miftahul ikhsan x7 optika

advertisement
Optika
Optika adalah cabang fisika yang menggambarkan perilaku dan sifat cahaya dan
interaksi cahaya dengan materi. Optika menerangkan dan diwarnai oleh gejala optis.
Kata optik berasal dari bahasa Latin ὀπτική, yang berarti tampilan.
Bidang optika biasanya menggambarkan sifat cahaya tampak, inframerah dan
ultraviolet; tetapi karena cahaya adalah gelombang elektromagnetik, gejala yang
sama juga terjadi di sinar-X, gelombang mikro, gelombang radio, dan bentuk lain
dari radiasi elektromagnetik dan juga gejala serupa seperti pada sorotan partikel
muatan (charged beam). Optik secara umum dapat dianggap sebagai bagian dari
keelektromagnetan. Beberapa gejala optis bergantung pada sifat kuantum cahaya
yang terkait dengan beberapa bidang optika hingga mekanika kuantum. Dalam
prakteknya, kebanyakan dari gejala optis dapat dihitung dengan menggunakan sifat
elektromagnetik dari cahaya, seperti yang dijelaskan oleh persamaan Maxwell.
Bidang optika memiliki identitas, masyarakat, dan konferensinya sendiri. Aspek
keilmuannya sering disebut ilmu optik atau fisika optik. Ilmu optik terapan sering
disebut rekayasa optik. Aplikasi dari rekayasa optik yang terkait khusus dengan
sistem iluminasi (iluminasi) disebut rekayasa pencahayaan. Setiap disiplin cenderung
sedikit berbeda dalam aplikasi, keterampilan teknis, fokus, dan afiliasi
profesionalnya. Inovasi lebih baru dalam rekayasa optik sering dikategorikan
sebagai fotonika atau optoelektronika. Batas-batas antara bidang ini dan "optik"
sering tidak jelas, dan istilah yang digunakan berbeda di berbagai belahan dunia dan
dalam berbagai bidang industri.
Karena aplikasi yang luas dari ilmu "cahaya" untuk aplikasi dunia nyata, bidang ilmu
optika dan rekayasa optik cenderung sangat lintas disiplin. Ilmu optika merupakan
bagian dari berbagai disiplin terkait termasuk elektro, fisika, psikologi, kedokteran
(khususnya optalmologi dan optometri), dan lain-lain. Selain itu, penjelasan yang
paling lengkap tentang perilaku optis, seperti dijelaskan dalam fisika, tidak selalu
rumit untuk kebanyakan masalah, jadi model sederhana dapat digunakan. Model
sederhana ini cukup untuk menjelaskan sebagian gejala optis serta mengabaikan
perilaku yang tidak relevan dan / atau tidak terdeteksi pada suatu sistem.
Di ruang bebas suatu gelombang berjalan pada kecepatan c = 3×108 meter/detik.
Ketika memasuki medium tertentu (dielectric atau nonconducting) gelombang
berjalan dengan suatu kecepatan v, yang mana adalah karakteristik dari bahan dan
kurang dari besarnya kecepatan cahaya itu sendiri (c). Perbandingan kecepatan
cahaya di dalam ruang hampa dengan kecepatan cahaya di medium adalah indeks bias
n bahan sebagai berikut : n = c⁄v
Optika klasik
Sebelum optika kuantum menjadi penting, asarnya terdiri dari aplikasi
elektromagnetik klasik dan pendekatan frekuensi tinggi untuk cahaya. Optik klasik
terbagi menjadi dua cabang utama: optika geometris dan optika fisis.
Optika geometris, atau optika sinar, menjelaskan propagasi cahaya dalam bentuk
"sinar". Sinar dibelokkan di antarmuka antara dua medium yang berbeda, dan dapat
berbentuk kurva di dalam medium yang mana indeks-refraksinya merupakan fungsi
dari posisi. "Sinar" dalam optik geometris merupakan objek abstrak, atau
"instrumen", yang sejajar dengan muka gelombang dari gelombang optis sebenarnya.
Optik geometris menyediakan aturan untuk penyebaran sinar ini melalui sistem
optis, yang menunjukkan bagaimana sebenarnya muka gelombang akan menyebar. Ini
adalah penyederhanaan optik yang signifikan, dan gagal untuk memperhitungkan
banyak efek optis penting seperti difraksi dan polarisasi. Namun hal ini merupakan
pendekatan yang baik, jika panjang gelombang cahaya tersebut sangat kecil
dibandingkan dengan ukuran struktur yang berinteraksi dengannya. Optik geometris
dapat digunakan untuk menjelaskan aspek geometris dari penggambaran cahaya
(imaging), termasuk aberasi optis.
Optika geometris sering disederhanakan lebih lanjut oleh pendekatan paraksial,
atau "pendekatan sudut kecil." Perilaku matematika yang kemudian menjadi linear,
memungkinkan komponen dan sistem optis dijelaskan dalam bentuk matrik
sederhana. Ini mengarah kepada teknik optik Gauss dan penelusuran sinar paraksial,
yang digunakan untui order pertama dari sistem optis, misalnya memperkirakan
posisi dan magnifikasi dari gambar dan objek. Propagasi sorotan Gauss merupakan
perluasan dari optik paraksial yang menyediakan model lebih akurat dari radiasi
koheren seperti sorotan laser. Walaupun masih menggunakan pendekatan paraksial,
teknik ini memperhitungkan difraksi, dan memungkinkan perhitungan pembesaran
sinar laser yang sebanding dengan jarak, serta ukuran minimum sorotan yang dapat
terfokus. Propagasi sorotan Gauss menjembatani kesenjangan antara optik
geometris dan fisik.
Optika fisis atau optika gelombang membentuk prinsip Huygens dan memodelkan
propagasi dari muka gelombang kompleks melalui sistem optis, termasuk amplitudo
dan fase dari gelombang.
Pembiasan Cahaya Pada Lensa
Letak bayangan benda akibat proses refraksi pada lensa
Perhitungan letak bayangan pada lensa dan cermin akan mengikuti:
di mana : 1/S1 + 1/S2 = 1/f
S1 adalah jarak objek/benda dari lensa/cermin
S2 adalah jarak bayangan benda dari lensa/cermin
f adalah jarak fokus = R/2.
