut.
Aspek ini menilai apakah angkutan tersebut selalu tersedia atau tidak, jumlah
armada, jam operasional, kondisi fisik angkutan tersebut apakah baik atau
tidak.
2. Aspek kelayakan transportasi angkutan umum
Aspek ini meliputi penilaian berupa layak atau tidaknya angkutan umum
tersebut beroperasional di jalan. Seperti kita ketahui bahwa di Indonesia,
pemerintah masih kurang peduli terhadap angkutan umum yang ada.
Pemerintah terkadang masih mengabaikan peremajaan kepada angkutan
umum, padahal angkutan umum merupakan suatu sarana transportasi yang
sangat di butuhkan oleh banyak orang. Seperti kita ketahui di jalan-jalan
masih banyak angkutan umum yang kondisinya sudah tidak layak namun
tetap masih beroperasi di jalan.
3. Aspek keamanan transportasi angkutan umum
Aspek keamanan merupakan aspek yang sangat di perhatikan oleh para
pengguna angkutan umum. Yang menjadi penilaian di sini adalah bagaimana
angkutan umum tersebut beroperasional, apakah aman atau tidak apabila
penumpangnya harus pulang malam hari. Aspek ini sangat di perhatikan
khususnya oleh para wanita, karena seperti kita ketahui bahwa wanita sering
mendapat aksi kekerasan atau kejahatan apabila menaiki angkutan umum.
45
http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-dan-fungsitransportasi.html#ixzz2diLWuAYa
27
Kemudian aspek lain ialah apakah supir angkutan umum tersebut
mengemudikan mobil dengan baik, hati-hati dan taat terhadap peraturan lalu
lintas atau tidak. Karena sebagai penumpang tentunya tidak ingin
menggunakan angkutan umum yang supirnya bertindak ugal-ugalan di jalan.
4. Aspek kenyamanan transportasi angkutan umum
Aspek ini merupakan aspek yang dapat menunjang para pengguna angkutan
umum. Pengguna angkutan umum pastilah ingin menggunakan transportasi
angkutan umum yang nyaman dan bagus. Di sini yang menjadi penilaian
adalah bagaimana angkutan umum tersebut terlihat, apakah dalam kondisi
yang bagus serta layak atau tidak, kemudian keadaan atau kondisinya bersih
atau tidak. Di sini yang menjadi perhatian pemerinyah agar bisa menyediakan
transportasi angkutan umum yang nyaman bagi para penggunanya.46
5) Fasilitas Perbelanjaan dan Niaga
Fasilitas perbelanjaan dan niaga merupakan salah satu fasilitas sosial yang
menunjang kebutuhan sehari-hari. Fasilitas ini didirikan oleh pemerintah
setempat sebagai tempat untuk mendapatkan kebutuhan sehari-hari kita.
Fasilitas perbelanjaan dan niaga adalah fasilitas yang meliputi pasar yang
menjual kebutuhan sehari-hari.
46
Dinas Sarana dan Prasarana Kota Tangerang Selatan
28
Berikut daftar persebaran pasar yang ada di kota Tangerang Selatan
Tabel 2.2
Daftar pasar di kota Tangerang Selatan
No
Nama Pasar
Komoditi yang Di jual
1.
Pasar Ciputat, Kec Ciputat
Sembako, sandang dan perhiasan
2.
Pasar Ciputat Permai, Kec Sembako
Ciputat
3.
Pasar
Jombang,
Kec Sembako, sandang dan perhiasan
Ciputat
4.
Pasar Bintaro sektor 2, Sembako dan sandang
Kec Ciputat Timur
5.
Pasar
Serpong,
Kec Sembako, sandang dan perhiasan
Serpong
Sumber : Dinas Sarana dan Prasarana kota Tangerang Selatan
Pertumbuhan ekonomi di kota Tangerang Selatan di dorong oleh kontribusi
lapangan usaha pengangkutan dan komunikasi sebesar 30,29 %. Sebagai
lapangan usaha yang memberikan kontribusi terbesar terhadap produk
domestik regional bruto (PDRB), disusul lapangan usaha perdagangan, hotel
dan restoran sebesar 26,81 %. Ini menandakan bahwa kedua lapangan usaha
tersebut merupakan bagian terbesar yang menggerakan perekonomian kota
Tangerang Selatan.47
 Pasar
Pasar adalah suatu tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk
bertransaksi. Biasanya orang banyak menjual barang dagangan yang
dibutuhkan untuk keperluan sehari-hari dan barang tersebut ditukarkan
47
Dinas Sarana dan Prasarana Kota Tangerang Selatan
29
dengan uang oleh si pembeli. Menurut kamus besar bahasa indonesia, pasar
adalah tempat orang berjual beli.48
Menurut pendapat lain Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi,
prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang,
jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang.49
Pasar terbagi menjadi 2, yaitu pasar tradisional dan pasar modern. Pasar
tradisional adalah pasar dimana seorang penjual dan pembeli dapat bertemu
secara langsung dan dapat melakukan tawar menawar harga. Sedangkan pasar
modern adalah pasar dimana antara penjual dan pembeli tidak bertemu secara
langsung dan tidak bisa melakukan tawar menawar harga.
Menurut pendapat lain pasar tradisional merupakan tempat bertemunya
penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli
secara langsung, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan
dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar.
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar jenis
ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan
pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada
dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau
dilayani oleh pramuniaga.50
Menurut pemerintah kota bekerja sama dengan dinas terkait mempunyai
penilaian terhadap sebuah pasar yang baik, yaitu
1. Aspek kelayakan pasar
Aspek ini menjadi perhatian pemerintah terhadap pasar-pasar yang ada di
kota Tangerang Selatan. Di sini yang menjadi penilaian adalah bagaimana
layak atau tidaknya pasar itu melayani setiap pembeli yang berkunjung. Di
sini dapat di lihat dari kondisi pasar, lapak pedagang. Walapun pasar
tradisional seharusnya dapat diatur letak pedagang yang rapi, letak tempat
48
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Phoenix, 2008), Cet. Ke-3. h. 648
http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar
49
50
http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar
30
parkir pengunjung pasar serta letak pembuangan sampah sehingga tidak
menimbulkan kemacetan di sekitar pasar.
2. Aspek keberadaan pasar
Aspek ini yang menjadi penilaian adalah keberadaan pasar tersebut, jam
operasionalnya, ketersediaan pasar tersebut dalam menjual kebutuhan seharihari, kondisi bangunan pasar serta kondisi kios-kios penjual serta pedagang
kaki lima di pasar tersebut tertata atau tidak. Walaupun hanya pasar
tradisional, pemerintah seharusnya mengatur bagaimana keberadaan pasarpasar yang ada serta memperhatikan keberadaannya, sehingga pasar-pasar ini
dapat tertata dengan rapi dan membuat pengunjung merasa nyaman dan
aman.51
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Dari hasil pencarian serta pengamatan melalui internet serta kunjungan
ke beberapa perpustakaan, penulis menemukan beberapa penelitian yang
memiliki kesamaan dengan penelitian yang penulis lakukan. Diantaranya
adalah:
51
Dinas Sarana dan Prasarana Kota Tangerang Selatan
31
Tabel 2.3
No
Tahun
Nama
1.
2012
Cahya
Daksa
Wiguna
2.
2011
Dhania
Anggraini
Putri
3.
2004
4.
2008
Judul
Keterangan
Analisis Pengaruh Kualitas
Pelayanan, Kualitas Tenaga
Medis
dan
fasilitas
Terhadap Kepuasan Pasien
Rawat Inap di RSIA Ummu
Hani Purbalingga
Analisis Penggunaan
Metode activity based
costing Sebagai Alternatif
Dalam
Menentukan Tarif SPP
SMP - SMA Pada YPI
Nasima Semarang Pada
Tahun 2010
Universitas
Diponegoro,
Semarang
Adhita
Kusuma
Dwi
Cahyani
Kondisi pelayanan fasilitas
sosial
Kecamatan banyumaniksemarang
Berdasarkan persepsi
penduduk
Universitas
Diponegoro,
Semarang
Vina
Pebiana
Analisis Pertumbuhan Kota
Soreang
Universitas
Pendidikan
Indonesia,
Bandung
Universitas
Diponegoro,
Semarang
32
C. Kerangka Konseptual
Sekolah
Rumah sakit
Persepsi
Masyarakat
Fasilitas
Sosial
Masjid
Gereja
Transportasi
Angkutan
Umum
Pasar
Berdasarkan hasil pemikiran diatas dapat dilihat bahwa yang menjadi
permasalahan adalah bagaimana tanggapan masyarakat terhadap fasilitas
sosial yang ada di kota Tangerang Selatan. Seperti kita ketahui, bahwa kota
Tangerang Selatan merupakan kota yang baru berdiri, jadi menarik untuk
diamati bagaimana tanggapan masyarakat terhadap fasilitas sosial yang ada di
kota tersebut. Seperti yang terlihad dalam kerangka pemikiran diatas, fasilitas
sosial yang akan diamati yaitu, sekolah, rumah sakit, masjid, gereja,
transportasi angkutan umum dan pasar. Keberadaan fasilitas sosial seperti
sekolah, rumah sakit dan transportasi angkutan umum sangatlah penting
untuk dilihat bagaimana tanggapan masyarakat mengenai hal tersebut.
