pengaruh edukasi tentang penyakit menular

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENGARUH EDUKASI TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
TERHADAP PERILAKU DALAM PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA
PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI LOKASI PASAR KEMBANG
YOGYAKARTA
TAHUN 2006
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi
Program Studi Farmasi
Oleh:
Severina Sri Haryuni Wiratwanti
NIM : 018114054
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Allah mungkin tidak pernah menjanjikan langit yang selalu biru,
bunga yang bertaburan di sepanjang jalan hidup kita.
Allah mungkin tidak pernah menjanjikan matahari tanpa hujan,
sukacita tanpa kesedihan, dan kedamaian tanpa penderitaan.
Namun Allah menjanjikan kekuatan untuk menempuh hari ini;
Dia telah menjanjikan istirahat bagi para pekerja,
Terang di jalan yang gelap,
Rahmat untuk mengatasi percobaan,
Bantuan dari atas,
Simpati yang tak berkesudahan,
Dan kasih sayang yang tak kunjung padam kepada setiap orang yang
percaya kepada-Nya.
Karya ini kupersembahkan untuk :
My Saviour Yesus Kristus, Bunda Maria& Bapa Yosef,
Bapak Mama yang selalu mendukung& mendoakan aku,
Kakak-kakakku Mas Yoseph, Mas Totok& Mba Iin. Kedua kakak
iparku Mba Kusmi& Mba Sari yang telah memberikan semangat&
teladan bagiku,
kedua Ponakanku Tasya& Aurel yang memberi kecerian,
My love Ko’Didik tercinta atas doa serta dukungannya,
Sahabat& Teman-teman terbaikku yang selalu ada menemani&
mendukungku,
Almamaterku
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Dengan penuh rasa syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena dengan anugerah serta kehendaknya penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini bukanlah sesuatu hal yang
mudah, hanya dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1.
Walikota Yogyakarta c.q BAPEDA DIY yang telah memberikan ijin untuk
melakukan penelitian di kota Yogyakarta.
2.
Bapak Mukhotib, Md selaku direktur PKBI DIY yang telah memberikan ijin
untuk melakukan penelitian di lokasi Pasar Kembang.
3.
Ibu Rita Suhadi, M.Si.,Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi dan dosen
pembimbing I atas kesabarannya dalam memberikan petunjuk, saran dan
masukan yang berharga dalam proses penyusunan skripsi.
4.
Ibu dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes selaku dosen pembimbing II dan yang
telah memberikan petunjuk, saran dan masukan yang berharga dalam proses
penyusunan skripsi.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5.
Bapak Yosef Wijoyo,M.Si., Apt selaku dosen penguji, atas kritik dan saran
yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
6.
Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt selaku dosen penguji, atas kritik dan saran yang
telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
7.
Bapak dan Mamaku tercinta atas kasih sayang, doa yang tiada putus-putusnya
serta dukungannya baik moril maupun materiil.
8.
Kakak-kakakku tersayang Yoseph Marry Punjung Winanto terimakasih untuk
panutan dan teladan yang baik bagiku, Ignatius Punjung
Winiharto yang
penuh dengan kecerian memberi hari lebih berwarna, Irene Endah Tri Winihati
terimakasih untuk sumber inspirasi, perhatian, semangat dan doa-doanya.
Kedua keponakanku Anastasya dan Aureline dengan keceriaannya. Kedua
kakak iparku mba Kusmi dan mba Sari terimakasih untuk doa-doanya.
9.
Sahabat dan kekasihku tersayang Alexander Didik Tjahyadi Sulistiyo
terimakasih atas perhatian, dukungan, kasih & sayangmu selama ini memberi
semangat dan keceriaan dalam hari-hariku.
10.
Terimakasih untuk keluarga bulik Wiwik yang sudah dengan baik hati
memberi tumpangan tempat tinggal selama ini.
11.
Teman-teman di lokasi Pasar Kembang yang sudah mau menjadi responden
dalam penelitian ini, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.
12.
Kakak-kakakku dalam genk ” Kancil”: Mas Kristo kepala suku, Mba Dian
centil, Mas Kerupuk, Mba Cicil ceria, Mas Boim, Mba Anggit, Mas Surya,
Mba Beben sahabat& my trully sister, Mas Wiwid montir piyuku, Mba Nana
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan Mba Iin mbakku tersayang terimakasih atas petualangan menjelajah negeri
& persahabatan yang indah.
13.
Sahabat-sahabatku : Kiki sahabat kecilku, makasih ya untuk ketulusan&
kesetianmu dalam persahabatan kita. Acan sahabat sejatiku, makasih untuk
dukungan& semangat yang tak pernah padam. Wati sahabatku yang penuh
kecerian, Ivan penghibur dikala sedih, Yoga yang baik hati, Sakti tempat
curhatku, Hasta yang selalu ada dihatiku, Rosy, Diah, Asmawati makasih
untuk semua ketulusan persahabatan kita.
14.
Anak-anak kost Cinta : Mba Dian, Mba Indah, Merry, Betty, Lidia, Maria,
Elin dan Ima terima kasih atas bantuan, dukungan dan kebersamaan kita
selama dua tahun yang sangat indah.
15.
Teman-teman seperjuangan : Adistyawan yang selalu memberi masukan&
semangat, Themy teman serumahku yang baik hati, Dio, dan Ano yang ceria
makasih ya untuk kebersamaan, masukan dan semangat dalam penelitian ini.
16.
Saudara dan Adik-adikku : Soni dengan guyonannya, Rani yang sangat baik
hati, Ani, Dita, Wulan dan semua adik-adikku yang telah menemani dan
membantu selama ini makasih ya, untuk semangat dan ketulusannya.
17.
Relawan PKBI DIY: Dhini, Dewi, Maulana, Riza, mba Titin, Dudi, Mala, Indy
atas bantuan dan kerjasamanya saat pengambilan data.
18.
Teman-teman angkatan 01 kelas B, kelompok C : atas persahabatan dan
kebersamaannya selama ini.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19.
Untuk piyuku tersayang makasih karena dengan setia dan tak pernah mengeluh
menemaniku dan mengantarkanku kemanapun aku pergi.
20.
Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa tidak
ada yang sempurna di dunia ini. Skripsi ini jauh dari sempurna karena keterbatasan
pikiran, waktu dan tenaga. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun agar skripsi ini lebih mendekati sempurna. Akhir kata,
semoga skripsi ini bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 20 Agustus 2007
Penulis
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Penyakit Menular Seksual (PMS) penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seksual yang setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup tajam di
Indonesia. Pekerja Seks Komersial (PSK) perempuan yang bekerja dengan
memberikan layanan seksual, merupakan kelompok yang berisiko tinggi dalam
penyebaran dan penularan PMS. Rendahnya tingkat pengetahuan yang dimilikinya
mempengaruhi dalam penggunaan antibiotika yang rasional dalam upaya
penggobatan PMS. Pemahaman yang salah dan penggunaan antibiotika yang
irasional menyebabkan resistensi kuman.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan perilaku PSK di lokasi
Pasar Kembang Yogyakarta pada tahun 2006 sebelum dan sesudah pemberian
edukasi tentang PMS dan kerasionalan penggunaan antibiotika. Penelitian ini
termasuk penelitian eksperimental kuasi, dengan rancangan penelitian yang
digunakan adalah rancangan penelitian one group pretest-posttest. Teknik sampling
yang digunakan yaitu: Quota sampling, dengan pengambilan responden sebanyak 50
orang untuk pengisian kuisioner dan 10 orang untuk wawancara terstruktur. Analisis
yang dilakukan adalah Two Related Samples T Test dengan taraf kepercayaan 90%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk uji dengan Two Related Samples T
Test terdapat perbedaan yang signifikan pada variabel pengetahuan dan sikap
tentang PMS dan kerasionalan penggunaan antibiotika pada PSK di lokasi Pasar
Kembang Yogyakarta sebelum dan sesudah pemberian edukasi. Persentase
perubahan perilaku bila ditinjau dari tingkat pendidikan, umur dan lama kerja paling
tinggi yaitu: tidak sekolah (25%), 41-60 tahun (16%), dan 6 bulan-2 tahun (11,1%).
Kata kunci : edukasi, pekerja seks komersial, PMS, antibiotika.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Sexually Transmitted Diseases (STD) is a disease which infected through sexual
relation, whereas in each years were significantly increased in Indonesia. Woman
Commercial Sex Worker who worked by giving sexual service, are groups who has
high risk in spreading and infection of STD. The lower understanding of knowledge
were affecting in rational the antibiotic usage in order to examining the STD. The wrong
understanding and irrational the antibiotic usage can affect to the microbacterial
resistance.
This research objective is to understanding the change behavior of commercial
sex worker in Pasar Kembang location on 2006 before and after education about STD
and rational antibiotic usage. This research consist of queasy experimental by research
that planned is one group pretest-posttest research setting. The sampling technique that
used is quota sampling, by respondent collection as much as 50 persons for filling the
questionnaire and 10 persons for structured interview. The analysis that performed is
Two Related Samples T Test by confidence degree as much as 90%.
The research result were shown that for test by Two Related Samples T Test
there are the significant difference in understanding variable and attitude about STD and
rational the antibiotic usage of commercial sex worker in Pasar Kembang Yogyakarta
location before and after education. The behavior changes percentage if observed from
education level, age, and job duration that higher is illiterate (25%), 41-60 years old
(16%), and job duration about 6 month-2 years (11,1%)
Keyword: education, commercial sex worker, STD, antibiotic
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................
iv
PRAKATA................................................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................. ix
INTISARI.................................................................................................................. x
ABSTRACT................................................................................................................ xi
DAFTAR ISI............................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................
1
A. Latar Belakang ..........................................................................................
1
1. Perumusan masalah.............................................................................
5
2. Keaslian penelitian ..............................................................................
6
3. Manfaat penelitian...............................................................................
7
B. Tujuan Penelitian ......................................................................................
8
1
Tujuan Umum .....................................................................................
8
2
Tujuan Khusus ....................................................................................
8
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA....................................................................
xii
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Penyakit Menular Seksual.......................................................................
10
1. Pengertian..........................................................................................
10
2. Jenis-jenis Penyakit Menular Seksual...............................................
11
B. Antibiotika ................................................................................................ 16
1. Pengertian.......................................................................................... ....16
2. Klasifikasi antibiotika ........................................................................... 16
3. Pencegahan dan Pengobatan PMS dengan Antibiotika ........................ 17
C. Resistensi .................................................................................................... 22
D. Pemakaian Antibiotika yang Rasional ........................................................ 23
E. Edukasi...................................................................................................... 25
F. Pengetahuan .............................................................................................. 26
G. Sikap.......................................................................................................... 30
H. Perilaku ...................................................................................................... 31
I. Pekerja Seks Komersial ............................................................................ 32
J. Landasan Teori.......................................................................................... 34
K. Hipotesis..................................................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 36
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................ 36
B. Variabel Penelitian dan Definisi operasional............................................ 37
1. Variabel Penelitian ................................................................................ 37
a. Variabel bebas................................................................................. 37
b. Variabel tergantung......................................................................... 37
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Definisi Operasional ........................................................................... 37
C. Subyek Penelitian...................................................................................... 39
D. Tempat Penelitian ..................................................................................... 40
E. Teknik Sampling ....................................................................................... 40
F. Instrumen Penelitian ................................................................................. 40
G. Tata Cara Penelitian .................................................................................. 41
1. Analisis Situasi ................................................................................... 41
2. Pembuatan Kuesioner ......................................................................... 43
3. Pembuatan Booklet ............................................................................. 46
4. Penyebaran Kuesioner......................................................................... 46
5. Pemberian Edukasi.............................................................................. 47
6. Wawancara Terstruktur....................................................................... 48
7. Pengolahan Data ................................................................................. 48
G. Analisis Data Penelitian ............................................................................ 49
H. Kesulitan Penelitian .................................................................................. 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 51
A. Karakteristik PSK di Lokasi Pasar Kembang Yogyakarta Tahun 2006 ..... 51
1. Tingkat Pendidikan ............................................................................. 51
2. Umur ................................................................................................... 52
3. Lama Bekerja ...................................................................................... 54
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Pengaruh Pemberian Edukasi tentang PMS dan Kerasionalan Penggunaan
Antibiotika terhadap Perubahan Perilaku PSK di lokasi Pasar Kembang
Yogyakarta .................................................................................................. 56
C. Rata-rata Persentase Pengaruh Tingkat Pendidikan, Umur dan Lama Kerja
PSK Perempuan terhadap perubahan Perilaku dalam Kerasionalan
Penggunaan Antibiotika ............................................................................. 59
1. Tingkat Pendidikan ............................................................................... 59
2. Umur ................................................................................................... 61
3. Lama Kerja............................................................................................ 63
D. Pengetahuan Responden tentang PMS dan Penggunan Antibiotika
berdasarkan hasil Wawancara di Lokasi Pasar Kembang
Yogyakarta 2006 ......................................................................................... 65
1. Pengetahuan tentang Penyakit Menular Seksual (PMS)....................... 65
2. Pengetahuan tentang Antibiotika .......................................................... 66
3. Tempat mendapatkan Antibiotika ......................................................... 66
4. Penggunaan terakhir dan Intensitas Penggunaan Antibiotika............... 67
5. Profil Antibiotika di lokasi Pasar Kembang ......................................... 68
6. Pengetahuan tentang Aturan Pakai ....................................................... 70
7. Tindakan Mengganti Antibiotika dan Hal-hal yang mempengaruhinya70
8. Efek yang merugikan (Adverse Drug Reaction) ................................... 71
9. Pengetahuan tentang Resistensi ............................................................ 71
E. Rangkuman Pembahasan ............................................................................. 72
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................... 76
A. Kesimpulan ................................................................................................ 76
B. Saran.......................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 78
LAMPIRAN............................................................................................................. 81
BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................. 123
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Karakteristik Tingkat Pendidikan PSK di Lokasi Pasar Kembang
Yogyakarta Tahun 2006 ......................................................................... 49
Gambar 2. Karakteristik Umur PSK di Lokasi Pasar Kembang Yogyakarta
Tahun 2006 ............................................................................................ 51
Gambar 3. Karakteristik Lama Kerja PSK di Lokasi Yogyakarta Tahun 2006...... 54
Gambar 4. Rata-rata hasil Persentase nilai sebelum pemberian edukasi (pretest)
dan sesudah
edukasi (posttest ) PSK di lokasi Pasar Kembang
Yogyakarta tahun 2006........................................................................... 56
Gambar 5. Persentase peningkatan nilai perilaku PSK di lokasi Pasar Kembang
Yogyakarta tahun 2006 berdasarkan faktor tingkat pendidikan............. 58
Gambar 6. Persentase peningkatan nilai perilaku PSK di lokasi Pasar Kembang
Yogyakarta tahun 2006 berdasarkan faktor umur .................................. 60
Gambar 7. Persentase peningkatan nilai perilaku PSK di lokasi Pasar Kembang
Yogyakarta tahun 2006 berdasarkan faktor lama bekerja...................... 62
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Angka kejadian penyakit yang disebabkan oleh infeksi oleh virus dan
bakteri berkembang dengan pesat. Data yang diperoleh dari American Social Health
Association pada setiap tahunnya angka kejadian sifilis mencapai 74.000 kasus baru,
650.000 angka kejadian gonore dan 3 juta kasus untuk klamidia. Peran kita sebagai
komponen masyarakat dan juga sebagai tenaga dalam bidang kesehatan dituntut
untuk memberi contoh yang baik kepada masyarakat, terutama tentang pola hidup
sehat dan memberikan layanan kesehatan sesuai dengan bidang kita.
Penyakit Menular Seksual (PMS) didefinisikan sebagai penyakit yang
disebabkan karena adanya invasi organisme virus, bakteri, parasit dan kutu kelamin
yang sebagian besar menular melalui hubungan seksual, baik yang berlainan jenis
ataupun sesama jenis (Aprillianingrum, 2002).
Keberadaan Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau virus penyebab
penyakit Acquired Immuno Deficiency Sindrome (AIDS) telah menarik perhatian
dunia terhadap penanggulangan dan pemberantasan PMS. Terdapat kaitan erat antara
penyebaran PMS dengan penularan HIV, dimana telah terbukti meningkatkan risiko
penyebaran HIV melalui hubungan seksual (Anonim, 2005).
Pekerjaan yang dilakukan oleh para Pekerja Seks Komersial (PSK) memiliki
risiko yang sangat tinggi. Mereka menjadi rentan akan berbagai macam penyakit
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
terutama yang dikarenakan hubungan seks dengan berganti-ganti pasangan. Pekerjaan
yang sangat berisiko ini menyebabkan kelompok ini merupakan representasi dari
kelompok yang mempunyai risiko terhadap PMS. Pemahaman yang sangat rendah
dari PSK lokasi Pasar Kembang ini tentang PMS dan rendahnya tingkat pendidikan
PSK ini mempengaruhi
kesadaraan mereka dalam pentingnya taat penggunaan
pelindung (kondom) dalam melayani tamu, kecuali atas permintaan tamu, juga
mempengaruhi dalam hal penggunaan antibiotika yang rasional.
World Healthy Organization (WHO) memperkirakan pada tahun 1999
terdapat 340 juta kasus baru PMS yang terdiri dari gonore, klamidia, sifilis dan
trikomoniasis barunya dalam setiap tahun, sedangkan jumlah infeksi HIV atau virus
penyebab penyakit AIDS di Indonesia saat ini lebih dari 33,6 juta kasus (Anonim,
2005). Penyakit gonore menempati urutan tertinggi dari semua jenis PMS.
