BABll TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI ll.l Tinjauan Umum ll.l.l Pengertian Hotel Dalam www.WordPress.com dijabarkan bahwa, Hotel berasal dari kata hostel, konon diambil dari bahasa Prancis kuno. Bangunan public ini sudah disebut-sebut sejak akhir abad ke-17. Makanya kira-kira, "tempat penampungan buat pendaang" atau bisa juga "banguan penyedia pondokan dan makanan untuk mum", jadi, pada mulanya hotel memang diciptakan untuk meladeni masyarakat. Secara harfiah, kata hotel dulunya berasal dari kata HOSPITIUM (bahasa Latin), artinya ruang tamu. Dalam jangka waktu lama kata hospitium mengalarni proses perubahan pengertian dan untuk membedakan antara Guest House dengan Mansion House (rumah besar) yang berkembang pada saat itu, maka rumah-rumah besar disebut dengan HOSTEL. Rumah-rumah besar atau hostel ini disewakan kepada masyarakat umum untuk menginap dan beristirahat sementara waktu, yang selama menginap para penginap dikoordinir oleg seorang host, semuatamu-tamu yang (selama) menginap 8 3. Pengertian Hotel menurut Webster "Hotel adalah suautu bangunana atau suatu lembaga yang menyediakan kamar untuk menginap, makan dan minum serta pelayanan lainnya untuk umum." 4. Pengertian Hotel menurut Hotel Proprietors Act dalam Sulastiyono (2004:5) "Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minumanan, dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang-orang yang sedang melakukan peljalanan dan mampu membayar dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya peljanjian khusus." 5. Pengertian Hotel menurut Keputusan Walikota Semarang Nomor : 065 I 03 I 04 : "Hotel adalah suatu usaha yang menyediakan sebagaian atau seluruh bangunan untuk keperluan jasa akomodasi dan fasilitas lain yang dibutuhkan." Dalam masalah akomodasi, hotel merupakan salah satu jenis akomodasi yang paling banyak di dunia terbukti jumlah kamar yang terbanyak dari semua jenis akomodasi adalah disediakan oleh hotel. Ada dua definisi mengenai hotel, yang satu definisi hotel secara intemasional, sedangkan yang satu lagi dikeluarkan oleh Menparpostel dengan SK-nya. 12 De:finisi hotel menurut buku Managing Front Office Operations dari AHMA (American Hotel & Motel Association) yang ditulis oleh Charles E. Steadmon dan Michael L. Kasavana (tahun 1991, pada halaman 4) disebutkan sebagai berikut: A hotel may be defined as an establishment whose primary business is providing lodging facilities for the general public and which fUrnishes one or more of the following services: food and beverage service, room attendant service, uniformed service, laundering of linens, and use of fUrniture and fixtures. Yang dapat diartikan sebagai berikut: Hotel dapat didefinisikan sebagai scbuah bangunan yang dikelola secara komersial dengan memberikanfasilitas penginapan utuuk umum dengan fasilitas pelayanan sebagai berikut: pelayanan makan dan minum, pelayanan kamar, pelayanan barang bawaan, pencucian pakaian dan dapat menggunakan fasilitas perabotan dan menikmati hiasan-hiasan yang ada di dalamnya. Sedangkan de:finisi hotel menurut SK Menparpostel Nornon KM 34/HK 103/MPPT-87, adalah sebagai berikut: Hotel adalah suatu Jerns akornodasi yang rnernpergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk rnenyediakan jasa pelayanan penginapan, makan dan rninurn serta jasa lainnya bagi urnurn, yang dikelola secara kornersial serta 11 memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan di dalarn keputusan pemerintah. Menurut Kasavana & Brooks (1995), hotel dapat diartikan sebagai suatu usaha bisnis yang menyediakan fasilits penginapan untuk masyarakat umum, dengan menyertakan beberapa layanan, seperti : layanan food and beverage, layanan housekeeping, concierge, laundry, serta penggunaan perabot. Menurut Badan Pusat Statistik (2005), hotel adalah suatu usaha yang menggunakan bangunan atau sebagaian bangunan yang disediakan secara khusus, untuk setiap orang dapat menginap, makan, memperoleh pelayanan, dn mengunakan fasilitas lainnya dengan pembayaran. Ciri khusus dri hotel adalah mempunyai restoran yang dikelola langsung dibawah menajemen hotel tersebut. Dewasa ini beberapa hotel sudah memperhatikan dan membidik beberapa segmen pasar sekaligus seperti family, senior market, dan business travelers. 12 ll.1.2 Hotel Bintang Hotel bintang adalah usaha yang menggunakan suatu bangunan atau sebagian bangunan yang disediakan secara khusus, dan setiap orang dapat menginap, makan, serta memperoleh pelayanan dan fasilitas lainnya dengan pembayaran dan telah memenuhi persyaratan sebagai hotel berbintang seperti yang telah ditentukan oleh Dinas Pariwisata Daerah (Diparda). Ciri khusus dari hotel adalah mempunyai restoran yang berada di bawah manajemen hotel tersebut. Sistem klasifikasi bintang adalah cara paling akurat agar Anda mengetahui mutu dan kualitas dari sebuah hotel. Semakin banyak bintang yang diberikan artinya menunjukkan hotel tersebut sangat mewah. Perlu diketahui, pemberian rating untuk hotel tidak hanya berdasarkan besar dan luasnya bangunan. Fasilitas yang obyektif dan jasa yang disediakan oleh masing-masing hotel menajdi variabel yang akan dinilai. Untuk hotel berbintang, kriteria penggolongannya didasarkan pada persyaratan dasar dan penilaian teknis oprasional. Persyaratan Dasar : Perijinan (persetujuan Prinsip, Ijin Usaha). Persyaratan Teknis : Unsur Fisik, Unsur Pengelolaan, Unsur Pelayanan. Penetapan penilaian golongan kelas hotel bintang dilakukan dengan penggabungan dari nilai persyaratan dasar dan persyaratan teknis. Penilaian penggolongan Hotel Bintang dilaksanakan oleh PHRI. Ringkasan berikut memberikan gambaran kategorikan sebuah hotel berbintang: 13 Bintang satu : • Merupakan sebuah hotel kecil yang dikelola serta dioperasikan yang biasanya oleh perniliknya langsung. Suasana di dalam sangat pribadi dengan akomodasi sangat standar. • Mayoritas staf melayani makan sehari-hari seperti sarapan, makan siang, dan malam. Namun hanya khusus sarapan pagi, bisa mendapatkannya gratis. Sarapan sendiri juga ada dua pilihan, disajikan di ruang makn hotel atau hnya di kamar tidur. • Lokasi untuk hotel bintang satu biasanya terletak di kawasan yang ramai dan merniliki transportasi umum yang dekat serta hiburan dengan harga yang masuk aka!. • Untuk kualitas kebersihan, pemeliharaan, perhotelan, fasilitas dan pelayanan sangat minimum. Bintang dua : • Hotel dengan klasifikasi bintang dua ini umumnya bagin dari sebuah rantai yang menawarkan kualitas yang konsisten dengn fasilitas terbatas. • Meskipun ukuran kamar kecil atau menengah, namun berbeda dengn bintang satu, kamar memiliki telepon dan televisi. Tidak akan ada kemudahan akses pelayanan restoran dari kamar, namun mereka memiliki sebuah restoran kecil di lokasi hotel. 14 • Layanan sopan, tempat tidur terpelihara dengan baik serta adanya sarapan dengan tingkatan perawatan yang teijamin baik. • Restoran atau ruang makan sehari-hari melayani sarapan hingga makan di tengah malam. Bintang tiga : • Biasanya berlokasi dekat tol, pusat bisnis dan atau daerah perbelanjaan, hotel ini menawarkan layanan terbaik, kamar yang luas dan lobi yang penuh dekorasi. • Semua kamar dan restoran atau ruang makan terbuka kepada penduduk sekitar dan yang merupakan pelancong. Semua furniture baik di dalam kamar maupun di luar menggunakan kualitas terbaik. • Para staf yang bertugas terlihat rapi dan professional. • Restoran biasanya menawarkan hidangan diatas rata-rata pada saat sarapan, makan siang dan makan malam. Makanan yang disajikan saat sarapan benar-benar barn dimasak saat akan disantap. • Fasilitasnya terdiri dari valet parking, housekeeping, sebuah pusat kebugaran dan kolam renang ukuran kecil. Bintang empat : • Para staf di bintang hotel empat akan lebih profesional menanggapi kebutuhan atau permintaan Anda, dan umumnya mereka sudah diberikan 15 pengarahan dapat memberikan informasi mengenai pariwisata di sekitar hotel. • Restoran atau ruang makan terbuka untuk penduduk sekitar dan yang bukan penduduk asli. • Kamar di hotel berbintang empat mulai sudah dibagi sesuai fasilitas yang akan didapatkan. Seluruh kamar hotel yang disediakan memiliki kamar mandi pribadi di dalanmya. • Tempat tidur dan furniture yang tersedia di hotel berkualitas tinggi. • Saat sarapan, akan ditawarkan pilihan yang lebih beragam dari bahan­ bahan segar untuk dimasak dan disajikan dengan tingkat perawatan yang cukup tinggi. • Bangunan hotel cukup besar dengan layanan terkemuka. Biasanya akan ada hotel lain yang dengan kaliber yang sama berkumpul di dekatnya, serta pusat perbelanjaan, restoran dan hiburan. • Pelayanan kamar berada di atas rata-rata, seperti restoran, housekeeping, valet parking, pusat kebugaran dan seorang concierge yang selalu siap berada di pintu utama. Bintang lima : • Hotel ini menawarkan akomodasi termewah dengan berbagai fasilitas tambahan dan layanan multibahasa yang tersedia 16 • Para tamu akan disambut di pintu masuk hotel, diberikan welcome drink dan daftar anggur yang bisa dipilih untuk Anda minum saat berada di dalam kamar. • Kesadaran akan kebutuhan para tamu menjadi prinsip nomor satu untuk hotel bintang lima. Semua kamar tidur memiliki kamar mandi pribadi. \ • Tempat tidur dan perabot lainnya di dalam kamar merupakan kualitas no I. Selain itu tiap kamar dilengkapi dengan linen kualitas, VCR, CD stereo, bak mandi jacuzzi dan ruangan video. • Ada beberapa restoran di lokasi dengan ruangan luas, menu gourmet dan layanan antar ke kamar selama 24 jam dalam seminggu. • Semua pilihan menu makanan, termasuk saat sarapan menggunakan bahan­ bahan berkualitas tinggi dan segar. • Fasilitas lainnya ada sebuah pusat kebugaran, valet parking, dan service dari concierge dengan pengalaman matang. Dari hasil penjabaran klasifikasi hotel berbintang satu sampai hotel berbintang 5 maka untuk mendesain City Hotel ini jatuh pada hotel dengan bintang 3. Adapun alasan pemilihan hotel berbintang tiga adalah sebagai berikut: I. Lokasi tapak .dekat dengan pusat transportasi dan pusat perbelanjaan yang sama dengan kriteria hotel bintang tiga. 17 2. Hotel dapat digunakan oleh semua orang dari tingkat bawah, tingkat menengah, dan tingkat atas, sesuai dengan kebutuhan fasilitas yang diinginkan dari masing-masing pengunjung hotel. 