Sifat Plastida Daun Ficus elastica… SIFAT PLASTIDA DAUN Ficus elastica PADA HABITAT TERNAUNG DAN TERDEDAH Debby Verama Sari, Ulfah Rahmawati Setiawan, Fajrul Falah, Tria Amalia Atika, Wahyu Eko Savitri, Dara Ayu Permata, Rinie Pratiwi P., Ahmad Bashri Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya [email protected] ABSTRAK Ficus elastica merupakan tumbuhan dikotil yang sering kita jumpai pada habitat ternaung maupun terdedah. Ficus elastica cenderung menampakkan perbedaan warna yang mencolok antara daun muda dan daun tua. Daun muda Ficus elastica berwarna lebih mencolok daripada daun yang lebih tua. Ficus elastica merespon perbedaan kondisi lingkungan yang ternaung dan terdedah dengan memunculkan respon warna pada organ daunnya. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan sifat plastida daun Ficus elastica yang ternaung maupun terdedah pada nodus ke-3. Metode yang digunakan yakni dengan melakukan sayatan melintang pada daun dan pengamatan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 4 x 10 dan 10 x 10. Berdasarkan pengamatan didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan sifat plastida pada daun Ficus elastica yang ternaung dan terdedah. Daun Ficus elastica yang ternaung memiliki plastida warna hijau yang terdiri dari kloroplas sedangkan pada daun yang terdedah memiliki plastida warna hijau yang merupakan kloroplas dan plastida warna merah yang berupa kromoplas. Kata kunci: Ficus elastica, ternaung, terdedah, plastida PENDAHULUAN Cahaya merupakan faktor lingkungan yang diperlukan untuk mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan karena cahaya dibutuhkan dalam proses fotosintesis. Proses pencahayaan merupakan salah satu faktor penting bagi kehidupan seluruh makhluk hidup utamanya bagi tumbuhan yang berklorofil. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Menurut Syabatini, A (2008) fotosintesis adalah adalah suatu proses penyusunan (anabolisme atau asimilasi) dengan energi diperoleh dari sumber cahaya dan disimpan sebagai zat kimia. Sedangkan menurut Ilham (2009), fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya yang berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen dan gula sebagai molekul penyimpan energi. Reaksi fisiologi tanaman terhadap pengaruh intensitas, kualitas, dan lama penyinaran oleh cahaya matahari tidaklah sama. Selain itu, setiap jenis tanaman memiliki sifat yang berbeda dalam hal fotoperiodisme, yaitu lamanya penyinaran dalam satu hari yang diterima tanaman. Hal tersebut tergantung dari sifat adaptif tanaman tersebut. Respon terhadap intensitas cahaya tinggi dapat menguntungkan atau merugikan. Hal ini karena tanaman memiliki ambang batas terhadap intensitas cahaya yang harus diterima. Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 Cahaya matahari memiliki fungsi yang sangat penting dalam proses fotosintesis pada tanaman sehingga mempengaruhi pertumbuhan. Tajuk tanaman yang tumbuh dalam kondisi ternaung akan menerima sedikit jumlah radiasi matahari sehingga akan berpengaruh terhadap proses seperti: fotosintesis, respirasi, transpirasi, sintesis protein, produksi hormon, translokasi serta penuaan. Peningkatan luas daun merupakan salah satu mekanisme toleransi terhadap naungan guna memperoleh cahaya yang lebih banyak atau optimalisasi penerimaan cahaya oleh tanaman. Klorofil merupakan pigmen yang berfungsi sebagai antena, mengumpulkan cahaya serta mentransfer energi ke pusat reaksi pada proses fotosintesis. Menurut Rotundo et al. (2004) salah satu karakteristik penyesuaian terhadap penyinaran rendah akibat adanya naungan adalah peningkatan kandungan klorofil daun. Peningkatan ini berhubungan dengan bertambahnya kompleks pemanenan cahaya (Light Harvesting Complex II) serta membesarnya antena pada fotosistem II yang mengakibatkan efisiensi penangkapan cahaya meningkat. Selain klorofil juga terlibat pigmen lain