Apakah anda siap untuk belajar 2 Timotius? Sebuah

advertisement
Apakah anda siap untuk belajar 2 Timotius? Sebuah gambaran tentang Paulus.
Kita sudah melihat adanya Perjalanan Missi Paulus yang Pertama. Kemudian
kita melihat Paulus ada di dalam Konferensi di Yerusalem. Ia dan Barnabas
sudah diutus dari Antiokhia untuk menjadi bagian dari pembicaraan ini dan
mereka ada di Konferensi Yerusalem untuk memutuskan bagaimana mereaka
mau menerima orang-orang bukan Yahudi ke dalam Gereja, menjadi bagian dari
umat Allah. Mereka kemudian kembali ke Antiokhia dan tiba waktunya bagi
mereka untuk mengadakan Perjalanan Missi yang Kedua. Karena itu mereka
berangkat dalam Perjalanan Missi yang Kedua, yang berlangsung selama
beberapa tahun, menempuh perjalanan sekitar 4.500 km, dan mereka sekali lagi
berangkat dari Antiokhia dan kembali ke Antiokhia juga. Jemaat di sana menjadi
base pelayanan mereka.
Selama masa itu, kemungkinan besar Paulus
menuliskan surat 1 dan 2 Tesalonika dalam Perjalanan Missi yang Kedua. Yang
anda lihat kalau anda memperhatikan peta, di ssii kiri mulai dari Antiokhia yang
terletak di bagian kanan peta ini. Mereka memulai perjalanan dari Antiokhia dan
mereka kembali ke wilayah-wilayah yang sudah mereka kunjungi sebelumnya.
Dan itu rencana mereka, tetapi kemudian Paulus mendapatkan panggilan
Makedonia ini yang mengatakan bahwa Injil perlu disebarkan lebih jauh dari
wilayah-wilayah itu. Dan karena itu mereka meneruskan perjalanan dan mulai
pergi ke berbagai tempat. Mereka pergi ke Korintus dan meneruskan sampai ke
Efesus. Mereka berbalik ke arah Yerusalem dan kemudian berbelok memutar ke
Antiokhia. Di Korintus dalam Perjalanan Missi inilah, ia sungguh-sungguh mulai
mendapatkan visi untuk pergi lebih ke barat lagi, khususnya sampai ke Roma.
Dan karena itu ketika kita melihat Paulus mulai dalam Perjalanan Missi yang
Ketiga, ia meninggalkan Antiokhia tetapi ia tidak membuat rencana untuk
kembali. Beberapa orang berpikir ada kemungkinan ia mulai merasa kurang
cocok dengan beberapa orang dari antara jemaat di sana. Tetapi ia berangkat
dalam Perjalanan Missi yang Ketiga dari Antiokhia dan ia mulai mengunjungi
tempat-tempat yang belum pernah dikunjunginya. Dalam perjalanan ini, ia
tinggal di Efesus sampai tiga tahun. Dan dalam perjalanan ini ia menuliskan
Surat Roma dan 1 serta 2 Korintus. Sekarang ia ada di Korintus saat ia
menuliskan surat Roma yang anda lihat tepat berada sebelum surat Korintus. Ia
berada dekat dengan Roma. Dan ia menuju ke Roma. Yang dilakukannya
adalah ia mengumpulkan sumbangan bagi orang-orang kudus yang ada di
Yerusalem. Jemaat di sana membutuhkan dukungan dan bantuan. Dan
sementara ia menuju ke sana, ia berhenti hampir di tengah-tengah peta kita di
kota Efesus. Dan ia meluangkan waktu beberapa saat bersama dengan para
pemimpin Gereja yang sudah sangat dikenalnya. Dan pada titik inilah ia kembali
ke Yerusalem, dan kehidupannya sendiri menghadapi resiko. Jemaat di Efesus
mencoba mencegah agar Paulus tidak kembali ke Yerusalem. Apa yang
dikatakan Paulus? Ia mengatakan, saudara (Kisah Para Rasul 20:24) Tetapi
aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat
mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh
Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih
karunia Allah. Kisah Para Rasul pasal 20 ayat 22 sampai 24 adalah bagian
yang sangat penting. Dan kemudian anda akan memasuki Pasal 21 di dalam
Kisah Para Rasul dan di sana ditulis perkataan kepada Paulus melalui seorang
nabi bahwa kalau ia pergi ke Yerusalem maka ia akan diikat, dan berpikir bisa
mencegah Paulus untuk pergi. Nabi, jelaskan kepada mereka apa yang anda
pikirkan. Dan dengarkan apa jawaban Paulus. Ia mengatakan (Kisah Para
Rasul 21:13) “Mengapa kamu menangis dan dengan jalan demikian mau
menghancurkan hatiku? Sebab aku ini rela bukan saja untuk diikat, tetapi
juga untuk mati di Yerusalem oleh karena nama Tuhan Yesus.” Saya rasa
kita sudah banyak mendengar kesaksian mengenai orang-orang di berbagai
belahan dunia yang mengatakan bahwa mereka tidak terkejut saat menghadapi
penganiayaan. Hal itu tidak mengejutkan mereka. Mereka tahu bahwa hal itu
merupakan resiko yang sangat nyata di hadapan mereka, tetapi mereka
mengatakan “aku tidak menghiraukan nyawaku. Aku akan menerima apapun
asal bisa membuat Injil Kristus lebih dikenal.” Ini gambaran yang kita lihat di
dalam kehidupan Paulus dalam Perjalanan Missinya yang Ketiga. Ia sampai ke
Yerusalem. Ia pergi ke Bait Suci. Dan ia difitnah serta ditangkap dan kemudian
menghabiskan hampir dua tahun di dalam penjara di Kaisarea di dekat Laut.
Dan kemudian ia naik banding kepada Kaisar, Kaisar Romawi. Ia lalu dibawa
dari Kaisarea di dekat Laut menuju ke Roma. Anda melihat perjalanan ke Roma
pada tahun 60 sampai 61 karena ada kapal karam di sana, sekitar tiga bulan,
seolah-olah semuanya memang buruk bagi Paulus. Bahkan ketika ia ada di
dalam penjara dan dibawa menghadap Kaisar, ia masih harus mengalami kapal
karam dan mereka mengbaiskan waktu sampai tiga bulan sebelum akhirnya bisa
sampai ke Roma dimana ia menjalani pemenjaraannya yang pertama. Ini adalah
semacam tahanan rumah yang dijalaninya dimana orang-orang bisa datang dan
mengunjungi Paulus, tetapi ia ada di Roma, dalam tahanan rumah dan ia
menuliskan Surat yang disebut sebagai Surat-Surat Penjara: Filipi, Efesus,
Kolose dan Filemon, semuanya ditulis dalam masa pemenjaraan di Roma.
Banyak bukti yang mendukung bahwa ini merupakan perjalanan terakhir Paulus,
banyak orang yang yakin bahwa Paulus dilepaskan dari pemenjaraannya paling
tidak untuk sedikit waktu di dalam pelayanan terakhirnya. Kemana dia pergi,
tepatnya apa yang dilakukannya pada saat itu, tidak bisa dipastikan, tetapi
kemudian ia dipenjarakan lagi. Dan dalam pemenjaran ini kemungkinan besar ia
mati. Dalam pemenjaraan terakhir inilah Paulus menuliskan Surat-Surat Pastoral,
termasuk yang sudah di sebutkan tadi yaiitu 1 dan 2 Timotius serta Titus, SuratSurat Pastoral. Semua itu pada dasarnya adalah surat kepada pribadi-pribadi,
tetapi sebenarnya ditujukan kepada Gereja. Anda tahu perhatian Paulus kepada
Gereja. Ini merupakan sebuah gambaran yang sangat luar biasa mengenai hati
Paulus saat ia menghadapi hari-hari terakhirnya di dunia ini. Paulus, sang
penulis, anda lihat di sini, saya memberikan Ikhtisar dari cara Paulus menuliskan
beberapa dari Surat-Suratnya. Tetapi saya ingin anda menyelami kepada
masing-masing Surat dan saya ingin kita melihat bagaimana ia menuliskan hal
yang berbeda kepada pribadi yang berbeda pada waktu yang berbeda untuk
memberikan penekanan akan gambaran Injil, mengkontekstualisasikan Injil di
tempat yang berbeda.
Surat Pertama yang kita lihat di dalam Perjanjian Baru dan kemungkinan adalah
Kitab yang paling saya sukai di dalam Alkitab adalah Surat Roma. Bisa
dikatakan bahwa kitab ini kemungkinan merupakan kitab yang paling
berpengaruh di dalam sejarah Kekristenan. Banyak orang datang kepada iman,
Agustinus datang kepada iman karena membaca surat Roma ini, datang kepada
iman kepada Kristus melalui kitab ini. Dan Luther yang juga mengatakan bahwa
Roma, dalam beberapa segi Galatia juga, tetapi Roma, Roma 1:16 dan 17
khususnya ayat 17 orang benar akan hidup oleh iman yang menjadi titik tolak
dari semua Reformasi Kristen ada di dalam kitab Roma ini. John Wesley, yang
dipakai oleh Allah dalam Kebangunan Rohani Besar untuk membawa ribuan
orang kepada Kristus melalui khotbah-khotbahnya, ia juga datang kepada iman
kepada Kristus, ia bertobat ketika ia sedang dalam Pemahaman Alkitab dan baru
membaca tulisan Luther tentang pendahuluan kepada Surat Roma. Mereka baru
saja membaca pendahuluan kepada Kitab itu ketika John Wesley sampai kepada
keyakinan akan gambaran Injil oleh Anugerah melalui Iman. Karena surat
Roma ia datang kepada iman di dalam Kristus. Surat ini memberikan jejak yang
sangat besar dalam pengaruhnya bagi sejarah Kristen.
Roma dituliskan kepada orang-orang Kristen bukan Yahudi yang hidup di Roma.
Masih ada ketegangan di sana mengenai bagaimana orang-orang Yahudi dan
orang-orang bukan Yahudi bisa berdampingan. Tema Utamanya ada dua.
Kebenaran Allah, hal itu disebutkan lebih dari 60 kali di dalam Surat Roma.
Kebenaran Allah disebutkan berulangkali dan kemudian Injil Allah. Sejak awal
Injil Allah dijanjikan sebelumnya oleh Para Nabi di dalam Kitab Suci. Dan
kemudian anda melihat Roma 1 ayat 16 dan 17, yang bisa menjadi ayat Tema.
Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil
adalah ... setiap orang yang percaya, . . . kebenaran Allah, . . . "Orang benar
akan hidup oleh iman.” Semuanya itu berjalan seiring, Kebenaran Allah dan
Injil. Karena kalau Allah itu benar dan kita tidak memiliki Injil, kita ada dalam
masalah. Injil adalah Kabar Baik tentang bagaimana kita bisa menjadi Benar
dengan Allah. Dan itulah Surat Roma.
Tiga Tujuan Berganda

Pertama-tama adalah Untuk Mengajar Gereja tentang Doktrin Dasar dari Injil

Kedua Untuk Menunjukkan Implikasi Praktis dari hal itu. Pada dasarnya
Roma pasal 1 sampai 11 memberikan kebenaran doktrin yang sangat berat.
Roma 12 sampai 16 memberikan gambaran praktis mengenai bagaimana
melakukan kebenaran itu.

