Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1, No. 4, Juli 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2477-2240 (Media Cetak) 2477-3921 (Media Online) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL JIGSAW Siti Aminah SD Negeri 01 Kebonrowopucang, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah ada peningkatan kemampuan menyelesaikan masalah berkaitan dengan satuan panjang melalui model pembelajaran jigsaw pada siswa. Penelitian dilakukan di SD Negeri 01 Kebonwarupucang tahun pelajran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terselesaikan dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Metode pengumpulan data menggunakan tes, observasi dan dokumantasi. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan panjang. Kesimpulan pada penelitian ini bahwa penggunaan pembelajaran model jigsaw cukup efektif untuk diterapkan dalam menyelesaikan berkaitan dengan satuan panjang. ©2016 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia Kata Kunci: Kemampuan; Menyelesaikan Masalah; Jigsaw PENDAHULUAN Salah satu indikasi pencapaian proses pendidikan tersebut adalah terwujudnya hasil belajar siswa yang memuaskan. Pendidikan dapat dikatakan berhasil apabila tercapai hasil belajar yang baik atau siswa mendapatkan nilai diatas rata-rata. Perbedaan hasil belajar bagi siswa disebabkan oleh faktor-faktor, antara lain kematangan akibat kemajuan, umur kronologis, latar belakang pribadi, sikap dan bakat terhadap suatu bidang pelajaran atau jenis mata pelajaran yang diberikan. Pada proses pencapaian hasil belajar yang baik, diperlukan juga suatu latihan dan ulangan terhadap suatu pelajaran tertentu. Kemampuan matematika, baik dalam operasi matematika maupun logika matematika di masa mendatang ditentukan oleh kemampuan matematika para peserta didik di sekolah saat ini yang belum dapat dikatakan tinggi. Rendahnya kemampuan matematika merupakan salah satu alasan ketidaksenangan peserta didik terhadap pelajaran matematika. Berdasarkan dari data siswa kelas IV SD Negeri 01 Kebonrowopucang pada semester I tentang menggunakan satuan Panjang dari jumlah siswa 20 anak yang memperoleh nilai di atas KKM hanya 6 anak (30%), sedangkan sisanya 14 anak (70%) nilainya di bawah KKM yang telah ditentukan yaitu 70. Penyebab ketidakberhasilan siswa disebabkan oleh kurangnya perhatian siswa pada materi tersebut saat guru menjelaskan. Untuk mengatasi masalah tersebut guru berupaya menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan kreatif yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif. Model pembelajaran merupakan kegiatan guru untuk memikirkan dan mengupayakan terjadinya konsistensi antara aspek-aspek dari komponen pembentukan sistem pembelajaran. Dimana 66 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1. No. 4. Juli 2016 (Edisi Khusus) model pembelajaran, digunakan sebagai cara mengaktualisasikan berbagai gagasan yang telah dirancang sehingga mampu mengembangkan potensi siswa (Anitah, 2009). Salah satu metode pembelajaran yang menuntut keaktifan seluruh siswa adalah metode pembelajaran kooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif terjadi hubungan interaksi antar siswa. Siswa yang kurang pandai atau lemah akan dibantu oleh siswa yang lebih pandai, sehingga akan memperkaya pengetahuan siswa ,yang diharapkan sehingga hasil belajarnya dapat meningkat. Menurut Anita Lie (2004) metode pembelajaran kooperatif berbeda dengan sekedar belajar dalam kelompok. Perbedaan ini terletak pada adanya unsur-unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif yang tidak ditemui dalam pembelajaran kelompok yang dilakukan secara asal-asalan. Prosedur metode pembelajaran kooperatif yang dilakukan dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif. Model pembelajaran jigsaw tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Pelaksanaan prosedur model jigsaw dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai. Model pembelajaran Jigsaw adalah salah satu teknik pembelajaran kooperatif. Siswa yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam pelaksanaan pembelajaran dan bukan gurunya. Jigsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Eliot Aroson dan teman-temannya di Universitas Texas, dan diadopsi