ANISA TURROHMAH-FDK - Institutional Repository UIN Syarif

advertisement
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI TUTOR DAN SISWA
PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRESTASI CABANG
KALIMALANG JAKARTA TIMUR
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Anisa Turrohmah
NIM: 108051000097
Dibawah Bimbingan:
Dr. Armawati Arbi, M. Si
NIP: 19650207 199103 2 002
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1433 H./2013 M.
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI TUTOR DAN SISWA
PADA LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR PRESTASI CABANG
KALIMALANG JAKARTA TIMUR
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
Anisa Turrohmah
NIM: 108051000097
Dibawah Bimbingan:
Dr. Armawati Arbi, M. Si
NIP: 19650207 199103 2 002
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1433 H./2013 M.
ABSTRAK
Anisa Turrohmah
Komunikasi Antarpribadi Tutor dan Siswa Pada Lembaga Bimbingan Belajar
Prestasi
Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang berlangsung dalam
situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun
pada kerumunan orang. Posisi komunikasi juga menjadi sangat penting di dalam
dunia pendidikan, dalam mentransformasikan sebuah ilmu pengetahuan seorang
guru (tutor) menggunakan komunikasi kepada siswa. Hubungan antara tutor dan
siswa di dalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat
menentukan. Dan berproses belajar tidak hanya di tempat formal seperti sekolah
melainkan di sebuah Lembaga Bimbingan Belajar juga bisa diperoleh. Dalam
penulisan skripsi ini dibahas permasalahan Bagaimana pendekatan komunikasi
antarpribadi tutor terhadap siswa? Bagaimana strategi komunikasi antarpribadi
tutor terhadap siswa? dan Bagaimana pola pengendalian melalui pengendalian
konflik (compliance) dan penyelesaian konflik? Fokus dalam penelitian ini adalah
komunikasi antarpribadi tutor dan siswa yang terjadi baik didalam kelas maupun
di luar kelas pada lembaga bimbingan belajar prestasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode analisis
deskriptif yang diperoleh dari hasil data-datanya berupa pengamatan, wawancara,
observasi, dan dokumentasi.
Penelitian ini menggunakan teori pendekatan komunikasi antarpribadi,
strategi-strategi komunikasi antarpribadi, dan cara pengendalian dengan
menggunaka pengendalian konflik dan penyelesaian konflik.
Komunikasi Antarpribadi ini dilakukan antara tutor terhadap siswa.
Pendekatan yang dilakukan setiap tutor seperti kak Paradat, Deno, Fania, Miftah
kepada siswa Akbar, Syifa, Sabrina, Ichwan, Kenny menggunakan Komunikasi
antarpribadi secara dua arah dan dilakukan baik di dalam kelas ataupun di luar
kelas secara formal ataupun non formal. Pendekatan antarpribadi tutor dan siswa
melakukan tingkat analisis kultural, sosiologis, dan psikologis masing-masing
siswa dapat ditemukan dari pendekatan tersebut dengan wawancara mendalam.
Dari pendekatan tutor ini para tutor mempunyai strategi dalam melakukan
pendekatan seperti strategi wortel berayun yang menggunakan hadiah untuk
memotivasi siswa, strategi pedang tergantung menggunakan ancaman ini karena
melakukan ancaman untuk para siswa yang membuat perilaku yang tidak baik di
dalam kelas maupun di luar kelas diberikan ancaman oleh beberapa tutor,
kemudian strategi katalisator menggunakan nasihat yakni, beberapa tutor
menggunakan nasihat untuk memberikan rasa menumbuhkan rasa percaya kepada
siswa untuk semangat belajar. Dan strategi ini mendapatkan cara untuk
pengendalian yaitu dengan menggunakan pengendalian konflik dan penyelesaian
konflik.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah serta inayah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Sholawat dan salam disanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa Al-Qur’an dan Hadist-Nya
Penulis berusaha menyajikan dengan sebaik-baiknya. Namun, penulis juga
yakin masih banyak kesalahan dan kekurangan yang perlu diperbaiki, mengingat
kemampuan dan pengetahuan penulis yang serba terbatas.
Dalam proses penyusunannya, penulis mendapatkan banyak bantuan,
petunjuk, bimbingan, serta motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah
sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, selaku Rektor Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. H. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Drs. Wahidin Saputra, MA
selaku Pudek I Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Bidang
Akademik dan Drs. H. Mahmud Djalal, MA, selaku Pudek II Bidang
Administrasi serta Drs. Study Rizal LK. MA, selaku Pudek III Bidang
Kemahasiswaan..
3. Drs. Jumroni, M. Si, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam dan Ibu Umi Musyarofah, MA, selaku Sekretaris Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam
iii
4. Dr. Armawati Arbi, M. Si, selaku Dosen Pembimbing yang selama ini
banyak memberikan masukan serta motivasi kepada penulis. Dan semua
Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang selama ini telah
banyak membantu penulis, serta memberikan banyak ilmu pengetahuan
kepada penulis.
5. Pak Muchroni, selaku direktur utama Prestasi Learning Center yang telah
banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian. Arie Rahman
Firdaus, selaku Kepala Cabang Bimbingan Belajar Prestasi serta Miftakhul
Jannah S. Pd, selaku Quality Control Bimbingan Belajar Prestasi yang
sangat banyak membantu dalam proses penelitian berlangsung. Dan para
tutor Dheno, paradat, mey, euis, febri, dll. Para staf yang ikut membantu
dhana dan pa fandi.
6. Orang tua Alm. Sopani Suseno dan Ibu Azizah yang selama ini selalu
memberikan motivasi, dana, dan doanya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi ini.
7. Kakak-kakak ku Jamaludin Panditama, Amirudin Dwi Japani, Mba Yuni,
dan ponakan (Galih) yang selalu support penulis agar menyelesaikan
skripsi ini.
8. Teman-teman KKN 73, Wahid, Zubait, Ojan, Udin, Aldy, Aria, Sadad,
Umam, Hilman, Kiki, Zakia, Sahabat seperjuangan Herdina Rosidi, Ika
Kurnia Utami, Aimatunnisa, Gana Buana, Saiful Bahri, Ahmad Fauzi,
Nurul Iman, Ferdian, Amelia Kurniawati, Naya, dan teman-teman KPI
2008 yang memberikan dukungan agar cepat menyelesaikan skripsi ini.
iv
9. Sahabat yang selalu marahin, membantu segala hal agar cepat
menyelesaikan skripsi ini Fania Choirunnisa, Nurmuliawati, Miftakhul
Jannah, Indri, Shanti, Yudha,Vera, Reski, Acong, dll
10. Anak-anak kosan yang selalu menemani suka dan duka Mumu, Eris, Ka
Eva, Ka Feby, Ayu, Amel, dll.
11. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi
Penulis mengucapkan terima kasih banyak atas segala bantuan yang
diberikan dan mohon maaf atas segala kekhilafan yang terjadi selama ini.
Besar harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, dan
terutama bagi mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta serta khusus bagi penulisnya sendiri.
Ciputat, 15 Juli 2013
Anisa Turrohmah
(108051000097)
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................
i
ABSTRAK ........................................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................
4
C. Tujuan Penelitian ........................................... ......................
5
D. Manfaat Penelitian ........................................... ....................
5
E. Tinjauan Pustaka ..................................................................
6
F. Kerangka Konsep ..................................................................
8
G. Metodologi Penelitian ...........................................................
9
H. Sistematika Penulisan ........................................................... 13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Komunikasi Antarpribadi
1. Pendekatan Komunikasi Antarpribadi.............................. 16
2. Strategi Komunikasi Antarpribadi................................... 24
3. Pengendalian Komunikasi melalui Compliance dan
Resolusi Konflik …………………………………………26
BAB III
GAMBARAN UMUM LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR
PRESTASI
A. Latar Belakang Berdirinya “Prestasi Learning Center” ........ 39
B. Visi dan Misi “Prestasi Learning Center” ............................. 40
C. Struktur Kepengurusan Bimbingan Belajar “Prestasi” ......... 41
D. Penghargaan ......................................................................... 43
E. Program dan Sarana “Prestasi” ............................. ................. 44
BAB IV
ANALISIS TERHADAP TEMUAN DILAPANGAN
A. Pendekatan Komunikasi Antarpribadi ................................. 47
vi
B. Strategi Komunikasi Antarpribadi ....................................... 56
C. Pengendalian Komunikasi melalui Compliance dan Resolusi
Konflik ................................................................................. 59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 62
B. Saran ...................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pesan dari satu sumber atau
komunikator (pemberi pesan) kepada komunikan (penerima pesan). Komunikasi
sangat dibutuhkan manusia dalam mempertahankan keberlangsungan hidup. Sangat
tidak mungkin manusia dapat menjalani hidupnya tanpa berkomunikasi dengan orang
lain. Komunikasi pada umumnya diartikan sebagai hubungan atau kegiatan-kegiatan
yang berkaitan dengan masalah hubungan, atau diartikan pula sebagai saling tukarmenukar pendapat. Komunikasi dapat juga diartikan hubungan kontak antara manusia
baik individu maupun kelompok.1
Pada sisi lain komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari
sumber kepada penerima melalui saluran atau media dengan tujuan agar terjadi
perubahan terhadap diri orang yang menerima pesan tersebut. Komunikasi sebagai
suatu proses tersendiri atas komponen-komponen yakni komunikator, pesan, saluran,
komunikan dan efek atau pengaruh. Selain komponen tersebut komponen lain yang
turut menentukan berhasil tidaknya suatu komunikasi yaitu tanggapan balik
lingkungan dan gangguan yang saling terkait satu dengan yang lainnya.
Dari berbagai macam komunikasi, komunikasi antarpribadi adalah komunikasi
yang sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari. Karena komunikasi
1
AW. Widjaja, Komunikasi, (Jakarta: Bina Aksara, 1986), h.1
1
2
antarpribadi adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara
dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang.2
Komunikasi menjadi sesuatu yang amat penting bagi hidup manusia, komunikasi
tidak bisa lepas karena manusia sendiri adalah makhluk sosial yang selalu
berinteraksi. Posisi komunikasi juga menjadi sangat penting di dalam dunia
pendidikan, dalam mentransformasikan sebuah ilmu pengetahuan seorang guru
(tutor) menggunakan komunikasi kepada siswa. Komunikasi yang dilakukan bukan
hanya berfokus pada penyampaian pelajaran. Disamping itu juga diperlukan
pembinaan mental dan akhlakul karimah supaya anak didik bukan hanya cerdas
secara emosional namun secara spiritual juga.
Apabila komunikasi dilakukan yang bertujuan untuk memberikan pengaruh
positif pada tingkatan psikologis, maka penanganannya akan sangat sesuai dilakukan
antara hati ke hati. Dalam bidang ilmu komunikasi pendekatan antar satu individu
dengan individu lain disebut komunikasi antarpribadi, maka amat penting komunikasi
antarpribadi dilakukan pada dunia pendidikan pula, baik formal maupun non formal,
tradisional ataupun modern. Salah satu media pembelajaran tidak hanya disekolah
saja melainkan dapat menyampaikan diluar sekolah seperti bimbingan belajar.
Menurut L D Crow dan A Crow, bimbingan belajar merupakan suatu bantuan yang
dapat diberikan oleh seseorang yang telah terdidik pada orang lain yang mana usianya
tidak ditentukan untuk dapat menjalani kegiatan dalam hidupnya. Bimbingan belajar
adalah upaya mengenal, memahami dan menetapkan siswa yang mengalami kesulitan
2
http://www.lusa.web.id / Komunikasi-antar-pribadi-interpersonal-communication/ 13 november
2012
3
belajar dengan kegiatan mengidentifikasi, menduga, dan memberikan pertimbangan
pemecahan masalah yang ada dalam pelajaran.