Tetapi saya yakin salah satu tujuan penting kalau bukan Tujuan Utama dari
penulisan Kitab ini adalah untuk Menggali Dukungan untuk Mendukung
Pekabaran Injil di antara Suku-suku yang Belum Terjangkau. Paulus menulis
kepada orang-orang di Roma tetapi kita melihat di dalam surat Roma pasal
15 di akhir kitab ini bahwa tujuan akhir Paulus bukanlah untuk sampai ke
Roma. Ia mengatakan ‘Aku membutuhkan dukunganmu untuk bisa pergi ke
Spanyol.’ Karena Spanyol sama sekali belum tersentuh oleh Injil. Dan saya
yakin mengapa Paulus menuliskan Surat ini bukan hanya untuk menunjukkan
kepada kita tentang rangkuman Injil. Saya yakin ia menuliskan surat ini untuk
menunjukkan kepada orang-orang Kristen di Roma tentang hebatnya Injil dan
mengapa mereka perlu membuatnya dikenal di antara segala bangsa di
dunia, khususnya di antara mereka yang belum pernah mendengarnya. Dan
ia memerlukan dukungan mereka. Ia memerlukan dukungan keuangan untuk
bisa sampai ke sana. Anda tahu bagaimana ketika kita melanjutkan
pelayanan, ada orang-orang yang melakukan Perjalanan Missi dan mereka
menuliskan surat untuk menggali dukungan. Saya ingin anda berdoa untuk
perjalanan missi ini sehingga saya bisa melanjutkan dan kalau
memungkinkan Allah memberikan kepada anda sumber daya yang bisa anda
percayakan untuk memungkinkan hal itu terjadi. Saya yakin bahwa Roma
merupakan Surat Dukungan Missi.
Saya tidak pernah melihat Surat
Dukungan Missi seperti itu di jaman sekarang. Mungkin anda menuliskan
satu surat yang demikian dalam Perjalanan Missi selanjutnya, dan saya yakin
itulah yang dilakukan oleh Paulus. Ia mengatakan bahwa Injil itu terlalu
indah untuk disembunyikan dari orang-orang itu. Saudara, masih ada
milyaran orang, 2000 tahun kemudian, lebih dari satu milyar orang yang
belum pernah mendengar Injil yang berharga itu sebagaimana yang
dijelaskan dalam Surat Roma. Setiap kali kita melihat Surat Roma, kiranya
hal itu meyakinkan kita untuk pergi kepada kelompok-kelompok yang belum
terjangkau di dunia ini dan membuat Injil bisa mereka kenal. Itu yang kita
dapatkan dari Surat Roma. Ok. Saya terlanjur berkhotbah. Baik, kita
lanjutkan.
Ayat-ayat kunci anda lihat didaftarkan di sini. (Roma) 3:21 sampai ayat 26 yang
kita sebut cara Allah menyelesaikan teka-teki Perjanjian Lama. Perjanjian Lama
menunjukkan apa yang diperlukan manusia di hadapan Allah dan kita melihat
gambaran yang luar biasa di dalam Injil dalam Roma 3:21 dan 26.
Roma 8:28 sampai 39. Saya yakin bahwa salah satu Kitab yang paling
berkemenangan, kalau tidak bisa dikatakan sebagai Kitab yang paling
berkemenangan di dalam Kitab Suci adalah pasal 8 dari Kitab Roma dan hal itu
terus mencapai klimaksnya di bagian akhir pasal. Anda melihat struktur
keseluruhannya dan anda melihat bagian yang ditonjolkan di dalam Ayat-ayat itu:
Pentingnya Kebenaran. Pada dasarnya yang dijelaskan oleh Paulus mulai dari
Roma 1:18 sampai kepada pasal 3:20 adalah menjelaskan bagaimana jahatnya
manusia. Dan itu merupakan gambaran yang suram mengenai keberdosaan
manusia. Dimulai dari penjelasan tentang murka Allah yang dinyatakan dari
surga atas kedurhakaan dan kejahatan manusia yang melawan kebenaran Allah
melalui kejahatan mereka. Dan dari sana, kemudian dari Roma 1:18 sampai
3:20, ia menggali lebih dalam lagi tentang gambaran manusia di dalam dosa.
Dan bagian pertama, setengah bagian yang pertama dari penjelasannya,
berbicara mengenai orang-orang bukan Yahudi. Dan anda hampir bisa melihat
gambaran orang-orang Yahudi langsung “mengaminkan” setiap ayat yang ada.
Engkau mengenal orang-orang bukan Yahudi, mereka kafir, mereka sangat
jahat. Dan kemudian ia melanjutkan ke bagian tengah pasal itu sampai pasal 2
dan di sana ia mengatakan, 17 Tetapi, jika kamu menyebut dirimu orang
Yahudi dan bersandar kepada hukum Taurat, bermegah dalam Allah. Lalu
ia mulai mengalihkan perhatiannya kepada orang-orang Yahudi dan mengatakan
(4)... “Sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujat di antara bangsabangsa lain.” Kemudian ia memasuki Roma 3 ayat 9. Ia mengatakan 9 Jadi
bagaimana? Dan ia menjelaskan bahwa pada dasarnya keadaan mereka sama
saja. 10. . . seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak:
11 Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang
mencari Allah. 12 Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak
berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidakAdakah kita
mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di
atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa
mereka semua ada di bawah kuasa dosa. Ini gambaran yang sangat suram.
Saya hampir bisa membayangkan Paulus, baik ia menuliskan sendiri ayat ini
atau mendiktekannya, bercucuran air mata saat ia sampai kepada Roma 3:20.
Ini bagian yang sangat menyedihkan. Dan kemudian apakah ia sendiri yang
menulis atau orang lain, ia mengatakan di dalam ayat 21, ini salah satu bagian
yang paling baik terjemahannya di dalam Alkitab, 21 3:21 Tetapi sekarang,
tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang
disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, 22 yaitu
kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang
percaya. Sebab tidak ada perbedaan. 23 Karena semua orang telah berbuat
dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, 24 dan jangan hanya
menghafalkan Roma 3:23 dan melupakan ayat 24. Kita oleh kasih karunia
telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus
Yesus.
Jangan hanya mengambil kabar buruknya saja. Ambil juga Kabar
Baiknya! Inilah Injil. Isinya adalah KABAR BAIK. Ok. Jadi bahkan saat anda
membagikan Injil Roma kepada orang-orang lain, beritakan saja ayat 24. Tidak
ada ruginya sama sekali. Saya rasa hal itu bahkan akan sangat menolong. Jadi
anda sudah mendapatkannya. Kemudian anda melihat ada perkembangan yang
justru bertambah bagus lagi. Kita datang dengan Iman. Kita dinyatakan
sebagai Orang Benar di hadapan Allah di dalam Roma pasal 5. dalam Roma
Pasal 6 kita masih berhadapan dengan dosa dan kita masih bergumul melawan
dosa itu. Roma pasal 7 Paulus mengatakan aku tidak tahu apa yang harus aku
lakukan. Paulus bersifat Psychophrenic, ‘Aku tidak melakukan apa yang
seharusnya aku lakukan,’ dan ‘aku tidak tahu apa yang aku lakukan’ dan ‘Semua
yang aku ingin aku lakukan, tidak aku lakukan.’ Dan seperti keadaan Paulus,
anda juga sedang sangat sakit kepala kebingungan.
Dan akhirnya ia
mengatakan, ‘Aku manusia celaka.’ Dan kita juga mengatakan, ‘Kami manusia
celaka.’ Tetapi ia mengatakan (Roma 7:25) Syukur kepada Allah! oleh Yesus
Kristus, Tuhan kita! Dan ia masuk ke dalam Roma 8 ayat 1 Demikianlah
sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus
Yesus. 2 Roh, yang memberi hidup telah saudara-saudara, perhatikan hal ini
memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.
Dan keadaan menjadi semakin bertambah-tambah membaik dan terus menanjak
sampai puncaknya ia mengatakan (Roma 8:31). 31 Sebab itu apakah yang
akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah
yang akan melawan kita? 32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya
sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah
mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersamasama dengan Dia? 33 Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan
Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan
menghukum mereka? 34 Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi:
yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah
menjadi Pembela bagi kita? 35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari
kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau
kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? 36 Seperti ada
tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari,
kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan. Tidak ada. 37
Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang,
oleh Dia yang telah mengasihi kita. 38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut,
maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah,
baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, 39 atau kuasa-kuasa,
baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain,
tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus
Yesus, Tuhan kita. Roma adalah kitab yang sangat indah. Kitab yang sangat
indah.
Kadang saya merasa kasihan kepada orang-orang yang harus
menerjemahkannya ke dalam bahasa-bahasa lain. Whew... Baiklah, jadi kita
sekarang memahami bahwa Inti dari doktrin Kristen memenuhi Surat ini:
Pernyataan Allah, Kehancuran Manusia, Pembenaran, Penebusan. Mungkin
salah satu bagian pembahasan dari Secret Church adalah menggali lebih dalam
kepada beberapa Kebenaran Doktrinal sehingga kita tahu apa arti dari
penebusan itu. Iman, dosa asal, dan hal-hal yang demikian, di seluruh bagian
ini, di seluruh Kitab ini. Saya mendorong anda untuk Membaca Kitab ini,
Mempelajari Kitab ini, Menghafalkan Kitab ini. Kitab ini merupakan Kunci untuk
membuka keseluruhan Firman Allah. Saya rasa ini adalah Kunci untuk membuka
keseluruhan gambaran yang ada karena di dalamnya ada penjelasan yang
paling jelas tentang Injil yang kita miliki dan hal itu mendorong kita untuk
pekerjaan Missi. Ok.
1 Korintus. Surat 1 Korintus dituliskan kepada jemaat di Korintus. Kita
mengenal sedikit tentang kota Korintus. Korintus sebenarnya lebih bersifat
Yunani daripada Romawi. Dan moralitas mereka sangat rendah. Maksud saya
Paulus menuliskan surat Roma dari kota Korintus. Tentu saja bukan komentar
yang bagus kalau seseorang menulis tentang murka Allah dan kemudian
mengatakan, seperti dituliskan di sini “mereka sudah tunduk kepada kejahatan,
ketamakan dan kehancuran. Hakekat dosa mereka sudah penuh.” Ini bukan
gambaran yang bagus tentang Korintus. Bahkan istilah “Menjadi Korintus”
adalah istilah yang dipakai untuk menunjuk kepada kebobrokan moral secara
seksual. Ada sebuah Kuil pemujaan terhadap dewi Aphrodite di Korintus dimana
setiap hari ada ribuan pelacur yang disediakan di sana, baik untuk penyembah
laki-laki maupun wanita. Dan karena itulah maka anda melihat tentang
homoseksualitas yang disebutkan di awal pasal 1 dari Surat Roma. Ini adalah
gambaran yang terjadi di Korintus. Ini bukan tempat yang mudah untuk tinggal.
Ketika anda melihat Paulus di sini dalam Kisah Para Rasul 18, yang akan kita
perhatikan kemudian, kita tahu bahwa ini bukan tempat yang mudah untuk
tinggal di sana. Karena itu ia menuliskan kepada Jemaat ini yang ada di kota
kafir. Dan ia berusaha untuk menguatkan mereka. Tetapi yang kemudian terjadi
adalah bahwa ada perpecahan di dalam Gereja. Ia menuliskan surat kepada
Jemaat yang sudah terpecah di Korintus. Dan beberapa orang mengikuti
pengajaran Paulus, yang lainnya mengikuti pengajaran orang ini atau orang itu
dan anda akan melihat ada banyak pemimpin besar di dalam Gereja dan
kemudian anda berusaha untuk memutuskan anda akan mengikuti siapa di
antara mereka. Dan mereka terpisah-pisah. Dan Paulus menuliskan surat ini
dalam usaha untuk menyatukan kembali mereka. Dan tema Utama adalah
Hikmat Salib, Hikmat kayu salib. Mereka perlu melihat hakekat dasar dari salib.
Kami tidak mengikuti Paulus. Kita tidak mengikuti Apolos. Kami mengikuti
Kristus. Di dalam Dialah seluruh kehidupan kita bergerak. Di dalam kayu salib
kita menemukan kesatuan kita. Dari 1 Korintus pasal 1 ayat 18 sampai 31 anda
bisa melihat Salib dan Hikmat Salib yang berlawanan dengan kebodohan
manusia ditekankan dan hal itu dijelaskan secara panjang lebar. Bahkan anda
memperhatikan Bagian Akhir Surat ketika anda membaca Surat ini, anda akan
melihat Salib di bagian awal dan di bagian akhir, Pasal 15, Pasal tentang
Kebangkitan yang berkemenangan. Sebuah bagian mengenai Kebangkitan di
dalam 1 Korintus Pasal 15. Jadi anda melihat di dalam kitab ini penjelasan
mengenai Salib dan mengenai Kebangkitan. Dan di antara keduanya anda
melihat sebuah theologi mengenai Salib dan bagaimana Salib itu mempengaruhi
etika kita, bagaimana Salib mempengaruhi prioritas kita, dan bagaimana Salib
mempengaruhi sikap kita, bagaimana Salib mempengaruhi Gereja, bagaimana
Salib mempengaruhi penyembahan kita serta bagaimana Salib mempengaruhi
semua hal yang berbeda itu. Pelayanan yang Berpusat kepada Salib di dalam 1
Korintus. Dan saya ingin anda melihat bagaimana Paulus menjelaskannya,
sebagaimana yang kita baca, paling tidak 11 pokok yang berbeda di dalam
Gereja. Berulangkali, ia secara khusus memberikan respons kepada pokokpokok termasuk mengenai tujuan Karunia Roh, Aturan Ibadah, kecemaran
seksual. Jadi anda harus menempatkan diri anda dalam posisi orang-orang
Korintus pada masa itu dan mendengar apa yang dikatakan Paulus di sini karena
ia sedang menanggapi hal-hal itu. Ia tidak hanya sekedar mengatakan, ‘Aku
akan memberikan daftar aturan ibadah kepadamu yang bisa kita pakai selama
seribu tahun.’ Ia sedang menanggapi tentang cara mereka beribadah dan
memperbaiki hal itu. Ini sesuatu yang perlu kita pahami ketika kita menyelidiki
Kitab 1 Korintus.
2 Korintus juga memiliki kemiripan. Dituliskan kepada suatu jemaat yang jelas
sekali tidak menerima dengan baik suratnya yang pertama dan masih ada
banyak hal yang harus dibahas. Masih ada banyak kebutuhan. Masih ada
perpecahan di dalam jemaat itu.
Jadi Tema Utamanya adalah Rekonsiliasi di dalam Tubuh Kristus. Rekonsiliasi
di dalam tubuh Kristus. Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah
ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah
datang. Kemudian ia melanjutkan dengan berbicara mengenai cara kita
diperdamaikan dengan Allah melalui Kristus. Bagian ini merupakan bagian yang
sering kita pakai ketika memberitakan Injil. Untuk menunjukkan kepada orangorang yang belum memiliki iman kepada Kristus bahwa kita sudah menjadi baru
di dalam Kristus. Tetapi jangan lupa bahwa Paulus menuliskan surat ini kepada
sebuah Jemaat. Paulus sedang berkata apakah kamu paham, wahai Jemaat
yang terpecah-pecah, tidakkah anda memahami bahwa Kristus mati untuk
memperdamaikan kamu bukan hanya dengan Allah, tetapi juga dengan
manusia? Itulah sebabnya kita perlu saling berdamai di dalam gereja. Ini adalah
bagian dari alasan mengapa Kristus mati, supaya kita menjadi ciptaan baru.
Yang lama sudah berlalu. Berhenti bersikap seperti dunia. Kamu adalah gereja.
Mengerikan sekali, kata Paulus. Selesaikan perpecahan ini dan kamu akan bisa
melihat apa inti surat yang aku kirimkan.

