pengembangan multimedia interaktif matematika

advertisement
Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (Volume:2 No. 1 Tahun 2014)
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MATEMATIKA
UNTUK KELAS V SEMESTER GENAP
DI SD NEGERI 4 BEBETIN
Aprilia Dinda Permata1, I Nyoman Jampel2, Luh Putu Putrini Mahadewi3
1,2,3
Jurusan Teknologi Pendidikan
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: {[email protected], [email protected],
[email protected]}
Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan yaitu rendahnya minat belajar siswa terhadap
pelajaran matematika yang disebabkan keterbatasan waktu yang menyebabkan guru kesulitan
memberikan contoh yang konkret untuk materi yang abstrak, dan kurangnya penggunaan media yang
dilakukan oleh para guru di sekolah. Penelitian ini bertujuan (1) mendeskripsikan desain
pengembangan multimedia interaktif; dan (2) mengetahui hasil pengembangan multimedia interaktif
pada mata pelajaran Matematika kelas V semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 4
Bebetin. Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Model pengembangan yang
digunakan sebagai acuan adalah model Hannafin dan Peck. Tahapannya meliputi fase analisis
kebutuhan, fase desain, fase pengembangan dan implementasi. Subyek penelitian terdiri dari seorang
ahli isi mata pelajaran Matematika, seorang ahli desain pembelajaran, seorang ahli media
pembelajaran, tiga orang siswa untuk uji coba perorangan, dua belas orang siswa untuk uji coba
kelompok kecil, dan dua puluh empat siswa untuk uji coba lapangan. Teknik analisis data yang
digunakan adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Desain pengembangan multimedia
interaktif menghasilkan storyboard dengan mendokumenkan hasil analisis kebutuhan. Hasil evaluasi
terhadap produk menurut review ahli isi mata pelajaran Matematika berada pada kualifikasi sangat
baik dengan persentase 96,7%. Hasil review ahli desain pembelajaran berada pada kualifikasi baik
dengan persentase 87,5%. Hasil review ahli media pembelajaran berada pada kualifikasi baik dengan
persentase 82,85%. Hasil uji coba perorangan berada pada kualifikasi sangat baik dengan persenta
se 94,17%. Hasil uji coba kelompok kecil berada pada kualifikasi sangat baik dengan persentase
92,91%. Hasil uji coba lapangan berada pada kualifikasi sangat baik dengan persentase 94,48%.
Kata kunci: pengembangan, multimedia interaktif, mata pelajaran matematika
Abstract
This research is motivated by the problems of the lack of students interest in learning math due to time
constraints lead to the difficulties of the teachers in providing the concrete examples to abstract
material, and the lack of media used by teachers in school. This study aims to (1) describe the design
of interactive multimedia development; and (2) determine the result of the development of interactive
multimedia on Math for grade V the second semester of academic year 2013/2014 in SD Negeri 4
Bebetin. This research is developmental research. The development model used as a reference is
Hannafin and Peck model. The stages included needs analysis phase, design phase, development
and implementation phases. The study subjects consisted of a content expert of Mathematics, an
expert in instructional design, instructional media expert, three students for individual trials, twelve
students to a small test group, and twenty-four students for field trials. The data analysis technique
used is quantitative and qualitative descriptive analysis. Design of development of interactive
multimedia produce a storyboard through the document results of the needs analysis. The results of
the evaluation of the product according to the review contents of Mathematics experts are in very
Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (Volume:2 No. 1 Tahun 2014)
good qualification with the percentage of 96.7%. The results of the review of instructional design
experts is in good qualification with the percentage of 87.5%. The results of the review of instructional
media experts is in good qualification with the percentage of 82.85%. Individual trial results is very
good with the percentage of 94.17%. The trial results of the small group is in a very good qualification
with percentage of 92.91%. The results of field trials is in very good qualification with percentage of
94.48%.
Key Words: Development, Interactive Multimedia, Mathematics
PENDAHULUAN
Belajar adalah suatu proses yang
kompleks yang terjadi pada semua orang
dan berlangsung seumur hidup, sejak
dia masih bayi hingga ke liang lahat
(Arief S. Sadiman, 2012). Kegiatan
pembelajaran dikatakan kompleks karena
melibatkan banyak komponen salah
satunya adalah bahan pembelajaran.
Bahan pembelajaran dalam bentuk
media pembelajaran berfungsi sebagai
perantara dalam komunikasi pembelajaran
karena media merupakan sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan
pesan dari pengirim ke penerima sehingga
dapat merangsang pikiran, perasaan, dan
minat
serta
perhatian.
Pesan
pembelajaran yang didesain dalam bentuk
media pembelajaran akan membuat
komunikasi pembelajaran menjadi lebih
efektif dan efisien. Efisiensi dan efektivitas
pembelajaran terwujud dalam bentuk
pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran yang dipelajari, dan respon
siswa yang didasarkan atas pemahaman
materi pelajaran yang dipelajari.
Namun demikian efisiensi dan
efektivitas pembelajaran tersebut belum
terwujudkan di SD Negeri 4 Bebetin
khususnya
dalam
mata
pelajaran
Matematika. Matematika sebagai salah
satu mata pelajaran dasar dan diujikan di
UAN, seringkali masih menjadi mata
pelajaran yang menakutkan bagi beberapa
siswa tetapi merupakan mata pelajaran
yang harus dikuasai oleh siswa. Menurut
Sobel dan Maletsky (dalam Masnur
Munich, 2007: 221) banyak sekali guru
matematika
menggunakan
waktu
pelajaran dengan kegiatan membahas
tugas-tugas lalu, memberi pelajaran baru,
memberi
tugas
kepada
siswa.
