SISTEM PENGISIAN BATTERAY LEAD ACID SECARA ADAPTIVE Aurino P Adityawan#1, Dedid Cahya H#2, Legowo Sulistijono#2, Madyono#2 1 Penulis, Mahasiswa Dosen Pembimbing, Staf Pengajar # Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Kampus PENS-ITS Sukolilo, Surabaya 2 1 [email protected] Baterai sebagai komponen elektronika perannya tidak bisa charge dalam kondisi yang aman sesuai dengan teori diremehkan. Sebagai komponen yang mampu menyimpan charging baterai. energy listrik selama waktu tertentu, peran baterai sangat penting. Apalagi di era perkembangan alat elektronika saat Kata kunci : lead-acid batteray, charging, adaptive, arus ini yang lebih mengutamakan device dengan kemampuan mode yang handal dan yang paling penting memiliki tingkat fleksibilitas dan mobilitas yang sangat tinggi. Karena alasan I. PENDAHULUAN itulah saat ini teknologi tentang jenis-jenis baterai sangat Akhir-akhir ini kita mengetahui bahwa teknologi berkembang. Selain peran baterai yang sangat penting, baterai juga sedang berkembang sangat pesat. Begitu banyak penemuan- memerlukan perlakuan khusus dalam perawatan. Hal itu penemuan baru di bidang teknologi terutama di bidang dikarenakan cara kerja baterai yang mengutamakan reaksi elektronika dan teknologi informasi. Bermacam-macam alat kimia di dalamnya dan disertai dengan reaksi-reaksi baru diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia yang samping yang membuat baterai berkurang life-timenya. senantiasa ingin dimudahkan hidupnya. Jika kita lihat saat ini, Sehingga saat penggunaan, manusia selalu menuntut teknologi canggih yang fleksibel dan pengisian serta perawatan-perawatan yang lainnya sangat dinamis sehingga dapat memenuhi mobilitas manusia itu perlu diperhatikan. Hal ini dilakukan untuk membuat sendiri dalam menggunakan teknologi tersebut. Hal ini tentu kondisi baterai tetap stabil dan dapat memperpanjang life- saja mempengaruhi bagaimana para ilmuwan menciptakan time dari baterai itu sendiri. alat-alat elektronika. Seperti yang kita lihat akhir-akhir ini, Pada proyek akhir ini dikerjakan modul tentang sistem penciptaan alat-alat elektronik selalu memenuhi unsur-unsur pengisian baterai secara adaptive. Maksud dari adaptive di fleksibel dan memiliki mobilitas tinggi atau portable. sini adalah menyesuaikan mode charging dengan kondisi Seperti yang kita ketahui, baterai merupakan komponen baterai yang akan di charge. Pada modul tersebut tersedia 2 penyimpan energi listrik yang bersifat portable dan dapat mode charger yaitu normal dan fast. Mode normal menahan energi listrik sedemikian rupa melalui proses kimia menggunakan arus charging ± 1/20 kapasitas, sedangkan sehingga energy listrik dapat digunakan di waktu yang lain. mode fast ± 1/10 kapasitas. Sistem pengisian baterai tersebut Saat ini penggunaan baterai sangatlah penting dengan melihat ditujukan untuk menjaga kondisi baterai karena selalu di perkembangan teknologi seperti yang telah disebutkan perlakuan baterai pada sebelumnya karena sifat baterai yang memiliki mobilitas yang sangat tinggi sehingga sangat dibutuhkan oleh peralatan 2. Kondisi baterai hanya dilihat dari tegangan elektronika terbaru. Apalagi dengan berkembangan teknologi baterai tersebut yang menunjukkan baterai yang melahirkan baterai yang dapat diisi kembali kapasitas daya yang tersisa di dalamnya. berapa sehingga memungkinkan untuk menggunakannya berulang 3. Sistem hanya dapat digunakan pada baterai lead- kali. Oleh karena itu, dapat juga dikatakan bahwa dengan acid dengan spesifikasi tegangan tertentu. (12 adanya baterai maka perkembangan alat-alat elektronik dapat Volt 45 AH) menghasilkan