Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Volume:2 No. 1 Tahun 2014) PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MATEMATIKA UNTUK KELAS V SEMESTER GENAP DI SD NEGERI 4 BEBETIN Aprilia Dinda Permata1, I Nyoman Jampel2, Luh Putu Putrini Mahadewi3 1,2,3 Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {[email protected], [email protected], [email protected]} Abstrak Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan yaitu rendahnya minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika yang disebabkan keterbatasan waktu yang menyebabkan guru kesulitan memberikan contoh yang konkret untuk materi yang abstrak, dan kurangnya penggunaan media yang dilakukan oleh para guru di sekolah. Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan desain pengembangan multimedia interaktif; dan (2) mengetahui hasil pengembangan multimedia interaktif pada mata pelajaran Matematika kelas V semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 4 Bebetin. Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Model pengembangan yang digunakan sebagai acuan adalah model Hannafin dan Peck. Tahapannya meliputi fase analisis kebutuhan, fase desain, fase pengembangan dan implementasi. Subyek penelitian terdiri dari seorang ahli isi mata pelajaran Matematika, seorang ahli desain pembelajaran, seorang ahli media pembelajaran, tiga orang siswa untuk uji coba perorangan, dua belas orang siswa untuk uji coba kelompok kecil, dan dua puluh empat siswa untuk uji coba lapangan. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Desain pengembangan multimedia interaktif menghasilkan storyboard dengan mendokumenkan hasil analisis kebutuhan. Hasil evaluasi terhadap produk menurut review ahli isi mata pelajaran Matematika berada pada kualifikasi sangat baik dengan persentase 96,7%. Hasil review ahli desain pembelajaran berada pada kualifikasi baik dengan persentase 87,5%. Hasil review ahli media pembelajaran berada pada kualifikasi baik dengan persentase 82,85%. Hasil uji coba perorangan berada pada kualifikasi sangat baik dengan persenta se 94,17%. Hasil uji coba kelompok kecil berada pada kualifikasi sangat baik dengan persentase 92,91%. Hasil uji coba lapangan berada pada kualifikasi sangat baik dengan persentase 94,48%. Kata kunci: pengembangan, multimedia interaktif, mata pelajaran matematika Abstract This research is motivated by the problems of the lack of students interest in learning math due to time constraints lead to the difficulties of the teachers in providing the concrete examples to abstract material, and the lack of media used by teachers in school. This study aims to (1) describe the design of interactive multimedia development; and (2) determine the result of the development of interactive multimedia on Math for grade V the second semester of academic year 2013/2014 in SD Negeri 4 Bebetin. This research is developmental research. The development model used as a reference is Hannafin and Peck model. The stages included needs analysis phase, design phase, development and implementation phases. The study subjects consisted of a content expert of Mathematics, an expert in instructional design, instructional media expert, three students for individual trials, twelve students to a small test group, and twenty-four students for field trials. The data analysis technique used is quantitative and qualitative descriptive analysis. Design of development of interactive multimedia produce a storyboard through the document results of the needs analysis. The results of the evaluation of the product according to the review contents of Mathematics experts are in very Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Volume:2 No. 1 Tahun 2014) good qualification with the percentage of 96.7%. The results of the review of instructional design experts is in good qualification with the percentage of 87.5%. The results of the review of instructional media experts is in good qualification with the percentage of 82.85%. Individual trial results is very good with the percentage of 94.17%. The trial results of the small group is in a very good qualification with percentage of 92.91%. The results of field trials is in very good qualification with percentage of 94.48%. Key Words: Development, Interactive Multimedia, Mathematics PENDAHULUAN Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat (Arief S. Sadiman, 2012). Kegiatan pembelajaran dikatakan kompleks karena melibatkan banyak komponen salah satunya adalah bahan pembelajaran. Bahan pembelajaran dalam bentuk media pembelajaran berfungsi sebagai perantara dalam komunikasi pembelajaran karena media merupakan sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian. Pesan pembelajaran yang didesain dalam bentuk media pembelajaran akan membuat komunikasi pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Efisiensi dan efektivitas pembelajaran terwujud dalam bentuk pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang dipelajari, dan respon siswa yang didasarkan atas pemahaman materi pelajaran yang dipelajari. Namun demikian efisiensi dan efektivitas pembelajaran tersebut belum terwujudkan di SD Negeri 4 Bebetin khususnya dalam mata pelajaran Matematika. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran dasar dan diujikan di UAN, seringkali masih menjadi mata pelajaran yang menakutkan bagi beberapa siswa tetapi merupakan mata pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa. Menurut Sobel dan Maletsky (dalam Masnur Munich, 2007: 221) banyak sekali guru matematika menggunakan waktu pelajaran dengan kegiatan membahas tugas-tugas lalu, memberi pelajaran baru, memberi tugas kepada siswa. Pembelajaran seperti di atas yang rutin dilakukan hampir setiap hari dapat di kategorikan sebagai 3M, membosankan, membahayakan, dan merusak seluruh minat siswa. Apabila pembelajaran seperti ini terus dilakukan, maka kompetensi dasar dan indikator pembelajaran tidak dapat tercapai secara maksimal. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Matematika di SD Negeri 4 Bebetin ditemukan bahwa masalah yang menyebabkan belum tuntasnya nilai matematika siswa adalah rendahnya minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika, keterbatasan waktu yang menyebabkan guru kesulitan memberikan contoh yang konkret untuk materi yang abstrak, dan kurangnya penggunaan media yang dilakukan oleh para guru di sekolah. Jika dilihat dari sarana dan prasarana, SD Negeri 4 Bebetin sudah memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai, ini terbukti dengan tersedianya fasilitas berupa computer, LCD (Liquid Crystal Display), serta fasilitas penunjang media pembelajaran lainnya. Namun penggunaan media yang masih sangat konvensional seperti papan tulis dirasakan sudah tidak menarik lagi sehingga cenderung membuat proses belajar mengajar tidak berjalan dengan efektif.. Hal ini sangat berpengaruh terhadap minat dan motivasi siswa untuk belajar. Oleh karena itu, perlu dikembangkan media pembelajaran dalam pendidikan berbasis komputer. Penggunaan media komputer dalam pembelajaran dinilai cukup efektif, karena komputer mampu menyajikan situasi belajar yang kondusif sehingga tujuan belajar dapat tercapai secara optimal. Dalam konteks pengembangan, istilah pembelajaran berbasis komputer lebih tepat dikaitkan Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Volume:2 No. 1 Tahun 2014) dengan pengertian CAI (Computer Assisted Instruction) yaitu penggunaan suatu komputer untuk membantu menyajikan materi pembelajaran kepada siswa, memantau kemajuan belajarnya atau memilih bahan pembelajaran tambahan yang sesuai dengan kebutuhan belajar siswa secara individual. Media pembelajaran membantu siswa memperoleh umpan balik terhadap pelajaran secara leluasa dan bisa memacu motivasi siswa. Penggunaan multimedia dalam pendidikan mempunyai beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh media lain (Munir, 2012: 24). Kemampuan multimedia dalam meningkatkan kreativitas sudah teruji karena multimedia juga memiliki unsur interaktivitas. Romiszowski (dalam Munir, 2012: 29) menterjemahkan interaktivitas sebagai hubungan dua jalur di antara pendidik dengan peserta didik. Multimedia Interaktif merupakan hubungan dua jalur yang dapat dibina dengan memanfaatkan komputer karena memiliki kapasitas multimedia yang akan mampu menjadikan proses belajar menjadi interaktif. Berdasarkan hal tersebut, agar dapat menarik minat dan memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran khususnya mata pelajaran matematika maka penelitian ini mengangkat topik mengenai “Pengembangan Multimedia Interaktif Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014 Di SD Negeri 4 Bebetin” Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang dijadikan dasar pada penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut. (1) Bagaimanakah desain pengembangan multimedia interaktif pada mata pelajaran Matematika kelas V semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 4 Bebetin? (2) Bagaimanakah hasil pengembangan multimedia interaktif pada mata pelajaran Matematika