KOMUNIKASI ANTARPRIBADI TUTOR DAN SISWA PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRESTASI CABANG KALIMALANG JAKARTA TIMUR Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh: Anisa Turrohmah NIM: 108051000097 Dibawah Bimbingan: Dr. Armawati Arbi, M. Si NIP: 19650207 199103 2 002 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H./2013 M. KOMUNIKASI ANTARPRIBADI TUTOR DAN SISWA PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRESTASI CABANG KALIMALANG JAKARTA TIMUR Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh: Anisa Turrohmah NIM: 108051000097 Dibawah Bimbingan: Dr. Armawati Arbi, M. Si NIP: 19650207 199103 2 002 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 H./2013 M. ABSTRAK Anisa Turrohmah Komunikasi Antarpribadi Tutor dan Siswa Pada Lembaga Bimbingan Belajar Prestasi Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang. Posisi komunikasi juga menjadi sangat penting di dalam dunia pendidikan, dalam mentransformasikan sebuah ilmu pengetahuan seorang guru (tutor) menggunakan komunikasi kepada siswa. Hubungan antara tutor dan siswa di dalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan. Dan berproses belajar tidak hanya di tempat formal seperti sekolah melainkan di sebuah Lembaga Bimbingan Belajar juga bisa diperoleh. Dalam penulisan skripsi ini dibahas permasalahan Bagaimana pendekatan komunikasi antarpribadi tutor terhadap siswa? Bagaimana strategi komunikasi antarpribadi tutor terhadap siswa? dan Bagaimana pola pengendalian melalui pengendalian konflik (compliance) dan penyelesaian konflik? Fokus dalam penelitian ini adalah komunikasi antarpribadi tutor dan siswa yang terjadi baik didalam kelas maupun di luar kelas pada lembaga bimbingan belajar prestasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode analisis deskriptif yang diperoleh dari hasil data-datanya berupa pengamatan, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teori pendekatan komunikasi antarpribadi, strategi-strategi komunikasi antarpribadi, dan cara pengendalian dengan menggunaka pengendalian konflik dan penyelesaian konflik. Komunikasi Antarpribadi ini dilakukan antara tutor terhadap siswa. Pendekatan yang dilakukan setiap tutor seperti kak Paradat, Deno, Fania, Miftah kepada siswa Akbar, Syifa, Sabrina, Ichwan, Kenny menggunakan Komunikasi antarpribadi secara dua arah dan dilakukan baik di dalam kelas ataupun di luar kelas secara formal ataupun non formal. Pendekatan antarpribadi tutor dan siswa melakukan tingkat analisis kultural, sosiologis, dan psikologis masing-masing siswa dapat ditemukan dari pendekatan tersebut dengan wawancara mendalam. Dari pendekatan tutor ini para tutor mempunyai strategi dalam melakukan pendekatan seperti strategi wortel berayun yang menggunakan hadiah untuk memotivasi siswa, strategi pedang tergantung menggunakan ancaman ini karena melakukan ancaman untuk para siswa yang membuat perilaku yang tidak baik di dalam kelas maupun di luar kelas diberikan ancaman oleh beberapa tutor, kemudian strategi katalisator menggunakan nasihat yakni, beberapa tutor menggunakan nasihat untuk memberikan rasa menumbuhkan rasa percaya kepada siswa untuk semangat belajar. Dan strategi ini mendapatkan cara untuk pengendalian yaitu dengan menggunakan pengendalian konflik dan penyelesaian konflik. ii KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah serta inayah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam disanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa Al-Qur’an dan Hadist-Nya Penulis berusaha menyajikan dengan sebaik-baiknya. Namun, penulis juga yakin masih banyak kesalahan dan kekurangan yang perlu diperbaiki, mengingat kemampuan dan pengetahuan penulis yang serba terbatas. Dalam proses penyusunannya, penulis mendapatkan banyak bantuan, petunjuk, bimbingan, serta motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. H. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Drs. Wahidin Saputra, MA selaku Pudek I Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Bidang Akademik dan Drs. H. Mahmud Djalal, MA, selaku Pudek II Bidang Administrasi serta Drs. Study Rizal LK. MA, selaku Pudek III Bidang Kemahasiswaan.. 3. Drs. Jumroni, M. Si, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Ibu Umi Musyarofah, MA, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam iii 4. Dr. Armawati Arbi, M. Si, selaku Dosen Pembimbing yang selama ini banyak memberikan masukan serta motivasi kepada penulis. Dan semua Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang selama ini telah banyak membantu penulis, serta memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada penulis. 5. Pak Muchroni, selaku direktur utama Prestasi Learning Center yang telah banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian. Arie Rahman Firdaus, selaku Kepala Cabang Bimbingan Belajar Prestasi serta Miftakhul Jannah S. Pd, selaku Quality Control Bimbingan Belajar Prestasi yang sangat banyak membantu dalam proses penelitian berlangsung. Dan para tutor Dheno, paradat, mey, euis, febri, dll. Para staf yang ikut membantu dhana dan pa fandi. 6. Orang tua Alm. Sopani Suseno dan Ibu Azizah yang selama ini selalu memberikan motivasi, dana, dan doanya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Kakak-kakak ku Jamaludin Panditama, Amirudin Dwi Japani, Mba Yuni, dan ponakan (Galih) yang selalu support penulis agar menyelesaikan skripsi ini. 8. Teman-teman KKN 73, Wahid, Zubait, Ojan, Udin, Aldy, Aria, Sadad, Umam, Hilman, Kiki, Zakia, Sahabat seperjuangan Herdina Rosidi, Ika Kurnia Utami, Aimatunnisa, Gana Buana, Saiful Bahri, Ahmad Fauzi, Nurul Iman, Ferdian, Amelia Kurniawati, Naya, dan teman-teman KPI 2008 yang memberikan dukungan agar cepat menyelesaikan skripsi ini. iv 9. Sahabat yang selalu marahin, membantu segala hal agar cepat menyelesaikan skripsi ini Fania Choirunnisa, Nurmuliawati, Miftakhul Jannah, Indri, Shanti, Yudha,Vera, Reski, Acong, dll 10. Anak-anak kosan yang selalu menemani suka dan duka Mumu, Eris, Ka Eva, Ka Feby, Ayu, Amel, dll. 11. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi Penulis mengucapkan terima kasih banyak atas segala bantuan yang diberikan dan mohon maaf atas segala kekhilafan yang terjadi selama ini. Besar harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, dan terutama bagi mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta khusus bagi penulisnya sendiri. Ciputat, 15 Juli 2013 Anisa Turrohmah (108051000097) v DAFTAR ISI LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. i ABSTRAK ........................................................................................................ ii KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.................................... 4 C. Tujuan Penelitian ........................................... ...................... 5 D. Manfaat Penelitian ........................................... .................... 5 E. Tinjauan Pustaka .................................................................. 6 F. Kerangka Konsep .................................................................. 8 G. Metodologi Penelitian ........................................................... 9 H. Sistematika Penulisan ........................................................... 13 BAB II LANDASAN TEORI A. Komunikasi Antarpribadi 1. Pendekatan Komunikasi Antarpribadi.............................. 16 2. Strategi Komunikasi Antarpribadi................................... 24 3. Pengendalian Komunikasi melalui Compliance dan Resolusi Konflik …………………………………………26 BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRESTASI A. Latar Belakang Berdirinya “Prestasi Learning Center” ........ 39 B. Visi dan Misi “Prestasi Learning Center” ............................. 40 C. Struktur Kepengurusan Bimbingan Belajar “Prestasi” ......... 41 D. Penghargaan ......................................................................... 43 E. Program dan Sarana “Prestasi” ............................. ................. 44 BAB IV ANALISIS TERHADAP TEMUAN DILAPANGAN A. Pendekatan Komunikasi Antarpribadi ................................. 47 vi B. Strategi Komunikasi Antarpribadi ....................................... 56 C. Pengendalian Komunikasi melalui Compliance dan Resolusi Konflik ................................................................................. 59 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................... 62 B. Saran ...................................................................................... 63 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pesan dari satu sumber atau komunikator (pemberi pesan) kepada komunikan (penerima pesan). Komunikasi sangat dibutuhkan manusia dalam mempertahankan keberlangsungan hidup. Sangat tidak mungkin manusia dapat menjalani hidupnya tanpa berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi pada umumnya diartikan sebagai hubungan atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masalah hubungan, atau diartikan pula sebagai saling tukarmenukar pendapat. Komunikasi dapat juga diartikan hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok.1 Pada sisi lain komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari sumber kepada penerima melalui saluran atau media dengan tujuan agar terjadi perubahan terhadap diri orang yang menerima pesan tersebut. Komunikasi sebagai suatu proses tersendiri atas komponen-komponen yakni komunikator, pesan, saluran, komunikan dan efek atau pengaruh. Selain komponen tersebut komponen lain yang turut menentukan berhasil tidaknya suatu komunikasi yaitu tanggapan balik lingkungan dan gangguan yang saling terkait satu dengan yang lainnya. Dari berbagai macam komunikasi, komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Karena komunikasi 1 AW. Widjaja, Komunikasi, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), h.1 1 2 antarpribadi adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang.2 Komunikasi menjadi sesuatu yang amat penting bagi hidup manusia, komunikasi tidak bisa lepas karena manusia sendiri adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi. Posisi komunikasi juga menjadi sangat penting di dalam dunia pendidikan, dalam mentransformasikan sebuah ilmu pengetahuan seorang guru (tutor) menggunakan komunikasi kepada siswa. Komunikasi yang dilakukan bukan hanya berfokus pada penyampaian pelajaran. Disamping itu juga diperlukan pembinaan mental dan akhlakul karimah supaya anak didik bukan hanya cerdas secara emosional namun secara spiritual juga. Apabila komunikasi dilakukan yang bertujuan untuk memberikan pengaruh positif pada tingkatan psikologis, maka penanganannya akan sangat sesuai