Rumus perhitungan untuk perbesaran bayangan, M:
M = – S2/S1 = f/f-S1 ; di mana tanda negatif menyatakan objek yang terbalik
(objek yang berdiri tegak memakai tanda positif).
Hukum Snellius juga disebut Hukum pembiasan atau Hukum sinus dikemukakan oleh
Willebrord Snellius pada tahun 1621 sebagai rasio yang terjadi akibat prinsip
Fermat. Pada tahun 1637, René Descartes secara terpisah menggunakan heuristic
momentum conservation in terms of sines dalam tulisannya Discourse on
Method untuk menjelaskan hukum ini. Cahaya dikatakan mempunyai kecepatan yang
lebih tinggi pada medium yang lebih padat karena cahaya adalah gelombang yang
timbul akibat terusiknya plenum, substansi kontinu yang membentuk alam semesta.
Pembiasan Cahaya Pada Lensa
Apabila lensa tebal hanya memiliki sebuah permukaan, maka lensa tipis mempunyai
dua buah permukaan dan tebal lensa dianggap nol. Lensa tipis merupakan benda
tembus cahaya yang terdiri dari dua bidang lengkung atau satu bidang lengkung dan
satu bidang datar.
Lensa cembung (lensa positif)
Tiga sinar istimewa pada lensa Cembung
1. Sinar datang sejajar sumbu utama lensa dibiaskan melalui titik fokus aktif F1
2. Sinar datang melalui titik fokus pasif F2 dibiaskan sejajar sumbu utama
3. Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa pembiasan
Lensa cekung (lensa negatif)
Tiga sinar istimewa pada lensa cekung
1.
Sinar datang sejajar sumbu utama
lensa dibiaskan seakan-akan berasal dari titik fokus aktif F1
2. Sinar datang seakan-akan menuju titik fokus pasif F2 dibiaskan sejajar sumbu
utama
3. Sinar datang melalui titik pusat optik O diteruskan tanpa pembiasan
Rumus Lensa Tipis
1/f = 1/So + 1/Si
M = Si / So
P = 1 / f
Keterangan:
So = jarak benda (m)
Si = jarak bayangan (m)
f = jarak fokus (m)
M = Perbesaran linier bayangan
P = Kuat lensa (dioptri)
Rumus-rumus di atas dipergunakan dengan perjanjian sebagai berikut.
1). Jarak fokus lensa bernilai:
a). positif untuk lensa cembung, karena lensa cembung bersifat mengumpulkan
cahaya.
b). negatif untuk lensa cekung. karena lensa cekung bersifat menyebarkan cahaya.
2). Untuk benda dan bayangan nyata, nilai So, Si, ho dan hi bernilai positif.
3). Untuk benda dan bayangan maya, nilai So, Si, ho dan hi bernilai negatif.
4). Untuk perbesaran bayangan maya dan tegak, nilai M positif
5). Untuk perbesaran bayangan nyata dan terbalik, nilai M negatif.
Persamaan Lensa Tipis
Keterangan:
f = jarak fokus (m)
n1 = indeks bias medium disekitar lensa
n2 = indeks bias lensa
R1 = jari-jari kelengkungan permukaan 1
R2 = jari-jari kelengkungan permukaan 2
R1 dan R2 bertanda positif jika cembung
R1 dan R2 bertanda negatif jika cekung
Pembiasan cahaya pada prisma dan kaca plan paralel
a. kaca plan paralel
Kaca plan paralel atau balok kaca adalah keping kaca tiga dimensi yang kedua sisinya
dibuat sejajar
Persamaan pergeseran sinar pada balok kaca :
Keterangan :
d = tebal balok kaca, (cm)
i = sudut datang, (°)
r = sudut bias, (°)
t = pergeseran cahaya, (cm)
b. Prisma
Prisma adalah zat bening yang dibatasi oleh dua bidang datar. Apabila seberkas
sinar datang pada salah satu bidang prisma yang kemudian disebut sebagai bidang
pembias I, akan dibiaskan mendekati garis normal. Sampai pada bidang pembias II,
berkas sinar tersebut akan dibiaskan menjauhi garis normal.
Kita dapatkan persamaan sudut puncak prisma,
β = sudut puncak atau sudut pembias prisma
r1 = sudut bias saat berkas sinar memasuki bidang batas udara-prisma
i2 = sudut datang saat berkas sinar memasuki bidang batas prisma-udara
Secara otomatis persamaan di atas dapat digunakan untuk mencari besarnya i2 bila
besar sudut pembias prisma diketahui….
Persamaan sudut deviasi prisma :
Keterangan :
D = sudut deviasi ; i1 = sudut datang pada bidang batas pertama ; r2 = sudut bias
pada bidang batas kedua berkas sinar keluar dari prisma ; β = sudut puncak atau
sudut pembias prisma
Hasilnya disajikan dalam bentuk grafik hubungan antara sudut deviasi (D) dan sudut
datang pertama i1 :
dalam grafik terlihat devisiasi minimum terjadi saat i1 = r2
Persamaan deviasi minimum : a. Bila sudut pembias lebih dari 15°
Keterangan :
n1 = indeks bias medium ; n2 = indeks bias prisma ; Dm = deviasi minimum ; β = sudut
pembias prisma
b. Bila sudut pembias kurang dari 15°
Keterangan
δ = deviasi minimum untuk b = 15° ; n2-1 = indeks bias relatif prisma terhadap
medium ; β = sudut pembias prisma
c. Pembiasan pada bidang lengkung
Keterangan :
n1 = indeks bias medium di sekitar permukaan lengkung ; n2 = indeks bias permukaan
lengkung
s = jarak benda ; s’ = jarak bayangan
R = jari-jari kelengkungan permukaan lengkung
Seperti pada pemantulan cahaya, pada pembiasan cahaya juga ada perjanjian tanda
berkaitan dengan persamaan-persamaan pada permukaan lengkung seperti
dijelaskan dalam tabel berikut ini :
Untuk lebih jelasnya kita perhatikan contoh berikut ini :
Seekor ikan berada di dalam akuarium berbentuk bola dengan jari-jari 30 cm. Posisi
ikan itu 20 cm dari dinding akuarium dan diamati oleh seseorang dari luar akuarium
pada jarak 45 cm dari dinding akuarium. Bila indeks bias air akuarium 4/3
tentukanlah jarak orang terhadap ikan menurut
a) orang itu ; b) menurut ikan
a. Menurut orang (Orang melihat ikan, berarti Sinar datang dari ikan ke mata
orang)
Diketahui :
n1 = nair = 4/3 ; n2 = nu = 1
s = 20 cm ; R = -30 ; (R bertanda negatif karena sinar datang dari ikan menembus
permukaan cekung akuarium ke mata orang)
Ditanya : s’
Jawab :
Jadi, jarak bayangan ikan atau jarak ikan ke dinding akuarium menurut orang hanya
18 cm (bukan 20 cm!). Tanda negatif pada jarak s’ menyatakan bahwa bayangan ikan
yang dilihat orang bersifat maya. Sedangkan jarak orang ke ikan menurut orang
adalah 45 cm ditambah 18 cm, yaitu 63 cm (bukan 65 cm!).