kelas V semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 4 Bebetin? Tujuan yang diharapkan dari penelitian pengembangan ini adalah untuk (1) Mendeskripsikan desain pengembangan multimedia interaktif pada mata pelajaran Matematika kelas V semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 4 Bebetin. (2) Mengentahui hasil pengembangan multimedia interaktif pada mata pelajaran Matematika kelas V semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 4 Bebetin. METODE Pengembangan yang digunakan dalam pengembangan multimedia interaktif pada mata pelajaran Matematika Kelas V adalah model pengembangan produk Hanafin dan Peck. Pemilihan model ini didasari atas pertimbangan bahwa model ini merupakan salah satu dari banyak model desain pembelajaran yang berorientasi produk. Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu produk, biasanya media pembelajaran (Afandi dan Badarudin, 2011:22). Menurut Hanafin dan Peck (Afandi dan Badarudin, 2011:26) model desain pembelajaran terdiri dari tiga fase yaitu Need Assessment (Fase Analisis Kebutuhan), Design (Fase Desain), dan Develop/Implement (Fase Pengembangan dan Implementasi). Dalam model ini disetiap fase akan dilakukan penilaian dan pengulangan. Produk ini sebagai hasil dari penelitian pengembangan diuji tingkat validitasnya. Adapun desain validasi untuk mengetahui tingkat validitas media dilakukan melalui hasil analisis kegiatan uji validitas yang dilaksanakan melalui dua tahap, yaitu (1) review oleh para ahli yang meliputi ahli mata pelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran; (2) uji coba produk yang meliputi uji perseorangan, uji kelompok kecil dan uji lapangan. Data yang diperoleh melalui evaluasi formatif dikelompokan menjadi dua bagian. Pertama, data hasil review dari ahli isi bidang studi, ahli desain pembelajaran, dan ahli media pembelajaran. Kedua, data dari hasil uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Seluruh data yang diperoleh dikelompokan menurut sifatnya menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Volume:2 No. 1 Tahun 2014) kuantitatif. Data kualitatif berupa masukan, komentar, dan saran tertulis oleh validator maupun peserta didik (siswa). Sedangkan data kuantitatif merupakan data pokok, yang dikumpulkan melalui kuesioner dengan skala penilaian 1 sampai 5 yaitu, 1=sangat kurang, 2=kurang, 3=cukup, 4=baik, dan 5=sangat baik. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu metode angket yang berisi item-item pertanyaan dan kotak komentar yang akan diiisi oleh para ahli dan siswa pada saat uji coba. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian pengembangan ini adalah instrumen lembar angket. Angket digunakan untuk mengumpulkan data hasil review dari ahli mata pelajaran, ahli desain, ahli media pembelajaran, siswa saat uji coba perseorangan dan kelompok kecil, siswa saat uji lapangan, dan guru mata pelajaran saat uji lapangan. Analisis data dilakukan setelah instrumen didistribusikan kepada responden. Instrumen yang sudah diisi responden kemudian dikembalikan kepada peneliti. Sebelum data di analisis, terlebih dahulu perlu di administrasi secara jelas untuk memudahkan peneliti melakukan analisis, dengan melakukan skoring dan tabulasi (Sukardi, 2008: 84). Dalam penelitian pengembangan ini digunakan dua macam teknik analisis data, yaitu analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif. Mendeskripsikan data dilakukan untuk menggambarkan data guna memperoleh bentuk nyata dari responden, sehingga lebih dipahami oleh peneliti atau orang lain, sedangkan uji statistika digunakan untuk menentukan hasil analisis data yang berasal dari sampel dan menggunakan hasil tersebut sebagai hasil dari populasi. Analisis deskriptif dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif (Agung, 2010). HASIL DAN PEMBAHASAN Desain pengembangan multimedia interaktif ini telah dilakukan dengan metode pencatatan dokumen. Pencatatan dokumen mengacu pada fase kedua dan ketiga dari model penelitian pengembangan yang digunakan yaitu fase design dan fase develop/implement. Berdasarkan pencatatan dokumen yang telah dilakukan, menghasilkan laporan perkembangan produk. Dalam laporan perkembangan produk, terdapat bagian yang menjelaskan desain pengembangan multimedia interaktif. Hasil pengembangan multimedia interaktif ini akan dipaparkan enam hal pokok, meliputi (1) review ahli isi mata pelajaran matematika, (2) review ahli desain pembelajaran, (3) review ahli media pembelajaran, (4) uji coba perorangan, (5) uji coba kelompok kecil, (6) uji coba lapangan. Uji kelayakan media pembelajaran interaktif dari aspek isi mata pelajaran Matematika dilakukan oleh Bapak Made Nesa Andaya, S.Pd. yang juga merupakan guru pengajar Matematika di SD Negeri 4 Bebetin. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode instrumen, dimana instrumen yang digunakan berupa angket/kuesioner. Sebagai acuan dalam penyempurnaan produk, adapun masukan, saran, dan komentar dari ahli isi mata pembelajaran Matematika yaitu, diusahakan agar siswa dapat menemukan sendiri jaring-jaring dari beberapa bangun ruang maupun sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang. Secara umum sudah baik, perlu ditingkatkan lagi pembelajaran yang lebih kontekstual. Melalui masukan ini maka dapat memperkecil kelemahan - kelemahan multimedia interaktif sehingga memiliki tingkat kelayakan dari aspek isi mata pelajaran Matematika. Setelah validasi ahli isi mata pelajaran dilakukan, selanjutnya dilakukan uji ahli desain pembelajaran oleh Bapak I Kadek Suartama, S.Pd., M.Pd. selaku ahli desain pembelajaran yang memberikan penilaian serta tanggapan terhadap media ini. Demi kesempurnaan produk, ahli desain pembelajaran memberikan saran dan komentar sebagai berikut: 1) stage pada tab beranda diisi dengan deskripsi singkat tentang isi/substansi program, bukan diisi dengan sasaran media, SK/KD, materi, Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Volume:2 No. 1 Tahun 2014) pengembang, karena sudah ada tab tersendiri, 2) pada tab SK/KD tambahkan tujuan pembelajaran, 3) tab menu diganti dengan tab materi 4) pemberian latihan sebaiknya diberi kunci jawaban/pembahasan, 5) opening program tidak sama dengan apersepsi, sebaiknya apersepsi ditempatkan pada komponen materi dan opening isinya identitas mata pelajaran dan lembaga asal pengembang, 6) pada pengembang diisi foto. Setelah mendapatkan penilaian dari ahli isi mata pelajaran dan ahli desain pembelajaran, media yang dikembangkan selanjutnya di uji cobakan ke ahli media pembelajaran. Ahli media pembelajaran yang memberikan penilaian serta tanggapan terhadap media ini adalah Bapak Dr. I Made Tegeh, M.Pd. Beliau adalah seorang teknolog pembelajaran yang memiliki pengalaman dalam produksi media video pembelajaran sekaligus sebagai dosen pengampu mata kuliah media video pembelajaran di Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Undiksha. Demi kesempurnaan produk, ahli media pembelajaran memberikan saran dan komentar sebagai berikut: 1) pada cover CD beri identitas pengembang, 2) pada beranda tak perlu ada pengembang, 3) atur margin pengetikan rangkuman, 4) redaksi tujuan pembelajaran direvisi agar kelihatan ABCD, 5) secara umum media baik. Selanjutnya produk yang telah direvisi diterapkan pada uji coba perorangan. Sebagai subjek dari uji coba perorangan ini adalah 3 (tiga) orang siswa SD Negeri 4 Bebetin kelas VI dimana sebelumnya siswa sudah pernah diajarkan materi Bangun Datar dan Bangun Ruang di kelas V. Ketiga orang siswa tersebut terdiri atas satu orang siswa dengan prestasi belajar tinggi, satu orang siswa dengan prestasi belajar sedang, dan satu orang siswa dengan prestasi belajar rendah. Sebagai acuan dalam penyempurnaan produk, adapun komentar dan saran yang diberikan oleh tiga orang siswa pada uji coba perorangan adalah 1) Tampilannya menarik dan mudah digunakan, 2) Medianya bagus, materi sangat jelas, saya jadi mudah belajar matematika, 3) Saya suka medianya karena mudah digunakan. Uji coba kelompok kecil merupakan tahap lanjutan dari uji coba perorangan. Subjek coba dalam penelitian ini adalah 12 (dua belas) orang siswa kelas V SD Negeri 4 Bebetin. Kedua belas orang siswa tersebut terdiri dari empat orang dengan prestasi belajar tinggi, empat orang dengan prestasi belajar sedang, dan empat orang dengan prestasi belajar rendah dalam pelajaran Matematika. Uji coba lapangan merupakan tahapan akhir dalam uji coba pengembangan multimedia interaktif. Dalam uji coba lapangan, subjek coba dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 4 Bebetin sejumlah 24 (dua puluh empat) orang. Keseluruhan siswa tersebut sudah termasuk siswa yang memiliki prestasi belajar tinggi, sedang, dan rendah. Revisi produk pengembangan ini akan dipaparkan enam hal pokok, yaitu revisi dari (1) review ahli isi mata pelajaran matematika, (2) review ahli desain pembelajaran, (3) review ahli media pembelajaran, (4) uji coba perorangan, (5) uji coba kelompok kecil, (6) uji coba lapangan. Berdasarkan hasil penilaian dan masukan, komentar dan saran dari ahli isi mata