TRANSMISI DAYA TANPA KABEL (WIRELESS) UNTUK PENGISIAN BATERAI SECARA OTOMATIS DENGAN KOMBINASI INDUKSI MAGNETIK DAN RESONANSI PADA SISI RECEIVER Setyo Mahadi, Dr. Rusminto Tjatur Widodo, MT JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA Abstrak Listrik merupakan suatu kebutuhan utama yang diperlukan manusia. Kemajuan teknologi yang pesat saat ini mendorong manusia untuk melakukan inovasi baru dalam hal transmisi daya dengan menggunakan teknologi wireless. Metode yang dipakai adalah kombinasi induksi magnetik dan resonansi. Hal ini menyebabkan kondisi pengisian baterai secara aman karena terisolasi secara elektrik antara transmiter daya dengan pengguna. Teknologi transmisi daya secara wireless dapat diaplikasikan pada pengisian baterai untuk peralatan elektronik yang sifatnya portabel seperti handphone maupun laptop. I. Pendahuluan Pengisian baterai secara wireless tentu akan memberikan kontribusi untuk keselamatan dan kesehatan baik dalam rumah tangga dan tempat kerja. Pada salah satu sisi, pengisian baterai secara wireless adalah lebih mudah bagi konsumen dan produsen karena daya yang hilang dapat direduksi dengan efisiensi yang tinggi dan aman digunakan karena tidak ada sama sekali sambungan logam langsung yang dibutuhkan. Dengan membandingkan pengisian baterai secara wireless dan pengisian baterai konvensional,kita akan menemukan banyak keuntungan dan kontribusi yang baik untuk keselamatan. A. Studi Kasus Teknologi transmisi daya secara wireless dapat dibedakan menjadi Induksi Elektromagnetik, Frekuensi Radio dan Resonansi. B. Tujuan Untuk mengetahui pengaruh interferensi pada saat pengisian baterai, Mendapatkan desain pengisi baterai secara wireless dan Untuk mengoptimalkan tingkat keamanan pada saat pengisian baterai. C. Karakteristik Rectifier Sebuah rangkaian yang sama digunakan untuk mengkonversi sinyal AC dari trafo ke sinyal DC. Dioda yang berbeda digunakan sinyal frekuensi tinggi karena sifat dari kapasitor kecil digunakan dalam filter karena frekuensi jauh lebih tinggi dari sinyal 60 Hz disaring filter atas. Karena kapasitor elektrolitik memiliki resonansi frekuensi yang lebih rendah daripada kapasitor keramik. Setelah itu mereka berperilaku seperti induktor. Gambar 1. Rangkaian Rectifier Rectifier dan filter diatas dapat diuji dengan memasukkan sinusoida dari generator gelombang dan tegangan pengukuran di output. Sirkuit ini tidak terlalu sulit karena frekuensi tinggi lebih mudah membuat filtering tegangan output. Rangkaian penyearah gelombang merupakan rangkaian yang berfungsi untuk merubah arus bolakbalik (Alternating Current / AC) menjadi arus searah (Direct Current / DC). Komponen elektronika yang berfungsi sebagai penyearah adalah dioda, karena dioda memiliki sifat hanya memperbolehkan arus listrik melewati-nya dalam satu arah saja. Rangkaian Penyearah Setengah Gelombang Rangkaian penyearah setengah gelombang merupakan rangkaian penyearah sederhana yang hanya dibangun menggunakan satu dioda saja. Gambar 2. Gelombang penuh Kurva keluaran arus dan tegangan dari penyearah gelombang penuh terlihat tidak linear dan ini mengakibatkan timbul-nya noise. Noise yang dihasilkan pada penyearah gelombang penuh ini masih tinggi dan tidak layak untuk digunakan sebagai catu daya perangkat elektronika yang membutuhkan noise rendah. Oleh sebab itu untuk memperhalus keluaran dari penyearah gelombang agar menghasilkan keluaran yang linear dan noise yang rendah maka keluaran harus disaring (filtering) menggunakan kapasitor D. Karakteristik Receiver Gambar 3. Diagram Blok