BAB I

advertisement
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Laporan Arus Kas
Pada tahun 1987, Financial Accounting Standars Board (FASB)
mengeluarkan Statement Nomor 95 tentang kewajiban menyusun laporan arus kas
(Statement of Cash Flow) sebagai bagian pokok dari laporan keuangan setiap
kesatuan usaha. Laporan arus kas ini direkomendasikan untuk menggantikan
laporan keuangan (Statement of Changes in Financial Position) atau yang sering
juga disebut Laporan Dana (Funds Statement).
Setiap perusahaan dalam menjalankan operasi usahanya akan mengalami
arus masuk kas (cash inflows) dan arus keluar (cash outflows). Apabila arus kas
yang masuk lebih besar dari arus kas yang keluar maka hal ini akan menunjukkan
positive cash flows, dan sebaliknya apabila arus kas masuk lebih sedikit daripada
arus kas keluar maka arus kas yang tejadi akan negative cash flows. (Skousen,
2005:284).
Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas dan setara kas (Zaki
Baridwan, 2004:40). Lebih lanjut, menganalisa semua perubahan yang
mempengaruhi kas dan setara kas dalam kategori operasi, investasi dan pendanaan
dari suatu perusahaan selama suatu periode dalam format yang merekonsiliasi
saldo.
Menurut Wibowo, Abubakar Arif (2003.124), laporan arus kas rnerupakan
suatu laporan yang menyediakan informasi mengenai penerimaan kas dan
pengeluaran kas oleh suatu entitas selama periode tertentu.
11
12
Pengakuan laporan arus kas di Indonesia dapat dilihat dengan Pernyataan
Akuntansi Keuangan ( PSAK ) No. 2, yang dinyatakan sebagai berikut:
"Perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan
dalam pernyataan ini dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai
bagian yang tak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap
periode penyajian laporan keuangan."
Pada pernyataan tersebut jelas bahwa setiap perusahaan di Indonesia telah
diwajibkan untuk menyusun laporan arus kas dan menyajikannya sebagai bagian
dari laporan keuangan utama, sehingga bagi para beberapa perusahaan laporan ini
merupakan jenis laporan keuangan yang baru.
B. Kas Dan Setara Kas
Laporan arus kas menjelaskan perubahan pada kas atau setara kas dalam
periode tertentu. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2,
kas didefinisikan sebagai berikut: "Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan
rekening giro". (2007:2.2). Dalam Statement Of Financial Accounting Standard
No. 95, FASB menyatakan bahwa suatu laporan arus kas harus menjelaskan
selisih yang terjadi antara saldo awal dan saldo akhir serta setara kas (cash
equivalent). Hal ini berarti dalam laporan kas, kas memiliki pengertian yang lebih
luas yang tidak hanya terbatas pada saldo kas yang tersedia di perusahaan (cash
on hand) dan kas di bank, tetapi juga termasuk perkiraan-perkiraan yang dikenal
sebagai setara kas (cash equivalent).
Pengertian kas menurut para ahli antara lain :
1. Soemarso S.R (2004:296), kas adalah segala sesuatu, baik yang berbentuk
uang atau bukan, yang tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat
pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.
13
2. Zaki Baridwan (2004:83), kas merupakan suatu alat pertukaran dan juga
digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi. Dalam neraca, kas merupakan
aktiva yang paling lancar, dalam arti paling sering berubah.
3. Smith dan Skousen (2005:243), kas adalah aktiva yang paling likuid (cair)
yang terdiri dari pos-pos yang berlaku sebagai alat tukar dan memberikan
dasar bagi pengukuran akuntansi.
Definisi setara kas (cash equivalent) dalam PSAK No. 2 adalah :
"Investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan dapat segera
dijadikan kas dalam jumlah tanpa menghadapi perubahan nilai yang berarti."
Contoh setara kas yang disamakan dengan kas, menurut Harrison
(2001:731) adalah treasury bills, commercial paper jangka pendek, money market
serta surat-surat berharga lain yang mempunyai syarat-syarat:
1. Setiap saat dapat ditukar dengan kas.
2. Tanggal jatuh temponya sangat singkat, dalam waktu tiga bulan atau kurang.
3. Resiko perubahan nilai yang kecil atau kurang berarti.
Menurut Wibowo, Abubakar Arif (2003 : 124), cash equivalent
merupakan investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka waktu pendek dan
dapat cepat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa mengalami perubahan nilai
yang signifikan.
