Penerapan DRG Di Jerman: Sebuah Pembelajaran Untuk Penerapan Pembayaran Provider di Indonesia Menyongsong Universal Coverage” Atik Nurwahyuni Staf Pengajar Dept Administrasi & Kebijakan Kesehatan FKMUI Sejak tahun 1972 Jerman menggunakan perdiem sebagai cara pembayaran pelayanan kesehatan di rumah sakit. Cara pemabayaran ini menyebabkan rata-rata lama hari rawat di Jerman paling tinggi diantara negara OECD yang lain. Pada tahun 2000 keluarlah Health Care Reform yang tertuang dalam Undang-undang Pembiayaan Rumah Sakit yang mengenalkan DRG sebagai cara pembayaran rumah sakit mulai tahun 2004, menggantikan perdiem yang hampir 30 tahun diberlakukan. Tujuan implementasi DRG ini adalah adanya transparansi dan keadilan dalam mengalokasikan dana asuransi kepada rumah sakit. Diharapkan akan ada satu tarif yang sama untuk penyakit yang sama di Jerman. Dengan adanya UU tersebut maka Menteri kesehatan memberikan mandat kepada Federal Joint Committee (Badan di Tingkat Federal yang terdiri dari perwakilan asuransi dan rumah sakit) untuk mengembangkan DRG. Federal Joint Committee sepakat untuk mengadop ARDRG dalam pengembangan German-DRG (G-DRG) serta membentuk badan penyusun G-DRG yang dinamakan InEK. Demi menjaga stabilitas keuangan rumah sakit, proses yang sangat panjang dibutuhkan dalam upaya penetapan tarif yang sama untuk penyakit yang sama di semua rumah sakit di Jerman. Tarif per DRG diperoleh dengan mengalikan Base rate dan Cost Weight. InEK hanya bertugas untuk menyusun G-DRG dan mengeluarkan nilai cost weight per DRG. Base rate ditetapkan dari hasil negosiasi antara rumah sakit dan perusahaan asuransi. Pada 5 tahun pertama, tiap rumah sakit bernegosiasi dengan perusahaan asuransi untuk menetapkan base rate sehingga tarif DRG akan berbeda di setiap rumah sakit. Setelah 5 tahun diimplementasikan, barulah base rate ditetapakan berdasarkan negosiasi antara asosiasi rumah sakit di negara bagian dengan perusahaan asuransi kesehatan sehingga saat ini terdapat 16 standar tarif G-DRG sesuai denga jumlah negara bagian. Pengembangan G-DRG terus dilakukan sejak awal ia disusun. Bila AR-DRG hanya mempunyai 4 severity level, maka saat ini G-DRG mencapai 9 severity level dengan 1.137 DRG pada tahun 2008. Pengembangan G-DRG ini tidak lepas dari peran serta semua stake holder yaitu rumah sakit yang memberikan data medik pasien (lebih dari 3 juta kasus per tahun) serta hasil penelitian para akademisi konsil kedokteran, asosiasi perawat, perusahaan farmasi, alat kesehatan, dan rumah sakit. InEK memberikan kesempatan kepada semua pihak di atas untuk memberikan masukan guna pengembangan G-DRG yang lebih baik. InEK juga menyusun tools terkait pengembangan G-DRG yaitu manual grouper, pedoman penghitungan biaya di rumah sakit, pedoman pemberian kode (coding), serta katalog G-DRG yang berisi rincian cost weight per DRG. InEK juga membuat laporan tahunan G-DRG. Tools dan laporan tahunan dapat di unduh secara bebas di website InEK. Dukungan semua pihak dan adanya transparansi ini lah yang menyebabkan implementasi DRG berhasil di Jerman. Kata kunci: G-DRG, tarif, base rate, cost weight, stabilitas keuangan rumah sakit