b. Menurut Ikan (Ikan melihat orang, berarti Sinar datang dari orang ke mata
ikan)
Diketahui :
n1 = nu = 1 ; n2 = nair = 4/3
s = 45 cm ; R = +30 (R bertanda positif karena sinar datang dari orang menembus
permukaan cekung akuarium ke mata ikan)
Ditanya : s’
Jawab :
Jadi, jarak bayangan orang atau jarak orang ke dinding akuarium menurut ikan
bukan 45 cm melainkan 120 cm. Tanda minus pada jarak bayangan menyatakan
bahwa bayangan bersifat maya. Jarak orang ke ikan menurut ikan sama dengan 20
cm ditambah 120 cm, yakni 140 cm. Disebabkan jarak benda dengan bayangan yang
dibentuk berbeda maka bayangan juga mengalami perbesaran (M) sebesar :
Refleksi [ Pemantulan Cahaya ]
Diagram refleksi sinar cahaya spekular
Sebelumnya kalian sudah membaca mengenai Pendahuluan OPTIK, dan sekarang kita
akan masuk kedalam materi refleksi atau pemantulan cahaya.
Refleksi atau pantulan cahaya terbagi menjadi 2 tipe: specular
reflection dan diffuse reflection. Specular reflection menjelaskan perilaku
pantulan sinar cahaya pada permukaan yang mengkilap dan rata, seperti cermin yang
memantulkan sinar cahaya ke arah yang dengan mudah dapat diduga. Kita dapat
melihat citra wajah dan badan kita di dalam cermin karena pantulan sinar cahaya
yang baik dan teratur. Menurut hukum refleksi untuk cermin datar, jarak subyek
terhadap permukaan cermin berbanding lurus dengan jarak citra di dalam cermin
namun parity inverted, persepsi arah kiri dan kanan saling terbalik. Arah sinar
terpantul ditentukan oleh sudut yang dibuat oleh sinar cahaya insiden terhadap
normal permukaan, garis tegak lurus terhadap permukaan pada titik temu sinar
insiden. Sinar insiden dan pantulan berada pada satu bidang dengan masing-masing
sudut yang sama besar terhadap normal.
Citra yang dibuat dengan pantulan dari 2 (atau jumlah kelipatannya) cermin
tidak parity inverted. Corner retroreflector memantulkan sinar cahaya ke arah
datangnya sinar insiden.
Diffuse reflection menjelaskan pemantulan sinar cahaya pada permukaan yang tidak
mengkilap (Inggris:matte) seperti pada kertas atau batu. Pantulan sinar dari
permukaan semacam ini mempunyai distribusi sinar terpantul yang bergantung pada
struktur mikroskopik permukaan. Johann Heinrich Lambert dalam Photometria pada
tahun 1760 dengan hukum kosinus Lambert (atau cosine emission law atau Lambert’s
emission law) menjabarkan intensitas radian luminasi sinar terpantul yang
proposional dengan nilai kosinus sudut θ antara pengamat dan normal
permukaan Lambertian dengan persamaan:
Ada 3 buah bentuk cermin pemantul, yaitu : cermin datar, cermin cekung dan cermin
cembung. Pada ketiga cermin itu berlaku persamaan umum yang digunakan untuk
menghitung jarak bayangan (s`) dari suatu benda yang terletak pada jarak tertentu
(s) dari cermin itu.
s = jarak benda
s’ = jarak bayangan
f = jarak titk api (fokus)
sedang pembesarannya :
h’ = tinggi (besar) bayangan
h = tinggi (besar) benda
o
o
o
Catatan :
Pemakaian persamaan umum tersebut, harus tetap memperhatikan perjanjian tanda.
Bila s` menghasilkan harga negatip, berarti bayangan maya, sebaliknya jika positip,
berarti bayangan nyata.
Bila bayangan benda bersifat maya, berarti bayangan tegak terhadap bendanya.
a. Cermin Datar
Permukaan cermin datar sangat halus dan memiliki permukaan yang datar pada
bagian pemantulannya, biasanya terbuat dari kaca. Di belakang kaca dilapisi logam
tipis mengilap sehingga tidak tembus cahaya.
Pembentukan Bayangan pada Cermin Datar
Ketika kita bercermin, bayangan kita tidak pernah dapat dipegang atau ditangkap
dengan layar. Bayangan seperti itu disebut bayangan maya atau bayangan semu.
Bayangan maya selalu terletak di belakang cermin. Bayangan ini terbentuk karena
sinar-sinar pantul yang teratur pada cermin.
Sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh cermin datar adalah sebagai berikut:
a. Bayangannya maya.
b. Bayangannya sama tegak dengan bendanya.
c. Bayangannya sama besar dengan bendanya.
d. Bayangannya sama tinggi dengan bendanya.