dilakukan antara hati ke hati. Dalam bidang ilmu komunikasi pendekatan antar satu individu dengan individu lain disebut komunikasi antarpribadi, maka amat penting komunikasi antarpribadi dilakukan pada dunia pendidikan pula, baik formal maupun non formal, tradisional ataupun modern. Salah satu media pembelajaran tidak hanya disekolah saja melainkan dapat menyampaikan diluar sekolah seperti bimbingan belajar. Menurut L D Crow dan A Crow, bimbingan belajar merupakan suatu bantuan yang dapat diberikan oleh seseorang yang telah terdidik pada orang lain yang mana usianya tidak ditentukan untuk dapat menjalani kegiatan dalam hidupnya. Bimbingan belajar adalah upaya mengenal, memahami dan menetapkan siswa yang mengalami kesulitan 2 http://www.lusa.web.id / Komunikasi-antar-pribadi-interpersonal-communication/ 13 november 2012 3 belajar dengan kegiatan mengidentifikasi, menduga, dan memberikan pertimbangan pemecahan masalah yang ada dalam pelajaran. Hubungan antara tutor dengan siswa-siswa di dalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan. Bagaimanapun baiknya bahan pelajaran yang diberikan atau disampaikan, bagaimanapun sempurnanya metode yang digunakan sebuah bimbingan belajar, namun jika hubungan tutor dan siswa merupakan hubungan yang tidak harmonis, maka dapat menciptakan suatu hasil yang tidak diinginkan. Hubungan tutor dengan siswa, salah satu cara untuk mengatasinya adalah melalui contact-hours di dalam hubungan tutor-siswa. Contact-hours atau jam bertemunya antara tutor dan siswa, pada hakikatnya merupakan kegiatan di luar jam jam belajar di dalam kelas seperti biasanya. Dalam bimbingan belajar peranan contact-hours ini sangat penting sekali. Perlu digaris bawahi bahwa kegiatan belajar mengajar, tidak hanya melalui presentasi di depan kelas. Bahkan dapat dikatakan metode dengan presentasi tidaklah dianggap sebagai satu satunya proses belajar yang efisien bila ditinjau baik dari segi pengembangan sikap dan pikiran intelektual yang kritis dan kreatif.3 Dalam bimbingan belajar “Prestasi” metode yang disampaikan tidak hanya diajarkan dalam kelas saja, melainkan menggunakan metode diluar kelas setelah jam belajar habis siswa-siswa diijinkan untuk berkonsultasi dengan para tutor diluar kelas 3 Dikutip dari makalah Dra.mundari, “Matrikulasi Psikologi Industri Organisasi”, Universitas Mercu Buana: Yogyakarta, 2010. 4 dengan pembahasan materi apapun, baik mata pelajaran sehabis diajarkan didalam kelas bimbingan belajar atau materi pelajaran yang ada di sekolah. Di antara banyak bimbingan belajar yang umumnya hanya mengajarkan pelajaran berdasarkan kurikulum di sekolah, salah satu bimbingan belajar tidak hanya memberikan materi pelajaran umum, juga menanamkan nilai-nilai keislaman. “Prestasi” merupakan bimbingan belajar yang memiliki visi dan misi yang bagus. Staf dan pengajar (tutor) prestasi direkrut dengan mekanisme khusus yang memungkinkan dapat menjalankan visi dan misi yang ditetapkan. Dengan proses belajar mengajar, tentunya dinamika komunikasi yang dilakukan menggunakan komunikasi antar pribadi yang perlu diperhatikan. Siswa yang notabene adalah anak-anak yang mengalami kekurangan dan membutuhkan bantuan dalam belajar selain disekolah yaitu dibantu dalam belajar di bimbingan belajar “prestasi”. Hal ini memerlukan bimbingan yang intens dan efektif baik diluar kelas maupun di dalam kelas. Dari latar belakang di atas, penulis ingin mengangkat sebuah judul yaitu “Komunikasi Antarpribadi Tutor dan Murid pada Lembaga Bimbingan Belajar Prestasi Cabang Kaliamalang Jakarta Timur” B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Penelitian ini difokuskan hanya pada cara komunikasi antarpribadi tutor dan murid, dan komunikator sebaliknya penelitian ini tidak fokus kepada struktur dan pesan, adapun pembatasan masalahnya yaitu: 5 1. Bagaimana pendekatan Komunikasi Antarpribadi tutor terhadap siswa? 2. Bagaimana strategi kendali Komunikasi Antarpribadi tutor terhadap siswa? 3. Bagaimana pola pengendalian melalui compliance dan resolusi konflik? C. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian adalah sasaran yang harus dicapai oleh setiap tindakan penelitian. Dengan demikian tujuan memegang peranan yang sangat penting dan harus dirumuskan dengan jelas, tegas dan mendetail, karena tujuan merupakan jawaban tentang masalah yang akan diteliti. 4 Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui bagaimana pendekatan komunikasi antar pribadi tutor terhadap siswa di bimbingan belajar “Prestasi Learning Center”. 2. Mengetahui bagaimana strategi kendali komunikasi antarpribadi turor terhadap siswa di bimbingan belajar “ Prestasi Learning Center”. 3. Mengetahui pola pengendalian komunikasi antar pribadi tutor terhadap siswa di lembaga bimbingan belajar “Prestasi Learning Center” melalui compliance dan resolusi konflik. D. Manfaat Penelitian Manfaat Akademis Untuk menambah referensi atau bahan perbandingan bagi pengembangan keilmuan yang sesuai dengan bidang Komunikasi Antarpribadi. Dan menambah 4 Mohammad Kasiram, Metodologi Peneliti Kualitatif-Kuantitatif, (Yogyakarta: UIN-Maliki Press, 2010), Cet. 2, h. 51. 6 studi mengenai komunikasi pada lembaga pendidikan islam, khususnya Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Manfaat Praktis Bahan panduan dan pertimbangan bagi para tutor dan semua elemen lembaga bimbingan belajar. Kemudian memberikan sumbangsih bagi pengembangan wacana dakwah. E. Tinjauan Pustaka Dalam proses penelitian ini, penulis mengambil beberapa hasil penelitian yang dijadikan bahan perbandingan. Yaitu penelitian yang menganalisa tentang komunikasi antarpribadi, antara lain: Pertama, Zaeni Rokhi, yang menulis “Komunikasi Antarpribadi Pengasuh dan Santri Pondok Pesantren Al-idrus Kalanganyar Lebak Banten”, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 105051001993, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010. Adapun persamaannya, sama–sama mengunakan pembahasan mengenai komunikasi antarpribadi, akan tetapi perbedaannya dalam skripsi ini membahas tentang komunikasi antarpribadi yang dilihat dari bentuk-bentuk komunikasi antarpribadi yang terjadi antara pengasuh terhadap santri dipondok pesantren Al- 7 Idrus.5 Maka pada penulis membahas tentang komunikasi antarpribadi tutor dan siswa pada bimbingan belajar “Prestasi”. Kedua, Rosalina, “Pola Komunikasi Guru dan Murid Pada Lembaga Bimbingan Belajar Bintang Pelajar”, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 104051001871, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009. Adapun persamaannya sama menggunakan objek kepada bimbingan belajar, akan tetapi perbedaannya yaitu objek dari bimbingan belajar itu sendiri, pada skripsi Rosalina meneliti bimbel bintang pelajar.6 Maka penulis membahas tentang komunikasi antarpribadi tutor dan siswa pada bimbingan belajar “prestasi” Ketiga, Nina Agustina, “Komunikasi Antarpribadi Melalui Twitter (Analisis Wacana terhadap Naskah Final Film Republik Twitter)”, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 108051000068, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2012. Adapun persamaannya, sama-sama menggunakan metode kualitatif dengan komunikasi antarpribadi. Perbedaannya dalam skripsi ini membahas tentang film yaitu republik twitter.7 Maka pada penulis, membahas tentang komunikasi antarpribadi tutor dan siswa pada bimbingan belajar “prestasi”. 5 Zaeni Rokhi, yang menulis “Komunikasi Antarpribadi Pengasuh dan Santri Pondok Pesantren Al-idrus Kalanganyar Lebak Banten”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 105051001993, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010), h. 6 Rosalina, “Pola Komunikasi Guru dan Murid Pada Lembaga Bimbingan Belajar Bintang Pelajar”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 104051001871, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 7 Nina Agustina, “Komunikasi Antarpribadi Melalui Twitter (Analisis Wacana terhadap Naskah Final Film Republik Twitter)”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 108051000068, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2012), h. 9. 8 Sedangkan penulis meneliti komunikasi antarpribadi tutor dan siswa pada lembaga bimbingan belajar prestasi pada saat kegiatan belajar langsung. F. Kerangka Konsep Tingkat Analisis KAP dan Non KAP dalam melakukan Prediksi Non Komunikasi Antarpribadi Prediksi Kultural (siswa) Prediksi Sosiologis (siswa) Pengendalian Konflik Strategi KAP Tutor 1. Strategi wortel berayun 2. Strategi pedang tergantung 3. Strategi katalisator 4. Strategi kembar siam 5. Strategi dunia peri Komunikasi Antarpribadi Prediksi Psikologis (siswa) Penyelesaian Konflik 9 G. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian Menurut Arikunto pendekatan kualitatif menitik beratkan pada data-data penelitian yang akan dihasilkan berupa kata-kata melalui pengamatan dan wawancara. Pendekatan penelitian kualitatif ini adalah Pendekatan yang datanya tidak menggunakan data statistik, namun lebih dalam bentuk narasi atau gambargambar.8 Dalam penerapannya, pendekatan kualitatif menggunakan metode pengumpulan data dan metode analisis yang bersifat nonkuantitatif, seperti penggunaan instrument wawancara mendalam dan pengamatan.9 Metode kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu, menurut perspektif sendiri.10 Dalam penelitian ini menggunakan Deskriptif yaitu dengan data yang dikumpulkan menggunakan berupa kata-kata, wawancara gambar beberapa dari sumber, hasil penelitiannya. melakukan Peneliti observasi, serta mengumpulkan dokumentasi dan rekaman atau bukti-bukti fisik yang digunakan. Lexy J. Moloeng mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dengan cara deskripsi 8 Ronny Kountur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: CV. Teruna Grafica, 2005), cet. Ke-3 h.16 9 Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi, (Yogyakarta: Gintanyali, 2004), h.2 10 Dr. Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1996), h.81 10 dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.11 2. Subjek dan Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah Lembaga Bimbingan Belajar Prestasi, sedangkan subjek penelitiannya adalah tutor dan siswa Bimbingan belajar “Prestasi”, dengan mata pelajaran Matematika, Ipa, B.inggris, B.indonesia. 3. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bimbingan Belajar Prestasi cabang Gudang Seng Cipinang yang berlokasi di Jl. Kesadaran 1 No. 54, Kalimalang Jakarta Timur. Waktu Penelitian yang dibutuhkan dalam penelitian ini Desember – Mei 2013 4. Tahapan Penelitian a. Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data di lapangan dilakukan beberapa tehnik, diantaranya: 1. Observasi, yaitu pengamatan secara langsung proses belajar di bimbingan belajar prestasi selama kurang lebih satu bulan oleh peneliti, berinteraksi dengan struktur, siswa dan orang tuanya. 2. Wawancara, yaitu percakapan dengan mengajukan beberapa pertanyaan tentang pendekatan strategi mendalam dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh peneliti kepada staf, tutor dan beberapa murid, orang tua bimbingan belajar prestasi. 11 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda), h.65 11 3. Dokumentasi, yaitu menggunakan buku-buku Komunikasi Antarpribadi, Komunikasi Antar budaya, Interpersonal Communication atau literature dan arsip-arsip milik bimbingan belajar “prestasi” sebagai data penunjang bagi penelitian, seperti foto di dalam kelas maupun diluar kelas. b. Pengolahan Data Dalam menyederhanakan data yang dikumpulkan tidak dalam bagan, grafik melainkan menggunakan tabel mengenai komunikasi antarpribadi tutor dan siswa, strategi komunikasi tutor terhadap siswa, serta pengendalian komunikasi. Dan penulisan skripsi berdasarkan Pedoman Ceqda. c. Analisis Data Peneliti menggunakan analisis deskriptif, peneliti menginterpretasikan data untuk memperoleh arti dan makna yang lebih mendalam dan luas terhadap hasil penelitian yang sedang dilakukan. Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan cara meninjau hasil penelitian secara kritis denga teori yang relevan dan informasi akurat yang diperoleh dilapangan.12 Peneliti ingin melihat sebuah proses pendekatan komunikasi Antarpribadi yang dilakukan Bimbingan Belajar “Prestasi” dengan melakukan pengamatan langsung dilapangan secara mendalam. Dan temuan ini ditafsirkan berdasarkan kerangka konsep. 12 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 244 12 H. Sistematika Penulisan Sebagai karya tulis ilmiah, penulisan skripsi ini akan disusun secara sistematis sesuai dengan ketentuan yang ada dan berlaku, adapun bentuk skripsi ini sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Bab I pendahuluan yang memaparkan latar belakang masalah, agar tetap fokus dengan memberikan batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan tujuan tinjauan pustaka. Namun yang tak kalah penting juga dicantumkan kerangka teori dan metodologi penelitian sebagai kerangka berpikir serta sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab II menjelasakan komunikasi antarpribadi dalam pendekatan Komunikasi antarpribadi, strategi, dan pengendalian lingkungan komunikasi melalui compliance dan resolusi konflik BAB III GAMBARAN UMUM BIMBINGAN BELAJAR “PRESTASI” Bab III membahas tentang latar belakang sejarah berdirinya bimbel “prestasi, visi dan misi dari bimbel Prestasi, struktur kepengurusan bimbel Prestasi dari struktur pusat maupun cabang kalimalang, beberapa penghargaan-penghargaan yang didapat oleh bimbel prestasi, dan program dan penanganan bimbel prestasi cabang kalimalang. 13 BAB IV ANALISIS DATA Bab IV menjelaskan pendekatan para tutor terhadap siswa-siswanya, strategi-strategi yang dilakukan para tutor terhadap siswa, kemudian cara pengendalian dengan menggunakan pengendalian konflik dan penyelesaian konflik. BAB V PENUTUP Bab V ini meliputi kesimpulan dan saran-saran yang dilengkapi daftar pustaka dan lampiran-lampiran dari hasil penelitian. BAB II LANDASAN TEORI A. Proses Komunikasi Antarpribadi 1. Pendekatan Komunikasi Antarpribadi Komunikasi berawal dari gagasan yang ada pada seseorang. Gagasan itu diolahnya menjadi pesan dan dikirimkan melalui media kepada orang lain sebagai penerima, penerima menerima pesan, dan sesudah mengerti isi pesan itu pengirim pesan dapat menilai efektifitas pesan yang dikirimkannya. Berdasarkan tanggapan itu pengirim dapat mengetahui apakah pesannya dapat dimengerti dan sejauh mana pesannya dimengerti oleh orang yang dikirimi pesan itu. Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat dan perilaku, baik secara langsung (lisan) maupun tidak langsung (media).18 Komunikasi dipandang dari segi jumlah komunikan dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu: komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi massa.19 Dalam Komunikasi terdapat beberapa unsur, yaitu: a. Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan pada komunikan, yang memiliki sebagai Encoding, yaitu orang yang mengolah pesan-pesan atau informasi kepada orang lain. Komunikator dapat juga berupa individu yang 18 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h.5 19 Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi; Sebuah Pengantar Ringkas, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 2008), h. 31 14 15 sedang berbicara, menulis, sekelompok orang, organisasi komunikasi seperti, surat kabar, radio, film, dan lain sebagainya.20 Syarat-syarat komunikator: 1) Memiliki kemampuan berkomunikasi 2) Memiliki kemampuan yang luas 3) Memiliki kredibilitas yang tinggi 4) Memiliki daya tarik 5) Mengenal dirinya sendiri 6) Memiliki kekuatan b. Pesan, adapun yang dimaksud dengan pesan dalam proses komunikasi adalah suatu informasi yang akan dikirim kepada si penerima pesan.21 c. Komunikan, yaitu komunikan atau penerima pesan adalah orang yang menjadi sasaran dari kegiatan komunikasi. Komunikasi atau penerima pesan dapat menjadi pribadi atau orang banyak. d. Media, yaitu saluran yang dipakai atau dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari kepada penerima. e. Efek, merupakan hasil akhir dari proses komunikasi. Efek disini dapat berupa sikap atau tingkah laku komunikan, apakah sesuai atau tidak dengan yang diinginkan oleh komunikator. Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Komunikasi merupakan medium penting bagi pembentukan atau pengembangan pribadi untuk kontak sosial, yang berarti dengan adanya komunikasi seseorang tumbuh dan belajar. Melalui komunikasi juga, seseorang 20 21 A. W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, h.12 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h.12 16 bisa menemukan pribadi kita dengan orang lain, bersahabat, bermusuhan, mencintai atau mengasihi orang lain, dan sebagainya. Komunikasi adalah suatu proses, suatu kegiatan berlangsung kontinu.22 Menurut Dedy Mulyana komunikasi berarti sama, Communico, Communication, atau Communicare yang berarti membuat sama (to make common). Istilah pertama adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asalusul komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, suatu pesan dianut secara sama.23 Thomas M. Scheidel mengemukakan bahwa seseorang berkomunikasi untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, membangun kontak sosial dengan orang sekitarnya, dan untuk mempengaruhi orang lain agar berpikir dan berperilaku seperti yang diinginkan. Gordon I. Zimmerman et al berpendapat bahwa komunikasi mempunyai fungsi isi, yang melibatkan pertukaran informasi yang kita perlukan untuk menyelesaikan tugas dan fungsi hubungan yang melibatkan pertukaran informasi mengenai bagaimana hubungan kita dengan orang lain.24 Komunikasi dipandang dari segi jumlah komunikasi dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu: komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi massa.25 Jika komunikasi dititik beratkan pada sifat pesan, maka komunikasi 22 Tommy Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi, h.5 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), h.41 24 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h.4 25 Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi; Sebuah Pengantar Ringkas, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h.31 23 17 dapat dibagi dua jenis yaitu komunikasi personal (isinya bersifat pribadi) dan komunikasi massa (komunikasi yang menggunakan media massa) Menurut Devito, komunikasi antarpribadi adalah pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain atau sekelompok kecil orang dengan efek dan umpan balik yang langsung.26 Komunikasi antarpribadi (Interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun non-verbal. Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi adalah komunikasi diadik (dyadic communication) yang melibatkan hanya dua orang, seperti suami-istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid, dan sebagainya.27 Dalam buku komunikasi antarpribadi karya Dr. M. Budyatna, M.A dan Dra. Nina Mutmainah, dapat dikatakan pula bahwa komunikasi tidak hanya terjadi secara tatap muka, tetapi juga merupakan aktivitas simbolik. Sehingga komunikasi antarpribadi disini dapat dirumuskan sebagai proses pengoperan isi pesan berupa lambang-lambang dari komunikator kepada komunikan. 28 Asumsi dasar komunikasi antarpribadi adalah bahwa setiap orang yang berkomunikasi akan membuat prediksi pada data psikologis tentang efek atau perilaku komunikasinya, yaitu bagaimana pihak yang menerima pesan memberikan reaksinya. Setiap berkomunikasi dengan orang lain kita secara 26 Riyono Pratikto, Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi, (Bandung: Remaja Karya, 1987), h.12 27 Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi; Sebuah Pengantar Ringkas, ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h.81 28 M. Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1994), h.3 18 langsung membuat prediksi tentang efek dan perilaku komunikasinya. Menurut Miller ada tiga tingkatan yang digunakan dalam melakukan prediksi, yaitu: 1. Analisis tingkatan kultural 2. Analisis tingkat sosiologis 3. Analisis tingkat psikologis a. Tingkatan analisis dalam melakukan prediksi 1) Analisis Tingkat Kultural Kultur atau kebudayaan adalah produk manusia sebagai keseluruhan gagasan dan karya manusia yang ada di luar diri individu yang harus dipelajari, seperti bahasa, seni lukis, dan sebagainya. Pada analisis tingkat kultural, komunikator dalam melakukan prediksi paling tidak harus mengerti dan memahami kultur, terutama yang bersifat immaterial dari pihak yang diajak berkomunikasi, seperti bahasa, adat istiadat, atau paling tidak kita memiliki persamaan kultur. 2) Analisis Tingkat Sosiologis Kelompok adalah sistem sosial yang para anggotanya saling berinteraksi dan memiliki ketergantungan satu sama lain. Norma didefinisikan sebagai kumpulan dari harapan-harapan bersama secara timbale balik tentang bagaimana suatu interaksi seharusnya berlangsung. Ada tiga sumber norma yang kita kenal, yaitu norma yang bersumber dari masyarakat, dari kelompok, dan norma yang dikembangkan oleh para partisipan dalam suatu hubungan yang spesifik. 19 Pada tingkat sosiologis, prediksi yang dilakukan komunikator terhadap reaksi komunikan dapat dilihat dari segi keanggotaan dari kelompok tempat komunikan berada. 