1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA MUSYAWARAH ADAT DAN BUDAYA SE-KALIMANTAN BARAT Pada hari Sabtu, tanggal 16 Agustus 2008 Bertempat di Hotel Merpati, Pontianak Yang terhormat: - Para Kepala Dinas/Badan se Provinsi Kalimantan Barat; Para Asisten dan Kepala Biro Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Barat; Para Nara Sumber Musyawarah Adat dan Budaya se-Kalimantan Barat; Para Tokoh Adat dan Pimpinan Lembaga Adat se-Kalimantan Barat; Hadirin dan Undangan yang berbahagia. Selamat malam dan salam sejahtera bagi kita semua. Mengawali sambutan ini, marilah kita bersama-sama memanjatkan puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan berkat dan karuniaNya jualah kita dipertemukan di tempat ini, dalam keadaan sehat wal’afiat serta diberikan kesehatan, sehingga kita dapat menghadiri acara Musyawarah Adat dan Budaya Tokoh Adat se-Kalimantan Barat yang kita laksanakan selama tiga hari dari tanggal 16-18 Agustus 2008 di Pontianak. Semoga Tuhan Yang Maha Esa, senantiasa memberikan limpahan rahmat dan karunianya bagi kita semua, terutama memberikan kelancaran kepada kita dalam melaksanakan musyawarah ini, sehingga tercipta suatu dialog dan komunikasi dua arah yang dapat memberikan kemajuan kepada kita bersama di masa yang akan datang. 2 Saudara-saudara sekalian yang berbahagia. Pertama-tama, sebelum kita melangkah lebih jauh, saya mengajak Saudara-saudara sekalian, marilah kita bersama-sama mengingat kembali makna atau pengertian yang berkaitan dengan adat istiadat dan nilai sosial budaya, hal ini penting saya kemukakan sebagai dasar bagi kita semua sebelum kita melangkah ke tahap-tahap pembahasan dalam musyawarah ini. Permendagri Nomor 52 tahun 2007, tentang Pedoman Pelestarian dan Pengembangan Adat Istiadat dan Nilai Sosial Budaya Masyarakat menyatakan : Bahwa adat istiadat dan nilai sosial budaya masyarakat merupakan salah satu modal sosial yang dapat dimanfaatkan dalam rangka pelaksanaan pembangunan sehingga perlu dilakukan upaya pelestarian dan pengembangan sesuai dengan karakteristik dari masyarakat adat. Adat istiadat adalah serangkaian tingkah laku yang melembaga dan mentradisi dalam masyarakat yang berfungsi mewujudkan nilai sosial budaya ke dalam kehidupan sehari-hari. Nilai sosial budaya adalah konsepsi idealis tentang baik buruk dan benar mengenai hakikat hidup manusia dalam lingkup hubungan manusia dengan pencipta, sesama manusia, alam, dimensi ruang dan waktu dan dalam memaknai hasil karya mereka. Pranata adalah aturan-aturan yang dibakukan oleh masyarakat atau suatu lembaga sehingga mengikat bagi masyarakat dan anggotanya. Saudara-saudara sekalian, berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas maka perlu saya sampaikan di sini bahwa maksud dan tujuan pelestarian dan pengembangan adat istiadat dan nilai sosial budaya masyarakat adalah untuk memperkokoh jati diri individu dan masyarakat dalam mendukung kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta mendukung pengembangan budaya nasional dalam mencapai peningkatan kualitas ketahanan nasional dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3 Berkaitan dengan pemahaman tersebut di atas, maka makna pelestarian adalah upaya untuk menjaga dan memelihara adat istiadat dan nilai sosial budaya masyarakat yang bersangkutan, terutama nilainilai etika, moral, dan adab yang merupakan inti dari adat istiadat, kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat, dan lembaga adat agar keberadaannya tetap terjaga dan berlanjut. Sedangkan pengembangan adalah upaya yang