Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 18 - 30 ISSN: 2460-0768 ANALISIS KUALITAS PERANGKAT PEMBELAJARAN BERWAWASAN ETIKA LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP SISWA SMP NEGERI 1 KOTA BIMA DAN SISWA SMP NEGERI 1 MONTA TAHUN 2014 Syafruddin1, H. Soegiyanto2, Moh. Gamal Rindarjono2 Email : [email protected] ABSTRAK Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui kualitas perangkat pembelajaran berwawasan etika lingkungan di SMP Negeri 1 Kota Bima dan SMP Negeri 1 Monta. (2) Untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran berwawasan etika lingkungan pada siswa di SMP Negeri 1 Kota Bima dan SMP Negeri 1 Monta. (3) Untuk mengetahui hasil belajar pendidikan lingkungan hidup pada siswa di SMP Negeri 1 Kota Bima dan SMP Negeri 1 Monta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan geografi. Dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kota Bima dan SMP Negeri 1 Monta. Sumber data hasil belajar, wawancara, observasi, pengamatan, dan menganalisis hasil belajar siswa. Metode pengumpulan data triangulasi berupa gabungan antara wawancara, observasi langsung, dan studi dokumentasi dan arsip, wawancara dilakukan dengan guru, dengan siswa dan kepala sekolah. Analisis data menggunakan model analisis interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, Penarikan kesimpulan data. Hasil penelitian kesimpulan sebagai berikut: (1) Kualitas perangkat pembelajaran berwawasan etika lingkungan di SMPN 1 Kota Bima dan SMP Negeri 1 Monta sama-sama menggunakan silabus monolitik yang khusus mengarah pada lingkungan hidup, rencana pelaksanaan pembelajaran pada SMP Negeri 1 Kota Bima memiliki sarana atau vasilitas serta sumber belajar terutama internet, DVD, LCD dan mendia lainnya yang sangat mendukung dalam proses mengembangkan perangkat pembelajaran, sedangkan SMP Negeri 1 Monta perangkat pembelajaran terutama pada sarana atau vasilitas dan sumber belajar seperti internet, DVD, LCD masih kurang. (2) Proses Pelaksanaan pembelajaran berwawasan etika lingkungan di SMP Negeri 1 kota Bima cukup efektif di laksanakan sesuai dengan jadwal yang cukup efektif, setiap ada tugas siswa langsung menggunakan internet dalam pencarian jawaban karena didukung oleh sarana atau fasilitas yang sangat mendukung, sedangkan SMP Negeri 1 Monta proses pelaksanaan pembelajaran berwawasan etika lingkungan belum begitu efektif disebabkan keterbatasan sarana atau vasilitas serta sumber belajar yang mendukung. (3)Hasil belajara pendidikan lingkungan hidup (PLH) siswa SMP Negeri 1 Kota Bima yang proses pembelajaran berwawasan etika lingkungan hasil belajar dari aspek kognitif sangat baik, aspek afektif baik dan aspek psikomotor sangat baik, sedangkan hasil belajar pendidikan lingkungan hidup siswa SMP Negeri 1 Monta hasil belajar dari aspek kognitif baik, aspek afektif cukup baik dan aspek psikomotor baik. Kata kunci: Kualitas Perangkat, Proses, Hasil Belajar kewaktu. Hal ini diperjelas oleh Wisnu Arya PENDAHULUAN Sebagai Negara sedang Wardhana (2001: 1) bahwa untuk dapat berkembang, bangsa indonesia saat ini sedang memenuhi kebutuhan manusia yang berupa giat-giatnya sandang, dalam yang melaksanakan pangan, dan papan, manusia pembangunan, sehingga dengan demikian memanfaatkan penemuan-penemuan baru ilmu tidak akan terhindar lagi penggunaan alat-alat pengetahuan dan teknologi untuk mengeruk dan teknologi yang semakin canggi dari waktu 1 * Staff Mengajar STKIP Taman Siswa Bima 2 * Staff Mengajar Magister PKLH FKIP UNS 18 Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 18 - 30 ISSN: 2460-0768 hasil kekayaan alam yang ada sebanyak- didik, pendidik, isi/bahan, cara/metode, dan banyaknya dan secepat-cepatnya. situasi/lingkungan. Keenam faktor tersebut Pendidikan merupakan sistem dan cara berkaitan antara satu sama lain dan saling meningkatkan kualitas hidup manusia dalam berhubungan segala aspek kehidupan di dunia. Adapun pendidikan. pendidikan lingkungan hidup yang dilakukan dalam suatu sistem satuan Guru memiliki peran yang sangat dalam rangka membantu menyiapkan peserta penting didik untuk meyakini, memahami, pengajaran pembelajaran untuk mencapai tujuan yang di tetapkan, agar Pembelajaran yang