BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1. Konsep Dasar Desain 1. Definisi Desain Desain secara etimologi, istilah desain diambil dari kata “designo” (italy) yang artinya gambar. Sedang dalam bahasa inggris desain diambil dari bahasa latin “designare” yang artinya merencanakan atau merancang. Menurut Hurts (2006:8), bahwa “Desain adalah proses iteratif yang melibatkan banyak aktivitas tinjauan ke belakang dan pararel” . Menurut Simartama (2010:184), “Desain adalah bagaimana aplikasi yang dirancang menjadi sesuai dengan kebutuhan”. Berdasarkan dari kedua definisi menurut para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa desain merupakan rancangan dasar, atau proses iteratif yang melibatkan banyak aktivitas tinjauan ke belakang dan paralel yang menjadi tahapan awal dalam mewujudkan suatu aplikasi atau gagasan, dimana pembuatan atau perancangannya memikirkan berbagai macam pertimbangan dan perhitungan meliputi aspek fungsi estetik dan lainnya dengan maksud agar benda atau gagasan yang dirancang sesuai dengan kebutuhan. 10 11 2.1.2 Konsep Dasar Sistem 1. Definisi Sistem Menurut Mustakini (2007:4), yaitu ”suatu sistem adalah jaringan daripada elemen-elemen yang saling berhubungan, membentuk satu kesatuan yang untuk melaksanakan suatu tujuan pokok dari sistem tersebut.” Menurut Kusrini (2008:11), yaitu ”sistem adalah sebuah tatanan yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional (dengan tugas/fungsi khusus) yang saling berhubungan dan secara bersama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses/pekerjaan tertentu” Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan jaringan daripada elemen-elemen yang terdiri atas sejumlah komponen fungsional (dengan tugas/fungsi khusus) yang saling berhubungan serta membentuk satu kesatuan dan melaksanakan suatu tujuan pokok secara bersama-sama sehingga dapat memenuhi suatu proses atau pekerjaan tertentu dari sistem tersebut. 12 2. Karakteristik Sistem Menurut Mustakini (2009:54), Suatu sistem mempunyai karakteristik. Karakteristik sistem adalah sebagai berikut ini: Sumber: Mustakini (2009:54) Gambar 2.1. Karakteristik Sistem a. Suatu sistem mempunyai komponen-komponen sistem (components) atau subsistem-subsistem. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama dalam membentuk suatu kesatuan. Komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk sub-sistem. b. Suatu sistem mempunyai batas sistem (boundary). Batasan sistem membatasi antara sistem yang satu dengan yang lainnya atau sistem dengan lingkungan luarnya. 13 c. Suatu sistem mempunyai lingkungan luar (environment). Lingkungan luar sistem adalah suatu bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang mempengaruhi operasi sistem tersebut. d. Suatu sistem mempunyai penghubung (interface). Penghubung sistem merupakan media yang menghubungkan sistem dengan sub-sistem yang lain, dengan demikian dapat terjadi suatu integrasi sistem yang membentuk suatu kesatuan. e. Suatu sistem mempunyai tujuan (goal). Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goals) atau sasaran sistem (objective). Sebuah sistem dikatakan berhasil apabila mengenai sasaran atau tujuannya, jika suatu sistem tidak mempunyai tujuan maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. 3. Klasifikasi Sistem Menurut Mustakini (2009:53), Suatu sistem dapat diklasifikasikan: a. Sistem abstrak (abstact system) dan sistem fisik (phisical system) Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ideide yang tidak tempak secara fisik, misalnya sistem teknologi yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara 14 manusia dengan Tuhan. Sitem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. b. Sistem Alami (natural system) dan Sistem Buatan Manusia (human made system) Sistem alami adalah sistem yang keberadaannya terjadi secara alami/natural tanpa campuran tangan manusia. Sedangkan sistem buatan manusia adalah sebagai hasil kerja manusia. Contoh sistem alamiah adalah sistem tata surya yang terdiri dari atas sekumpulan planet, gugus bintang dan lainnya. Contoh sistem abstrak dapat berupa sistem komponen yang ada sebagai hasil karya teknologi yang dikembangkan manusia. c. Sistem pasti (deterministic system) dan sistem tidak tentu (probobalistic system) Sistem tertentu adalah sistem yang tingkah lakunya dapat ditentukan/diperkirakan sebelumnya. Sedangkan sistem tidak tentu sistem tingkah lakunya tidak dapat ditentukan sebelumnya. Sistem aplikasi komputer merupakan contoh sistem yang tingkah lakunya dapat ditentukan sebelumnya. Program aplikasi yang dirancangdan dikembangkan oleh manusia dengan menggunakan prosedur yang jelas, terstruktur dan baku. d. Sistem Tertutup (closed system) dan Sistem Terbuka (open system) 15 Sistem tertutup merupakan sistem yang tingkah lakunya tidak dipengaruhi oleh lingkungan luarnya. Sebaliknya, sistem terbuka mempunyai prilaku yang dipengaruhi oleh lingkungannya. Sistem aplikasi komputer merupakan sistem relative tertutup, karena tingkah laku sistem aplikasi komputer tidak dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi diluar sistem. 