Hubungan antara tutor dengan siswa-siswa di dalam proses belajar mengajar
merupakan faktor yang sangat menentukan. Bagaimanapun baiknya bahan pelajaran
yang diberikan atau disampaikan, bagaimanapun sempurnanya metode yang
digunakan sebuah bimbingan belajar, namun jika hubungan tutor dan siswa
merupakan hubungan yang tidak harmonis, maka dapat menciptakan suatu hasil yang
tidak diinginkan. Hubungan tutor dengan siswa, salah satu cara untuk mengatasinya
adalah melalui contact-hours di dalam hubungan tutor-siswa. Contact-hours atau jam
bertemunya antara tutor dan siswa, pada hakikatnya merupakan kegiatan di luar jam
jam belajar di dalam kelas seperti biasanya. Dalam bimbingan belajar peranan
contact-hours ini sangat penting sekali. Perlu digaris bawahi bahwa kegiatan belajar
mengajar, tidak hanya melalui presentasi di depan kelas. Bahkan dapat dikatakan
metode dengan presentasi tidaklah dianggap sebagai satu satunya proses belajar yang
efisien bila ditinjau baik dari segi pengembangan sikap dan pikiran intelektual yang
kritis dan kreatif.3
Dalam bimbingan belajar “Prestasi” metode yang disampaikan tidak hanya
diajarkan dalam kelas saja, melainkan menggunakan metode diluar kelas setelah jam
belajar habis siswa-siswa diijinkan untuk berkonsultasi dengan para tutor diluar kelas
3
Dikutip dari makalah Dra.mundari, “Matrikulasi Psikologi Industri Organisasi”, Universitas Mercu
Buana: Yogyakarta, 2010.
4
dengan pembahasan materi apapun, baik mata pelajaran sehabis diajarkan didalam
kelas bimbingan belajar atau materi pelajaran yang ada di sekolah.
Di antara banyak bimbingan belajar yang umumnya hanya mengajarkan pelajaran
berdasarkan kurikulum di sekolah, salah satu bimbingan belajar tidak hanya
memberikan materi pelajaran umum, juga menanamkan nilai-nilai keislaman.
“Prestasi” merupakan bimbingan belajar yang memiliki visi dan misi yang bagus.
Staf dan pengajar (tutor) prestasi direkrut dengan mekanisme khusus yang
memungkinkan dapat menjalankan visi dan misi yang ditetapkan.
Dengan proses belajar mengajar, tentunya dinamika komunikasi yang dilakukan
menggunakan komunikasi antar pribadi yang perlu diperhatikan. Siswa yang
notabene adalah anak-anak yang mengalami kekurangan dan membutuhkan bantuan
dalam belajar selain disekolah yaitu dibantu dalam belajar di bimbingan belajar
“prestasi”. Hal ini memerlukan bimbingan yang intens dan efektif baik diluar kelas
maupun di dalam kelas.
Dari latar belakang di atas, penulis ingin mengangkat sebuah judul yaitu
“Komunikasi Antarpribadi Tutor dan Murid pada Lembaga Bimbingan Belajar
Prestasi Cabang Kaliamalang Jakarta Timur”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Penelitian ini difokuskan hanya pada cara komunikasi antarpribadi tutor dan
murid, dan komunikator sebaliknya penelitian ini tidak fokus kepada struktur dan
pesan, adapun pembatasan masalahnya yaitu:
5
1. Bagaimana pendekatan Komunikasi Antarpribadi tutor terhadap siswa?
2. Bagaimana strategi kendali Komunikasi Antarpribadi tutor terhadap siswa?
3. Bagaimana pola pengendalian melalui compliance dan resolusi konflik?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian adalah sasaran yang harus dicapai oleh setiap tindakan
penelitian. Dengan demikian tujuan memegang peranan yang sangat penting dan
harus dirumuskan dengan jelas, tegas dan mendetail, karena tujuan merupakan
jawaban tentang masalah yang akan diteliti. 4 Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui bagaimana pendekatan komunikasi antar pribadi tutor
terhadap siswa di bimbingan belajar “Prestasi Learning Center”.
2. Mengetahui bagaimana strategi kendali komunikasi antarpribadi turor
terhadap siswa di bimbingan belajar “ Prestasi Learning Center”.
3. Mengetahui pola pengendalian komunikasi antar pribadi tutor terhadap
siswa di lembaga bimbingan belajar “Prestasi Learning Center” melalui
compliance dan resolusi konflik.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat Akademis
Untuk menambah referensi atau bahan perbandingan bagi pengembangan
keilmuan yang sesuai dengan bidang Komunikasi Antarpribadi. Dan menambah
4
Mohammad Kasiram, Metodologi Peneliti Kualitatif-Kuantitatif, (Yogyakarta: UIN-Maliki
Press, 2010), Cet. 2, h. 51.
6
studi mengenai komunikasi pada lembaga pendidikan islam, khususnya Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
Manfaat Praktis
Bahan panduan dan pertimbangan bagi para tutor dan semua elemen lembaga
bimbingan belajar. Kemudian memberikan sumbangsih bagi pengembangan
wacana dakwah.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam proses penelitian ini, penulis mengambil beberapa hasil penelitian yang
dijadikan bahan perbandingan. Yaitu penelitian yang menganalisa tentang
komunikasi antarpribadi, antara lain:
Pertama, Zaeni Rokhi, yang menulis “Komunikasi Antarpribadi Pengasuh dan
Santri Pondok Pesantren Al-idrus Kalanganyar Lebak Banten”, Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 105051001993, Universitas Islam Negeri Jakarta,
2010. Adapun persamaannya, sama–sama mengunakan pembahasan mengenai
komunikasi antarpribadi, akan tetapi perbedaannya dalam skripsi ini membahas
tentang komunikasi antarpribadi yang dilihat dari bentuk-bentuk komunikasi
antarpribadi yang terjadi antara pengasuh terhadap santri dipondok pesantren Al-
7
Idrus.5 Maka pada penulis membahas tentang komunikasi antarpribadi tutor dan
siswa pada bimbingan belajar “Prestasi”.
Kedua, Rosalina, “Pola Komunikasi Guru dan Murid Pada Lembaga Bimbingan
Belajar Bintang Pelajar”, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
104051001871, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009. Adapun persamaannya sama
menggunakan objek kepada bimbingan belajar, akan tetapi perbedaannya yaitu objek
dari bimbingan belajar itu sendiri, pada skripsi Rosalina meneliti bimbel bintang
pelajar.6 Maka penulis membahas tentang komunikasi antarpribadi tutor dan siswa
pada bimbingan belajar “prestasi”
Ketiga, Nina Agustina, “Komunikasi Antarpribadi Melalui Twitter (Analisis
Wacana terhadap Naskah Final Film Republik Twitter)”, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, 108051000068, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2012. Adapun
persamaannya, sama-sama menggunakan metode kualitatif dengan komunikasi
antarpribadi. Perbedaannya dalam skripsi ini membahas tentang film yaitu republik
twitter.7 Maka pada penulis, membahas tentang komunikasi antarpribadi tutor dan
siswa pada bimbingan belajar “prestasi”.
5
Zaeni Rokhi, yang menulis “Komunikasi Antarpribadi Pengasuh dan Santri Pondok
Pesantren Al-idrus Kalanganyar Lebak Banten”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, 105051001993, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2010), h.
6
Rosalina, “Pola Komunikasi Guru dan Murid Pada Lembaga Bimbingan Belajar Bintang
Pelajar”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 104051001871, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2009), h.
7
Nina Agustina, “Komunikasi Antarpribadi Melalui Twitter (Analisis Wacana terhadap
Naskah Final Film Republik Twitter)”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
108051000068, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2012), h. 9.
8
Sedangkan penulis meneliti komunikasi antarpribadi tutor dan siswa pada
lembaga bimbingan belajar prestasi pada saat kegiatan belajar langsung.
F. Kerangka Konsep
Tingkat Analisis KAP dan
Non KAP dalam
melakukan Prediksi
Non
Komunikasi
Antarpribadi
Prediksi
Kultural (siswa)
Prediksi
Sosiologis
(siswa)
Pengendalian Konflik
Strategi KAP Tutor
1. Strategi wortel
berayun
2. Strategi pedang
tergantung
3. Strategi katalisator
4. Strategi kembar siam
5. Strategi dunia peri
Komunikasi
Antarpribadi
Prediksi
Psikologis
(siswa)
Penyelesaian
Konflik
9
G. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Menurut Arikunto pendekatan kualitatif menitik beratkan pada data-data
penelitian yang akan dihasilkan berupa kata-kata melalui pengamatan dan
wawancara. Pendekatan penelitian kualitatif ini adalah Pendekatan yang datanya
tidak menggunakan data statistik, namun lebih dalam bentuk narasi atau gambargambar.8
Dalam
penerapannya,
pendekatan
kualitatif
menggunakan
metode
pengumpulan data dan metode analisis yang bersifat nonkuantitatif, seperti
penggunaan instrument wawancara mendalam dan pengamatan.9 Metode kualitatif
berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku
manusia dalam situasi tertentu, menurut perspektif sendiri.10
Dalam penelitian ini menggunakan Deskriptif yaitu dengan data yang
dikumpulkan
menggunakan
berupa
kata-kata,
wawancara
gambar
beberapa
dari
sumber,
hasil
penelitiannya.
melakukan
Peneliti
observasi,
serta
mengumpulkan dokumentasi dan rekaman atau bukti-bukti fisik yang digunakan.
Lexy J. Moloeng mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dengan cara deskripsi
8
Ronny Kountur, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: CV. Teruna
Grafica, 2005), cet. Ke-3 h.16
9
Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi, (Yogyakarta: Gintanyali, 2004), h.2
10
Dr. Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1996), h.81
10
dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.11
2. Subjek dan Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah Lembaga Bimbingan Belajar Prestasi, sedangkan
subjek penelitiannya adalah tutor dan siswa Bimbingan belajar “Prestasi”, dengan
mata pelajaran Matematika, Ipa, B.inggris, B.indonesia.
3. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bimbingan Belajar Prestasi cabang Gudang Seng
Cipinang yang berlokasi di Jl. Kesadaran 1 No. 54, Kalimalang Jakarta Timur. Waktu
Penelitian yang dibutuhkan dalam penelitian ini Desember – Mei 2013
4. Tahapan Penelitian
a. Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data di lapangan dilakukan beberapa tehnik,
diantaranya:
1. Observasi, yaitu pengamatan secara langsung proses belajar di bimbingan
belajar prestasi selama kurang lebih satu bulan oleh peneliti, berinteraksi
dengan struktur, siswa dan orang tuanya.
2. Wawancara, yaitu percakapan dengan mengajukan beberapa pertanyaan
tentang pendekatan
strategi
mendalam
dengan
maksud
tertentu,
percakapan itu dilakukan oleh peneliti kepada staf, tutor dan beberapa
murid, orang tua bimbingan belajar prestasi.
11
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda), h.65
11
3. Dokumentasi, yaitu menggunakan buku-buku Komunikasi Antarpribadi,
Komunikasi Antar budaya, Interpersonal Communication atau literature
dan arsip-arsip milik bimbingan belajar “prestasi” sebagai data penunjang
bagi penelitian, seperti foto di dalam kelas maupun diluar kelas.
b. Pengolahan Data
Dalam menyederhanakan data yang dikumpulkan tidak dalam bagan, grafik
melainkan menggunakan tabel mengenai komunikasi antarpribadi tutor dan
siswa, strategi komunikasi tutor terhadap siswa, serta pengendalian
komunikasi. Dan penulisan skripsi berdasarkan Pedoman Ceqda.
c. Analisis Data
Peneliti menggunakan analisis deskriptif, peneliti menginterpretasikan data
untuk memperoleh arti dan makna yang lebih mendalam dan luas terhadap
hasil penelitian yang sedang dilakukan. Pembahasan hasil penelitian
dilakukan dengan cara meninjau hasil penelitian secara kritis denga teori yang
relevan dan informasi akurat yang diperoleh dilapangan.12
Peneliti ingin melihat sebuah proses pendekatan komunikasi Antarpribadi
yang dilakukan Bimbingan Belajar “Prestasi” dengan melakukan pengamatan
langsung dilapangan secara mendalam. Dan temuan ini ditafsirkan
berdasarkan kerangka konsep.