berkualitas merupakan mereka mempunyai ilmu pengetahuan tentang dambaan setiap orang, kalau tidak ingin lingkungan hidup. ketinggalan dari bangsa-bangsa lain di era Pendidikan dilingkungan kualitas pendidikan. globalisasi yang penuh persaingan bebas mengantarkan Indonesia menjadikan bangsa hampir tanpa batas ini. Oleh sebab itu, guru yang modern, maju, makmur, dan sejahtera. harus membuat perencanaan yang benar dalam Untuk, itu pemerintah telah menempatkan upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa pendidikan sebagai salah satu prioritas utama sehingga tercapai tujuan pendidikan nasional dalam yang sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003. Peningkatan berkualitas menentukan dapat agenda yang dalam pembangunan kualitas pendidikan nasional. sangat Tentang sistem pendidikan nasional. penting karena memberi kontribusi pada upaya Pendidikan adalah bagian dari proses peningkatan kesejahteraan masyarakat menjadi kehidupan bernegara. Pendidikan yang baik landasan yang kuat dalam menghadapi era seharusnya dapat menciptakan generasi yang global yang sarat dengan persaingan antar dapat meneruskan kelangsungan hidup Negara. bangsa yang berlangsung sangat ketat. Proses pendidikan ini mempersiapkan mereka Pendidikan merupakan hal yang sangat baik dari sisi pemikiran, moral, pengetahuan penting bagi kehidupan manusia, karena maupun ketrampilan. pendidikan adalah wahana yang membentuk Etika dalam hal ini mampu karakter serta kepribadian manusia, oleh meningkatkan pemahaman tentang lingkungan karena itu tidak bisa dipungkiri lagi bahwa pada siswa sehingga mampu memberikan hasil pendidikan memiliki peran krusial dalam belajar maksimal serta tidak terlepas dari kehidupan manusia. Keberadaan pendidikan wawasan etika lingkungan yang di jadikan telah dilaksanakan semenjak adanya manusia, acuan hakikatnya pendidikan merupakan serangkaian lingkungan diperlukan agar setiap kegiatan peristiwa yang kompleks yang melibatkan yang menyangkut lingkungan dipertimbangkan beberapa komponen antara lain: tujuan, peserta secara keberhasilan cermat pembelajaran. sehingga Etika keseimbangan 19 Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 18 - 30 ISSN: 2460-0768 lingkungan tetap terjaga. Namun demikian, dilaksanakan secara ketidakpuasaan akan pembelajarannya tidak menyenangkan, sehingga mendukung pada pengembangan daya nalar motivasi dan perhatian untuk belajar tentang dan kreativitas anak, serta terciptanya suasana pembelajaran berwawasan etika lingkungan belajar yang membosankan dan tidak menarik. yang Proses belajar mengajar bagian dari dapat konduksif siswa meningkatkan dan memiliki hasil belajar pendidikan lingkungan hidup. system pendidikan yang dipengaruhi oleh Berdasarkan latar belakang di atas maka berbagai faktor. Salah satu diantaranya adalah penelitian melakukan penelitian denga judul: guru Analisis Kualitas Perangkat yang merupakan pelaksana utama Pembelajaran pendidikan di lapangan. Kualitas guru, kualitas Berwawasan Etika Lingkungan Pada Hasil akademis maupun non akademis juga ikut Belajar Pendidikan Lingkungan Hidup Siswa mempengaruhi SMP Negeri 1 Kota Bima dan SMP Negeri 1 kualitas pembelajaran. Walaupun guru bukan faktor utama yang Monta. berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Dalam rangka mengupayakan peningkatan kualitas program pembelajaran PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas perlu dilandasi dengan pandangan sistematik maka dapat dirumuskan masalah yang sebagai pada kegiatan belajar mengajar, yang juga berikut: harus 1. Bagaimana didukung dengan upaya dalam kualitas perangkat pengelolaan pembelajaran. Dimana dalam pembelajaran berwawasan etika lingkungan pengelolaan pembelajaran diuraikan tahap- di SMP Negeri 1 Kota Bima dan SMP tahap dalam pembelajaran. Negeri 1 Monta? Sementara itu, pertumbuhan kearah 2. Bagaimana proses pelaksanaan berfikir kreatif akan berkembang jika siswa pembelajaran berwawasan etika lingkungan senantiasa di SMP Negeri 1 Kota Bima dan SMP memperoleh pembelajaran yang stimulus dapat melalui mendukung pengembangan proses berfikir kretif (cretive thinking), memberi bekal ketrampilan- ketrampilan untuk menghadapi kehidupan (life Negeri 1 Monta? 