16 2.1.3 Konsep Dasar Kendali / Kontrol 1. Definisi Pengontrolan Menurut Yusron (2009:1) “proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga range tertentu” Berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pengontrolan berasal dari kata kontrol. Kontrol sama dengan pengawasan, pemeriksaan dan pengendalian.1 Sedangkan pengontrolan itu sendiri adalah proses, cara pembuatan mengontrol (mengawasi, memeriksa), pengawasan, pemeriksaan.2 Berdasarkan definisi yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa pengontrolan adalah proses pengawasan, pemeriksaan, pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga range tertentu. Menuru Haryoko (2009:1), dalam sistem pengendali dikenal adanya Sistem Pengendali Loop Terbuka (Open-loop Control Sistem) dan Sistem Pengendali Loop Tertutup (Closed-loop Control Sistem) 1 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, 1989, hal. 459 2 IBID, hal. 459 17 1. Sistem Kendali Loop Terbuka Sistem kendali terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Karena sistem sifatnya terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, maka suatu sistem harus mempunyai suatu sistem pengendali yang baik. Walaupun tidak memberikan umpan balik sebagai pembanding untuk validasi, sistem kendali terbuka masih tetap memungkinkan untuk menyelesaikan perintah dengan baik asalkan objek terkendali tidak mengalami perubahan yang tidak terpredeksi sebelumnya. Sistem pengendalian dengan loop terbuka lebih sederhana dan lebih murah dari pada loop tertutup yang lebih rumit, dengan catatan implementasinya harus disesuaikan pada situasi dimana semua pengaruh pada objek terkendali dapat diprediksi serta tidak tergantung faktor-faktor luar. Masukan Elemen Kendali Alat Terkendali Keluaran Sumber : Haryoko (2009:1) Gambar 2.2. Sistem Pengendali loop terbuka 18 Sistem pengendali sangat berkaitan erat dengan kemajuan teknologi komputer. Dengan menggunakan suatu bahasa pemrograman tertentu komputer memungkinkan untuk dapat mengendalikan kinerja peralatan lain, sehingga dapat diperintah sesuai dengan kondisi yang diinginkan. 2 Sistem Kendali Tertutup Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tampa adanya turut campur tangan dari pihak diluarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem kendali loop tertutup ini terdapat umpan balik dari sinyal sistem terkendali yang berfungsi sebagai validasi hasil keluaran terhadap sinyal input. Sumber : Haryoko (2009:2), Gambar 2.3. Sistem Pengendali loop tertutup 19 Keterangan: i : masukan referensi yang menentukan suatu nilai bagi sistem yang dikendalikan u : sinyal umpan balik dari keluaran c : sinyal kontrol o : sinyal keluaran 20 2.2 Teori Khusus 2.2.1 Konsep Dasar Arduiono 1. Definisi Arduino Menurut Sulaiman (2012:1), arduino merupakan platform yang terdiri dari software dan hardware. Hardware Arduino sama dengan mikrocontroller pada umumnya hanya pada arduino ditambahkan penamaan pin agar mudah diingat. Software Arduino merupakan software open source sehingga dapat di download secara gratis. Software ini digunakan untuk membuat dan memasukkan program ke dalam Arduino. Pemrograman Arduino tidak sebanyak tahapan mikrocontroller konvensional karena Arduino sudah didesain mudah untuk dipelajari, sehingga para pemula dapat mulai belajar mikrocontroller dengan Arduino. Menurut Santosa (2012:1), arduino adalah kit elektronik atau papan rangkaian elektronik open source yang di dalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel. Berdasarkan dua definisi yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa arduino merupakan kit elektronik atau papan rangkaian elektronik yang didalamnya terdapat komponen utama yaitu sebuah chip mikrokontroler dengan jenis AVR dari perusahaan Atmel serta sofware pemrograman yang berlisensi open source. 21 2. Hardware Arduino Menurut Sulaiman (2012:1) Arduino merupakan platform open source baik secara hardware dan software. Arduino terdiri dari mikrocontroller megaAVR seperti ATmega8, ATmega168, ATmega328, ATmega1280, dan ATmega 2560 dengan menggunakan Kristal osilator 16 MHz, namun ada beberapa tipe Arduino yang menggunakan Kristal osilator 8 MHz. Catu daya yang dibutuhkan untuk mensupply minimum sistem Arduino cukup dengan tegangan 5 VDC. Port arduino Atmega series terdiri dari 20 pin yang meliputi 14 pin I/O digital dengan 6 pin dapat berfungsi sebagai output PWM (Pulse Width Modulation) dan 6 pin I/O analog. Kelebihan Arduino adalah tidak membutuhkan flash programmer external karena di dalam chip microcontroller Arduino telah diisi dengan bootloader yang membuat proses upload menjadi lebih sederhana. Untuk koneksi terhadap komputer dapat menggunakan RS232 to TTL Converter atau menggunakan Chip USB ke Serial converter seperti FTDI FT232. 22 Sumber : Djuandi (2011:5) Gambar 2.4: Papan Arduino USB Standar Arduino board sendiri telah tersedia dalam banyak jenis baik yang sudah berkoneksi USB maupun serial. Contoh Arduino yang terkoneksi dengan USB seperti: Arduino Uno, Arduino Duemilanove, Arduino Diecimila, Arduino NG Rev. C , Arduino FIO, dan Arduino lilypad. Untuk lilypad memiliki ukuran sebesar kancing baju dan anti air sehingga dapat dicuci. Sedangkan Arduino Severino merupakan contoh untuk yang terkoneksi secara serial. Untuk para pemula yang bingung memiliih jenis board yang cocok, dapat memilih Arduino Duemilanove atau Arduino UNO karena kedua jenis ini yang paling banyak digunakan. Namun jika ingin berkreasi lebih maka dapat membuat board sendiri dengan menyesuaikan kebutuhan dan dana yang ada. Selain Arduino board, juga terdapat perangkat tambahan yang disebut shield untuk pengembangan Arduino. Dengan shield ini maka tidak perlu lagi repot menyolder karena 23 semua sudah didesain sesuai dengan pin arduino. Contoh shield seperti : Ethernet shield untuk mengkoneksikan arduino dengan LAN, Xbee untuk memungkinkan beberapa arduino berkomunikasi secara wireless. Sumber : (Djuandi 2011:5) Gambar 2.5 Arduino USB 3. Sofware Arduino Menurut Sulaiman (2012:1) arduino diciptakan untuk para pemula bahkan yang tidak memiliki basic bahasa pemrograman sama sekali karena menggunakan bahasa C++ yang telah dipermudah melalui library. Arduino menggunakan Software Processing yang digunakan untuk menulis program kedalam Arduino. Processing sendiri merupakan penggabungan antara bahasa C++ dan Java. Software Arduino ini dapat diinstall di berbagai operating system (OS) seperti: LINUX, Mac OS, Windows. Software IDE Arduino terdiri dari 3 (tiga) bagian: 24 1. Editor program, untuk menulis dan mengedit program dalam bahasa processing. Listing program pada Arduino disebut sketch. 