10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau
lebih masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri
dari bapak, ibu, adik, kakak, dan nenek. (Raisner dalam mubaroq,
2009). Duvall (1986, dalam Efendi, 2009 ), menguraikan bahwa
keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran
dan
adopsi
yang
bertujuan
untuk
menciptakan,
mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional, serta sosial dari setiap anggota keluraga.
Keluarga yang berorientasi tradisional, yaitu sebagai berikut:
keluarga terdiri atas individu yang bergabung bersama oleh ikatan
pernikahan, darah, atau adopsi dan tinggal dalam rumah angga yang
sama. Saat ini, definisi keluarga tradisional terbatas, baik dalam
penerapannya maupun inklusivitasnya (U.S Bureau of the Cencus
dalam Friedman, 2010).
Keluarga merupakan sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama – sama dengan keterkaitan aturan emosional dan individu
mempunyai peran masing – masing yang merupakan bagian dari
keluarga. Keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa setiap
10
Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
11
individu merupakan bagiannya dan dikeluarga semua juga dapat
diekspresikan tanpa hambatan yang berarti (Suprajitno, 2012).
Keluarga menurut Friedman (2009), memberikan pandangan
tentang definisi keluarga yang berorientasi kepada tradisi, yaitu :
a. Keluarga terdiri dari orang – orang yang disatukan oleh ikatan
perkawinan, darah, ikatan adopsi.
b. Anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama – sama
dalam satu rumah tangga atau jika mereka hidup secara
terpisah mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut
sebagai rumah tangga mereka.
c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama
lain dalam peran sosial keluarga seperti halnya peran sebagai
suami dan istri, ayah dan ibu, anak laki – laki dan anak
perempuan.
d. Keluarga bersama – sama menggunakan kultur yang sama yaitu
kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik
tersendiri.
2. Fungsi keluarga
Menurut Friedman (2010), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga
yaitu :
a.
Fungsi afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan
Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
12
kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif
tampak pada kebahagian dan kegembiraan dari seluruh anggota
keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim
yang positif. Hal tersebut dipelajari dan dikembangan melalui
interaksi dan hubungan dalam kelurga. Dengan demikian kelurga
yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh keluarga dapat
mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang perlu
dipenuhi oleh keluarga dalam fungsi afektif adalah :
1) Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima,
saling mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang
mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota yang
lain maka kemampuan untuk memberikan kasih sayang akan
meningkat yang pada akhirnya tercipta hubungan yang hangat
dan saling mendukung. Hubungan intim didalam keluarga
merupakan modal dasar memberi hubungan dengan orang lain
dilihat keluarga atau masyarakat.
2)
Saling menghargai bila anggota keluarga saling menghargai
dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga
serta selalu mempertahankan iklim yang positif maka fungsi
afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat
memulai hidup baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan
melalui proses identifikasi dan penyesuaian pada berbagai
Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
13
aspek
kehidupan
anggota
keluarga.
Orang
tua
harus
mengemban proses identifikasi yang positif sehingga anakanak dapat meniru perilaku yang positif tersebut.
Fungsi afektif merupakan sumber energi yang menentukan
kebahagian keluarga keretakan keluarga. Keretakan keluarga,
kenakalan anak atau masalah keluarga timbul karena fungsi
afektif keluarga tidak terpenuhi.
b. Fungsi sosialisasi
Individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar
berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak lahir,
keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.
Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui
interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan
dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar normanorma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan
keluaarga.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan
menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang
seperti kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
14
e. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan
kesehatan yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan
merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga
memberikan asuahan kesehatan mempengaruhi status kesehatan
keluarga.
Kesanggupan
kelurga
melaksanakan
pemeliharaan
kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang
dilaksanakan.
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :
1) Mengenal masalah.
2) Membuat keputusan tindakan yang tepat.
3) Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
4) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
5) Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat
3. Tipe dan Bentuk Keluarga
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari
berbagai macam pola kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial
maka tipe keluarga berkembang mengikuti. Agar dapat mengupayakan
peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat kesehatan maka
perawat perlu mengetahui berbagai tipe keluarga (Suprajitno, 2008).
