I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman Tapak Dara

advertisement
1
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tanaman Tapak Dara (Catharanthus roseus L.)
adalah salah satu
tanamanyang tersebar luas di daerah tropis. Tanaman ini pada mulanya berasal dari
Madagaskar sehingga dikenal juga dengan namaMadagascar periwinkle. Pada saat
sekarang tanaman ini sudah menyebar hampir di seluruh daerahtropis seperti di China,
India, Indonesia, Australia, Amerika Utara dan Selatan.
DiIndonesia umumnya
tanaman ini sering dijumpai sebagai tanaman hias yang di tanam dihalaman depan
rumah. Tanaman ini berupa perdu menahun dengan tinggi tanaman kurangdari 1m.
Tanaman Tapak dara memiliki warna bunga yang indah seperti ungu muda, merah
muda atau putih.
Penyebaran tanaman tapak dara yang luas diberbagai daerah,
menyebabkan tanaman ini banyak memiliki nama lokal.
Di Indonesia tumbuhan hiaspekarangan ini dikenal dengan bermacam-macam
nama, seperti disebut sindapor (Sulawesi), kembang tembaga (bahasa Sunda), dan
kembang tapak dara (bahasa Jawa). Orang Malaysia mengenalnya sebagai kemunting
cina, pokok rumput jalang, pokok kembang sari cina, atau pokok ros pantai. Di
Filipina ia dikenal sebagai tsitsirika, di Vietnam sebagai hoa hai dang, di Cina dikenal
sebagai chang chunhua, di Inggris sebagai rose periwinkle, dan di Belanda sebagai
soldaten bloem (Wikipedia) Di PT East West Seed Indonesia tanaman tapak dara ini
disebut dengan tanaman Vinca. Tanaman ini ditanam didalam pot sebagai hiasan yang
memiliki keindahan yang dapat menyejukan mata bagi siapa saja yang memandangnya
dan vinca ini juga ditanam sebagai unsur soft material taman.
Tanaman tapak dara dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi
denganketinggian 800 m dari permukaan laut (dpl.). Tanaman ini menyukai tempat
2
yang terbuka,namun juga dapat tumbuh pada tempat yang ternaungi. Tumbuhan ini
dapat diperbanyak dengan biji, setek batang, atau akar(Watiniasih, 2012).
Di Indonesia tanaman tapak dara belum banyak dibudidayakan, walaupun telah
lamadiketahui dapat digunakan sebagai tanaman hias dan obat herbal. Kandungan
vincristine dan vinblastine yangakhir-akhir ini telah diketahui sebagai obat kanker
sangatlah membuka peluang bagi petaniuntuk membudidayakan tanaman tapak dara
ini.
Salah satu penyebab kurangbaiknya pertumbuhan tanaman tapak dara adalah
kurangnya pengetahuan masyarakat akan syarat tumbuh untuk pertumbuhan tanaman
tapak dara yang baik. Kualitas tanaman yang baik ditandai oleh pertumbuhanbunga
yang baik, tahan terhadap hama dan penyakit. Upaya untuk membudidayakan tapak
dara dengan pertumbuhan yang baik adalah dengan memenuhi syarat tumbuh yang
diinginkan, salah satunya adalah
ketinggian tempat yang paling baik untuk
pertumbuhan tanaman ini.
Faktor ketinggian tempat akan menunjukan adanya perbedaan iklim pada
dataran tertentu yang akan berpengaruh kepada tanaman sepertisuhu.
Suhu
merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Tinggi rendahnya suhu disekitar tanaman ditentukan oleh
radiasi matahari, kerapatan tanaman, distribusi cahaya dalam tajuk tanaman.Pengaruh
suhu terhadap tanaman ditunjukan dengan 3 tingkatan suhu yaitu 1. Pengaruh suhu
minimum terhadap tanaman 2. Pengaruh suhu optimum terhadap tanaman 3. Pengaruh
suhu maksimm terhadap tanaman. Setiap tanaman menginginkan suhu optimum yang
berbeda-beda untuk pertumbuhan dan perkembanganya, yang dimaksud dengan suhu
optimum adalah suhu yang paling baik untuk tanaman.
3
Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis telah melakukan percobaan
dengan judul “Adaptasi Tanaman HiasTapak Dara (Catharanthus roseus L.)” Ke
Dataran Rendah DI PT. East West Seed Indonesia Purwakarta Jawa Barat.
1.2. Tujuan
Tujuan dari penyusunanlaporan ini adalah: Untuk Mengetahuiadaptasi tanaman hias
tapak dara ke dataran rendah.
4
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Morfologi dan Taksonomi Tanaman Tapak Dara
Tapak dara bisa tumbuh baik mulai daratan rendah sampai ketinggian 800
meter di atas permukaan laut. Pohonnya berupa semak tegak dan tingginya bisa
mencapai 1 meter. Batangnya mengandung getah berwarna putih susu dan berbentuk
bulat dengan diameter berukuran kecil, berkayu, beruas, bercabang, dan berambut
sangat lebat (Academia, 2014).
Daunnya berbentuk bulat telur, berwarna hijau, dan diklasifikasikan berdaun
tunggal. Panjang daun sekitar 2 - 6 cm, lebar 1 - 3 cm, dan tangkai daunnya sangat
pendek. Bunga tapak dara muncul dari ketiak daun. Bunga berwarna violet, merah
rosa, putih (var. albus), putih dengan bintik merah (var. ocellatus), ungu, kuning
pucat. Kelopak bunga kecil, berbentuk paku. Mahkota bunga berbentuk terompet, dan
ujungnya melebar. Tepi bunga datar, terdiri dari tajuk bunga berbentuk bulat telur, dan
ujungnya runcing menutup ke kiri. Buah tapak dara berbentuk silindris, ujung lancip,
berbulu, panjang sekitar 1,5 - 2,5 cm, dan memiliki banyak biji(Academia, 2014).
Menurut Academia (2014), klasifikasi dari tanaman tapak dara adalah sebagai
berikut :
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi: Spermatophyta (Tumbuhan berbiji)
Sub Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
5
Ordo: Gentianales
Famili: Apocynaceae
Genus: Catharanthus
Spesies: Catharanthus roseus (Linn) G Don.