2. Compiler, modul yang berfungsi mengubah bahasa processing (kode program) kedalam kode biner karena kode biner adalah satu– satunya bahasa program yang dipahami oleh mikrocontroller. 3. Uploader, modul yang berfungsi memasukkan kode biner kedalam memori mikrocontroller. Struktur perintah pada arduino secara garis besar terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu void setup dan void loop. Void setup berisi perintah yang akan dieksekusi hanya satu kali sejak arduino dihidupkan sedangkan void loop berisi perintah yang akan dieksekusi berulang-ulang selama arduino dinyalakan. 25 Sumber : http://thingm.com Gambar 2.6 Arduino Software 2.2.2 Konsep Dasar Mikrokontroler 1. Definisi Mikrokontroller Menurut Setiawan (2011:1) Mikrokontroller adalah suatu IC dengan kepadatan yang sangat tinggi, dimana semua bagian yang diperlukan untuk suatu kontroler sudah dikemas dalam satu keping, biasanya terdiri dari CPU (Central Processing Unit), RAM (Random Access Memory), EEPROM/EPROM/PROM/ROM, I/O, Serial & Parallel, Timer, Interupt Controller. 26 Menurut Fauzi (2011:1) Mikrokontroler adalah sebuah chip yang berfungsi sebagai pengontrol rangkaian elektronik dan umunya dapat menyimpan program didalamnya. Berdasarkan definisi yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa mikrokontroller adalah suatu IC yang didesain atau dibentuk dengan kepadatan yang sangat tinggi, dimana semua bagian yang diperlukan suatu kontroler sudah dikemas dalam satu keping, biasanya terdiri dari CPU (Central Processing Unit), RAM (Random Access Memory), EEPROM/EPROM/PROM/ROM, I/O, Serial & Parallel, Timer, Interupt Controller dan berfungsi sebagai pengontrol rangkaian elektronik serta umunya dapat menyimpan program didalamnya. Menurut Setiawan (2011:10) Seperti umumnya komputer, mikrokontroler adalah alat yang mengerjakan instruksi-instruksi yang diberikan kepadanya. Artinya, bagian terpenting dan utama dari suatu sistem terkomputerisasi adalah program itu sendiri yang dibuat oleh seorang programmer. Program ini menginstruksikan komputer untuk melakukan jalinan yang panjang dari aksi-aksi sederhana untuk melakukan tugas yang lebih kompleks yang diinginkan oleh programmer. 27 Sumber : http://mikrokontroler.tripod.com/6805/bab1.htm Gambar 2.7 Blok Hardware Mikrokontroller 3. Arsitektur Mikrokontroller Menurut Setiawan (2011:11) arsitektur adalah rancangan hardware internal yang berkaitan dengan: tipe, jumlah dan ukuran register serta rangkaian lainnya. Arsitektur pada sebuah mikrokontroler sangat mempengaruhi kinerja pada saat melakukan proses pengendalian (control). Menurut Setiawan (2011:11) Semua jenis mikrokontroler didasarkan pada arsitektur Von-Neuman atau arsitektur Harvard. a. Arsitektur Von-Neuman Mikrokontroler yang di disain berdasarkan arsitektur ini memilik sebuah data bus 8-bit yang dipergunakan untuk "fetch" instruksi dan data. Program (instruksi) dan data disimpan pada memori 28 utama secara bersama-sama. Ketika kontroler mengalamati suatu alamat di memori utama, hal pertama yang dilakukan dalah mengambil instruksi mengambil untuk dilaksanakan dan kemudian data pendukung dari instruksi tsb. Cara ini memperlambat operasi. Sumber : http://agfi.staff.ugm.ac.id Gambar 2.8 Arsitektur Mikorkontroller Von-Neuman b. Arsitektur Harvard Arsitektur ini memilik bus data dan instruksi yang terpisah, sehingga memungkinkan eksekusi dilakukan secara bersamaan. Secara teoritis hal ini memungkinkan eksekusi yang lebih cepat tetapi dilain pihak memerlukan disain yang lebih kompleks. 29 Sumber : http://agfi.staff.ugm.ac.id Gambar 2.9 Arsitektur Mikrokontroller Harvard Didalam mempelajari mikrokontroler, kita dituntut untuk dapat menguasai dua hal yang sangat pokok, berdasarkan arsitektur mikrokontroler tersebut kedua hal tersebut adalah hardware dan software. dari mikrokontroler. Hardware akan sangat kita perlukan ketika kita akan manggunakan dengan mikrokontroler device (perangkat) yang untuk sifatnya berhubungan berada diluar mikrokontroler, software (instruksi) dalam hal ini juga tidak kalah penting karena didalam mengendalikan suatu system kita juga harus digunakan. memahami instruksi dari mikrokontroler yang 30 4. Instruksi Mikrokontroller Menurut Setiawan (2011:12) Instruksi pada mikrokontroler dikenal ada 2 yaitu: CISC Saat ini hampir semua mikrokontroler adalah mikrokontroler CISC (Complete Instruction Set Computer). Biasanya memiliki lebih dari 80 instruksi. Keunggulan dari CISC ini adalah adanya instruksi yang bekerja seperti sebuah makro, sehingga memungkinkan programmer untuk menggunakan sebuah instruksi menggantikan beberapa instruksi sederhana lainnya. RISC Saat ini kecenderungan industri untuk menggunakan disain mikroprosesor RISC Dengan menggunakan (Reduced Instruction jumlah instruksi yang Set Computer). lebih sedikit, memungkinkan lahan pada chip (silicon real-estate) digunakan untuk meningkatkan kemampuan chip. Keuntungan dari RISC adalah kesederhanaan disain, chip yang lebih kecil, jumlah pin sedikit dan sangat sedikit mengkonsumsi daya. 5. Macam Memory Pada Mikrokontroller Menurut Setiawan (2011:12) Mikrokontroller mempunyai beberapa macam memory antara lain : 31 Eeprom - Electrically Erasable Programmable Read Only Memory Beberapa mikrokontroler memiliki EEPROM yang terintegrasi pada chipnya. EEPROM ini dugunakan untuk menyimpan sejumlah kecil parameter yang dapat berubah dari waktu ke waktu. Jenis memori ini bekerja relatif pelan, dan kemampuan untuk dihapus/tulis nya juga terbatas. FLASH (EPROM) FLASH meberikan pemecahan yang lebih baik dari EEPROM ketika dibutuhkan sejumlah besar memori non-volatile untuk program. FLASH