history of medicine

advertisement
0
HISTORY OF MEDICINE
Disusun Oleh:
Heddy Herdiman, dr., M.Kes
Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Maranatha
2013
1
HISTORY OF MEDICINE
Heddy Herdiman
PIKIRAN DAN TUBUH YANG SEHAT
Apa ilmu pengobatan itu? Dan apakah kesehatan itu? Pada berbagai budaya dan waktu kita dapat
mendapatkan berbagai jawaban untuk pertanyaan tersebut. Kecenderungan pengobatan modern
barat adalah menyingkirkan penyakit, sehingga seseorang akan kembali sehat. Pada era yang
lebih awal, kedokteran barat sangat tergantung pada berbagai doa atau jampi-jampi, pengobatan
tradisional dari berbagai budaya, dan teori-teori yang kembali ke peradaban Arab dan lebih jauh
lagi berkiblat ke peradaban Yunani kuno. Perkembangan kedokteran tidak terjadi sampai dengan
tahun 1800-an, dan tidak sampai tahun 1900-an kedokteran mampu menurunkan angka kematian
yang tinggi yang disebabkan oleh karena infeksi. Pengobatan timur mengambil jalur yang
berbeda, dimana keseluruhan tubuh harus diperbaiki agar tetap sehat dan untuk mencegah
penyakit datang ke tubuh manusia. Sampai saat ini di tahun 2000-an, kedokteran barat telah
mulai menerima pemikiran mengenai menjaga kesehatan tubuh.
SEJARAH PENGOBATAN PERTAMA DI DUNIA
Pada penelitian arkeologi, ternyata orang-orang pada
zaman dahulu telah melakukan praktek pendekatan
perawatan medis. Bukti yang menunjukkan hal ini
didapatkan tengkorak-tengkorak dengan lubang yang
dibor atau dipotong secara rapi. Proses untuk membuat
lubang ini disebut trepanasi. Lubang ini dibuat dengan
anggapan untuk mengeluarkan penyakit dari dalam tubuh.
Tengkorak yang ditrepanasi telah ditemukan di Eropa dan
Amerika Selatan, dan luar biasanya beberapa dari itu
menunjukkan tanda-tanda bahwa pinggiran potongan dari lubang
tersebut mengalami penyembuhan yang artinya orang yang telah
dilakukan trepanasi tersebut bertahan hidup beberapa tahun
setelah dilakukan trepanasi, dan beberapa tengkorak
menunjukkan beberapa lubang trepanasi.
Pada tahun 3000BC orang-orang mulai untuk hidup di
kota-kota besar, seperti Babylonia. Penyakit-penyakit wabah
mulai muncul. Pada tahun 1700BC dokter-dokter Babylonia
harus
mengikuti
sejumlah
hukum. Hukum ini dituliskan
dalam Code of Hammurabi.
Orang-orang Mesir kuno
meninggalkan catatan yang
menggambarkan keseluruhan prosedur medis dan obat-obatan.
Dokter-dokter Mesir mulai melakukan spesialisasi dalam
mengobati organ-organ atau penyakit tertentu. Dokter Mesir
kuno yang paling terkenal adalah Imhotep, yang juga seorang
pendeta tinggi, arsitek, dan ahli astrologi. Orang Mesir percaya
bahwa roh-roh halus memasuki tubuh manusia dan
menyebabkan penyakit. Namun, pada zaman ini mereka tidak
terlalu tertarik dalam mempelajari anatomi tubuh bagian dalam,
dan mengejutkannya mereka harus mempelajari ini melalui
ketertarikan mereka dalam mengawetkan mumi. Sebagian
besar pengobatan Mesir terdiri dari pengobatan herbal.
2
SHAMAN DAN SUPERNATURAL
Di gua-gua di Perancis 17000 tahun yang
lalu didapatkan banyak gambar manusia
dengan topeng binatang melakukan ritual
tarian. Mereka adalah orang-orang yang
sekarang kita sebut sebagai shaman
(dukun), dan mereka masih ada pada
berbagai budaya di seluruh dunia,
termasuk Indonesia. Shaman banyak
ditemukan di daerah Arktik khususnya
Siberia, di populasi suku asli Amerika
Utara dan Amerika Selatan, Asia
Tenggara dan Kepulauan Pasifik. Di
Afrika Barat, shaman seringkali disebut
sebagai orang penyembuh atau dukun
(witch doctors). Aktivitas mereka
termasuk pengobatan dengan obat-obatan
dan
jampi-jampi,
dan
kadang
melayangkan kutuk pada musuh. Orangorang percaya bahwa shaman juga
memiliki kekuatan untuk menyebabkan penyakit, untuk menentukan kesuburan atau kelahiran
anak, dan untuk mencegah terjadinya penyakit dengan menggunakan salep dan jimat. Shaman
dianggap mampu berbicara dengan Tuhan, dewa, arwah, dan yang telah mati.
PENGOBATAN AYURVEDA
Veda adalah serangkaian teks yang dituliskan di India antara
tahun 1200BC-900BC. Pengobatan yang direkomendasikan
Veda termasuk herbal dan juga doa dan ritual untuk
menyingkirkan iblis. Pengobatan Veda dipraktekan sampai
sekitar tahun 1000BC.
Setelah tahun 1000BC sekolah kedokteran muncul di
India, dan masih berdasarkan Veda, namun dengan gambaran
kepercayaan dari sistem lain, seperti Buddhism. Ini disebut
dengan Ayurvedic medicine (pengetahuan mengenai kehidupan).
Prinsip-prinsip dari pengobatan ini dituliskan dalam dua buku
yaitu Caraka-samhita dan Sushruta-samhita, yang ditulis oleh
dua dokter Caraka dan Sushruta.
Orang Hindu percaya bahwa tubuh dibentuk dari tiga
elemen esensial yaitu udara (atau napas), lendir, dan empedu. Ketiganya harus berada dalam
keadaan keseimbangan agar seseorang mendapatkan kondisi tubuh yang baik. Esensi ini akan
berinteraksi untuk memproduksi daging, lemak, sumsum, darah, tulang, chylus, dan semen.
Ayurvedic medicine meliputi pemulihan keseimbangan dari ketiga elemen ini, dengan kombinasi
doa, pengobatan herbal, diet, dan kadang pembedahan.
