0 HISTORY OF MEDICINE Disusun Oleh: Heddy Herdiman, dr., M.Kes Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha 2013 1 HISTORY OF MEDICINE Heddy Herdiman PIKIRAN DAN TUBUH YANG SEHAT Apa ilmu pengobatan itu? Dan apakah kesehatan itu? Pada berbagai budaya dan waktu kita dapat mendapatkan berbagai jawaban untuk pertanyaan tersebut. Kecenderungan pengobatan modern barat adalah menyingkirkan penyakit, sehingga seseorang akan kembali sehat. Pada era yang lebih awal, kedokteran barat sangat tergantung pada berbagai doa atau jampi-jampi, pengobatan tradisional dari berbagai budaya, dan teori-teori yang kembali ke peradaban Arab dan lebih jauh lagi berkiblat ke peradaban Yunani kuno. Perkembangan kedokteran tidak terjadi sampai dengan tahun 1800-an, dan tidak sampai tahun 1900-an kedokteran mampu menurunkan angka kematian yang tinggi yang disebabkan oleh karena infeksi. Pengobatan timur mengambil jalur yang berbeda, dimana keseluruhan tubuh harus diperbaiki agar tetap sehat dan untuk mencegah penyakit datang ke tubuh manusia. Sampai saat ini di tahun 2000-an, kedokteran barat telah mulai menerima pemikiran mengenai menjaga kesehatan tubuh. SEJARAH PENGOBATAN PERTAMA DI DUNIA Pada penelitian arkeologi, ternyata orang-orang pada zaman dahulu telah melakukan praktek pendekatan perawatan medis. Bukti yang menunjukkan hal ini didapatkan tengkorak-tengkorak dengan lubang yang dibor atau dipotong secara rapi. Proses untuk membuat lubang ini disebut trepanasi. Lubang ini dibuat dengan anggapan untuk mengeluarkan penyakit dari dalam tubuh. Tengkorak yang ditrepanasi telah ditemukan di Eropa dan Amerika Selatan, dan luar biasanya beberapa dari itu menunjukkan tanda-tanda bahwa pinggiran potongan dari lubang tersebut mengalami penyembuhan yang artinya orang yang telah dilakukan trepanasi tersebut bertahan hidup beberapa tahun setelah dilakukan trepanasi, dan beberapa tengkorak menunjukkan beberapa lubang trepanasi. Pada tahun 3000BC orang-orang mulai untuk hidup di kota-kota besar, seperti Babylonia. Penyakit-penyakit wabah mulai muncul. Pada tahun 1700BC dokter-dokter Babylonia harus mengikuti sejumlah hukum. Hukum ini dituliskan dalam Code of Hammurabi. Orang-orang Mesir kuno meninggalkan catatan yang menggambarkan keseluruhan prosedur medis dan obat-obatan. Dokter-dokter Mesir mulai melakukan spesialisasi dalam mengobati organ-organ atau penyakit tertentu. Dokter Mesir kuno yang paling terkenal adalah Imhotep, yang juga seorang pendeta tinggi, arsitek, dan ahli astrologi. Orang Mesir percaya bahwa roh-roh halus memasuki tubuh manusia dan menyebabkan penyakit. Namun, pada zaman ini mereka tidak terlalu tertarik dalam mempelajari anatomi tubuh bagian dalam, dan mengejutkannya mereka harus mempelajari ini melalui ketertarikan mereka dalam mengawetkan mumi. Sebagian besar pengobatan Mesir terdiri dari pengobatan herbal. 2 SHAMAN DAN SUPERNATURAL Di gua-gua di Perancis 17000 tahun yang lalu didapatkan banyak gambar manusia dengan topeng binatang melakukan ritual tarian. Mereka adalah orang-orang yang sekarang kita sebut sebagai shaman (dukun), dan mereka masih ada pada berbagai budaya di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Shaman banyak ditemukan di daerah Arktik khususnya Siberia, di populasi suku asli Amerika Utara dan Amerika Selatan, Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik. Di Afrika Barat, shaman seringkali disebut sebagai orang penyembuh atau dukun (witch doctors). Aktivitas mereka termasuk pengobatan dengan obat-obatan dan jampi-jampi, dan kadang melayangkan kutuk pada musuh. Orangorang percaya bahwa shaman juga memiliki kekuatan untuk menyebabkan penyakit, untuk menentukan kesuburan atau kelahiran anak, dan untuk mencegah terjadinya penyakit dengan menggunakan salep dan jimat. Shaman dianggap mampu berbicara dengan Tuhan, dewa, arwah, dan yang telah mati. PENGOBATAN AYURVEDA Veda adalah serangkaian teks yang dituliskan di India antara tahun 1200BC-900BC. Pengobatan yang direkomendasikan Veda termasuk herbal dan juga doa dan ritual untuk menyingkirkan iblis. Pengobatan Veda dipraktekan sampai sekitar tahun 1000BC. Setelah tahun 1000BC sekolah kedokteran muncul di India, dan masih berdasarkan Veda, namun dengan gambaran kepercayaan dari sistem lain, seperti Buddhism. Ini disebut dengan Ayurvedic medicine (pengetahuan mengenai kehidupan). Prinsip-prinsip dari pengobatan ini dituliskan dalam dua buku yaitu Caraka-samhita dan Sushruta-samhita, yang ditulis oleh dua dokter Caraka dan Sushruta. Orang Hindu percaya bahwa tubuh dibentuk dari tiga elemen esensial yaitu udara (atau napas), lendir, dan empedu. Ketiganya harus berada dalam keadaan keseimbangan agar seseorang mendapatkan kondisi tubuh yang baik. Esensi ini akan berinteraksi untuk memproduksi daging, lemak, sumsum, darah, tulang, chylus, dan semen. Ayurvedic medicine meliputi pemulihan keseimbangan dari ketiga elemen ini, dengan kombinasi doa, pengobatan herbal, diet, dan kadang pembedahan. Dokter India sangat terlatih dalam membuat diagnosis. Banyak pengobatan herbal dipersiapkan, dan juga obat-obatan yang berasal dari bagian tubuh hewan. Obat-obatan yang digunakan di antaranya urin gajah, telur merak, dan buaya. Higiene juga dianggap penting oleh ahli Bedah Ayurveda. Dokter-dokter menekankan kepentingan mencuci tubuh dan membersihkan gigi secara teratur. 