Struktur Atom dan Sistem Periodik A. Struktur Atom 1. Perkembangan teori atom 2. Partikel Penyusun Atom 3. Isotop, isobar, isoton 4. Konfigurasi elektron dalam atom 5. Elektron valensi dan jumlah kulit B. Sistem Periodik 1. Perkembangan penggolongan unsur 2. Sistem Periodik Unsur 3. Sifat-sifat unsur 4. Sifat-sifat periodik unsur A. Kegiatan Belajar 1: Struktur Atom 1. Tujuan Pembelajaran Setelah melakukan kegiatan belajar ini diharapkan siswa dapat: a. Menjelaskan teori dan model atom Dalton, Thomson, Rutherford, Bohr dan teori atom modern b. Menjelaskan kelebihan dan kelemahan masing-masing teori atom c. Mengidentifikasi model atom masing-masing teori atom d. Mengidentifikasi muatan dan massa partikel dasar atom dan susunanya di dalam atom e. Menentukan nomor atom dan nomor massa jika diketahui partikel dasar atau sebaliknya f. Mengelompokkan kelompok atom-atom ke dalam isotop, isobar dan isoton. g. Menyusun elektron-elektron di dalam atom berdasarkan aturan konfigurasi elektron. h. Menentukan elektron valensi dan jumlah kulit berdasarkan konfigurasi elektron. 2. Uraian Materi a. Perkembangan Teori Atom b. Partikel Penyusun Atom c. Isotop, Isobar dan Isoton d. Konfigurasi Elektron 3. Jejak Konsep a. Perkembangan Teori Atom Jika anda memotong sebatang kapur tulis menjadi dua bagian kemudian dipotong lagi menjadi dua bagian dan seterusnya sampai tidak bisa di bagi lagi sehingga menjadi bagian yang paling kecil yang tidak dapat dibagi lagi maka dari sinilah berkembang konsep atom. Atom berasal dari bahasa Yunani atomos yang terdiri dari dua kata yaitu: a : berarti tidak tomos : terbagi Berarti atomos adalah sesuatu yang tidak dapat terbagi Selanjutnya defenisi atom semakin berkembang setelah didasari dengan hukum-hukum dasar fisika yang yang disebut teori atom modern dan dimulai oleh teori atom Dalton sebagaimana penjelasan berikut: 1) Teori Atom Dalton Dalton (1803) merumuskan defenisi atom berdasarkan teori sebagai berikut: Semua materi tersusun dari partikel-partikel kecil yang tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan yang disebut dengan atom. Atom-atom unsur sejenis adalah sama tetapi atom-atom unsur tidak sejenis tidak sama. Selama reaksi kimia, atom-atom dapat bergabung membentuk kombinasi atom-atom (molekul) atau kombinasi atom-atom dapat diuraikan menjadi atom-atom atau: Reaksi kimia adalah penataan ulang atom-atom tanpa merubah atom Jika atom-atom membentuk molekul maka atom-atom ini akan bergabung dengan perbandingan bulat sederhana. Berdasarkan teorinya itu, Dalton mengusulkan model atom seperti bola pejal sebagaimana gambar berikut: Teori Atom Dalton tidak dapat menjelaskan suatu larutan dapat menghantarkan arus listrik. Bagaimana mungkin sebuah bola pejal dapat menghantarkan arus listrik, padahal arus listrik adalah elektron yang bergerak. Berarti ada partikel lain di dalam atom yang dapat menghantarkan arus listrik. 2) Teori Atom Thomson Teori atom Thomson diawali dengan penemuan elektron oleh Thomson melalui percobaan tabung sinar katoda. Berdasarkan penemuan ini Thomson menyimpulkan bahwa di dalam atom terdapat partikel lain yang lebih keci yang dapat menghantarkan arus listrik yang disebut elektron. Selanjutnya Thomson mengusulkan model atom sebagai berikut: Atom adalah suatu materi berbentuk bola bermuatan positif dan di dalamnya tersebar elektron-elektron (model roti kismis) Atom bersifat netral, yaitu jumlah muatan positif dan jumlah muatan negatif sama. Gambar model atom Thomson 3) Teori Atom Rutherford Teori arom Rutherford diawali dengan penemuan proton oleh Rutherford melalui percobaan hamburan sinar α sebagaimana bagan berikut: Sinar α bermuatan +2 sehingga sering disebut juga sebagai inti helium setelah dihamburkan ke permukaan lempengan logam emas (Au) memberikan gejala yang dapat digolongkan ke dalam 3 kelompok yaitu: Sinar α yang diteruskan (banyak, sedikit, sangat