Pembelajaran seperti di atas yang rutin
dilakukan hampir setiap hari dapat di
kategorikan sebagai 3M, membosankan,
membahayakan, dan merusak seluruh
minat siswa. Apabila pembelajaran seperti
ini terus dilakukan, maka kompetensi
dasar dan indikator pembelajaran tidak
dapat tercapai secara maksimal.
Berdasarkan
hasil
wawancara
dengan guru mata pelajaran Matematika
di SD Negeri 4 Bebetin ditemukan bahwa
masalah yang menyebabkan belum
tuntasnya nilai matematika siswa adalah
rendahnya minat belajar siswa terhadap
pelajaran matematika, keterbatasan waktu
yang
menyebabkan
guru
kesulitan
memberikan contoh yang konkret untuk
materi yang abstrak, dan kurangnya
penggunaan media yang dilakukan oleh
para guru di sekolah. Jika dilihat dari
sarana dan prasarana, SD Negeri 4
Bebetin sudah memiliki sarana dan
prasarana yang cukup memadai, ini
terbukti dengan tersedianya fasilitas
berupa computer, LCD (Liquid Crystal
Display), serta fasilitas penunjang media
pembelajaran
lainnya.
Namun
penggunaan media yang masih sangat
konvensional seperti papan tulis dirasakan
sudah tidak menarik lagi sehingga
cenderung membuat proses belajar
mengajar tidak berjalan dengan efektif..
Hal ini sangat berpengaruh terhadap minat
dan motivasi siswa untuk belajar.
Oleh karena itu, perlu dikembangkan
media pembelajaran dalam pendidikan
berbasis komputer. Penggunaan media
komputer dalam pembelajaran dinilai
cukup efektif, karena komputer mampu
menyajikan situasi belajar yang kondusif
sehingga tujuan belajar dapat tercapai
secara
optimal.
Dalam
konteks
pengembangan,
istilah
pembelajaran
berbasis komputer lebih tepat dikaitkan
Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (Volume:2 No. 1 Tahun 2014)
dengan pengertian CAI
(Computer
Assisted Instruction) yaitu penggunaan
suatu
komputer
untuk
membantu
menyajikan materi pembelajaran kepada
siswa, memantau kemajuan belajarnya
atau
memilih
bahan
pembelajaran
tambahan yang sesuai dengan kebutuhan
belajar siswa secara individual.
Media pembelajaran membantu siswa
memperoleh umpan balik terhadap
pelajaran secara leluasa dan bisa
memacu motivasi siswa. Penggunaan
multimedia dalam pendidikan mempunyai
beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki
oleh media lain (Munir, 2012: 24).
Kemampuan
multimedia
dalam
meningkatkan kreativitas sudah teruji
karena multimedia juga memiliki unsur
interaktivitas. Romiszowski (dalam Munir,
2012: 29) menterjemahkan interaktivitas
sebagai hubungan dua jalur di antara
pendidik dengan peserta didik. Multimedia
Interaktif merupakan hubungan dua jalur
yang dapat dibina dengan memanfaatkan
komputer karena memiliki kapasitas
multimedia yang akan mampu menjadikan
proses belajar menjadi interaktif.
Berdasarkan hal tersebut, agar dapat
menarik minat dan memotivasi siswa
dalam kegiatan pembelajaran khususnya
mata
pelajaran
matematika
maka
penelitian ini mengangkat topik mengenai
“Pengembangan Multimedia Interaktif
Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas
V Semester Genap Tahun Pelajaran
2013/2014 Di SD Negeri 4 Bebetin”
Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka permasalahan yang dijadikan dasar
pada penelitian pengembangan ini adalah
sebagai berikut. (1) Bagaimanakah desain
pengembangan multimedia interaktif pada
mata pelajaran Matematika kelas V
semester
genap
tahun
pelajaran
2013/2014 di SD Negeri 4 Bebetin?
(2) Bagaimanakah hasil pengembangan
multimedia interaktif pada mata pelajaran
Matematika kelas V semester genap tahun
pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 4
Bebetin?
Tujuan
yang
diharapkan
dari
penelitian pengembangan ini adalah
untuk
(1)
Mendeskripsikan
desain
pengembangan multimedia interaktif pada
mata pelajaran Matematika kelas V
semester
genap
tahun
pelajaran
2013/2014 di SD Negeri 4 Bebetin.
(2) Mengentahui hasil pengembangan
multimedia interaktif pada mata pelajaran
Matematika kelas V semester genap tahun
pelajaran 2013/2014 di SD Negeri 4
Bebetin.
METODE
Pengembangan
yang
digunakan
dalam
pengembangan
multimedia
interaktif pada mata pelajaran Matematika
Kelas V adalah model pengembangan
produk Hanafin dan Peck. Pemilihan
model ini didasari atas pertimbangan
bahwa model ini merupakan salah satu
dari banyak model desain pembelajaran
yang
berorientasi
produk.