12
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 244
12
H. Sistematika Penulisan
Sebagai karya tulis ilmiah, penulisan skripsi ini akan disusun secara sistematis
sesuai dengan ketentuan yang ada dan berlaku, adapun bentuk skripsi ini sebagai
berikut:
BAB 1
PENDAHULUAN
Bab I pendahuluan yang memaparkan latar belakang masalah, agar
tetap fokus dengan memberikan batasan dan rumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, dan tujuan tinjauan pustaka. Namun yang tak
kalah penting juga dicantumkan kerangka teori dan metodologi
penelitian sebagai kerangka berpikir serta sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II menjelasakan komunikasi antarpribadi dalam pendekatan
Komunikasi antarpribadi, strategi, dan pengendalian lingkungan
komunikasi melalui compliance dan resolusi konflik
BAB III
GAMBARAN UMUM BIMBINGAN BELAJAR “PRESTASI”
Bab III membahas tentang latar belakang sejarah berdirinya bimbel
“prestasi, visi dan misi dari bimbel Prestasi, struktur kepengurusan
bimbel Prestasi dari struktur pusat maupun cabang kalimalang,
beberapa penghargaan-penghargaan yang didapat oleh bimbel prestasi,
dan program dan penanganan bimbel prestasi cabang kalimalang.
13
BAB IV
ANALISIS DATA
Bab IV menjelaskan pendekatan para tutor terhadap siswa-siswanya,
strategi-strategi yang dilakukan para tutor terhadap siswa, kemudian
cara pengendalian dengan menggunakan pengendalian konflik dan
penyelesaian konflik.
BAB V
PENUTUP
Bab V ini meliputi kesimpulan dan saran-saran yang dilengkapi daftar
pustaka dan lampiran-lampiran dari hasil penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Proses Komunikasi Antarpribadi
1. Pendekatan Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi berawal dari gagasan yang ada pada seseorang. Gagasan itu
diolahnya menjadi pesan dan dikirimkan melalui media kepada orang lain sebagai
penerima, penerima menerima pesan, dan sesudah mengerti isi pesan itu pengirim
pesan dapat menilai efektifitas pesan yang dikirimkannya. Berdasarkan tanggapan
itu pengirim dapat mengetahui apakah pesannya dapat dimengerti dan sejauh
mana pesannya dimengerti oleh orang yang dikirimi pesan itu.
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberitahu atau mengubah sikap, pendapat dan
perilaku, baik secara langsung (lisan) maupun tidak langsung (media).18
Komunikasi dipandang dari segi jumlah komunikan dibagi menjadi tiga
bentuk, yaitu: komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi
massa.19
Dalam Komunikasi terdapat beberapa unsur, yaitu:
a. Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan pada komunikan, yang
memiliki sebagai Encoding, yaitu orang yang mengolah pesan-pesan atau
informasi kepada orang lain. Komunikator dapat juga berupa individu yang
18
Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004),
h.5
19
Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi; Sebuah Pengantar Ringkas, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo, 2008), h. 31
14
15
sedang berbicara, menulis, sekelompok orang, organisasi komunikasi seperti,
surat kabar, radio, film, dan lain sebagainya.20
Syarat-syarat komunikator:
1) Memiliki kemampuan berkomunikasi
2) Memiliki kemampuan yang luas
3) Memiliki kredibilitas yang tinggi
4) Memiliki daya tarik
5) Mengenal dirinya sendiri
6) Memiliki kekuatan
b. Pesan, adapun yang dimaksud dengan pesan dalam proses komunikasi adalah
suatu informasi yang akan dikirim kepada si penerima pesan.21
c. Komunikan, yaitu komunikan atau penerima pesan adalah orang yang menjadi
sasaran dari kegiatan komunikasi. Komunikasi atau penerima pesan dapat
menjadi pribadi atau orang banyak.
d. Media, yaitu saluran yang dipakai atau dipergunakan untuk menyampaikan
pesan dari kepada penerima.
e. Efek, merupakan hasil akhir dari proses komunikasi. Efek disini dapat berupa
sikap atau tingkah laku komunikan, apakah sesuai atau tidak dengan yang
diinginkan oleh komunikator.
Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari. Komunikasi merupakan medium penting bagi pembentukan atau
pengembangan pribadi untuk kontak sosial, yang berarti dengan adanya
komunikasi seseorang tumbuh dan belajar. Melalui komunikasi juga, seseorang
20
21
A. W. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, h.12
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h.12
16
bisa menemukan pribadi kita dengan orang lain, bersahabat, bermusuhan,
mencintai atau mengasihi orang lain, dan sebagainya. Komunikasi adalah suatu
proses, suatu kegiatan berlangsung kontinu.22
Menurut
Dedy
Mulyana
komunikasi
berarti
sama,
Communico,
Communication, atau Communicare yang berarti membuat sama
(to make
common). Istilah pertama adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asalusul komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip.
Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, suatu pesan dianut
secara sama.23
Thomas M. Scheidel mengemukakan bahwa seseorang berkomunikasi
untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, membangun kontak sosial
dengan orang sekitarnya, dan untuk mempengaruhi orang lain agar berpikir dan
berperilaku seperti yang diinginkan. Gordon I. Zimmerman et al berpendapat
bahwa komunikasi mempunyai fungsi isi, yang melibatkan pertukaran informasi
yang kita perlukan untuk menyelesaikan tugas dan fungsi hubungan yang
melibatkan pertukaran informasi mengenai bagaimana hubungan kita dengan
orang lain.24
Komunikasi dipandang dari segi jumlah komunikasi dibagi menjadi tiga
bentuk, yaitu: komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi
massa.25 Jika komunikasi dititik beratkan pada sifat pesan, maka komunikasi
22
Tommy Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi, h.5
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2002), h.41
24
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007), h.4
25
Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi; Sebuah Pengantar Ringkas, ( Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2008), h.31
23
17
dapat dibagi dua jenis yaitu komunikasi personal (isinya bersifat pribadi) dan
komunikasi massa (komunikasi yang menggunakan media massa)
Menurut Devito, komunikasi antarpribadi adalah pengiriman pesan-pesan
dari seseorang dan diterima oleh orang lain atau sekelompok kecil orang dengan
efek dan umpan balik yang langsung.26
Komunikasi
antarpribadi
(Interpersonal
communication)
adalah
komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal
maupun non-verbal. Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi adalah
komunikasi diadik (dyadic communication) yang melibatkan hanya dua orang,
seperti suami-istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid, dan sebagainya.27
Dalam buku komunikasi antarpribadi karya Dr. M. Budyatna, M.A dan Dra.
Nina Mutmainah, dapat dikatakan pula bahwa komunikasi tidak hanya terjadi
secara tatap muka, tetapi juga merupakan aktivitas simbolik. Sehingga
komunikasi antarpribadi disini dapat dirumuskan sebagai proses pengoperan isi
pesan berupa lambang-lambang dari komunikator kepada komunikan. 28
Asumsi dasar komunikasi antarpribadi adalah bahwa setiap orang yang
berkomunikasi akan membuat prediksi pada data psikologis tentang efek atau
perilaku komunikasinya, yaitu bagaimana pihak yang menerima pesan
memberikan reaksinya. Setiap berkomunikasi dengan orang lain kita secara
26
Riyono Pratikto, Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi, (Bandung: Remaja Karya, 1987),
h.12
27
Anwar Arifin, Ilmu Komunikasi; Sebuah Pengantar Ringkas, ( Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2008), h.81
28
M. Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 1994), h.3
18
langsung membuat prediksi tentang efek dan perilaku komunikasinya. Menurut
Miller ada tiga tingkatan yang digunakan dalam melakukan prediksi, yaitu:
1. Analisis tingkatan kultural
2. Analisis tingkat sosiologis
3. Analisis tingkat psikologis
a. Tingkatan analisis dalam melakukan prediksi
1) Analisis Tingkat Kultural
Kultur
atau
kebudayaan
adalah
produk
manusia
sebagai
keseluruhan gagasan dan karya manusia yang ada di luar diri individu
yang harus dipelajari, seperti bahasa, seni lukis, dan sebagainya.
Pada analisis tingkat kultural, komunikator dalam melakukan
prediksi paling tidak harus mengerti dan memahami kultur, terutama yang
bersifat immaterial dari pihak yang diajak berkomunikasi, seperti bahasa,
adat istiadat, atau paling tidak kita memiliki persamaan kultur.
2) Analisis Tingkat Sosiologis
Kelompok adalah sistem sosial yang para anggotanya saling
berinteraksi dan memiliki ketergantungan satu sama lain. Norma
didefinisikan sebagai kumpulan dari harapan-harapan bersama secara
timbale balik tentang bagaimana suatu interaksi seharusnya berlangsung.
Ada tiga sumber norma yang kita kenal, yaitu norma yang bersumber dari
masyarakat, dari kelompok, dan norma yang dikembangkan oleh para
partisipan dalam suatu hubungan yang spesifik.
19
Pada tingkat sosiologis, prediksi yang dilakukan komunikator
terhadap reaksi komunikan dapat dilihat dari segi keanggotaan dari
kelompok tempat komunikan berada.
3) Analisis pada tingkat Psikologis
Apabila prediksi yang dibuat komunikator terhadap reaksi
komunikan sebagai akibat menerima suatu pesan didasarkan atas analisis
pengalaman individual yang unik dari komunikan, maka dapat dikatakan
bahwa komunikator melakukan prediksi pada tingkat psikologis.
Tiap individu mempunyai kepribadian dan watak yang berbeda-beda dan
ini merupakan hasil tempaan dan terbentuk berdasarkan pengalaman masa
lalu. Apabila dua individu satu sama lain bisa saling mengerti serta
memahami kepribadian dan watak masing-masing, baru bisa dikatakan
bahwa satu sama lain dalam berkomunikasi melakukan prediksi atas data
psikologis.
Dalam komunikasi antarpribadi, para komunikator (komunikator
dan komunikan) membuat prediksi tentang perilaku satu sama lain atas
dasar data psikologis dengan mencoba saling memahami satu sama lain
individu. Dalam hubungan ini segala atribut dilepaskan. Misalnya sebagai
atasan dan bawahan, sebagai dosen dan mahasiswa, guru dan murid, dan
sebagainnya. Masing-masing pihak memiliki informasi yang cukup
banyak mengenai teman bicaranya, seperti menyangkut keinginan,
kebutuhan, dan nilai pribadi masing-masing sehingga dapat dikembangkan
menjadi hubungan komunikasi yang lebih akrab.
20
b. Perbedaan antara Komunikasi Non-antarpribadi dan Komunikasi
Antarpribadi
Dalam membandingkan atau membedakan komunikasi non-antarpribadi
dengan antarpribadi dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu:
1) Norma yang mengatur hubungan
Norma merupakan bentuk peraturan yang khusus mengatur bagaimana kita
berkomunikasi di dalam situasi tertentu. Dilihat dari sumbernya, norma ada
tiga macam, yaitu Pertama, norma yang bersumber dari kultur atau
masyarakat. Norma ini terdiri dari kebiasaan dan adat istiadat. Contoh norma
merupakan kebiasaan, seperti kita harus mengucapkan terima kasih jika kita
menerima sesuatu dari orang lain. Sanksi terhadap pelanggaran norma ini,
orang yang tidak mengucapkan terima kasih memang tidak akan mendapat
sanksi apa-apa, hanya saja menjadi bahan pembicaraan di masyarakat. Kalau
norma yang merupakan adat istiadat berupa hukum tertulis maka sanksi tegas
dan nyata. Misalnya, pelanggaran peraturan lalu lintas.
Kedua, norma anggota kelompok. Selain, harus menaati norma masyarakat
juga harus menaati norma kelompok dimana ia menjadi anggotanya. Sanksi
terhadap pelanggaran norma kelompok dapat bersifat formal dan informal.
Contoh sanksi formal, pelajar atau mahasiswa yang tidak membayar uang
sekolah atau uang kuliah bisa dikeluarkan atau diberhentikan. Contoh sanksi
informal, seseorang anggota kelompok atau organisasi yang bertingkah laku
lain dari pada yang lain atau sombong akan dijauhkan oleh anggota lain.
Ketiga, norma yang bersumber dari mereka yang mengadakan hubungan
yang spesifik dinamakan norma relasional. Norma ini hanya berlaku dan
21
dikenakan bagi para anggota dari suatu hubungan yang spesifik. Sanksinya
juga tidak jelas seperti norma kelompok, hanya saja kalau norma yang sudah
disepakati bersama dilanggar oleh salah satu pihak, maka hubungan
komunikasi bisa terputus. Misalnya, pertikaian antara suami istri dapat
menimbulkan perceraian.