Penjelasan Paulus akan rencananya untuk mengunjungi Korintus.

Pengumpulan dana untuk Jemaat di Yerusalem yang ada di dalam 2 Korintus
8 dan 9.

Pembelaan Paulus akan kerasulan dan pelayanannya. Anda akan melihat
emosi yang mendalam dari Paulus, pembelaannya di sini, banyak orang
meragukan dasar kerasulannya.

Dan kemudian keprihatinan Paulus karena perlawanan orang-orang Kristen
Yahudi akan Injil.
Struktur Keseluruhan: Anda bisa melihatnya di sini. Saya ingin menguatkan
anda ketika membaca 2 Korintus; anda bisa terjebak untuk terbelit kepada halhal yang bersifat detail di dalam Surat ini. Saya ingin mendorong anda untuk
merasakan hati Paulus di dalam Surat ini. Surat ini merupakan salah satu surat
yang paling bersifat pribadi dan intim di dalam Perjanjian Baru. Jadi anda bisa
merasakan hatinya dan melihat kepada tema-tema ini: Pengampunan,
Pemulihan yang kita bicarakan, Persembahan Kristen sebagai perwujudan dari
Kemurahan Hati. Anda memahami keseluruhan gambaran tentang perpuluhan
yang kita lihat di dalam Perjanjian Lama bukanlah yang dijelaskan di dalam 2
Korintus 8 dan 9. Namun, anda justru melihat di sana Hukum yang dituliskan di
dalam Maleakhi 3, dan yang anda lihat adalah kemurahan umat Allah akan
sumber daya yang dipercayakan Allah kepada mereka. Dan anda melihat
Paulus berbicara mengenai betapa miskinnya Gereja yang mengumpulkan uang
untuk menolong Jemaat di Yerusalem. Dan mereka menghutangi orang-orang
percaya di seluruh dunia. Jadi anda melihat tema-tema itu di sepanjang 2
Korintus.
Baik. Galatia. Ingat bahwa surat Galatia ini dituliskan pada waktu sekitar
Konferensi di Yerusalem, entah tepat sebelumnya, di tengah-tengah peristiwa itu
dan karena itu anda melihat Paulus menyinggung juga beberapa pokok
mengenai hubungan orang-orang Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi. Surat
ini dituliskan sebagai tanggapan atas Konferensi Yerusalem. Pada dasarnya
pertanyaan ini adalah mengenai apa dasarnya orang-orang bukan Yahudi akan
dibawa menjadi umat Allah. Paulus adalah seorang rasul kepada orang-orang
bukan Yahudi sehingga ia merasa perlu untuk menjelaskan mengenai hal itu.
Jadi ia sebenarnya melawan orang-orang yang memaksakan Yudaisme yaitu
orang-orang yang mau memaksa orang-orang bukan Yahudi mengikuti aturan
mereka kalau mau masuk ke dalam Gereja. Dan Paulus secara tegas mengutuk
Injil palsu. Dan ia menyebutnya sebagai Injil palsu di dalam Pasal 1 ayat 6
sampai 9. Ia mengutuk Injil palsu yang menggabungkan Iman dan Perbuatan,
Iman ditambah dengan Perbuatan. Bagi anda yang bukan orang Yahudi, kamu
percaya kepada Kristus dan kemudian harus disunatkan dan anda melakukan
hal-hal ini, baru setelah itu kamu bisa menjadi bagian dari umat Allah. Dan
Paulus mengatakan, ‘tidak begitu, itu tidak masuk akal,’ dan hal itu menjadi inti
dari pengajaran Paulus. Ia mengutuk Injil yang demikian, Injil yang palsu. Ia
mengatakan apakah Iman ditambah Pekerjaan sama dengan Pembenaran? Injil
yang benar adalah Iman adalah Pembenaran yang akan membawa kepada
Pekerjaan. Apakah Pekerjaan di dalam surat-surat Paulus dimasukkan ke dalam
bagian dari Keselamatan? Ya, bukan bagian dari keadaan dibenarkan di
hadapan Allah, tetapi sebagai hasil dari kehidupan kita bersama Kristus, kita
mengerjakan Keselamatan kita dengan takut dan gentar. Kita hidup dengan Dia
dan kehidupan kita menunjukkan efek dari iman kita, tetapi bukan itu yang
menyelamatkan kita. Pekerjaan kita tidak menyelamatkan kita. Itu terjadi karena
Iman dan hanya oleh Iman saja. Anda tidak bisa memegahkan diri tentang apa
yang anda lakukan untuk mendapatkan Kristus. Itulah yang diulang-ulang oleh
Paulus di dalam Kitabnya.
Struktur Keseluruhan. Anda melihat Anugerah ditekankan. Injil, di bagian awal,
Hukum dan kemudian Roh Kudus. Anda melihat beberapa kata kunci yang
disebutkan di sini yang menggambarkan Tema kitab. Tetapi saya yakin bahwa
Firman Allah yang paling keras melawan legalisme ada di dalam surat Galatia
ini. Surat ini merupakan Firman Allah yang paling keras melawan legalisme dan
menyatakan sukacita kemerdekaan yang kita miliki di dalam Kristus.
“Kemerdekaan” adalah kata yang mengisi semua kekosongan itu. Ada yang
mengatakan bahwa surat ini merupakan Magna Charta dari Kemerdekaan
Kristen. Saya yakin bahwa Galatia mengajarkan banyak hal bagi Gereja dalam
konteks kita hari ini. Seringkali kita masuk ke dalam legalisme sampai kita tidak
lagi memiliki hati, tidak memiliki kerinduan dan tidak lagi memiliki kemerdekaan
yang sebenarnya ada di dalam hubungan kita dengan Kristus. Pada saat yang
sama saya melihat ada trend yang berkembang di antara gereja-gereja di jaman
ini yang justru menekankan kemerdekaan Kristus sampai mengabaikan
Kebenaran di dalam Kristus dan melalaikan Hukum. Jadi yang kita perlu pahami
adalah bahwa kita memang merdeka; kita merdeka untuk melakukan apa? Kita
merdeka untuk taat kepada Hukum.
Keduanya berjalan seiring dan
kemerdekaan kita yang terbesar kita temukan dalam ketaatan kita kepada
Hukum. Mazmur 119 ayat 32 mengatakan Aku akan mengikuti petunjuk
perintah-perintah-Mu, sebab Engkau melapangkan hatiku. Inilah sebabnya
saya mengikuti petunjuk perintah-perintah-Mu karena Engkau sudah
memerdekakan saya untuk melakukan hal itu. Jadi kita lihat di sini ada
ketegangan di antara legalisme dan kemerdekaan yang kita miliki di dalam
Kristus. Itulah isi surat Galatia.
Selanjutnya surat Efesus. Ingat surat-surat Penjara, yang dituliskan dari penjara
kepada para pemimpin jemaat di Efesus. Paulus sangat dekat dengan mereka.
Ia menghabiskan waktu tiga tahun bersama dengan mereka di daerah itu.
Mungkin merupakan sebuah surat edaran, surat ini juga dibaca oleh jemaat di
beberapa tempat lain tetapi yang terutama adalah Jemaat di Efesus.
Tiga Tema Besar:

Yang pertama adalah Kesatuan Gereja. Kesatuan Gereja, Tema Utama di
dalam surat Efesus.

Kedua: Kemenangan Kristus. Surat ini mungkin lebih dari surat-surat lain
dalam memberikan penekanan tentang Kristus dan Jemaat yang dilakukan
Paulus secara berulangkali. Kemenangan Kristus secara khusus ditekankan
karena praktek sihir sangat merajalela di Efesus. Dan ketika Paulus pergi ke
sana serta mulai mengajar ada respons positif terhadap Injil dan kemudian
beberapa tukang sihir mulai membuang buku mantra mereka dan banyak
orang berpaling dari penyembahan berhala. Dan karena itu pembuat patung
perak kehilangan bisnis mereka dan mereka tidak suka kepada Paulus. Ini
satu hal yang juga masih perlu kita angkat menjadi tema bahkan ketika kita
melakukan pelayanan dimanapun termasuk di French Quarter di New
Orleans. Hal itu seperti kita mau membuat beberapa orang kehilangan bisnis
mereka dengan membiarkan Injil mengambil alih karena Injil menciptakan
keinginan untuk mengikut Tuhan dan meninggalkan perkara-perkara dunia.
Tetapi hal itu tidak menyenangkan bagi para pembuat patung perak dan
karena itu mereka memunculkan kerusuhan sehingga Paulus harus pergi.
Dalam peperangan ini, kita harus melihat bahwa dalam surat Efesus nampak
ada peperangan antara ilah dunia dengan Allah yang benar, antara Kristus
dengan kuasa roh-roh dunia. Kita tidak sering berbicara mengenai hal itu,
tetapi ada banyak kisah di berbagai belahan dunia dimana peperangan itu
sangatlah nyata. Saya tahu bahwa dalam konteks yang demikian, dalam
beberapa perjalanan saya ke beberapa tempat di Asia, ada pergumulan di
antara ketakutan dengan kuasa. Saya ingat di salah satu Gereja Rumah
duduk sekitar 20 sampai 30 orang percaya dalam sebuah training tentang
Firman dan kemudian suatu hari seorang wanita datang ke dalam ruangan
itu. Ia belum memiliki iman kepada Kristus. Ada orang yang mengundang
dia untuk datang. Ia kemudian memutuskan untuk percaya kepada Kristus
pada hari itu dan mulai hadir dalam training yang diadakan. Sementara kami
belajar Alkitab ia mengatakan bahwa ia menjadi sadar dan kemudian datang
kepada salah satu pemimpin Gereja, pada saat istirahat dan kemudian
mengatakan, “Anda tahu, saya memiliki banyak berhala dan ilah palsu yang
selama ini saya sembah. Mereka dipajang di banyak tempat di rumah saya.
Rasanya saya harus membuang semuanya. Benar, kan?” Dan pemimpin

Gereja itu mengatakan, “Saya rasa itu ide yang bagus.” Dan karena itu kami
kemudian datang ke rumahnya dan mengeluarkan semua patung berhala itu
lalu mendoakan rumah itu dan kemudian kami memulai session keesokan
harinya dan kami bisa mencium bau patung berhala itu dibakar di luar
ruangan. Bukankah itu cara yang sangat luar biasa untuk belajar Firman?
Kuasa Kristus atas semua kuasa lain yang dijadikan berhala oleh dunia ini.
Dan itulah gambaran yang kita lihat di dalam surat Efesus. Kemenangan
Kristus
Kuasa Roh Kudus
Ayat Kunci bisa lihat didaftarkan di sini. Saya harap bahwa kita akan memiliki
waktu untuk menyelami pasal 1 ayat 3 sampai 14, tetapi nanti kita akan
melihatnya.
Doktrin tentang Gereja dan Hal Praktis tentang Gereja. Pada dasarnya dalam
tiga pasal yang pertama, anda melihat penekanan akan Doktrin dan kemudian
hal-hal praktis di dalam tiga pasal terakhir. Saya mau mendorong anda untuk
memberikan tanda setiap kali anda melihat kata ‘kasih’ disebutkan. Kasih
disebutkan di berbagai tempat dalam surat ini, berulangkali, lebih dari yang ada
di dalam surat-surat Paulus lainnya. Dan karena itu saya ingin mendorong anda
untuk memberikan penekanan dengan menandai kata ‘kasih.’ Aku berdoa
supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan
meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu
Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam
kasih. Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang
kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya
dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia
melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di
dalam seluruh kepenuhan Allah. Efesus 3:16 sampai 19. Kasih adalah
penekanan terbesarnya. Dan kemudian berikan tanda juga setiap kalau anda
menemukan frase ‘di dalam Kristus’ atau ‘dengan Kristus.’ Tiga puluh lima kali
disebutkan di sini. ‘Di dalam Kristus’ atau ‘dengan Kristus.’
Efesus kemudian Filipi. Surat Filipi. Dituliskan dari dalam penjara, sebuah surat
penjara kepada jemaat di Filipi yang adalah sebuah koloni Romawi. Surat ini
dibawa oleh Efaproditus, petaruh Allah. Orang inilah yang di akhir pasal 2
dikatakan mempertaruhkan hidupnya bagi Kerajaan Allah.
Demikianlah
penjelasan mengenai dirinya.
Tema Utama surat ini adalah Sukacita dan Kesatuan di dalam Kristus. Sembilan
belas kali kata ‘Sukacita’ ditemukan di dalam surat Filipi. Hal itu ditekankan
berulangkali. Struktur keseluruhannya bisa anda lihat di sini, salah satu bagian
kesukaan saya dan mungkin salah satu bagian yang paling penting di dalam
Perjanjian Baru adalam penjelasan tentang di dalam Dia yang dituliskan di dalam
Filipi 2:5 sampai 11. Kita mempelajarinya di hari Natal tetapi ini memang
penggambaran tentang Kristus Yesus. 6 yang walaupun dalam rupa Allah,
tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan, 7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan
mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 8
Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan
taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. 9 Itulah sebabnya Allah
sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas
segala nama, 10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada
di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 11 dan
segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan
Allah, Bapa! Gambaran ini memberikan kepada kita yang sangat menyeluruh.

Ada gambaran Yesus adalah Allah. Yang memiliki rupa Allah.

Ada gambaran Yesus adalah Manusia. Mengambil rupa seorang manusia.