Model
berorientasi produk adalah model desain
pembelajaran untuk menghasilkan suatu
produk, biasanya media pembelajaran
(Afandi dan Badarudin, 2011:22). Menurut
Hanafin dan Peck (Afandi dan Badarudin,
2011:26) model desain pembelajaran
terdiri dari tiga fase yaitu Need
Assessment (Fase Analisis Kebutuhan),
Design
(Fase
Desain),
dan
Develop/Implement (Fase Pengembangan
dan Implementasi). Dalam model ini
disetiap fase akan dilakukan penilaian dan
pengulangan.
Produk ini sebagai hasil dari
penelitian pengembangan diuji tingkat
validitasnya. Adapun desain validasi untuk
mengetahui tingkat validitas media
dilakukan melalui hasil analisis kegiatan uji
validitas yang dilaksanakan melalui dua
tahap, yaitu (1) review oleh para ahli yang
meliputi ahli mata pelajaran, ahli desain
pembelajaran, ahli media pembelajaran;
(2) uji coba produk yang meliputi uji
perseorangan, uji kelompok kecil dan uji
lapangan.
Data yang diperoleh melalui evaluasi
formatif dikelompokan menjadi dua
bagian. Pertama, data hasil review dari
ahli isi bidang studi, ahli desain
pembelajaran,
dan
ahli
media
pembelajaran. Kedua, data dari hasil uji
coba perorangan, uji coba kelompok kecil,
dan uji coba lapangan. Seluruh data yang
diperoleh dikelompokan menurut sifatnya
menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data
Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (Volume:2 No. 1 Tahun 2014)
kuantitatif.
Data kualitatif berupa
masukan, komentar, dan saran tertulis
oleh validator maupun peserta didik
(siswa). Sedangkan data kuantitatif
merupakan data pokok, yang dikumpulkan
melalui kuesioner dengan skala penilaian
1 sampai 5 yaitu, 1=sangat kurang,
2=kurang, 3=cukup, 4=baik, dan 5=sangat
baik.
Metode yang digunakan dalam
pengumpulan data yaitu metode angket
yang berisi item-item pertanyaan dan
kotak komentar yang akan diiisi oleh para
ahli dan siswa pada saat uji coba.
Instrumen
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan data dalam penelitian
pengembangan ini adalah instrumen
lembar angket. Angket digunakan untuk
mengumpulkan data hasil review dari ahli
mata pelajaran, ahli desain, ahli media
pembelajaran, siswa saat uji coba
perseorangan dan kelompok kecil, siswa
saat uji lapangan, dan guru mata pelajaran
saat uji lapangan.
Analisis data dilakukan setelah
instrumen
didistribusikan
kepada
responden. Instrumen yang sudah diisi
responden
kemudian
dikembalikan
kepada peneliti. Sebelum data di analisis,
terlebih dahulu perlu di administrasi
secara jelas untuk memudahkan peneliti
melakukan analisis, dengan melakukan
skoring dan tabulasi (Sukardi, 2008: 84).
Dalam penelitian pengembangan ini
digunakan dua macam teknik analisis
data, yaitu analisis deskriptif kualitatif dan
analisis
deskriptif
kuantitatif.
Mendeskripsikan data dilakukan untuk
menggambarkan data guna memperoleh
bentuk nyata dari responden, sehingga
lebih dipahami oleh peneliti atau orang
lain, sedangkan uji statistika digunakan
untuk menentukan hasil analisis data yang
berasal dari sampel dan menggunakan
hasil tersebut sebagai hasil dari populasi.
Analisis deskriptif dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu analisis
deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif
kuantitatif (Agung, 2010).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Desain pengembangan multimedia
interaktif ini telah dilakukan dengan
metode pencatatan dokumen. Pencatatan
dokumen mengacu pada fase kedua dan
ketiga
dari
model
penelitian
pengembangan yang digunakan yaitu fase
design dan fase develop/implement.
Berdasarkan pencatatan dokumen yang
telah dilakukan, menghasilkan laporan
perkembangan produk. Dalam laporan
perkembangan produk, terdapat bagian
yang menjelaskan desain pengembangan
multimedia interaktif.
Hasil pengembangan multimedia
interaktif ini akan dipaparkan enam hal
pokok, meliputi (1) review ahli isi mata
pelajaran matematika, (2) review ahli
desain pembelajaran, (3) review ahli
media pembelajaran,
(4) uji
coba
perorangan, (5) uji coba kelompok
kecil, (6) uji coba lapangan.
Uji kelayakan media pembelajaran
interaktif dari aspek isi mata pelajaran
Matematika dilakukan oleh Bapak Made
Nesa Andaya, S.Pd. yang juga merupakan
guru pengajar Matematika di SD Negeri 4
Bebetin. Metode yang digunakan dalam
pengumpulan
data
adalah
metode
instrumen, dimana instrumen yang
digunakan
berupa
angket/kuesioner.
Sebagai acuan dalam penyempurnaan
produk, adapun masukan, saran, dan
komentar dari ahli isi mata pembelajaran
Matematika yaitu, diusahakan agar siswa
dapat menemukan sendiri jaring-jaring dari
beberapa bangun ruang maupun sifat-sifat
bangun datar dan bangun ruang. Secara
umum sudah baik, perlu ditingkatkan lagi
pembelajaran yang lebih kontekstual.
Melalui masukan ini maka dapat
memperkecil kelemahan - kelemahan
multimedia interaktif sehingga memiliki
tingkat kelayakan dari aspek isi mata
pelajaran Matematika.
