KEWARGANEGARAAN Modul ke: HAK DAN KEWAJIBAN WARGANEGARA Fakultas FASILKOM Program Studi Teknik Informatika www.mercubuana.ac.id Nurohma, S.IP, M.Si Pendahuluan Abstract : • Menjelaskan Pengertian, hak dan kewajiban Warga Negara dan hak dan kewajiban Warga Negara Indonesia serta cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia. Kompetensi : • Mahasiswa mampu memahami pengertian hak, kewajiban, warga negara dan memahami hak dan kewajiban warganegara Indonesia serta cara memperoleh kewarganegaraan Indonesia. Pengertian KEWARGANEGARAAN HAK DAN KEWAJIBAN WARGANEGARA Pengertian Banyak literatur yang mendefinisikan hak dan kewajiban warganegara merupakan bagian dari definisi hak asasi setiap orang, yakni sebagai hak-hak dasar yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Dalam pengertian warga negara secara umum dinyatakan bahwa warga negara merupakan anggota negara yang mempunyai kedudukan khusus terhadap negaranya. Ia mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negaranya. Berdasarkan pada pengertian tersebut, maka adanya hak dan kewajiban warga negara terhadap negaranya merupakan sesuatu yang niscaya ada. Selain juga tentu antara hak dan kewajiban harus dipenuhi manusia secara seimbang. Pengertian Pada masyarakat Barat hak lebih menjadi wacana yang dominan daripada kewajiban. Hal ini bisa dipahami dari pandangan hidup masyarakat Barat yang individualis. Pada masyarakat individualis segala sesuatu dimulai dari diriku (aku). Sehingga yang terjadi masing-masing individu saling menghargai individu yang lain. Berangkat dari hakku inilah kemudian lahir kewajiban-kewajiban agar hak-hak individu tersebut dapat terpenuhi. masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat Timur. Karakter masyarakat Timur lebih menekankan hak orang lain daripada hak dirinya sendiri. Hak diri seringkali dileburkan dalam hak kolektif/sosial. Seseorang jarang ingin menonjol secara pribadi namun cenderung lebih menonjolkan sisi kolektifnya. Ketika seseorang berbuat untuk orang lain itu dipahami sebagai kewajibannya, maka otomatis orang lain akan mendapatkan haknya, demikian pula ketika orang lain menjalankan kewajibannya maka kita juga mendapatkan hak kita. Pengertian Secara konseptual hal itu digolongkan menjadi tiga yaitu Pluralis, Marxis, dan Sintesis dari keduanya. Negara dan warga negara sebenarnya merupakan satu keping mata uang bersisi dua. Negara tidak mungkin ada tanpa warga negara, demikian pula sebaliknya. 1. Pluralis • Kaum pluralis berpandangan bahwa negara itu bagaikan sebuah arena tempat berbagai golongan dalam masyarakat berlaga. Masyarakat berfungsi memberi arah pada kebijakan yang diambil negara. Pandangan pluralis persis sebagaimana dikatakan Hobbes dan John Locke bahwa masyarakat itu mendahului negara. Masyarakat yang menciptakan negara dan bukan sebaliknya, sehingga secara normatif negara harus tunduk kepada masyarakat (Wibowo, 2000: 11-12). Pengertian 2. Marxis • Teori Marxis berpendapat bahwa negara adalah serangkaian institusi yang dipakai kaum borjuis untuk menjalankan kekuasaannya. Seorang tokoh Marxis dari Italia, Antonio Gramsci, yang memperkenalkan istilah ‘hegemoni’ untuk menjelaskan bagaimana negara menjalankan penindasan tetapi tanpa menyebabkan perasaan tertindas, bahkan negara dapat melakukan kontrol kepada masyarakat (Wibowo, 2000: 15). 