Ada gabaran Yesus sebagai Juruselamat. Menjadi taat dan bahkan sampai
mati di kayu salib

Dan kemudian, Yesus sebagai Tuhan: Allah meninggikan Dia ke tempat
tertinggi. Memberikan kepada-Nya nama di atas segala nama.
Keempat kebenaran ini secara khusus menyoroti tentang Kristus. Dan ini adalah
sebuah gambaran yang memang mau menunjukkan kepada jemaat di Filipi
sebuah contoh tentang bagaimana mereka seharusnya hidup. Jadi perhatikan
hal itu dengan seksama. Pelajari bagian itu. Kenali bagian ini secara dalam.
Nikmati surat Filipi. Ini adalah hembusan angin segar di dalam surat-surat
Paulus. Ia nampak tidak marah tentang banyak hal di dalam kehidupan jemaat
di Filipi, yang tentu saja merupakan hal yang baik. Nampak di dalam surat ini,
Paulus memang orang yang baik dan memiliki sukacita di dalam kehidupannya.
Ia memang menjelaskan sukacita di surat yang lain tetapi ia mengungkapkannya
dengan cara berbeda. Dengarkan juga hati seorang yang memuridkan. Surat ini
juga dituliskan dari dalam penganiayaan. Paulus yang sedang ada di dalam
penjara dan ia dianiaya. Kota itu adalah sebuah koloni Romawi dan seperti saat
Paulus di dalam penjara di Roma, ia menulis juga kepada orang-orang yang
sedang mengalami aniaya. Filipi pasal 1, di bagian akhir, ayat 27 sampai 30,
Paulus mengatakan, ‘dikaruniakan kepadamu untuk menderita bagi Kristus.’
Agak aneh memang.
‘Engkau sudah datang kepads Kristus,’ katanya,
‘Terimalah karunia cuma-cuma ini, Penderitaan.’ Ini bukan undangan penginjilan
yang efektif untuk budaya kita sekarang. Kalau anda datang kepada Kristus,
saya jamin bahwa Ia akan mengaruniakan kepada anda karunia Penderitaan.
Dan itulah yang dikatakan Paulus kepada mereka dalam Filipi pasal 1. Dan ia
berbicara di bagian akhir tentang kekuatan yang ditemukan di dalam Kristus.
Surat yang luar biasa.
Masuk ke surat Kolose. Dituliskan ke sebuah jemaat yang didirikan oleh
seseorang yang bernama Epafras dan Paulus bahkan tidak pernah berkunjung
ke sana. Epafras dibawa kepada Tuhan oleh Paulus. Lalu ia kembali ke Kolose
untuk mendirikan gereja ini. Ini gambaran yang sangat luar biasa, bukan? Dari
semua surat yang ditulis oleh Paulus, surat-surat itu dituliskan kepada Jemaat
yang sangat dekat hubungan pribadi dengannya. Tetapi Paulus bahkan belum
pernah datang ke tempat ini. Belum pernah mengunjungi tempat ini, tetapi ia
menuliskan surat untuk mereka. Saya berdoa agar Allah akan menolong kita di
Gereja Brook Hills yang akan memberikan pengaruh kepada Gereja-Gereja di
dunia ini secara tidak langsung. Bahkan meski kita tidak secara langsung
mendatangi tempat-tempat itu, tetapi dengan membawa seseorang kepada
Kristus yang kemudian pergi ke sana dan kemudian membawa seseorang
kepada Kristus yang kemudian pergi ke wilayah lainnya lagi. Ada begitu banyak
hal yang tidak kita pahami terjadi di berbagai tempat di dunia ini sebagai hasil
dari pelipatgandaan Injil. Ini yang terjadi di Kolose. Tidak pernah datang ke
sana. Paulus berhadapan dengan kaum Gnostik di Kolose yang menyangkal
keilahian Kristus. Pada dasarnya kesimpulan dari apa yang dipercayai oleh
kaum Gnostik di Kolose adalah bahwa semua materi iru jahat termasuk juga
kemanusiaan kita. Dan dengan demikian kalau Kristus adalah manusia, maka Ia
tidak mungkin Allah dan manusia sekaligus. Jadi mereka mempertanyakan
inkarnasi. Dan kemudian yang dilakukan oleh Paulus adalah ia mengangkat hal
itu ke hadapan mereka dan mengatakan, “Tema Utamanya adalah
kesempurnaan Kristus. Kristus di dalam semua, semua dan di dalam semua,
dan kita digenapkan melalui Dia. Keutamaan Kristus ada di seluruh isi surat
Kolose. Ia adalah Kepala dari segala sesuatu, Tuhan atas seluruh makhluk, dan
Pemrakarsa pendamaian, Dasar dari pengharapan kita, Dasar bagi Sumber
Kekuatan kita. Ia adalah Penebus dan Pendamai kita. Ia adalah Allah yang
menjelma, Kepenuhan Allah berdiam di dalam Dia. Ia adalah Pencipta dan
Pemelihara segala sesuatu dan Juruselamat yang Sempurna. Ini gambaran
yang sangat luar biasa tentang Kristus. Saat anda membaca, beri tanda kepada
beberapa Kata Kunci ini dan perhatikan implikasi praktis dari kehidupan yang
ditopang oleh Kristus saja. Ini bukan hanya menunjukkan Keutamaan Kristus,
ini juga menunjukkan bagaimana hal itu mempengaruhi kehidupan kita. Surat
Kolose: Gambaran yang Luar Biasa tentang Kristus.
Kemudian anda masuk ke 1 Tesalonika. 1 Tesalonika. Sekarang kalau anda
belum menghafalkan nama-nama Kitab di dalam Perjanjian Baru, anda mulai
dengan Surat Roma, yang panjang dan tebal di bagian awal, salah satu Kitab
yang paling berpengaruh. Mungkin ini akan menolong anda mengingatnya.
Surat ini merupakan surat Paulus yang pertama. Kemudian anda melihat 1 dan
2 Korintus. Lalu ada Galatia, Efesus, Filipi dan Kolose. Baik, kita akan
melanjutkan pembahasan kita. 1 Tesalonika. Dituliskan dari Korintus kepada
sebuah jemaat yang masih muda di Tesalonika. Saya melihat ada empat tujuan
dalam penulisannya.

Pertama-tama untuk Menguatkan Orang-orang yang Baru Percaya. Ini
adalah jemaat Baru yang mendapatkan perhatian khusus. Ketika Paulus
pergi ke sana, masalahnya muncul. Orang yang menampungnya di kota itu
ditangkap dan karena itu Paulus harus diungsikan keluar dari kota secara
diam-diam di malam hari. Ia harus pergi secara sangat mendadak, sangat
mendadak. Tidak diketahui apa yang kemudian terjadi kepada jemaat itu
setelah Paulus pergi. Ini mengingatkan saya akan sesuatu, salah satu dari
Buku-buku yang pernah saya baca mengenai Gereja di China berbicara
mengenai bagaimana munculnya Komunisme membuat orang-orang percaya



dari Amerika yang ada di sana harus keluar dari negara itu. Dan buku itu
berbicara, buku ini dituliskan oleh salah satu pemimpin Gereja Rumah,
berbicara mengenai banyak sekali orang-orang Amerika yang diusir dari sana
yang bertanya-tanya tentang apa yang kemudian terjadi kepada Injil di China
setelah komunisme mengambil alih. Bagaimana Injil akan bertahan? Dan
saat China kemudian terbuka kembali dan anda melihat menjamurnya Gereja
Rumah dimana-mana dan kemudian gereja berkembang pesat, lalu, mungkin
ada yang mulai berpikir tidak perlu lagi ada yang namanya Missi Global.
Mungkin Roh Kudus saja yang perlu bekerja bagi kita. Kita perlu tetap terlibat
di dalam Missi Global ini, bukan karena Ia memerlukan bantuan kita, tetapi
karena Ia mengasihi kita dan memberikan anugerah serta hak istimewa
kepada kita untuk mengambil bagian di dalamnya.
Jadi Paulus menuliskan kepada sebuah Gereja untuk mengatakan bahwa ia
sedang bertanya-tanya tentang apa yang terjadi kepada mereka, karena itu ia
mendorong mereka untuk menjawab tantangan terhadap Paulus. Itu Nomer
Dua
Nomer Tiga: Untuk Menjelaskan tentang Kedatangan Kristus yang Kedua
Kali. Kedatangan Kristus yang kedua kali dijelaskan panjang lebar dalam
Kitab ini.
Untuk Memperingatkan Bahaya Kemalasan. Inilah yang terjadi. Banyak
orang di Tesalonika sudah mendengar tentang Kedatangan Kristus yang
kedua kali dan mereka berhenti bekerja. Mereka hanya bermalas-malasan
sambil bertanya-tanya kapan Ia akan datang kembali dan mereka hanya
bersenang-senang menikmati hidup saja. Dan karena itu Paulus menuliskan
sebuah Kitab dimana ia mengatakan, ‘carilah pekerjaan.’ Inilah inti dari surat
1 Tesalonika, ‘saudara-saudara bekerjalah. Apa yang kamu lakukan?’ Dan
karena itu ia menuliskan surat ini.
Ayat-ayat Kunci Bisa anda perhatikan di dalam daftar yang ada.
Struktur Keseluruhan. Anda memperhatikan Pasal 1 ayat 3 yang memberikan
kepada kita sedikit tentang garis besar dari beberapa Tema yang dibahas.
Pekerjaan yang dihasilkan oleh iman, kerja keras yang didorong oleh kasih dan
ketekunan yang dihasilkan oleh pengharapan. Saya mau mendorong anda,
ketika anda membaca 1 Tesalonika untuk menggaris bawahi bagian akhir setiap
Pasal karena setiap pasal berbicara mengenai Kedatangan Kristus yang Kedua
kali. Dituliskan secara sangat teratur di sana. Coba lihat di akhir dari setiap
pasal di dalam 1 Tesalonika, dan anda akan melihat Kedatangan Kristus yang
Kedua kali dijelaskan. Di awal dari 1 Tesalonika anda melihat sebuah lingkaran
pemuridan yang ditunjukkan. Saya mendaftarkannya di sini. Kita melihat
pemuridan di dalam Alkitab di dalam kehidupan dan pelayanan Kristus berupa
Membagikan Firman, Menaburkan Firman, Mengajarkan Firman dan Melayani
dunia. Dan anda melihat hal itu secara berturut-turut ada di awal 1 Tesalonika.
Dan kemudian di dalam Sukacita Pemuridan, Paulus berbicara tentang
bagaimana orang-orang Tesalonika menjadi mahkota dan sukacitanya. Ia hidup
bagi kepentingan mereka. Perhatikan dengan seksama bagaimana Paulus
memberikan penekanan kepada Pengudusan, yaitu Kesucian dan juga tentang
Kedatangan Kristus Kedua Kali sebagaimana yang sudah kita perhatikan. Lihat
juga bagaimana ia Memusatkan kepada Firman. Saya rasa Paulus di sepanjang
Kitab ini dan anda lihat juga dimana Firman disebutkan, saya rasa Paulus di
sepanjang Kitab ini mengatakan, ‘maukah engkau minggir dan membiarkan
Kuasa Firman melakukan pekerjaannya’. Dan inilah yang dilakukan Jemaat.
Jemaat mengatakan ‘Firman-Mu yang bekerja’. Kita harus Menyerahkan Diri kita
kepadanya. Kita Harus Memberitakannya dan Percaya bahwa Firman-Nya yang
akan Bekerja.
2 Tesalonika. Dituliskan sebagai follow-up dari Suratnya yang pertama. Ada
tiga tujuan di dalamnya.