Berdasarkan data yang diperoleh dari klinik Griya Lentera mencatat sampai
dengan Mei 2006 angka kasus HIV/AIDS di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
mencapai 308 kasus, sedangkan untuk PMS dari bulan Januari sampai dengan
September 2006 angka tertinggi dilaporkan ditempati oleh jenis penyakit gonore
dengan jumlah penderita mencapai 23 kasus, diikuti penderita klamidia sebanyak 3
kasus, sedangkan untuk kasus sifilis belum ditemukan angka kejadian selama periode
tersebut.
Hasil yang didapat dari penelitian Sutama diketahui bahwa dari 63 subyek
penelitian yang diambil pada tahun 2005, 46% menggunakan ampisilin, 31,8%
menggunakan amoksisilin, dan 22,2% menggunakan tetrasiklin. Drug Related
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Problems yang terkait dengan penggunaan antibiotika tersebut adalah 54 orang
mengalami dosis terlalu rendah, 43 orang tidak membutuhkan terapi obat, 22 orang
perlu tambahan terapi, 2 orang tidak taat akan aturan pakai obat, dan 14 orang
mengalami salah obat.
Masalah PMS dan PSK sangat menarik perhatian, baik para pengendali
program maupun para peneliti, terutama dengan adanya krisis ekonomi dan
ditutupnya beberapa lokalisasi PSK. Keadaan ini akan menambah kompleksnya
masalah penanggulangan PMS. Salah satu akibatnya adalah terjadinya operasi PSK
liar di jalan-jalan, yang mengakibatkan sulitnya pengawasan, baik dari segi kesehatan
maupun keamanan. Hal ini akan memberikan peluang bagi terjadinya peningkatan
HIV/AIDS di masyarakat.
Saat ini untuk mendapatkan antibiotika tanpa resep dokter semakin mudah
maka penggunaan obat secara irasional pun semakin meningkat, akan makin
meningkat pula kejadian resistensi kuman, khususnya kuman gonore yang memiliki
proporsi terbesar sebagai penyebab PMS pada kelompok PSK terutama karena
rendahnya pemahaman mereka tentang pengobatan penyakit. Kebanyakan dari
mereka menggunakan obat berdasarkan rujukan dari teman, tetangga ataupun orangorang yang berada dalam komunitasnya (Yuwono, 2001).
Informasi yang rendah tentang penggunaan obat secara benar dan
pengobatan yang rasional membuat PSK meyakini bahwa dengan meminum obat
antibiotika sebelum melakukan hubungan seksual dapat mencegah penularan PMS.
Pemahaman yang sempit dan salah tersebut menuntut perhatian khusus terutama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dalam bidang pelayanan kesehatan reproduksi dan pelayanan bidang kefarmasiaan di
kalangan PSK sehingga dalam penelitian ini menggunakan media edukasi untuk
membantu mereka dalam gaya hidup sehat mencegah tertular dan terinfeksi PMS dan
HIV/AIDS.
Berdasarkan informasi dan masukkan yang didapatkan dari Perkumpulan
Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) yang merupakan LSM diluar intansi
pemerintah yang sangat perduli dengan kesehatan reproduksi, menyatakan bahwa
PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta merupakan kelompok yang sangat tertutup
terhadap orang atau kelompok lain diluar komunitasnya sehingga mempengaruhinya
terutama dalam pengetahuan, sikap serta tindakannya. Kecenderungan yang terjadi
mereka lebih percaya akan teman seprofesi dibandingkan informasi yang didapat dari
luar komunitasnya. Berdasarkan informasi ini pendekatan yang dilakukan lebih
secara personal dan pemberian edukasi yang diberikan dibuat semenarik mungkin
sehingga ada ketertarikan dari PSK untuk mau mendengarkan dan memperhatikan
edukasi yang disampaikan dalam penelitian ini.
Lokasi Pasar Kembang Yogyakarta yang berada dalam jantung kota
Yogyakarta, merupakan daerah yang berada dekat dengan wisata khas Yogyakarta
Malioboro, selain itu berada di depan stasiun Tugu dimana dengan mudah orang
dapat mengakses tempat ini, walaupun tempat prostitusi ini belum diakui secara legal
atau resmi namun keberadaan tempat ini diyakini sudah berlangsung puluhan tahun
lalu bahkan mungkin ratusan tahun lalu. Tempat yang menyuguhkan layananan ekstra
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
bagi kaum lelaki hidung belang ini akan mencapai puncaknya pada malam hari
dimana akan jumpai banyak wanita-wanita penjaja cinta.
Pemberian edukasi dalam penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan para PSK tentang PMS dan penggunaan antibiotika yang rasional. Jika
pengetahuan mereka meningkat akan mempengaruhi perilaku mereka terutama
perilaku sehat yang pada akhirnya mempengaruhi sikap dan tindakan PSK dalam
melayani tamu.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang disebut di atas maka
penelitian ini difokoskan pada pemberian layanan informasi berupa Komunikasi,
Informasi dan Edukasi (KIE) tentang PMS dan pencegahannya serta pemakaian
antibiotika yang benar, sehingga nantinya diharapkan adanya perubahan perilaku
sehat dari PSK di lokasi Pasar Kembang.
1. Perumusan masalah
a. Seperti apakah karakteristik PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun
2006 yang diambil sebagai responden dalam penelitian ini ditinjau dari tingkat
pendidikan, umur dan lama kerja ?
b. Adakah pengaruh edukasi tentang PMS dan kerasionalan penggunaan
antibiotika terhadap perubahan perilaku (pengetahuan dan sikap) PSK di
lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006 ?
c. Adakah pengaruh tingkat pendidikan, umur dan lama kerja PSK terhadap
perubahan perilakunya dalam kerasionalan penggunaan antibiotika ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
d. Seperti apakah pengetahuan responden tentang PMS dan penggunaan
antibiotika berdasarkan hasil wawancara pada PSK di lokasi Pasar Kembang
Yogyakarta tahun 2006?
2. Keaslian penelitian
Penelitian sejenis yang pernah dilakukan yaitu “Kajian Penggunaan
Antibiotika di Kalangan Pekerja Seks Komersil (PSK) Perempuan di Lokalisasi Pasar
Kembang Yogyakarta ” oleh Putranto (2002) dan “ Studi Pemilihan dan Penggunaan
Antibiotika di Kalangan Pekerja Seks Komersil (PSK) di Lokasi Pasar Kembang
Yogyakarta ”oleh Sutama (2005).
Penelitian ini berpijak pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Sutama dimana dari penelitian tersebut diketahui bahwa pengetahuan PSK di lokasi
Pasar Kembang akan penggunaan antibiotika yang baik, benar dan rasional masih
rendah, sehingga perlu penelitian kelanjutan yang diharapkan membawa perubahan
serta manfaat yang berarti bagi PSK di lokasi Pasar Kembang khususnya
pengetahuan tentang PMS dan Penggunaan antibiotika yang rasional.
Dalam penelitian ini digunakan metode kuisioner yang terstuktur yang
diberikan sebelum dan sesudah pemberian edukasi (penyuluhan) dengan pemberian
booklet, stiker dan wawancara terstruktur yang dimaksudkan untuk menguatkan hasil
analisis dengan para PSK. Pekerjaan yang dilakukan oleh para wanita ini memiliki
risiko yang sangat tinggi terutama karena mereka menjadi rentan akan berbagai
macam penyakit terutama yang dikarenakan hubungan seks dengan berganti-ganti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
pasangan. Pekerjaan yang sangat berisiko ini menyebabkan kelompok ini merupakan
representasi dari kelompok yang mempunyai risiko terhadap PMS. Pemahaman yang
sangat minim tentang PMS dan rendahnya tingkat pendidikan PSK ini mempengaruhi
kesadaraan mereka dalam pentingnya taat penggunaan pelindung (kondom) dalam
melayani tamu, kecuali atas permintaan tamu.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada penelitian
ini tidak hanya melihat sejauh mana PSK memahami PMS dan pemahamannya
tentang pemilihan penggunaan antibiotika tapi dengan pemberian edukasi membantu
PSK untuk memahami tentang PMS dan berusaha untuk mencegah penyakit tersebut
dengan pola hidup yang lebih baik atau perilaku “safe-sex”. Selain itu PSK dengan
bekal edukasi yang diberikan dapat memahami dan menerapkan penggunaan
antibiotika secara baik, benar dan rasional.
3. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan informasi kepada
masyarakat
terutama pihak-pihak yang terkait dalam menangani masalah
PMS untuk dapat mencegah dan menekan penyebarannya dan ketepatan serta
kerasionalan dalam penggunaan antibiotika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
b. Manfaat praktis
Memberi pelayanan KIE bagi PSK di lokasi Pasar Kembang khususnya
terkait dalam menangani masalah PMS dan penggunaan antibiotika yang
rasional sehingga timbul kesadaran untuk berperilaku sehat.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh edukasi tentang PMS dan
penggunaan antibiotika yang rasional terhadap perubahan pengetahuan dan sikap
PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta dalam pencegahan PMS dan penggunaan
antibiotika yang rasional.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik responden para PSK di lokasi Pasar Kembang
Yogyakarta tahun 2006.
b. Untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi tentang
PMS dan
kerasionalan antibiotika terhadap perubahan pengetahuan dan sikap PSK di
lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006 dalam penggunaan antibiotika
yang rasional.
c. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan, umur dan lama kerja para
PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006 terhadap perubahan
perilakunya dalam penggunaan antibiotika yang rasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
d. Untuk mengetahui pengetahuan responden tentang PMS dan penggunaan
antibiotika berdasarkan hasil wawancara pada PSK di lokasi Pasar Kembang
Yogyakarta tahun 2006.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Penyakit Menular Seksual (PMS)
1. Pengertian
Penyakit Menular Seksual adalah berbagai penyakit yang dapat menular dari
satu orang ke orang lainnya melalui kontak seksual (oral, anal atau lewat vagina)
(Qomariyah, 2003). Ada pula yang menyatakan bahwa PMS penyakit yang
disebabkan adanya invasi organisme virus, bakteri, parasit dan kutu kelamin yang
sebagian besar menular melalui hubungan seksual, baik antara sesama maupun
berlainan jenis (Aprilianingrum, 2002).
Penyakit Menular Seksual disebabkan oleh bakteri ada juga yang
disebabkan oleh virus. Penyakit Menular Seksual yang disebabkan oleh bakteri dan
jamur umumnya relatif mudah untuk disembuhkan dengan antibiotika tertentu asal
diketahui dan diobati sedini mungkin dengan obat yang sesuai dengan penyakitnya.
Untuk PMS yang disebabkan oleh virus lebih sulit untuk diobati, bahkan sering kali
tidak dapat disembuhkan. Pada kenyataanya adapula antibiotika generasi lama yang
menjadi tidak mampu dalam melawan bakteri seperti penyebab gonore yang telah
menjadi resisten, padahal jenis infeksi ini pada mulanya mudah diobati. Beberapa
PMS dapat berlanjut pada berbagai kondisi seperti Penyakit Radang Panggul (PRP),
kanker serviks dan berbagai komplikasi kehamilan. Perlu dilakukan pendidikan
mengenai penyakit ini dan upaya-upaya pencegahannya.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Kontak seksual tidak hanya hubungan seksual melalui alat kelamin. Kontak
seksual juga meliputi ciuman, kontak oral-genital. Kebanyakan orang menganggap
berciuman sebagai aktifitas yang aman. Sayangnya sifilis, herpes, dan penyakitpenyakit lain dapat menular lewat aktifitas yang nampaknya tidak berbahaya ini.
Semua bentuk
lain kontak seksual juga
berisiko. Kondom umumnya dianggap
merupakan perlindungan yang cukup aman terhadap PMS.
2. Jenis-Jenis Penyakit Menular Seksual (PMS)
a. Gonore (GO)
Gonore atau yang lebih dikenal dengan istilah kencing nanah,
merupakan jenis PMS tipe bakterial, penyebabnya adalah
Neisseria
gonorrhoeae. Penularan penyakit ini melalui hubungan seks vaginal dan anal.
Walaupun beberapa kasus tidak menunjukkan gejala, jika gejala muncul,
sering hanya muncul dalam 2-10 hari setelah terpapar.
Gejala-gejala meliputi pada laki-laki akan timbul rasa sakit pada waktu
buang air kecil dan ereksi. Keluar nanah dari saluran kencing terutama pada
pagi hari, sering kali tidak ada gejala pada stadium dini. Pada perempuan
sering tanpa gejala apapun, nyeri di daerah perut bagian bawah, kadangkadang disertai keputihan dan dengan bau yang tidak sedap, serta panas atau
gatal saat buang air kecil.
Penyakit GO pada laki-laki maupun pada perempuan mengakibatkan
kemandulan. Pada perempuan biasa juga mengakibatkan terjadinya radang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
panggul, dan dapat diturunkan kepada bayi yang baru lahir berupa infeksi
pada mata yang dapat menyebabkan kebutaan (Qomariyah, 2003).
b. Sifilis
Kuman penyebabnya adalah Treponema pallidum. Lebih dikenal
dengan raja singa. Cara penularan yang paling umum adalah hubungan seks
vaginal, anal atau oral. Namun, penyakit ini juga ditularkan melalui hubungan
non-seksual jika ulkus atau lapisan mukosa yang disebabkan oleh sifilis
kontak dengan lapisan kulit yang tidak utuh dengan orang yang tidak
terinfeksi.
Gejala-gejala pada fase awal, penyakit ini menimbulkan luka yang
tidak terasa sakit atau chancres yang biasanya muncul di daerah kelamin
tetapi dapat juga muncul di bagian tubuh lain, jika tidak diobati penyakit akan
berkembang ke fase berikutnya yang dapat meliputi adanya gejala ruam kulit,
demam, luka pada tenggorokan, rambut rontok dan pembengkakan kelenjar
seluruh tubuh dengan rasa badan tidak enak dan bercak kemerahan pada kulit
yang terjadi setelah 6-8 minggu setelah terjadinya luka pada alat-alat vital.
Ada juga gejala luka yang bersih dan tidak nyeri di sekitar alat kelamin, anus
dan mulut yang muncul 2-3 minggu setelah terkena infeksi. Jika tidak diobati
dengan benar maka sifilis akan menyebabkan kerusakan serius pada hati, otak,
mata, sistem saraf, tulang dan sendi dan dapat menyebabkan kematian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Seseorang yang sedang menderita sifilis aktif risikonya untuk
terinfeksi HIV jika terkapar virus tersebut akan meningkat karena luka
merupakan pintu masuk virus HIV (Qomariyah, 2003).
c. Herpes Genital
Penyakit yang disebabkan oleh virus Herpes simplex dengan masa
tenggang 4-7 hari sesudah virus masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seks
vaginal, anal atau oral, selain itu kontak seksual melalui kulit juga membantu
penyebaran virus ini.
Gejala-gejala biasanya sangat ringan dan mungkin meliputi rasa gatal
atau terbakar rasa nyeri di kaki, pantat atau daerah kelamin adanya keputihan.
Bintil-bintil berair atau luka terbuka yang terasa nyeri juga mungkin terjadi,
biasanya di daerah kelamin, pantat, anus dan paha, walaupun dapat juga
terjadi di bagian tubuh yang lain. Luka-luka tersebut akan sembuh dalam
beberapa minggu tetapi dapat muncul kembali.
Orang yang terinfeksi memiliki luka akan meningkatkan risikonya
untuk terinfeksi HIV jika terpapar sebab luka tersebut jalan masuk virus HIV.
Pada perempuan yang mengalami episode pertama dari herpes genital pada
saat hamil akan memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya kelahiran
prematur. Kejadian akut pada masa persalinan merupakan indikasi untuk
dilakukannya persalinan dengan operasi caesar sebab infeksi yang mengenai
bayi yang baru lahir akan dapat menyebabkan kematian atau kerusakan otak
yang serius (Qomariyah, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
d. Klamidia
Klamidia
adalah
PMS
yang
disebabkan
bakteri
Chlamydia
trachomatis. Bakteri ini terutama yang menyerang leher rahim. Sampai 75%
kasus pada perempuan dan 25% kasus pada laki-laki tidak menunjukkan
gejala.
Gejala yang ada meliputi keputihan yang abnormal, pendarahan saat
berhubungan seksual, dan rasa nyeri saat kencing baik pada laki-laki maupun
perempuan. Perempuan juga dapat mengalami rasa nyeri pada perut bagian
bawah. Penularan tidak disadari, karena kebanyakan wanita yang terinfeksi
bakteri ini tidak merasakan gejalanya.
Pada infeksi kronik dapat terjadi penyebaran ke saluran telur yang
menimbulkan nyeri perut bagian bawah, dan mengakibatkan kemandulan
atau kehamilan di luar kandungan. Pada perempuan, jika tidak diobati, sampai
30% akan mengalami PRP yang pada gilirannya akan menyebabkan
kehamilan ektopik, kemandulan dan nyeri panggul kronis.
Pada laki-laki jika tidak diobati, klamidia akan menyebabkan nyeri
pada testis sampai dengan epididimitis atau peradangan pada testis yang
menyebabkan kemandulan. Pada bayi yang baru lahir yang terinfeksi bakteri
ini dari ibunya dapat mengalami kebutaan atau radang paru. Individu yang
terinfeksi akan berisiko lebih tinggi untuk terinfeksi HIV jika terpapar virus
tersebut (Qomariyah, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
e. Trikomoniasis vaginalis
Trikomoniasis adalah PMS yang disebabkan parasit Trichomonas
vaginalis. Trikomoniasis dapat diobati. Penyakit Menular Seksual ini paling
banyak terjadi pada perempuan muda dan aktif seksual. Diperkirakan, 5 juta
kasus baru terjadi pada perempuan dan laki-laki.