Setelah validasi ahli isi mata
pelajaran dilakukan, selanjutnya dilakukan
uji ahli desain pembelajaran oleh Bapak
I Kadek Suartama, S.Pd., M.Pd. selaku
ahli
desain
pembelajaran
yang
memberikan penilaian serta tanggapan
terhadap media ini. Demi kesempurnaan
produk,
ahli
desain
pembelajaran
memberikan saran dan komentar sebagai
berikut: 1) stage pada tab beranda diisi
dengan
deskripsi
singkat
tentang
isi/substansi program, bukan diisi dengan
sasaran
media,
SK/KD,
materi,
Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (Volume:2 No. 1 Tahun 2014)
pengembang, karena sudah ada tab
tersendiri, 2) pada tab SK/KD tambahkan
tujuan
pembelajaran, 3) tab menu
diganti dengan tab materi 4) pemberian
latihan
sebaiknya
diberi
kunci
jawaban/pembahasan,
5)
opening
program tidak sama dengan apersepsi,
sebaiknya apersepsi ditempatkan pada
komponen materi dan opening isinya
identitas mata pelajaran dan lembaga asal
pengembang, 6) pada pengembang diisi
foto.
Setelah mendapatkan penilaian dari
ahli isi mata pelajaran dan ahli desain
pembelajaran, media yang dikembangkan
selanjutnya di uji cobakan ke ahli media
pembelajaran. Ahli media pembelajaran
yang
memberikan
penilaian
serta
tanggapan terhadap media ini adalah
Bapak Dr. I Made Tegeh, M.Pd. Beliau
adalah seorang teknolog pembelajaran
yang memiliki pengalaman dalam produksi
media video pembelajaran sekaligus
sebagai dosen pengampu mata kuliah
media video pembelajaran di Jurusan
Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu
Pendidikan
Undiksha.
Demi
kesempurnaan
produk,
ahli
media
pembelajaran memberikan saran dan
komentar sebagai berikut: 1) pada cover
CD beri identitas pengembang, 2) pada
beranda tak perlu ada pengembang,
3) atur margin pengetikan rangkuman,
4) redaksi tujuan pembelajaran direvisi
agar kelihatan ABCD, 5) secara umum
media baik.
Selanjutnya produk yang telah direvisi
diterapkan pada uji coba perorangan.
Sebagai subjek dari uji coba perorangan
ini adalah 3 (tiga) orang siswa SD Negeri
4 Bebetin kelas VI dimana sebelumnya
siswa sudah pernah diajarkan materi
Bangun Datar dan Bangun Ruang di kelas
V. Ketiga orang siswa tersebut terdiri atas
satu orang siswa dengan prestasi belajar
tinggi, satu orang siswa dengan prestasi
belajar sedang, dan satu orang siswa
dengan prestasi belajar rendah. Sebagai
acuan dalam penyempurnaan produk,
adapun komentar dan saran yang
diberikan oleh tiga orang siswa pada uji
coba perorangan adalah 1) Tampilannya
menarik dan
mudah
digunakan,
2) Medianya bagus, materi sangat jelas,
saya jadi mudah belajar matematika, 3)
Saya suka medianya karena mudah
digunakan.
Uji coba kelompok kecil merupakan
tahap lanjutan dari uji coba perorangan.
Subjek coba dalam penelitian ini adalah
12 (dua belas) orang siswa kelas V SD
Negeri 4 Bebetin. Kedua belas orang
siswa tersebut terdiri dari empat orang
dengan prestasi belajar tinggi, empat
orang dengan prestasi belajar sedang,
dan empat orang dengan prestasi belajar
rendah dalam pelajaran Matematika.
Uji coba lapangan merupakan
tahapan
akhir
dalam
uji
coba
pengembangan
multimedia
interaktif.
Dalam uji coba lapangan, subjek coba
dalam penelitian ini adalah siswa kelas V
SD Negeri 4 Bebetin sejumlah 24 (dua
puluh empat) orang. Keseluruhan siswa
tersebut sudah termasuk siswa yang
memiliki prestasi belajar tinggi, sedang,
dan rendah.
Revisi produk pengembangan ini
akan dipaparkan enam hal pokok, yaitu
revisi dari
(1) review ahli isi mata
pelajaran matematika, (2) review ahli
desain
pembelajaran, (3) review ahli
media
pembelajaran,
(4) uji coba
perorangan, (5) uji coba kelompok kecil,
(6) uji coba lapangan.
Berdasarkan hasil penilaian dan
masukan, komentar dan saran dari ahli isi
mata pelajaran Matematika terhadap
produk pengembangan yang dihasilkan
berupa multimedia interaktif mencapai
tingkat pencapaian sangat baik, maka
tidak dilakukan revisi terhadap produk
yang dikembangkan.
