Apakah anda siap untuk belajar 2 Timotius? Sebuah gambaran tentang Paulus. Kita sudah melihat adanya Perjalanan Missi Paulus yang Pertama. Kemudian kita melihat Paulus ada di dalam Konferensi di Yerusalem. Ia dan Barnabas sudah diutus dari Antiokhia untuk menjadi bagian dari pembicaraan ini dan mereka ada di Konferensi Yerusalem untuk memutuskan bagaimana mereaka mau menerima orang-orang bukan Yahudi ke dalam Gereja, menjadi bagian dari umat Allah. Mereka kemudian kembali ke Antiokhia dan tiba waktunya bagi mereka untuk mengadakan Perjalanan Missi yang Kedua. Karena itu mereka berangkat dalam Perjalanan Missi yang Kedua, yang berlangsung selama beberapa tahun, menempuh perjalanan sekitar 4.500 km, dan mereka sekali lagi berangkat dari Antiokhia dan kembali ke Antiokhia juga. Jemaat di sana menjadi base pelayanan mereka. Selama masa itu, kemungkinan besar Paulus menuliskan surat 1 dan 2 Tesalonika dalam Perjalanan Missi yang Kedua. Yang anda lihat kalau anda memperhatikan peta, di ssii kiri mulai dari Antiokhia yang terletak di bagian kanan peta ini. Mereka memulai perjalanan dari Antiokhia dan mereka kembali ke wilayah-wilayah yang sudah mereka kunjungi sebelumnya. Dan itu rencana mereka, tetapi kemudian Paulus mendapatkan panggilan Makedonia ini yang mengatakan bahwa Injil perlu disebarkan lebih jauh dari wilayah-wilayah itu. Dan karena itu mereka meneruskan perjalanan dan mulai pergi ke berbagai tempat. Mereka pergi ke Korintus dan meneruskan sampai ke Efesus. Mereka berbalik ke arah Yerusalem dan kemudian berbelok memutar ke Antiokhia. Di Korintus dalam Perjalanan Missi inilah, ia sungguh-sungguh mulai mendapatkan visi untuk pergi lebih ke barat lagi, khususnya sampai ke Roma. Dan karena itu ketika kita melihat Paulus mulai dalam Perjalanan Missi yang Ketiga, ia meninggalkan Antiokhia tetapi ia tidak membuat rencana untuk kembali. Beberapa orang berpikir ada kemungkinan ia mulai merasa kurang cocok dengan beberapa orang dari antara jemaat di sana. Tetapi ia berangkat dalam Perjalanan Missi yang Ketiga dari Antiokhia dan ia mulai mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah dikunjunginya. Dalam perjalanan ini, ia tinggal di Efesus sampai tiga tahun. Dan dalam perjalanan ini ia menuliskan Surat Roma dan 1 serta 2 Korintus. Sekarang ia ada di Korintus saat ia menuliskan surat Roma yang anda lihat tepat berada sebelum surat Korintus. Ia berada dekat dengan Roma. Dan ia menuju ke Roma. Yang dilakukannya adalah ia mengumpulkan sumbangan bagi orang-orang kudus yang ada di Yerusalem. Jemaat di sana membutuhkan dukungan dan bantuan. Dan sementara ia menuju ke sana, ia berhenti hampir di tengah-tengah peta kita di kota Efesus. Dan ia meluangkan waktu beberapa saat bersama dengan para pemimpin Gereja yang sudah sangat dikenalnya. Dan pada titik inilah ia kembali ke Yerusalem, dan kehidupannya sendiri menghadapi resiko. Jemaat di Efesus mencoba mencegah agar Paulus tidak kembali ke Yerusalem. Apa yang dikatakan Paulus? Ia mengatakan, saudara (Kisah Para Rasul 20:24) Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikit pun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah. Kisah Para Rasul pasal 20 ayat 22 sampai 24 adalah bagian yang sangat penting. Dan kemudian anda akan memasuki Pasal 21 di dalam Kisah Para Rasul dan di sana ditulis perkataan kepada Paulus melalui seorang nabi bahwa kalau ia pergi ke Yerusalem maka ia akan diikat, dan berpikir bisa mencegah Paulus untuk pergi. Nabi, jelaskan kepada mereka apa yang anda pikirkan. Dan dengarkan apa jawaban Paulus. Ia mengatakan (Kisah Para Rasul 21:13) “Mengapa kamu menangis dan dengan jalan demikian mau menghancurkan hatiku? Sebab aku ini rela bukan saja untuk diikat, tetapi juga untuk mati di Yerusalem oleh karena nama Tuhan Yesus.” Saya rasa kita sudah banyak mendengar kesaksian mengenai orang-orang di berbagai belahan dunia yang mengatakan bahwa mereka tidak terkejut saat menghadapi penganiayaan. Hal itu tidak mengejutkan mereka. Mereka tahu bahwa hal itu merupakan resiko yang sangat nyata di hadapan mereka, tetapi mereka mengatakan “aku tidak menghiraukan nyawaku. Aku akan menerima apapun asal bisa membuat Injil Kristus lebih dikenal.” Ini gambaran yang kita lihat di dalam kehidupan Paulus dalam Perjalanan Missinya yang Ketiga. Ia sampai ke Yerusalem. Ia pergi ke Bait Suci. Dan ia difitnah serta ditangkap dan kemudian menghabiskan hampir dua tahun di dalam penjara di Kaisarea di dekat Laut. Dan kemudian ia naik banding kepada Kaisar, Kaisar Romawi. Ia lalu dibawa dari Kaisarea di dekat Laut menuju ke Roma. Anda melihat perjalanan ke Roma pada tahun 60 sampai 61 karena ada kapal karam di sana, sekitar tiga bulan, seolah-olah semuanya memang buruk bagi Paulus. Bahkan ketika ia ada di dalam penjara dan dibawa menghadap Kaisar, ia masih harus mengalami kapal karam dan mereka mengbaiskan waktu sampai tiga bulan sebelum akhirnya bisa sampai ke Roma dimana ia menjalani pemenjaraannya yang pertama. Ini adalah semacam tahanan rumah yang dijalaninya dimana orang-orang bisa datang dan mengunjungi Paulus, tetapi ia ada di Roma, dalam tahanan rumah dan ia menuliskan Surat yang disebut sebagai Surat-Surat Penjara: Filipi, Efesus, Kolose dan Filemon, semuanya ditulis dalam masa pemenjaraan di Roma. Banyak bukti yang mendukung bahwa ini merupakan perjalanan terakhir Paulus, banyak orang yang yakin bahwa Paulus dilepaskan dari pemenjaraannya paling tidak untuk sedikit waktu di dalam pelayanan terakhirnya. Kemana dia pergi, tepatnya apa yang dilakukannya pada saat itu, tidak bisa dipastikan, tetapi kemudian ia dipenjarakan lagi. Dan dalam pemenjaran ini kemungkinan besar ia mati. Dalam pemenjaraan terakhir inilah Paulus menuliskan Surat-Surat Pastoral, termasuk yang sudah di sebutkan tadi yaiitu 1 dan 2 Timotius serta Titus, SuratSurat Pastoral. Semua itu pada dasarnya adalah surat kepada pribadi-pribadi, tetapi sebenarnya ditujukan kepada Gereja. Anda tahu perhatian Paulus kepada Gereja. Ini merupakan sebuah gambaran yang sangat luar biasa mengenai hati Paulus saat ia menghadapi hari-hari terakhirnya di dunia ini. Paulus, sang penulis, anda lihat di sini, saya memberikan Ikhtisar dari cara Paulus menuliskan beberapa dari Surat-Suratnya. Tetapi saya ingin anda menyelami kepada masing-masing Surat dan saya ingin kita melihat bagaimana ia menuliskan hal yang berbeda kepada pribadi yang berbeda pada waktu yang berbeda untuk memberikan penekanan akan gambaran Injil, mengkontekstualisasikan Injil di tempat yang berbeda. Surat Pertama yang kita lihat di dalam Perjanjian Baru dan kemungkinan adalah Kitab yang paling saya sukai di dalam Alkitab adalah Surat Roma. Bisa dikatakan bahwa kitab ini kemungkinan merupakan kitab yang paling berpengaruh di dalam sejarah Kekristenan. Banyak orang datang kepada iman, Agustinus datang kepada iman karena membaca surat Roma ini, datang kepada iman kepada Kristus melalui kitab ini. Dan Luther yang juga mengatakan bahwa Roma, dalam beberapa segi Galatia juga, tetapi Roma, Roma 1:16 dan 17 khususnya ayat 17 orang benar akan hidup oleh iman yang menjadi titik tolak dari semua Reformasi Kristen ada di dalam kitab Roma ini. John Wesley, yang dipakai oleh Allah dalam Kebangunan Rohani Besar untuk membawa ribuan orang kepada Kristus melalui khotbah-khotbahnya, ia juga datang kepada iman kepada Kristus, ia bertobat ketika ia sedang dalam Pemahaman Alkitab dan baru membaca tulisan Luther tentang pendahuluan kepada Surat Roma. Mereka baru saja membaca pendahuluan kepada Kitab itu ketika John Wesley sampai kepada keyakinan akan gambaran Injil oleh Anugerah melalui Iman. Karena surat Roma ia datang kepada iman di dalam Kristus. Surat ini memberikan jejak yang sangat besar dalam pengaruhnya bagi sejarah Kristen. Roma dituliskan kepada orang-orang Kristen bukan Yahudi yang hidup di Roma. Masih ada ketegangan di sana mengenai bagaimana orang-orang Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi bisa berdampingan. Tema Utamanya ada dua. Kebenaran Allah, hal itu disebutkan lebih dari 60 kali di dalam Surat Roma. Kebenaran Allah disebutkan berulangkali dan kemudian Injil Allah. Sejak awal Injil Allah dijanjikan sebelumnya oleh Para Nabi di dalam Kitab Suci. Dan kemudian anda melihat Roma 1 ayat 16 dan 17, yang bisa menjadi ayat Tema. Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah ... setiap orang yang percaya, . . . kebenaran Allah, . . . "Orang benar akan hidup oleh iman.” Semuanya itu berjalan seiring, Kebenaran Allah dan Injil. Karena kalau Allah itu benar dan kita tidak memiliki Injil, kita ada dalam masalah. Injil adalah Kabar Baik tentang bagaimana kita bisa menjadi Benar dengan Allah. Dan itulah Surat Roma. Tiga Tujuan Berganda Pertama-tama adalah Untuk Mengajar Gereja tentang Doktrin Dasar dari Injil Kedua Untuk Menunjukkan Implikasi Praktis dari hal itu. Pada dasarnya Roma pasal 1 sampai 11 memberikan kebenaran doktrin yang sangat berat. Roma 12 sampai 16 memberikan gambaran praktis mengenai bagaimana melakukan kebenaran itu. Tetapi saya yakin salah satu tujuan penting kalau bukan Tujuan Utama dari penulisan Kitab ini adalah untuk Menggali Dukungan untuk Mendukung Pekabaran Injil di antara Suku-suku yang Belum Terjangkau. Paulus menulis kepada orang-orang di Roma tetapi kita melihat di dalam surat Roma pasal 15 di akhir kitab ini bahwa tujuan akhir Paulus bukanlah untuk sampai ke Roma. Ia mengatakan ‘Aku membutuhkan dukunganmu untuk bisa pergi ke Spanyol.’ Karena Spanyol sama sekali belum tersentuh oleh Injil. Dan saya yakin mengapa Paulus menuliskan Surat ini bukan hanya untuk menunjukkan kepada kita tentang rangkuman Injil. Saya yakin ia menuliskan surat ini untuk menunjukkan kepada orang-orang Kristen di Roma tentang hebatnya Injil dan mengapa mereka perlu membuatnya dikenal di antara segala bangsa di dunia, khususnya di antara mereka yang belum pernah mendengarnya. Dan ia memerlukan dukungan mereka. Ia memerlukan dukungan keuangan untuk bisa sampai ke sana. Anda tahu bagaimana ketika kita melanjutkan pelayanan, ada orang-orang yang melakukan Perjalanan Missi dan mereka menuliskan surat untuk menggali dukungan. Saya ingin anda berdoa untuk perjalanan missi ini sehingga saya bisa melanjutkan dan kalau memungkinkan Allah memberikan kepada anda sumber daya yang bisa anda percayakan untuk memungkinkan hal itu terjadi. Saya yakin bahwa Roma merupakan Surat Dukungan Missi. Saya tidak pernah melihat Surat Dukungan Missi seperti itu di jaman sekarang. Mungkin anda menuliskan satu surat yang demikian dalam Perjalanan Missi selanjutnya, dan saya yakin itulah yang dilakukan oleh Paulus. Ia mengatakan bahwa Injil itu terlalu indah untuk disembunyikan dari orang-orang itu. Saudara, masih ada milyaran orang, 2000 tahun kemudian, lebih dari satu milyar orang yang belum pernah mendengar Injil yang berharga itu sebagaimana yang dijelaskan dalam Surat Roma. Setiap kali kita melihat Surat Roma, kiranya hal itu meyakinkan kita untuk pergi kepada kelompok-kelompok yang belum terjangkau di dunia ini dan membuat Injil bisa mereka kenal. Itu yang kita dapatkan dari Surat Roma. Ok. Saya terlanjur berkhotbah. Baik, kita lanjutkan. Ayat-ayat kunci anda lihat didaftarkan di sini. (Roma) 3:21 sampai ayat 26 yang kita sebut cara Allah menyelesaikan teka-teki Perjanjian Lama. Perjanjian Lama menunjukkan apa yang diperlukan manusia di hadapan Allah dan kita melihat gambaran yang luar biasa di dalam Injil dalam Roma 3:21 dan 26. Roma 8:28 sampai 39. Saya yakin bahwa salah satu Kitab yang paling berkemenangan, kalau tidak bisa dikatakan sebagai Kitab yang paling berkemenangan di dalam Kitab Suci adalah pasal 8 dari Kitab Roma dan hal itu terus mencapai klimaksnya di bagian akhir pasal. Anda melihat struktur keseluruhannya dan anda melihat bagian yang ditonjolkan di dalam Ayat-ayat itu: Pentingnya Kebenaran. Pada dasarnya yang dijelaskan oleh Paulus mulai dari Roma 1:18 sampai kepada pasal 3:20 adalah menjelaskan bagaimana jahatnya manusia. Dan itu merupakan gambaran yang suram mengenai keberdosaan manusia. Dimulai dari penjelasan tentang murka Allah yang dinyatakan dari surga atas kedurhakaan dan kejahatan manusia yang melawan kebenaran Allah melalui kejahatan mereka. Dan dari sana, kemudian dari Roma 1:18 sampai 3:20, ia menggali lebih dalam lagi tentang gambaran manusia di dalam dosa. Dan bagian pertama, setengah bagian yang pertama dari penjelasannya, berbicara mengenai orang-orang bukan Yahudi. Dan anda hampir bisa melihat gambaran orang-orang Yahudi langsung “mengaminkan” setiap ayat yang ada. Engkau mengenal orang-orang bukan Yahudi, mereka kafir, mereka sangat jahat. Dan kemudian ia melanjutkan ke bagian tengah pasal itu sampai pasal 2 dan di sana ia mengatakan, 17 Tetapi, jika kamu menyebut dirimu orang Yahudi dan bersandar kepada hukum Taurat, bermegah dalam Allah. Lalu ia mulai mengalihkan perhatiannya kepada orang-orang Yahudi dan mengatakan (4)... “Sebab oleh karena kamulah nama Allah dihujat di antara bangsabangsa lain.” Kemudian ia memasuki Roma 3 ayat 9. Ia mengatakan 9 Jadi bagaimana? Dan ia menjelaskan bahwa pada dasarnya keadaan mereka sama saja. 10. . . seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak: 11 Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. 12 Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidakAdakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa. Ini gambaran yang sangat suram. Saya hampir bisa membayangkan Paulus, baik ia menuliskan sendiri ayat ini atau mendiktekannya, bercucuran air mata saat ia sampai kepada Roma 3:20. Ini bagian yang sangat menyedihkan. Dan kemudian apakah ia sendiri yang menulis atau orang lain, ia mengatakan di dalam ayat 21, ini salah satu bagian yang paling baik terjemahannya di dalam Alkitab, 21 3:21 Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi, 22 yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan. 23 Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, 24 dan jangan hanya menghafalkan Roma 3:23 dan melupakan ayat 24. Kita oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Jangan hanya mengambil kabar buruknya saja. Ambil juga Kabar Baiknya! Inilah Injil. Isinya adalah KABAR BAIK. Ok. Jadi bahkan saat anda membagikan Injil Roma kepada orang-orang lain, beritakan saja ayat 24. Tidak ada ruginya sama sekali. Saya rasa hal itu bahkan akan sangat menolong. Jadi anda sudah mendapatkannya. Kemudian anda melihat ada perkembangan yang justru bertambah bagus lagi. Kita datang dengan Iman. Kita dinyatakan sebagai Orang Benar di hadapan Allah di dalam Roma pasal 5. dalam Roma Pasal 6 kita masih berhadapan dengan dosa dan kita masih bergumul melawan dosa itu. Roma pasal 7 Paulus mengatakan aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Paulus bersifat Psychophrenic, ‘Aku tidak melakukan apa yang seharusnya aku lakukan,’ dan ‘aku tidak tahu apa yang aku lakukan’ dan ‘Semua yang aku ingin aku lakukan, tidak aku lakukan.’ Dan seperti keadaan Paulus, anda juga sedang sangat sakit kepala kebingungan. Dan akhirnya ia mengatakan, ‘Aku manusia celaka.’ Dan kita juga mengatakan, ‘Kami manusia celaka.’ Tetapi ia mengatakan (Roma 7:25) Syukur kepada Allah! oleh Yesus Kristus, Tuhan kita! Dan ia masuk ke dalam Roma 8 ayat 1 Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. 2 Roh, yang memberi hidup telah saudara-saudara, perhatikan hal ini memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. Dan keadaan menjadi semakin bertambah-tambah membaik dan terus menanjak sampai puncaknya ia mengatakan (Roma 8:31). 31 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? 32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersamasama dengan Dia? 33 Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka? 34 Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita? 35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? 36 Seperti ada tertulis: "Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan. Tidak ada. 37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. 