3 PENGOBATAN CINA Pengobatan Cina telah berkembang selama ribuan tahun, dan tanpa pengaruh dari dunia luar. Buku pengobatan Nei Ling adalah salah satu hasil karya dalam pengobatan Cina. Menurut legenda, buku ini ditulis 4000 tahun yang lalu oleh Yellow Emperor, Huang Ti. Buku ini ditulis kira-kira pada tahun 200BC. Pengobatan Cina sangat didasari oleh konsep yin dan yang, yang merupakan dua kondisi yang berlawanan. Yin melambangkan feminin, gelap, dan basah. Yang melambangkan maskulin, terang, dan kering. Dalam buku Nei Ching, yin dan yang dikatakan mengontrol tubuh, yang saling berhubungan dengan komunikasi sistem tubuh dan bercabang-cabang membawa darah dan ch’i (energi vital), dan titik ch’i inilah yang menjadi target pengobatan Cina. Kadang-kadang sejumput herbal kering dibakar pada kulit yang melambangkan titik-titik ini guna membangkitkan energi vital. Akupunktur telah dipraktekan lebih dari 4500 tahun yang lalu, dan tetap merupakan pusat pengobat Cina khususnya untuk nyeri dan mengobati adiksi. Pengobatan Cina sangat tergantung juga pada pengobatan herbal. Berbagai ramuan herbal telah digunakan dalam pengobatan barat, seperti minyak jarak, champor, chaulmoogra oil untuk mengobat lepra dan zat besi untuk mengobati anemia. Ginseng merupakan stimulan yang sering digunakan oleh masyarakat Cina guna meningkatkan stamina. Vaksinasi paling kuno yang ditemukan pada pengobatan Cina adalah untuk mengobati variola (smallpox). Mereka menginjeksikan sejumlah pus dari bagian kulit yang meradang ke orang yang sehat. Hal ini menyebabkan kejadian penyakit yang ringan dan menyebabkan mereka imun terhadap variola. Di Eropa sendiri vaksinasi tidak ditemukan sampai tahun 1700an. HIPPOCRATES Dokter Yunani kuno Asclepius hidup sekitar tahun 1200BC. Menurut legenda, Asclepius sangat sukses dalam mengobati penyakit sehingga dia diangkat menjadi dewa. Orang sakit pergi dan tidur di kuil Asclepius (asklepia). Mereka percaya bahwa Asclepius akan mengobati mereka di malam hari. Diet dan mandi dengan bahan mineral merupakan salah satu bahan pengobatan, namun tetap terapi utama pada saat itu masih didasari dengan doa dan ritual. Sejak tahun 400BC para filsuf Yunani mulai mencari pendekatan praktis terhadap penyakit. Yunani kuno memiliki kontak yang dekat dengan Timur Tengah dan Asia, sehubungan dengan penaklukan Alexander the Great. Di India mereka mengetahui kepercayaan Veda. Hal ini menjelaskan kenapa para filsuf Yunani percaya bahwa alam semesta ini terdiri dari empat 4 elemen – udara, tanah, api, dan air. Hal ini mendorong pemikiran bahwa tubuh terdiri dari empat elemen cairan juga. Pemikiran ini digagas oleh Hippocrates, yang dianggap sebagai bapak ilmu kedokteran barat. Hippocrates dilahirkan di Kos sekitar tahun 460BC. Hippocrates menyatakan bahwa penyakit memiliki penyebab alami. Dia menekankan dalam kepentingan diagnosis dan mendorong para dokter untuk menuliskan mengenai perkembangan dari suatu penyakit (prognosis). Dia berpikir bahwa tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri dan proses ini dapat dipercepat melalui perbaikan diet, olahraga, dan istirahat. Hal ini akan membantu mengembalikan keseimbangan cairan. Jika penyakit tidak berespon, cairan akan disingkirkan melalui pengaliran darah (bloodletting), atau dengan membuat pasien berkeringat. Pengobatan ini seringkali berhasil, sekalipun alasan dibalik hal tersebut masih salah. Hal ini yang mungkin menyebabkan kenapa teori cairan bertahan samapi tahun 1800-an di pengobatan barat. PENGOBATAN ROMA Sekolah Yunani di Alexandria tetap menjadi pusat pengajaran ilmu kedokteran, bahkan setelah Roma menaklukan Yunani. Asclepiades dari Bithynia (Turki) hidup dari 124BC-40BC. Dia tidak percaya mengenai kemampuan penyembuhan alami, termasuk mengenai cairan yang menyebabkan penyakit. Dia merekomendasikan pengobatan seperti tapal, pijat, diet yang baik, dan banyak minum air putih. Asclepiads juga yang pertama kali mempelajari penyakit kejiwaan. Dia menyarankan musik, terapi kerja, dan olahraga, bersama dengan anggar untuk memberikan efek sedasi. Roma mempekerjakan banyak dokter Yunani, dan bahkan banyak orang memilih terapi dengan herbal dan jimat. Cornelius Celsus, seorang Roma, menulis sejarah pengobatan pada sekitar tahun 25BC. Para dokter menggunakan tulisannya (De Medicus) sampai tahun 1400-an. Dia menggambarkan bahwa penyakit mata, hidung dan telinga, hernia, batu kandung kemih, dan 5 kondisi lainnya. Selama abad 1 dan 2, banyak dokter Yunani bepergian ke Roma. Claudius Galen pindah ke Roma pada tahun 162. Diseksi manusia tidak diperbolehkan, oleh karena itu Galen mempelajari anatomi dengan membedah monyet dan hewan lain, namun asumsi dia ternyata tidak semuanya benar. Orang roma sangat merawat tubuh, mereka menghabiskan berjam-jam di pemandian umum, berendam di air hangat dan menikmati terapi pijatan. Hal ini dapat membantu mereka untuk terhindari dari infeksi karena higiene yang buruk. Suplai air bersih merupakan ukuran kesehatan masyarakat yang diperkenalkan di Roma. Saluran air dibuat di atas jembatan yang membawa suplai air tawar dari sumbernya yang berkilo-kilo meter jauhnya. DUNIA ARAB Selama periode pemerintahan Byzantinne (tahun 300-1453), hasil karya pada dokter Yunani dan Roma dikumpulkan dan diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di antaranya Persia dan Syria. Sementara itu kerajaan Arab yang sedang memiliki kekuatan dan pengaruh menaklukan Persia dan Syria. Pada mulanya Arab lebih menyukai pengobatan tradisionalnya, namun seiring kekuatan agama islam yang semakin berkembang di kerajaan Arab, banyak pengobatan tradisional mulai menghilang. Para dokter mulai kembali ke pemikiran Yunani kuno dan menerjemahkan teks Yunani ke dalam bahasa Arab. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran Yunani kuno menyebar sampai dengan ke kerajaan Arab, ke Eropa dan Mediterania. Ilmu pengobatan Arab tidak memberikan pengetahuan yang baru, namun para penulis Arab memberikan deskripsi detail mengenai penyakit dan diagnosis. Pada ahli bedah Arab di Cordoba menuliskan teknik-teknik pembedahan pada mata dan organ dalam. Orang Arab tertarik dalam bidang alkimia, yang mana penelitian mereka menyebabkan penemuan banyak jenis obat-obatan dengan tidak sengaja. Para alkimis juga mengembangkan teknik-teknik dalam memurnikan bahan kimia yang masih digunakan sampai sekarang. Rhazes, seorang dokter Persia dilahirkan pada tahun 865. Dia telah menulit lebih dari 200 buku dengan subjek yang luas. Dia sangat dikagumi dan dihormati karena perawatan medisnya khususnya untuk orang-orang miskin. 6 Katarak merupakan kondisi dimana lensa menjadi keruh sehingga pandangan menjadi buram dan pada akhirnya mengalami kebutaan. Dokter-dokter Arab mengembangkan teknik untuk menggantikan lensa yang keruh dan mengembalikan penglihatan menjadi lebih baik. WARISAN GALEN Setelah kaisar Constantine membentuk kekristenan sebagai agama resmi di kekaisaran Roma, kekuatan pengobatan Yunani dan pengajaran Galen mulai memudar. Sekali lagi, agama menjadi bagian yang sangat berpengaruh dibandingkan dengan praktek medis. Penyakit seringkali dipandang sebagai hukuman dari Tuhan atas dosa masa lalu. Doa dan ziarah ke peninggalanpeninggalan suci merupakan penyembuhan yang direkomendasikan bagi penyakit-penyakit dan terjadi pemujaan bagi orang-orang suci. Opini gereja mengenai pengobatan disimpulkan oleh St.Bernard yang hidup dari tahun 1090-1153. Dia menyatakan bahwa pergi ke dokter merupakan perilaku yang tidak baik, karena mencoba untuk mengobati penyakit dianggap sebagai melakukan intervensi dengan hukuman Tuhan. Orang yang sekarat pada saat itu akan memanggil pendeta dibandingkan dengan dokter. Para santo kristen pada saat itu ternyata berhubungan dengan berbagai kasus penyakit yang mereka hadapi. St. Christopher menemukan orang dengan epilepsi, St. Roch menjadi penyokong para korban wabah penyakit, St. Apollonia merawat mereka dengan sakit gigi, dan St. Margaret membantu menyelamatkan para ibu saat proses persalinan. Pengetahuan ilmu kedokteran mulai berkembang pada tahun 1000-an, ketika sejumlah dokter mulai bekerja di Salerno Italia. Mereka membentuk sekolah kedokteran berpengaruh dan menghidupkan kembali pemikiran-pemikiran kuno, khususnya pemikiran Galen. Orang-orang menganggap bahwa pengajaran Galen akurat, sekalipun beberapa mengalami perubahan atau disalahartikan dan memang pada mulanya terdapat kesalahan. Para dokter mengobati pasiennya dengan diet dan obat-obatan, dan banyak yang diimpor dari Timur. Bedah merupakan cabang terpisah dari kedokteran dan dilakukan oleh tukang pemangkas rambut. Mereka memangkas rambut, mencabut gigi, memberi enema, dan melakukan bloodletting. Terdapat satu teknik pengobatan dari Yunani yang mengalami tantangan, dimana Hippocrates merekomendasikan luka yang terbuka menjadi septik. Henri de Mondeville, seorang ahli bedah dari Perancis yang hidup dari tahun 1260-1320 memiliki pemikiran lain dimana dia 7 merekomendasikan untuk menutup luka secepat mungkin dan menjaganya agar tetap kering dan ditutup untuk mencegah infeksi. PENEMUAN PADA MASA RENAISSANCE Renaissance merupakan masa sejarah Eropa dari tahun 1400-1600an. Sebelumnya, kedokteran Eropa hanya berdasarkan teori saja, bukan berdasarkan pada prakteknya. Para peneliti dan dokter Renaissance mulai mempertanyakan tulisan-tulisan kuno Yunani mengenai ilmu kedokteran. Beberapa individu berani menantang pengajaran gereja mengenai efek jiwa terhadap tubuh. Hal ini dipimpin oleh orang-orang yang menolak tradisi dan berharap untuk menemukan dan menyelidiki lebih jauh. Para peneliti mulai melakukan diseksi tubuh manusia. Para anatomis pertama mengalami kebingungan bahwa yang dia temukan tidak sesuai dengan deskripsi Galen. Pengetahuan baru ini mengawali mereka untuk memajukan ilmu bedah. Revolusi terbesar dalam pemahaman anatomi dan fisiologi muncul dari hasil kerja dokter keturunan Belgia Belanda Andreas Vesalius. Pada tahun 1543 dia mengeluarkan gambar detail dari hasil diseksi tubuh manusia. Vesalius adalah seorang profesor anatomi di University of Padua, Italia. Satu dari penerusnya, Hieronymus Fabricius, mempelajari fungsi katup pada vena dan memiliki hipotesis bahwa katup tersebut mencegah agar aliran vena kembali berbalik menjauhi jantung. Dia mencoba untuk menyatukan temuannya dengan temuan Galen, dan dari