sedikit) Sinar α yang dibelokkan (banyak, sedikit, sangat sedikit) Sinar α yang dipantulkan (banyak, sedikit, sangat sedikit) Berdasarkan hasil pengamatan diatas maka kita dapat menyimpulkan percobaan tersebut sebagaimana alur berfikir Rutherford yang melakukan percobaan tersebut dengan cara melengkapi isian di bawah ini: Karena sebagian besar partikel α dapat menembus lempeng logam tanpa gangguan, berarti sebagian ……………… (kecil/besar) volume atom merupakan ruang ……………………. (hampa/ penuh isi). Adanya sebagian kecil partikel α (yang massanya besar dan bermuatan) yang dipantulkan kembali menunjukkan bahwa di dalam aton terdapat bagian yang massanya ……………… (kecil/besar) Karena adanya sebagian kecil partikel α dipantulkan kembali berarti baian atom yang massanya ………………. (kecil/besar) itu ukurannya lebih ………………… (kecil/besar) dibandingkan dengan atom. Adanya sebagain kecil partikel α yang dibelokkan menunnjukkan bahwa bagian atom yang ……………………… tadi bermuatan listrik ……………………….. (positif/negatif) Bagian atom yang ………………… tadi tentunya terletak di bagian ………………… atom dan menjadi ……………… dari atom emas Berdasarkan kesimpulan dari pengamatan di atas maka Rutherford menyimpulkan teori atomnya sebagai berikut: Atom tersusun oleh inti yang bermuatan listrik ………………… dan elektron-elektron beredar mengelilingi inti atom Sebagian besar volume atom merupakan ruang ……………… Hampir semua massa atom terdapat pada ……………….. atom yang ukurannya sangat ………………. namun sangat rapat. Semua proton terkumpul dalam ……………. atom dan menyebabkan ………………. atom bermuatan ………………….. Jumlah proton dalam ………………. atom sama dengan jumlah …………….. yang mengelilingi ……………. sehinga atom bersifat netral Gambar model atom Rutherford Menurut hukum fifika klasik, bahwa elektron yang berkerak mengelilingi inti atom akan melepaskan energi dalam bentuk radiasi (teori Maxwell). Akibatnya semakin lama energi elektron semakin berkurang dan habis kemudian elektron kehabisan energi dan akhirnya jatuh ke inti sebagaimana gambar berikut: 4) Teori Atom Bohr Berdasarkan hasil pengamatannya pada spektrum garis atom hidrogen, Niels Bohr memperbaiki teori atom Rutherford. Menurut Bohr, atom bergerak mengelilingi inti atom (mengorbit) dalam tingkat energi lintasan) tertentu yang disebut kulit K, L, M, N dan seterusnya. Secara umum teori atom Bohr dirumuskan sebagai berikut: Atom terdiri dari inti atom yang mengandung proton (n=bermuatan positif) dan elektron (bermuatan negatif) mengitari inti atom. Elektron-elektron yang mengitari inti atom berada pada tingkat energi tertentu yang bergerak secara stasioner. Tingkat energi atau lintasan elektron yang paling dekat dengan inti atom mempunyai tingkat energi terendah. Lintasan elektron yang paling jauh dari inti atom mempunyai tingkat energi tertinggi. Elektron dapat berpindah dari lintasan yang satu ke lintasan yang lain dengan menyerap atau melepaskan energi Gambar model atom Bohr Namun teori atom Bohr masih memiliki kelemahan di antaranya: Hanya dapat menjelaskan spektrum atom hidrogen (memiliki 1 proton dan 1 elektron) sedangkan spektrum atom yang memiliki lebih dari 1 elektron tidak dapat dijelaskan Tidak dapat menjelaskan mengapa spektrum atom hidrogen memiliki garis-garis tambahan ketika dipengaruhi oleh medan magnet. 5) Teori Atom Mekanika Kuantum Ketidakmampuan teori atom Bohr menerangkan model atom selain atom hidrogen dan gejala atom di dalam medan magnet disempurnakan oleh beberapa ahli berikut: Ahli fisika Prancis Louis de Broglie (1924) menjelaskan bahwa selain bersifat sebagai partikel, elektron juga bersifat gelombang (dualisme partikel gelombang) Heisenberg (1927) mengemukakan azaz ketidakpastian bahwa karena elektron bersifat gelombang maka posisi elektron tidak dapat ditentukan secara pasti namun hanya bersifat kebolehjadian (probabilitas). Schorodinger (1927) merumuskan persamaan gelombang elektron