IDENTIFIKASI SENYAWA EKSTRAK ETANOL DAUN MIMBA

advertisement
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 74-81
Nurfijrin Ramadhani
IDENTIFIKASI SENYAWA EKSTRAK ETANOL DAUN MIMBA
(Azadirachta indica A.Juss) SEBAGAI ANTIBAKTERI SECARA
KLT-BIOAUTOGRAFI TERHADAP BAKTERI Stahpylococcus aureus
DAN Escherichia coli
Nurfijrin Ramadhani, Agung Giri Samudra, Jimmy Armando
Akademi Farmasi Al-Fatah Bengkulu
Email: [email protected]
ABSTRAK
Rendahnya kesadaran masyarakat dan kurangnya sarana kesehatan
membuat penyakit infeksi semakin meningkat. Pengobatan secara alami sekarang
menjadi pilihan baru sebagai antibakteri, salah satunya adalah mimba. Penelitian
sebelumnya menunjukkan bahwa daun mimba dapat menghambat pertumbuhan
bakteri, akan tetapi belum diketahui senyawa apa yang berperan sebagai antibakteri
tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui di dalam daun mimba senyawa
yang berperan sebagai antibakteri. Penelitian dilakukan dengan metode KLT
Bioautografi langsung, dimana hasil maserasi esktrak etanol daun mimba yang telah
dielusi ditempelkan ke media yang telah ditanami bakteri Staphylococcus aureus
dan Escherichia coli. Zona hambat yang terbentuk dilakukan identifikasi senyawa
dengan menggunakan pereaksi semprot Dragendorf, FeCl3, Sitroborat, Lieberman
Bouchardat, dan SbCl3. Hasil uji KLT-Bioautografi menunjukkan bahwa daun
mimba dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang ditandai dengan terbentuknya
zona bening masing-masing dengan Rf 0,4 pada bakteri Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli. Senyawa yang berperan sebagai antibakteri terhadap bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli diduga adalah senyawa saponin
dimana terbentuk warna ungu dengan pereaksi SbCl3.
Kata Kunci
: Daun Mimba (Azadirachta indica A.Juss), KLT Bioautografi,
Staphylococcus aureus, Escherichia coli
Artikel diterima: 1 Maret 2017
Diterima untuk diterbitkan: 23 Maret 2017
Diterbitkan: 30 Maret 2017
74
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 74-81
Nurfijrin Ramadhani
ABSTRACT
Low public awareness and insufficient health facilities make infectious
diseases is increasing. Natural medicine is now a new option as an antibacterial,
one of which is mimba.Previous studies have shown that mimba leaf can inhibit the
growth of bacteria, but is not yet known what compounds which act as antibacterial.
This research purpose to know in mimba leaf that acts as an antibacterial
compound.The research conducted by method of direct bioautografi T/lC, where
the results of the ethanol extract of mimba leaf maceration which has eluted affixed
to the media which have been affixed Staphylococcus aureus nd Escherichia coli
bacteria. Inhibition zone formed to identify compounds using spray reagent
Dragendorf, FeCl3, Sitroborat, Lieberman Bouchardat, dan SbCl3.Bioautografi
TLC results indicate that mimba leaf can inhibit the growth of bacteria marked by
tha formation of a clear zone with rf 0,4 in Staphylococcus aureus and Escherichia
coli. Which act as antibacterial compounds againts bacterial Staphylococcus
aureus and Escherichia coli is suspected saponins, which are formed purple with
reagent SbCl3.
Keywords
: Mimba leaf (Azadirachta indica A.Juss), Bioautografi TLC,
Staphylococcus aureus, Escherichia coli
PENDAHULUAN
Penyakit
infeksi
Sedangkan
Staphylococcus
salah satu penyakit yang menjadi
aureus myebabkan
bisul,
perhatian serius untuk segera diatasi
impetigo, infeksi luka, pneumonia,
(Kandhasamy
meningitis,
dan
merupakan
Arunachalam,
2008). Menurut Profil Kesehatan
jerawat,
osteomielitis,
dan
endokarditis (Plata dkk, 2009).