Friedman (2008) membagi tipe keluarga seperti berikut :
Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
15
1. Tipe keluarga tradisional
a. Nuclear Family (Keluarga Inti). Terdiri dari orang tua dan anak
yang masih menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah,
terpisah dari sanak keluarga lainnya.
b. Extended family (keluarga besar). Satu keluarga yang terdiri dari
satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan
saling menunjang satu sama lain.
c. Single Parent family. Satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala
keluarga dan hidup bersama dengan anak – anak yang masih
bergantung kepadanya.
d. Nuclear dyed. Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa
anak, tinggal dalam satu rumah yang sama.
e. Blended family. Suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan
pasangan, yang masing – masing pernah menikah dan membawa
anak dari hasil perkawinan terdahulu.
f. Three generation family. Suatu keluarga yang terdiri dari tiga
generasi, yaitu kakek, nenek, bapak, ibu, dan anak dalam satu
rumah.
g. Single adult living alone. Bentuk keluarga yang terdiri dari satu
orang dewasa yang hidup dalam satu rumah.
h. Middle age atau elderly couple. Keluarga yang terdiri dari
sepasang suami istri paruh baya.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
16
2. Tipe keluarga non tradisional.
a. The unmarried teenage mother, Keluarga terdiri dari satu
orang dewasa terutama ibu dengan anak dari hubungan
tanpa nikah.
b. The step parent family, keluarga dengan orang tua tiri.
c. Commune family, yaitu lebih satu keluarga tanpa pertalian
darah yang hidup serumah.
d. The non marrital heterosexual cohabiting family, keluarga
yang hidup bersama, berganti – ganti pasangan tanpa
menikah.
e. Gay and lesbian family, seseorang yang mempunyai
persamaan sex tinggal dalam satu rumah sebagaimana
pasangan suami istri.
f. Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama
diluar ikatan perkawinan karena alasan tertentu.
g. Group marriage family, beberapa orang dewasa yang telah
merasa saling menikah, berbagi sesuatu termasuk sex dan
membesarkan anak.
h. Group network family, beberapa keluarga inti yang dibatasi
oleh aturan dan norma, hidup berdekatan dan saling
menggunakan barang yang sama dan bertanggung jawab
membesarkan anak.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
17
i. Foster family, keluarga yang menerima anak yang tidak ada
hubungan saudara untuk waktu sementara.
j. Homeless
family,
keluarga
yang
terbentuk
tanpa
perlindungan yang permanen karena keadaan ekonomi atau
problem kesehatan mental.
k. Gang, keluarga yang destruktif dari orang – orang muda
yang mencari ikatan emosional, berkembang dalam
kekerasan dan kriminal.
4. Tahap dan Tugas Perkembangan
Dalam setiap keluarga mempuntyai siklus kehidupan yang mempunyai
tahapan – tahapan. Seperti individu yang mempunyai tahapan
perkembangan dan pertumbuhan yang berturut – turut. Dalam
keluargpun juga mengalami tahap perkembangan yang berturut – turut.
Menurut Friedman (2010) tahap perkembangan keluarga adalah
sebagai berikut :
a. Tahap 1
: (Beginning family)
Merupakan keluarga pemula perkawinan dari sepasang insan
menandai bermulanya sebuah keluarga baru dan perpindahan dari
keluarga asal dan status lajang kehubungan baru yang intim.
b. Tahap II
: (Child bearing family)
Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan
sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut samapai anak pertama
berusia 30 bulan (2,5 tahun).
Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
18
c. Tahap III
: (Family with preschool)
Keluarga dengan anak usia pra sekolah dimulai ketika anak
pertama berusia dua setengah tahun dan berakhir ketika anak
berusia 5 tahun.
d. Tahap IV
: (Family with children)
Keluarga dengan anak usia sekolah dimulai ketika anak pertama
berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada
usia 13 tahun awal dari remaja.
e. Tahap V
: (Family with teeneger)
keluarga dengan anak remaja yang di mulai ketika anak pertama
memasuki umur 13 tahun berlangsung selama 6 sampai 7 tahun.
Tahap ini bisa terjadi dengan singkat apabila anak meninggalkan
lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga
umur 19 atau 20 tahun.
f. Tahap VI
: (Launching center family)
Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda yang ditandai
denagan anak meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan
“ Rumah Kosong”.
g. Tahap VII
: (middle age families)
Orang tua usia pertengahan dimulai ketika anak berakhir
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun dan kematian
salah satu pasangan.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
19
h. Tahap VIII
: (Keluarga usia lanjut)
Keluarga dalam masa pensiun dan lanjut usia diawali dengan salah
satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun, hingga salah
satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan lain
meninggal.