produk yang memiliki unsur-unsur yang 4. Efek setelah penggunaan system charging disebutkan sebelumnya. Fleksibel dan memiliki mobilitas adaptive ini tidak dapat dibuktikan pada proyek yang tinggi atau portable. akhir ini karena system hanya bekerja secara Melihat bagaimana pentingnya penggunaan baterai seperti analisis dari teori charging. II. DASAR TEORI yang telah dijabarkan sebelumnya maka dapat kita lihat bahwa baterai sebagai komponen elektronik untuk saat ini memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan teknologi A. BATTERAY Baterai adalah suatu proses kimia listrik, dimana pada saat pengisian/cas/charge energi listrik diubah menjadi itu sendiri. Mengingat pentingnya fungsi baterai sebagai bagian kimia dan saat pengeluaran/discharge energi kimia diubah dari peralatan elektronika mutakhir saat ini, maka sangat menjadi energi listrik.Baterai (dalam hal ini adalah aki; aki dibutuhkan sebuah sistem manajemen untuk mengatur mobil/motor) terdiri dari sel-sel dimana tiap sel memiliki penggunaan baterai itu sendiri. Salah satunya adalah yang tegangan sebesar 2 V, artinya aki mobil dan aki motor yang akan dibahas dalam proyek akhir ini yaitu pembuatan sistem memiliki tegangan 12 V terdiri dari 6 sel yang dipasang secara charging pada batteray secara adaptive. Sistem tersebut seri (12 V = 6 x 2 V) sedangkan aki yang memiliki tegangan 6 dibutuhkan agar penggunaan batteray sebagai sumber utama V memiliki 3 sel yang dipasang secara seri (6 V =3x2V). energi listrik dapat berfungsi secara maksimal dan optimal Antara satu sel dengan sel lainnya dipisahkan oleh sehingga dapat mendukung sistem lain pada alat-alat dinding penyekat yang terdapat dalam bak baterai, artinya tiap elektronika. ruang pada sel tidak berhubungan karena itu cairan elektrolit Dengan adanya proyek akhir ini diharapkan : pada tiap sel juga tidak berhubungan (dinding pemisah antar 1. Pengguna dapat memantau kondisi daya listrik sel tidak boleh ada yang bocor/merembes). pada batteray. 2. Dapat diciptakan teknologi pengisian daya baterai yang memperhatikan karakteristik daya pada baterai. 3. Dapat membuat system pengisian daya baterai yang benar dan aman secara teoritis. Adapun batasan masalah yang dibuat agar dalam pengerjaan proyek akhir ini dapat berjalan dengan baik adalah sebagai berikut: 1. Menggunakan baterai elemen basah (lead-acid) atau biasa disebut dengan aki. Gambar 1. cara kerja accumulator. Baterai yang menerima arus adalah baterai yang sedang disetrum/dicas alias sedang diisi dengan cara dialirkan listrik DC, dimana kutup positif baterai dihubungkan dengan arus listrik positif dan kutub negatif dihubungkan dengan arus listrik negatif. Tegangan yang dialiri biasanya sama dengan aman) karena senyawa dari cairan elektrolit bisa menguap tegangan total yang dimiliki baterai, artinya baterai 12 V terutama akibat panas yang terjadi pada proses pengisian dialiri tegangan 12 V DC, baterai 6 V dialiri tegangan 6 V (charging), misalnya pengisian yang diberikan oleh alternator. DC, dan dua baterai 12 V yang dihubungkan secara seri dialiri Bagaimana jika cairan terlalu tinggi? Ini juga tidak tegangan 24 V DC (baterai yang duhubungkan seri total baik karena cairan elektrolit bisa tumpah melalui lubang- tegangannya adalah jumlah dari masing-maing tegangan lubang sel (misalnya pada saat terjadi pengisian) dan dapat baterai: Voltase1 + Voltase2 = Voltasetotal). Hal ini bisa merusak benda-benda yang ada disekitar baterai akibat korosi, ditemukan di bengkel aki dimana ada beberapa baterai yang misalnya sepatu kabel, penyangga/dudukan baterai, dan bodi duhubungkan secara seri dan semuanya