11.1.3 Klasifikasi Hotel Kriteria klasifikasi hotel di Indonesia secara resmi dikeluarkan oleh peraturan pemerintah, dalam hal ini di bawah Deparpostel dan dibuat oleh Dirjen Pariwisata dengan SK: Kep-22/UNV 78. Untuk mengklasiftkasikan sebuah hotel dapat ditinjau dari berbagai faktor yang satu sama lain ada kaitannya. Faktor-faktor pengklasifikasian hotel tersebut, antara lain faktor tingkatan atau bintang dari hotel, faktor tujuan pemakaian, faktor lokasi hotel, faktor daya jual dan perencanaan penggunaan (hotel plan usage), faktor jumlah kamarnya, faktor ukuran hotel, faktor lamanya tamu menginap, faktor kegiatan tamu selama menginap, faktor jenis tamu yang menginap dan departemen dalam hotel. Adapun keterangan dari faktor-faktor tersebut di atas adalah sebagai berikut: 2. Faktor tingkatan atau bintang dari hotel Tingkatan atau kelas hotel dibedakan atas tanda bintang (*). Semakin banyak jumlah bintang maka persyaratan, fasilitas dan 18 pelayanan (service) yang dituntut semakin banyak: dan baik. Kriteria klasifikasi hotel berdasarkan bintang adalah sebagai berikut: 1. Hotel berbintang satu (*). Minimal mempunyai 10 kamar terdiri dari 9 kamar ganda dengan luas minimal20 m2 dan 1 kamar tunggal dengan luas minimal14 m2• 2. Hotel berbintang dua (**). Minimal mempunyai 15 kamar terdiri dari 13 kamar ganda dengan luas minimal20 m2 dan 2 kamar tunggal dengan luas minimal16 m2• 3. Hotel betbintang tiga (***). Minimal mempunyai 30 kamar terdiri dri 27 kamar ganda dengan luas minimal24 m2 dan 3 kamar tunggal dengan luas minimallS m2• 4. Hotel berbintang empat (****). Minimal mempunyai 50 kamar terdiri dri 47 kamar ganda dengan luas minimal24 m2 dan 3 kamar tunggal dengan luas minimallS m2• 5. Hotel berbintang lima(*****). Minimal mempunyai 100 kamar terdiri dari S6 karnar ganda dengan luas minimal 26 m2 dan 10 kamar tunggal dengan luas minimal 20 m2, dan 4 kamar snite. Khusus untuk hotel berbintang lima mempunyai tingkatan, yaitu Palm, Bronze dan Diamond. 19 2. Faktor tujuan pemakaian hotel selama menginap Klasifikasi hotel berdasarkan faktor tujuan pemakaian selama menginap, dibagi menjadi dua bagian, yaitu: • Business hotel Hotel yang banyak digunakan oleh para usahawan. Hotel rm memiliki fasilitas yang lengkap untuk para businessman. • Recreational hotel Hotel yang dibuat dengan tujuan untuk orang-orang yang akan santai atau berekreasi. 3. Klasifikasi hotel berdasarkan faktor lokasinya Klasifikasi hotel berdasarkan lokasinya, dapat dibagi menjadi lima bagian, yaitu: • City hotel City hotel adalah hotel yang terletak di dalam kota, di mana sebagian besar tamunya yang menginap melakukan kegiatan business. • Resort hotel Resort hotel adalah hotel yang terletak di kawasan wisata, dimana sebagian besar tamu yang menginap tidak melakukan kegiatan usaha Macam-macam resort hotel berdasarkan lokasi antara lain: a. Mountain hotel (hotel yang berada di pegunungan). 20 b. Beach hotel (hotel yang berada di pinggir pantai). c. Lake hotel (hotel berada di tepi danau). d. Hill hotel (hotel yang berada di puncak bukit). e. Forest hotel (hotel berada di kawasan hutan lindung). • Suburb hotel Suburb hotel adalah hotel yang lokasinya di pinggiran kota, yang merupakan kota satelit yakni pertemuan antara dua kotamadya. • Urban hotel Urban hotel adalah hotel yang berlokasi di pedesaan dan jauh dari kota besar atau hotel yang terletak di daerah perkotaan yang baru yang tadinya hanya berupa desa • Airport hotel Airport hotel adalah hotel yang berada dalam satu kompleks bangunan atau area pelabuhan udara atau di sekitar bandar udara. 21 4. Klasifikasi hotel berdasarkan faktor daya jual dan perencanaan penjualan (hotelplan usage) Hotel plan usage adalah suatu sistem penjualan harga kamar mana harga kamar yang dijual hanya berupa harga kamar saja atau merupakan sistem harga paket. Beberapa macam hotel plan usage, antara lain: • European plan Biaya yang dikeluarkan untuk menyewa kamar hanya untuk harga kamar saja. Keistimewaan dari European plan, antara lain: a. Praktis banyak digunakan di hotel-hotel. b. Memudahkan sistem billing (pembayaran pada saat checkout). c. Semua sistem pemasaran kamar kebanyakan menggunakan sistem ini. • American plan Sistem perencanaan harga kamar di mana harga yang dibayarkan sudah termasuk harga kamar itu sendiri ditambah dengan harga makan (meals). American plan dibagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Full American Plan (FAP), yaitu harga kamar sudah termasuk dengan tiga kali makan sehari (makan pagi, makan siang, dan makan malam). 22 b. Modified American Plan (MAP), yaitu harga kamar sudah termasuk dengau dua kali makau, di maua salah satu diautarauya harus makau pagi (brealifast), seperti: - kamar + makau pagi + makau siaug, - kamar + makau pagi + makau malam. • Continental plan Continental plan adalah perencauaau harga kamar di maua harga kamar tersebut sudah termasuk dengau continental brealifast. • Bermuda plan Bermuda plan adalah perencauaau harga kamar di maua harga kamar yaug dibayar sudah termasuk dengau American Brealifast. 5. Klasifikasi hotel berdasarkan faktor jumlah kamar dan persyaratan lainnya Tingkatau hotel didasarkau pada jumlah bintaug yaug disaudaug dau jumlah kamar serta persyaratau lainnya dapat diperinci sebagai berikut: • Klasifikasi hotel berbintang satu (*), persyaratan: a. Jumlah kamar staudar, minimum 15 kamar. 23 b. Kamar mandi di dalam. c. Luas kamar standar, minimum 20m 2. • Klasifikasi hotel berbintang dua (**), persyaratan: a. Jumlah kamar standar, minimum 20 kamar. b. Kamar suite, miuimum 1 kamar. c. Kamar mandi di dalam. d. Luas kamar standar, minimum 22m2 • e. Luas kamar suite, minimum 44m 2 • • Klasifikasi hotel berbintang tiga (***), persyaratan: a. Jumlah kamar standar, minimum 30 kamar. b. Jumlah kamar suite, miuimum 2 kamar. c. Kamar mandi di dalam. d. Luas kamar standar, minimum 24 m 2 • e. Luas kamar suite, minimum 48 m 2• • Klasifikasi hotel berbintang ernpat (****), persyaratan: a. Jumlah kamar standar, minimum 50 kamar. b. Jumlah kamar suite, minimum 3 kamar. c. Kamar mandi di dalam. 24 d. Luas kamar standar, minimum 24m2 • e. Luas kamar suite, minimum 48m 2• • Klasifikasi hotel berbintang lima (*****), persyaratan: a. Jumlah kamar standar, minimum 100 kamar. b. Jumlah kamar suite, minimum 4 kamar. c. Kamar mandi di dalam. d. Luas kamar standar, minimum 26m2• e. Luas kamar suite, minimum 52m 2 • 6. Klasifikasi hotel berdasarkan nknran hotel Klasifikasi hotel berdasarkan ukurannya dapat ditentukan denganjumlah kamar yang ada. Ukuran hotel diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu: • Small hotel Small hotel adalah hotel kecil denganjumlah kamar dibawah 150 kamar. • Medium hotel Medium hotel.adalah hotel dengan ukuran sedang, dimana dalam medium hotel ini ada dua kategori, yaitu: a. Average hotel dengan jumlah kamar antara 150 hingga 299 kamar. 25 b. Above average hotel denganjumlah kamar antara 300 hingga 600 kamar. • Large hotel Large hotel adalah hotel dengan klasi:fikasi sebagai hotel besar dengan jumlah kamar minimal 600 kamar.(Charles, E. Steadmon & Michael L. Kasvana, 1990, p 4) 7. Klasiilkasi hotel berdasarkan faktor lamanya tamu menginap Lamanya tamu menginap di hotel dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu: • Transit hotel Hotel yang mayoritas tamu tinggal hanya singgah (transit) yaitu kurang dari 24 jam (not over night) maka tari:fnya hanya diberikan day rate (50% darifoll rate) serta pemakainya disebut day use. Transit hotel ini umumoya berlokasi di daerah dekat dengan pelabuhan udara (airport), atau pelabuhan !aut (harbour), untuk menampung tamu-tamu I penurnpang yang singgah (transit) atau karena status perjalanan sebagai cadangan (waiting list) maka perlu transit atau check-in di hotel tersebut. 