secara matematika dan menemukan bilangan kuantum. Berdasarkan dasar teori yang ditemukan oleh para ahli di atas maka dirumuskanlah teori atom mekanika kuantum sebagai berikut: Atom terdiri dari inti atom yang mengandung proton dan neutron sedangkan elektron-elektron mengitari inti atom yan berada pada orbital-orbital tertentu dan membentuk kulit atom (konsep orbital) Orbital adalah suatu ruan yang berpeluan ditemukannya elektron Kedudukan elektron di dalam orbital dinyatakan dengan bilangan kuantum. Gambar model atom mekanika kuantum Untuk lebih memahami perkembangan teori atom yang telah dijelaskan di atas, lengkapilah tabel berikut ini! Teori Atom Dalton Thom son Ruther ford Bohr Mekanika Kuantum Teori Kelemahan Model/ Gambar b. Partikel Penyusun Atom 1) Sifat Partikel Dasar Seiring dengan perkembangan teori atom tidak terlepas dari penemuan partikel dasar penyusun atom. Partikel dasar yang utama penyusun atom sebagaimana tabel berikut: Partikel/ Lambang Penemu Muatan Relatif Masssa sma gram 1 1,67 x 10-24 Proton (p) Rutherford +1 Coulomb 1,6 x 10-19 Neutron (n) Chadwick 0 0 1 1,67 x 10-24 Elektron (e-) Thomson -1 -1,6 x 10-19 0 9,11 x 10-28 Ket: Proton dan neutron disebut nukleon karena merupakan partikel penyusun inti atom. 2) Nomor Atom (z) dan Nomor Massa (A) a) Notasi Atom Untuk memahami notasi atom perhatikanlah contoh notasi untuk atom Na sebagai berikut: 23 11 Nomor atom (z) Na = 11 = jumlah proton Na Nomor massa (A) Na = 23 = jumlah proton + jumlah neutron Maka notasi untuk suatu unsur X dengan nomor atom z dan nomor massa A dapat ditulis: ………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………….. Dimana: X adalah : …………………………………………….. z adalah : …………………………………………….. A adalah : …………………………………………….. b) Menentukan Jumlah Proton, Elektron dan Neutron dari Atom dan Ion Menentukan Jumlah Proton, Elektron dan Neutron dari Atom Contoh: Tentukanlah jumlah proton, elektron dan neutron dari 42He Jawab: 4 2He maka, z=2 p=z=2 Atom bersifat netral atau muatannya = 0 Maka: Jumlah e = jumlah p e=p=2 A = 4 = p + n , maka n=4–p=4–2=2 Jadi p = 2, e = 2, n = 2 Cotoh soal: 1. Tentukanlah jumlah p, e dan n dari atom-atom berikut: a. 11H b. 126C c. 2412Mg d. 6329Cu 2. Tentukan nomor atom dan nomor massa dari unsur yang inti atomnya mengandung: 26 proton, 26 elektron dan 30 neutron 30 proton, 30 elektron dan 35 neutron Jawab: ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….... ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………….... Menentukan Jumlah Proton, Elektron dan Neutron dari Ion Sebagaimana yang telah kita pelajari sebelumnya bahwa ion adalah atom yang bermuatan listrik. Berdasarkan jenis muatannya maka ion dogolongkan ke dalam ion …………… yang disebut ……………. dan ion …………………. yang disebut ……………………. Terbentuknya ion karena atom kekurangan atau kelebihan elektron maka: Ion positif terbentuk karena atom (kekurangan/ kelebihan) elektron Ion negatif terbentuk karena atom (kekurangan/ kelebihan) elektron Lengkapilah tabel berikut! Atom/ ion Atom 11H Ion H+ Ion H- p = …… p = …… p = …… Jumlah p, e, n e = …… e = …… e = …… n = …… n = …… n = …… Jumlah muatan ………. ………. ………. Contoh soal: Diketahui nomor atom (z) fosforus adalah 15 dan nomor massanya (A) adalah 31. Tentukan jumlah proton, elektron dan neutron dalam atom fosforus (P), ion P+2 dan ion P-3 Jawab: …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………….. c. Isotop, Isobar dan Isoton Lengkapilah tabel berikut untuk memahami defenisi isotop, isobar dan isoton! Isotop No. Atom No. Massa Proton Elektron Neutron 20 21Ne ……… ……… ……… ……… ……… 21 21Ne ……… ……… ……… ……… ……… 22 21Ne ……… ……… ……… ……… ……… Isobar No. Atom No. Massa Proton Elektron Neutron 14 6C ……… ……… ……… ……… ……… 14 7N ……… ……… ……… ……… ……… No. Atom No. Massa Proton Elektron Neutron Isoton 13 6C ……… ……… ……… ……… ……… 14 7N ……… ……… ……… ……… ……… Kesimpulan tentang pengertian isotop, isobar dan isoton adalah: Isotop : …………………………………………………………………………… Isobar : …………………………………………………………………………… Isoton : …………………………………………………………………………… Contoh soal: Kelompokkanlah atom-atom di bawah ini ke dalam isotop, isobar dan isoton! 