Bab5 Modeling - Elearning Gunadarma

advertisement
I!mI
Bab5 Modeling
Belajar modeling meliputi observasi pada beberapa bentuk perilaku (model), yang kemudian
diikuti oleh performance atau perilaku yang sarna oleh organisma. Model yang diobservasi
organisma dapat berupa manusia, hewan, atau hal-hal simbolik berupa stimulus verbal, film,
dan sebagainya.
A. PENGERTIANMODELING
Beberapa psikolog melihat aspek-aspek proses belajar modeling secara berbeda, sehingga
cara pandang yang berbeda tersebut menimbulkan pengertian-pengertian sebagai berikut:
Belajar Imitasi
Belajar modeling disebut belajar imitasi karena belajar modeling lebih menekankan pada
aspek-aspek proses belajar meng-copy perilaku. Dalam beberapa contoh, respon organisma
tersebut dapat berupa mencontoh apa adanya tanpa didasari pengertian tertentu. Belajar
modeling tersebut menunjukkan adanya belajar imitasi mumi (pure imitation).
Belajar Observasi
Belajar modeling disebut belajar observasi karena belajar modeling lebih menekankan pada
aspek~aspek atensi organisma pada stimulus-stimulus (model) di lingkungannya. Adanya
atensi organisma tersebut, kemudian dipelajari faktor-faktor apakah yang mempengaruhi
persepsi organisma terhadap model.
Belajar Sosial
Teori belajar sosial melihat belajar modeling, lebih menekankan peranan yang dimainkan
oleh individu-individu dalaminteraksi antarindividu. Teori belajar sosial ini sering digunakan
untuk mengembangkan pembahasan terhadap karakteristik kepribadian individu.
Belajar Pengalaman
Belajarpengalaman (vicariouslearning)lebihmenekankanpadaorganisma sebagaipengamat
mempertimbangkan tidak hanya bentuk-bentuk perilaku model, tetapijuga konsekuensi dari
perilaku tersebut. Pertimbangan tersebut, dapat membantu organisma membuat keputusan
apakah perilaku model akan ditiru atau tidak.
33
B. PERBANDINGANMODELINGDENGANBELAJARLAINNYA
Perbandingan antara belajar modeling dengan pengkondisian klasikal adalah belajar modeling tidak meliputi diperolehnya respon, dan respon yang dipelajari bukan karena adanya
stimuluskhusus (CS).Sedangkanperbandinganantarabelajarmodelingdenganpengkondisian
instrumental,beberapapsikologmelihatresponorganismadalam belajar modelingmerupakan
suatu respon instrumental untuk memperoleh penguatan. Tetapi psikolog lainnya kurang
setuju dengan pendapat tersebut, karena efek penguatan tersebut hanya sebagai motivasi, dan
oleh karena itu kurang begitu penting sumbangannya dalam belajar modeling.
Penguatan Dalam Modeling
Bentuk-bentuk penguatan yang gunakan dalam belajar modeling adalah sebagai berikut:
Reinforcement by the model
Model mengamati respon imitasi yang dilakukan oleh pengamat, dan model memberi
penguatan kepada pengamat. Misal: seorang ayah memberi penguatan berupa ucapan: "baik"
kepada anaknya, yang telah meniru perilaku yang diajarkannya.
Self-reinforcement
Penguatan sendiri terjadi bila pengamat berhasil meniru respon dari model, dan pengamat
mengalami rasa penghargaan "internal". Dan bila pengamat berusaha mengeJal dan
mengidentifikasikan penguatan yang dialami model, penguatan tersebut dinamakan vicarious reinforcement. Penguatan tersebut hanya berperan penting dalam menciptakan respon
yang benar-benar baru dan tidak terlatih. Untuk memelihara respon tersebut dalamjangka
waktu yang lama masih membutuhkan tambahan penguatan yang lain.
Pada kasus-kasus lainnya terdapat kemungkinan model mengalami penguatan dengan
melihat pengamat meniru perilakuna. Penguatan ini memungkinkan untuk meningkatkan
respon model.