ini bekerja lebih cepat dan dapat dihapus/tulis lebih sering dibanding EEPROM. Battery Backed-Up Static RAM Memori ini sangat berguna ketika dibutuhkan memori yang besar untuk menyimpan data dan program. Keunggulan utama dari RAM statis adalah sangat cepat dibanding memori non-volatile, dan juga tidak terdapat keterbatasan kemampuan hapus/tulis sehingga sangat cocok untuk aplikasi untuk menyimpan dan manipulasi data secara lokal. Field Programming/Reprogramming Dengan menggunakan memori non-volatile untuk menyimpan program akan memungkinkan mikrokontroler tersebut untuk diprogram ditempat, tanpa melepaskan dari sistem yang 32 dikontrolnya. Dengan kata lain mikrokontroler tersebut dapat diprogram setelah dirakit pada PCB. Otp - One Time Programmable Mikrokontroler OTP adalah mikrokontroler yang hanya dapat diprogram satu kali saja dan tidak dapat dihapus atau dimodifikasi. Biasanya digunakan untuk produksi dengan jumlah terbatas. OTP menggunakan EPROM standard tetapi tidak memiliki jendela untuk menghapus programnya. Software Protection Dengan "encryption" atau proteksi fuse, software yang telah diprogramkan akan terlindungi dari pembajakan, modifikasi atau rekayasa ulang. Kemampuan ini hanya dipunyai oleh komponen OTP atau komponen yang dapat diprogram ulang. Pada komponen jenis Mask ROM tidak diperlukan proteksi, hal ini dikarenakan untuk membajak isi programnya seseorang harus membacanya (visual) dari chip nya dengan menggunakan mikroskop elektron. 6. Input/Output Mikrokontroller Menurut Setiawan (2011:14) Mikrokontroller mempunyai beberapa Input/Output diantaranya yaitu : UART (Universal Asynchronous Receiver Transmitter) adalah adapter serial port adapter untuk komunikasi serial asinkron. 33 USART (Universal Synchronous/Asynchronous Receiver Transmitter) merupakan adapter serial port untuk komunikasi serial sinkron dan asinkron. Komunikasi serial sinkron tidak memerlukan start/stop bit dan dapat beroperasi pada click yang lebih tinggi dibanding asinkron. SPI (serial peripheral interface) merupakan port komunikasi serial sinkron. SCI (serial communications interface) merupakan enhanced UART (asynchronous serial port). I2C bus (Inter-Integrated Circuit bus) merupakan antarmuka serial 2 kawat yang dikembangkan oleh Philips. Dikembangkan untuk aplikasi 8 bit dan banyak digunakan pada consumer elektronik, otomotif dan indistri. I2C bus ini berfungsi sebagai antarmuka jaringan multi-master, multi-slave dengan deteksi tabrakan data. Jaringan dapat dipasangkan hingga 128 titik dalam jarak 10 meter. Setiap titik dalam jaringan dapat mengirim dan menerima data. Setiap titik dalam jaringan harus memiliki alamat yang unik. Analog to Digital Conversion (A/D). Fungsi ADC adalah merubah besaran analog (biasanya tegangan) ke bilangan digital. Mikrokontroler dengan fasilitas ini dapat digunakan untuk aplikasi-aplikasi yang memerlukan informasi analog 34 (misalnya voltmeter, pengukur suhu dll). Terdapat beberapa tipe dari ADC sbb: o Succesive Approximation A/D converters. o Single Slope A/D converters. o Delta-Sigma A/Ds converters. o Flash A/D. D/A (Digital to Analog) Converters. Kebalikan dar ADC seperti diatas. Comparator. Mikrokontroler tertentu memiliki ssebuah atau lebih komparator. Komparator ini bekerja seperti IC komparator biasa tetapi sinyal input/output terpasang pada bus mikrokontroller. 6. Interupsi Menurut Setiawan (2011:15) Interupt merupakan metode yang efisien bagi mikrokontroler untuk memproses periperalnya, mikrokontroler hanya bekerja memproses peripheral tsb hanya pada saat terdapat data diperiperal tsb. Pada saat terjadi interupt, mikrokontroler menunda operasi yang sedang dilakukan kemudian mengidentifikasi interupsi yang datang dan menjalankan rutin pelayanan interupsi. Rata-rata mikrokontroler memiliki setidak-tidaknya sebuah interupsi eksternal, interupsi yang dimiliki bisa dipicu oleh "edge" atau "level". Edge triggered interupt bekerja tidak tergantung pada pada waktu terjadinya interupsi, 35 tetapi interupsi bisa terjadi karena glitch. Sedangkan Level triggered interupt harus tetap pada logika high atau low sepanjang waktu tertentu agar dapat terjadi interupsi, interupsi ini tahan terhadap glitch Interrupts ada 2. Maskable Interrupts Dengan maskable interupt kita dapat bebas memilih untuk menggunakan satu atau lebih interupsi. Keuntungan maskable interupt ini adalah kita dapat mematikan interupsi pada saat mikrokontroler sedang melakukan proses yang kritis sehingga interupsi yang datang akan diabaikan. Vectored Interrupts Pada saat terjadi interupsi, interupt handler secara otomatis akan memindahkan program pada alamat tertentu yang telah ditentukan sesuai dengan jenis interupsi yang terjadi. 2.2.3. Konsep Dasar Resistor 1. Definisi Resistor Menurut Budiharto (2008:1) bahwa "Resistor adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi untuk memberikan hambatan terhadap aliran arus listrik" Menurut Rusmadi (2009:10), bahwa “Resistor adalah tahanan atau hambatan arus listrik”. 36 Berdasarkan kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa resistor merupakan salah satu komponen elektronika dasar yang mempunyai fungsi untuk memberikan hambatan atau tahanan terhadap aliran arus listrik pada perangkat elektronika. Sumber: Rusmadi (2009:12) Gambar 2.10 Resistor Sumber : gaussmarkov.net Gambar 2.11 Simbol Resistor 2. Jenis Resistor Menurut Rusmadi (2009:11), dalam bidang elektronika, Resistor dapat di bagi menjadi 2 yaitu: 37 a. Resistor Tetap (Fixed Resistor) Menurut Rusmadi (2009:11), bahwa “Resistor Tetap adalah resistor yang nilainya besaranyan sudah ditetepkan oleh pabrik pembuatannya dan tidak dapat di ubah-ubah”. Resistor memiliki nilai resistansi, sebagai nilainya ada yang dicantumkan langsung pada badannya dan sebagian lagi karena bentuk fisiknya kecil. Menurut Rusmadi (2009:15), Resistor dibagi menjadi 6 yaitu: 1. Resistor Kawat Resistor kawat ini adalah jenis resistor pertama yang lahir pada generasi pertama pada waktu rangkaian elektroniaka masih mengguanakan Tabung Hampa (Vacuum Tube). Bentuknya bervariasi dan fisik agak besar. Resisistor ini biasanya banyak digunakan dalam rangkaian daya karena memiliki ketahanan yang tinggi yaitu disipasi terhadap panas yang tinggi. 