1 1H , 168O , 2311Na , 21H , 2412Mg , 188O , 31H , 126C , 2411Na , 146C Jawab : ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….. d. Konfigurasi Elektron Konfigurasi elektron adalah pengisian atau susunan elektron-elektron pada kulit-kulit atom. Konfigurasi elektron memiliki aturan-aturan tertentu. Aturan pengisian elektron pada atom sebagai berikut: Elektron diisi dimulai dari tingkat energi paling rendah. Jumlah maksimum elektron pada suatu kulit = 2n2 maka untuk, Kulit K , n = 1 jumlah maks e = 2.12 =2 Kulit L , n = 2 jumlah maks e = …….. = ……... Kulit M, n = 3 jumlah maks e = …….. = ……... Kulit N , n = 4 jumlah maks e = …….. = ……... Jumlah maksimum elektron pada kulit terluar (elektron valensi) adalah 8 Contoh soal: Lengkapilah tabel berikut! Konfigurasi elektron unsur-unsur dimana 1 ≤ z ≤ 20 Unsur Jumlah elektron 1H 2He 4. Latihan 1 Konfigurasi Elektron Jumlah Kulit K L M N valensi kulit B. Kegiatan Belajar 2: Sistem Periodik 1. Tujuan Pembelajaran Setelah melakukan kegiatan belajar ini diharapkan siswa dapat: a. Menjelaskan perkembangan penggolongan unsur dari yang paling sederhana sampai sistem periodik unsur modern b. Menjelaskan dasar penggolongan, kelebihan dan kelemahan penggolongan unsur berdasarkan triad Dobereiner, oktav Newland dan sistem periodik Mendeleev c. Menjelaskan dasar penggolongan dan kelebihan sistem periodik unsur (SPU) modern. d. Menjelaskan hubungan antara elektron valensi dengan nomor golongan dan hubungan jumlah kulit dengan nomor periode e. Menentukan posisi suatu unsur di dalam sistem periodik berdasarkan konfigurasi elektron. f. Menentukan sifat kimia dan sifat fisika suatu unsur berdasarkan informasi yang terdapat di dalam SPU g. Menjelaskan sifat-sifat periodik unsur-unsur segolongan dan seperiode di dalam SPU 2. Uraian Materi a. Perkembangan Penggolongan Unsur b. Sistem Periodik Unsur c. Sifat-sifat Unsur d. Massa Atom Relatif dan Massa Molekul Relatif e. Sifat-sifat Periodik 3. Jejak Konsep a. Perkembangan Sistem Periodik Perhatikanlah gambar berikut: Pernahkah kamu melihat tabel seperti itu? Tentunya masing-masing kamu sudah memilikinnya dan kita sudah pernah menggunakannya untuk mencari contoh-contoh unsur pada modul sebelumnya. Berdasarkan tabel itu ternyata jumlah unsur di alam yang sudah ditemukan sudah lebih dari 100 unsur. Tahukah kamu bagaimana tabel periodik tersebut tersusun hingga seperti sekarang? Sebagaimana ketika kalian mempelajari makhluk hidup yang sangat banyak di dalam ilmu Biologi maka untuk memudahkan mempelajarinya para ahli Biologi berusaha mengelompokkan makhluk hidup tersebut ke dalam filum, ordo, kelas, dan seterusnya hingga ke tingkat spesies. Begitu juga para ahli kimia, untuk memudahkan dalam memperlajari unsur maka unsur yang banyak itu juga perlu digolong-golongkan. Proses penggolongan unsur itu mengalami perkembangan dimulai dari yang paling sederhana hingga yang lebih sempurna sebagaimana gambar di atas. Marilah kita pelajari satu-persatu. 1) Penggolongan berdasarkan sifat logam dan nonlogam Pada awalnya unsur hanya digolongkan ke dalam logam dan nonlogam di mana unsur-unsur dimasukkan ke dalam logam jika dapat menghantarkan arus listrik dan panas contohnya, tembaga (Cu), besi (Fe), Perak (Ag), Platina (Pt) dan emas (Au). Jika unsur-unsur tersebut tidak dapat menghantarkan arus listri dan panas digolongkan ke dalam nonlogam contohnya, posfor, nitrogenm klorin, olsigen dan belerang. Ternyata penggolongan ini kurang memuaskan karena adanya unsurunsur yang mempunyai sifat-sifat antara logam dan nonlogam seperti silikon, arsen dan antimon. 