28 • Semi-residential hotel Hotel yang mayoritas tamunya menginap antara 7 sampai 30 hari, dimana tamu sebelumnya telah mengadakan agreement dengan management hotel yang menyangkut kedua belah pihak, antar lain: PihakTamu • • Diberi discount atau PihakHotel • Biasanya meminta special rate jaminan pembayaran Fasilitas seperti, TV, dimuka (advance refrigerator, mini payment), dan kitchen, host bar/mini pembayaran selanjutnya bar, dan lain-lain. berupa weekly payment. Tabell : Agreement antara pihak tamu dengan pihak hotel. • I Residential hotel Hotel yang mayoritas tamunya menginap antar 1 bulan sampm dengan 1 tahun atau lebih. Maka antara tamu dan management hotel sebelumnya juga mengadakan agreement yang disetujui kedua belah pihak. Mengenai room ratenya; biasanya diberikan special discount, yaitu antara 30% sampai 50% dari full rate, serta pembayarannyapun dapat dilakukan dengn cara: 27 • Cash atau advance Payment, • Weekly payment, • Monthly payment, Tamu-tamu semacam ini umumnya disebut dengan "long staying guesf' 8. Klasifikasi hotel berdasarkan faktor kegiatan tamu selama menginap Banyak kegiatan tamu secara spesifik selama menginap di hotel karena dengan maksud-maksud tertentu. Kegiatan-kegiatan tersebut, antara lain: • Olahraga • Sport hotel adalah hotel yang berada pada kompleks kegiatan olahraga. • Ski hotel adalah hotel dengan menyediakan area sebagai tempat bermain ski. Banyak terdapat di negara yang mempunyai 4 musim. • Bisnis • Conference hotel adalah hotel yang menyediakan fasilitas lengkap untuk konferensi. • Convention hotel adalah hotel sebagai bagian dari kompleks kegiatan konvensi. 28 • Beribadah • Pilgrim hotel adalah hotel yang sebagian tempatnya berfungsi sebagai fasilitas beribadah. Seperti hotel-hotel di Arab (Meah dan lain-lain) pada saat musim haji dan Lourdes di Perancis. • Berjudi • Casino hotel adalah hotel yang sebagian tempatnya untuk kegiatan beljudi. 9. Klasifikasi hotel berdasarkan pada kriteria jenis tamu Jenis-jenis tamu yang menginap maksudnya adalah darimana asal­ usul mereka menginap dengan latar belakangnya. Dapat diklasifikasikan sebagai berikut: • Family hotel Family hotel adalah tamu yang menginap bersama keluarganya. • Business hotel Business hotel adalah tamu yang menginap para usahawan. • Tourist hotel Tourist hotel adalah tamu yang mengmap kebanyakan para wisatawan, baik domestik maupun dari luar negeri. 29 • Curehotel Cure hotel adalah tamu yang menginap dalam proses pengobatan atau penyembuhan dari suatu penyakit. 10. Klarifikasi Departemen-Departemen dalam Hotel Menurut Baker, Huyton, dan Bradley (2000), departemen dalam hotel dapat diklasifikasikan berdasarkan kontak staf dengan konsumen, yaitu : 1. Front-of-the-house Front-of-the-house (frontliner) adalah barisan bagian depan dari hotel yang merupakan aktivitas utama disebuah hotel di mana staf melakukan kontak secara langsung terhadap tamu (guest contact), antara lain : a. Front office Bagian yang paling tampak dalam sebuah hotel. Aktifitas front office terpusat pada reception, yng mana tamu hotel memberikan kesan pertama yang penting terhadp hotel. Reception juga merupakan pusat komunikasi operasional hotel. Tugas reception meliputi : cashiering, informasi dan surat-menyurat, registrasi, dan penetapan kamar. Tugas keuangan utama yang ditangani oleh front office antara lain : penerimaan pembayaran kas, 30 menangani guest folio, memeriksa cek, menangani mata uang asing dan kartu kredit. b. Housekeeping Bagian ini bertanggung jawab dalam mengatur kamar tamu dan kebersihan semua rea hotel. Hubungan yang erat antara housekeeping dengan front office sangat penting agar informasi tentang kamar tamu dapat dijaga keakuratannya setiap saat. c. Food and beverage (F&B) Departemen F&B menyediakan fasilits yang bervariasi untuk tamu, namun konsentrasinya pada penyediaan makanan dan minuman. Layanan F&B termasuk bar, restoran, coffee shop, lounge, serta banquet, dan room service. d. Porters (Conciergellobbyservice) Departemen ini tersedia dari sejumlah besar karyawan berseragam, yaitu : 1. Head hall porter (bell captain/lobby service manager) Bertugas untuk menyapa semua tamu yang datang, menunjukkan arah, dan memanggilkan taxi. 2. Doormen Bertugas untuk membawakan barang-barang bawaan tamu yang datang maupun keluar hotel dan membukaan pintu mobil. 31 3. Bellboys I porters Mengantarkan pesanan dan pesan dari tarnu hotel maupun karyawan, membawakan tas ke kamar dan keluar kamar, serta menjaga kebersihan dan kerapian lobi hotel. e. Security Security bertanggung jawab penuh terhadap kemanan tamu hotel, pengunjung, dan karyawan hotel. Tugasnya meliputi : patroli area hotel, mengawasi kedaan sekitar dan secara umum memastikan kemanan tamu, pengunjung, karyawan, dan barang­ barangnya. 2. Back-of-the-house Back-of-the-house adalah bagian dari hotel dirnana staf hanya melakukan sedikit atau tidak melakukan kontak secara langsung terhdap tamu, antara lain: a. Accounting Accounting bertanggung jawab dalam mengawasi semua aktivitas keuangan suaut hotel, misalnya: perbankan, akumulasi data operasional, menyiapkan laporan internal, audit, dan laporan kauangan. Karena pentingnya data keuangan dan statistik maka departemen accounting harus berkoordinsi dengan front office. 32 b. Personal and training (Human resource) Personal and training bertanggung jawab dalam mempeketjakan karyawan (termasuk perekruitan dan pernilihan internal dan eksternal) dan juga training, kompensasi, pengembangan karyawan. c. Engineering (Maintenance) Engineering pengoperasian bertanggung semua jawab mesin dan untuk perawatan perlengkapan dan termasuk pemanas, air conditioning, dan pencahayaan. Departemen ini bertanggung jawab pula dalam peketjaan kayu, pipa saluran air, di dalam maupun di luar hotel. d. Purchasing (Bagian Pembelian) Bagian ini yang mengelola pembelian barang-barang restoran untuk keperluan sehari-hari seperti bahan makanan, bumbu­ bumbu, dan lain-lain. e. Sales and marketing Departemen sales and marketing bertanggung jawab untuk menghasilkan bisnis barn bagi hotel, seperti penjualan kamar, function, convention, bahkan restoran dan bar. Departemen ini juga menangani periklanan hotel serta promosi penjualan, publikasi, dan berperan dalam public relation. 33 ll.1.4 Jenis Akomodasi Berdasarkan Aspek Pelayanan Jenis-jenis pelayanan dalam suatu akomodasi dapat dibedakan menjadi 3 macam, yakni world-class, service, mid-range service, economic/limited service. Ketiga pelayanan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: • World-class service (pelayanan kelas dunia) Jenis pelayanan ini adalah pelayanan tingkat tinggi. Target pasar untuk jenis pelayanan ini adalah para usahawan eksekutif, para entertainment celebrities (artis-artis selebriti), parsi pemimpin politik, atau para milyader yang kaya raya. Semua fasilitas pelayanan kelas satu. Restoran eksklusif, perabotan mewah di dalam kamar, dekorasi yang megah disediakan. Ameniti dan suplai, di dalam kamar seperti sabun, sampo, handuk, penutup kepala mandi, baju mandi, jam weker, semua disediakan dengan kualitas barang kelas satu. Sprei dan selimut tidur diganti dua kali sehari, ada pelayanan turn-down. Koran dan majalah tertemu yang tidak standar disediakan oleh hotel sesuai dengan perrnintaan. Pelayanan tingkat dunia atau kelas utarna ini adalah pelayanan yang bersifat pribadi (perorangan) seperti pelayanan makan-minum, penyemiran sepatu, konfirmasi tiket pesawat udara, express check-out secara pribadi. 34 Tamu-tamu pada hotel dengn world-class hotel ini ditempatkan pada lantai khusus yang disebut dengan executive floor. Karangan bunga segar, keranjang buah dan makan pagi selalu disediakan setiap hari. • Mid-range service Mid-range service artinya hotel dengan pelayanan kelas menengah, biasanya segmen pasar terbesar dari hotel dengan pelayanan seperti ini adalah orang-orang yang sedang mengadakan peljalanan. Ukuran untuk hotel dengan tingkat pelayanan seperti ini adalah hotel dengan ukuran medium (sedang). Hotel ini menyediakan harga khusus bagi rombongan dari travel agent atau company. • Economic/limited service (pelayanan kelas ekonomi) Hotel dengan pelayanan ini pangsa pasarnya adalah mereka yang mempunyai kemampuan keuangannya pas- pasan artinya para penginap yang penting mendapatkan kamar yang bersih, nyaman dan tidak mahal. Contoh dari pemakaian jasa untuk pelayanan kelas ekonomi ini adalah para keluarga yang membawa anak-anaknya, rombongan tur, orang yang sedang ber libur, atau para pensiunan. 35 II.l.5 Jenis-Jenis Penamaan Kamar di Hotel Jenis-jenis penamaao kamar hotel antara satu hotel dengan hotel yang lain tidak sama, hal ini ada hubungannya dengan kondisi hotel itu sendiri jumlah kamar yang tersedia. Perbedaan dalam penamaao jenis kamar dikarenakan atas dasar tingkat kemewahan dan kenyamanan. Faktor-faktor yang membedakan, antara lain: • fasilitas yang tersedia di dalam kamar, • luas dari masing-masing kamar, • amenities (pengisian kelengkapan dalam suatu kamar), • tingkat bintang dari hotel itu sendiri, • harga kamar itu sendiri. Adapun jenis-jenis penamaao kamar yang ada di hotel, adalah sebagai berikut (penamaao ini tidak baku dan tidak harus diikuti oleh setiap hotel, karena semua tergantung kepada kebijaksanaao dan manajemen hotel tersebut): • Standard room/regular room Standard room/regular room adaiah kamar yang terdapat di dalam sebuah hotel yang mana segala perlengakapan dan fasilitas yang terdapat di dalam kamar kualitasnya sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh hotel yang bersangkutan. 