Fungsi Polimer Alami: Terbentuknya Dimensi

advertisement
KARYA TULIS
Fungsi Polimer Alami: Terbentuknya Dimensi Baru dalam
Kimia Lignoselulosa
Disusun Oleh:
APRI HERI ISWANTO, S.Hut, M.Si
NIP. 132 303 844
DEPARTEMEN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2008
Apri Heri Iswanto : Fungsi Polimer Alami : Terbentuknya Dimensi Baru dalam Kimia Lignoselulosa, 2008
USU e-Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur pada Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis mengenai “Fungsi Polimer Alami:
Terbentuknya Dimensi Baru dalam Kimia Lignoselulosa “.
Tulisan ini merupakan terjemahan dari Functional Natural Polymers: A New
Dimensional Creativity in Lignocellulosic Chemistry Bab I dari Buku Chemical
Modification of Lignocellulosic Materials karya David N.S. Hon. Penulis
berharap
semoga karya tulis ini dapat memberikan tambahan informasi dibidang modifikasi
kimia kayu.
Akhirnya penulis tetap membuka diri terhadap kritik dan saran yang
membangun dengan tujuan untuk menyempurnakan karya tulis ini.
Desember, 2008
Penulis
Apri Heri Iswanto : Fungsi Polimer Alami : Terbentuknya Dimensi Baru dalam Kimia Lignoselulosa, 2008
USU e-Repository © 2009
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................iv
PENDAHULUAN ............................................................................................1
PERUBAHAN DUNIA ....................................................................................1
SUMBER DAN SIFAT MATERIAL LIGNOSELULOSA.............................2
SIFAT KIMIA DAN REAKTIVITAS .............................................................4
PRODUK YANG DIMODIFIKASI SECARA KIMIA...................................6
KESIMPULAN DAN PROSPEK DIMASA MENDATANG.........................8
REFERENSI .....................................................................................................9
Apri Heri Iswanto : Fungsi Polimer Alami : Terbentuknya Dimensi Baru dalam Kimia Lignoselulosa, 2008
USU e-Repository © 2009
DAFTAR TABEL
No
1
Keterangan
Halaman
Komposisi Kimia Material Lignoselulosa (%)
Apri Heri Iswanto : Fungsi Polimer Alami : Terbentuknya Dimensi Baru dalam Kimia Lignoselulosa, 2008
USU e-Repository © 2009
2
DAFTAR GAMBAR
No
Keterangan
Halaman
1,2
Lokasi potensial untuk reaksi kimia pada selulosa dan lignin
6
3
Produk reaksi yang dipengaruhi oleh parameter modifikasi
6
Apri Heri Iswanto : Fungsi Polimer Alami : Terbentuknya Dimensi Baru dalam Kimia Lignoselulosa, 2008
USU e-Repository © 2009
PENDAHULUAN
Selama ini manusia telah mengenal material lignoselulosa, khususnya kayu.
Berdasarkan catatan sejarah diketahui kayu telah menjadi salah satu sumberdaya alam
yang sangat bermanfaat bagi manusia.
Hal tersebut dikarenakan kayu adalah
sumberdaya yang mudah tersedia dan sesuai untuk berbagai jenis penggunaan. Sejak
awal terbentuknya permukiman, manusia merasa perlu dan menerapkan pengetahuan
dan keahlian untuk memanfaat bahan selulosa seperti kayu untuk pembuatan senjata,
perabot rumah tangga, peralatan, material bangunan dan bahan bakar. Pada tingkatan
dasar hal-hal tersebut memuaskan kebutuhan manusia seperti perumahan, sandang, dan
pertahanan. Fakta tersebut mendukung pernyataan “ man has no older or deeper debt
than that which he owes to trees and wood” [1] dan “ a culture is no better than its
woods” [2]. Meskipun pada masa sekarang terjadi perubahan teknologi secara cepat
didunia, produk kayu dan material lignoselulosa lain tetap digunakan untuk memenuhi
berbagai kebutuhan manusia dengan berbagai cara.
Tanpa adanya sumberdaya
terbaharukan ini, tidak hanya kehidupan sosial budaya yang terpengaruh, namun juga
akan merubah perekonomian suatu negara. Sumberdaya hutan secara umum menjadi
contoh perhatian yang menarik. Sumberdaya ini semakin meningkatkan perhatian
pada setiap waktu dalam sejarah.