38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, 39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Roma adalah kitab yang sangat indah. Kitab yang sangat indah. Kadang saya merasa kasihan kepada orang-orang yang harus menerjemahkannya ke dalam bahasa-bahasa lain. Whew... Baiklah, jadi kita sekarang memahami bahwa Inti dari doktrin Kristen memenuhi Surat ini: Pernyataan Allah, Kehancuran Manusia, Pembenaran, Penebusan. Mungkin salah satu bagian pembahasan dari Secret Church adalah menggali lebih dalam kepada beberapa Kebenaran Doktrinal sehingga kita tahu apa arti dari penebusan itu. Iman, dosa asal, dan hal-hal yang demikian, di seluruh bagian ini, di seluruh Kitab ini. Saya mendorong anda untuk Membaca Kitab ini, Mempelajari Kitab ini, Menghafalkan Kitab ini. Kitab ini merupakan Kunci untuk membuka keseluruhan Firman Allah. Saya rasa ini adalah Kunci untuk membuka keseluruhan gambaran yang ada karena di dalamnya ada penjelasan yang paling jelas tentang Injil yang kita miliki dan hal itu mendorong kita untuk pekerjaan Missi. Ok. 1 Korintus. Surat 1 Korintus dituliskan kepada jemaat di Korintus. Kita mengenal sedikit tentang kota Korintus. Korintus sebenarnya lebih bersifat Yunani daripada Romawi. Dan moralitas mereka sangat rendah. Maksud saya Paulus menuliskan surat Roma dari kota Korintus. Tentu saja bukan komentar yang bagus kalau seseorang menulis tentang murka Allah dan kemudian mengatakan, seperti dituliskan di sini “mereka sudah tunduk kepada kejahatan, ketamakan dan kehancuran. Hakekat dosa mereka sudah penuh.” Ini bukan gambaran yang bagus tentang Korintus. Bahkan istilah “Menjadi Korintus” adalah istilah yang dipakai untuk menunjuk kepada kebobrokan moral secara seksual. Ada sebuah Kuil pemujaan terhadap dewi Aphrodite di Korintus dimana setiap hari ada ribuan pelacur yang disediakan di sana, baik untuk penyembah laki-laki maupun wanita. Dan karena itulah maka anda melihat tentang homoseksualitas yang disebutkan di awal pasal 1 dari Surat Roma. Ini adalah gambaran yang terjadi di Korintus. Ini bukan tempat yang mudah untuk tinggal. Ketika anda melihat Paulus di sini dalam Kisah Para Rasul 18, yang akan kita perhatikan kemudian, kita tahu bahwa ini bukan tempat yang mudah untuk tinggal di sana. Karena itu ia menuliskan kepada Jemaat ini yang ada di kota kafir. Dan ia berusaha untuk menguatkan mereka. Tetapi yang kemudian terjadi adalah bahwa ada perpecahan di dalam Gereja. Ia menuliskan surat kepada Jemaat yang sudah terpecah di Korintus. Dan beberapa orang mengikuti pengajaran Paulus, yang lainnya mengikuti pengajaran orang ini atau orang itu dan anda akan melihat ada banyak pemimpin besar di dalam Gereja dan kemudian anda berusaha untuk memutuskan anda akan mengikuti siapa di antara mereka. Dan mereka terpisah-pisah. Dan Paulus menuliskan surat ini dalam usaha untuk menyatukan kembali mereka. Dan tema Utama adalah Hikmat Salib, Hikmat kayu salib. Mereka perlu melihat hakekat dasar dari salib. Kami tidak mengikuti Paulus. Kita tidak mengikuti Apolos. Kami mengikuti Kristus. Di dalam Dialah seluruh kehidupan kita bergerak. Di dalam kayu salib kita menemukan kesatuan kita. Dari 1 Korintus pasal 1 ayat 18 sampai 31 anda bisa melihat Salib dan Hikmat Salib yang berlawanan dengan kebodohan manusia ditekankan dan hal itu dijelaskan secara panjang lebar. Bahkan anda memperhatikan Bagian Akhir Surat ketika anda membaca Surat ini, anda akan melihat Salib di bagian awal dan di bagian akhir, Pasal 15, Pasal tentang Kebangkitan yang berkemenangan. Sebuah bagian mengenai Kebangkitan di dalam 1 Korintus Pasal 15. Jadi anda melihat di dalam kitab ini penjelasan mengenai Salib dan mengenai Kebangkitan. Dan di antara keduanya anda melihat sebuah theologi mengenai Salib dan bagaimana Salib itu mempengaruhi etika kita, bagaimana Salib mempengaruhi prioritas kita, dan bagaimana Salib mempengaruhi sikap kita, bagaimana Salib mempengaruhi Gereja, bagaimana Salib mempengaruhi penyembahan kita serta bagaimana Salib mempengaruhi semua hal yang berbeda itu. Pelayanan yang Berpusat kepada Salib di dalam 1 Korintus. Dan saya ingin anda melihat bagaimana Paulus menjelaskannya, sebagaimana yang kita baca, paling tidak 11 pokok yang berbeda di dalam Gereja. Berulangkali, ia secara khusus memberikan respons kepada pokokpokok termasuk mengenai tujuan Karunia Roh, Aturan Ibadah, kecemaran seksual. Jadi anda harus menempatkan diri anda dalam posisi orang-orang Korintus pada masa itu dan mendengar apa yang dikatakan Paulus di sini karena ia sedang menanggapi hal-hal itu. Ia tidak hanya sekedar mengatakan, ‘Aku akan memberikan daftar aturan ibadah kepadamu yang bisa kita pakai selama seribu tahun.’ Ia sedang menanggapi tentang cara mereka beribadah dan memperbaiki hal itu. Ini sesuatu yang perlu kita pahami ketika kita menyelidiki Kitab 1 Korintus. 2 Korintus juga memiliki kemiripan. Dituliskan kepada suatu jemaat yang jelas sekali tidak menerima dengan baik suratnya yang pertama dan masih ada banyak hal yang harus dibahas. Masih ada banyak kebutuhan. Masih ada perpecahan di dalam jemaat itu. Jadi Tema Utamanya adalah Rekonsiliasi di dalam Tubuh Kristus. Rekonsiliasi di dalam tubuh Kristus. Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Kemudian ia melanjutkan dengan berbicara mengenai cara kita diperdamaikan dengan Allah melalui Kristus. Bagian ini merupakan bagian yang sering kita pakai ketika memberitakan Injil. Untuk menunjukkan kepada orangorang yang belum memiliki iman kepada Kristus bahwa kita sudah menjadi baru di dalam Kristus. Tetapi jangan lupa bahwa Paulus menuliskan surat ini kepada sebuah Jemaat. Paulus sedang berkata apakah kamu paham, wahai Jemaat yang terpecah-pecah, tidakkah anda memahami bahwa Kristus mati untuk memperdamaikan kamu bukan hanya dengan Allah, tetapi juga dengan manusia? Itulah sebabnya kita perlu saling berdamai di dalam gereja. Ini adalah bagian dari alasan mengapa Kristus mati, supaya kita menjadi ciptaan baru. Yang lama sudah berlalu. Berhenti bersikap seperti dunia. Kamu adalah gereja. Mengerikan sekali, kata Paulus. Selesaikan perpecahan ini dan kamu akan bisa melihat apa inti surat yang aku kirimkan. Penjelasan Paulus akan rencananya untuk mengunjungi Korintus. Pengumpulan dana untuk Jemaat di Yerusalem yang ada di dalam 2 Korintus 8 dan 9. Pembelaan Paulus akan kerasulan dan pelayanannya. Anda akan melihat emosi yang mendalam dari Paulus, pembelaannya di sini, banyak orang meragukan dasar kerasulannya. Dan kemudian keprihatinan Paulus karena perlawanan orang-orang Kristen Yahudi akan Injil. Struktur Keseluruhan: Anda bisa melihatnya di sini. Saya ingin menguatkan anda ketika membaca 2 Korintus; anda bisa terjebak untuk terbelit kepada halhal yang bersifat detail di dalam Surat ini. Saya ingin mendorong anda untuk merasakan hati Paulus di dalam Surat ini. Surat ini merupakan salah satu surat yang paling bersifat pribadi dan intim di dalam Perjanjian Baru. Jadi anda bisa merasakan hatinya dan melihat kepada tema-tema ini: Pengampunan, Pemulihan yang kita bicarakan, Persembahan Kristen sebagai perwujudan dari Kemurahan Hati. Anda memahami keseluruhan gambaran tentang perpuluhan yang kita lihat di dalam Perjanjian Lama bukanlah yang dijelaskan di dalam 2 Korintus 8 dan 9. Namun, anda justru melihat di sana Hukum yang dituliskan di dalam Maleakhi 3, dan yang anda lihat adalah kemurahan umat Allah akan sumber daya yang dipercayakan Allah kepada mereka. Dan anda melihat Paulus berbicara mengenai betapa miskinnya Gereja yang mengumpulkan uang untuk menolong Jemaat di Yerusalem. Dan mereka menghutangi orang-orang percaya di seluruh dunia. Jadi anda melihat tema-tema itu di sepanjang 2 Korintus. Baik. Galatia. Ingat bahwa surat Galatia ini dituliskan pada waktu sekitar Konferensi di Yerusalem, entah tepat sebelumnya, di tengah-tengah peristiwa itu dan karena itu anda melihat Paulus menyinggung juga beberapa pokok mengenai hubungan orang-orang Yahudi dan orang-orang bukan Yahudi. Surat ini dituliskan sebagai tanggapan atas Konferensi Yerusalem. Pada dasarnya pertanyaan ini adalah mengenai apa dasarnya orang-orang bukan Yahudi akan dibawa menjadi umat Allah. Paulus adalah seorang rasul kepada orang-orang bukan Yahudi sehingga ia merasa perlu untuk menjelaskan mengenai hal itu. Jadi ia sebenarnya melawan orang-orang yang memaksakan Yudaisme yaitu orang-orang yang mau memaksa orang-orang bukan Yahudi mengikuti aturan mereka kalau mau masuk ke dalam Gereja. Dan Paulus secara tegas mengutuk Injil palsu. Dan ia menyebutnya sebagai Injil palsu di dalam Pasal 1 ayat 6 sampai 9. Ia mengutuk Injil palsu yang menggabungkan Iman dan Perbuatan, Iman ditambah dengan Perbuatan. Bagi anda yang bukan orang Yahudi, kamu percaya kepada Kristus dan kemudian harus disunatkan dan anda melakukan hal-hal ini, baru setelah itu kamu bisa menjadi bagian dari umat