Indonesia tahun 2010, prevalensi dan
Tanaman mimba mempunyai
jumlah kasus penyakit infeksi di
banyak
Indonesia lebih tinggi dibandingkan
manusia. Daun mimba dimanfaatkan
negara ASEAN yang lainnya.
untuk
Kasus penyakit infeksi yang
masih banyak terjadi di Indonesia
manfaat
bagi
penambah
disentri,
borok,
kehidupan
nafsu
makan,
malaria
dan
antibakteri (Sudarsono et al., 2002).
diantaranya disebabkan oleh bakteri
Pritima dan Pandian (2008)
Escherichia coli dan Staphylococcus
menyebutkan bahwa ekstrak daun
aureus. Infeksi yang disebabkan oleh
mimba mampu menghambat Bacillus
bakteri Eschericia coli seperti infeksi
cereus,
pada saluran kemih, diare, sepsis, dan
Eschericihia
meningitis (Jawetz et al., 1995).
pneumoniae, Neisseria gonohorreae,
Enterococcus
coli,
faecalis,
Kleibsiella
75
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 74-81
Proteus
mirabilis,
dan
Nurfijrin Ramadhani
serkai, peras, cuci ampas dengan
Staphylococcus aureus.
cairan penyari secukupnya hingga
METODE PENELITIAN
diperoleh
Alat dan Bahan
diuapkan pada tekanan rendah pada
Alat yang digunakan adalah
100
bagian.
Maserat
suhu tidak lebih dari 50oC (Anonim,
seperangkat alat maserasi, gelas ukur,
2010).
erlenmeyer, tabung reaksi, timbangan
Pemisahan
analitik, lemari pengering, rotary
Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
evaporator, autoklaf, lampu spiritus,
Senyawa
Ekstrak
senyawa
Secara
dengan
cawan petri, jarum ose, jangka
konsentrasi dibawah ≤ 1000 μg/mL
sorong, pipa kapiler, chamber, Spray,
dipisahkan secara KLT menggunakan
LAF (Laminar Air Flow), inkubator,
fase diam selika gel GF 254. Ekstrak
kapas, alumunium foil, lempeng
tersebut ditotolkan pada plat KLT,
silika gel gf 254. Bahan yang
kemudian dielusikan dengan fase
digunakan
gerak berupa Etil asetat : Metanol :
adalah
daun
mimba
(Azadirachta indica A. Juss), etanol
Amoniak 25%
70%, aquadest, Dimetil sulfoksida
Selanjutnya diamati di bawah lampu
(DMSO),
UV 254 dan dihitung nilai Rf
metanol,
n-heksana,
etil
asetat,
Nutrient Agar (NA),
Nutrient Broth (NB), biakan murni
nodanya.
Pembuatan Medium
Escherichia coli dan Staphylococcus
aureus,
Pereaksi
semprot
(85 : 10 : 5).
Media yang digunakan adalan
:
media padat NA dan media cair NB.
dragendorf, FeCl3, SbCl3, liebarman
Media dibuat dengan melarutkan NA/
bouchardat dan sitroborat.
NB
Prosedur Kerja
dimasukan dalam erlenmeyer dan
Maserasi dilakukan dengan cara
ditutup dengan kapas lalu dipanaskan
memasukkan 10 bagian simplisia
dan disterilkan dengan autoklaf pada
kedalam sebuah bejana, dengan 75
suhu 121ºC dengan tekanan 2 atm
bagian cairan penyari, tutup, biarkan
selama 15 menit
dalam
aquadest
kemudian
selama 5 hari terlindung dari cahaya
sambil sering diaduk. Setelah 5 hari
76
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 74-81
Nurfijrin Ramadhani
Setelah meresap, lempeng KLT yang
Peremajaan Bakteri
Bakteri Staphylococcus aureus
telah dielusi diletakkan di atas
dan Escherhia coli yang berasal dari
permukaan media agar. Setelah 30
biakan murni diambil satu ose lalu
menit lempeng tersebut diangkat dan
diinokulasikan
cara
dipindahkan, kemudian diinkubasi
NA
pada suhu 37ºC selama 16-18 jam.