3. Bagaimana capaian hasil belajar pendidikan lingkungan hidup di SMP Negeri 1 Kota Bima dan SMP Negeri 1 Monta ? skill), dan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan (joyful learning), pembelajaran berwawasan etika lingkungan membina kearah perilaku yang bertanggung jawab pada lingkungan hidup harus direncanakan dan 20 Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 18 - 30 ISSN: 2460-0768 TUJUAN PENELITIAN KAJIAN TEORI Adapun tujuan dalam penelitian ini 1. Hasil belajar sebagai berikut : 1. Untuk Menurut Sudjana (2013: 22), hasil perangkat belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa pembelajaran berwawasan etika lingkungan setelah menerima pengalaman belajar. Gagne di SMP Negeri 1 Kota Bima dan SMP (dalam Sudjana, 2013: 22) mengembangkan Negeri 1 Monta kemampuan hasil belajar menjadi lima macam 2. Untuk mengetahui mengetahui kualitas proses pelaksanaan antara lain: (1) hasil belajar intelektual pembelajaran berwawasan etika lingkungan merupakan hasil belajar terpenting dari sistem pada siswa di SMP Negeri 1 Kota Bima dan lingsikolastik; SMP Negeri 1 Monta mengatur cara belajar dan berfikir seseorang 3. Untuk mengetahui hasil belajar pendidikan dalam (2) arti strategi kognitif seluas-luasnya yaitu termasuk lingkungan hidup pada siswa di SMP kemampuan memecahkan masalah; (3) sikap Negeri 1 Kota Bima dan SMP Negeri 1 dan nilai, berhubungan dengan arah intensitas Monta emosional dimiliki seseorang sebagaimana disimpulkan dari kecenderungan bertingkah MANFAAT PENELITIAN laku pada orang dan kejadian; (4) informasi Manfaat dari penelitian ini adalah: verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan 1. Secara teoritis fakta; dan (5) ketrampilan motorik yaitu a. Penelitian memberi ini diharapkan sumbangan dapat kecakapan yang berfungsi untuk lingkungan pengetahuan hidup serta mempresentasikan konsep dan tentang etika lingkungan. b. Membantu lambang. Untuk mengetahui hasil belajar menyediakan informasih seseorang, dapat dilakukan dengan melakukan secara ilmiah tentang pembelajaran tes dan pengukuran. Tes dan pengukuran berwawasan etika lingkungan di SMP memerlukan alat sebagai pengumpul data yang Negeri 1 Kota Bima dan SMP Negeri 1 disebut dengan instrumen penilaian hasil Monta. belajar. 2. Manfaat secara praktis 2. Pendidikan Lingkungan Hidup a. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam kegiatan pembelajaran berwawasan etika lingkungan. b. Sebagai masukan bagi siswa sendiri untuk dapat meningkatkan hasil belajar. Menurut UNESCO pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) adalah proses pembelajaran yang meningkatkan pengetahuan dan kepedulain pada lingkungan dan hal -hal yang menjadi selanjutnya permasalahannya mengembangkan yang keterampilan- 21 Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 18 - 30 keterampilan dalam mengatasi masalah tersebut, serta mengumbah sikap, motivasi dan komitmen untuk membuat keputusan- ISSN: 2460-0768 4. Etika Lingkungan Menurut Sofyan (2010: 95) Etika lingkungan merupakan petunjuk bagaimana keputusan serta penentuan sikap/tindakan yang manusia bertanggungjawab. Lingkungan berperilaku dan tanggung jawab yang diterima Hidup (PLH) merupakan pembelajaran Muatan manusia melalui sistem nilai yang terbina Lokal yang mana menggunakan kurikulum dalam dirinya. Robert Borrong, dalam Indro monolitik, silabus monolitik serta standar Wijayanto (2001: 6) menjelaskan bahwa etika kompentesi dengan lingkungan adalah sesuatu yang membicarakan kemampuan tingkat berpikir siswa SMP, dan tentang bagaimana manusia sebagai individu yang paling penting adalah menumbuhkan maupun kelompok, atau manusia sebagai sikap yang mencintai lingkungan dan peka universal seharusnya memperlakukan alam pada permasalahan yang terjadi di dalamnya. atau lingkungan hidupnya, baik dilihat dari 3. Kualitas Pembelajaran segi keyakinan akan makna hidup maupun dari Pendidikan ini disesuaikan Kualitas pembelajaran di sekolah dapat tercermin dari beberapa komponen, harus memenuhi kehidupan, segi penilaian akan kedudukan alam dalam hunbungannya dengan manusia. diantaranya dalam hal ini yaitu keterampilan guru yang dapat mengaktifkan siswanya dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna, aktivitas siswa yang meningkat dalam METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan geografi. pembelajaran, dan hasil belajar yang diperoleh Dilaksanakan di SMP Negeri 1 Kota Bima dan siswa diatas KKM. SMP Negeri 1 Monta. Sumber data hasil Menurut Hamdani (2011: 194) Kualitas belajar, wawancara, observasi, pengamatan, dapat dimaknai dengan istilah mutu atau juga dan menganalisis hasil belajar siswa. Metode keefektifan. Secara definitif efektivitas dapat pengumpulan data triangulasi berupa gabungan dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam antara wawancara, observasi langsung, dan mencapai tujuan atau sasarannya (Etzioni studi dokumentasi dan arsip, wawancara 1964). Efektivitas merupakan konsep yang dilakukan dengan guru, dengan siswa dan penting tingkat kepala sekolah. Analisis data menggunakan pencapaian tujuan pembelajaran, pencapaian model analisis interaktif yang terdiri dari tersebut pengumpulan data, reduksi data, penyajian dalam berupa menggambarkan peningkatan pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotorik) data, Penarikan kesimpulan data. serta pengembangan sikap (afektif) melalui proses pembelajaran. 22 Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 18 - 30 ISSN: 2460-0768 silabus HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan lokasi SMP negeri 1 Kota Bima dan SMP Negeri 1 Monta monolitik pada mata pelajaran pendidikan lingkungan hidup (PLH) agar guru mudah mengembangkan bahan ajar dan mudah di pahami oleh siswa. Berdasarkan hasil penelitian kesamaan di kedua sekolah tersebut adalah susunan silabus, pemetaan kompetensi dasar, analisis alokasi waktu. Dengan demikian dapat disimpulkan silabus yang dikembangkan oleh sekolah SMP Negeri 1 Kota Bima dan SMP Negeri 1 Monta kualiatasnya sama Peta Citra SMP Negeri 1 Kota Bima b. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Lokasi SMP Negeri 1 Kota Bima terletak di Kelurahan Lewirato Kecamatan SMP Negeri 1 Kota Bima dan SMP Negeri 1 Monta Rencana Mpunda Kota Bima di atas lahan 17.403 m2 pada Pelaksanaan mata Pembelajaran tanah ini adalah milik pemerinta Kota Bima. (RPP) pelajaran pendidikan Lokasi ini sangat strategis terletak ditengah lingkungan hidup (PLH) yang di kembangkan kota dan dekat dengan jalan raya sehinggga oleh guru di SMP Negeri 1 Kota Bima mulai transportasi mudah terjangkau. dari SK, KD Indikator, Tujuan pembelajaran, Materi pelajaran, Metode dan Sumber belajar di kembangkan sesuai dengan silabus. Dalam mengembangkan RPP guru SMP Negeri 1 Kota Bima memiiki memiliki sarana atau vasilitas yang yang lengkap dan sumber belajar sangat mendukung dalam proses mengembangkan (RPP) seperti buku sumber Peta Citra SMP Negeri 1 Monta yang banyak, jaringan internet, LCD, CD dan media lainnya sehingga guru dengan sangat HASIL PENELITIAN mudah 1. Kualitas Perangkat Pembelajaran pembelajaran Berwawasan Etika Lingkungan perangkat seperti silabus, RPP sehingga kualitas perangkat yang dihasilkan sangat baik, a. Silabus SMP Negeri 1 Kota Bima dan sedangkan di SMP Negeri 1 Monta dalam SMP Negeri 1 Monta Silabus yang dikembangkan mengembangkan mengembangkan RPP sangat terbatas karena oleh sekolah SMP Negeri 1 Kota Bima dan SMP ketersedian sumber belajar seperti buku refrensi, media pendukung masih kurang Negeri Monta tersebut adalah menggunakan 23 Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 18 - 30 ISSN: 2460-0768 sehingga kualitas RPP yang dikembangkan belum begitu maksimal. 3. Hasil Belajar Pendidikan Lingkungan Hidup c. Materi yang dipake oleh SMP Negeri 1 Hasil belajar yang dicapai dalam Kota Bima dan SMP Negeri 1 Monta. pembelajaran berwawasan etika lingkungan Berdasarkan hasil penelitian materi diperoleh dari hasil pengamatan dan yang pake oleh SMP Negeri 1 Kota Bima dan wawancara yang terdiri dari 3 aspek yaitu: SMP Negeri 1 Monta adalah materi yang aspek kognitif, aspek afektif sesuia psikomotor. dengan silabus monolitik yang digunakan. Pada materi pelajaran lingkungan dan aspek Aspek kognitif merupakan ranah yang hidup yang di gunakan sudah di sesuaikan berkaitan dengan hasil intelektual belajar dengan silabus monolitik dan RPP yang sudah siswa