yaitu karotenoid yang berfungsi untuk membentuk klorofil dalam menangkap cahaya serta melindungi klorofil dari proses fotooksidasi. Tanaman yang ternaung pada daun umumnya mempunyai klorofil lebih banyak, khususnya klorofil b. Peningkatan klorofil b terjadi pada tanaman sebagai upaya penyesuaian secara fisiologis dengan kondisi 556 Sifat Plastida Daun Ficus elastica… ternaung guna mengoptimalkan penangkapan cahaya, sebab klorofil b berperan langsung sebagai antena pemanen cahaya. Sementara klorofil a berpartisipasi dalam pengubahan energi radiasi yang ditangkap oleh klorofil b menjadi energi kimia. Cahaya yang bekerja lewat fotosintesis mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan sifat plastida daun Ficus elastica pada habitat ternaung dan terdedah. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Struktur dan Perkembangan, Gedung C10 jurusan Biologi, Universitas Negeri Surabaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2015. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : mikroskop, kaca benda, kaca penutup, silet, pipet tetes dan gelas ukur. Bahan-bahan yang digunakan meliputi air dan daun karet hias (Ficus elastica) pada keadaan ternaung dan terdedah yang masing-masing diambil pada nodus ke-3 batang. Penelitian ini menggunakan metode pengamatan dengan proses awal menyayat daun Ficus elastica nodus ke-3 yang hidup pada habitat ternaung maupun terdedah. Sayatan daun diletakkan di atas kaca benda yang telah ditetesi air kemudian ditutup menggunakan kaca penutup. Sayatan melintang daun Ficus elastica diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran awal 4 x 10 kemudian pengamatan dilanjutkan dengan perbesaran 10x10 untuk mengetahui lebih jelas kenampakan lapang pandang sayatan daun Ficus elastica. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sifat plastida daun Ficus elastica nodus ke-3 pada habitat ternaung dan terdedah. Daun Ficus elastica pada habitat ternaung memiliki plastida warna hijau yang terdiri dari kloroplas yang berisi butiran klorofil. Daun Ficus elastica pada habitat terdedah memiliki plastida warna hijau yang merupakan kloroplas yang mengandung butiran klorofil, selain itu terdapat plastida warna merah yang berupa kromoplas. Hasil pengamatan sayatan melintang daun Ficus elastica nodus ke-3 pada habitat ternaung pada Gambar 1 dan 2. Gambar 1. Sayatan melintang daun Ficus elastica pada habitat ternaung dengan perbesaran 4x10. Plastida warna hijau menempati jaringan palisade yang belapis 3. Gambar 2. Sayatan melintang daun Ficus elastica pada habitat ternaung dengan perbesaran 10x10. Plastida warna hijau merupakan kloroplas yang berisi butiran-butiran klorofil. Hasil pengamatan sayatan melintang daun Ficus elastica nodus ke-3 pada habitat terdedah pada Gambar 3 dan 4. Gambar 3. Sayatan melintang daun Ficus elastica pada habitat terdedah dengan perbesaran 4x10. Plastida warna hijau berselang-seling dengan plastida warna merah menempati jaringan palisade yang belapis 3. Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 557 Sifat Plastida Daun Ficus elastica… Gambar 4. Sayatan melintang daun Ficus elastica pada habitat terdedah dengan perbesaran 10x10. Plastida warna hijau berselang-seling dengan plastida warna merah. Plastida warna hijau merupakan kloroplas yang berisi butiranbutiran klorofil sedangkan plastida warna merah merupakan kromoplas. Berdasarkan hasil pengamatan dapat dianalisis bahwa tanaman yang tumbuh di kondisi ternaung akan memiliki kandungan klorofil lebih tinggi daripada tanaman yang tumbuh di kondisi tidak atau kurang ternaung. Namun sepertinya tidak semua tanaman mengalami hal yang sama dikarenakan reaksi fisiologi tanaman terhadap pengaruh intensitas, kualitas, dan lama penyinaran oleh cahaya matahari tidaklah sama. Hal tersebut tergantung dari sifat adaptif tanaman tersebut. Respon terhadap intensitas cahaya tinggi dapat menguntungkan