Keberadaan sekolah sangatlah penting untuk menunjang pendidikan anakanak yang tinggal di Tangerang Selatan, bagaimana sarana prasarananya
apakah sudah layak ataukah belum. Rumah sakit sebagai penyedia sarana
kesehatan bagi warga Tangerang Selatan, begitupun dengan Transportasi
angkutan umum, apakah sudah layak atau belum keberadaannya di kota
Tangerang Selatan saat ini.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Sesuai dengan sifat dan tujuan penelitian, maka penelitian ini akan
menggunakan metode penelitian deskriptif dalam bentuk metode survei.
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik
fenomena yang bersifat alam ataupun rekayasa manusia.1 Penelitian deskriptif
adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi, atau
hal-hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk
laporan penelitian.2 Dalam penelitian ini menggunakan deskriptif analisis,
yaitu metode yang bersifat menjabarkan serta menganalisis data yang sudah
ada dan kemudian hasilnya dibuat dalam bentuk laporan penelitian.
Sementara metode survei merupakan metode penelitian yang benar-benar
hanya memaparkan apa yang terdapat atau terjadi dalam sebuah kancah,
lapangan atau wilayah tertentu, data yang terkumpul diklasifikasikan atau
dikelompok-kelompokkan menurut jenis, sifat, atau kondisinya.3 Metode
survei digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini dari
sejumlah besar orang terhadap topik atau isu-isu tertentu.4 Survei merupakan
suatu penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur atau
sistematis yang sama kepada banyak orang, untuk kemudian seluruh jawaban
yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis.5 Dalam survei,
informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner atau
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2006),
Cet. Ke-2. h. 72
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), Cet. Ke-14, h. 3
3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik...,Cet. Ke-14, h. 3
4
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan...,Cet. Ke-2, h. 54
5
Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan
Aplikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Cet. Ke-6, h. 143
33
34
angket.6 Teknik pengambilan sampelnya menggunakan simple random
sampling, yaitu pengambilan sampel dari populasi secara acak dan dengan
menggunakan kocokan arisan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada masyarakat Tangerang Selatan di Kota
Tangerang Selatan dan dilakukan pada bulan Agustus – Oktober 2013.
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam upaya pengumpulan data, disini penulis menggunakan beberapa
teknik penelitian. Data diambil dari data primer dan data sekunder.
Data primer yang diambil melalui:
a. Wawancara, adalah suatu proses interaksi dan komunikasi verbal dengan
tujuan untuk mendapatkan informasi penting yang diinginkan.7 Wawancara
juga didefinisikan sebagai salah satu bentuk teknik pengumpulan data dan
dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan secara individual.8 Peneliti
melakukan wawancara atau tanya jawab lisan antara 2 orang atau lebih secara
langsung. Metode ini untuk mendapatkan data dan informasi yang obyektif.
b. Angket, adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan
sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh responden9.
Menurut pendapat lain Angket yaitu cara pengumpulan data berbentuk
pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang sudah
dipersiapkan sebelumnya.10 Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik
atau cara pengumpulan data secara tidak langsung. 11 Menurut pendapat lain
angket/kuesoiner adalah suatu alat pengumpul informasi dengan cara
6
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta: Pustaka LP3ES,
1995), Cet. Ke-2, h. 3
7
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta Bumi Aksara 2007 h. 179
8
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2006),
Cet. Ke-2. h. 216
9
M. Pabundu Tika, Metode Penelitian Geografi,Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama 1996 h.
82
10
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta Grafindo Persada 2007 h.30
11
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan..., Cet. Ke-2. h. 219
35
menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis
pula oleh responden.12
Definisi lain yaitu daftar pertanyaan yang dikirim kepada responden yang
menjadi sampel/penduduk yang berada di wilayah Kota Tanggerang Selatan.
Sedangkan untuk data sekunder dilakukan dengan cara berikut:
a. Studi pustaka, merupakan kegiatan pengumpulan data yang diperoleh dari
berbagai sumber, seperti artikel, surat kabar, buku-buku dan lain-lain yang
dianggap relevan dengan objek penelitian.
b. Studi dokumentasi, merupakan kegiatan observasi terhadap instansi-instansi
terkait, seperti BPS Kota Tanggerang Selatan untuk mengumpulkan data yang
diperlukan.
D. Populasi dan sampel
a. Populasi
Populasi adalah himpunan individu atau obyek yang banyaknya terbatas
atau tidak terbatas.13 Menurut pendapat lain populasi adalah seluruh data yang
menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang
ditentukan.14 Populasi penelitian merupakan individu, kasus ataupun masalah
yang kita teliti yang ada didaerah penelitian. Dalam hal ini yang menjadi
populasi adalah penduduk kecamatan pamulang yang meliputi seluruh
kecamatan yang berada di Tangerang Selatan, yaitu Kecamatan, yakni
Ciputat, Ciputat Timur, Pamulang, Pondok Aren, Serpong, Serpong Utara dan
Setu.
12
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta Bumi Aksara 2007 h.
182
13
M. Pabundu Tika, Metode Penelitian Geografi ...,h. 82
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta Bumi Aksara 2007 h.
14
116
36
b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari obyek atau individu-individu yang mewakili
suatu populasi.15 Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili populasi
yang bersangkutan. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut.16 Dalam penarikan sampelnya dilakukan
dengan penarikan sampel secara acak dengan cara mengkocok arisan. Sampel
ruang yang diambil adalah wilayah yang termasuk kedalam wilayah
administrasi Kota Tangerang Selatan.
1. Sampel Wilayah
Dalam penelitian ini cara menentukan sampelnya melalui sampel acak
sederhana dengan cara mengkocok arisan. Sampel dalam penelitian
ini
adalah 3 kecamatan dan setiap kecamatan diambil 1 kelurahan. Yaitu
kecamatan ciputat di kelurahan serua, kecamatan pamulang di kelurahan
pondok benda dan kecamatan pondok aren di kelurahan pondok jaya.
Tabel 3.1
Sampel Wilayah
NO
Nama Kecamatan
Nama Kelurahan Jumlah KK
1
Kec. Ciputat
Serua
8.719
Jumlah
penduduk
34.528
2.
Kec. Pamulang
Pondok Benda
12.086
47.585
3.
Kec. Pondok Aren
Pondok Jaya
2.661
10.636
23.466
92.749
Jumlah
15
M. Pabundu Tika, Metode Penelitian Geografi ...,h. 33
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung Alfabeta 2010. h. 118
16
37
2. Sampel Penduduk
Dalam penelitian ini, penentuan sampel penduduk diambil secara acak dan
proporsional dengan pertimbangan karakteristik responden dianggap sama.
Penentuan banyak sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Dixon &
B.Leach,17 yaitu sebagai berikut:
V
√
P
persentase karakteristik sampel yang dianggap benar
√
√
43,47
[
]
n
Jumlah sampel
z
Confidence level, nilai confidence level 95% adalah 1.96
v
Variabel, yang dapat diperoleh dengan rumus
[
17
]
M. Pabundu Tika, Metode Penelitian Geografi ...,h.33
38
[
]
[ ]
[
]
di bulatkan menjadi 72 sampel. Maka jumlah sampel yang diambil
dalam penelitian ini adalah sebanyak 72 sampel (responden).
Keterangan
Jumlah sampel yang telah dikoreksi (dibetulkan)
Jumlah sampel yang dihitung berdasarkan rumus
Jumlah populasi (Kepala Keluarga)
Kelurahan Serua
di bulatkan menjadi 27 sampel.
39
Kelurahan Pondok Benda
sampel.
Kelurahan Pondok Jaya
di bulatkan menjadi 8 sampel.
Tabel 3.2
Penentuan Sampel Penelitian
NO
Nama Kelurahan
Jumlah KK
1
Kelurahan Serua
8.719
Jumlah
Sampel
27
2..
Kelurahan Pondok Benda
12.086
37
3.
Kelurahan Pondok Jaya
2.661
8
Jumlah
23.466
72
40
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Yang dimaksud teknik analisis data adalah langkah-langkah yang
dilakukan penulis untuk memperoleh hasil akhir dalam penelitian. Dalam
pengelolaan data, penulis memperoleh data melalui observasi dan angket
yang kemudian diolah,diedit dan akan dianalisa serta disimpulkan penulis.