secara aseptic, kemudian diinkubasi
Identifikasi Senyawa Antibakteri
digoreskan
dengan
dengan
medium
pada suhu 37ºC selama 16-18 jam.
hambatan
Pembuatan Larutan Bakteri
Satu
ose
pada
lempeng
KLT
hasil
disemprot dengan pereaksi semprot
peremajaan biakan murni dibiakkan
untuk menentukan jenis senyawa
dalam
yang
media
bakteri
Noda yang membentuk zona
cair
NB
dan
menghambat
pertumbuhan
dihomogenkan. Media cair tersebut
Staphylococcus
dibandingkan dengan larutan standar
Escherichia coli.
kekeruhan yang dibuat dari 0,5 ml
HASIL DAN PEMBAHASAN
1,175 %
BaCl2 2H2O ditambah
aureus
Determinasi
dan
tumbuhan
99,5 ml H2SO4 1 %.
dilakukan di Laboratorium Fakultas
Pengujian KLT- Bioautografi
Biologi
Suspensi
Staphylococcus
Universitas
Bengkulu.
Berdasarkan surat keterangan nomor
aureus dan Escherichia coli di
208/UN30.28.LAB.BIOLOGI/PM/2
goreskan ke NA menggunakan lidi
014
kapas
tumbuhan uji yang digunakan dalam
steril
hingga
seluruh
Hasil
menunjukkan
permukaan NA tertutup. NA di
penelitian
biarkan selama 5-15 menit agar
(Azadirachta indica A.Juss)
suspensi
bakteri
dapat
ini
adalah
bahwa
Mimba
meresap.
Tabel I. Hasil karakteristik ekstrak etanol daun mimba (Azadirachta indica A.Juss)
Karakteristik Ekstrak
Ekstrak EtanolDaun Mimba
a. Organoleptik
▪ Konsistensi
▪ Warna
▪ Bau
▪ Rasa
b. Susut Pengeringan
c. Kadar Abu
Ekstrak Kental
Hitam Kehijauan
Khas
Pahit
12 %
5,5 %
77
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 74-81
Nurfijrin Ramadhani
Keterangan :
* Memenuhi syarat kadar air bila < 30% (Voight, 1994)
** Memenuhi syarat kadar abu bila < 7 % (Anonim, 1989).
Sampel yang digunakan dalam
Ekstraksi senyawa kimia yang
penelitian ini adalah bagian daun
terkandung dalam tumbuhan daun
mimba (Azadirachta indica A. Juss).
mimba (Azadirachta indica A. Juss)
Sampel daun mimba yang telah
dilakukan
dikumpulkan
metode
dibersihkan
dari
dengan
menggunakan
maserasi
menggunakan
pengotor dan dicuci dengan air
pelarut etanol 70%. Proses maserasi
mengalir hingga bersih, lalu dirajang.
dilakukan selama 5 hari (Anonim,
Daun yang telah dirajang dikeringkan
2010). Selama perendaman dilakukan
pada suhu kamar terlindung dari
pengadukan sesering mungkin, agar
cahaya matahari langsung untuk
senyawa-senyawa yang terdapat pada
mengurangi
dan
simplisia dapat larut dengan baik.
enzimatik
Ekstrak cair yang diperoleh kemudian
kadar
menghentikan
air
reaksi
sehingga simplisia dapat disimpan
diuapkan
dalam waktu yang lebih lama tanpa
vacum rotary evaporator pada suhu
terjadi
50oC, sehingga diperoleh ekstrak
penurunan
mutu
atau
perusakan simplisia (Prasetyo &
dengan
menggunakan
kental daun mimba.
Inoriah, 2013).