2.2. Kandungan Kimia Tanaman Tapak Dara
Tapak dara mengandung lebih dari 70 macam alkaloid.Dua jenis alkaloid yang
ditemukan pada daunnya, vinblastine dan vincristine, merupakan anti kanker aktif
yang dapat digunakan pada kemoterapi. Vinblastine digunakan untuk penderita
Hodgkin’s
disease
dan
vincristine
digunakan
untuk
anak-anak
penderita
leukemia.Vincristine, disamping dipakai dalam pengobatan leukemia, juga kanker
payudara, dan tumor ganas lainnya,selain itu ada juga kandungan Vindesine yang
dipakai dalam pengobatan leukemia pada anak-anak, dan penderita tumor pigmen, dan
Vinorelbine yang seringkali digunakan sebagai bahan pengobatan untuk mencegah
pembelahan
kelenjar.
Vinblastine (VLB) dan vincristine (VCR), alkaloid anti kanker lainnya adalah
leurosine (VLR), vincadioline, leurosidine, catharanthine, dan lochnerine. Sementara
alkaloid berefek hipoglikemik (menurunkan kadar gula darah) adalah leurosine,
catharanthine, lochnerine, tetrahydroalstonine, vindoline (Wijayakusuma, 2013).
2.3. Syarat Tumbuh Tanaman Tapak Dara
Habitat tanaman tapak dara ialah tumbuh di tempat yang berpasir tapi juga
dapat tumbuh di pinggir sungai, vegetasi savanna dan tempat kering, serta di hutan.
Tapak dara merupakan tanaman yang memiliki toleransi tinggi terhadap garam
sehingga sebagian besar ditemukan di dekat laut tetapi seringkali ditemukan hingga
1500 m di atas permukaan laut. Tapak dara dapat hidup di lingkungan yang tidak
6
terlalu panas. Suhu udara pada malam hari 18-20 0C sedangkan pada siang hari 24300C. PH yang diinginkan tapak dara adalah 5,4-5,8.
2.4. Deskripsi Tanaman Tapak Dara.
Tapak Dara adalah tanaman perdu kecil tahunan, berasal dari Amerika Tengah.
Tumbuh baik mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 800 meter di atas
permukaan laut. Tumbuhan ini menyukai tempat-tempat yang terbuka, tapi tak
menutup kemungkinan bisa tumbuh di tempat yang agak terlindung pula. Habitus
perdu tumbuh menyamping, Tinggi tanaman bisa mencapai 0,2-1 meter. Daunnya
berbentuk bulat telur, berwarna hijau, tersusun menyirip berselingan,panjang daun
sekitar 2-6 cm, lebar 1-3 cm, dan tangkai daunnya sangat pendek, batang dan daunnya
mengandung lateks berwarna putih.Bunganya aksial (muncul dari ketiak daun).
Kelopak bunga kecil, berbentuk paku. Mahkota bunga berbentuk terompet, ujungnya
melebar, berwarna putih, biru, merah jambu atau ungu tergantung kultivarnya.
Buahnya berbentuk gilig (silinder), ujung lancip, berambut, panjang sekitar 1,5 - 2,5
cm, dan memiliki banyak biji. (Wikipedia).
2.5. Ketinggian Tempat.
Ketinggian tempat merupakan faktor lingkungan yang memiliki pengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Setiap tanaman memiliki syarat
tumbuh yang dikehendakinya, salah satu dari syarat tumbuh tersebut adalah ketinggian
tempat penanaman atau yang biasa disebut dengan altitude yang dinyatakan dalam
meter diatas permukaan laut. Ketinggian tempat adalah ketinggian dari permukaan air
laut (elevasi). Ketinggian tempat mempengaruhi perubahan suhu udara. Semakin
tinggi suatu tempat, misalnya pegunungan, semakin rendah suhu udaranya atau
udaranya semakin dingin. Semakin rendah daerahnya semakin tinggi suhu udaranya
7
atau udaranya semakin panas. Ketinggian suatu tempat berpengaruh terhadap suhu
suatu wilayah.
Perbedaan regional dalam topografi, geografi dan cuaca menyebabkan
terjadinya perbedaan dalam tanaman, pola tanam, metode bercocok tanam dan situasi
sosio-ekonomi.Pola tanam dari beberapa tanaman yang ditanam terus menerus serta
keadaan iklim yang cocok akan meningkatkan dan kompleksnya serangan hama, peny
akit dan gulma.Tinggi tempat dari permukaan laut menentukan suhu udara dan
intensitas sinar yang diterima tanaman. Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah
temperatur tempat tersebut,demikian juga intensitas matahari semakin berkurang
penyinaran inilah yang nantinya akan digunakan untuk menggolongkan tanaman apa
yang sesuai untuk dataran tinggi atau dataran rendah. Ketinggian tempat dari
permukaan laut juga sangat menentukan pembungaan tanaman. Tanaman berbuah
yang ditanam di dataran rendah berbunga lebih awal dibandingkan dengan dataran ting
gi.
Faktor lingkungan akan mempengaruhi proses-proses fisiologi dalam tanaman.
Semua proses fisiologi akan dipengaruhi oleh suhu dan beberapa proses akan
tergantung dari cahaya. Suhu optimum diperlukan tanaman agar dapat dimanfaatkan
sebaik-baiknya oleh tanaman. kondisi yang terlalu tinggi akan menghambat
pertumbuhan tanaman bahkan akan dapat mengakibatkan kematian bagi tanaman,
demikian pula sebaliknya kondisi yang terlalu rendah. Sedangkan cahaya merupakan
sumber tenaga bagi tanaman.Suhu berpengaruh terhadap pertumbuhan vegetatif,
induksi bunga, pertumbuhan dan differensiasi perbungaan (inflorescence), mekar
bunga, munculnya serbuk sari, pembentukan benih dan pemasakan benih. Tanaman
tropis tidak memerlukan keperluan vernalisasi sebelum rangsangan fotoperiode
8
terhadap pembungaan menjadi efektif,tetapi pengaruh suhu terhadap induksi bunga
cukup kompleks dan bervariasi tergantung pada tanggap tanaman terhadap fotoperiode
yang berbeda. Suhu malam yang tinggi mencegah atau memperlambat pembungaan
dalam beberapa tanaman. Pada daerah beriklim sedang, perbedaan suhu lebih
ditentukan dengan derajat lintang (latitude), di daerah tropika, perbedaan ini lebih
ditentukan dari tinggi tempat (altitude). Ditinjau dari sudut pertumbuhan tanaman,
Junghuhn (1853) membagi daerah pertanaman di pulau Jawa menjadi 4 zona.
Budidaya tanaman harus memperhatikan faktor ini agar produksi yang dicapai dapat
maksimal. Suhu adalah salah satu unsur iklim yang berperan terhadap pertumbuhan
tanaman. (Gotomila, 2009).