Berkaitan dengan teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah menggunakan rumus presentase, adapun rumus presentasenya adalah
sebagai berikut:
Keterangan:
Angka Prosentase
Frekuensi Jawaban
Jumlah Responden
Nilai Konstanta18
Untuk mengetahui interval hasil angket yang telah diberikan kepada
responden, penulis menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial.19 Penulis memberikan skor pada setiap kriteria
jawaban sebagai berikut:
1) Alternatif Jawaban A diberi skor 4
2) Alternatif Jawaban B diberi skor 3
3) Alternatif Jawaban C diberi skor 2
4) Alternatif jawaban D diberi skor 1
18
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta Raja Grafindo Persada 2003. h. 43
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung Alfabeta 2010. h. 134
19
41
Maka skor tertinggi untuk jawaban yang paling positif adalah 4 dan skor
terendah untuk jawaban negatif adalah 1.
F. Interpretasi Data
Interpretasi data dilakukan peneliti setelah semua data dan angket selesai
dikerjakan. Peneliti melakukan interpretasi data dengan menggunakan cara
seperti yang telah dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto, yaitu sebagai
berikut:
A. Baik, apabila nilai yang diperoleh berada pada interval 76-100%
B. Cukup baik, apabila nilai yang diperoleh berada pada interval 56-75%
C. Kurang baik, apabila nilai yang diperoleh berada pada interval 40-55%
D. Tidak baik, apabila nilai yang diperoleh kurang dari 40%
Untuk menentukan langkah-langkah persentase digunakan perhitungan
sederhana sebagai berikut:
A. Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan mengalikan
jumlah pertanyaan dengan skor tertinggi pada angket.
B. Menghitung nilai skor (NS). Nilai ini merupakan nilai rata-rata sebenarnya
yang diperoleh dari hasil penelitian.
C. Menentukan kategori dengan rumus
20
20
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), Cet. Ke-14, h. 196
42
Tabel 3.3
Kisi-kisi Angket Persepsi Masyarakat Terhadap Fasilitas Sosial di Kota
Tangerang Selatan
Variabel
Persepsi
Masyarakat
Dimensi
Fasilitas
Pendidikan





Fasilitas
Kesehatan


Fasilitas Ibadah


Fasilitas
Transportasi




Fasilitas Pasar


Indikator
Sarana dan
prasarana TK
Sarana dan
prasarana SD
Sarana dan
prasarana SMP
Sarana dan
prasarana SMA
Sarana dan
prasarana
Perguruan Tinggi
Sarana dan
prasarana
Rumah Sakit
Pelayanan
Rumah Sakit
Soal
1
Kelayakan
Masjid
Kelayakan
Gereja
Keberadaan
Transportasi
Angkutan Umum
Kelayakan
Transportasi
Angkutan Umum
Keamanan
Transportasi
Angkutan Umum
Kenyamanan
Transportasi
Angkutan Umum
Kelayakan pasar
Keberadaan
Pasar
8
9
2
3
4
5
6
7
10
11
12
13
14
15
43
Setiap angket di berikan, kisi-kisi dan butir-butir pertanyaan mengenai
persepsi masyarakat terhadap fasilitas sosial yang ada di kota Tangerang
Selatan, kemudian di uji, yaitu diperiksa dan di sahkan oleh ahli atau dosen
pembimbing sebagai instrumen penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A.
Sejarah Kota Tangerang Selatan
Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom yang terbentuk pada
akhir tahun 2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten tertanggal 26
November 2008. Pembentukan daerah otonom baru tersebut, yang merupakan
pemekaran
dari
Kabupaten
Tangerang,
dilakukan
dengan
tujuan
meningkatkan pelayanan dalam bidang pemerintahan, pembangunan, dan
kemasyarakatan serta dapat memberikan kemampuan dalam pemanfaatan
potensi daerah. Dengan 36 kecamatan luas wilayah + 1.159,05 km2 dan
jumlah penduduk lebih dari tiga juta orang, pelaksanaan pembangunan dan
pelayanan kepada masyarakat di Kabupaten Tangerang dirasakan belum
sepenuhnya
terjangkau.
Kondisi
demikian
perlu
diatasi
dengan
memperpendek rentang kendali pemerintahan melalui pembentukan daerah
otonom baru, yaitu Kota Tangerang Selatan, sehingga pelayanan publik dapat
ditingkatkan guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
B. Gambaran Umum Kota Tangerang Selatan
Kota
Tangerang
Selatan adalah
salah
satu
kota
di Provinsi
Banten,Indonesia. Kota ini diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Indonesia,
Mardiyanto, pada 29 Oktober 2008. Kota Tangerang Selatan terletak di
bagian timur Provinsi Banten yaitu pada titik koordinat 106°38’ – 106°47’
Bujur Timur dan 06°13’30” – 06°22’30” LintangSelatan dan secara
administratif terdiri dari 7 kecamatan, 49 kelurahan dan 5 desa dengan luas
wilayah 147,19 Km2 atau 14.719 Ha. Batas wilayah Kota Tangerang Selatan
adalah sebagai berikut:
44
45

Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Tangerang
 Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta & Kota Depok
 Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor & Kota Depok
 Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Tangerang
Wilayah Kota Tangerang Selatan dilalui kali Angke Pesanggarahan dan
sungai Cisadane sebagai batas administratif kota disebelah barat. Letak
geografis Kota Tangerang Selatan yang berbatasan dengan provinsi DKI
Jakarta di sebelah utara dan selatan memberi peluang sebagai wilayah
penyangga dan penghubung antara provinsi DKI Jakarta dengan provinsi
Banten dan provinsi Jawa Barat.
Kota Tangsel memiliki motto “Cerdas, Modern dan Religious”, sifatsifat mulia yang menjadi tantangan dan harapan semua pihak. Berharap
memiliki masa depan yang benderang mutlakmembutuhkan rancang bangun
yang baik meliputi, tahapan-tahapan terukur,setidaknya mengacu kepada
konsep kehidupan yang ingin diwujudkan:cerdas-modern-religius. Masa
depan benderang dalam konteks “Cerdas” menyangkut dunia pendidikan
dengan segala aspek keterkaitannya : infrastruktur fisik (bangunan sekolah,
laboratorium, perpustakaan, dan semacamnya), perangkat lunaknya, rancang
muatan kurikulumnya, system dan prosedur administrasi, serta kesejahteraan
pegawai dan tenaga pendidiknya, termasuk standar mutu peserta didiknya.
Masa depan benderang dalam konteks “Modern” menyangkut banyak faktor
kehidupan yang satu sama lain saling terkait, tak dapat dipungkiri bahwa
pendidikan
formal
terstruktur
dominan
membentuk
perilaku
manusia.Seseorang atau suatu kelompok masyarakat dapat dikatakan modern,
umumnya manakala kelompok masyarakat bersangkutan memiliki tatakrama
kehidupan “saling menghormati,beretika, dan berbudaya”, jarang terjebak
dalam konflik terbuka dan berkepanjangan. Masa depan benderang dalam
konteks “Religius” merupakan puncak kesempurnaan kehidupan, hampir
dapat dipastikan manakala sekelompok orang atau mayoritas masyarakat
sebuah wilayah sudah sampai pada fase kehidupan cerdas dan modern, maka
46
sesungguhnya masyarakat tersebut dapat juga dikatakan sudah masuk pada
fase religius.
Visi Kota Tangerang Selatan adalah :“Terwujudnya Kota Tangerang
Selatan yang Mandiri, Damai dan Asri” sedangkan Misi Kota Tangerang
Selatan adalah :
1) Meningkatkan kualitas kehidupan bermasyarakat
2) Meningkatkan keharmonisan fungsi ruang kota yang berwawasan lingkungan
3) Menata sistem sarana dan prasarana dasar perkotaan
4) Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan dan kesehatan masyarakat
5) Meningkatkan fungsi dan peran kota sebagai sentra perdagangan dan jasa
6) Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih
C. Analisis Data
1. Persepsi Masyarakat Terhadap Sekolah di kota Tangerang Selatan.
Tabel 4.1
1. Sarana dan prasarana TK di sekitar tempat tinggal anda
NO
1.
2.
3.
4.
Alternatif Jawaban
Sangat Memadai
Memadai
Tidak Memadai
Sangat Tidak Memadai
Jumlah
Frekuensi
4
66
2
0
72
Prosentase %
5,55
91,66
2,77
0
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
memadai 4 (5,55 %) sedangkan yang menjawab memadai 66 (91,66 %) yang
menjawab tidak memadai 2 (2,77 %) dan yang menjawab sangat tidak memadai
0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana TK yang
ada sudah memadai untuk menunjang kegiatan belajar disana.
47
Tabel 4.2
2. Sarana dan Prasarana SD di sekitar tempat tinggal anda
NO
1.
2.
3.
4.