terencana, terpadu, dan terarah agar adat istiadat dan nilai sosial budaya masyarakat dapat berkembang mengikuti perubahan sosial, budaya dan ekonomi yang sedang berlangsung. Saudara sekalian yang berbahagia. Dalam Permendagri Nomor 52 Tahun 2007 tentang Pedoman Pelestarian dan Pengembangan Adat Istiadat dan Nilai Sosial Budaya Masyarakat, dinyatakan bahwa pelestarian dan pengembangan adat istiadat dan nilai sosial budaya masyarakat dilaksanakan dengan 3 cara: 1. KONSEP DASAR Pelestarian dan Pengembangan Adat Istiadat dan Nilai Sosial Budaya Masyarakat 2. PROGRAM DASAR Pelestarian dan Pengembangan Adat Istiadat dan Nilai Sosial Budaya Masyarakat, dan 3. STRATEGI PELAKSANAAN Pelestarian dan Pengembangan Adat Istiadat dan Nilai Sosial Budaya Masyarakat. Dan ketiga cara tersebut di atas pada kesempatan ini, seiring dengan pelaksanaan Musyawarah Adat ini saya ingin menekankan pada point ke tiga yaitu Strategi pelaksanaan Pelestarian dan Pengembangan Adat Istiadat dan Nilai Sosial Budaya Masyarakat yang saya harapkan sekarang dan ke depannya dapat Saudara-saudara rumuskan untuk selanjutnya dapat Saudara terapkan baik di internal organisasi saudara maupun kepada masyarakat luas, yaitu sebagai berikut: 1) Agar kita bersama dapat mengidentifikasi nilai-nilai budaya yang masih hidup dan potensial untuk dikembangkan; 4 2) Agar kita bersama dapat menyusun langkah-langkah prioritas Pelestarian dan Pengembangan Adat Istiadat dan Nilai Sosial Budaya Masyarakat; 3) Agar kita bersama dapat mengkaji pranata sosial yang masih ada, diakui dan diterima oleh masyarakat; 4) Agar kita bersama dapat melembagakan forum-forum aktualisasi adat istiadat dan nilai sosial budaya masyarakat dalam even-even strategis daerah dan masyarakat; 5) Agar kita bersama dapat mengembangkan dan membentuk jaringan lintas pelaku melalui penguatan kerjasama antar kelembagaan adat istiadat di masing-masing kabupaten/kota di lestarikan dan pengembangan jaringan kerjasama lintas pelaku maupun lintas daerah; 6) Agar kita bersama dapat mengembangkan model koordinasi antara pemerintah daerah dengan kelembagaan adat istiadat yang bersifat berkelanjutan; 7) Agar kita bersama dapat mengembangkan, menyebarluaskan dan memanfaatkan nilai sosial budaya masyarakat; 8) Agar kita bersama dapat memelihara norma, nilai dan sistem sosial yang positif di dalam masyarakat; dan 9) Menginternalisasikan nilai sosial budaya esensial yang ada dan mentransformasikan menjadi nilai sosial budaya kekinian menuju terciptanya masyarakat madani; Saudara-saudara sekalian yang saya cintai. Di samping hal-hal yang telah sampaikan di atas maka pelaksanaan Musyawarah Adat ini saya harapkan memberikan dampak positif sebagal berikut: - Musyawarah Adat dapat mempererat hubungan kemitraan atau kerjasama antara Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dengan Lembaga Adat Tokoh Adat yang ada di Provinsi Kalimantan Barat. 5 - Musyawarah Adat dapat mempererat hubungan Kekeluargaan, kebersamaan dan keakraban antara sesama Lembaga Adat Pemuka Masyarakat/Tokoh Adat di Provinsi Kalimantan Barat. - Musyawarah Adat dapat mempererat hubungan kekeluargaan, kebersamaan Lembaga Adat Tokoh Adat yang ada di Provinsi Kalimantan Barat dengan Masyarakat Provinsi Kalimantan Barat yang tentunya kesemuanya itu adalah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kalimantan Barat yang kita cintai. - Musyawarah Adat dapat memfasilitasi peningkatan peran, fungsi dan tugas Lembaga Adat/Tokoh Adat ke depan terutama terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya bagi