Allah. Dan Paulus mengatakan, ‘tidak begitu, itu tidak masuk akal,’ dan hal itu menjadi inti dari pengajaran Paulus. Ia mengutuk Injil yang demikian, Injil yang palsu. Ia mengatakan apakah Iman ditambah Pekerjaan sama dengan Pembenaran? Injil yang benar adalah Iman adalah Pembenaran yang akan membawa kepada Pekerjaan. Apakah Pekerjaan di dalam surat-surat Paulus dimasukkan ke dalam bagian dari Keselamatan? Ya, bukan bagian dari keadaan dibenarkan di hadapan Allah, tetapi sebagai hasil dari kehidupan kita bersama Kristus, kita mengerjakan Keselamatan kita dengan takut dan gentar. Kita hidup dengan Dia dan kehidupan kita menunjukkan efek dari iman kita, tetapi bukan itu yang menyelamatkan kita. Pekerjaan kita tidak menyelamatkan kita. Itu terjadi karena Iman dan hanya oleh Iman saja. Anda tidak bisa memegahkan diri tentang apa yang anda lakukan untuk mendapatkan Kristus. Itulah yang diulang-ulang oleh Paulus di dalam Kitabnya. Struktur Keseluruhan. Anda melihat Anugerah ditekankan. Injil, di bagian awal, Hukum dan kemudian Roh Kudus. Anda melihat beberapa kata kunci yang disebutkan di sini yang menggambarkan Tema kitab. Tetapi saya yakin bahwa Firman Allah yang paling keras melawan legalisme ada di dalam surat Galatia ini. Surat ini merupakan Firman Allah yang paling keras melawan legalisme dan menyatakan sukacita kemerdekaan yang kita miliki di dalam Kristus. “Kemerdekaan” adalah kata yang mengisi semua kekosongan itu. Ada yang mengatakan bahwa surat ini merupakan Magna Charta dari Kemerdekaan Kristen. Saya yakin bahwa Galatia mengajarkan banyak hal bagi Gereja dalam konteks kita hari ini. Seringkali kita masuk ke dalam legalisme sampai kita tidak lagi memiliki hati, tidak memiliki kerinduan dan tidak lagi memiliki kemerdekaan yang sebenarnya ada di dalam hubungan kita dengan Kristus. Pada saat yang sama saya melihat ada trend yang berkembang di antara gereja-gereja di jaman ini yang justru menekankan kemerdekaan Kristus sampai mengabaikan Kebenaran di dalam Kristus dan melalaikan Hukum. Jadi yang kita perlu pahami adalah bahwa kita memang merdeka; kita merdeka untuk melakukan apa? Kita merdeka untuk taat kepada Hukum. Keduanya berjalan seiring dan kemerdekaan kita yang terbesar kita temukan dalam ketaatan kita kepada Hukum. Mazmur 119 ayat 32 mengatakan Aku akan mengikuti petunjuk perintah-perintah-Mu, sebab Engkau melapangkan hatiku. Inilah sebabnya saya mengikuti petunjuk perintah-perintah-Mu karena Engkau sudah memerdekakan saya untuk melakukan hal itu. Jadi kita lihat di sini ada ketegangan di antara legalisme dan kemerdekaan yang kita miliki di dalam Kristus. Itulah isi surat Galatia. Selanjutnya surat Efesus. Ingat surat-surat Penjara, yang dituliskan dari penjara kepada para pemimpin jemaat di Efesus. Paulus sangat dekat dengan mereka. Ia menghabiskan waktu tiga tahun bersama dengan mereka di daerah itu. Mungkin merupakan sebuah surat edaran, surat ini juga dibaca oleh jemaat di beberapa tempat lain tetapi yang terutama adalah Jemaat di Efesus. Tiga Tema Besar: Yang pertama adalah Kesatuan Gereja. Kesatuan Gereja, Tema Utama di dalam surat Efesus. Kedua: Kemenangan Kristus. Surat ini mungkin lebih dari surat-surat lain dalam memberikan penekanan tentang Kristus dan Jemaat yang dilakukan Paulus secara berulangkali. Kemenangan Kristus secara khusus ditekankan karena praktek sihir sangat merajalela di Efesus. Dan ketika Paulus pergi ke sana serta mulai mengajar ada respons positif terhadap Injil dan kemudian beberapa tukang sihir mulai membuang buku mantra mereka dan banyak orang berpaling dari penyembahan berhala. Dan karena itu pembuat patung perak kehilangan bisnis mereka dan mereka tidak suka kepada Paulus. Ini satu hal yang juga masih perlu kita angkat menjadi tema bahkan ketika kita melakukan pelayanan dimanapun termasuk di French Quarter di New Orleans. Hal itu seperti kita mau membuat beberapa orang kehilangan bisnis mereka dengan membiarkan Injil mengambil alih karena Injil menciptakan keinginan untuk mengikut Tuhan dan meninggalkan perkara-perkara dunia. Tetapi hal itu tidak menyenangkan bagi para pembuat patung perak dan karena itu mereka memunculkan kerusuhan sehingga Paulus harus pergi. Dalam peperangan ini, kita harus melihat bahwa dalam surat Efesus nampak ada peperangan antara ilah dunia dengan Allah yang benar, antara Kristus dengan kuasa roh-roh dunia. Kita tidak sering berbicara mengenai hal itu, tetapi ada banyak kisah di berbagai belahan dunia dimana peperangan itu sangatlah nyata. Saya tahu bahwa dalam konteks yang demikian, dalam beberapa perjalanan saya ke beberapa tempat di Asia, ada pergumulan di antara ketakutan dengan kuasa. Saya ingat di salah satu Gereja Rumah duduk sekitar 20 sampai 30 orang percaya dalam sebuah training tentang Firman dan kemudian suatu hari seorang wanita datang ke dalam ruangan itu. Ia belum memiliki iman kepada Kristus. Ada orang yang mengundang dia untuk datang. Ia kemudian memutuskan untuk percaya kepada Kristus pada hari itu dan mulai hadir dalam training yang diadakan. Sementara kami belajar Alkitab ia mengatakan bahwa ia menjadi sadar dan kemudian datang kepada salah satu pemimpin Gereja, pada saat istirahat dan kemudian mengatakan, “Anda tahu, saya memiliki banyak berhala dan ilah palsu yang selama ini saya sembah. Mereka dipajang di banyak tempat di rumah saya. Rasanya saya harus membuang semuanya. Benar, kan?” Dan pemimpin Gereja itu mengatakan, “Saya rasa itu ide yang bagus.” Dan karena itu kami kemudian datang ke rumahnya dan mengeluarkan semua patung berhala itu lalu mendoakan rumah itu dan kemudian kami memulai session keesokan harinya dan kami bisa mencium bau patung berhala itu dibakar di luar ruangan. Bukankah itu cara yang sangat luar biasa untuk belajar Firman? Kuasa Kristus atas semua kuasa lain yang dijadikan berhala oleh dunia ini. Dan itulah gambaran yang kita lihat di dalam surat Efesus. Kemenangan Kristus Kuasa Roh Kudus Ayat Kunci bisa lihat didaftarkan di sini. Saya harap bahwa kita akan memiliki waktu untuk menyelami pasal 1 ayat 3 sampai 14, tetapi nanti kita akan melihatnya. Doktrin tentang Gereja dan Hal Praktis tentang Gereja. Pada dasarnya dalam tiga pasal yang pertama, anda melihat penekanan akan Doktrin dan kemudian hal-hal praktis di dalam tiga pasal terakhir. Saya mau mendorong anda untuk memberikan tanda setiap kali anda melihat kata ‘kasih’ disebutkan. Kasih disebutkan di berbagai tempat dalam surat ini, berulangkali, lebih dari yang ada di dalam surat-surat Paulus lainnya. Dan karena itu saya ingin mendorong anda untuk memberikan penekanan dengan menandai kata ‘kasih.’ Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah. Efesus 3:16 sampai 19. Kasih adalah penekanan terbesarnya. Dan kemudian berikan tanda juga setiap kalau anda menemukan frase ‘di dalam Kristus’ atau ‘dengan Kristus.’ Tiga puluh lima kali disebutkan di sini. ‘Di dalam Kristus’ atau ‘dengan Kristus.’ Efesus kemudian Filipi. Surat Filipi. Dituliskan dari dalam penjara, sebuah surat penjara kepada jemaat di Filipi yang adalah sebuah koloni Romawi. Surat ini dibawa oleh Efaproditus, petaruh Allah. Orang inilah yang di akhir pasal 2 dikatakan mempertaruhkan hidupnya bagi Kerajaan Allah. Demikianlah penjelasan mengenai dirinya. Tema Utama surat ini adalah Sukacita dan Kesatuan di dalam Kristus. Sembilan belas kali kata ‘Sukacita’ ditemukan di dalam surat Filipi. Hal itu ditekankan berulangkali. Struktur keseluruhannya bisa anda lihat di sini, salah satu bagian kesukaan saya dan mungkin salah satu bagian yang paling penting di dalam Perjanjian Baru adalam penjelasan tentang di dalam Dia yang dituliskan di dalam Filipi 2:5 sampai 11. Kita mempelajarinya di hari Natal tetapi ini memang penggambaran tentang Kristus Yesus. 6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. 