Alternatif Jawaban
Sangat Memadai
Memadai
Tidak Memadai
Sangat Tidak Memadai
Jumlah
Frekuensi
5
66
1
0
72
Prosentase %
6,94
91,66
1,38
0
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
memadai 5 (6,94 %) sedangkan yang menjawab memadai 66 (91,66 %) yang
menjawab tidak memadai 1 (1,38 %) dan yang menjawab sangat tidak memadai
0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana SD yang
ada sudah memadai dan layak untuk menunjang kegiatan belajar mengajar
disana.
Tabel 4.3
3. Sarana dan Prasarana SMP di sekitar tempat tinggal anda
NO
1.
2.
3.
4.
Alternatif Jawaban
Sangat Memadai
Memadai
Tidak Memadai
Sangat Tidak Memadai
Jumlah
Frekuensi
4
66
2
0
72
Prosentase %
5,55
91,66
2,77
0
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
memadai 4 (5,55 %) sedangkan yang menjawab memadai 66 ( 91,66 %) yang
menjawab tidak memadai 2 (2,77 %) dan yang menjawab sangat tidak memadai
0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana SMP yang
ada sudah memadai dan baik sehingga dapat menunjang kegiatan belajar
mengajar disana.
48
Tabel 4.4
4. Sarana dan Prasarana SMA di sekitar tempat tinggal anda
NO
1.
2.
3.
4.
Alternatif Jawaban
Sangat Memadai
Memadai
Tidak Memadai
Sangat Tidak Memadai
Jumlah
Frekuensi
6
65
1
0
72
Prosentase %
8,33
90,27
1,38
0
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
memadai 6 (8,33 %) sedangkan yang menjawab memadai 65 (90,27 %) yang
menjawab tidak memadai 1 (1,38 %) dan yang menjawab sangat tidak memadai
0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana SMA yang
ada sudah memadai dan baik sehingga dapat memkasimalkan kegiatan belajar
mengajar disana.
Tabel 4.5
5. Sarana dan Prasarana Perguruan Tinggi di sekitar tempat tinggal anda
NO
1.
2.
3.
4.
Alternatif Jawaban
Sangat Memadai
Memadai
Tidak Memadai
Sangat Tidak Memadai
Jumlah
Frekuensi
2
65
5
0
72
Prosentase %
2,77
90,27
6,94
0
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
memadai 2 (2,77 %) sedangkan yang menjawab memadai 65 (90,27 %) yang
menjawab tidak memadai 5 (6,94 %) dan yang menjawab sangat tidak memadai
0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana Perguruan
Tinggi yang ada sudah memadai sehingga dapat memaksimalkan kegiatan
perkuliahan disana.
49
2. Persepsi Masyarakat Terhadap Rumah Sakit / Puskesmas di kota Tangerang
Selatan
Tabel 4.6
6. Sarana dan Prasarana Rumah Sakit / Puskesmas di sekitar tempat tinggal
anda
NO
1.
2.
3.
4.
Alternatif Jawaban
Sangat Memadai
Memadai
Tidak Memadai
Sangat Tidak Memadai
Jumlah
Frekuensi
40
31
1
0
72
Prosentase %
55,55
43,05
1,38
0
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
memadai 40 (55,55 %) sedangkan yang menjawab memadai 31 (43,05 %) yang
menjawab tidak memadai 1 (1,38 %) dan yang menjawab sangat tidak memadai
0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana Rumah
Sakit / Puskesmas yang ada sudah sangat memadai sehingga dapat memberikan
kenyamanan kepada para masyarakat yang membutuhkannya.
Tabel 4.7
7. Pelayanan Rumah Sakit / Puskesmas di sekitar tempat tinggal anda
NO
1.
2.
3.
4.
Alternatif Jawaban
Sangat Memadai
Memadai
Tidak Memadai
Sangat Tidak Memadai
Jumlah
Frekuensi
38
32
2
0
72
Prosentase %
52,77
44,44
2,77
0
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
memadai 38 (52,77 %) sedangkan yang menjawab memadai 32 (44,44 %) yang
menjawab tidak memadai 2 (2,77 %) dan yang menjawab sangat tidak memadai
0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelayanan Rumah Sakit /
50
Puskesmas yang ada sudah sangat memadai sehingga dapat memberikan
pelayanan yang maksimal kepada para warga yang membutuhkannya.
3. Persepsi Masyarakat Terhadap Masjid di kota Tangerang Selatan
Tabel 4.8
8. Kelayakan Masjid di sekitar tempat tinggal anda
NO
1.
2.
3.
4.
Alternatif Jawaban
Sangat Memadai
Memadai
Tidak Memadai
Sangat Tidak Memadai
Jumlah
Frekuensi
3
68
1
0
72
Prosentase %
4,16
94,44
1,38
0
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
memadai 3 (4,16 %) sedangkan yang menjawab memadai 68 (94,44 %) yang
menjawab tidak memadai 1 (1,38 %) dan yang menjawab sangat tidak memadai
0. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelayakan Masjid yang ada sudah
memadai sehingga dapat memudahkan para jamaah yang ingin melaksanakan
ibadah ataupun kegiatan-kegiatan lainnya.
4. Persepsi Masyarakat Terhadap Gereja di kota Tangerang Selatan
Tabel 4.9
9. Kelayakan Gereja di sekitar tempat tinggal anda
NO
1.
2.
3.
4.
Alternatif Jawaban
Sangat Memadai
Memadai
Tidak Memadai
Sangat Tidak Memadai
Jumlah
Frekuensi
0
69
3
0
72
Prosentase %
0
95,83
4,16
0
100
51
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
memadai 0 sedangkan yang menjawab memadai 69 (95,83 %) yang menjawab
tidak memadai 3 (4,16 %) dan yang menjawab sangat tidak memadai 0. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa kelayakan Gereja yang ada sudah memadai
sehingga dapat memudahkan para Jemaat yang ingin melaksanakan ibadah.
5. Persepsi Masyarakat Terhadap Transportasi Angkutan Umum di kota
Tangerang Selatan
Tabel 4.10
10. Keberadaan Transportasi Angkutan Umum di kota Tangerang Selatan
NO
1.
2.
3.
4.
Alternatif Jawaban
Sangat Memadai
Memadai
Tidak Memadai
Sangat Tidak Memadai
Jumlah
Frekuensi
2
25
43
2
72
Prosentase %
2,77
34,72
59,72
2,77
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
memadai 2 (2,77 %) sedangkan yang menjawab memadai 25 (34,72 %) yang
menjawab tidak memadai 43 (59,72 %) dan yang menjawab sangat tidak
memadai 2 (2,77 %). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keberadaan
Transportasi Angkutan Umum yang ada tidak memadai sehingga menyulitkan
warga yang hendak beraktivitas.
Tabel 4.11
11. Kelayakan Transportasi Angkutan Umum di kota Tangerang Selatan
NO
1.
2.
3.
4.
Alternatif Jawaban
Sangat Memadai
Memadai
Tidak Memadai
Sangat Tidak Memadai
Jumlah
Frekuensi
0
24
45
3
72
Prosentase %
0
33,33
62,5
4,16
100
52
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
memadai 0 sedangkan yang menjawab memadai 24 ( 33,33 %) yang menjawab
tidak memadai 45 (62,5 %) dan yang menjawab sangat tidak memadai 3 (4,16
%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelayakan Transportasi
Angkutan Umum yang ada tidak memadai sehingga perlu adanya peremajaan
dalam sistem Transportasi Angkutan Umum.
Tabel 4.12
12. Keamanan Transportasi Angkutan Umum di kota Tangerang Selatan
NO
1.
2.
3.
4.
Alternatif Jawaban
Sangat Memadai
Memadai
Tidak Memadai
Sangat Tidak Memadai
Jumlah
Frekuensi
0
62
10
0
72
Prosentase %
0
86,11
13,88
0
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
memadai 0 sedangkan yang menjawab memadai 62 (86,11 %) yang menjawab
tidak memadai 10 (13,88 %) dan yang menjawab sangat tidak memadai 0.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keamanan Transportasi Angkutan
Umum yang ada sudah memadai sehingga dapat memberikan rasa aman kepada
warga yang menggunakan Transportasi Angkutan Umum.
Tabel 4.13
13. Kenyamanan Transportasi Angkutan Umum di kota Tangerang Selatan
NO
1.
2.
3.
4.
Alternatif Jawaban
Sangat Memadai
Memadai
Tidak Memadai
Sangat Tidak Memadai
Jumlah
Frekuensi
0
10
33
29
72
Prosentase %
0
13,88
45,83
40,27
100
53
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
memadai 0 sedangkan yang menjawab memadai 10 (13,88 %) yang menjawab
tidak memadai 33 (45,83 %) dan yang menjawab sangat tidak memadai 29
(40,27 %). dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kenyamanan Transportasi
Angkutan Umum yang ada tidak memadai sehingga perlu adanya pembenahan
agar dapat memberikan kenyamanan bagi warga yang menggunakan
Transportasi Angkutan Umum.