masyarakat di Kalimantan Barat. - Musyawarah Adat dapat memfasilitasi peran dan fungsi Lembaga Adat sebagai mitra Pemerintah dalam memperlancar tugas Pemerintah dalam bidang Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan atau sosial Budaya; Hadirin sekalian yang berbahagia. Berkaitan dengan kemitraan antara Pemerintah dengan Lembaga Kemasyarakatan/adat yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini, sedikit saya gambarkan tugas Pemerintah dalam membina Lembaga adat yang ada: Bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa pasal 98 Ayat I (satu) menyatakan “Pemerintah Provinsi Wajib membina penyelenggaraan Pemerintah Desa dan Lembaga Kemasyarakatan” Berkaitan dengan hal tersebut d atas pasal 100 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa menyatakan pula: “Pembinaan Pemerintah Provinsi sebagaimana dimaksud Pasal 98 ayat 1 adalah : Memfasilitasi Keberadaan Kesatuan Masyarakat Hukum Adat, Nilai Adat Istiadat, Lembaga Adat beserta Hak-hak Tradisionalnya dalam pelaksanaan Pemerintah Desa”. 6 Dengan demikian Kesatuan Masyarakat Hukum Adat, Nilai Adat Istiadat, Lembaga Adat beserta Hak-hak Tradisionalnya diakui keberadaannya oleh Pemerintah, bahkan pemerintah utamanya Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dalam hal ini berkewajiban membina Lembaga Adat sebagai salah satu Lembaga Kemasyarakatan yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hadirin Sekalian Yang berbahagia. Berkaitan dengan Pemembinaan Lembaga Adat oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat sebagaimana saya uraikan di atas, maka ada beberapa hal yang perlu saya sampaikan kepada Saudara-saudara khususnya Tokoh-tokoh Adat se Kalimantan Barat sebagai berikut: Pertama, agar Saudara-saudara sebagai Tokoh Adat yang merupakan pengayom masyarakat selalu mengupayakan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia yang kritis, kreatif dan inovatif melalui upaya pendidikan formal, non formal, proses pemberdayaan dan penyadaran, serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak destruktif (merusak) terhadap lingkungan hidup dan kesejahteraan umat manusia. Kedua, berkaitan dengan Hukum Adat yang berlaku, perlu saya sampaikan di sini bahwa hukum adat diakui eksistensinya dalam Negara Kesatuan Republik lndonesia, namun demikian perlu saya ingatkan kepada Saudara-saudara, bahwa di samping perlunya kita memelihara dan melestarikan adat istiadat dan hukum Adat sebagai bagian dari kebudayaan Nasional Bangsa Indonesia, maka yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana penerapan hukum adat yang berlaku di wilayah Kalimantan Barat. Oleh karena itu mengingat pentingnya penerapan Hukum Adat ini, maka saya menghimbau kepada Saudara untuk menggali dan menambah wawasan serta berkomunikasi dua arah dengan Narasumber dalam Musyawarah Adat ini, tentang bagaimana Posisi Hukum Adat dalam mendukung terselenggaranya Peraturan Perundang Undangan Nasional. Agar nantinya Saudarasaudara dapat menerapkan dan mensosialisasikan pemahaman ini kepada masyarakat luas. 7 Ketiga, agar sebagai suatu lembaga yang merupakan mitra Pemerintah kiranya saudara-saudara dapat berkoordinasi, memberikan informasi atau masukan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan barat, melalui jalur-jalur komunikasi lembaga yang ada, terutama dalam perencanaan dan pengawasan pembangunan di Kalimantan Barat. Sejalan dengan itu, keberadaan Lembaga Adat dan Tokoh adat diharapkan dapat menyatukan persepsi yang positif antar masyarakat, mencegah timbulnya perpecahan, menciptakan