9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa! Gambaran ini memberikan kepada kita yang sangat menyeluruh. Ada gambaran Yesus adalah Allah. Yang memiliki rupa Allah. Ada gambaran Yesus adalah Manusia. Mengambil rupa seorang manusia. Ada gabaran Yesus sebagai Juruselamat. Menjadi taat dan bahkan sampai mati di kayu salib Dan kemudian, Yesus sebagai Tuhan: Allah meninggikan Dia ke tempat tertinggi. Memberikan kepada-Nya nama di atas segala nama. Keempat kebenaran ini secara khusus menyoroti tentang Kristus. Dan ini adalah sebuah gambaran yang memang mau menunjukkan kepada jemaat di Filipi sebuah contoh tentang bagaimana mereka seharusnya hidup. Jadi perhatikan hal itu dengan seksama. Pelajari bagian itu. Kenali bagian ini secara dalam. Nikmati surat Filipi. Ini adalah hembusan angin segar di dalam surat-surat Paulus. Ia nampak tidak marah tentang banyak hal di dalam kehidupan jemaat di Filipi, yang tentu saja merupakan hal yang baik. Nampak di dalam surat ini, Paulus memang orang yang baik dan memiliki sukacita di dalam kehidupannya. Ia memang menjelaskan sukacita di surat yang lain tetapi ia mengungkapkannya dengan cara berbeda. Dengarkan juga hati seorang yang memuridkan. Surat ini juga dituliskan dari dalam penganiayaan. Paulus yang sedang ada di dalam penjara dan ia dianiaya. Kota itu adalah sebuah koloni Romawi dan seperti saat Paulus di dalam penjara di Roma, ia menulis juga kepada orang-orang yang sedang mengalami aniaya. Filipi pasal 1, di bagian akhir, ayat 27 sampai 30, Paulus mengatakan, ‘dikaruniakan kepadamu untuk menderita bagi Kristus.’ Agak aneh memang. ‘Engkau sudah datang kepads Kristus,’ katanya, ‘Terimalah karunia cuma-cuma ini, Penderitaan.’ Ini bukan undangan penginjilan yang efektif untuk budaya kita sekarang. Kalau anda datang kepada Kristus, saya jamin bahwa Ia akan mengaruniakan kepada anda karunia Penderitaan. Dan itulah yang dikatakan Paulus kepada mereka dalam Filipi pasal 1. Dan ia berbicara di bagian akhir tentang kekuatan yang ditemukan di dalam Kristus. Surat yang luar biasa. Masuk ke surat Kolose. Dituliskan ke sebuah jemaat yang didirikan oleh seseorang yang bernama Epafras dan Paulus bahkan tidak pernah berkunjung ke sana. Epafras dibawa kepada Tuhan oleh Paulus. Lalu ia kembali ke Kolose untuk mendirikan gereja ini. Ini gambaran yang sangat luar biasa, bukan? Dari semua surat yang ditulis oleh Paulus, surat-surat itu dituliskan kepada Jemaat yang sangat dekat hubungan pribadi dengannya. Tetapi Paulus bahkan belum pernah datang ke tempat ini. Belum pernah mengunjungi tempat ini, tetapi ia menuliskan surat untuk mereka. Saya berdoa agar Allah akan menolong kita di Gereja Brook Hills yang akan memberikan pengaruh kepada Gereja-Gereja di dunia ini secara tidak langsung. Bahkan meski kita tidak secara langsung mendatangi tempat-tempat itu, tetapi dengan membawa seseorang kepada Kristus yang kemudian pergi ke sana dan kemudian membawa seseorang kepada Kristus yang kemudian pergi ke wilayah lainnya lagi. Ada begitu banyak hal yang tidak kita pahami terjadi di berbagai tempat di dunia ini sebagai hasil dari pelipatgandaan Injil. Ini yang terjadi di Kolose. Tidak pernah datang ke sana. Paulus berhadapan dengan kaum Gnostik di Kolose yang menyangkal keilahian Kristus. Pada dasarnya kesimpulan dari apa yang dipercayai oleh kaum Gnostik di Kolose adalah bahwa semua materi iru jahat termasuk juga kemanusiaan kita. Dan dengan demikian kalau Kristus adalah manusia, maka Ia tidak mungkin Allah dan manusia sekaligus. Jadi mereka mempertanyakan inkarnasi. Dan kemudian yang dilakukan oleh Paulus adalah ia mengangkat hal itu ke hadapan mereka dan mengatakan, “Tema Utamanya adalah kesempurnaan Kristus. Kristus di dalam semua, semua dan di dalam semua, dan kita digenapkan melalui Dia. Keutamaan Kristus ada di seluruh isi surat Kolose. Ia adalah Kepala dari segala sesuatu, Tuhan atas seluruh makhluk, dan Pemrakarsa pendamaian, Dasar dari pengharapan kita, Dasar bagi Sumber Kekuatan kita. Ia adalah Penebus dan Pendamai kita. Ia adalah Allah yang menjelma, Kepenuhan Allah berdiam di dalam Dia. Ia adalah Pencipta dan Pemelihara segala sesuatu dan Juruselamat yang Sempurna. Ini gambaran yang sangat luar biasa tentang Kristus. Saat anda membaca, beri tanda kepada beberapa Kata Kunci ini dan perhatikan implikasi praktis dari kehidupan yang ditopang oleh Kristus saja. Ini bukan hanya menunjukkan Keutamaan Kristus, ini juga menunjukkan bagaimana hal itu mempengaruhi kehidupan kita. Surat Kolose: Gambaran yang Luar Biasa tentang Kristus. Kemudian anda masuk ke 1 Tesalonika. 1 Tesalonika. Sekarang kalau anda belum menghafalkan nama-nama Kitab di dalam Perjanjian Baru, anda mulai dengan Surat Roma, yang panjang dan tebal di bagian awal, salah satu Kitab yang paling berpengaruh. Mungkin ini akan menolong anda mengingatnya. Surat ini merupakan surat Paulus yang pertama. Kemudian anda melihat 1 dan 2 Korintus. Lalu ada Galatia, Efesus, Filipi dan Kolose. Baik, kita akan melanjutkan pembahasan kita. 1 Tesalonika. Dituliskan dari Korintus kepada sebuah jemaat yang masih muda di Tesalonika. Saya melihat ada empat tujuan dalam penulisannya. Pertama-tama untuk Menguatkan Orang-orang yang Baru Percaya. Ini adalah jemaat Baru yang mendapatkan perhatian khusus. Ketika Paulus pergi ke sana, masalahnya muncul. Orang yang menampungnya di kota itu ditangkap dan karena itu Paulus harus diungsikan keluar dari kota secara diam-diam di malam hari. Ia harus pergi secara sangat mendadak, sangat mendadak. Tidak diketahui apa yang kemudian terjadi kepada jemaat itu setelah Paulus pergi. Ini mengingatkan saya akan sesuatu, salah satu dari Buku-buku yang pernah saya baca mengenai Gereja di China berbicara mengenai bagaimana munculnya Komunisme membuat orang-orang percaya dari Amerika yang ada di sana harus keluar dari negara itu. Dan buku itu berbicara, buku ini dituliskan oleh salah satu pemimpin Gereja Rumah, berbicara mengenai banyak sekali orang-orang Amerika yang diusir dari sana yang bertanya-tanya tentang apa yang kemudian terjadi kepada Injil di China setelah komunisme mengambil alih. Bagaimana Injil akan bertahan? Dan saat China kemudian terbuka kembali dan anda melihat menjamurnya Gereja Rumah dimana-mana dan kemudian gereja berkembang pesat, lalu, mungkin ada yang mulai berpikir tidak perlu lagi ada yang namanya Missi Global. Mungkin Roh Kudus saja yang perlu bekerja bagi kita. Kita perlu tetap terlibat di dalam Missi Global ini, bukan karena Ia memerlukan bantuan kita, tetapi karena Ia mengasihi kita dan memberikan anugerah serta hak istimewa kepada kita untuk mengambil bagian di dalamnya. Jadi Paulus menuliskan kepada sebuah Gereja untuk mengatakan bahwa ia sedang bertanya-tanya tentang apa yang terjadi kepada mereka, karena itu ia mendorong mereka untuk menjawab tantangan terhadap Paulus. Itu Nomer Dua Nomer Tiga: Untuk Menjelaskan tentang Kedatangan Kristus yang Kedua Kali. Kedatangan Kristus yang kedua kali dijelaskan panjang lebar dalam Kitab ini. Untuk Memperingatkan Bahaya Kemalasan. Inilah yang terjadi. Banyak orang di Tesalonika sudah mendengar tentang Kedatangan Kristus yang kedua kali dan mereka berhenti bekerja. Mereka hanya bermalas-malasan sambil bertanya-tanya kapan Ia akan datang kembali dan mereka hanya bersenang-senang menikmati hidup saja. Dan karena itu Paulus menuliskan sebuah Kitab dimana ia mengatakan, ‘carilah pekerjaan.’ Inilah inti dari surat 1 Tesalonika, ‘saudara-saudara bekerjalah. Apa yang kamu lakukan?’ Dan karena itu ia menuliskan surat ini. Ayat-ayat Kunci Bisa anda perhatikan di dalam daftar yang ada. Struktur Keseluruhan. Anda memperhatikan Pasal 1 ayat 3 yang memberikan kepada kita sedikit tentang garis besar dari beberapa Tema yang dibahas. Pekerjaan yang dihasilkan oleh iman, kerja keras yang didorong oleh kasih dan ketekunan yang dihasilkan oleh pengharapan. Saya mau mendorong anda, ketika anda membaca 1 Tesalonika untuk menggaris bawahi bagian akhir setiap Pasal karena setiap pasal berbicara mengenai Kedatangan Kristus yang Kedua kali. Dituliskan secara sangat teratur di sana. Coba lihat di akhir dari setiap pasal di dalam 1 Tesalonika, dan anda akan melihat Kedatangan Kristus yang Kedua kali dijelaskan. Di awal dari 1 Tesalonika anda melihat sebuah lingkaran pemuridan yang ditunjukkan. Saya mendaftarkannya di sini. Kita melihat pemuridan di dalam Alkitab di dalam kehidupan dan pelayanan Kristus berupa Membagikan Firman, Menaburkan Firman, Mengajarkan Firman dan Melayani dunia. Dan anda melihat hal itu secara berturut-turut ada di awal 1 Tesalonika. Dan kemudian di dalam Sukacita Pemuridan, Paulus berbicara tentang bagaimana orang-orang Tesalonika menjadi mahkota dan sukacitanya. Ia hidup bagi kepentingan mereka. Perhatikan dengan seksama bagaimana Paulus memberikan penekanan kepada Pengudusan, yaitu Kesucian dan juga tentang Kedatangan Kristus Kedua Kali sebagaimana yang sudah kita perhatikan. Lihat juga bagaimana ia Memusatkan kepada Firman. Saya rasa Paulus di sepanjang Kitab ini dan anda lihat juga dimana Firman disebutkan, saya rasa Paulus di sepanjang Kitab ini mengatakan, ‘maukah engkau minggir dan membiarkan Kuasa Firman melakukan pekerjaannya’. Dan inilah yang dilakukan Jemaat. Jemaat mengatakan ‘Firman-Mu yang bekerja’. Kita harus Menyerahkan Diri kita kepadanya. Kita Harus Memberitakannya dan Percaya bahwa Firman-Nya yang akan Bekerja. 