I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem saraf merupakan serangkaian organ kompleks yang terdiri dari organ saraf yang saling terkait. Sistem saraf berperan dalam mengontrol dan mengatur kemampuan iritabilitas, sensitivitas, konduktivitas, dan kemampuan mentransmisikan respons dari suatu stimulus. Upaya pengontrolan dan pengaturan tersebut melibatkan sistem saraf perifer dan sistem saraf pusat (SSP). Sistem saraf perifer terdiri dari saraf sensorik dan saraf motorik yang bekerja secara sadar (saraf somatis) maupun yang bekerja secara tidak sadar (saraf otonom), sedangkan SSP terdiri dari otak dan medulla spinalis (Sloane, 2003). Medulla spinalis atau spinal cord berperan penting mengendalikan aktivitas yang berhubungan dengan saraf. Secara lebih spesifik, medulla spinalis berperan dalam mengendalikan berbagai aktivitas refleks di dalam tubuh dan proses transmisi impuls dari dan ke otak melalui saraf sensorik dan motorik (Sloane, 2003). Vertebrata yang memiliki ekstremitas menunjukkan perbedaan struktur histologis medulla spinalis pada masing-masing regio vertebra. Salah satunya dapat dilihat dari ukuran cornu ventral pada medulla spinalis serviks yang berukuran lebih besar dibandingkan ukuran cornu ventral pada medulla spinalis thoraks. Selain itu, medulla spinalis cervical dan lumbal diketahui mengalami pembesaran ukuran yang berfungsi untuk menginervasi lengan dan tungkai (ekstremitas). Hal inilah yang menyebabkan aktivitas refleks pada ekstremitas lebih tinggi dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain (Kent and Miller, 1987). Penelitian mengenai struktur histologis medulla spinalis pada Vertebrata yang memiliki ekstremitas, seperti kucing dan tikus sudah pernah dilakukan (Kent and Miller, 1987), akan tetapi penelitian mengenai struktur histologis ular belum dikembangkan, padahal subordo Serpentes atau bangsa ular merupakan hewan khas yang tidak memiliki ekstremitas. Ular memiliki penamaan regio vertebra yang berbeda dengan Vertebrata yang memiliki ekstremitas. Vertebra ular dikelompokkan menjadi vertebra atlas, vertebra axis, vertebra precaudal, vertebra lumbal, dan vertebra caudal (Boulenger, 2000). Ular juga diketahui memiliki berbagai macam tipe habitat, yaitu arboreal, terestrial, fossorial, semi akuatik, dan akuatik. Masing-masing tipe habitat tersebut memiliki karakteristik lingkungan yang berbeda, sehingga ular akan teradaptasi secara alami pada habitat tersebut. 1 Sebagian besar ular terestrial biasanya memiliki tipe pergerakan/ lokomosi yang lebih bebas dan fleksibel, sedangkan ular arboreal yang hidup di pepohonan memiliki keseimbangan dan fast response yang lebih tinggi dibandingkan dengan ular yang hidup pada tipe habitat yang lain (Gasc, 1981; McKay, 2006). Penelitian mengenai struktur histologis medulla spinalis ular yang belum banyak dilakukan dan perbedaan tipe habitat pada ular pucuk (Ahaetulla prasina Boie, 1827) dan ular jali (Ptyas mucosa Linnaeus, 1758) mendukung alasan dilakukannya penelitian ini. B. Rumusan Masalah Medulla spinalis secara spesifik berperan dalam mengendalikan aktivitas refleks. Ular merupakan hewan kosmopolitan yang dapat ditemukan pada berbagai macam tipe habitat. Perbedaan tipe habitat tersebut mendukung adanya perbedaan adaptasi pada masing-masing spesies (Kent and Miller, 1987; Sloane, 2003). Akan tetapi, penelitian mengenai struktur histologis medulla spinalis ular yang merupakan hewan khas tanpa ekstremitas ini belum banyak dikembangkan. Berdasarkan permasalahan tersebut timbul suatu pertanyaan penelitian: 1. Adakah perbedaan struktur histologis medulla spinalis ular pucuk (Ahaetulla prasina Boie, 1827) dan ular jali (Ptyas mucosa Linnaeus, 1758)? 2. Apakah struktur histologis medulla spinalis berkaitan dengan adaptasi ular pucuk dan ular jali pada tipe habitat yang berbeda? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari struktur histologis medulla spinalis ular pucuk (Ahaetulla prasina Boie, 1827) dan ular jali (Ptyas mucosa Linnaeus, 1758) serta mempelajari kaitan struktur histologis medulla spinalis dengan adaptasi kedua ular tersebut pada tipe habitat yang berbeda. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini bersifat eksploratif dan menghasilkan data deskriptif mengenai struktur histologis medulla spinalis ular pucuk (Ahaetulla prasina Boie, 1827) dan ular jali (Ptyas mucosa Linnaeus, 1758). Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi ilmiah mengenai struktur histologis medulla spinalis ular, sehingga bermanfaat untuk menambah dan melengkapi khasanah 2 ilmu. Selain itu, hasil yang diperoleh dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian lain yang berkaitan dengan penelitian ini dan dapat digunakan sebagai suatu karakter pembeda yang bermanfaat dalam identifikasi. Penelitian ini juga bermanfaat bagi masyarakat umum sebagai sumber informasi mengenai struktur histologis medulla spinalis dapat digunakan untuk memaparkan pergerakan dan perilaku ular berdasarkan aktivitas refleks serta dapat digunakan untuk menjelaskan cara handling ular yang tepat. 3