Permukaan datar dapat dianggap permukaan sferis dengan R = ∞
Jadi, jarak titik api (focus) untuk permukaan datar ialah :
Sehingga pemakaian persamaan umum menjadi sebagai berikut :
sedang pembesarannya :
Sifat-sifat bayangan pada cermin datar :
1. Bayangan bersifat maya, terletak di belakang cermin bayangan tegak
2. Jarak bayangan = jarak benda
3. Tinggi benda = tinggi bayangan
4. Bayangan tegak
Banyaknya bayangan (n) yang dibentuk oleh dua buah cermin datar yang membentuk
sudut tertentu (a) adalah : n = (360°/a)-1
Contoh Soal
Dua cermin datar membentuk sudut 30° satu sama yang lain. Jika suatu benda
diletakkan diantara kedua cermin, tentukan jumlah bayangan yang terbentuk.
Diket : a = 300
Dit: n =…?
Jawab:
n=(3600/a)-1
n=(3600/300)-1
n=11
jadi bayangan yg terbentuk ada 11
Fisikawan Optik
Ibnu Haitham
Dunia mendapuknya sebagai Bapak Optik. Gelar kehormatan itu dianugerahkan
kepada Ibnu Haitam atas kontribusinya dalam mengembangkan ilmu optik. Alhazen,
begitu orang Barat menyebutnya, bernama lengkap Abu Ali Muhammad ibnu AlHasan ibnu Al-Haitham. Ia merupakan sarjana Muslim terkemuka yang lahir di
Basrah, Irak pada 965 M.
Sejak kecil Ibnu
berotak
encer
pendidikan
di
Haitham
menempuh
tanah
yang
kelahirannya. Ia merintis kariernya sebagai pegawai pemerintah di Basrah. Namun ia
ternyata tak betah berlama-lama berkarir di dunia birokrasi. Ibnu Haitham yang
lebih tertarik untuk menimba ilmu akhirnya memutuskan untuk berhenti sebagai
pegawai pemerintah.
Ia pun lalu memilih merantau ke Ahwaz dan pusat intelektual dunia saat itu, yakni
kota Baghdad. Di kedua kota itu ia menimba beragam ilmu. Ghirah keilmuannya yang
tinggi membawanya terdampar hingga ke Mesir. Di negeri piramida itu, Ibnu
Haitham meneliti aliran dan saluran sungai Nil serta menerjemahkan buku-buku
tentang matematika dan ilmu falak.
Ibnu Haitham juga sempat mengenyam pendidikan di Universitas Al-Azhar. Setelah
itu, secara otodidak ia mempelajari hingga menguasai beragam disiplin ilmu seperti
ilmu falak, matematika, geometri, pengobatan, fisika, dan filsafat. Secara serius dia
mengkaji dan mempelajari seluk-beluk ilmu optik. Beragam teori tentang ilmu optik
telah dilahirkan dan dicetuskannya.
Penelitiannya tentang cahaya memberikan ilham kepada ahli sains Barat seperti
Boger, Bacon, dan Kepler yang menciptakan mikroskop serta teleskop. Dialah orang
pertama yang menulis dan menemukan pelbagai data penting mengenai cahaya.
Konon, dia telah menulis tak kurang dari 200 judul buku.
Sayangnya, hanya sedikit yang terisa. Bahkan karya monumentalnya, Kitab AlManadhir, tidak diketahui lagi rimbanya. Orang hanya bisa mempelajari
terjemahannya yang ditulis dalam bahasa Latin. Kekurangpedulian umat Islam
terhadap karya-karya ilmuwan terdahulu, telah membuat Islam tertinggal.
Melalui Al-Manadhir, teori optik pertama kali dijelaskan. Hingga 500 tahun
kemudian, teori Ibnu Haitham ini dikutip banyak ilmuwan. Tak banyak orang yang
tahu bahwa orang pertama yang menjelaskan soal mekanisme penglihatan pada
manusia—yang menjadi dasar teori optik modern—adalah ilmuwan Muslim asal Irak.
Selama lebih dari 500 tahun, Al-Manadhir terus bertahan sebagai buku paling
penting dalam ilmu optik. Pada 1572, karya Ibnu Haitham ini diterjemahkan ke
dalam bahasa Latin dengan judul Opticae Thesaurus.
Bab tiga volume pertama buku ini mengupas ide-ide dia tentang cahaya. Dalam buku
itu, Haitham meyakini bahwa sinar cahaya keluar dari garis lurus dari setiap titik di
permukaan yang bercahaya. Ia membuat percobaan yang sangat teliti tentang
lintasan cahaya melalui berbagai media dan menemukan teori tentang pembiasan
cahaya. Ia jugalah yang melakukan eksperimen pertama tentang penyebaran cahaya
terhadap berbagai warna.
Dalam buku yang sama, ia menjelaskan tentang ragam cahaya yang muncul saat
matahari terbenam, dan juga teori tentang berbagai macam fenomena fisik seperti
bayangan, gerhana, dan juga pelangi. Ia juga melakukan percobaan untuk
menjelaskan penglihatan binokular dan memberikan penjelasan yang benar tentang
peningkatan ukuran matahari dan bulan ketika mendekati horison.
Haitham mencatatkan namanya sebagai orang pertama yang menggambarkan seluruh
detil bagian indra pengelihatan manusia. Ia memberikan penjelasan yang ilmiah
tentang bagaimana proses manusia bisa melihat. Salah satu teorinya yang terkenal
adalah ketika ia mematahkan teori penglihatan yang diajukan dua ilmuwan Yunani,
Ptolemy dan Euclid.
Kedua ilmuwan ini menyatakan bahwa manusia bisa melihat karena ada cahaya yang
keluar dari mata yang mengenai objek. Berbeda dengan keduanya, Ibnu Haitham
mengoreksi teori ini dengan menyatakan bahwa justru objek yang dilihatlah yang
mengeluarkan cahaya yang kemudian ditangkap mata sehingga bisa terlihat.
Dalam buku ini, ia menjelaskan bagaimana mata bisa melihat objek. Ia menjelaskan
sistem penglihatan mulai dari kinerja syaraf di otak hingga kinerja mata itu sendiri.
