pengaruh waktu dan suhu penyimpanan terhadap daya tahan

advertisement
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010
PENGARUH WAKTU DAN SUHU PENYIMPANAN
TERHADAP DAYA TAHAN ANTIGEN VIRUS
NEWCASTLE DISEASE PRODUKSI BALAI
BESAR PENELITIAN VETERINER
(The Effect of Duration and Temperature of Storage on Survival of
Newcastle Disease Virus Antigen Producted by Research Center for
Veterinary Science)
MOHAMMAD INDRO CAHYONO
Balai Besar Penelitian Veteriner, Jl. R.E. Martadinata No. 30, Bogor 16114
ABSTRACT
Availability of antigen for diagnostic assay is a basic need for almost every diagnostic laboratory.
Indonesian Research Center for Veterinary Science (Balai Besar Penelitian Veteriner) have produced dried
ND (Newcastle Disease ) antigen to perform the serologic assay for Newcastle Disease diagnostics. These
antigens were preserved with 2 methods: the classical Freeze drying and Xerovac method. The dried antigens
were liquefied by adding PBS (Phosphat Buffer Saline) and stored at different conditions: at room
temperature, refrigerator (4°C), and freezer (-20°C). The experiment data showed that liquefied dried ND
antigens stored at 4°C and -20°C temperature for 1, 7, and 14 days did not degrade the antigens titre and still
have the same titre like the first stock (7 log 2). The liquefied Xerovac dried ND antigens stored at room
temperature (ND-B1) are degraded by 2 log at day 7, and 1 log at day 14. The liquefied Freeze dried ND
antigens stored at room temperature (ND-D1) are degraded by 1 log at day 7, and 2 log at day 14.
Key Words: ND Antigen, Freeze Dry, Xerovac, Storage
ABSTRAK
Tersedianya antigen bagi uji diagnostik merupakan kebutuhan mendasar yang harus dimiliki oleh setiap
laboratorium pengujian. Balai Besar Penelitian Veteriner, Bogor telah memproduksi antigen ND (Newcastle
Disease) kering bagi keperluan diagnostik uji serologis penyakit ND. Antigen ND ini dikeringkan
menggunakan 2 metode yaitu Freeze dry dan Xerovac. Produk antigen ND kering ini kemudian diencerkan
dengan cairan PBS dan disimpan pada suhu ruang, suhu refrigerator (4°C), dan suhu freezer (-20°C ). Data
hasil penelitian menunjukkan bahwa antigen ND kering yang telah diencerkan dan disimpan pada suhu 4°C
dan -20°C serta disimpan pada hari 1, 7, dan 14 tidak mengalami penurunan kandungan titer antigen dan
sama seperti kandungan titer antigen sebelum dikeringkan yaitu sebesar 7 log 2 (27 ). Sementara antigen ND
yang dikeringkan dengan metode Xerovac dengan perlakuan sama disimpan pada suhu ruang mengalami
penurunan sebesar 2 log pada hari 7, dan 1 log pada hari 14. antigen ND yang dikeringkan dengan metode
Xerovac dengan perlakuan sama disimpan pada suhu ruang mengalami penurunan sebesar 1 log pada hari 7,
dan 2 log pada hari 14.
Kata Kunci: Antigen ND, Kering Beku, Xerovac, Titer Antigen, Penyimpanan
PENDAHULUAN
Newcastle Disease adalah penyakit pada
unggas yang diakibatkan oleh infeksi virus
Paramyxoviridae dengan genus Avulavirus.
Penyakit
ND
(Newcastle
Disease)
menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi
peternak komersil dan peternak ayam kampung
786
skala kecil (GRIMES, 2002 ). Penyakit ND yang
telah meluas di hampir seluruh wilayah di
Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan uji
diagnostik penyakit ND ini menjadi sangat
penting.