Penularan penyakit ini
melalui kontak seksual.
Trichomonas
vaginalis dapat bertahan hidup pada benda-benda seperti baju-baju yang
dicuci, dan dapat menular dengan pinjam meminjam pakaian tersebut. Gejala
yang timbul pada perempuan terjadi keputihan yang banyak, berbusa, dan
berwarna kuning kehijauan.
Kesulitan atau rasa sakit pada saat buang air kecil dan atau saat
berhubungan juga sering terjadi. Terdapat juga nyeri vagina, gatal terkadang
tanpa gejala sama sekali. Pada laki-laki akan terjadi radang pada saluran
kencing, kelenjar, luka pada penis, sering kali pada laki-laki tidak ada gejala.
Risiko tinggi baik pada laki-laki maupun perempuan dalam meningkatnya
penularan HIV pada pasangan seksualnya. Pada wanita hamil dapat
menyebabkan ketuban pecah dini dan terjadi kelahiran prematur (Qomariyah,
2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
B. Antibiotika
1. Pengertian
Antibiotika ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama jenis
fungi yang dapat menghambat atau membasmi mikroba jenis lain. Waskman
menyimpulkan bahwa antibiotika pada mulanya merupakan zat yang dibentuk oleh
mikroorganisme
yang
dapat
menghambat
atau
membunuh
pertumbuhan
mikroorganisme lain, tetapi definisi ini harus diperluas karena zat yang bersifat
antibiotika ini dapat pula dibentuk oleh beberapa hewan dan tanaman tinggi
(Mutchler,1986). Obat yang digunakan untuk membasmi mikroba penyebab infeksi
pada manusia harus memiliki toksisitas selektif setinggi mungkin. Artinya obat
tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk
hospes. Sifat toksisitas selektif yang absolut belum atau mungkin juga tidak akan
diperoleh (Setiabudy,1995).
2. Klasifikasi Antibiotika
Menurut Neal (1997) berdasarkan mekanisme kerjanya antibiotika dibagi
dalam tiga kelompok yaitu :
a. antimikrobia yang menghambat sintesis dinding sel
b. antimikrobia yang menghambat sintesis asam nukleat
c. antimikrobia yang menghambat sintesis protein
Berdasarkan sifat toksisitas selektif, dikenal dua jenis aktivitas antibiotika yaitu:
a. aktifitas bakteriostatik yaitu yang menghambat pertumbuhan sel mikroba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
b. aktifitas bakterisid yaitu antibiotika yang membunuh pertumbuhan sel mikroba
(Setiabudy,1995).
3. Pencegahan dan Pengobatan PMS dengan Antibiotika
1. Gonore (GO)
Pencegahan: tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal dan
oral dengan orang yang terinfeksi adalah salah satu cara yang 100% efektif untuk
pencegahan. Kondom dapat mengurangi tetapi tidak dapat menghilangkan sama
sekali risiko penularan penyakit ini.
Pengobatan: infeksi dapat disembuhkan dengan antibiotika, namun
pengobatan tersebut tidak dapat menghilangkan kerusakan yang timbul sebelum
pengobatan dilakukan. Antibiotika yang dapat digunakan dalam penyakit ini
adalah
Macam-macam obat yang dapat dipakai adalah :
1) penisilin
Penisilin yang efektif ialah penisilin G prokain akua. Dosis 3-4,8 juta unit
ditambah 1 gram probenesid. Obat tersebut dapat menutup gejala sifilis.
Kontraindikasinya ialah alergi penisilin.
2) ampisilin dan amoksisilin
Ampisilin dosisnya ialah 3,5 gram ditambah 1 gram probenesid, dan
amoksisilin 3 gram ditambah 1 gram probenesid. Suntikan ampisilin tidak
dianjurkan. Kontraindikasinya ialah alergi penisilin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
3) sefalosporin
Sefriakson (generasi ke-3) cukup efektif dengan dosis 250 mg i.m.
Sefoperazon dengan dosis 0,50 sampai 1,00 g secara i.m. Sefiksim 400 mg
merupakan obat pilihan baru dari golongan sefalosporm yang dapat diberikan
secara oral. Dosis ini cukup aman dan efektif untuk mengobati gonore tanpa
komplikasi di semua tempat. Obat ini dapat menutupi gejala sifilis.
4) spektinomisin
Dosisnya ialah 2 gram i.m baik untuk penderita yang alergi penisilin, yang
mengalami kegagalan pengobatan dengan penisilin, dan terhadap penderita
yang juga tersangka menderita sifilis karena obat ini tidak menutupi gejala
sifilis. Namun obat ini relatif tidak efektif untuk infeksi gonore pada farings.
5) kanamisin
Dosisnya 2 gram i.m. Kebaikan obat ini sama dengan spektinomisin.
6) tiamfenikol
Dosisnya 2,5-3,5 gram, secara oral. Tidak dianjurkan pemakaian pada
kehamilan.
7) kuinolon
Obat yang menjadi pilihan adalah ofloksin 400 mg dan siprofloksasin 500 mg,
secara oral.
Obat dosis tunggal yang tidak efektif lagi untuk pengobatan gonore
saat ini adalah tetrasiklin, streptomisin, dan spiramisin. Obat-obatan yang
dapat digunakan untuk pengobatan gonore dengan galur NGPP ialah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
spektinomisin, kanamisin, sefalosporin, ofloksasin, sefiksim, dan tiamfenikol.
Peningkatan frekuensi timbulnya galur pengobatan gonore dengan penisilin
dan derivatnya perlu dipikirkan efektivitasnya (Daili, 2001).
2. Sifilis
Pencegahan: tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal dan
oral dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang
100% efektif mencegah penularan sifilis. Kondom dapat mengurangi tetapi tidak
menghilangkan risiko tertular penyakit ini melalui hubungan seksual. Masih ada
kemungkinan tertular sifilis walaupun memakai kondom yaitu melalui luka yang
ada di daerah kelamin. Usaha untuk mencegah kontak non seksual dengan luka,
ruam atau lapisan bermukosa karena adanya sifilis juga perlu dilakukan.
Pengobatan: menggunakan antibiotika, namun kerusakan yang terjadi
pada organ tubuh yang telah terjadi tidak dapat diperbaiki. Pengobatan sifilis dini
(primer, sekunder, laten dini tidak lebih dari 2 tahun).
1) Penisilin G benzatin 2,4 unit satu kali suntikan i.m, atau
2) Penisilin G prokain dalam akua 600.000 unit i.m selama 10 hari.
Pemberian 10 hari pada sifilis primer seronegatif, sedangkan pada keadaan
seropositf dan sifilis sekunder diberikan selama 14 hari. Pada laten dini sering
sulit diketahui lamanya infeksi, sebaiknya dilakukan pemeriksaan cairan
sumsum tulang belakang, sebab bila ada kelainan, diagnosis sudah
menunjukkan neurosifilis asimtomatik sehingga pemberian penisilin perlu
selama 21 hari. Pengobatan terhadap sifilis dini dan yang alergi terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
penisilin menggunakan tetrasiklin hidrokarbon, 4 x 500 mg oral selama 30
hari (bukan estolat).
Pengobatan terhadap sifilis lanjut, sifilis dengan waktu lebih dari 2
tahun, sifilis laten yang tidak diketahui lama infeksi, atau lebih dari dua tahun,
sifilis kardiovaskuler, sifilis lanjut benigna, kecuali neurosifilis.
1) Penisilin G benzatin 2,4 juta unit, i.m setiap minggu, selama 3 x berturutturut, atau
2) Dengan penisilin G prokain 600.000 i.m hari selama 21 hari.
Hutapea (cit; Daili, 2001).
3. Herpes Genital
Pencegahan: tidak melakukan hubungan seks secara vaginal, anal dan
oral dengan orang yang terinfeksi adalah satu-satunya cara pencegahan yang
100% efektif mencegah penularan virus herpes genital melalui hubungan seks.
Kondom dapat mengurangi risiko tetapi tidak dapat sama sekali
menghilangkan risiko tertular penyakit ini melalui hubungan seks. Walaupun
memakai kondom saat melakukan hubungan seks, masih ada kemungkinan
tertular penyakit ini melalui luka di daerah kelamin.
Pengobatan:
belum ada obat yang benar-benar untuk mengobati
penyakit ini sampai tuntas terutama HSV-2, obat anti virus hanya bekerja
dalam mengurangi frekuensi dan durasi (lamanya) timbul gejala.
Obat yang
dapat dipakai untuk mengobati Herpes Genital adalah
asiklovir 400 mg 3 kali sehari selama 7-10 hari, famsiklovir 250 mg 3 kali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
sehari selama 7-10 hari, dan valasiklovir 1 g 2 kali sehari selama 7-10 hari
(Wells, Dipiro, Schwinghammer, Hamilton, 2003).
4. Klamidia
Pencegahan: tidak melakukan hubungan seksual baik vaginal, anal dan
oral dengan orang yang terinfeksi adalah salah satu cara yang 100% efektif
untuk
pencegahan.
Kondom
dapat
mengurangi
tetapi
tidak
dapat
menghilangkan sama sekali risiko penularan penyakit ini.
Pengobatan:
yang
direkomendasikan
untuk
infeksi Chlamidia
trachomatis adalah single-dose azithromisin (1 g peroral), doksisiklin 100 mg
peroral 2 kali sehari selama 7 hari, dan eritromisin 50 mg/kg setiap hari 4 kali
sehari selama 10-14 hari (Wells, Dipiro, Schwinghammer, Hamilton, 2003).
5. Trikomoniasis vaginalis
Pencegahan: tidak melakukan hubungan seks secara vaginal dengan
orang yang terinfeksi adalah satu-satu cara pencegahan yang 100% efektif
mencegah penularan trikomoniasis melalui hubungan seksual. Kondom dan
berbagai metode penghalang sejenis yang lain dapat mengurangi tetapi tidak
menghilangkan risiko untuk tertular penyakit ini melalui hubungan seksual.
Hindari untuk saling pinjam meminjam handuk atau pakaian dengan orang
lain untuk mencegah penularan non-seksual penyakit ini.
Pengobatan: penyakit ini dapat disembuhkan. Pasangan seks juga
harus diobati. Obat yang efektif untuk melawan infeksi Trichomonas
vaginalis adalah metronidazole dengan dosis 500 mg 2 kali sehari selama 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
hari. Efek samping yang biasa dirasakan adalah tidak bisa tidur, nausea,
muntah dan diare (Wells, Dipiro, Schwinghammer, Hamilton, 2003).
C. Resistensi
Resistensi sel mikroba ialah suatu sifat tidak terganggunya kehidupan sel
mikroba oleh anti mikroba (Setiabudy,1995). Menurut Warsa (2004) kejadian
mikroba resisten terhadap kemoterapi
telah terjadi pada bakteri, jamur, virus,
maupun parasit. Menurutnya, hasil penelitian para ahli penyakit infeksi menyebutkan
ada penderita penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri resisten antibiotika.
Akibatnya penyakit makin berat, makin lama menderita, lebih lama di rumah sakit,
dan biaya mahal. Sifat ini dapat merupakan suatu mekanisme alamiah untuk bertahan
hidup. Mekanisme mikroorganisme menjadi resisten terhadap antibiotika dapat terjadi
dengan cara sebagai berikut :
1. mikroorganisme mengembangkan suatu enzim yang telah berubah.
2. mikroorganisme menghasilkan enzim yang merusak obat aktif.
3. mikroorganisme merubah permeabilitasnya terhadap obat.
4. mikroorganisme mengembangkan suatu perubahan struktur sasaran bagi obat.
5. mikroorganisme mengembangkan perubahan lintas metabolisme yang meminta
reaksi yang dihambat oleh obat ini. yang masih tetap dapat melakukan fungsi
metabolismenya, tetapi jauh kurang dipergunakan oleh obat dari pada enzim di
dalam kuman yang rentan (Jawetz,1987).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Beberapa upaya dapat dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya
resistensi yaitu :
1. menghindari penggunaan antibiotika yang tidak tepat.
2. pemilihan
antibiotika
sedapat
mungkin
didasarkan
pada
pemeriksaan
bakteriologis.
3. menghindari penggunaan antibiotika yang menunjukkan resistensi silang dengan
antibiotika lainnya.
4. mengkombinasikan satu atau lebih antibiotika yang dapat menghambat timbulnya
resistensi, misalnya kotrimoksasol (Sastramihardja,1997).
D. Pemakaian Antibiotika Yang Rasional
Terapi antibiotika yang efektif memerlukan penentuan kuman penyebab
infeksi dan kepekaannya terhadap antibiotika tertentu. Setelah ditentukan semua obat
yang efektif, harus diputuskan obat mana yang sebaiknya digunakan. Pengobatan
secara rasional, efektif dan aman seharusnya berlaku untuk semua tindakan
pengobatan dan termasuk pada pengobatan antibiotika.
Pengobatan yang rasional memiliki arti bahwa diagnosis penyakit harus
ditegakkan dengan tepat sehingga pemilihan obat dapat dilakukan dengan tepat pada
sasarannya dengan efek samping yang ditimbulkan seminimal mungkin.
Pengobatan antibiotika secara rasional, efektif dan aman dapat dicapai
melalui beberapa kriteria sebagai berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
1. Obat yang benar.
2. Indikasi yang tepat.
3. Obat yang tepat mempertimbangkan kemanjuran, keamanan, kecocokan bagi
pasien dan harga.
4. Dosis pemberian, dan durasi pengobatan yang tepat.
5. Pasien yang tepat yaitu, tidak ada kontraindikasi dan kemungkinan reaksi
merugikan adalah minimal
6. Dispensing yang benar, termasuk informasi yang tepat bagi pasien tentang obat
yang ditulis.
7. kepatuhan pasien terhadap pengobatan (Siregar, 2004).
Penggunan antibiotika yang tidak rasional seperti dosis yang keliru, rute
pemberian yang salah, frekuensi pemberian yang kurang atau terlalu banyak, akan
membawa dampak yang sangat beragam, mulai dari risiko efek samping dan efek
toksis, terjadinya resistensi kuman dan tingginya biaya pengobatan (Wijoyo,1999).
E. Edukasi
Edukasi adalah upaya yang dilakukan agar masyarakat berperilaku atau
mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan,
memberikan informasi, memberikan kesadaran dan sebagainya melalui kegiatan yang
disebut pendidikan atau penyuluhan kesehatan (Notoatmodjo, 2003).
Penyuluhan kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi pengetahuan,
sikap
dan
kebiasaan
yang
berkaitan
dengan
kesehatan
agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
individu/kelompok/masyarakat mau dan mampu mengubah perilaku yang tidak
mendukung nilai hidup sehat menjadi berperilaku yang mendukung nilai hidup sehat
(Pratomo,1989).
Pendidikan kesehatan sendiri pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau
usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu.
Dengan adanya pesan tersebut diharapkan dapat memperoleh pengetahuan tentang
kesehatan yang lebih baik. Pengetahuan tersebut akhirnya dapat berpengaruh terhadap
perilaku individu. Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikan yang bersifat
individual ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yang
mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakan
pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang
berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut. Bentuk
pendekatan yang dapat digunakan antara lain.
1. Bimbingan dan penyuluhan.
Dengan cara ini kontak antara subyek penelitian dan peneliti lebih intensif. Setiap
masalah yang dihadapi oleh subyek penelitian dapat diteliti oleh peneliti sehingga
dapat dibantu dalam penyelesaiannya. Dengan memberi masukan-masukan positif
tentang pendidikan kesehatan, yang pada akhirnya oleh subyek penelitian
menangkap dan menerimanya kemudian berdasarkan kesadaran penuh pengertian
dapat mengubah perilaku sehatnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2. Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan atau peneliti dengan subyek penelitian
untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan,
apakah ia tertarik atau tidak terhadap perubahan, untuk mengetahui apakah
perilaku yang atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan
kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih
mendalam lagi (Notoatmodjo, 2003).
F. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses yang didasari
oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan
bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku tersebut tidak didasari oleh
pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan
menurut Bloom cit Notoadmodjo (2003), yaitu di bawah ini.
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang
dipelajari antara lain mampu menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan,
menyatakan, dan sebagainya.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut
secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
3. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi, dan
masih ada kaitanya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
pengguna kata kerja, seperti dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan,
mengelompokkan, dan sebagainya.
4. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan
sebagai aplikasi atau penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip dalam konteks
atau situasi yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis
menunjuk
kepada
suatu
kemampuan
untuk
meletakkan
atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu didasarkan pada suatu
kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan pengetahuan, yaitu :
1. pengalaman
artinya berdasarkan pemikiran kritis, akan tetapi pengalaman belum tentu teratur
dan bertujuan mungkin pengalaman hanya dicatat saja. Pengalaman yang disusun
sistematis oleh otak maka hasilnya adalah ilmu pengetahuan (Soekamto, 2002).
2. keyakinan
merupakan kepercayaan yang sungguh-sungguh dan juga panutan/pegangan
seseoarang misal agama yang dianutnya (Badudu dan Zain, 1996).