Jadi tidak semua investasi jangka pendek dikelompokkan sebagai setara
kas. Hal ini tergantung pada kebijakan keuangan yang ditetapkan oleh masingmasing perusahaan. Suatu perusahaan harus memiliki kebijakan yang jelas
dalam menentukan perkiraan-perkiraan apa saja yang termasuk dan tidak
14
termasuk dalam kategori sebagai setara kas, dan kebijakan ini harus diungkapkan
dalan catatan atas laporan keuangan perusahaan serta harus dijalankan secara
konsisten dari waktu ke waktu
C. Tujuan Laporan Arus Kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah untuk menyajikan informasi relevan
tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama periode tertentu
(Baridwan Zaki, 2004:40).
Menurut Financial Accounting Standard Board ( FASB ), informasi yang
diberikan dalam suatu laporan kas, jika digunakan dengan pengungkapan yang
berkaitan dan laporan keuangan lainnya, haus membantu investor, kreditor dan
pihak lainnya untuk:
1. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih masa
depan.
2. Menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, kemampuan
membayar dividen, dan kebutuhan untuk pendanaan eksternal.
3. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dibanding penerimaan serta
pengeluaran kas yang berkaitan.
4. Menilai pengaruh transaksi investasi dan pendanaan baik kas maupun non kas
terhadap posisi keuangan suatu perusahaan selama satu periode tertentu
Hermanson, et. al (2003:579) menyatakan tujuan dari laporan arus kas
adalah laporan yang menyajikan penerimaan kas dan penyaluran kas dalam suatu
periode.
15
Sedangkan menurut Hendriksen (2005:234) tujuan lain penyajian laporan
arus kas adalah memungkinkan untuk mengevaluasi likuiditas, solvensi,
fleksibilitas keuangan perusahaan.
Jadi informasi yang disajikan dalam laporan arus kas berguna bagi para
pemakai laporan keuangan, baik bagi pihak manajemen, investor, kreditor
maupun pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, sebagai dasar untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk menggunakan arus kas dan setara kas dan menilai
kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.
D. Kegunaan Informasi Laporan Arus Kas
Laporan arus kas mempunyai banyak kegunaan bagi pemakai laporan
keuangan baik bagi pihak intern maupun ekstern. Menurut Sofyan (2001:257)
kegunaan laporan arus kas antara lain :
1. Kemampuan perusahaan ma"generate" kas, merencanakan, mengontrol arus
kas masuk dan arus kas keluar perusahaan pada masa lalu.
2. Kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih perusahaan,
termasuk kemampuan membayar dividen di masa yang akan datang.
3. Informasi bagi investor, kreditor memproyeksi return dari sumber kekayaan
perusahaan.
Sedangkan menurut Soemarso S.R (2005:320), kegunaan laporan arus,
yaitu arus kas dapat memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas sehingga memungkinkan para pemakai laporan
16
keuangan mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai
sekarang arus kas masa depan dari berbagai perusahaan.
Dalam PSAK No.2 menjelaskan kegunaan informasi laporan arus kas
sebagai berikut:
"Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para
pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan,
struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan
untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi
dengan perubahan keadaan dan peluang.
Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan
kas
dan
setara
kas
dan
memungkinkan
para
pemakai
mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari
arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai perusahaan. Informasi
tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai
perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi
yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama."
Jadi secara keseluruhan kegunaan laporan arus kas dapat membantu para
investor, kreditor, dan pihak lainnya dalam menilai hal - hal sebagai berikut:
a. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan arus kas di masa depan.
b. Kemampuan
perusahaan
untuk
membayar
deviden dan memenuhi
kewajibannya.
c. Penyebab perbedaan antara laba bersih dan arus kas bersih dari kegiatan
operasi.
d. Transaksi investasi dan pembiayaan yang melibatkan kas dan nonkas selama
suatu periode.
17
E. Klasifikasi Laporan Arus Kas
Laporan arus kas mengklasifikasikan penerimaan kas dan pembayaran kas
berdasarkan kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.
Tabel 2.1.