2) Kriteria untuk menentukan hubungan
Kriteria untuk menentukan hubungan ialah faktor-faktor yang menentukan
posisi para komunikator di dalam hubungannya satu sama lain.
Pada hubungan komunikasi non-antarpribadi, kriteria ini ditentuka oleh
tujuan-tujuan kelompok di mana individu menjadi anggotanya. Misalnya, pada
sebuah perusahaan ada orang-orang yang diangkat menjadi manager,
salesman, bahkan direktur. Dan untuk kelangsungan hidup perusahaan
tersebut, maka setiap orang yang memangku jabatan harus memiliki
kemampuan tertentu dan memenuhi persyaratan tertentu.
Kriteria untuk menentukkan posisi dalam hubungan komunikasi
antarpribadi. Misalnya, pemilik perusahaan atau direktur tidak terlalu
menganggap penting apakah manajernya seseorang yang cakap. Ia lebih
senang mengangkat seseorang sebagai manajer misalnya karena orang itu
mampu membantu memecahkan masalah-masalah pribadi pemilik atau
direktur utama perusahaan tersebut.
3) Tingkat kebebasan Individu
Pada hubungan non-antarpribadi, pernyataan atau pendapat individu
kurang diberi kesempatan karena dapat mengurangi stabilitas suatu hubungan.
Dalam hubungan komunikasi non-antarpribadi lebih ditekankan pada
22
kesamaan atau keberagaman pendapat individu harus mengikuti aturan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya, kalau kita menjadi nasabah dari suatu
bank, maka semua peraturan yang ditetapkan oleh bank harus kita taati dan
setiap nasabah lainnya harus berbuat hal yang sama.
Pada hubungan antarpribadi lebih ditekankan pada pendapat-pendapat
individu yang berbeda-beda. Dalam hubungan antarpribadi, kebebasan pribadi
harus dikembangkan. Misalnya, hubungan yang mesra dan saling pengertian
antara suami-istri terjadi bukan karena diatur atau didikte oleh salah satu
pihak, tetapi merupakan hasil kesepakatan bersama.29
2. Strategi Kendali Komunikasi Antarpribadi
Budiyatna dan Nina Mutmainah menyatakan dalam bukunya komunikasi
antarpribadi, untuk mendapatkan respon yang diinginkan dari komunikator lain
dalam transaksional komunikasi maka sebagai komunikator harus mengerti
strategi-strategi kendali komunikasi utama, diantaranya:
a) Strategi Wortel Berayun
Strategi ini digunakan untuk dapat menambah probabilitas untuk
mendapatkan respon yang diinginkan apabila kita mampu untuk
memberikan imbalan kepada seseorang supaya ia memberikan respon
yang diinginkan, dan penambahan probabilitas respon yang diinginkan
dengan asumsi komunikator akan mengulangi perilaku yang sama dengan
perilaku yang mendapatkan imbalan. Contoh: hadiah dan pujian. Seperti:
siswa yang rajin mengerjakan tugas dan rajin kedepan kelas diberi skor
nilai atau tambahan point nilai dan siswa yang nilai try out atau evaluasi
29
M. Budyatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, h. 6-9.
23
belajar mendapat 100, mendapat hadiah berupa peralatan tulis. Jika 1-3
nilainya siswa melakukan pelanggaran maka siswa dikeluarkan dalam
kelas.
b) Strategi Pedang Tergantung
Strategi ini digunakan untuk mengurangi probabilitas respon yang tidak
diinginkan. Maksud dari strategi ini adalah seorang komunikator bisa
menghukum pihak lainnya supaya orang tersebut mengurangi atau
membatasi perilaku yang tidak disenangi si penghukum. Contohnya adalah
ancaman, seperti: dalam proses belajar tutor biasanya memberikan
ancaman kepada siswa yang bermain atau susah diatur selama kegiatan
belajar berlangsung, ancaman itu berupa pemberian tugas atau
pengurangan nilai. Jika sudah melebihi batas orang tua siswa dipanggil.
c) Strategi Katalisator
Strategi ini digunakan hanya untuk mengingatkan lawan bicara agar mau
melakukan apa yang dikatakan, lawan bicara diharapkan untuk berbuat
atas dasar kesadarannya sendiri tanpa ada imbalan atau hukuman.
Komunikator memberikan rangkaian pesan untuk merangsang suatu
proses namun tindakan selanjutnya sepenuhnya ditentukan pihak yang jadi
lawan bicara. Contohnya adalah nasihat, seperti: siswa yang jarang masuk
kelas, tutor menasehatinya dan siswa yang melakukan perbuatan atau
perkataan tidak baik didalam maupun diluar kelas tutor wajib
menasehatinya.
24
d) Strategi Kembar Siam
Strategi ini hanya bisa diterapkan pada hubungan yang telah terbina.
Dalam arti kedua belah pihak sangat bergantung satu sama lain. Strategi
ini berlaku bagi dua komunikator yang memiliki jumlah kendali yang
sama.
e) Strategi Dunia Peri
Strategi yang mengharapkan respon yang dihasilkan sesuai dengan
keinginannya, walaupun pada kenyataannya semua itu hanya khayalan.
Khayalan semacam ini memberikan semacam hiburan dari rasa cemas,
tetapi memiliki sedikit dasar realitas dan tidak dapat dianggap sebagai
pengganti dari strategi kendali. Komunikator yang menggunakan strategi
ini sulit menerima keterbatasan kemampuannya untuk mendapatkan
respon yang diinginkan. Contohnya selalu menganggap baik semua orang.
Cara yang digunakan strategi ini adalah mengabaikan respon yang tidak
diinginkan dan memutarbalikkan respon yang tidak diinginkan dengan
memberikan penafsiran positif.30
3. Pengendalian Lingkungan Komunikasi Melalui Compliance dan Resolusi
Konflik
Fungsi menurut Gerald R. Miller dan Mark Steinberg dapat diartikan
sebagai tujuan, dan untuk mencapai tujuan tersebut digunakan komunikasi.
Sedangkan fungsi-fungsi yang komunikatif erat kaitannya dengan maksudmaksud dan tujuan komunikator. Bahwa fungsi utama dari komunikasi ialah
penguasaan atau pengendalian terhadap lingkungan (environment control) dengan
30
M. Budiatna dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 1994), Cet. Ke-1
25
tujuan mendapatkan imbalan secara fisik, ekonomi dan sosial. Pengertian
lingkungan disini bukan berarti benda mati seperti rumah dan batu atau bendabenda hidup seperti pohon dan hewan, tetapi lingkungan yang dimaksud makhluk
sosial bernama manusia yang merupakan mitra dalam berkomunikasi.
Dalam pengendalian terhadap lingkungan, bila hasil yang diperoleh dan
hasil yang diinginkan sama maka ini disebut compliance. Sedangkan apabila hasil
yang diperoleh mencerminkan adanya kompromi dengan keinginan semula dari
pihak-pihak yang terlibat maka ini disebut resolusi konflik atau conflict
resolution. Usaha mengendalikan lingkungan baik melalui compliance maupun
conflict resolution dapat didasarkan pada komunikasi antarpribadi dan nonantarpribadi.
a. Pengendalian Lingkungan Melalui Compliance
Compliance hanya terjadi apabila perilaku seseorang atau beberapa orang
sesuai dengan keinginan atau kehendak pihak lain. Dalam situasi komunikasi,
compliance mewakili tingkat pengendalian lingkungan dimana hasil yang
diinginkan dan hasil yang diperoleh komunikator benar-benar sama.
Kemampuan kita untuk mengendalikan hal-hal yang ada diluar lingkungan
kita sebagai besar bergantung kepada kesediaan pihak lain untuk memenuhi apa
yang kita inginkan melalui pesan-pesan yang kita sampaikan, maka compliance
merupakan fungsi komunikasi yang luar biasa penting. Mencoba bayangkan
mengenai transaksi komunikasi komunikasi sehari-hari yang kita lakukan yang
berorientasi kepada compliance. Contoh: seorang mahasiswi dengan senyum
menawan menghadap dosennya mengatakan bahwa pekerjaan rumah yang harus
diserahkan hari itu tertinggal di rumah. Maka dengan anggukan kepala penuh
26
pengertian si dosen mengatakan tugas tersebut boleh pada kuliah mendatang baru
diserahkan. Masih banyak contoh lainnya yang menyenangkan buat komunikator
yang berorientasi kepada compliance.
Harapan kita mengenai kemungkinan berhasil usaha-usaha komunikasi yang
berorientasi kepada compliance akan berkisar dari satu situasi komunikasi ke
situasi komunikasi lainnya. Tetapi sangat diragukan apakah mahasiswa cantik tadi
akan selalu dikabulkan oleh setiap dosen setiap kali mengatakan pekerjaan
rumahnya tertinggal atau belum selesai.
Ada kalanya untuk mencapai hasilnya transaksi komunikasi tidak semudah
seperti yang digambarkan di atas. Maka berdasarkan pengalaman, makin sulit
untuk memperoleh hasil seperti yang kita inginkan maka makin penting usaha kita
mengarah kepada pendekatan pada tingkat komunikasi antarpribadi.
Menurut Kelman, compliance terjadi apabila komunikator memiliki alat
control terhadap komunikan, yaitu apabila ia memiliki kemampuan/ kekuasaan
untuk memberikan imbalan atau hukuman. Contoh compliance dengan
memberikan imbalan: seorang bawahan mau mengerjakan apa saja yang diminta
yang dapat menyenangkan atasannya. Imbalan yang diperoleh bawahan tersebut
dapat berupa kenaikan gaji atau pangkat. Sebaliknya bila ia membangkang setiap
kali atasan memintanya mengerjakan sesuatu maka atasan dapat memberikan
hukuman yang memaksa bawahan untuk mengerjakan sesuatu. Compliance
seperti ini oleh Kelman dinamakan forced compliance, dimana
komunikator
mempunyai kemampuan atau kekuasaan untuk memaksa komunikan berbuat
sesuatu sesuai dengan keinginannya.
b. Pendekatan Non-antarpribadi terhadap Compliance
27
Contoh yang nyata mengenai pendekatan non-antarpribadi untuk menjamin
terjadinya compliance ialah iklan-iklan di media massa dan kampanye politik.
Pendekatan non-antarpribadi ini disebabkan karena khalayak dalam transaksi
komunikasi jumlahnya besar dan besifat heterogen. Oleh karena itu prediksi
dilakukan pada tingkat cultural atau sosiologis. Pendekatan non-antarpribadi
lainnya terhadap compliance dapat juga dilakukan melalui komunikasi tatap
muka.
c. Pendekatan Antarpribadi terhadap Compliance
Kekurangan-kekurangan dari pendekatan komunikasi non-antarpribadi, maka
ia
akan
mengalihkan
pendekatannya
melalui
komunikasi
antarpribadi.
Keuntungan dari penggunaan komunikasi antarpribadi ialah apabila pendekatan
melalui komunikasi non-antarpribadi tidak akan membawa hasil atau sia-sia.
d. Pengendalian Lingkungan melalui Penyelesaian Konflik
Penyelesaian konflik (conflict resolution) baru terjadi bila dua atau lebih pihak
yang berselisih mencapai penyelesaian tentang pembagian sesuatu, baik dalam
bentuk fisik, ekonomi atau sosial, dan penyelesaian tersebut secara relative
dianggap memadai oleh pihak-pihak berselisih. Dalam situasi yang demikian para
komunikator menerima sesuatu yang tidak sama antara apa yang diinginkan dan
hasil yang diperolehnya.