Suhu secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor : 1. Latitude atau lintang
suatu tempat, 2. Musim (khusus di Indonesia), 3. Kejernihan atmosfer (awan, kabut,
dan lain-lain), 4. Konstanta matahari (Jarak matahari dengan bumi), 5. Altitude (tinggi
tempat dari permukaan laut), 6. Angin.
Suhumerupakan faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tinggi rendahnya
suhu disekitar tanaman ditentukan dengan radiasi matahari, kerapatan tanaman,
distribusi cahaya dalam tajuk tanaman dan kandungan lengas tanah.
Pengaruh suhu
terhadap tanamandipengaruhi dari suhu yang dibagi menjadi 3 yaitu 1. Pengaruh Suhu
Minimum Terhadap Tanaman 2. Pengaruh Suhu Optimum Terhadap Tanaman 3.
Pengaruh Suhu Maksimum Terhadap Tanaman
Pengaruh suhu minimum terhadap tanaman,pada suhu rendah (minimum)
pertumbuhan tanaman menjadi lambat bahkan terhenti, karena kegiatan enzimatis
dikendalikan oleh suhu,suhu tanah yang rendah akan berakibat absorpsi air dan unsur
hara terganggu, karena transpirasi meningkat. Apabila kekurangan air ini terus
9
menerus tanaman akan rusak. Hubungan suhu tanah yang rendah dengan dehidrasi
dalam jaringan tanaman adalah apabila suhu tanaman rendah viskositas air naik dalam
membran sel, sehingga aktivitas fisiologis sel-sel akar menurun.
Suhu tanah yang rendah akan berpengaruh langsung terhadap populasi mikroba
tanah. Laju pertumbuhan populasi mikroba menurun dengan menurunnya suhu sampai
di suhu 0ºC, sehingga banyak proses penguraian bahan organik dan mineral esensial
dalam tanah yang terhalang. Aktivitas nitrobakteria menurun dengan menurunnya
suhu, sehingga proses nitrifikasi berkurang. Pada tanaman tropik memperlihatkan
pertumbuhan yang terhambat pada suhu 20ºC, laju pertumbuhan menurun dengan
pesat menjelang suhu 10ºC dan mati setelah suhu turun terus dibawah 10ºC.
Pada umumnya respirasi menurun dengan menurunnya suhu dan menjadi
cepat bila suhu naik. Pada suhu yang amat rendah, respirasi terhenti dan biasanya
diikuti pula terhentinya fotosintesa. Kondisi ini dapat diartikan tercapainya suhu vital.
Suhu vital berada sedikit diatas titik beku. Suhu rendah pada kebanyakan tanaman
mengakibatkan rusaknya batang, daun muda, tunas bunga dan buah. Besarnya
kerusakan organ atau jaringan tanaman akibat suhu rendah tergantung pada keadaan
air, keadaan unsur hara, morfologis dan kondisi fisiologis tanaman. Tanaman yang
tumbuh didaerah yang berkecukupan air lebih sensitif daripada tanaman yang biasa
hidup dilingkungan kering. Tanaman yang jaringannya kaya unsur kalium biasa lebih
tahan terhadap suhu rendah, tetapi jaringan yang banyak mengandung nitrogen pada
umumnya lebih rapuh. Lapisan gabus dan lilin pada organ tanaman dapat menaruh
pengaruh buruk yang disebabkan oleh suhu rendah. Keadaan ini sangat tergantung
pada kondisi fisiologis tanaman.
10
Pengaruh suhu optimum terhadap tanaman,1) laju pertumbuhan tanaman
berjalan pada kecepatan maksimum bila suhu berada pada kondisi optimum, kalau
faktor-faktor lain tidak menjadi pembatas,2) dalam selang suhu minimum ke optimum,
kecepatan pertumbuhan berbeda tidak nyata kalau waktu cukup lama, tetapi kecepatan
pertumbuhan bertambah tinggi bila semakin dekat dengan suhu optimum,3)pada jarak
suhu optimum ke suhu maksimum, kecepatan pertumbuhan pada umumnya menurun,
kecuali pada jenis tanaman tertentu pertumbuhan berlangsung cepat. Pada suhu
optimumdan tanaman tidak stress air, suhu daun mengikuti suhu udara dan suhu akar
akan mengikuti suhu tanah,4) urutan pengaruh suhu terhadap fungsi tanaman adalah
sebagai berikut : pertumbuhan, pembelahan sel, fotosintesa, respirasi.
Panas memberikan energi untuk beberapa fungsi tanaman agar tanaman dapat
melaksanakan proses-proses fisiologisnya,5)suhu juga mempengaruhi fotosintesa dan
metabolisme tanaman. Pada suhu rendah tanaman terangsang untuk membentuk
polisakarida lebih banyak karena respirasi menurun. Hal ini tentu berkaitan dengan
kegiatan fotosintesa sebelumnya. Laju akumulasi karbohidrat akan lebih cepat bila
suhu semakin menurun menjelang panen,6) Tanaman di daerah sedang, suhu optimum
untuk fotosintesa lebih rendah dibandingkan dengan suhu optimum untuk respirasi.
Pernyataan ini akan menjawab kenapa tanaman penghasil karbohidrat memberikan
hasil yang lebih tinggi (seperti jagung, kentang) didaerah beriklim sedang
dibandingkan dengan hasil tanaman yang dicapai oleh tanaman yang sama ditanam
pada daerah yang lebih panas,7)pada tahap perkecambahan, selain untuk pertumbuhan
energi juga dibutuhkan untuk menembus kulit biji,8)kebutuhan energi pada tahap
pembungaan ditunjukan untuk pertumbuhan vegetatif dan digunakan untuk
membentuk sel-sel gamet. Kebutuhan energi yang besar ini dibuktikan suhu optimum
11
untuk tahap perkecambahan dan pembungaan lebih besar dari pada suhu optimum
untuk tahap lainnya dalam siklus hidup tanaman. Kalau kebutuhan energi panas tidak
terpenuhi, tanaman tidak dapat berkecambah atau berbunga, 9)dalam siklus hidup
tanaman kedua tahap ini merupakan fase kritis, fase dimana permintaan tanaman akan
suhu dan faktor tumbuh lainnya adalah besar. Tanaman akan muncul lebih cepat ke
permukaan tanah, kalau suhu tanah mendekati optimum (21 ºC)(Shaw, 1955).