Penyakit ND dapat di deteksi keberadaan
virusnya melalui uji PCR (Polymerase Chain
Reaction), dan uji serologis untuk mendeteksi
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010
antigen
NDV
melalui
uji
HA
(Hemmaglutination). Uji serologis untuk
mendeteksi antibodi ND adalah dengan uji HI
(Hemmaglutination Inhibition), dan ELISA
(Enzyme Link Immuno Sorbent Assay). Uji
diagnostik yang paling banyak dilakukan di
dunia adalah uji HA dan HI, dimana uji ini
mampu mendeteksi respon antibodi terhadap
glikoprotein virus ND (perkiraan proteksi
terhadap penyakit ND) (World Organization
for animal Health, 2009). Sebagian besar virus
termasuk NDV (Newcastle Disease Virus)
mengandung antigenik glikoprotein pada
permukaan virus, yang berperan dalam
interaksi antigen–antibodi (ANA. et al., 2001).
Uji serologis HA dan HI ini didasarkan pada
prinsip kemampuan Hemaglutinasi sel darah
merah dari virus ND (GRIMES, 2002), dimana
keberadaan antibodi spesifik ND dalam serum
sampel dideteksi lewat ikatan antigen–antibodi
dengan cara mencampur serum dengan antigen
ND.
Antigen ND merupakan komponen utama
dalam pelaksanaan uji HA dan HI pada
laboratorium diagnostik. Dalam menjawab
kebutuhan akan antigen ND ini, Balai Besar
Penelitian Veteriner melalui Unit Pelayanan
Diagnostik memproduksi antigen NDV
berlandaskan pada SK Mentan RI No:
456/Kpts/TN260/9/2000. Permasalahan yang
muncul kemudian adalah virus ND adalah
virus yang rentan terhadap suhu. Vaksin yang
mengandung virus ND akan mengalami
penurunan setelah disimpan pada suhu ruang,
bahkan jika vaksin tersebut terekspos oleh
sinar matahari secara langsung atau tersimpan
pada suhu tinggi (di atas 37°C) selama
beberapa jam akan mengalami kerusakan dan
tidak dapat digunakan lagi (GRIMES, 2002).
Laboratorium Virologi, di Balai Besar
penelitian Veteriner telah memproduksi
antigen ND kering yang bersifat thermostabil.
Pengeringan antigen ND ini dilakukan dengan
menggunakan 2 metode yaitu metode klasik
Freeze dry (kering beku) dan metode Xerovac.
Xerovac adalah metode pengeringan vaksin
yang dikembangkan oleh E.E. Worrall pada
tahun 1997 untuk mengawetkan virus
rinderpest di Ethiopia, Afrika dalam rangka
menanggulangi wabah (CBPP) Contagious
Bovine Pleuro Pneumonia (LUBROTH et al.,
2007). Pada tahun 2007 metode Xerovac ini
telah diadaptasikan di Indonesia untuk
mengeringkan virus Gumboro hidup dan
mampu bertahan selama 6 bulan pasca
pengeringan (CAHYONO, 2007). Penelitian
bertujuan untuk mengetahui daya tahan antigen
ND kering produk Balai Besar Penelitian
Veteriner yang telah dikeringkan dengan
metode Freeze dry dan Xerovac dalam
berbagai macam kondisi penyimpanan selama
kurun waktu 1,7, dan 14 hari.
MATERI DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan pada kurun Juni
– Juli 2010 di Laboratorium Virologi, Balai
Besar Penelitian Veteriner, Bogor.
Virus
Virus yang digunakan dalam proses
pembuatan antigen ini adalah virus Newcastle
Disease (ND) strain RIVS2. ND RIVS2 adalah
virus ND asimtomatik yang diseleksi dari virus
ND galur V4 asal Australia serta digunakan
dalam pengendalian penyakit ND pada ayam
(SURYANA, 2007).
Propagasi virus
Propagasi virus ND dilakukan pada telur
SPF (Spesific Pathogen Free ) berembryo yang
berumur 9 hari sebanyak 0,1 cc per telur.
Telur–telur SPF berembryo yang telah
diinokulasi ini kemudian di inkubasi
menggunakan inkubator Brinsea Octagon 40
pada suhu 37° C selama 4 hari. Pengamatan
dilakukan setiap hari untuk memeriksa embryo
dalam telur SPF yang telah diinokulasi dengan
cara meneropong (Candling) dalam ruang
gelap.