Pengendalian Konflik
Selain konsep penyelesaian konflik, juga dikenal apa yang dinamakan
“pengendalian konflik”. Kecuali pihak-pihak yang berselisih setuju bahwa
28
penyelesaian yang dicapai secara relative memuaskan, maka konflik sebetulnya
belum terselesaikan tetapi hanya sekedar diredakan atau dikendalikan. Dalam hal
ini compliance secara paksa (forced compliance) bisa digunakan sebagai alat
untuk pengendalian konflik. Jarang sekali, bila da pihak yang dipaksa untuk
menerima suatu penyelesaian menganggap penyelesaian tersebut sebagai
memuaskan. Meskipun konflik tersebut untuk sementara dapat diredakan atau
dikendalikan, namun pada suatu saat akan muncul lagi. Dan apabila hal ini tidak
mungkin dikendalikan, pihak yang merasa dirugikan akan mencari gara-gara
untuk menimbulkan konflik lain.
Konflik dapat disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, karena adanya
perbedaan kepentingan. Misalnya, konflik antara anak dan orang tua, dosen dan
mahasiswa, guru dan murid, wanita dan pria, dan sebagainya. Para ahli ilmu sosial
abad kini berpendapat bahwa konflik itu sering berakhir dengan penyelesaian
yang menguntungkan kedua belah pihak. Kecuali itu keberhasilan dalam
menyelesaikan suatu konflik sangat tergantung kepada kepekaan berkomunikasi
antara pihak-pihak yang berselisih. Kedua, karena kurangnya persediaan akan
sesuatu sehingga pihak-pihak yang berselisih tidak mampu memperoleh jumlah
yang ideal menurut mereka masing-masing. Konflik karena keterbatasan
persediaan sesuatu untuk dipakai atau digunakan dapat terjadi di mana-mana.
Ketiga, adanya pembatasan alamiah mengenai sejumlah sumber yang dapat
digunakan dalam waktu yang bersamaan. Karena manusia tidak dapat berada di
dua tempat pada waktu yang bersamaan, maka ia harus memilih satu diantara dua
atau lebih alternatif. Tetapi konflik semacam ini lebih mudah diselesaikan
dibandingkan konflik s
29
Penyelesaian Konflik Melalui Pendekatan Non-antarpribadi
Pendekatan non-antarpribadi mengenai penyelesaian konflik terjadi dalam
kondisi di mana pihak-pihak yang berselisih berada dalam kedudukan formal
dengan peran yang jelas dan status yang berbeda. Misalnya: seorang mahasiswa
memprotes dosen yang memberikan nilai buruk untuk mata kuliah yang
diasuhnya. Dosen tersebut akan cenderung bersikap dan berperan sebagaimana
seorang dosen dan bukan sebagai pribadi. Kecuali itu nilai buruk yang diterima
mahasiswa bukan berdasarkan penilaian suka atau tidak suka tetapi mampu
tidaknya mahasiswa tersebut menjawab soal-soal ujian yang diujikan dosen
kepadanya.
Menghilangkan ganjalan yang mungkin terjadi maka dosen tersebut bukan
sekedar meredakan konflik tetapi ia sebaiknya menyelesaikan konflik tersebut.
Cara menjelaskan mengapa mahasiswa tersebut mendapat nilai buruk.
Kelemahan-kelemahan mahasiswa tersebut dalam menjawab soal ujian, bagianbagian mana mata kuliah tersebut yang masih harus ia tekuni dan pelajari lebih
mendalam. Dengan cara demikian mahasiswa tersebut bukan sekedar harus
menerima nilai buruk dan tidak puas terhadap si dosen tanpa menyadari dan
mengerti mengapa ia menerima angka buruk.
Kebanyakan dosen lebih condong memilih untuk meredakan konflik dan
bukan menyelesaikan konflik. Memang dalam kedudukannya sebagai dosen ia
lebih mudah memaksakan cara penyelesaian konflik menurut caranya sendiri.
Tetapi ada kalanya kerena perbedaan peran dan status tidak selalu suatu konflik
dapat diselesaikan melalui pendekatan secara non-antarpribadi.
Penyelesaian Konflik melalui Pendekatan Antarpribadi
30
Dalam hal ini untuk menyelesaikan konflik, diperlukan analisi pada
tingkat antarpribadi, bukan non-antarpribadi. Meskipun kita hanya memiliki
sedikit bukti, kita menduga bahwa bila penyelesaian konflik yang sungguhsungguh kita inginkan terjadi, maka komunikasi interpersonal umumnya
diperlukan sebagai perintis atau pendahuluan. Penyelesaian konflik dapat dicapai
melalui berbagai persepsi tentang solusi yang tepat dengan bergantung pada
pengertian dari masing-masing individu yang terlibat kemampuan ini hanya bisa
dilakukan oleh komunikator antarpribadi yang handal.
BAB III
GAMBARAN UMUM BIMBINGAN BELAJAR “PRESTASI”
A. Latar Belakang Prestasi Learning Center
PLC (Prestasi Learning Center) suatu simbol angan-angan yang ingin
mendapatkan suatu pencapaian pendidikan yang ada disekolah. Pada semester
genap tahun ajaran 2010-2011 dibentuklah lembaga bimbingan belajar bernama
Prestasi yang didirikan oleh empat orang, yaitu terdiri direktur utama, dan ketiga
orang yang menjadi direktur, yang pertama corporate sales, akademik SD, SMP
marketing perwilayah, akademik SMA marketing perwilayah, direktur utama
mengkoordinasi semua direktur, Lembaga bimbingan belajar ini lahir 07 april
2012 dibawah PT. Graha Lintas Solusi. Saat ini sudah mencapai 35 cabang yang
bergerak di bidang pendidikan. Perusahaan ini lahir pada tahun 2009. Awalnya,
perusahaan ini bergerak dibidang teknik, tetapi karena kebetulannya termasuk
pendidikan pelatihan, maka berdirilah Prestasi ini,
semua mencangkup
manajemen bimbingan belajar. Diantaranya : keuangan, SDM, marketing, dan
akademik. Sistem Prestasi ini sedang dibangun akan tetapi dalam akuntansinya
sudah lengkap.1
1
Wawancara pribadi dengan Muchroni selaku Direktur Utama Bimbingan Belajar
“Prestasi Learning Center”, di kantor pusat “prestasi Learning Center”, Jakarta, 28 Desember
2012.
31
32
B. Visi dan Misi Bimbingan Belajar “Prestasi” Kalimalang2
VISI
Menjadi lembaga pendidikan dan pelatihan yang terpercaya dan
dibutuhkan oleh masyarakat.
MISI
1. Menyelenggarakan
kegiatan
utama
berupa
bimbingan
belajar,
pelatihan, ketrampilan, seminar, lokakarya dan konsultasi.
2. Membantu meningkatkan kecerdasan siswa dan mutu pendidikan.
3. Menjadi mitra usaha pendidikan yang saling menguntugkan.
Sekilas biografi tentang Direktur utama Prestasi, yaitu Muchroni. Beliau
lahir pada 02 Mei 1956 dengan pendidikan terakhir S1 Teknik Elektro. Beliau
menikah dan mempunyai 3 orang anak. Begitu banyak pengalaman yang
dilakukan semasa muda sampai dengan sekarang, diantaranya: Yayasan Bintang
Solusi Mandiri (Bimbel SD & SMP) yang didirikan pada tahun 2008 dengan
jumlah sampai 46 cabang, PT. Graha Lintas Solusi (Enggineering, Manufacture
Electric Heating Element & Thermoecouple- Sensor Merk, Garmen) tahun 2009,
Pensiunan dari PT. Indosat 2009, Bimbingan Belajar SD, SMP, SMA - Private
(Bimbel PLC) dengan cabang seluruh Indonesia sekitar 20 cabang, Membangun
dan Pengurus Mushola 2010, Organisasi sosial masyarakat anggota asosiasi PUIL,
International Lightening Protection.
2
Wawancara pribadi dengan Ari Ahmad Firdaus selaku Kepala Cabang Bimbingan
Belajar Prestasi, di Bimbingan Belajar Prestasi, Jakarta, 07 Januari 2013.
33
C. Struktur Pendiri Prestasi Learning Center
Direktur Utama
Muchroni
Direktur
Fadian MP
Direktur
Aditia A
Meliputi:Corporate Sales
Direktur
Mahlili
Meliputi: - Akademik
Struktur Organisasi Pengurus
Bimbingan
Marketer
Belajar
Prestasi
Cabang
Kalimalang
Kepala Cabang
(Ari Rahman Firdaus)
Quality Control
Akademik
Miftakhul Jannah
Tutor Tetap
Paradat
Administrasi &
Keuangan
Dana
Tutor Semi
Dheno & Fania
Marketer
Koordinator
Febri
Marketing
Freelance
Tia
Marketing
Freelance
Tuti
34
Sekilas Bimbel Prestasi

Prestasi Learning Center adalah lembaga pendidikan & pelatihan dibawah unit
usaha PT. Graha Lintas Solusi yang bergerak dalam bidang diantaranya;

Bimbingan belajar tingkat SD, SMP, dan SMA-Privat (Bimbel PLC)

Kursus bahasa inggris (English- PLC)

Calistung – PLC

Syariah – PLC
Prestasi
Mind Map
concept
Suplemen
Pre Test
Post Test
Latihan Soal terUpdate
Pemantapan Materi
Metode belajar menggunakan peta
konsep memudahkan siswa dalam
belajar
Daily
Report
Super Intesif
Class
Belajar
inClass &
Konsis
Bisa mengerjakan
PR setiap hari
Rapot perkembangan
siswa setiap
pertemuan
10 orang/
kelas AC &
WiFi
Mind Map Concept
Sebelum memulai pelajaran para tutor biasanya membuat peta konsep atau cara
mudah agar dapat mudah dipahami dalam belajar
35
Suplemen Pre Test dan Post Test
Sehabis mengetahui peta konsep yang dibuat tutor, para tutor memberikan latihan
soal-soal sebelum belajar dimulai atau mengulas kembali pelajaran sebelumnya
agar murid dapat mengingatnya lagi
Daily Report
Laporan rapot setiap harinya, para tutor sehabis mengajar wajib membuat rapot
(perkembangan siswa setiap harinya) untuk dapat dilaporkan kepada pihak
pengurus ataupun orang tua
Belajar In Class dan Konsis (Konsultasi Siswa)
Para murid tidak hanya dapat belajar didalam kelas saja, melainkan dapat belajar
atau mengerjakan PR setiap harinya yang dibuat oleh pengurus yaitu program
konsis (Konsultasi Siswa), apapun pelajarannya bisa dikerjakan di bimbel dan
dapat dikerjakan setiap harinya dengan dibantu oleh para tutor.
D. PENGHARGAAN
Berbagai macam penghargaan yang diraih diantaranya:

Bimbingan Belajar terbaik dan tercepat penyebarannya dari “Community Of
Motivator and Entrepreneur 2012”.

“Education Social Responsibility 2012” dari Komunitas Masyarakat Peduli
Pendidikan Indonesia.

Pemenang pertama dalam ajang perlombaan “Karya Ilmiah 2011” dari
Indonesia Sainspreneur.
36

Penghargaan dari Ikatan Alumni Universitas Negeri Jakarta, Praktisi
Pendidikan sebagai bimbel “Metode Pembelajaran Efektif dan Efisien 20112012.
E. Program
dan
Sarana
Bimbingan
Belajar
“Prestasi”
Kalimalang
“Prestasi” memiliki berbagai fasilitas dan sarana untuk menunjang
kegiatan belajar murid-murid. Bangunan “Prestasi” yang bergaya rumah tua dan
bercat biru. Terdapat satu pager panjang untuk mengakses masuk dan keluarnya
bimbel.3
Pendidik (Tutor)
Memiliki pengalaman, motivasi tinggi dalam mendidik, muslim dan muslimah,
berwawasan luas, lulus seleksi dalam segi tulis, lisan, maupun presentasi didalam
kelas, dan performance islami yaitu tutor wanita memakai pakaian muslim atau
sopan dan tidak ketat dalam berpakaian, sedangkan tutor laki-laki memakai
kemeja rapi dan sopan.
Quality Control
Mengontrol prestasi dan perkembangan kemampuan siswa, mengawasi kegiatan
belajar mengajar dan menjadwalkan seluruh tutor.
Konsis
Pengarahan dan membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan
PR disekolah dan bisa datang kapan pun yang siswa butuhkan.