Format Dasar Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas
Arus kas dari aktivitas operasi
Arus kas dari aktivitas investasi
Arus kas dari aktivitas pendanaan
Kenaikan (penurunan) bersih kas
Kas awal tahun
Kas akhir tahun
Aktivitas Operasi
 Ketika penerimaan
kas (pendapatan)
melebihi
pengeluaran kas
(beban)
Aktivitas Investasi
Penjualan property,
pabrik, dan peralatan
 Penjualan sekuritas
utang
 Penagihan pinjaman
dari entitas lainnya

Rp. xxx
Rp. xxx
Rp. xxx
Rp. xxx
Rp. xxx
Rp. xxx
Aktivitas Pendanaan
Penerbitan sekuritas
ekuitas
 Penerbitan utang
(obligasi dan wesel)

Pool Kas

Aktivitas Operasi
Ketika pengeluaran
kas (beban) melebihi
penerimaan kas
(pendapatan)
Aktivitas Investasi
 Pembelian property,
pabrik, dan peralatan
 Pembelian sekuritas
utang
 Pinjaman kepada
entitas lain
Aktivitas Pendanaan
 Pembayaran deviden
 Penebusan utang
 Pembelian kembalian
modal saham
Gambar 2.1.
Arus Kas Masuk dan Arus Kas Keluar
18
Karakteristik transaksi dan peristiwa lainnya dari setiap kegiatan adalah
sebagai berikut:
a. Aktivitas operasi
Termasuk aktivitas operasi adalah transaksi-transaksi dan kejadiankejadian yang akan menentukan laba bersih. Penerimaan kas dari penjualan
barang atau pemberian jasa merupakan arus kas masuk utama bagi
kebanyakan bisnis. Penerimaan kas lainnya berasal dari bunga, dividen, dan
hal-hal lainnya yang serupa. Arus kas keluar yang utama adalah pembayaran
untuk pembelian persediaan dan pembayaran gaji, pajak, bunga, utilitas, sewa
dan lainnya. Jumlah bersih yang disediakan atau digunakan oleh aktivitas
operas; adalah gambaran penting dalam sebuah laporan arus kas. Seperti
halnya laba bersih yang digunakan untuk meringkas semua yang ada dalam
laporan arus kas, arus kas dari aktivitas operasi adalah "bottom line" atau
jumlah akhir dari laporan arus kas.(Skousen, 2008:286).
Aktivitas operasi adalah kegiatan penghasil utama pendapatan perusahaan
dan kegiatan lain yang bukan merupakan kegiatan investasi dan pembelanjaan
(Baridwan Zaki, 2004:40).
PSAK No.2 menyatakan :
"Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan
indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat
menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman,
memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan
melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan
dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama
dengan informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa
depan."
19
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil
utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada
umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi
penetapan laba atau rugi bersih."
Beberapa contoh arus kas dari aktivitas operasi adalah:
1) Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa;
2) Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan lain;
3) Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa;
4) Pembayaran kas kepada karyawan;
5) Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan
dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat asuransi lain.
6) Pembayaran kas atau penerimaan kembali (restitusi) pajak penghasilan
kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari
aktivitas pendanaan dan investasi;
7) Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan untuk tujuan
transaksi usaha dan perdagangan.
Menurut Wibowo, Abubakar Arif (2003 : 125) aktivitas operasi
merupakan aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain
yang bukan merupakan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Aktivitas
operasi menimbulkan pendapatan dan beban dari operasi utama suatu
perusahaan.
Kegiatan operasi sebuah perusahaan mencakup arus kas dari (Horngren, et.
All. 2004:846) :
20
1. Arus masuk kas dari penjualan barang, pemberian layanan, pendapatan
deviden dan pendapatan bunga.
2. Arus keluar kas untuk persediaan, gaji, pengeluaran pajak, pengeluaran
bunga, dan pengeluaran lainnya.
Perusahaan dapat melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan
menggunakan metode langsung dan tida langsung. apabila digunakan metode
langsung maka penerimaan dan pengeluaran kas bruto akan diungkapkan.
Sebaliknya, apabila mengunakan metode tidak langsung, arus kas dari
aktivitas operasi diperoleh dengan jalan penyesuaian terhadap laba bersih dari
pengaruh transaksi bukan kas, pengguhan atau akrual dan unsur penghasilan
atau beban yang berkaitan dengan aktivitas investasi dan pendanaan
(Soemarso S.R, 2005:322).
b. Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi yang utama adalah pembelian dan penjualan tanah,
bangunan, peralatan, dan asset lainnya yang tidak dibeli untuk dijual kembali.