3) Analisis pada tingkat Psikologis Apabila prediksi yang dibuat komunikator terhadap reaksi komunikan sebagai akibat menerima suatu pesan didasarkan atas analisis pengalaman individual yang unik dari komunikan, maka dapat dikatakan bahwa komunikator melakukan prediksi pada tingkat psikologis. Tiap individu mempunyai kepribadian dan watak yang berbeda-beda dan ini merupakan hasil tempaan dan terbentuk berdasarkan pengalaman masa lalu. Apabila dua individu satu sama lain bisa saling mengerti serta memahami kepribadian dan watak masing-masing, baru bisa dikatakan bahwa satu sama lain dalam berkomunikasi melakukan prediksi atas data psikologis. Dalam komunikasi antarpribadi, para komunikator (komunikator dan komunikan) membuat prediksi tentang perilaku satu sama lain atas dasar data psikologis dengan mencoba saling memahami satu sama lain individu. Dalam hubungan ini segala atribut dilepaskan. Misalnya sebagai atasan dan bawahan, sebagai dosen dan mahasiswa, guru dan murid, dan sebagainnya. Masing-masing pihak memiliki informasi yang cukup banyak mengenai teman bicaranya, seperti menyangkut keinginan, kebutuhan, dan nilai pribadi masing-masing sehingga dapat dikembangkan menjadi hubungan komunikasi yang lebih akrab. 20 b. Perbedaan antara Komunikasi Non-antarpribadi dan Komunikasi Antarpribadi Dalam membandingkan atau membedakan komunikasi non-antarpribadi dengan antarpribadi dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu: 1) Norma yang mengatur hubungan Norma merupakan bentuk peraturan yang khusus mengatur bagaimana kita berkomunikasi di dalam situasi tertentu. Dilihat dari sumbernya, norma ada tiga macam, yaitu Pertama, norma yang bersumber dari kultur atau masyarakat. Norma ini terdiri dari kebiasaan dan adat istiadat. Contoh norma merupakan kebiasaan, seperti kita harus mengucapkan terima kasih jika kita menerima sesuatu dari orang lain. Sanksi terhadap pelanggaran norma ini, orang yang tidak mengucapkan terima kasih memang tidak akan mendapat sanksi apa-apa, hanya saja menjadi bahan pembicaraan di masyarakat. Kalau norma yang merupakan adat istiadat berupa hukum tertulis maka sanksi tegas dan nyata. Misalnya, pelanggaran peraturan lalu lintas. Kedua, norma anggota kelompok. Selain, harus menaati norma masyarakat juga harus menaati norma kelompok dimana ia menjadi anggotanya. Sanksi terhadap pelanggaran norma kelompok dapat bersifat formal dan informal. Contoh sanksi formal, pelajar atau mahasiswa yang tidak membayar uang sekolah atau uang kuliah bisa dikeluarkan atau diberhentikan. Contoh sanksi informal, seseorang anggota kelompok atau organisasi yang bertingkah laku lain dari pada yang lain atau sombong akan dijauhkan oleh anggota lain. Ketiga, norma yang bersumber dari mereka yang mengadakan hubungan yang spesifik dinamakan norma relasional. Norma ini hanya berlaku dan 21 dikenakan bagi para anggota dari suatu hubungan yang spesifik. Sanksinya juga tidak jelas seperti norma kelompok, hanya saja kalau norma yang sudah disepakati bersama dilanggar oleh salah satu pihak, maka hubungan komunikasi bisa terputus. Misalnya, pertikaian antara suami istri dapat menimbulkan perceraian. 2) Kriteria untuk menentukan hubungan Kriteria untuk menentukan hubungan ialah faktor-faktor yang menentukan posisi para komunikator di dalam hubungannya satu sama lain. Pada hubungan komunikasi non-antarpribadi, kriteria ini ditentuka oleh tujuan-tujuan kelompok di mana individu menjadi anggotanya. Misalnya, pada sebuah perusahaan ada orang-orang yang diangkat menjadi manager, salesman, bahkan direktur. Dan untuk kelangsungan hidup perusahaan tersebut, maka setiap orang yang memangku jabatan harus memiliki kemampuan tertentu dan memenuhi persyaratan tertentu. Kriteria untuk menentukkan posisi dalam hubungan komunikasi antarpribadi. Misalnya, pemilik perusahaan atau direktur tidak terlalu menganggap penting apakah manajernya seseorang yang cakap. Ia lebih senang mengangkat seseorang sebagai manajer misalnya karena orang itu mampu membantu memecahkan masalah-masalah pribadi pemilik atau direktur utama perusahaan tersebut. 3) Tingkat kebebasan Individu Pada hubungan non-antarpribadi, pernyataan atau pendapat individu kurang diberi kesempatan karena dapat mengurangi stabilitas suatu hubungan. Dalam hubungan komunikasi non-antarpribadi lebih ditekankan pada 22 kesamaan atau keberagaman pendapat individu harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya, kalau kita menjadi nasabah dari suatu bank, maka semua peraturan yang ditetapkan oleh bank harus kita taati dan setiap nasabah lainnya harus berbuat hal yang sama. Pada hubungan antarpribadi lebih ditekankan pada pendapat-pendapat individu yang berbeda-beda. Dalam hubungan antarpribadi, kebebasan pribadi harus dikembangkan. Misalnya, hubungan yang mesra dan saling pengertian antara suami-istri terjadi bukan karena diatur atau didikte oleh salah satu pihak, tetapi merupakan hasil kesepakatan bersama.29 2. Strategi Kendali Komunikasi Antarpribadi Budiyatna dan Nina Mutmainah menyatakan dalam bukunya komunikasi antarpribadi, untuk mendapatkan respon yang diinginkan dari komunikator lain dalam transaksional komunikasi maka sebagai komunikator harus mengerti strategi-strategi kendali komunikasi utama, diantaranya: a) Strategi Wortel Berayun Strategi ini digunakan untuk dapat menambah probabilitas untuk mendapatkan respon yang diinginkan apabila kita mampu untuk memberikan imbalan kepada seseorang supaya ia memberikan respon yang diinginkan, dan penambahan probabilitas respon yang diinginkan dengan asumsi komunikator akan mengulangi perilaku yang sama dengan perilaku yang mendapatkan imbalan. Contoh: hadiah dan pujian. Seperti: siswa yang rajin mengerjakan tugas dan rajin kedepan kelas diberi skor nilai atau tambahan point nilai dan siswa yang nilai try out atau evaluasi 29 M. Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, h. 6-9. 23 belajar mendapat 100, mendapat hadiah berupa peralatan tulis. Jika 1-3 nilainya siswa melakukan pelanggaran maka siswa dikeluarkan dalam kelas. b) Strategi Pedang Tergantung Strategi ini digunakan untuk mengurangi probabilitas respon yang tidak diinginkan. Maksud dari strategi ini adalah seorang komunikator bisa menghukum pihak lainnya supaya orang tersebut mengurangi atau membatasi perilaku yang tidak disenangi si penghukum. Contohnya adalah ancaman, seperti: dalam proses belajar tutor biasanya memberikan ancaman kepada siswa yang bermain atau susah diatur selama kegiatan belajar berlangsung, ancaman itu berupa pemberian tugas atau pengurangan nilai. Jika sudah melebihi batas orang tua siswa dipanggil. c) Strategi Katalisator Strategi ini digunakan hanya untuk mengingatkan lawan bicara agar mau melakukan apa yang dikatakan, lawan bicara diharapkan untuk berbuat atas dasar kesadarannya sendiri tanpa ada imbalan atau hukuman. Komunikator memberikan rangkaian pesan untuk merangsang suatu proses namun tindakan selanjutnya sepenuhnya ditentukan pihak yang jadi lawan bicara. Contohnya adalah nasihat, seperti: siswa yang jarang masuk kelas, tutor menasehatinya dan siswa yang melakukan perbuatan atau perkataan tidak baik didalam maupun diluar kelas tutor wajib menasehatinya. 24 d) Strategi Kembar Siam Strategi ini hanya bisa diterapkan pada hubungan yang telah terbina. Dalam arti kedua belah pihak sangat bergantung satu sama lain. Strategi ini berlaku bagi dua komunikator yang memiliki jumlah kendali yang sama. e) Strategi Dunia Peri Strategi yang mengharapkan respon yang dihasilkan sesuai dengan keinginannya, walaupun pada kenyataannya semua itu hanya khayalan. Khayalan semacam ini memberikan semacam hiburan dari rasa cemas, tetapi memiliki sedikit dasar realitas dan tidak dapat dianggap sebagai pengganti dari strategi kendali. Komunikator yang menggunakan strategi ini sulit menerima keterbatasan kemampuannya untuk mendapatkan respon yang diinginkan. Contohnya selalu menganggap baik semua orang. Cara yang digunakan strategi ini adalah mengabaikan respon yang tidak diinginkan dan memutarbalikkan respon yang tidak diinginkan dengan memberikan penafsiran positif.30 3. Pengendalian Lingkungan Komunikasi Melalui Compliance dan Resolusi Konflik Fungsi menurut Gerald R. Miller dan Mark Steinberg dapat diartikan sebagai tujuan, dan untuk mencapai tujuan tersebut digunakan komunikasi. Sedangkan fungsi-fungsi yang komunikatif erat kaitannya dengan maksudmaksud dan tujuan komunikator. Bahwa fungsi utama dari komunikasi ialah penguasaan atau pengendalian terhadap lingkungan (environment control) dengan 30 M. Budiatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1994), Cet. Ke-1 25 tujuan mendapatkan imbalan secara fisik, ekonomi dan sosial. Pengertian lingkungan disini bukan berarti benda mati seperti rumah dan batu atau bendabenda hidup seperti pohon dan hewan, tetapi lingkungan yang dimaksud makhluk sosial bernama manusia yang merupakan mitra dalam berkomunikasi. Dalam pengendalian terhadap lingkungan, bila hasil yang diperoleh dan hasil yang diinginkan sama maka ini disebut compliance. Sedangkan apabila hasil yang diperoleh mencerminkan adanya kompromi dengan keinginan semula dari pihak-pihak yang terlibat maka ini disebut resolusi konflik atau conflict resolution. Usaha mengendalikan lingkungan baik melalui compliance maupun conflict resolution dapat didasarkan pada komunikasi antarpribadi dan nonantarpribadi. a. Pengendalian Lingkungan Melalui Compliance Compliance hanya terjadi apabila perilaku seseorang atau beberapa orang sesuai dengan keinginan atau kehendak pihak lain. Dalam situasi komunikasi, compliance mewakili tingkat pengendalian lingkungan dimana hasil yang diinginkan dan hasil yang diperoleh komunikator benar-benar sama. Kemampuan kita untuk mengendalikan hal-hal yang ada diluar lingkungan kita sebagai besar bergantung kepada kesediaan pihak lain untuk memenuhi apa yang kita inginkan melalui pesan-pesan yang kita sampaikan, maka compliance merupakan fungsi komunikasi yang luar biasa penting. Mencoba bayangkan mengenai transaksi komunikasi komunikasi sehari-hari yang kita lakukan yang berorientasi kepada compliance. Contoh: seorang mahasiswi dengan senyum menawan menghadap dosennya mengatakan bahwa pekerjaan rumah yang harus diserahkan hari itu tertinggal di rumah. Maka dengan anggukan kepala penuh 26 pengertian si dosen mengatakan tugas tersebut boleh pada kuliah mendatang baru diserahkan. Masih banyak contoh lainnya yang menyenangkan buat komunikator yang berorientasi kepada compliance. Harapan kita mengenai kemungkinan berhasil usaha-usaha komunikasi yang berorientasi kepada compliance akan berkisar dari satu situasi komunikasi ke situasi komunikasi lainnya. Tetapi sangat diragukan apakah mahasiswa cantik tadi akan selalu dikabulkan oleh setiap dosen setiap kali