disetrum sekaligus. kendaraan akan terkorosi, selain itu proses pendinginan dari Berapa kuat arus (ampere) yang harus dialiri bergantung juga panasnya cairan elektrolit baterai oleh udara yang ada dalam dari kapasitas yang dimiliki baterai tersebut (penjelasan sel tidak efisien akibat kurangnya udara yang terdapat di tentang ini bisa ditemukan di bagian bawah). dalam sel, dan juga asam sulfat akan berkurang karena tumpah ini keluar; bila asam sulfat berkurang dari volume yang berlawanan dengan proses pengeluaran arus, yaitu :1. Oksigen seharusnya maka kapasitas baterai tidak akan maksimal (O) karena proses kimia yang terjadi tidak dalam keadaan optimal Konsekuensinya, dalam air proses (H2O) penerimaan terlepas arus karena bereaksi/bersenyawa/bergabung dengan timah (Pb) pada pelat sehingga tenaga/kapasitas yang bisa diberikan akan positif dan secara perlahan-lahan kembali menjadi oksida berkurang, yang sebelumnya bisa menyuplai -katakanlah- 7 timah colat (PbO2).2. Asam (SO4) yang menempel pada ampere dalam satu jam menjadi kurang dari 7 ampere dalam kedua pelat (pelat positif maupun negatif) terlepas dan satu jam, yang sebelumnya bisa memberikan pasokan tenaga bergabung dengan hidrogen (H) pada air (H2O) di dalam sampai -katakanlah- 1 jam kini kurang dari 1 jam isi/tenaga cairan elektrolit dan kembali terbentuk menjadi asam sulfat baterai sudah habis.[2] (H2SO4) sebagai cairan elektrolit. Akibatnya berat jenis cairan elektrolit bertambah menjadi sekitar 1,285 (pada baterai yang terisi penuh). B. METODE CHARGING Terdapat bermacam-macam metode charging yang bisa Pelat-pelat baterai harus selalu terendam cairan digunakan untuk rangkaian charging. Metode tersebut berbeda elektrolit, sebaiknya tinggi cairan elektrolit 4 - 10 mm diatas dalam cara pemberian energi listrik dari catu daya ke bagian tertinggi dari pelat. Bila sebagian pelat tidak terendam accumulator cairan elektrolit maka bagian pada pelat yang tidak terendam diantaranya adalah sebagai berikut: tersebut akan langsung berhubungan dengan udara akibatnya a. bagian tersebut akan rusak dan tak dapat dipergunakan dalam Pada dasarnya adalah berupa DC power supply biasa. Terdiri suatu reaksi kimia yang diharapkan, contoh, sulfat tidak bisa dari transformator step down dengan rangkaian penyearah lagi menempel pada bagian dari pelat yang rusak, sebab itu untuk memberikan tegangan DC yang digunakan untuk bisa ditemukan konsentrasi sulfat yang sangat tinggi dari mengisi batteray. Metode seperti ini sering digunakan pada ruang sel yang sebagian pelatnya sudah rusak akibat sulfat pengisi daya pada aki mobil murah. Selain itu, batteray yang sudah tidak bisa lagi bereaksi dengan bagian yang rusak Lithium-Ion juga menggunakan metode constant voltage dari pelat. Oleh karena itu kita harus memeriksa tinggi cairan walaupun sering ditambahkan rangkaian yang kompleks untuk elektrolit dalam baterai kendaraan bermotor setidaknya 1 melindungi batteray dan penggunanya. bulan sekali (kalau perlu tiap 2 minggu sekali agar lebih b. atau batteray. Metode-metode tersebut Constant voltage Constant current Metode constant current memvariasikan nilai tegangan beberapa jenis baterai yang rentan akan kerusakan akibat sehingga didapatkan besarnya arus yang konstan. Metode ini pengisian yang berlebihan, misalnya NiMh dan Lithium.