Pengaruh Suhu Maksimum Terhadap Tanaman, 1)jaringan tanaman akan mati
apabila suhu mencapai 45ºC sampai 55 ºC selama 2 jam,2)tanaman yang kadar
karbohidrat tinggi lebih tahan terhadap suhu ekstrem tinggi, karena denaturasi
karbohidrat lebih tahan dibandingkan protein. Denaturasi portein terjadi pada suhu 45
ºC, sedangkan karbohidrat baru rusak pada suhu diatas 55 ºC, bahkan ada yang sampai
85 ºC, 3)laju respirasi dipengaruhi oleh suhu, respirasi rendah bahkan terhenti pada
suhu 0ºC dan maksimal pada suhu 30 ºC-40 ºC. Pada tanaman tropis, respirasi
maksimal terjadi pada suhu 40 ºC dan tanaman daerah sedang respirasi maksimal 30
ºC. Suhu tinggi (diatas optimum) akan merusak tanaman dengan mengacau arus
respirasi dan absorpsi air, 4)pada suhu 45 ºC akan mengganggu aktivitas enzim,
diantaranya enzim proteinase dan peptidase. Enzim proteinase berfungsi uantuk
merombak protein menjadi lipids. Sedangkan enzim peptidase merombak peptids
menjadi asam amino. Tidak berkecambahnya biji (terutama kedele dan jagung) pada
suhu tinggi karena kegagalan metabolisme biji yang disebabkan oleh kekurangan
bahan dasar, yakni asam amino, 5)translokasi asimilat terjadi dengan adanya molekul
atau ion melintasi membran dari daun ke jaringan yang merismatik. Pada suhu tinggi
translokasi asimilat terhalang akibat terjadinya dehidrasi, karena respirasi meningkat,
12
6) Pada suhu yang terlalu tinggi dan datangnya tiba-tiba akan menyebabkan terjadinya
perubahan genetis dalam sel atau disebut juga mutasi.
2.6.
Hama dan Penyakit Tanaman Tapak Dara
A. Hama
a. Ulat Tanah Agrotis ipsillon
Seperti jenis tanaman lainya tapak dara juga tidak luput dari serangan hama.
Ulat ini berukuran kecil panjangnya kurang dari 1 cm, berwarna hitam, dan aktif pada
malam hari. Pada siang hari ulat ini bersembunyi didalam tanah atau dibalik daun.
Ulat ini dari golongan Spodoptera sp sering menyerang tanaman yang ditanam
dengan media bahan organik atau kompos yang belum matang ulat tanah ini
menyerang bibit muda dengan cara mematahkan batang dan memakan seluruh bagian
tanaman.
b. Trips
Trips termasuk hama yang menyerang hampir seluruh tanaman. Hama ini
menusuk dan menghisap jaringan tanaman baik daun maupun bunga sehingga
meninggalkan bekas tusukan yang ditandai oleh perubahan warna daun menjadi pucat
mengeriting, sementara itu serangan pada kuncup bunga menunjukan gejala adanya
titik hitam atau kecoklatan dibekas tusukanya. Jika serangan cukup parah mahkota
pada kuncup yang akan mekar menjadi mengecil ( books google.co.id ).
B. Penyakit
a. Cucumber mosaik virus (CMV)
Gejala yang tampak pada tanaman tapak dara yang terinfeksi CMV bervariasi
tergantung berat atau lemahnya jenis virus yang menyerang. Pada tanaman tapak dara
yang bergejala berat daun-daun tampak mosaik hijau, karena distribusi perkembangan
13
hijau daun yang tidak merata yang disebabkan oleh perkembangan virus. Kadangkadang terjadi malformasi dengan bentuk daun yang tumbuh tidak normal atau
bentuknya seperti menggulung. Lebih parah lagi jika bentuk dan warna bunga tidak
normal. Pada tanaman tapak dara yang bergejala ringan atau lemah daun-daun tampak
mosaik hijau lemah dan bentuk bunga masih normal. Pada tanaman tapak dara yang
terinfeksi CMV dengan gejala pada daun tampak mosaik berat, seolah-olah memang
memperlihatkan keindahan, padahal CMV akan menghambat pertumbuhan tanaman,
umur tanaman menjadi relatif pendek, dan yang tidak kalah pentingnya adalah dapat
menjadi sumber inokulum CMV untuk menyebar ke tanaman lain.
Pada tanaman yang dibudidayakan khususnya tanaman tapak dara, virus sering
sukar untuk dideteksi. Virus menginfeksi inang tanpa menghasilkan gejala yang jelas.
Yang lain menghasilkan gejala yang mirip gangguan fisiologi (seperti defisiensi unsur
hara) atau kelainan genetik. Dengan demikian jika tanaman tapak dara yang
menampakkan gejala pada daun mosaik hijau, maka perlu dicurigai bahwa tanaman
terinfeksi virus.
Penularan
Penularan CMV kemungkinan besar dilakukan oleh serangga yang berperan
sebagai vektor (pembawa). Serangga merupakan kelompok terbesar dari vektor-vektor
virus tanaman, terutama vektor-vektor virus tanaman yang menyebabkan infeksi
tanaman yang secara ekonomis cukup berarti. Kebanyakan serangga vektor virus
tanaman adalah bangsa Hemiptera (Heteroptera dan terutama Homoptera). Serangga
ini mempunyai alat mulut penusuk dan pengisap. Jenis serangga yang dapat menjadi
vektor yang sangat efisien, yaitu kutudaun (Aphids) dan wereng daun (leafhopper),
wereng batang (planthopper), wereng pohon (treehopper), dan juga Bemisia spp.
14
(whiteflies) Species kumbang (Coleoptera), Thrips spp. dengan alat mulut tipe
pemarut dan pengisap merupakan vector virus. Disamping serangga, kelompok
Acarina (tungau) dari dua famili yaitu Tetranichydae dan Eryophyidae juga dapat
menjadi vektor virus. (Nurainun siregar).
15
III.
METODE PELAKSANAAN
3.1. Waktu dan Tempat
Percobaan ini dimulai dari tanggal 23Maret 2015 sampai tanggal 12Juni 2015.
Tempat pelaksanaan di PT East West Seed Indonesia Desa Benteng Kecamatan
Campaka Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa Barat, dengan ketinggian tempat 300
meter dari permukaan laut.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: bibit tapak dara, Polybag,
tanah, sekam bakar, cocopeat, pupuk kandang, air, pupuk NPK, Mola Prebiotik, Mola
Probiotik, Growmore, Pupuk cair AB mix, Antracol, Dithane, Daconil, Previcure,
Demolish, Rampage dan Decis.