3
Observasi peneliti ke “Prestasi” pada Jumat, 28 Desember 2012
37
Call To Home
Siswa yang tidak hadir akan ditelepon langsung ke orang tua siswa untuk
konfirmasi ketidakhadirannya pada hari itu, dan memantau perkembangan nilai
siswa disekolah oleh orang tua.
Try Out berkala
Program ini adalah tes uji sejauh mana pengusaan dan pemahaman siswa secara
rutin dan jelas dalam mengerjakan soal-soal yang sesuai dipilih oleh para tutor
selama kegiatan belajar didalam kelas.
Pendalaman
Latihan soal tentang materi yang telah diajarkan sebagai persiapan ujian akhir
semester, UN, UAS, dan Test yang akan dihadapi siswa. Dilakukan dalam privat
maupun kelompok.
Santunan Anak Yatim
Dilaksanakan pada Hari Besar Maulid Nabi diisi dengan kegiatan yang
mengajarkan siswa untuk saling berbagi dengan sesama.
Lokasi
Lokasi yang strategis dan mudah dijangkau, ruangan yang ber-AC, suasana
belajar yang nyaman dan santai.
38
Modul Berkualitas
Setiap siswa dibekali modul dan bahan soal-soal setiap tingkatnya sebagai bahan
pelajaran di “Prestasi” dan dirumahnya
Ruang Kelas
Ruang kelas terdiri 5 kelas masing-masing berukuran berbeda, 4 kelas belajar
dengan bergayaala jepang (lesehan) dan 1 kelas memakai meja yang formal.
Setiap kelas diberi wallpaper tentang tokoh-tokoh yang memberikan motivasi
belajar, kelas yang nyaman dengan full AC.
Dapur
Tempat untuk memasak dan didalamnya terdapat 2 kompor gas, 1 westafel, 1
dispenser, 1 meja panjang dengan banyak peralatan dapur.
Gudang
Ruangan tepat disebelah kanan ruang dapur, terdapat gudang guna menyimpan
peralatan kebersihan, barang-barang yang sudah tidak terpakai.
Kamar Mandi
Kamar mandi terdapat 1 kamar mandi antara kelas atau tepatnya ditengah. Kamar
mandi digunakan oleh seluruh murid, tutor, karyawan dan lain-lain.
BAB IV
ANALISIS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI TUTOR DAN SISWA
A. Pendekatan Komunikasi Antarpribadi Tutor dan Siswa
Subjek penelitian ini adalah empat orang tutor. untuk mengetahui
pendekatan komunikasi antarpribadi tutor dan siswanya saat kegiatan belajar
mengajar di dalam kelas maupun di luar kelas, sebelumnya akan dipaparkan
mengenai data personal keempat tutor tersebut.
Tabel 1
Karakteristik Tutor
Nama
1
Miftakhul
Jannah
2
Paradat Eka
Prasetya
3
Fania
Choirunisa
Tempat,
Tanggal
Lahir
Jenis
Kelamin
Alamat
Pemalang, 07
Januari 1990
Jakarta, 15
Mei 1991
Malang, 01
Februari 1990
4
Dwita
Permata Sari
(deno)
Jakarta, 13
Mei 1994
Perempuan
Pria
Perempuan
Perempuan
Jl. Pangkalan
Jati rt 02/04
no.71 A
Jakarta timur
Jl. Cipinang
Bali no. b3 rt
04/03 Jakarta
Timur
Jl. Dua
Sembilan
rawa domba rt
09/07 no.16
Duren Sawit
Jakarta Timur
Jl. Narada 2
Blok G no.22
rt 10/06
Duren Sawit
Jakarta Timur
Pendidikan
Terakhir
S1 Pendidikan
Matematika,
UHAMKA
Mahasiswa
Pendidikan
Agama Islam,
UNJ
Mengajar di
“Prestasi”
sejak
Mata
Pelajaran
2011
MIPA SD,
SMP, SMA
Bahasa
Inggris
SMA
S1 Sastra
Indonesia,
UNJ
2012
2012
IPA dan
Bahasa
MIPA SD
Sebelumnya membahas Pendekatan Komunikasi Antarpribadi dan dibahas
Pendekatan kultural dan pendekatan sosiologis tutor
39
40
Karakter Tutor secara Kultural
Pertama, Miftakhul Jannah lahir di Pemalang, 07 Januari 1990, miftah
berasal dari keluarga suku Jawa tepatnya Jawa tengah. Miftah adalah anak
pertama dari 4 bersaudara memiliki 3 orang adik, 1 adik perempuan dan 2 adik
laki-laki. Orang tuanya penjual tempe dipasar. Kedua, Paradat lahir di Jakarta, 15
Mei 1991, paradat berasal dari keluarga asli Jakarta. Dia tinggal di cipinang dan
orang asli cipinang. Ketiga, Fania lahir di Malang, 02 Februari 1990, fania berasal
dari keluarga suku Jawa tepatnya Jawa timur. Fania anak ke 2 dari 3 bersaudara,
kakanya seorang laki-laki dan adiknya perempuan. orang tuanya fania sangat
kental dengan bahasa Jawa, ibu bapaknya dalam berbicara atau berbahasa sangat
lembut walaupun tidak memakai bahasa Jawa. Bapaknya fania sudah pensiun dari
pekerjaannya di sebuah perusahaan pertamina, sedangkan ibunya hanya ibu rumah
tangga dan mengajar ngaji anak-anak kecil sekitar rumahnya setiap sore.
Keempat, Dwita Permata (deno) lahir di Jakarta, 13 Mei 1994, deno berasal dari
keluarga suku Jawa tepatnya Yogyakarta. Deno anak ke 2 dari 2 bersaudara, dia
mempunyai kakak laki-laki. Orang tuanya deno berkerja sebagai wiraswasta.
Dari keempat tutor tersebut tiga tutor mempunyai data kultural yang sama
yaitu sama-sama berasal dari suku Jawa, kemudian satu tutor atau lelaki satusatunya berasal dari Jakarta. Walaupun mempunyai suku yang sama tetapi dalam
hal pengajaran tetap berbeda, selain itu antar tutor mempunyai kedekatan
emosional yang baik.
Data Sosiologis tutor
Pertama, Miftakhul Jannah belajar di salah satu Universitas Jakarta, yaitu
UHAMKA. Dia mengambil pendidikan matematika. Miftah duduk dibangku
41
kuliah dari 2008 – 2011, dia lulus pada tahun 2011 awal tepat 3,5 tahun belajar di
UHAMKA. Kedua, Paradat belajar di Universitas Negeri Jakarta (UNJ), dia
mengambil jurusan pendidikan agama islam pada tahun 2009. Dia sekarang ini
dalam proses penyelesaian pendidikannya di UNJ untuk mendapatkan gelar
sarjana. Ketiga, Fania kuliah di Universitas Negeri Jakarta, mengambil jurusan
sastra Indonesia. Fania kuliah sejak 2008 – 2011 dan sekarang sudah menjadi
sarjana sastra Indonesia. Keempat, Dwita permata (deno) sekarang ini sudah lulus
SMA akan tetapi dia mengurungi niatnya untuk kuliah dulu karena ingin bekerja
dulu dan dia mencoba menjadi pengajar (tutor) disini, dan 2013 dia sedang
mencoba SNMPTN.
Kesimpulannya dari masing-masing tutor tersebut memiliki tingkat
pendidikan atau latarbelakang pendidikan yang beragam dan jenjang pendidikan
mereka berbeda. Ada yang masih menjadi mahasiswa selama mengajar, ada yang
sudah menjadi sarjana dan baru ingin masuk perguruan tinggi.
Tabel 2
Karakteristik Siswa
Nama
Teuku Akbar
Nur Syifa
Nadias Tuti
Sabrina
Aulia
Denny
Ichwan
Aditya
Kenny
Galung
Tempat,
Tanggal Lahir
Jakarta, 24
Januari 2000
Bekasi, 25 Juli
2003
Jakarta, 24
Maret 2000
Jakarta,
09 April
2002
Jakarta, 07
Juli 1997
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Perempuan
Laki-laki
Alamat
Jl. Kesadaran 1
rt 07/02
Cipinang
Jakarta Timur
Jl. Cipinang
Bali III rt
005/013 No.17
Jakarta Timur
Panca
Warga IV
cipinang
Jakarta
Timur
LakiLaki
Jalan
Kesadara
n Raya
No. 40
Cipinang
Jakarta
Cipinang
Melayu rt
005/01 No.
30
42
Asal Sekolah
Belajar di
Bimbel sejak
SDN 05
Percontohan
PWI
SDN Cipinang
Muara 18 pagi
SDN 08
2011
Timur
SDN 05
Cipinang
Besar
2011
SMP 214
1. Pendekatan Komunikasi Antarpribadi tutor Paradat dengan siswa Akbar
Pendekatan ini lebih kepada tutor ka paradat, ka paradat seorang
mahasiswa yang tinggal di Jakarta dan mengisi waktu luang dengan mengajar di
bimbel prestasi ini sebagai pengajar tetap. Sudah kurang lebih setahun ka paradat
mengajar di bimbel prestasi dan mengajarkan semua mata pelajaran baik
matematika, bahasa inggris, bahasa Indonesia, serta ipa. Selain itu ka paradat
mengajar siswa SD, SMP, maupun SMA.1
Walaupun ka paradat memegang semua kelas, dia mengenal siswa yang
diajarnya satu persatu, terutama Akbar siswa kelas 5 SD ini. Ka paradat cukup
mengenal Akbar dengan baik karena setiap hari Akbar selalu datang ke bimbel
hanya sekedar untuk main atau mengerjakan tugas sekolah.
Pada waktu itu ka paradat mengajar akbar mengenai materi IPA dan
memotivasi siswa-siswa dikelas dengan menyebutkan salah satu tokoh atau
ilmuwan yaitu Albert Einsten, ka paradat mencontohkan: “siapa yang ingin
menjadi Einsten yang pintar dalam hal fisika atau menghitung?” kemudian para
siswa menjawab: saya ka. Semua siswa tunjuk tangan dan ingin seperti Einsten.2
Cara seperti ini dibuat ka paradat agar dapat memotivasi para siswa agar lebih giat
belajar.
1
2
Observasi 03 Desember 2012 pukul 13.30 wib di bimbel prestasi kalimalang
Observasi Kamis, 03 Januari 2013 pukul 15.00 wib di bimbel prestasi kalimalang
43
Sebelumnya saya sudah pernah mengajar di bimbel ini. Dan cukup
mengenal siswa akbar dan tutor ka paradat. Akbar yang saya ketahui memang
anak yang hiperaktif. Dia sangat sulit diberi tahu atau dinasehati. Saat saya
mengajarkan materi bahasa inggris akbar memang pintar dalam pelajaran bahasa
inggris, akan tetapi terkadang sombong dan suka meremehkan pelajaran dan tidak
mau mendengarkan penjelasan materinya.
Siswa Akbar mempunyai latar belakang keluarga kurang peduli atau cuek.
Dan kebetulan rumah Akbar berhadapan langsung dengan bimbel prestasi.
Keluarganya sangat percaya dan mendukung penuh aktivitas apa saja yang
dilaksanakan oleh pihak bimbel. Ayahnya Akbar sesekali menanyakan bagaimana
perkembangan anaknya kepada pihak bimbel karena Akbar anak yang kurang
dalam belajar maunya main dengan teman-temannya. Ayahnya sangat keras
dalam mendidik Akbar, akan tetapi memang Akbarnya saja yang sulit untuk
diatur. Oleh karena itu, orang tuanya percaya dan mendukung dalam mendidik
dan mengawasi perkembangan Akbar dari segi akhlak dan belajar.3
Dari pengalaman saya dan wawancara ka paradat bahwa akbar sebenarnya
anak yang pintar dan mau dinasehati. Akan tetapi dia melakukan seperti itu
dengan susah dinasehati atau hiperaktif karena dia butuh perhatian dari orangorang sekitar. Dia seperti itu karena dirumah keluarganya adalah tipe keluarga
yang cuek. Walaupun bapaknya sesekali datang ke bimbel untuk mengontrol tidak
menutup kemungkinan akbar jadi anak yg penurut. Keluarganya begitu sibuk dan
memberikan sepenuhnya kepercayaan kepada pihak bimbel untuk memantaunya.4
3
4
Observasi 03 Desember 2012 pukul 13.00 wib bimbel prestasi kalimalang
Observasi 03 Desember 2012 pukul 13.00 wib di bimbel prestasi kalimalang
44
Sebenarnya Akbar anak yang baik dan termasuk anak yang pintar. Akan
tetapi sulit untuk dinasehati. Terlalu banyak masalah yang dilakukan oleh Akbar
selama ia belajar di bimbel. Terkadang Akbar sering menyepelekan pelajaran dan
menganggap mudah pelajaran. Akbar di dalam kelas termasuk anak yang aktif
bertanya, tetapi pertanyaannya sangat tidak sesuai dengan materi yang diajarkan
tutor. Akbar suka sekali mengganggu teman-temannya di dalam kelas, makanya
sering sekali Akbar dikeluarkan dari kelas oleh tutor karena mengganggu proses
belajar dan teman-teman menjadi tidak fokus belajar. Akbar anak yang jahil dan
harus sering ditegur oleh tutor. Apabila temannya sedang mengerjakan soal
terkadang Akbar mengganggunya dan mengajaknya ngobrol.