yang terdiri dari enam aspek yaitu di kembangkan dengan kualitasnya sama pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi, Pendidikan lingkungan hidup mempunyai fungsi terhadap kognitif 2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran yakni Berwawasan Etika Lingkungan Dari proses pelaksanaan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup yang di untuk terhadap meningkatkan permasalahan pemahaman lingkungan hidup, selain itu meningkatkan daya ingat, penerapan, laksanakan oleh SMP Negeri 1 Kota Bima dan analisis, sintensis dan SMP Negeri 1 Monta merupakan implementasi kondisi yang dari Silabus dan RPP. Dalam proses sekitarnya. Adapun hasil belajar aspek kognitif pendidikan lingkungan hidup di SMP Negeri 1 SMP Negeri 1 Kota Bima dan SMP Negeri 1 Kota Bima sangat baik karena didukung oleh Monta dapat dilihat pada tabel 4 sebagai sarana atau vasilitas yang lengkap seperti berikut banyak buku refrensi yang berkaiatan dengan Tabel 4: Hasil Belajar Aspek Kognitif SMP Negeri 1 Kota Bima dan SMP Negeri 1 Monta terjadi evaluasi dalam terhadap lingkungan pendidikan lingkungan hidup, media seperti: SMP Negeri 1 Kota Bima internet, LCD, CD dan media lainnya sehingga No proses pembelajaran sangat baik, sedangkan proses pembelajaran pendidikan lingkungan hidup di SMP Negeri 1 Monta masih banyak 1. masih kurang sehingga hasil 2. VIII Nilai 75 No 1. Nilai Aspek Kelas Kognitif VIII Nilai 75 Terrendah 95 2. Tertinggi Nilai 84 Tertinggi 3. Rata –Rata 85,64 3. Rata –Rata 78,85 4. Ketuntasan 100 % 4. Ketuntasan 100 % Klasikal (27 iswa) Klasikal proses 5. pembelajaran belum maksimal. Kelas Terrendah kekurangan terutama buku refrensi, media seperti internet, LCD, CD dan media lainnya Aspek Kognitif SMP Negeri 1 Monta Ketidak (28 iswa) - 5. Ketidak Tuntasan Tuntasan Klasikal Klasikal - Sumber : Analisis data Primer 24 Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 18 - 30 ISSN: 2460-0768 Berdasarkan tabel 4 di atas diketahu Sumber : Hasil Observasi nilai rata-rata kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Bima adalah 85,64 dan nilai rata-rata kelas VIII SMP Negeri 1 Monta adalah 78,85, Dengan demikian untuk hasil belajar aspek kognitif SMP Negeri 1 Kota Bima dan SMP Negeri 1 Monta memenuhi ketuntasan belajar secara klasikal telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥ 75, sehingga hasil belajar aspek kognitif untuk SMP Negeri 1 Kota Bima masuk pada keriteria sangat baik, sedangkan hasil belajar aspek kognitif SMP Dalam pembelajaran materi pencemaran sungai dan danau pada mata pelajaran pendidikan hidupmenggunakan lingkungan pembelajaran yang berwawasan etika lingkungan yaitu siswa diajak ke situasi yang nyata dalam kehidupan di masyarakat, jika menggunakan metode yang tepat maka akan sangat berpengaruh positif terhadap aspek sikap siswa. Dengan demikian berdasarkan tabel 5 di atas dapat dilihat aspek sikap siswa terutama pada rasa tanggungjawab, Negeri 1 Monta masuk pada keriteria baik. Aspek afektif merupakan ranah yang berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu: penerimaan, jawaban, atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi dengan demikian Aspek afektif dapat dilihat dari sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan sekolah misalnya membuang sampah pada tempatnya merawat tanaman, bahkan bisa mencontohkan pada lingkungan tempat tinggal. Adapun hasil belajar aspek afektif SMP Negeri 1 Kota Bima dan SMP Negeri 1 Monta dapat dilihat pada kejujuran, interaksi dengan guru dan ketelitian pada SMP Negeri 1 Kota Bima memiliki jumlah rata – ratanya mencapai ≥ 75,04% sehingga masuk keriteria baik. Sedangkan SMP Negeri 1 Monta memiliki jumlah ratarata mencapai ≥ 71, 30% masuk pada keriteria cukup baik. Aspek kegiatan kebersihan psikomotor fisik siswa linkungan adalah berupa berkaitan dengan sekolah misalnya tanaman, kebersihan kelas. Adapun hasil belajar aspek psikomotor SMP Negeri 1 Kota tabel 5 sebagai berikut: Tabel 5 : Hasil Belajar Aspek Afektif SMP Negeri 1 Bima dan SMP Negeri 1 Monta dapat dilihat Kota Bima dan SMP Negeri 1 Montas pada tabel 6 sebagai berikut: SMP Negeri 1 Kota Bima No Aspek Afektif SMP Negeri 1 Monta Kelas VIII No Aspek 75,54 % 1. Tanggung Afektif 1. Tanggung Jawab Kelas VIII 70,04% Jawab 2. Kejujuran 74, 86% 2. Kejujuran 73,70% 3. Interaksi 75,11% 3. Interaksi 71,15% dengan Guru dengan Guru 4. Telitih 74,68 % 4. Telitih 70,30% 5 Jumlah Rata- 75,04% 5. Jumlah Rata - 71,30% Rata Rata 25 Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 18 - 30 ISSN: 2460-0768 Tabel 6 : Hasil Belajar Aspek psikomotor SMP Negeri 1 pada kriteria sangat baik, sedangkan nilai hasil Kota Bima dan SMP Negeri 1 Monta belajar siswa SMP Negeri 1 Monta masuk SMP Negeri 1 Kota Bima No Nilai SMP Negeri 1 Monta 1. 