persatuan dan kesatuan masyarakat, dan yang lebih penting adalah dalam rangka menciptakan dan membangun persepsi pembangunan Kalimantan Barat ke depan. Seiring dengan hal tersebut di atas Pemerintah, dalam hal ini Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat akan mengkaji berbagai kebijakan-kebijakan pembangunan di daerah Kalimantan Barat agar wilayah Kalimantan Barat yang kita cintai ini tidak menjadi daerah tertinggal, dengan cara menggalakkan pembangunan di segala sektor. Namun demikian keberhasilan daripada kesemuanya itu menjadi tugas dan kewajiban kita semua, termasuk Saudara-saudara Tokoh Adat sekalian, terutama untuk menciptakan keharmonisan di antara kita semua, sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan yang sedang kita jalankan bersama ini. Hadirin sekalian yang berbahagia. Pada kesempatan yang baik ini ijikanlah saya mengingatkan kita semua pada Tujuh Ajakan Pemerintah yakni: PERTAMA : agar kita benar-benar mencintai dan bangga pada Negara Kesatuan Republik Indonesia. “Banggalah pada bangsa sendiri, mencintai tanah air dan negeri sendiri”. KEDUA, agar kita saling menyayangi, rukun dan bersatu sesama komponen bangsa di seluruh tanah air “Jangan beda-bedakan dalam arti yang negatif. Misalnya perbedaan agama, suku, partai politik, profesi, status sosial dan ekonomi. Semua profesi mulia. Yang tidak mulia itu penjahat dan koruptor. Kita harus mampu hidup dalam perbedaan dengan persaudaraan. Kita harus mampu hidup dalam perbedaan dengan persaudaraan”. 8 KETIGA, agar kita tidak saling menyalahkan, bermusuhan, mencerca dan memaki. “Tidak ada kepribadian bangsa yang luhur dan baik yang seperti itu, karena hanya akan membuat bangsa kita tidak maju”. KEEMPAT, agar kita sebagai bangsa yang majemuk, jika ada konflik maka pertama-tama selesaikan secara damai, tidak dengan kekerasan. “Selesaikan dengan musyawarah, pendekatan adat, budaya dan agama. Kalau tidak bisa, tetap tanpa kekerasan. Tidak boleh main hakim sendiri. Gunakan hukum untuk menyelesaikannya. Jangan sampai terjadi lagi di negeri ini tragedi kemanusiaan”. KELIMA, agar kita sebagai bangsa kita berkewajiban memelihara kedaulatan dan keutuhan negara. “Kalau ada negara manapun yang mau mengganggu dan mengancam kedaulatan dan keutuhan negara kita, maka kita harus melakukan sesuatu, menindak, mengusir, menyelamatkan kedaulatan dan keutuhan negara kita. Jika di dalam negeri ada kelompok-kelompok yang ingin memisahkan diri, dan akhirnya menggangu dan mengancam kedaulatan dan keutuhan negara, tentu harus kita cegah”. KEENAM, agar negara makin maju dan sejahtera, maka pertama-tama agar kita bisa membangun, harus aman dan stabil. “Politik memang kadang panas dan keras. Tapi tidak boleh membuat negara terguncang”. KETUJUH adalah membangun hubungan yang harmonis dan baik antara pemimpin dan rakyat. “Semua strata pemimpin yang mengemban tugas di negeri harus mengayomi pemimpin di bawahnya, dan pemimpin menghormati dan loyal pada pemimpin di atasnya. Begitu etikanya. Semua pemimpin harus mengayomi rakyatnya tanpa membeda-bedakan. Rakyat menghormati pemimpin, penghormatan karena pemimpin menjalankan amanah. Siapapun pemimpinnya, meskipun berbeda suku, agama atau partai politik,” Saudara-saudara sekalian inti dan ajakan Pemerintah tersebut adalah agar seluruh komponen Bangsa mencintai Bangsa dan Tanah Air Indonesia, serta mempertahankan kerukunan dan persatuan di atas perbedaan bangsa dan negara,” 9 Saudara-saudara sekalian yang berbahagia. Sebelum saya mengakhiri sambutan ini, perlu saya kemukakan kepada Saudara