0 SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3

advertisement
0
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
Penanggung Jawab :
Ir. Qurie Purnamasari
Editor :
1. Haneda Sri Mulyanto
2. Melda Mardalina
3. Erini Yuwatini
Penyusun :
1. Maimun Utami
2. Suwarno
3. Ariansyah
Desain dan Sampul Buku :
Sigit Es Teget
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kita panjatjkan puji dan syukur kepada Allah Subhanahuwata’ala dengan
telah disusunnya buku Tanya Jawab Seputar Pemulihan Lahan Terkontaminasi Limbah
B3. Buku Tanya Jawab ini menyediakan informasi mengenai landasan hukum
pemulihan dan
pelaksanaan pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3 yang
diharapkan dapat menambah pemahaman pelaku usaha, Pembina/pengawas dari
instansi pemerintah dan pembaca lainnya dalam menjalankan fungsi, tugas dan
tanggung jawab dalam pelaksanaan pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3 sesuai
ketentuan dalam peraturan.
Penyusunan buku ini mengacu pada permasalahan dan pertanyaan yang sering
disampaikan baik pada saat pembahasan lahan terkontaminasi, verifikasi lapangan
maupun pada saat forum diskusi bimbingan teknis. Pertanyaan yang dimuat dalam
buku ini bervariasi, mulai dari pertanyaan yang bersifat umum, teknis pelaksanaan
pemulihan dan paska pelaksanaan pemulihan.
Dalam penyusunan buku ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dibantu
oleh pakar yang terlibat dalam pelaksanaan pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3.
Buku Tanya Jawab seputar Pemulihan ini masih memerlukan penyempurnaan lebih
lanjut, untuk itu kami terbuka menerima masukan dan saran yang membangun.
Akhir kata, terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu tersusunnya buku ini
dan kiranya dapat bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta,
Desember 2015
Direktur Pemulihan Lahan Terkontaminasi
Limbah B3 Dan Tanggap Darurat
Qurie Purnamasari
2
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
1 Limbah B3 dan Pengelolaan Limbah
B3
2 Identifikasi
Lahan
Terkontaminasi
Limbah B3
3 Lahan Terkontaminasi Limbah B3
4 Pemulihan
Lahan
Terkontaminasi
Limbah B3
5 Kewajiban dan Tanggung Jawab
dalam Pemulihan
6 Pelaksanaan Pemulihan
7 Teknik Pemulihan
8 Sampling
dalam
Pelaksanaan
Pemulihan
9 Kontaminan/Pencemar dan Tanah
terkontaminasi/tercemar
10 Surat Status Penyelesaian Lahan
Terkontaminasi (SSPLT)
11 Dana Jaminan Pemulihan
12 Contoh Kasus
……………………………
……………………………
……………………………
2
3
4
5
……………………………
……………………………
6
8
……………………………
9
……………………………
……………………………
……………………………
11
14
16
……………………………
18
……………………………
19
……………………………
……………………………
22
22
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
3
TANYA JAWAB
(QUESTION AND ANSWER)
PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
LIMBAH B3 DAN PENGELOLAAN LIMBAH B3
1.
Apa itu Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) ?
Jawab :
Sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
2.
Apakah limbah B3 yang dihasilkan harus dikelola ?
Jawab :
Ya
Dalam UU 32 tahun 2009 pasal 59 ayat (1) setiap orang yang menghasilkan
limbah B3 wajib melakukan pengelolaan limbah B3 yang dihasilkannya
3.
Mengingat limbah B3 wajib dikelola, apa yang harus dilakukan apabila penghasil
limbah B3 tidak mampu mengelolanya sendiri?
Jawab :
Diserahkan ke pihak lain yang telah memiliki izin pengelolaan limbah B3
dan pelaksanaannya mengikuti ketentuan dalam peraturan terkait
pengelolaan limbah B3
4.
Apa saja kegiatan yang dikategorikan pengelolaan limbah B3?
Jawab :
Pengelolaan limbah B3 itu meliputi kegiatan pengurangan, penyimpanan,
pengumpulan,
pengangkutan,
pemanfaatan,
pegolahan
dan/atau
penimbunan
5.
Salah satu bentuk kegiatan pengelolaan limbah B3 adalah pengurangan limbah B3,
apa yang dimaksud kegiatan pengurangan limbah B3 itu ?
Jawab :
Kegiatan yang dilakukan oleh penghasil limbah B3 yang bertujuan untuk
mengurangi jumlah dan atau mengurangi sifat bahaya dan/atau racun dari
limbah B3 sebelum dihasilkan
6.
Apabila penghasil limbah B3 telah melakukan pengelolaan limbah B3 dengan
melakukan kegiatan penyimpanan limbah B3, apakah kewajiban mengelola limbahnya
dapat dikatakan telah selesai ?
Jawab :
Belum selesai
4
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
Penyimpanan limbah B3 bertujuan untuk menyimpan sementara limbah B3
yang dihasilkan sebelum dikelola lanjut. Penyimpanan limbah B3 memiliki
masa penyimpanan yang diizinkan. Sebelum masa penyimpanan limbah B3
tersebut berakhir, penghasil limbah wajib mengelola lebih lanjut limbah
tersebut untuk dimanfaatkan, diolah atau ditimbun. Apabila tidak mampu
mengelola sendiri dapat dikirim ke pihak lain yang berizin
7.
Bagaimana bentuk kegiatan pengumpulan limbah B3 yang masuk dalam kegiatan
pengelolaan limbah B3 ?
Jawab :
Mengumpulkan limbah dari penghasil limbah B3 sebelum diserahkan
kepada pemanfaat, pengolah dan/atau penimbun limbah B3
8.
Apa perbedaan kegiatan pemanfaatan dan pengolahan limbah B3 ?
Jawab :
Pemanfaatan limbah B3 adalah kegiatan penggunaan kembali, daur ulang
dan/atau perolehan kembali yang bertujuan untuk mengubah limbah B3
menjadi produk yang dapat digunakan sebagi substitusi bahan baku, bahan
penolong dan/atau bahan bakar yang aman untuk kegiatan perusahaan
lebih ekonomis namun tetan aman juga bagi kesehatan manusia dan
lingkungan hidup
Pengolahan limbah B3 adalah proses untuk mengurangi dan/atau
menghilangkan sifat bahaya dan/atau sifat racun
9.
Apa pula kegiatan penimbunan limbah B3 itu ?
Jawab :
Kegiatan menempatkan limbah B3 pada fasilitas penimbunan dengan
maksud tidak membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan hidup
10
Apakah ada peraturan yang lebih rinci menjelaskan tentang pengelolaan limbah B3?
Jawab
:
Ya
Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2014 tentang pengelolaan limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun
IDENTIFIKASI LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
1.
Apabila terdapat tumpukan limbah atau ceceran limbah yang berinteraksi langsung
dengan media lingkungan (air dan tanah), bagaimana mengidentifikasi apakah media
tersebut telah tercemar limbah B3 dan perlu dipulihkan ?
Jawab :
Langkah pertama adalah memperhatikan kondisi fisik dari media tersebut
(bau dan warna). Kemudian ambil sample media tersebut (air dan tanah)
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
5
dan sampel limbah yang ada di atasnya untuk memastikan apakah limbah
tersebut merupakan limbah B3 atau bukan. Dengan menggunakan
ketentuan dalam PP 101 tahun 2014 dapat diketahui kategori limbah
tersebut. Apabila hasil uji sample menunjukkan limbah tersebut adalah
limbah B3 dan tanah yang berada di lokasi lahan tersebut telah
terkontaminasi limbah B3, maka wajib dilakukan pemulihan.
2.
Apabila terdapat tumpukan limbah atau ceceran limbah yang berinteraksi langsung
dengan media lingkungan (air dan tanah), bagaimana mengidentifikasi apakah media
tersebut telah tercemar limbah B3 dan perlu dipulihkan ?
Jawab :
Langkah pertama adalah memperhatikan kondisi fisik dari media tersebut
(bau dan warna). Kemudian ambil sample media tersebut (air dan tanah)
dan sampel limbah yang ada di atasnya untuk memastikan apakah limbah
tersebut merupakan limbah B3 atau bukan. Dengan menggunakan
ketentuan dalam PP 101 tahun 2014 dapat diketahui kategori limbah
tersebut. Apabila hasil uji sample menunjukkan limbah tersebut adalah
limbah B3 dan tanah yang berada di lokasi lahan tersebut telah
terkontaminasi limbah B3, maka wajib dilakukan pemulihan.
LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
1.
Apa yang dimaksud lahan terkontaminasi limbah B3 ?
Jawab :
Lahan yang telah terpapar limbah B3
Contoh lokasi yang terpapar limbah B3 sisa peleburan logam di daerah kabupaten Tegal
2.
Kapan suatu lahan dikatakan terkontaminasi limbah B3 ?
Jawab :
Lahan dikatakan terkontaminasi limbah B3 apabila telah dilakukan uji
karakteristik limbah B3 terhadap sampel tanah dari lahan tersebut dan
telah menunjukkan bahwa tanah tersebut mengandung zat pencemar
yang dapat ditetapkan sebagai limbah B3 sesuai dengan tata cara
identifikasi limbah B3 yang merujuk pada peraturan pengelolaan limbah
B3 dan dapat juga menggunakan tabel V dalam lampiran 1 PP 101 tahun
2014
6
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
3.
Bagaimana kriteria suatu lahan terkontaminasi limbah B3 yang telah berhasil dipulihkan
dari kontaminan atau cemaran limbah B3 ?
Jawab :
Lahan dikatakan telah pulih dari kontaminan limbah B3 apabila
kontaminan dan tanah tercemar / terkontaminasi limbah B3 yang berada
di lahan tersebut telah diangkat atau dibersihkan. Hasil uji sampel pada
lahan yang telah dibersihkan tersebut menunjukkan pemenuhan
terhadap kriteria dan nilai-nilai parameter yang telah tertuang di dalam
dokumen rencana pemulihan yang disetujui Menteri
Contoh lahan sebelum dipulihkan
Contoh lahan setelah dipulihkan
5.
Apabila suatu lahan yang terkontaminasi akan dilakukan pemulihan dengan melakukan
kegiatan awal pengangkatan limbah B3 dan tanah terkontaminasi Limbah B3 yang
berada di lahan tersebut, berapa meterkah kedalaman limbah yang harus diangkat dari
lahan tersebut?
Jawab :
Tidak ada batasan kedalaman limbah dan tanah terkontaminasi yang harus
diangkat dari suatu lahan terkontaminasi. Limbah B3 dan tanah
terkontaminasi limbah B3 diangkat sesuai kondisi keberadaan limbah dan
tanah terkontaminasi di lokasi lahan tersebut. Setelah limbah dan tanah
terkontaminasi telah diangkat maka akan dilakukan pengambilan sampel
tanah untuk mengetahui apakah limbah maupun tanah terkontaminasi
tersebut masih ada. Apabila dari hasil uji analisa sample tersebut masih
terkandung limbah, maka lahan tersebut harus dibersihkan atau diangkat
kembali. Hal ini dilakukan sampai hasil uji analisa sample tanah
menunjukkan lahan telah terbebas dari limbah B3 tersebut.
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
7
Contoh pengangkatan limbah dari lahan terkontaminasi sludge oil
PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
1.
Apakah yang dimaksud pemulihan fungsi lingkungan ?
Jawab :
Cara atau proses mengembalikan seperti semula fungsi lingkungan
hidup yang disebabkan oleh pencemaran dan atau perusakan
lingkungan hidup
2.
Apakah pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3 juga termasuk pemulihan fungsi
lingkungan ?
Jawab :
Ya
Pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3 juga merupakan bagian dari
pemulihan fungsi lingkungan hidup yang dilakukan terhadap lahan
tercemar limbah B3
3.
Apabila terjadi tumpahan atau ceceran yang disebabkan oleh kejadian yang tidak
disengaja di lahan yang luasannya kurang dari atau sama dengan 9 (sembilan) meter
persegi dan kedalaman kurang dari atau sama dengan 1,5 (satu setengah meter),
apakah juga harus dilakukan pemulihan ?
Jawab :
Ya
Terhadap kondisi tersebut di atas tetap harus dilakukan pemulihan yang
sifat
pemulihannya adalah
percepatan.
Dalam
pelaksanaan
pemulihannya akan menggunakan metode dan teknologi yang
mengedepankan efisiensi dan kecepatan penanganan dengan batas
waktu penyelesaian pemulihan paling lambat 30 hari kalender setelah
terjadinya pencemaran limbah B3 pada lahan terkontaminasi tersebut
4.
Apabila limbah yang mencemari tanah tidak tercantum dalam Lampiran I Peraturan
Pemerintah No 101 tahun 2014 tentang Pengeloalaan Limbah B3, apakah pelaku
pencemaran wajib melakukan pemulihan lahan?
Jawab :
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan wajib melakukan uji
karakteristik limbah untuk menetapkan limbah tersebut merupakan
8
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
limbah B3 kategori 1 atau kategori 2 atau limbah non B3. Karakteristik
tersebut meliputi mudah meledak, mudah menyala, reaktif, infeksius,
dan atau beracun. Karakteristik beracun diuji melalui tahapan uji TCLP,
uji toksikologi LD50, dan uji toksikologi subkronis (sebagimana diatur
dalam pasal 5 Peraturan Pemerintah No 101 tahun 2014).
Bila berdasarkan hasil uji karakteristik ditetapkan bahwa limbah
merupakan limbah B3, maka pelaku pencemaran wajib melakukan
pemulihan lahan. Namun, bila berdasarkan hasil uji karakteristik
ditetapkan bahwa limbah merupakan limbah non B3, maka pelaku
pencemaran perlu melakukan pemulihan lahan sesuai dengan
ketentuan yang mengatur tentang pengelolaan limbah non B3.
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB DALAM PEMULIHAN
1.
Apakah kewajiban untuk melakukan pemulihan fungsi lingkungan dalam hal ini
pemulihan terhadap lahan yang terkontaminasi limbah B3 tertuang dalam peraturan?
Jawab :
Ya
1. Dalam UU 32 tahun 2009
pasal 54 ayat 1 : setiap orang yang melakukan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup wajib melakukan pemulihan fungsi
lingkungan hidup
2. Dalam PP No. 101 tahun 2014
pasal 198 : Setiap orang yang menghasilkan limbah B3, pengumpul
limbah B3, pengangkut limbah B3, pemanfaat limbah B3, pengolah
limbah B3, dan/atau penimbun limbah B3 yang melakukan
pencemaran lingkungan hidup dan / atau perusakan lingkungan
hidup wajib melakukan : b. Pemulihan fungsi lingkungan hidup
pasal 199 : Setiap orang yang melakukan Dumping (pembuangan)
limbah B3 yang melakukan pencemaran lingkungan hidup dan / atau
perusakan lingkungan hidup wajib melakukan : b. Pemulihan fungsi
lingkungan hidup
2.
Siapakah sebagai penanggung jawab kegiatan pemulihan lahan terkontaminasi limbah
B3 ?
Jawab :
Pelaku kegiatan usaha dan pihak pihak yang terlibat baik secara langsung
maupun tidak langsung sehingga ikut berperan terjadinya pencemaran
limbah B3 pada suatu lahan
3.
Siapa saja dan dalam kondisi yang bagaimana suatu kegiatan usaha wajib melakukan
pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3, apabila lahan tersebut telah ditetapkan
tercemar limbah B3 ?
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
9
Jawab
:
1. Penanggung jawab kegiatan usaha yang telah mencemari dan
sumber pencemarnya berasal dari kegiatan usahanya
2. Pemohon yang mempunyai izin pengelolaan limbah B3 dan telah
mengajukan penghentian kegiatan pengelolaan limbah B3nya
3. Pemohon yang telah melakukan uji coba kegiatan pengelolaan
limbah B3
4.
Apa saja yang menyebabkan perlunya dilakukan pemulihan fungsi lingkungan hidup /
pemulihan lahan terkontaminasi ?
Jawab :
1. Terjadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup akibat
limbah B3 yang dilakukan baik oleh kegiatan usaha yang memiliki
izin ataupun tidak memiiki izin lingkungan
2. Penutupan fasilitas izin pengelolaan limabh B3 (penyimpanan,
pengumpulan, pemanfaatan, pengolahan, penimbunan dan atau
dumping)
5.