Ia juga menjelaskan secara detil bagian dan fungsi mata seperti konjungtiva, iris,
kornea, lensa, dan menjelaskan peranan masing-masing terhadap penglihatan
manusia.
Salah satu karyanya yang paling
menomental adalah ketika Haitham
bersama muridnya, Kamaluddin, untuk
pertama kali meneliti dan merekam
fenomena kamera obsecura. Inilah
yang mendasari kinerja kamera yang
saat ini digunakan umat manusia. Oleh
kamus Webster, fenomena ini secara
harfiah diartikan sebagai “ruang gelap”. Biasanya bentuknya berupa kertas kardus
dengan lubang kecil untuk masuknya cahaya.
Sementara dalam kitab Mizan Al-Hikmah, ia mendiskusikan kepadatan atmosfer dan
membangun korelasi antara hal tersebut dengan faktor ketinggian. Ia juga
mempelajari pembiasan atmosfer dan menemukan fakta bahwa senja hanya muncul
ketika matahari berada 19 derajat di bawah horison. Dengan dasar itulah, ia
mencoba mengukur tinggi atmosfer. Dalam buku ini, ia juga membahas teori daya
tarik massa, suatu fakta yang menunjukkan ia menyadari korelasi percepatan dengan
gravitasi.
Selain di bidang fisika, Ibnu Haitham juga memberikan kontribusi penting terhadap
ilmu matematika. Dalam ilmu ini, ia mengembangkan analisis geometri dengan
membangun hubungan antara aljabar dengan geometri.
Haitham juga membuat buku tentang kosmologi yang diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin dan Ibrani di abad pertengahan. Karya lainnya adalah buku tentang
evolusi, yang hingga kini masih menjadi perhatian ilmuwan dunia.
Huygens
Huygens lahir pada 14 April 1629 di Hague, Belanda dari keluarga terpandang.
Ayahnya, Constantin Huygens adalah sarjana
fisika dan seorang diplomat. Ia berharap
anaknya menjadi ilmuwan hebat, sehingga
meminta Mersenne dan Descartes, dua
ilmuwan terkenal masa itu, untuk memberi
kursus pada Huygens muda.
Huygens belajar geometri, mekanika dan
kemampuan dalam memainkan alat musik di
rumah hingga berusia 16 tahun. Gurunya
yang amat berpengaruh adalah Descartes
yang berhasil memompa minatnya dalam
bidang matematika.
Christiaan Huygens belajar hukum dan
matematika di Unversitas Leiden antara
tahun 1645 hingga 1647. Van Schooten
mengajarinya matematika. Lalu, dari tahun
1647 hingga 1649, Huygens belajar hukum dan matematika. Beruntung, ia belajar
matematika pada John Pell. Lalu, berkorespondensi dengan Marsene.
Pada tahun 1649, Huygens pergi ke Denmark sebagai diplomat dan berharap
melanjutkan ke Stockholm untuk menjumpai Descartes. Sayangnya, cuaca tidak
mendukung.
Mengamati Titan
Karya ilmiah Huygens pertama kali diterbitkan tahun 1651 yaitu Cyclometriae yang
membahas tentang lingkaran. Lalu, tahun 1654 ia menghasilkan De Circuli
Magnitudine Inventa yang membahas berbagai macam hal persoalan ilmiah.
Ia juga menaruh minat pada pembuatan lensa dan teleskop. Tahun 1654, ia
menemukan metode baru pembuatan lensa. Setahun kemudian, ia berhasil mengamati
satelit Saturnus yaitu Titan. Lensa yang dikembangkannya di kemudian hari dipakai
pula untuk mengamati planet, satelit, dan nebula Orion. Pada tahun itu pula ia pergi
ke Paris dan menemui Boulliau yang menyarankannya belajar tentang probabilitas
pada Pascal dan Fermat.
Ketika kembali ke Belanda, Huygens menghasilkan karyanya mengenai kalkulus
probabilitas, yaitu De Ratiociniis in Ludo Aleae. Selanjutnya, ia menemukan cincin
Saturnus, namun berbeda dengan teori tentang cincin Saturnus yang diajukan
Roberval dan Boulliau. Galileo beberapa tahun sebelumnya menganggap cincin
Saturnus sebagai bagian dari Saturnus.
Abbe Ernst
Abbe Ernst adalah
merupakan pelopor
Eisenach, pada
meninggal di Jena,
Setelah
Gottingen. Ia
perusahaan optic
tahun 1870, ia
tahun 1899 ia
bergerak dalam
Karyanya antara
ahli fisika berkebangsaan Jerman,
dalam bidang optic. Ia lahir di
tanggal 23 Januari 1840 dan
pada tanggal 14 januari 1905.
menyelesaikan studinya di
menjadi direktur sebuah riset pada
Carl Zeiss pada tahun 1866. Pada
menjadi professor di Jena. Pada
mendirikan yayasan Carl Zeiss yang
bidang social dan penelitian ilmiah.
lain pengembangan lensa
pemotretan, mikroskop serta menciptakan refraktometer Abbe.
Alat Alat Optik
Mata
Lensa Mata sebagai Alat Optik
Mengapa mata dikatakan sebagai alat optik? Untuk menjawab pertanyaan itu,
perhatikan Gambar.
Order gambar mata indara
penglihatan dan bagian-bagiannya
Bentuk mata menyerupai bola. Pada
bola mata terdapat benda bening
yang disebut lensa mata. Lensa mata
bersifat tembus cahaya.Apa jenis
lensa mata? Apa pula fungsi lensa
mata itu? Lensa mata berupa lensa
cembung. Lensa mata memiliki fungsi
membiaskan sinar-sinar yang datang
ke mata. Dengan demikian, bayangan
benda dapat tepat jatuh di retina mata. Jadi, mata memiliki fungsi seperti pada
kamera. Oleh karena itu, mata disebut alat optik.
b. Proses Terjadinya Bayangan pada Retina
Apakah fungsi pupil, retina, dan bintik kuning? Bagaimana proses melihat benda itu
terjadi? Pupil adalah bagian mata yang berfungsi mengatur besar kecilnya cahaya
yang masuk ke bola mata. Retina adalah selaput tipis di bagian belakang bola mata.