2. Resisitor Batang Karbon (Arang) Pada awalnya resistor ini dibuat dari bahan karbon kasar yang diberi lilitan kawat yang kemudian diberi tanda dengan kode warna berbentuk gelang dan pembacaanya dapat dilihat pada table kode warna. 3. Resistor Keramik atau Porselin untuk 38 Dengan adanya perkembangan teknologi elektronika, saat ini telah dikembangkan jenis resistor yang dibuat dari bahan keramik atau porselin. Jenis resistor ini banyak dipergunakan dalam rangkaian-rangkaian modern seperti sekarang ini karena bentuk fisiknya kecil dan memiliki ketahanan yang tinggi. Di pasaran kita akan menjumpai resisitor jenis ini dengan ukuran bervariasi mulai dari 1/4 Watt, 1/3 Watt, ½ Watt, 1 Watt dan 2 Watt. 4. Resisitor Film Karbon Sejalan dengan perkembangan teknologi para produsen komponen elektronika telah memunculkan jenis resistor yang dibuat dari bahan karbon dan dilapisi dengan bahan film yang berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar. Nilai resistansinya dicantumkan dalam bentuk kode warna seperti pada Resistor Karbon. 5. Resisitor Film Metal Resistor Film Metal dibuat dengan bentuk hamir menyerupai resistor film karbon dan memiliki keadalan dan stabilitas yang tinggi dan tahan terhadap perubahan temperatur. 6. Resisitor Tipe Film Tebal Resistor jenis ini bentuknya merip dengan resistor film metal, namun resistor ini dirancang khusus agar memiliki 39 kehandalan yang tinggi. Sebagai contoh sebuah resistor film tebal dengan rating daya 2 Watt saja sudah mampu untuk dipakai menahan beban tegangan di atas satuan Kilo Volt. b. Resistor Tidak Tetap (Variabel Resistor) Menurut Rusmadi (2009:16), bahwa “Resistor Tidak Tetap adalah Resistor yang nilai resistansinya (tahananya) dapat dirubahrubah sesuai dengan keperluan dan perubahannya dapat dilakukan dengan jalan mengeser atau memutar pengaturnya”. Menurut Rusmadi (2009:16), bahwa Resistor Tidak Tetap dibagi menjadi 8 yaitu: a) Potensiometer Potensiometer adalah komponen pembagi tegangan yang dapat disetel sesuai dengan keinginan. Bentuk fisik dari Potensiometer pada umumnya besar dan dibuat dari bahan kawat atau arang (karbon). b) Potensiameter Preset Potensiameter Preset bentuknya sangat kecil danpengaturannya sama dengan Trimpot yaitu dengan menggunakan obeng yang diputar pada bagian lubang coakan. 40 c) NTC dan PTC NTC adalah singakatan dari Negative Temperature Coefficient sedangkan PTC adalah singkatan dari Positive Temperature Coefficient. Sifat dari komponen NTC adalah Resisitor yang nilai tahannya akan menurun apabila temperature sekelilingnya naik dan sebaliknya komponen PTC adalah Resistor yang nilai tahannya akan bertambah besar apabila temperaturnya turun. d) LDR ( Light Dependent Resisitor) LDR adalah singkatan dari Light Dependent Resisitor yaitu resisitor yang tergantung cahaya, artinya nilai tahannya akan berubah-ubah apabila terkena cahaya dan perubahannya tergantungdari intensitas cahaya yang diterimanya. e) VDR (Volttage Dependent Resistor) VDR adalah singkatan dari Volttage Dependent Resistor yaitu resistor yang nilai tahannya akan berubah tergantung tegangan yang diterimanya. Sifat dari VDR adalah semakin besar tegangan yang diterimanya maka tahanannya akan semakin mengecil sehingga arus yang melalui VDR akan bertambah besar. 41 3. Satuan Ohm (simbol: Ω adalah satuan SI untuk resistansi listrik, diambil dari nama Georg Ohm. Satuan yang digunakan prefix : Ohm = Ω Kilo Ohm = KΩ Mega Ohm = MΩ KΩ = 1 000Ω MΩ = 1 000 000Ω 4. Penandaan Resistor Menurut Tama (2009:3) Resistor aksial biasanya menggunakan pola pita warna untuk menunjukkan resistansi. Resistor pasang-permukaan ditandas secara numerik jika cukup besar untuk dapat ditandai, biasanya resistor ukuran kecil yang sekarang digunakan terlalu kecil untuk dapat ditandai. Kemasan biasanya cokelat muda, cokelat, biru, atau hijau, walaupun begitu warna lain juga mungkin, seperti merah tua atau abu-abu. Resistor awal abad ke-20 biasanya tidak diisolasi, dan dicelupkan ke cat untuk menutupi seluruh badan untuk pengkodean warna. Warna kedua diberikan pada salah satu ujung, dan sebuah titik (atau pita) warna di tengah memberikan digit ketiga. Aturannya adalah "badan, ujung, titik" memberikan urutan dua digit resistansi dan pengali desimal. Toleransi 42 dasarnya adalah ±20%. Resistor dengan toleransi yang lebih rapat menggunakan warna perak (±10%) atau emas (±5%) pada ujung lainnya. a. Identifikasi 4 Pita Identidentifikasi empat pita adalah skema kode warna yang paling sering digunakan. Ini terdiri dari empat pita warna yang dicetak mengelilingi badan resistor. Dua pita pertama merupakan informasi dua digit harga resistansi, pita ketiga merupakan faktor pengali (jumlah nol yang ditambahkan setelah dua digit resistansi) dan pita keempat merupakan toleransi harga resistansi. Kadangkadang terdapat pita kelima yang menunjukkan koefisien suhu, tetapi ini harus dibedakan dengan sistem lima warna sejati yang menggunakan tiga digit resistansi. Berikut table identifikasi 4 pita : Tabel 2.1 Table Identifikasi 4 Pita Warna Hitam Cokelat Merah Jingga Kuning Hijau Biru Ungu Abuabu Putih Emas Pita Keempat (Toleransi) Pita Kelima (Koefisien Suhu) ±1% (F) ±2% (G) 100 ppm 50 ppm 15 ppm 25 ppm Pita Pertama Pita Kedua Pita Ketiga (Pengali) 0 1 2 3 4 5 6 7 0 1 2 3 4 5 6 7 x 100 x101 x102 x 103 x 104 x 105 x 106 x 107 ±0.5% (D) ±0.25% (C) ±0.1% (B) 