Siapa yang bertanggung jawab untuk melakukan pemulihan apabila di lokasi
pencemaran tidak diketahui sumber pencemar dan juga tidak diketahui pihak yang
melakukan pencemarannya ?
Jawab :
Berdasarkan PP 101 tahun 2014 pasal 215, jika lokasi pencemaran tidak
diketahui sumber pencemarannya dan/atau tidak diketahui pihak yang
melakukan pencemaran maka menjadi tanggung jawab pemerintah,
pemerintah daerah propinsi, pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan
kewenangannya
6.
Apa yang harus dilakukan instansi pemerintah apabila kegiatan usaha yang telah
mencemari/merusak lingkungan tidak mampu melakukan pemulihan dalam jangka
waktu paling lama 30 hari sejak penanggulangan pencemaran lingkungan hidup dan
atau kerusakan lingkungan hidup dilakukan?
Jawab :
Menteri, gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
dapat menetapkan pihak ketiga untuk melakukan pemulihan fungsi
lingkungan hidup dengan menggunakan dana penjaminan pemulihan fungsi
lingkungan hidup
7.
Apakah sanksi hukum bagi orang yang melakukan kontaminasi atau pencemaran
lahan?
Jawab :
Sanksi hukum yang akan dikenakan berupa sanksi administrasi paksaan
pemerintah untuk melaksanakan pemulihan lahan terkontaminasi sesuai
ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
8.
Bagaimana bentuk pengawasan dari instansi pemerintah terhadap pelaksanaan
10
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
pemulihan yang sedang dilakukan oleh kegiatan usaha sebagai penanggung jawab
kegiatan pemulihan ?
Jawab :
Pengawasan dilakukan untuk memastikan bahwa kegiatan pemulihan
lahan tercemar limbah B3 yang dilakukan penanggung jawab dapat
berjalan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pengawasan dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung.
Pengawasan langsung dilakukan oleh pejabat pengawas lingkungan hidup,
dan dapat didampingi oleh pakar dan pejabat pengawas lingkungan hidup
daerah.
Pengawasan tidak langsung dengan cara memberikan umpan balik
(feedback) tertulis dari Dirjen PSLB3 cq.Direktur Pemulihan kontaminasi
atas laporan kemajuan pelaksanaan pemulihan yang disampaikan secara
berkala oleh penanggung jawab (laporan dua mingguan).
PELAKSANAAN PEMULIHAN
1.
Bagaimana tahapan pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3 ?
Jawab :
1. Penapisan/verifikasi lapangan
Yang bertujuan untuk memastikan bahwa lahan tersebut benar telah
tercemar limbah B3
2. Perencanaan
Menyusun dokumen rencana pelaksanaan pemulihan lahan
terkontaminasi limbah B3 secara lengkap dan disetujui oleh Menteri
3. Pelaksanaan
Melaksanakan kegiatan yang tertuang dalam dokumen rencana
pelaksanaan pemulihan yang telah disetujui Menteri
4. Pengawasan dan evaluasi pelaksanaan
Pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan termasuk
laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan
Selanjutnya penerbitan SSPLT sebagai bentuk pernyataan telah
selesainya proses pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3
5. Pasca evaluasi
Hasil evaluasi akan menunjukkan kriteria dan target tingkat
keberhasilan pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3 telah
dipenuhi.
2.
Setelah ditetapkan bahwa lahan tersebut terkontaminasi limbah B3, apa langkah awal
yang harus dilakukan penanggung jawab kegiatan pemulihan ?
Jawab :
Menyusun dokumen rencana pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3
yang disetujui oleh Menteri. Dokumen tersebut memuat tahapan kegiatan
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
11
pemulihan fungsi lingkungan hidup dan hasil identifikasi zat pencemar
(lokasi, sumber, jenis, zat pencemar dan besaran pencemaran)
3.
Apa saja langkah yang akan dilakukan pada tahapan pelaksanaan pemulihan di
lapangan?
Jawab :
1. Menetapkan titik sampling
2. Melakukan pemetaan lahan terkontaminasi baik dipermukaan
maupun di bawah pemukaan tanah
3. Melakukan isolasi lahan terkontaminasi limbah B3 sesuai luasan
lahan yang tercemar limbah B3
4. Memasang papan pengumuman yang bertujuan menginformasikan
bahwa dilokasi tersebut sedang dilakukan pemulihan lahan
5. Melakukan pengambilan dan pengujian contoh uji (sampel) kualitas
media lingkungan (tanah, air permukaan, air tanah, dan/atau udara
ambien) sebelum dilakukan pembersihan
6. Melakukan pembersihan lahan dan pengelolaan tanah tercemar
limbah B3
7. Melakukan pengambilan dan pengujian contoh uji (sampel) kualitas
media lingkungan (tanah, air permukaan, air tanah, dan/atau udara
ambien) setelah dilakukan pembersihan
8. Pengurugan lahan jika diperlukan terhadap lahan tercemar yang
telah dinyatakan bersih
4.
Bagaimana cara melakukan isolasi lahan terkontaminasi limbah B3 ?
Jawab :
Pelaksanaan isolasi lahan terkontasi limbah B3 dilakukan sesuai luasan
lahan yang terkontaminasi limbah B3 yang ditandai dengan
pemasangan garis batas. Pemasangan garis batas sesuai besaran
(luasan) lahan terkontaminasi isolasi dengan cara menentukan titik-titik
koordinatnya dengan menggunakan alat ukur Geographic Position
System (GPS)
Contoh garis batas isolasi pada lahan terkontaminasi
5.
Mengapa perlunya dipasang papan pengumuman di lahan yang sedang dilakukan
pemulihan ?
12
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
Jawab
:
Pemasangan papan pengumuman sangat diperlukan pada area
pemulihan lahan tercemar limbah B3 untuk memberikan informasi
kepada pihak yang tidak berkepentingan
bahwa dilahan /lokasi
tersebut sedang dilakukan penanganan pemulihan lahan terkontaminasi
limbah B3 sehingga pihak yang tidak berkepentingan tidak melintas dan
atau memanfaatkan lahan yang sedang dalam penanganan pemulihan
Contoh papan pengumuman
6.
Apa tujuan dilakukannya tahapan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3 ?
Jawab :
Pengawasan terhadap pelaksanaan pemulihan bertujuan untuk memastikan
bahwa kegiatan pemulihan lahan tercemar limbah B3 yang dilakukan
penanggung jawab dapat berjalan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Sedangkan evaluasi terhadap pelaksanaan pemulihan bertujuan untuk
mengevaluasi tingkat keberhasilan pelaksanaan pemulihan
7.
Kapan kegiatan penangan lahan terkontaminasi limbah B3 yang bertujuan untuk
memulihkan fungsi lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran dan atau kerusakan
lingkungan hidup dinyatakan selesai?
Jawab :
Apabila kegiatan penanganan lahan terkontaminasi yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengawasan telah dilakukan
sesuai dengan ketentuan dalam peraturan yang diikuti dengan penetapan
status telah selesainya lahan terkontaminasi dari Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan
8.
Apakah ada batasan waktu untuk menyelesaikan dan memulihkan lahan terkontaminasi
limbah B3?
Jawab :
Ya
Batas waktu penyelesaian pemulihan akan ditetapkan dalam dokumen
rencana pemulihan yang telah disetujui Menteri dengan mempertimbangkan
aspek biaya, metode dan teknologi. Hal tersebut biasanya berkaitan dengan
skala luasan lahan yang akan dipulihkan
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
13
9.
Dalam pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3, apakah lahan selalu wajib diurug
setelah dilakukan pembersihan atau pengangkatan limbah B3 dan atau tanah
tercemarnya?
Jawab :
Hal ini disesuaikan dengan kondisi awal lahan dan rencana penggunaan
lahan selanjutnya. Bila kondisi awal lahan merupakan kolam, rawa, atau
danau dan selanjutnya setelah dibersihkan lahan tersebut akan
dimanfaatkan sebagai kolam, rawa, atau danau, maka tidak perlu dilakukan
pengurugan.