5. Struktur Keluarga
Menurut (Friedman, 2010), struktur keluarga terdiri atas:
a.
Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang bersifat terbuka dan jujur, selalu
menyelesaikan konflik keluarga berpikiran positif, dan tidak
mengulang – ulang isu dan pendapatan sendiri. Karakteristik
komunikasi keluarga yang berfungsi :
a.
Karakteristik pengirim
1) Yakin dalam mengemukakan pendapat.
2) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.
3) Selalu minta maaf dan menerima umpan balik.
b.
Karakteristik penerima :
1)
Siap mendengar.
2)
Memberikan umpan balik.
3) Melakukan validasi.
b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan
posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau
Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
20
status individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami atau istri
atau anak.
c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan dalam (potensial atau aktual)
dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk
merubah perilaku seseorang kearah positif. Tipe struktur kekuatan
antara lain :
1) Legitimate power/authority, Hak untuk mengatur seperti orang
tua pada anak
2)
Referent power. Seseorang yang ditiru.
3) Reword power. Pendapat ahli.
4)
Coercive power. Dipaksakan sesuai keinginan.
5)
Informational power. Pengaruh melalui persuasi.
6) Affectif power. Pengaruh melalui manipulasi cinta kasih.
d.
Nilai –nilai dalam keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang
secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam
satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman
perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.
Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyrakat
bardasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan
dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan
dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
21
6. Struktur peran keluarga
Menurut Friedman (2010) peran keluarga dapat diklasifikasikan
menjadi dua yaitu :
a. Peran formal keluarga
Peran formal adalah peran eksplisit yang terkandung dalam struktur
peran keluarga (ayah – suami dll). Yang terkait dengan masing –
masing posisi keluarga formal adalah peran terkait atau
sekelompok perilaku yang kurang lebih homogen. Keluarga
membagi peran kepada keluarganya dengan cara yang serupa
dengan cara masyarakat membagi perannya : berdasarkan pada
seberapa pentingnya performa peran terhadap berfungsinya sistem
tersebut.
Beberapa
peran
membutuhkan
ketrampilan
atau
kemampuan khusus : peran yang lain kurang kompleks dan dapat
diberikan kepada mereka yang kurang terampil atau jumlah
kekuasannya paling sedikit.
b. Peran informal keluarga
Peran informal bersifat implisit, sering kali tidak tampak pada
permukaannya, dan diharapkan memenuhi kebutuhan emosional
anggota keluarga dan/ atau memelihara keseimbangan keluarga.
Keberadaan peran informal diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
integritas dan adaptasi dari kelompok keluarga.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
22
7. Proses dan strategi koping keluarga
Proses dan strategi koping keluarga berfungsi sebagai proses atau
mekanisme vital yang memfasilitasi fungsi keluarga. Tanpa koping
keluarga yang efektif, fungsi afektif, sosialisasi, ekonomi, dan
perawatan kesehatan tidak dapat dicapai secara adekuat. Oleh karena
itu, proses dan strategi koping keluarga mengandung proses yang
mendasari yang memungkinkan keluarga mengukuhkan fungsi
keluarga yang diperlukan.
8. Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang
ditujukan pada keluarga sebagai inti pelayanan untuk mewujudkan
keluarga
sehat.
menyelesaikan
Fungsi
masalah
perawat
kesehatan
membantu
dengan
keluarga
cara
untuk
meningkatkan
kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan
kesehatan keluarga (Suprajitno,
2008). Peran perawat dalam
melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut
(Suprajitno, 2008) :
a.
Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada
keluarga agar :
1)
Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara
mandiri.
2) Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
23
b. Koordinator
Koordinasi
diperlukan
pada
perawatan
agar
pelayanan
komperhensif dapat dicapai. Koordianasi juga diperlukan untuk
mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu
agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.
c.
Pelaksanaan
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan
keluarga dengan menggunakan metode keperawatan.
d. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan home visit
yang teratur untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian
tentang kesehatan keluarga.
e.
Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada
perawat, hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik,
kemampuan
perawat
dalam
menyampaikan
informasi
yang
disampaikan secara terbuka dapat dipercaya.
f.
Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit
dan anggota tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga
yang optimal.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
24
g. Fasilisator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah
sosial ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem
pelayanan kesehatan seperti rujukan dan penggunaan dana sehat.
h. Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di
masyrakat sehingga menghindari dari ledakan kasus atau wabah.
i.
Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah
maupun masyarakat agar tercipta lingkungan sehat.
B. Konsep Penyakit
1. Hipertensi
Penyakit darah tinggi atau hipertensi merupakan suatu keadaan
dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari
140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
(Wijayaningsih, 2013).
Menurut JNC hipertensi terjadi apabila tekanan darah lebih dari
140/90 mmHg. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah secara abnormal dan terus menerus pada
beberapa kali pemeriksaan tekanan darah yang disebabkan satu atau
beberapa faktor resiko yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam
mempertahankan tekanan darah secara normal (Saferi & Mariza, 2013).
Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
25
Hipertensi adalah suatu penekanan darah sistolik dan diastolik
yang tidak normal, batas yang dari kelainan ini tidak pasti. Nilai yang
dapat diterima berbeda sesuai dengan usia dan jenis kelamin, namun pada
umumnya sistolik yang berkisar antar 140 – 190 mmHg dan diastolik
antara 90 – 95 mmHg dianggap merupakan garis batas dari hipertensi
(Riyadi, 2011).
Dari definisi beberapa ahli diatas dapat disimpulkan hipertensi
adalah : tekanan darah tinggi yang melebihi batas normal yaitu 140/90
mmHg.
Hasil analisa The Third National Health Nutrition Examination
Survey (NHANES III) Blood Pressure data, hipertensi dapat di bagi
menjadi dua kategori.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
26
Tabel II.2
Definisi dan klasifikasi hipertensi menurut WHO-ISH, ESH-ESC, JNC 7
Klasifikasi tekanan
darah
Optimal
Normal
Tinggi – normal
Hipertensi
kelas
1(ringan)
Cabang
:
perbatasan
Hipertensi kelas 2
(sedang)
Hipertensi kelas 3
(berat)
Hipertensi sistolik
terisolasi
Cabang
:
perbatasan
Pre-hipertensi
Tahap 1
Tahap 2
Tekanan darah sistolik
WHO-ISH ESHJNC-7
ESC
< 120
<120
< 130
120-129 < 120
130-139
130-139
140-159
140-159
140-149
160-179
160-179
≥ 180
≥ 180
≥ 140
≥ 180
140-149
120-139
140-149
≥160
Tekanan darah diastolik
WHO-ISH ESHJNC-7
ESC
< 80
< 80
<85
80-84
< 80
85-89
85-89
90-99
90-99
90-94
100-109
100≥ 110
109
< 90
≥110
< 90
< 90
80-89
90-99
≥ 100
WHO-ISH :World Health Organization-International Society of Hypertention;ESH-ESC:European
society of Hypertention-European society of cardiology,JNC 7 : The seventh Report of the joint
National Committe on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressur.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
27
2. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi jantung
Gambar II.1 anatomi jantung (Syaifuddin, 2011).
b. Fisiologi jantung
Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang
yang terletak di rongga dada dibawah perlindungan tulang iga,
sedikit ke sebelah kiri sternum.
Ukuran jantung lebih kurang
sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300
gram. Jantung mempunyai empat ruang yaitu atrium kanan, atrium
kiri, ventrike kanan, dan ventrikel kiri. Atrium adalah ruangan sebelah
atas jantung dan berdinding
tipis,
sedangkan
ventrikel
adalah
ruangan sebelah bawah jantung. dan mempunyai dinding lebih tebal
karena harus memompa darah ke seluruh tubuh. Atrium kanan
berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dari seluruh tubuh.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
28
Atrium kiri berfungsi menerima darah yang kaya oksigen dari
paru-paru dan mengalirkan darah tersebut ke paru-paru.
kanan
berfungsi
memompakannya
menerima darah dari
ke
paru-paru.ventrikel
atrium
kiri
Ventrikel
ka nan
berfungsi
dan
untuk
memompakan darah yang kaya oksigen keseluruh tubuh. Jantung juga
terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan terluar yang merupakan
selaput pembungkus disebut epikardium, lapisan tengah merupakan
lapisan inti dari jantung terdiri dari otot-otot jantung disebut
miokardium dan lapisan terluar yang terdiri jaringan endotel disebut
endokardium (Syaifuddin, 2011).