sana disimpulkan bahwa Galen tidak berpikir bahwa darah mengalir melalui sistem sirkulasi tubuh. Salah satu dari muridnya, seorang Inggris William Harvey, berkontribusi dalam mendemonstrasikan sirkulasi darah. Namun, bahkan Harvey pun tidak dapat menemukan hubungan akhir karena dia tidak menyadari bagaimana darah dapat berjalan dari arteri ke vena. Dokter dan ahli biologi dari Italia Marcello Malpighi adalah seorang yang pada akhirnya mampu menyelesaikan bagian cerita dari sirkulasi darah yang sebelumnya telah digagas oleh William Harvey. Dia menemukan bahwa pembuluh kapiler adalah saluran yang menghubungkan antara arteri dengan vena, yang sebelumnya Harvey tidak temukan. Seiring orang-orang menyadari banyak manuskrip dan deskripsi kuno tidak akurat, mereka mengumpulkan banyak deskripsi mengenai tanaman obat dalam buku herbal. Hal ini memimpin ke dalam suatu penemuan banyak tanaman dan obat-obatan yang sebelumnya tidak diketahui di Eropa Barat. Herbal ini di antaranya dalah akar kelembak, yang digunakan untuk membersihkan saluran cerna. Paracelsus adalah seorang dokter dari Swiss. Dia percaya akan ilmu alkimia, yang pada saat itu sangat tidak populer, namun mengarahkan dia untuk menemukan berbagai jenis obat 8 baru. Oleh karena itu Paracelsus dianggap sebagai pelopor pengobatan penyakit dengan menggunakan bahan kimia. WABAH SAMPAR (BUBONIC PLAGUE) Pada tahun 540 suatu penyakit mewabah di Eropa. Epidemi ini disebut sebagai Justinian’s Plague, yang terjadi setelah kekaisaran Byzantine pada masa itu. Banyak orang meninggal dunia sampai kekaisaran ini hampir mengalami keruntuhan. Selama tahun 1300an, wabah muncul kembali di Eropa. Wabah ini disebut dengan Black Death, atau bubonic plague (penyakit pes). Antara tahun 1348-1351 wabah ini merengut sekitar 20 juta nyawa. Wabah ini telah mencapai Constantinople pada tahun 1347, yang dibawa oleh para pedagang yang melarikan diri dari pasukan Mongol dari Asia. Mereka membawa penyakit ini ketika menginjak rumput dimana mereka tinggal. Penyakit ini disebarkan oleh hewan pengerat, dan khususnya tikus hitam (Rattus sp). Tikus yang terinfeksi bakteri (Yersinia pestis) digigit oleh kutu (Xenopsylla cheopis) yang ingin menghisap darahnya. Ketika tikus inangnya mati, kutu akan mencari sumber makanan baru. Kutu akan menggigit manusia sehingga mereka kemudian terinfeksi oleh penyakit tersebut. Orang yang terinfeksi akan mengalami pembengkakan di sekitar leher, ketiak, dan lipat paha, dan mengalami pendarahan di bawah kulit, dan menyebabkan peradangan yang disebut bubo (lymphadenitis). Mereka banyak yang meninggal dan mayatnya ditumpuk dalam sebuah lubang besar. Para dokter sendiri tidak berdaya dalam menghadapi wabah ini. Isolasi penderita pun tidak membantu, karena tikus yang terinfeksi masih tersebar dimana-mana. Seiring kematian tikus-tikus maka wabah pun secara berangsur-angsur mulai menghilang, namun seringkali muncul setelah interval tertentu, bahkan sampai saat ini pernah terjadi di Amerika Serikat. 9 ‘The Triumph of Death’, lukisan yang dibuat oleh Pieter Bruegel pada tahun 1562. Lukisan ini menceritakan tentang banyak rangka dan hysteria yang disebabkan karena wabah sampar. Lukisan ini menggambarkan wabah sampar sebagai kemenangan dari kekuatan jahat. Dokter sampar (plague doctor) ditawarkan untuk mengobati dan mencegah penyakit sampar. Untuk menjaga diri mereka sendiri terhadap infeksi mereka menggunakan kostum khusus. Mereka mengenakan penutup kepala dengan herbal yang berbau manis, membawa jimat serta pomander. Pintu rumah dimana korban sampar tinggal dicat dengan tanda merah. Beberapa rumah disegel, sekalipun jika masih ada yang masih sehat tinggal di rumah tersebut. PENEGAKKAN DIAGNOSIS Menegakkan diagnosis adalah suatu kemampuan di dalam mengidentifikasi suatu penyakit. Hal ini dilakukan dengan observasi tanda dan gejala dari penyakit tersebut. Dokter dapat melakukan sesi wawancara (anamnesis) dengan pasiennya, melakukan pemeriksaan fisik dan memperhatikan perilaku pasien. Di Yunani pada masa Hippocrates, para dokter mencoba mengidentifikasi penyakit dan menentukan perkembangan penyakit selanjutnya (prognosis). Reputasi dokter bersandar pada keakuratan prediksinya sekalipun pasien tersebut akan membaik atau meninggal. Hippocrates mengajarkan bahwa setiap observasi dapat berarti. Para dokter Yunani menggunakan alat indera dalam membuat diagnosis. Sentuhan, pengecapan, penglihatan, pendengaran, dan penciuman dapat memberikan petunjuk yang berharga. Pada masa Galen, memeriksa denyut nadi merupakan bagian dari penegakkan diagnosis. Galen memberikan instruksi bagaimana cara memeriksa nadi, dan temuan ini dapat digambarkan sebagai ‘cepat’ (tachycardia) atau ‘normal’. Di dunia Arab, diagnosis meliputi pemeriksaan yang teliti termasuk melakukan pemeriksaan nadi dan memeriksa urin. Di Eropa penegakkan diagnosis lebih seringkali sembarangan, karena penyakit dipandang sebagai hukuman dari Tuhan. Hal ini menyatakan bahwa penyebab penyakit tidak perlu dipertanyakan dan penyakit tidak dapat diobati kecuali dengan doa Tidak sampai tahun 1700an terdapat kemajuankemajuan nyata dalam membantu seni penegakkan diagnosis. Pada tahun 1761, seorang dokter dari Wina yakni Leopold Auenbrugger menemukan