PERUBAHAN DUNIA
Meskipun produk kayu dianggap memainkan peranan penting, penggantian kayu
dengan produk turunan petrochemical memberikan pengaruh yang sangat serius pada
akhir tahun 1950an. Timbulnya karbon dan stainlesstel yang tinggi, adanya struktur
alumunium alloy, logam organik, keramik, komposit plastik dan material teknis yang
lain telah mengakibatkan penurunan secara nyata terhadap pemasaran produk turunan
lignoselulosa. Adanya krisis energi dan bahan baku yang terjadi pada tahun 1973,
nilai intrinsik dari material selulosa (biomassa) menjadi dikenal dan diperhatikan
konsep serta penggunaanya. Material lignoselulosa semakin mendapat perhatian dari
waktu kewaktu meskipun bukan merupakan bagian vital dari sumber energi pada
sebagian besar negara seperti batubara dan minyak. Dengan sedikit penjelasan ini,
industri hasil hutan setuju bahwa untuk menangani hal tersebut industri harus mampu
bersaing dengan biaya rendah, sumberdaya tak terbaharukan namun mampu
menghasilkan produk turunan. Konfirmasi kesepakatan umum yaitu bahwa industri
Apri Heri Iswanto : Fungsi Polimer Alami : Terbentuknya Dimensi Baru dalam Kimia Lignoselulosa, 2008
USU e-Repository © 2009
hasil hutan tidak dapat bertahan apabila masih berpedoman pada “wood is good”.
Inovasi teknik, pemasaran dan pengelolaan telah terjadi dalam industri hasil hutan
disepanjang sejarahnya.
Kesempatan industri pinggiran sekarang untuk dapat
mempercepat langkah berinovasi.
Beberapa inovasi modifikasi kimia telah siap
memperbaiki kinerja dan perluasan kesempatan pasar bagi material lignoselulosa.
SUMBER DAN SIFAT MATERIAL LIGNOSELULOSA
Produk utamanya adalah biomassa, dimana secara umum didefinisikan sebagai
material dari tanaman asli daratan (7), diperkirakan terdapat biomassa kurang lebih
172 milyar ton/tahun dengan kandungan material lignoselulosa sebesar 82% pada
hutan. Kayu merupakan komponen yang terpenting. Material lignoselulosa yang lain
termasuk limbah pertanian, tanaman air, rumput-rumputan, dan substansi lainnya.
Material-material tersebut memiliki komposisi kimia yang unik sebagaimana sifat fisis,
kimia dan mekanisnya.
Material tersebut terdiri dari beberapa selulosa utama,
hemiselulosa, lignin, dan sejumlah kecil bahan ekstraktif.
Beberapa sumber
lignoselulosa yang penting disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Kimia Material Lignoselulosa (%)
Sumber Lignoselulosa
Selulosa
Hemiselulosa
Lignin
Ekstraktif
Hardwood
43-47
25-35
16-24
2-8
Softwood
40-44
25-29
25-31
1-5
Abaca
63,72
5-10
21,83
1,6
Ampas tebu
40
30
20
10
Coir
32-43
10-20
43-49
4,5
Tongkol Jagung
45
35
15
5
Batang Jagung
35
25
35
5
Cotton
95
2
0,9
0,4
Flax (retted)
71,2
20,6
2,2
6
Flax (unretted)
62,8
12,3
2,8
13,1
Hemp
70,2
22,4
5,7
1,7
Henequen
77,6
4-8
13,1
3,6
Istle
73,48
4-8
17,37
1,9
Jute
71,5
13,6
13,1
1,8
Kenaf
36
21,5
17,8
2,2
Ramie
76,2
16,7
0,7
6,4
Sisal
73,1
14,2
11
1,7
Apri Heri Iswanto : Fungsi Polimer Alami : Terbentuknya Dimensi Baru dalam Kimia Lignoselulosa, 2008
USU e-Repository © 2009
Sunn
80,4
10,2
6,4
3
Wheat straw
30
50
15
5
Sebagai produk alami yang berasal dari mahluk hidup, material lignoselulosa
dikarakterisasi dengan derajat keragaman dan variability yang cukup tinggi pada
sifatnya.