Berdasarkan hasil penilaian dari ahli
desain pembelajaran terhadap produk
pengembangan yang dihasilkan berupa
multimedia interaktif mencapai tingkat
pencapaian baik, sehingga tidak perlu
direvisi. Tetapi berdasarkan masukan,
komentar dan saran yang diberikan, maka
dipandang perlu dilakukan revisi terhadap
produk yang dikembangkan. Adapun revisi
tersebut yaitu 1) Mengganti komponen
pada tab beranda dengan materi pokok
yang akan dibahas pada media yaitu
bangun datar dan bangun
ruang,
2) Menambahkan tujuan pembelajaran
pada tab SK/KD, 3) Mengganti tab ‘menu’
Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (Volume:2 No. 1 Tahun 2014)
menjadi ‘materi’, 4) Jawaban/pembahasan
telah dipaparkan pada tab materi maupun
rangkuman, 5) Memindahkan apersepsi ke
tab materi, dan mengganti opening
dengan judul media dan identitas mata
pelajaran, 6) Menambahkan foto pada
pengembang.
Berdasarkan hasil penilaian dari ahli
media pembelajaran terhadap produk
pengembangan yang dihasilkan berupa
multimedia interaktif mencapai tingkat
pencapaian baik, sehingga tidak perlu
direvisi. Tetapi berdasarkan masukan,
komentar dan saran yang diberikan, maka
dipandang perlu dilakukan revisi terhadap
produk yang dikembangkan. Adapun revisi
tersebut yaitu 1) Melakukan revisi dengan
menambahkan identitas pengembang
pada cover CD, 2) Tab beranda sudah
mengalami revisi pada desain yaitu
mengganti
komponen
dengan
deskripsi/materi pokok yang dibahas pada
media, 3) Mengatur margin pengetikan
rangkuman, 4) Tujuan pembelajaran telah
dipindahkan pada tab SK/KD.
Hasil persentase penilaian multimedia
interaktif berdasarkan uji coba perorangan
yang terdiri dari tiga siswa SD Negeri 4
Bebetin ini berada pada kualifikasi sangat
baik dengan rerata 94,17%. Masukan,
saran dan komentar dari ketiga orang
siswa dapat dianalisis bahwa tidak ada
saran revisi, sehingga multimedia interaktif
ini tidak perlu direvisi dan dapat diuji
cobakan pada tahap selanjutnya yaitu uji
coba kelompok kecil.
Hasil persentase penilaian multimedia
interaktif berdasarkan uji coba kelompok
kecil yang terdiri dari 12 orang siswa kelas
V SD Negeri 4 Bebetin ini berada pada
kualifikasi sangat baik dengan rerata
92,91%. Tetapi berdasarkan masukan,
saran dan komentar dari kedua belas
orang siswa dapat dianalisis bahwa ada
salah satu siswa yang menyarankan agar
mengubah soal yang dianggap susah,
namun faktor penyebabnya adalah siswa
tersebut kurang membaca materi dan
rangkuman yang disediakan, sehingga
multimedia interaktif ini tidak perlu direvisi
dan dapat diuji cobakan pada tahap
selanjutnya yaitu uji coba lapangan.
Hasil persentase penilaian multimedia
interaktif berdasarkan uji coba lapangan
yang dinilai oleh 24 orang siswa kelas V
SD Negeri 4 Bebetin ini berada pada
kualifikasi sangat baik dengan rerata
94,48%. Masukan, saran dan komentar
dari kedua puluh empat orang siswa saat
uji coba lapangan telah dianalisis bahwa
tidak ada yang memberikan saran revisi,
sehingga multimedia interaktif ini tidak
perlu direvisi.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan,
diketahui dari wawancara dengan guru
mata pelajaran Matematika bahwa nilai
rata-rata pada pelajaran Matematika kelas
V di SD Negeri 4 Bebetin masih belum
memuaskan, dimana hasil perolehan nilai
pada beberapa siswa mendapatkan skor
dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM). Hal tersebut didasarkan pada
rendahnya minat belajar siswa terhadap
pelajaran matematika, keterbatasan waktu
yang
menyebabkan
guru
kesulitan
memberikan contoh yang konkret untuk
materi yang abstrak, dan kurangnya
penggunaan media yang dilakukan oleh
para guru di sekolah. Seperti salah satu
teori yang disebutkan oleh Miarso (dalam
Sudatha dan Tegeh, 2009:14) tentang
kemampuan atau keterampilan media
untuk membuat konkret konsep yang
abstrak. Maka solusi yang dibutuhkan
adalah dengan mengembangkan produk
multimedia interaktif.
Multimedia interaktif yang dihasilkan
dalam penelitian pengembangan ini
dirancang untuk siswa kelas V SD Negeri
4 Bebetin. Pada penelitian ini multimedia
interaktif
dikembangkan
sebagai
pelengkap Buku Sekolah Elektronik (BSE).
Pada fase desain hasil analisis fase
sebelumnya
didokumenkan
menjadi
storyboard. Storyboard ini dibuat sebagai
gambaran isi dari multimedia interaktif
yang dikembangkan. Desain storyboard
mencakup tentang layout/tata letak,
warna, teks, dan audio yang akan
digunakan pada produk. Berdasarkan
pencatatan
dokumen
yang
telah
dilakukan,
menghasilkan
laporan
perkembangan produk.
Pada fase selanjutnya yaitu fase
pengembangan
dan
implementasi
dilakukan pengkajian terhadap multimedia
interaktif yang dikembangkan meliputi uji
ahli isi mata pelajaran Matematika, uji ahli
Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (Volume:2 No. 1 Tahun 2014)
desain pembelajaran, uji ahli media
pembelajaran, uji coba perorangan, uji
coba kelompok kecil, dan uji coba
lapangan.