3. fasilitas
kemudian mendapatkan fasilitas untuk meningkatkan pengetahuan dipengaruhi
oleh media. Media cetak misalnya poster, majalah, leaflet, sedangkan media
elektronika misalnya televisi, radio, video, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
4. sosial budaya
semua orang hidup dalam kelompok-kelompok dan saling berhubungan melalui
lambang-lambang, khususnya bahasa. Manusia mempelajari kelakuan orang lain
dilingkungan sosialnya. Hampir segala sesuatu yang dipikirkan, dirasakan
bertalian dengan orang lain, bahasa, kebiasaan makan, pakaian dan sebagainya
dipelajari dari lingkungan sosial budayanya (Nasution, 1998)
5. pendidikan
pendidikan berhubungan dengan pengembangan dan perubahan kelakuan anak
didik. Pendidikan bertalian dengan transmisi pengetahuan, sikap, kepercayaan,
ketrampilan, dan aspek kelakuan yang lain. (Nasution, 1998)
6. informasi
dengan pemberian informasi tentang kebiasaan hidup sehat dan cara pencegahan
penyakit diharapkan akan terjadi peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku
kesehatan dalam diri individu/kelompok sasaran yang berdasarkan kesadaran dan
kemauan individu yang bersangkutan (Sarwono, 1997).
G. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek. Atau dapat dikatakan sikap adalah penilaian (bisa
berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus atau objek (dalam hal ini adalah
masalah kesehatan, termasuk penyakit). Setelah orang tersebut mengetahui stimulus
atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
objek kesehatan dimana indikator untuk sikap kesehatan sejalan dengan pengetahuan
kesehatan (Notoadmodjo, 2003).
Ada tiga komponen sikap yaitu: kognisi, afeksi, dan konasi. Komponen
kognisi berupa pengetahuan, kepercayaan, atau pikiran yang didasarkan pada
informasi yang berhubungan dengan objek. Komponen afeksi merupakan dimensi
emosional dari sikap, yaitu emosi yang berhubungan dengan objek, objek disini
dirasakan sebagai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Komponen konasi atau
perilaku merupakan kecenderungan individu untuk bereaksi dengan cara tertentu
terhadap suatu objek, peritiwa atau situasi. Dengan adanya ketiga komponen ini
secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (Notoadmodjo, 2003).
Menurut Kurniawati (1999), berdasarkan Health Belief Model, perubahan
sikap dan perilaku PSK perempuan yang positif dipengaruhi oleh 5 komponen, yaitu:
1. kepercayaan PSK perempuan terhadap anggapan bahwa dirinya rentan terhadap
PMS atau tidak.
2. persepsi PSK perempuan apakah PMS merupakan ancaman yang serius.
3. kepercayaan terhadap pencegahan yang telah dilakukan.
4. kemampuan pembiayaan untuk pencegahan yang dilakukan.
5. ada atau tidaknya kendala dan dorongan sosial dalam pencegahan PMS .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
H. Perilaku
Perilaku manusia merupakan hasil dari pada segala macam pengalaman
serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan, sikap dan tindakan.
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu:
1. faktor predisposing
faktor predisposing meliputi pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, norma dan
unsur lain yang terkait pada individu.
2. faktor enabling
faktor enabling meliputi semua karakter lingkungan dan semua sumberdaya atau
fasilitas yang mendukung terjadinya perilaku. Yang termasuk sebagai faktor
pendukung ini adalah ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas pelayanan
kesehatan.
3. faktor reinforcing
yaitu sikap perilaku diluar individu yang menguatkan perilaku seseorang, karena
pengaruh dari teman atau kelompok sebaya, tokoh masyarakat, pemimpin dan
sebagainya.
Perilaku seksual adalah perilaku yang berhubungan dengan fungsi-fungsi
reproduksi atau merangsang sensasi dalam reseptor-reseptor yang terletak pada atau
di sekitar organ-organ reproduksi. Perilaku seksual seseorang juga dapat dipengaruhi
oleh hubungan seseorang dengan orang lain, oleh lingkungan dan kultur yang dimiliki
oleh individu tersebut tinggal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Pengetahuan dan pemahaman seseorang tentang sesuatu hal akan
berpengaruh terhadap sikap, dan sikap tersebut selanjutnya mempengaruhi adanya
niat seseorang untuk melakukan tindakan atau berperilaku. Dengan demikian dapat
diartikan bahwa tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi sikap dan perilaku
dalam kehidupannya. Begitu pula dengan tingkat pendidikan yang dimiliki PSK,
tingkat pendidikan tersebut akan mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan perilaku
PSK dalam melakukan hubungan seksual. Dalam hal ini, PSK dengan tingkat
pendidikan lebih tinggi cenderung mampu bersikap lebih hati-hati dalam melakukan
hubungan seksual dan tindakan pencegahan penularan sifilis dan infeksi HIV
(Aprilianingrum, 2002).
I. Pekerja Seks Komersial (PSK)
Pekerja seks dan prostitusi atau pelacuran merupakan dua istilah yang tidak
dapat dipisahkan, sebab istilah pekerja seks mengacu pada seseorang yang melakukan
praktik prostitusi atau pelacuran.
Prostitusi adalah suatu perbuatan dimana seorang wanita memperdagangkan
atau menjual tubuhnya yang dilakukan untuk memperoleh pembayaran dari laki-laki
yang datang membayarnya dan wanita tersebut tidak ada mata pencaharian nafkah
lain dalam hidupnya kecuali yang diperoleh dengan melakukan hubungan sebentarsebentar dengan banyak orang (Mudjijono, 2005).
Pekerja Seks Komersial merupakan kelompok yang terbiasa melakukan
aktivitas seksualnya dengan pasangan yang tidak tetap, dengan kompensasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
pemberian imbalan berupa uang yang telah disepakati sebelumnya, dan tingkat
mobilitas yang sangat tinggi dikelompok tersebut, sehingga PSK merupakan
kelompok
risiko
tinggi
PMS,
diantaranya
adalah
sifilis
dan
HIV/AIDS
(Aprilianingrum, 2002).
Pekerja Seks Komersial perempuan merupakan profesi yang rawan dari
ancaman berbagai jenis penyakit PMS, mereka termasuk di dalam kelompok risiko
tinggi untuk terkena PMS. Qomariyah, (2003) menyatakan bahwa angka prevalensi
dijangkit klamida (8-73,2%) merupakan yang paling tinggi jika dibandingkan PMS
lainnya seperti kandida (11,2-28,9%) atau bakteria vaginosis (30%). Seseorang
pekerja seks perempuan dapat menjadi hospes ataupun dapat sebagai sumber dari
penularan penyakit terutama penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.
Pengetahuan PSK tentang pengobatan penyakit menggunakan obat sebagian
besar hanya berdasarkan atas sistem rujukan dari teman, tetangga atau orang-orang
dalam suatu komunitas. Informasi mengenai penggunaan obat dan sistem pengobatan
yang benar dan rasional jarang mereka dapatkan. Adanya mitos yang berkembang di
kalangan PSK bahwa PMS dapat dicegah melalui penggunaan antibiotika sampai saat
ini masih mereka yakini (Putranto, 2002).
Motif-motif yang mendorong banyak perempuan memilih pelacuran sebagai mata
pencarian menurut Kartono (1989), yaitu :
a. ada nafsu seks yang abnormal
b. aspirasi materiil tinggi dibarengi dengan usaha mencari kekayaan lewat jalan
yang mudah dan bermalas-malasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
c. kompensasi terhadap rasa diri inferior sebagai pola adjustment yang negatif
d. memberontak terhadap otoritas orangtua, tabu-tabu religius dan norma sosial
e. ada disorganisasi kehidupan keluarga atau broken home
f. penundaan perkawinan jauh sesudah kematangan biologis
g. bermotifkan standar hidup/ekonomis yang tinggi mendorong makin pesat
tumbuhnya pelacuran
h. banyak gadis-gadis pecandu Napza yang terpaksa menjual diri dan menjalankan
profesi secara intensif.
J. Landasan Teori
Edukasi adalah upaya yang dilakukan agar masyarakat berperilaku atau
mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan,
memberikan informasi, memberikan kasadaran dan sebagainya melalui kegiatan yang
disebut pendidikan atau penyuluhan kesehatan (Notoatmodjo, 2003).
Kurangnya pemahaman dari responden tentang PMS dan penggunaan
antibiotika secara baik dan benar mempengaruhi pengetahuan dan sikap responden.
Pemberian edukasi tentang PMS serta penggunaan antibiotika yang baik dan benar
akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan sikap responden.
Perubahan tingkat pengetahuan dan sikap responden, diharapkan akan
timbul kesadaran dari dalam dirinya untuk mencegah penularan PMS dan menekan
penggunaan antibiotika yang tidak rasional dengan menghindari penggunaan dosis
yang keliru, rute pemberian yang salah, frekuensi pemberian yang kurang maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
terlalu banyak juga akan membawa dampak lainnya seperti risiko efek samping, efek
toksis sampai dengan tingginya biaya penggobatan.
Pengetahuan seseorang tentang suatu hal akan berpengaruh terhadap sikap
dan sikap tersebut selanjutnya mempengaruhi adanya niat seseorang untuk melakukan
tindakan atau berperilaku. Pemberian edukasi PMS dan penggunaan antibiotika yang
benar akan mempengaruhi pengetahuan PSK, dengan bekal pengetahuan tentang
PMS dan penggunaan antibiotika yang rasional akan mempengaruhi sikap PSK di
lokasi Pasar Kembang. Mereka akan berusaha dalam mencegah tertular PMS dengan
perilaku sehat, begitu pula dengan pengetahuannya tentang penggunaan antibiotika
yang benar akan membentuk suatu pola perilaku yang lebih baik dari sebelumnya.
K. Hipotesis
Pemberian edukasi tentang PMS dan kerasionalan penggunaan antibiotika
akan berpengaruh terhadap perubahan pengetahuan dan sikap PSK di lokasi Pasar
Kembang Yogyakarta tahun 2006.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan dua jenis penelitian yaitu
penelitian eksperimental semu (Quasi-Experimental research) dengan jenis
rancangan penelitian one group pretest-posttest. Pada rancangan penelitian ini
pengukuran dilakukan dua kali kemudian hasil pada pengukuran pertama
dibandingkan dengan hasil pada pengukuran kedua. Pada penelitian yang pertama ini
melihat pengaruh edukasi tentang PMS dan kerasionalan penggunaan antibiotika
terhadap perubahan perilaku (pengetahuan dan sikap) responden di lokasi Pasar
Kembang Yogyakarta tahun 2006. Jenis penelitian yang kedua adalah penelitian
deskriptif evaluatif, dengan mengambarkan suatu keadaan secara objektif kemudian
dilakukan evaluasi menilai suatu program yang sedang atau yang sudah dilakukan.
Evaluasi berupa karakteristik PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006
yang diambil sebagai responden serta melihat pengaruh tingkat pendidikan, umur dan
lama kerja responden terhadap perubahan perilakunya dalam kerasionalan
penggunaan antibiotika selain itu juga mengevaluasi pengetahuan responden tentang
PMS dan penggunaan antibiotika dari hasil wawancara pada responden di lokasi
Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006 (Sudjarwo, 2001).
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
B. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
a. Variabel bebas
1) Pemberian edukasi tentang PMS.
b. Variabel tergantung
1) Tingkat pengetahuan Pekerja Seks Komersial (PSK).
2) Sikap Pekerja Seks Komersial (PSK).
2. Definisi Operasional
a. Penyakit Menular Seksual adalah penyakit yang disebarkan melalui hubungan
seksual, yang dialami oleh PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun
2006.
b. Edukasi adalah penyuluhan kesehatan kepada PSK yang diambil sebagai
responden di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006 tentang PMS dan
pencegahannya
serta
kerasionalan
penggunaan
antibiotika
yang
mempengaruhi pengetahuan dan sikap PSK dalam upaya perilaku sehat dalam
bentuk booklet dan stiker.
c. Pengetahuan adalah tingkat pemahaman yang dimiliki oleh PSK yang diambil
sebagai responden di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006 tentang
gejala yang timbul, penularan, pencegahan, pengobatan PMS.
d. Sikap adalah kesadaran yang timbul dalam diri responden di lokasi Pasar
Kembang Yogyakarta tahun 2006 akibat dari pengetahuan yang pada akhirnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
membentuk pola dalam dirinya dalam pencegahan PMS dan penggunaan
antibiotika yang rasional.
e. Perilaku adalah hasil dari pada segala macam pengalaman serta interaksi
responden dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan,
sikap dan tindakannya dalam upaya pencegahan PMS dan penggunaan
antibiotika yang rasional.
f. Persentase perubahan perilaku adalah rata-rata peningkatan nilai jawaban
perilaku pada responden di lokasi Pasar Kembang setelah pemberian edukasi
yang dibuat dalam bentuk persen.
g. Pekerja Seks Komersial perempuan adalah istilah yang diberikan oleh
masyarakat umum kepada perempuan yang bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan memberikan pelayanan seksual dengan imbalan
yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Aktifitas seksual yang
dilakukan terjadi dengan pasangan yang tidak tetap.
h. Responden adalah PSK di lokasi Pasar Kembang yang mau diajak bekerja
sama dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam penelitian
ini baik dalam bentuk wawancara terstuktur maupun kuisioner.
i. Antibiotika adalah obat yang digunakan dalam pengobatan penyakit infeksi,
salah satunya adalah PMS, yang digunakan oleh PSK perempuan di lokasi
Pasar Kembang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
j. Resisten adalah suatu keadaan dimana obat yang digunakan tidak mampu
membasmi kuman penyebab penyakit lagi. Hal ini disebabkan karena obat
tidak mencapai sasaran, obat tidak aktif, dan sasaran mengalami perubahan.
k. Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh
PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006.
l. Umur adalah lamanya rentang waktu dalam tahun yang dihitung mulai
seorang lahir ke dunia sampai saat perhitungan terakhir penelitian dilakukan.
m. Masa kerja adalah rentang waktu dalam tahun yang dihitung mulai responden
bekerja di lokasi Pasar Kembang.
C. Subyek Penelitian
Subjek penelitian yang digunakan adalah para PSK perempuan di lokasi
Pasar Kembang Yogyakarta yang telah menjalani pekerjaannya minimal selama 6
bulan dan merupakan penghuni tetap. Dari data yang diperoleh di Griya Lentera, pada
tahun 2006, PSK yang tinggal menetap di daerah Pasar Kembang sejumlah 101 orang
yang merupakan bimbingan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI),
angka ini menurun dari angka tahun sebelumnya 168 di tahun 2005. Dari populasi
tersebut diambil 50 subyek penelitian. Jumlah subjek ditentukan berdasarkan syarat
penelitian deskriptif oleh (Gay cit. Sevilla, 1993) menyatakan pengambilan sampel
dapat dilakukan minimum 10 persen dari keseluruhan populasi atau 20 persen untuk
populasi yang sangat kecil. Sehingga dapat dikatakan memenuhi kriteria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
D. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini adalah lokasi Pasar Kembang Yogyakarta atau yang
lebih populer dengan istilah Sarkem, di kampung Sosrowijayan Kulon, Kelurahan
Sosromenduran, Kecamatan Gedong Tengen, Kotamadya Yogyakarta. Letaknya
persis di depan
pintu selatan stasiun Tugu Yogyakarta, di pinggir Jalan Pasar
Kembang, jalan menuju kawasan Malioboro.
E. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah non random
sampling dengan cara pengambilan secara Quota sampling, jadi peneliti terlebih
dahulu menentukan jumlah PSK yang akan menjadi reponden dimana sebelumnya
peneliti menanyakan kesanggupan dari responden baik dalam pengisian kuisioner dan
bersedia untuk diwawancarai dalam penelitian ini. Subyek penelitian dibatasi juga
pada PSK perempuan yang memiliki kesediaan untuk bekerjasama.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar kuisioner yang dibuat
setelah perumusan masalah dimana sebelumnya telah ditentukan variabel-variabel
yang akan diteliti, booklet berisi edukasi tentang PMS yang dibuat semenarik
mungkin sehingga
responden tertarik dan mudah memahami informasi yang
diberikan. Peneliti membuat panduan wawancara terstuktur dibuat berdasarkan
permasalahan yang dihadapi dan disesuaikan dengan topik yang akan dibahas. Untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
mendapatkan hasil yang diinginkan harus disesuaikan dengan bahasa yang
dipergunakan pada lembar kuisioner dan panduan wawancara dengan subyek
penelitian yang akan diamati yaitu PSK perempuan. Bahasa yang dipergunakan
diusahakan supaya mudah dimengerti sehingga tidak terjadi perbedaan interprestasi
yang nantinya akan menyulitkan jalannya penelitian.
G. Tata Cara Penelitian
1. Analisis Situasi
Tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi atau tahap
observasi mengenai kemungkinan bisa tidaknya diadakan penelitian, melihat
keseharian responden sebelum dilakukan penelitian, pengumpulan informasi
tentang data jumlah PSK, dan situasi di lokasi diperoleh dari Griya Lentera.
Observasi ini dilakukan di kompleks lokasi Pasar Kembang dusun Sosrowijayan.
Data yang diperoleh tidak dikerjakan sendiri namun dikerjakan berdua dengan
rekan Adistyawan, dibagi berdasarkan wilayah kerja masing-masing.
Observasi pertama kali dilakukan pada akhir bulan September. Observasi
pada penelitian ini dibantu oleh teman-teman dari LSM PKBI sehingga
memudahkan diterima dalam komunitas PSK di lokasi Pasar Kembang
Yogyakarta. Setiap kali pengamatan baik observasi maupun pengambilan data
atau yang biasa disebut turun lokasi harus dibimbing oleh seorang pendamping
wilayah dari LSM PKBI, sehingga penentuan waktu turun lokasi menyesuaikan
dengan pendamping dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Waktu turun lokasi dimulai sekitar jam delapan tiga puluh malam karena
pada jam-jam itu aktifitas Sarkem dimulai dan berakhir menjelang subuh.