Dokter India sangat terlatih dalam membuat diagnosis. Banyak pengobatan herbal
dipersiapkan, dan juga obat-obatan yang berasal dari bagian tubuh hewan. Obat-obatan yang
digunakan di antaranya urin gajah, telur merak, dan buaya. Higiene juga dianggap penting oleh
ahli Bedah Ayurveda. Dokter-dokter menekankan kepentingan mencuci tubuh dan
membersihkan gigi secara teratur.
3
PENGOBATAN CINA
Pengobatan Cina telah berkembang selama ribuan tahun, dan tanpa
pengaruh dari dunia luar. Buku pengobatan Nei Ling adalah salah
satu hasil karya dalam pengobatan Cina. Menurut legenda, buku ini
ditulis 4000 tahun yang lalu oleh Yellow Emperor, Huang Ti. Buku
ini ditulis kira-kira pada tahun 200BC.
Pengobatan Cina sangat didasari oleh konsep yin dan yang,
yang merupakan dua kondisi yang berlawanan. Yin melambangkan
feminin, gelap, dan basah. Yang melambangkan maskulin, terang,
dan kering. Dalam buku Nei Ching, yin dan yang dikatakan
mengontrol tubuh, yang saling berhubungan
dengan komunikasi sistem tubuh dan
bercabang-cabang membawa darah dan ch’i
(energi vital), dan titik ch’i inilah yang menjadi
target pengobatan Cina. Kadang-kadang
sejumput herbal kering dibakar pada kulit yang
melambangkan
titik-titik
ini
guna
membangkitkan energi vital. Akupunktur telah
dipraktekan lebih dari 4500 tahun yang lalu, dan
tetap merupakan pusat pengobat Cina
khususnya untuk nyeri dan mengobati adiksi.
Pengobatan Cina sangat tergantung juga pada
pengobatan herbal. Berbagai ramuan herbal telah digunakan
dalam pengobatan barat, seperti minyak jarak, champor,
chaulmoogra oil untuk mengobat lepra dan zat besi untuk
mengobati anemia. Ginseng merupakan stimulan yang sering
digunakan oleh masyarakat Cina guna meningkatkan
stamina.
Vaksinasi paling kuno yang ditemukan pada
pengobatan Cina adalah untuk mengobati variola (smallpox).
Mereka menginjeksikan sejumlah pus dari bagian kulit yang meradang ke orang yang sehat. Hal
ini menyebabkan kejadian penyakit yang ringan dan menyebabkan mereka imun terhadap
variola. Di Eropa sendiri vaksinasi tidak ditemukan sampai tahun 1700an.
HIPPOCRATES
Dokter Yunani kuno Asclepius hidup sekitar tahun 1200BC.
Menurut legenda, Asclepius sangat sukses dalam mengobati
penyakit sehingga dia diangkat menjadi dewa. Orang sakit
pergi dan tidur di kuil Asclepius (asklepia). Mereka percaya
bahwa Asclepius akan mengobati mereka di malam hari.
Diet dan mandi dengan bahan mineral merupakan salah satu
bahan pengobatan, namun tetap terapi utama pada saat itu
masih didasari dengan doa dan ritual. Sejak tahun 400BC
para filsuf Yunani mulai mencari pendekatan praktis
terhadap penyakit.
Yunani kuno memiliki kontak yang dekat dengan
Timur Tengah dan Asia, sehubungan dengan penaklukan
Alexander the Great. Di India mereka mengetahui
kepercayaan Veda. Hal ini menjelaskan kenapa para filsuf
Yunani percaya bahwa alam semesta ini terdiri dari empat
4
elemen – udara, tanah, api, dan air. Hal ini mendorong pemikiran bahwa tubuh terdiri dari empat
elemen cairan juga.
Pemikiran ini digagas oleh Hippocrates, yang dianggap sebagai bapak ilmu kedokteran
barat. Hippocrates dilahirkan di Kos sekitar tahun 460BC. Hippocrates menyatakan bahwa
penyakit memiliki penyebab alami. Dia menekankan dalam
kepentingan diagnosis dan mendorong para dokter untuk
menuliskan mengenai perkembangan dari suatu penyakit
(prognosis). Dia berpikir bahwa tubuh dapat menyembuhkan
dirinya sendiri dan proses ini dapat dipercepat melalui
perbaikan diet, olahraga, dan istirahat. Hal ini akan
membantu mengembalikan keseimbangan cairan. Jika
penyakit tidak berespon, cairan akan disingkirkan melalui
pengaliran darah (bloodletting), atau dengan membuat
pasien berkeringat. Pengobatan ini seringkali berhasil,
sekalipun alasan dibalik hal tersebut masih salah. Hal ini
yang mungkin menyebabkan kenapa teori cairan bertahan
samapi tahun 1800-an di pengobatan barat.
PENGOBATAN ROMA
Sekolah Yunani di Alexandria tetap menjadi
pusat pengajaran ilmu kedokteran, bahkan
setelah Roma menaklukan Yunani. Asclepiades
dari Bithynia (Turki) hidup dari 124BC-40BC.
Dia tidak percaya mengenai kemampuan
penyembuhan alami, termasuk mengenai cairan
yang
menyebabkan
penyakit.
Dia
merekomendasikan pengobatan seperti tapal,
pijat, diet yang baik, dan banyak minum air
putih. Asclepiads juga yang pertama kali
mempelajari
penyakit
kejiwaan.
Dia
menyarankan musik, terapi kerja, dan olahraga, bersama dengan anggar untuk memberikan efek
sedasi.
Roma mempekerjakan banyak dokter Yunani, dan bahkan banyak orang memilih terapi
dengan herbal dan jimat. Cornelius Celsus, seorang Roma, menulis sejarah pengobatan pada
sekitar tahun 25BC. Para dokter menggunakan tulisannya (De Medicus) sampai tahun 1400-an.
Dia menggambarkan bahwa penyakit mata, hidung dan telinga, hernia, batu kandung kemih, dan
5
kondisi lainnya. Selama abad 1 dan 2, banyak dokter Yunani bepergian ke Roma. Claudius
Galen pindah ke Roma pada tahun 162.
Diseksi manusia tidak diperbolehkan, oleh karena itu Galen mempelajari anatomi dengan
membedah monyet dan hewan lain, namun asumsi dia ternyata tidak semuanya benar.
Orang roma sangat merawat tubuh, mereka
menghabiskan berjam-jam di pemandian umum, berendam di
air hangat dan menikmati terapi pijatan. Hal ini dapat
membantu mereka untuk terhindari dari infeksi karena
higiene yang buruk.
