BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan sel

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kanker merupakan sel yang pertumbuhan dan perkembangannya tidak
terkontrol terjadi di dalam tubuh. Usaha terapi kanker hingga saat ini belum
mencapai hasil yang memuaskan. Hal ini disebabkan oleh rendahnya selektivitas
obat antikanker yang digunakan ataupun karena patogenesis kanker itu sendiri
belum jelas (Meiyanto dan Sugianto,1997). Pengobatan kanker dapat dilakukan
dengan pembedahan, kemoterapi, maupun dengan radiasi. Pengobatan dengan
kemoterapi dan radiasi sering kali kurang selektif dan tidak dapat menghilangkan
sel kanker tersebut (Maat, 1999). Salah satu usaha yang dapat ditempuh untuk
menemukan obat kanker adalah menggali sumber obat nabati. Pengobatan secara
tradisional sebagian besar menggunakan ramuan yang berasal dari tumbuhtumbuhan baik berupa akar, kulit batang, kayu, daun, bunga, atau bijinya
(Nasution, 2010).
Tumbuhan yang dapat dikembangkan sebagai obat antikanker adalah
tanaman pranajiwa (Euchresta hors-fieldii (Lesch) Benn). Tanaman pranajiwa
secara tradisional memiliki khasiat yang terbatas di kalangan keluarga maupun
masyarakat tertentu, yaitu sebagai penyegar tubuh dan sebagai obat perangsang.
Akar dan batang-nya mengandung senyawa yaitu: isoflavon, pterocarpan,
caumaronochromon dan flavonon. Jenis flavonoid yang terdapat pada daun adalah
apigenin. Bijinya mengandung alkaloid berupa cytosin (1,5 %), matrin dan
1
2
matrin-N-oxid, yang dapat digunakan sebagai obat sakit TBC, perangsang lemah
syahwat, penyakit dada, dan muntah darah (Heyne, 1987).
Skrining awal terhadap senyawa aktif yang terkandung dalam batang
pranajiwa dilakukan dengan uji toksisitas terhadap larva udang (Artemia Salina
Leach) atau dengan nama Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Uji toksisitas
metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) merupakan uji pendahuluan yang
dapat digunakan untuk memantau senyawa bioaktif dari bahan alami (Anderson et
al., 1991). Hasil uji menunjukkan bahwa ekstrak kental etanol batang pranajiwa
bersifat toksik terhadap larva udang (Artemia Salina Leach), dimana nilai LC50
adalah 79,43 ppm. Sedangkan hasil uji fitokimianya menunjukkan bahwa ekstrak
batang pranajiwa mengandung senyawa triterpenoid karena memberikan hasil
positif terhadap pereaksi Liebermann-Burchard dan adanya perubahan warna
larutan dari hijau pekat menjadi merah ungu menunjukkan positif triterpenoid.
1.1. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan
adalah sebagai berikut:
1.
Apakah isolat aktif batang pranajiwa bersifat toksik terhadap larva udang
Artemia salina Leach?
2.
Apakah senyawa golongan triterpenoid terdapat pada isolat aktif batang
pranajiwa bersifat paling toksik terhadap larva udang (Artemia salina Leach)?
3
1.2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Mengetahui toksisitas isolat aktif batang pranajiwa terhadap larva udang
(Artemia Salina Leach).
2.
Mengidentifikasi senyawa golongan triterpenoid pada isolat batang tanaman
yang paling toksik terhadap larva udang (Artemia salina Leach).
2.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai tingkat
toksisitas dari batang tanaman pranajiwa (Euchresta horsfieldii (Lesch) Benn)
terhadap larva udang (Artemia salina Leach). Dengan demikian ekstrak ini
dapat dimanfaatkan sebagai antikanker.
Download