Ari Hendriayana [email protected] Hanya boleh disebarkan untuk tujuan nonprofit DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM LABORATORIUM ILMU KIMIA LAPORAN PRAKTIKUM NO 3 Nama NIM Jurusan Regu Kelompok Tanggal Tugas Buku Bacaan : Ari Hendriayana : 4314000027 : Kimia : 7A : Leni, Sari, Rohmatun : 14 April 2005 : Viskositas dan Tenaga Pengaktifan Aliran : Viskositas Dan Tenaga Pengaktifan Aliran Ari Hendriayana [email protected] Hanya boleh disebarkan untuk tujuan nonprofit I. TUJUAN 1. Menentukan viskositas cairan dengan metode Ostwald. 2. Mempelajari pengaruh suhu terhadap viskositas cairan. II. LATAR BELAKANG TEORI Setiap fluida, gas atau cairan, memiliki suatu sifat yang dikenal sebagai viskositas, yaitu tahanan yang dilakukan suatu lapisan fluida terhadap suatu lapisan lainnya. Pada aliran laminer, fluida dalam pipa dianggap terdiri atas lapisan molekul-molekul yang bergerak satu di atas yang lainnya dengan kecepatan yang berbeda-beda. Profil kecepatan per lapisan ini berbentuk parabola dengan kecepatan paling tinggi terdapat pada lapisan di bagian tengah pipa (lihat gambar 1). c dc dr dr d R r c Gambar 1 a. Profil kecepatan pada aliran laminer b. Gradien kecepatan antara 2 lapisan dengan jarak dr Suatu lapisan pada jarak reaksi (dari sumbu pipa) yang bergerak dengan kecepatan tertentu c, gaya f yang diperlukan untuk mempertahankan beda kecepatan dc antara lapisan ini dan lapisan dr di atasnya diungkapkan sebagai: (Persamaan 1) f A dc dr Dimana A adalah luas penampang pipa dan η adalah koefisien viskositas. Berdasarkan persamaan (1), satuan koefisien viskositas dalam satuan SI adalah Nm-2 det atau Pa det, sedangkan dalam satuan cgs adalah dyne cm-2 det atau poise. Kebalikan dari koefisien viskositas disebut fluiditas, yaitu Φ = 1/η yang merupakan ukuran kemudahan mengalir suatu fluida. Salah satu cara untuk menentukan viskositas suattu cairan ialah metode kapilerdari Poisseuille. Pada metode ini diukur waktu t yang diperlukan oleh sevolume tertentu cairan v1 untuk mengalir melalui pipa kapiler dibawah pengaruh tekanan penggerak pertemuan yang tetap. Dalam hal ini untuk cairan yang mengalir dengan aliran laminer, persamaan Poisseuille dinyatakan sebagai berikut : (Persamaan2) : R 4 Pt 8VL Di mana R dan L masing-masing adalah jari-jari dan panjang pipa kapiler. Metoda Ostwald merupakan suatu variasi dari metoda Poisseuille. Prinsip dari metode ini dapat dipelajari dari gambar 2. sejumlah tertentu cairan dimasukkan ke dalam A, kemudian dengan cara menghisap atau meniup, cairan dibawa ke B, sampai melewati Ari Hendriayana [email protected] Hanya boleh disebarkan untuk tujuan nonprofit garis m. Selanjutnya cairan dibiarkan mengalir secara bebas dan waktu yang diperlukan untuk mengalir bebas dan waktu yang diperlukan untuk mengalir dari garis ke n diukur. Pada proses pengaliran melalui kapiler C, tekanan penggerak tidak tetap dan pada setiap saat sama dengan h.g.