Pengertian Pola tubuh dan simetri tubuh hewan Organisasi tubuh hewan Jaringan dasar pada hewan PENGERTIAN STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN SPH (Struktur & Perkembangan Hewan) adalah ilmu yang berperan sebagai dasar untuk ilmu-ilmu lain dalam bidang hewan antara lain: fisiologi hewan, taksonomi hewan, biokimia hewan, genetika hewan, patoanatomi hewan, mikroteknik hewan, dan lain-lain. Disini dipelajari struktur makroanatomi dan mikroanatomi suatu organ, ontogeni organ dan perkembangan mulai dari gametogenesis sampai dengan terbentuknya embrio. Pola tubuh dan simetri berarti mempelajari promorfologi (pro: asli, dasar; morphe: bentuk) jadi ilmu yang mempelajari bentuk dasar (asli) dari suatu organisme. Dalam hal ini dikenal istilah-istilah: asimetri, homaxoni, heteraxoni, monaxoni, segmentasi, simetri. Asimetri: tidak ada kesamaan antara satu sisi dengan sisi lainnya pada sesuatu tubuh atau alat dari suatu organisme Homaxoni: (homo: sama; axis: sumbu). Keadaan pada suatu tubuh hewan yang apabila padanya dibuat suatu axis, maka bagaimanapun arah sumbu tersebut, panjangnya akan tetap sama. Jadi: semua organisme yang berbentuk bulat atau bola homaxoni. Contoh: Volvox, Actinosphaerium. Heteraxoni: (heteros: berbeda; axis: sumbu) Keadaan pada tubuh hewan yang mempunyai sumbu-sumbu yang tidak sama panjangnya. Terdapat pada kebanyakan anggota Vertebrata dimana axis longitudinalis lebih panjang dari pada axix dorsoventralis Monaxoni: (mono: satu; axis: sumbu) Keadaan pada suatu tubuh hewan, yang pada suatu bidang tertentu hanya dapat dibuat satu sumbu saja. Misal: pada ikan tawes, hanya ada satu sumbu memanjang yaitu : axis craniocaudalis. Segmentasi: (segmen: ruas) Keadaan tubuh yang terbagi-bagi dalam ruas-ruas dengan susunan yang sama. Misal: Cacing tanah (Lumbricus terrestris) Susunan tubuh yang beruas-ruas ini disebut juga metameri Bagian yang bertulang disebut: metamer, segmen atau somit - metameri homonom bila segmen-segmen sama bentuknya (pada cacing tanah) - metameri hetoronom bila segmen-segmen tidak sama bentuknya (misal: pada Crustacea (udang)) Simetri: Keadaan pada tubuh organisme atau alat yang apabila dibagi oleh suatu bidang tertentu maka kedua belahannya, yang satu persis sama dengan yang lain. Ada 4 simetri: simetri bilateral, simetri radial, simetri spherik, simetri biradial. 1. Simetri bilateral Tubuh dibagi arah cranio caudal belahan yang dihasilkan persis sama. terdapat pada hewanhewan yang bergerak maju, dengan ciri-ciri - bagian anterior adalah kepala (ada alat indra, sistem saraf, mulut) - pada hewan-hewan yang merayap. Contoh: manusia, tetrapoda, kupu-kupu dan lain-lain. Menggambarakan hewan yang tubuhnya tersusun bersebelahan dengan bagian lainnya. Jika diambil garis memotong lewat mulut dan anus hewan simetri bilateral akan didapatkan bagian yang sama antara sisi kiri dan kanan. Hewan simetri bilateral selain memiliki sisi puncak (oral) dan sisi dasar (aboral), juga mempunyai sisi atas (dorsal), dan sisi bawah (ventral), sisi kepala (anterior), dan sisi ekor posterior), serta juga sisi samping (lateral). [2] Contoh hewan bilateral: cacing, lalat, lobster. Menggambarkan hewan yang mempunyai bagian tubuh yang tersusun melingkar (bulat). Jika diambil garis lewat mulut akan menghasilkan bagian-bagian yang sama. Hewan dengan simetri radial hanya mempunyai bagian puncak (sisi oral) dan bagian dasar (sisi aboral). Hewan yang termasuk dalam kelompok ini adalah Porifera, Cnidaria, dan Echinodermata. Hewan yang mempunyai simetri radial disebut radiata. 2. Simetri radial: Pada hewan yang beberapa bagian tubuhnya tersusun sedemikian rupa, mengelilingi suatu axis tertentu/seperti jari-jari atau roda. Terdapat pada: Hydra, ubur-ubur. 3. Simetri spherik: Terdapat pada hewan yang bentuk tubuhnya bulat seperti bola Terdapat pada : Kebanyakan anggota protozoa Simetri biradial: Kombinasi antara simetri bilateral dn simetri radial Contoh: Asterias (bintang laut) - dilihat dari madreporitnya simetri bilateral - dilihat dari lengan-lengan radier simetri radial. 1. Campbell. 2002. Biologi (Jilid I Edisi ke Enam). Jakarta: Erlangga 2. Herman Munaf. 2006. Taksonomi Vertebrata. Padang: PMIPA Universitas Negeri Padang 3. Kimbal, J.W. 1990. Terjemahan (Jilid I). Jakarta. Erlangga. 4. Maskoeri Jasin. 1987. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata). Surabaya: PT. Sinar Wijaya. 5. M.F. Raharjo. Dkk. 2011. Ihtiology. Bandung: Lubuk Agung 6. Mukayat Djarubito Brotowidjoyo.1989. Jakarta: Erlangga 7. Radiopetro.1986. Zoologi. Jakarta. Erlangga. 8. Villee. Walker. Barnes. 2006. Zoologi Umum. Edisi ke enam (Jilid I). PT. Gelora Aksara Pratama. 9. Yusuf Kastawi. Dkk. 2005. Zoologi Avertebrata. Malang: Universitas Malang Press Zoologi Dasar. Erlangga-LP4. 1. Tugas-tugas a. Tugas paper 15 % b. Tugas Praktikum 15% Pembobotan Nilai Akhir: - UTS : 30 % - UAS : 20 % - Tugas : 30 % - Partisipasi : 20% (Kehadiran 10 %), Aktivitas Mahasiswa (10%) Penilaian seminar tugas a. materi - Acuan yang digunakan - Kesesuaian isi dengan judul - Format dan cara pemaparan - Kerjasama anggota kelompok b. Aktivitas Kelompok c. Aktivitas kelas (untuk mhs lainnya) PAP terdiri atas: A = ≥ 80 B+ = 75-79,99 B = 70,5 – 74,99 C+ = 65,1 – 69,99 C = 60,1 – 64,99 D = 55– 59,99 dan E = < 54,99 Pertemuan: 1. Pengertian, ruang lingkup SPH, pola tubuh dan simetri tubuh hewan 2. Tingkat-tingkat organisasi tubuh hewan dan pengenalan dunia hewan dan 4 Jaringan Dasar Hewan 3. Integumentum 4. Struktur Musculus (Otot) 5. Struktur Skeleton (rangka) 6. Struktur Sistem Pencernaan 7. Struktur Sistem Pernafasan 8. UTS 9. Struktur Sistem Peredaran Darah Pertemuan: 10. Struktur Sistem Ekskresi 11. Struktur Sistem Saraf 12. Struktur Sistem Endokrinal 13. Struktur Sistem Indera 14. Struktur Sistem Reproduksi 15. Dan 16 Gametogenesis, Spermatogenesis, Oogenesis, Fertilisasi, Segmentasi, Blastulasi, Gastrulasi, Neurulasi, Organogenesis 17. UAS