2. Pendekatan Komunikasi Antarpribadi tutor Deno dengan siswi Syifa
Syifa dari keluarga yang begitu perhatian terhadap pendidikan, kedua
orang tuanya sangat mensuport setiap hal yang dilakukan untuk menjadi anak
yang pintar dan cerdas. Syifa belajar di bimbel setiap hari rabu dan sabtu pukul
16.30-18.00 wib. Syifa dikelas cenderung anak yang pendiam dan penurut. Syifa
cukup cerdas dan cepat tanggap dalam menerima materi-materi yang disampaikan
oleh tutor. Selain itu, Syifa juga memiliki rasa ingin tahu yang begitu besar.
Hampir setiap hari Syifa datang ke bimbel untuk konsis atau sekedar menanyakan
tugas dan pelajaran di sekolah yang ia tidak mengerti untuk meminta bantuan
kepada tutor.
Pendekatan ini lebih kepada tutor ka deno dengan siswanya syifa. Ka deno
salah satu tutor freelance yang mengisi waktu luang dengan mengajar sambil
mengasah otaknya mengikuti tes untuk melanjutkan tingkat perguruan tinggi. Ka
deno seharusnya sudah kuliah tahun lalu
yaitu 2012 akan tetapi dia
45
mengurungkan niatnya untuk kuliah tahun lalu karena ingin mencoba mengajar
sambil belajar.5
Walaupun ka deno hanya sebagai tutor freelance di bimbel, ka deno cukup
mengenal syifa sebagai siswa yang rajin dan pintar. Memang syifa anak yang
pendiam dan penurut tapi dia pintar dan rajin belajar. Syifa tidak hanya satu
minggu dua kali saja datang ke bimbel melainkan dia datang setiap hari untuk
membawa tugas sekolahnya dan meminta bantuan untuk diajari oleh tutor-tutor di
bimbel.
3. Pendekatan Komunikasi Antarpribadi tutor yang bernama Fania dengan
siswanya Ichwan
Tutor ka Fania adalah seorang mahasiswi jurusan sastra bahasa Indonesia
di Universitas Negeri Jakarta 2008, pada saat masih mengajar di bimbel ka fania
masih duduk dibangku kuliah sampai sekarang sudah menjadi sarjana. Saat itu dia
ingin mengajar karena untuk mengisi kekosongan sehabis kuliah, mencari
tambahan uang kuliah dan berbagi ilmu dengan siswa-siswi di bimbel prestasi.6
Ka fania sebagai tutor freelance disana tapi cukup mengenal ichwan sebagai siswa
yang pintar dikelas dan suka ramai dikelas walaupun terkadang temannya suka
tidak mau bercanda dengannya karena keanehan ichwan yang suka berbicara
dengan tidak melihat lawan bicaranya sambil berteriak.
Pengalaman saya mengajar ichwan pertama kali saat itu diruang kelas
ichwan duduk dipojokkan kelas sambil menundukkan kepala.7 Saat itu saya
langsung menyapanya dan dia sama sekali tidak menjawab sapaan saya lalu saya
5
Wawancara 08 Desember 2012 pukul 17.00 wib di bimbel prestasi kalimalang
Wawancara 15 Desember 2012 pukul: 17.00 wib di bimbel prestasi kalimalang
7
Pengalaman mengajar 24 September 20112 pukul 14.45 wib di kelas B bimbel prestasi
kalimalang
6
46
memghampirinya karena siswa yang lain belum datang, dan sambil menunggu
yang lain ichwan saya ajak bicara dan bertanya-tanya seputar pelajaran
disekolahnya. Saya: ichwan bagaimana pelajaran disekolah? Kemudian ichwan
menjawab: baik (sambil berteriak dan menolehkan kepalanya kesebelah kiri).
Awalnya saya bingung dan sedikit berpikir aneh dengan sifat yang seperti itu.
Kemudian saya keluar dan menanyakan kepada tutor yang sudah cukup lama
disana yaitu ka Miftah, dan ka Miftah memberitahukan bahwa memang ichwan
seperti itu karena dia mempunyai kekurangan seperti anak autis. Akan tetapi,
kekurangan ichwan jangan terlalu dikhawatirkan dan rasa keinginan belajarnya
cukup besar ujar ka Miftah.
Ichwan ialah siswa yang duduk di bangku kelas empat, masuk di kelas
shift empat yaitu pada pukul 14.45 – 16.15 wib dengan jumlah siswa lima orang
dengan pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia. pada saat itu kak Fania sedang
membahas materi pantun dengan sedikit menjelaskan apa itu pantun, bagaimana
cara membuat pantun. Setelah dijelaskan masalah pantun, kak Fania menyuruh
para siswa untuk membuat pantun dibukunya masing-masing, dari lima orang
siswa termasuk Ichwan, hanya ia yang tidak mengerti atau tidak sesuai syarat
materi pembahasan mengenai pantun yang diajarkan kak Fania.
Akhirnya Ichwan diberikan kesempatan kedua untuk membuatnya
kembali, dan Ichwan masih saja seperti itu dengan pantun yang dibuatnya masih
salah. Sebenarnya Ichwan siswa yang rajin dan pintar akan tetapi perlu ada
bimbingan khusus agar Ichwan mengerti, karena ia sangat berbeda dengan siswa
lainnya. Ichwan kurang begitu suka diajarkan dengan tutor yang lain kecuali tutor
yang bernama ka Reza, dia sangat begitu suka diajarkan ka Reza dibandingkan
47
dengan tutor lainnya. Ichwan apabila diajarkan tidak mau berdekatan karena sifat
dari anak autis yang tidak mau berdeketan atau disentuh dengan orang lain.
Walaupun Ichwan sangat kurang dalam menangkap pelajaran seperti anak-anak
yang lain tapi kemauan belajarnya yang cukup besar sehingga tutor semangat
untuk mengajarinya dan berusaha agar ichwan menjadi anak yang pintar dan cepat
menangkap belajaran seperti anak-anak yang lain.
4. Pendekatan Komunikasi Antarpribadi tutor deno tehadap siswi Sabrina
Pendekatan Sabrina dengan tutor ka Deno cukup dekat dikarenakan
Sabrina adalah siswi yang suka mencari perhatian dengan orang lain terutama
oleh para tutor-tutor. Sabrina anak yang sangat dimanja dan sulit untuk diberi tahu
karena kedua orang tua yang sibuk dan menyerahkan sepenuhnya dengan pihak
bimbel prestasi untuk menjaga dan mengawasinya dalam segi pelajaran. Akan
tetapi, Sabrina terkadang menyepelekan para tutor dan sulit diberi tahu. Sabrina
setiap hari datang ke bimbel untuk konsis dan minta bantuan mengerjakan PR
oleh tutor-tutor yang ada, sering kali Sabrina tidak fokus dalam konsis karena
konsis ruangannya didepan dengan ramai orang atau teman-teman sebaya jadi
Sabrina suka menjadi tidak fokus dan selalu ingin cepat-cepat selesai. Dan tutor
yang mengajari atau mengawasinya kemudian menegaskan akan lekas
mengerjakan tugasnya dan tidak bercanda. Sabrina cukup dekat dengan banyak
tutor. Pendekatan secara personalnya Sabrina dengan para tutor diakui bagus
karena hampir setiap hari Sabrina datang ke bimbel prestasi. Tapi sayangnya
Sabrina sulit dikendalikan jika dia sedang tidak fokus untuk belajar di dalam
maupun di luar ruangan, dia siswi yang dapat membuat siswa
48
5. Pendekatan Komunikasi Antarpribadi tutor Miftakhul Jannah dengan
siswa Kenny
Kenny mempunyai latar belakang keluarga yang melihat detail setiap
perkembangan
anaknya,
karena
Kenny
mempunyai
kelebihan
khusus
dibandingkan anak-anak lainnya. Kenny tampak aneh sendiri jika di dalam kelas.
Dia cenderung tidak bisa didekati oleh tutor. Akan tetapi Kenny anak yang suka
bercanda di dalam kelas dengan temannya.
Berdasarkan hasil pengamatan penulis, ketika tutor menjelaskan terkadang
Kenny suka berbicara sendiri, seakan sedang berbicara dengan orang lain. Padahal
dia berjauhan duduk dengan temannya. Kenny anak yang cukup pintar di kelas,
dia duduk dibangku kelas dua SMP. Kenny tidak suka pelajaran atau pembahasan
Bahasa Inggris karena menurut dia Bahasa Inggris materi yang sulit untuk
dipahami. Kenny termasuk anak yang rajin juga dalam konsis untuk menanyakan
tugas-tugas disekolahnya kepada tutor-tutor yang ada.
B. Strategi Kendali Komunikasi Antarpribadi
1. Strategi tutor Paradat terhadap siswa Akbar menggunakan strategi pedang
tergantung dan strategi katalisator di sini karena dari banyaknya strategi yang
ada siswa Akbar cenderung masuk kedalam dua strategi ini. Dari strategi
pedang tergantung sendiri, contohnya seperti memberikan ancaman,
sedangkan strategi katalisator seperti memberikan nasihat-nasihat. Tutor
Paradat adalah tutor yang cukup tegas dalam mendidik siswa-siswi di Prestasi,
akan tetapi siswanya terkadang menyepelekan kak Paradat dalam proses
belajar. Dalam proses belajar terkadang kak Paradat memberikan ancaman-
49
ancaman yang membuat takut siswa agar siswa mau belajar. Kemudian siswa
yang jarang masuk dan suka main-main di dalam kelas diberi nasihat oleh kak
Paradat. Karena ketegasannya kak Paradat dalam menanggapi siswa terutama
Akbar yang anaknya jail, usil, kadang melawan, dalam bicara suka kasar, dan
kak Paradat memberikan nasihat-nasihat dan ancaman agar Akbar nurut.
Padahal Akbar anak yang aktif dikelas, akan tetapi aktifnya bertanya hal-hal
yang tidak sesuai dengan yang diajarkan. Akbar anak yang pintar tapi karena
sering keluar malesnya cenderung susah diatur. Dan kak Paradat sebagai tutor
harus bisa membuat Akbar semangat lagi dikelasnya agar mau belajar.