Sebaliknya, bila kondisi awal lahan tersebut bukan
merupakan lembah atau badan air (kolam, rawa, atau danau) dan
selanjutnya tidak akan dimanfaatkan menjadi kolam atau rawa, maka
setelah dilakukan pembersihan atau pengangkatan limbah B3 dan atau
tanah tercemarnya sebaiknya dilakukan pengurugan atau disesuaikan
dengan tata guna lahan selanjutnya
10. Dalam pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3, apakah pengurugan terhadap lahan
yang telah dilakukan pembersihan atau pengangkatan limbah B3 dan atau tanah
tercemarnya harus menunggu terbitnya Surat Status Penyelesaian Lahan
Terkontaminasi (SSPLT)?
Jawab :
Pengurugan terhadap lahan terkontaminasi tidak harus menunggu SSPLT
terbit. Pengurugan dilakukan pada saat telah dinyatakan lahan telah pulih
dan tidak ada kontaminasi limbah B3 berdasarkan hasil analisis tanah pada
lahan yang terkontaminasi tersebut. Hal ini dinyatakan dalam rapat
pembahasan pemulihan yang tertuang dalam Berita Acara pemulihan lahan
terkontaminasi. Namun demikian sebelum dilakukan pengurugan perlu
dilakukan analisis tanah urug yang menyatakan tanah urug bebas dari
kontaminasi limbah B3
TEKNIK PEMULIHAN
1.
Metode dan Teknik apa saja yang dapat digunakan dalam pelaksanaan pemulihan
lahan terkontaminasi ?
Jawab :
Banyak macam metode dan teknik yang dapat digunakan dalam
pelaksanaan pemulihan. Hal ini akan tergantung pada jenis pencemar dan
struktur/lokasi pencemaran. Metode dan teknik yang dapat digunakan
antara lain :
Ada 2 metode yang dapat dilakukan pada pelaksanaan kegiatan pemulihan
yaitu :
- insitu : limbah dikelola di lahan terkontaminasi / area pabrik
- eksitu : limbah dibawa ke luar dari area lahan terkontaminasi / ke luar
area pabrik
14
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
Teknik pelaksanaan pemulihan dapat menggunakan cara :
Fisika
Pemompaan udara (air sparging)
Sumur Horizontal (horizontal well)
Pencucian (flushing)
Pengangkatan dan dilandfill, dll
Kimia
Oksidasi/ UV
Elektrokimia
(ion
exchange)
Dll
Biologi
Bioremediasi
Fitoremediasi
Bioslurping
Bioventing
Composting
Landfarming, dll
Note :
Dapat juga dilakukan dengan mengkombinasi 2 atau 3 teknik
tersebut di atas
2.
Apa yang harus diperhatikan dalam memilih teknologi yang akan digunakan untuk
penanganan pemulihan lahan terkontaminasi ?
Jawab :
1. Profil kontaminan (tipe kandungannya, kuantitas dan solubility,
kandungan racun dan volatile, kemampuan terbiodegradasi)
2. Profil Aquifier (tipe tanah, arah aliran air tanah, lokasi muka air tanah,
recharge location)
3. Profil fisibilitas / faktor keekonomian (biaya, teknologi dan waktu)
3.
Apakah kegiatan usaha dalam melaksanakan pemulihan diperbolehkan menggunakan
jasa konsultan?
Jawab :
Diperbolehkan menggunakan jasa konsultan untuk melakukan pemulihan,
namun harus diperhatikan bahwa kegiatan usaha yang bertanggung jawab
harus mengetahui setiap detail tahapan dan proses pemulihan yang
dilakukannnya. Dalam proses pemulihan merupakan interaksi antara
instansi pemerintah (Kementerian lingkungan hidup dan kehutanan/Pemda)
dengan kegiatan usaha yang mencemari. Interaksi yang dimaksud berupa
koordinasi pelaksanaan pemulihan yang meliputi tahapan pemulihan
4.
Apakah di dalam pelaksanaan pemulihan lahan terkontaminasi memerlukan izin,
apabila pelaksanaan pemulihannya menggunakan metode insitu dengan tujuan
pengolahan maupun pemanfaatan
Jawab :
Tidak diperlukan izin dalam melakukan pengelolaan limbah B3 dan tanah
terkontaminasi bilamana dilakukan dengan cara insitu. Namun diperlukan
kesepakatan bersama antara penanggung jawab kegiatan dan KLHK
5.
Apakah pengelolaan tanah terkontaminasi limbah B3 yang biasanya ada dalam jumlah
yang besar dapat dilakukan dengan metode insitu ?
Jawab :
Ya
Pengelolaannya dapat dilakukan di area lokasi lahan terkontaminasi
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
15
SAMPLING DALAM PELAKSANAAN PEMULIHAN
1.
Selain sampling tanah di lahan terkontaminasi, apakah perlu juga dilakukan sampling
terhadap komponen yang ada di rawa apabila lahan terkontaminasi yang akan
dipulihkan berada berdekatan dengan rawa ?
Jawab :
Ya
Pengambilan sampling terhadap komponen rawa biotik (seperti tumbuhan,
species ikan, dll) dan abiotic (seperti sedimen rawa dan air rawa) sangat
diperlukan untuk mengetahui apakah rawa tersebut telah tercemar
2.
Siapa yang berwenang untuk melakukan sampling terhadap lahan terkontaminasi,
apakah penanggung jawab kegiatan pemulihan ataukah instansi pemerintah yang
berwenang ?
Jawab :
Pengambilan sampling terhadap lahan terkontaminasi dapat dilakukan oleh
penanggung jawab kegiatan pemulihan yang disaksikan petugas dari
instansi yang berwenang.
3.
Bagaimanakah cara menentukan titik sampling tanah di lahan terkontaminasi ?
Jawab :
Titik sampling akan ditentukan oleh tim pakar yang tergabung dalam tim
dari instansi yang berwenang. Tata cara pengambilan sampling dan hasil
sampling harus dilakukan sesuai ketentuan dalam peraturan semua
tahapan telah terakreditasi.
4.
Sampling apa saja yang sering dilakukan dalam pelaksanaan pemulihan?
Jawab :
Sampling terhadap kualitas media lingkungan yaitu sample tanah, air
permukaan dan air tanah yang dilakukan sebelum dan sesudah
pembersihan lahan
5.
Dalam pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3, kapan harus dilakukan pengambilan
sampel tanah dan parameter apa yang harus dianalisis?
Jawab :
Pengambilan sampel tanah dilakukan: (a) saat perencanaan (menentukan
luas dan kedalaman tanah terkontaminasi limbah B3, (b) setelah
pembersihan tanah terkontaminasi limbah B3, dan (c) saat pemantaun (6
bulan dan 12 bulan setelah terbitnya SSPLT).
Sampel tanah yang diambil merupakan sampel tanah komposit (diambil dari
beberapa titik yang disatukan) dan analisis sampel tanah yang diambil pada
huruf b dan c adalah analisis kimia total kadar unsur dengan parameter
unsur yang dianalisis disesuaikan dengan karakteristik limbahnya. Analisis
terhadap sampel tanah yang diambil pada saat perencanaan bisa hanya
analisis fisik bila analisis fisik dianggap cukup untuk identifikasi, atau
16
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
sampai analisis kimia kadar total unsur bila analisis fisik tidak bisa
mengidentifikasinya.
Contoh pengambilan sample tanah
6.
Berapa jumlah sampel tanah komposit, berapa jumlah titik untuk satu sampel tanah
komposit, dan sampai berapa meter kedalaman sampel tanah komposit harus diambil
dalam pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3?
Jawab :
Jumlah sampel tanah komposit yang harus diambil disesuaikan dengan
luasan lahan terkontaminasi yang dipulihkan. Satu sampel tanah komposit
dikumpulkan dari 4 sampai 6 titik (sampling unit).
Kedalaman pengambilan sampel tanah ditentukan oleh beberapa faktor,
yaitu: (a) karakteristik limbah (mudah tidaknya limbah terlindi), (b) jangka
waktu penimbunan limbah, (c) curah hujan, (d) sifat tanah (permeabilitas
tanah, kapasitas tukar kation), (e) sifat unsur pencemar (mudah tidaknya
dijerap oleh tanah, mudah tidaknya mengendap, mudah tidaknya bereaksi
dengan unsur lain). Kedalaman pengambilan sampel tanah berkisar antara
30 cm sampai 120 cm
7.