Untuk Menguatkan Orang-orang Percaya
yang sedang menghadapi
penganiayaan yang semakin berat. Ini adalah sebuah keyakinan baru di
dalam budaya yang tidak mau menerima keyakinan itu. Hal itu tentu saja
tidak mudah.

Untuk Mendorong mereka yang Malas Agar Kembali Bekerja. Bekerja bagi
kemuliaan Kristus sampai Ia datang kembali.

Dan Untuk Memperbaiki Orang-orang Percaya dalam Pengejaran Mereka
akan Kekudusan. Ada ikatan antara Kekudusan dengan Kedatangan Kristus
yang kedua kali di dalam Kitab ini.
Perhatikan bagaimana 18 dari 47 ayat di dalam Kitab ini berbicara tentang Hari
Tuhan. Ada beberapa orang di Tesalonika yang mengatakan bahwa Hari Tuhan
sudah tiba. Dan Paulus membantahnya dengan mengatakan bahwa hari itu
masih akan datang dan kita harus hidup dalam penantian akan hari itu.
Perhatikan dengan seksama beberapa kata ini: Penghukuman. Penghukuman
sungguh-sungguh ditekankan. Dalam 1 Tesalonika anda melihat penekanan
kepada Kedatangan Kristus yang Kedua Kali, Kristus akan datang kembali bagi
Jemaat-Nya. Ketika anda memasuki 2 Tesalonika, anda melihat lebih banyak
lagi penekanan bahwa Kristus akan datang kembali untuk menghakimi mereka
yang ada di luar Jemaat. Ini gambaran yang sangat agung. Biarlah Kitab ini
mengingatkan anda akan harapan bahwa hari itu mungkin datang hari ini.
Apakah kita hidup demikian? Apakah anda hidup demikian? Kedatangan
Kristus yang Kedua kali adalah doktrin yang terlupakan di dalam gereja, di dalam
budaya kita. Dan yang perlu kita ingat adalah bahwa hal itu akan menjelaskan
banyak hal tentang apa yang nanti akan kita bicarakan di bagian selanjutnya.
Kita perlu ingat bahwa ia sudah berjanji bahwa Ia akan datang kembali. Kita
merindukan datangnya hari itu. Tetapi saya akan menjelaskannya kemudian.
1 Timotius. Ini ‘T’ ukuran sedang. 1 Timotius. Dituliskan untuk menguatkan
seorang muda bernama Timotius, seorang pemimpin muda di dalam Jemaat,
saat ia memimpin Jemaat di sebuah kota besar di Efesus. Ini kitab yang
dituliskan untuk seseorang yang sedang berjuang memimpin Jemaat dimana
kebanyakan anggotanya lebih tua dibandingkan dirinya. Memang agak lucu.
Anda mungkin berkata bahwa saya harus menghafalkan 1 Timotius, bukan?
Baiklah. Dengan sangat serius, Timotius sampai kepada titik dimana ia hampir
mengundurkan diri. Ia berusaha memimpin Jemaat dan khususnya dalam
keadaan dimana beberapa pemimpin di dalam Jemaat melakukan berbagai hal
yang melanggar hukum Allah. Dan ia sedang berusaha memimpin, lalu Paulus
mengatakan agar Timotius tidak membiarkan seorangpun menganggap ia
rendah karena ia muda. Jadilah teladan, di dalam kehidupanmu. Dan ia
berusaha menguatkan Timotius dan keseluruhan Kitab ini memang semacam
bolak-balik dalam nasehat kepada Timotius dan kepada Jemaat. Kitab ini
pertama-tama dituliskan untuk Timotius tetapi juga banyak berbicara mengenai
kepemimpinan di dalam Jemaat.
Allah menghendaki orang-orang saleh
memimpin Jemaat-Nya. Kepemimpinan Harus dilakukan dalam Kesalehan di
dalam Jemaat.
Anda melihat Ayat Kunci di sini. Satu Kata Kunci yang anda lihat, dan anda bisa
memahami struktur keseluruhannya:
Mempertahankan Doktrin Gereja,
Mempertahankan Penyembahaan Gereja, Memelihara Apa yang Penting Bagi
Gereja. Perhatikan dengan seksama Kata Kuncinya: Maju. Maju. Istilah
kemiliteran ada di dalam surat 1 Timotius dan pada dasarnya di sana Paulus
mengatakan engkau sudah memiliki Injil dan engkau sudah memiliki Gereja dan
engkau harus menjaganya dengan segenap hatimu. Engkau harus memastikan
bahwa engkau bisa menjaga kemurnian di antara kepemimpinan di dalam
Gereja. Jagalah itu dengan segenap kekuatanmu. Pasang benteng di sekeliling
bunker dan pastikan untuk menjaganya. Taruh diri anda dalam posisi Timotius
saat anda membaca Surat ini. Saya rasa inilah Kitab yang memberikan kepada
kita banyak perspektif mengenai kepemimpinan di dalam Jemaat. Di sana, jelas
sekali ada persyaratan yang didaftarkan untuk jabatan-jabatan yang berbeda di
dalam Gereja di dalam 1 Timotius, tetapi ini adalah sebiah Kitab yang perlu kita
lihat juga sebagai gambaran tentang apa yang menjadi tanggungjawab para
pemimpin di dalam Gereja.
Selanjutnya 2 Timotius. Paulus menuliskan Surat ini, kemungkinan besar
merupakan surat terakhir yang dituliskannya saat menantikan pengadilan dan
kematiannya. Hal ini akan mengubah cara anda membaca 2 Timotius. Kalau ini
adalah pertama kalinya anda memahami apa yang terjadi kepada Paulus saat
menuliskan Kitab ini, saya mau mendorong anda untuk melihatnya kembali
malam ini atau besok, kalau sekarang sudah terlalu malam untuk membukanya.
Ini adalah pemenjaraannya yang terakhir dan ia tidak berada dalam tahanan
rumah seperti yang terjadi sebelumnya di Roma.
Ia berada dalam sebuah
penjara yang kotor dimana ia dianggap sebagai penjahat yang dibenci. Dan ia
menyatakan keterasingan dan kesendiriannya lebih dari sebelumnya. Dan kita
melihat Paulus; saya rasa Paulus sedang menunjukkan bagaimana seorang
martir Kristen seharusnya menghadapi kematiannya di dalam 2 Timotius. Ia
manuliskan surat ini kepada Timotius.
Timotius sedang berkeliling dan
berkhotbah dan Paulus menuliskan Surat ini sehingga kita bisa melihat apa yang
dirasakannya menjelang eksekusinya.
Anda bisa melihat struktur
keseluruhannya karena yang ada di dalam pikirannya adalah bagaimana
memimpin Jemaat, pelayanan yang berhasil di dalam Jemaat. Dan anda melihat
di sini pola bagi pelayanan yang berhasil di dalam Jemaat. Pertama-tama
Menggadakan Pelayanan dengan Mempercayakannya kepada Orang-orang
yang bisa dipercaya. Paulus mau agar Injil terus disebarkan melalui jemaat dan
mempercayakannya kepada lebih banyak lagi orang.
Bertahan dalam
Pelayanan, Belajar dalam Pelayanan dan Pelayanan yang Kudus. Kita bisa
merasakan kepedulian Paulus yang besar kepada Timotius dan kepeduliannya
yang besar kepada Jemaat. Anda melihat di dalam 1 Timotius dan anda melihat
ia berbicara mengenai beberapa orang yang sudah berpaling dari kebenaran.
Beberapa orang sudah kandas iman, beberapa orang berbalik kepada Iblis,
beberapa tersesat, dan beberapa melakukan pelanggaran. Anda melihat 2
Timotius dimana ia mengatakan, “Semua sudah berpaling dariku. Semua sudah
meninggalkan aku.” Dan hatinya sangat berat, sangat berat di dalam 2 Timotius,
tetapi ia mengatakan di dalam Pasal 4 ayat 16 “semuanya meninggalkan aku,
tetapi Tuhan telah mendampingi aku.” Dan ini mengingatkan kita bahwa
bagaimanapun kesepiannya kita di dalam Kekristenan, Paulus sadar bahwa ia
tidak pernah sendiri. Kristus selalu bersama kita. Ini kitab yang sanagt berat. 2
Timotius.
Kemudian anda masuk ke Titus, “T” ukuran kecil di bagian akhir. Ia adalah
pemimpin jemaat di Kreta yang dibawa kepada Kristus oleh Paulus, anda melihat
hal itu di surat 2 Korintus.
Empat Tujuan Berganda. Ia mengingatkan Titus untuk menunjuk Para Penatua
Jemaat. Ia memperingatkan dia akan guru-guru palsu di dalam Jemaat. Ia
mengajarkan kepadanya bagaimana memimpin tipe-tipe orang yang berbedabeda di dalam Jemaat. Ia mengajar Titus bagaimana memimpin orang dengan
tipe-tipe yang berbeda di dalam Jemaat dan untuk menguatkan dia dalam
kaitannya dengan pentingnya Anugerah di dalam Jemaat. Ini Tema Utamanya :
Anugerah Anugerah yang Membawa Kepada Kesalehan. Bagaimana Anugerah
dari Allah dan Kesalehan di dalam kehidupan harus berdampingan. Keseluruhan
Anugerah itu membawa kepada Kesalehan yang muncul dalam Perbuatan Baik
dan mungkin beberapa orang datang kepada Titus dan berpikir, ‘Tunggu dulu.
Kalau Surat ini tentang Anugerah, mengapa isinya banyak berbicara mengenai
Perbuatan Baik?’ Inilah indahnya Anugerah. Kita mendapatkan Anugerah yang
dicurahkan ke atas kita tetapi itu tidak menghilangkan sama sekali Perbuatan.
Kita mendapatkan Anugerah yang dicurahkan kepada kita supaya kita bisa hidup
bagi kemuliaan-Nya. Demikianlah Pekerjaan kita menunjukkan Anugerah yang
sudah diberikan karena, jangan melewatkan hal ini, Allah tidak memberikan
Anugerah kepada kita dan kemudian mengatakan, ‘Sekarang pergilah dan
lakukan Perbuatan Baik.’
Ia memberikan Anugerah kepada kita dan
mengatakan, ‘Aku akan memberikan kepadamu Anugerah untuk melakukan