36 Fasilitas-fasilitas yang terdapat dalam kamar standar, yaitu tempat tidur, kamar mandi, meja kelja, televisi, telepon, lemari es, lemari pakaian, rak koper. Keistimewaan dari kamar standar, yaitu harga kamarnya paling murah di hotel. • Deluxe/superior room Deluxe/superior room adalah jenis penamaan kamar di dalam hotel yang mana kondisi kan1ar ini setingkat lebih baik dari standard room, dengan fasilitas kamar yang sama seperti standar. Bedanya dengan standard room adalah sebagai berikut: • letak kamar strategis, • arah kamar lebih baik pemandangam1ya, • mutu bahan untuk mebelair dan perabotan lebih baik dari standar, • ukuran kamar lebih luas dari standard room, • catatan khusus, apabila hotel sudah lama berdiri, kamar standar yang sudah direnovasi dijadikan de luxe/superior room. • Suiteroom Suite room adalah salah satu jenis penamaan kamar yang ada di hotel yang mana kamar tersebut dicirikan dengan dua ruangan yang terpisah dalam satu kamar, yaitu kamar tamu dan kamar tidur. Jenis-jenis penamaan kamar suite room yang ada di hotel, antara lain: • Standard suite 37 ;; -·' • Deluxe suite • Suite superior • Family suite/room • Presidential suite • Penthouse • Studio room Studio room adalah kamar yang dilengkapi dengan studio bed. • Junior suite Junior suite adalah kamar yang berukuran besar yang dilengkapi dengan standard bed dan hide-away bed (sofa bed). • Twin bedded room Twin bedded room adalah kamar yang dilengkapi dengan dua single bed untuk dua orang. • Double bedded room Double bedded room adalah kamar yang dilengkapi dengan saru tempat tidur besar (queen atau king size) untuk dua orang. • Connecting room Connecting room adalah dua kamar yang bersebelahan di mana dihubungkan dengan connecting door (pintu tembus/pintu peng-hubung) yang terletak di dinding pemisah antara dua kamar yang bersangkutan. 38 • Adjoining room At:ijoining room adalah kamar yang bersebelahan sating meng-hadap yang dipisahkan oleh koridor (gang). • Duplex Duplex adalah kamar yang memiliki satu, dua, atau tiga kamar tidur yang terpisah, satu dengan lainnya berbeda tingkat dihubungkan dengan tangga tetapi masih dalam satu kamar yang sama. • Cabana Cabana is a guest room at:ijacent to pool area, with or without sleeping facilities (artinya, kamar tamu yang langsung menghadap ke kolam renang, dengan atau tanpa fasilitas tempat tidur). II.1.6 Jenis-Jenis Tempat Tidur dan Ukurannya Ada beberapa jenis tempat tidur yang ada di hotel, antara Jain: • Singlebed Single bed adalah tempat tidur yang digunakan untuk satu orang. Di hotel atau akomodasi lain yang usahanya terdaftar tidak menggunakan single bed di dalam kamar. • Doublebed Double bed adalah tempat tidur yang dapat digunakan untuk dua orang. 39 • Twin bed Twin bed adalah tempat tidur kembar yang masing-masing hanya dapat digunakan untuk satu orang. Atau dengan kata lain dua single bed di dalam satu kamar. • Holliday bed Holliday bed adalah twin bed yang disambung oleh sumheadboard. • Rollaway bed/extra bed Rollaway bed/extra bed adalah tempat tidur tambahan untuk menambah kekurangan tempat tidur di dalam kamar, karena kapasitas tempat tidur tidak mencukupi untukjumlah orang yang menginap. • Baby crib/baby coat Baby crip/baby coat adalah tempat tidur khusus untuk bayi atau anak­ anak. • Studiobed Studio bed adalah sofa yang dapat berfungsi sebagai tempat tidur. • Sofa bed/hide-away bedlbidf-a bed Sofa bed/hide-away bedlbidf-a bed adalah sofa yang bagian bawahnya merupakan tempat untuk menyembunyikan tempat tidur tambahan. • Murplty bed Murphy bed adalah sebuah tempat tidur yang bisa dilipat ke daam dinding, sehingga kamar memiliki dwifungsi sebagai sleeping room dan living room. 40 • Fold-away bed Fold-away bed adalah tempat tidur yang dapat dilipat dan disimpan di suatu tempat penyimpanan. Modifikasijenis-jenis pemasangan tempat tidut di dalam hotel: • Double-double bed (dua double bet di dalam kamar). • Triple bed (twin bed ditambah dengan extra bed). • Double extra bed (double bed ditambah extra bed). Jenis-jenis ukuran tempat tidur, untuk ukuran tempat tidur yang berstandar intemasional, dari buku AHMA, Managing Housekeeping Operations, halaman 272. Adapun ukuran-ukutan tempat tidur tersebut adalah sebagai berikut: No Nama Tempat Tidnr Ukuran 1 Crib 0,7mx !,3m Tempat tidur untuk bayi 2 Rollaway lmx 1,9m Tempat tidur untuk satu orang 3 Twin 2 x (lm x 1,9m) Dua tempat tidur single atau Keterangan 2 x (1m x 1,9m) 4 Three-quarter !,2m x 1,9m 5 Double lmx 1.,9m Tempat tidur orang untuk 2 41 6 7 Queen King 1,5mx2m idem 1,7mx2m Idem I Tabel2 : Ukuran-ukuran tempat tidur. I 11.1.7 Pengertian Tata Graha Tata graha (housekeeping) adalah salah satu bagian yang ada di dalam hotel yang menangani hal-hal yang berkaitan dengan keindahan, kerapian, kebersihan, kelengkapan, dan kesehatan seluruh kamar, juga area-area umum lainnya, agar seluruh tamu dan karyawan dapat merasa aman dan nyaman berada di dalam hotel. 11.1.8 Kesan Tamn Terhadap Hotel Hotel sebagai industri jasa pelayanan sangat mengharapkan tamu­ tamunya akan kembali lagi setelah menginap. Untuk itu hotel harus dapat memberikan kesan yang baik bagi tamu. Kesan (impression) yang diciptakan oleh para karyawan pada dasamya dapat memberikan kepuasan kepada tamu tersebut. Tidak saja para karyawan yang langsung berhubungan dengan tamu yang hams memberikan pelayanan yang terbaik melainkan juga para karyawan yang secara tidak langsung berhubungan dengan tamu juga hams memberikan pelayanan yang baik. Menurut Sulastiyono (2001, p.35), "penilaian terhadap kualitas pelayanan ditentukan oleh tamu sebagai pemakai jasa pelayanan tersebut," 42 Oleh karena itu, kualitas mengidentifikasikan pelayanan pelayanan yang dapat dibutuhkan diciptakan dan diinginkan, dengan yang disesuaikan dengan pelayanan yang akan disediakan oleh hotel. Dengan demikian hotel selalu berusaha menyediakan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan keninginan tarnu. Bila pelayanan yang diterima oleh tamu sama bahkan lebih dari apa yang diharapkan, maka dapat dikatakan pelayanan tersebut adalah baik atau memuaskan. Demikian pula sebaliknya, bila pelayanan yang diterim kurang dari apa yang diharapkan, maka dapat dikatakan pelayanan tersebut tidak memuaskan. 11.1.9 Persyaratan Sebuah Hotel Bintang Tiga Restoran yang berada di dalam hotel harus memiliki fasilitas-fasilitas standar. Untuk itu diberikan salah satu contoh yang sesuai dengan SK Menparpostel Nomor KM.37/PW.304/ MPPT-86, tanggal 7 Juni 1986, Lampiran IliA, untuk City Hotel dengan bintang tiga (***), pada halaman 33 sampai dengan 35, berbunyi sebagai berikut: persyaratan ruang makan, antara lain: a Hotel menyediakan restoran minimal 2 jenis yang berbeda, salah satunya adalah coffee shop. b. Jumlah tempat duduk sebanding dengan luas restoran dengan ketentuan 1,5m2 per tempat duduk. c. Tinggi restoran tidak boleh lebih rendah dari tinggi kamar tarnu (2,60 m). 43 d. Letak restoran berhubungan langsung dengan dapur (induk/ tambahan) dilengkapi dengan pintu untuk masuk dan ke luar yang berbeda/dipisahkan (satu arah). e. Tata udara diatur dengan atau tanpa alat pengatur udara. f. Restoran yang letaknya tidak berdampingan dengan lobi harus dilengkapi dengan toilet umum yang terpisah untuk pria dan wanita (\NC, urinoir dan kamar mandi). g. Peralatan dan perlengkapan minimal: 1. Pisau daging dengan jumlah dua setengah kali jumlah kursi. 2. Pisau ikan dengan jumlah dua setengah kali jumlah kursi. 3. Sendok sup (soup spoon) dua setengah kalijumlah kursi. 4. Pisau dan garpu dessert dengan jumlah dua setengah kali jumlah kursi. 5. Sendok kopi denganjumlah dua setengah kalijumlah kursi. 6. Sendok makan dengan jumlah dua setengah kali jumlah kursi. 7. Garpu makan dengan jumlah dua setengah kali jumlah kursi. 8. Garpu ikan dengan jumlah dua setengah kali jumlah kursi. 9. Serbet makan dari linen dengan jumlah dua setengah kali jumlah kursi. 10. Meja dilengkapi denganplace mats. 11. Gelas minum putih bening (water goblet), gelas anggur dan gelas juice dengan jumlah dua setengah kali jumlah kursi. 12. Meja dilengkapi dengan asbak, tempat garam dan merica 44 13. Tersedia meja bantu (side stand) untuk peralatan pe1ayanan. 14. Lodor atau piring besar (platter) denganjumlah satu buah untuk setiap empat kursi. 15. Teko tehlkopi denganjumlah sebuah untuk setiap de1apan kursi. 16. Tempat untuk gula/se1ai. 17. Tersedia daftar makan dan minuman serta harganya. 18. Piring makan pokok dengan jumlah dua setengah kali jumlah kursi. 19. Piring dessert denganjumlah dua setengah kalijumlah kursi. 