Dalam pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3, kapan harus dilakukan pengambilan
sampel air?
Jawab :
Ada dua jenis pengambilan sampel air dalam pemulihan lahan
terkontamiasi limbah B3, yaitu (a) untuk memastikan keberhasilan
pembersihan lahan terkontaminasi, dan (b) untuk pemantauan lahan
terkontaminasi yang telah dipulihkan. Pengambilan sampel air pada huruf a
dilakukan di lahan terkontaminasi yang telah dibersihkan dan sumur
referensi. Pengambilan sampel air dilakukan setelah limbah B3 dan tanah
terkontamiasi limbah B3 diangkat. Pengambilan sampel air pada huruf b
dilakukan pada sumur pantau dan sumur referensi. Pengambilan sampel
air dilakukan 6 bulan dan 12 bulan setelah terbitnya SSPLT
Contoh pengambilan sampel air pada sumur pantau
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
17
8.
Dalam pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3, berapa jumlah sumur pantau yang
harus dibuat dan di mana lokasinya?
Jawab :
Sumur pantau yang harus dibuat dan sumur referensi yang harus dibuat
atau digunakan sebanyak minimal 3 buah, yaitu 1 buah di hulu (up stream)
dan 2 buah di hilir (down stream) dari lahan terkontaminasi. Sumur pantau
dibuat pada jarak kurang dari atau sama dengan 10 m dari batas lahan
terkontaminasi, sedangkan sumur pantau dibuat pada jarak lebih dari 100 m
dari batas lahan terkontaminasi.
KONTAMINAN / PENCEMAR LIMBAH B3 DAN TANAH TERKONTAMINASI /TERCEMAR
LIMBAH B3
1.
Bagaimana cara mengidentifikasi apakah zat pencemar pada lahan terkontaminasi
limbah B3 yang belum diketahui jenis limbah B3 atau bukan?
Jawab :
Lakukan uji karakteristik beracun melalui prosedur pelindian (toxicity
characteristic leaching procedure, TCLP) dan analisis total konsentrasi zat
pencemar
2.
Apabila telah diketahui jenis limbah B3 pada lahan terkontaminasi, bagaimana
mengidentifikasi zat pencemar?
Jawab :
Dalam hal jenis limbah B3 telah diketahui, maka identifikasi zat pencemar
dapat dilakukan untuk parameter kunci yang terkandung dalam jenis limbah
B3 dimaksud saja.
3.
Apakah tanah yang tercampur dengan limbah B3 yang berada di lahan terkontaminasi
limbah B3 masuk kategori limbah B3?
Jawab :
Penetapan tanah terkontaminasi masuk kategori limbah B3 telah dijelaskan
dalam PP 101 tahun 2014 pasal 209 dan lampiran V dalam PP tersebut
4.
Apabila tanah terkontaminasi limbah B3 tidak termasuk limbah B3, apakah dalam hal
penyimpanan harus mengikuti ketentuan masa simpan sebagaimana penyimpanan
limbah B3?
Jawab :
Dalam ranah pemulihan lahan terkontaminasi limbah B3 ada otonomi
tersendiri untuk tanah terkontaminasi limbah B3. Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan yang akan menentukan masa simpan tanah
terkontaminasi sesuai dengan kesepakatan di dalam rapat pembahasan
pemulihan
5.
Apakah TPS yang digunakan untuk menyimpan sementara limbah dari proses kegiatan
pemulihan juga memerlukan izin?
18
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
Jawab
:
Apabila TPS yang dimaksud khusus untuk menyimpan limbah dari kegiatan
proses pemulihan lahan terkontaminasi yang sedang dilaksanakan maka
tidak diperlukan izin sebagaimana TPS yang digunakan untuk menyimpan
limbah B3 dari proses kegiatan regular. Namun demikian setelah kegiatan
pemulihan dinyatakan telah selesai, TPS yang digunakan untuk mendukung
kegiatan pemulihan tersebut harus ditutup (tidak difungsikan kembali) dan
dipastikan bersih dari kontaminasi
6.
Apabila akan dilakukan pemindahan lokasi TPS limbah B3 dari lokasi A ke lokasi B,
apa yang harus dilakukan terhadap lokasi A bekas TPS limbah B3?
Jawab :
Kegiatan usaha wajib mengajukan penghentian kegiatan penyimpanan
sementara limbah B3 kepada instansi yang berwenang. Selanjutnya akan
dilakukan verifikasi lapangan untuk melihat kondisi lokasi. Apabila ada
tumpahan atau indikasi pencemaran, maka kegiatan usaha wajib
melakukan pemulihan di lokasi bekas TPS tersebut
SURAT STATUS PENYELESAIAN LAHAN TERKONTAMINASI (SSPLT)
1.
Apakah SSPLT itu ?
Jawab :
SSPLT adalah Surat Status Penyelesaian Lahan Terkontaminasi yang
diberikan kepada penanggung jawab pelaksana pemulihan yang telah
menyelesaikan kegiatan pemulihannya dan tingkat keberhasilan
pemulihannya telah terpenuhi
2.
Bagaimana mengetahui tingkat keberhasilan pemulihan sebelum diterbitkannya
SSPLT?
Jawab :
Apabila target tingkat keberhasilan (kriteria dan nilai-nilai parameter) yang
telah tertuang di dalam dokumen rencana pemulihan yang disetujui Menteri
telah tercapai
3.
Apabila target tingkat keberhasilan tidak dapat dicapai dari kegiatan pemulihan yang
telah dilaksanan, apa yang harus dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan
pemulihan?
Jawab :
Perlu dilihat kembali faktor penyebab ketidak berhasilan kegiatan
pemulihan. Faktor inilah yang akan digunakan Menteri untuk
memerintahkan penanggung jawab kegiatan pemulihan untuk melakukan :
1. Pembersihan ulang dan atau
2. Peninjauan kembali dokumen rencana pemulihan
4.
Salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan pemulihan adalah kualitas
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
19
tanah. Bagaimana cara menentukan standar atau baku mutu tanah terkontaminasi
limbah B3 mengingat kualitas tanah yang sangat bervariasi serta beragamnya jenis
limbah industri yang ada ?
Jawab :
Beberapa pilihan metode yang dapat digunakan sebagai acuan tingkat
keberhasilan dalam penanganan lahan adalah salah satu atau kombinasi
dari beberapa metode yaitu :
1. Titik referensi (tanah referensi) :
Membandingkan nilai konsentrasi zat pencemar pada lahan tercemar
dengan konsentrasi zat yang sama pada tanah sekitar yang belum
tercemar
2. Pendekatan Standar Penggunaan Lahan :
Menggunankan standar dari negara lain yang memiliki kondisi tanah
yang mendekati kondisi tanah di Indonesia
3. Tingkat Kajian Dasar Risiko (Risk Based Screening Level) :
Menggunakan perhitungan ilmiah berdasarkan resiko dan
perlindungan untuk komunitas terhadap paparan yang signifikan
5.
Bagaimana cara untuk mendapatkan penetapan status telah selesainya pemulihan
lahan terkontaminasi dari Menteri?
Jawab :
Setelah dilakukan tahapan pemulihan dari 1 – 5 tahapan pemulihan, maka
penanggung jawab kegiatan dapat melakukan proses pengajuan SSPLT
sbb :
1. Ajukan permohonan secara tertulis yang dilengkapi dengan identitas
pemohon dan laporan pelaksanaan pemulihan fungsi lingkungan
hidup. Dalam laporan tersebut paling sedikit memuat tentang
identitas pemohon dan rincian pelaksanaan pemulihan fungsi
lingkungan hidup
2. Dilakukan verifikasi terhadap permohonan yang telah lengkap
3. Apabila permohonan
memenuhi persyaratan maka Menteri
menerbitkan penetapan status telah selesainya pemulihan lahan
terkontaminasi. Sedangkan apabila permohonan tidak menenuhi
persyaratan maka akan ditolak disertai alasan penolakan
6.