hal yang sangat penting yaitu tugas nasional yang harus kita sukseskan dan laksanakan dengan penuh tanggung jawab, yaitu menyukseskan pelaksaaan Pemilu 2009 dan dilanjutkan dengan pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres). Kita maklumi bersama, bahwa hakekat penyelenggaraan Pemilu pada prinsipnya merupakan perwujudan dari kedaulatan rakyat. Oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kepada Saudara-saudara untuk turut serta menyukseskan terselenggaranya pelaksanaan Pemilu Tahun 2009 dan pelaksanakan Pilpres mendatang. Saya menghimbau kepada Saudara-saudara sekalian agar pelaksanaan Pemilu Legislatif tahun 2009 dan Pilpres, termasuk Pilkada kabupaten/kota mendatang dapat lebih sukses, lebih aman, lebih tertib dan lebih lancar dan seluruh pelaksanaan pesta demokrasi yang selama ini telah kita laksanakan bersama-sama di Kalimantan Barat ini semua menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama, termasuk Saudara-saudara sekalian para Tokoh Adat se Provinsi Kalimantan Barat. Termasuk di dalamnya, Saudara-saudara dapat membantu kelancaran proses pendataan penduduk oleh petugas pemerintah yang ada, untuk memperlancar pendataan penduduk pemilih sementara dan pendataan penduduk pemilih tetap Pemilu 2009 dan Pilpres karena kegiatan ini adalah kewajiban kita bersama untuk membantu memenuhi hak masyarakat menggunakan hak pilihnya. Selanjutnya berkaitan dengan Pemilu Tahun 2009 maka pemerintah mengeluarkan kebijakan agar pelaksanaan pemekaran provinsi/kabupaten/kota/kecamatan/desa dan kelurahan untuk sementara waktu ditunda pelaksanaannya sampai selesainya Pemilu tahun 2009 dan Pilpres, mengingat pemerintah telah menetapkan daerah-daerah pemilihan (Dapil) yang terdaftar sekarang ini sebagai daerah/wilayah yang dipakai untuk Pemilu tahun 2009. Hadirin yang berbahagia. 10 Besok kita akan melaksanakan satu hari yang sangat penting pada acara kenegaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu pelaksanaan upacara bendera detik-detik HUT Proklamasi RI ke 63. Pada kesempatan ini, saya mengundang saudara-saudara sekalian peserta Musyawarah Adat ini, untuk bersama-sama dengan saya dan Saudara-saudara kita di Provinsi Kalimantan Barat ini untuk mengikuti pelaksanaan upacara bendera detik-detik HUT Proklamasi RI ke 63 di depan halaman Kantor Gubernur Kalimantan Barat. Dan setelah itu saya mengundang pula Saudara-saudara sekalian peserta Musyawarah Adat ini untuk mengikuti acara resepsi malam kenegaraan di Pendopo Gubernuran. Saudara-saudara sekalian, berkaitan dengan oeringatan hari kemerdekaan RI, saya mengajak Saudara-saudara sekalian dengan semangat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia Ke 63, marilah kita semua semakin merapatkan barisan, menyatukan persepsi, visi dan misi menyukseskan pembangunan Kalimantan Barat, membuang segala perbedaan yang dapat memecah belah Bangsa Indonesia, dalam rangka mewujudkan cita-cita, mencapai kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat Provinsi Kalimantan Barat. Hadirin yang berbahagia. Pada kesempatan ini pula perlu saya sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Panitia Musyawarah Adat dan Budaya se-Provinsi Kalimantan Barat atas terselenggaranya acara ini. Akhirnya, dengan memohon petunjuk dan perlindungan Tuhan Yang Maha Esa agar senantiasa memberikan kelimpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, Musyawarah Adat se-Kalimantan Barat Tahun 2008 secara resmi saya nyatakan dibuka. Terima kasih atas perhatiannya, selamat malam dan salam sejahtera bagi kita semua.