Aktivitas investasi juga termasuk pembelian dan penjualan instrumen
keuangan yang tidak ditujukan untuk diperdagangkan, seperti halnya member
dan menagih pinjaman.(Skousen, 2008:286).
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang
serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas (Soemarso S.R, 2005:330).
Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang
serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas (Baridwan Zaki, 2004:40).
21
PSAK No. 2 menyatakan :
"Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu
dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk
menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. "
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah:
- Pembayaran kas untuk membeli aktiva tetap, aktiva tak berwujud, dan
aktiva jangka panjang lain, termasuk biaya pengembangan yang
dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun sendiri;
- Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan dan peralatan, aktiva
tak berwujud dan aktiva jangka panjang lain;
- Perolehan saham atau instrumen keuangan perusahaan lain;
- Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta
pelunasannya (kecuali yang dilakukan oleh lembaga Keuangan);
- Pembayaran kas sehubungan dengan futures contracts, forward
contracts, option contracts dan swap contracts kecuali apabila kontrak
tersebut dilakukan untuk tujuan perdagangan (dealing or trading), atau
apabila
pembayaran
tersebut
diklasifikasikan
sebagai
aktivitas
Menurut Wibowo, Abubakar Arif (2003:125) aktivitas
investasi
pendanaan.
merupakan aktivitas yang berkaitan dengan perolehan dan pelepasan aktiva
tetap dan investasi serta pembelian dan penagihan pinjaman kepada
perusahaan lain.
22
c. Aktivitas Pendanaan
Termasuk dalam aktivitas pendanaan adalah transaksi dan kejadiaan saat
kas diperoleh dan dibayarkan kembali kepada para pemilik (pendanaan dengan
modal) dan para kreditor (pendanaan dengan utang). (Skousen, 2008:287).
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan
dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan (Soemarso
S.R, 2005:331). Aktivitas pendanaan adalah kegiatan yang mengakibatkan
perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan
(Baridwan Zaki, 2004:40).
PSAK No.2 menyatakan :
"Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan
perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas
masa depan oleh para pemasok modal perusahaan.
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:
penerimaan kas dari emisi saham atau instrumen modal lainnya.
-
Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau
menebus saham perusahaan.
-
Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik dan pinjaman
lainnya.
-
Pelunasan pinjaman
-
Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi
saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan
(finance lease).” (2005:216)
23
Aktivitas pendanaan merupakan aktivitas yang mengakibatkan perubahan
dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman jangka panjang perusahaan
(Wibomo, Abubakar Arif, 2003:126).
F. Metode Penyajian Laporan Arus Kas
Dalam PSAK No. 2 (1995:2.7), perusahaan diwajibkan untuk melaporkan
arus kas dari aktifitas operasi dengan menggunakan salah satu metode dibawah
ini :
1. Metode Langsung
Metode langsung mengungkapkan kelompok utama dari penerimaan kas
bruto dan pengeluaran kas bruto. Dalam metode ini setiap perkiraan yang
berbasis akrual pada laporan laba rugi diubah menjadi perkiraan pendapatan
dan pengeluaran kas sehingga menggambarkan penerimaan dan pembayaran
aktual dari kas. Jadi, metode langsung memfokuskan pada arus kas daripada
laba bersih akrual, oleh karena itu dianggap lebih informatif dan terperinci.
Informasi mengenai kelompok utama dan pengeluaran kas bruto dijelaskan
oleh IAI dalam PSAK No. 2 (2007:2.8), sebagai berikut: Dengan metode
langsung, informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto dapat diperoleh baik:
a. Dari catatan akuntansi perusahaan.
b. Dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan, dan pos-pos lain
dalam laporan laba rugi untuk perubahan persediaan, piutang usaha dan
hutang usaha dalam periode berjalan, pos bukan kas lainnya, dan pos lain
yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
24
Metode langsung ini dapat direkonsiliasi menjadi metode tidak langsung
dalam menyusun laporan arus kas, untuk itu diperlukan hal-hal sebagai
berikut, menurut Sofyan (2000:97) :
a. Laporan laba rugi yang lengkap, yang digunakan khusus untuk menyusun
laporan arus kas.
b. Neraca perbandingan yang memuat informasi tentang kegiatan investasi,
pembiayaan dan operasional.
c. Analisis atas perkiraan tertentu yang menggambarkan berbagai jenis
transaksi dan yang mempengaruhi kas secara langsung maupun tidak
langsung.