setiap Perbuatan Baik.’ Semua yang kita lakukan adalah karena Anugerah-Nya.
Jadi Anugerah dan Perbuatan Baik ada secara berdampingan di dalam Kitab
Suci.
Anda masuk ke surat Filemon. Anda mungkin bisa membaca surat ini lebih
singkat dari pembahasan kita tentang suratnya. Tetapi surat ini dituliskan
kepada Filemon, seorang Kristen di Kolose yang datang kepada iman melalui
Paulus. Sekarang dengarkan hal ini. Surat ini adalah mengenai seseorang yang
bernama Onesimus yang adalah budak Filemon yang sudah datang kepada
iman di dalam Kristus melalui Paulus. Yang terjadi adalah Onesimus adalah
budak dari Filemon dan ia sudah mencuri sesuatu dari Filemon dan ia kemudian
melarikan diri dan kemudian dalam kedaulatan Allah, Allah mempertemukan
Paulus dengan Onesimus dan Onesimus datang kepada iman di dalam Kristus.
Dan karena itu Paulus menuliskan surat kepada Filemon yang mengatakan aku
mengirimkan dia kembali kepadamu karena ia itu memang hakmu dan aku
mendorong engkau untuk memperlakukan dia dengan cara yang memuliakan
Kristus. Ia memintakan pengampunan bagi Onesimus. Surat Filemon ini
memang sangat menarik.
Paulus menulis untuk memberi tahu Filemon
mengenai Keselamatan Onesimus, meminta Filemon mengampuni dia dan
kemudian ia meminta ijin untuk mengunjungi Filemon. Ini gambaran yang sangat
luar biasa tentang Kristus sebagai Pembebas kita dan Pendamai kita.
Perbudakan adalah praktek yang diterima umum pada abad I. Saya ingin anda
melihat Surat ini, pengaruh Injil kepada perbudakan karena Injil menghapuskan
perbudakan karena Injil menyatukan kita karena kita bukan lagi budak atau
orang merdeka, orang-orang Yahudi maupun orang-orang bukan Yahudi, kita
ada di dalam Kristus. Inilah gambarannya di sini. Dan lama setelah peristiwa ini
barulah perbudakan dihapuskan dari keseluruhan gambaran kebudayaan ini.
Tetapi Injil yang sebenarnya melakukannya dan hanya Gereja saja yang pada
waktu itu menghalangi Injil untuk melenyapkan perbudakan. Injil langsung
menusuk kepada inti dari perbudakan. Tidak ada budak/tuan, majikan/hamba,
orang-orang Yahudi atau orang-orang bukan Yahudi di dalam gambaran Injil.
Injil Memperdamaikan semuanya. Injil Mengubahkan Hubungan Kita. Jadi itulah
isi surat Paulus yang kita miliki.
Ini membawa kita kepada Surat-Surat Umum. Kita perlu membahas dengan
cepat beberapa bagiannya. Sembilan surat yang tidak dituliskan oleh Paulus.
Buat sebuah tanda kecil di sini. Diatur pada dasarnya berdasarkan panjang
suratnya. Judul surat bukan dibuat berdasarkan penerima tetapi penulis
suratnya: Yakobus, Petrus, Yohanes dan Yudas serta penulis surat Ibrani.
Semua ditulis juga kepada audiens yang bersifat lebih umum. Inilah sebabnya
surat-surat ini disebut Surat-Surat Umum. Ini tidak berarti bahwa surat-surat itu
hanya dibuat secara asal saja, tetapi surat ini memang bersifat lebih umum, lebih
luas, dan bahkan penerimanya kadang tidak terlalu jelas.
Pertama-tama kita melihat surat Ibrani. Siapa yang menuliskan surat Ibrani?
Saya mau mengatakan apa yang akan saya yakini sampai mati mengenai hal ini.
Saya yakin dengan sepenuh hati saya bahwa hanya Allah yang tahu siapa
penulis surat Ibrani. Hanya Allah yang tahu siapa penulis surat ini. Apakah
Paulus yang menuliskannya? Mungkin. Apolos? Mungkin. Filipus? Markus?
Bahkan Akuila dan Priskila? Semuanya mungkin saja. Bisa saja itu terjadi. Kita
tidak tahu siapa penulis surat Ibrani. Kita sungguh-sungguh tidak tahu dan
kalaupun anda pikir anda tahu, sebenarnya anda tidak bisa memastikan. Tidak
ada yang tahu siapa penulis surat ini. Kalaupun anda suatu hari secara
kebetulan pandangan anda memang benar anda bisa meyakininya sepenuh hati
anda, tetapi kita tetap saja belum bisa memastikannya. Memang agak kurang
jelas mengenai kepenulisan dari kitab ini dan juga tentang penerima surat ini.
Surat ini kemungkinan besar dituliskan kepada orang-orang Kristen Yahudi yang
sedang mengalami penganiayaan. Orang-orang Kristen Yahudi yang sedang
mengalami cobaan untuk kembali kepada Yudaisme dan mengalami cobaan
untuk meninggalkan Kristus. Anda melihat gambarannya, seorang Yahudi yang
taat datang kepada Iman di dalam Kristus, sekarang mereka mengadakan
pertemuan-pertemuan di rumah-rumah secara rahasia. Anda tidak lagi memilik
Bait Suci. Anda tidak memiliki semua kelengkapan seperti dahulu dan kemudian
memandang ke sekeliling di dalam Gereja Rumah anda dan berpikir, ‘Apakah
ada yang kurang di sini? Seharusnya kita memiliki semua kelengkapan itu.’ Dan
yang dikatakan oleh penulis surat Ibrani, siapapun dia, adalah ‘semua
kelengkapan itu menunjuk kepada satu pribadi, kepada Kristus, dan anda
memiliki-Nya di dalam Gereja Rumah ini. Anda memiliki-Nya dimanapun anda
berada.’ Anda perlu melihat bagaimana semua kelengkapan itu memang
dimaksud untuk menunjuk kepada Kristus. Ini adalah kitab yang paling bersifat
Kristologis di dalam Perjanjian Baru, dan bahkan, di seluruh Alkitab. Kitab yang
paling bersifat Kristologis. Kitab ini memberikan gambaran tentang Keutamaan
Kristus dan Gambaran tentang Kristus. Hakekat dari Perjanjian Lama, bayangan
dari Perjanjian Lama diterangi oleh Hakekat Perjanjian Baru di dalam Kristus. Ia
adalah Nabi, Imam, dan Raja dan Ia mengatakan kepada sang penulis,
mengatakan kepada para pembaca surat Ibrani, ‘Kalau engkau meninggalkan
Kristus, engkau meninggalkan Allah.’
Kristus adalah penggenapan dari
semuanya itu. Jadi berita surat Ibrani, Tema utamanya adalah Keutamaan
Yesus Kristus. Berita surat Ibrani berkisar di sekitar nasehat untuk terus
mengikuti Kristus, tidak menjauh dari-Nya, tidak menjauh dari Missi sang Kristus.
Anda bisa melihat Keutamaan Kristus berulangkali dalam surat ini.
Dua Kata Kunci yang menunjuk kepada Keutamaan-Nya. Yang pertama adalah
Lebih Baik dari semua hal yang dianggap baik di dalam tradisi Perjanjian Lama,
yang lebih baik ada di dalam Kristus. Dan kata yang kedua adalah Sempurna.
Satu-satunya cara Kristus bisa menjadi hakekat dari bayangan di dalam
Perjanjian Lama adalah karena Ia sempurna. Ia adalah Penebus kita yang
sempurna. Ia adalah Imam Besar kita yang sempurna. Ia adalah Pribadi yang
sempurna yang bisa menghadap hadirat Allah yang Kudus dan menjadi
pengantara bagi kita. Ketika anda membaca surat Ibrani, anda akan melihat
pelajaran tentang Perjanjian Lama banyak dituliskan di sana. Di banyak tempat
ada isi Perjanjian Lama. Saya sudah memberikan beberapa contoh di sini, tetapi
ada banyak sekali di berbagai bagian.
Beberapa hal yang perlu diingat. Ketika anda melihat penulis mengutip dari
Perjanjian Lama. Saya hanya ingin memberikan beberapa petunjuk saat anda
belajar dan melihat Perjanjian Lama serta Perjanjian Baru menjadi hidup di
dalam surat Ibrani. Ingat bahwa penulis mengutip dari Perjanjian Lama bahasa
Yunani. Artinya beberapa kali mungkin terjemahannya sedikit berbeda dengan
yang kita miliki, yaitu dalam bahasa Indonesia. Mungkin nampak sedikit berbeda
dan tidak tepat sama dengan ayat di dalam Perjanjian Lama. Ini tidak berarti
bahwa penulisnya seakan-akan melakukan kesalahan. Mereka mengutip dari
Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani dan karena itu ada beberapa selisih di
sana-sini. Tidak besar, bukan sesuatu yang penting, hanya sekedar perbedaan
kata saja. Seringkali penulis mengajukan argumentasi dari yang kecil menuju ke
yang besar. Anda melihat perkembangan argumentasinya dan pandangan
penulis mengenai segala sesuatu di dalam Perjanjian Lama dengan
menggunakan kacamata Kristus sebagaimana seharusnya. Pandang semua
yang ada di dalam Perjanjian Lama melalui kacamata Kristus. Itulah yang ada
dalam surat Ibrani.
Selanjutnya adalah surat Yakobus. Kemungkinan besar dituliskan oleh Yakobus,
saudara Yesus. Yakobus kemungkinan adalah salah seorang pemimpin dalam
Konferensi Yerusalem yang tercatat dalam Kisah Para Rasul Pasal 15. Dan
karena itu ia juga memiliki akar Yahudi yang kuat. Surat ini dituliskan untuk
menjelaskan mengenai implikasi praktis dari iman. Dengan kata lain,
bagaimanakah Kekristenan itu dinyatakan dalam tindakan?
14 Apakah
gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia
mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman
itu menyelamatkan dia? 15 Jika seorang saudara atau saudari tidak
mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, 16 dan seorang
dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan
makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa
yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? Lalu ia mengatakan,...
"Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan
menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku. Jadi pada
dasarnya yang anda lihat di dalam Kitab Yakobus adalah hampir sebuah essay
singkat, tentang bagaimana iman bisa dilihat di dalam tindakan. Anda melihat
struktur keseluruhannya di sini, Perjanjian Lama ada dimana-mana, dalam 108
ayatnya, merujuk atau menyinggung kepada 22 Kitab dalam Perjanjian Lama.
Memang surat ini bukan sebuah kitab yang panjang dalam Perjanjian Baru,
tetapi ada penjelasan dari 22 Kitab Perjanjian Lama di sini dan paling tidak ada
kutipan atau penjelasan mengenai pengajaran Kristus. Anda bahkan mungkin
bisa menaruh catatan kecil di sini. Khotbah di Bukit, ada kesamaan yang sangat
menonjol antara isi surat Yakobus dengan isi Khotbah di Bukit.
Perhatikan penekanan kepada Keadilan Sosial. Agama yang dipandang oleh
Allah Bapa sebagai yang murni dan tidak bercacat adalah yang memperhatikan
anak-anak yatim dan janda-janda dalam kesusahan mereka, itulah Agama yang
benar. Penekanan yang Kuat akan Keadilan Sosial. Ada kebenaran bagi kita
yang hidup di jaman ini.
Bandingkan kitab ini dengan Surat Roma dan anda akan sungguh-sungguh
bingung karena Roma berbicara mengenai Pembenaran oleh Iman dan bukan
oleh Perbuatan dan kemudian Yakobus mengatakan yang sebaliknya. Inilah
yang dijelaskan oleh Luther, yaitu Luther yang merupakan Tokoh Reformasi
Protestan. Ia mengatakan, salah satu kutipan favorit saya dari Marthin Luther, ia
begitu bosan dan kecewa dengan ajaran Katolik yang di jamannya senantiasa
berbicara mengenai bagaimana kita dibenarkan melalui Perbuatan dan
berulangkali menonjolkan surat Yakobus, lalu ia mengatakan, salah satu kutipan
favorit saya ‘Suatu hari, saya ingin masukkan Jimmy ke perapian,’ Marthin
Luther ingin melempar Jimmy ke perapian.’ Paulus menjelaskan, ini cara saya
memandang kedua kitab ini. Paulus menjelaskan mengenai Keberadaan kita di
Hadapan Allah. Saya yakin Yakobus terutama sekali menjelaskan mengenai
Kesaksian Kita di hadapan Dunia. Setiap kali kita membaca Kitab Suci, kita
perlu membacanya dalam konteks keseluruhan Kitab Suci, keseluruhan Kitab
Suci. Dan karena itu ketika anda membaca surat Yakobus jangan membuang
semua yang sudah kita pelajari sebelumnya di dalam Perjanjian Baru mengenai
Keselamatan dan Pembenaran oleh Iman, tetapi letakkan keduanya bersamasama dan katakan bahwa kita perlu menunjukkan kepada dunia bagaimana cara
kehidupan Kekristenan yang kita jalani. Inilah dimana iman kita dijadikan nyata
dalam tindakan. Inilah yang ditekankan di sini.
Anda sampai kepada 1 Petrus. 1 Petrus menuliskan, dituliskan dalam konteks
penganiayaan, penganiayaan yang sangat buruk. Nero adalah kaisar Romawi
yang baru. Dan pada dasarnya yang kemudian terjadi adalah, ia menjadi raja
yang sangat jahat.
Suatu saat kemungkinan besar dia sendirilah yang
membakar kota Roma dan kemudian menimpakan kesalahannya kepada orangorang Kristen. Dan sebagai akibatnya, dimana-mana orang-orang Kristen
dianiaya di depan umum. Mereka dibakar hidup-hidup. Ada kisah yang
mengatakan bahwa Nero menangkap saudara-saudari seiman yang sudah
mendahului kita dan membakar mereka di atas kayu salib sebagai penerangan
untuk taman-taman miliknya. Dan karena itu Petrus menuliskan Kitab ini untuk
menguatkan orang-orang percaya di tengah penganiayaan dan penderitaan yang
sedang mereka alami itu. Dan anda melihat penderitaan mewarnai isi Kitab ini.
Surat ini ditulis kepada Jemaat di Asia Kecil, yang sekarang ada di wilayah Turki
yang sedang menghadapi penganiayaan dan penderitaan yang semakin
meningkat. Saya menyebutkan nama negara Turki karena ada yang mau saya
katakan di sini. Saya membaca artikel yang diterbitkan oleh Associated Press
beberapa waktu yang lalu. Judul artikelnya. Slain German highlights Christian
plight. Kisahnya berasal dari Turki. Tempat yang sama dengan yang disebutkan
di dalam surat 1 Petrus. Dua ribu tahun kemudian, yaitu beberapa waktu yang
lalu, kisah tentang seorang missioanris dari Jerman yang sangat tenang dan
saleh yang berakhir dengan debu tanah dihamburkan ke atas pusaranya di Turki
bagian Timur. Kematiannya yang mengerikan menjadi tanda dari perjuangan
orang-orang Kristen di negeri ini. Artikel ini menceritakan mengenai berapa
jumlah mereka, dimana hanya ada sekitar 20 orang Kristen di dalam lingkungan
itu. Juga mengenai negara Turki yang 99,9% pada dasarnya beragama Muslim
dan orang ini, seorang Missionaris dari Jerman, dan dua orang Turki yang
beragama Kristen terbunuh pada saat itu. Tangan dan kaki mereka terikat dan
leher mereka hampir putus di sebuah percetakan Kristen yang dipakai
mendistribusikan Alkitab.
Lima orang ditangkap dan dikenai tuduhan
pembunuhan. Mereka mengatakan bahwa mereka membela agama mereka.
Artikel itu menjelaskan juga perkataan istri dari orang itu, dengan tiga anak
mereka yang berusia tiga belas, sepuluh dan delapan tahun, dan istrinya
mengatakan bahwa ia akan tetap bertahan di sana. Ketika ditanya, ‘Apakah
anda akan meninggalkan Turki sekarang?’ Ia menjawab, ‘Tidak, inilah tempat
panggilan Allah dan kami akan memberitakan Injil di Turki.’ Kita memiliki satu
orang saudara berkebangsaan Jerman dan dua orang Turki. Dikisahkan juga
tentang keluarga salah satu orang Turki Kristen itu datang untuk mengambil
jasadnya, tetapi keluarganya yang lain beragama lain dan menolak mengadakan
pemakaman secara Kristen dan karena itu ketika mereka bertemu istrinya yang
juga seorang Kristen, wanita itu mengatakan, ‘Kalian tidak boleh membawa
jasadnya, ia akan dimakamkan secara Kristen.’ Ini kisah nyata, meski tidak
terjadi di tempat kita berada saat ini. Tetapi ini kisah yang secara nyata terjadi di
tempat yang kita sedang pelajari saat ini. Jadi apa yang dituliskan Petrus
kepada orang-orang dalam setting yang demikian? Tema Besarnya adalah
Kecukupan Anugerah Allah yang dipakai dalam setiap Pasal yang ada.
Anugerah Allah sangat ditekankan.
Perhatikan Ayat Kunci di sini. Struktur Keseluruhannya: Ada Panggilan untuk
Hidup Kudus di sini. Di tengah-tengah dunia yang sangat sulit untuk menjalani
kehidupan Kekristenan anda. Dan ada perbandingan yang sangat kuat dengan
surat Efesus di sini. Anda bisa melihat beberapa paralel di sini. Anda melihat
beberapa dari Kata Kunci yaitu Penderitaan disebutkan enam belas kali. Setiap
kali Petrus berbicara mengenai Kristus, ia tidak berbicara mengenai bagaimana
Kristus sudah mati bagi kita, ia berbicara mengenai bagaimana Kristus sudah
Menderita bagi kita. Ia sudah menunjukkan Kesamaan antara Kristus dengan
Jemaat-Nya. Kitab ini mengajarkan kepada kita bagaimana menjalani kehidupan
Kristen kita di tengah-tengah penganiayaan dan penderitaan.
Saya ingin mengingatkan anda bahwa ada orang-orang di dunia ini yang
membaca Alkitab dengan cara yang sangat berbeda dengan kita. Dan saudara
seiman kita di dunia ini menggaris bawahi hal-hal yang berbeda dengan kita
ketika membaca Alkitab. Ini adalah Kitab yang memang perlu diterapkan
langsung dalam kehidupan orang-orang yang mendengarnya agar bisa
memahami betapa besarnya anugerah Allah dan penderitaan-Nya. Dan untuk
bisa memahami penderitaan walaupun kita tidak sedang mengalaminya di
negara kita seperti yang kita dengar terjadi di Turki, maka kita akan bisa
memahami penderitaan sebagai sebuah gambaran yang besar.
Sebuah
gambaran yang di dalamnya tercakup juga penderitaan Kristus bagi
Keselamatan dunia dan gambaran tentang Allah kita yang meskipun di dalam
penderitaan kita Ia bisa memakainya, Ia bisa memakai penderitaan itu untuk
menjadikan kemuliaan-Nya dikenal, kemuliaan Anugerah-Nya dikenal. Inilah
berita dari 1 Petrus.
Saya rasa ini saatnya bagi kita untuk berhenti sejenak dan beristirahat. Kita
akan berhenti selama kurang lebih 15 menit dan akan melanjutkannya kembali.
Download