6. Persepsi Masyarakat Terhadap Pasar di kota Tangerang Selatan
Tabel 4.14
14. Kelayakan Pasar di kota Tangerang Selatan
NO
1.
2.
3.
4.
Alternatif Jawaban
Sangat Memadai
Memadai
Tidak Memadai
Sangat Tidak Memadai
Jumlah
Frekuensi
1
24
41
6
72
Prosentase %
1,38
33,33
56,94
8,33
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
memadai 1 (1,38 %) sedangkan yang menjawab memadai 24 (33,33 %) yang
menjawab tidak memadai 41 (56,94 %) dan yang menjawab sangat tidak
memadai 6 (8,33 %). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelayakan
Pasar yang ada tidak memadai sehingga perlu adanya perbaikan sehingga dapat
memberikan kenyamanan bagi warga yang ingin berbelanja.
54
Tabel 4.15
15. Keberadaan Pasar di kota Tangerang Selatan
NO
1.
2.
3.
4.
Alternatif Jawaban
Sangat Memadai
Memadai
Tidak Memadai
Sangat Tidak Memadai
Jumlah
Frekuensi
1
22
36
13
72
Prosentase %
1,38
30,55
50
18,05
100
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang menjawab sangat
memadai 1 (1,38 %) sedangkan yang menjawab memadai 22 (30,55 %) yang
menjawab tidak memadai 36 (50 %) dan yang menjawab sangat tidak memadai
13 (18,05 %). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keberadaan Pasar
yang ada tidak memadai sehingga tidak dapat memverikan kenyamanan bagi
warga yang ingin berbelanja.
Tabel 4.16
Interpretasi Data
Jumlah
Aspek Penelitian
Jumlah Item
Skor
Responden
72
-
Pendidikan
5
1.090
-
Kesehatan
2
507
-
Ibadah
2
431
-
Transportasi
4
667
-
Pasar
2
319
15 Item
3.014
5 Aspek Penelitian
55
Tabel 4.17
Rata-Rata Skor Penelitian Responden
No
Aspek
Skor
NH
NS
NS/NH x 100% Kategori
Penelitian
1.
Pendidikan
1.090
Baik
2.
Kesehatan
507
Baik
3.
Ibadah
431
Cukup
Baik
4.
Transportasi
667
Cukup
Baik
5.
Pasar
319
Kurang
Baik
Rata-Rata Skor
(Cukup Baik)
56
D. Analisis Kerangka Konseptual
Sekolah
Rumah sakit
Persepsi
Masyarakat
Fasilitas
Sosial
Masjid
Gereja
Transportasi
Angkutan
Umum
Pasar
Berdasarkan hasil pemikiran diatas dapat dilihat bahwa yang menjadi
permasalahan adalah bagaimana tanggapan masyarakat terhadap fasilitas
sosial yang ada di kota Tangerang Selatan. Seperti kita ketahui, bahwa kota
Tangerang Selatan merupakan kota yang baru berdiri, jadi menarik untuk
diamati bagaimana tanggapan masyarakat terhadap fasilitas sosial yang ada di
kota tersebut. Seperti yang terlihat dalam kerangka pemikiran diatas, fasilitas
sosial yang akan diamati yaitu, sekolah, rumah sakit, masjid, gereja,
transportasi angkutan umum dan pasar. Keberadaan fasilitas sosial seperti
sekolah, rumah sakit dan transportasi angkutan umum sangatlah penting
untuk dilihat bagaimana tanggapan masyarakat mengenai hal tersebut.
Keberadaan sekolah sangatlah penting untuk menunjang pendidikan anakanak yang tinggal di Tangerang Selatan, bagaimana sarana prasarananya
apakah sudah layak ataukah belum. Rumah sakit sebagai penyedia sarana
kesehatan bagi warga Tangerang Selatan, begitupun dengan Transportasi
angkutan umum, apakah sudah layak atau belum keberadaannya di kota
Tangerang Selatan saat ini. Dari kerangka konseptual diatas dapat dilihat
57
bahwa, pendapat masyarakat sangatlah penting karena bisa menjadi masukan
untuk pemerintah dalam menentukan arah pembangunan yang ingin
dilakukan. Karena pendapat masyarakat sangatlah penting karena masyarakat
dalam hal ini sebagai pengguna fasilitas sosial dan pemerintah sebagai
penyedianya.
Dalam penelitian ini peneliti hanya melihat pendapat / persepsi masyarakat
terhadap fasilitas sosial di kota Tangerang Selatan. Peneliti tertarik untuk
melihat bagaimana pendapat masyarakat terhadap fasilitas sosial yang sudah
ada, apakah sudah memadai ataukah belum dikarenakan Tangerang Selatan
ini juga merupakan kota yang baru berdiri pada tahun 2008 lalu hasil
pemekaran dari kabupaten Tangerang.
E. Analisis Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pemikiran kerangka konseptual diatas dan dari hasil
penelitian melalui angket yang telah disebar dapat disimpulkan bahwa :
1. Menurut 66 responden atau sebanyak 91,66 % mengatakan bahwa, sarana dan
prasarana TK yang ada di kota Tangerang Selatan ini sudah memadai dan
baik sehingga dapat menunjang anak-anak yang ingin mulai belajar dan
mengenal sekolah.
2. Menurut 66 responden atau sebanyak 91,66 % mengatakan bahwa, sarana dan
prasarana SD yang ada di kota Tangerang Selatan ini sudah memadai
sehingga dapat menunjang dan membantu anak dalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah. Namun pemerintah sebaiknya tetap bisa meningkatkan
mutu dan kualitas sekolah untuk menjadi lebih baik lagi.
3. Menurut 66 responden atau sebanyak 91,66 % mengatakan bahwa, sarana dan
prasarana SMP yang ada di kota Tangerang Selatan inu sudah memadai dan
baik
sehingga dapat memaksimalkan kegiatan belajar mengajar disana.
Namun pemerintah sebaiknya tetap bisa meningkatkan mutu dan kualitas
sekolah untuk menjadi lebih baik lagi.
4. Menurut 65 responden atau sebanyak 90,27 % mengatakan bahwa, sarana dan
prasarana SMA yang ada di kota Tangerang Selatan sudah memadai sehingga
58
dapat membuat aktivitas belajar mengajar disana lebih maksimal dan anakanak pun dapat menerima pelajaran dengan baik. Namun pemerintah
sebaiknya tetap bisa meningkatkan mutu dan kualitas sekolah untuk menjadi
lebih baik lagi.
5. Menurut 65 responden atau sebanyak 90,27 % mengatakan bahwa, sarana dan
prasarana Perguruan Tinggi yang ada di kota Tangerang Selatan ini sudah
memadai sehingga dapat memaksimalkan kegiatan perkuliahan disana.
6. Menurut 40 responden atau sebanyak 55,55 % mengatakan bahwa, sarana dan
prasarana Rumah Sakit / Puskesmas yang ada di kota Tangerang Selatan ini
sudah sangat memadai sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi warga
yang
membutuhkan
pengobatan.
Namun
pemerintah
harus
tetap
memperhatikan Rumah Sakit yang ada karena kesehatan merupakan faktor
yang penting.
7. Menurut 38 responden atau 52,77 % mengatakan bahwa, pelayanan Rumah
Sakit / Puskesmas yang ada di kota Tangerang Selatan ini sudah sangat
memadai sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik bagi warga yang
membutuhkannya. Namun pemerintah tetap harus meningkatkan kualitas
pelayanan yang ada di Rumah Sakit agar dapat memudahkan para warga yang
ingin berobat.
8. Menurut 68 responden atau 94,44 % mengatakan bahwa, kelayakan Masjid
yang ada di kota Tangerang Selatan ini sudah memadai sehingga dapat
memudahkan jamaah yang ingin melaksanakan ibadah ataupun kegiatankegiatan keagamaan lainnya.
9. Menurut 69 responden atau 95,83 % mengatakan bahwa, kelayakan gereja
yang ada di kota Tangerang Selatan ini sudah memadai sehingga dapat
memudahkan jemaat yang ingin melaksanakan ibadah.
10. Menurut 43 responden atau 59,72 % mengatakan bahwa, keberadaan
Transportasi Angkutan Umum yang ada di kota Tangerang Selatan ini tidak
memadai sehingga menyulitkan warga yang hendak beraktivitas. Seharusnya
ini bisa menjadi perhatian pemerintah agar dapat membenahi sistem
59
Transportasi yang ada sehingga warga tidak merasa kesulitan mencari
Angkutan Umum.
11.
Menurut 45 responden atau 62,5 % mengatakan bahwa, kelayakan
Transportasi Angkutan Umum yang ada di kota Tangerang Selatan ini tidak
memadai sehingga tidak memberikan rasa nyaman kepada warga yang
menggunakan Transportasi Angkutan Umum. Pemerintah seharusnya
memikirkan dan mencari solusi agar dapt membenahi sistem Transportasi
yang ada sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi para penggunanya.
12.