2) Triad Dobereiner J.W. Dobereiner (1817) menggolongkan unsur-unsur yang memiliki kesamaan sifat. Masing-masing kelompok terdiri atas tiga unsur yang disebut triad. Dalam satu triad massa atom unsur yang terletak ditengan merupakan harga rata-rata massa atom unsur pertama dan unsur ketiga. Penemuan Dobereiner disebut dengan hukum Triad. Contoh: Li, Na, K Ar. Li = 6,941 Ar. Na = 22,990 Ar. K = 39,102 Massa Na = rata-rata massa Li dan K = Ar. Li + Ar. K 2 = 6,941 + 39,102 2 = 23,021 Contoh soal: Diketahui triad Ca, Sr, Ba. Ar. Ca = 40,08, Ba = 137,33 Tentukanlah massa atom relatif dari Sr! Jawab: …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………. 3) Oktaf Newlands John Newlands (1864), seorang ahli kimia berkebangsaan Inggris, menyusun unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatif. Ia mendapatkan bahwa unsur ke delapan memiliki sifat kimia mirip dengan unusur pertama, unsur ke sembilan mirip dengan unsur ke dua dan seterusnya. Sifat-sifat unsur ditemukan berkala atau periodik setelah 8 unsur yang disebut hukum oktaf. Susunan unsur-unsur berdasarkan hukum oktaf Newlands dapat ditulis sebagai berikut: H Li F Na Mg Cl K Be Ca B C N O Al Si P S Cr Ti Mn Fe Berdasarkan hukum tersebut unsur H, mirip dengan ……………….. unsur Na mirip dengan ………………. Unsur O mirip dengan ……………… 4) Sistem Periodik Mendeleev Lothar Meyer (Jerman) dan Dimitri Mendeleev (Rusia) pada tahun1869 menggunakan prinsip dari oktaf Newlands untuk menggolongkan unsurunsur. Penggolongan dilakukan berdasarkan kenaikan massa atom dan sifat unsur. Kedua ahli kimia tersebut mendapatkan hasil daftar yang hampir sama, Lothar Meyer lebih mengutamakan sifat-sifat kimia unsur sedangkan Mendeleev lebih mengutamakan kenaikan massa atom. Pada perkembangan selanjutnya daftar dari Mendeleev lebih banyak dipergunakan. Menurut Mendeleev; sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik dari massa atom relatifnya. Mendeleev menggolongkan unsur-unsur yang memiliki sifat-sifat yang sama dengan cara menempatkannya pada satu lajur tegak yang disebut golongan. Penggolongan ini lebih mengutamakan kesamaan sifat unsur dari pada kenaikan nomor atom sehingga terdapat tempat-tempat yang kosong di dalam tabel periodik yang terbentuk. Tempat-tempat yang kosong tersebut menurut Mendeleev kelak akan diisi dengan unsur-unsur yang akan ditemukan. Unsur-unsur yang belum dikenal sudah dapat diramalkan sifat-sifatnya. Beberapa tahun kemudian ternyata unsur yang diramalkan Mendeleev ditemukan yaitu Germanium. Sifat unsur tersebut sangat mirip dengan silikon yang telah ditemukan sebelumnya. Selanjutnya pada tahun 1871, tabel periodik Mendeleev disempurnakan atas lajur tegak yang disebut golongan dan lajur mendatar yang disebut periode sebagaimana tabel berikut; I II III V VI VII C12 N 14 O 16 F 19 Al 27 Si 28 P 31 S 32 Cl 35,5 - 44 Tc 48 V 51 Cr 52 Mn 55 Zn 65 - 68 - 72 As 75 Se 78 Br 80 Sr 87 ?Yt 88 Zr 90 Nb 94 Mo 96 - 100 1 H1 2 Li 7 Be 9,4 B 11 3 Na 23 Mg 24 4 K 39 Ca 40 5 (Cu 63) 6 Rb 85 IV VIII Fe 56, Co 59 Ni 59, Cu 63 Ru 104, Rh 104 Pd 105, Ag 108 7 (Ag 108) Cd 112 In 113 Sn 118 Sb 122 Te 128 I 127 - 8 Cs 133 Ba 137 ?Di 138 ?Ce 140 - - - - 9 - - - - - - - - 10 - - ?Er 178 ?La 180 Ta 182 W 184 - Os 195, Ir 197 Pt 198, Au 199 11 (Au 199) Hg 200 Tl 204 Pb 207 Bi 208 - - 12 - - - Th 231 - U 240 - Ternyata sistem periodik Mendeleev masih memiliki kelemahan di antaranya yaitu masih adanya unsur-unsur dengan massa atom relatif lebih besar terletak sebelim unsur yang massa atom relatifnya lebih kecil. Hal ini tentunya bertentangan dengan hukum periodik Mendeleev. Bisakah kamu menemukan unsur-unsur yang demikian? Yaitu ; …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………. 