Penerima Sistem secara keseluruhan terdiri dari transmiter dan receiver. Transmiter berfungsi mentransmisikan daya ke receiver. Daya dapat ditransmisikan secara terus menerus pada peralatan melalui modul receiver pada tempat pengisian baterai . Konsekuensinya, arus listrik yang mengalir menciptakan medan magnet. Teknologi ini memiliki keuntungan yaitu dapat melalui udara. Arus listrik pada base station menciptakan medan magnet yang membawa daya ke receiver yang kemudian dikonversi kembali ke arus listrik. Hal ini menyebabkan kondisi pengisian baterai secara aman karena terisolasi secara elektrik antara transmisi daya dengan pengguna. Gambar 4. ragkaian receiver Rangkaian diatas juga sudah dibuat, dan juga otomatis. Bila baterai kosong maka led akan menyala menandakan baterai sedang diisi. Bila baterai telah penuh maka led akan mati menandakan rangkaian berhenti menyalurkan arus. Bila baterai yang akan diisi berkapasitas 3v6 maka zener diodenya menggunakan zener 3v3. Bila dipakai mengisi baterai 6v maka zener 5v6 yang dipakai. Waktu pengisian hingga penuh antara 2-3 jam. Perhatian: sambung baterai kerangkaian terlebih dahulu baru nyalakan. Bila tidak maka otomatisasi tidak berjalan. VR untuk menset kapan baterai berhenti mengisi bila penuh. Dengan voltmeter (tanpa baterai tersambung) set ke 4v. Saya menggunakan capit buaya untuk menghubungkan baterai dengan rangkaian. Biasa, cari yang praktis! Anda bisa berkreasi sendiri. Rangkaian adjustable power supply 1.2v – 20v/1A. Rangkaian rectifier digunakan untuk mengubah sinyal AC ke sinyal DC. Rangkaian ini menggunakan dioda frekuensi tipe APT15DS60B. Selanjutnya kapasitor berfungsi untuk menghasilkan tegangan ripple yang lebih halus. Rangkaian regulator akan mengatur tegangan output sehingga menghasilkan 5,3 Volt DC dan memiliki fungsi untuk mengatur tegangan agar efek dari sinyal AC tidak terpengaruh pada tegangan output. Kemudian output dari regulator melalui kapasitor sebelum ke baterai yang befungsi sebagai pengaman beban. Gambar 5. Rancangan Coil Jarak antara satu lilitan dengan lilitan lain adalah 0.5 mm.. Desain receiver memiliki 90 lilitan dengan diameter internal yaitu 10 mm. Lilitan yang terdapat dalam rancangan di etching pada pcb. Jarak antara satu lilitan dengan lilitan lain adalah 0.5 mm. Gambar 6. Ilustrasi koil Dari ilustrasi koil di atas, masing – masing notasi dapat dijelaskan sebagai berikut: E. Desain Coil dan Elektroda Bola W Di N S A = Diameter coil = Diameter dalam = Jumlah lilitan = Jarak lilitan = Luas permukaan koil D. Daftar Pustaka (1) S. Y. R. Hui, Fellow, IEEE, and Wing. W. C. Ho. “A New Generation of Universal Contactless Battery Charging Platform for Portable Consumer Electronic Equipment” : IEEE TRANSACTIONS ON POWER ELECTRONICS, VOL. 20, NO. 3, 5 MEI 2005. (2) Andre Kurs, Ariesteidis Karalis, J.D.Joanepoulus,Marin.S, Peter Fisher, Robert.M. “Wireless Power Transfer via strongly Coupled Magnetic Resonances” : Science Express, VOL. 317, NO. 5834, 6 Juli 2005. (3) Armahin, J.B.Pendri, K.Ryan, “IEEE Standard for Safety Levels with Respect to Human Exposure to Radio Frequency Electromagnetic Fields 3 kHz to 300 GHz”, IEEE Electrical. Juli 1995; 42(7): 731-5. Gambar 7. Electroda Bola Elektrode yang digunakan adalah elektrode bola. Elektrode ini terbuat dari bahan stainless steel. Diameter bola memiliki ukuran 100 mm. Tinggi elektrode adalah 30 cm. Pada titik tengah elektrode terdapat kabel connector yang terhubung ke pancake coil. Elektrode ini mampu mentransmisikan muatan positif ke muatan negatif melalui udara.