Alat yang digunakan antara lain cangkul, knapsack sprayer, Hand sprayer,
meteran,pena, buku tulis, pipa irigasi tetes, Gembor, Selang, Shower, dan Kored.
3.3. Perlakuan
Perlakuan
pada
percobaan
ini
adalahdengan
melihat
perbandingan
pertumbuhan tanaman tapak darayang di tanam pada dataran rendah di Purwakarta
dengan deskripsi tanaman tapak dara.
3.4.Prosedur Pelaksanaan
3.4.1. Penyemaian benih
Sebelum penyemaian benih,media tanam dipersiapkan terlebih dahulu. Media
semai berupa kombinasi tanah, sekam bakar, pupuk kandangdan cocopeat dengan
perbandingan 1 : 1 : 1 : 1. Media semai tanah dan pupuk kandang terlebih dahulu di
steaming (dioven) agar steril dari bibit penyakit. Setelah itu, keempat komposisi media
dicampur sampai merata dan dimasukan ke dalam seeding tray.
16
Biji tapak dara di rendam terlebih dahulu dengan air hangat selama 2 jam
untuk membasmi hama dan penyakit yang ada pada benih. Disamping itu juga untuk
melunakan kulit biji, selanjutnyabiji tapak dara ditanam diatas media kurang lebih
dengan kedalaman 0,5 cm, biji disemai sebanyak satu biji per lubang tanam. Biji
tapak dara yang telah disemai ditutup dengan tanah tipis dan disiram dengan sprayer
halus untuk melembabkan media kemudian seeding tray diletakan ditempat yang teduh
dan dilakukan perawatan berupa penyiraman pagi dan sore hari. Biji tapak dara akan
tumbuh 7 hari setelah disemai dan ketika pada umur 14 hari setelah semai tapak
daraakan tumbuh dan memiliki 4 helai daun maka bibit sudah bisa dipindahkan, dan
dilakukan pembumbungan dengan cara memindahkan bibit dari tray ke polybag.
Perawatan bibit yang telah dibumbung yaitu melakukan penyiraman dua kali sehari,
penyiangan dan pemupukan serta pengendalian OPT. Bibit yang telah berumur 1.5
sampai 2 bulan bibit sudah dapat ditanam ke lapangan.
3.4.2. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan cangkul yaitu mencangkul
tanah dengan kedalaman 20-30 cm. Pengolahan tanah ini bertujuan untuk membalik
bagian tanah yang berada di lapisan dalam tanah agar terkena sinar matahari yang
dapat membunuh organisme pengganggu tumbuhan dan mengeluarkan zat-zat beracun
yang tersimpan dalam tanah, kemudian tanah digemburkan, diratakan dan diberi
pupuk kandang. Selain pemberian pupuk dasar dilakukan juga pemberian pupuk
hayati yaitu dengan pemberian pupuk mola prebiotik dan probiotik pupuk ini adalah
pupuk yang mengandung mikroorganisme hidup yang dapat menyuburkan tanah.
Cara pemberian pupuk ini yaitu pupuk mola prebiotik dan probiotik di campur air
dengan dosis 1 ml/liter air.
17
3.4.3. Penentuan Jarak Tanam Dan Pembuatan Lubang Tanam
Jarak tanam yang digunakan pada penanaman tapak dara ini adalah 20 x 20 cm.
Setelah menentukan jarak tanam, kemudian membuat lubang tanam dengan cara
menyangkul sedalam 20-30 cm. Pengukuruan jarak tanam ini dengan menggunakan
tali rapia yang terlebih dahulu diukur dengan menggunakan meteran.
3.4.4. Penanaman
Penanaman bibit tapak dara dilakukan pada umur 3 bulan setelah tanam,
dengan cara bibit dikeluarkan dari polybag kemudian ditanam pada lubang tanam yang
telah dibuat.Setelah bibit ditanam maka lubang tanam ditutup kembali dengan tanah,
dan tanah disekitar pangkal tanaman di padatkan.Tanaman tapak dara yang telah
ditanam dilakukan penyiraman.
3.5. Pemeliharaan
3.5.1. Penyulaman
Penyulaman tanaman tapak dara dilakukan pada saat 14 hari setelah ditanam
ke lapangan. Tanaman tapak dara yang diserang oleh hama dan penyakit, dan yang
tumbuhnya tidak normal dicabut kemudian dibuang dari lahan. Lubang tanam dibuat
kembali dengan menggunakan kored, selanjutnya bibit tapak dara ditanam dengan cara
membuka polybag setelah itu diletakan pada lubang tanam, dan bekas lubang
disekeliling perakaran bibit, diisi dengan media tanam dan dipadatkan.
.
18
3.5.2. Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 20 hari setelah tanam,
dengan cara meninggikan tanah pada pangkal batang tanaman agar tidak
tumbang.Tujuan dari pembumbunan adalah agar tanaman tidak rebah, menguatkan
tumbuhnya tanaman dan memperbaiki struktur tanah.
3.5.2. Penyiraman
Tanaman tapak dara yang telah tumbuh membutuhkan air untuk proses
pertumbuhannya sehingga perlu dilakukan penyiraman. Kegiatan penyiraman pada
tanaman tapak dara ini dilakukan saat pagi dan sore hari dimana penguapan tidak
terlalu besar. Penyiraman pada dataran rendah ini lebih banyak karena di dataran
rendah penyinaran matahari lebih tinggi yang mengakibatkan epavotranspirasi menjadi
tinggi maka tanaman lebih banyak membutuhkan air. Penyiraman ini bertujuan untuk
mencukupi kebutuhan air yang diperlukan tanaman tapak dara untuk proses
pertumbuhanya baik pertumbuhan vegetatif maupun generatif, dengan melakukan
penyiraman maka tanaman akan tumbuh dengan baik. Menurut Idris (2013),tujuan dari
penyiraman adalah:
a. Menambah kebutuhan air dalam tanah untuk menjaga kelembapan tanah,
pertumbuhan tanaman yang optimal dan hasil produksi yang tinggi.
b. Air adalah media pembawa nutrisi yang dapat diserap oleh akar-akar tanaman dan
ditranslokasikan keseluruh bagian tanaman.