Suplai air bersih merupakan ukuran kesehatan
masyarakat yang diperkenalkan di Roma. Saluran air dibuat di
atas jembatan yang membawa suplai air tawar dari sumbernya
yang berkilo-kilo meter jauhnya.
DUNIA ARAB
Selama periode pemerintahan Byzantinne (tahun 300-1453), hasil
karya pada dokter Yunani dan Roma dikumpulkan dan
diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di antaranya Persia dan
Syria.
Sementara itu kerajaan Arab yang sedang memiliki
kekuatan dan pengaruh menaklukan Persia dan Syria. Pada
mulanya Arab lebih menyukai pengobatan tradisionalnya, namun
seiring kekuatan agama islam yang semakin berkembang di
kerajaan Arab, banyak pengobatan tradisional mulai menghilang.
Para dokter mulai kembali ke pemikiran Yunani kuno dan
menerjemahkan teks Yunani ke dalam bahasa Arab. Hal ini
menunjukkan bahwa pembelajaran Yunani kuno menyebar
sampai dengan ke kerajaan Arab, ke Eropa dan Mediterania.
Ilmu pengobatan Arab tidak memberikan pengetahuan
yang baru, namun para penulis Arab memberikan deskripsi detail
mengenai penyakit dan diagnosis. Pada ahli bedah Arab di
Cordoba menuliskan teknik-teknik pembedahan pada mata dan
organ dalam. Orang Arab tertarik dalam bidang alkimia, yang
mana penelitian mereka menyebabkan penemuan banyak jenis
obat-obatan dengan tidak sengaja. Para alkimis juga
mengembangkan teknik-teknik dalam memurnikan bahan kimia
yang masih digunakan sampai sekarang.
Rhazes, seorang dokter Persia dilahirkan pada tahun 865.
Dia telah menulit lebih dari 200 buku dengan subjek yang luas.
Dia sangat dikagumi dan dihormati karena perawatan medisnya
khususnya untuk orang-orang miskin.
6
Katarak merupakan kondisi dimana lensa
menjadi keruh sehingga pandangan menjadi
buram dan pada akhirnya mengalami kebutaan.
Dokter-dokter Arab mengembangkan teknik
untuk menggantikan lensa yang keruh dan
mengembalikan penglihatan menjadi lebih baik.
WARISAN GALEN
Setelah kaisar Constantine membentuk kekristenan sebagai agama resmi di kekaisaran Roma,
kekuatan pengobatan Yunani dan pengajaran Galen mulai memudar. Sekali lagi, agama menjadi
bagian yang sangat berpengaruh dibandingkan dengan praktek medis. Penyakit seringkali
dipandang sebagai hukuman dari Tuhan atas dosa masa lalu. Doa dan ziarah ke peninggalanpeninggalan suci merupakan penyembuhan yang direkomendasikan bagi penyakit-penyakit dan
terjadi pemujaan bagi orang-orang suci.
Opini gereja mengenai pengobatan disimpulkan oleh St.Bernard yang hidup dari tahun
1090-1153. Dia menyatakan bahwa pergi ke dokter merupakan perilaku yang tidak baik, karena
mencoba untuk mengobati penyakit dianggap sebagai melakukan intervensi dengan hukuman
Tuhan. Orang yang sekarat pada saat itu akan memanggil pendeta dibandingkan dengan dokter.
Para santo kristen pada saat itu ternyata berhubungan dengan berbagai kasus penyakit
yang mereka hadapi. St. Christopher menemukan orang dengan epilepsi, St. Roch menjadi
penyokong para korban wabah penyakit, St. Apollonia merawat mereka dengan sakit gigi, dan
St. Margaret membantu menyelamatkan para ibu saat proses persalinan.
Pengetahuan ilmu kedokteran mulai berkembang pada tahun 1000-an, ketika sejumlah
dokter mulai bekerja di Salerno Italia. Mereka membentuk sekolah kedokteran berpengaruh dan
menghidupkan kembali pemikiran-pemikiran kuno, khususnya pemikiran Galen. Orang-orang
menganggap bahwa pengajaran Galen akurat, sekalipun beberapa mengalami perubahan atau
disalahartikan dan memang pada mulanya terdapat kesalahan. Para dokter mengobati pasiennya
dengan diet dan obat-obatan, dan banyak yang diimpor dari Timur.
Bedah merupakan cabang terpisah dari kedokteran dan dilakukan oleh tukang pemangkas
rambut. Mereka memangkas rambut, mencabut gigi, memberi enema, dan melakukan
bloodletting.
Terdapat satu teknik pengobatan dari Yunani yang mengalami tantangan, dimana
Hippocrates merekomendasikan luka yang terbuka menjadi septik. Henri de Mondeville, seorang
ahli bedah dari Perancis yang hidup dari tahun 1260-1320 memiliki pemikiran lain dimana dia
7
merekomendasikan untuk menutup luka secepat mungkin dan menjaganya agar tetap kering dan
ditutup untuk mencegah infeksi.
PENEMUAN PADA MASA RENAISSANCE
Renaissance merupakan masa sejarah Eropa dari tahun 1400-1600an. Sebelumnya, kedokteran
Eropa hanya berdasarkan teori saja, bukan berdasarkan pada prakteknya. Para peneliti dan dokter
Renaissance mulai mempertanyakan tulisan-tulisan kuno Yunani mengenai ilmu kedokteran.
Beberapa individu berani menantang pengajaran gereja mengenai efek jiwa terhadap tubuh. Hal
ini dipimpin oleh orang-orang yang menolak tradisi dan berharap untuk menemukan dan
menyelidiki lebih jauh. Para peneliti mulai melakukan diseksi tubuh manusia. Para anatomis
pertama mengalami kebingungan bahwa yang dia temukan tidak sesuai dengan deskripsi Galen.
Pengetahuan baru ini mengawali mereka untuk memajukan ilmu bedah.
Revolusi terbesar dalam
pemahaman anatomi dan fisiologi
muncul dari hasil kerja dokter
keturunan Belgia Belanda Andreas
Vesalius. Pada tahun 1543 dia
mengeluarkan gambar detail dari
hasil diseksi tubuh manusia.
Vesalius adalah seorang profesor
anatomi di University of Padua,
Italia. Satu dari penerusnya,
Hieronymus Fabricius, mempelajari
fungsi katup pada vena dan
memiliki hipotesis bahwa katup
tersebut mencegah agar aliran vena
kembali berbalik menjauhi jantung.