Menurut 62 responden atau 86,12 % mengatakan bahwa, keamanan
Transportasi Angkutan Umum yang ada di kota Tangerang selatan ini sudah
memadai namun walaupun begitu kita sebagai pengguna jasa transportasi
angkutan umu tetap harus waspada terhadap kejahatan dan pemerintah juga
harus tetap memperhatikan hal ini, karena kejahatan bisa terjadi kapan saja
dan dimana saja.
13.
Menurut 33 responden atau 45,83 % mengatakan bahwa, kenyamanan
Transportasi Angkutan Umum yang ada di kota Tangerang Selatan ini tidak
memadai sehingga perlu adanya perhatian dari pemerintah agar dapat
melakukan pembenahan sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi para
pengguna transportasi umum nantinya.
14.
Menurut 41 responden atau 56,94 % mengatakan bahwa, kelayakan Pasar
yang ada di kota Tangerang Selatan ini tidak memadai sehingga perlu adanya
pembenahan dan perbaikan agar dapat memiliki pasar tradisional yang rapi
dan tertata dengan rapi. Seharusnya pasar yang ada dapat diatur secara rapi
dan para PKL dapat diatur agar tidak menyebabkan kemacetan dan
kesemerawutan di jalan sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi para
pembeli, penjual dan para pengguna jalan yang melewati pasar tersebut.
15.
Menurut 36 responden atau 50 % mengatakan bahwa, keberadaan Pasar
yang ada di kota Tangerang Selatan ini tidak memadai sehingga belum dapat
memudahkan bagi warga yang ingin pergi berbelanja. Seharusnya pemerintah
dapat menata ulang pasar-pasar yang ada agar dapat memudahkan para
pembeli.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diketahui
bahwa persepsi masyarakat terhadap fasilitas sosial di kota Tangerang Selatan
sudah cukup baik dengan persentase sebesar 70,32 (Cukup Baik). Dengan
hasil ini dapat dikatakan bahwa tanggapan mengenai keberadaan fasilitas
sosial yang ada di kota Tangerang Selatan ini sudah cukup baik, namun
pemerintah jangan puas sampai disini, dikarenakan pembangunan serta
peningkatan mutu, kualitas serta pelayanan fasilitas sosial terhadap
masyarakat perlu ditingkatkan lagi agar semua masyarakat dapat terlayani
dengan baik dan maksimal.
B. Saran
Dari kesimpulan diatas, maka saran yang dapat disampaikan adalah:
1. Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan lagi keberadaan Fasilitas Sosial
yang ada di kota Tangerang Selatan agar lebih memadai dan dapat
dimanfaatkan dengan baik oleh warganya.
2. Pemerintah seharusnya bisa mencari solusi dari permasalahan yang ada agar
dapat memberikan kenyamanan bagi para pengguna fasilitas sosial.
3. Kita sebagai masyarakat seharusnya bisa menjaga dan merawat dengan baik
fasilitas sosial yang ada dan tidak hanya memakai tetapi juga harus ikut
merawat keberadaannya.
60
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta 2010.
Badan Pusat Statistik. Kota Tangerang Selatan Dalam Angka 2012. Tangerang
Selatan: Badan Pusat Statistik Tangerang Selatan. 2012.
Cahyani, Dwi, Adhita, Kusuma. “Kondisi pelayanan fasilitas sosial Kecamatan
banyumanik-semarang Berdasarkan persepsi penduduk,” Skripsi pada
Universitas Diponegoro, Semarang, 2004.
Darussman. Wawancara. Tangerang Selatan, 7 Agustus 2013.
Idi, Abdullah. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo 2011
Jurnal geografi. Universitas Sumatra Utara.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Phoenix 2008.
Pebiana, Vina. “Analisis Pertumbuhan Kota Soreang,” Skripsi pada Universitas
Pendidikan Indonesia, Bandung, 2008.
Prasetyo, Bambang & Jannah, Lina, Miftahul. Metode Penelitian Kuantitatif:
Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers 2011.
Putri, Dhania Anggraini “Analisis Penggunaan Metode activity based costing
Sebagai Alternatif Dalam menentukan Tarif SPP SMP - SMA Pada YPI
Nasima Semarang Pada Tahun 2010,” Skripsi pada Universitas Diponegoro,
Semarang, 2011.
Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Sabri, Alisuf. Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan. Jakarta: Pedoman
Ilmu jaya 1993.
Sarwono, Sarlito, Wirawan. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang
2000.
Shaleh, Abdul, Rahman dan Wahab, Abdul, Muhib. Psikologi Suatu Pengantar
Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kencana 2004.
Singarimbun, Masri, dan Effendi, Sofian. Metode Penelitian Survei. Jakarta:
Pustaka LP3ES 1995.
Sudjiono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
2003.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta 2010.
Sukmadinata, Nana,
Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Rosdakarya 2006.
Tika, Moh, Pabundu. Metode Penelitian Geografi. Jakarta PT Gramedia Pustaka
Utama 1996.
Thoha, Mifta. Prilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT
raja Grafindo Persada 2007.
Wiguna, Cahya Daksa “Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kualitas Tenaga
Medis dan fasilitas Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSIA Ummu
Hani Purbalingga” Skripsi pada Universitas Diponegoro, Semarang, 2012.
Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara 2007.
http://artikelkependidikan.blogspot.com, Artikel Kependidikan, 2011
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JURPEND.TEKNIK.ARSITEKTUR/19760527
2005011-USEP SURAHMAN/Artikel fasilitas sosial, tanggung jawab
siapa.pdf.
http://organisasi.org/arti-pengertian-fasilitas-umum-dan-fasilitas-sosialperbedaan-fasum-fasos
http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah
http://www.pemustaka.com/pengertian-sekolah-sma-smp-sd.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_sakit
http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid
http://id.wikipedia.org/wiki/Gereja
http://id.wikipedia.org/wiki/Transportasi
http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-dan-fungsitransportasi.html#ixzz2diLWuAYa
http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar
"!ii
I
LEMBAR UJI RET'ERSNSI
Nama
Angga Mahardika
NIM
1 0 9 0 1 5 0 0 0110
Prodi/Semester
IPS Geografi/ IX
Judul Skripsi
PersepsiMasyarakatTerhadapFasilitas Sosial Di Kota
TangerangSelatan
Bab I
No.
1
2
J
No.
Footnote
I
KeteranganBuku
Usep Surahman,Artikel Fasilitas Sosial Tanggung
l,
h.
Siupq
Jawab
(http ://fi le.upi.edu/DirektorilFPTK/Jur.Pend.Teknik
Arsitektur)
Paraf
a"
It/
I
2
a
J
FasilitasumumdanFasilitasSosial,h.1,
Pengertian
itasorlarti-pengertian-fasil
ftttp :/lorganisasi.
ial-perbedaan-fasum-fasos)'
Iitas-sos
umum-dan-fasi
intas
http://analisis-l
I 3/0I /analisis-keterkaitansektor.blogspot.com/20
diaksespada tanggal24
kemiskinan*dengan.html
13.10
Juli2013oadapukul
v
f'"
Bab II
No.
No. Foot
Note
I
2
2
a
J
J
4
T
5
5
KeteranganBuku
Komuniknsi,
Rakhmat, Psikologi
Jalaluddin
Banduns PT RemaiaRosdaKarya. h. 5l
Zikri Neni lska, Psikalogi Pengantar Pemahsman
Diri dan lingkungan, Jakarta Kizi Brother's 2A06,
h.54
Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum
Psil<olosi,JakartaBulan Bintang 2000, h'39
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum,
Yosyakaria Andi Offset 2003. Ed Rev.h. 53
Abdul Rahman Shaleh dan Muhib Abdul Wahab,
Psikologi Suatu Penganlar Dalam Perspektif Islam,
JakartaKencana2004,h. 88-89
Paraf
v
r
L,
tu
t,
,/
I
6
6
Alisuf Sabri,PengontarPsikologi Umumdan
Perkembangan,
JakartaPedomanIlmu jaya 1993,h.
45
n
].1
I t/
lv
Jurnaf geografi, Universitas Sumatrs Utara
8
8
9
9
Zikri neni lska PsikologipengantarPemahaman
Diri dan lingkungan,JakartaKozi Brother's 2006.
H.55-56
Mifta Thoha, Prilalru Organisasi Konsep Dasar
dan Aplikasinya, JakartaPT rqia Grafindo Persada
2W7.H. t47-r48
l0
l0
Bimo Walgito, PengantarPsikologi Umum,
Yowakarta Andi Offset 1981.Cet 1.h.89-90
lt
ll
htp://fi le.upi.edu/Direktori/FPTK/JuR
PEND.