Penelitian ini sendiri biasanya diakhiri sekitar jam duabelas malam hingga
duabelas tiga puluh malam. Selain observasi pada malam hari observasi pagi dan
siang hari juga pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan. Hasil yang
dilakukan pada observasi pagi dan siang hari untuk
pengambilan data baik
pengisian kuisioner, wawancara maupun edukasi tidak dapat dilakukan pada saatsaat tersebut
hal ini dikarenakan tidak semua dari responden berdomisili di
wilayah tersebut, mereka banyak yang kos diluar wilayah Sarkem atau
menjadikan Sarkem hanya sebagai tempat bekerja.
Pada saat peneliti melakukan observasi pada pagi sampai dengan sore hari
kompleks ini tidak berbeda jauh dengan kompleks perumahan-perumahan padat
penduduk yang berada ditengah-tengah kota karena akan banyak dijumpai banyak
anak kecil sedang bermain-main di sepanjang gang-gang yang sempit, banyak
penjual makanan yang lewat dan berlalu lalang hal ini disebabkan karena lokasi
ini berada dan berbaur dalam masyarakat umum dimana para PSK hidup
berdampingan dengan keluarga-keluarga yang menjadi suatu komunitas. Namun
sangat berbeda jika peneliti melakukan observasi di malam hari yang tercipta
suasana remang-remang banyak kaum adam berjalan mondar-mandir, banyak
wanita-wanita cantik duduk-duduk di depan losmen sambil bersendagurau. Dari
dalam losmen-losmen tersebut akan terdengar suara musik yang cukup keras.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Pada awalnya responden sangat susah untuk bekerja sama, mereka
cenderung menutup diri dengan pendekatan secara personal segala hambatan itu
dapat diatasi.
2. Pembuatan Kuisioner
Pertanyaan disusun dan dikelompokkan berdasarkan atas variabel-variabel
penelitian yang ingin diketahui. Dalam penelitian ini penyusunan kuisioner lebih
banyak bertanya pada tenaga ahli ataupun rekan dari fakultas psikologi yang
dianggap menguasai tata cara pembuatan kuisioner penelitian. Sebelum dilakukan
penyebaran kuisioner dilakukan uji validitas dan uji realibilitas.
Kuisioner yang digunakan terdiri dari 20 item yang telah disaring dari 38
item jumlah keseluruhan pertanyaan dalam kuisioner yang dibagikan penyaringan
ini bertujuan untuk lebih mengkhususkan pada item yang berhubungan dengan
PMS dan antibiotika saja. Duapuluh item pertanyaan berbentuk obyektif dengan
dua pilihan jawaban (ya atau tidak). Penelitian ini menggunakan format
pertanyaan ya dan tidak dengan pertimbangan sederhana, mudah dipahami dan
mudah dikerjakan oleh subjek penelitian. Kuisioner dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu pertanyaan untuk mengukur variabel pengetahuan dan pertanyaan untuk
variabel sikap. Skor dalam setiap item pertanyaan hanya terdapat satu jawaban
yang benar, sehingga cara penilaian adalah dikotomi, yaitu dengan memberikan
skor 0 bagi setiap jawaban yang salah atau tidak diisi, dan 1 bagi jawaban yang
benar. Bila responden menjawab “ya” untuk item pertanyaan jenis favourable
maka akan mendapatkan skor 1 dan jika pertanyaan tidak diisi atau dijawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
“tidak” maka akan mendapat skor 0. Hal ini berlaku sebaliknya untuk item
pertanyaan jenis non favourable.
Pertanyaan pengetahuan sebanyak 17 item, yang dibagi dalam kategori 9
pertanyaan tentang PMS dan 8 pertanyaan tentang antibiotika. Pertanyaan sikap
sebanyak 3 item oleh sebab itu dalam perhitungan statistika digabungkan antara
pengetahuan dan sikap. Tiga item tersebut terdiri dari 2 pertanyaan sikap tentang
antibiotika dan 1 pertanyaan tentang PMS. Pertanyaan favourable sebanyak 17
item dan 3 item non favourable.
a. Uji validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang diukur. Suatu instrumen yang digunakan dapat dikatakan
valid apabila alat tersebut dapat menjalankan fungsinya dengan pengukuran
dengan hasil yang sesuai dengan maksud dari pengukuran tersebut (Notoadmodjo,
2002).
Dua ciri validitas suatu pengukuran, yaitu: ketepatukuran dan ketelitian,
kecermatan. Ketepatukuran disini berarti, di samping secara tepat mengukur apa
yang memang akan diukur (sensitivitas), juga dengan pengukuran tersebut tidak
terukur hal lain yang selain yang akan diukur (spesifitas). Sedangkan ciri
ketelitian adalah penggambaran bahwa pengukuran yang dilakukan memenuhi
syarat reliabilitas.
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam validitas isi
(content validity) yaitu validitas yang pengujiannya dilakukan terhadap isi tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
dengan rasional atau lebih dikenal dengan istilah profesional judgement yaitu
peneliti melakukan diskusi sebelumnya kepada orang yang berpengalaman yaitu
dosen pembimbing dan dosen dari fakultas psikologi. Pengujiannya dilakukan
dengan menelusuri setiap pertanyaan yang ada dalam kuisioner harus sesuai
dengan tujuan penelitian.
b. Uji reliabilitas
Reliabilitas ialah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan
sejauh mana hasil penggukuran itu tetap konsisten atau tetap stabil bila dilakukan
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan
alat ukur yang sama (Notoadmodjo, 2002).
Uji reliabilitas dalam penelitian ini ditinjau kembali dari segi
pemahaman bahasa dari kuisioner apakah sudah dimengerti oleh responden atau
belum. Cara yang dilakukan mengujikan kuisioner pada responden sebagai uji
coba. Selama uji coba, peneliti mendampingi responden saat proses pengisian
kuisioner, untuk mengetahui kekurangan-kekurangan dari kuisioner dan melihat
item pertanyaan yang kurang dimengerti oleh responden. Berdasarkan hasil uji
coba, ada beberapa item pertanyaan yang belum dapat dimengerti oleh responden.
Hasil ini kemudian didiskusikan kembali dengan dosen pembimbing untuk
dilakukan beberapa perbaikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
3. Pembuatan Booklet
Booklet ialah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan
dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar. Booklet berfungsi
sebagai media pemberian edukasi tentang PMS pada PSK. Berisi tentang hal-hal
yang terkait dengan PMS. Dibuat semenarik mungkin, jelas, singkat dan lengkap
dengan bahasa yang mudah dipahami oleh subyek penelitian.
4. Penyebaran Kuisioner
Kuisioner ditujukan kepada responden yaitu para PSK di lokasi Pasar
Kembang Yogyakarta tahun 2006, sebelum kuisioner disebarkan terlebih dahulu
dilakukan pendekatan-pendekatan secara personal pada waktu observasi sehingga
memudahkan pada waktu penyebaran kuisioner. Kuisioner diberikan sebelum dan
sesudah pemberian edukasi oleh peneliti. Dalam penyebaran kuisioner ini ada
pembagian tugas antara rekan-rekan satu kelompok penelitian dengan maksud
memudahkan dalam mendapatkan data, mempercepat proses pengumpulan data.
Pada penelitian ini tidak dikerjakan sendiri namun dalam suatu kelompok tim,
dimana dibagi berdasarkan wilayah penelitian.
Kelompok yang membantu dalam penelitian ini terdiri dari, Adistyawan
Yoga Wicaksono yang bekerja pada wilayah Sosrowijayan atau Pasar Kembang,
dengan membagi menjadi dua bagian wilayah yaitu Sosro depan sampai tengah
dan bagian Sosro tengah sampai belakang. Selain wilayah Sosrowijayan
penelitian juga dilakukan di wilayah Badran dan wilayah jalan Magelang. Themy
Roestian Lavatinova dan Ferawati Klaudia Ida mengambil data di
wilayah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Badran tepatnya di belakang stasiun tugu dulunya tempat ini lebih dikenal dengan
istilah ”Bong Suwung”. Rekan Vincensius Anjar Trilaksono mengambil data di
seputaran jalan Magelang.
Penyebaran kuisioner ini dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada saat
sebelum pemberian edukasi(pretest) dan pada saat sesudah pemberian edukasi
(posttest) dengan kuisioner yang sama. Pada pertengahan bulan Oktober sampai
dengan awal November 2006, merupakan waktu penyebaran pretest, sedangkan
pemberian posttest dilakukan setelah edukasi yaitu pada akhir bulan Desember.
Pada penyebaran penelitian ini di bantu oleh rekan Adistyawan. Penyebaran
kuisioner ini kepada 50 responden di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta, secara
personal dan pada waktu pengisian didampingi langsung sehingga responden
dapat bertanya jika tidak mengerti dan memahami pertanyaan.
Perbedaan fokus penelitian ini dan penelitian yang dilakukan rekan
Adistyawan adalah pada penelitian ini melihat pengaruh edukasi PMS dan
kerasionalan penggunaan antibiotika, sedangkan penelitian yang dikerjakan rekan
Adistyawan pengaruh edukasi PMS terhadap ketaatan pengunaan kondom.
5. Pemberian Edukasi
Dilakukan untuk memberikan pengetahuan tentang PMS yang berupa
booklet, pada lokasi Pasar Kembang yang berlangsung secara berulang untuk
mengingatkan subyek penelitian. Selain dengan pemberian bookflet, pendekatan
personal dalam penelitian ini juga memberikan edukasi dengan membuka sesi
tanya jawab yang masih berada dalam lingkup PMS dan Antibiotika, yang sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
direspon baik oleh subyek penelitian. Pemberian edukasi ini berlangsung setelah
pemberian pretest yang berlangsung dari awal bulan November hingga akhir
bulan Desember.
6. Wawancara Terstuktur
Dilakukan dengan bantuan kerangka atau garis-garis besar yang
dibutuhkan dan berkaitan dengan permasalahan, melalui pembicaran informal dan
pembicaraan yang dikaitkan dengan permasalahan. Wawancara berfungsi untuk
mendukung hasil kuisioner dan fenomena yang terjadi di lokasi Pasar Kembang
Yogyakarta. Wawancara dilakukan setelah pengisian kuisioner dan sebelum
pemberian edukasi, dengan tujuan untuk melihat sejauh mana para PSK di lokasi
Pasar Kembang tahu mengenai PMS dan penggunan antibiotika yang rasional.
Wawancara dalam penelitian ini sangat membantu dalam melihat tingkat
pengetahuan responden yang diwakili oleh 10 orang yang dinilai telah
representatif dan sudah mewakili dari karekteristik responden yaitu faktor umur,
tingkat pendidikan dan lama kerja dari jumlah keseluruhan responden, kemudian
dari hasil wawancara ini dianalisis secara deskriptif evaluatif. Wawancara secara
personal dan jauh dari kesan formal, tetapi tetap dalam kerangka yang sudah
ditentukan.
7. Pengolahan data
Pengolahan
data
dalam
penelitian
ini
dilakukan
dengan
cara
menjumlahkan angka dari setiap item pertanyaan yang dijawab dengan benar oleh
responden, kemudian dianalisis dengan menggunakan uji statistik secara non
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
parametrik dengan uji Wilcoxon, Selain itu, peneliti mengelompokkan item
pertanyaan dalam kuisioner berdasarkan variabel-variabel yang akan diteliti yaitu
variabel pengetahuan dan variabel sikap. Hasil yang diperoleh disajikan dalam
bentuk persentase dan dianalisis dengan menggunakan statistika deskriptif.
H. Analisis Data Penelitian
Analisis data menggunakan dua metode, yaitu metode statistik
nonparametrik dan metode statistik deskriptif. Metode statistik nonparametrik
menggunakan Two Related Samples T Test dengan taraf kepercayaaan 90% yang
bertujuan untuk melihat signifikansi perubahan nilai perilaku (pengetahuan dan sikap)
pada responden di lokasi Pasar Kembang tentang PMS dengan membandingkan hasil
data pretest dengan hasil data posttest.
Dalam penelitian ini dilakukan juga interprestasi analisis hasil dengan
menggunakan evaluasi secara deskriptif.Pada analisis statistik digunakan uji
Wilcoxon pada uji ini dikatakan signifikan apabila hasil yang didapat antara z tabel
harus lebih kecil atau sama dengan z hasil perhitungan atau dengan melihat nilai
signifikansinya (p) lebih kecil dari atau sama dengan 0,1 pada taraf kepercayaan 90%
maka hipotesis nol (Ho) ditolak, yang berarti terjadi peningkatan yang signifikan
pada variabel perilaku responden dengan adanya pemberian edukasi.
Analisis dengan metode statistik deskriptif digunakan untuk melihat
persentase perubahan perilaku responden yang
dilihat berdasarkan tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
pendidikan, umur serta lama kerja setelah adanya pemberian edukasi. Analisis ini
dilakukan dengan menghitung selisih antara nilai posttest dan pretest yang kemudian
dicari nilai rata-rata (mean). Hasil rata-rata kemudian dibagi dengan jumlah item
pertanyaan dan dibuat dalam bentuk persentase.
P=
X
x 100%
N
Keterangan:
P : Persentase
X: Rata- rata nilai selisih antara pre test dan post test
N: Jumlah item pertanyaan
I. Kesulitan Penelitian
Kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama penelitian ini adalah cuaca yang
tidak menentu karena pada saat penelitian ini dilakukan masuk dalam musim hujan
sehingga sulit untuk menemukan PSK yang tetap bekerja, selain itu sulitnya
berkomunikasi dengan PSK karena mereka cenderung tertutup untuk menerima
keberadaan orang lain, kecuali yang sudah dikenal. Banyaknya para PSK yang
berpendidikan rendah menyebabkan peneliti menuntun satu persatu pertanyaan dalam
pengisian kuisioner. Pemahaman yang rendah dari para PSK tentang antibiotika dan
berkembang mitos yang sudah dipercaya secara turun temurun dari teman seprofesi
juga mempengaruhi pola pikir mereka dalam pemilihan serta penggunaan antibiotika
yang rasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik PSK Di Lokasi Pasar Kembang Yogyakarta Tahun 2006
Karakteristik
PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta yang menjadi
responden dalam penelitian ini meliputi tingkat pendidikan, umur dan lama bekerja
sebagai PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006.
1. Tingkat Pendidikan
Persentase (%)
100
75
50
40
30
25
26
4
0
Tingkat Pendidikan
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMU
Gambar 1. Karakteristik Tingkat Pendidikan PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun
2006
Dilihat dari persentase, tingkat pendidikan PSK yang sebagian besar hanya
sampai SD 40%, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan mereka mengenai
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
berbagai macam penyakit terutama yang disebabkan oleh PMS sangatlah kurang
begitu pula pengetahuan responden tentang penggunaan antibiotika yang rasional
juga rendah. Keterbatasan pengetahuan mereka yang minim ini mempengaruhi pola
pikir dan cara pandang mereka.
Tingkat pendidikan yang rendah sangat berpengaruh dalam pemberian
edukasi, sehingga responden yang berpendidikan SD sulit untuk menangkap edukasi
yang diberikan dibandingkan yang berpendidikan lebih tinggi. Rendahnya pendidikan
juga mempengaruhi mereka
dalam memilih pekerjaan sebagai PSK, seperti
diungkapkan oleh Zubairi (1999) yang menyatakan bahwa banyak perempuan miskin
yang jatuh ke dunia prostitusi karena ingin memenuhi kebutuhan ekonomi
keluarganya, tubuh dan daya tarik seksual yang mereka miliki merupakan satusatunya modal yang dimanfaatkan untuk mendapatkan uang. Kesimpulan yang
diambil jumlah responden yang berpendidikan rendah lebih besar dibanding yang
berpendidikan tinggi akan mempengaruhi dalam penelitian ini, terutama dalam
pemberian edukasi dan kedalaman pemahaman responden dalam upaya berperilaku
sehat.
2. Umur
Pada tahun 2006 PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta lebih
didominasi umur 21-40 tahun.
Pembagian responden sendiri dibagi dalam 3
kelompok kategori yang dapat dilihat pada gambar 2. Pada gambar 2 umur PSK
dengan persentase 78% adalah persentase tertinggi dari jumlah keseluruhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
karakteristik umur, jumlah ini dimiliki oleh mereka yang berusia antara 21-40 tahun,
sedangkan persentase terkecil adalah 10% merupakan PSK dengan usia 41-60 tahun.
Persentase (%)
100
78
75
50
25
12
10
0
Umur
0-20 Tahun
21-40 Tahun
41-60 Tahun
Gambar 2. Karakteristik Umur PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006
Usia antara 21-40 tahun termasuk dalam usia produktif, pada usia ini
mereka cenderung memiliki keinginan untuk berinteraksi dengan lawan jenis. Pekerja
Seks Komersial
pada usia produktif lebih mudah berinteraksi, namun dalam
pemberian edukasi peneliti mengalami kesulitan bertemu dengan responden karena
mereka sedang bekerja.
Responden dengan usia 41-60 tahun merupakan persentase terkecil
berdasarkan hasil pengamatan di lokasi Pasar Kembang hal ini dikarenakan,
keberadaan mereka semakin tersudut dengan kedatangan wajah-wajah baru yang
lebih muda dan menarik sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan tamu, yang
pada akhirnya usia 41-60 tahun semakin kecil jumlahnya. Dalam hal penerimaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
edukasi, usia ini justru cenderung lebih bersemangat karena mereka termotivasi
untuk lebih memperhatikan kesehatan, hal ini disebabkan usia yang tidak muda lagi
membuat mereka rentan akan terserang berbagai penyakit. Tetapi tidak semua yang
beranggapan sama mereka yang telah berada dalam usia ini adalah mereka yang
cenderung telah bekerja cukup lama sebagai PSK sehingga ada dari mereka yang
merasa karena telah memiliki masa kerja yang cukup lama menyebabkan seringnya
mendapatkan program-program penyuluhan yang serupa dengan edukasi yang
diberikan. Hal ini mempengaruhi minat ataupun rasa ingin tahu terhadap edukasi
PMS.