1) Siklus jantung
Siklus jantung merupakan kejadian yang terjadi dalam
jantung selama peredaran darah. Gerakan jantung terdiri dari 2
jenis yaitu kontraksi (sistolik) dan relaksasi (diastolik). Sistolik
merupakan sepertiga dari siklus jantung. Kontraksi dari ke-2
atrium terjadi secara serentak yang disebut sistolik atrial dan
relaksasinya disebut diastolik atrial. Lama kontraksi ventrikel
±0,3 detik dan tahap relaksasinya selama 0,5 detik. Kontraksi
kedua atrium pendek,sedangkan kontraksi ventrike lebih lama
dan lebih kuat. Daya dorong ventrikel kiri harus lebih kuat
karena harus mendorong darah keseluruh tubuh untuk
mempertahankan tekanan darah sistemik. Meskipun ventrikel
kanan juga memompakan darah yang sama tapi tugasnya hanya
Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
29
mengalirkan darah ke sekitar paru-paru ketika tekanannya lebih
rendah.
2) Curah jantung
Curah jantung merupakan volume darah yang di pompa tiap
ventrikel per menit. Pada keadaan normal (fisiologis) jumlah
darah yang dipompakan oleh ventrikel kanan dan ventrikel kiri
sama besarnya. Bila tidak demikian akan terjadi penimbunan
darah di tempat tertentu. Jumlah darah yang dipompakan pada
setiap kali sistolik disebut volume sekuncup. Dengan demikian
curah jantung = volume sekuncup x frekuensi denyut jantung
per menit. Umumnya pada tiap sistolik ventrikel tidak terjadi
pengosongan total ventrikel, hanya sebagian dari isi ventrikel
yang dikeluarkan. Jumlah darah yang tertinggal ini dinamakan
volume residu. Besar curah jantung seseorang tidak selalu
sama, bergantung pada keaktifan tubuhnya. Curah jantung
orang dewasa pada keadaan istirahat lebih kurang 5 liter dan
dapat meningkat atau menurun dalam berbagai keadaan.
3) Denyut jantung dan daya pompa jantung
Pada saat jantung normal dalam keadaan istirahat, maka
pengaruh
sistem
parasimpatis
dominan
dalam
mempertahankan kecepatan denyut jantung sekitar 60 hingga
80 denyut per menit. Kecepatan denyut jantung dalam keadaan
sehat dipengaruhi oleh pekerjaan, tekanan darah, emosi, cara
Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
30
hidup dan umur. Pada waktu banyak pergerakan, kebutuhan
oksigen (O2) meningkat dan pengeluaran
karbondioksida
(CO2) juga meningkat sehingga kecepatan jantung bisa
mencapai 150x/ menit dengan daya pompa 20-25 liter/menit.
Pada keadaan normal jumlah darah yang dipompakan oleh
ventrikel kanan dan ventrikel kiri sama sehingga tidak teradi
penimbunan. Apabila pengembalian dari vena tidak seimbang
dan ventrikel
gagal mengimbanginya dengan daya pompa
jantung maka vena-vena dekat jantung jadi membengkak berisi
darah sehingga tekanan dalam vena naik dalam jangka waktu
lama, bisa menjadi edema (Syaifuddin, 2011).
3. Etiologi Hipertensi
Menurut Wijayaningsih 2013, penyebabnya hipertensi dibagi dalam 2
Golongan yaitu :
a. Hipertensi Primer / Essensial
Merupakan hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui, biasanya
berhubungan dengan faktor keturunan dan lingkungan.
b. Hipertensi Sekunder
Merupakan hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui secara pasti,
seperti gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal.
Penyebab Hipertensi antara lain :
a. Asupan garam yang tinggi
b. Stress psikologis
Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
31
c. Faktor genetic (keturunan)
d. Kurang olah raga
e. Kebiasaan hidup yang tidak baik seperti merokok dan alkohol
f. Penyempitan pembuluh darah oleh lemak/kolesterol tinggi
4. Patofisiologi
Beberapa faktor yang saling berhubungan mungkin juga turut serta
menyebabkan peningkatan tekanan darah pada klien dengan hipertensi,
dan peran mereka berbeda pada setiap individu. Diantara faktor – faktor
yang telah dipelajari secara intensif adalah asupan garam, obesitas,
resistensi insulin, sistem renin angiotensin, dan sistem saraf simpatis.