bahwa melakukan ketukan pada dinding dada pasien akan menghasilkan suara yang dapat mengindikasikan suatu penyakit paru. Teknik ini masih dipakai hingga saat ini yang disebut teknik perkusi, dan tidak hanya di dada namun juga pada perut. Namun, kebanyakan dokter tidak melakukan pemeriksaan fisik, dan masih menegakkan diagnosis hanya dengan 10 wawancara pasien. Auskultasi berkembang seiring dengan ditemukannya stetoskop pada tahun 1816. Hal ini juga mempermudah dokter untuk mendengarkan denyut jantung dengan baik. Pemeriksaan urin merupakan metode yang populer dalam hal penegakkan diagnosis. Warna, bau, dan bahkan rasanya dianggap dapat memberikan informasi kondisi pasien. KEBANGKITAN ILMU BEDAH Pembedahan mungkin merupakan teknik kedokteran yang tertua. Penekanan dengan menggunakan tangan di atas luka untuk menghentikan pendarahan pun merupakan bentuk teknik bedah. Rangka-rangka prasejarah menunjukkan tanda-tanda tulang yang telah diperbaiki setelah mengalami fraktur, dan lubang-lubang hasil pengeboran melalui atap tengkorak yang merupakan bagian dari trepanasi. Beberapa peradaban kuno melakukan teknik pembedahan yang baik, dengan operasi pada mata, dan bahkan pada usus. Namun, selama masa pertengahan, kemampuan pembedahan ini hampir mengalami kepunahan. Pembedahan tidak diajarkan di sekolah kedokteran di Eropa, dan dilakukan oleh para pemangkas rambut dan orang-orang tidak terlatih lainnya. Selama masa Renaissance, terdapat pendekatan baru untuk memperbaiki hal ini. The United Company of Barber-Surgeon dibentuk di London pada tahun 1540 untuk memberikan pedoman untuk orang-orang yang akan melakukan tindakan operasi. Namun, kebanyakan pasien masih meninggal akibat infeksi dikarenakan kurang higienis. Pada tahun 1547, ahli bedah Perancis Ambroise Pare tidak ingin mengikuti tradisi, dan tidak ingin melakukan teknik kauterisasi luka dengan menggunakan besi panas. Dia menemukan bahwa dia dapat menghentikan pendarahan dengan cara mengikat pembuluh darah tersebut. Pada tahun 1700an, setelah perkembangan ilmu anatomi yang lebih baik mulai banyak dilakukan pengangkatan tumor dan batu kandung kemih. Amputasi dilakukan dalam kurang dari lima menit untuk meminimalisir nyeri dan syok. Pasien mengalami sedasi dengan opium atau alkohol dan diobservasi selama tindakan operasi. Namun tetap masih banyak yang meninggal yang disebabkan karena infeksi selama operasi. Dari tahun 1760an ahli bedah Inggris John Hunter merubah pembedahan dari tindakan seperti tukang jagal amatir menjadi sebuah profesi ilmiah. Dia memberikan kuliah, menulis, dan mengumpulkan spesimen. Appendicitis telah dikenal sejak tahun 1500an, namun pembedahan untuk mengangkat appendix dianggap sangat berbahaya. Oleh karena itu pada tahun 1902, Frederic Treves melakukan drainase abses dari appendix Prince of Wales, sebelum pangeran dimahkotai Edward 11 VIII. Hal ini merupakan langkah awal dari Treves untuk mempopulerkan pembedahan pengangkatan appendix. Pembedahan sendiri pertama kali dilakukan di Mesopotamia sekitar tahun 2000BC, dan di India sekitar tahun 100BC. Para ahli bedah India sangat terlatih dan bahkan membuat catatan yang sangat detail mengenai pembedahan katarak. Di Cina kuno, tindakan invasif sangat terlarang sehingga pembedahan sangat jarang sekali dilakukan. Hua Tuo tercatat telah melakukan operasi pada lengan seorang jendral Kuan Yun. Hua Tuo selanjutnya dieksekusi karena dianggap sebagai pengkhianat terhadap kaisar ketika dia menawarkan tindakan trepanasi pada pangeran Tsao Tsao. Pangeran mencurigai adanya skenario pembunuhan terhadapnya. Pembedahan yang lebih maju dilakukan di masa Yunani dan Roma kuno, dan menyebar ke kerajaan Arab, dan pada akhirnya kembali lagi ke Eropa. Tourniquet pertama kali dikembangkan untuk menghentikan pendarahan setelah dilakukan amputasi. Pita tourniquet dikencangkan dengan sangat kuat di atas tempat pemotongan amputasi, kemudian baut dikencangkan untuk menekan arteri dan menghentikan pendarahannya. BEBAS KUMAN DAN BEBAS NYERI Pembedahan pada tahun 1600an merupakan bisnis yang sangat berbahaya. Pada saat itu tidak ada konsep mengenai higienitas. Ahli bedah bekerja dengan baju yang mereka biasa pakai seharihari, yang dapat terkena cipratan darah. Mereka menggunakan peralatan operasi secara terus menerus tanpa memikirkan harus membersihkannya terlebih dahulu. Dokter Hungaria, Ignaz Semmelweiss menyadari bahwa pasien banyak yang mengalami infeksi setelah dilakukan pemeriksaan oleh para mahasiswa kedokteran yang telah melakukann tindakan diseksi. Dia melihat bahwa ketika mahasiswa tidak mengunjungi ruang diseksi maka infeksi pun tidak terjadi. Semmelweiss menekankan standar tinggi mengenai higienitas di rumah sakitnya, dan hal ini memotong angka kematian secara dramatis. Dia banyak ditentang oleh rekan-rekan sejawatnya, dan bahkan harus meninggalkan tempat prakteknya di Wina. Sampai saat itu tidak satu pun menyadari bahwa mikroba yang menyebabkan dan penyakit. Tidak sampai tahun 1860an Loius Pasteur menemukan infeksi bakteri. Ahli bedah Inggris Joseph Lister menyadari bahwa banyak orang meninggal karena fraktur tulang yang 12 berat. Lister melakukan observasi bahwa jika tulang mengalami fraktur tanpa menembus kulit (fraktur