TEKNIK ARSITEKTUR/I 97605272OO
50I I -USEP
SURAHMAN/Artikel fasilitassosial,tanggung
jawab siapa.pdf.diaksespadatanggal24Juli2013
padapukul12.58
t2
l2
t3
l3
l4
Abdullah ldi, Sosiologi Pendidikan, Jakarta Raja
Grafindo 20ll-h.142
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka
Phoeni:rr,
2008), Cet. Ke-3. h,781
AMullah [di, Sosiologi Pendidikan, Jakarta Raja
Grafindo2011.h.142
Dhania Anggraini Puhi, "Analisis Penggunaan
Metode activity based costing SebagaiAlternatif
Dalam
Menentukan Tarif SPP SMP - SMA Pada YPI
Nasima SemarangPada Tahun 2010," Skripsi pada
Universitas Diponegoro, Semarang 2011, h. 8,
tidak dipublikasikan
t5
l5
t6
r6
t7
t7
18
l8
http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah
diaksespada
tanggal15Asustus2013pukul 19.31
l9
t9
Dhania Anggraini Puhi, "Analisis Penggunaan
Metode activity based costing Sebagai Alternatif
Dalam
Menentukan Tarif SPPSMP - SMA PadaYPI
Nasima SemarangPadaTahun 2010,'Skripsi pada
Universitas Diponegoro, Semarang,201l, h. 9,
tidak dipublikasikan.
Dhania Anggraini Pufri, "Analisis Penggunaan
Metode octivtty basedcosting SebagaiAlternatif
Dalam
Menentukan Tarif SPP SMP - SMA Pada YPI
20
20
h
lv
tv
h/
l"
Knmus Besctr Baha.caIndonesia, (Jakarta: Pustaka
Phoenix.2008I Cet. Ke-3. h.241
http:I/or ganisasi.org/arti-pengertian-fas
i litas-umumdan-fasilitas-sosial-perbedaan-fasum-fasos
diakses
padatangsal24Juli2013pukul 13.00
t4
W
h
IU
v
r
p
rt/
fl
f"
P
lr
v
I
NasimaSemarang
PadaTahun2010," Skripsipada
UniversitasDiponegoro,Semarang,2011, h. 10,
tidakdipublikasikan
Andre, Artikel Kependidikan,
2011,h.1,
(http://artikelkependidikan.blogspot.com).
21
21
22
22
PengertianSekolah SD, SMP, SMA, h.2,
(hftp ://www.pemustaka.com/pengertian-sekolahsma-smp-sd.html).
23
ZJ
24
aA
L.1
25
26
25
26
Andre, Artikel Kependidikan,
2011,h. l,
(http://artikeIkepend
idikan.blogspot.com)
Andre, Artikel Kependidikan,
2011,h. 2,
(http://artikelkepend
idikan.bloesDot.com).
hup://id.wikipedia.org/wiki/Rumah_sakit
CahyaDaksaWigun4 "AnalisisPengaruhKualitas
Pelayanan,
KualitasTenagaMedisdanfasilitas
TerhadapKepuasanPasienRawatInap di RSIA
UmmuHani Purbalingga"SkripsipadaUniversitas
Diponegoro,Semarang2012,h. 14,tidak
dipublikasikan.
CahyaDaksaWigun4 "Analisis PengaruhKualitas
Pelayanan,
KualitasTenagaMedisdanfasilitas
TerhadapKepuasanPasienRawatInap di RSIA
UmmuHani Purbalingga"SkripsipadaUniversitas
Diponegoro,Semarang2012,h. 14,tidak
dipublikasikan.
CahyaDaksaWiguna,"Analisis PengaruhKualitas
Pelayanan,
KualitasTenagaMedisdanfasilitas
TerhadapKepuasanPasienRawatInap di RSIA
UmmuHani Purbalingga"SkripsipadaUniversitas
Diponegoro,Semarang,
2012,h. 14,tidak
dipublikasikan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Masj
id
27
28
27
2E
29
29
30
30
lv
rl
fv
h,
ft/
L
IV
I
1v
[4/
lv-
I
M
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka
Phoenix,2008),Cet. Ke-3. h.286
ht
LV
3l
3l
http://id.wiki pedia.org/wiki/Gereja
32
a/
3Z
http:/lid.wikipedia.org/wiki/Transportasi
vl
JJ
JJ
W
34
34
http://www-kajianpustaka
.com/ZA12/ I0/pengertiandan-fungsi -transportasi.
html#ixn2diLW uAYa
http://www.kajianpustaka
.wm/ 20| 2/ | 0/pengertiandan-funesi-transuortasi.html#iyg;zzdil-WuAYa
35
35
36
36
37
an
)t
Ksmus Besar Balwsa Indonesia (Jakarta: Pustaka
Phoenix,2008),Cet.Ke-3.h.648
http://id.wiki pedia.org/wiki/Pasar
http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar
(/
/'l ,
V
'
v
LLj
tlt
vI
Bab III
No.
I
No. Foot
Note
I
2
2
a
a
J
4
4
)
Keterangan Buku
Paraf
Nana Syaodih Sukmadinat1 Metode Penelitian
Pendidikan,(Bandung: Rosdakary4 2006), Cel
Ke-2.h.72
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan
Praktik, Qakarta:RinekaCipta 2010),
Cet.Ke-14.h.3
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan
Praktik, Qakarta:RinekaCipta,2010),
Cet.Ke-14.h.3
I
f',,
l/
n
lv
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian
Pendid i lrnn...,Cet.Ke-Z, h. 54
A/
BambangPrasetyo& Lina Miftahul Jannah,Metode
PenelitionKumtitatif: Teori dan Aplikasi, (Jakarta:
RajawaliPers,201l),Cet.Ke-6,h. 143
6
6
7
I
8
I
9
9
l0
l0
n
lt
lz
I2
l3
l3
M. PabunduTik4 MetodePenelitianGeogrofi...,h.
82
t4
t4
t5
l5
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitiffit Sosial dan
Pendidikan,JakartaBumi Aksara 2W7 h.116
M. PabunduTikab Metode Penelitian Geagrafi ...,h.
l6
l6
t7
l7
18
l8
Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode
Penelitisn Surtei, (Jakarta: PustakaLP3ES, 1995),
Cet. Ke-2. h. 3
Nunrl Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan
Pendidikan, JakartaBumi Aksara 2007 h.179
Nana Syaodih Sukmadinat4 Metode Penelitian
Pendidikon, (Bandung: Rosdakary4 2006), Cet.
Ke-Z.h.216
M. PabunduTik4 MetodePenelitianGeografi...,h82
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan,
JakartaGrafindo Persada20A7h.30
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian
Pendidikan....Cet. Ko-2. h. 219
Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan
Pendidikan. Jakarta Bumi Aksara 2007 h- 182
JJ
Sugiyono, Me tode P enelitian Pendidikon, Bandung
Alfabeta2010.h. I t8
M. Pabundu Tika, Metode Penelitian Geografi
....h.33
Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan,
?"
n
v
v
r,
f.l-
t"
V
t
w
lv
\)/
IV
lv
nt
t. ,'
I
r.i
.i.
l9
l9
20
20
2M3-h.43
!&qrta RajaGrafindoPe'rsada
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian S"atu
PendekatanPraHik, Qakarta:Rineka Cipta 2010),
Cet.Ke-14.h. 196
1r
f),
Pembimbing
Prof. Dr. H. RusminTumanggor,MA
Pedoman Wawancara Dengan Kepala BPS Tangerang Selatan
Nama
: Darusman, S.Si, MM
Jabatan
: Kepala BPS Tangerang Selatan
Tempat
: Kantor BPS Tangerang Selatan
Hari / Tanggal : Rabu / 7 Agustus 2013
Waktu
: 10.30 WIB
1. Bagaimana sejarah berdirinya kota Tangerang Selatan?
Jawab:
Kota Tangerang Selatan merupakan daerah otonom yang terbentuk pada akhir tahun
2008 berdasarkan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota
Tangerang Selatan di Provinsi Banten tertanggal 26 November 2008. Pembentukan
daerah otonom baru tersebut, yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Tangerang,
dilakukan dengan tujuan meningkatkan pelayanan dalam bidang pemerintahan,
pembangunan, dan kemasyarakatan serta dapat memberikan kemampuan dalam
pemanfaatan potensi daerah. Dengan 36 kecamatan luas wilayah + 1.159,05 km2 dan
jumlah penduduk lebih dari tiga juta orang, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan
kepada masyarakat di Kabupaten Tangerang dirasakan belum sepenuhnya terjangkau.
Kondisi demikian perlu diatasi dengan memperpendek rentang kendali pemerintahan
melalui pembentukan daerah otonom baru, yaitu Kota Tangerang Selatan, sehingga
pelayanan publik dapat ditingkatkan guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat.
2. Menurut bapak, bagaimana sarana serta prasarana yang terdapat di sekolah-sekolah di
kota tangerang selatan saat ini?
Jawab:
Menurut saya, sarana serta prasarana yang ada di sekolah-sekolah di tangsel saat ini
sudah cukup baik di beberapa aspekpun sudah baik, namun masih perlu adanya
peningkatan di beberapa sekolah yang sarana serta prasarana masih kurang memadai
sehingga saya rasa kegiatan KBM disana belum terlalu maksimal.