Lapisan itu paling banyak mengandung saraf penglihatan. Fovea atau bintik kuning
adalah bagian retina, tempat berkumpulnya ujing-ujung saraf penglihatan sehingga
paling peka terhadap rangsang (impuls) cahaya.
Syarat kita dapat melihat benda adalah harus ada cayaha. Cahaya dapat berasal
langsung dari sumber cahaya atau berasal dari cahaya yang dipantulkan oleh bendabenda yang ada di sekeliling kita. Cahaya masuk menembus kornea, terus melewati
lensa mata, dan akhirnya sampai ke retina. Bayangan benda jatuh tepat di bintik
kuning, bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil. Bayangan itu merupakan rangsangan
atau informasi yang dibawa oleh syaraf penglihatan menuju pusat syaraf penglihatan
di otak. Di otak, rangsangan ditafsirkan dan barulah kemudian kita mendapat kesan
melihat benda.
Bagaimanakah cara lensa mata mengatur agar bayangan benda tepat jatuh di retina?
Lensa mata mengatur penyesuaian terhadap jarak benda dengan jalan mengatur
cembung dan pipihnya lensa sehingga bayangan jatuh di retina. Proses itu disebut
berakomodasi. Apabila jarak benda sangat dekat, lensa akan mencembung.
Sebaliknya, apabila jarak benda jauh, lensa mata akan memipih.
Lensa mata dalam keadaan secembung-cembungnya, dikatakan berakomodasi
maksimum. Sebaliknya, lensa mata dalam keadaan sepipih-pipihnya, dikatakan
berakomodasi minimum atau tidak berakomodasi.
c. Batasan Penglihatan
Apakah ada batasannya penglihatan mata itu? Penglihatan mata berada antara titik
dekat dan titik jauh.
1) Titik dekat(punctum proximum), adalah titik terdekat yang masih dapat dilihat
dengan jelas apabila lensa mata berakomodasi maksimum atau lensa mata
secembung-cembungnya. Pada waktu berakomodasi maksimum, oto-otot silliaris atau
otot-otot lensa mata bekerja sekuat-kuatnya agar lensa mata dalam keadaan
secembung-cembungnya. Keadaan seperti itu menyebabkan kelelahan mata. Daya
akomodasi maksimum pun terbatas. Semakin dekat benda dengan mata, semakin
kuat lensa mata harus dicembungkan, sampai suatu saat tidak mampu lagi untuk
dicembungkan. Hal itu terjadi apabila bendanya berada di titik dekat. Apabila
bendanya didekatkan lagi melewati batas titik dekat, penglihatan kita akan semakin
kabur.
Kemampuan otot-otot lensa mata untuk bekerja dipengaruhi usia seseorang. Pada
usia anak-anak otot lensa mata sangat kuat untuk mencembungkan lensa mata. Oleh
karena itu, anak-anak mampu melihat benda-benda yang sangat dekat jaraknya. Pada
orang dewasa otot-otot lendsa matanya semakin lemah sehingga jarak punctum
proximumnya makin jauh.
Pada mata emetrop atau mata normal anak-anak, jarak punctum proximumnya antara
10 cm sampai 15 cm, sedangkan pada orang dewasa antara 20 cm sampai 30 cm.
2) Titik jauh (punctum remotum), adalah titik terjauh yang masih dapat dilihat
jelas oleh mata tanpa berakomodasi. Pada waktu lensa mata tidak berakomodasi
(dalam keadaan sepipih-pipihnya), berkas-berkas sinar sejajar berkumpul di retina.
Keadaan ini terjadi jika mata sedanng beristirahat atau mata melihat benda yang
letaknya jauh sekali. Oleh karena itu punctum remotum mata normal berada di
tempat yang jauh tak terhingga.
Kamera
Kamera digunakan manusia untuk merekam kejadian penting atau kejadian yang
menarik. Banyak jenis dan model kamera dapat kita jumpai dalam kehidupan seharihari.Kamera yang dipakai wartawan berbeda dengan yang dipakai fotografer.
Kamera video dipakai dalam pengambilan gambar untuk siaran televisi
ataupembuatan film. Kamera elektronik (autofokus) lebih mudah dipakai karena
tanpa pengaturan lensa. Dewasa ini sudah ada kamera digital yang data gambarnya
tidak perlu melalui proses
pencetakan melainkan dapat
dilihat atau diolah melalui
komputer.
Kamera digunakan manusia untuk
merekam kejadian penting atau
kejadianyang menarik.Banyak
jenis dan model kamera dapat kita
jumpai dalam kehidupan seharihari.Kamera yang dipakai
wartawan berbeda dengan yang dipakai fotografer.Kamera video dipakai dalam
pengambilan gambar untuk siaran televisi atau pembuatan film.Kamera elektronik
(autofokus) lebih mudah dipakai karena tanpa pengaturanlensa.Dewasa ini sudah ada
kamera digital yang data gambarnya tidak perlu melaluiproses pencetakan melainkan
dapat dilihat atau diolah melalui komputer.
Bagian-bagian kamera mekanik (bukan otomatis) menurut kegunaan fisis :
1.Lensa cembung berfungsi untuk membentuk bayangan dari benda yangdifoto
2. Diafragma berfungsi untuk membuat sebuah celah/lubang yang dapat diatur
luasnya
3. Aperture yaitu lubang yang dibentuk diafragma untuk mengatur banyak cahaya
4. Shutter pembuka/penutup ³dengan cepat´ jalan cahaya yang menuju ke pelat
film
5. Pelat film berfungsi sebagai layar penangkap/perekam bayangan.Setiapbenda
yang di foto, terletak pada jarak yang lebih besar dari dua kali jarakfokus di depan
lensa kamera, sehingga bayangan yang jatuh pada pelat filmmemiliki sifat nyata,
terbalik dan diperkecil.Untuk memperoleh bayangan yang tajam dari benda-benda
pada jarak yangberbeda-beda, lensa cembung kamera dapat digeser ke depan atau
kebelakang.