2. Metode Tidak Langsung
Pelaporan arus kas dari aktifitas operasi dengan menggunakan metode
tidak langsung berdasarkan PSAK No. 2 (2007:2.7) : Dengan metode ini laba
atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan
kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk
operasi dari masa lalu dan masa depan, dan unsur penghasilan atau beban yang
berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Jadi pada dasarnya metode tidak langsung ini merupakan rekonsiliasi laba
bersih yang diperoleh perusahaan. Metode ini memberikan suatu rangkaian
hubungan antara laporan arus kas dengan laporan laba rugi dan neraca.
Dalam PSAK No. 2 (2007:2.8) juga diatur mengenai penentuan arus kas
bersih dalam aktifitas operasi dalam metode tidak langsung sebagai berikut :
25
Dalam metode tidak langsung arus kas bersih diperoleh dari aktifitas
operasi ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh:
a. Perubahan persediaan dan piutang usaha serta hutang usaha selama
periode berjalan
b. Pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan,
keuntungan dan kerugian, valuta asing yang belum direalisasi, laba
perusahaan asosiasi yang belum dibagikan dan hak minoritas dalam
laba/rugi konsolidasi; dan
c. Semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
IAI dalam PSAK No. 2 (2007:2.7), menganjurkan : Perusahaan untuk
menggunakan metode langsung karena metode ini menghasilkan informasi
yang berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat
dihasilkan dengan metode tidak langsung. Namun penyusunan laporan
arus kas dengan metode ini lebih sulit dan memerlukan waktu yang lebih
lama.
Untuk pelaporan arus kas dari aktifitas investasi dan pendanaan, diatur
dalam PSAK No. 2 (2007:2.9), sebagai berikut: "Perusahaan harus
melaporkan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan
pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktifitas investasi dan pendanaan, ..."
26
Gambar 2.2.
Kerangka Laporan Arus Kas Metode Langsung
PT ABC
Laporan Arus Kas (Metode Langsung)
Tahun yang Berakhir 31 Desember 19-2
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Penerimaan kas dari pelanggan
Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan
Kas yang dihasilkan operasi
Pembayaran bunga
Pembayaran pajak penghasilan
Arus kas sebelum pos luar biasa
Hasil dari asuransi karena gempa bumi
Arus kas bersih dari aktivitas operasi
dalam rupiah
xx.xxx
(xx.xxx)
x.xxx
(xxx)
(xxx)
x.xxx
xxx
x.xxx
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Perolehan anak perusahaan X dengan kas
(xxx)
Pembelian tanah, bangunan dan peralatan
(xxx)
Hasil dari penjualan peralatan
xx
Penerimaan bunga
xxx
Penerimaan dividen
xxx
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Hasil dari penerbitan modal saham
xxx
Hasil dari pinjaman jangka panjang
xxx
Pembayaran hutang sewa guna usaha keuangan
(xx)
Pembayaran dividen *
(x.xxx)
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan
Kunaikan bersih kas dan setara kas
Kas dan setara kas pada awal periode
Kas dan setara kas pada akhir periode
*Dapat juga dilaporkan sebagai arus kas operasi
Sumber: PSAK No.2 1995
(xxx)
(xxx)
xxx
xxx
xxx
27
Gambar 2.3.