pelajaran Matematika terhadap produk pengembangan yang dihasilkan berupa multimedia interaktif mencapai tingkat pencapaian sangat baik, maka tidak dilakukan revisi terhadap produk yang dikembangkan. Berdasarkan hasil penilaian dari ahli desain pembelajaran terhadap produk pengembangan yang dihasilkan berupa multimedia interaktif mencapai tingkat pencapaian baik, sehingga tidak perlu direvisi. Tetapi berdasarkan masukan, komentar dan saran yang diberikan, maka dipandang perlu dilakukan revisi terhadap produk yang dikembangkan. Adapun revisi tersebut yaitu 1) Mengganti komponen pada tab beranda dengan materi pokok yang akan dibahas pada media yaitu bangun datar dan bangun ruang, 2) Menambahkan tujuan pembelajaran pada tab SK/KD, 3) Mengganti tab ‘menu’ Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Volume:2 No. 1 Tahun 2014) menjadi ‘materi’, 4) Jawaban/pembahasan telah dipaparkan pada tab materi maupun rangkuman, 5) Memindahkan apersepsi ke tab materi, dan mengganti opening dengan judul media dan identitas mata pelajaran, 6) Menambahkan foto pada pengembang. Berdasarkan hasil penilaian dari ahli media pembelajaran terhadap produk pengembangan yang dihasilkan berupa multimedia interaktif mencapai tingkat pencapaian baik, sehingga tidak perlu direvisi. Tetapi berdasarkan masukan, komentar dan saran yang diberikan, maka dipandang perlu dilakukan revisi terhadap produk yang dikembangkan. Adapun revisi tersebut yaitu 1) Melakukan revisi dengan menambahkan identitas pengembang pada cover CD, 2) Tab beranda sudah mengalami revisi pada desain yaitu mengganti komponen dengan deskripsi/materi pokok yang dibahas pada media, 3) Mengatur margin pengetikan rangkuman, 4) Tujuan pembelajaran telah dipindahkan pada tab SK/KD. Hasil persentase penilaian multimedia interaktif berdasarkan uji coba perorangan yang terdiri dari tiga siswa SD Negeri 4 Bebetin ini berada pada kualifikasi sangat baik dengan rerata 94,17%. Masukan, saran dan komentar dari ketiga orang siswa dapat dianalisis bahwa tidak ada saran revisi, sehingga multimedia interaktif ini tidak perlu direvisi dan dapat diuji cobakan pada tahap selanjutnya yaitu uji coba kelompok kecil. Hasil persentase penilaian multimedia interaktif berdasarkan uji coba kelompok kecil yang terdiri dari 12 orang siswa kelas V SD Negeri 4 Bebetin ini berada pada kualifikasi sangat baik dengan rerata 92,91%. Tetapi berdasarkan masukan, saran dan komentar dari kedua belas orang siswa dapat dianalisis bahwa ada salah satu siswa yang menyarankan agar mengubah soal yang dianggap susah, namun faktor penyebabnya adalah siswa tersebut kurang membaca materi dan rangkuman yang disediakan, sehingga multimedia interaktif ini tidak perlu direvisi dan dapat diuji cobakan pada tahap selanjutnya yaitu uji coba lapangan. Hasil persentase penilaian multimedia interaktif berdasarkan uji coba lapangan yang dinilai oleh 24 orang siswa kelas V SD Negeri 4 Bebetin ini berada pada kualifikasi sangat baik dengan rerata 94,48%. Masukan, saran dan komentar dari kedua puluh empat orang siswa saat uji coba lapangan telah dianalisis bahwa tidak ada yang memberikan saran revisi, sehingga multimedia interaktif ini tidak perlu direvisi. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, diketahui dari wawancara dengan guru mata pelajaran Matematika bahwa nilai rata-rata pada pelajaran Matematika kelas V di SD Negeri 4 Bebetin masih belum memuaskan, dimana hasil perolehan nilai pada beberapa siswa mendapatkan skor dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hal tersebut didasarkan pada rendahnya minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika, keterbatasan waktu yang menyebabkan guru kesulitan memberikan contoh yang konkret untuk materi yang abstrak, dan kurangnya penggunaan media yang dilakukan oleh para guru di sekolah. Seperti salah satu teori yang disebutkan oleh Miarso (dalam Sudatha dan Tegeh, 2009:14) tentang kemampuan atau keterampilan media untuk membuat konkret konsep yang abstrak. Maka solusi yang dibutuhkan adalah dengan mengembangkan produk multimedia interaktif. Multimedia interaktif yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini dirancang untuk siswa kelas V SD Negeri 4 Bebetin. Pada penelitian ini multimedia interaktif dikembangkan sebagai pelengkap Buku Sekolah Elektronik (BSE). Pada fase desain hasil analisis fase sebelumnya didokumenkan menjadi storyboard. Storyboard ini dibuat sebagai gambaran isi dari multimedia interaktif yang dikembangkan. Desain storyboard mencakup tentang layout/tata