Material lignoselulosa tersedia dalam berbagai bentuk dan memiliki
penampakan yang menarik, tidak ada lignoselulosa yang dihasilkan oleh material
nonkayu yang lain. Fakta bahwa kayu memiliki sifat yang sangat kuat dan mudah
dikerjakan dengan menggunakan mesin dengan konsumsi energi yang rendah,
menyebabkan kayu menjadi material bangunan yang ideal. Warna yang menarik dan
kumpulan serat yang bagus mudah untuk dipotong dan dibuat menarik dan digunakan
secara luas untuk furnitur yang baik. Kelebihan lain dari kayu adalah adanya material
pori lignoselulosa yang dapat digunakan untuk mengisolasi panas dan listrik,
menghambat kontraksi dan ekspansi panas, dan memiliki sifat akustik yang baik.
Rasio kekuatan –berat serat lignoselulosa kayu sangat tinggi jika dibandingkan dengan
hampir semua fiber dari sumber selulosa yang lain.
Dengan sifat tersebut,
lignoselulosa lebih menarik jika dibandingkan dengan produk lain.
Kayu dan produk bentukannya seperti kayu lapis, papan partikel, papan flake, dan
papan untai dapat bertahan ketika digunakan atau dijaga pada kondisi tertentu.
Beberapa bangunan kuil dari kayu yang dibangun dijepang pada 1300 tahun yang lalu
masih berada pada kondisi yang bagus, dan gereja di pegunungan Norway yang terbuat
dari kayu pada 800 tahun yang lalu masih dapat bertahan pada suhu yang ekstrim.
Meskipun karakter yang sempurna tersebut material lignoselulosa juga mengalami
beberapa permasalahan.
Kebanyakan dari bahan lignoselulosa relatif bersifat
higroskopis. Kelembabannya akan turun dan naik tergantung pada temperatur dan
kelembaban relatif atmosfir disekelilingnya. Penyusutan kayu terjadi karena kayu
penurunan kadar air pada kondisi dibawah TJS sebaliknya pengembangan kayu terjadi
dengan semakin meningkatnya kadar air. Ketidakstabilan dimensi ini merupakan salah
satu kerugian dari penggunaan kayu untuk berbagai produk. Mudahnya kayu untuk
terbakar juga sebagai salah satu kelemahan. Kayu dan produk berbahan kayu juga
sensitif dengan cuaca seperti cahaya matahari, kelembaban, polusi udara dapat menjadi
pemicu terjadinya perubahan warna, retak, dan kerusakan permukaan. Agen perusak
biologi juga dapat menyerang kayu dan mengakibatkan pewarnaan, pelunakan dan
Apri Heri Iswanto : Fungsi Polimer Alami : Terbentuknya Dimensi Baru dalam Kimia Lignoselulosa, 2008
USU e-Repository © 2009
jamur.
Beberapa kerusakan dapt disebabkan oleh jamur, marine borer, kumbang
penggerek dan bakteri yang menyebabkan kerusakan pada log yang disimpan. Produk
turunan dari bahan lignoselulosa selain kayu juga memiliki sifat yang hampir sama.
SIFAT KIMIA DAN REAKTIVITAS
Material lignoselulosa mengandung selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Polimerpolimer ini memiliki beberapa gugus fungsi aktif yang mudah untuk bereaksi [3,8].
Prof. Meshitsuka dan Isogay akan menjelaskan secara detail struktur kimia polimer
tersebut pada bab II. Pada bab tersebut juga dibahas struktur fase solid dari selulosa,
derajat polimerisasi, dan ikatan kimia. Secara singkat potensi ikatan untuk reaksi
kimia pada material lignoselulosa dan lignin disajikan pada Gambar 1 dan 2. Ikatan
reaksi atau gugus fungi merupakan hidroksil primer dan sekunder, karbonil, karboksil
(ester), karbon-karbon, ether dan ikatan asetal. Gugus yang mengandung etilen dan
sulfur jugan dapat ditemukan pada lignin. Setiap pereaksi yang mampu bereaksi
dengan gugus fungsi ini dapat diaplikasikan pada kayu dan literatur yang ada
memberikan banyak contoh [8-12]. Selanjutnya berdasarkan macam gugus fungsi,
eterifikasi, esterifikasi, alkilasi, hidroksi alkilasi, graft copolimerisasi, cross linking
dan oksidasi telah dilakukan untuk menghasilkan berbagai produk untuk berbagai
penggunaan.