atau merugikan suatu tanaman. Tanaman Ficus elastica yang ternaung kenampakkan morfologi daunnya berwarna hijau sedangkan daun yang terdedah memiliki warna hijau kemerahan. Struktur plastida warna daun Ficus elastica pada habitat ternaung berbeda dengan pada habitat terdedah. Pada habitat ternaung plastida warna mengandung kloroplas sedangkan pada habitat terdedah menunjukkan variasi berupa adanya kloroplas dan kromoplas. Seringkali kloroplas dan kromoplas disebut sebagai kromatofora. Kromoplas mengandung zat warna yang termasuk karotenoid. Marjenah (2001) dalam Irwanto (2009) menyatakan bahwa akibat dari cahaya yang terbatas, tumbuhan akan memacu pembentukan klorofil untuk mengefisienkan penangkapan cahaya, sehingga kandungan klorofil menjadi melimpah. Salisbury dan Ross (1991) dalam Sumenda (2011) menyatakan bahwa klorofil adalah pigmen berwarna hijau yang terdapat dalam kloroplas. Pada tumbuhan tingkat tinggi, kloroplas terutama terdapat pada jaringan Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 parenkim palisade dan parenkim spons daun. Dalam kloroplas, pigmen utama klorofil serta karotenoid dan xantofil terdapat pada membran tilakoid. Salisbury dan Ross (1991) dalam Sumenda (2011) menyebutkan bahwa klorofil berasal dari proplastida yaitu plastida yang belum dewasa, kecil dan hampir tidak berwarna dan sedikit atau tanpa membran dalam. Proplastida membelah saat embrio berkembang, dan menjadi kloroplas ketika daun dan batang terbentuk. Pada organ yang terkena cahaya matahari, kloroplas muda akan aktif membelah. Lakitan (2001) dalam Sumenda (2011) menyatakan bahwa kloroplas terutama berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. Pigmen-pigmen pada membran tilakoid akan menyerap cahaya matahari atau sumber cahaya lainnya dan mengubah energi cahaya tersebut menjadi energi kimia dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP). Pada tumbuhan tingkat tinggi, klorofil a dan klorofil b merupakan pigmen utama fotosintetik, yang berperan menyerap cahaya violet, biru, merah dan memantulkan cahaya hijau, Salaki (2000) dalam Sumenda (2011). SIMPULAN Plastida warna daun Ficus elastica pada habitat ternaung dan terdedah menunjukkan perbedaan. Plastida warna hijau terdapat pada daun yang ternaung menunjukkan bahwa plastida mengandung kloroplas, sedangkan daun pada habitat terdedah menunjukkan warna yang lebih bervariasi yakni merah dan hijau, yang dapat diindikasikan mengandung kloroplas dan kromoplas pada plastida daunnya. DAFTAR PUSTAKA Haryanti, Sri. Respon Pertumbuhan Jumlah dan Luas Daun Nilam (Pogostemon cablin Benth) pada Tingkat Naungan yang Berbeda. Buletin Respon Pertumbuhan Jumlah. hlm: 20-26. Irwanto. 2009. Pengaruh Perbedaan Naungan Terhadap Pertumbuhan Semai Shorea sp di Persemaian. (Serial Online) Diakses melalui : http://www.irwantoshut.com/ . pada 28 Januari 2016. Kurniawan, adha, dkk. 2010. Kandungan Klorofil, Karotenoid, dan Vitamin C pada Beberapa Spesies Tumbuhan Akuatik. Buletin Anatomi. Vol XVIII No.1. Ningsih, Rita. 2012. Petunjuk Praktikum Anatomi Fisiologi Tumbuhan. (Serial Online) Diakses melalui : www.google.co.id/url?q=http://uho.ac.id/farmasi/f iles/75198Petunjuk%2520Praktikum%2520Anato mi%2520Fisiologi%2520Tumbuhan%2520dan%2 558 Sifat Plastida Daun Ficus elastica… 520Format%2520Laporannya.pdf pada 28 Januari 2016. Puspitawati, Rinie Pratiwi. 2015. Anatomi Tumbuhan. Surabaya: Unesa University Press. Sumenda, Lufia, dkk. 2011. Analisis Kandungan Klorofil Daun Mangga (Mangifera indica L.) pada Tingkat Perkembangan Daun yang Berbeda. (Serial Online) Diakses melalui : http://download.portalgaruda,org/article.php pada 28 Januari 2016. Syabatini, Annisa. 2007. Laporan Praktikum Biologi Umum. (Serial Online) Diakses melalui : http://annisanfushie.wordpress.com/2008/12/07/fo tosintesis/ pada 28 Januari 2016. Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9 559