letak, warna, teks, dan audio yang akan digunakan pada produk. Berdasarkan pencatatan dokumen yang telah dilakukan, menghasilkan laporan perkembangan produk. Pada fase selanjutnya yaitu fase pengembangan dan implementasi dilakukan pengkajian terhadap multimedia interaktif yang dikembangkan meliputi uji ahli isi mata pelajaran Matematika, uji ahli Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Volume:2 No. 1 Tahun 2014) desain pembelajaran, uji ahli media pembelajaran, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji coba lapangan. Dikaji dari aspek isi mata pelajaran matematika diketahui bahwa kualitas hasil pengembangan yang dilakukan adalah mencapai 96,7% dan setelah dikonversikan dengan tabel konversi PAP skala 5, persentase tersebut berada pada kualifikasi sangat baik. Media ini dinilai berdasarkan kriteria yang terdapat pada uji ahli isi/materi dan didukung dengan teori oleh Suartama (2012: 21) mengenai kriteria multimedia yang baik dari aspek isi/materi. Kriteria tersebut adalah (1) kebenaran materi,(2) ketepatan materi, (3) kedalaman materi, (4) kemenarikan materi, (5) kesesuaian materi dengan situasi siswa, (6) tujuan pembelajarannya mudah dipahami, (7) penggunaan bahasa yang tepat dan konsisten. Terungkap bahwa sebagian besar penilaian guru mata pelajaran Matematika terhadap komponen-komponen multimedia interaktif tersebar pada skor 5 (sangat baik) dan 4 (baik). Multimedia Interaktif ini termasuk kriteria sangat baik karena mempunyai materi yang jelas, storyboard yang digunakan untuk menyusun media pembelajaran ini dibuat berdasarakan RPP dan buku pelajaran Matematika untuk kelas V sekolah dasar, oleh karena itu materi dalam multimedia interaktif ini sudah relevan dengan materi yang harus dipelajari siswa. Hal ini juga didukung berdasarkan komentar yang diberikan oleh ahli isi yang menyatakan bahwa secara umum multimedia interaktif yang dikembangkan sudah baik dan perlu ditingkatkan pembelajaran secara kontekstual. Atas dasar penilaian dari ahli isi, maka dapat disimpulkan multimedia interaktif ini tidak perlu direvisi. Dikaji dari aspek Desain Pembelajaran diketahui bahwa kualitas hasil pengembangan yang dilakukan adalah mencapai 87,5% dan setelah dikonversikan dengan tabel konversi PAP skala 5, persentase tersebut berada pada kualifikasi baik. Media ini dinilai berdasarkan kriteria yang terdapat pada uji ahli desain pembelajaran dan didukung oleh teori Suartama (2012: 21) mengenai kriteria multimedia yang baik sebagai berikut (1) kejelasan sasaran program, (2) konsistensi antara tujuan, materi dan evaluasi, (3) penyampaian materinya mengikuti desain pembelajaran yang efektif dan prinsip-prinsip pembelajaran, (4) diberikan evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa, (5) memberikan umpan balik hasil evaluasi, (6)ppenyampaian materi yang menarik, (7) memberikan petunjuk belajar, (8) memberikan kesempatan siswa untuk melatih sendiri. Penilaian ahli desain pembelajaran terhadap komponenkomponen multimedia interaktif ini tersebar pada skor 5 (sangat baik) dan 4 (baik). Multimedia Interaktif ini memperoleh kualifikasi baik dari aspek desain pembelajaran. Demi kesempurnaan produk, ahli desain pembelajaran memberikan masukan berdasarkan kekurangan atau kelemahan multimedia ini, sehingga perlu direvisi sedikit sesuai dengan masukan yang diberikan ahli desain. Revisi bertujuan untuk meningkatakan kualitas dan kevalidan media dari aspek desain pembelajarannya. Dikaji dari aspek Media Pembelajaran diketahui bahwa kualitas hasil pengembangan yang dilakukan adalah mencapai 82,85% dan setelah dikonversikan dengan tabel konversi PAP skala 5, persentase tersebut berada pada kualifikasi baik. Tingkat pencapaian tersebut meliputi beberapa aspek yaitu (1) kemudahan menggunakan media, (2) kualitas tampilan, (3) keterbacaan, (4) navigasi yang memberikan siswa dalam menggunakannya, (5) diberikan petunjuk penggunaan, (6) media yang digunakan dapat membantu pemahaman materi, (7) media yang digunakan dapat membangkitkan motivasi siswa, (8) penggunaan jenis huruf, ukuran huruf, dan spasi tulisan yang tepat, (9) penggunaan gambar, diagram, foto dan grafik yang mendukung pembelajaran, (10) komposisi dan kombinasi warna yang tepat dan serasi, (11) penggunaan animasi yang tepat, (12) dukungan musik yang sesuai, (13) penggunaan sound effect yang tepat, (14) penggunaan narasi yang sesuai. Penilaian ahli media Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Volume:2 No. 1 Tahun 2014) pembelajaran terhadap komponenkomponen multimedia