Lup (Kaca Pembesar)
Lup (kaca pembesar) dipakai untuk melihat benda-benda kecil agar tampak lebih
besar dan
jelas.Oleh tukang arloji, lup
dipakai agar
bagian jam yang
diperbaikinyakelihatan lebih
besar dan
jelas.Oleh siswa-siswi saat
praktikum
biologi, lup dipakai untuk
meng
amatibagian hewan atau
tumbuhan agar
kelihatan besar dan jelas.
Sebagai alat
optik, lup berupa lensa
cembung tebal
(berfokuspendek).Sifat
bayangan yang diharapkan dari benda kecil yang dilihat denganlup adalah tegak dan
diperbesar.Orang yang melihat benda dengan menggunakan lup akanmempunyai
sudut penglihatan (sudut anguler) yang lebih besar daripada orang yang melihat
dengan mata biasa.
Ada dua cara memakai lup :
Melihat dengan mata tak berakomodasi
Untuk melihat tanpa berakomodasi maka lup harus membentuk bayangan di jauh tak
berhingga.Keuntunganya adalah untuk pengamatan lama mata tidak cepat
lelah,Kelemahannya dari segi perbesaran berkurang.
Sifat bayangan yang dihasilkan maya, tegak dan diperbesar.
Melihat dengan mata berakomodasi
Agar mata dapat melihat dengan berakomodasi maksimum, maka bayanganyang
dibentuk oleh lensa harus berada di titik dekat mata.Kelemahannya untuk
pengamatan lama mata cepat lelah.Keuntungannya dari segi perbesaran bertambah.
Sifat bayangan yang dihasilkan maya, tegak dan diperbesar.
Mikroskop
Komponen-komponen mikroskop terdiri dari
1. Lensa okuler Merupakan bagian yang dekat dengan
mata pengamat saat mengamati objek. Lensaokuler
terpasang pada tabung atas mikroskop. Perbesaran
pada lensa okuler ada tigamacam, yaitu 5x,10x,
dan12,5x.
2. Tabung mikroskopMerupakan penghubung lensa o
kuler dan lensa objektif. Tabung terpasang pada
bagianbergerigi yang melekat pada pegangan
mikroskop sebelah atas. Melalui bagian yangbergerigi,
tabugn dapat digerakkan ke atas dan ke bawah.
3. Makrometer (sekrup pengarah kasar)Merupakan komponen untuk menggerakkan
tabung mikroskop ke atas dan ke bawah dengan pergeseran besar
4. Mikrometer (sekrup pengarah halus)Merupakan komponen untuk menggerakkan
tabung ke atas dan ke bawah denganpergeseran halus
5. Revolver Merupakan pemutar lensa untuk menempatkan lensa objektif yang
dikehendaki.
6. Lensa objektif Merupakan komponen yang langsung berhubungan dengan objek
atauspecimen. Lensa objektif terpasang pada bagian bawah revolver.Perbesaran
pada lensa objektif bervariasi, bergantung pada banyaknya lensaobjektif pada
mikroskop. Misalnya, ada perbesaran lensa objektif 10 x dan 40x(mikroskop dengan
dua lensa objektif); 4x,10x, dan 40x (mikroskop dengan tigalensa objektif); dan
4x,10x, 45x, dan 400x (mikroskop dengan empat lensaobjektif).
7. Panggung mikroskopMerupakan meja preparat atau tempat sediaan
obek/specimen.Pada bagian tengah panggung mikroskop terdapat lubang untuk jalan
masukcahaya ke mata pengamat.Panggung digunakan untuk meletakkan sediaan objek
atau specimen. Padapanggung terdapat dua penjepit untuk menjepit object glass.
Pada beberapamikroskop lain, panggung dapat digerakkan ke atas dan ke bawah.
8. DiafragmaMerupakan komponen untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang
masuk melaluilubang pada panggung mikroskop. Diafragma ini terpasang pada bagian
bawah panggungmikroskop.9. Kondensor Merupakan alat untuk memfokuskan cahaya
pada objek atau specimen. Alat ini terdapat dibawah panggung.
10. Lengan mikroskopMerupakan bagian yang dapat dipegang waktu mengangkat
mikroskop atau menggeser mikroskop.
11. Cermin reflektor Digunakan untuk menangkap cahaya yang masuk melalui lubang
pada panggungmikroskop, yakni dengan cara mengubah-ubah letaknya. Cermin ini
memiliki permukaandatar dan permukaan cekung. Permukaan datar digunakan jika
sumber cahaya cukupterang dan permukaan cekung digunakan jika cahaya kurang
terang.
12. Kaki mikroskopMerupakan tempat mikroskop bertumpu. Kebanyakan kaki
mikroskop berbentuk sepertitapal kuda.
Teropong/Telescope
Dasar Kerja Teropong /Telescope
Obyek benda yang diamati berada di tempat yang jauh takterhingga, berkas cahaya
datang berupa sinar-sinar yangsejajar.Lensa obyektif berupa lensa cembung
membentuk bayanganyang bersifat nyata, diperkecil dan terbalik berada pada
titikfokus.Bayangan yang dibentuk lensa obyektif menjadi benda bagilensa okuler
yang jatuh tepat pada titik fokus lensa okuler.
Macam-macam Teropong/Telescope
1.Teropong Bintang
Teropong bintang adalah alat yang digunakan untuk
melihat ataumengamati benda-benda di luar angkasa seperti bulan, bintang,
komet,dan lain sebagainya.
Sifat bayangannya adalah maya, terbalik dandiperbesar.
2.Teropong Bumi
Teropong bumi adalah alat yang digunakan untuk melihat atau mengamatibendabenda jauh yang ada di permukaan bumi. Bayangan yang terbentuksifatnya maya,
diperbesar dan tegak.
3.Teropong Prisma
Teropong prisma adalah tropong yang berfungsi untuk melihat benda yang jauh agar
tampak lebih dekat dan terlihat jelas.