Tabel II. Hasil pemeriksaan kandungan ekstrak daun mimba (Azadirachta indica A.Juss)
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Senyawa
Kimia
Flavonoid
Saponin
Terpenoid
Fenol
Steroid
Alkaloid
Hasil
Pengamatan
Merah Jingga
Terbetuknya busa
Violet/ Biru
Biru Kehitaman
Biru
Putih kuning/
jingga coklat
Keterangan
+
+
+
+
+
Keterangan :
(+) menunjukkan reaksi positif
(-) menunjukkan reaksi negatif
Ekstrak etanol daun mimba
yang
diperoleh,
berwarna
hitam
kehijauan, memiliki bau khas, rasa
yang pahit dan kosistensi berupa
ekstrak kental. Selanjutnya, ekstrak
etanol
daun
mimba
dilakukan
78
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 74-81
pemisahan
dengan
Nurfijrin Ramadhani
menggunakan
penambahan sedikit asam etanoat
kromatografi lapis tipis (KLT). Fase
atau amonia karena masing-masing
diam yang digunakan yaitu silica gel
akan meningkatkan solut-solut yang
GF 254, sedangkan fase gerak berupa
bersifat basa dan asam, dan agar dapat
campuran pelarut etil asetat : metanol
mengoptimasi
: ammonia (85:10:5). Pada awalnya
digunakan (Sutrisno, 1993). Oleh
fase gerak yang digunakan berupa
sebab itu fase gerak yang digunakan
campuran n-heksan, etil asetat dan
menjadi Etil asetat : Metanol :
metanol dengan perbandingan 2:6:1.
Amoniak 25% (85 : 10 : 5).
Akan tetapi dengan perbandingan
tersebut
terjadi
gerak
yang
Pada lempeng silica dibuat garis
pemisahan
batas bawah dan batas atas. Jarak dari
senyawa sewaktu mengelusi ekstrak
batas bawah adalah 2 cm dengan jarak
etanol daun mimba. Oleh karena itu,
penotolan
dilakukan
pelarut
masing 2 cm serta jarak tempuh
berdasarkan pada indeks polaritas
pelarut dengan jarak 12 cm. Jarak 12
pelarut. Pada pengoptimasian pelarut/
cm dikarenakan untuk menyesuaikan
eluen
optimasi
dengan cawan petri yang ada agar plat
beberapa
hasil
dengan
tidak
fase
optimasi
telah
dilakukan
menggunakan
antar
elusi
sampel
dapat
masing-
ditempelkan.
perbandingan n-heksan : etil asetat :
Selanjutnya ektrak ditotolkan dan
metanol (3:2:1 ; 2:1:3 ; 1:3:2 ; 1:2:3 ;
dielusi. Setelah selesai bercak noda
4:1:1), n heksan : etil asetat (8:2 ; 2:8
diamati di bawah sinar UV 254. Hasil
; 9:1 ; 1:9) Ternyata, pengoptimasian
menunjukkan
berdasarkan indeks polaritas saja
pemisahan senyawa dengan terdapat
tidak cukup untuk dapat memisahkan
3 buah bercak noda pada Rf 0,40 Rf
senyawa yang terdapat pada ekstrak
0,55, Rf 0,90 seperti yang terlihat
etanol daun mimba, maka perlu ada
pada tabel IV.
bahwa
terjadi
Tabel III. Hasil pemisahan senyawa ekstrak daun mimba (Azadirachta indica A.Juss) dengan
kromatografi lapis tipis.
Jarak Tempuh Noda
Nilai Rf
4,8 cm
6,7 cm
0,40
0,55
79
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 74-81
Nurfijrin Ramadhani
10,9 cm
Uji
Bioautografi
0,90
dilakukan
ungu
yang
menandakan
dengan menempelkan hasil elusi dari
senyawa
KLT ke masing-masing permukaan
antibakteri tersebut adalah saponin.
agar yang telah ditanami bakteri
Saponin bekerja sebagai antibakteri
Staphylococcus
dengan
aurus
dan
yang
besifat
bahwa
sebagai
mengganggu
Escherichia coli selama 30 menit dan
membran
diinkubasi pada suhu 37o C selama 24
menyebabkan
jam, kemudian diamati zona bening
Saponin mengganggu permeabilitas
yang
membran
terbentuk.