mengatakan pekerjaan rumahnya tertinggal atau belum selesai. Ada kalanya untuk mencapai hasilnya transaksi komunikasi tidak semudah seperti yang digambarkan di atas. Maka berdasarkan pengalaman, makin sulit untuk memperoleh hasil seperti yang kita inginkan maka makin penting usaha kita mengarah kepada pendekatan pada tingkat komunikasi antarpribadi. Menurut Kelman, compliance terjadi apabila komunikator memiliki alat control terhadap komunikan, yaitu apabila ia memiliki kemampuan/ kekuasaan untuk memberikan imbalan atau hukuman. Contoh compliance dengan memberikan imbalan: seorang bawahan mau mengerjakan apa saja yang diminta yang dapat menyenangkan atasannya. Imbalan yang diperoleh bawahan tersebut dapat berupa kenaikan gaji atau pangkat. Sebaliknya bila ia membangkang setiap kali atasan memintanya mengerjakan sesuatu maka atasan dapat memberikan hukuman yang memaksa bawahan untuk mengerjakan sesuatu. Compliance seperti ini oleh Kelman dinamakan forced compliance, dimana komunikator mempunyai kemampuan atau kekuasaan untuk memaksa komunikan berbuat sesuatu sesuai dengan keinginannya. b. Pendekatan Non-antarpribadi terhadap Compliance 27 Contoh yang nyata mengenai pendekatan non-antarpribadi untuk menjamin terjadinya compliance ialah iklan-iklan di media massa dan kampanye politik. Pendekatan non-antarpribadi ini disebabkan karena khalayak dalam transaksi komunikasi jumlahnya besar dan besifat heterogen. Oleh karena itu prediksi dilakukan pada tingkat cultural atau sosiologis. Pendekatan non-antarpribadi lainnya terhadap compliance dapat juga dilakukan melalui komunikasi tatap muka. c. Pendekatan Antarpribadi terhadap Compliance Kekurangan-kekurangan dari pendekatan komunikasi non-antarpribadi, maka ia akan mengalihkan pendekatannya melalui komunikasi antarpribadi. Keuntungan dari penggunaan komunikasi antarpribadi ialah apabila pendekatan melalui komunikasi non-antarpribadi tidak akan membawa hasil atau sia-sia. d. Pengendalian Lingkungan melalui Penyelesaian Konflik Penyelesaian konflik (conflict resolution) baru terjadi bila dua atau lebih pihak yang berselisih mencapai penyelesaian tentang pembagian sesuatu, baik dalam bentuk fisik, ekonomi atau sosial, dan penyelesaian tersebut secara relative dianggap memadai oleh pihak-pihak berselisih. Dalam situasi yang demikian para komunikator menerima sesuatu yang tidak sama antara apa yang diinginkan dan hasil yang diperolehnya. Pengendalian Konflik Selain konsep penyelesaian konflik, juga dikenal apa yang dinamakan “pengendalian konflik”. Kecuali pihak-pihak yang berselisih setuju bahwa 28 penyelesaian yang dicapai secara relative memuaskan, maka konflik sebetulnya belum terselesaikan tetapi hanya sekedar diredakan atau dikendalikan. Dalam hal ini compliance secara paksa (forced compliance) bisa digunakan sebagai alat untuk pengendalian konflik. Jarang sekali, bila da pihak yang dipaksa untuk menerima suatu penyelesaian menganggap penyelesaian tersebut sebagai memuaskan. Meskipun konflik tersebut untuk sementara dapat diredakan atau dikendalikan, namun pada suatu saat akan muncul lagi. Dan apabila hal ini tidak mungkin dikendalikan, pihak yang merasa dirugikan akan mencari gara-gara untuk menimbulkan konflik lain. Konflik dapat disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, karena adanya perbedaan kepentingan. Misalnya, konflik antara anak dan orang tua, dosen dan mahasiswa, guru dan murid, wanita dan pria, dan sebagainya. Para ahli ilmu sosial abad kini berpendapat bahwa konflik itu sering berakhir dengan penyelesaian yang menguntungkan kedua belah pihak. Kecuali itu keberhasilan dalam menyelesaikan suatu konflik sangat tergantung kepada kepekaan berkomunikasi antara pihak-pihak yang berselisih. Kedua, karena kurangnya persediaan akan sesuatu sehingga pihak-pihak yang berselisih tidak mampu memperoleh jumlah yang ideal menurut mereka masing-masing. Konflik karena keterbatasan persediaan sesuatu untuk dipakai atau digunakan dapat terjadi di mana-mana. Ketiga, adanya pembatasan alamiah mengenai sejumlah sumber yang dapat digunakan dalam waktu yang bersamaan. Karena manusia tidak dapat berada di dua tempat pada waktu yang bersamaan, maka ia harus memilih satu diantara dua atau lebih alternatif. Tetapi konflik semacam ini lebih mudah diselesaikan dibandingkan konflik s 29 Penyelesaian Konflik Melalui Pendekatan Non-antarpribadi Pendekatan non-antarpribadi mengenai penyelesaian konflik terjadi dalam kondisi di mana pihak-pihak yang berselisih berada dalam kedudukan formal dengan peran yang jelas dan status yang berbeda. Misalnya: seorang mahasiswa memprotes dosen yang memberikan nilai buruk untuk mata kuliah yang diasuhnya. Dosen tersebut akan cenderung bersikap dan berperan sebagaimana seorang dosen dan bukan sebagai pribadi. Kecuali itu nilai buruk yang diterima mahasiswa bukan berdasarkan penilaian suka atau tidak suka tetapi mampu tidaknya mahasiswa tersebut menjawab soal-soal ujian yang diujikan dosen kepadanya. Menghilangkan ganjalan yang mungkin terjadi maka dosen tersebut bukan sekedar meredakan konflik tetapi ia sebaiknya menyelesaikan konflik tersebut. Cara menjelaskan mengapa mahasiswa tersebut mendapat nilai buruk. Kelemahan-kelemahan mahasiswa tersebut dalam menjawab soal ujian, bagianbagian mana mata kuliah tersebut yang masih harus ia tekuni dan pelajari lebih mendalam. Dengan cara demikian mahasiswa tersebut bukan sekedar harus menerima nilai buruk dan tidak puas terhadap si dosen tanpa menyadari dan mengerti mengapa ia menerima angka buruk. Kebanyakan dosen lebih condong memilih untuk meredakan konflik dan bukan menyelesaikan konflik. Memang dalam kedudukannya sebagai dosen ia lebih mudah memaksakan cara penyelesaian konflik menurut caranya sendiri. Tetapi ada kalanya kerena perbedaan peran dan status tidak selalu suatu konflik dapat diselesaikan melalui pendekatan secara non-antarpribadi. Penyelesaian Konflik melalui Pendekatan Antarpribadi 30 Dalam hal ini untuk menyelesaikan konflik, diperlukan analisi pada tingkat antarpribadi, bukan non-antarpribadi. Meskipun kita hanya memiliki sedikit bukti, kita menduga bahwa bila penyelesaian konflik yang sungguhsungguh kita inginkan terjadi, maka komunikasi interpersonal umumnya diperlukan sebagai perintis atau pendahuluan. Penyelesaian konflik dapat dicapai melalui berbagai persepsi tentang solusi yang tepat dengan bergantung pada pengertian dari masing-masing individu yang terlibat kemampuan ini hanya bisa dilakukan oleh komunikator antarpribadi yang handal. BAB III GAMBARAN UMUM BIMBINGAN BELAJAR “PRESTASI” A. Latar Belakang Prestasi Learning Center PLC (Prestasi Learning Center) suatu simbol angan-angan yang ingin mendapatkan suatu pencapaian pendidikan yang ada disekolah. Pada semester genap tahun ajaran 2010-2011 dibentuklah lembaga bimbingan belajar bernama Prestasi yang didirikan oleh empat orang, yaitu terdiri direktur utama, dan ketiga orang yang menjadi direktur, yang pertama corporate sales, akademik SD, SMP marketing perwilayah, akademik SMA marketing perwilayah, direktur utama mengkoordinasi semua direktur, Lembaga bimbingan belajar ini lahir 07 april 2012 dibawah PT. Graha Lintas Solusi. Saat ini sudah mencapai 35 cabang yang bergerak di bidang pendidikan. Perusahaan ini lahir pada tahun 2009. Awalnya, perusahaan ini bergerak dibidang teknik, tetapi karena kebetulannya termasuk pendidikan pelatihan, maka berdirilah Prestasi ini, semua mencangkup manajemen bimbingan belajar. Diantaranya : keuangan, SDM, marketing, dan akademik. Sistem Prestasi ini sedang dibangun akan tetapi dalam akuntansinya sudah lengkap.1 1 Wawancara pribadi dengan Muchroni selaku Direktur Utama Bimbingan Belajar “Prestasi Learning Center”, di kantor pusat “prestasi Learning Center”, Jakarta, 28 Desember 2012. 31 32 B. Visi dan Misi Bimbingan Belajar “Prestasi” Kalimalang2 VISI Menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan yang terpercaya dan dibutuhkan oleh masyarakat. MISI 1. Menyelenggarakan kegiatan utama berupa bimbingan belajar, pelatihan, ketrampilan, seminar, lokakarya dan konsultasi. 2. Membantu meningkatkan kecerdasan siswa dan mutu pendidikan. 3. Menjadi mitra usaha pendidikan yang saling menguntugkan. Sekilas biografi tentang Direktur utama Prestasi, yaitu Muchroni. Beliau lahir pada 02 Mei 1956 dengan pendidikan terakhir S1 Teknik Elektro. Beliau menikah dan mempunyai 3 orang anak. Begitu banyak pengalaman yang dilakukan semasa muda sampai dengan sekarang, diantaranya: Yayasan Bintang Solusi Mandiri (Bimbel SD & SMP) yang didirikan pada tahun 2008 dengan jumlah sampai 46 cabang, PT. Graha Lintas Solusi (Enggineering, Manufacture Electric Heating Element & Thermoecouple- Sensor Merk, Garmen) tahun 2009, Pensiunan dari PT. Indosat 2009, Bimbingan Belajar SD, SMP, SMA - Private (Bimbel PLC) dengan cabang seluruh Indonesia sekitar 20 cabang, Membangun dan Pengurus Mushola 2010, Organisasi sosial masyarakat anggota asosiasi PUIL, International Lightening Protection. 2 Wawancara pribadi dengan Ari Ahmad Firdaus selaku Kepala Cabang Bimbingan Belajar Prestasi, di Bimbingan Belajar Prestasi, Jakarta, 07 Januari 2013. 33 C. Struktur Pendiri Prestasi Learning Center Direktur Utama Muchroni Direktur Fadian MP Direktur Aditia A Meliputi:Corporate Sales Direktur Mahlili Meliputi: - Akademik Struktur Organisasi Pengurus Bimbingan Marketer Belajar Prestasi Cabang Kalimalang Kepala Cabang (Ari Rahman Firdaus) Quality Control Akademik Miftakhul Jannah Tutor Tetap Paradat Administrasi & Keuangan Dana Tutor Semi Dheno & Fania Marketer Koordinator Febri Marketing Freelance Tia Marketing Freelance Tuti 34 Sekilas Bimbel Prestasi Prestasi Learning Center adalah lembaga pendidikan & pelatihan dibawah unit usaha PT. Graha Lintas Solusi yang bergerak dalam bidang diantaranya; Bimbingan belajar tingkat SD, SMP, dan SMA-Privat (Bimbel PLC) Kursus bahasa inggris (English- PLC) Calistung – PLC Syariah – PLC Prestasi Mind Map concept Suplemen Pre Test Post Test Latihan Soal terUpdate Pemantapan Materi Metode belajar menggunakan peta konsep memudahkan siswa dalam belajar Daily Report Super Intesif Class Belajar inClass & Konsis Bisa mengerjakan PR setiap hari Rapot perkembangan siswa setiap pertemuan 10 orang/ kelas AC & WiFi Mind Map Concept Sebelum memulai pelajaran para tutor biasanya membuat peta konsep atau cara mudah agar dapat mudah dipahami dalam belajar 35 Suplemen Pre Test dan Post Test Sehabis mengetahui peta konsep yang dibuat tutor, para tutor memberikan latihan soal-soal sebelum belajar dimulai atau mengulas kembali pelajaran sebelumnya agar murid dapat mengingatnya lagi Daily Report Laporan rapot setiap harinya, para tutor sehabis mengajar wajib membuat rapot (perkembangan siswa setiap harinya) untuk dapat dilaporkan kepada pihak pengurus ataupun orang tua Belajar In Class dan Konsis (Konsultasi Siswa) Para murid tidak hanya dapat belajar didalam kelas saja, melainkan dapat belajar atau mengerjakan PR setiap harinya yang dibuat oleh pengurus yaitu program konsis (Konsultasi Siswa), apapun pelajarannya bisa dikerjakan di bimbel dan dapat dikerjakan setiap harinya dengan dibantu oleh para tutor. D. PENGHARGAAN Berbagai macam penghargaan yang diraih diantaranya: Bimbingan Belajar terbaik dan tercepat penyebarannya dari “Community Of Motivator and Entrepreneur 2012”. “Education Social Responsibility 2012” dari Komunitas Masyarakat Peduli Pendidikan Indonesia. Pemenang pertama dalam ajang perlombaan “Karya Ilmiah 2011” dari Indonesia Sainspreneur. 