3.5.3. Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk memberikan tambahan unsur hara bagi tanaman
agar tanaman tapak dara dapat tumbuh dan berbunga, karena hara yang tersedia di
dalam tanah tidak cukup untuk tanaman. Kekurangan hara ini dapat disebabkan karena
19
terangkut oleh air hujan, evaporasi bahkan terangkut saat panen. Apabila keadaan
tersebut dibiarkan terus menerus tanpa adanya perbaikan, maka persediaan hara dalam
tanah makin berkurang sehingga tanaman tumbuhnya tidak baik. Untuk mencukupi
kebutuhan hara tersebut, perlu diberi tambahan hara dari luar melalui pemupukan.
Pada pemupukan tapak dara ini yang diberikan berupa pupuk anorganik NPK Mutiara
dengan dosis 1 gram per tanaman,Growmore dengan dosis 1 gram per liter air, pupuk
cair AB Mix dengan dosis 1 ml per liter air, dan pupuk hayati Mola probiotik dan
prebiotik dengan dosis 1 ml per liter air.
Mola prebiotik adalah pupuk yang
didalamnya mengandung nutrisi untuk mikroorganisme, sedangkan mola probiotik
adalah pupuk yang didalamnya mengandung mikroorganisme yang menguntungkan
untuk kesuburan tanah dan juga untuk pertumbuhan tanaman. Jadi aplikasi pupuk
mola ini bersamaan antara mola prebiotik dan mola probiotik.
3.5.4. Pengendalian Hama Dan Penyakit.
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman tapak dara dilakukan dua kali
dalam seminggu, penyemprotan pestisida ini dengan menggunakan knapsack sprayer
dilakukan pada saat sore hari ketika intensitas sinar matahari mulai berkurang.
Pestisida yang digunakan adalah Fungisida Antracol, Dithane M 45, Daconil, dengan
dosis 1 gram per liter air, Insektisida Demolish, Rampage dan Decis dengan dosis 1 ml
per liter air.
Penggunaan pestisida ini tidak semuanya diberikan melainkan
penggunaanya bergantian dengan pestisida yang lain atau rotasi. Hal ini dilakukan
agar hama serta penyakit tidak kebal (resisten) terhadap pestisida.
20
3.5.5. Pengamatan.
Pada percobaan ini dilakukan pengamatan terhadap tanaman sampel yang
diambil sebanyak 5 tanaman, sedangkan parameter yang diamati adalah tinggi
tanaman, jumlah daun dan jumlah bunga. Waktu pengamatan dilakukan seminggu
sekali.
1. Tinggi tanaman (cm)
Tinggi tanaman di ukur mulai dari permukaan tanah sampai ke ujung titik
tumbuh pada setiap tanaman sampel mulai umur 2 bulan sampai 3 bulan
setelah semai. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sebanyak 5 tanaman
sampel kemudian hasil pengamatan di rata-ratakan.
2. Jumlah daun (helai)
Jumlah daun dihitung pada setiap tanaman sampel, daun yang dihitung adalah
seluruh daun yang telah membuka sempurna setiap tanaman sampel mulai
umur 2 bulan sampai 3 bulan setelah semai. Pengambilan sampel dilakukan
secara acak sebanyak 5 tanaman sampel kemudian hasil pengamatan di rataratakan.
3. Jumlah bunga (buah)
Jumlah bunga dihitung pada setiap ujung cabang daun, bunga ini dihitung pada
setiap tanaman sampel mulai umur 2 bulan sampai 3 bulan setelah semai.
Pengambilan sampel dilakukan secara acak sebanyak 5 tanaman sampel
kemudian hasil pengamatan di rata-ratakan.
21
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Data hasil pengamatan terhadap tanaman sampel yang telah dirata-ratakan dari
5 sampel tanaman dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini:
Tabel 1. Tinggi, Jumlah daun,dan Jumlah bunga Tanaman Tapak Dara Umur 2 Sampai
3 Bulan Setelah Semai.
Pengamatan minggu ke
Parameter Pengamatan
9
10
11
12
Tinggi Tanaman (Cm)
30,2
36,2
42,6
50
Jumlah Daun (Helai)
302
370
450
501
Jumlah Bunga (Buah)
20,2
32
38
42
Untuk melihat laju pertumbuhan tanaman tapak dara dari umur dua sampai tiga
bulan setelah semai seperti terlihat pada grafik gambar 1, 2, dan 3 berikut.
Tinggi tanaman
60
50
(Centimeter)
40
30
Tinggi tanaman (Cm)
20
10
0
9
10
11
12
Gambar 1. Grafik Tinggi Tanaman Tapak Dara Dari Umur Dua Sampai Tiga Bulan
Setelah Semai.
22
Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa tanaman tapak dara yang dibudidayakan di
dataran rendah Purwakarta memiliki tinggi yaitu sampai 50 cm sedangkan pada
deskripsi tanaman tapak dara bisa mencapai tinggi 1 meter.Pada minggu ke sembilan
sampai minggu sebelas rata-rata tinggi tapak dara bertambah 6 cm sedangkan dari
minggu sebelas sampai minggu duabelas tinggi bertambah menjadi 8 cm.
Jumlah Daun
600
500
(Helai)
400
300
Jumlah Daun
200
100
0
9
10
11
12
Gambar 2. Grafik Jumlah Daun Tanaman Tapak Dara Dari Umur Dua Sampai Tiga
Bulan Setelah Semai.
Dari gambar 2 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah daun tapak dara yang
dibudidayakan di dataran rendah Purwakarta meningkat dari minggu ke sembilan dan
terhenti pada minggu ke duabelas.
23
Jumlah Bunga
50
(Buah)
40
30
Jumlah Bunga
20
10
0
9
10
11
12
Gambar 3. Grafik Jumlah Bunga Tanaman Tapak DaraDari Umur Dua Sampai Tiga
Bulan Setelah Semai.
Dari gambar 3 diatas dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah bunga tapak dara
yang dibudidayakan di dataran rendah Purwakarta bertambah banyak pada setiap
minggunya.
Gambar pertumbuhan tanaman tapak dara di Purwakarta seperti terlihat pada
Gambar 4 berikut.
Gambar 4. Tapak Dara yang Tanam di Purwakarta
24
4.2. Pembahasan
Dari hasil pengamatan tanaman tapak dara yang di tanam di dataran rendah
Purwakarta memiliki tinggi rata-rata 50 cm, jumlah daun 500 dan jumlah bunga
sebanyak 42 buah. Data ini menunjukan bahwa tapak dara yang ditanam pada dataran
rendah memiliki pertumbuhan yang cukup baik. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor, faktor yang mempengaruhi adalah iklim salah satunya yaitu suhu yang akan
berpengaruh terhadap tanaman tapak dara. Menurut Giyanto(2014), suhu merupakan
faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Suhu mempengaruhi beberapa proses fisiologis penting yaitu: membuka
menutupnya stomata, transpirasi, penyerapan unsur hara, fotosintesis, respirasi, kinerja
enzim, cita rasa dan pembentukan primordia bunga.