20. Piring sup dengan jumlah dua setengah kali jumlah kursi. 21. Pisin dengan jumlah dua setengah kali jumlah kursi. 22. Cangkir (cup) denganjumlah dua setengah kalijumlah kursi. 23. Cangkir untuk consomee (consomee cup) denganjum1ah dua setengah kali jumlah kursi. 24. Water pitcher denganjum1ah satu buah untuk setiap satu kursi. 25. Soup toureen denganjumlah satu buah untuk setiap empat kursi. 26. Vegetable bowl denganjumlah satu buah untuk setiap empat kursi. 27. Ricband denganjumlah satu buah untuk setiap empat kursi. 28. Pepper mill dengan jum1ah satu buah untuk setiap empat kursi. 29. Sauce boat denganjum1ah satu buah untuk setiap empat kursi. 30. Wine basket dan wine bucket dengan jumlah satu buah untuk setiap sepu1uh meja. 45 11.1.10 Fasilitas Standar Sebuah Restoran Sebuah restoran yang baik harus merniliki fasilitas standar yang diperlukan dalam operasional sebuah restoran. Fasilitas-fasilitas tersebut meliputi, antaia lain: 1. Ruangan: Ruangan yang biasanya disediakan, antara lain: 1. ruangan makan (dining room), 2. ruangan gudang (store room), 3. ruangan penerimaan barang (receiving area), 4. ruangan kantor (office space) 5. ruangan pertunjukan (dance floor/show stage), 6. ruangan dapur (kitchen area), 7. ruangan toilet. 2. Furniture Barang-barang yang berupa furniture, antara lain: • guest table (meja tamu), • guest chair (kursi tamu), • side board/side stand (lemari bantu untuk menyimpan alat saji dan alat makan), • cashier counter, • bar counter. 46 11.1.11 Penampilan Dekorasi Restoran Untuk mendekorasikan sebuah restoran diperlukan suasana yang diinginkan dari restoran tersebut. Restoran di dalam hotel ada yang sifatnya resmi (formal) atau tidak formal. Sebagai contoh untuk exclusive dining room mka dekorasi yang ditampilkan tergantung dari tema dining room tersebut. Sedangkan untuk yang tidak formal hotel biasanya mendekorasi coffee shop dalam suasana santai, hangat, nyaman, dan menyenangkan. Untuk sebuah coffee shop sebaiknya diciptakan suasana santai dan intim karena pada dasamya sebuah coffee shop beroperasi selama 24 jam nonstop. Aktivitas dari kegiatan tamu dan karyawan menentukan dekorasi sebuah ruangan. Yang dapat kita amati hila seorang tamu berada di restoran, maka aktivitas-aktivitas yang menonjol adalah duduk, memesan makanan/minuman, saat makan dan minum, mengambil makanan di meja buffet dan melakukan pembayaran melalui waiter/waitress atau langsung ke counter cashier. Sedangkan aktivitas waiter/waitress yang menonjol adalah melayani tamu, menyiapkan meja yang bersih untuk tamu, membersihkan meja setelah digunakan, menerima pembayaran dari tamu, dan supervisor mengawasi jalannya operasional restoran. Kebutuhan-kebutuhan akan mebel (furniture), meliputi : • Meja dan kursi makan dengan formasi 2, 4, dan 6 kursi; • Meja buffet; • Counter cashier; 47 • Waiter stasion; Desain untuk interior meliputi hal-hal yang menyangkut tentang lantai, dinding dan plafond (langit-lngit); • Lantai karpet: karpet memiliki warna yang bervariasi sehingga dapat memberikan suasana sesuai dengan kebutuhan. Dianjurkan untuk coffee shop lebih baik menggunakan warna yang agak gelap agar tidak cepat kotor; • Dinding wallpaper: motif dan warna wallpaper juga bervariasi, pilihlah warna yng terang serta warna yang lembut agar dapat memberikan kesan indah, anggun, bersih dan leluasa; • Plafon (langit-langit atap): untuk langit-langit alangkah baiknya jika menggunakan bahan yang ringan namun kuat. Plafon dari bahan gypsumselain ringan juga memiliki unsur keindahan, dekoratif yang beragam dapat menambah keindahan ruangan, selain itu juga rapi pada saat pemasangannya. 11.1.12 Hubungan Kerja Restoran Dengan Bagian Lain Di Dalam Sebuah Hotel Sebuah restoran di dalam hotel tidak dapat bekeija sendiri tanpa adanya dukungan langsung maupun tidak langsung dengan bagian-bagian lain di dalam hotel. Keija sama yang dimaksudkan meliputi keija sama dengan bagian: 48 •Dapur. Bagian dapur yang menyiapkan dan mengolah makanan yang akan disajikan atau dijual di restoran. •Front Office (Kantor Depan Hotel). Tamu-tarnu yang menginap di hotel biasanya mengunakan fasilitas restoran untuk kebutuhan makan/minum mereka Tmu yang menginap pada saat menikmati hidangan di restoran, untuk pembayarannya dapat dimasukkan ke rekening kamar dan baru dibayarkan pada saat check-out atau apabila anggota rombongan dapat menggunakan meal coupon yang tersedia. •Housekeeping. Bagian housekeeping (tata graha) melalui laundry akan menyediakan serbet makan, taplak meja yang bersih. •Stewarding (Pencucian Alat Restoran). Bagian ini selalui mensuplai alat­ alat makan dan alat saji yng bersih setiap habis dipakai. •Store Room (Bagian Gudang). Bagian ini menyediakan bahan makanan untuk diolah atau bumbu-bumbu, seperti gula, saos tomat, kecap garam, !ada, samba! botol, dan lain-lain. •Purchasing (Bagian Pembelian). Bagian ini yang mengelola pembelian barang-barang restoran untuk keperluan sehari-hari seperti bahan makanan, bumbu-bumbu, dan lain-lain. •Engineering & Maintenance (Bagian Teknisi dan Pemeliharaan). Bagian ini akan bekeija apabila ada beberapa bagaian peralatan dan restoran mengalami kerusakan teknis seperti lampu mati, alat pendingin tidak bekeija, meja dan kursi yang rusak, dan lain-lain. 49 •Accounting. Dengan bagaian ini tamu-tamu yang makan di restoran akan melakukan pembayaran di kasir, yang mana secara struktural kasir berada di bawah Accounting Department. 11.2 Tinjauan Khusus 11.2.1 City Hotel di Manggarai a. Pengembangan City Hotel dan Stasiun KA. Manggarai City Hotel berlokasi di Manggarai adalah hotel berbintang 3 yang berfungsi sebagi hotel bisnis dan transit. Adapun perencanaan pengembangan yang nantinya stasiun Manggarai ke bandara Soekarno Hatta yang dikelola oleh PT Railink, Tbk2. PT. Railink, Tbk ini adalah gabungan dari 2 perusahaan yaitu PT. Angkasa Pura II dan PT. KAI, dengan persentase masing-masing adalah 40 % untuk PT. Angkasa Pura II sedangkan 60 % untuk PT. KAI. Seiring peningkatan jurnlah penurnpang kereta api yang saat ini rata-rata sekitar 83,5 ribu orang per tahun, jika akhir 2007 jurnlah penurnpang sudah sekitar 36 juta, maka tahun 2009 jurnlah penurnpang diperkirakan sekitar 42 juta dengan asurnsi rata-rata penambahan per tahun tiga juta penurnpang akan dibangun sarana stasiun kereta api, sebagai altematif menuju ke bandara. Sarana itu diharapkan mampu mengurangi kemacetan lalu lintas sekitar 30-35 persen. Memang cukup mendesak untuk terus mencari solusi, dengan suatu strategi pengelolaan lahan pengembangan bandara yang menjadikannya suatu 50 kawasan bisnis, yang dikelola bersama antara pengelola bandara, Pemda dan pengusaha swasta. Rupanya ada harapan, privatisasi menjadi salah satu solusi tersebut. Privatisasi akan dilaksanakan, karena adanya kebijakan Pemerintah di era reformasi bahwa semua BUMN berkewajiban melakukan privatisasi. Artinya, mengikutsertakan peran swasta dalam penyertaan modal dan saham. Saat pengembangan transportasi di kawasan Cengkareng Soekarno-Hatta lebih menguntungkan dengan menggunakan kereta api. Selain itu ada implementasi Undang-undang Perkeretaapian No 23 Tahun 2007. Kereta api, di mana pun di dunia ini, adalah untuk transportasi publik dan didukung penuh negara untuk kemakmuran dan kepentingan ekonomi rakyatnya. KA bandara ini diharapkan menjadi altematif pilihan transportasi bagi penumpang menuju bandara dengan waktu tempuh sekitar 20 menit. Menurut Menhub kereta api memiliki keunggulan yaitu lebih teljamin ketepatan waktunya. Ia memperkirakan dengan adanya kereta bandara ini maka sekitar 30% dari total penumpang di bandara akan tertampung yaitu sekitar 20 juta penumpang per tahun dengan kapasitas 4 jutaltahun sudah bisa dioperasikan5. Kereta api bandara direncanakan dimulai dari Stasiun Manggarai, Dukuh Atas, Tanah Abang, Duri atau langsung ke Grogol, dilanjutkan ke Pesing, Rawa Buaya, Kali Deres dan Bandara Soekarno-Hatta terminal 1 dan terminal 2. Panjang 51 lintasan dari Manggarai hingga bandara Soekarno-Hatta mencapai 30-33 kilometer6. Rencananya, kereta bandara itu akan menggunakan jalur ganda (double-double track(DDT) 7. Denganjumlah penumpang sebesar itu, sangat tidak mungkin bila hanya mengandalkan jalan to!, karena saat ini saja frekuensi kendaraan yang masuk sudah sangat tinggi. KA Bandara adalah altematif paling strategis untuk mendukung kelancaran frekuensi penumpang transportasi udara b. Fasilitas Hotel Sebagai bintang tiga yang sudah ditentukan maka City Hotel harus menyediakan fasilitas standar sebagai bintang tiga yang nantinya disesuaikan dengan fungsi hotel sebagai bisnis dan transit. Adapun fasilitas standar hotel bintang tiga adalah sebagai berikut: Fasilitas Jumlah Kamar Minimal 30 kamar standar 2 kamar snite Unsur Persyaratan 1. Lokasi dan lingkungan 2. Taman 3. Tempat parkir 4. Olahraga 5. Bangunan 6. Kamartamu 7. Ruangmakan 8. Bar 9. Lobby 10. Telepon 11. Toilet umum 52 - _ ... 