36 Penghargaan dari Ikatan Alumni Universitas Negeri Jakarta, Praktisi Pendidikan sebagai bimbel “Metode Pembelajaran Efektif dan Efisien 20112012. E. Program dan Sarana Bimbingan Belajar “Prestasi” Kalimalang “Prestasi” memiliki berbagai fasilitas dan sarana untuk menunjang kegiatan belajar murid-murid. Bangunan “Prestasi” yang bergaya rumah tua dan bercat biru. Terdapat satu pager panjang untuk mengakses masuk dan keluarnya bimbel.3 Pendidik (Tutor) Memiliki pengalaman, motivasi tinggi dalam mendidik, muslim dan muslimah, berwawasan luas, lulus seleksi dalam segi tulis, lisan, maupun presentasi didalam kelas, dan performance islami yaitu tutor wanita memakai pakaian muslim atau sopan dan tidak ketat dalam berpakaian, sedangkan tutor laki-laki memakai kemeja rapi dan sopan. Quality Control Mengontrol prestasi dan perkembangan kemampuan siswa, mengawasi kegiatan belajar mengajar dan menjadwalkan seluruh tutor. Konsis Pengarahan dan membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan PR disekolah dan bisa datang kapan pun yang siswa butuhkan. 3 Observasi peneliti ke “Prestasi” pada Jumat, 28 Desember 2012 37 Call To Home Siswa yang tidak hadir akan ditelepon langsung ke orang tua siswa untuk konfirmasi ketidakhadirannya pada hari itu, dan memantau perkembangan nilai siswa disekolah oleh orang tua. Try Out berkala Program ini adalah tes uji sejauh mana pengusaan dan pemahaman siswa secara rutin dan jelas dalam mengerjakan soal-soal yang sesuai dipilih oleh para tutor selama kegiatan belajar didalam kelas. Pendalaman Latihan soal tentang materi yang telah diajarkan sebagai persiapan ujian akhir semester, UN, UAS, dan Test yang akan dihadapi siswa. Dilakukan dalam privat maupun kelompok. Santunan Anak Yatim Dilaksanakan pada Hari Besar Maulid Nabi diisi dengan kegiatan yang mengajarkan siswa untuk saling berbagi dengan sesama. Lokasi Lokasi yang strategis dan mudah dijangkau, ruangan yang ber-AC, suasana belajar yang nyaman dan santai. 38 Modul Berkualitas Setiap siswa dibekali modul dan bahan soal-soal setiap tingkatnya sebagai bahan pelajaran di “Prestasi” dan dirumahnya Ruang Kelas Ruang kelas terdiri 5 kelas masing-masing berukuran berbeda, 4 kelas belajar dengan bergayaala jepang (lesehan) dan 1 kelas memakai meja yang formal. Setiap kelas diberi wallpaper tentang tokoh-tokoh yang memberikan motivasi belajar, kelas yang nyaman dengan full AC. Dapur Tempat untuk memasak dan didalamnya terdapat 2 kompor gas, 1 westafel, 1 dispenser, 1 meja panjang dengan banyak peralatan dapur. Gudang Ruangan tepat disebelah kanan ruang dapur, terdapat gudang guna menyimpan peralatan kebersihan, barang-barang yang sudah tidak terpakai. Kamar Mandi Kamar mandi terdapat 1 kamar mandi antara kelas atau tepatnya ditengah. Kamar mandi digunakan oleh seluruh murid, tutor, karyawan dan lain-lain. BAB IV ANALISIS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI TUTOR DAN SISWA A. Pendekatan Komunikasi Antarpribadi Tutor dan Siswa Subjek penelitian ini adalah empat orang tutor. untuk mengetahui pendekatan komunikasi antarpribadi tutor dan siswanya saat kegiatan belajar mengajar di dalam kelas maupun di luar kelas, sebelumnya akan dipaparkan mengenai data personal keempat tutor tersebut. Tabel 1 Karakteristik Tutor Nama 1 Miftakhul Jannah 2 Paradat Eka Prasetya 3 Fania Choirunisa Tempat, Tanggal Lahir Jenis Kelamin Alamat Pemalang, 07 Januari 1990 Jakarta, 15 Mei 1991 Malang, 01 Februari 1990 4 Dwita Permata Sari (deno) Jakarta, 13 Mei 1994 Perempuan Pria Perempuan Perempuan Jl. Pangkalan Jati rt 02/04 no.71 A Jakarta timur Jl. Cipinang Bali no. b3 rt 04/03 Jakarta Timur Jl. Dua Sembilan rawa domba rt 09/07 no.16 Duren Sawit Jakarta Timur Jl. Narada 2 Blok G no.22 rt 10/06 Duren Sawit Jakarta Timur Pendidikan Terakhir S1 Pendidikan Matematika, UHAMKA Mahasiswa Pendidikan Agama Islam, UNJ Mengajar di “Prestasi” sejak Mata Pelajaran 2011 MIPA SD, SMP, SMA Bahasa Inggris SMA S1 Sastra Indonesia, UNJ 2012 2012 IPA dan Bahasa MIPA SD Sebelumnya membahas Pendekatan Komunikasi Antarpribadi dan dibahas Pendekatan kultural dan pendekatan sosiologis tutor 39 40 Karakter Tutor secara Kultural Pertama, Miftakhul Jannah lahir di Pemalang, 07 Januari 1990, miftah berasal dari keluarga suku Jawa tepatnya Jawa tengah. Miftah adalah anak pertama dari 4 bersaudara memiliki 3 orang adik, 1 adik perempuan dan 2 adik laki-laki. Orang tuanya penjual tempe dipasar. Kedua, Paradat lahir di Jakarta, 15 Mei 1991, paradat berasal dari keluarga asli Jakarta. Dia tinggal di cipinang dan orang asli cipinang. Ketiga, Fania lahir di Malang, 02 Februari 1990, fania berasal dari keluarga suku Jawa tepatnya Jawa timur. Fania anak ke 2 dari 3 bersaudara, kakanya seorang laki-laki dan adiknya perempuan. orang tuanya fania sangat kental dengan bahasa Jawa, ibu bapaknya dalam berbicara atau berbahasa sangat lembut walaupun tidak memakai bahasa Jawa. Bapaknya fania sudah pensiun dari pekerjaannya di sebuah perusahaan pertamina, sedangkan ibunya hanya ibu rumah tangga dan mengajar ngaji anak-anak kecil sekitar rumahnya setiap sore. Keempat, Dwita Permata (deno) lahir di Jakarta, 13 Mei 1994, deno berasal dari keluarga suku Jawa tepatnya Yogyakarta. Deno anak ke 2 dari 2 bersaudara, dia mempunyai kakak laki-laki. Orang tuanya deno berkerja sebagai wiraswasta. Dari keempat tutor tersebut tiga tutor mempunyai data kultural yang sama yaitu sama-sama berasal dari suku Jawa, kemudian satu tutor atau lelaki satusatunya berasal dari Jakarta. Walaupun mempunyai suku yang sama tetapi dalam hal pengajaran tetap berbeda, selain itu antar tutor mempunyai kedekatan emosional yang baik. Data Sosiologis tutor Pertama, Miftakhul Jannah belajar di salah satu Universitas Jakarta, yaitu UHAMKA. Dia mengambil pendidikan matematika. Miftah duduk dibangku 41 kuliah dari 2008 – 2011, dia lulus pada tahun 2011 awal tepat 3,5 tahun belajar di UHAMKA. Kedua, Paradat belajar di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), dia mengambil jurusan pendidikan agama islam pada tahun 2009. Dia sekarang ini dalam proses penyelesaian pendidikannya di UNJ untuk mendapatkan gelar sarjana. Ketiga, Fania kuliah di Universitas Negeri Jakarta, mengambil jurusan sastra Indonesia. Fania kuliah sejak 2008 – 2011 dan sekarang sudah menjadi sarjana sastra Indonesia. Keempat, Dwita permata (deno) sekarang ini sudah lulus SMA akan tetapi dia mengurungi niatnya untuk kuliah dulu karena ingin bekerja dulu dan dia mencoba menjadi pengajar (tutor) disini, dan 2013 dia sedang mencoba SNMPTN. Kesimpulannya dari masing-masing tutor tersebut memiliki tingkat pendidikan atau latarbelakang pendidikan yang beragam dan jenjang pendidikan mereka berbeda. Ada yang masih menjadi mahasiswa selama mengajar, ada yang sudah menjadi sarjana dan baru ingin masuk perguruan tinggi. Tabel 2 Karakteristik Siswa Nama Teuku Akbar Nur Syifa Nadias Tuti Sabrina Aulia Denny Ichwan Aditya Kenny Galung Tempat, Tanggal Lahir Jakarta, 24 Januari 2000 Bekasi, 25 Juli 2003 Jakarta, 24 Maret 2000 Jakarta, 09 April 2002 Jakarta, 07 Juli 1997 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Perempuan Laki-laki Alamat Jl. Kesadaran 1 rt 07/02 Cipinang Jakarta Timur Jl. Cipinang Bali III rt 005/013 No.17 Jakarta Timur Panca Warga IV cipinang Jakarta Timur LakiLaki Jalan Kesadara n Raya No. 40 Cipinang Jakarta Cipinang Melayu rt 005/01 No. 30 42 Asal Sekolah Belajar di Bimbel sejak SDN 05 Percontohan PWI SDN Cipinang Muara 18 pagi SDN 08 2011 Timur SDN 05 Cipinang Besar 2011 SMP 214 1. Pendekatan Komunikasi Antarpribadi tutor Paradat dengan siswa Akbar Pendekatan ini lebih kepada tutor ka paradat, ka paradat seorang mahasiswa yang tinggal di Jakarta dan mengisi waktu luang dengan mengajar di bimbel prestasi ini sebagai pengajar tetap. Sudah kurang lebih setahun ka paradat mengajar di bimbel prestasi dan mengajarkan semua mata pelajaran baik matematika, bahasa inggris, bahasa Indonesia, serta ipa. Selain itu ka paradat mengajar siswa SD, SMP, maupun SMA.1 Walaupun ka paradat memegang semua kelas, dia mengenal siswa yang diajarnya satu persatu, terutama Akbar siswa kelas 5 SD ini. Ka paradat cukup mengenal Akbar dengan baik karena setiap hari Akbar selalu datang ke bimbel hanya sekedar untuk main atau mengerjakan tugas sekolah. Pada waktu itu ka paradat mengajar akbar mengenai materi IPA dan memotivasi siswa-siswa dikelas dengan menyebutkan salah satu tokoh atau ilmuwan yaitu Albert Einsten, ka paradat mencontohkan: “siapa yang ingin menjadi Einsten yang pintar dalam hal fisika atau menghitung?” kemudian para siswa menjawab: saya ka. Semua siswa tunjuk tangan dan ingin seperti Einsten.2 Cara seperti ini dibuat ka paradat agar dapat memotivasi para siswa agar lebih giat belajar. 