interaktif ini tersebar pada skor 4 (baik) dan 5 (sangat baik). Multimedia Interaktif ini memperoleh kualifikasi baik dari aspek media pembelajaran. Demi kesempurnaan produk, ahli media pembelajaran memberikan masukan berdasarkan kekurangan atau kelemahan multimedia ini, sehingga perlu direvisi sesuai dengan masukan yang diberikan ahli media. Revisi bertujuan untuk meningkatakan kualitas dan kevalidan dari aspek media pembelajarannya. Dikaji dari aspek uji coba siswa diketahui bahwa kualitas hasil pengembangan yang dilakukan pada uji coba perorangan adalah mencapai persentase 94,17%, uji coba kelompok kecil mencapai persentase 92,91%, dan uji coba lapangan mencapai persentase 94,48%. Setelah dikonversikan dengan tabel konversi PAP skala 5, persentase tersebut berada pada kualifikasi sangat baik. Tingkat pencapaian tersebut meliputi beberapa aspek yaitu, (1) kesederhanaan bentuk tampilan dan tombol navigasinya, (2) kemenarikan tampilan, (3) kejelasan paparan materi yang diberikan, (4) kualitas simulasi, (5) kesesuaian tata letak unsur pendukung multimedia interaktif (teks, gambar, ikon dan judul), (6) kemudahan dalam penggunaan media, (7) keinteraktifan sistem (semua tombol navigasi dapat digunakan), (8) kelengkapan informasi yang disajikan (petunjuk penggunaan). Multimedia Interaktif ini dikatakan sangat baik dari hasil uji coba karena materi yang digunakan dalam pembuatan media ini relevan dengan apa yang sedang dipelajari oleh siswa kelas V SD. Penggunaan Multimedia Interaktif ini juga sangat mudah, yaitu masukkan CD (Compact Disc) pada PC/Laptop, selajutnya media dapat dijalankan sesuai petunjuk yang terdapat di dalamnya. Multimedia Interaktif ini dilengkapai juga dengan audio, gambar dan animasi yang dapat membantu mengembangkan imajinasi siswa mengenai hal-hal yang konkret dalam mempelajari materi Bangun Datar dan Bangun Ruang. Atas dasar penilaian dari uji coba ini, maka multimedia interaktif yang dikembangkan tidak perlu direvisi dan layak digunakan sebagai fasilitas belajar didalam kelas maupun individu diluar kelas. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Desain pengembangan multimedia interaktif ini menggunakan model Hannafin dan Peck, yang terdiri dari tiga fase yaitu fase analisis kebutuhan, fase desain, fase pengembangan dan implementasi. Pada fase analisis kebutuhan dilakukan wawancara dengan guru mata pelajaran Matematika untuk mengetahui kendala yang ditemui guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Pada fase desain, dilakukan pembuatan storyboard multimedia interaktif, dan kebutuhan materi untuk produk multimedia interaktif berdasarkan informasi yang didapatkan dari fase sebelumnya. Selanjutnya, pada fase pengembangan dan implementasi dilakukan penilaian terhadap multimedia interaktif. Penilaian dilakukan oleh ahli isi mata pelajaran, ahli desain pembelajaran, ahli media pembelajaran, uji coba perorangan, uji coba kelompok kecil, da uji coba lapangan. Hasil pengembangan multimedia interaktif pada penelitian ini sebagai berikut. Hasil uji ahli isi mata pelajaran adalah mencapai 96,7% dan setelah dikonversikan dengan tabel konversi PAP skala 5, persentase tersebut berada pada kualifikasi sangat baik, sehingga dari segi isi/substansi materi multimedia interaktif ini tidak perlu direvisi. Hasil uji ahli desain pembelajaran adalah mencapai 87,5% dan setelah dikonversikan dengan tabel konversi PAP skala 5, persentase tersebut berada pada kualifikasi baik dari aspek desain pembelajaran, namun karena adanya masukan yang diberikan oleh ahli desain maka dilakukan revisi terhadap media yang dikembangkan. Hasil uji ahli media pembelajaran adalah mencapai 82,85% dan setelah dikonversikan dengan tabel konversi PAP skala 5, persentase tersebut berada pada kualifikasi baik. Sama halnya pada uji ahli Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Volume:2 No. 1 Tahun 2014) desain pembelajaran pada uji ahli media pembelajaran ini terdapat beberapa masukan yang diberikan, sehingga dilakukan revisi terhadap media yang dikembangkan. Hasil uji coba perorangan adalah mencapai 94,17%. Hasil uji coba kelompok kecil adalah mencapai 92,91%. Pada uji coba kelompok kecil terdapat satu orang siswa yang berkomentar bahwa soal terlalu sulit dan menyarankan agar lebih dimudahkan, namun karena soal yang dibuat pada evaluasi telah disampaikan dengan jelas pada halaman materi dan rangkuman maka tidak dilakukan revisi pada produk. Hasil uji coba lapangan adalah 94,48%. Setelah dikonversikan dengan tabel konversi PAP skala 