ρ, dengan h adalah beda tinggi permukaan cairan pada kedua reservoir alat, g adalah percepatan gravitasi dan ρ adalah rapat massa cairan. Gambar 2 Viskometer Ostwald Karena pada metode ini selalu diperhatikan aliran cairan dari m ke n dan menggunakan viskometer yang sama, maka viskositas suatu cairan dapat ditentukan dengan membandingkan hasil pengukuran waktu t, rapat massa ρ cairan tersebut terhadap waktu to dan rapat massa ρo, cairan pembanding yang telah diketahui viskositasnya pada suhu pengukuran. Perbandingan viskositas kedua cairan dapat dinyatakan sebagai : (Persamaan 3) : t 0 t0 0 Dari persamaan (3), viskositas cairan dapat dihitung dengan merujuk pada viskositas cairan pembanding. Viskositas cairan adalah fungsi dari ukuran dan permukaan molekul, gaya tarik antar molekul dan struktur cairan. Tiap molekul dalam cairan dianggap dalam kedudukan setimbang maka sebelum suatu lapisan molekul dapat melewati lapisan molekul lainnya diperlukan suatu energi tertentu. Sesuai dengan hukum distribusi Maxwell-Boltzmann, jumlah moleul yang memiliki energi yang diperlukan untuk mengalir dihubungkan dengan faktor eE/RT. Secara kuantitatif pengaruh suhe terhadap viskositas dinyatakan dengan persamaan empirik: (Persamaan 4) : Ae E / RT Atau E ln ln A RT Dengan A adalah tetapan yang sangat bergantung pada massa moleul relatif dan volume molar cairan dan E adalah energi ambang per mol yang diperlukan untuk proses awal aliran. Untuk cairan tak terasosiasi, Batschinski mengemukakan persamaan empirik yang mengaitkan koefisien visositas dengan volume jenis pada suhu yang sama sebagai : (Persamaan 5) : c vb Ari Hendriayana [email protected] Hanya boleh disebarkan untuk tujuan nonprofit Atau vb c b c b dan c tetapan yang bergantung pada jenis zat cair dan v adalah jenis dalam cm3/g ditemukan bahwa tetapan b praktis identik dengan tetapan Van Der Waals cairan yang bersangkutan. III. ALAT DAN BAHAN 1. Alat: 1. Viskometer Ostwald 2. Termostat 3. Termometer 0-100ºC 4. Pencatat waktu atau stopwatch 5. Pipet ukur 25 ml 6. Pipet filter 7. Piknometer atau neraca westphal 2. Bahan 1. Cairan murni yang aan ditentukan viskositasnya, yaitu: 2. Air suling sebagai cairan pembanding IV. CARA KERJA 1. Pergunakan viskometer yang bersih (gambar 2). 2. Letakkan viskometer dalam termostat pada posisi vertikal. 3. Pipet sejumlah tertentu cairan ke dalam reservoir A sehingga kalau cairan ini dibawa ke reservoir B dan permukaannya melewati garis m, reservoir A kira-kira masih terisi setengahnya. 4. Biarkan viskometer dan isinya dalam termostat selama 10 menit untuk mencapai suhu yang dikehendaki. 5. Dengan menghisap atau meniupbawa cairan ke B sampai sedikit di atas garis m (gambar3). 6. Biarkan cairan mengair secara bebas. Catat Gambar 3 waktu yang diperlukan cairan mengalir dari m ke n. Lakukan beberapa kali. 7. Tentukan rapat massa cairan menggunakan piknometer. 8. Lakukan percobaan untuk cairtan pembanding menggunakan air suling dengan viskometer yang sama. V. DATA PENGAMATAN No. Nama Zat 1. Minyak kelapa 2. Air 3. Benzena 4. Aseton VI. T1 5,7 1,3 1,37 1,03 T2 5,4 1,3 1,41 1,02 T3 1,3 1,46 1,02 T (detik) 3330 78 84,6 61,2 PEMBAHASAN Percobaan ini membahas tentang viskositas cairan yaitu fungsi dari ukuran dan permukaan molekul, gaya tarik antar molekul dan struktur cairan. Cairan yang digunakan sebagai pembanding yaitu air. Viskositas air pada 27ºC sulit ditentukan. Oleh karena itu Ari Hendriayana [email protected] Hanya boleh disebarkan untuk tujuan nonprofit dibuat jalan pintas dengan membagi suhu antara 20ºC dan 30ºC. Diperoleh visositas air sebesar 0,0008525 N detik/m2. Berdasarkan percobaan dan perhitungan data diperoleh hasil viskositas zat pada suhu 27ºC adalah sebagai berikut: Minyak kelapa = 0,0335 N detik/m2 Aseton = 0,000527 N detik/m2 Benzena = 0,0008 N detik/m2 Pada suhu 27ºC didapat kesimpulan di antara keempat zat tersebut yang paling lama adaah minyak kelapa. Hal ini dikarenakan rapatan molekul yang terlalu besar sehingga membuat larutan lebih pekat . Sedangkan yang paling cepat adalah aseton karena memiliki rapatan molekul yang kecil sehingga tidak terlalu pekat. VII. JAWABAN PERTANYAAN. 