Peningkatan suhu sampai titik suhu optimum akan diikuti oleh peningkatan
proses-proses tersebut dan setelah melewati titik optimum proses tersebut mulai di
hambat baik secara fisik maupun kimia. Suhu yang dibutuhkan dalam pertumbuhan
dan perkembangan tanaman dikenal sebagai suhu kerdinal yaitu meliputi suhu
optimum, suhu minimum dan suhu maximum. Suhu kerdinal yang dibutuhkan oleh
tanaman adalah berbeda-beda tergantung pada jenis tanamanya dimana suhu yang
berada dibawah batas maximum atau diatas optimum ini tidak baik untuk tanaman.
Keadaan tersebut sering disebut dengan suhu extrim. Pengaruh faktor suhu pada
tanaman menimbulkan gangguan-gangguan pada tanaman baik secara morfologi
maupun fisiologisnya.
Pada
tanaman
Hortikultura,
suhu
merupakan
faktor
penting
dalam
pembentukan bunga dimana dalam pembentukan bunga tanaman dibutuhkan suhu
optimal yaitu suhu yang dibutuhkan oleh tanaman dalam pembentukan bunga. Dari
25
hasil pengamatan tapak dara yang ditanam di Purwakarta memiliki jumlah bunga yang
banyak, dikarenakan suhu optimal untuk proses pembungaan tapak dara terpenuhi
karena pada daerah dataran rendah lama penyinaran lebih lama. Hal ini yang
menyebabkan bunga lebih banyak karena proses fotosintesis akan berjalan lebih
optimal, sehingga pasokan asimilat hasil fotosintesis lebih sempurna untuk proses
pembungaan. Beberapa faktor lain yang mempengaruhinya menurut Fahmi (2013),
Faktor tersebut meliputi
1. Faktor Tanah
Tanah merupakan salah satu faktor penting dalam perkembangan tanaman
karena tanah merupakan salah satu media tanaman untuk tumbuh, bahkan menurut
Rexford R Doubenmire (1976), tanah merupakan faktor terpenting yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena tanah memiliki unsur- unsur penting
yang dapat membantu pertumbuhan tanaman.
Jenis tanah di Purwakarta yaitu
lempung berpasir sehingga jenis tanah ini sesuai dengan deskripsi tanaman tapak dara,
selain itu untuk menambah unsur hara di dalam tanah pada budidaya tanaman ini
dilakukan pemupukan satu minggu sekali agar pertumbuhan dapat optimal.
2. Faktor Air
Air merupakan salah satu faktor yang menunjang pertumbuhan tanaman,
secara fisiologis tumbuhan yang hidup di daerah kering yang kurang mendapat suplai
air akan mengembangkan jaringan spons dibatangnya untuk menyimpan air yang ada.
Maka dari itu budidaya tapak dara di datarn rendah ini harus melakukan penyiraman
yang cukup yaitu pada pagi dan sore hari.
26
3. Intensitas Cahaya
Cahaya matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk melakukan
fotosintesis.
Cahaya di dapatkan oleh tumbuhan apabila radiasi cahaya matahari
tersebut sampai diwilayah tumbuhan tersebut tumbuh setiap wilayah memiliki
intensitas penyinaran yang berbeda- beda, tergantung letak lintangnya, di dataran
rendah intensitas cahaya cukup tinggi yang akan menyebabkan proses fotosintesis
lebih sempurna.
27
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa tanaman tapak dara yang ditanam pada dataran rendah di daerah
Purwakarta dengan ketinggian tempat 300 mdpl memiliki pertumbuhan yang cukup
baik dengan melakukan kegiatan budidaya yang sesuai untuk pertumbuhan tapak dara
seperti penyiraman, pemupukan dan pengendalian hama & penyakit.
5.2. Saran
Budidaya tanaman tapak dara sebaiknya harus memperhatikan ketinggian
tempat agar pertumbuhan tanaman tapak dara baik dan dapat berbunga dengan bagus.
28
DAFTAR PUSTAKA
Ahli Pengobatan, http.// www.tanaman obat.com/tapak-dara-ciri-ciri-tanaman-sertakhasiat-dan-manfaatnya.html diakses pada tanggal 15 Mei 2015. Pukul 19.00
wib.
Academia.
2014. Morfologi dan klasifikasi tanaman tapak dara- www.tanaman
obat.com diakses pada tanggal 27 April 2015. pukul 21.00 wib.
Fahmi. 2013. Faktor-faktor yang mempengaruhi morfologi tumbuhan.blog pendidikan.
http// id.Wikipedia.org/wiki/tapak-dara. Diakses pada tanggal 10 agustus 2015 jam
15.00 wib
Idris. 2013. Tujuan Penyiraman Pada Tanaman. http www.ilmupertanian.com di akses
pada tanggal 30 Mei 2015 pukul 07.00 wib.
Giyanto. 2014. Makalah Agroklimatologi Pengaruh Faktor Suhu Terhadap
Pertumbuhan Tanaman. Program Studi Agroekoteknologi. Universitas
Sriwijaya. Palembang.
Sastroamidjojo. S. 2001. Obat Asli Indonesia. PT. Dian Rakyat. Jakarta
Watiniasih. 2012. Praktek Baik Budidaya Tanaman Tapak Dara (Chatranthus roseus
linn). Books google. Universitas Udayana. Bali.
Wijaya kusuma. 2002. H.H.M. Manfaat Tanaman Tapak Dara. http//www.wiki
pedia.com. diakses pada tanggal 15 Mei 2015. Pukul 20.00 wib.
29
Lampiran 1. Gambaran Umum Perusahaan.
1. Lokasi Perusahaan
PT East West Seed Indonesia merupakan perusahaan benih Hortikultura
terpadu
pertama
di
Indonesia
yang
berkomitmen
untuk
mengembangkan,
menghasilkan, serta menjual benih hortikultura bermutu tinggi di Indonesia.
Perusahaan ini berkantor pusat di desa Benteng Kecamatan Campaka Kabupaten
Purwakarta Jawa Barat. Tempat ini sekaligus berfungsi sebagai unit pengolahan benih
dan pusat penelitian dan pengembangan tanaman dataran rendah. Pusat penelitian dan
pengembangan tanaman dataran menengah terdapat di Wanayasa, Kabupaten
Purwakarta dan penelitian dan pengembangan tanaman dataran tinggi terdapat di
Cisarua Lembang.