3. Lama Bekerja
Pekerja Seks Komersial memiliki tingkat mobilitas yang sangat tinggi.
Mereka biasanya berpindah-pindah dari satu tempat ketempat lain dengan pekerjaan
yang sama sebagai PSK. Dari data yang ada mereka baru beberapa tahun berada di
lokasi Pasar Kembang, pada kenyataannya mereka telah menjalankan pekerjaannya
dalam jangka waktu yang lebih lama.
Dari hasil wawancara dengan responden kami sebelumnya banyak dari
mereka telah bekerja di Solo, Semarang, Magelang dan kota-kota lainnya yang masih
dalam kawasan Jawa Tengah. Pada gambar 3 dapat diketahui bahwa persentase
responden 6 bulan sampai 2 tahun berada dalam urutan pertama berdasarkan faktor
lama kerja sebesar 42% dari hasil wawancara diketahui bahwa banyak dari responden
sebenarnya wajah-wajah lama di lokasi Pasar Kembang ini namun ada beberapa dari
mereka yang sering berpindah-pindah tempat dikarenakan berganti suasana ataupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
sebelumnya telah
meninggalkan pekerjaan ini, namun karena desakan ekonomi,
rendahnya ketrampilan yang dimiliki dalam bidang lain, dan karena pekerjaan ini
paling mudah menghasilkan uang, menuntut mereka kembali ke lokasi Pasar
Kembang. Responden dengan lama bekerja 6 bulan sampai 2 tahun masih cenderung
tertutup dengan lingkungannya, sehingga peneliti membutuhkan waktu yang cukup
lama dalam proses pendekatannya.
Persentase berikutnya pada responden lama kerja 3-4 tahun 32%, dan untuk
lama kerja >5 tahun 26% menunjukaan persentase terkecil atau dapat dikatakan
responden cenderung lebih suka berpindah-pindah tempat apabila telah bekerja diatas
3 tahun, biasanya karena faktor bosan, ingin mencari suasana baru ataupun
Persentase (%)
persaingan untuk mendapatkan tamu.
50
42
40
32
26
30
20
10
0
Lama Kerja
6 Bulan-2 Tahun
3-4Tahun
>5 Tahun
Gambar 3. Karakteristik Lama bekerja PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006
Respon yang ditunjukan pada penelitian ini berdasarkan kajian lama kerja
dalam menangkap edukasi yang diberikan yaitu kecenderungan mereka yang baru
bekerja lebih interaktif dibanding yang masa kerjanya telah lama, faktor rasa ingin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
tahu yang besar
dan minimnya pengetahuan menyebabkan ada dorongan atau
antusiasme yang tinggi dalam diri mereka dalam menangkap edukasi yang diberikan.
B. Pengaruh Pemberian Edukasi tentang PMS dan Kerasionalan Penggunaan
Antibiotika terhadap Perubahan Perilaku PSK di lokasi Pasar Kembang
Yogyakarta
Pada pengujian Two Related Samples T Test, dilakukan untuk mengetahui
ada tidaknya peningkatan pada variabel pengetahuan dan sikap responden dalam
penelitian ini yang berhubungan dengan adanya pemberian edukasi tentang PMS dan
kerasionalan penggunaan antibiotika. Pada uji ini menggunakan taraf kepercayaan
90%, selain melihat nilai signifikansi (p) juga dipertegas dengan nilai tabel z dimana
pengujian hipotesisnya adalah apabila nilai z hitung ≥ z tabel maka dapat dikatakan
bahwa terjadi perubahan perilaku yang signifikan, yang berarti edukasi yang
diberikan berhasil merubah perilaku para PSK di lokasi Pasar Kembang yang diambil
sebagai responden tentang PMS dan kerasionalan penggunaan antibiotika.
Pada uji hipotesis ini didapat nilai signifikansi (p) sebesar 0,0 dimana nilai
ini kurang dari 0,1 berarti edukasi tentang PMS dan Kerasionalan penggunaan
antibiotika pada responden di lokasi Pasar Kembang dapat dikatakan berhasil,
dipertegas pula dengan nilai z yang diperoleh -5,6 lebih besar dari pada nilai z pada
tabel sebesar -0,4 sehingga ada peningkatan yang signifikan antara pemberian edukasi
setelah pretest menyebabkan terjadi peningkatan pada hasil posttest responden. Hal
ini menunjukan adanya perubahan perilaku ke arah yang lebih positif dari
sebelumnya. Pada uji ini diketahui ada nilai perubahan dalam notasi positif, negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
atau tidak diantara keduanya, diketahui bahwa dari 50 responden penelitian ada
sebanyak 40 orang menunjukan nilai positif atau terjadi peningkatan perilaku dengan
adanya pemberian edukasi tentang PMS dan kerasionalan penggunaan antibiotika.
Sepuluh responden tidak mengalami perubahan sama sekali walau telah mendapatkan
edukasi, sedangkan untuk nilai negatif tidak ditemukan. Pernyataan Notoadmodjo
sejalan dengan hasil yang didapat dalam penelitian ini yaitu; edukasi merupakan
upaya yang dilakukan agar masyarakat mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara
persuasi, bujukan, himbauan, ajakan, memberikan informasi, memberikan kesadaran
dan sebagainya melalui kegiatan yang disebut pendidikan atau penyuluhan kesehatan.
Hasil persentase keseluruhan antara
pretest-posttest dapat mempertegas
hasil yang diperoleh melalui uji Wilcoxon, seperti gambar dibawah ini
Persentase (%)
100
75
69,4
58,4
50
25
0
Pretest-Posttest
Pretest
Posttest
Gambar 4. Rata-rata hasil persentase nilai sebelum pemberian edukasi (pretest) dan sesudah
edukasi (posttest ) PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Dapat dilihat bahwa persentase perubahan nilai sebelum edukasi atau ratarata jawaban benar yang diperoleh pada keseluruhan responden sebelum dilakukan
edukasi sebesar 58,4% angka yang cukup tinggi, sehingga diartikan bahwa setiap
responden mampu menjawab pertanyaan secara benar adalah lebih dari setengah
jumlah keseluruhan item pertanyaan. Setelah pemberian edukasi ada peningkatan
yang cukup baik menjadi 69,4% rata-rata jawaban yang benar keseluruhan responden.
Tingginya pengetahuan responden dikarenakan PSK lokasi Pasar Kembang
ini memiliki pemahaman yang baik tentang PMS namun dari hasil wawancara
diketahui pemahaman tentang antibiotika masih kurang. Tingginya pengetahuan
responden dilapangan tentang PMS dikarenakan di lokasi ini sudah sering
mendapatkan penyuluhan tentang PMS baik dari tenaga kesehatan maupun pemerhati
sosial sedangkan tentang antibiotika masih minim, karena dari wawancara diketahui
penggunaan antibiotika dikalangan mereka kebanyakan hanya berdasarkan rujukan
teman sehingga hal ini menyebabkan tidak ada perbedaan profil antibiotika antara
tahun 2005 pada penelitian Sutama yang terdiri dari amoksisilin, ampisilin dan
supertetra merupakan golongan penisilin dengan penelitian ini. Dari hasil ini
diketahui bahwa ada pengaruh dari edukasi yang diberikan kepada PSK terhadap
perubahan perilaku menjadi lebih baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
C. Rata-rata Persentase Pengaruh Tingkat Pendidikan, Umur dan Lama
Kerja PSK Perempuan terhadap perubahan Perilaku dalam Kerasionalan
Penggunaan Antibiotika
1. Tingkat Pendidikan
Berdasarkan gambar 5 pada faktor tingkat pendidikan diketahui bahwa
persentase peningkatan nilai perilaku terbesar justru pada responden yang tidak
sekolah sebesar 25% peningkatan angka yang cukup tinggi, data ini menunjukkan
bahwa pada saat pemberian edukasi ada antusiasme yang tinggi untuk mendapatkan
informasi khususnya tentang PMS dan kerasionalan penggunaan antibiotika.
Persentase (%)
50
40
30
25
20
9
10
7,6
8
0
Tingkat Pendidikan
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMU
Gambar 5. Persentase peningkatan nilai perilaku PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta
tahun 2006 berdasarkan faktor tingkat pendidikan
Minimnya tingkat pendidikan responden mempengaruhi pengetahuan yang
dimiliki responden, selain hal yang disebutkan diatas mereka dibantu dalam pengisian
kuisioner mereka karena mereka tidak dapat membaca dan menulis, sehingga waktu
pengisian pertanyaan dibacakan dan diisikan oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Pada saat pengisian kuisioner mereka menunjukan respon yang baik.
Pengetahuan tentang antibiotika yang pada awalnya sangat minim. Berdasarkan
wawancara yang dilakukan, sebelum pemberian edukasi kebanyakan dari mereka
menerapkan mitos yang telah berkembang bahwa dengan meminum antibiotika
sebelum berhubungan seksual akan terhindar dari berbagai macam PMS. Hal ini pula
yang sering menyebabkan responden untuk tidak menggunakan kondom dalam
melayani tamu karena mempercayai mitos tersebut dan yakin akan baik-baik saja atau
tidak terinfeksi walau tanpa penggunaan kondom.
Kebanyakan dari mereka tidak mengetahui bahwa antibiotika mempunyai
aturan pakai tersendiri, seperti obat harus diminum berdasarkan aturan pakai 3 x
sehari dan harus sampai habis, harus dengan resep dokter dan tidak dapat diminum
setiap hari. Rasa ingin tahu yang besar pada waktu edukasi berjalan mengakibatkan
respon yang baik pada akhirnya menunjukan perilaku yang baik
Persentase terkecil adalah responden dengan tingkat pendidikan SMP yang
nilainya tidak begitu jauh dengan yang berpendidikan SMU. Persentase peningkatan
nilainya sebesar 7,6% untuk SMP dan 8,0% untuk SMU peningkatan nilai perilaku
ini termasuk kecil karena pengetahuan responden sebelum pemberian edukasi dapat
dikatakan sudah baik jumlah benar berkisar antara 15 sampai 17 bahkan ada yang 20
atau benar semua, sehingga mempengaruhi nilai peningkatan.
Dari hasil wawancara sebagian responden tingkat pendidikan SMP dan
SMU sudah mengetahui bahwa obat antibiotika harus diminun sampai habis dalam
jangka waktu tertentu dan hanya atas anjuran dokter, namun karena telah menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
kebiasaan penggunaan antibiotika disamakan seperti penggunaan jamu yang dapat
diminum setiap hari. Menurut mereka dengan meminum antibiotika setiap hari bisa
mencegah tertular PMS dan HIV/AIDS, pemikiran serta mitos yang berkembang
seperti inilah yang sangat sulit untuk diubah.
Dari hasil tingkat pendidikan ini dapat disimpulkan bahwa tingginya tingkat
pendidikan seseorang tidak menjamin perubahan perilakunya terutama dalam
penggunaan antibiotika yang rasional, walaupun mereka tahu hal yang benar namun
untuk mengubah perilaku sehat sangatlah sulit.
2. Umur
Persentase (%)
50
40
30
20
16
10,8
10
7,8
0
Umur
0-20 Tahun
21-40 Tahun
41-60 Tahun
Gambar 6. Persentase peningkatan nilai perilaku PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta
tahun 2006 berdasarkan faktor umur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Persentase peningkatan nilai berdasarkan tinjauan umur, responden yang
berumur antara 0-20 tahun mengalami peningkatan sebesar 10,8%, umur antara 21-40
sebesar 7,8% sedangkan umur 41-60 mencapai 16%.
Pada umur 41-60 mengalami peningkatan paling besar hal ini seperti teori
yang dikemukakan oleh Arthur 1978 menunjukkan adanya kemampuan mental yang
baik pada usia dewasa awal yang terus meningkat sampai mendekati usia dewasa
madya. Kemampuan itu berupa penalaran dengan menggunakan analogi, mengingat
kembali informasi yang telah dipelajari dan berpikir secara kreatif. Dengan demikian
pada dewasa madya responden menunjukkan antusiasme yang baik.
Pada waktu pemberian edukasi mereka banyak bertanya tentang PMS dan
cara pencegahannya. Minat mereka tentang informasi penggunaan antibiotika yang
baik dan benar juga tinggi hal ini dikarenakan usia yang semakin lanjut memotivasi
responden untuk lebih memperhatiakan kesehatannya, usia yang tidak muda lagi
membuat mereka menjadi rentan akan terserang suatu penyakit sehingga dengan
adanya edukasi mempengaruhi perilaku responden pada perilaku sehat.
Persentase berikutnya sebesar 10,8% ditempati oleh PSK usia remaja 0-20
tahun hal ini dipengaruhi berbagai macam faktor. Salah satu faktor yang sangat
mendukung adalah kebayakan dari mereka yang berada pada usia tersebut memiliki
tingkat pendidikan yang cukup tinggi antara SMP dan SMU sehingga dapat
menangkap dengan baik edukasi yang diberikan. Selain itu terlepas dari tingkat
pendidikannya usia remaja adalah usia dimana seseorang memiliki ketajaman
intelektual, dan daya tangkap terhadap suatu obyek lebih baik. Hal ini dinyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
oleh Parker (1960) bahwa
kemampuan individu berupa kemampuan untuk
mengingat, menghafalkan sesuatu dan kemampuan fisik seperti kelincahan dalam
bergerak. Untuk ketrampilan, berupa ketepatan untuk mengunakan suatu alat.
Kecepatan dalam bergerak yang pada dewasa awal lebih baik dari dewasa madya.
Karena usia yang muda menyebabkan mereka merasa pengalaman tentang PMS dan
antibiotika sangat minim sehingga mereka menyimak dengan baik informasi yang
diberikan. Pengetahuan yang ditangkap dengan baik mengubah pola perilakunya
sehingga ada niat dan pada akhirnya timbul tindakan untuk pencegahan PMS dan
mau merubah kebiasan penggunaan antibiotika yang irasional menjadi rasional.
Persentase selanjutnya sebesar 7,8% ditempati usia terbanyak dari populasi
atau 21-40 atau jumlah populasi terbesar 78%. Pada usia produktif ini mereka lebih
banyak dicari tamu, karena merasa paling laris mereka justru kurang memperhatikan
edukasi yang diberikan. Salah satu contoh permasalahan yang dihadapi, sebenarnya
mereka mengetahui bahwa antibiotika tidak seharusnya dikonsumsi setiap hari tetapi
harus dengan resep dokter. Karena banyak melayani tamu maka mereka takut
terinfeksi PMS, hal ini menyebabkan mereka cenderung menggunakan obat
antibiotika setiap hari untuk pencegahan.
3. Lama Kerja
Faktor yang tidak kalah pentingnya yang dibahas dalam penelitian ini yang
turut mempengaruhi PSK dalam tindakan dan perilaku sehat sehari-hari adalah faktor
lama kerja. Yang dihitung dalam kisaran bulan hingga tahun. Dalam penelitian ini
subyek uji yang dipilih minimal telah bekerja di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
selama 6 bulan sehingga mereka sudah dapat menyesuaikan dengan lingkungan
disekitarnya dan sudah cukup untuk mengenal dan tahu akan risiko pekerjaannya.
Persentase (%)
50
40
30
20
11,1
6,9
10
8
0
Lama Kerja
6 Bulan-2 Tahun
3-4Tahun
>5 Tahun
Gambar 7. Persentase peningkatan nilai perilaku PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta
tahun 2006 berdasarkan faktor lama kerja
Dari persentase lama kerja ini diketahui bahwa paling tinggi diduduki oleh
PSK dengan masa kerja 6 bulan sampai 2 tahun yaitu 11,1% diikuti persentase
sebesar 8% oleh mereka yang bekerja >5 tahun dan 3 sampai 4 tahun sebesar 6,9%
angka persentase paling tinggi pada responden lama kerja 6 bulan sampai 2 tahun ini
menunjukkan bahwa edukasi tentang PMS dan penggunaan antibiotika yang rasional
merupakan hal yang baru bagi mereka sehingga mereka lebih menyimak edukasi
yang diberikan, pengetahuan ini menambah wawasan mereka dan mempengaruhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
mereka pada perubahan perilaku sehat diantaranya mau menggunakan kondom
sebagai satu-satunya cara yang sampai saat ini dianggap paling aman dalam
mencegah penularan PMS dan HIV/AIDS, mengerti dan tahu bahwa antibiotika
bukan obat yang membebaskan mereka dari segala macam penyakit jika diminum
tiap hari.
Persentase peningkatan nilai mereka yang bekerja lebih dari tiga tahun
justru lebih rendah dikarenakan seringnya pemberian edukasi yang serupa membuat
mereka merasa sudah tahu dan pada akhirnya kurang memperhatikan edukasi dalam
penelitian ini, sehingga tidak mengubah perilaku mereka dalam mencegah PMS dan
penggunaan antibiotika yang rasional.
D. Pengetahuan Responden tentang PMS dan Penggunan Antibiotika
berdasarkan Hasil Wawancara di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta 2006
1.