Dia mencoba untuk menyatukan
temuannya dengan temuan Galen,
dan dari sana disimpulkan bahwa
Galen tidak berpikir bahwa darah
mengalir melalui sistem sirkulasi
tubuh. Salah satu dari muridnya,
seorang Inggris William Harvey,
berkontribusi
dalam
mendemonstrasikan sirkulasi darah.
Namun, bahkan Harvey pun tidak
dapat menemukan hubungan akhir
karena dia tidak menyadari
bagaimana darah dapat berjalan dari arteri ke vena.
Dokter dan ahli biologi dari Italia Marcello Malpighi adalah seorang yang pada akhirnya
mampu menyelesaikan bagian cerita dari sirkulasi darah yang sebelumnya telah digagas oleh
William Harvey. Dia menemukan bahwa pembuluh kapiler adalah saluran yang menghubungkan
antara arteri dengan vena, yang sebelumnya Harvey tidak temukan.
Seiring orang-orang menyadari banyak manuskrip dan deskripsi kuno tidak akurat,
mereka mengumpulkan banyak deskripsi mengenai tanaman obat dalam buku herbal. Hal ini
memimpin ke dalam suatu penemuan banyak tanaman dan obat-obatan yang sebelumnya tidak
diketahui di Eropa Barat. Herbal ini di antaranya dalah akar kelembak, yang digunakan untuk
membersihkan saluran cerna.
Paracelsus adalah seorang dokter dari Swiss. Dia percaya akan ilmu alkimia, yang pada
saat itu sangat tidak populer, namun mengarahkan dia untuk menemukan berbagai jenis obat
8
baru. Oleh karena itu Paracelsus dianggap sebagai pelopor pengobatan penyakit dengan
menggunakan bahan kimia.
WABAH SAMPAR (BUBONIC PLAGUE)
Pada tahun 540 suatu
penyakit mewabah di Eropa.
Epidemi ini disebut sebagai
Justinian’s Plague, yang terjadi
setelah kekaisaran Byzantine
pada masa itu. Banyak orang
meninggal
dunia
sampai
kekaisaran ini hampir mengalami
keruntuhan.
Selama
tahun
1300an, wabah muncul kembali
di Eropa. Wabah ini disebut
dengan Black Death, atau
bubonic plague (penyakit pes).
Antara tahun 1348-1351 wabah ini merengut sekitar 20 juta nyawa.
Wabah ini telah mencapai Constantinople pada tahun 1347, yang dibawa oleh para
pedagang yang melarikan diri dari pasukan Mongol dari Asia. Mereka membawa penyakit ini
ketika menginjak rumput dimana mereka tinggal. Penyakit ini disebarkan oleh hewan pengerat,
dan khususnya tikus hitam (Rattus sp). Tikus yang terinfeksi bakteri (Yersinia pestis) digigit oleh
kutu (Xenopsylla cheopis) yang ingin menghisap darahnya. Ketika tikus inangnya mati, kutu
akan mencari sumber makanan baru. Kutu akan menggigit manusia
sehingga mereka kemudian terinfeksi oleh penyakit tersebut.
Orang yang terinfeksi akan mengalami pembengkakan di
sekitar leher, ketiak, dan lipat paha, dan mengalami pendarahan di
bawah kulit, dan menyebabkan peradangan yang disebut bubo
(lymphadenitis). Mereka banyak yang meninggal dan mayatnya
ditumpuk dalam sebuah lubang besar. Para dokter sendiri tidak
berdaya dalam menghadapi wabah ini. Isolasi penderita pun tidak membantu, karena tikus yang
terinfeksi masih tersebar dimana-mana. Seiring kematian tikus-tikus maka wabah pun secara
berangsur-angsur mulai menghilang, namun seringkali muncul setelah interval tertentu, bahkan
sampai saat ini pernah terjadi di Amerika Serikat.
9
‘The Triumph of Death’, lukisan yang dibuat oleh Pieter Bruegel pada tahun 1562.
Lukisan ini menceritakan tentang banyak rangka dan hysteria yang disebabkan karena wabah
sampar. Lukisan ini menggambarkan wabah sampar sebagai kemenangan dari kekuatan jahat.
Dokter sampar (plague doctor)
ditawarkan
untuk
mengobati
dan
mencegah penyakit sampar. Untuk
menjaga diri mereka sendiri terhadap
infeksi mereka menggunakan kostum
khusus. Mereka mengenakan penutup
kepala dengan herbal yang berbau manis,
membawa jimat serta pomander. Pintu
rumah dimana korban sampar tinggal dicat
dengan tanda merah. Beberapa rumah
disegel, sekalipun jika masih ada yang
masih sehat tinggal di rumah tersebut.
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
Menegakkan diagnosis adalah suatu kemampuan di dalam mengidentifikasi suatu penyakit. Hal
ini dilakukan dengan observasi tanda dan gejala dari penyakit tersebut. Dokter dapat melakukan
sesi wawancara (anamnesis) dengan pasiennya, melakukan pemeriksaan fisik dan
memperhatikan perilaku pasien.
Di Yunani pada masa Hippocrates, para dokter mencoba mengidentifikasi penyakit dan
menentukan perkembangan penyakit selanjutnya (prognosis). Reputasi dokter bersandar pada
keakuratan prediksinya sekalipun pasien tersebut akan membaik atau meninggal. Hippocrates
mengajarkan bahwa setiap observasi dapat berarti. Para dokter Yunani menggunakan alat indera
dalam membuat diagnosis. Sentuhan, pengecapan, penglihatan, pendengaran, dan penciuman
dapat memberikan petunjuk yang berharga.
Pada masa Galen, memeriksa denyut nadi merupakan bagian dari penegakkan diagnosis.
Galen memberikan instruksi bagaimana cara memeriksa nadi, dan temuan ini dapat digambarkan
sebagai ‘cepat’ (tachycardia) atau ‘normal’.
Di dunia Arab, diagnosis meliputi pemeriksaan yang teliti termasuk melakukan
pemeriksaan nadi dan memeriksa urin.