5) Sistem Periodik Panjang (Sistem Periodik Modern) Tabel periodik Mendeleev juga disebut tabel periodik bentuk pendek. Adapun tabel periodik yang kita gunakan sekaran adalah sistem periodik bentuk panjang. Henry Moseley (1914) melakukan eksperimen dan menyimpulkan bahwa sifat dasar atom adalah nomor atom bukan massa atom relatif. Dengan penemuan ini maka hukum periodik Mendeleev diperbaharui menjadi hukum periodik modern dengan sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya. Moseley lebih menyempurnakan tabel periodik Mendeleev dengan cara menyusun unsur-unsur berdasarkan kenaikan nomor atomnya. Sama halnya dengan sistem periodik Mendeleev, sistem periodik modern juga memiliki lajur vertikal yang disebut golongan dan lajur horizontal yang disebut periode. Untuk lebih memahami perkembangan sistem periodik, lengkapilah tabel di bawah ini: Penggolongan menurut Dasar Pengelompokkan Kelemahan Dobereiner Newlands Mendeleev Moseley b. Sistem Periodik Unsur Perhatikanlah tabel periodik yang ada di depanmu masing-masing! Sebagaimana yang telah dipelajari sebelumnya, tabel periodik itu tersusun atas golongan dan periode. 1) Golongan Sistem periodik terdiri atas 18 kolom. Penomoran golongan mengikuti dua cara yaitu cara tradisional dan cara IUPAC. Cara tradisional sangat erat hubungannya dengan konfigurasi elektron sedangkan cara IUPAC dengan mengurut golongan dari kiri ke kanan mulai golongan 1 sampai dengan golongan 18. Adapun yang akan kita pelajari adalah penomoran penggolongan secara tradisional. Penggolongan secara tradisional membagi golongan sebagai berikut: Golongan utama (golongan A), yaitu: IA : disebut dengan golongan alkali kecuali H IIA : disebut golongan alkali tanah IIIA : disebut golongan boron-aluminium IVA : disebut golongan karbon-silikon VA : disebut golongan nitrogeb-fosfor VIA : disebut golongan oksigen-belerang VIIA : disebut golongan halogen VIII : disebut golongan gas mulia Golongan Transisi (golongan B), yaitu: Golongan IB sampai dengan VIIIB dan dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu: Transisi luar yaitu: berada antara IIA dan IIIA Transisi dalam yaitu: berada dibelakang Lantanum (golongan lantanida) dan dibelakan Aktinium (golongan aktinida) yang ditampilkan pada bagian bawah sistem periodik 2) Periode Periode adalah baris hahorizontal yang melitang dari atas ke bawah dan Sistem periodik modern terdiri dari 7 periode dimulai dengan periode 1 sampai dengan 7. Untuk lebih memahami hubungan posisi unsur dengan golongan dan periode di dalam tabel periodik maka selesaikanlah isian berikut! Unsur yang terletak pada periode ke 2 golongan VIA adalah: …………… Unsur yang terletak pada periode ke 4 golongan IIIB adalah: …………… 3) Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Nomor Golongan dan Nomor Periode Untuk memahami hubungan antara konfugurasi elektron unsur dengan nomor golongan dan nomor periodenya, lengkapilah tabel berikut dengan menggunakan tabel periodik (Untuk di kelas X nomor golongan yang dipelajari adalah golongan utama/ A) Unsur Konfigurasi 1H 2He 3Li 4Be 5B Elektron Valensi Jumlah Kulit Nomor Golongan Nomor Periode 6C 7N 8O 9F Berdasarkan tabel yang telah dilengkapi maka dapat disimpulkan bahwa: Nomor golongan = ……………………………………… Nomor periode = ……………………………………… Contoh Soal: 1. Tentukanlah posisi unsur di bawah ini di dalam SPU! a. 17X b. 19Y c. 35Z 2. Tentukanlah nomor atom dan konfigurasi elektron dari unsur-unsur yang berada pada: a. Golongan IIA periode 3 b. Golongan VIA periode 5 Jawab: …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………... c. Sifat-sifat Unsur Sebagaimana sifat-sifat materi yang telah kita pelajari sebelumnya bahwa sifat materi meliputi sifat fisika dan sifat kimia. Maka di dalam tabel periodik juga terdapat informasi tentang sifat-sifat fisika dan kimia dari suatu unsur yang meliputi wujud, titik leleh dan titik didih, sifat logam dan nonlogam, massa atom relatif (nomor massa), nomor atom, bilangan oksidasi, konfigurasi, massa jenis, keelektronegatifan dan informasi tambahan lainnya seperti jari-jari atom (hanya pada tabel periodik tertentu. Nah, dapatkah kamu menemukan