1 2 Observasi 03 Desember 2012 pukul 13.30 wib di bimbel prestasi kalimalang Observasi Kamis, 03 Januari 2013 pukul 15.00 wib di bimbel prestasi kalimalang 43 Sebelumnya saya sudah pernah mengajar di bimbel ini. Dan cukup mengenal siswa akbar dan tutor ka paradat. Akbar yang saya ketahui memang anak yang hiperaktif. Dia sangat sulit diberi tahu atau dinasehati. Saat saya mengajarkan materi bahasa inggris akbar memang pintar dalam pelajaran bahasa inggris, akan tetapi terkadang sombong dan suka meremehkan pelajaran dan tidak mau mendengarkan penjelasan materinya. Siswa Akbar mempunyai latar belakang keluarga kurang peduli atau cuek. Dan kebetulan rumah Akbar berhadapan langsung dengan bimbel prestasi. Keluarganya sangat percaya dan mendukung penuh aktivitas apa saja yang dilaksanakan oleh pihak bimbel. Ayahnya Akbar sesekali menanyakan bagaimana perkembangan anaknya kepada pihak bimbel karena Akbar anak yang kurang dalam belajar maunya main dengan teman-temannya. Ayahnya sangat keras dalam mendidik Akbar, akan tetapi memang Akbarnya saja yang sulit untuk diatur. Oleh karena itu, orang tuanya percaya dan mendukung dalam mendidik dan mengawasi perkembangan Akbar dari segi akhlak dan belajar.3 Dari pengalaman saya dan wawancara ka paradat bahwa akbar sebenarnya anak yang pintar dan mau dinasehati. Akan tetapi dia melakukan seperti itu dengan susah dinasehati atau hiperaktif karena dia butuh perhatian dari orangorang sekitar. Dia seperti itu karena dirumah keluarganya adalah tipe keluarga yang cuek. Walaupun bapaknya sesekali datang ke bimbel untuk mengontrol tidak menutup kemungkinan akbar jadi anak yg penurut. Keluarganya begitu sibuk dan memberikan sepenuhnya kepercayaan kepada pihak bimbel untuk memantaunya.4 3 4 Observasi 03 Desember 2012 pukul 13.00 wib bimbel prestasi kalimalang Observasi 03 Desember 2012 pukul 13.00 wib di bimbel prestasi kalimalang 44 Sebenarnya Akbar anak yang baik dan termasuk anak yang pintar. Akan tetapi sulit untuk dinasehati. Terlalu banyak masalah yang dilakukan oleh Akbar selama ia belajar di bimbel. Terkadang Akbar sering menyepelekan pelajaran dan menganggap mudah pelajaran. Akbar di dalam kelas termasuk anak yang aktif bertanya, tetapi pertanyaannya sangat tidak sesuai dengan materi yang diajarkan tutor. Akbar suka sekali mengganggu teman-temannya di dalam kelas, makanya sering sekali Akbar dikeluarkan dari kelas oleh tutor karena mengganggu proses belajar dan teman-teman menjadi tidak fokus belajar. Akbar anak yang jahil dan harus sering ditegur oleh tutor. Apabila temannya sedang mengerjakan soal terkadang Akbar mengganggunya dan mengajaknya ngobrol. 2. Pendekatan Komunikasi Antarpribadi tutor Deno dengan siswi Syifa Syifa dari keluarga yang begitu perhatian terhadap pendidikan, kedua orang tuanya sangat mensuport setiap hal yang dilakukan untuk menjadi anak yang pintar dan cerdas. Syifa belajar di bimbel setiap hari rabu dan sabtu pukul 16.30-18.00 wib. Syifa dikelas cenderung anak yang pendiam dan penurut. Syifa cukup cerdas dan cepat tanggap dalam menerima materi-materi yang disampaikan oleh tutor. Selain itu, Syifa juga memiliki rasa ingin tahu yang begitu besar. Hampir setiap hari Syifa datang ke bimbel untuk konsis atau sekedar menanyakan tugas dan pelajaran di sekolah yang ia tidak mengerti untuk meminta bantuan kepada tutor. Pendekatan ini lebih kepada tutor ka deno dengan siswanya syifa. Ka deno salah satu tutor freelance yang mengisi waktu luang dengan mengajar sambil mengasah otaknya mengikuti tes untuk melanjutkan tingkat perguruan tinggi. Ka deno seharusnya sudah kuliah tahun lalu yaitu 2012 akan tetapi dia 45 mengurungkan niatnya untuk kuliah tahun lalu karena ingin mencoba mengajar sambil belajar.5 Walaupun ka deno hanya sebagai tutor freelance di bimbel, ka deno cukup mengenal syifa sebagai siswa yang rajin dan pintar. Memang syifa anak yang pendiam dan penurut tapi dia pintar dan rajin belajar. Syifa tidak hanya satu minggu dua kali saja datang ke bimbel melainkan dia datang setiap hari untuk membawa tugas sekolahnya dan meminta bantuan untuk diajari oleh tutor-tutor di bimbel. 3. Pendekatan Komunikasi Antarpribadi tutor yang bernama Fania dengan siswanya Ichwan Tutor ka Fania adalah seorang mahasiswi jurusan sastra bahasa Indonesia di Universitas Negeri Jakarta 2008, pada saat masih mengajar di bimbel ka fania masih duduk dibangku kuliah sampai sekarang sudah menjadi sarjana. Saat itu dia ingin mengajar karena untuk mengisi kekosongan sehabis kuliah, mencari tambahan uang kuliah dan berbagi ilmu dengan siswa-siswi di bimbel prestasi.6 Ka fania sebagai tutor freelance disana tapi cukup mengenal ichwan sebagai siswa yang pintar dikelas dan suka ramai dikelas walaupun terkadang temannya suka tidak mau bercanda dengannya karena keanehan ichwan yang suka berbicara dengan tidak melihat lawan bicaranya sambil berteriak. Pengalaman saya mengajar ichwan pertama kali saat itu diruang kelas ichwan duduk dipojokkan kelas sambil menundukkan kepala.7 Saat itu saya langsung menyapanya dan dia sama sekali tidak menjawab sapaan saya lalu saya 5 Wawancara 08 Desember 2012 pukul 17.00 wib di bimbel prestasi kalimalang Wawancara 15 Desember 2012 pukul: 17.00 wib di bimbel prestasi kalimalang 7 Pengalaman mengajar 24 September 20112 pukul 14.45 wib di kelas B bimbel prestasi kalimalang 6 46 memghampirinya karena siswa yang lain belum datang, dan sambil menunggu yang lain ichwan saya ajak bicara dan bertanya-tanya seputar pelajaran disekolahnya. Saya: ichwan bagaimana pelajaran disekolah? Kemudian ichwan menjawab: baik (sambil berteriak dan menolehkan kepalanya kesebelah kiri). Awalnya saya bingung dan sedikit berpikir aneh dengan sifat yang seperti itu. Kemudian saya keluar dan menanyakan kepada tutor yang sudah cukup lama disana yaitu ka Miftah, dan ka Miftah memberitahukan bahwa memang ichwan seperti itu karena dia mempunyai kekurangan seperti anak autis. Akan tetapi, kekurangan ichwan jangan terlalu dikhawatirkan dan rasa keinginan belajarnya cukup besar ujar ka Miftah. Ichwan ialah siswa yang duduk di bangku kelas empat, masuk di kelas shift empat yaitu pada pukul 14.45 – 16.15 wib dengan jumlah siswa lima orang dengan pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia. pada saat itu kak Fania sedang membahas materi pantun dengan sedikit menjelaskan apa itu pantun, bagaimana cara membuat pantun. Setelah dijelaskan masalah pantun, kak Fania menyuruh para siswa untuk membuat pantun dibukunya masing-masing, dari lima orang siswa termasuk Ichwan, hanya ia yang tidak mengerti atau tidak sesuai syarat materi pembahasan mengenai pantun yang diajarkan kak Fania. Akhirnya Ichwan diberikan kesempatan kedua untuk membuatnya kembali, dan Ichwan masih saja seperti itu dengan pantun yang dibuatnya masih salah. Sebenarnya Ichwan siswa yang rajin dan pintar akan tetapi perlu ada bimbingan khusus agar Ichwan mengerti, karena ia sangat berbeda dengan siswa lainnya. Ichwan kurang begitu suka diajarkan dengan tutor yang lain kecuali tutor yang bernama ka Reza, dia sangat begitu suka diajarkan ka Reza dibandingkan 47 dengan tutor lainnya. Ichwan apabila diajarkan tidak mau berdekatan karena sifat dari anak autis yang tidak mau berdeketan atau disentuh dengan orang lain. Walaupun Ichwan sangat kurang dalam menangkap pelajaran seperti anak-anak yang lain tapi kemauan belajarnya yang cukup besar sehingga tutor semangat untuk mengajarinya dan berusaha agar ichwan menjadi anak yang pintar dan cepat menangkap belajaran seperti anak-anak yang lain. 4. Pendekatan Komunikasi Antarpribadi tutor deno tehadap siswi Sabrina Pendekatan Sabrina dengan tutor ka Deno cukup dekat dikarenakan Sabrina adalah siswi yang suka mencari perhatian dengan orang lain terutama oleh para tutor-tutor. Sabrina anak yang sangat dimanja dan sulit untuk diberi tahu karena kedua orang tua yang sibuk dan menyerahkan sepenuhnya dengan pihak bimbel prestasi untuk menjaga dan mengawasinya dalam segi pelajaran. Akan tetapi, Sabrina terkadang menyepelekan para tutor dan sulit diberi tahu. Sabrina setiap hari datang ke bimbel untuk konsis dan minta bantuan mengerjakan PR oleh tutor-tutor yang ada, sering kali Sabrina tidak fokus dalam konsis karena konsis ruangannya didepan dengan ramai orang atau teman-teman sebaya jadi Sabrina suka menjadi tidak fokus dan selalu ingin cepat-cepat selesai. Dan tutor yang mengajari atau mengawasinya kemudian menegaskan akan lekas mengerjakan tugasnya dan tidak bercanda. Sabrina cukup dekat dengan banyak tutor. Pendekatan secara personalnya Sabrina dengan para tutor diakui bagus karena hampir setiap hari Sabrina datang ke bimbel prestasi. Tapi sayangnya Sabrina sulit dikendalikan jika dia sedang tidak fokus untuk belajar di dalam maupun di luar ruangan, dia siswi yang dapat membuat siswa 48 5. Pendekatan Komunikasi Antarpribadi tutor Miftakhul Jannah dengan siswa Kenny Kenny mempunyai latar belakang keluarga yang melihat detail setiap perkembangan anaknya, karena Kenny mempunyai kelebihan khusus dibandingkan anak-anak lainnya. Kenny tampak aneh sendiri jika di dalam kelas. Dia cenderung tidak bisa didekati oleh tutor. Akan tetapi Kenny anak yang suka bercanda di dalam kelas dengan temannya. Berdasarkan hasil pengamatan penulis, ketika tutor menjelaskan terkadang Kenny suka berbicara sendiri, seakan sedang berbicara dengan orang lain. Padahal dia berjauhan duduk dengan temannya. Kenny anak yang cukup pintar di kelas, dia duduk dibangku kelas dua SMP. Kenny tidak suka pelajaran atau pembahasan Bahasa Inggris karena menurut dia Bahasa Inggris materi yang sulit untuk dipahami. Kenny termasuk anak yang rajin juga dalam konsis untuk menanyakan tugas-tugas disekolahnya kepada tutor-tutor yang ada. B. Strategi Kendali Komunikasi Antarpribadi 1. Strategi tutor Paradat terhadap siswa Akbar menggunakan strategi pedang tergantung dan strategi katalisator di sini karena dari banyaknya strategi yang ada siswa Akbar cenderung masuk kedalam dua strategi ini. Dari strategi pedang tergantung sendiri, contohnya seperti memberikan ancaman, sedangkan strategi katalisator seperti memberikan nasihat-nasihat. Tutor Paradat adalah tutor yang cukup tegas dalam mendidik siswa-siswi di Prestasi, akan tetapi siswanya terkadang menyepelekan kak Paradat dalam proses belajar. Dalam proses belajar terkadang kak Paradat memberikan ancaman- 49 ancaman yang membuat takut siswa agar siswa mau belajar. Kemudian siswa yang jarang masuk dan suka main-main di dalam kelas diberi nasihat oleh kak Paradat. Karena ketegasannya kak Paradat dalam menanggapi siswa terutama Akbar yang anaknya jail, usil, kadang melawan, dalam bicara suka kasar, dan kak Paradat memberikan nasihat-nasihat dan ancaman agar Akbar nurut. Padahal Akbar anak yang aktif dikelas, akan tetapi aktifnya bertanya hal-hal yang tidak sesuai dengan yang diajarkan. Akbar anak yang pintar tapi karena sering keluar malesnya cenderung susah diatur. Dan kak Paradat sebagai tutor harus bisa membuat Akbar semangat lagi dikelasnya agar mau belajar. 