12. Koridor 13. Ruang disewakan 14. Dapur 15. Area administrasi 16. Front office 17. Kantor pengelola hotel 18. Area tata graham 19. Ruang binatu 20. Gudang 21. Ruang karyawan 22. Operasional manajeman 23. Food and Beverage 24. Keamanan 25. Olah raga rekreasi 26. Pelayanan 27. 2 restoran atau lebih 28. 2 kolom renang atau lebih Fasilitas penunjang : • Tenis • Fituess • Spa& sauna I Tabel3: Fasilitas Standar hotel bintang 3. I 53 - c. Struktur Organisasi Hotel Bintang Tiga Adapun struktur organisasi dalam hotel Bintang 3 adalah sebagai berikut ini : MANAGEMENT BOARDS OF DIRECTOR GENERAL MANAGER I / ROOMDIVISION FRONT OFFICE Front Desk Staff Reservation Staff FOOD & BEVERAGE SERVICE Food Purchasing Food Preparation Food Service Beverage Operation Room Service HOUSEKEEPING Housekeeper Maids ENGINEERING Maintenance & Repair Environment Control H.V.A.C I SECURITY Chief Guards BELL SERVICE Bell Captain Bell Staff ACCOUNTING Manager Audit Accounting Staff I SALES& MARKETING Banquet Sales Sales Promotion Public Relations Advertising GUEST SERVICE Telephone Tour Operator Travel Agent Arcade Gam bar 1 :Struktur Orgnisasi hotel bintaog 3, Somber Hotel Engineering, Drs. H. Oka A. Yoeti, MBA 1999. 54 11.2.2 Data Tapak a. Lokasi Tapak Lokasi tapak terletak pada jalan Dr. Sahatjo. Berada dekat dengan Stasiun Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, DKI. Jakarta, Indonesia. Dari penilaian tapak yang terambil dalam proyek City Hotel adalah merupakan tapak yang dekat dengan pusat transportasi umum, Jokasi tapak berada pada jalan raya sehingga dapat ditempub dan terlibat. Selain itu dekat juga dengan lokasi pusat perbelanjaan (Pasaraya Manggarai) tepatnya di sisi barat tapak. 55 b. Luas dan Ukuran Tapak stasiun KA Gambar 3: Gambartapak, sumber: Dinas Tata Ruang Provinsi DKI Jakarta, 2010. Klasifikasi Tapak Luas Tapak Luas Tapak Tapak yang terpecah, Luas Total Tapak = 20.526,0569 m2 Peruntukan Tapak Wkt!Wdg Wisma Perkantoran I Wisma Perdagangan Massa Bangunan Tunggal Jumlah Lapis 4lapis KDB 50% (10.263,02845 m2) KLB 2 (41.052,1138 m2) I Tabel 4 : Klasifikasi tapak. I 56 c. Batas Tapak Lokasi tapak berbatasan dengan jalan besar yang dijelaskan sebagai berikut : Batas Arab Utara Jln. Sultan Agung Terminal Bus Manggarai dan Halte Busway Sungai Ciliwung Timur Stasiun KA. Manggarai Selatan Rumah penduduk Barat Jln. Dr. Sahmjo Pasaraya Manggarai jTabeiS: Batas tapak.j 57 I - d. Pencapaian ke Tapak I Gambar 4 : Lokasi areal tapak. I Tapak bisa diakses dengan kendaraan bermotor dari yang pribadi sarnpai umum. Sisi utara tapak terdapat terminal bus Manggarai antara lain angkutan umum adalah kopaja dan metromini P17 (berkapasitas 2030 orang). Selain itu ada shelter busway : Tegalan yang dekat dengan pintu masuk Pasaraya Manggarai. Sisi Timur merupakan Stasiun Kereta Api Manggarai. e. Data Fisik Tapak Klasifikasi Fisik Tapak HasiiData Temperatur Rata-Rata Pertahunan 27°C Kelembaban 80% - 90% per tahun 58 I I Penguapan 3,9mm/thn Penyinaran matahari rata-rata 49,8% Jumlah curah hujan rata-rata 2.036 mm/tahun dengan maximum pada bulan Januari Arahangin Pengaruh angin muson barat terutama pada bulan Mei-Oktober Tabel 6 : Data diambil dari Kota Administrasi Jakarta Selatan dan disesuaikan berdasarkan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika). f. Posisi Utilitas yang Tersedia Terdapatnya saluran Sungai Ciliwung pada posisi utara dari tapak yang terletak pada jalan Sultan Agung. g. Topografi Wilayah Jakarta Selatan pada umumnya dapat dikategorikan sebagai daerah perbukitan rendah dengan tingkat kemiringan 0,25%. Ketinggian tanah rata-rata mencapai 5%- 50% meter diatas permukaan !aut. h. Wilayah Pengembangan Jakarta Selatan Menurut RUTR Jakarta tahun 1985-2005 wilayah Kotamadya Jakarta Selatan dibagi dalam 3 wilayah pengembangan, yakni : 59 1. Wilayah Pengembangan Pusat (WP-P) meliputi Kecamatan Tebet, Setiabudi, Mampang Prapatan, Kebayoran Baru dan Kelurahan Pejaten Barat dan Pejaten Timur, Kecamatan Pasar minggu, Kelurahan Cipete Selatan dan Gandaria Selatan, Kecamatan Cilandak seluas + 5.587,13 Ha dipeuntukan bagi pengembangan jasa dan perdagangan dengan KDB60-77%. 2. Wilayah Pengembangan Selatan (WP-S) meliputi Kecamatan Jagakarsa, sebagian wilayah Kecamatan Cilandak dan sebagian wilayah Kecamatan Pasar Minggu seluas + 5.620,24 Ha diperuntukan bagi pelestarian lingkungan!ruang terbuka hijau sebagai daerah resapan air dengan KDB 20%. 3. Wilayah Pengembangan Barat (WP-B) meliputi Kecamatan Kebayoran Lama dan Kecamatan Pesanggrahan seluas + 3.290,75 Ha diperuntukan bagi pemukiman dengan KDB 40-60%. i. Fungsi Sekitar Tapak Terdapat keragaman fungsi sekitar tapak seperti pusat perbelanjaan Pasaraya Manggarai, perumahan, sekolah, toko kecil, rumah makan kecil, terminal bus Manggarai, shalter Busway, dan Stasiun Kereta Api Manggarai. 60 j. Kondisi Sosial Klasifikasi Kondisi Sosial HasilData Kepadatan penduduk kepadatan rata-rata 11.421 jiwa per Km2 dengan pertumbuhan rata-rata 1,13% yang terdiri dari 1,09% pertambaban a!ami dan 0,04% pertumbuhan migrasi. Pekeljaan penduduk sekitar penduduk bergerak dibidang pemerintaban dan jasa-jasa kemudian perdagangan, 61ublic61t, pertanian dan angkutanjalan. I Tabel 7 :Kondisi sosial sekitar tapak.l k. Potensi dan Kendala Tapak Adapun potensi tapak antara lain : 1. Letaknya di dekat dengan lokasi transportasi angkutan umum, sehingga fungsi hotel sebagai transit dan bisnis dapat terpenuhi. 2. Terletak pada jalan raya: jalan Sultan Agung dan jalan Dr. Sabaljo sehingga mudab terlihat bangunan City Hotel. 3. Adanya pusat perbelanjaan Pasaraya Manggarai di sisi Barat sehingga menimbulkan daya eksisting City Hotel. 61 Adapun kendala tapak antara lain : 1. Dekat dengan tempat terminal bus Manggarai sehingga berpotensi menimbulkan kemacetan. 2. Berpotensi meluapnya air dari Sungai Ciliwung saat musim hujan yang mengakibatkan jalan Sultan Agung tergenang oleh air dan akses jalan sukar ditembus. 3. Terkadang menimbulkan bau yang kurang sedap dari Sungai Ciliwung. 4. Cuaca yang panas dan kurangnya angin. 5. Kurangnya vegetasi disekitar lingkungan tapak. 11.3 Tinjauan Topik & Tema 11.3.1 Pengertian City Hotel City Hotel adalah Hotel yang berlokasi di perkotaan, biasanya diperuntukkan bagi masyarakat yang bermaksud untuk tinggal sementara (dalam jangka waktu pendek). City Hotel disebut juga sebagai transit hotel karena biasanya dihuni oleh para pelaku bisnis yang memanfaatkan fasilitas dan pelayanan bisnis yang disediakan oleh hotel tersebut (Tarmoezi, 2000). 62 ll.3.2 Penggunaan Sistem Struktur Rangka Baja dalam Desain City Hotel Sistem struktur rangka baja digunakan dalam City Hotel sebagai pembentukan struktur bangunan yang terekspos. Sistem struktur rangka baja dibentuk sedemikian mpa untuk mewadabi bangunan City Hotel ini. Kolom, dan pembalokkan baja structural digunakan untuk membangun City Hotel ini menjadi 4 lapis. Karena baja structural sulit dikeljakan pada lokasi (on-site), maka biasanya dipotong, dibentuk dn dilubangi dalam pabrik sesuai spesifikasi desain; hasilnya bempa konstmksi rangka structural yang relative cepat dan akurat. Baja structural dibiarkan terekspos pada konstruksi tahan api yang tidak terlindungi, tapi karena baja dapat kehilangan kekuatan secara drastis karena api, pelapis anti api dibutuhkan untuk memenuhi kualifikasi sebagai konstmksi than api. Pada kondisi terekspos, ketahanan terhadap korosi juga dibutuhkan. a. Sejarah Perkembangan Baja Penggunaan baja sebagai bahan struktur utama dimulai pada akhir abad kesembilan belas ketika metode pengolahan baja yang murah dikembangkan dengan skala yang luas. Baja merupakan bahan yang mempunyai sifat stuktur yang baik. Baja mempunyai kekuatan yang tinggi dan sama kuat pada kekuatan tarik maupun tekan dan oleh karena itu baja adalah elemen stmktur yang memiliki batasan sempurna yang 63 ' I, I I I akan menahan beban jenis tarik aksial, tekan aksial, dan lentur dengan fasilitas yang publik sama. Berat jenis baja tinggi, tetapi perbandingan antara kekuatan terhadap beratnya juga tinggi sehingga komponen baja tersebut tidak terlalu berat jika dihubungkan dengan kapasitas muat bebannya, selama bentuk-bentuk struktur yang digunakan menjamin bahwa bahan tersebut dipergunakan secara efisien. Kekuatan dan berat jenis baja yang tinggi membuatnya sesuai untuk digunakan dalam jenis struktur rangka, dimana volume strukturnya rendah jika dibandingkan dengan volume total bangunan yang ditopangnya. b. Proses Pembuatan Baja Bentuk elemen baja sangat dipengaruhi oleh proses yang digunakan untuk membentuk baja tersebut. Sebagaian besar baja dibentuk oleh proses hot-rolling (penggilingan dengan pemanasan) atau cold­ forming (pembentukaan dengan pendinginan). Penggilingan dengan pemanasan adalah proses pembentukan utma dimana bongkahan baja yang merah menyala secara besar-besaran digelindingkan di antara beberapa kelompok penggilingan. Penampang melintang dari bongkahan yang asli biasanya dicetak dari baja yang barn dibuat dan biasanya berukuran sekitar 0,5 m x 0,5 m persegi, yang akibat proses penggilingan 65 ukuran penampang melintang dikurangi menjadi Iebih kecil dan menjadi bentuk