Apa saja materi muatan didalam SSPLT
Jawab :
SSPLT minimal memuat materi sbb :
1. Dasar hukum yang menjadi pertimbangan diterbitkannya SSPLT;
2. Identitas persetujuan Rencana Pemulihan dan Berita Acara yang
terkait dengan seluruh tahapan pemulihan yang menjadi
pertimbangan diterbitkannya SSPLT;
3. Identitas lahan tercemar limbah B3 dan penanggung jawabnya
(sampaikan pula lokasi dan koordinat;
4. Metode pembersihan lahan tercemar dan pengelolaan tanah
20
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
tercemar;
5. Pernyataan bahwa pemulihan lahan tercemar limbah B3 telah
selesai dilakukan oleh penanggung jawab;
6. Pernyataan bahwa lahan tercemar limbah B3 telah dinyatakan
bersih/tidak tercemar; dan
7. Kewajiban penanggung jawab untuk melakukan pemantauan
kualitas lingkungan pasca pemulihan;
8. Klausul bahwa apabila di kemudian hari terjadi pencemaran dilokasi
tersebut maka Surat Status Penyelesaian Lahan Tercemar Limbah
B3 (SSPLT) akan ditinjau ulang sesuai dengan peraturan yang
berlaku
7.
Apakah setelah SSPLT terbit masih ada tanggung jawab kegiatan usaha terhadap
lahan yang telah dipulihkan tersebut ?
Jawab :
Ya
Penanggung jawab berkewajiban untuk melakukan pemantauan kualitas
lingkungan paska pemulihan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam)
bulan selama 1 (satu) tahun dan hasil pemantauan wajib disampaikan
kepada Menteri
8.
Bagaimana status SSPLT, apabila hasil pemantauan paska pemulihan menunjukkan
parameter hasilnya melebihi dari ketentuan yang ada ?
Jawab :
Dalam SSPLT yang dimiliki penanggung jawab kegiatan pemulihan
umumnya telah tercantum klausul yang menyebutkan bahwa apabila masih
terjadi pencemaran atau kontaminasi di lokasi tersebut maka SSPLT akan
ditinjau ulang sesuai peraturan yang berlaku.
9.
Apakah setelah terbit SSPLT tetap dilakukan pengawasan oleh instansi pemerintah
terhadap lahan yang telah dipulihkan tersebut ?
Jawab :
Ya
Penanggung jawab kegiatan pemulihan masih memiliki kewajiban untuk
melaporkan hasil uji air tanah pada sumur pantau kepada instansi
pemerintah untuk melihat sudah tidak adanya kontaminasi pada lahan
tersebut setelah dipulihkan. Pengawasan terhadap lokasi ini dilakukan
selama 1 (satu) tahun setelah SSPLT diterbitkan
10. Lahan yang telah dipulihkan dan telah memiliki SSPLT apakah bisa dialih fungsikan
untuk kegiatan lain?
Jawab :
Apabila pemantauan paska pemulihan telah dilakukan dan parameter
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
21
hasilnya menunjukkan telah sesuai dengan ketentuan yang ada, maka
lahan tersebut telah dapat digunakan untuk kegiatan lainnya.
DANA JAMINAN PEMULIHAN
1.
Apa itu dana jaminan pemulihan lingkungan hidup?
Jawab :
Dana yang disiapkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan untuk pemulihan
kualitas lingkungan hidup yang rusak karena kegiatannya
2.
Apakah setiap kegiatan usaha wajib memiliki dana jaminan pemulihan lingkungan
hidup?
Jawab :
Ya
Setiap kegiatan usaha yang memiliki izin lingkungan wajib menyediakan
dana penjaminan untuk pemulihan fungsi lingkungan
CONTOH KASUS
1.
Pabrik Tekstil PT. Agemanteks memiliki timbulan limbah dibelakang lokasi pabriknya.
Perusahaan baru melaporkan adanya timbulan limbah setelah akan menggunakan
lahan tersebut untuk perluasan pabrik. Setelah ditelusuri penimbunan limbah itu
dilakukan hampir 10 tahun yang lalu. Limbah yan ditimbun adalah berupa sludge IPAL.
Apa yang harus dilakukan pabrik tersebut yang terindikasi telah memiliki lahan
terkontaminasi limbah B3 ?
Jawab :
1. PT. Agemanteks harus membuat laporan adanya lahan terkontaminasi
ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan
menggunakan format laporan seperti contoh berikut :
IDENTITAS PELAPOR:
22
1.
HARI DAN TANGGAL LAPORAN
:
2.
NAMA
:
3.
INSTITUSI
:
4.
NOMOR KTP/KARTU PENGENAL LAIN
:
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
5.
TIPE LAPORAN
: (laporan sukarela dari penanggung jawab/hasil
pengawasan ... /pengaduan
masyarakat/inventarisasi)
DESKRIPSI TEMUAN LAHAN DIDUGA TERCEMAR LIMBAH B3
1.
LOKASI LAHAN DIDUGA TERCEMAR
: (tuliskan deskripsi lokasi secara jelas, RT, RW,
Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi,
sertakan koordinat lokasi)
2.
DIMENSI LAHAN DIDUGA TERCEMAR
: (tuliskan estimasi dimensi panjang x lebar atau
satuan ukuran dimensi lainnya)
3.
ESTIMASI LUAS LAHAN DIDUGA
TERCEMAR
: (tuliskan estimasi luas lahan)
4.
ESTIMASI KETEBALAN/KEDALAMAN
LAHAN DIDUGA TERCEMAR
: (tuliskan estimasi ketebalan/ketebalan)
5.
ESTIMASI TONASE TANAH DIDUGA
TERCEMAR
: (tuliskan estimasi jumlah tanah diduga
tercemar dalam ton)
6.
JENIS/DUGAAN JENIS SUMBER
PENCEMAR
: (tuliskan jenis/dugaan jenis sumber pencemar,
nama limbah B3, termasuk kategori 1 atau 2,
dari sumber spesifik umum atau sumber
spesifik khusus)
7.
ADA TIDAKNYA POTENSI BAHAYA
MENDESAK DARI ASPEK KEAMANAN
DAN KESELAMATAN
: (apakah apabila tidak ditangani segera maka
berpotensi menimbulkan bahaya fisik
(bangunan runtuh, bahaya kebakaran, potensi
gangguan mendesak terhadap kegiatan
operasional suatu usaha dan/atau kegiatan?)
8.
SKETSA DENAH/LAYOUT LAHAN
DIDUGA TERCEMAR
: (gambarkan sketsa denah lahan diduga
tercemar, contoh :
Utara
permukiman
Lahan diduga
tercemar limbah B3
Lengkapi dengan dimensi dan petunjuk arah
(utara-selatan, dll) dan situasi lokasi di sekitar
(permukiman, persawahan, dll.
Apabila dimungkinkan, gunakan pula aplikasi
perpetaan seperti ArcGIS atau google Earth,
dll.
9.
DOKUMENTASI LAHAN DIDUGA
TERCEMAR
: (sampaikan foto-foto yang representatif dan
dapat menggambarkan situasi yang riil dari
lahan yang diduga tercemar limbah B3)
KETERANGAN TAMBAHAN:
Lokasi, tanggal pelaporan (contoh: Jakarta, 1 Desember 2014,)
PELAPOR:
(tandatangan dan nama jelas
LAPORAN DITERIMA KLH:
(diisi dengan tanggal penerimaan, stempel dan nama staf penerima oleh KLH pada tanggal laporan
ini diterima)
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
23
2.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan menindaklanjuti
laporan PT. Agemanteks tersebut. KLHK akan melakukan verifikasi dan
penapisan berdasarkan laporan yang diterima. Verifikasi dapat
dilakukan melalui inspeksi lapangan awal ke PT. Agemantek Adapun
tujuan dilakukannya inspeksi lapangan awal adalah : untuk melakukan
konfirmasi terhadap data sebelumnya.
Aspek yang akan dilihat adalah:
1. Memastikan jenis limbah dilapangan dengan jenis limbah yang
dilaporkan
2. kondisi lokasi secara umum yang berpotensi menimbulkan
dampak lingkungan;
3. jenis tanah dan kemiringan tanah terhadap kemungkinan
potensi terkontaminasi;
4. lokasi dan kondisi anak sungai, sumber air dan peruntukan tata
guna lahan;
5. indikasi lokasi lahan tercemar atau potensi terjadi pencemaran
yang terlihat;
6. tanda-tanda visual tanah yang terlihat akibat pencemaran;
7. lokasi tempat penyimpanan limbah dan daerah perpindahan
bahan baku/kimia penyebab pencemaran lahan;
8. lokasi gedung, proses dan aktivitas di tempat.