Panen virus
Telur SPF berembrio yang telah diinkubasi
dikoleksi cairan alantoisnya. Selanjutnya
dilakukan uji cepat (Rapid test) sebagai
konfirmasi keberadaan virus ND dengan cara
melihat proses aglutinasi yang ditimbulkan
oleh virus ND yang berikatan dengan sel darah
merah. Cairan alantois tersebut kemudian
dikumpulkan dan disentrifus dengan kecepatan
2500 RPM selama 15 menit menggunakan
mesin sentrifus Beckman TJ-6 Centrifuge.
787
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010
Inaktivasi virus
Proses inaktivasi dilakukan dengan cara
menambahkan 0,1 % formalin ke dalam cairan
alantois berisi virus ND. Sebelum dan setelah
proses inaktivasi dilakukan uji hemaglutinasi
dengan cara melakukan titrasi pada cairan
allantois untuk memastikan tidak adanya
perubahan titer virus pasca inaktivasi.
Dilakukan juga uji keamanan (Safety test)
dengan cara menginokulasikan virus ND yang
telah diinaktivasi ke dalam telur SPF
berembryo dan mengamati apakah masih
terdapat kematian pada embryo akibat infeksi
virus.
Pembuatan formula TR-18 dan persiapan
pengeringan
Hasil inokulasi virus ND inaktif yang
masih berwujud cair dicampur dengan larutan
trehalosa dihidrat hingga mencapai konsentrasi
akhir 2,5%, ditambahkan juga kanamycin 500
µg/ml sebagai anti bakterial. Hasil akhir
pencampuran ini disebut cairan formula TR-18
yang siap dikeringkan kemudian dimasukkan
@ 1 ml kedalam vial gelas steril 5 ml. Vial
gelas steril yang telah diisi tersebut kemudian
ditutup menggunakan Butyl rubber stopper
steril dalam keadaan setengah terbuka. Semua
vial yang telah terisi ditempatkan pada rak
khusus dan siap untuk dikeringkan.
Proses pengeringan
Proses pengeringan antigen ND dikerjakan
menggunakan mesin freeze dryer Labconco
tipe Freezone 6 Liters Bench Top Freeze Dry
Systems Serial no. 051045264, dan mesin
vakum merk BOC Edward Dump Type Model
A 65401903 Pump Serial No. 056072631.
Selanjutnya proses pengeringan dilaksanakan
memakai 2 metode yaitu metode klasik Freeze
dry dan metode Xerovac.
Pengeringan dengan metode Freeze dry
Semua antigen cair dalam vial yang akan
dikeringkan dibekukan terlebih dahulu dalam
freezer bersuhu -20°C selama 24 jam. Antigen
788
kemudian dikeringkan dengan menggunakan
metode Freeze dry sesuai dengan Vaccine
manual dari FAO (Food and Agricultural
Organization) (MARINER, 1997).
Pengeringan dengan metode Xerovac
Proses pengeringan dengan metode
Xerovac ini terdiri dari dua fase yaitu
pengeringan fase pertama (Primary drying)
dengan dehidrasi bertingkat dan dilanjutkan
pengeringan fase kedua (Secondary drying),
metode pengeringan dilakukan sesuai dengan
metode Xerovac yang telah dikembangkan oleh
E.E. Worrall (WORRAL et al., 2001).
Pengujian produk akhir
Produk akhir dari proses pengeringan ini
berupa antigen ND kering dalam vial gelas
steril ukuran 5 ml. Pengujian dan perbandingan
titer antigen ND sebelum dan setelah proses
pengeringan dilakukan menggunakan metode
HA (Hemaglutinasi). Uji hemaglutinasi ini
dilakukan di ruang isolasi virus unggas (ruang
21), Laboratorium Virologi, Balai Besar
Penelitian Veteriner sesuai dengan metode
pengujian titer virus ND pada manual OIE
(WORLD ORGANIZATION OF ANIMAL HEALTH,
2009). Produk yang akan diuji diberi kode
sebagai berikut:
1. ND-A: Antigen ND sebelum dikeringkan
(stock awal)
2. ND-B: Antigen ND pascapengeringan
menggunakan metode Xerovac
3. ND-C: Antigen ND pascapengeringan dan
telah dibekukan selama 24 jam
4. ND-D: Antigen ND pascapembekuan dan
dikeringkan menggunakan metode
Freeze dry
Pengujian daya tahan produk antigen
Produk antigen yang telah diencerkan
dengan cairan PBS diberi kode dan disimpan
kembali pada 3 kondisi yang berbeda untuk
menguji daya tahan antigen pada berbagai
kondisi penyimpanan.