Dikaji dari aspek isi mata pelajaran
matematika diketahui bahwa kualitas hasil
pengembangan yang dilakukan adalah
mencapai
96,7%
dan
setelah
dikonversikan dengan tabel konversi PAP
skala 5, persentase tersebut berada pada
kualifikasi sangat baik. Media ini dinilai
berdasarkan kriteria yang terdapat pada
uji ahli isi/materi dan didukung dengan
teori oleh Suartama (2012: 21) mengenai
kriteria multimedia yang baik dari aspek
isi/materi.
Kriteria tersebut
adalah
(1) kebenaran materi,(2) ketepatan materi,
(3) kedalaman materi, (4) kemenarikan
materi, (5) kesesuaian materi dengan
situasi siswa, (6) tujuan pembelajarannya
mudah dipahami, (7) penggunaan bahasa
yang tepat dan konsisten. Terungkap
bahwa sebagian besar penilaian guru
mata pelajaran Matematika terhadap
komponen-komponen multimedia interaktif
tersebar pada skor 5 (sangat baik) dan 4
(baik). Multimedia Interaktif ini termasuk
kriteria sangat baik karena mempunyai
materi yang jelas, storyboard yang
digunakan
untuk
menyusun
media
pembelajaran ini dibuat berdasarakan
RPP dan buku pelajaran Matematika
untuk kelas V sekolah dasar, oleh karena
itu materi dalam multimedia interaktif ini
sudah relevan dengan materi yang harus
dipelajari siswa. Hal ini juga didukung
berdasarkan komentar yang diberikan oleh
ahli isi yang menyatakan bahwa secara
umum
multimedia
interaktif
yang
dikembangkan sudah baik dan perlu
ditingkatkan
pembelajaran
secara
kontekstual. Atas dasar penilaian dari ahli
isi, maka dapat disimpulkan multimedia
interaktif ini tidak perlu direvisi.
Dikaji
dari
aspek
Desain
Pembelajaran diketahui bahwa kualitas
hasil pengembangan yang dilakukan
adalah mencapai 87,5% dan setelah
dikonversikan dengan tabel konversi PAP
skala 5, persentase tersebut berada pada
kualifikasi
baik.
Media
ini
dinilai
berdasarkan kriteria yang terdapat pada
uji ahli desain pembelajaran dan didukung
oleh teori Suartama (2012: 21) mengenai
kriteria multimedia yang baik sebagai
berikut (1) kejelasan sasaran program,
(2) konsistensi antara tujuan, materi dan
evaluasi, (3) penyampaian materinya
mengikuti desain pembelajaran yang
efektif dan prinsip-prinsip pembelajaran,
(4) diberikan evaluasi untuk mengukur
kemampuan siswa, (5) memberikan
umpan
balik
hasil
evaluasi,
(6)ppenyampaian materi yang menarik,
(7) memberikan
petunjuk
belajar,
(8) memberikan kesempatan siswa untuk
melatih sendiri. Penilaian ahli desain
pembelajaran
terhadap
komponenkomponen
multimedia
interaktif
ini
tersebar pada skor 5 (sangat baik) dan 4
(baik).
Multimedia
Interaktif
ini
memperoleh kualifikasi baik dari aspek
desain
pembelajaran.
Demi
kesempurnaan produk,
ahli desain
pembelajaran
memberikan
masukan
berdasarkan kekurangan atau kelemahan
multimedia ini, sehingga perlu direvisi
sedikit sesuai dengan masukan yang
diberikan ahli desain. Revisi bertujuan
untuk
meningkatakan
kualitas
dan
kevalidan media dari aspek desain
pembelajarannya.
Dikaji dari aspek Media Pembelajaran
diketahui
bahwa
kualitas
hasil
pengembangan yang dilakukan adalah
mencapai
82,85%
dan
setelah
dikonversikan dengan tabel konversi PAP
skala 5, persentase tersebut berada pada
kualifikasi baik. Tingkat pencapaian
tersebut meliputi beberapa aspek yaitu
(1) kemudahan menggunakan media,
(2) kualitas tampilan, (3) keterbacaan,
(4) navigasi yang memberikan siswa
dalam menggunakannya, (5) diberikan
petunjuk penggunaan, (6) media yang
digunakan dapat membantu pemahaman
materi, (7) media yang
digunakan
dapat membangkitkan motivasi siswa,
(8) penggunaan jenis huruf, ukuran
huruf, dan spasi tulisan yang tepat,
(9) penggunaan gambar, diagram, foto
dan grafik yang mendukung pembelajaran,
(10) komposisi dan kombinasi warna yang
tepat dan serasi, (11) penggunaan
animasi yang tepat, (12) dukungan musik
yang sesuai, (13) penggunaan sound
effect yang tepat, (14) penggunaan narasi
yang sesuai. Penilaian ahli media
Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (Volume:2 No. 1 Tahun 2014)
pembelajaran
terhadap
komponenkomponen
multimedia
interaktif
ini
tersebar pada skor 4 (baik) dan 5 (sangat
baik). Multimedia Interaktif ini memperoleh
kualifikasi baik dari aspek media
pembelajaran.
Demi
kesempurnaan
produk,
ahli
media
pembelajaran
memberikan
masukan
berdasarkan
kekurangan atau kelemahan multimedia
ini, sehingga perlu direvisi sesuai dengan
masukan yang diberikan ahli media. Revisi
bertujuan untuk meningkatakan kualitas
dan kevalidan
dari aspek
media
pembelajarannya.