[4] biasanya digunakan untuk mengisi daya pada nikel-cadmiun III. PERENCANAAN SISTEM dan nikel-metal hibrida atau biasa disebut baterai. c. A. BATTERAI Taper current Metode taper current mengisi daya batteray dari sumber Pada proyek akhir ini jenis batteray yang digunakan tegangan konstan. Arus akan berkurang seiring dengan adalah batteray berjenis lead-acid yang dalam bahasa sehari- terbentuknya ggl (gaya gerak listrik) pada tegangan sel. Ada hari disebut aki. Aki yang digunakan dalam proyek akhir ini bahaya serius yaitu kerusakan sel jika pengisian dilakukan memiliki spesifikasi sebagai berikut: berlebihan. Untuk menghindari hal ini, laju pengisian dan a. Memiliki tegangan sebesar 12 Volt durasi pengisian diberi batasan. Metode ini hanya cocok untuk b. Kapasitas 45 AH baterai SLA. d. Pulsed charged Pertimbangan penggunaan aki basah pada pembuatan Metode ini bekerja dengan mengirimkan arus listrik berbentuk proyek akhir ini adalah karena batteray dengan spesifikasi di pulsa pada baterai. Tingkat pengisian (berdasarkan rata-rata atas banyak digunakan dalam masyarakat serta harganya yang arus) dapat tepat dikendalikan dengan memvariasikan lebar terjangkau dibandingkan jenis-jenis batteray lain pulsa, biasanya sekitar satu detik. Selama proses pengisian, terdapat jeda kosong kira-kira sebesar 20 sampai 30 milidetik. B. RANGKAIAN CHARGING Jeda ini diberikan untuk memungkinkan terjadinya reaksi Rangkaian charging yang digunakan pada proyek kimia pada baterai untuk menstabilkan elektroda. Waktu jeda akhir ini adalah rangkaian power supply yang digunakan tersebut juga dapat menghindarkan proses pengisian dari efek- untuk memberikan tegangan listrik pada baterai. Metode efek yang tidak diinginkan seperti timbulnya gelembung gas, charging yang digunakan untuk mengisi daya baterai adalah timbulnya kristal dan passivasi. dengan memberikan tegangan dan arus yang tetap pada tiap mode. Metode seperti ini disebut dengan metode constant current and voltage seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Spesifikasi rangkaian power supply yang digunakan pada proyek akhir ini adalah memiliki tegangan output hingga Gambar 3. Pulsa Arus Pada Metode Pulsed Charged dan Burp 13,8 volt dan Arus output berkisar hingga 5 ampere. Charging e. Burp Charging Metode ini merupakan kebalikan dari metode pulsed charged. Pengisian terjadi dengan menggunakan pulsa negatif pada batterai. f. C. RANGKAIAN KONTROL Rangkaian control yang dimaksud dalam system charging ini sebenarnya merupakan rangkaian switch menggunakan relay 12 Volt sebagai penggerak kontaknya Trickle charge Metode ini dirancang untuk mengimbangi debit daripada baterai. Tingkat pengisian disesuaikan dengan frekuensi debit baterai yang akan diisi. Metode ini tidak cocok untuk yang nantinya akan dikendalikan oleh mikrokontroller. Rangkaian control ini berfungsi sebagai selector mode pengisian baterai berdasarkan besar arus yang dibutuhkan oleh baterai sesuai dengan kondisi tegangannya. Tabel 4.1 : Data Pengujian Discharging Baterai Rangkaian ini bekerja dengan membagi output dari rangkaian charging dan men-spesifikasinya dengan komponen hambatan yang memiliki nilai tertentu sehingga menghasilkan Pada tabel di atas dapat kita lihat bagaimana kondisi saluran-saluran dengan besaran arus tertentu dengan nilai arus tegangan baterai ketika digunakan atau pada saat kondisi maksimal 5A seperti yang dihasilkan oleh rangkaian charging. discharge. Nilai tegangan yang terukur pada voltmeter digital Dengan begitu didapatkan selector output dengan nilai arus terlihat yang berbeda. pemakaian. Hal ini menunjukkan bahwa kapasitas listrik di menurun seiring dengan berjalannya waktu dalam baterai mulai berkurang karena nilai tegangan yang IV. PENGUJIAN DAN ANALISIS terukur merupakan representasi dari daya listrik yang tersisa A. pada baterai. Pengujian Discharge Batterai Pada pengujian discharge baterai pada proyek akhir ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar daya tahan B. Pengujian Charging Baterai energy listrik mampu disimpan oleh baterai. Pengujian ini Untuk pengujian ini yang dilakukan adalah pengujian dilakukan dengan memberikan beban pada baterai yaitu 2 charging (pengisian) baterai lead-acid dengan menggunakan buah lampu halogen yang dipasang secara parallel. Untuk rangkaian lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar di bawah ini. chargingnya. Berikut ini ditunjukkan gambar rangkaian pada charging yang dapat di ubah-ubah arus saat melakukan pengujian charging baterai lead-acid. Gambar 4.1 : Rangkaian Pengujian Discharge Baterai Gambar 4.7 : Rangkaian Pengujian Charging Baterai Setelah melakukan pengujian discharging baterai maka didapatkan data-data sebagai berikut: Pada pengujian baterai kali ini, digunakan rangkaian power supply dengan spesifikasi tegangan 13,8 Volt dan Arus No. Waktu Pengukuran Besar Tegangan (V) maksimum 5 Ampere dari transformator. Keadaan baterai 1. Awal (tanpa beban) 12,5 yang diisi pada kondisi kapasitas 70%. Indicator yang diukur 2. Awal (dengan beban) 12.14 pada pengujian ini adalah hubungan antara arus charging 3. 30 menit 11,99 dengan waktu pengisian energy listrik pada baterai. Berikut 4. 60 menit 11,82 ini merupakan data hasil pengujian charging baterai. 5. 90 menit 11,67 6. 120 menit 11,40 Arus Charging 1 Ampere (Slow Charging) 7. Akhir (tanpa beban) 12,12 Waktu yang dibutuhkan : 13,5 jam Arus Charging 2 Ampere (Fast Charging) Waktu yang dibutuhkan : 6,75 jam B. Saran Dari data pengujian di atas dapat kita lihat bagaimana perbedaan antara pengisian baterai dengan mode slow dan Berikut ini beberapa saran yang dapat dilakukan untuk mode fast. seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, menyempurnakan sistem pengisian baterai secara adaptive perbedaan antara mode slow dan fast pada sistem charging yang telah diselesaikan pada proyek akhir ini. adaptive ini terletak pada arus charging yang diberikan untuk 1. mengisi daya listrik pada baterai. pengisian selama dalam batas aman sehingga dapat lebih Dari hasil di atas dapat kita amati bahwa semakin Menambahkan kuat arus pada saat melakukan mempercepat proses pengisian. besar kuat arus pada saat proses charging, maka semakin cepat 2. Mencoba untuk beberapa merk baterai sehingga hasil pengisian baterai dilakukan. Hal ini dikarenakan energy listrik pengujian lebih akurat. yang dialirkan dengan arus listrik yang besar lebih banyak dan 3. lebih cepat dibandingkan dengan kuat arus yang kecil. dengan menggunakan hambatan sehingga sistem bisa lebih Dihindari menggunakan rangkaian pembagi arus hemat dalam pemakaian daya listrik. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. VI. DAFTAR PUSTAKA Kesimpulan Setelah melakukan pembuatan sistem pengisian baterai [1]http://alamendah.wordpress.com/2009/09/23/ting lead acid secara adaptive dan juga telah melakukan kat-pencemaran-udara-di-indonesia/ serangkaian pengujian-pengujian pada bab-bab sebelumnya, maka kita dapat menarik kesimpulan sebagai [2]www.inverterplus.com/2010/04/cara-kerja-aki- berikut: atau-battery.html 1. [3]www.elecfree.com Rangkaian charging dapat bekerja dengan arus yang masih berada dalam batas aman. 2. Kondisi baterai (dalam [4]http://www.mpoweruk.com/chargers.htm hal ini tegangan) mempengaruhi mode charging yang dilakukan terhadap baterai. 3. Semakin besar kuat arus yang diberikan saat melakukan pengisian, semakin cepat proses charging dilakukan. 4. Kondisi baterai dapat mengalami penurunan karena factor usia baterai. [5]http://blog.unsri.ac.id/anarchy88/mikrokontroler/ atmega8535/mrdetail/12579