Meningkatnya tekanan darah dalam arteri terjadi ketika jantung
memompa lebih kuat sehingga mengalirkan banyak cairan yang
mengakibatkan arteri besar kehilangan kelenturan, menjadi kaku dan tidak
dapat mengembang saat jantung memompa darah melalui arteri. Sehingga
darah dipaksa melalui pembuluh darah yang sempit dan menyebabkan
kenaikan tekanan darah. Tekanan darah naik ketika vasokontriksi, jika
arteri kecil (arteriol) sementara waktu mengkerut karena rangsangan saraf
atau hormon dalam darah. Faktor – faktor tersebut dilaksanakan oleh
perubahan dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom yang pengatur
fungsi tubuh secara otomatis. Jika tekanan darah naik, ginjal akan
menambah pengeluaran garam dan air yang menyebabkan kekurangan
volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke normal.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
32
Ginjal bisa meningkatkan tekanan darah dan menghasilkan enzim
renin yang memicu pembentukan hormon angiotensi dan pelepasan
hormon aldosteron. Sistem saraf simpatis sementara waktu meningkatkan
tekanan darah selama respon flight-or-flight atau reaksi fisik tubuh
terhadap ancaman dari luar. Saraf simpatis juga meningkatkan kecepatan
dan kekuatan denyut jantung, melepaskan hormon epinefrin yaitu
(adrenalin) dan norepinefrin atau (nonadrenalin) yang merangsang
jantung dan pembuluh darah. Ditambah lagi stress merupakan faktor
pencetus meningkatnya tekanan darah dengan proses pelepasan hormon
epinefrin dan norepinerin (Yogiantoro, 2014).
5. Tanda Dan Gejala Hipertensi
Tanda dan gejala Hipertensi menurut Pudiastusi (2011) antara lain :
a. Penglihatan kabur karena kerusakan retina
b. Nyeri pada kepala
c. Pusing
d. Gemetar/tremor
e. Mual muntah akibat meningkatnya tekanan intra kranial
f. Lemas/kelelahan
g. Sesak nafas
h. Gelisah
i. Kaku ditengkuk
j. Kesadaran menurun
6. Penatalaksanaan Hipertensi
Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
33
Menurut Padila (2012), penatalaksanaan Hipertensi di bagi menjadi 2 yaitu
a. Farmakologi
Obat diuretik, beta bloker seperti captropil,calsium channel bloker atau
penghambat ACE di gunakan sebagai obat tunggal pertama dengan
memperhatikan keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada
penderita.
b. Non farmakologi
1) Diet
Diet rendah kolesterol dan asam lemak jenuh, penurunan BB,
menghentikan rokok, diet rendah garam
2) Latihan fisik
Latihan fisik atau olahraga teratur dan terarah.
3) Pendidikan kesehatan (penyuluhan)
Meningkatkan pengetahuan dan pengelolaannya sehingga dapat
mempertahankan hidup dan mencegah komplikasi.
4) Edukasi psikologi
∑
Teknik biofeedback
Digunakan mengatasi nyeri kepala dan migran, kecemasan
dan ketegangan.
∑
Teknik relaksasi
Latihan fisik dan olahraga teratur untuk penderita.
∑
Terapi komplementer
Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
34
Bersifat alamiah untuk mengatasi Hipertensi, misalnya
teknik relaksasi otot progresif.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
35
7. Pathway Hipertensi
Faktor presdiposisi usia, jenis kelamin,stress,
Genetik, merokok, alkohol, konsentrasi garam
Beban kerja jantung
Arteri tidak
mengembang
Penyumbatan
pembuluh darah
vasokontriksi
Gangguan sirkulasi
ginjal
Ketidakmampuan
keluarga modifikasi
Rangsangan saraf
dan hormon
HIPERTENSI
Resisten pembuluh
darah otak
Denyut
jantung
Ketidakmampuan
mengenal
masalah
Nyeri
kronis
Epinefrin dan
norepinefrin
Perubahan
situasi (stress)
Informasi
kurang
Koping
tidak efektif
otak
Suplai O2
Gangguan
perfusi cerebral
Hambatan
pemeliharaan
Angiotensi,
Aldosteron
Enzim renin
Modifikasi gaya
hidup lingkungan
Aktivitas saraf
Memanfaatkan fasilitas
kesehatan
Edema
Retensi Na +
Keluarga
tidak
Tidak mampu
mampu
merawat
memutuskan
anggota yang
sakit
Ketidakmampuan
memanfaatkan
Ketidakefektifan
pemeliharaan
Ketidakefektifan manajemen regimen
terapeutik
Gambar II.2 pathway hipertensi
SUMBER : Modifikasi NANDA 2015, Friedman 2010, Yogiantoro 2014
Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
36
8. Fokus Intervensi
Fokus intervensi berdasarkan Nursing Interventins Classification (NIC)
sebagai berikut :
a. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan kurang
mengenalterhadap masalah hipertensi
1) Keluarga mampu mengenal masalah :
a) Berikan
materi
pendidikan
sesuai
denga
tingkat
pengetahuan klien
b) Diskusikan dengan keluarga tentang penyakit
2) Keluarga mampu mengambil keputusan mengenai masalah klien
a) Berikan informasi yang diminta klien
b) Dukung keluarga membuat keputusan
c) Buat harapan untuk mengambil keputusan
3) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi
a) Tingkatkan istirahat
b) Tingkatkan intake nutrisi
c) Dukung pemberian perawatan
d) Gunakan demonstrasi / ulang demonstrasi partisipasif
peserta didik, dan manipulasi bahan ketika mengajar
ketrampilan psikomotorik
4) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mencegah
penyakit.