yang tepat dan khusus (Gambar 5). Batasan bentuk penampang melintang yang dihasilkan sangat besar an masing-masing bentuk memerlukan penggilingan akhir tersendiri. Elemen-elemen yang dimaksudkan untuk penggunaan strukur mempunyai bentuk yang memiliki Iuas momen kedua yang tinggi dalam hubungannya dengan Iuas total (Gambar 6). Bentuk penampang melintang I dan H biasanya digunakan untuk elemen-elemen besar yang membentuk balok dan kolom pada rangka struktur. Bentuk kana! dan siku cocok untuk elemen-elemen kecil seperti Iapisan tumpuan sekunder dan sub elemen pada rangka segitiga. Bentuk penampang persegi, bulat, dan persegi empat yang berlubang dihasilkan dengan batasan ukuran yang Iuas dan digunakan seperti halnya pelat datar dan batang solid dengan berbagai ketebalan. Perincian ukuran dan geometri yang dimiliki seluruh penampang standar didaftarkan dalam table penampang yang dibuat oleh pabrik bl\ia. 64 Gambar 5 : Penampang baja yang terberat dihasilkan oleh proses penggilingan dengan pemanasan, dimana baja dibentuk oleh penggilingan ini. Proses ini menghasilkan elemen yang !urns, sisi-sisi pararel dan penampang melintang yang tetap. Sifat bentuk baja seperti ini harus diperhitungkan oleh perancang ketika baja dignnakan dahn bangnnan, dengan hasilnya harus berada dalam batasan bentuk yang diterima. (Foto: British Steel) Gambar 6 : Elemen baja dari penggilingan dengan pemanasan I Hot-roller. Metode Jain yang digunakan untuk membuat komponenkomponen baja dalam jumlah yang besar adalah dengan metode pembentukan dengan pendinginan (cold-forming). Dalam proses ini, 66 I. lembaran baja tipis datar yang dibasilkan dari proses penggilingan dengan pemanasan dilipat atau dibengkokkan dalam keadaan dingin untuk membentuk penampang melintang struktur (Gambar 7). Elemen-elemen yang dibasilkan dari proses ini mempunyai karakteristik yang seupa dengan penampang yang dihasilkan dari proses penggilingan dengan pemanasan. Sisi pararel elemen-elemen tersebut memiliki penampang yang tetap, tetapi ketebalan logam tersebut berkurang sehingga elemen­ elemen tersebut lebib ringan, dan tentunya merniliki kapasitas muat beban yang lebib rendah. Bagaimana, proses-proses tersebut memungkinkan pembuatan bentuk penampang yang sulit. Satu hal lain yang membedakan proses-proses tersebut adalah bahwa peralatan yang digunakan untuk proses pencetakan dengan pendinginan lebib sederhana dan dapat digunakan untuk menghasilkan penampang melintang yang bentuknya disesuaikan untuk penggunaan yang khusus. Karena penampang yang dibentuk dengan pendinginan merniliki kapasitas muat yang rendah, maka penampang ini terutama digunakan untuk elemen sekunder pada struktur atap, seperti pur/in, dan untuk sistem lapisan tumpuan. Potensi elemen­ elemen tersebut untuk perkembangan di masa yang akan datang sangat besar. 67 Gambar 7 : Pembentukan dengan pendinginan dilak:ukan pada Jembaran elemen baja yang tipis. Bentuk penampang melintang dengan proses ini Jebih bervariasi dibandingkan dengan proses penggilingan panas. Komponen struktur baja dapat juga dihasilkan dengan pencetakan, yang dalam kasus yang sangat kompleks memungkinkan pembuatan bentuk penampang yang seusia dengan kebutuhan. Akan tetapi, teknik ini bermasalah ketika digunakan untuk komponen struktur, yang disebabkan oleh kesulitan untuk menjamin mutu cetakan yang baik dan sama di keseluruhan bagian. Pada tahun-tahun awal digunakannya struktur logam besi di abad kesembilan belas, ketika pencetakan digunakan serta luas, banyak teljadi kegagalan struktur-khususnya pada Tay Railway Bridge di Skotlandia pada tahun 1879. Teknk di atas jarang digunakan di abad kedua puluh akan tetapi adanya kemajuan teknis memungkinkan teknik tersebut untuk diperkenalkan kembali. Pada saat ini contoh-contoh yang menonjol adalah gerberette di Centre Pompidou, Paris (Gambar 8) dan 68 sambungan-sambungan rangka pada gudang kereta apr di Stasiun Waterloo, London. 0 fi ill I Gambar 8:Ini disebut 'gerberette', terdapat pada bangunan Centre Pompidou di Paris, Perancis, yang merupakan komponen baja cetak. Tidak ada proses lain yang dapat menghasilkan elemen baja dengan uknran dan bentuk seperti ini. (Foto :A. Macdonald) Kebanyakan struktur rangka baja yang digunakan pada bangunan terdiri dari elemen-elemen dengan jenis proses penggilingan dengan pemanasan dan hal ini berakibat penting pada penampilan dan bentuk struktur keseluruhan. Satu akibat yang jelas dari proses penggilingan adalah bahwa elemen-elemen penyusunannya bersifut prismatik: elemenelemen tersebut pararel pada salah satu sisi dengan penampang melintang yang konstan dan !urns-format sisi yang lurus pada struktur mengesankan sebuah keteraturan. Namun pada tahun-tahun belakangan ini, telah dikembangkan metode untuk membengkokkan elemen-elemen baja struktur hot rolled menjadi penampang lengkung dan hal ini telah memperluas batasan bentuk-bentuk yang dapat digunakan baja. 69 Proses pembuatan juga mempengaruhi tingkat efisiensi yang dapat dicapai struktur baja, untuk berbagai alasan. Pertama, biasanya tidak mungkin menghasilkan bentuk penampang me!intang baja yang dapat disesuaikan untuk aplikasi khusus, karena diperlukan peralatan penggilingan yang khusus untuk menghasilkan bentuk penampang khusu tersebut sehingga biaya modalnya biasanya akan jauh melebihi anggaran suatu proyek. Penampang standar biasanya harus digunakan dengan memperhatikan faktor ekonomi, dan akibatnya efisiensi harus dikompromikan. Saru altematif adalah penggunaan elemen yang bentuknya disesuaikan, yang dibuat dengan pengelasan bersama komponen-komponen standar seperti potongan I yang dibuat dari pelat datar. Hal ini memerlukan biaya pembuatan yan lebih tinggi dari pada penggunaan penampang standar. Kerugian kedua dari penggunaan penampang yang disesuaikan dengan permintaan ini (off-the-peg) adalah penampang standamya mempunyai penampang melintang yang konstan sehingga kekuatannya akan tetap sepanjang bentangnya. Sebagaian besar elemen struktur dikenai gaya-gaya dalam yang bervariasi dari satu penampang melintang ke penampang melintang lainnya sehingga harus memiliki kekuatan yang bervariasi disepanjang bentangnya. Tentunya mungkin-mungkin saja memvariasi ukuran penampang yang luas sehingga batasan tertentu. Ketinggian sebuah elemen penampang I, sebagai contoh, dapat 70 divariasikan dengan pemotongan satu atau kedua jlens dari web untuk profil Iancip dan kemudian pengelasan jlens kembali. Jenis yang sama dengan balok I Iancip dapat juga dihasilkan dengan pengelasan bersama tiga pelat datar yang terpisah untuk membentuk sebuah penampang melintang berbentuk I, seperti yang telah dijelaskan di atas. Karena struktur baja dibuat sebelunmya di pabrik, maka perancangan sambungan antar elemen merupakan sebuah aspek yang penting dari seluruh perancangan yang mempengarubi perilaku struktur dan penampilan rangka. Sambungan dapat dibuat baik dengan pembautan maupun pengelasan (Gambar 9). Sambungan baut kurang efektif untuk penyebaran beban karena Iubang baut mengurangi ukuran efektif penampang elemen dan mengakibatkan konsentasi tegangan. Sambungan baut dapat juga terlihat jelek jika tiak dirinci dengan seksama. Sambungan las Iebih sulit menyebabkan beban lebih efektif tetapi proses pengelasan menuntut keahlian yang tinggi dan memerlukan persiapan komponen yang sangat hati-hati dan prosedur yang teliti sebelum sambungan dibuat. Untuk alasan-alasan ini pengelasan di tempat bangunan biasanya dihindari dan struktur baja biasanya dibuat di pabrik terlebih dahulu dengan pengelasan dan dibaut secara bersamaan pada Iokasi. Kebutuhan pengangkutan elemen ke lokasi membatasi ukuran dan bentuk dari komponen itu sendiri. 71 Gambar 9 : sambungan baja biasanya dibuat dengan kombinasi antara pembautan dengan pengelasan. Pengelasan biasanya dilakukan di bengkel pabrik sedangkan sambungan baut dibuat dilapangan. Baja dibuat dalam kondisi pengawasan mutu yang sangat ketat sehingga dapat digunakan untuk desain struktur dengan faktor-faktor keamanan yang rendab. Perpaduan antara factor di atas dengan kekuatan yang tinggi akan menghasilkan elemen-elemen yang ringan dan penampilan yang ramping. Bentuk dasar baik pada komponen pembentukan dengan pemanasan maupun pendinginan dikendalikan dalam tleansi yang kecil dan logam ini sendiri dapat dengan mudab mengalami proses permesinan serta pengelasan yang halus sehingga hasilnya adalab tampilan sambungan yang rapi. Efek visual keseluruharmya adalab sebuab struktur yang telab dibuat degan ketepatan yang tinggi (Gambar 10). 72 Gambar 10 : Renault Sales Headquarters, Swindon, UK, 1983; Arsitek, Foster Associates, Insinyur struktur; Ove Arup & Partners. Sambungan baja dapat dibuat mendetil agar terlihat sangat 73ublic73t memperlihatkan ketelitian yang sangat cermat. (Foto : Alastair Hunter) Dua masalah yang berhubungan dengan baja adalah penampilannya yang buruk dalam pembakaran, disebabkan hilangnya sifat mekanis yang dimiliki pada temperatur yang relative rendah, dan ketidakstabilan kimianya yang tinggi, yang dapat membuat baja mudah terkena korosi. Kedua hal ini telah diatasi sampai tingkatan tertentu oleh perkembangan bahan tahan api dan bahan pelindung terhadap korosi, khususnya cat, teapi struktur baja yang terbuka, baik secara internal di mana kebakaran harus dipertimbangkan, maupun secara ekstemal, di mana permasalahannya terletak pada daya tahan atau keawetan baja, selalu menimbulkan masalah. 