Berdasarkan sifat produk arah dari reaksinya akan bervariasi. Meskipun jenis
kayu, kerapatan, dan ketebalan memainkan peranan penting pada perlakuan kimia,
reaksi kimia juga sangat ditentukan oleh distribusi gugus fungsi reaktif dari kayu serta
aksesibilitas dan kereaktivannya (Gambar 3). Sistem reaksi dan media juga perlu
dipertimbangkan untuk tujuan tertentu.
Pengkondisian sistem seharusnya dibatasi
dengan reaksi permukaan atau bulk, dengan daerah amorf atau kristalin dan
pengkondisian rekasi seharusnya dilakukan dalam sistem yang homogen atau
heterogen sebagamana disajikan pada Gambar 3. Variasi ini berpengaruh terhadap
keseragaman reaksi produk pada kayu yang dimodifikasi.
Pada bab 3 Prof. Lai
menggambarkan faktor utama yang mempengaruhi reaktivitas dan aksesibilitas
selulosa, hemiselulosa dan lignin pada kondisi asam dan basa yang dimodifikasi.
Selama modifikasi kimia tersebut, degradasi kimia sering terjadi secara simultan.
Beberapa produk skala industri dibuat dari kayu dan material lignosesulosa.
Kondisi optimal untuk reaksi tersebut telah ditetapkan oleh peneliti dari kalangan
Apri Heri Iswanto : Fungsi Polimer Alami : Terbentuknya Dimensi Baru dalam Kimia Lignoselulosa, 2008
USU e-Repository © 2009
pendidikan ataupun industri.
Selanjutnya untuk penggunaan bahan kimia untuk
mendesain kembali produk kayu atau material selulosa dengan sifat yang superior
merupakan isu utama modifikasi kimia kayu pada abad 21. Selain pertimbangan
kondisi modifikasi kimia yang sangat hati-hati, hal yang juga penting adalah
pengembangan produknya yang berhubungan dengan sifat asli dari material yang akan
digunakan (nilai estetika, sentuhan alami, sifat mekanis, fisik dan kimia), sifat
pengolahan dari produk baru (kimia dan mekanis) serta aplikasi sifat produk baru
(meliputi sifat performa, estetika, dan pemeliharaan).
Dengan referensi dari sifat
produk tersebut, satu hal yang seharusnya menjadi pertimbangan menurut parameter
evaluasi antara lain: keteguhan tarik, keteguhan tekan;modulus elastisitas, modulus
tarik dan modulus tekan; kerapatan; stabilitas panas; konduktifitas listrik;dapat
terdegradasi oleh organisme perusak;ketahanan terhadap cuaca; dan stabilitas dimensi.
Kriteria untuk seleksi produk akhir sharusnya meliputi penampakan visual,
kompatibilitas, mudah dikerjakan, berat, harga, kualitas, pemeliharaan, performa dan
kemampuan fasilitas proses dan material.
Gambar 1 dan 2. Lokasi potensial untuk reaksi kimia pada selulosa dan lignin
Apri Heri Iswanto : Fungsi Polimer Alami : Terbentuknya Dimensi Baru dalam Kimia Lignoselulosa, 2008
USU e-Repository © 2009
Gambar 3. Produk reaksi yang dipengaruhi oleh parameter modifikasi
PRODUK YANG DIMODIFIKASI SECARA KIMIA
Dari diskusi sebelumnya, diketahui bahwa hampir semua material lignoselulosa
bersifat higroskopis, sehingga menyebabkan ketidakstabilan dimensi.
Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, beberapa teknik telah dikembangkan, teruama pada
10 ahun terkahir. Aktifitas untuk mengatasi masalah tersebut akan dibahas oleh Dr.
Matsuda pada bab 6dan Dr kiguchi pada bab 8. Pada tulisan Dr Matsuda, akan
didiskusikanbeberapa prosedur esterifikasi dan etherifikasi secara detail serta
penekanan pada penggunaan produknya. Sedangkan pada tulisan Dr Kiguchi akan
didiskusikan mengenai proses pengaktifan permukaan dan termoplastik dari
permukaan kau melalui etherifikasi. Sifat ikatan sendiri dan beberapa aplikasi kayu
yang dimodifikasi permukaan akan direview lebih lanjut. Kayu dan produk yang
berbahan dasar kayu memliki sifat yang sensitif terhadap perubahan cuaca. Modifikasi
kimia terhadap permukaan kayu diharapkan dapat menyediakan kayu yan memiliki
resistensi terhadap kondisi tersebut, lebih lanjut Plackett akan membahas pada bab 11.