a) Tentukan status pendidikan
Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
37
b) Demonstrasikan cara membuat obat tradisional dari sari
belimbing untuk menurunkan tekanan darah.
c) Tentukan status ekonomi dan sumber daya keuangan
d) Identifikasi faktor resiko
e) Rencanakan kegiatan pengurangan resiko
5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat untuk
klien mendapat pengobatan
a) Tentukan apakah klien mempunyai pengetahuan yang
memadai tentang kondisi kesehatan.
b) Lakukan rujukan
c) Lakukukan konsultasi
b. Ketidakefektifan manajemen terapeutik
1) Keluarga mampu mengenal masalah :
Berikan materi pendidikan sesuai denga tingkat pengetahuan klien
2) Keluarga mampu mengambil keputusan mengenai masalah klien
a) Berikan informasi yang diminta klien
b) Dukung keluarga membuat keputusan
c) Bangun harapan
3) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi
a) Dorong keterlibatan keluarga secara tepat
b) Pengelolaan latihan fisik yang tepat
c) Gunakan demonstrasi/ ulang demonstrasi partisipasi peserta
didik dengan mengajarkan terapi komplementer denag
relaksasi otot progresif.
Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
38
d) Berikan reinforcement positif atas jawaban yang benar.
4) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mencegah
penyakit.
a) Motivasi keluarga untuk menciptakan lingkungan yang
aman dan nyaman
b) Identifikasi koping individu dan kelompok yang digunakan
c) Rencanakan kegiatan pengurangan resiko
5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat untuk
klien mendapat pengobatan
a) Tentukan apakah klien mempunyai pengetahuan yang
memadai tentang kondisi kesehatan.
b) Tentukan sumber keuangan klien untuk pembayaran ke
fasilitas kesehatan
c) Lakukan rujuk jika di perlukan
d) Konsultasi kesehatan kepada tim kesehatan
c. Hambatan Pemeliharaan rumah berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga memodifikasi lingkungan
1) Keluarga mampu mengenal masalah :
Berikan materi pendidikan sesuai denga tingkat pengetahuan klien
2) Keluarga mampu mengambil keputusan mengenai masalah klien
a) Berikan informasi yang diminta klien
b) Bangun harapan
c) Dukung keluarga membuat keputusan
3) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit hipertensi
Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
39
a) Dorong keterlibatan keluarga secara tepat
b) Menentukan perilaku dan pola gaya hidup bersih dan sehat
klien
c) Tentukan yang mungkin dapat menghalangi melakukan
pemeliharaan
d) Ajarkan klien dan keluarga dalam melakukan pemeliharaan
lingkungan
e) Tentukan dampak dari perilaku dan pola hidup klien
4) Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mencegah
penyakit.
a) Tentukan status pendidikan
b) Tentukan status ekonomi dan sumber daya keuangan
c) Identifikasi koping individu dan kelompok yang digunakan
d) Rencanakan kegiatan pengurangan resiko
5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat untuk
klien mendapat pengobatan
a) Tentukan apakah klien mempunyai pengetahuan yang
memadai tentang kondisi kesehatan.
b) Tentukan sember keuangan klien untuk pembayaran ke
fasilitas kesehatan
Asuhan Keperawatan Keluarga..., DWI HASTARI NUGRAHENI Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
Download