Di Eropa penegakkan
diagnosis
lebih
seringkali
sembarangan, karena penyakit
dipandang sebagai hukuman dari
Tuhan. Hal ini menyatakan bahwa
penyebab penyakit tidak perlu
dipertanyakan dan penyakit tidak
dapat diobati kecuali dengan doa
Tidak
sampai
tahun
1700an
terdapat
kemajuankemajuan nyata dalam membantu
seni penegakkan diagnosis. Pada
tahun 1761, seorang dokter dari
Wina yakni Leopold Auenbrugger
menemukan bahwa melakukan ketukan pada dinding dada pasien akan menghasilkan suara yang
dapat mengindikasikan suatu penyakit paru. Teknik ini masih dipakai hingga saat ini yang
disebut teknik perkusi, dan tidak hanya di dada namun juga pada perut. Namun, kebanyakan
dokter tidak melakukan pemeriksaan fisik, dan masih menegakkan diagnosis hanya dengan
10
wawancara pasien. Auskultasi berkembang seiring dengan ditemukannya stetoskop pada tahun
1816. Hal ini juga mempermudah dokter untuk mendengarkan denyut jantung dengan baik.
Pemeriksaan urin merupakan metode yang populer dalam hal penegakkan diagnosis.
Warna, bau, dan bahkan rasanya dianggap dapat memberikan informasi kondisi pasien.
KEBANGKITAN ILMU BEDAH
Pembedahan mungkin merupakan teknik kedokteran yang tertua. Penekanan dengan
menggunakan tangan di atas luka untuk menghentikan pendarahan pun merupakan bentuk teknik
bedah. Rangka-rangka prasejarah menunjukkan tanda-tanda tulang yang telah diperbaiki setelah
mengalami fraktur, dan lubang-lubang hasil pengeboran melalui atap tengkorak yang merupakan
bagian dari trepanasi. Beberapa peradaban kuno melakukan teknik pembedahan yang baik,
dengan operasi pada mata, dan bahkan pada usus. Namun, selama masa pertengahan,
kemampuan pembedahan ini hampir mengalami kepunahan. Pembedahan tidak diajarkan di
sekolah kedokteran di Eropa, dan dilakukan oleh para pemangkas rambut dan orang-orang tidak
terlatih lainnya. Selama masa Renaissance, terdapat pendekatan baru untuk memperbaiki hal ini.
The United Company of Barber-Surgeon dibentuk di London pada tahun 1540 untuk
memberikan pedoman untuk orang-orang yang akan melakukan tindakan operasi. Namun,
kebanyakan pasien masih meninggal akibat infeksi dikarenakan kurang higienis.
Pada tahun 1547, ahli bedah Perancis Ambroise Pare
tidak ingin mengikuti tradisi, dan tidak ingin melakukan teknik
kauterisasi luka dengan menggunakan besi panas. Dia
menemukan bahwa dia dapat menghentikan pendarahan dengan
cara mengikat pembuluh darah tersebut.
Pada tahun 1700an, setelah perkembangan ilmu anatomi
yang lebih baik mulai banyak dilakukan pengangkatan tumor dan
batu kandung kemih. Amputasi dilakukan dalam kurang dari
lima menit untuk meminimalisir nyeri dan syok. Pasien
mengalami sedasi dengan opium atau alkohol dan diobservasi
selama tindakan operasi. Namun tetap masih banyak yang
meninggal yang disebabkan karena infeksi selama operasi.
Dari tahun 1760an ahli bedah Inggris John Hunter merubah pembedahan dari tindakan
seperti tukang jagal amatir menjadi sebuah profesi ilmiah. Dia memberikan kuliah, menulis, dan
mengumpulkan spesimen.
Appendicitis telah dikenal sejak tahun 1500an, namun pembedahan untuk mengangkat
appendix dianggap sangat berbahaya. Oleh karena itu pada tahun 1902, Frederic Treves
melakukan drainase abses dari appendix Prince of Wales, sebelum pangeran dimahkotai Edward
11
VIII. Hal ini merupakan langkah awal dari Treves untuk mempopulerkan pembedahan
pengangkatan appendix.
Pembedahan sendiri pertama kali dilakukan di
Mesopotamia sekitar tahun 2000BC, dan di India sekitar tahun
100BC. Para ahli bedah India sangat terlatih dan bahkan
membuat catatan yang sangat detail mengenai pembedahan
katarak. Di Cina kuno, tindakan invasif sangat terlarang
sehingga pembedahan sangat jarang sekali dilakukan. Hua Tuo
tercatat telah melakukan operasi pada lengan seorang jendral
Kuan Yun.
Hua Tuo selanjutnya dieksekusi karena dianggap
sebagai pengkhianat terhadap kaisar ketika dia menawarkan
tindakan trepanasi pada pangeran Tsao Tsao. Pangeran
mencurigai adanya skenario pembunuhan terhadapnya.
Pembedahan yang lebih maju dilakukan di
masa Yunani dan Roma kuno, dan menyebar ke
kerajaan Arab, dan pada akhirnya kembali lagi ke
Eropa.
Tourniquet pertama kali dikembangkan
untuk menghentikan pendarahan setelah dilakukan
amputasi. Pita tourniquet dikencangkan dengan
sangat kuat di atas tempat pemotongan amputasi,
kemudian baut dikencangkan untuk menekan arteri
dan menghentikan pendarahannya.
BEBAS KUMAN DAN BEBAS NYERI
Pembedahan pada tahun 1600an merupakan bisnis yang sangat berbahaya. Pada saat itu tidak ada
konsep mengenai higienitas. Ahli bedah bekerja dengan baju yang mereka biasa pakai seharihari, yang dapat terkena cipratan darah. Mereka menggunakan peralatan operasi secara terus
menerus tanpa memikirkan harus membersihkannya terlebih dahulu.
Dokter Hungaria, Ignaz
Semmelweiss
menyadari
bahwa pasien banyak yang
mengalami infeksi setelah
dilakukan pemeriksaan oleh
para mahasiswa kedokteran
yang
telah
melakukann
tindakan diseksi. Dia melihat
bahwa ketika mahasiswa tidak
mengunjungi ruang diseksi
maka infeksi pun tidak terjadi.
Semmelweiss menekankan standar tinggi mengenai higienitas di rumah sakitnya, dan hal ini
memotong angka kematian secara dramatis. Dia banyak ditentang oleh rekan-rekan sejawatnya,
dan bahkan harus meninggalkan tempat prakteknya di Wina.
Sampai saat itu tidak satu pun menyadari bahwa mikroba yang menyebabkan dan
penyakit. Tidak sampai tahun 1860an Loius Pasteur menemukan infeksi bakteri. Ahli bedah
Inggris Joseph Lister menyadari bahwa banyak orang meninggal karena fraktur tulang yang
12
berat.