3. Menurut bapak, bagaimana sarana serta prasarana yang terdapat di rumah sakit di kota
tangerang selatan saat ini?
Jawab:
Menurut saya, sarana serta prasarana yang ada di rumah sakit saat ini sudah baik
namun perlu ditingkatkan lagi agar dapat memenuhi kebutuhan akan kesehatan bagi
para warga tangerang selatan.
4. Menurut bapak, bagaimana kualitas pelayanan yang terdapat di rumah sakit di kota
tangerang selatan saat ini?
Jawab:
Menurut saya, pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit sudah cukup baik,
namun perlu adanya peningkatan serta seleksi lebih ketat kepada para perawat yang
ingin bekerja disana agar dapat memberikan pelayanan serta perawatan yang baik
kepada para pasiennya.
5. Menurut bapak, bagaimana kelayakan tempat ibadah yang terdapat di kota tangerang
selatan?
Jawab:
Menurut saya masjid-masjid yang ada sudah cukup layak bagi para umat muslim jika
ingin melaksanakan ibadah, namun perlu adanya pembangunan masjid raya yang
dapat mempermudah warga yang ingin beribadah apabila sedang dalam perjalanan.
Perlu adanya juga peningkatan di tempat-tempat ibadah lain seperti gereja, agar dapat
memberikan kenyamanan bagi para warga yang ingin melaksanakan ibadah.
6. Menurut bapak, bagaimana sistem transportasi angkutan umum yang ada di kota
tangerang selatan?
Jawab:
Menurut saya sistem transportasi di tangsel ini masih perlu perbaikan serta
peningkatan. Karena sistem transportasi yang ada belum cukup memadai bagi para
warga tangsel, seperti jumlah angkot yang dirasa masih kurang dan jam operasional
angkot jurusan pamulang 2 – ciputat hanya sampai jam 17.00 saja, ini sangat tidak
membuat nyaman warga sehingga masih banyak warga yang belum memanfaatkan
sistem transportasi itu dan lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi.
7. Menurut bapak, bagaimana keberadaan pasar yang ada di kota tangerang selatan?
Jawab:
Menurut saya keberadaan pasar yang ada sudah baik, namun perlu adanya
peningkatan serta perbaikan sarana serta prasarana yang menunjang pasar tersebut.
Seperti pasar ciputat yang masih kekurangan lahan parkir dan belum memiliki tempat
pembuangan sampah yang tetap sehingga menimbulkan ketidaknyamanan bagi warga
yang ingin berbelanja disana, kios-kiosnya pun belum memadai. Seharusnya kios para
pedagang diatur sedemikian rupa dan ditata dengan rapi, sehingga memudahkan
warga untuk datang dan berbelanja.
ANGKET
Isilah pertanyaan ini dengan baik dengan cara memberi tanda (X) pada salah satu opsi
jawaban A, B, C atau D.
Umur .... Tahun
Jenis Kelamin : L / P
1. Menurut anda, bagaimana sarana dan prasarana TK di sekitar tempat tinggal anda?
A. Sangat memadai
B. Memadai
C. Tidak memadai
D. Sangat tidak memadai
2. Menurut anda, bagaimana sarana dan prasarana SD di sekitar tempat tinggal anda?
A. Sangat memadai
B. Memadai
C. Tidak memadai
D. Sangat tidak memadai
3. Menurut anda, bagaimana sarana dan prasarana SMP di sekitar tempat tinggal anda?
A. Sangat memadai
B. Memadai
C. Tidak memadai
D. Sangat tidak memadai
4. Menurut anda, bagaimana sarana dan prasarana SMA di sekitar tempat tinggal anda?
A. Sangat memadai
B. Memadai
C. Tidak memadai
D. Sangat tidak memadai
5. Menurut anda, bagaimana sarana dan prasarana Perguruan Tinggi di sekitar tempat
tinggal anda?
A. Sangat memadai
B. Memadai
C. Tidak memadai
D. Sangat tidak memadai
6. Menurut anda, bagaimana sarana dan prasarana Rumah Sakit/puskesmas di sekitar
tempat tinggal anda?
A. Sangat memadai
B. Memadai
C. Tidak memadai
D. Sangat tidak memadai
7. Menurut anda, bagaimana pelayanan Rumah Sakit/puskesmas di sekitar tempat
tinggal anda?
A. Sangat memadai
B. Memadai
C. Tidak memadai
D. Sangat tidak memadai
8. Menurut anda, bagaimana kelayakan Masjid di sekitar tempat tinggal anda?
A. Sangat memadai
B. Memadai
C. Tidak memadai
D. Sangat tidak memadai
9. Menurut anda, bagaimana kelayakan Gereja di sekitar tempat tinggal anda?
A. Sangat memadai
B. Memadai
C. Tidak memadai
D. Sangat tidak memadai
10. Menurut anda, bagaimana keberadaan Transportasi Angkutan Umum di kota
Tangerang Selatan?
A. Sangat memadai
B. Memadai
C. Tidak memadai
D. Sangat tidak memadai
11. Menurut anda, bagaimana kelayakan Transportasi Angkutan Umum di kota
Tangerang Selatan?
A. Sangat memadai
B. Memadai
C. Tidak memadai
D. Sangat tidak memadai
12. Menurut anda, bagaimana keamanan Transportasi Angkutan Umum di kota
Tangerang Selatan?
A. Sangat memadai
B. Memadai
C. Tidak memadai
D. Sangat tidak memadai
13. Menurut anda, bagaimana kenyamanan Transportasi Angkutan Umum di kota
Tangerang Selatan?
A. Sangat memadai
B. Memadai
C. Tidak memadai
D. Sangat tidak memadai
14. Menurut anda, bagaimana kelayakan pasar yang ada di kota Tangerang Selatan?
A. Sangat memadai
B. Memadai
C. Tidak memadai
D. Sangat tidak memadai
15. Menurut anda, bagaimana keberadaan pasar yang ada di kota Tangerang Selatan?
A. Sangat memadai
B. Memadai
C. Tidak memadai
D. Sangat tidak memadai
Saran anda terhadap fasilitas sosial di kota Tangerang Selatan :
a. Untuk Masyarakat :
b. Untuk Pemerintah :
Skor Hasil Angket Persepsi Masayarakat Terhadap fasilitas Sosial di Kota Tangerang S
Nomor Butir
Resp
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
1
3
3
3
3
2
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
2
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
4
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
5
3
3
4
2
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
6
3
3
3
3
3
4
3
4
3
4
3
4
4
3
4
4
4
3
4
3
3
4
4
3
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
3
4
3
4
3
7
3
3
3
3
2
3
3
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
3
4
4
3
3
4
4
4
4
4
3
3
4
3
4
3
4
3
4
3
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
Jumlah
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
218
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
220
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
218
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
221
4
3
2
3
4
3
4
4
4
3
4
3
3
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
4
4
213
4
3
2
3
4
3
4
4
4
3
4
3
3
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
4
4
255
252
osial di Kota Tangerang Selatan
Nomor Butir
8
4
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
9
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
10
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
2
2
2
3
2
2
3
3
3
3
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4
2
2
2
11
3
3
3
2
3
3
3
2
3
2
3
2
2
2
3
2
2
2
2
3
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
1
2
1
1
2
2
3
2
2
3
12
2
2
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
13
2
2
2
2
2
3
3
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
2
3
3
2
2
3
2
2
2
2
2
2
1
2
1
1
1
1
3
2
1
1
14
3
3
3
2
3
2
4
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
3
2
3
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
1
2
1
15
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
2
2
3
2
2
3
2
3
3
2
2
3
2
2
3
2
2
3
2
2
2
1
2
1
2
1
2
1
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
218
2
2
3
2
2
3
2
3
2
3
2
3
3
3
2
2
3
2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
213
2
3
2
2
2
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
171
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
165
1
1
3
1
1
3
1
1
2
2
1
2
2
1
1
1
2
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
2
1
1
206
1
2
3
2
2
3
2
3
2
2
1
3
2
2
2
2
3
1
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
125
1
2
3
2
2
3
2
3
2
2
1
2
2
1
1
2
3
1
2
2
2
1
1
1
2
2
1
2
2
2
2
2
164
155
TANGERANG SELATAN
Keadaan gedung sekolah yang ada di Tangerang Selatan yang sudah cukup memadai
Keadaan gedung Rumah Sakit di Tangerang Selatan dengan Kualitas serta pelayanan yang
baik
Keadaan serta situasi Pasar yang ada di Tangerang Selatan
Keadaan Transportasi Umum yang ada di Tangerang Selatan
Keadaan gedung kantor walikota Tangerang Selatan
Proyek pelebaran jalan di jalan raya ciater sebagai upaya dari pemerintah untuk memberikan
kenyamanan bagi para pengguna jalan
Download