C. TIPE-TIPE MODELING
Tipe-tipe belajar modeling meliputi: sensory modeling dan verbal modeling:
TJ)Sensory Modeling
Sensory modeling terjadi jika stimulus modeling mengarahkan organisma untuk melakukan
asosiasi terhadap rangkaian pengalaman sensori yang dimilikinya. Kemudian hubungan
rangkaian stimulus tersebut diintegrasikan dalam perilaku organisma sebagai pengkondisian
sensori-sensori langsung.
,)
Verbal Modeling
Verbal modeling terjadijika kata-kata atau simbol-simbollainnya dapat menimbulkan
pengalaman sensori bagi pengamat. Isyarat-isyarat verbal kemungkinan disiapkan
oleh model atau diciptakan oleh pengamat. Misal: isyarat verbal yang berupa petunjuk
untuk menuju ke suatu lokasi tertentu (dapat pula berupa peta) dapat menimbulkan.
34
pengalaman sensori bagi pengamat. Dan akhirnya pengamat meniru atau mengikuti
petunjuk tersebut.
0) Live viSymbolic Modeling
Modeling dapat pula diklasifikasikan berdasarkan syarat-syarat "keberadaan" atau
"ketidakberadaan" model. Live modeling adalah belajar modeling yang mana model benarbenar ada atau hadir di lingkungan pengamat. Symbolic modeling adalah belajar modeling
yang mana model benar-benar tidak ada atau tidak hadir di lingkungan pengamat. Symbolic
modeling dapat pengamat peroleh dari televisi, film, buku atau beberapa bentuk sumber
simbolik lainnya untuk ditiru.
D. EFEK-EFEK MODELING
Pada umumnya efek-efek modeling dapat dibagi dalam empat katagori: efek modeling, efek
hambatan, efek perolehan, dan efek tanpa hambatan. -D ;Efek Modeling
Efek modeling terjadi bila dari observasi pengamat terhadap model menghasilkan peniruan
perilaku yang benar-benar baru (disebut "novel") bagi pengamat. Misal: sebelum tinggal di
asrama, seorang gadis remaja tidak pemah merokok. Tetapi setelah tinggal di asrama, dan
banyak ternan-ternan perempuan nya yang merokok, ia ikut merokok. Perilaku merokok
tersebut adalah perilaku yang benar-benar baru bagi gadis tersebut.
) Yfek
Hambatan
dan 6J:'anpa Hambatan
.
Hasil observasi terhadap respon model dan hasil penguatan atau hukuman mungkin dapat
merubah frekuensi respon peniruan yang dibuat oleh pengamat. Efek hambatan dapat terjadi
bila res on penirnan en amat tidak se erti res on model. Efek tanpa hambatan dapat terjadi .
bl a .respon peniruan pengamat ~e~spon
model. Misal:-seorang perempuan yang
kOfiServati(dan t1dakpemah pergi ke pantai, harns pi;dah rnmah di dekat.pantai. Ia melihat
semua perempuan memakai bikini bila ke pantai. Pada saat pertama kali ke pantai, ia
memakai pakaian lengkap.,' Ia merasa tidak nyaman karena semua orang memandang dan
memperbincangkan dia. Peristiwa tersebut menunjukkan adanya efek hambatan. Dan efek
tanpa hambatan akan terjadi bila ia juga memak~ni
seperti perp.1T1puanlainnya.
7>)Efek Perolehan
Efek perolehan terjadi apabila hasil observasi terhadap respon model menjadi stimulus untuk
menghasilkan respon yang benar-benar tidakbaru atau-bul(anrespon
"novel", dan respon
pengamat fersebUt sarna aiauseilngkat dengaii-respon model. Misal: efek perolehan dapat
dilihat pada anak -anak dalam satu keluarga. Jika seorang kakak telah menda atkan prestasi dan
pengakuan karena ia mahir bermain drama, m. a a I ya mungkin mencoba untuk memiliki
kemahiran yangsebanding dengan kakaKh~, dalam-btrumg muslk atau olah raga. PerlStlwa
tefse6Ut menggambarkan adanya efek perolerum;-tcarena respon adik tersebut bukan hal yang
barn bagi dirinya, respon tersebut bukan hasil penirnan perilaku kakaknya yang sebenamya.