Lister
melakukan
observasi bahwa jika tulang
mengalami fraktur tanpa
menembus
kulit
(fraktur
tertutup), maka infeksi jarang
sekali terjadi. Namun jika
fragmen tulang menembus
kulit, dan terpapar dengan
udara, biasanya akan terjadi
infeksi, dan hal ini akan
berakibat akan dilakukan
amputasi bahkan kematian.
Ketika
Lister
menemukan
hasil
karya
Pasteur, dia menyadari bahwa
bukanlah udara yang menjadi masalah penyakit, namun adanya bakteri yang mengkontaminasi
luka. Lister telah mendengar bahwa carbolic acid dapat digunakan untuk membunuh bakteri
pada limbah, dan dia mencoba untuk menyemprotkan carbolic acid pada luka. Eksperimen Lister
memberikan hasil yang dramatic dimana dari 11 pasien yang dilakukan tindakan operatif hanya
satu orang yang meninggal.
Anestesi memiliki sejarah yang sangat
panjang, sejak Yunani kuno telah menggunakan
obat-obatan untuk menghilangkan nyeri. Pada tahun
1800an, opium digunakan untuk membuat pasien
sopor. Alkohol digunakan dlam pembendahan untuk
membuat pasien lebih rileks. Ether dan nitrous oxide
adalah anestetik pertama yang lebih modern.
Pada tahun 1846 seorang dokter gigi dari Amerika
Thomas Morton menunjukkan bagaimana ether dapat digunakan
untuk menghilangkan nyeri selama pembedahan, sementara itu
John Warren juga bereksperimen dengan penggunaan nitrous
oxide (gas tawa). Bernapas melalui gas yang dapat menyebabkan
manusia pingsan karena tertawa terkekeh-kekeh. Chloroform
merupakan jenis anestesi lain yang pernah digunakan oleh John
Snow kepada Ratu Victoria selama kelahiran Pangeran Leopold.
Pada tahun 1848, Hannah Greener menjadi orang pertama
kali yang meninggal karena efek toksik dari chloroform. Pada
waktu itu Greener hanya menjalani operasi minor pencabutan
kuku ibu jari kaki.
KESEHATAN MASYARAKAT
Kesehatan masyarakat bukanlah suatu gagasan baru.
Orang Roma mengerti akan kebutuhan air bersih dan
membangun saluran air raksasa untuk mengalirkan air ke pusat
kota, termasuk juga ke tempat pemandian umum. Mereka juga
membangun sistem pembuangan limbah kota. Orang Roma
sendiri bukanlah yang pertama kali yang membangun saluran air.
Orang-orang Etruria (peradaban Italia kuno) telah membangun
13
saluran air sejak tahun 312BC. Pada zaman pertengahan di Eropa, gereja tidak setuju mengenai
konsep kebersihan diri, karena tampak sebagai kesenangan untuk memuaskan badan. Pada saat
itu tidak ada konsep kebersihan, limbah dan sampah dibuang ke jalan secara sembarangan,
sehingga tidak heran bila pada periode ini banyak sekali terjadi wabah pes, lepra, tuberculosis,
typhus abdominalis, dan cholera. Orang-orang berpikiran bahwa penyakit ini disebarkan oleh
miasma (bau tidak sedap). Teori miasma ini bertahan sampai tahun 1800an.
Wabah cholera telah membawa banyak masalah kepada masyarakat Eropa. Untuk
beberapa abad sungai Thames telah menjadi tempat pembuangan limbah di London dan
sekaligus menjadi sumber air minum. Air sungai menjadi kehitaman dan bau, dan pada akhirnya
seorang pelayan masyarakat yang bernama John Chadwick akan membawa perubahan di dalam
kesehatan masyarakat. Dia menulis buku dan diterbitkan pada tahun 1842 yang menceritakan
bahwa terdapat beberapa kemungkinan penyebab penyakit yang terjadi di daerah kumuh London,
dan menyarankan pengaturan suplai air ke rumah-rumah dengan air yang bersih dan pembuatan
saluran khusus limbah.
Tidak lama setelah muncul bukti-bukti dari risiko air yang
terkontaminasi, John Snow, seorang dokter dari London
menyadari bahwa banyak kasus cholera terlokalisir di daerah
kecil di dekat Broad Street. Investigasi menunjukkan bahwa
mereka semua mengambil air dari pompa umum. Snow
menyingkirkan pegangan pompa tersebut, dan hanya dalam
beberapa hari kasus wabah cholera mulai mengjilang. Namun
demikian butuh waktu bertahun-tahun untuk profesi medis untuk
menerima bahwa cholera bukanlah disebarkan oleh karena bau
busuk, namun karena meminum air yang terkontaminasi oleh
bakteri Vibrio cholerae pada limbah yang kotor.
PEMBURU MIKROBA
Kembali ke zaman Renaissance dimana
orang-orang berspekulasi bahwa kontak
dengan orang sakit dapat menyebarkan
penyakit, namun masih tidak ada satu
orang
pun
tahu
apa
yang
menyebabkannya. Pada awal tahun
1700an, peneliti dari Belanda Antonie van
Leeuwnhoek
menggambarkan
suatu
hewan kecil yang pada cairan tubuh yang
dia amati di bawah mikroskop. Hal ini
diduga berhubungan dengan berbagai
penyakit.
Dua ratus tahun kemudian, peneliti dari
Perancis Louis Pasteur pada akhirnya membuktikan
bahwa mikroba (kuman) adalah penyebab penyakit.
Pertama dia membuktikan bahwa mikroba
menyebabkan susu menjadi asam (yoghurt) dan
memfermentasi anggur. Dia juga menemukan bahwa
perlakuan pemanasan akan membunuh mikroba ini
(pasteurisasi).
14
Robert Koch, seorang dokter dari Jerman mempelajari anthrax. Dengan menggunakan
bakteri dari Koch, Pasteur membuat vaksin untuk mencegah penyakit anthrax pada hewan
ternak. Selain itu Pasteur pun yang pertama kali memproduksi vaksin rabies, sekalipun pada saat
itu Pasteur sendiri masih belum mengetahui apa yang menyebabkan rabies karena penyebabnya
adalah virus rabies yang hanya dapat diamati dibawah mikroskop elektron.