tertutup), maka infeksi jarang sekali terjadi. Namun jika fragmen tulang menembus kulit, dan terpapar dengan udara, biasanya akan terjadi infeksi, dan hal ini akan berakibat akan dilakukan amputasi bahkan kematian. Ketika Lister menemukan hasil karya Pasteur, dia menyadari bahwa bukanlah udara yang menjadi masalah penyakit, namun adanya bakteri yang mengkontaminasi luka. Lister telah mendengar bahwa carbolic acid dapat digunakan untuk membunuh bakteri pada limbah, dan dia mencoba untuk menyemprotkan carbolic acid pada luka. Eksperimen Lister memberikan hasil yang dramatic dimana dari 11 pasien yang dilakukan tindakan operatif hanya satu orang yang meninggal. Anestesi memiliki sejarah yang sangat panjang, sejak Yunani kuno telah menggunakan obat-obatan untuk menghilangkan nyeri. Pada tahun 1800an, opium digunakan untuk membuat pasien sopor. Alkohol digunakan dlam pembendahan untuk membuat pasien lebih rileks. Ether dan nitrous oxide adalah anestetik pertama yang lebih modern. Pada tahun 1846 seorang dokter gigi dari Amerika Thomas Morton menunjukkan bagaimana ether dapat digunakan untuk menghilangkan nyeri selama pembedahan, sementara itu John Warren juga bereksperimen dengan penggunaan nitrous oxide (gas tawa). Bernapas melalui gas yang dapat menyebabkan manusia pingsan karena tertawa terkekeh-kekeh. Chloroform merupakan jenis anestesi lain yang pernah digunakan oleh John Snow kepada Ratu Victoria selama kelahiran Pangeran Leopold. Pada tahun 1848, Hannah Greener menjadi orang pertama kali yang meninggal karena efek toksik dari chloroform. Pada waktu itu Greener hanya menjalani operasi minor pencabutan kuku ibu jari kaki. KESEHATAN MASYARAKAT Kesehatan masyarakat bukanlah suatu gagasan baru. Orang Roma mengerti akan kebutuhan air bersih dan membangun saluran air raksasa untuk mengalirkan air ke pusat kota, termasuk juga ke tempat pemandian umum. Mereka juga membangun sistem pembuangan limbah kota. Orang Roma sendiri bukanlah yang pertama kali yang membangun saluran air. Orang-orang Etruria (peradaban Italia kuno) telah membangun 13 saluran air sejak tahun 312BC. Pada zaman pertengahan di Eropa, gereja tidak setuju mengenai konsep kebersihan diri, karena tampak sebagai kesenangan untuk memuaskan badan. Pada saat itu tidak ada konsep kebersihan, limbah dan sampah dibuang ke jalan secara sembarangan, sehingga tidak heran bila pada periode ini banyak sekali terjadi wabah pes, lepra, tuberculosis, typhus abdominalis, dan cholera. Orang-orang berpikiran bahwa penyakit ini disebarkan oleh miasma (bau tidak sedap). Teori miasma ini bertahan sampai tahun 1800an. Wabah cholera telah membawa banyak masalah kepada masyarakat Eropa. Untuk beberapa abad sungai Thames telah menjadi tempat pembuangan limbah di London dan sekaligus menjadi sumber air minum. Air sungai menjadi kehitaman dan bau, dan pada akhirnya seorang pelayan masyarakat yang bernama John Chadwick akan membawa perubahan di dalam kesehatan masyarakat. Dia menulis buku dan diterbitkan pada tahun 1842 yang menceritakan bahwa terdapat beberapa kemungkinan penyebab penyakit yang terjadi di daerah kumuh London, dan menyarankan pengaturan suplai air ke rumah-rumah dengan air yang bersih dan pembuatan saluran khusus limbah. Tidak lama setelah muncul bukti-bukti dari risiko air yang terkontaminasi, John Snow, seorang dokter dari London menyadari bahwa banyak kasus cholera terlokalisir di daerah kecil di dekat Broad Street. Investigasi menunjukkan bahwa mereka semua mengambil air dari pompa umum. Snow menyingkirkan pegangan pompa tersebut, dan hanya dalam beberapa hari kasus wabah cholera mulai mengjilang. Namun demikian butuh waktu bertahun-tahun untuk profesi medis untuk menerima bahwa cholera bukanlah disebarkan oleh karena bau busuk, namun karena meminum air yang terkontaminasi oleh bakteri Vibrio cholerae pada limbah yang kotor. PEMBURU MIKROBA Kembali ke zaman Renaissance dimana orang-orang berspekulasi bahwa kontak dengan orang sakit dapat menyebarkan penyakit, namun masih tidak ada satu orang pun tahu apa yang menyebabkannya. Pada awal tahun 1700an, peneliti dari Belanda Antonie van Leeuwnhoek menggambarkan suatu hewan kecil yang pada cairan tubuh yang dia amati di bawah mikroskop. Hal ini diduga berhubungan dengan berbagai penyakit. Dua ratus tahun kemudian, peneliti dari Perancis Louis Pasteur pada akhirnya membuktikan bahwa mikroba (kuman) adalah penyebab penyakit. Pertama dia membuktikan bahwa mikroba menyebabkan susu menjadi asam (yoghurt) dan memfermentasi anggur. Dia juga menemukan bahwa perlakuan pemanasan akan membunuh mikroba ini (pasteurisasi). 