73 c. Penilaian Kelebihan dan Kekurangan Material Baja Sebagai kesimpulan, baja merupakan bahan yang sangat kuat dengan sifat yang dapat diandalkan. Baja pada dasarnya digunakan pada jenis struktur rangka di mana komponennya digiling dengan pemanasan. Baja memungkinkan diperolelmya hasil struktur yang ringan, ramping, rapi, dan presisi yang tinggi. B!\ia juga mampu menghasilkan struktur dengan bentang yang sangat panjang, dan struktur yang sangat tinggi. Proses pembuatannya menuntut sejumlah batasan tertent pada bentuk rangka baja. Seluruh bentuk yang biasanya dihasilkan dari elemen-elemen yang lurus, pada sisi pararel adalah bentuk yang paling disukai. Adapun kelebihan dari material baja adalah sebagai berikut ini : I. Kekuatan tinggi, dewasa ini baja bisa diproduksi dengan berbagai kekuatan yang bisa dinyatakan dengan kekuatan tegangan tekan lelelmya (Fy) atau oleh tegangan tarik batas (Fu). Bahan baja walaupun dari jenis yang paling rendah kekuatannya, tetap mempunyai perbandingan kekuatan per-volume lebih tinggi hila dibandingkan dengan bahan-bahan bangunan lainnya yang umum dipakai. Hal ini memungkinkan perencanaan sebuah konstruksi baja bisa mempunyai beban mati yang lebih kecil untuk bentang yang lebih panjang, sehingga. Memberikan kelebihan ruang dan volume 74 yang dapat dimanfaatkan akibat langsingnya profil-profil yang dipakai. 2. Kemudahan pemasangan, semua bagian-bagian dari konstruksi baja bisa dipersiapkan di bengkel, sehingga satu-satunya kegiatan yang dilakukan di lapangan ialah kegiatan pemasangan bagian-bagian konstruksi yang telah dipersiapkan. Sebagian besar dari komponen­ komponen konstruksi mempunyai bentuk standar yang siap digunakan bisa diperoleh di toko-toko besi, sehingga waktu yang diperlukan untuk membuat bagian-bagian konstruksi baja yang telah ada, juga bisa dilakukan dengan mudah karena komponen­ komponen baja biasanya mempunyai bentuk standar dan sifat-sifat yang tertentu, serta mudah diperoleh di mana-mana. 3. Keseragaman, sifat-sifat baja baik sebagai bahan bangunan maupun dalam bentuk struktur dapat terkendali dengan baik sekali, sehingga para ahli dapat mengharapkan elemen-elemen dari konstruksi baja ini akan . berperilaku sesuai dengan yang diperkirakan dalam perencanaan. Dengan demikian bisa dihindari terdapatnya proses pemborosan yang biasanya teljadi dalam perencanaan akibat adanya berbagai ketidakpastian. 4. Daktilitas, sifat dari baja yang dapat mengalarni deformasi yang besar di bawah pengaruh tegangan tarik yang tinggi tanpa hancur atau putus disebut sifat daktilitas. Adanya sifat ini membuat struktur baja 75 mampu mencegah terjadinya proses robohnya bangunan secara tibatiba. Sifat ini sangat menguntungkan ditinjau dari aspek keamanan penghuni bangunan hila terjadi suatu goncangan yang tiba-tiba seperti misalnya pada peristiwa gempa bumi. Di samping itu keuntungan-keuntungan lain dari struktur baja. 5. Proses pemasangan di lapangan berlangsung dengan cepat. 6. Dapat di las. 7. Komponen-komponen struktumya bisa digunakan lagi untuk keperluan lainnya. 8. Komponen-komponen yang sudah tidak dapat digunakan lagi masih mempunyai nilai sebagai besi tua. 9. Struktur yang dihasilkan bersifat permanen dengan cara pemeliharaan yang tidak terlalu sukar. Adapun kelemahan dari material baja adalah sebagai berikut ini : 1. Komponen-komponen struktur yang dibuat dari bahan baja perlu diusahakan supaya tahan api sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk bahaya kebakaran. 2. Diperlukannya suatu biaya pemeliharaan untuk mencegah baja dari bahaya karat. 76 r----------------------------- --------------------------------- i T 3. Akibat kemampuannya menahan tekukan pada batang-batang yang langsing, walaupun dapat menahan gaya-gaya aksial, tetapi tidak bisa mencegah teljadinya pergeseran horizontal (teljadi Ientur dan puntir pada kolom). 4. Diperlukan tenaga kelja yang ahli karena membutuhkan ketelitian. 11.3.3 Sistem Koneksi Balok Baja, Dek Logam, Tangga Baja, Bentuk-Bentuk Baja, dan Baja Dengan Pelapis Tahan Api. Adapun beberapa sistem koneksi balok baja, Dek Iogam, tangga baja, bentuk-bentuk b!\ia, dan baja dengan pelapis tahan api adalah dalam lampiran2. 11.4 Studi Banding Studi Banding Lapangan No Kriteria dengan lingkungan. 77 Konteks dengan lingkungan sekitar yang bersifat perseg1. Konteks dengan lingkungan sekitar yang bersifat persegi. I;:J--tw Terdapat banyak ternpat Perletakan ruang publik Penggunaa n bagian lahan yang geometris untuk perletakan massa bangunan secara maksimal. makan sebagai ruang pertemuan. depandan ruang privat yang lebih ke dalam. Terdapat ruang-ruang publikpada lantai 1, ruangruang pertemuan pada lantai 2, fasilitas hotel pada Lantai dasar sebagai ruang publik. Terdapat function room sebagai lantai 3. Kamarkamar terletak di lantai atasnya. fasilitas utama. Fungsi kamardan fungsi ruang serbaguna yang terpisah secara massa bangunan. Konteks dengan lingkungan sekitar yang bersifat persegi. 2. Pengemba ngan tapak. Penggunaan bagian lahan yang geometris. 3. Perencana fungsio nal. Konteks dengan lingkungan sekitar yang bersifat persegi. pada bagian Ruang publik yangmudah terlihat dan dapat diakses dari ruang privat dan servis. - Adanya an Pada lantai kejelasan dasar pembagian terdapat jenis ruang ruang publik publik (front danruang office) di privat. Lantai depan, ruang dua untuk servis kamar-kamar dibelakang (dapur, dst), dan danruang mekanikal privat elektrikal. (kamar) di atas lantai ruang publik dan servis. 78 4. 5. Bentuk bangunan. Disain estetika. 6. Sistem Struktur. 7. Pengguna an material. 8. Sistem kontrol lingkung an. Tower. Slabs. Slabs. Slabs. Slabs. Gaya arsitektur intemasio nal, untuk konteks dengan lingkunganperkanto ran. Kolom beton denganinti core. Penggunaan material batadicat pada exterior, granitpada bagian entrance. Gaya arsitektur tropis terwujud dalam penggunaanatapdan overstek. Gaya arsitektur intemasio nal, untuk konteks dengan lingkunganperkanto ran. Kolom beton dengan inti core. Material dinding bata dengan finishing cat. Gaya arsitektur intemasional, untuk konteks dengan lingkungan perkantoran. Kolom beton denganinti core. Gaya arsitektur intema sional. Mengguna kanBiotek STP. Kolom beton denganinti core. Penggunaan material pada umumnya yaitu dengan finishing catpada dinding bata. Mengguna kanBiotek STP. Mengguna kanBiotek STP. Kolom beton dengan inti core. Material dinding bata dengan finishing cat. Penggunaan material mengguna kandinding batayang dicat. Mengguna kanBiotek STP. Mengguna kanBiotek STP. I Tabel8 :Studi banding Iapangan hotel. I Kelebihan dari perbandingan kesimpulan hotel diatas yaitu : Menggunakan sistem kontrollingkungan yang tidak merusak lingkungan yaitu BiotekSTP. Adanya kejelasan sistem pembagian ruang publik, servis, dan privat. Bentuk dari bangunan adalah slabs sehingga tercipta susunan kamar yang merniliki koridor double loaded. 79 Kekurangan dari perbandingan kesimpulan hotel diatas yaitu Disain estetika pada bangunan hotel tidak memiliki ciri yang khusus. Tidak berani untuk kontras terhadap lingkungan sekitarnya yang diisi dengan tanggungjawab terhadap iklim tropis Indonesia. Studi Banding Literatur No. Hotel Kriteria Yas Island Racetrack Hotel, Abu Dhabi 1. Kesimpulan Hotel Marques De Riscal, Spanyol Kontras dengan lingkungan sekitar. Blok plan. . --- kontras dengan lingkungan sekitar. 2. Pengembang an tapak. Ruang publik terletak di de an. Ruang publik terletak di de an. Ruang publik terletak di depan untuk kemudahan akses pengunjung memasuki hotel. 80 Fasilitas hiburan di bawah kamar hotel. Perencanaan fungsional. hiburan berada eli bawah kamar hotel. Fasilitas hiburan berada di bawah kamar hotel. 5. 6. Slabs. Bergaya Desain estetika. 7. Kolom menggunakan baja. struktur. 8. Penggunaan material. 9. Sistem Slabs. Paling banyak menggunakan baja untuk menutup kulit bangunan. Paling banyak menggunakan lembaran titanium untuk menutupi kulit bangunan. BiotekSTP. BiotekSTP. Kulit bangunan mengunakan bajayang dirangkai atau ditutupi dengan lembaran yang anti karat dan mudah dibersihkan. BiotekSTP. kontrol Tabel 9 : Studi banding literature hotel. 81 Kelebihan dari perbandingan kesimpulan hotel diatas yaitu : Disain estetika pada bangunan hotel memiliki ciri yang khusus. Kontras terhadap lingkungan sekitarnya yang diisi dengan tanggung jawab terhadap iklim negara tersebut. Bentuk dari bangunan adalah slabs sehingga tercipta susunan kamar yang memiliki koridor double loaded. Kekurangan dari perbandingan kesimpulan hotel diatas yaitu : Kurang adanya penanda masuk ke dalam bangunan. Fasilitas hiburan dijadikan satu dengan fasilitas privat. 82