Karena material lignoselulosa merupakan biomaterial, maka material tersebut memiliki
sifat biodegradable. Pada beberapa daerah, penggunaan produk yang resistan terhadap
mikrobiologi sangat diperlukan. Dengan penggunaan modifikasi kimia yang unik sifat
kemudahan untuk didegradasi dapat ditingkatkan. Pada bab 14 Profesor Takahashi
menulis mengenai kegiatannya pada daerah tersebut. Produk yang ditrunkan dari
material lignoselulosa seperti juga kayu menunjukkan beberapa atau bahkan sangat
sedikit sifat yang sama. Material lignoselulosa dari golongan non kayu dapat juga
Apri Heri Iswanto : Fungsi Polimer Alami : Terbentuknya Dimensi Baru dalam Kimia Lignoselulosa, 2008
USU e-Repository © 2009
diberi perlakuan modifikasi kimia untuk meningkatkan sifat fisis dan kimia.
Dr
Rowell mendiskusikan metode untuk melakukan modifikasi dan karakterisasi produk
berbahan dasar produk pertanian pada bab 9 dan 12. Sebagai tambahan juga Dr.
Nakano juga mediskusikan beberapa metode untuk karakterisasi fisis dari kayu yang
dimodifikasi secara kimia pada Bab 10. Hasil diskusi tersebut menekankan pada
mobilitas molekuler dan sifat kelenturan dari komponen kayu yang dimodifikasi secara
kimia. Sifat viscoelastis dari produk akhir juga akan dibahas oleh Dr Norimoto pada
Bab 13.
Telah diakui bahwa kayu, selulosa dan lignin terdiri dari sejumlah sifat yang
beragam dimana sifat tersebut sulit untuk dipisahkan tersendiri. Juga telah diketahui
bahwa material tersebut terkadang tidak sesuai dengan sifat yang diharapkan dan
terkadang perlu untuk engubah material tersebut menjadi produk baru dengan
melibatkan reaksi kimia didalamnya.
Reaksi tersebut umumnya bertujuan untuk
meningkatkan atau memodifikasi sifat kimia maupun struktur material lignoselulosa
serta membuatnya menjadi produk yang sesuai untuk tujuan tertentu. Dr. Shiraishi dkk
melakukan transformasi kayu dan material lignoseulosa menjadi produk yang inovatif.
Mereka menggunakan berbagai metode pemutusan rantai untuk membuat kayu dalam
bentuk cair. Aktifitas tersebut akan dibahas lebih detail pada Bab 7. Produk baru yang
berasal dari selulosa dan lignin akan dibahas pada Bab 4 (Hon) dan 5 (Meister). Pada
Bab 5, Dr. Meister mendiskusikan modifikasi hubungan panas atau deomposisi kimia
lignin untuk menghasilkan berbagai produk baru. Dia juga mendiskusikan penyiapan
dan penggunaan sambungan potensia dari kopolimer lignin.
Berdasarkan sekilas materi yang dikemukakan oleh penulis, sangat jelas bahwa
para scientist didunia telah bekerja keras untuk menimgkatkan sifat, performa, dan
penggunaankay dan material lignoselulosa lainnya. Peneliian mdifikasi kimia elah
dikembangkan dan terus dilanjutkan.
Modifikasi kimia, khususnya menyambungkan struktur molekul molekuler dari
material lignoselulosa
memerlukan usaha yang keras dalam rangka pembuatan
material polimeric untuk aplikasi teknologi. Dengan penggunaan reaksi kimia yang
sesuai , produk baru dengan sifat gabungan alami dan buatan akan menempati posisi
penting.
Apri Heri Iswanto : Fungsi Polimer Alami : Terbentuknya Dimensi Baru dalam Kimia Lignoselulosa, 2008
USU e-Repository © 2009
KESIMPULAN DAN PROSPEK DI MASA MENDATANG
Sampai saat ini penelitian mengenai lignoselulosa dihadapkan pada era terobosan
penelitian yang baru. Hal tersebut memungkinkan penggunaan berbagai jenis material
lignoselulosa, kayu berkualitas rendah dan serbuk gergaji serta produk lignin bernilai
rendah. Upaya penelitian mengenai lignoselulosa dan selulosa merupakan cara untuk
menghasilkan produk baru, bagi konstruksi transportasi, plastik, serat, pengepakan dan
aplikasi medis. Beberapa aktifitas utama dalam modifikasi kimia kayu, selulosa dan
lignin merupakan karakteridtik utama dari buku ini. Modifikasi kimia dari material
lignoselulosa mawakili tingkatan yang bagus dalam inovasi akademis dan industri.
