BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan mengenai simpulan atas hasil penelitian yang telah dilakukan. Selain itu bab ini juga membahas saran yang dapat peneliti berikan bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian serupa ataupun pihak-pihak yang ingin mengimplementasikan media pembelajaran panggung boneka. 5.1 Simpulan Hasil penelitian mengenai pengaruh panggung boneka (IV) terhadap perilaku peduli (DV) pada anak-anak usia 7-9 tahun menunjukkan peningkatan sebesar 9,18% dibandingkan pada saat sebelum subyek menerima media pembelajaran panggung boneka. Uji statistik dengan menggunakan paired sample t-test juga membuktikan bahwa sarana pembelajaran melalui panggung boneka berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku peduli anak-anak tahap middle childhood. Hal tersebut selaras dengan pendapat Bandura (dalam Santrock, 2008) yang mengatakan bahwa panggung boneka merupakan sesuatu yang lain di mata anak-anak. Puppet mempunyai karakteristik tersendiri yang dapat menarik atensi anak dan menciptakan kondisi pengajaran yang tidak mengancam (Pitre dkk, 2007) sehingga tepat untuk dijadikan media pembelajaran untuk anak-anak. Hal ini diperkuat pendapat Singer 61 (dalam Goldstein, 1994) yang mengatakan bahwa memberikan pengajaran menjadi penting karena menanamkan pendidikan pada anakanak dengan memanfaatkan daya imajinasi mereka dapat menghasilkan dampak jangka panjang. Penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan skor perilaku peduli terjadi secara keseluruhan, namun jika melihat skor perilaku peduli tiap kelas maka ditemukan fakta bahwa peningkatan skor perilaku peduli hanya terdapat di subyek kelas 2 SD dan 3 SD. Subyek kelas 2 SD memiliki kenaikan dengan prosentase sebesar 20% dan subyek kelas 3 SD memiliki kenaikan dengan prosentase sebesar 14,29%. Sedangkan pada subyek kelas 1 SD menunjukkan terjadinya penurunan skor perilaku peduli sebesar 2,56%. Peneliti menganalisa bahwa penurunan skor perilaku peduli pada subyek kelas 1 SD, kemungkinan didasari oleh peraturan dan aktivitas pada tahap posttest yang sedikit lebih rumit. Pada tahap posttest subyek diminta untuk mengikuti variasi dan kombinasi warna bintang dan melepaskan stiker/double tape sedangkan pada tahap pretest aktivitas sekedar mewarnai. Hal terbukti dimana pada hasil aktivitas pada subyek kelas 1 SD ditemukan bintang-bintang yang cukup terlipat dibagian sudut tempat membuka stiker/doubletape. Selama proses observasi peneliti memperhatikan dibanding dengan subyek kelas 2 SD dan 3 SD, subyek kelas 1 SD cenderung kesulitan ketika membuka stiker/doubletape tersebut. 62 5.2 Saran Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Untuk itu peneliti akan memberikan saran bagi pihak-pihak yang berniat untuk melakukan penelitan ulang dengan topik serupa. Puppet sebagai tokoh pusat yang menyampaikan informasi memang menarik, namun tidak dapat berdiri sendiri. Media pembelajaran ini akan lebih baik jika memperhatikan hal-hal kecil lainnya. Misal: memperhatikan latar belakang tempat puppet berbicara. Media yang diperlukan bisa berupa gambar yang diproyeksikan lewat slides power point. Hal ini dapat menekankan situasi dan tempat dimana puppet itu berada dalam imajinasi anak-anak. Selain itu efek suara juga perlu diperhatikan dan disesuaikan dengan jalannya cerita agar tidak menjadi hambar. Misal: suara burung, suara jatuh, dll. Proses belajar mengajar terutama penyampaian informasi yang hendak disampaikan hendaknya perlu dikemas dengan sederhana dan menggunakan situasi dan kondisi kehidupan sehari-hari yang dekat dengan keseharian mereka. Hal ini penting diperhatikan agar anak lebih mudah membayangkan informasi pembelajaran apa yang hendak disampaikan dengan lebih nyata. Peneliti menyadari banyak kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini. Peneliti mengakui bahwa proses penelitian ini sangat terbatas dari segi waktu pengerjaan. Adapun kekurangan yang terdapat dalam karya tulis ini diantaranya adalah jumlah subyek yang masih kurang mencukupi, pemberian perlakuan (treatment) yang hanya dilakukan sekali, 63 tenaga observer yang belum semuanya berasal dari latar belakang psikologi maupun pendidikan, jenis aktivitas posttest yang ternyata cukup sulit untuk dikerjakan kemampuan motorik halus oleh subyek kelas 1 SD (jika dibandingkan dengan subyek kelas 2SD dan 3 SD) dan lain sebagainya. Peneliti memberikan saran bagi pihak-pihak yang hendak melakukan penelitian dengan topik serupa untuk memperhatikan poin-poin yang telah disebutkan diatas. 64