2 Tesalonika. Dituliskan sebagai follow-up dari Suratnya yang pertama. Ada tiga tujuan di dalamnya. Untuk Menguatkan Orang-orang Percaya yang sedang menghadapi penganiayaan yang semakin berat. Ini adalah sebuah keyakinan baru di dalam budaya yang tidak mau menerima keyakinan itu. Hal itu tentu saja tidak mudah. Untuk Mendorong mereka yang Malas Agar Kembali Bekerja. Bekerja bagi kemuliaan Kristus sampai Ia datang kembali. Dan Untuk Memperbaiki Orang-orang Percaya dalam Pengejaran Mereka akan Kekudusan. Ada ikatan antara Kekudusan dengan Kedatangan Kristus yang kedua kali di dalam Kitab ini. Perhatikan bagaimana 18 dari 47 ayat di dalam Kitab ini berbicara tentang Hari Tuhan. Ada beberapa orang di Tesalonika yang mengatakan bahwa Hari Tuhan sudah tiba. Dan Paulus membantahnya dengan mengatakan bahwa hari itu masih akan datang dan kita harus hidup dalam penantian akan hari itu. Perhatikan dengan seksama beberapa kata ini: Penghukuman. Penghukuman sungguh-sungguh ditekankan. Dalam 1 Tesalonika anda melihat penekanan kepada Kedatangan Kristus yang Kedua Kali, Kristus akan datang kembali bagi Jemaat-Nya. Ketika anda memasuki 2 Tesalonika, anda melihat lebih banyak lagi penekanan bahwa Kristus akan datang kembali untuk menghakimi mereka yang ada di luar Jemaat. Ini gambaran yang sangat agung. Biarlah Kitab ini mengingatkan anda akan harapan bahwa hari itu mungkin datang hari ini. Apakah kita hidup demikian? Apakah anda hidup demikian? Kedatangan Kristus yang Kedua kali adalah doktrin yang terlupakan di dalam gereja, di dalam budaya kita. Dan yang perlu kita ingat adalah bahwa hal itu akan menjelaskan banyak hal tentang apa yang nanti akan kita bicarakan di bagian selanjutnya. Kita perlu ingat bahwa ia sudah berjanji bahwa Ia akan datang kembali. Kita merindukan datangnya hari itu. Tetapi saya akan menjelaskannya kemudian. 1 Timotius. Ini ‘T’ ukuran sedang. 1 Timotius. Dituliskan untuk menguatkan seorang muda bernama Timotius, seorang pemimpin muda di dalam Jemaat, saat ia memimpin Jemaat di sebuah kota besar di Efesus. Ini kitab yang dituliskan untuk seseorang yang sedang berjuang memimpin Jemaat dimana kebanyakan anggotanya lebih tua dibandingkan dirinya. Memang agak lucu. Anda mungkin berkata bahwa saya harus menghafalkan 1 Timotius, bukan? Baiklah. Dengan sangat serius, Timotius sampai kepada titik dimana ia hampir mengundurkan diri. Ia berusaha memimpin Jemaat dan khususnya dalam keadaan dimana beberapa pemimpin di dalam Jemaat melakukan berbagai hal yang melanggar hukum Allah. Dan ia sedang berusaha memimpin, lalu Paulus mengatakan agar Timotius tidak membiarkan seorangpun menganggap ia rendah karena ia muda. Jadilah teladan, di dalam kehidupanmu. Dan ia berusaha menguatkan Timotius dan keseluruhan Kitab ini memang semacam bolak-balik dalam nasehat kepada Timotius dan kepada Jemaat. Kitab ini pertama-tama dituliskan untuk Timotius tetapi juga banyak berbicara mengenai kepemimpinan di dalam Jemaat. Allah menghendaki orang-orang saleh memimpin Jemaat-Nya. Kepemimpinan Harus dilakukan dalam Kesalehan di dalam Jemaat. Anda melihat Ayat Kunci di sini. Satu Kata Kunci yang anda lihat, dan anda bisa memahami struktur keseluruhannya: Mempertahankan Doktrin Gereja, Mempertahankan Penyembahaan Gereja, Memelihara Apa yang Penting Bagi Gereja. Perhatikan dengan seksama Kata Kuncinya: Maju. Maju. Istilah kemiliteran ada di dalam surat 1 Timotius dan pada dasarnya di sana Paulus mengatakan engkau sudah memiliki Injil dan engkau sudah memiliki Gereja dan engkau harus menjaganya dengan segenap hatimu. Engkau harus memastikan bahwa engkau bisa menjaga kemurnian di antara kepemimpinan di dalam Gereja. Jagalah itu dengan segenap kekuatanmu. Pasang benteng di sekeliling bunker dan pastikan untuk menjaganya. Taruh diri anda dalam posisi Timotius saat anda membaca Surat ini. Saya rasa inilah Kitab yang memberikan kepada kita banyak perspektif mengenai kepemimpinan di dalam Jemaat. Di sana, jelas sekali ada persyaratan yang didaftarkan untuk jabatan-jabatan yang berbeda di dalam Gereja di dalam 1 Timotius, tetapi ini adalah sebiah Kitab yang perlu kita lihat juga sebagai gambaran tentang apa yang menjadi tanggungjawab para pemimpin di dalam Gereja. Selanjutnya 2 Timotius. Paulus menuliskan Surat ini, kemungkinan besar merupakan surat terakhir yang dituliskannya saat menantikan pengadilan dan kematiannya. Hal ini akan mengubah cara anda membaca 2 Timotius. Kalau ini adalah pertama kalinya anda memahami apa yang terjadi kepada Paulus saat menuliskan Kitab ini, saya mau mendorong anda untuk melihatnya kembali malam ini atau besok, kalau sekarang sudah terlalu malam untuk membukanya. Ini adalah pemenjaraannya yang terakhir dan ia tidak berada dalam tahanan rumah seperti yang terjadi sebelumnya di Roma. Ia berada dalam sebuah penjara yang kotor dimana ia dianggap sebagai penjahat yang dibenci. Dan ia menyatakan keterasingan dan kesendiriannya lebih dari sebelumnya. Dan kita melihat Paulus; saya rasa Paulus sedang menunjukkan bagaimana seorang martir Kristen seharusnya menghadapi kematiannya di dalam 2 Timotius. Ia manuliskan surat ini kepada Timotius. Timotius sedang berkeliling dan berkhotbah dan Paulus menuliskan Surat ini sehingga kita bisa melihat apa yang dirasakannya menjelang eksekusinya. Anda bisa melihat struktur keseluruhannya karena yang ada di dalam pikirannya adalah bagaimana memimpin Jemaat, pelayanan yang berhasil di dalam Jemaat. Dan anda melihat di sini pola bagi pelayanan yang berhasil di dalam Jemaat. Pertama-tama Menggadakan Pelayanan dengan Mempercayakannya kepada Orang-orang yang bisa dipercaya. Paulus mau agar Injil terus disebarkan melalui jemaat dan mempercayakannya kepada lebih banyak lagi orang. Bertahan dalam Pelayanan, Belajar dalam Pelayanan dan Pelayanan yang Kudus. Kita bisa merasakan kepedulian Paulus yang besar kepada Timotius dan kepeduliannya yang besar kepada Jemaat. Anda melihat di dalam 1 Timotius dan anda melihat ia berbicara mengenai beberapa orang yang sudah berpaling dari kebenaran. Beberapa orang sudah kandas iman, beberapa orang berbalik kepada Iblis, beberapa tersesat, dan beberapa melakukan pelanggaran. Anda melihat 2 Timotius dimana ia mengatakan, “Semua sudah berpaling dariku. Semua sudah meninggalkan aku.” Dan hatinya sangat berat, sangat berat di dalam 2 Timotius, tetapi ia mengatakan di dalam Pasal 4 ayat 16 “semuanya meninggalkan aku, tetapi Tuhan telah mendampingi aku.” Dan ini mengingatkan kita bahwa bagaimanapun kesepiannya kita di dalam Kekristenan, Paulus sadar bahwa ia tidak pernah sendiri. Kristus selalu bersama kita. Ini kitab yang sanagt berat. 2 Timotius. Kemudian anda masuk ke Titus, “T” ukuran kecil di bagian akhir. Ia adalah pemimpin jemaat di Kreta yang dibawa kepada Kristus oleh Paulus, anda melihat hal itu di surat 2 Korintus. Empat Tujuan Berganda. Ia mengingatkan Titus untuk menunjuk Para Penatua Jemaat. Ia memperingatkan dia akan guru-guru palsu di dalam Jemaat. Ia mengajarkan kepadanya bagaimana memimpin tipe-tipe orang yang berbedabeda di dalam Jemaat. Ia mengajar Titus bagaimana memimpin orang dengan tipe-tipe yang berbeda di dalam Jemaat dan untuk menguatkan dia dalam kaitannya dengan pentingnya Anugerah di dalam Jemaat. Ini Tema Utamanya : Anugerah Anugerah yang Membawa Kepada Kesalehan. Bagaimana Anugerah dari Allah dan Kesalehan di dalam kehidupan harus berdampingan. Keseluruhan Anugerah itu membawa kepada Kesalehan yang muncul dalam Perbuatan Baik dan mungkin beberapa orang datang kepada Titus dan berpikir, ‘Tunggu dulu. Kalau Surat ini tentang Anugerah, mengapa isinya banyak berbicara mengenai Perbuatan Baik?’ Inilah indahnya Anugerah. Kita mendapatkan Anugerah yang dicurahkan ke atas kita tetapi itu tidak menghilangkan sama sekali Perbuatan. Kita mendapatkan Anugerah yang dicurahkan kepada kita supaya kita bisa hidup bagi kemuliaan-Nya. Demikianlah Pekerjaan kita menunjukkan Anugerah yang sudah diberikan karena, jangan melewatkan hal ini, Allah tidak memberikan Anugerah kepada kita dan kemudian mengatakan, ‘Sekarang pergilah dan lakukan Perbuatan Baik.’ Ia memberikan Anugerah kepada kita dan mengatakan, ‘Aku akan memberikan kepadamu Anugerah untuk melakukan setiap Perbuatan Baik.’ Semua yang kita lakukan adalah karena Anugerah-Nya. Jadi Anugerah dan Perbuatan Baik ada secara berdampingan di dalam Kitab Suci. Anda masuk ke surat Filemon. Anda mungkin bisa membaca surat ini lebih singkat dari pembahasan kita tentang suratnya. Tetapi surat ini dituliskan kepada Filemon, seorang Kristen di Kolose yang datang kepada iman melalui Paulus. Sekarang dengarkan hal ini. Surat ini adalah mengenai seseorang yang bernama Onesimus yang adalah budak Filemon yang sudah datang kepada iman di dalam Kristus melalui Paulus. Yang terjadi adalah Onesimus adalah budak dari Filemon dan ia sudah mencuri sesuatu dari Filemon dan ia kemudian melarikan diri dan kemudian dalam kedaulatan Allah, Allah mempertemukan Paulus dengan Onesimus dan Onesimus datang kepada iman di dalam Kristus. Dan karena itu Paulus menuliskan surat kepada Filemon yang mengatakan aku mengirimkan dia kembali kepadamu karena ia itu memang hakmu dan aku mendorong engkau untuk memperlakukan dia dengan cara yang memuliakan Kristus. Ia memintakan pengampunan bagi Onesimus. Surat Filemon ini memang sangat menarik. Paulus menulis untuk memberi tahu Filemon mengenai Keselamatan Onesimus, meminta Filemon mengampuni dia dan kemudian ia meminta ijin untuk mengunjungi Filemon. Ini gambaran yang sangat luar biasa tentang Kristus sebagai Pembebas kita dan Pendamai kita. Perbudakan adalah praktek yang diterima umum pada abad I. Saya ingin anda melihat Surat ini, pengaruh Injil kepada perbudakan karena Injil menghapuskan perbudakan karena Injil menyatukan kita karena kita bukan lagi budak atau orang merdeka, orang-orang Yahudi maupun orang-orang bukan Yahudi, kita ada di dalam Kristus. Inilah gambarannya di sini. Dan lama setelah peristiwa ini barulah perbudakan dihapuskan dari keseluruhan gambaran kebudayaan ini. Tetapi Injil yang sebenarnya melakukannya dan hanya Gereja saja yang pada waktu itu menghalangi Injil untuk melenyapkan perbudakan. Injil langsung menusuk kepada inti dari perbudakan. Tidak ada budak/tuan, majikan/hamba, orang-orang Yahudi atau orang-orang bukan Yahudi di dalam gambaran Injil. Injil Memperdamaikan semuanya. Injil Mengubahkan Hubungan Kita. Jadi itulah isi surat Paulus yang kita miliki. Ini membawa kita kepada Surat-Surat Umum. Kita perlu membahas dengan cepat beberapa bagiannya. Sembilan surat yang tidak dituliskan oleh Paulus. Buat sebuah tanda kecil di sini. Diatur pada dasarnya berdasarkan panjang suratnya. Judul surat bukan dibuat berdasarkan penerima tetapi penulis suratnya: Yakobus, Petrus, Yohanes dan Yudas serta penulis surat Ibrani. Semua ditulis juga kepada audiens yang bersifat lebih umum. Inilah sebabnya surat-surat ini disebut Surat-Surat Umum. Ini tidak berarti bahwa surat-surat itu hanya dibuat secara asal saja, tetapi surat ini memang bersifat lebih umum, lebih luas, dan bahkan penerimanya kadang tidak terlalu jelas. Pertama-tama kita melihat surat Ibrani. Siapa yang menuliskan surat Ibrani? Saya mau mengatakan apa yang akan saya yakini sampai mati mengenai hal ini. Saya yakin dengan sepenuh hati saya bahwa hanya Allah yang tahu siapa penulis surat Ibrani. Hanya Allah yang tahu siapa penulis surat ini. Apakah Paulus yang menuliskannya? Mungkin. Apolos? Mungkin. Filipus? Markus? Bahkan Akuila dan Priskila? Semuanya mungkin saja. Bisa saja itu terjadi. Kita tidak tahu siapa penulis surat Ibrani. Kita sungguh-sungguh tidak tahu dan kalaupun anda pikir anda tahu, sebenarnya anda tidak bisa memastikan. Tidak ada yang tahu siapa penulis surat ini. Kalaupun anda suatu hari secara kebetulan pandangan anda memang benar anda bisa meyakininya sepenuh hati anda, tetapi kita tetap saja belum bisa memastikannya. Memang agak kurang jelas mengenai kepenulisan dari kitab ini dan juga tentang penerima surat ini. Surat ini kemungkinan besar dituliskan kepada orang-orang Kristen Yahudi yang sedang mengalami penganiayaan. Orang-orang Kristen Yahudi yang sedang mengalami cobaan untuk kembali kepada Yudaisme dan mengalami cobaan untuk meninggalkan Kristus. Anda melihat gambarannya, seorang Yahudi yang taat datang kepada Iman di dalam Kristus, sekarang mereka mengadakan pertemuan-pertemuan di rumah-rumah secara rahasia. Anda tidak lagi memilik Bait Suci. Anda tidak memiliki semua kelengkapan seperti dahulu dan kemudian memandang ke sekeliling di dalam Gereja Rumah anda dan berpikir, ‘Apakah ada yang kurang di sini? Seharusnya kita memiliki semua kelengkapan itu.’ Dan yang dikatakan oleh penulis surat Ibrani, siapapun dia, adalah ‘semua kelengkapan itu menunjuk kepada satu pribadi, kepada Kristus, dan anda memiliki-Nya di dalam Gereja Rumah ini. Anda memiliki-Nya dimanapun anda berada.’ Anda perlu melihat bagaimana semua kelengkapan itu memang dimaksud untuk menunjuk kepada Kristus. Ini adalah kitab yang paling bersifat Kristologis di dalam Perjanjian Baru, dan bahkan, di seluruh Alkitab. Kitab yang paling bersifat Kristologis. Kitab ini memberikan gambaran tentang Keutamaan Kristus dan Gambaran tentang Kristus. Hakekat dari Perjanjian Lama, bayangan dari Perjanjian Lama diterangi oleh Hakekat Perjanjian Baru di dalam Kristus. Ia adalah Nabi, Imam, dan Raja dan Ia mengatakan kepada sang penulis, mengatakan kepada para pembaca surat Ibrani, ‘Kalau engkau meninggalkan Kristus, engkau meninggalkan Allah.’ Kristus adalah penggenapan dari semuanya itu. Jadi berita surat Ibrani, Tema utamanya adalah Keutamaan Yesus Kristus. Berita surat Ibrani berkisar di sekitar nasehat untuk terus mengikuti Kristus, tidak menjauh dari-Nya, tidak menjauh dari Missi sang Kristus. Anda bisa melihat Keutamaan Kristus berulangkali dalam surat ini. Dua Kata Kunci yang menunjuk kepada Keutamaan-Nya. Yang pertama adalah Lebih Baik dari semua hal yang dianggap baik di dalam tradisi Perjanjian Lama, yang lebih baik ada di dalam Kristus. Dan kata yang kedua adalah Sempurna. Satu-satunya cara Kristus bisa menjadi hakekat dari bayangan di dalam Perjanjian Lama adalah karena Ia sempurna. Ia adalah Penebus kita yang sempurna. Ia adalah Imam Besar kita yang sempurna. Ia adalah Pribadi yang sempurna yang bisa menghadap hadirat Allah yang Kudus dan menjadi pengantara bagi kita. Ketika anda membaca surat Ibrani, anda akan melihat pelajaran tentang Perjanjian Lama banyak dituliskan di sana. Di banyak tempat ada isi Perjanjian Lama. Saya sudah memberikan beberapa contoh di sini, tetapi ada banyak sekali di berbagai bagian. Beberapa hal yang perlu diingat. Ketika anda melihat penulis mengutip dari Perjanjian Lama. Saya hanya ingin memberikan beberapa petunjuk saat anda belajar dan melihat Perjanjian Lama serta Perjanjian Baru menjadi hidup di dalam surat Ibrani. Ingat bahwa penulis mengutip dari Perjanjian Lama bahasa Yunani. Artinya beberapa kali mungkin terjemahannya sedikit berbeda dengan yang kita miliki, yaitu dalam bahasa Indonesia. Mungkin nampak sedikit berbeda dan tidak tepat sama dengan ayat di dalam Perjanjian Lama. Ini tidak berarti bahwa penulisnya seakan-akan melakukan kesalahan. Mereka mengutip dari Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani dan karena itu ada beberapa selisih di sana-sini. Tidak besar, bukan sesuatu yang penting, hanya sekedar perbedaan kata saja. Seringkali penulis mengajukan argumentasi dari yang kecil menuju ke yang besar. Anda melihat perkembangan argumentasinya dan pandangan penulis mengenai segala sesuatu di dalam Perjanjian Lama dengan menggunakan kacamata Kristus sebagaimana seharusnya. Pandang semua yang ada di dalam Perjanjian Lama melalui kacamata Kristus. Itulah yang ada dalam surat Ibrani. Selanjutnya adalah surat Yakobus. Kemungkinan besar dituliskan oleh Yakobus, saudara Yesus. Yakobus kemungkinan adalah salah seorang pemimpin dalam Konferensi Yerusalem yang tercatat dalam Kisah Para Rasul Pasal 15. Dan karena itu ia juga memiliki akar Yahudi yang kuat. Surat ini dituliskan untuk menjelaskan mengenai implikasi praktis dari iman. Dengan kata lain, bagaimanakah Kekristenan itu dinyatakan dalam tindakan? 