semua informasi tentang sifat-sifat unsur tersebut pada tabel periodik? Cara menemukan informasi tentang sifat-sifat unsur tesebut sangatlah mudah. Ibarat sebuah peta, tabel periodik juga dilengkapi dengan legenda (keterangan peta) sebagai mana gambar berikut: Khusus untuk menentukan sifat logam dan non logam, kamu perlu mengetahui batasan antara unsur logam dan nonlogam. Batasan itu disebut unsur-unsur metaloid. Unsur-unsur metaloid itu antara lain: B, Si, As, Te, Ge dan Sb. Jika berada di sebelah kiri dari unsur-unsur metaloid maka unsur bersifat logam sedangkan jika berada di sebelah kanan uunsur metaloid maka unsur bersifat nonlogam. Contoh soal: Dengan melihat tabel periodik, tuliskanlah sifat-sifat dari unsur-unsur Fe, O, dan Ni Jawab: ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………….. d. Massa Atom Relatif dan Massa Molekul Relatif 1) Massa Atom Relatif (Ar) Massa atom relatif (Ar) suatu unsur X adalah perbandingan massa ratarata satu atom X terhadap 1/12 massa satu isotop karbon-12 (12C), atau: 𝑨𝒓 𝑿 = 𝑴𝒂𝒔𝒔𝒂 𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒂𝒕𝒐𝒎 𝑿 𝟏 𝒙 𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂 𝟏 𝒂𝒕𝒐𝒎 𝟏𝟐𝑪 𝟏𝟐 𝟏 𝒙 𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂 𝒂𝒕𝒐𝒎 𝟏𝟐𝑪 = 𝟏 𝒔𝒎𝒂 𝟏𝟐 Massa 1 atom karbon = 1,993 x 10-23 g, maka: 𝟏 𝒔𝒎𝒂 = 𝟏 𝒙 𝟏𝟗, 𝟗𝟑 𝒙 𝟏𝟎−𝟐𝟒 = 𝟏, 𝟔𝟔 𝒙 𝟏𝟎−𝟐𝟒 𝒈 𝟏𝟐 Massa atom dan massa molekul dapat ditentukan dengan alat yang disebut spektrometer massa. Dengan alat ini diketahui bahwa satu jenis atom dapat memiliki beberapa massa atau yang disebut isotop. Hal ini menjelaskan kembali salah satu kelemahan teori atom Dalton yang mengatakan bahwa atom dari unsur identik (sama) ternyata tidak demikian, satu jenis unsur bisa jadi memiliki 3 isotop contohnya 12 C, 13 C dan 14C. Untuk unsur-unsur yang memiliki lebih dari 1 isotop maka Ar unsur tersebut adalah rata-rata setiap isotop dengan memperhitungkan kelimpahannya (biasanya di dalam persen) sebagaimana persamaan berikut: 𝐀𝐫 = 𝐏𝟏 𝐱 (𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐢𝐬𝐨𝐭𝐨𝐩 𝟏) + 𝐏𝟐 𝐱 (𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐢𝐬𝐨𝐭𝐨𝐩 𝟐) + … . + 𝐏𝐧 𝐱 (𝐦𝐚𝐬𝐬𝐚 𝐢𝐬𝐨𝐭𝐨𝐩 𝐧) 𝐏𝟏 + 𝐏𝟐 + ⋯ + 𝐏𝐧 Keterangan: P = persentase kelimpahan isotop Contoh soal: 1. Hitunglah massa atom relatif oksigen jika diketahui massa 1 atom oksigen = 2,6505 x 10-23 gram 2. Oksigen di alam memiliki 3 isotop yaitu 16 O, 17 O, 18 O dengan kelimpahannya masing-masing adalah: 99,76%, 0,04%, 0,20%. Tentukanlah Ar atom O!. Jawab: …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………….. Selanjutnya massa atom relatif masing-masing unsur secara praktis sudah dapat kamu peroleh langsung dari tabel periodik. 2) Massa Molekul Relatif (Mr) Sama halnya dengan Ar, maka Mr suatu molekul X adalah : 𝑴𝒓 𝑿 = 𝑴𝒂𝒔𝒔𝒂 𝟏 𝒎𝒐𝒍𝒆𝒌𝒖𝒍 𝑿 𝟏 𝟏𝟐 𝟏𝟐 𝒙 𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂 𝒂𝒕𝒐𝒎 𝑪 Karena molekul merupakan pengabungan atom-atom penyusunnya maka Mr X dapat dihitung dari penjumlahan Ar atom-atom penyusunnya. 𝑴𝒓 𝑿 = ∑ 𝑨𝒓 Contoh soal: 1. Jika Ar H = 1, Ar O = 16 dan massa 1 atom 12 C = 2 x 10-23 g, tentukan massa 200 molekul air 2. Dengan menggunakan tabel periodik, hitunglah Mr dari senyawa berikut: a. HCl d. Al2O3 b. NaOH e. Fe2(SO4)3 c. Ca(OH)2 f. Cu(NO3)2 Jawab: …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… e. Sifat-sifat Periodik Sifat periodik adalah sifat unsur yang berubah secara berurutan sesuai dengan kenaikan nomor atom di dalam tabel periodik. Sifat-sifat periodik ini biasanya ditinjau berdasarkan segolongan (atas ke bawah) atau seperiode (kiri ke kanan) 1) Jari-jari Atom Jari-jari atom sebagaimana sebuah lingkaran adalah jarak antara titik pusat (inti atom) dengan garis terluar (kulit terluar) Untuk lebih memahami sifat periodik pada jari-jari atom, perhatikanlah gambar berikut: 1H 3Li 4Be 4Be 11Na 12Mg 13Al Berdasarkan gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa kecenderungan sifat periodik jari-jari atom dalam: 1 golongan dari atas ke bawah semakin …………………… Alasan : ……………………………………………………………………….... …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………….. 