5, persentase ketiga uji tersebut berada pada kualifikasi sangat baik. Dengan demikian multimedia interaktif ini memiliki kualitas yang sangat baik sehingga tidak perlu direvisi dan layak digunakan dalam proses pembelajaran. Saran-saran yang disampaikan berkenaan dengan pengembangan multimedia interaktif ini dibagi menjadi empat, yaitu sebagai berikut. Kepada siswa diharapkan tidak hanya menjadikan media ini sebagai satusatunya sumber belajar. Siswa hendaknya dapat memanfaatkan produk hasil pengembangan yang sejenis secara aktif, baik di dalam ataupun di luar proses pembelajaran di sekolah dan menggali lebih banyak lagi sumber belajar lainnya. Kepada guru multimedia interaktif Matematika dapat membantu proses pembelajaran di kelas dan guru sudah terbantu dengan adanya media yang dihasilkan. Selain itu, kepada guru disarankan agar mencari dan menggunakan sumber-sumber belajar lainnya yang lebih konkret agar siswa dapat belajar dengan maksimal dan tidak hanya melakukan pembelajaran secara monoton dengan menggunakan metode ceramah. Kepada kepala sekolah dengan adanya multimedia interaktif terbukti dapat memudahakan guru dan siswa dalam proses pembelajarn. Saran kepada kepala sekolah adalah agar dapat mengoptimalkan pengadaan sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran. Kepada peneliti lain mengingat keterbatasan dalam penelitian pengembangan ini, disarankan kepada peneliti lain agar hasil pengembangan ini dapat dijadikan referensi dalam mengadakan atau melakukan penelitian lain yang lebih inovatif lagi, sehingga dapat menghasilkan media yang lebih bermanfaat lagi. UCAPAN TERIMA KASIH Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti banyak mendapat bantuan, bimbingan, serta motivasi dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: 1. Drs. Ketut Pudjawan, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha yang telah banyak membantu penyelesaian pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan 2. Drs. I Dewa Kade Tastra, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Ganesha yang telah banyak membantu penyelesaian pendidikan di Jurusan Teknologi Pendidikan. 3. Drs. I Nyoman Jampel, M.Pd., sebagai Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan serta motivasi yang sangat bermanfaat selama penyusunan skripsi ini. 4. Luh Putu Putrini Mahadewi, S.Pd, M.S., sebagai Pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan serta motivasi yang sangat bermanfaat selama kuliah serta dalam penyusunan skripsi ini. 5. I Kadek Suartama, S.Pd., M.Pd., selaku ahli desain pembelajaran yang telah meriview/menilai dan memberikan masukan untuk media yang dikembangkan dari segi desain pembelajaran. 6. Dr. I Made Tegeh, S.Pd, M.Pd., selaku ahli media pembelajaran yang telah meriview/menilai dan memberikan masukan untuk media Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Teknologi Pendidikan (Volume:2 No. 1 Tahun 2014) yang dikembangkan dari segi rancangan media pembelajaran. 7. Staf dosen di lingkungan Jurusan Teknologi Pendidikan, yang telah banyak memberikan pengetahuan melalui materi-materi perkuliahan serta bimbingan sampai selesainya skripsi ini. 8. Staf Pegawai Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan berbagai administrasi yang diperlukan. 9. I Gede Raksa, A.Md.Pd., selaku Kepala SD Negeri 4 Bebetin yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini. 10. Made Nesa Andaya, S.Pd., selaku ahli isi mata pelajaran Pendidikan Matematika yang telah meriview/menilai dan memberikan masukan untuk media yang dikembangkan. 11. Siswa-siswi kelas V di SD Negeri 4 Bebetin yang telah dengan tekun berpartisipasi dalam meriview/menilai media yang dikembangkan oleh peneliti. 12. Rekan-rekan di Jurusan Teknologi Pendidikan dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, yang juga telah banyak membantu kelancaran proses penyusunan skripsi ini. DAFTAR RUJUKAN Afandi, Muhammad dan Badarudin. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Agung, Anak Agung Gede. 2010. Evaluasi Pendidikan. Singaraja: Undiksha. Munir. 2012. MULTIMEDIA Konsep & Aplikasinya dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sadiman, Arief S. 2012. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dam Pemanfaatannya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Suartama, I Kadek. 2012. Konsep Dasar Multimedia. Singaraja: Undiksha. Sudatha, I Gde Wawan. & Tegeh, I Made. 2009. Desain Multimedia Pembelajaran. Singaraja: Undiksha. Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktinya. Jakarta: PT Bumi Aksara.