0 – 50 Jml Ana k - 2. 51 – 60 - 3. 61 – 70 - 4. 5. 71 – 80 81 – 90 4 21 14, 29% 75, 00% 4. 5. 71 - 80 81 - 90 17 10 6. 91 – 100 3 10, 71% 6. 91 - 100 - Nilai rata-rata Presenta se 85,71 No Nilai 1. 0 – 50 Jml Ana k - 2. 51 – 60 - 3. 61 – 70 - Nilai ratarata Prentase pada kriteria baik. PEMBAHASAN 1. Kualitas Perangkat Pembelajaran 62,96% 37,04% Berwawasan Etika Lingkungan a. Silabus Kurikulum atau silabus monolitik yang 79,44 dikembangkan dan diterapkan pada SMP Sumber : Hasil analisis data primer Negeri 1 Kota Bima dan SMP Negeri 1 Monta Dari tabel di atas menunjukan bahwa yaitu khsusus mata pelejaran pendidikan siswa SMP Negeri 1 Kota Bima yang lingkungan hidup (PLH) yang menggunakan mendapat nilai 71 sampai dengan 80 adalah 4 pembelajaran berwawasan etika lingkungan orang presentase yang terdiri dari 5 komponen yaitu: (1). Mata ketercapaiannya 14, 29% dari 28 jumlah siswa, pelajaran yang berdiri sendiri, (2) . persiapan yang mendapat nilai 81 sampai dengan 90 mengajar lebih mudah dan bahan-bahannya adalah 21 orang siswa dengan presentase dapat diketahui dari silabus, (3). Pengetahuan ketercapaiannya 75,00% , nilai 91 sampai yang diperoleh siswa akan lebih sintesis, (4). dengan 100 adalah 3 orang siswa dengan Waktu yang disediakan dapat secara khusus, presentase 10, 71% sedangkan nilai 0 sampai pencapaian tujuan lebih aktif dan (5). Evaluasi dengan 70 bahkan tidak ada sama sekali. belajar bisa lebih jelas dan mudah. siswa dengan Sedangkan siswa SMP Negeri 1 Monta yang mendapat nilai 71 sampai dengan 80 adalah 17 orang siswa dengan presentase b. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Rencana pelaksanaan pembelajaran ketercapaiannya 62,96% dari 27 jumlah siswa, (RPP) adalah rencana yang menggambarkan yang mendapat nilai 81 sampai dengan 90 prosedur dan pengorganisasian pembelajaran adalah 10 orang siswa dengan presentase untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ketercapaiannya 37,04% sedangkan nilai 0 berwawasan sampai dengan 70 bahkan tidak ada sama dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam sekali. Dari hasil tabel diatas nilai yang di silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling peroleh siswa ketercapaian ≥75 kriteri luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang ketuntasan minimum (KKM). Dari tabel 6 terdiri atas 1 (satu) indikator atau beberapa etika lingkungan, ditetapkan diatas dapat disimpulkan bahwa nilai hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Kota Bima masuk 26 Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 18 - 30 ISSN: 2460-0768 indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih . 3. Hasil Belajar Pendidikan Lingkungan (PLH) Pada materi pelajaran berwawasan Hasil belajar adalah kemampuan yang etika lingkungan tentunya tidak pernah terlepas dimiliki siswa setelah menerima pengalaman dari objek yang nyata, sehingga tidak sulit bagi belajar. Hasil belajar siswa pada hakikatnya guru pendidikan lingkungan hidup (PLH) adalah perubahan mencakup bidang kognitif, untuk membelajarkan kontekstual dan materi secara afektif dan psikomotorik berorientasi pada diorientasikan kearah proses belajar mengajar yang dialami siswa wawasan etika lingkungan. (Nana Sudjana, 2005). Bloom yang secara 2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran garis besar membaginya menjadi tiga ranah, Berwawasan Etika Lingkungan ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris. aspek Berdasarkan Peraturan Pemerintah kognitif berkenaan dengan hasil belajar Nomor 19 tahun 2005 pasal 20 Perencanaan intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni: proses