Manusia, Prilaku, dan Norma-Norma Dosen : Rudy Wawolumaja Disiapkan : Ferly David, M.Si. Siapa Manusia? Apakah Seperti Ini ??? ciri khas manusia? •Mahluk berakal •Mahluk berbudi • Mahluk berperasaan Mahluk apa lagi? • Mahluk yang bertanya pertanyaan mendasar pada manusia Pertanyaan pertama: Apa? Pertanyaan: apa, dijawab dengan: Memberi Nama Ini namanya Kakak Itu namanya banjir Ini namanya Ayah Itu namanya motor Pertanyaan kedua: Mengapa? Pertanyaan: mengapa, dijawab dengan: Memberi Penjelasan Penjelasan Agama atau Penjelasan IP Pertanyaan ketiga: Bagaimana? Pertanyaan: bagaimana, dijawab dengan: Membuat Keputusan Dalam mengambil keputusan, manusia memerlukan pedoman, yaitu norma. • Norma berasal dari kata Latin “Norma” yang artinya alat tukang kayu untuk mengukur sudut. (Dalam bahasa Indonesia: Siku-siku) Norma adalah “ukuran tindakan” Tindakan baik Tindakan buruk Apakah tindakan itu benar atau salah? Apakah tindakan itu mulia atau hina? Norma: Khusus: Umum: Berlaku dalam Situasi tertentu Berlaku dalam Segala situasi Contoh Norma Khusus: Tata Tertib Sekolah Contoh Norma Khusus: Aturan Permainan Bola 1. ETIKET Aturan Tindakan untuk Sopan Santun Norma umum 2. HUKUM Aturan Tindakan untuk Ketertiban Umum 3. MORAL Aturan Tindakan untuk Kebaikan Manusia Contoh Etiket: Sopan Santun saat menyapa: Contoh Etiket: Sopan Santun saat makan: Contoh Hukum: Hukum Perdata Contoh Hukum: Hukum Dagang Contoh Moral: Ajaran agama: menghargai sesama Contoh Moral: Ajaran agama untuk berbagi Perbedaan Norma Khusus Vs Norma Umum • Pak Imam adalah seorang dosen yang buruk, karena dalam mengajar selalu dengan cara membaca teks sehingga membuat mahasiswanya mengantuk. • Tetapi ia orang yang sopan karena memakai baju yang rapih dan selalu menyapa orang dengan ramah. Selain itu ia jujur dan dapat dipercaya. Ia selalu bersikap adil. • Secara khusus, sebagai dosen, pak Imam itu buruk. Tetapi secara umum ia orang yang sopan dan baik hati. Hubungan: Etiket dan Hukum • Etiket dan hukum sama sekali tidak mempunyai hubungan. • Kalaupun ada, bisa disebut etiket sebagai hukum nonformal yang sangat longgar. Perbedaan: Etiket Vs Hukum • Berdasarkan kesepakatan yang longgar, mis: tata cara makan • Diundangkan secara formal dan tegas, misalnya hukum Negara RI Etiket Vs Hukum • Tidak memiliki sangsi, paling-paling dianggap tidak sopan • Tuntutan sangsinya jelas: Melanggar hukum bisa dipenjara. Hubungan Etiket dan Moral • Sama-sama menyangkut prilaku dari manusia. Hewan tidak memerlukan etiket, apalagi moral. • Sama-sama mengatur tindakan manusia secara normatif, dengan ukurannya sendiri-sendiri. Perbedaan: Etiket Vs Moral • Hanya menilai cara bertindak, misalnya memberi harus dengan tangan kanan. • Menilai substansi tindakan, memberi itu adalah kebaikan. Etiket Vs Moral • Hanya berlaku dalam pergaulan (ketika ada orang lain). Misalnya soal duduk, tidak sopan sambil angkat kaki. • Berlaku sepanjang hidup (ada atau tidak ada orang lain), misalnya soal kejujuran Etiket Vs Moral • Sangat relatif, tergantung budaya, misalnya bersendawa saat makan. • Lebih bersifat universal, misalnya soal menolong, semua bilang baik. Etiket Vs Moral • Menilai segi lahiriah dari manusia. Yang terlihat diluar, bukan yang ada dalam hati. • Menyangkut manusia dari dalamnya. Yang penting itu motivasi hati. Hubungan Hukum dan Moral • Hukum dan moral tidak selalu sama. Apa yang dinilai hukum itu benar, belum tentu secara moral benar. Contoh: hukum politik apartheid. • Hukum membutuhkan moral. Kualitas hukum ditentukan oleh moralnya. Tanpa dukungan moral, hukum bisa menjadi legalisasi penindasan. Contoh: hukum yang bias jender (UU perkawinan). • Sebaliknya moral membutuhkan hukum. Moral hanya akan ada di awang-awang jika tidak dibuat hukumnya. Tanpa dukungan hukum, moral tidak berfungsi. Contoh: Masalah Perlindungan Konsumen. Perbedaan: Hukum Vs Moral • Tertutup (sudah baku), hanya bisa ditafsirkan. Misalnya, memberi itu tidak dilarang hukum. • Terbuka untuk diperbincangkan / diperdebatkan. Misalnya, soal baik atau buruknya memberi kepada pengamen. Hukum Vs Moral • Bersifat legal-formal. Tidak tergantung manusia, tetapi sepenuhnya tergantung pada rumusan formal. • Bersifat Subyektif. Tergantung pada penilaian orang. Misalnya apakah pacaran itu ada batasnya? Hukum Vs Moral • Mengukur tindakannya “an sich” • Menilai juga motivasi dibalik tindakan Perbedaan: Hukum Vs Moral • Bisa dipaksakan dengan • Tidak bisa dipaksakan, sanksi hukuman. sanksinya hanya nurani. Misalnya, yang tidak mau Misalnya, orang yang tidak bayar pajak, diancam mau menolong saat yang bisa dipenjara lain susah. Perbedaan: Hukum Vs Moral • Dasarnya kesepakatan masyarakat tertentu • Dasarnya nilai-nilai kemanusiaan universal