Pengetahuan Tentang Penyakit Menular Seksual (PMS)
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di lokasi Pasar Kembang
seluruh responden yang diwawancarai mengetahui akan PMS walaupun tidak secara
rinci dan jelas penyakit serta gejalanya namun setidaknya mereka mengetahui bahwa
PMS adalah penyakit tergolong berbahaya dan menular yang perlu untuk diwaspadai
dan dicegah. Pada awalnya responden ada yang menjawab tidak tahu tetapi setelah
diarahkan mereka sebenarnya tahu namun tidak mengenal istilahnya. Beberapa PMS
yang telah popular atau dikenal mereka seperti GO, sifilis, klamidia, kutu kelamin
dan HIV/AIDS walaupun gejala-gejala spesifiknya belum dipahami betul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
2. Pengetahuan Tentang Antibiotika
Dari hasil wawancara 10 orang responden di lokasi Pasar Kembang
diketahui bahwa semuanya mengetahui tentang antibiotika. Pengetahuan ini mereka
dapat dari pengalaman sesama teman dalam satu komunitasnya, ada juga yang
mengetahui dari klinik GL “Griya Lentera” dokter di klinik tersebut sampai dengan
apotek tempat mereka membeli obat.
3. Tempat Mendapatkan Antibiotika
Pada sebagian besar PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta
mendapatkan antibiotika dari apotek atau sekitar 80% sehingga mereka seharusnya
mendapatkan informasi yang penting tentang antibiotika tersebut. Namun pada
kenyataanya yang didapat pada saat mereka membeli obat antibiotika di apotek tidak
ada bedanya dengan ketika mereka membeli di warung karena tanpa mendapat
informasi yang jelas. Apotek tidak seharusnya menjual dan melayani obat antibiotika
tanpa resep. Apotek seharusnya sebagai salah satu penyedia jasa pelayanan kesehatan
terutama dalam pendistribusian obat ke masyarakat diharapkan dapat memberikan
model pelayanan kesehatan yang benar dan sesuai prosedur. Apoteker disini sebagai
penanggungjawab diharapkan dapat menerapkan prinsip KIE demi tercapainya
perilaku sehat di masyarakat. Informasi yang diberikan berupa aturan pakai, dosis,
lama pemakaian, dan fungsi antibiotika tersebut.
Responden yang
mendapatkan antibiotika dari dokter sebanyak 10%,
sehingga kesadaran mereka untuk menjaga kesehatan sudah lebih baik dibandingkan
dengan yang mendapatkan antibiotika dari warung ataupun informasi dari teman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Responden yang mendapat antibiotika dari warung sebesar 10% sehingga tidak
mendapat informasi yang benar.
4. Penggunaan terakhir dan Intensitas Penggunaan Antibiotika
Jika dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti di lokasi
Pasar Kembang diketahui bahwa penggunaan obat antibiotika sangat intens, dimana
ada yang menggunakan setiap hari dengan dosis 2-3x sehari, ada juga yang
menggunakan 2-3x dalam seminggu, 3x dalam sebulan dengan alasan pencegahan.
Responden yang secara rutin memakai antibiotika baik pada waktu sakit maupun
pada waktu sehat, tidak mengetahui dan menyadari bahayanya kalau memakai
antibiotika secara sembarangan. Ada responden yang minum obat antibiotika jika
benar-benar sakit.
Antibiotika yang dipakai tidak dengan indikasi yang tepat atau dosis yang
sesuai serta aturan pakai yang tidak tepat akan menyebabkan bakteri menjadi resisten
akibatnya penyakit akan tambah parah dan biaya yang dikeluarkan untuk
penanggulangan akan bertambah mahal. Pemberian edukasi dan informasi secara
intens dan benar dari tenaga ahli yaitu apoteker baik pada pelayanan di apotek
ataupun penyuluhan kesehatan akan sangat membantu pemahaman PSK tentang
antibiotika. Informasi yang diberikan dapat berupa pengetahuan tentang nama obat
antibiotika, pemahaman untuk apa antibiotika digunakan, bagaimana mengunakan
antibiotika dengan tepat, berapa banyak, berapa kali sehari, bersama makan atau pada
waktu perut kosong dan juga penggunaan untuk beberapa lama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
5. Profil Antibiotika di Lokasi Pasar Kembang
Dari hasil wawancara yang dilakukan pada subyek uji PSK di Sarkem
diketahui bahwa semua pernah menggunakan obat antibiotika namun ada yang lupa
akan nama obatnya. Profilnya sebagai berikut :
yang menggunakan ampisilin
sebanyak 2 orang, yang menggunakan binotal isinya merupakan ampisilin sebanyak
2 orang, yang menggunakan amoksisilin sebanyak 2 orang. Satu orang menggunakan
2 jenis obat yang berbeda yaitu supertetra merupakan obat yang kandungannya
tetrasiklin dan binotal. Satu orang menggunakan amoksisilin dan ampisilin, dan
pengguna akilen dan binotal juga sebanyak 1 orang. Akilen merupakan jenis
oflosaksin yang obat golongan kuinolon.
Ampisilin aktif terhadap beberapa jenis kuman gram positif dan gram
negatif, tapi dirusak oleh penisilinase, sehingga kemungkinan resistensi besar. Obat
ini merupakan golongan antibiotika broad spectrum (spektrum luas). Ampisilin akan
menembus dinding sel bakteri, menghambat sintesis dinding sel, yang nantinya akan
membuat dinding sel menjadi lisis sehingga bakteri akan mati.
Untuk memperoleh efek terapi yang maksimal sebaiknya ampisilin diminum
sebelum makan (1-2 jam sebelum makan) karena pada waktu itu bioavaibilitasnya
90% dibandingkan setelah makan bioavaibilitasnya hanya 40%. Makanan juga akan
mengurangi absorpsi ampisilin sehingga yang di metabolisme akan lebih sedikit dan
efek yang diperoleh juga akan berkurang. Penggunaan binotal yang berisi ampisilin
sebenarnya bukanlah tipe pilihan yang tepat untuk mengobati PMS. Perlu penegakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
diagnosis dan pemeriksaan mikrobiologis terlebih dahulu. Pemilihan antibiotika
responden cenderung karena rujukan teman.
Amoksisilin merupakan turunan dari ampisilin yang hanya berbeda pada
satu gugus hidroksilnya sehingga memiliki spektrum antibakteri yang sama.
Amoksisilin memiliki aksi yang sama dengan ampisilin yaitu menghambat sintesis
dinding sel mukopeptida bakteri (bakterisidal). Setelah mengkonsumsi amoksisilin
harus banyak minum air, karena semakin banyak air maka intensitas dari amoksisilin
juga akan meningkat.
Tetrasiklin merupakan antibiotika dengan spektrum luas. Penggunaannya
semakin lama semakin berkurang karena masalah resistensi. Tetrasiklin dideposit
dijaringan tulang dan gigi yang sedang tumbuh (terikat pada kalsium) menyebabkan
pewarnaan dan kadang-kadang hipoplasia pada gigi.
Tetrasiklin tidak boleh diberikan pada anak-anak dibawah 12 tahun, ibu
hamil dan menyusui. Tetrasiklin tidak boleh diberikan pada pasien gangguan fungsi
ginjal karena dapat menyebabkan eksaserbasi penyakit ginjal. Tetrasiklin juga tidak
boleh diberikan bersamaan dengan susu karena absorpsinya akan terganggu.
Kuinolon bekerja dalam menghambat DNA gyrase sehingga sintesa
DNA
kuman terganggu. Obat dalam golongan kuinolon ini harus digunakan secara hatihati. Terutama pada pasien dengan riwayat epilepsi, gangguan fungsi hati dan ginjal
juga pada wanita hamil dan ibu menyusui.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
6. Pengetahuan Tentang Aturan Pakai
Sebagian besar dari PSK tidak mengetahui tentang aturan pakai obat mereka
cenderung menggunakan obat antibiotika dengan alasan untuk mencegah terinfeksi
PMS namun dengan takaran dosis yang sembarangan dan tanpa petunjuk dari dokter
ataupun farmasis. Adapula yang mengetahui namun tetap saja sembarangan dalam
menggunakan obat antibiotika ini. Hanya sedikit orang yang tahu dan mau mematuhi
aturan dalam peggunaan antibiotika ini mereka yang mematuhi ini biasanya memiliki
alasan mematuhinya adalah supaya cepat sembuh dan sakitnya tidak terlalu lama.
Penyebab mereka tidak mengetahui aturan pakai suatu obat adalah karena
rendahnya pengetahuan mereka dan mereka beranggapan jika sudah sembuh tidak
perlu minum obat lagi. Kurangnya informasi mengenai hal ini membuat mereka
meyakini apa yang mereka lakukan benar dalam kurun waktu yang telah lama.
Mereka hanya tahu dari teman-teman sesama PSK yang kebenarannya belum tentu
terbukti.
7. Tindakan Mengganti Antibiotika dan Hal-hal yang mempengaruhinya
Pekerja Seks Komersial di Pasar Kembang Yogyakarta 50% sangat setia
akan 1 obat, mereka jarang menggunakan obat lain selain obat yang biasa mereka
gunakan. PSK yang pernah mengganti obat sebesar 40% atas kemauannya sendiri
dengan alasan obat yang biasa mereka pakai tidak ada, efek samping yang merugikan,
dan efeknya berkurang. Sebanyak 10% tergantung oleh apa yang di anjurkan ataupun
diberi oleh dokter, kalau untuk mengganti ataupun membeli sendiri belum pernah
dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
8. Efek yang Merugikan (Adverse Drug Reaction)
Dalam penggunaan antibiotika karena suatu hal bisa terjadi efek yang
merugikan. Efek yang merugikan atau efek samping yang dirasakan berbeda-beda
sesuai dengan daya tahan tubuh orang tersebut. Efek samping obat adalah efek yang
tidak diinginkan muncul diluar dari tujuan terapi, mengakibatkan dosis terapi tidak
tercapai. Efek samping yang dirasakan oleh PSK di lokasi Pasar Kembang tergolong
kecil. Efek samping yang pernah dialami adalah
pusing, mual-mual, kulit
gatal/kemerahan jantung berdebar-debar.
Efek samping pada pemakaian ampisilin dan amoksisilin adalah mual, diare,
ruam dan kolitis. Pada pemakaian tetrasiklin efek sampingnya adalah mual, muntah,
diare, eritema, sakit kepala, gangguan penglihatan, hepatotoksisitas, pankreatitis dan
kolitis. Sedangkan untuk golongan kuinolon adalah mual, muntah, diare, sakit perut,
sakit kepala, gangguan tidur dan masih banyak lagi.
9. Pengetahuan Tentang Resistensi
Resistensi merupakan suatu keadaan dimana obat yang digunakan tidak
bekerja lagi terhadap kuman-kuman tertentu yang ternyata memiliki daya-tahan kuat
dan menunjukkan resistensi terhadap obat tersebut. Penyebab terjadinya karena obat
tidak mencapai sel target, obat tidak aktif, dan sel target mengalami perubahan.
Responden hanya sebagian kecil yang tahu, karena banyak dari mereka belum
mengalami obat tidak berefek atau berkhasiat lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Jika ditinjau lagi dari hasil wawancara pada dasarnya akan mengganti obat
yang telah resisten dengan obat lain, ada pula yang konsultasi kepada dokter di klinik,
ada yang justru percaya hanya cukup dengan minum jamu.
E. Rangkuman Pembahasan
Karakteristik responden membantu dalam melihat populasi responden dengan
jumlah terbesar dan terkecilnya. Pada karakteristik responden pada penelitian ini
jumlah terbesar dalam faktor tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan SD
sebesar 40% disusul 30% SMP, 26% SMU dan 2% tidak sekolah. Minimnya tingkat
pendidikan mempengaruhi dalam memilih pekerjaan, pengetahuan akan PMS dan
Antibiotika. Cara pandang yang salah tentang penggunaan antibiotika menyebabkan
responden cenderung menggunakan antibiotika secara irasional sehingga tujuan terapi
sering kali tidak tercapai, dan semakin meningkatkan angka kejadian resistensi.
Untuk karakteristik umur jumlah terbesar adalah responden yang berusia 2140 tahun atau usia dewasa awal atau usia produktif manusia. Pada usia ini ada
kecenderungan kuat untuk aktif berinteraksi dengan lawan jenis sehingga dengan
responden cenderung menunjukkan segala kelebihannya dalam memikat tamu, hal ini
mempengaruhi sikap dan tindakan responden dalam menerima edukasi yang
diberikan. Mereka cenderung kurang menanggapi dengan antusias terkadang edukasi
tidak dapat berjalan dengan baik karena terhambat ketika mereka harus melayani
tamu. Usia 0-20 tahun sebanyak 12% sedangkan usia 41-60 tahun atau usia dewasa
madya 10% atau angka terkecil, usia yang tidak muda lagi menyebabkan intensitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
pekerjaan menurun tamu akan cenderung memilih yang masih muda dan cantik
dibandingkan dengan yang sudah tua, hal ini menyebabkan populasi umur ini
semakin kecil jumlahnya. Dalam penerimaan edukasi sebagian besar merespon
dengan baik, karena kesadaran penuh akan pentingnya kesehatan adapula yang
kurang bersemangat karena merasa sudah cukup tahu tentang PMS karena seringnya
pemberian penyuluhan yang menitikberatkan pada kesehatan reproduksi.
Karakteristik lama kerja paling tinggi adalah mereka yang bekerja 6 bulan
sampai 2 tahun sebesar 42%, 32% untuk yang bekerja 3-4 tahun, 23% untuk yang
bekerja diatas 5 tahun. Angka tertinggi bagi mereka yang bekerja baru karena
responden mereka cenderung masih menyesuaikan diri, sedangkan yang bekerja
diatas 3 tahun cenderung kecil karena mereka merasa bosan disatu tempat atau biasa
juga ingin ada pengalaman baru.
Hasil dari perhitungan dengan statistik uji Wilcoxon diketahui bahwa ada
perubahan yang signifikan antara sebelum pemberian edukasi dan sesudahnya dengan
angka signifikansi (p) 0,0 angka yang lebih kecil dari 0,1 dipertegas dengan nilai
tabel z sebesar -0,4 dan nilai z hitung -5,6, dengan demikian hipotesis nol ditolak dan
hipotesis satu diterima. Sehingga edukasi yang diberikan dapat dikatakan berhasil.
Ada peningkatan pengetahuan dan sikap tentang PMS dan penggunaan antibiotika
yang rasional. Didukung hasil wawancara diketahui bahwa pengetahuan PMS yang
memadai menyebabkan ada kecenderungan untuk mencegahnya dengan penggunaan
kondom dalam berhubungan seksual sebagai salah satu cara pencegahan yang efektif
sampai dengan saat ini. Pengetahuan tentang antibiotika juga berkembang, responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
menjadi tahu bahwa obat antibiotika bukan obat untuk pencegahan, antibiotika tidak
dapat diminum sesuka hati harus ada aturan pakai tersendiri dan pemakaian
berdasarkan resep dokter dan penggunaan harus sampai habis. Pemakaian obat
antibiotika yang setengah-setengah justru akan memicu kejadian resistensi atau obat
tidak manjur lagi. Pengetahuan ini menimbulkan sikap untuk menggunakan sesuai
dengan aturan yang ada. Angka rata-rata nilai pretest sebesar 58,4% angka yang
cukup baik begitu pula sesudah edukasi didapat nilai sebesar 69,4% edukasi ini
mampu menambah pengetahuan PSK.
Berdasarkan faktor tingkat pendidikan, umur dan lama kerja didapat bahwa
tingkat pendidikan yang tidak sekolah menduduki peringkat pertama dalam
persentase rata-rata peningkatan perilaku yaitu sebesar 25% hal ini pengaruh rasa
ingin tahu yang besar. Sehingga dapat dikatakan tingkat pendidikan seseorang tidak
menjamin peningkatan perilakunya. Untuk umur angka tertinggi pada umur 41-60
tahun, atau pada usia yang tidak muda lagi. Walaupun usia tidak muda lagi namun
semangat dan rasa ingin tahu besar terutama tentang PMS dan cara menggunakan
obat antibiotika yang benar memenuhi gambaran responden pada usia ini. Perubahan
perilaku itu dapat terjadi jika dalam diri orang tersebut ada niat untuk menjadi lebih
baik. Untuk faktor lama kerja persentase tertinggi pada responden yang telah bekerja
selama 6 bulan sampai 2 tahun yaitu sebesar 11,1% dari angka ini diketahui bahwa
ada kecenderungan rasa ingin tahu besar karena mereka tergolong baru dalam bekerja
dan hal ini bagi mereka hal yang baru sehingga antusiasnya lebih baik jika
dibandingkan dengan mereka yang telah bekerja lebih dari 3 tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Dari hasil wawancara pada 10 responden di lokasi Pasar Kembang
Yogyakarta pada tahun 2006 diketahui bahwa semua mengetahui tentang PMS, meski
tidak spesifik dalam gejala dan nama penyakitnya. Sepuluh responden ini juga
mengetahui tentang antibiotika, dari teman, maupun dokter diklinik atau bedasarkan
pengalaman. Tempat mendapatkan antibiotika sebesar 80% dari apotek, 10% dari
dokter dan sisanya dari warung. Pembelian obat dari apotek tidak menjamin
informasi yang baik dan benar didapatkan oleh responden. Intensitas penggunaan
jika dilihat ada yang tergolong dosis kurang, salah indikasi atau salah obat, salah cara
penggunaan yang pada akhirnya proses terapi tidak apat tercapai. Profil antibiotika
dengan tahun sebelumnya pada penelitian Sutama tidak ada bedanya yaitu: ampisilin,
amoksisilin dan tetrasiklin, sehingga informasi tentang antibiotika masih perlu untuk
terus diberikan. pengetahuan tentang aturan pakai dan efek samping obat masih
sangat minim, begitu pula resitensi serta tindakan mengganti obat juga masih
berdasarkan keinginan sendiri.