Dikaji dari aspek uji coba siswa
diketahui
bahwa
kualitas
hasil
pengembangan yang dilakukan pada uji
coba perorangan adalah mencapai
persentase 94,17%, uji coba kelompok
kecil mencapai persentase 92,91%, dan
uji coba lapangan mencapai persentase
94,48%. Setelah dikonversikan dengan
tabel konversi PAP skala 5, persentase
tersebut berada pada kualifikasi sangat
baik. Tingkat pencapaian tersebut meliputi
beberapa aspek yaitu, (1) kesederhanaan
bentuk tampilan dan tombol navigasinya,
(2) kemenarikan tampilan, (3) kejelasan
paparan materi yang diberikan, (4) kualitas
simulasi, (5) kesesuaian tata letak
unsur pendukung multimedia interaktif
(teks,
gambar,
ikon
dan
judul),
(6) kemudahan dalam penggunaan
media, (7) keinteraktifan sistem (semua
tombol
navigasi
dapat digunakan),
(8) kelengkapan informasi yang disajikan
(petunjuk
penggunaan).
Multimedia
Interaktif ini dikatakan sangat baik dari
hasil uji coba karena materi yang
digunakan dalam pembuatan media ini
relevan dengan apa yang sedang
dipelajari oleh siswa kelas V SD.
Penggunaan Multimedia Interaktif ini juga
sangat mudah, yaitu masukkan CD
(Compact
Disc)
pada
PC/Laptop,
selajutnya media dapat dijalankan sesuai
petunjuk yang terdapat di dalamnya.
Multimedia Interaktif ini dilengkapai juga
dengan audio, gambar dan animasi yang
dapat
membantu
mengembangkan
imajinasi siswa mengenai hal-hal yang
konkret dalam mempelajari materi Bangun
Datar dan Bangun Ruang. Atas dasar
penilaian dari uji coba ini, maka
multimedia interaktif yang dikembangkan
tidak perlu direvisi dan layak digunakan
sebagai fasilitas belajar didalam kelas
maupun individu diluar kelas.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan
maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut.
Desain pengembangan multimedia
interaktif ini menggunakan model Hannafin
dan Peck, yang terdiri dari tiga fase yaitu
fase analisis kebutuhan, fase desain, fase
pengembangan dan implementasi. Pada
fase
analisis
kebutuhan
dilakukan
wawancara dengan guru mata pelajaran
Matematika untuk mengetahui kendala
yang ditemui guru dan siswa dalam proses
pembelajaran.
Pada
fase
desain,
dilakukan
pembuatan
storyboard
multimedia interaktif,
dan kebutuhan
materi untuk produk multimedia interaktif
berdasarkan informasi yang didapatkan
dari fase sebelumnya. Selanjutnya, pada
fase pengembangan dan implementasi
dilakukan penilaian terhadap multimedia
interaktif. Penilaian dilakukan oleh ahli isi
mata pelajaran, ahli desain pembelajaran,
ahli media pembelajaran, uji coba
perorangan, uji coba kelompok kecil, da uji
coba lapangan.
Hasil pengembangan multimedia
interaktif pada penelitian ini sebagai
berikut.
Hasil uji ahli isi mata pelajaran adalah
mencapai
96,7%
dan
setelah
dikonversikan dengan tabel konversi PAP
skala 5, persentase tersebut berada pada
kualifikasi sangat baik, sehingga dari segi
isi/substansi materi multimedia interaktif
ini tidak perlu direvisi.
Hasil uji ahli desain pembelajaran
adalah mencapai 87,5%
dan setelah
dikonversikan dengan tabel konversi PAP
skala 5, persentase tersebut berada pada
kualifikasi baik dari aspek desain
pembelajaran, namun karena adanya
masukan yang diberikan oleh ahli desain
maka dilakukan revisi terhadap media
yang dikembangkan.
Hasil uji ahli media pembelajaran
adalah mencapai 82,85% dan setelah
dikonversikan dengan tabel konversi PAP
skala 5, persentase tersebut berada pada
kualifikasi baik. Sama halnya pada uji ahli
Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (Volume:2 No. 1 Tahun 2014)
desain pembelajaran pada uji ahli media
pembelajaran ini terdapat beberapa
masukan yang diberikan, sehingga
dilakukan revisi terhadap media yang
dikembangkan.
Hasil uji coba perorangan adalah
mencapai 94,17%. Hasil uji coba
kelompok kecil adalah mencapai 92,91%.
Pada uji coba kelompok kecil terdapat
satu orang siswa yang berkomentar
bahwa soal terlalu sulit dan menyarankan
agar lebih dimudahkan, namun karena
soal yang dibuat pada evaluasi telah
disampaikan dengan jelas pada halaman
materi dan rangkuman maka tidak
dilakukan revisi pada produk. Hasil uji
coba lapangan adalah 94,48%. Setelah
dikonversikan dengan tabel konversi PAP
skala 5, persentase ketiga uji tersebut
berada pada kualifikasi sangat baik.
Dengan demikian multimedia interaktif ini
memiliki kualitas yang sangat baik
sehingga tidak perlu direvisi dan layak
digunakan dalam proses pembelajaran.
Saran-saran
yang
disampaikan
berkenaan
dengan
pengembangan
multimedia interaktif ini dibagi menjadi
empat, yaitu sebagai berikut.