3.
Setelah dilakukan inspesi lapangan awal maka akan diterbitkan hasil
verifikasi dan penapisan oleh KLHK yang akan disampaikan ke PT.
Agemanteks. Adapun formatnya seperti di bawah ini :
LAPORAN HASIL VERIFIKASI DAN PENAPISAN ATAS TEMUAN LAHAN DIDUGA TERCEMAR
LIMBAH B3
NOMOR: ......./DEP.IV/..../2015
IDENTITAS PELAPOR:
HARI DAN TANGGAL LAPORAN
:
NAMA
:
INSTITUSI
:
NOMOR KTP/KARTU PENGENAL LAIN
:
TIPE LAPORAN
: (laporan sukarela dari penanggung
jawab/hasil pengawasan ... /pengaduan
masyarakat/inventarisasi)
RINGKASAN DESKRIPSI TEMUAN LAHAN DIDUGA TERCEMAR LIMBAH B3:
(sampaikan poin-poin penting terkait dari deskipsi lahan diduga tercemar limbah B3, sertakan
berkas laporan temuan asli sebagai lampiran dari laporan hasil verifikasi dan penapisan ini)
HASIL VERIFIKASI DAN PENAPISAN:
24
KEBENARAN LAPORAN BAHWA
TELAH TERJADI PENCEMARAN
LIMBAH B3 PADA LAHAN
: (tuliskan kesimpulan apakah laporan yang disampaikan
pelapor memang benar atau tidak)
KEBERADAAN PENANGGUNG
: (tuliskan deskripsi penanggung jawab yang ditemukan,
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
JAWAB
atau apabila tidak ditemukan, tulis belum ditemukan
penanggung jawab)
DIMENSI LAHAN DIDUGA
TERCEMAR
: (tuliskan estimasi dimensi panjang x lebar atau satuan
ukuran dimensi lainnya)
SKALA PENCEMARAN
: (skala kecil/skala besar? Gunakan kriteria dalam Pasal
11)
POTENSI BAHAYA MENDESAK
DARI ASPEK KEAMANAN DAN
KESELAMATAN
: (apakah ada potensi bahaya mendesak dari aspek
keamanan dan keselamatan? Apa saja tipe bahaya
mendesak tersebut?)
IDENTIFIKASI JENIS DAN SUMBER
LIMBAH B3 YANG MENJADI
PENCEMAR
: (tuliskan jenis dan sumber limbah B3 yang menjadi
pencemar, contoh:
HASIL EVALUASI DOKUMEN
RENCANA PEMULIHAN (khusus
untuk dugaan pemulihan tipe
percepatan)
NO
.
SUMBER
PENCEMAR
ZAT YANG
PENCEMAR
JENIS
LIMBAH
1.
Trafo bekas
didumping
PCBs,
Limbah B3
kategori 1
2.
Pelarut
Tetrakloroetil
en
Limbah B3
kategori 1
3.
Bleaching
earth
NO.
HAL
1.
Rencana pemulihan dapat disetujui / tidak
dapat disetujui
2.
Jika tidak dapat disetujui, tuliskan alasan dan
hal yang harus diperbaiki
3.
Ringkasan hal penting dari rencana pemulihan
yang telah disetujui:
Limbah B3
kategori 2
sumber
spesifik
khusus
- Kriteria dan nilai-nilai parameter target
tingkat keberhasilan pemulihan lahan
tercemar limbah B3
- Rencana kerja kegiatan pemulihan lahan
tercemar limbah B3 secara keseluruhan
- Rencana pengelolaan tanah tercemar
limbah B3 yang berada pada lahan tercemar
limbah B3 tersebut, termasuk deskripsi dan
treatability study teknologi pengelolaan yang
digunakan
- Rencana pemantauan kualitas lingkungan
pasca pemulihan
Lampirkan dokumen rencana pemulihan tipe percepatan
KESIMPULAN AKHIR HASIL VERIFIKASI DAN PENAPISAN:
a.
lahan yang diduga tercemar limbah B3 adalah benar tercemar limbah B3 dan sesuai dengan
kriteria pemulihan tipe percepatan;
b.
lahan yang diduga tercemar limbah B3 adalah benar tercemar limbah B3 dan sesuai dengan
kriteria pemulihan tipe reguler; atau
c.
lahan yang diduga tercemar limbah B3 adalah benar tercemar limbah B3 dan sesuai dengan
kriteria pemulihan tipe koordinatif
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Laporan temuan lahan diduga tercemar limbah B3 dari
.... tertanggal ... diterima tanggal ...
2.
Laporan hasil inspeksi lapangan (jika ada)
3.
Hasil uji laboratorium (jika ada)
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
25
4.
Rencana pemulihan (untuk tipe percepatan)
5.
Dokumentasi yang dianggap perlu (foto, dll.)
Deputi Bidang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun, Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, dan
Sampah,
Ttd
.....................................................................................
26
4.
Apabila hasil dari verifikasi dan penapisan ini menunjukkan lahan yang
diduga tercemar limbah B3 adalah benar tercemar limbah B3; maka
akan diterbitkan sanksi administratif berupa teguran tertulis dan
paksaan pemerintah kepada PT. Agemanteks untuk melakukan
pemulihan (baik melalui jalur pembinaan maupun jalur penegakan
hukum)
5.
PT. Agemantek akan melakukan pemulihan dengan tahapan sbb :
A. TAHAP PERENCANAAN :
Menyusun dokumen rencana pemulihan lahan tercemar limbah B3
yang nantinya akan dinilai dan disetujui oleh Menteri. Dokumen
rencana pemulihan paling sedikit memuat :
 Identitas penanggung jawab atau pemohon penetapan
penghentian kegiatan pengelolaan limbah B3 atau uji coba
kegiatan pengelolaan limbah B3;
 Kronologis terjadinya lahan tercemar limbah B3;
 Pemetaan sebaran lahan tercemar limbah B3 baik di
permukaan maupun di bawah permukaan tanah;
 Model konsep lahan tercemar limbah B3 beserta kondisi
sekitarnya (Conceptual Site Model);
 Identifikasi jenis, karakteristik, jalur, besar dan frekuensi
paparan pencemar kunci (contaminants types and exposure
pathway analysis);
 Peta lokasi titik-titik uji (sampling) dan titik-titik referensi yang
telah dilakukan dan/atau yang akan diusulkan;
 Rencana kerja kegiatan pemulihan lahan tercemar limbah
B3 secara keseluruhan dilengkapi jadwal waktu dan usulan
tenggat waktu penyelesaian pemulihan;
 Kriteria dan nilai-nilai parameter target tingkat keberhasilan
pemulihan lahan tercemar limbah B3;
 Rencana pengelolaan tanah tercemar limbah B3 yang
berada pada lahan tercemar limbah B3 tersebut, termasuk
deskripsi dan treatability study teknologi pengelolaan yang
digunakan; dan
 Rencana pemantauan kualitas lingkungan pasca pemulihan.
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
B. TAHAP PELAKSANAAN PEMULIHAN :
PT. Agemanteks akan melaksanakan pemulihan dengan mengacu
ada dokumen rencana pemulihan yang telah disetujui Menteri.