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010
Kode antigen tersebut adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
ND-B1: Antigen ND Xerovac yang telah
diencerkan dan disimpan pada suhu ruang
ND-B2: Antigen ND Xerovac yang telah
diencerkan dan disimpan pada suhu 4ºC
ND-B3: Antigen ND Xerovac yang telah
diencerkan dan disimpan pada suhu -20ºC
ND-D1: Antigen ND Freeze dry yang
telah diencerkan dan disimpan pada suhu
ruang
ND-D2: Antigen ND Freeze dry yang
telah diencerkan dan disimpan pada suhu
4ºC
ND-D3: Antigen ND Freeze dry yang
telah diencerkan dan disimpan pada suhu 20ºC
Seluruh antigen yang disimpan pada
berbagai kondisi tersebut kemudian diuji
kembali kandungan titer antigeniknya dengan
memakai uji HA ( Hemaglutinasi ) pada 1 hari,
7 hari, dan 14 hari pascapengenceran dengan
menggunakan 2 kali pengulangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari pengujian pertama mengenai produk
akhir proses pengeringan dengan metode
Freeze dry dan Xerovac menggunakan uji HA
diperoleh hasil seperti pada Tabel 1.
Data yang ditunjukkan pada Tabel 1
mengenai hasil titer terhadap keseluruhan
produk antigen ND menunjukkan bahwa
antigen ND awal memiliki titer sebesar 7 log 2
(27) sejak pencampuran cairan alantois berisi
virus ND inaktif dengan formula TR-17a.
Setelah antigen ND melewati proses
pengeringan baik menggunakan metode
Xerovac (ND-B) maupun metode klasik Freeze
dry (ND-D) titer antigen masih tetap sama
dengan stock awal sebesar 7 log 2 (27) dan
tidak mengalami penurunan, demikian juga
saat antigen mengalami proses pembekuan
selama 24 jam (ND-C). Penerapan pembuatan
formulasi TR-18 dengan menambahkan
trehalosa dihidrat mampu menstabilkan dan
melindungi antigen ND dari kristalisasi saat
proses pengeringan dimulai. Trehalosa adalah
glukosa disakarida yang efektif untuk
melindungi
protein
sepanjang
periode
pembekuan dan pengeringan pada proses
Lyophilization dan mencegah kerusakan yang
mampu merubah membran sel pada saat
pendinginan. Sepanjang proses Lyophilization,
trehalosa akan membentuk semacam lapisan
kaca padat yang mampu melindungi sel, enzim,
dan protein lain dari kerusakan yang
diakibatkan oleh pembentukan es (PABLO,
2001). Trehalosa dihidrat akan melindungi
organisme-organisme hidup dari berbagai
macam
tekanan
seperti
kekeringan,
pembekuan, dan tekanan osmotik dengan cara
menstabilkan membran dan komponenkomponen makromolekuler saat berada pada
kondisi lingkungan ekstrim (HIGASHIYAMA,
2002).
Proses Freeze drying sebagai metode
preservasi material biologik memiliki banyak
keuntungan, tetapi proses pembekuan dan
pengeringan merupakan faktor stress utama
bagi material biologik yang akan dipreservasi.
Proses pembekuan cairan akan menyebabkan
terjadinya kristalisasi yang mampu merusak
material cair (WORRAL et al., 2001 ). Dalam
lingkungan yang mengalami dehidrasi,
trehalosa akan mengering membentuk gelas
transparan dan hasil akhir dari proses vitrifikasi
Tabel 1. Titer antigen ND sebelum dan setelah
proses pengeringan
Kode produk antigen
Titer antigen dalam log2
(HAU)
ND-A
7
7
ND-B
7
7
ND-C
7
7
ND-D
7
7
ND-A: Antigen ND sebelum dikeringkan (stock
awal)
ND-B: Antigen
ND
pascapengeringan
menggunakan metode Xerovac
ND-C: Antigen ND pascapengeringan dan telah
dibekukan selama 24 jam
ND-D: Antigen
ND
pascapembekuan
dan
dikeringkan menggunakan metode Freeze
dry
(perubahan material dari cair menjadi
kristal/gelas) ini akan mencegah hilangnya
cairan sehingga mampu mempertahankan selsel dari tekanan yang ditimbulkan (LEVINE et
al., 1992 ).