35
--
-
----
Tetapi peniruan tersebut dihubungkan dengan prestasi dan pengakuan kemahiran yang dimiliki
kakaknya.
E. KARAKTERISTIK MODELING
Karakteristik modeling akan mempengaruhi efektivitas proses b~lajar modeling. Dua
karakteristik modeling yang terpenting adalah: kesamaan model dan status model.
Kesamaan Model
Kesamaan karakteristik antara pengamat dengan model akan mempengaruhi efektivitas
proses belajar modeling yang dilakukan oleh pengamat. Semakin banyak kesamaan
karakteristik, akan semakin memudahkan proses belajar modeling tersebut. Kesamaan
karakteristik dapat berupa kesamaan jenis kelamin, umur, dan suku.
Status Model
Terdapat indikasi bahwa model berstatus tinggi lebih cenderung akan ditiru oleh pengamat,
daripada model tidak berstatus. Status menunjukkan pada kualitas dari nilai atau harga yang
dimiliki model. Status dapat berupa posisi atau peran model di lingkungannya. Posisi
menunjukkan pada pekerjaan atau fungsi atau titel model. Peran menunjukkan perilaku nyata
model pada posisinya.Posisi dan perandapat salingberkaitan,tetapi hal tersebutkurang begitu
penting. Misal: Asnawi seorang stafbagian personalia,mengetahuibahwa pak Atmaja adalah
direktur dan pak Ruslan adalah kepala bagian personalia. Pada kondisi tersebut, terdapat
kemungkinan Asnawi memilih pak Ruslan sebagai model pilihannya daripada pak Atmaja.
Dasar pemilihan Asnawi lebih menekankanpada peran daripada posisi atau kedudukan.
Standar Model
Jika model yang diamati cukup terhormat, maka pengamat tidak hanya mempertimbangkan
perilaku nyata dari model, tetapi juga standar performan yang ditunjukkan oleh model.
Standar dari model tersebut dapat berupa standar penguatan-diri (self-reinforcement) dan
standar moral.
F.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHIBELAJAR MODELING
Ada sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar modeling yaitu: faktor
spesies, kompleksitas respon, dan motivasi.
Faktor Spesies
Spesies organismadapat mempengaruhi keberhasilan belajarmodeling. Kemampuan belajar
modeling tertentu hanya dimiliki oleh spesies tertentu pula.
Kompleksitas Respon
Pada umumnya, respon yang komplek dari model akan lebih sulit atau lebih lama ditiru oleh
pengamat, dibandingkan dengan respon yang relatif sederhana. Kesimpulan tersebut
sebenarnyajuga berlaku untuk bentuk-bentuk belajar lainnya.
36
0) Motivasi
Efek dari motivasi pada belajarmodeling adalah samadengan bentuk-bentuk belajar lainnya;
yaitu performan hasil belajar diharapkan mengikuti kurva "U"-terbalik bila dihubungkan
dengan tingkat motivasi.
Baik
Perform an/
kinerja
Buruk
Rendah
Rata-rata
Tinggi
Tingkatan motivasi
Gambar 8
= > Kurangnya
Perhatian Terhadap Belajar Modeling
Pada awalnya psikologi belajar lebih memusatkan perhatian pada hubungan stimulus-respon
(S-R) untuk menjelaskan terjadinya respon atau perilaku. Penjelasan tersebut dipaparkan
dalam bentuk belajarpengkondisian klasikal dan instrumental. Pada akhir tahun 1950,Albert
Bandura dan tokoh psikologi lainnya mengembangkan bentuk belajar modeling. Tetapi baru
sekitar tahun 1960, bentuk belajar modeling mulai diperhitungkan dalam menjelaskan
terjadinya respon. Dengan demikian bentuk belajar modeling telah turut mengembangkan
psikologi sebagai ilmu pengetahuan.
37
--
~
--
Download