Meskipun perkembangan yang luarbiasa telah dibuat dalam rangka menghubungkan
pengertian struktur dan kimia dari bahan baku seperti juga perubahan parameter
modifikiasi, juga perubahan yang terjadi. Produk lignoselulosa yang dimodifikasi
secara kimia, harus dapat ersaing dengan material teknik yang lain dalam rangka
memberikan andil pada pangsa pasar.
Dimasa mendatang penggunaan material
lignoselulosa dan derajat efisiensinya dalam pemanfaatan lignoselulosa sangat
ditentukan oleh keberlanjutan penelitian dan pengembangan. Selama kurang lebih 15
tahun, perkembangan yang tak terduga terjadi pada pengembangan material teknik
baru dari sisa lignoselulosa.
Material ini meliputi, komposit polimer kayu, kayu
termoplastik, dan perekat dari liquida kayu, hal tersebut membuka kemumgkinan
adanya teknik baru.
Meskipun para ilmuwan telah berhasil dalam melakukan
modifikasi lignoselulosa dengan sifat yang unik, hal tersebut tentunya tidak berarti
bahwa produk tersebut akan sukses dipasaran. Teknologi kimia yang dipergunakan
dan efektifitas biaya dari produk hasil modifikasi, serta proses yang ramah lingkungan
belum dilakukan secara komersil dalam skala besar.
Penanganan tersebut dimasa
mendatang memerlukan kemampuan dari ahli kimia, biokimia, insinyur dan ahli
material dalam rangka memperluas pengetahuan mengenai bahan baku terbarukan.
Mereka berkesempatan untuk mengembangkan dan memperbaiki produk secara
ekonomi dan lingkungan. Hal ini memberikan pola pikir masa depan yang tidak hanya
tergantung pada suplai produk dari fosil (minyak, batubara, gas alam) dan produk
geologi (besi, alumnium, batu, pasir, dll)
Apri Heri Iswanto : Fungsi Polimer Alami : Terbentuknya Dimensi Baru dalam Kimia Lignoselulosa, 2008
USU e-Repository © 2009
REFERENSI
1.
M. Bramwell (ed). The International Book of Wood. Simon and Schuster, New
York, 1976.
2. W.H Auden. Woods. Listener, Dec. 11(1952).
3. D.N.S. Hon. Polym. News 17:102(1992).
4. Proceedings of The International Symposium on Chemical Modification of Wood.
Kyoto, Japan, May 17-18. 1991.
5. Proceeding of Chemical Modification of Lignocellulosics. Pacific Rim Bio Based
Composites Symposium. Rotorua, New Zealand, November 7-8. 1992.
6. Proceeding of Second Pacific Rim Bio Based Composites Symposium,
Vancouver, Canada, November 6-9. 1994
7. Productivity of World Ecosystem, 5th Symp. Proc. Gen. Assembly Spec. Comm.
Int. Biol. Prog. International Biological Program, National Research Council,
National Academy of Science, Washington, D.C. 1975.
8. D.N.S. Hon and N. Shiraishi (eds). Wood and Cellulosic Chemistry, Marcel
Dekker, New York. 1991, p. 1020.
9. D. Fengel and G. Wegener. Wood: Chemistry, Ultrastructure and Reaction. Walter
de Gruyter, Berlin. 1984, p. 613.
10. K.V. sarkanen and C.H. Ludwig (eds). Lignin. Wiley Interscience, New York.
1971, p. 916.
11. N.M. Bikales and L. segal (eds). Cellulose and Cellulose Derivatives. Wiley
Interscience, New York. 1971. Parts IV and V.
D.N.S. Hon (ed.). Graft Copolymerization of Lignocellulosic Materials (ACS
Symposium Series 187). American Chemical Society, Washington, D.C. 1981.
Apri Heri Iswanto : Fungsi Polimer Alami : Terbentuknya Dimensi Baru dalam Kimia Lignoselulosa, 2008
USU e-Repository © 2009
Download