Pada percobaan selanjutnya, dicoba untuk
mensimulasikan kondisi penyimpanan antigen
yang mungkin dilakukan di laboratorium
789
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010
diagnostik. Antigen ND produk dari Balai
Besar Penelitian Veteriner adalah antigen yang
telah dikeringkan, untuk mengencerkan antigen
ini ditambahkan cairan PBS sebanyak 1 ml per
vial produk antigen kering. Antigen ND kering
ini cukup untuk pemakaian > 100 uji
diagnostik ND. Untuk menentukan kondisi
penyimpanan yang paling sesuai bagi antigen
ND kering yang telah diencerkan, maka dibuat
3 perlakuan penyimpanan, yaitu pada suhu
ruang, suhu refrigerator (4° C), dan pada suhu
freezer (-20° C). Serta untuk menentukan
efektifitas
metode
pengeringan
kami
melakukan 2 metode pengeringan yaitu metode
Freeze dry dan Xerovac. Untuk melihat daya
tahan antigen kami melakukan pengujian untuk
seluruh panel pada hari 1, 7, dan 14. Hasil
pengujian terhadap seluruh indikator tampak
pada Tabel 2.
Dari Tabel dan ND-D1 memiliki titer
antigenik sebesar 7 log 2 2 diperoleh data
bahwa antigen ND-B1 (27) sebelum melewati
proses pengeringan. Setelah antigen ND-B1
dikeringkan menggunakan metode Xerovac
dan diencerkan dengan cairan PBS dan
disimpan selama 1 hari titer antigen masih
menunjukkan angka 7 log 2 (27) serta belum
mengalami perubahan. Antigen ND-D1 yang
dikeringkan menggunakan metode Freeze dry
dan diencerkan dengan cairan PBS setelah
disimpan selama 1 hari titer antigen juga masih
menunjukkan angka 7 log 2 dan belum
mengalami perubahan. Antigen ND-B1 dan
ND-D1 kemudian disimpan pada suhu ruang
untuk diuji kembali titer antigennya pada hari 7
dan 14.
Pengujian titer untuk antigen ND-B1 yang
dikeringkan dengan metode Xerovac pada hari
7 dan 14 secara berturut-turut menunjukkan
adanya perubahan titer antigen menjadi 5 log 2
(25) dan 4 log 2 (24). Jika dibandingkan dengan
titer awal antigen ND-B1 mengalami
penurunan sebesar 2 log dari 7 log 2 (27)
menjadi 5 log 2 (25) pada hari ke 7, dan
penurunan sebesar 1 log dari 5 log 2 (25)
menjadi 4 log 2 (24 ) pada hari 14.
Pengujian titer untuk antigen ND-D1 yang
dikeringkan dengan metode Freeze dry pada
hari 7 dan 14 secara berturut-turut
menunjukkan adanya perubahan titer antigen
menjadi 6 log 2 (26) dan 4 log 2 (24). Jika
dibandingkan dengan titer awal antigen ND-B1
mengalami penurunan sebesar 1 log dari 7 log2
(27) menjadi 6 log 2 (26) pada hari ke 7, dan
penurunan sebesar 1 log dari 5 log 2 (25)
menjadi 4 log 2 (24) pada hari 14.