8 8 x 108 ±0.05% (A) 9 9 x 109 x10-1 ±5% (J) 43 x10-2 Perak Kosong ±10% (K) ±20% (M) Sebagai contoh, hijau-biru-kuning-merah adalah 56 x 104Ω = 560 kΩ ± 2%. Deskripsi yang lebih mudah adalah: pita pertama, hijau, mempunyai harga 5 dan pita kedua, biru, mempunyai harga 6, dan keduanya dihitung sebagai 56. Pita ketiga,kuning, mempunyai harga 104, yang menambahkan empat nol di belakang 56, sedangkan pita keempat, merah, merupakan kode untuk toleransi ± 2%, memberikan nilai 560.000Ω pada keakuratan ± 2%. b. Identifikasi 5 Pita Identifikasi lima pita digunakan pada resistor presisi (toleransi 1%, 0.5%, 0.25%, 0.1%), untuk memberikan harga resistansi ketiga. Tiga pita pertama menunjukkan harga resistansi, pita keempat adalah pengali, dan yang kelima adalah toleransi. Resistor lima pita dengan pita keempat berwarna emas atau perak kadang-kadang diabaikan, biasanya pada resistor lawas atau penggunaan khusus. Pita keempat adalah toleransi dan yang kelima adalah koefisien suhu. 44 Sumber : Rusmadi (2009:13) Gambar 2.12 Skema Warna Resistor c. Resistor Pasang Permukaan Gambar 2.13 menunjukan empat resistor pasang permukaan (komponen pada kiri atas adalah kondensator) termasuk dua resistor nol ohm. Resistor nol ohm sering digunakan daripada lompatan kawat sehingga dapat dipasang dengan mesin pemasang resistor. 45 Sumber : baselo.comuf.com Gambar 2.13 Resistor Pasang Permukaan Resistor pasang-permukaan dicetak dengan harga numerik dengan kode yang mirip dengan kondensator kecil. Resistor toleransi standar ditandai dengan kode tiga digit, dua pertama menunjukkan dua angka pertama resistansi dan angka ketiga menunjukkan pengali (jumlah nol). Contoh: "334" = 33 × 10.000 ohm = 330 KOhm "222" = 22 × 100 ohm = 2,2 KOhm "473" = 47 × 1,000 ohm = 47 KOhm "105" = 10 × 100,000 ohm = 1 MOhm Resistansi kurang dari 100 ohm ditulis: 100, 220, 470. Contoh: "100" = 10 × 1 ohm = 10 ohm "220" = 22 × 1 ohm = 22 ohm 46 Kadang-kadang harga-harga tersebut ditulis "10" atau "22" untuk mencegah kebingungan. Resistansi kurang dari 10 ohm menggunakan 'R' untuk menunjukkan letak titik desimal. Contoh: "4R7" = 4.7 ohm "0R22" = 0.22 ohm "0R01" = 0.01 ohm Resistor presisi ditandai dengan kode empat digit. Dimana tiga digit pertama menunjukkan harga resistansi dan digit keempat adalah pengali. Contoh: "1001" = 100 × 10 ohm = 1 kohm "4992" = 499 × 100 ohm = 49,9 kohm "1000" = 100 × 1 ohm = 100 ohm "000" dan "0000" kadang-kadang muncul bebagai harga untuk resistor nol ohm Resistor pasang-permukaan saat ini biasanya terlalu kecil untuk ditandai. d. Penandaan Tipe Industri Format: XX YYYZ X: kode tipe 47 Y: nilai resistansi Z: toleransi Rentang suhu operasional membedakan komponen kelas komersil, kelas industri dan kelas militer. Table 2.2 Rentang Daya Operasional Resistor Kode Tipe BB CB EB GB HB GM HM Rating Daya (Watt) 1/8 ¼ ½ 1 2 3 4 Teknik MIL-R-11 RC05 RC07 RC20 RC32 RC42 - Teknik MIL-R-39008 RC05 RC07 RC20 RCR32 RCR42 - Table 2.3 Kode Toleransi Pada Resistor Toleransi ±5% ±20% ±10% ±2% ±1% ±0.5% ±0.25% ±0.1% Teknik Industri 5 2 1 - Teknik MIL J M K G F D C B Kelas komersil: 0 °C hingga 70 °C Kelas industri: −40 °C hingga 85 °C (seringkali −25 °C hingga 85 °C) 48 Kelas militer: −55 °C hingga 125 °C (seringkali -65 °C hingga 275 °C) Kelas standar: -5 °C hingga 60 °C 2.2.4. Konsep Dasar Dioda 1. Definisi Dioda Menurut Budiharto (2009:02), “Piranti semikonduktor yang mengalirkan arus ke satu arah”. Kalau ia dialiri arus AC maka akan berhasil didapatkan arus DC dari arus AC ini. Karenanya pada sifat yang demikian maka dioda bisa digunakan sebagai perata arus yang biasa dipasang di adaptor. Menurut Rusmadi (2009:32), bahwa “Dioda adalah termasuk komponen semikonduktor yang terdiri dari 2 buah elektroda yaitu anoda (bahan P) dan katoda (bahan N)”. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Dioda adalah piranti semikonduktor yang terdiri dari 2 buah elektroda yaitu anoda (bahan P) dan katoda (bahan N).Komponen elektronika dengan dua terminal, yang terbentuk dari dua jenis semikonduktor, yaitu type P yang biasa disebut dengan anoda dan type N yang biasa disebut dengan katoda, dimana kemudian kedua semikonduktor ini digabungkan. Untuk membuat diode dalam keadaan conduct, diperlukan tegangan biasnya sebesar 0,3 49 volt untuk dioda dengan bahan germanium atau 0,7 volt untuk dioda dengan bahan silikon. Sumber: Rusmadi (2009:33) Gambar 2.14 Bentuk dan Simbol Dioda Perlu diketahui bahwa komponen dioda ini pada umumnya hamper selalu dipergunakan dalam rangkaian, terutama pada rangkaian Power Supply. Menurut Rusmadi (2009:34) Fungsi diode dalam suatu rangkaian adalah: 1. Penyearah tegangan listrik. 2. Pengaman tegangan listrik. 3. Memblokir tegangn listrik. 50 2.2.5. Konsep Dasar Transistor 1. Konsep Dasar Transistor Menurut Budiharto (2009:3), bahwa “transistor merupakan salah satu semikonduktor yang dianggap paling berperan dan dapat digunakan sebagai penyearah arus, menyimpan sebagian arus, penguat arus, dan juga membangkitkan frekuensi rendah maupun frekuensi tinggi”. Menurut Rusmadi (2009:42), bahwa “Transistor adalah merupakan komponen dasar yang paling penting dan banyak dipergunakan dalam setiap rangkaian”. Berdasarkan definisi yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa transistor merupakan komponen dasar yang banyak dipergunakan dalam rangkaian elektronika dan berfungsi sebagai penyearah arus, menyimpan sebagian arus, penguat arus, dan juga membangkitkan frekuensi rendah maupun frekuensi tinggi. Sumber : Rusmadi (2009:40) Gambar 2.15 Transistor 51 Menurut Kenny (2012:7) Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor. Transistor disusun menggunakan sambungan dioda. Berdasarkan jenis sambungan transistor dibedakan menjadi dua jenis sebagai berikut. a. BJT (Bipolar Juction Transistor) BJT memiliki 2 dioda yang kutub positif atau kutub negatifnya terhimpit, serta memiliki terminal, yaitu emitter (E), kolektor (C), dan basis (B). BJT dapat dibagi menjadi dua jenis berikut ini: 1. NPN (Negative Positive Negative) Transistor NPN terdiri dari 1 lapisan semikondutor tipe-p di antara 2 lapisan semikonduktor tipe-n. Arus kecil yang memasuki basis pada emitter dikuatkan di keluran kolektor. Dengan kata lain, transistor NPN hidup ketika tegangan basis lebih tinggi dari pada tengan emitter. 