oleh Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkins (Trianto, 2010). Dari latar belakang masalah tersebut maka peneliti mencoba melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan Panjang melalui Model Pembelajaran jigsaw Kelas IV SD Negeri 01Kebonrowopucang, Karangdadap Pekalongan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian Tindakan Kelas. Prosedur Penelitian Tindakan menurut Suharsimi Arikunto (2009) secara garis besar terdiri dari 4 tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan di SD Negeri Kebonrowopucang Kecamatan Karangdadap Kabupaten Pekalongan. Alasan melakukan penelitian tindakan kelas di SD Negeri 01 Kebonrowopucang dikarenakan 70 % siswa belum bisa menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan panjang. Waktu Penelitian dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2015/2016. Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah 2 bulan. Di mulai bulan september hingga bulan oktober 2015. Penelitian ini di laksanakan di SDN 01 Kebonrowopucang Kecamatan Karangdadap Kabupaten Pekalongan. SD ini brada di lingkungan yang sebagian penduduknya bekerja sebagai buruh dan ada yang mempunyai industri rumah tangga berupa batik dan batu bata. Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas IV SDN 01 kebonrowopucang yang berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 7 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki. SDN 01 kebonrowopucang muridnya tidak terlalu banyak karena pendidikan orang tuanya sebagian besar berpendidikan SD, sehingga tidak terlalu memperhatikan pendidikan. Aktivitas siswa yang di maksud dalam penelitian ini meliputi; kemampuan siswa dalam bekerja sama dengan teman satu kelasnya, mampu bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru dalam diskusi kelompok, kemampuan mengungkapkan pendapat dalam diskusi kelompok, kemampuan mempresentasikan hasil pembelajaran, kemampuan menyimpulkan hasil diskusi/pembelajaran. Kompetensi siswa yang diamati dalam penelitian ini adalah kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan panjang. Indikator-indikatornya tersebut yaitu kemampuan PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL JIGSAW Siti Aminah 67 membaca tingkatan-tingkatan satuan panjang, menentukan hubungan antar satuan panjang, merubah satuan panjang. Teknik pengambilan data yang digunakan yaitu: 1) Pengambilan data aktivitas siswa dengan cara pengamatan. Yang menjadi pengamatan dalam penelitian ini adalah teman sejawat. Terdiri dari 2 orang yaitu bernama Ibu Hj Mahfiyah dan Ibu Sri Etik Ermawati, 2) Pengambilan data pelaksanaan guru mengajar dengan cara pengamat-pengamat dalam penelitian ini terdiri dari dua (2) orang yaitu Ibu Hj. Mahfiyah, S.Pd dan Ibu Sri Etik Ermawati, S.Pd, 3) Pengambilan data kompetensi siswa dengan cara tes. Tes berbentuk uraian cara pelaksanaan tes, setiap siswa mengerjakan pada lembar jawab masing-masing dengan waktu yang sudah ditentukan. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1) Untuk mendapatkan data aktivitas siswa dikumpulkan dengan panduan: Panduan observasi siswa yang digunakan untuk mengumpulkan data aktivitas siswa meliputi : kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, motivasi dan minat siswa terhadap pelajaran, semangat kerjasama dalam proses pembelajaran, kemampuan siswa menjawab pertanyaan, kemampuan siswa mempresentasikan hasil pembelajaran dan kemampuan siswa membuat kesimpulan pembelajaran, 2) Untuk mendapatkan data performance guru mengajar dikumpulkan dengan panduan observasi guru: Panduan observasi guru yang digunakan untuk mengumpulkan data aktivitas guru meliputi: kegiatan pendahuluan yang terdiri dari persiapan sarana pembelajaran, penyampaian tujuan pembelajaran, appersepsi, kegiatan ini yang terdiri dari pengguasaan materi dengan indikator, mengarahkan siswa dalam KBM, kesesuaian alat peraga dengan pelajaran, kegiatan penutup yang terdiri dari evaluasi, kesimpulan pelajaran dan pemberian tugas, 3) Untuk mendapatkan dan kompetensi siswa dengan menggunakan soal quis essay. Soal essay atau uraian yang dibuat disesuaikan dengan indikator yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Adapun soal yang berbentuk uraian dan harus dijawab siswa dilembar jawaban yang disediakan. Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi indikator kinerja adalah: 1)Jumlah aktivitas siswa tergolong kategori tinggi menuju sangat tinggi, lebih dari 60% dari jumlah siswa, 2) Apabila 60% dari jumlah siswa kelas IV melampaui nilai KKM, sedangkan nilai KKM untuk mata pelajaran Matematika adalah 70,00. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian pembelajaran Matematika tentang menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan panjang SD Negeri 01 Kebonrowopucang Kecamatan Karangdadap Kabupaten Pekalongan semester 1 tahun pelajaran 2015/2016 sebelum siklus 1 (prasiklus) dilaksanakan yaitu banyak siswa yang kurang memahami materi. Hal ini dilihat dari nilai tes formatif yang rendah. Dari 20 siswa hanya 2 siswa yang mendapat nilai sama atau di atas KKM (70) sedangkan rata-rata kelasnya adalah 53. Sehingga ketuntasan belajar yang diperoleh siswa adalah 10%. Kondisi ini disebabkan karena peneliti pada saat pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah, tidak menggunakan alat peraga. Selain itu selama pembelajaran berlangsung siswa tidak dilibatkan secara langsung sehingga tidak memperoleh pengalaman dalam pemahaman materi.Untuk mengatasi masalah di atas penulis mengadakan perbaikan pembelajaran siklus 1 dan siklus 2 dengan bantuan teman sejawat. Pada pembelajaran siklus 1 peneliti menitik beratkan pada penggunaan alat peraga untuk meningkatkan kemampuan dan aktivitas belajar siswa. Alat peraga yang digunakan peneliti adalah penggaris 1 M, roll meth, dan penggaris 30 cm. Ada perbaikan pembelajaran siklus 1 dengan KKM 70, siswa yang memperoleh nilai sama dengan atau lebih dari KKM ada 5 orang dari 20 siswa dan sisanya memperoleh nilai di bawah KKM. Sedangkan nilai rata-rata hasil tes formatif siswa mengalami peningkatan dari 53 menjadi 60,5 sehingga ketuntasan belajarnya pun juga meningkat 68 Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1. No. 4. Juli 2016 (Edisi Khusus) yaitu dari 10% menjadi 25%. Karena ketuntasan belajarnya belum mencapai 80% maka peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran siklus 2, dengan harapan hasil belajar dan ketuntasan belajar siswa meningkat. Pada perbaikan pembelajaran siklus 2 peneliti menambah media gambar tangga satuan panjang. Penambahan media ini guna memberikan pengalaman belajar pada siswa dalam memahami materi menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan panjang. Bedasarkan hasil dari perbaikan pembelajaran siklus 2, nilai tes formatif yang diperoleh siswa mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dari jumlah siswa yang memperoleh nilai sama atau lebih dari KKM (70) ada 18 siswa dari 20 siswa sedangkan sisanya memperoleh nilai kurang dari KKM. Dengan meningkatnya jumlah siswa yang memperoleh nilai sama atau lebih dari KKM, maka nilai rata-rata kelasnya juga mengalami peningkatan yaitu dari 60,5 menjadi 79,5 sedangkan ketuntasan belajarnya mengalami peningkatan dari 25% menjadi 90%. Selain hasil belajar yang mengalami peningkatan, keaktifan belajar siswa pun juga mengalami peningkatan. Dari peningkatan ketuntasan belajar yang diperoleh siswa pada siklus 2, yaitu 90%, sedangkan kriteria ketuntasan belajar yang penulis tetapkan yaitu 80%, maka perbaikan pembelajaran penulis hentikan pada siklus 2. Karena perbaikan pembelajaran siklus 2 telah berhasil mencapai ketuntasan belajar yang penulis tetapkan. SIMPULAN Penerapan model pembelajaran Jigsaw berbantuan media gambar tangga satuan dan penggaris 100 cm dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan Panjang. Penerapan model pembelajaran Jigsaw berbantuan media gambar tangga satuan dan Penggaris 100 cm dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan panjang, penerapan model pembelajaran Jigsaw berbantuan media gambar tangga satuan dan penggaris 100 cm dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan panjang. DAFTAR PUSTAKA Anitah, Sri dkk. 2009. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Anita Lie. 2004. Cooperative Learning Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo. Suharsimi Arikunto. 2009. penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Trianto. 2010. Mendesain Pembelajaran Inovatif dan Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL JIGSAW Siti Aminah 69