Tabel 2. Titer antigen ND kering pascapengenceran pada hari 1, 7, dan 14
Kode produk
antigen
Titer antigen sebelum
proses pengeringan
dalam log 2
(HAU)
Titer antigen kering pascapengenceran dalam log 2
(HAU)
Hari 1
Hari 7
Hari 14
ND-B1
7
7
7
7
5
5
4
4
ND-B2
7
7
7
7
7
7
7
7
ND-B3
7
7
7
7
7
7
7
7
ND-D1
7
7
7
7
6
6
4
4
ND-D2
7
7
7
7
7
7
7
7
ND-D3
7
7
7
7
7
7
7
7
Antigen ND Xerovac yang telah diencerkan dan disimpan pada suhu ruang
ND-B2: Antigen ND Xerovac yang telah diencerkan dan disimpan pada suhu 4°C
ND-B3: Antigen ND Xerovac yang telah diencerkan dan disimpan pada suhu -20°C
ND-D1: Antigen ND Freeze dry yang telah diencerkan dan disimpan pada suhu ruang
ND-D2: Antigen ND Freeze dry yang telah diencerkan dan disimpan pada suhu 4°C
ND-D3: Antigen ND Freeze dry yang telah diencerkan dan disimpan pada suhu -20°C
790
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010
Dari Tabel 2 diperoleh data bahwa antigen
ND yang disimpan pada suhu 4°C (suhu
refrigerator) masih memiliki titer antigen yang
stabil dan tidak mengalami penurunan baik
pada antigen sebelum melewati proses
pengeringan, maupun antigen kering pasca
Xerovac (ND-B2 ) dan antigen kering pasca
Freeze dry (ND-D2) yang telah diencerkan
menggunakan cairan PBS. Antigen yang
disimpan pada suhu 4°C tetap bersifat stabil
dengan titer 7 log 2 (27) saat diuji kembali pada
hari 7 dan 14 menggunakan uji HA.
Tabel 2 juga menunjukan tidak terjadinya
penurunan titer pada antigen kering pasca
Xerovac (ND-B3) dan antigen kering pasca
Freeze dry (ND-D3) yang telah diencerkan
menggunakan cairan PBS dan disimpan
kembali pada suhu -20°C (suhu freezer).
Antigen
ND-B3
dan
ND-D3
pasca
pengenceran yang telah diuji titernya lewat uji
HA segera dimasukkan ke dalam freezer untuk
dibekukan, pada hari 7 antigen tersebut
dicairkan untuk kemudian diuji kembali
titernya menggunakan uji HA. Perlakuan
serupa juga dilakukan untuk antigen ND-B3
dan ND-D3 pada hari 14. Antigen ND-B3 dan
ND-D3 tetap menunjukkan titer yang stabil
sebesar 7 log 2 (27) baik sebelum dikeringkan
maupun setelah diencerkan dengan cairan PBS
pada hari 1, 7, dan 14.
Dari Tabel 2 diperoleh data bahwa produk
antigen ND kering yang telah diencerkan
dengan cairan PBS masih bersifat stabil dan
memiliki titer yang sama seperti antigen stock
awal yaitu sebesar 7 log 2 (27) saat antigen
tersebut disimpan pada suhu 4° C dan -20°C
pada hari 1, 7, da 14. Titer antigen juga bersifat
stabil baik saat antigen dikeringkan memakai
metode Freeze dry maupun metode Xerovac.
Pada Tabel 2 antigen ND kering yang telah
diencerkan dengan cairan PBS mengalami
degradasi pada penyimpanan dengan suhu
ruang. Pada hari 1 penyimpanan tidak terjadi
penurunan titer antigen. Pada penyimpanan
hari 7 di suhu ruang, titer antigen mengalami
penurunan baik pada antigen ND yang
dikeringkan memakai metode Freeze dry
maupu metode Xerovac. Pada antigen ND yang
dikeringkan dengan metode Xerovac (ND-B1)
terjadi penurunan sebesar 2 log dan penurunan
sebesar 1 log pada hari 14. Sementara pada
antigen ND yang dikeringkan dengan metode
Freeze dry (ND-D1) penurunan pada hari 7
penurunan terjadi sebesar 1 log, dan pada hari
14 juga terjadi penurunan sebesar 2 log.