Koch mengatakan bahwa mikroba tertentu merupakan penyebab dari suatu penyakit.
Koch mampu membuktikan bahwa tuberculosis disebabkan oleh bakteri (Mycobacterium
tuberculosis). Selanjutnya dia pergi ke Mesir dan India untuk mempelajari cholera. Dia
membuktikan pula bahwa penyebab cholera adalah bakteri. Koch menemukan bahwa bakteri
penyebab cholera tinggal di saluran cerna manusia dan disebarkan melalui air yang
terkontaminasi. Pada tahun 1883 dia telah memberikan bukti dari temuan John Snow pada kasuskasus cholera sebelumnya. Koch selanjutnya kembali menemukan bakteri-bakteri yang
bertanggung jawab dalam penyebab diphtheria (Corynebacterium diphtheriae), typhus
abdominalis (Salmonella typhi), lepra (Mycobacterium leprae), dan berbagai infeksi lainnya.
IMUNISASI
Sejarah vaksinasi berarti menceritakan sejarah dari smallpox (cacar).
Penyakit virus ini telah menyebabkan kematian di Eropa dan koloni
Amerika, dan penyakit ini pula yang menghapuskan peradaban Inca dan
Aztec.
Pada tahun 1717, Lady Mary Wortley Montagu, istri dari duta
besar Inggris di Constantinople, melaporkan bahwa orang-orang Turki
memiliki metode tradisional untuk mencegah penyakit cacar. Mereka
mengambil nanah dari kulit cacar yang mengalami inflamasi dan
menggoreskannya ke kulit orang lain. Hal ini menyebabkan infeksi yang
tidak menyebabkan kelainan pada kulit orang tersebut, dan tampaknya
menyebabkan orang tersebut menjadi imun terhadap infeksi selanjutnya.
Lady Montagu sangat percaya diri
untuk mencoba teknik ini pada
anaknya sendiri, dan segera metode ini
digunakan secara luas di Eropa.
Perkembangan
selanjutnya
muncul ketika Edward Jenner, seorang
dokter dari Inggris, mendengar bahwa
pemerah susu yang terkena cacar sapi
karena terinfeksi dari ternaknya tidak
tampak terkena cacar yang biasa
menjangkiti manusia. Cacar sapi
merupakan jenis penyakit cacar yang
bersifat ringan. Pada tahun 1796,
Jenner menginjeksikan virus cacar
sapi pada seorang anak. Enam minggu kemudian Jenner mencoba untuk menginfeksi anak
tersebut dengan virus cacar, dan anak tersebut tetap hidup. Setelah kejadian ini teknik injeksi
Edward Jenner menyebar di seluruh Eropa. Karena cacar tidak menyebabkan infeksi pada
hewan, maka cacar mungkin dapat dieradikasi secara total pada tahun 1970an.
PEMBUNUH KUMAN
Seiring vaksinasi dapat mencegah berbagai penyakit, namun masih sedikit penyakit yang dapat
diobati. Pertama kali adalah malaria, yang dapat diobati dengan quinine, yang diekstrak dari kulit
pohon kina dari Amerika Selatan. Merkuri digunakan dalam terapi syphilis namun ternyata
diketahui sangat toksik. Terapi obat sintetik baru, Salvarsan diperkenalkan oleh Paul Ehrlich
15
pada tahun 1910. Kemudian pada tahun 1932 peneliti Jerman Gerhard Domagk memproduksi
Prontosil, suatu pewarna merah yang menyerang bakteri Streptococcus.
Serangkaian obat antibakteria berkembang setelah munculnya Prontosil, di antaranya
adalah sulphonamides yang mencegah perkembangbiakan bakteri. Sulphonamides tidak selalu
efektif dan seringkali menyebabkan efek samping yang tidak menyenangkan ketika dikonsumsi.
Alexander Fleming adalah seorang peneliti yang mempelajari substansi antibakteria
alami yang diproduksi oleh tubuh. Dia pertama kali tertarik dengan lysozyme yang ditemukan
dalam air mata. Lysozyme melindungi permukaan mata dari serangan bakteri. Selain itu Fleming
juga meneliti Staphylococcus. Dia menumbuhkan koloni bakteri ini dalam cawan agar, dan
koloni Staphylococcus yang tumbuh di sekitar jamur akan mati. Fleming mengindentifikasi
jamur tersebut dan menemukan bahwa jamur tersebut memproduksi antibiotik yang disebut
penicillin. Dia tidak menyadari kepentingan penicillin pada saat itu, namun sepuluh tahun
kemudian, peneliti dari Oxford menemukan laporan dari Fleming ini. Mereka melakukan
serangkaian tes dan menemukan bahwa penicillin sangat efektif dalam melawan bakteri.
Obat baru ini sangat sukses dan segera
banyak sekali permintaan untuk penyediaan obat
tersebut. Setelah usaha yang luar biasa, dua
peneliti Oxford ini, Howard Florey dan Ernst
Chain menemukan cara untuk memproduksi
banyak jamur penghasil penicillin. Obat ini
digunakan selama Perang Dunia II untuk
mengobati luka perang. Masalah yang muncul
dari ini bahwa penicillin pun ternyata tidak
membunuh semua jenis bakteri.
MEMBANGUN TUBUH KEMBALI
Prosthesis adalah bagian tubuh buatan, dan contoh
sederhana dari prosthesis ini adalah gigi palsu. Gigi
palsu ditemukan sejak ribuan tahun yang lalu, namun
pada zaman modern sekarang gigi palsu dapat dibuat
dari bahan plastik khusus.
Prosthesis membuat kemajuan yang sangat luar
biasa sejak tahun 1900an. Prosthesis anggota gerak kini
semakin ringan dan terlihat sangat nyata, dan bahkan
dapat dikoneksikan dengan sistem saraf sehingga dapat
bergerak seperti anggota tubuh asli.
16
Pemasangan bidai dan pembalutan
seringkali digunakan pada seseorang dengan
fraktur tulang sampai fragmen tulang yang
mengalami fraktur mengalami penyembuhan
yang sempurna. Bila fraktur tulang dirasakan
sangat berat, maka lempeng logam akan
dibautkan ke dalam tulang untuk mendapatkan
sokongan dan imobilisasi yang lebih baik.