Kerangka Laporan Arus Kas Metode Tidak Langsung
PT ABC
Laporan Arus Kas (Metode Tidak Langsung)
Tahun yang Berakhir 31 Desember 19-2
dalam rupiah
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Laba bersih sebelum pajak dan pos luar biasa
Penyesuaian untuk:
Penyusutan
Kerugian selisih kurs
Penghasilan investasi
Beban bunga
Laba operasi sebelum perubahan modal kerja
Kenaikan piutang dagang dan piutang lain
Penurunan persediaan
Penurunan hutang dagang
Kas dihasilkan dari operasi
Pembayaran bunga
Pembayaran pajak penghasilan
Arus kas sebelum pos luar biasa
Husil dari penyelesaian asuransi gempa bumi
Arus kas bersih dari aktivitas operasi
x.xxx
xxx
xx
(xxx)
xxx
x.xxx
(xxx)
x.xxx
(x.xxx)
x.xxx
(xxx)
(xxx)
x xxx
xxx
x.xxx
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Perolehan anak perusahaan X dengan kas
(xxx)
Pembelian tanah, bangunan dan peralatan
(xxx)
Hasil dari penjualan peralatan
xx
Penerimaan bunga
xxx
Penerimaan dividen
xxx
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi
(xxx)
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Hasil dari penerbitan modal saham
xxx
Hasil dari pinjaman jangka panjang
xxx
Pembayaran hutang sewa guna usaha keuangan
(xx)
Pembayaran dividen *
(x.xxx)
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan (xxx)
Kenaikan bersih kas dan setara kas
xxx
Kas dan setara kas pada awal periode
xxx
Kas dan setara kas pada akhir periode
xxx
Sumber: PSAK No.2 1995
28
G. Analisis Rasio Arus Kas
Analisis laporan arus kas dengan menggunakan rasio merupakan salah
satu perangkat analisis utama yang biasanya digunakan oleh para pemakai laporan
keuangan. Analisis ini dilakukan terhadap laporan keuangan yang terdiri dari
neraca (balance sheet), laporan laba rugi (income statement) dan laporan saldo
(statement or retained earnings). Analisis dengan menggunakan laporan
keuangan tidaklah cukup tetapi harus dibantu dengan menggunakan analisis
laporan arus kas untuk mendukung hasil analisis laporan keuangan, sehingga
analisis laporan arus kas merupakan salah satu perangkat analisis khusus yang
dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan pada suatu perusahaan.
Analisis laporan arus kas ini dilakukan berdasarkan data yang ada pada
neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas. Laporan ini juga berhubungan
dengan laporan perubahan equitas dan catatan atas laporan keuangan dengan
menggunakan laporan arus kas. Rasio arus kas dapat membantu mengevaluasi
kinerja keuangan perusahaan.
Dalam melakukan kegiatan analisa arus kas dapat di lihat dari dua keadaan
ialah :
1. Menganalisa dari laporan arus kas yang sudah dibuat perusahaan.
2. Melakukan kegiatan analisa berdasarkan informasi dari neraca dan laporan laba
rugi, dengan kata lain laporan arus kas belum atau tidak dibuat oleh perusahaan
yang bersangkutan.
Analisis laporan arus kas menurut Franklin et. All (2005 : 232-242)
sebagai berikut :
29
a. Liquidity Ratio
Rasio ini memfokuskan pada kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo. Analisis rasio likuiditas atas arus
kas terdiri dari :

Current Cash Debt Coverage
Adalah rasio dari arus kas hasil operasi terhadap hutang lancar rata-rata.
Rasio ini menunjukkan berapa besar kas yang dihasilkan dari aktifitas
operasi dapat menutupi kewajiban lancar rata-rata. Hutang lancar rata-rata
diperoleh dengan cara menambah saldo awal dengan saldo hutang lancar,
kemudian dibagi dengan dua. Menurut penelitian yang telah dilakukan,
rasio ini termasuk dalam kategori baik, apabila perusahaan menghasilkan
nilai rasio diatas atau sama dengan 40%.
b. Solvency Ratio
Analisis terhadap rasio solvabilitas pada analisis rasio arus kas bertujuan
untuk menilai kecukupan arus kas untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
maupun jangka panjang. Analisis ini terdiri dari :

Cash Long - Term Debt Coverage
Rasio ini menunjukkan kecukupan arus kas yang diperoleh dari aktifitas
operasi yang digunakan untuk membayar hutang perusahaan. Average
total liabilities diperoleh dengan cara menambah saldo awal dengan saldo
akhir total kewajiban, kemudian dibagi dengan dua. Suatu bentuk alternatif
30
dari rasio ini adalah dengan mengurangkan arus kas dari operasi dengan
pembayaran dividen. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan semakin
solvent
suatu
perusahaan.
Dari
kebanyakan
literatur
yang
ada
menyarankan bahwa 20% adalah ukuran yang memadai untuk rasio ini.
c. Cash Flow Return Ratio
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas pada
saat sekarang maupun di masa depan. Rasio ini terdiri dari :

Overall Cash Flow Ratio
Rasio ini digunakan untuk kemampuan menghasilkan kas dari aktifitas
operasi yang dapat digunakan untuk aktifitas pendanaan dan investasi.