1 periode dari kiri ke kanan semakin ……………………….. Alasan : ……………………………………………………………………….... …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………….. 2) Energi Ionisasi Energi ionsasi adalah energi minimum yang diperlukan oleh atom netral di dalam bentuk gas untuk melepaskan 1 elektron terluar membentuk ion +1. Jika dilepaskan 1 elektron lagi membentuk ion ….. maka akan membutuhkan energi yang lebih besar yang disebut energi ionisasi ke dua. Contoh: Na(g) Na+ + 1e ………….. E = +495,9 kJ/mol Ca(g) Ca+ + 1e …………. E1 = +589,5 kJ/mol Ca+(g) Ca2+ + 1e …………. E1 = +589,5 kJ/mol Tanda (+) pada energi ionisasi menandakan reaksi menerima (membutuhkan) energi. Tinggi rendahnya energi ionisasi sangat dipengaruhi oleh jari-jari atom. Semakin dekat elektron terluar ke inti maka energi ionisasi makin tinggi demikian juga sebaliknya karena ……………………………………………. …………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………….. Untuk lebih memahami sifat periodik yang berhubungan dengan energi ionosasi, perhatikanlah bagan berikut! Kiri ke kanan Atas ke bawah 1H E1 = 1312 3Li E1 = 520 4Be E1 = 899 11Na E1 = 495,9 12Mg E1 = 738,3 Berdasarkan bagan di atas, dapat disimpulkan bahwa kecenderungan energi ionosasi dalam: 1 golongan dari atas ke bawah semakin …………………… Alasan : ……………………………………………………………………….... …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………….. 1 periode dari kiri ke kanan semakin ……………………….. Alasan : ……………………………………………………………………….... …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………….. 3) Afinitas Elektron Afinitas elektron adalah energi yang dibebaskan oleh atom netral di dalam bentuk gas jika menerima sebuah elektron untuk membentuk ion negatif. Contoh: Cl + e- ClS + 2e- S2Afinitas elektron bukanlah kebalikan dari energi ionisasi. Jadi besar energi untuk afinitas tidak sama dengan energi ionisasi. Afinitas elektron juga terkait dengan jari-jari atom. Jika satu elektron ditambahkan pada suatu atom, maka elektron tersebut akan masuk pada kulit terluar (energi tertinggi). Dengan demikian, atom-atom yang mudah menerima elektron (jari-jari …………..) akan melepaskan energi lebih ………………….. jika dibandingkan dengan atom-atom yang sulit menerima elektron (jari-jari …………………..) Untuk lebih memahami sifat periodik yang berhubungan dengan afinitas elektron, perhatikanlah bagan berikut! Kiri ke kanan Atas ke bawah 1H A = -73 3Li A = -60 4Be A = -240 11Na A = -53 12Mg A = -230 Berdasarkan bagan di atas, dapat disimpulkan bahwa kecenderungan energi ionisasi dalam: 1 golongan dari atas ke bawah semakin …………………… Alasan : ……………………………………………………………………….... …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………….. 1 periode dari kiri ke kanan semakin ……………………….. Alasan : ……………………………………………………………………….... …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………….. 4) Keelektronegatifan Keelektronegatifan adalah kemapuan suatu unsur untuk menarik elektron dalam molekul suatu senyawa. Keelektronegatifan diukur di dalam skala Pauling yang harganya berkisar antara 0,7 sampai dengan 4 Untuk lebih memahami sifat periodik yang berhubungan dengan keelektronegatifan, perhatikanlah bagan berikut! Kiri ke kanan 1H Atas ke 2,1 bawah 3Li 4Be 5B 6C 7N 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 11Na 12Mg 13Al 14Si 0,9 1,2 1,5 1,8 Berdasarkan bagan di atas, dapat disimpulkan bahwa kecenderungan keelektronegatifan dalam: 1 golongan dari atas ke bawah semakin …………………… Alasan : ……………………………………………………………………….... …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………….. 1 periode dari kiri ke kanan semakin ……………………….. Alasan : ……………………………………………………………………….... …………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………….. 4. Latihan