Pelaksanaan pemulihan akan dimulai dengan :
1. Penetapan titik sampling
Titik sampling ditetapkan dan diberi tanda permanen di
lapangan sesuai dengan dokumen rencana pemulihan yang
telah disetujui. Penetapan titik sampling akan ditentukan
bersama dengan tim Pakar dari KLHK
2. Survei lengkap
Survey untuk melakukan pemetaan rinci lahan tercemar limbah
B3 baik di permukaan maupun di bawah permukaan tanah yang
meliputi:
a. Pemetaan lahan terkontaminasi limbah B3 secara rinci
dengan menggunakan metode-metode pemetaan rinci
Aseperti salah satu atau kombinasi dari metode berikut:
(i)
Geolistrik;
(ii)
Core drilling;
(iii) Foto udara;
(iv) Light Detection and Ranging (LIDAR);
(v) Ground Penetrating Radar (GPR);
(vi) Radioisotop tracer; dan/atau
(vii) Metode lain yang mampu menggambarkan situasi dan
kondisi lokasi lahan tercemar limbah B3 secara
representatif.
b. Penentuan batas lateral dan vertikal cekungan air tanah. Hal
ini diperlukan untuk melihat arah pergerakan air tanah, yang
sangat mungkin
3. Isolasi Area Tercemar
Pelaksanaan isolasi lahan tercemar limbah B3 dilakukan sesuai
luasan lahan yang tercemar limbah B3, meliputi :
a. Penetapan titik-titik koordinat batas dilakukan dengan
menggunakan alat ukur Global Positioning System (GPS)
yang sebelumnya ditandai minimal oleh tampaknya 4 satelit
dalam GPS tersebut; atau alat ukur posisi lainnya yang
representatif dan diakui secara ilmiah.
b. Pemasangan garis batas
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
27
Garis batas dilakukan dengan pemasangan pembatas
sesuai besaran (luasan) lahan terkontaminasi isolasi dengan
cara menentukan titik-titik koordinatnya.
c.
Aplikasi teknologi
pencemar
isolasi
untuk
mencegah
sebaran
4. Pemberian Papan Pengumuman
5. Pengambilan dan pengujian contoh uji (sampel) kualitas media
lingkungan (tanah, air permukaan, air tanah, dan/atau udara
ambien) sebelum dilakukan pembersihan
6. Pembersihan lahan dan pengelolaan tanah tercemar limbah B3.
Pelaksanaan pembersihan lahan dan pengelolaan tanah
tercemar limbah B3 dilakukan berdasarkan rencana pemulihan
yang telah disetujui. Pembersihan lahan dan pengelolaan tanah
tercemar limbah B3 dapat dilakukan secara exsitu dan/atau
insitu melalui kegiatan: remediasi, rehabilitasi, dan/atau
restorasi.
7. Pengambilan dan pengujian contoh uji (sampel) kualitas media
lingkungan (tanah, air permukaan, air tanah, dan/atau udara
ambien) setelah dilakukan pembersihan
8. Pengurugan lahan jika diperlukan terhadap lahan tercemar
yang telah dinyatakan bersih
Apabila diperlukan, pengurugan (backfill) pada lahan tercemar
dapat dilakukan yang selanjutnya dengan kegiatan revegetasi
jika telah tercapai keberhasilan target pemulihan
C.
TAHAP PENYAMPAIAN LAPORAN KEMAJUAN
PELAKSANAAN (LAPORAN DUA MINGGUAN)
TAHAP
PT. Agemanteks wajib menyampaikan laporan hasil pelaksanaan
pemulihan (kemajuan pelaksanaan). Laporan tersebut wajib
disampaikan secara berkala dalam periode dua mingguan, dengan
mengikuti format yang paling sedikit memuat informasi mengenai:
1. Identitas penanggung jawab (untuk pemulihan tipe percepatan
dan regular) atau tim kerja pemulihan (untuk pemulihan tipe
koordinatif);
2. Status pekerjaan pelaksanaan pemulihan lahan tercemar
limbah B3 sampai dengan akhir periode pelaporan, yang
minimal berisi informasi mengenai:
a. Jenis sumber pencemar;
b. Jenis zat pencemar utama yang harus dibersihkan;
28
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
c. Periode pekerjaan pelaksanaan pemulihan (contoh: dari
tanggal … sampai dengan tanggal …);
d. Metode pembersihan lahan tercemar dan pengelolaan tanah
tercemar limbah B3 (contoh: metode exsitu berupa dig and
fill dengan menyerahkan kepada pihak ketiga yang berizin
untuk dilakukan pengelolaan dengan cara thermal
destruction);
e. Lokasi lahan tercemar limbah B3, beserta layout dan titik
koordinat
f. Deskripsi luas, volume dan tonase untuk setiap lokasi yang
dilakukan pemulihan;
g. Ringkasan status kemajuan pelaksanaan setiap lokasi,
contoh:
Nama Plot
Kedalaman
Limbah (meter)
Volume dan
Tonase
Sampai
Dengan
Periode
Laporan
Kemajuan
Terakhir
Status dan
Keterangan
A1-4
5,35
893,6 m3
910 ton
Telah
diverifikasi
A5
5,54
1,977,78 m3
2346 ton
Sedang
dilakukan
pengangkatan
tanah tercemar
B4
4,5
2087 m3
2764 ton
Sedang
dilakukan isolasi
zat pencemar
h. Rincian
status
kemajuan
pelaksanaan
pemulihan
(deskripsikan status kemajuan dengan lebih rinci, termasuk
status pemenuhan butir-butir kesepakatan dalam berita
acara rapat pembahasan sebelumnya)
3. Kendala yang dihadapi selama tahap pelaksanaan pemulihan;
4. Rencana kegiatan pemulihan selanjutnya; dan
5. Kesimpulan
D. LAPORAN AKHIR PELAKSANAAN PEMULIHAN
Setelah kegiatan pengambilan sampel, pengujian sampel dan
pembersihan lahan telah selesai dilakukan, maka penanggung jawab
dan koordinator wajib menyusun laporan akhir pelaksanaan pemulihan
yang paling sedikit berisi informasi mengenai:
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
29
1. Ringkasan Eksekutif (paling banyak lima halaman), yang terdiri
dari:
a. Kronologi singkat mengenai terjadinya lahan tercemar limbah
B3;
b. Ringkasan rencana pemulihan yang telah disetujui, khususnya
Kriteria dan nilai-nilai parameter target tingkat keberhasilan
pemulihan lahan tercemar limbah B3 (target keberhasilan);
c. Tahapan pelaksanaan pemulihan yang telah dilakukan;
d. Deskripsi lokasi lahan tercemar limbah B3 (layout dan
koordinat)
e. Jumlah lahan tercemar limbah B3 (buat dalam table yang
menerangkan luas, volume, dan tonase secara kronologis, dari
mulai estimasi awal, pembersihan pertama, kedua dan
seterusnya sampai dengan total terakhir sebelum laporan akhir
ini disusun)
f. Deskripsi pengelolaan tanah tercemar limbah B3
g. Kesimpulan atas hasil analisis uji sampel atas lahan yang telah
dibersihkan dan titik referensi
h. Rencana untuk mencegah terjadi kembali lahan tercemar
limbah B3
2. Deskripsi rinci mengenai kronologi terjadinya lahan tercemar
limbah B3 dan kronologi pemulihan yang telah dilaksanakan;
3. Kriteria dan nilai-nilai parameter target tingkat keberhasilan
pemulihan lahan tercemar limbah B3 (target keberhasilan);
4. Deskripsi rinci mengenai tahapan pelaksanaan pemulihan yang
telah dilakukan;
5. Deskripsi rinci mengenai lokasi lahan tercemar limbah B3 (layout,
koordinat, hasil pemetaan surface dan sub surface dan informasi
geospasial lainnya mengenai lahan tercemar limbah B3)
6. Deskripsi rinci jumlah lahan tercemar limbah B3;
7. Deskripsi rinci pengelolaan tanah tercemar limbah B3;
8. Deskripsi rinci hasil analisis uji sampel atas lahan yang telah
dibersihkan dan titik referensi; dan
9. Rencana untuk mencegah terjadi kembali lahan tercemar limbah
B3
E. TAHAP EVALUASI
Tim kerja pemulihan akan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
pemulihan yang telah dilakukan
30
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
F. TAHAP PENERBITAN SSPLT
Apabila hasil evaluasi menunjukkan tingkat keberhasilan dapat
dicapai dari kegiatan pemulihan yang telah dilaksanakan, maka hal
ini menjadi dasar bagi Menteri melalui Deputi Menteri untuk
menerbitkan Surat Status Penyelesaian Lahan Tercemar Limbah B3
(SSPLT). Tingkat keberhasilan pemulihan mengacu pada
pemenuhan terhadap kriteria dan nilai-nilai parameter tingkat
keberhasilan pemulihan lahan tercemar limbah B3 yang telah
ditetapkan pada saat penilaian dan persetujuan rencana pemulihan.
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
31
32
SEPUTAR PEMULIHAN LAHAN TERKONTAMINASI LIMBAH B3
Download