14 Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia? 15 Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, 16 dan seorang dari antara kamu berkata: "Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!", tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu? Lalu ia mengatakan,... "Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku. Jadi pada dasarnya yang anda lihat di dalam Kitab Yakobus adalah hampir sebuah essay singkat, tentang bagaimana iman bisa dilihat di dalam tindakan. Anda melihat struktur keseluruhannya di sini, Perjanjian Lama ada dimana-mana, dalam 108 ayatnya, merujuk atau menyinggung kepada 22 Kitab dalam Perjanjian Lama. Memang surat ini bukan sebuah kitab yang panjang dalam Perjanjian Baru, tetapi ada penjelasan dari 22 Kitab Perjanjian Lama di sini dan paling tidak ada kutipan atau penjelasan mengenai pengajaran Kristus. Anda bahkan mungkin bisa menaruh catatan kecil di sini. Khotbah di Bukit, ada kesamaan yang sangat menonjol antara isi surat Yakobus dengan isi Khotbah di Bukit. Perhatikan penekanan kepada Keadilan Sosial. Agama yang dipandang oleh Allah Bapa sebagai yang murni dan tidak bercacat adalah yang memperhatikan anak-anak yatim dan janda-janda dalam kesusahan mereka, itulah Agama yang benar. Penekanan yang Kuat akan Keadilan Sosial. Ada kebenaran bagi kita yang hidup di jaman ini. Bandingkan kitab ini dengan Surat Roma dan anda akan sungguh-sungguh bingung karena Roma berbicara mengenai Pembenaran oleh Iman dan bukan oleh Perbuatan dan kemudian Yakobus mengatakan yang sebaliknya. Inilah yang dijelaskan oleh Luther, yaitu Luther yang merupakan Tokoh Reformasi Protestan. Ia mengatakan, salah satu kutipan favorit saya dari Marthin Luther, ia begitu bosan dan kecewa dengan ajaran Katolik yang di jamannya senantiasa berbicara mengenai bagaimana kita dibenarkan melalui Perbuatan dan berulangkali menonjolkan surat Yakobus, lalu ia mengatakan, salah satu kutipan favorit saya ‘Suatu hari, saya ingin masukkan Jimmy ke perapian,’ Marthin Luther ingin melempar Jimmy ke perapian.’ Paulus menjelaskan, ini cara saya memandang kedua kitab ini. Paulus menjelaskan mengenai Keberadaan kita di Hadapan Allah. Saya yakin Yakobus terutama sekali menjelaskan mengenai Kesaksian Kita di hadapan Dunia. Setiap kali kita membaca Kitab Suci, kita perlu membacanya dalam konteks keseluruhan Kitab Suci, keseluruhan Kitab Suci. Dan karena itu ketika anda membaca surat Yakobus jangan membuang semua yang sudah kita pelajari sebelumnya di dalam Perjanjian Baru mengenai Keselamatan dan Pembenaran oleh Iman, tetapi letakkan keduanya bersamasama dan katakan bahwa kita perlu menunjukkan kepada dunia bagaimana cara kehidupan Kekristenan yang kita jalani. Inilah dimana iman kita dijadikan nyata dalam tindakan. Inilah yang ditekankan di sini. Anda sampai kepada 1 Petrus. 1 Petrus menuliskan, dituliskan dalam konteks penganiayaan, penganiayaan yang sangat buruk. Nero adalah kaisar Romawi yang baru. Dan pada dasarnya yang kemudian terjadi adalah, ia menjadi raja yang sangat jahat. Suatu saat kemungkinan besar dia sendirilah yang membakar kota Roma dan kemudian menimpakan kesalahannya kepada orangorang Kristen. Dan sebagai akibatnya, dimana-mana orang-orang Kristen dianiaya di depan umum. Mereka dibakar hidup-hidup. Ada kisah yang mengatakan bahwa Nero menangkap saudara-saudari seiman yang sudah mendahului kita dan membakar mereka di atas kayu salib sebagai penerangan untuk taman-taman miliknya. Dan karena itu Petrus menuliskan Kitab ini untuk menguatkan orang-orang percaya di tengah penganiayaan dan penderitaan yang sedang mereka alami itu. Dan anda melihat penderitaan mewarnai isi Kitab ini. Surat ini ditulis kepada Jemaat di Asia Kecil, yang sekarang ada di wilayah Turki yang sedang menghadapi penganiayaan dan penderitaan yang semakin meningkat. Saya menyebutkan nama negara Turki karena ada yang mau saya katakan di sini. Saya membaca artikel yang diterbitkan oleh Associated Press beberapa waktu yang lalu. Judul artikelnya. Slain German highlights Christian plight. Kisahnya berasal dari Turki. Tempat yang sama dengan yang disebutkan di dalam surat 1 Petrus. Dua ribu tahun kemudian, yaitu beberapa waktu yang lalu, kisah tentang seorang missioanris dari Jerman yang sangat tenang dan saleh yang berakhir dengan debu tanah dihamburkan ke atas pusaranya di Turki bagian Timur. Kematiannya yang mengerikan menjadi tanda dari perjuangan orang-orang Kristen di negeri ini. Artikel ini menceritakan mengenai berapa jumlah mereka, dimana hanya ada sekitar 20 orang Kristen di dalam lingkungan itu. Juga mengenai negara Turki yang 99,9% pada dasarnya beragama Muslim dan orang ini, seorang Missionaris dari Jerman, dan dua orang Turki yang beragama Kristen terbunuh pada saat itu. Tangan dan kaki mereka terikat dan leher mereka hampir putus di sebuah percetakan Kristen yang dipakai mendistribusikan Alkitab. Lima orang ditangkap dan dikenai tuduhan pembunuhan. Mereka mengatakan bahwa mereka membela agama mereka. Artikel itu menjelaskan juga perkataan istri dari orang itu, dengan tiga anak mereka yang berusia tiga belas, sepuluh dan delapan tahun, dan istrinya mengatakan bahwa ia akan tetap bertahan di sana. Ketika ditanya, ‘Apakah anda akan meninggalkan Turki sekarang?’ Ia menjawab, ‘Tidak, inilah tempat panggilan Allah dan kami akan memberitakan Injil di Turki.’ Kita memiliki satu orang saudara berkebangsaan Jerman dan dua orang Turki. Dikisahkan juga tentang keluarga salah satu orang Turki Kristen itu datang untuk mengambil jasadnya, tetapi keluarganya yang lain beragama lain dan menolak mengadakan pemakaman secara Kristen dan karena itu ketika mereka bertemu istrinya yang juga seorang Kristen, wanita itu mengatakan, ‘Kalian tidak boleh membawa jasadnya, ia akan dimakamkan secara Kristen.’ Ini kisah nyata, meski tidak terjadi di tempat kita berada saat ini. Tetapi ini kisah yang secara nyata terjadi di tempat yang kita sedang pelajari saat ini. Jadi apa yang dituliskan Petrus kepada orang-orang dalam setting yang demikian? Tema Besarnya adalah Kecukupan Anugerah Allah yang dipakai dalam setiap Pasal yang ada. Anugerah Allah sangat ditekankan. Perhatikan Ayat Kunci di sini. Struktur Keseluruhannya: Ada Panggilan untuk Hidup Kudus di sini. Di tengah-tengah dunia yang sangat sulit untuk menjalani kehidupan Kekristenan anda. Dan ada perbandingan yang sangat kuat dengan surat Efesus di sini. Anda bisa melihat beberapa paralel di sini. Anda melihat beberapa dari Kata Kunci yaitu Penderitaan disebutkan enam belas kali. Setiap kali Petrus berbicara mengenai Kristus, ia tidak berbicara mengenai bagaimana Kristus sudah mati bagi kita, ia berbicara mengenai bagaimana Kristus sudah Menderita bagi kita. Ia sudah menunjukkan Kesamaan antara Kristus dengan Jemaat-Nya. Kitab ini mengajarkan kepada kita bagaimana menjalani kehidupan Kristen kita di tengah-tengah penganiayaan dan penderitaan. Saya ingin mengingatkan anda bahwa ada orang-orang di dunia ini yang membaca Alkitab dengan cara yang sangat berbeda dengan kita. Dan saudara seiman kita di dunia ini menggaris bawahi hal-hal yang berbeda dengan kita ketika membaca Alkitab. Ini adalah Kitab yang memang perlu diterapkan langsung dalam kehidupan orang-orang yang mendengarnya agar bisa memahami betapa besarnya anugerah Allah dan penderitaan-Nya. Dan untuk bisa memahami penderitaan walaupun kita tidak sedang mengalaminya di negara kita seperti yang kita dengar terjadi di Turki, maka kita akan bisa memahami penderitaan sebagai sebuah gambaran yang besar. Sebuah gambaran yang di dalamnya tercakup juga penderitaan Kristus bagi Keselamatan dunia dan gambaran tentang Allah kita yang meskipun di dalam penderitaan kita Ia bisa memakainya, Ia bisa memakai penderitaan itu untuk menjadikan kemuliaan-Nya dikenal, kemuliaan Anugerah-Nya dikenal. Inilah berita dari 1 Petrus. Saya rasa ini saatnya bagi kita untuk berhenti sejenak dan beristirahat. Kita akan berhenti selama kurang lebih 15 menit dan akan melanjutkannya kembali.