2.
Sejarah perusahaaan
PT. East West Seed Indonesia adalah perusahaan benih sayuran terpadu
pertama di Indonesia yang menghasilkan benih unggul sayuran melalui kegiatan
pemuliaan tanaman (Plant Breeding). PT. East West Seed Indonesia Didirikan pada
tanggal 6 Juni 1990 tepatnya di Desa Benteng, Kecamatan Campaka – Purwakarta,
Jawa barat. Dan setahun kemudian tepatnya pada tanggal 6 Juni 1991,PT. East West
Seed Indonesia di resmikan oleh Menteri Pertanian Indonesia yang pada saat itu di
jabat Ir.Wardoyo. PT. East West Seed Indonesia mempunyai tujuan utama dalam
pengembangan industri benih lokal yang canggih untuk menghasilkan benih sayuran
yang berkualitas tinggi.
Dalam beberapa tahun terakhir telah berhasil menjadi produsen dan penyedia
utama benih-benih sayuran berkualitas tinggi dan
memuaskan petani Indonesia.
30
Dalam pengembangan benih, PT. East West Seed Indonesia menempatkan beberapa
tenaga ahli professional dari dalam dan luar negeri yang telah berpengalaman di
bidang pemuliaan tanaman dan perbenihan. Hasil penelitian dan pengembangan benih
sayuran ini diproduksi, diproses dan dikemas serta dipasarkan untuk petani Indonesia
dengan merek dagang CAP PANAH MERAH Lebih dari satu decade.
PT. East West Seed Indonesia selalu menyediakan benih yang sehat, produk
yang tepat dengan kemurnian genetika yang tinggi serta daya kecambah yang baik.
Untuk mendapatkan hasil yang tinggi sesuai dengan
menjadi kunci sukses petani Indonesia.
permintaan konsumen dan
Sesuai dengan misinya untuk selalu
menghasilkan benih sayuran yang bermutu tinggi untuk petani Indonesia, PT. East
West Seed Indonesia terus membenahi system mutunya. Mulai dari proses penelitian
dan pengembangan
varietas unggul baru, produksi benih, pengolahan benih,
penyimpanan, pengemasan, penanganan order pelanggan, dan distribusi benih diawasi
secara ketat sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh ISO 9001:2000. PT. East West
Seed Indonesia telah sukses meraih serifikat Quality Management System ISO 34
9001:2000 dan LSSM-BTPH Sertifikasi ISO 9001:2000 dan LSSM-BTPH ini
merupakan pengakuan bahwa system manajemen mutu PT. East West Seed telah
diakui.
31
3.
Sruktur Organisasi.
PT EWSI merupakan perusahaan swasta yang menggunakan fasilitas Penanaman
Modal Asing (PMA).
Perusahaan ini dipegang oleh Managing Director yang
berkedudukan di Belanda. Managing Director ini membawahi seluruh kegiatan baik
produksi maupun manajemennya. Managing Director ini dibantu 5 divisi yang terdiri
dari Research and Development, Finance, Seed Operation, sales and Marketing, dan
HRD. Berikut ini adalah struktur organisasi di PT EWSI.
Managing Director
R and D
Director
Finance
Director
Deputi
Managing
Director
Farm
Manager
Crop
Breeding
Manager
Finance
Asistant
Manager
Acounting
Asistant
Manager
Farm
Coordinator
Plant
Breeding
Group
Head
Cashier
Acc
Recivable
Sales &
Budgeting
HRD
Manager
Seed
Operation
Director
Sales &
Marketing
Director
HRD
Coordinator
Production
Manager
Area
Sales
Manager
HRD
Staf
Production
Coordinator
Marketing
Representative
32
4.
Visi, Misi dan fungsi
Visi :
Kami percaya pada benih berkualitas tinggi untuk hidup yang lebih baik.
Misi :
Menyediakan benih berkualitas tinggi untuk meningkatkan pendapatan petani
dan memperbesar konsumsi sayuran
Sahabat Petani Yang Paling Baik
Selalu dekat dengan petani untuk membimbing, mendorong agar menjadi
petani sukses dan memecahkan segala permasalahan bersama-sama. Bersedia
mengunjungi mereka dengan ikhlas, apapun kondisinya.
Karyawan Yang Bahagia
Karyawan yang antusias dan menikmati menjadi bagian dari perusahaan, selalu
mengembangkan kapasitas dan kompetensi diri. Tidak ada beban dalam bekerja keras,
bekerja sama dengan latar belakang ilmu yang berbeda untuk mencapai tujuan
perusahaan secara efektif.
Inovatif
Secara terus menerus mencari teknologi baru, mendengarkan dengan seksama
apa yang menjadi keinginan pelanggan. Dengan menggunakan semua kemampuan
yang ada, setiap orang selalu berusaha menemukan cara yang terbaik dalam
menyediakan benih berkualitas tinggi untuk petani
33
Lampiran 2. Foto Dokumentasi.
Pembuatan Media Tanam
Pemasangan Pipa Sumisansui untuk
Penyiraman otomatis
Pembumbungan
Pembibitan Tapak Dara
Pipa Sumisansui yang telah di pasang
Penanaman
34
Penyulaman
Pemupukan Dengan Larutan AB Mix
Penimbangan pestisida
Penyiraman
Penyiangan
Pengendalian Hama Dan Penyakit
35
Lampiran 3. Deskripsi Tanaman Tapak Dara
Nama Indonesia
yang lazim di pakai
= latin
- Indonesia
Yang lain
Tapak Doro
Jenis, Bentuk, Tempat
tumbuhnya, dan lain-lain
Perdu: pokoknya terletak
diatas
tanah
kemudian
= Selaginela plana berdiri tegak, sampai 1.20 m.
Hieron
tingginya 750 m diatas laut,
= S. d’ urvilet A. Br. pada tepi sungai dan jurang= Muscus fructixens jurang dengan tanah teduh
femina rumph.
dan lembab.
- Rutu-rutu
- Paku rane
- Cakar ayam
- Tai lantuan
- Sindapor
Penggunaan
Untuk menutupi
luka,
setelah
dikunyah
(rumphulus
burman)
selanjutny
sebagai
stypticum dan
stomachyum.
Keterangan
Dalam
florida
Indica
halaman
238
Download