Penurunan titer antigen yang lebih besar
pada ND-B1 dibandingkan dengan ND-D1
diakibatkan karena struktur cairan antigen
lebih labil, hal ini terjadi karena saat proses
dehidrasi awal dimulai (Primary drying ) pada
metode Xerovac, cairan antigen belum berada
dalam kondisi beku sehingga proses penarikan
udara awal akan mengaduk cairan antigen
dalam vial. Sementara pada proses pengeringan
dengan metode Freeze drying, cairan antigen
berada dalam keadaan beku saat proses
dehidrasi awal terjadi sehingga komponenkomponen cairan relatif lebih stabil (WORRALL
et al., 2001).
KESIMPULAN
Pengeringan antigen ND (Newcastle
Disease) yang ditambah dengan formulasi TR18 baik dengan metode Freeze dry maupun
metode Xerovac mampu menghasilkan produk
antigen kering yang bersifat stabil dan tidak
mengalami penurunan titer karena formulasi
TR-18 mampu melindungi antigen dari
degradasi akibat penurunan suhu dan proses
pengeringan. Produk antigen hasil pengeringan
yang diencerkan menggunakan cairan PBS,
dan disimpan pada suhu 4°C (refrigerator) dan
pada
suhu
-20°C
(freezer)
mampu
mempertahankan stabilitas antigen dan tidak
mengalami degradasi selama 14 hari (2
minggu). Pada antigen ND kering yang
diencerkan dengan cairan PBS dan disimpan
pada suhu ruang selama 2 minggu mengalami
penurunan titer antigen sebesar 3 log baik pada
antigen ND yang dikeringkan menggunakan
metode Freeze dry maupun Xerovac.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis
tujukan kepada Dr. drh. Lies Parede, MSc,
Ph.D; atas bimbingan, Kusnaedi, Agus
Winarsongko dan Jeffrey Mariger atas
bimbingannya dan kerjasamanya dalam
menyelesaikan penelitian ini.
791
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010
DAFTAR PUSTAKA
ANA SAGRERA, C., J.M. COBALEDA, G.D.E.
BUITRAGO, A.G. SASTRE and E. VILLAR. 2001.
Glycoconjugate J. 18: 283 – 289.
CAHYONO, M.I. 2007. Adaptasi Metode Xerovac
untuk Preservasi Virus Gumboro Hidup di
Indonesia (Unpublished).
CAMILO, C., S. SEN, M. THANGAVELU, S. PINDER and
B. ROSER. 1992. Extraordinary Stability of
Enzymes Dried in Trehalose: Simplified
Molecular Biology. Nature Biotechnol. 10,
1007 – 1011
GRIMES, S.E. 2002. A Basic Laboratory Manual for
the Small Scale Production and Testing of
1 – 2 Newcastle Disease Vaccine. FAO
Regional Office for Asia and the Pacific.
HIGASHIYAMA, T. 2002. Novel functions and
applications of trehalose. Pure Appl. Chem. 74
(7): 1263 – 1269
LUBROTH, J.M.M. RWEYEMAMMU,
DIALLO, B. DUNGU and W.
Veterinary Vaccines and
Developing Country. Rev.
26(1):.179 – 201
792
G. VILJOEN, A.
AMANFU. 2007.
Their Use in
Sci. Technol.
MARINER. 1997. The Use of Lyophilization in the
Manufacture of Vaccines. Vaccine Manual,
The Production and Quality Control of
Veterinary Vaccines for Use in Developing
Countries. Food and Agricultural Organization
of the United Nations, Rome.
J.
2001.
From
Modelling
to
PABLO,
Commercialization: Improving the Freeze
Drying Proccess. Department of Chemical and
Biological Engineering. University of
Wisconsin, Madison.
SURYANA, A. 2007. Dukungan Teknologi
Penyediaan Produk Pangan Peternakan
Bermutu,
Halal,
dan
Aman.
http://www.litbang.deptan.go.id (4 April 2010)
WORLD ORGANIZATION for ANIMAL HEALTH. 2009.
Newcastle Disease: Aetiology, Diagnosis,
Prevention, and Control References, OIE
Technical Disease Cards. OIE Scientific and
Technical Department, Thailand
WORRAL, E., J.K. LITAMOI, B. SECK and A. AYTLET.
2001. Xerovac: An ultrarapid method for the
dehydration and preservation of live
attenuated rinderpest and peste des petit
ruminants vaccine, Vaccine 19(7 – 8):
834 – 839.
Download