2. Strategi tutor Deno terhadap siswa Syifa menggunakan strategi wortel
berayun karena strategi ini cocok untuk Syifa karena dia sering diberikan
hadiah atau pujian yang diberikan tutor. Tutor kak Deno adalah tutor yang
bisa memahami siswa. Deno tutor yang mudah dan enak diajak berdiskusi
dalam hal pengajaran maupun hal lainnya. Siswa Syifa adalah anak yang
pendiam dan penurut, sangat mudah sekali mengajarkan Syifa dan yang
diajarkan oleh kak Deno pun masuk dan mudah dipahami oleh Syifa. Syifa itu
wajib dikasih pujian, hadiah. Kadang kita sebagai tutor memberikan hadiah
berupa barang walaupun tidak seberapa agar dapat menumbuhkan rasa
semangat dan lebih giat belajar lagi. Syifa anak yang cerdas dan pendiam
3. Strategi tutor Deno terhadap siswa Sabrina menggunakan strategi wortel
berayun dan strategi katalisator. Karena Sabrina anaknya tidak jauh sifatnya
seperti Akbar tadi, yang tidak bisa diam, berisik di dalam kelas, suka
mengganggu temannya. Orang tuanya pun memberikan kebebasan terhadap
Sabrina, misalkan minta apa saja diberikan sama orang tuanya, tidak berpikir
50
sendiri dalam belajar, cenderung malas berpikir dan maunya tanya-tanya terus
sama tutor, Sabrina itu sebenarnya apabila dapat pujian itu sangat senang tapi
perlu diberikan nasihat dalam pujian itu agar lebih semangat lagi dalam
belajarnya
4. Strategi tutor Mey terhadap siswa Ichwan menggunakan strategi wortel
berayun. Mey adalah tutor freelance di prestasi, akan tetapi kak Mey cukup
bisa cepat memahami keadaan siswa di prestasi. Kak Mey tutor yang cukup
mengasikkan dalam hal mengajar, terkadang kak Mey sering membuat
permainan selang waktu belajar, kak Mey cukup nyaman dalam mengajar dan
sangat menguasai materi yang diajarkan. Kak Mey menangani Ichwan yang
mempunyai kelebihan khusus, Ichwan anak yang pendiam. Ketika Ichwan
tidak suka sama tutor tersebut dia benar-benar tidak suka dan tidak mau
mengikuti apa yang diinginkan tutor, kadang dia maunya sama tutor yang dia
suka misalnya kak Reza, Ichwan ini harusnya diberikan pujian agar bisa dekat
dengan tutor yang mengajarkan
5. Strategi tutor Miftakhul Jannah terhadap siswa Kenny menggunakan
strategi wortel berayun dan strategi katalisator. Karena strategi ini dapat
memberikan pujian-pujian atau berupa hadiah dari pujian tersebut beberapa
nasihat untuk Kenny. Tutor Miftah ini biasanya memberikan pujian dilihat
dari nilainya bagus atau tidaknya dari mengerjakan soal-soal yang diberikan.
Kenny mempunyai kelebihan khusus.
51
Tabel 3
Strategi Komunikasi Antarpribadi
No
1.
Strategi Komunikasi Antarpribadi
Strategi Wortel Berayun
Kalimat
Yang dapet nilai 10, kakak kasih
hadiah buku, pulpen, pensil, dll.
2.
Strategi Pedang Tergantung
Yang berisik di dalam kelas
pointnya dikurangin dan tidak
boleh masuk kelas.
3.
Strategi Katalisator
Anak nakal tidak disukai teman,
dan ngomong yang jelek ga
disukai temen, jadi tidak boleh
nakal, ngomong jelek dan tidak
boleh main terus biar jadi anak
yang pintar dan dapat nilai
bagus.
4.
Fisik
Dengan
menjewer
atau
memelototi dari kejauhan
Kesimpulan dari tabel diatas terdapat 5 strategi komunikasi antarpribadi,
akan tetapi strategi yang ada dalam penelitian ini hanya terdapat 3 strategi yaitu
strategi wortel berayun, strategi pedang tergantung, strategi katalisator. Dalam
penelitian ini baik pengajaran di luar maupun di dalam kelas para tutor
menggunakan strategi-strategi tersebut yang berisi ancaman, pujian, hadiah, serta
nasihat yang diberikan kepada siswa-siswa di bimbingan belajar Prestasi.
52
C. Pola Pengendalian Komunikasi Antarpribadi Tutor terhadap Siswa
Dalam pembahasan ini mengenai pola pengendalian komunikasi
antarpribadi tutor terhadap siswa dengan menggunakan pengendalian konflik
dengan power dan penyelesaian konflik.
Pertama, Tutor Paradat terhadap siswa Akbar melalui penyelesaian
konflik dengan pendekatan komunikasi antarpribadi. Disini pengendalian
konflik yang dilakukan karena dalam masalah ini semua masalah tidak bisa
ditunda dan harus diselesaikan waktu itu juga. Akbar cenderung anak yang
tidak bisa menyelesaikan tugasnya dengan begitu cepat. Makanya terjadilah
penyelesaian konflik yang dilakukan dengan memantau setiap perkembangan
pelajaran dari di sekolah dan di bimbel. Kedua, Tutor Deno terhadap Syifa
melalui penyelesaian compliance dengan pendekatan komunikasi antarpribadi.
Pengendalian compliance ini yang diperoleh dengan yang diinginkan samasama diharapkan. Syifa anaknya pendiam, penurut, apapun yang misalkan
Syifa tidak mengerti atau tidak mengerjakan tugasnya diberikan toleran oleh
tutor, karena Syifa anak yang pintar dan penurut. Apabila diberi penjelasan
tentang materi yang disampaikan oleh tutor Syifa bertanya dan dapat
mengerjakan dengan baik. Maka terjadilah pengendalian compliance. Ketiga,
Tutor Deno terhadap Sabrina melalui penyelesaian konflik dengan pendekatan
komunikasi antarpribadi. Dapat dikatakan konflik karena Sabrina anak yang
sulit untuk diatur dan selalu bergantung dengan tutor maupun temannya.
Makanya tidak bisa diselesaikan dengan compliance. Dan Sabrina suka
menyepelekan tugas sendiri, suka menunda-nunda tugas disekolah. Keempat,
53
Tutor Mey terhadap ichwan melalui penyelesaian konflik dengan pendekatan
komunikasi antarpribadi. Karena Ichwan anak yang mempunyai kebutuhan
khusus atau autis, jadi perlu ada bimbingan perlahan sampai selesai dijelaskan
atau mengerjakan tugasnya. Akan tetapi Ichwan cenderung anak pendiam di
dalam kelas jika tidak ada temannya, apabila ada temannya di dalam kelas
Ichwan cenderung ramai mulutnya dan suka bercanda. Ichwan anak yang
sensitif terhadap sentuhan, dia sama sekali tidak mau disentuh atau didekati
oleh tutor yang dia tidak suka. Hanya kak Reza yang disuka dalam mengajar
dan mau didekati, disentuh. Kelima, Tutor Miftah terhadap Kenny melalui
penyelesaian compliance dengan pendekatan komunikasi antarpribadi. Karena
Kenny ini termasuk anak yang mudah, walaupun Kenny mempunyai
kelebihan khusus. Kenny adalah anak yang pandai bergaul di dalam kelas,
walaupun teman-temannya bilang Kenny aneh terkadang suka berbicara dan
berbuat ulah sendiri.
54
Tabel 4
Pola Pengendalian
No
1.
Nama Siswa
Non KAP
KAP
( Pengendalian Konflik )
( Penyelesaian Konflik)
 Dengan memantaunya
Akbar
setiap nilai-nilai pelajaran
baik disekolah maupun di
bimbel.
 Memberikan teguran dan
ancaman kepadanya.
2.
Syifa
 Sesuai harapan yang
diinginkan tutor
 Syifa penurut dan mau
mendengarkan
penjelasan dari tutor
3.
Ichwan
 Perlu melakukan bimbingan
dan pendekatan khusus
kepada ichwan
4.
Sabrina
 Memberikan nasihat-nasihat
kepadanya
 Memberikan pujian agar
merasakan diperhatikan
lebih dibanding siswa yang
lain.
55
5.
Kenny
 Walaupun yang
diinginkan dengan hasil
tercapai, akan tetapi
perlu bimbingan dan
perhatian lebih
untuknya.
Kesimpulan dari tabel ini banyak melakukan pola pengendalian
menggunakan penyelesaian atau pengendalian konflik. Dari 5 siswa yang ada 3
siswa yang mendapatkan pola pengendalian dengan melakukan pengendalian
konflik karena memerlukan adanya kompromi atau negosiasi dari pihak tutor
terhadap siswanya. Sedangkan 2 siswa yang menggunkan pola pengendalian
dengan melakukan penyelesaian konflik sama sekali tidak mendapatkan kendala
karena yang diinginkan tutor untuk siswa dengan yang diperoleh tercapai.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan Komunikasi Antarpribadi dilakukan oleh tutor
terhadap siswa pada saat mengajar di dalam kelas maupun di luar kelas.
Komunikasi antarpribadi yang dilakukan menggunakan pendekatan formal
dan non formal. Pesan yang disampaikan berupa nasehat, pujian, hadiah,
teguran, saran dan ancaman yang dilakukan bertujuan meningkatkan
semangat belajar para siswa di bimbingan belajar prestasi. Pendekatan
setiap siswa dengan tutor melakukan pendekatan secara kultural,
sosiologis, dan psikologis secara mendalam dengan pengalaman,
wawancara secara mendalam. Kemudian tidak hanya melalui pendekatan
tiap tutor dan siswanya saja, para tutor juga menggunakan strategi-strategi
komunikasi dalam mengajar di dalam kelas dan melakukan pengendalian
atau mencari solusi untuk meningkatkan belajar siswa.
Waktu dan tempat berlangsungnya komunikasi antarpribadi
tersebut dilakukan pada saat-saat yang cocok dan tepat. tutor melakukan
pendekatan dengan siswa di ruang kelas atau di tempat konsis. Dan tutor
melakukan pendekatan dengan siswa di luar setelah jam belajar selesai
atau hanya sekedar berbincang-bincang ringan dan sedikit bertanya
tentang keluarga atau aktivitas siswa di luar seperti sekolah.
Dalam memberlakukan siswa pada komunikasi, pihak tutor tidak
membedakan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Komunikasi
56
57
antarpribadi ini dianggap cukup efektif diterapkan pada lembaga
bimbingan belajar karena bisa membangun rasa percaya diri dan banyak
termotivasi semangat belajar.
B. Saran
Menyangkut komunikasi antarpribadi pada lembaga bimbingan
belajar Prestasi, beberapa hal yang dirasa perlu dilakukan, seperti:
1. Diberikannya wadah khusus untuk para siswa yang mempunyai
masalah belajar
2. Semakin dikhususkan pendekatan antarpribadi tutor dan siswa untuk
dapat mengetahui sifat dan perilaku setiap siswa.
3. Lebih mendekatkan diri antara pihak bimbingan belajar terhadap siswa
ataupun keluarganya untuk memperkuat silaturahmi dan kepercayaan
orang tua kepada pihak bimbingan belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim Mahmud, Ali, Dakwah Fardiyah, Metode Membentuk Pribadi Muslim, Jakarta:
Gema Insani Press, 1995
Arbi, Armawati, Dakwah dan Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2003
Arifin, Anwar, Ilmu Komunikasi; Sebuah Pengantar Ringkas, Jakarta: PT.Raja Grafindo,
2006.
Birowo, Antonius, Metode Penelitian Komunikasi, Yogyakarta: Gintanyali, 2004.
Budyatna, M dan Nina Mutmainah, Komunikasi Antarpribadi, Jakarta: Universitas Terbuka,
1994
Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kualitatif: Aktualisasi Metodologis kea rah Ragam
Varian Kontemporer, Jakarta: PT. Raja Granfindo Persada, 2007.
Efendi, Onong uchajana, Spektrum Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000.
------------------------------, Dinamika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Hardjana, Agus M, Komunikasi Interpersonal dan Intrapersonal.
Kasiram, Mohammad, Metodologi Peneliti Kualitatif-Kauantatif, Yogyakarta: UIN Maliki
Press, 2010
Kountur, Ronny, Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, Jakarta: CV. Teruna
Grafica, 2005.
Kriyantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: 2007
Muhammad, Ami, Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara, 1995
Moloeng J, Lexy, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdakarya
Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2002
Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2005.
Singarimbun, Masri, dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES, 1995.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2010.
Praktikto, Riyono, Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Karya, 1987
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta dan UIN Press, 2007
Susanto, Astrid S, Komunikasi dalam Teori dan Praktek, Bandung: Bandar Maju, 1992
Usman, Husaini, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1996
Widjaja, AW, Komunikasi, Jakarta: Bina Aksara, 1986.
Referensi lain
http://www.lusa.web.id / Komunikasi-antar-pribadi-interpersonal-communication/ 13 november
2012
Dikutip dari makalah Dra.mundari, “Matrikulasi Psikologi Industri Organisasi”, Universitas
Mercu Buana: Yogyakarta, 2010.
.
Download