pembelajaran meliputi silabus dan knowledge rencana yang (pemahaman), aplikasi, analisis, sintesis, dan tujuan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif pembelajaran yang berwawasan lingkungan, tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya materi ajar yang berwawasan lingkungan termasuk kognitif tingkat tinggi. Ranah afektif diterapkan metode berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima ceramah aspek, yakni: penerimaan, jawaban atau reaksi, pelaksanaan memuat pembelajaran bervariasi, pembelajaran sekurang-kurangnya secara kontekstual, menggunakan Tanya jawab, comprehension dan penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah yang sangat psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar menunjang proses pembelajaran yang dapat keterampilan dan kemampuan bertindak yang dilihat dari hasil wawancara peneliti dengan terdiri atas enam aspek, yakni: gerakan refleks, Kepala Sekolah, Guru, dan Siswa, dan penilain keterampilan hasil belajar. Proses Pelaksanaan pembelajaran perseptual, Berwawasan etika Lingkungan merupakan gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan implementasi ekspresif dan interpretatif (Sudjana, 2005). penugasan, sumber belajar dari Silabus diskusi (pengetahuan), dan RPP, Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, penutup. kegiatan inti dan kegiatan gerakan dasar, keharmonisan atau kemampuan ketepatan, Hasil belajar yang dicapai dalam pembelajaran berwawasan etika lingkungan diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara yang terdiri dari 3 aspek yaitu: aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor, yang mana hasil belajar yang di 27 Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 18 - 30 ambil oleh peneliti setelah guru mata pelajaran pendidikan lingkungan hidup ISSN: 2460-0768 Hasil Belajar Aspek psikomotor siswa (PLH) SMP Negeri 1 Kota Bima yang mendapat nilai melakukan tes evaluasi yang berkaitan dengan 71 sampai dengan 80 adalah 4 orang siswa materi tentang kerusakan sungai dan danau. dengan porsentase ketercapaiannya 14, 29% Adapun hasil belajar dari ke tiga aspek dari 28 jumlah siswa, yang mendapat nilai 81 kognitif, afektif dan psikomotor yang diperoleh sampai dengan 90 adalah 21 orang siswa pada SMP Negeri 1 Kota Bima dan SMP dengan porsentase ketercapaiannya 75,00% , Negeri 1 Monta sebagai berikut: nilai 91 sampai dengan 100 adalah 3 orang Hasil belajar aspek kognitif kelas VIII siswa dengan porsentase 10, 71% sedangkan SMP Negeri 1 Kota Bima dapat dilihat nilai 0 sampai dengan 70 bahkan tidak ada diketahu nilai rata-rata kelas adalah 85,64 dan sama sekali. Sedangkan siswa SMP Negeri 1 nilai rata – rata kelas VIII SMP Negeri 1 Monta yang mendapat nilai 71 sampai dengan Monta adalah 78,85, Dengan demikian untuk 80 adalah 17 orang siswa dengan porsentase hasil belajar aspek kognitif SMP Negeri 1 ketercapaiannya 62,96% dari 27 jumlah siswa, Kota Bima dan SMP Negeri 1 Monta yang mendapat nilai 81 sampai dengan 90 memenuhi ketuntasan belajar secara klasikal adalah 10 orang siswa dengan porsentase telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal ketercapaiannya 37,04% sedangkan nilai 0 (KKM) ≥ 75, sehingga hasil belajar aspek sampai dengan 70 bahkan tidak ada sama kognitif untuk SMP Negeri 1 Kota Bima sekali. Dari hasil tabel diatas nilai yang di berdasarkan jumlah nilai rata – rata kelas peroleh siswa ketercapaian masuk pada keriteria sangat baik, sedangkan ketuntasan minimum (KKM). Dari tabel 6 hasil belajar aspek kognitif SMP Negeri 1 pada hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Monta berdasarkan jumlah nilai rata – rata nilai hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Kota masuk pada keriteria baik. Bima masuk pada kriteria sangat baik, Hasil Belajar Aspek Afektif SMP Negeri 1 Kota Bima dan SMP Negeri 1 Montas ≥75 kriteri sedangkan nilai hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Monta masuk pada kriteria baik. dapat dilihat aspek sikap siswa terutama pada rasa tanggungjawab, kejujuran, interaksi dengan guru dan ketelitian pada SMP Negeri 1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan Kota Bima memiliki jumlah rata - rata kelas pembahasan