14 Robert Koch, seorang dokter dari Jerman mempelajari anthrax. Dengan menggunakan bakteri dari Koch, Pasteur membuat vaksin untuk mencegah penyakit anthrax pada hewan ternak. Selain itu Pasteur pun yang pertama kali memproduksi vaksin rabies, sekalipun pada saat itu Pasteur sendiri masih belum mengetahui apa yang menyebabkan rabies karena penyebabnya adalah virus rabies yang hanya dapat diamati dibawah mikroskop elektron. Koch mengatakan bahwa mikroba tertentu merupakan penyebab dari suatu penyakit. Koch mampu membuktikan bahwa tuberculosis disebabkan oleh bakteri (Mycobacterium tuberculosis). Selanjutnya dia pergi ke Mesir dan India untuk mempelajari cholera. Dia membuktikan pula bahwa penyebab cholera adalah bakteri. Koch menemukan bahwa bakteri penyebab cholera tinggal di saluran cerna manusia dan disebarkan melalui air yang terkontaminasi. Pada tahun 1883 dia telah memberikan bukti dari temuan John Snow pada kasuskasus cholera sebelumnya. Koch selanjutnya kembali menemukan bakteri-bakteri yang bertanggung jawab dalam penyebab diphtheria (Corynebacterium diphtheriae), typhus abdominalis (Salmonella typhi), lepra (Mycobacterium leprae), dan berbagai infeksi lainnya. IMUNISASI Sejarah vaksinasi berarti menceritakan sejarah dari smallpox (cacar). Penyakit virus ini telah menyebabkan kematian di Eropa dan koloni Amerika, dan penyakit ini pula yang menghapuskan peradaban Inca dan Aztec. Pada tahun 1717, Lady Mary Wortley Montagu, istri dari duta besar Inggris di Constantinople, melaporkan bahwa orang-orang Turki memiliki metode tradisional untuk mencegah penyakit cacar. Mereka mengambil nanah dari kulit cacar yang mengalami inflamasi dan menggoreskannya ke kulit orang lain. Hal ini menyebabkan infeksi yang tidak menyebabkan kelainan pada kulit orang tersebut, dan tampaknya menyebabkan orang tersebut menjadi imun terhadap infeksi selanjutnya. Lady Montagu sangat percaya diri untuk mencoba teknik ini pada anaknya sendiri, dan segera metode ini digunakan secara luas di Eropa. Perkembangan selanjutnya muncul ketika Edward Jenner, seorang dokter dari Inggris, mendengar bahwa pemerah susu yang terkena cacar sapi karena terinfeksi dari ternaknya tidak tampak terkena cacar yang biasa menjangkiti manusia. Cacar sapi merupakan jenis penyakit cacar yang bersifat ringan. Pada tahun 1796, Jenner menginjeksikan virus cacar sapi pada seorang anak. Enam minggu kemudian Jenner mencoba untuk menginfeksi anak tersebut dengan virus cacar, dan anak tersebut tetap hidup. Setelah kejadian ini teknik injeksi Edward Jenner menyebar di seluruh Eropa. Karena cacar tidak menyebabkan infeksi pada hewan, maka cacar mungkin dapat dieradikasi secara total pada tahun 1970an. PEMBUNUH KUMAN Seiring vaksinasi dapat mencegah berbagai penyakit, namun masih sedikit penyakit yang dapat diobati. Pertama kali adalah malaria, yang dapat diobati dengan quinine, yang diekstrak dari kulit pohon kina dari Amerika Selatan. Merkuri digunakan dalam terapi syphilis namun ternyata diketahui sangat toksik. Terapi obat sintetik baru, Salvarsan diperkenalkan oleh Paul Ehrlich 15 pada tahun 1910. Kemudian pada tahun 1932 peneliti Jerman Gerhard Domagk memproduksi Prontosil, suatu pewarna merah yang menyerang bakteri Streptococcus. Serangkaian obat antibakteria berkembang setelah munculnya Prontosil, di antaranya adalah sulphonamides yang mencegah perkembangbiakan bakteri. Sulphonamides tidak selalu efektif dan seringkali menyebabkan efek samping yang tidak menyenangkan ketika dikonsumsi. Alexander Fleming adalah seorang peneliti yang mempelajari substansi antibakteria alami yang diproduksi oleh tubuh. Dia pertama kali tertarik dengan lysozyme yang ditemukan dalam air mata. Lysozyme melindungi permukaan mata dari serangan bakteri. Selain itu Fleming juga meneliti Staphylococcus. Dia menumbuhkan koloni bakteri ini dalam cawan agar, dan koloni Staphylococcus yang tumbuh di sekitar jamur akan mati. Fleming mengindentifikasi jamur tersebut dan menemukan bahwa jamur tersebut memproduksi antibiotik yang disebut penicillin. Dia tidak menyadari kepentingan penicillin pada saat itu, namun sepuluh tahun kemudian, peneliti dari Oxford menemukan laporan dari Fleming ini. Mereka melakukan serangkaian tes dan menemukan bahwa penicillin sangat efektif dalam melawan bakteri. Obat baru ini sangat sukses dan segera banyak sekali permintaan untuk penyediaan obat tersebut. Setelah usaha yang luar biasa, dua peneliti Oxford ini, Howard Florey dan Ernst Chain menemukan cara untuk memproduksi banyak jamur penghasil penicillin. Obat ini digunakan selama Perang Dunia II untuk mengobati luka perang. Masalah yang muncul dari ini bahwa penicillin pun ternyata tidak membunuh semua jenis bakteri. MEMBANGUN TUBUH KEMBALI Prosthesis adalah bagian tubuh buatan, dan contoh sederhana dari prosthesis ini adalah gigi palsu. Gigi palsu ditemukan sejak ribuan tahun yang lalu, namun pada zaman modern sekarang gigi palsu dapat dibuat dari bahan plastik khusus. Prosthesis membuat kemajuan yang sangat luar biasa sejak tahun 1900an. Prosthesis anggota gerak kini semakin ringan dan terlihat sangat nyata, dan bahkan dapat dikoneksikan dengan sistem saraf sehingga dapat bergerak seperti anggota tubuh asli. 16 Pemasangan bidai dan pembalutan seringkali digunakan pada seseorang dengan fraktur tulang sampai fragmen tulang yang mengalami fraktur mengalami penyembuhan yang sempurna. Bila fraktur tulang dirasakan sangat berat, maka lempeng logam akan dibautkan ke dalam tulang untuk mendapatkan sokongan dan imobilisasi yang lebih baik. Katup jantung yang rusak karena penyakit dapat pula digantikan dengan katup jantung prosthesis. Jika sistem konduksi jantung mengalami kelainan pun dapat dipasangkan pacemaker buatan agar menghasilkan irama jantung yang regular. Alat ini memproduksi impuls listrik yang menyebabkan jantung agar tetap berdenyut