Pada
Staphylococcus
Escherichia
bakteri
aureus
coli
dan
sel
stabilitas
bakteri
sel
sel
sehingga
bakterilisis.
bakteri
yang
mengakibatkan kerusakan membran
masing-masing
sel
dan menyebabkan
keluarnya
terdapat zona bening pada Rf 0,40.
berbagai komponen penting dari
Hasil
yang
dalam sel bakteri yaitu protein, asam
dengan
nukleat dan nukleotida (Ganiswarna,
penyemprotan
menghambat
noda
tersebut
pereaksi SbCl3 memberikan warna
1995)
Tabel IV. Hasil uji KLT- Bioautografi
No
Staphylococcus aureus
Escherichia coli
Nilai Rf
Nilai Rf
1
0,40
0,40
Tabel V. Hasil identifikasi senyawa ekstrak daun mimba (Azadirachta indica A.Juss) dengan
pereaksi semprot dari uji bioautografi
Pereaksi
Semprot
Senyawa
Teori
Pengamatan
Kandungan
Kimia
FeCl3
Fenol
Biru, Merah
ungu, hijau,
hitam kuat
Orange
kekuningan
-
dragendorff
Alkaloid
Coklat jingga
Merah
kecoklatan
-
Sitroborat
Flavonoid
Berpendar
Putih
-
SbCl3,
Saponin
Ungu, coklat
Saponin
Bourchad
Terpenoid
Biru
kekuningan
Warna ungu
pada sinar
tampak
Merah
kecoklatan
-
80
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 74-81
Plata,
KESIMPULAN
Metode
KLT-Bioautografi
dapat digunakan untuk mengetahui
kandungan senyawa ekstrak etanol
daun
mimba
Nurfijrin Ramadhani
yang
kemampuan
mempunyai
menghambat
pertumbuhan bakteri. Senyawa paling
berperan pada daun mimba sebagai
antibakteri diduga adalah senyawa
saponin.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim., 1989, Materia Medika
Indonesia Jilid V, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta: 67-71.
Anonim., 2010, Acuan Sediaan
Herbal, Badan POM RI,
Jakarata: 6-8.
Anonim., 2011, Profil Kesehatan
Indonesia 2010, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Ganiswarna S. G., 1995, Farmakologi
dan Terapi, ed. IV, UI-Fakultas
Kedokteran, Jakarta.
Jawetz E., J. L. Melnick, E. A.
Adelberg, G. F. Brooks, J. S.
Butel, L. N. Ornston., 1995,
Mikrobiologi Kedokteran, ed.
XX, University of California,
San Francisco.
Kandhasamy M., Arunachalam K.D.,
2008, Evaluation of in vitro
antibacterial
property
of
seaweeds of southeast coast of
India, African Journal of
Biotechnology Vol 7 (12), pp,
1958-1951.
K., Rosato, A, E., and
Wegrzyn,
G.,
2009,
Staphylococcus aureus as an
infectious agent: overview of
biochemistry and molecular
genetics of its pathogenicity,
Acta Biochimica Polonica 56
(4): 597-612.
Prasetyo dan Inoriah Entang., 2013,
Pengelolaan
Budidaya
Tanaman
Obat-Obatan
(Simplisia), Badan Penerbitan
Fakultas Pertanian UNIB,
Bengkulu: 17-20.
Pritima, R.A. and Pandian, R.S.,
2008, Antibacterial Potency of
Crude Extract of Azadirachta
indica A. Juss (Leaf) Against
Mirobes Causing Reproductive
Tract
Infections
Among
Women, Current Biotica, vol. 2,
pp. 2-6.
Sudarsono, Gunawan, D., Wahyuono,
S., Donatus, A.I., dan Purnomo,
2002, Tumbuhan Obat II, Hasil
Penelitian, Sifat-Sifat, dan
Penggunaan, Pusat Studi Obat
Tradisional UGM, Yogyakarta.
Sutrisno,
B.,
1993,
Pereaksi
Kromatografi Lapis Tipis,
Fakultas Farmasi Universitas
Pancasila, Jakarta.
Voight, R., 1994, Buku Pelajaran
Teknologi Farmasi Edisi V,
Gadjah Mada University Pres.
Yogyakarta.
81
Download