52 Sumber: Rusmadi (2009:41) Gambar 2.16 Simbol Transistor NPN 2. PNP (Positive Negative Positive) Transistor PNP terdiri dari 2 lapisan semikonduktor tipe-n di antara 2 alpisan semikonduktor tipe-p. arus kecil yang meninggalkan basis pada moda tunggal emitter dikuatkan dikeluran kolektor. Dengan kata lain, transistor PNP hidup ketika tegangan basis lebih rendah dari pada tegangan emitter. 53 Sumber: Rusmadi (2009:41) Gambar 2.17 Simbol Transistor PNP Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya. 3. Jenis-Jenis Transistor Secara umum, transistor dapat dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori: menurut Miko (2012:1) Materi semikonduktor: Germanium, Silikon, Gallium Arsenide Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan lain-lain 54 Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET), IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET, MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari transistor yaitu IC (Integrated Circuit) dan lain-lain. Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau P-channel Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium Power, High Power. Maximum frekuensi kerja: Low, Medium, atau High Frequency, RF transistor, Microwave, dan lain-lain Aplikasi: Amplifier, Saklar, General Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain a. BJT BJT (Bipolar Junction Transistor) adalah salah satu dari dua jenis transistor. Cara kerja BJT dapat dibayangkan sebagai dua diode yang terminal positif atau negatifnya berdempet, sehingga ada tiga terminal. Ketiga terminal tersebut adalah emiter (E), kolektor (C), dan basis (B). Perubahan arus listrik dalam jumlah kecil pada terminal basis dapat menghasilkan perubahan arus listrik dalam jumlah besar pada terminal kolektor. Prinsip inilah yang mendasari penggunaan 55 transistor sebagai penguat elektronik. Rasio antara arus pada koletor dengan arus pada basis biasanya dilambangkan dengan β atau . β biasanya berkisar sekitar 100 untuk transistor- transisor BJT. b. FET FET dibagi menjadi dua keluarga: Junction FET (JFET) dan Insulated Gate FET (IGFET) atau juga dikenal sebagai Metal Oxide Silicon (atau Semiconductor) FET (MOSFET). Berbeda dengan IGFET, terminal gate dalam JFET membentuk sebuah diode dengan kanal (materi semikonduktor antara Source dan Drain). Secara fungsinya, ini membuat N-channel JFET menjadi sebuah versi solid-state dari tabung vakum, yang juga membentuk sebuah diode antara grid dan katode. Dan juga, keduanya (JFET dan tabung vakum) bekerja di "depletion mode", keduanya memiliki impedansi input tinggi, dan keduanya menghantarkan arus listrik dibawah kontrol tegangan input. FET lebih jauh lagi dibagi menjadi tipe enhancement mode dan depletion mode. Mode menandakan polaritas dari tegangan gate dibandingkan dengan source saat FET menghantarkan listrik. Jika kita ambil N-channel FET sebagai contoh: dalam depletion mode, gate adalah negatif dibandingkan dengan source, sedangkan dalam enhancement mode, gate adalah positif. Untuk kedua mode, jika 56 tegangan gate dibuat lebih positif, aliran arus di antara source dan drain akan meningkat. Untuk P-channel FET, polaritas-polaritas semua dibalik. Sebagian besar IGFET adalah tipe enhancement mode, dan hampir semua JFET adalah tipe depletion mode. 2.2.6. Elisitasi 1. Definisi Elisitasi Menurut Guritno, Sudaryono dan Untung Rahardja (2010:302), “Elisitasi (elicitation) berisi usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi”. Menurut Nugroho (2010:10), Akuisisi informasi dari seseorang atau kelompok dengan cara yang tidak mengungkapkan maksud dari wawancara atau percakapan. Sebuah teknik pengumpulan intelijen sumber manusia, umumnya terbuka. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa elisitasi adalah akuisi informasi dari seorang kelompok atay usulan rancangan sistem baru yang diinginkan oleh pihak terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi. 57 2. Jenis-jenis Elisitasi Guritno, Sudaryono dan Untung Rahardja (2010:302), Elisitasi didapat melalui metode wawancara dan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut: 1. Elisitasi Tahap I Berisi seluruh rancangan sistem baru yang diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara. 2. Elisitasi Tahap II Merupakan hasil pengklasifikasian dari elisitasi tahap I berdasarkan metode MDI. Metode MDI ini bertujuan untuk memisahkan antara rancangan sistem yang penting dan harus ada pada sistem baru dengan rancangan yang disanggupi untuk dieksekusi. a. M pada MDI itu artinya Mandatory. Maksudnya requirement tersebut harus ada dan tidak boleh dihilangkan pada saat membuat sistem baru. b. D pada MDI itu artinya Desirable. Maksudnya requirement tersebut tidak terlalu penting dan boleh dihilangkan. Tetapi jika requirement tersebut digunakan dalam pembentukan sistem, akan membuat sistem tersebut lebih perfect. c. I pada MDI itu artinya Inessential. Maksudnya bahwa requirement tersebut bukanlah bagian dari sistem yang dibahas dan merupakan bagian dari luar sistem. 