dengan baik. Transplantasi merupakan cara lain untuk membentuk bagian tubuh kembali, contohnya transplantasi kulit dan transfusi darah. Transfusi darah pernah dicoba pada tahun 1600an, namun mulai dirasa aman setelah perkembangan ilmu pengetahuan mengenai golongan darah pada tahun 1800an, dan semakin berkembang lagi setelah dipelopori oleh Karl Landsteiner pada tahun 1901-1902 yang menentukan golongan darah manusia sistem A, B, O, dan AB. Pada tahun 1921, Charles Best dan Frederick Banting telah menyelamatkan seekor anjing diabetes dengan pemberian insulin yang diambil dari pankreas hewan lain. Hal ini mengawali penggunaan insulin sintetik untuk mengobati diabetes. TANAMAN DAN OBAT-OBATAN Herbal telah digunakan oleh manusia dalam mengobati penyakit sejak zaman prasejarah. Herbal ditemukan pada beberapa makam dan kuburan kuno. Beberapa herbal digunakan karena keuntungannya, sementara di sisi lain pun digunakan untuk kepentingan spiritual. Dikatakan bahwa 80% populasi dunia masih bergantung pada pengobatan herbal. Persiapan obat herbal yang digambarkan oleh Galen dan dokter Yunani lainnya berasal dari resep-resep herbal dari dunia Arab, dan dilanjutkan sampai zaman pertengahan. Banyak ahli obat memiliki taman obat herbal pada saat itu, dan para penjelajah zaman Rennaisance membawa herbal baru dari tanah yang mereka temukan. Tulisan mengenai herbal yang ditulis oleh Nicholas Culperer pada tahun 1649, berjudul Physicall Directory, menjelaskan pengamatan yang mendetail mengenai herbal. Selama bertahun-tahun, banyak tanaman yang ditemukan untuk mengobati penyakit, seperti kulit pohon kina yang mengandung quinine masih digunakan untuk mengobati malaria sampai saat ini. Tanaman foxglove digunakan untuk mengobati lepra dan beberapa tipe penyakit jantung. Berbagai herbal sangat beracun kecuali dipersiapkan dengan sangat hati-hati. Misalnya, colchicines, yang diekstrak dari crocus flower dapat bersifat mematikan, namun merupakan terapi yang baik untuk serangan gout akut. Ekstrak dari bahan aktif herbal selanjutnya menjadi suatu ilmu pengetahun, setelah pada alkimis menemukan teknik destilasi. Teknik ini meliputi perebusan suatu cairan sehingga air akan menguap, dan meninggalkan konsentrat. 17 Kebanyakan dari obat diberikan secara per oral, namun juga dapat diberikan dengan cara lain. Penyakit paru dapat diterapi dengan menggunakan obat-obatan serbuk atau spray yang dihirup langsung. Obat-obat injeksi digunakan agar dapat memiliki efek yang lebih cepat atau pada kasus-kasus dengan penyakit saluran cerna, selain itu juga dapat diberikan melalui absorbs kulit misalnya dengan menggunakan plester. PENCITRAAN BADAN Satu cara untuk mengetahui apa yang terjadi pada organ dalam pasien adalah untuk dengan membuka badannya, atau melalui lubang-lubang di dalam tubuh. Stetoskop membantu untuk mengetahui kinerja jantung, dan oftalmoskop mampu membantu untuk melihat bagian dalam mata. Endoskop dikembangkan pada tahun 1805 dan bekerja lebih mirip dengan teleskop yang lebih langsing. Endoskop pada saat itu dimasukkan melalui oesophagus untuk melihat mukosa gaster, dan atau melalui anus untuk untuk melihat rectum, atau melalui vagina untuk melihat bagian dalam organ reproduksi wanita. Endoskop pada mulanya bersifat kaku dan sangat tidak menyenangkan untuk pasien, namun pada thaun 1930an diciptakan endoskop yang fleksibel. Alat ini bekerja dengan serat optik. Endoskop modern telah dikembangkan kembali sehingga alat tersebut dapat membawa alat-alat kecil lainnya seperti skalpel dan alat untuk biopsi. Temuan yang penting yang berperan dalam melihat bagian dalam tubuh lainnya merupakan suatu penemuan yang tidak disengaja. Pada tahun 1895, peneliti Jerman Wilhelm Röntgen menemukan sinar-X ketika dia menginvestigasi sinar katoda. Dia menerima penghargaan nobel untuk temuan ini 6 bulan kemudian. Sejak tahun 1920an, klinik sinar-X telah menjadi bagian penting dalam perang melawan tuberculosis. Metode lain dalam pencitraan bagian dalam tubuh dikembangkan pada tahun 1950an, yang merupakan hasil penelitian selama perang dunia I. Sonar gelombang suara frekuensi tinggi pantulan dari kapal selam dapat direkam di permukaan air. Dengan menggunakan teknik ini, ultrasound dapat mengambil gema dari jaringan lunak, seperti tumor yang sebelumnya sulit dilihat dengan sinar-X. Ultrasound kini merupakan prosedur rutin selama kehamilan. Sinar-X dan ultrasound menghasilkan pencitraan yang sederhana, namun pada tahun 1967 Hodfrey Hounsfield memiliki gagasan untuk memberukan gambaran potongan tubuh yang disatukan di komputer untuk menghasilkan gambaran 3-D. Hal ini merintis terhadap 18 dikembangkannya CAT (computerized axial tomography) dengan pasien yang ditempatkan pada mesin yang besar. MRI (magnetic resonance imaging) merupakan inovasi yang lebih baru. Teknik ini lebih aman dibandingkan dengan teknik pencitraan lainnya, karena teknik ini menggunakan energi magnetik, dan bukan merupakan suatu radiasi. Alat ini bahkan dapat menunjukkan perubahan kimia tubuh seperti bagian otak yang sedang aktif saat pasien diminta untuk melakukan sesuatu. Painting by Hendrik Goltzius (1587): The Physician as God, The Physician as an Angel, The Physician as a Human, The Physician as the Devil