2. Strategi tutor Deno terhadap siswa Syifa menggunakan strategi wortel berayun karena strategi ini cocok untuk Syifa karena dia sering diberikan hadiah atau pujian yang diberikan tutor. Tutor kak Deno adalah tutor yang bisa memahami siswa. Deno tutor yang mudah dan enak diajak berdiskusi dalam hal pengajaran maupun hal lainnya. Siswa Syifa adalah anak yang pendiam dan penurut, sangat mudah sekali mengajarkan Syifa dan yang diajarkan oleh kak Deno pun masuk dan mudah dipahami oleh Syifa. Syifa itu wajib dikasih pujian, hadiah. Kadang kita sebagai tutor memberikan hadiah berupa barang walaupun tidak seberapa agar dapat menumbuhkan rasa semangat dan lebih giat belajar lagi. Syifa anak yang cerdas dan pendiam 3. Strategi tutor Deno terhadap siswa Sabrina menggunakan strategi wortel berayun dan strategi katalisator. Karena Sabrina anaknya tidak jauh sifatnya seperti Akbar tadi, yang tidak bisa diam, berisik di dalam kelas, suka mengganggu temannya. Orang tuanya pun memberikan kebebasan terhadap Sabrina, misalkan minta apa saja diberikan sama orang tuanya, tidak berpikir 50 sendiri dalam belajar, cenderung malas berpikir dan maunya tanya-tanya terus sama tutor, Sabrina itu sebenarnya apabila dapat pujian itu sangat senang tapi perlu diberikan nasihat dalam pujian itu agar lebih semangat lagi dalam belajarnya 4. Strategi tutor Mey terhadap siswa Ichwan menggunakan strategi wortel berayun. Mey adalah tutor freelance di prestasi, akan tetapi kak Mey cukup bisa cepat memahami keadaan siswa di prestasi. Kak Mey tutor yang cukup mengasikkan dalam hal mengajar, terkadang kak Mey sering membuat permainan selang waktu belajar, kak Mey cukup nyaman dalam mengajar dan sangat menguasai materi yang diajarkan. Kak Mey menangani Ichwan yang mempunyai kelebihan khusus, Ichwan anak yang pendiam. Ketika Ichwan tidak suka sama tutor tersebut dia benar-benar tidak suka dan tidak mau mengikuti apa yang diinginkan tutor, kadang dia maunya sama tutor yang dia suka misalnya kak Reza, Ichwan ini harusnya diberikan pujian agar bisa dekat dengan tutor yang mengajarkan 5. Strategi tutor Miftakhul Jannah terhadap siswa Kenny menggunakan strategi wortel berayun dan strategi katalisator. Karena strategi ini dapat memberikan pujian-pujian atau berupa hadiah dari pujian tersebut beberapa nasihat untuk Kenny. Tutor Miftah ini biasanya memberikan pujian dilihat dari nilainya bagus atau tidaknya dari mengerjakan soal-soal yang diberikan. Kenny mempunyai kelebihan khusus. 51 Tabel 3 Strategi Komunikasi Antarpribadi No 1. Strategi Komunikasi Antarpribadi Strategi Wortel Berayun Kalimat Yang dapet nilai 10, kakak kasih hadiah buku, pulpen, pensil, dll. 2. Strategi Pedang Tergantung Yang berisik di dalam kelas pointnya dikurangin dan tidak boleh masuk kelas. 3. Strategi Katalisator Anak nakal tidak disukai teman, dan ngomong yang jelek ga disukai temen, jadi tidak boleh nakal, ngomong jelek dan tidak boleh main terus biar jadi anak yang pintar dan dapat nilai bagus. 4. Fisik Dengan menjewer atau memelototi dari kejauhan Kesimpulan dari tabel diatas terdapat 5 strategi komunikasi antarpribadi, akan tetapi strategi yang ada dalam penelitian ini hanya terdapat 3 strategi yaitu strategi wortel berayun, strategi pedang tergantung, strategi katalisator. Dalam penelitian ini baik pengajaran di luar maupun di dalam kelas para tutor menggunakan strategi-strategi tersebut yang berisi ancaman, pujian, hadiah, serta nasihat yang diberikan kepada siswa-siswa di bimbingan belajar Prestasi. 52 C. Pola Pengendalian Komunikasi Antarpribadi Tutor terhadap Siswa Dalam pembahasan ini mengenai pola pengendalian komunikasi antarpribadi tutor terhadap siswa dengan menggunakan pengendalian konflik dengan power dan penyelesaian konflik. Pertama, Tutor Paradat terhadap siswa Akbar melalui penyelesaian konflik dengan pendekatan komunikasi antarpribadi. Disini pengendalian konflik yang dilakukan karena dalam masalah ini semua masalah tidak bisa ditunda dan harus diselesaikan waktu itu juga. Akbar cenderung anak yang tidak bisa menyelesaikan tugasnya dengan begitu cepat. Makanya terjadilah penyelesaian konflik yang dilakukan dengan memantau setiap perkembangan pelajaran dari di sekolah dan di bimbel. Kedua, Tutor Deno terhadap Syifa melalui penyelesaian compliance dengan pendekatan komunikasi antarpribadi. Pengendalian compliance ini yang diperoleh dengan yang diinginkan samasama diharapkan. Syifa anaknya pendiam, penurut, apapun yang misalkan Syifa tidak mengerti atau tidak mengerjakan tugasnya diberikan toleran oleh tutor, karena Syifa anak yang pintar dan penurut. Apabila diberi penjelasan tentang materi yang disampaikan oleh tutor Syifa bertanya dan dapat mengerjakan dengan baik. Maka terjadilah pengendalian compliance. Ketiga, Tutor Deno terhadap Sabrina melalui penyelesaian konflik dengan pendekatan komunikasi antarpribadi. Dapat dikatakan konflik karena Sabrina anak yang sulit untuk diatur dan selalu bergantung dengan tutor maupun temannya. Makanya tidak bisa diselesaikan dengan compliance. Dan Sabrina suka menyepelekan tugas sendiri, suka menunda-nunda tugas disekolah. Keempat, 53 Tutor Mey terhadap ichwan melalui penyelesaian konflik dengan pendekatan komunikasi antarpribadi. Karena Ichwan anak yang mempunyai kebutuhan khusus atau autis, jadi perlu ada bimbingan perlahan sampai selesai dijelaskan atau mengerjakan tugasnya. Akan tetapi Ichwan cenderung anak pendiam di dalam kelas jika tidak ada temannya, apabila ada temannya di dalam kelas Ichwan cenderung ramai mulutnya dan suka bercanda. Ichwan anak yang sensitif terhadap sentuhan, dia sama sekali tidak mau disentuh atau didekati oleh tutor yang dia tidak suka. Hanya kak Reza yang disuka dalam mengajar dan mau didekati, disentuh. Kelima, Tutor Miftah terhadap Kenny melalui penyelesaian compliance dengan pendekatan komunikasi antarpribadi. Karena Kenny ini termasuk anak yang mudah, walaupun Kenny mempunyai kelebihan khusus. Kenny adalah anak yang pandai bergaul di dalam kelas, walaupun teman-temannya bilang Kenny aneh terkadang suka berbicara dan berbuat ulah sendiri. 54 Tabel 4 Pola Pengendalian No 1. Nama Siswa Non KAP KAP ( Pengendalian Konflik ) ( Penyelesaian Konflik) Dengan memantaunya Akbar setiap nilai-nilai pelajaran baik disekolah maupun di bimbel. Memberikan teguran dan ancaman kepadanya. 2. Syifa Sesuai harapan yang diinginkan tutor Syifa penurut dan mau mendengarkan penjelasan dari tutor 3. Ichwan Perlu melakukan bimbingan dan pendekatan khusus kepada ichwan 4. Sabrina Memberikan nasihat-nasihat kepadanya Memberikan pujian agar merasakan diperhatikan lebih dibanding siswa yang lain. 55 5. Kenny Walaupun yang diinginkan dengan hasil tercapai, akan tetapi perlu bimbingan dan perhatian lebih untuknya. Kesimpulan dari tabel ini banyak melakukan pola pengendalian menggunakan penyelesaian atau pengendalian konflik. Dari 5 siswa yang ada 3 siswa yang mendapatkan pola pengendalian dengan melakukan pengendalian konflik karena memerlukan adanya kompromi atau negosiasi dari pihak tutor terhadap siswanya. Sedangkan 2 siswa yang menggunkan pola pengendalian dengan melakukan penyelesaian konflik sama sekali tidak mendapatkan kendala karena yang diinginkan tutor untuk siswa dengan yang diperoleh tercapai. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pelaksanaan Komunikasi Antarpribadi dilakukan oleh tutor terhadap siswa pada saat mengajar di dalam kelas maupun di luar kelas. Komunikasi antarpribadi yang dilakukan menggunakan pendekatan formal dan non formal. Pesan yang disampaikan berupa nasehat, pujian, hadiah, teguran, saran dan ancaman yang dilakukan bertujuan meningkatkan semangat belajar para siswa di bimbingan belajar prestasi. Pendekatan setiap siswa dengan tutor melakukan pendekatan secara kultural, sosiologis, dan psikologis secara mendalam dengan pengalaman, wawancara secara mendalam. Kemudian tidak hanya melalui pendekatan tiap tutor dan siswanya saja, para tutor juga menggunakan strategi-strategi komunikasi dalam mengajar di dalam kelas dan melakukan pengendalian atau mencari solusi untuk meningkatkan belajar siswa. Waktu dan tempat berlangsungnya komunikasi antarpribadi tersebut dilakukan pada saat-saat yang cocok dan tepat. tutor melakukan pendekatan dengan siswa di ruang kelas atau di tempat konsis. Dan tutor melakukan pendekatan dengan siswa di luar setelah jam belajar selesai atau hanya sekedar berbincang-bincang ringan dan sedikit bertanya tentang keluarga atau aktivitas siswa di luar seperti sekolah. Dalam memberlakukan siswa pada komunikasi, pihak tutor tidak membedakan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Komunikasi 56 57 antarpribadi ini dianggap cukup efektif diterapkan pada lembaga bimbingan belajar karena bisa membangun rasa percaya diri dan banyak termotivasi semangat belajar. B. Saran Menyangkut komunikasi antarpribadi pada lembaga bimbingan belajar Prestasi, beberapa hal yang dirasa perlu dilakukan, seperti: 1. Diberikannya wadah khusus untuk para siswa yang mempunyai masalah belajar 2. Semakin dikhususkan pendekatan antarpribadi tutor dan siswa untuk dapat mengetahui sifat dan perilaku setiap siswa. 3. Lebih mendekatkan diri antara pihak bimbingan belajar terhadap siswa ataupun keluarganya untuk memperkuat silaturahmi dan kepercayaan orang tua kepada pihak bimbingan belajar. DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim Mahmud, Ali, Dakwah Fardiyah, Metode Membentuk Pribadi Muslim, Jakarta: Gema Insani Press, 1995 Arbi, Armawati, Dakwah dan Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003 Arifin, Anwar, Ilmu Komunikasi; Sebuah Pengantar Ringkas, Jakarta: PT.Raja Grafindo, 2006. Birowo, Antonius, Metode Penelitian Komunikasi, Yogyakarta: Gintanyali, 2004. Budyatna, M dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, Jakarta: Universitas Terbuka, 1994 Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis kea rah Ragam Varian Kontemporer, Jakarta: PT. Raja Granfindo Persada, 2007. Efendi, Onong uchajana, Spektrum Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000. ------------------------------, Dinamika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. Hardjana, Agus M, Komunikasi Interpersonal dan Intrapersonal. Kasiram, Mohammad, Metodologi Peneliti Kualitatif-Kauantatif, Yogyakarta: UIN Maliki Press, 2010 Kountur, Ronny, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta: CV. Teruna Grafica, 2005. Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: 2007 Muhammad, Ami, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 1995 Moloeng J, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002 Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005. Singarimbun, Masri, dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES, 1995. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2010. Praktikto, Riyono, Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Karya, 1987 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta dan UIN Press, 2007 Susanto, Astrid S, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, Bandung: Bandar Maju, 1992 Usman, Husaini, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1996 Widjaja, AW, Komunikasi, Jakarta: Bina Aksara, 1986. Referensi lain http://www.lusa.web.id / Komunikasi-antar-pribadi-interpersonal-communication/ 13 november 2012 Dikutip dari makalah Dra.mundari, “Matrikulasi Psikologi Industri Organisasi”, Universitas Mercu Buana: Yogyakarta, 2010. .