4. Periskop adalah teropong yang digunakan oleh kapal selam yang padaumumnya
digunakan untuk melihat keadaan sekitar di luar kapal selam.
5.Teropong Cermin
Tropong Cermin adalah teropong yang digunakan untuk melihat benda-benda langit
antariksa dengan sifat gambar tidak terbalik, diperbesar,maya.
6.Teropong Radio
Teropong radio adalah benda optik yang digunakan untuk melihat bendaangkasa di
luar angkasa yang jaraknya sangat jauh sekali.
7. EpiskopEpiskop adalah suatu benda yang berguna untuk memproyeksikan
gambaryang tidak tembus cahaya dengan sifat bayangan tegak diperbesar.
8. Proyektor
SlideProyektor slide adalah alat yang memiliki fungsimenampilkan bayangan sebuah
gambar positif yangdapat ditembus cahaya.
9. Overhead Proyektor / OHPOver Head Projectror adalah benda yang
bergunauntuk melihat bayangan gambar diapositif seperti yang umumnya di gunakan
untuk presentasi di kelas.
Rumus Pada Alat Optik
Lup (Kaca Pembesar)
Pembesaran bayangan saat mata berakomodasi maksimum
Dengan ketentuan:



= Pembesaran
= Titik dekat (cm)
= Fokus lup (cm)
Pembesaran bayangan saat mata tidak berakomodasi
Dengan ketentuan:


= Pembesaran
= Titik dekat (cm)

= Fokus lup (cm)
Mikroskop
Pembesaran mikroskop adalah hasil kali pembesaran lensa objektif dan pembesaran
lensa okuler, sehingga dirumuskan:
M = fob x fok
M = Perbesaran Mikroskop
fob = fokus lensa obyektif
fok = fokus lensa okuler
Karena lensa okuler mikroskop berfungsi seperti lup, pembesaran mikroskop
dirumuskan sebagai berikut:
Pembesaran Mikroskop pada saat mata berakomodasi maksimum
Agar mata berakomodasi maksimum, jarak lensa objektif dan lensa okuler
dirumuskan:
Dengan ketentuan:







= Pembesaran mikroskop
= Pembesaran oleh lensa objektif
= Titik dekat mata
= Jarak fokus lensa okuler
= jarak bayangan oleh lensa objektif
= jarak benda di depan lensa objektif
= jarak lensa objektif dan lensa okuler
Pembesaran Mikroskop pada saat mata tidak berakomodasi
Agar mata berakomodasi maksimum, jarak lensa objektif dan lensa okuler
dirumuskan:
Dengan ketentuan:







= Pembesaran mikroskop
= Pembesaran oleh lensa objektif
= Titik dekat mata
= Jarak fokus lensa okuler
= jarak bayangan oleh lensa objektif
= jarak benda di depan lensa objektif
= jarak lensa objektif dan lensa okuler
Teropong Bintang
Pembesaran Teropong Bintang
Dengan ketentuan:



= Pembesaran teropong bintang
= Jarak fokus lensa objektif
= Jarak fokus lensa okuler
Jarak lensa objektif dan lensa okuler
Dengan ketentuan:



= Jarak lensa objektif dan lensa okuler
= Jarak fokus lensa objektif
= Jarak fokus lensa okuler
Teropong Bumi
Pembesaran Teropong Bumi
Dengan ketentuan:



= Pembesaran teropong bumi
= Jarak fokus lensa objektif
= Jarak fokus lensa okuler
Jarak lensa objektif dan lensa okuler
Dengan ketentuan:




= Jarak lensa objektif dan lensa okuler
= Jarak fokus lensa objektif
= Jarak fokus lensa pembalik
= Jarak fokus lensa okuler
Jenis Jenis Gangguan Mata
Rabun Jauh ( MIOPI )
Rabun jauh yaitu mata tidak dapat melihat benda-benda jauh dengan jelas, disebut
juga mata perpenglihatan dekat (terang dekat/mata dekat).Penyebabterbiasa
melihat sangat dekat sehingga lensa mata terbiasa tebal.
Miopi sering dialami oleh tukang arloji, penjahit, orang yang suka baca buku (kutu
buku)dan lain-lain.Untuk mata normal (emetropi) melihat benda jauh dengan
akomodasi yang sesuai,sehingga bayangan jatuh tepat pada retina.
Mata miopi melihat benda jauh bayangan jatuh di depan retina, karena lensa
mataterbiasa tebal.
Mata miopi ditolong dengan kacamata berlensa cekung (negatif).
Rabun dekat (hipermetropi)
Rabun dekattidak dapat melihat jelas benda dekat, disebut juga
mataperpenglihatan jauh (terang jauh/mata jauh).
Rabun dekat mempunyai titik dekat yang lebih jauh daripada jarak baca
normal.Penyebab terbiasa melihat sangat jauh sehingga lensa mata terbiasa pipih.
Rabun dekat sering dialami oleh penerbang (pilot), pelaut, sopir dan lain-lain.
Rabun jauh ditolong dengan kacamata berlensa cembung (positif).
Mata tua (presbiopi)
Mata tua tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang sangat jauh danbendabenda pada jarak baca normal, disebabkan daya akomodasi telah berkurangakibat
lanjut usia (tua).Pada mata tua titik dekat dan titik jauh keduanya telah bergeser.
Mata tua diatasi atau ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa
rangkap(cembung dan cekung).Pada kacamata dengan lensa rangkap, lensa negatif
bekerja seperti lensa pada kacamata miopi, sedangkan lensa positif bekerja seperti
halnya pada kacamata hipermetropi.
Astigmatisma (mata silindris)
Astigmatisma disebabkan karena kornea mata tidak berbentuk sferik(irisan bola),
melainkan lebih melengkung pada satu bidang dari padabidang lainnya.
Akibatnya benda yang berupa titik difokuskan sebagai garis.
Mataastigmatisma juga memfokuskan sinar-sinar pada bidang vertikal lebihpendek
dari sinar-sinar pada bidang horisontal.
Astigmatisma ditolong/dibantu dengan kacamata silindris.
Download