H. Kinerja Perusahaan
Laporan arus kas dapat membantu para pemakainya untuk melihat
bagaimana saldo kas dan setara kas dalam neraca perusahaan berubah dari awal
hingga akhir periode akuntansi dan apa artinya perubahan tersebut bagi
perusahaan, apakah menunjukkan prestasi positif atau negatif. Karena laporan
laba rugi perusahaan menggunakan dasar akrual yang memungkinkan pelaporan
pendapatan dan beban sebelum ada arus kas masuk atau keluar, maka laporan arus
kas dalam hal ini dapat digunakan sebagai laporan pengimbang laporan laba rugi.
Seperti yang dijelaskan oleh Kieso et. all (1995:245) bahwa :
31
Akuntansi aktual terlalu jauh menyimpang dari arus kas yang mendasari
perusahaan bersangkutan, sehingga dengan demikian menghitung laba bersih
tidak lagi memberikan indikator yang diterima mengenai daya menghasilkan laba
perusahaan. Demikian pula, karena laporan keuangan tidak mengakui inflasi,
banyak yang mencari standar yang lebih konkrit untuk mengevaluasi keberhasilan
atau kegagalan suatu perusahaan. Fungsi dari laporan laba rugi adalah untuk
mengukur profitabilitas dari perusahaan pada suatu periode tertentu dengan cara
menghubungkan seluruh biaya dan pendapatan yang terkait.
Oleh karena itu, penilaian yang tepat atas prestasi suatu perusahaan tidak
hanya memperhatikan kemampuan perusahaan dalam memperhatikan dalam
menghasilkan laba tetapi juga memperhatikan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan arus kas positif dari kegiatan operasinya. Karena jika perusahaan
profitabel namun mengalami defisit arus kas dapat merupakan indikasi bahwa
perusahaan mengalami masalah keuangan dan dikhawatirkan tidak mampu
mengembalikan pinjaman kepada kreditor maupun membayar dividen kepada
investor. (Kermason, 1995:386).
Untuk alasan ini, para analisis laporan keuangan memilih untuk
menghubungkan arus kas operasi dengan laba bersih yang dilaporkan pada
periode yang bersangkutan sebagai pengecekan atas kualitas bersih yang
dilaporkan tersebut.
Dengan demikian, laporan arus kas digunakan untuk mengecek dan
melengkapi laporan laba rugi tapi bukan sebagai pengganti laporan laba rugi.
Laporan arus kas berfokus pada pengukuran keuangan daripada ukuran profit dan
32
biasanya lebih cocok digunakan untuk mengevaluasi dan memproyeksikan
likuiditas dan solvabilitas perusahaan. Dalam hal ini tidak mengidentifikasikan
laporan mana yang lebih unggul, tapi penggunaannya tergantung pada apa yang
hendak diukur.
Karena laporan arus kas merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan
laporan keuangan lainnya, maka penggunaannya secara bersama-sama akan
memberikan hasil yang lebih tepat untuk mengevaluasi sumber dan penggunaaan
kas perusahaan dalam seluruh kegiatan perusahaan. Dengan demikian dapat
membantu para pemakai laporan keuangan untuk mengevaluasi struktur dan
kinerja keuangan suatu perusahaan.
Selain itu salah satu kesulitan dalam penyajian informasi arus kas untuk
tujuan evaluasi dan peramalan adalah banyak penerimaan dan pengeluran kas
dalam periode pendek dan panjang tidak dapat menggambarkan arus kas
sepanjang waktu.
Ada beberapa kesulitan menggunakan arus kas dalam meramalkan:
a. Penerimaan dan pengeluaran tidak selamanya bergerak dalam pola yang dapat
diduga. Penjualan bisa menghasilkan kas dua atau tiga bulan kemudian, tetapi
perusahaan bisa dapat berada dalam posisi baik dan menerima uang muka
penjualan. Pembelian bahan baku bisa dengan kredit beberapa bulan, tetapi
bila kebetulan pasar sedang kehilangan bahan baku, perusahaan harus
membayar uang muka.
b. Perusahaan bisa melakukan beberapa transaksi kas, misalnya yang ada
hubungannya dengan pembelanjaan perusahaan, peminjaman modal kerja dari
33
bank, penambahan uang lebih kedalam deposito berjangka, pencairan deposito
berjangka dan semua ini tidak berkaitan dengan operasi utama perusahaan.
c. Definisi kas itu sendiri tidak terlalu jelas, misalnya bagaimana kita
memperlakukan pos-pos lain yang juga likuid (near cash item), misalnya
sertifikat deposito.
Download