1. Bilangan Reynold adalah bilangan tidak berdimensi NR 2 rV NR = Hubungan bilangan Reynold dengan aliran laminer bahwa aliran suatu fluida laminer (non turbulen) dipengaruhi oleh bilangan Reynold. Bila V suatu fluida menjadi cukup besar, maka aliran laminer rusak dan turbulensi terjadi. 2. Cara lain untuk menentukan viskositas yaitu dengan metode kapiler oleh sevolume tertentu cairan V1 untuk mengalir melalui pipa kapiler di bawah tekanan penggerak pertemuan yang tetap. Dapat dinyatakan sebagai berikut. R 4 t 8Vl VIII. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Viskometer Ostwald dapat digunakan untuk menentukan viskositas cairan. Viskositas cairan bergantung pada kerapatan molekul. Diperoleh niai viskositas untuk masing-masing zat pada suhu 27ºC sebgai berikut Air = 0,0008525 N detik/m2 Minyak kelapa = 0,0335 N detik/m2 Aseton = 0,000527 N detik/m2 Benzena = 0,0008 N detik/m2 2. Saran 1. Praktikan hendaknya melakukan persiapan secara matang. 2. Praktikan lebih teliti dalam melakukan pengamatan. 3. Alat yang digunakan sesuai dengan standar. IX. DAFTAR PUSTAKA 1. Bird, Tony, 1987. Penuntun Praktium Kimia Fisik untuk Universitas. Jakarta. PT Gramedia. 2. Farrington, Robert.1978. Kimia Fisika Jilid 2. Jakarta Erlangga 3. Tim Dosen Kimia Fisika. 2004. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika I. Semarang. Jurusan Kimia FMIPA UNNES. Mengetahui, Dosen Pengampu Semarang, 27 April 2005 Praktikan Sri Kadarwati, S.Pd NIP Ari Hendriayana NIM 4314000027 Ari Hendriayana [email protected] Hanya boleh disebarkan untuk tujuan nonprofit ANALISA DATA Menghitung ρ larutan Mencari ρ air Massa piknometer kosong Massa piknometer + air Massa air (m) ρ air ρ air Mencari ρ aseton Massa piknometer kosong Massa piknometer + aseton Massa aseton (m) = 21,7 g = 46,8 g = 25,1 g m = V 25,1 = = 1,004 g/ml 25 = 21,7 g = 41,4 g = 19,7 g m ρ aseton = V 19,7 ρ aseton = = 0,788 g/ml 25 Mencari ρ minyak kelapa bimoli Massa piknometer kosong = 21,7 g Massa piknometer + minyak = 44,7 g Massa minyak (m) = 23 g m ρ minyak = V 23 ρ minyak = = 0,92 g/ml 25 Mencari ρ benzena Massa piknometer kosong = 21,7 g Massa piknometer + benzena = 43,45 g Massa benzena (m) = 21,75 g m ρ benzena = V 21,75 ρ air = = 0,87 g/ml 25 Menghitung viskositas larutan Rumus viskositas relatif t 0 t0 0 Viskositas air Berdasaran literatur, viskositas air pada suhu: 0ºC = 0,0179 dyne detik/cm2 = 0,00179 N detik/m2 2 10ºC = 0,013 dyne detik/cm = 0,0013 N detik/m2 20ºC = 0,0101 dyne detik/cm2 = 0,00101 N detik/m2 2 30ºC = 0,0080 dyne detik/cm = 0,0008 N detik/m2 40ºC = 0,0065 dyne detik/cm2 = 0,00065 N detik/m2 Karena viskositas air pada suhu 27ºC sulit ditemukan maka dipakai jalan pintas 0,0080 0,0101 Suhu air 25ºC = = 0,00905 dyne detik/cm2 2 0,000905 0,0008 Suhu air 27ºC = = 0,0008525 N detik/m2 2 Viskositas aseton Ari Hendriayana [email protected] Hanya boleh disebarkan untuk tujuan nonprofit = 0,0008525 61,2 0,788 = 0,000527 N detik/m2 78 1 Viskositas minyak kelapa = 0,0008525 3330 0,2 = 0,0335 N detik/m2 78 1 Viskositas benzena = 0,0008525 84,6 0,87 = 0,0008 N detik/m2 78 1