Katup jantung yang rusak karena
penyakit dapat pula digantikan dengan katup
jantung prosthesis. Jika sistem konduksi
jantung mengalami kelainan pun dapat
dipasangkan
pacemaker
buatan
agar
menghasilkan irama jantung yang regular. Alat
ini memproduksi impuls listrik yang
menyebabkan jantung agar tetap berdenyut
dengan baik.
Transplantasi merupakan cara lain untuk membentuk bagian tubuh kembali, contohnya
transplantasi kulit dan transfusi darah. Transfusi darah pernah dicoba pada tahun 1600an, namun
mulai dirasa aman setelah perkembangan ilmu pengetahuan mengenai golongan darah pada
tahun 1800an, dan semakin berkembang lagi setelah dipelopori oleh Karl Landsteiner pada tahun
1901-1902 yang menentukan golongan darah manusia sistem A, B, O, dan AB.
Pada tahun 1921, Charles Best dan Frederick Banting telah menyelamatkan seekor anjing
diabetes dengan pemberian insulin yang diambil dari pankreas hewan lain. Hal ini mengawali
penggunaan insulin sintetik untuk mengobati diabetes.
TANAMAN DAN OBAT-OBATAN
Herbal telah digunakan oleh manusia dalam mengobati penyakit sejak
zaman prasejarah. Herbal ditemukan pada beberapa makam dan kuburan
kuno. Beberapa herbal digunakan karena keuntungannya, sementara di sisi
lain pun digunakan untuk kepentingan spiritual.
Dikatakan bahwa 80% populasi dunia masih bergantung pada
pengobatan herbal. Persiapan obat herbal yang digambarkan oleh Galen
dan dokter Yunani lainnya berasal dari resep-resep herbal dari dunia Arab,
dan dilanjutkan sampai zaman pertengahan. Banyak ahli obat memiliki
taman obat herbal pada saat itu, dan para penjelajah zaman Rennaisance
membawa herbal baru dari tanah yang mereka temukan. Tulisan mengenai
herbal yang ditulis oleh Nicholas Culperer pada tahun 1649, berjudul
Physicall Directory, menjelaskan pengamatan yang mendetail mengenai
herbal.
Selama bertahun-tahun, banyak tanaman yang ditemukan untuk
mengobati penyakit, seperti kulit pohon kina yang mengandung quinine
masih digunakan untuk mengobati malaria sampai saat ini. Tanaman
foxglove digunakan untuk mengobati lepra dan beberapa tipe penyakit jantung.
Berbagai herbal sangat beracun kecuali dipersiapkan dengan sangat hati-hati. Misalnya,
colchicines, yang diekstrak dari crocus flower dapat bersifat mematikan, namun merupakan
terapi yang baik untuk serangan gout akut. Ekstrak dari bahan aktif herbal selanjutnya menjadi
suatu ilmu pengetahun, setelah pada alkimis menemukan teknik destilasi. Teknik ini meliputi
perebusan suatu cairan sehingga air akan menguap, dan meninggalkan konsentrat.
17
Kebanyakan dari obat diberikan secara per oral, namun juga
dapat diberikan dengan cara lain. Penyakit paru dapat diterapi dengan menggunakan obat-obatan
serbuk atau spray yang dihirup langsung. Obat-obat injeksi digunakan agar dapat memiliki efek
yang lebih cepat atau pada kasus-kasus dengan penyakit saluran cerna, selain itu juga dapat
diberikan melalui absorbs kulit misalnya dengan menggunakan plester.
PENCITRAAN BADAN
Satu cara untuk mengetahui apa yang terjadi pada organ
dalam pasien adalah untuk dengan membuka badannya,
atau melalui lubang-lubang di dalam tubuh. Stetoskop
membantu untuk mengetahui kinerja jantung, dan
oftalmoskop mampu membantu untuk melihat bagian
dalam mata. Endoskop dikembangkan pada tahun 1805
dan bekerja lebih mirip dengan teleskop yang lebih
langsing. Endoskop pada saat itu dimasukkan melalui
oesophagus untuk melihat mukosa gaster, dan atau
melalui anus untuk untuk melihat rectum, atau melalui
vagina untuk melihat bagian dalam organ reproduksi
wanita. Endoskop pada mulanya bersifat kaku dan
sangat tidak menyenangkan untuk pasien, namun pada
thaun 1930an diciptakan endoskop yang fleksibel. Alat
ini bekerja dengan serat optik. Endoskop modern telah
dikembangkan kembali sehingga alat tersebut dapat
membawa alat-alat kecil lainnya seperti skalpel dan alat
untuk biopsi.
Temuan yang penting yang berperan
dalam melihat bagian dalam tubuh lainnya
merupakan suatu penemuan yang tidak
disengaja. Pada tahun 1895, peneliti Jerman
Wilhelm Röntgen menemukan sinar-X ketika
dia menginvestigasi sinar katoda. Dia
menerima penghargaan nobel untuk temuan ini
6 bulan kemudian. Sejak tahun 1920an, klinik
sinar-X telah menjadi bagian penting dalam
perang melawan tuberculosis.
Metode lain dalam pencitraan bagian
dalam tubuh dikembangkan pada tahun 1950an, yang merupakan hasil penelitian selama perang
dunia I. Sonar gelombang suara frekuensi tinggi pantulan dari kapal selam dapat direkam di
permukaan air. Dengan menggunakan teknik ini, ultrasound dapat mengambil gema dari
jaringan lunak, seperti tumor yang sebelumnya sulit dilihat dengan sinar-X. Ultrasound kini
merupakan prosedur rutin selama kehamilan.
Sinar-X dan ultrasound menghasilkan pencitraan yang sederhana, namun pada tahun
1967 Hodfrey Hounsfield memiliki gagasan untuk memberukan gambaran potongan tubuh yang
disatukan di komputer untuk menghasilkan gambaran 3-D. Hal ini merintis terhadap
18
dikembangkannya CAT (computerized axial tomography) dengan pasien yang ditempatkan pada
mesin yang besar.
MRI (magnetic resonance imaging) merupakan inovasi yang lebih baru. Teknik ini lebih
aman dibandingkan dengan teknik pencitraan lainnya, karena teknik ini menggunakan energi
magnetik, dan bukan merupakan suatu radiasi. Alat ini bahkan dapat menunjukkan perubahan
kimia tubuh seperti bagian otak yang sedang aktif saat pasien diminta untuk melakukan sesuatu.

Painting by Hendrik Goltzius (1587): The Physician as God, The Physician as an Angel,
The Physician as a Human, The Physician as the Devil

Download