3. Sintesis • Pandangan yang menyatukan dua pandangan tersebut adalah teori strukturasi yang dikemukakan oleh Anthony GiddensIa berpandangan bahwa antara struktur dan agensi harus dipandang sebagai dualitas (duality) yang selalu berdialektik, saling mempengaruhi dan berlangsung terus menerus. (Wibowo, 2000: 21). Hak dan Kewajiban Warga Negara di Indonesia Dalam konteks Indonesia, hak warga negara terhadap negaranya telah diatur dalam Undang-undang Dasar 1945 dan berbagai peraturan lainnya yang merupakan derivasi dari hak-hak umum yang digariskan dalam UUD 1945. Hubungan negara dan warga negara dalam konteks hak dan kewajiban sebagaimana yang tertuang dalam UUD 1945, maka kita bisa mencermati dari 3 teori yang ada yang jauh lebih mendekati dengan teori strukturasi. Meski dalam UUD 1945 tidak secara eksplisit menyebutkan hak negara, namun secara implisit terdapat pasal-pasal tentang kewajiban warga negara. Negara memiliki hak untuk ditaati peraturannya dan hal itu terlihat dalam social practice-nya. Negara dan warga negara masing-masing memiliki hak dan kewajiban sesuai porsinya. Negara memiliki kewenangan untuk mengatur warga negaranya, namun warga negara juga memiliki fungsi kontrol terhadap negara. Hak dan Kewajiban Warga Negara di Indonesia Hak-hak warga negara yang dijamin dalam UUD maka dapat dilihat dalam bab tentang hak asasi manusia yang rumusan lengkapnya tertuang dalam pasal 26, 27, 28 dan 30, 31. Kewajiban warganegara ada pada Pasal 27 ayat 1, Pasal 28 J ayat 1 dan 2, Pasal 30 ayat 1 dan 2, serta Pasal 31 ayat 2. Kewajiban Negara tertuang pada Pembukaan UUD 1945 Alenia IV, Pasal 28 I ayat 4, Pasal 29 ayat 2, Pasal 30 ayat 2 ,3 dan 4, Pasal 31 ayat 2,3,4, dan 5, Pasal 32 ayat 1 dan 2, Pasal 33 ayat 3, serta Pasal 34 ayat 1,2, dan 3. Tatacara dan Prasyarat Memperoleh Kewarganegaraan Secara umum ada 2 asas dan 2 sebab yang berlaku atau biasa digunakan oleh seluruh negara-negara di dunia yakni: Asas Ius-Sanguinis dan Asas Ius-Soli • Asas ius-sanguinis adalah asas keturunan atau hubungan darah, artinya bahwa kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh orangtuanya. Sedangkan asas ius-soli adalah asas daerah kelahiran, artinya bahwa status kewarganegaraan seseorang ditentukan oleh tempat kelahirannya di negara tersebut. Bipatride dan Apatride • Bipatride (dwi kewarganegaraan) timbul apabila menurut peraturan dari dua negara terkait seseorang dianggap sebagai warga negara kedua negara itu. Sedangkan apatride (tanpa kewarganegaraan) timbul apabila menurut peraturan Kewarganegaraan, seseorang tidak diakui sebagai warga negara dari negara apapun. Tatacara dan Prasyarat Memperoleh Kewarganegaraan UU No.12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan yang secara umum dijelaskan dan dibedakan dengan beberapa cara dan tahapan yang meliputi : Karena Kelahiran, artinya bisa membuktikan dengan adanya akta kelahiran; Karena Pengangkatan, yaitu adanya Kutipan Pernyataan Sah Buku Catatan Pengangkatan Anak Asing; Karena dikabulkannya permohonan, yaitu adanya Petikan Keputusan Presiden tentang permohonan tersebut (tanpa pengucapan sumpah dan janji setia); Karena Pewarganegaraan, yaitu adanya Petikan Keputusan Presiden tentang pewarganegaraan tersebut yang diberikan setelah pemohon mengangkat sumpah dan janji setia; Karena perkawinan; Karena turut ayah dan atau ibu; Karena pernyataan, yaitu adanya Surat Edaran Menteri tentang Memperoleh/kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia dengan pernyataan. Terima Kasih Nurohma, S.IP, M.Si