yang telah diuraikan diatas maka mencapai ≥ 75, 04% sehingga masuk keriteria Analisis baik. Sedangkan SMP Negeri 1 Monta Berwawasan Etika Lingkungan terhadap Hasil memiliki jumlah rata-rata kelas mencapai ≥ 71, Belajar Pendidikan Lingkungan Hidup pada 30% masuk pada keriteria cukup baik. SMP Negeri 1 Kota Bima dan SMP Negeri 1 kualitas Perangkat Pembelajaran 28 Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 18 - 30 ISSN: 2460-0768 Monta dapat di tarik kesimpulan sebagai yang proses pembelajaran berwawasan berikut: etika lingkungan hasil belajar dari aspek 1. Kualitas perangkat pembelajaran kognitif sangat baik, aspek afektif baik dan berwawasan etika lingkungan di SMPN 1 aspek psikomotor sangat baik, sedangkan Kota Bima dan SMP Negeri 1 Monta hasil belajar pendidikan lingkungan hidup sama-sama menggunakan silabus monolitik siswa SMP Negeri 1 Monta hasil belajar yang khusus mengarah pada lingkungan dari aspek kognitif baik, aspek afektif hidup, rencana pelaksanaan pembelajaran cukup baik dan aspek psikomotor baik. pada SMP Negeri 1 Kota Bima memiliki sarana atau vasilitas serta sumber belajar IMPLIKASI terutama internet, DVD, LCD dan mendia 1. Perlunya bimbingan bagi guru dalam lainnya yang sangat mendukung proses mengembangkan dalam perangkat meningkatkan kualitas pebelajaran berwawasan etika lingkungan pembelajaran, sedangkan SMP Negeri 1 2. Perlu tersedianya sarana/fasilitas, buku Monta perangkat pembelajaran terutama relevan yang cukup sebagai pendukung pada sarana atau vasilitas dan sumber dalam meningkatkan kualitas perangkat belajar seperti internet, DVD, LCD masih pembelajaran kurang. lingkungan 2. Proses Pelaksanaan pembelajaran berwawasan etika lingkungan di SMP Negeri 1 kota Bima cukup efektif di laksanakan sesuai dengan jadwal berwawasan etika 3. Perlunya kerja sama yang baik antara kepala sekolah dan guru 4. Perlu adanya contoh yang baik dalam yang meningkatkan kualitas cukup efektif, setiap ada tugas siswa pembelajaran berwawasan langsung menggunakan internet dalam lingkungan agar mendapatkan hasil yang pencarian jawaban karena didukung oleh lebih baik. sarana atau fasilitas yang perangkat etika sangat mendukung, sedangkan SMP Negeri 1 Monta proses pelaksanaan pembelajaran SARAN-SARAN Berdasarkan implikasi diatas, di berwawasan etika lingkungan belum begitu sampaikan saran-saran sebagai berikut: efektif disebabkan keterbatasan sarana atau 1. Dalam hal ini Departemen pendidikan vasilitas serta sumber belajar yang mendukung. 3. Hasil belajara pendidikan lingkungan hidup (PLH) siswa SMP Negeri 1 Kota Bima nasional perlu memberi pelatihan khusus meningkatkan kualitas pembelajaran berwawasan perangkat etika lingkungan 29 Jurnal GeoEco Vol. 2, No. 1 (Januari 2016) Hal. 18 - 30 ISSN: 2460-0768 2. Dalam hal ini pemerintah Departemen pendidikan nasional meningkatkan agar kualitas pembelajaran dapat atau mutu berwawasan etika Jakarta. Universitas Indonesia. Sudjana, Nana, 2005. Pengantar Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. ………., Nana, 2013. Penilaian Hasil Proses lingkungan 3. Dalam hal ini Dinas lingkungan Hidup perlu memberi perhatian khusus dalam meningkatkan kualitas pembelajaran pelaksanaan berwawasan etika lingkungan Belajar Mengajar. (Cet. XVII). Bandung: PT. Ramaja Rosdakarya. Sutopo, H.B. 1996. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret. 4. Guru harus menjalin hubungan yang baik dalam Terjemahan TjeTjep Rohendi Rohisi: meningkatkan pembelajaran pelaksanaan berwawasan etika Wisnu Arya Wardana. 2001. Dampak Pencermaran Lingkunan. Yogyakarta: Penerbit Andi lingkungan, baik kepala sekolah maupun siswa dan masyarakat. 5. Siswa memberi contoh sikap peduli lingkungan pada tempat tinggalnya, guru menggunakan metode yang lebih mudah di terapkan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Emil Salim. 1993. Pembangunan berwwasan Lingkunagn. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES Indonesia. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Media. Lexy J. Maleong. 2014. Metodelogi Penelitian Kualitatif. (Cet XXXII). Bandung: PT Remaja RosdaKarya. Miles, Matteo B dan Amichael, Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Model-Model Baru. 30