3. Elisitasi Tahap III 58 Merupakan hasil penyusutan dari elisitasi tahap II dengan cara mengeliminasi semua requirement yang optionnya I pada metode MDI. Selanjutnya semua requirement yang tersisa diklasifikasikan kembali melalui metode TOE. a. T artinya Technical, maksudnya bagaimana tata cara / tehnik pembuatan requirement tersebut dalam sistem yang diusulkan. b. artinya Operasional, maksudnya bagaimana tata cara penggunaan requirement tersebut dalam sistem yang akan dikembangkan. c. E artinya Economic, maksudnya berapakah biaya yang diperlukan guna membangun requirement tersebut di dalam sistem. Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option, yaitu sebagai berikut: a. High (H) : Sulit untuk dikerjakan, karena tehnik pembuatan dan pemakaiannya sulit serta biayanya mahal. Sehingga requirement tersebut harus dieliminasi. b. Middle (M) : Mampu untuk dikerjakan. c. Low (L) : Mudah untuk dikerjakan. 4. Final Draft Elisitasi Final draft merupakan hasil akhir yang dicapai dari suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan suatu sistem yang akan dikembangkan. 59 2.3 Literatur Review Literature Review ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui landasan awal dan sebagai pendukung bagi kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, sehingga dapat menghindari pengulangan hal yang sama dalam penelitian dan dapat melakukan pengembangan ketingkat yang lebih tinggi dalam rangka menyempurnakan/melengkapi penelitian yang nantinya akan dikembangkan lagi untuk kedepannya. Penelitian ini yang saya tulis dengan judul “Desain dan Pengontrolan Sistem Keamanan Kendaraan Bermotor Memanfaatkan Arduino Uno Berbasis Mikrokontroller ATMega328 Melalui Media Handphone”. Adapun Literature Review sebagai landasan dalam mendukung penelitian adalah sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Sistandi dan Supriyanto (2008) yang berjudul “Alat Pengontrol Peralatan Listrik Rumah Tangga Via Yahoo Messenger”. Penelitian ini membahas tentang pengontrolan peralatan listrik rumah tangga dengan menggunakan menggunakan sebuah aplikasi messengger sebagai input. Cara kerja pengontrolan adalah dengan mengirimkan informasi melalui Yahoo Mesengger sebagai media informasinya lalu diteruskan ke komputer dan diterima lalu diproses di rangkaian terakhir mengeluarkan output yang diinginkan. Penulis mengakui beberapa kekurangan yang ada pada alat yang dibuatnya antara lain Kekurang pada alat ini adalah server yang berada di rumah harus stanbay 24 jam, jika server mati maka peralatan tidak bisa dikontrol. 60 Untuk pengembangannya pilihan SET ON / OFF pada peralatan listrik yang berbeda dapat dilakukan bersamaan 2. Penelitian yang telah dilakukan oleh Kurniawan (2010) yang berjudul ”Pengontrolan Alat Elektronik Rumah Tangga Menggunakan Mikrokontroler AT89S52 berbasis WEB” diusulkan untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada penelitian sebelumnya, dimana kekurangan pada penelitian sebelumnya tersebut masih belum terintegrasi dengan baik. Untuk memperbaiki dan mengembangkan sistem pada penelitian sebelumnya, maka pada penelitian ini menggunakan metode berbasis Internet Protocol (IP) dengan aplikasi Visual Basic. Namun, upaya tersebut masih belum dapat diimplementasikan dan belum optimal karena pada sistem ini masih menggunakan beberapa alat, sehingga proses pengontrolan kurang efisien. Penelitian ini juga melakukan pengendalian motor servo sebagai tindak lanjut dari penelitian yang peneliti lakukan. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Insani (2008) yang berjudul “Metode Pengontrolan Motor Dengan Sinyal GSM Pada Aplikasi Palang Pintu Kereta Api”. Penelitian ini mambahas tentang pengontrolan palang pintu kereta api dengan menggunakan sinyal GSM sebagai input. Sistem ini juga meggunakan GPS (Global Positioning Sistem), GIS (Geographic Information Sistem), VTS (Vehicle Tracking Sistem) jadi kita dapat mengontrol sistem ini melalui jalur komunikasi dari jarak jauh. Cara kerja pengontrolan adalah dengan pengiriman sinyal ke perangkat GSM dan 61 mikrokontroler, kemudian dilakukan pengontrolan palang pintu kereta oleh mikrokontroler, dan adanya sinyak feedback jika terjadi kegagalan pengontrolan. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Saputro (2010) yang berjudul “Robot Internet Nirkabel ”. Penelitian ini membahas tentang mengendalikan robot secara remote lokal, yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan protokol TCP/IP. Robot Internet Nirkabel ini juga dapat dikendalikan melalui jaringan internet dengan menggunakan Web Browser yang akan membuka interface web Robot melalui internet. Akan tetapi dibutuhkan sebuah teknologi Port Forwarding untuk bisa menghubungkan jaringan internal robot dengan jaringan ip publik yang diberikan oleh Internet Service Provider (ISP). Teknologi Port Forwarding dilakukan dengan cara menyamakan port dari router yang terhubung dengan IP publik dengan port yang berada pada wireless robot. Kemudian akan didapatkan sebuah kombinasi IP publik dengan port yang akan menjadi IP publik dari robot. 5. Penelitian yang dilakukan oleh Istiyanto (2004) yang berjudul “Rancangan dan Implementasi Prototipe Sistem Kendali Jarak Jauh Berbasis AT89C52 Dan Layanan SMS GSM”. Penelitian ini membahas tentang pengontrolan device dari jarak jauh memanfaatkan fitur SMS yang ada pada handphone melalui jaringan telekomunikasi GSM. Dari beberapa sumber literature review di atas, dapat diketahui bahwa 62 penelitian tentang sistem pengontrolan device melalui media handphone ini sudah ada pada Perguruan Perguruan Tinggi Raharja. Untuk itu saya melakukan penelitian ini yang berjudul “Desain dan Pengontrolan Sistem Keamanan Kendaraan Bermotor Memanfaatkan Arduino Uno Berbasis Mikrokontroller ATMega328 Melalui Media Handphone”. Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis mengambil konsep dari beberapa penelitian di atas, dan merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya. Sehingga penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan penelitian level 2.