Kepada siswa diharapkan tidak hanya
menjadikan media ini sebagai satusatunya sumber belajar. Siswa hendaknya
dapat
memanfaatkan
produk
hasil
pengembangan yang sejenis secara aktif,
baik di dalam ataupun di luar proses
pembelajaran di sekolah dan menggali
lebih banyak lagi sumber belajar lainnya.
Kepada guru multimedia interaktif
Matematika dapat membantu proses
pembelajaran di kelas dan guru sudah
terbantu dengan adanya media yang
dihasilkan. Selain itu, kepada guru
disarankan
agar
mencari
dan
menggunakan sumber-sumber belajar
lainnya yang lebih konkret agar siswa
dapat belajar dengan maksimal dan tidak
hanya melakukan pembelajaran secara
monoton dengan menggunakan metode
ceramah.
Kepada kepala sekolah dengan
adanya multimedia interaktif terbukti dapat
memudahakan guru dan siswa dalam
proses pembelajarn. Saran kepada kepala
sekolah
adalah
agar
dapat
mengoptimalkan pengadaan sarana dan
prasarana yang mendukung proses
pembelajaran.
Kepada peneliti lain mengingat
keterbatasan
dalam
penelitian
pengembangan ini, disarankan kepada
peneliti lain agar hasil pengembangan ini
dapat
dijadikan
referensi
dalam
mengadakan atau melakukan penelitian
lain yang lebih inovatif lagi, sehingga
dapat menghasilkan media yang lebih
bermanfaat lagi.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti
banyak mendapat bantuan, bimbingan,
serta motivasi dari berbagai pihak. Pada
kesempatan
ini
peneliti
ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada:
1. Drs. Ketut Pudjawan, M.Pd., selaku
Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Ganesha yang
telah banyak membantu penyelesaian
pendidikan
di
Fakultas
Ilmu
Pendidikan
2. Drs. I Dewa Kade Tastra, M.Pd.,
selaku Ketua Jurusan Teknologi
Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Pendidikan Ganesha yang
telah banyak membantu penyelesaian
pendidikan di Jurusan Teknologi
Pendidikan.
3. Drs. I Nyoman Jampel, M.Pd.,
sebagai Pembimbing I yang telah
banyak memberikan bimbingan serta
motivasi yang sangat bermanfaat
selama penyusunan skripsi ini.
4. Luh Putu Putrini Mahadewi, S.Pd,
M.S., sebagai Pembimbing II yang
telah banyak memberikan bimbingan
serta
motivasi
yang
sangat
bermanfaat selama kuliah serta dalam
penyusunan skripsi ini.
5. I Kadek Suartama, S.Pd., M.Pd.,
selaku ahli desain pembelajaran yang
telah
meriview/menilai
dan
memberikan masukan untuk media
yang dikembangkan dari segi desain
pembelajaran.
6. Dr. I Made Tegeh, S.Pd, M.Pd.,
selaku ahli media pembelajaran yang
telah
meriview/menilai
dan
memberikan masukan untuk media
Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Teknologi Pendidikan (Volume:2 No. 1 Tahun 2014)
yang
dikembangkan
dari
segi
rancangan media pembelajaran.
7. Staf dosen di lingkungan Jurusan
Teknologi Pendidikan, yang telah
banyak memberikan pengetahuan
melalui materi-materi perkuliahan
serta bimbingan sampai selesainya
skripsi ini.
8. Staf
Pegawai
Fakultas
Ilmu
Pendidikan yang telah banyak
membantu dalam menyelesaikan
berbagai
administrasi
yang
diperlukan.
9. I Gede Raksa, A.Md.Pd., selaku
Kepala SD Negeri 4 Bebetin yang
telah
memberikan
izin
untuk
melakukan penelitian ini.
10. Made Nesa Andaya, S.Pd., selaku
ahli isi mata pelajaran Pendidikan
Matematika
yang
telah
meriview/menilai dan memberikan
masukan
untuk
media
yang
dikembangkan.
11. Siswa-siswi kelas V di SD Negeri 4
Bebetin yang telah dengan tekun
berpartisipasi dalam meriview/menilai
media yang dikembangkan oleh
peneliti.
12. Rekan-rekan di Jurusan Teknologi
Pendidikan dan semua pihak yang
tidak bisa disebutkan satu-persatu,
yang juga telah banyak membantu
kelancaran
proses
penyusunan
skripsi ini.
DAFTAR RUJUKAN
Afandi, Muhammad dan Badarudin. 2011.
Perencanaan
Pembelajaran.
Bandung: Alfabeta.
Agung, Anak Agung Gede. 2010. Evaluasi
Pendidikan. Singaraja: Undiksha.
Munir. 2012. MULTIMEDIA Konsep &
Aplikasinya
dalam
Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Sadiman,
Arief
S.
2012.
Media
Pendidikan:
Pengertian,
Pengembangan,
dam
Pemanfaatannya.
Jakarta:
PT
RajaGrafindo Persada.
Suartama, I Kadek. 2012. Konsep Dasar
Multimedia. Singaraja: Undiksha.
Sudatha, I Gde Wawan. & Tegeh, I Made.
2009.
Desain
Multimedia
Pembelajaran. Singaraja: Undiksha.
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian
Pendidikan
Kompetensi
dan
Praktinya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Download