Dari penelitian ini diketahui bahwa secara keseluruhan ada perubahan yang
berarti dalam peningkatan perilaku PSK di lokasi Pasar Kembang, hal ini
menunjukan indikasi yang baik bagi perubahan pada pola perilaku sehat. Masih
banyak yang harus dibenahi lagi dalam hal edukasi masih perlu edukasi yang intens
jika ingin adanya perubahan perilaku yang nyata, informasi tentang KIE masih sangat
dibutuhkan terutama tentang antibiotika, terutama kegunaan dan cara menggunakan
secara baik dan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil dan analisis data didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Karakteristik reponden di lokasi jalanan Yogyakarta tahun 2006 yaitu: tidak
sekolah sebesar 4%, tingkat pendidikan SD sebesar 40%, SLTP sebesar 30% dan
SLTA sebesar 26%. Umur antara 0-20 tahun sebesar 12%, umur antara 21-40
tahun sebesar 78% dan umur antara 41-60 tahun sebesar 10%. Lama kerja selama
6 bulan-2 tahun sebesar 42%, 3-4 tahun sebesar 32%, dan lebih dari 5 tahun
sebesar 26%.
2. Edukasi tentang PMS dan kerasionalan penggunaan antibiotika berpengaruh
secara signifikan pada perubahan perilaku (pengetahuan dan sikap) responden di
lokasi Pasar Kembang Yogyakarta Tahun 2006.
3. Persentase perubahan perilaku (pengetahuan dan sikap) responden dalam
kerasionalan penggunaan antibiotika di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun
2006 berdasarkan:
a. tingkat pendidikan, paling tinggi pada responden yang tidak sekolah sebesar
25%.
b. umur, paling tinggi pada umur 0-20 tahun sebesar 10,84%.
c. lama kerja, paling tinggi pada lama kerja selama 6 bulan-2 tahun sebesar
11,1%.
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
4. Pengetahuan responden tentang PMS dan Penggunaan Antibiotika berdasarkan
hasil wawancara pada PSK di lokasi Pasar Kembang Yogyakarta tahun 2006
masih sangat minim.
A. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian tentang bagaimana perilaku (pengetahuan dan sikap)
tamu atau pelanggan (penggunan jasa layanan) yang datang ke lokasi Pasar
Kembang Yogyakarta.
2. Dapat dilakukan penelitian sejenis dengan responden Pekerja Seks Komersial
(PSK) perempuan di lokasi Parangkusumo Bantul, Yogyakarta.
3. Dapat dilakukan penelitian sejenis pada kelompok risiko tinggi yang lain, seperti
Pekerja Seks Waria dan Pekerja Seks Pria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2005, Penyakit Menular Seksual (Pengertian, Gejala, Dan Tanda),
http://hqweboi.bkkbn.go.id/hqweb/ceria/mb4pmshtml.
diakses tanggal 17 Maret 2006
Arthur, 1978 dalam Wibowo, Y., 2005 Perbedaan Perilaku Dewasa Awal dan
Dewasa Madya Pada Proses Pembelian Produk, Skripsi, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Aprilianingrum, F., 2002, Survei Penyakit Sifilis dan Infeksi HIV Pada Pekerja
Seks Komersial Resosialisasi Argorejo Kelurahan Kalibanteng Kulon
Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang Tahun 2002, Laporan
Penelitian, Semarang.
Badudu dan Zain, 1996, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pustaka Sinar Harapan,
Jakarta.
Daili, S.F., 2001, Gonore, dalam Daili S.F., Makes W.I., dan Zubier, F., edisi 2,
Penyakit Menular Seksual, 44-50, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta.
Jawetz, E., 1987, Prinsip Kerja Obat Antimikroba, dalam B. G., Katzung, Basic
And Clinical Pharmacology.
Kartono, 1989, Psikologi Abnormal Dan Abnormalitas Seksual, Mandar Maju,
Bandung.
Kurniawati, L.R., 1999, Kiat PSK Dalam Mengantisipasi PMS dan Kekerasan,
Skripsi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Mudjijono, 2005, Sarkem Reproduksi Sosial Pelacuran, Gadjah Mada University
Press, Yogyakarta.
Mutschler.E.,1986, Arzaeimithelwirkungen,edisi 5, diterjemahkan oleh Matilda B,
Widianto dan Anna Setiadi Ranti, 637-643 ITB, Bandung.
Nasution, 1998, Sosiologi Pendidikan, Bina Departemen Kesehatan, Yogyakarta.
Neal, M.J., 1997, Medical Pharmacology at a Glance, third edition 80,82,84
Black. Well Science Australia.
Notoatmodjo, S., 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
Notoatmodjo, S., 2003, Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta,
Jakarta.
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Parker, 1960, dalam Wibowo, Y., 2005 Perbedaan Perilaku Dewasa Awal dan
Dewasa Madya Pada Proses Pembelian Produk, Skripsi, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Praktiknya, A.W., 1986, Dasar-dasar Metodelogi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan, 134 Penerbit Rajawali, Jakarta.
Pratomo, Hadi., 1989, “Metoda Penyuluhan Pada Kelompok Resiko Tinggi
Penyakit AIDS Dengan Minat Khusus Kelompok Homoseksual dan
Wanita Tuna Susila”. Dalam AIDS: Petunjuk Untuk Petugas Kesehatan,
Departemen Kesehatan Direktorat Jenderal P2M dan PLP, Jakarta.
Putranto, Y.W.A., 2002, Kajian Penggunaan Antibiotika di Kalangan PSK
Perempuan di Lokalisasi Pasar Kembang Yogyakarta, Skripsi, USD,
Yogyakarta.
Qomariyah., 2003, Penyakit Menular Seksual,
http://situs.kesepro.info/pmshivaids/ags/2003/pms.01 htm68k.
diakses tanggal 18 April 2007
Sarwono, S., 1997, Sosiologi Kesehatan, beberapa Konsep dan Aplikasinya,
Gajdah Mada University Press. Yogyakarta.
Sastramihardja, H. S., 1997, Penggunaan Antibiotika Yang Rasional, Ikatan
Dokter Indonesia, Jakarta.
Setiabudy, R., Gan, V.H.S., 1995, Pengantar Antimikroba, Dalam S.G.,
Ganiswara, Farmakologi dan Terapi, Edisi 4, 571-573, Fakultas
kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Sevilla, C. G., dkk., 1976, Pengantar Metode Penelitian, Universitas Indonesia
Press, Jakarta.
Siregar, C J. P.,2004, Farmasi Klinik Teori dan Penerapan, Penerbit buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Soekamto, S., 2002, Sosiologi Suatu Pengantar, Rajawali Press, Jakarta.
Sudjarwo, H., 2001, Metodelogi Penelitian Sosial, Mandar Maju, Bandung.
Sutama, M.A., 2005, Studi Pemilihan dan Penggunaan Antibiotika di Kalangan
PSK di Lokasi Pasar Kembang Yogyakarta, Skripsi, USD, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Warsa,
U.C., 2004, Superbugs Mikroba Yang Kebal Antibiotika,
http:\www.sinarharapan.co.id\iptek\kesehatan\kes2.html. diakses tanggal
5 Agustus 2006.
Wells, B.G, Dipiro, J.T, Schwinghammer, T.L, Hamilton, C.W, 2003,
Pharmacotherapy Handbook, 5th edition, 435-450, Mc Graw Hill
Medical Publishing Division, USA.
Wijoyo, Y., 1999, Hal-Hal Penting tentang Penggunaan Antibiotika, Sigma, 2(2),
81-87.
Yuliastuti, Dian, 2000, “Soal Pelacuran: Pemerintah Dituding Mendua, Ternyata
32% Pekerja Seks Berstatus Istri”, dalam Radar, Semarang, 17 Mei, Hal
1.
Yuwono, D., Endang, R., dkk., 2001, Studi Resistensi N. Gonorhoeae Terhadap
Antimikroba Pada Wanita Pekerja Seks Di Jawa Barat,
http://www.tempo.co.id/medika/2001
diakses tanggal 17 Maret 2006
Zubairi, D. 1999, Membidik AIDS: Ikhtiar Memahami HIV Dan ODHA, Galang
Press, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 1. Surat ijin penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 2. Kuisioner penelitian
Data Responden :
Identitas
o Tingkat Pendidikan
o Tidak sekolah
o SD
o SMP
o SMU
2 orang
20 orang
15 orang
13 orang
o Umur (tahun)
o 0-20
o 21-40
o 41-60
6 orang
39 orang
5 orang
o Lama bekerja
o 6-12 bulan
o 2 tahun
o 3 tahun
o 4 tahun
o >5 tahun
12 orang
9 orang
8 orang
8 orang
13 orang
KUISIONER PENELITIAN
PENGARUH EDUKASI TENTANG INFEKSI MENULAR SEKSUAL
TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU DALAM PENGGUNAAN
ANTIBIOTIKA PADA PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI PASAR KEMBANG
YOGYAKARTA
TAHUN 2006
Kuisioner yang diisi oleh subjek dan kategori jawaban
Nama Panggilan
:
Umur
:
Pendidikan
:
Lama kerja
:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
No.
Pernyataan
1.
Apakah anda mengetahui tentang Infeksi
Menular Seksual (IMS)
Apakah anda mengetahui tentang nyeri dan
bengkak pada pangkal paha, merah di
sekitar alat kelamin disertai kencing nanah
serta
keputihan
kental
berwarna
kekuningan?.
2.
3.
Apakah anda mengetahui tentang adanya
benjolan disekitar alat kelamin disertai
pusing-pusing dan nyeri pada daerah tulang
seperti flu terkadang hilang dengan
sendirinya?.
4.
Apakah anda mengetahui tentang bercak
kemerahan pada tubuh yang dialami selama
6-12 minggu setelah berhubungan seksual?.
5.
Apakah anda mengetahui tentang bintilbintil yang berair berkelompok seperti
anggur disertai rasa nyeri pada alat kelamin
yang dapat pecah dan meninggalkan luka
yang kering mengerak?.
6.
Apakah anda mengetahui tentang cairan
vagina encer, berwarna kuning kehijauan,
berbusa dan berbau busuk, bengkak,
kemerahan gatal dan terasa tidak nyaman,
nyeri saat berhubungan seksual dan pada
saat kencing ?.
7.
Apakah anda mengetahui tentang obat
antibiotika?.
8.
Apakah anda memahami aturan pakai
antibiotika tersebut?.
9.
Apakah anda mengetahui bahwa obat
antibiotika itu dapat menjadi tidak
Keterangan*
Ya
Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
berefek/berkhasiat jika penggunaannya
tidak sesuai cara dan aturan pakai?.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Penyakit kelamin adalah penyakit yang
disebabkan oleh virus, bakteri, parasit yang
menular melalui hubungan kelamin
Gejala penyakit kelamin memberat apabila
timbul keputihan
berwarna putih
susu/kehijauan, berbau busuk disertai rasa
gatal dan berwarna kemerahan pada alat
kelamin dan terasa sakit/panas saat kencing
dan saat berhubungan kelamin
Bentuk kelainan pada alat kelamin dapat
berupa bintil-bintil berair, luka, borok pada
alat kelamin
Penyakit kelamin dapat diobati dengan
antibiotika secara benar
Penyakit AIDS dapat diobati dengan
antibiotika
Antibiotika harus diminum tepat waktu
dalam jangka waktu tertentu
Pemakaian antibiotika dapat dihentikan bila
gejala sakitnya sudah hilang dan dipakai
lagi bila penyakit kambuh kembali
Dengan minum antibiotika sebelum
berhubungan dapat terhindar dari semua
penyakit kelamin
18.
Apakah dalam penggunaan obat antibiotika
tersebut anda selalu mematuhi aturan
pakainya?.
19.
Saya menyadari bahwa pekerjaan saya
banyak bahaya, diantaranya tertular
penyakit kelamin yang mematikan
Saya harus menggunakan kondom untuk
mencegah semua penyakit kelamin, karena
antibiotik tidak dapat mencegah HIV-AIDS
20.
* : beri tanda silang pada salah satu jawaban yang dipilih
14. 16. 17. = Pertanyaan Non Favourable.
18. 19. 20. = Untuk pertanyaan Sikap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Lampiran 3. Panduan wawancara
1.
Apakah anda mengetahui tentang obat antibiotika?
2.
Kapan anda pertama kali menggunakan obat antibiotika?
3.
Seberapa sering (kapan) anda menggunakan obat antibiotik?
4.
Alasan anda menggunakan antibiotika?
5.
Siapa yang menganjurkan anda menggunakan obat antibiotika?
6.
Dari mana anda mendapatkan obat antibiotika tersebut?
7.
Jenis (merk) obat antibiotika apa saja yang sering anda gunakan dalam 1
tahun terakhir ini?
8.
Apakah anda mengetahui mengenai Infeksi Menular Seksual (IMS)?
9. Dalam 1 tahun terakhir IMS apa saja yang pernah anda derita?
10. Untuk mengobati IMS tersebut, obat apa yang anda pakai? (merk)
11. Berdasarkan jenis antibiotik yang anda pilih, biasanya obat antibiotik
tersebut diminum berapa kali sehari?
12. Berapa lama anda menggunakan obat antibiotik tersebut?
13. Apakah anda mengetahui mengenai cara dan aturan pakai obat antibiotik
tersebut?
14. Apa yang anda lakukan jika obat tersebut memiliki aturan pakai yang sudah
tertera?
15. Apakah dalam penggunaan obat antibiotik tersebut anda selalu mematuhinya?
Mengapa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
16. Apakah dengan menggunakan antibiotik, ada perubahan yang berarti bagi
penyakit anda?
17. Dalam penggunan obat antibiotika tersebut, apakah anda pernah mengalami
efek
samping yang merugikan (misal, muntah, mual, atau pusing)?
Sebutkan!
18. Apakah anda mengetahui bahwa obat antibiotika tersebut dapat menjadi tidak
berefek/berkhasiat jika penggunaannya tidak sesuai cara dan aturan pakai?
19. Apa yang anda lakukan apabila salah satu obat tersebut sudah tidak
berkhasiat bagi anda?
20. Apakah anda pernah mengganti obat antibiotik tersebut dengan antibiotik
yang lain? Sebutkan!
21. Hal-hal apa yang mempengaruhi anda untuk mengganti obat antibiotik
tersebut?
22. Apakah anda mengenal alat kontrasepsi? Jika ya sebutkan jenisnya!
23. Apakah anda pernah menggunakan alat kontrasepsi? Sebutkan!
24. Bagi yang menggunakan kondom, bagaimana frekuensi penggunaannya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 4. Hasil Skoring Pre Test
Res
R1
R2
R3
R4
R5
R6
R7
R8
R9
R 10
R 11
R 12
R 13
R 14
R 15
R 16
R 17
R 18
R 19
R 20
R 21
R 22
R 23
R 24
R 25
R 26
R 27
R 28
R 29
R 30
R 31
R 32
R 33
R 34
R 35
R 36
R 37
R 38
R 39
R 40
R 41
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
2
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
3
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
5
0
0
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
6
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
7
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
8
0
0
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
9
1
1
0
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
10
0
1
0
1
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
11
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
12
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
0
1
0
1
0
13
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
0
1
0
1
1
14
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
15
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
16
1
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
17
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
18
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
19
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
20
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
TOTAL
9
11
9
8
10
10
17
13
11
14
12
12
12
12
12
13
15
13
12
7
8
13
14
16
7
10
14
13
10
20
15
12
7
10
16
10
4
12
13
14
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
R 42
R 43
R 44
R 45
R 46
R 47
R 48
R 49
R 50
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
13
15
19
11
17
10
14
17
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 5. Hasil Skoring Post Test
Res
R1
R2
R3
R4
R5
R6
R7
R8
R9
R 10
R 11
R 12
R 13
R 14
R 15
R 16
R 17
R 18
R 19
R 20
R 21
R 22
R 23
R 24
R 25
R 26
R 27
R 28
R 29
R 30
R 31
R 32
R 33
R 34
R 35
R 36
R 37
R 38
R 39
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
2
0
0
0
0
0
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
4
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
5
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
6
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
1
1
0
1
0
1
7
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
8
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
9
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
10
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
11
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
12
1
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
13
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
14
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
15
1
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
16
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
17
1
0
1
1
0
1
0
0
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
0
18
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
19
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
20
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
TOTAL
14
13
15
15
13
19
14
9
11
5
18
11
14
13
12
18
15
16
9
15
11
10
18
17
13
12
14
14
16
14
17
14
11
16
16
7
17
15
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
R 40
R 41
R 42
R 43
R 44
R 45
R 46
R 47
R 48
R 49
R 50
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
12
15
14
12
20
14
13
13
11
16
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 6. Hasil Uji Wicolxon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 7. Hasil Wawancara Terstruktur
Responden 1
X
Y
: Peneliti
: Responden
Usia
Pendidikan
Lama Bekerja
Hari/ Tanggal
Waktu
Tempat
: 29 Tahun
: SD
: 5 Tahun
: Selasa/ 24 Oktober 2006
: 15.30 WIB
: Pasar Kembang
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
X
X
Y
: ”Sore mbak! Gimana kabarnya?”
: ”Baik”
: ”Lha mas gimana kabarnya? ”
: ”Aku juga baek-baek aja. ”
: ”Mba, aku mau nanya-nanya bentar boleh gak? ”
: ”Boleh aja, mau nanya apa sich? ”
: ”Mau tanya tentang antibiotik, mba tau gak antibiotik itu apa? ”
: ”Tahu..”
: ”Trus pertama kali pake antibiotik tu kapan? ”
: ”Ya kira-kira 5 tahun yang lalu lah.. ”
: ”Sering ga mba pake antibiotiknya? ”
: ”Kadang-kadang aja sich, klo merasa ada gejala penyakit baru pake
antibiotik.”
: ”Alasan mbak minum obat tersebut apa? ”
: ”Untuk mencegah penyakit aja. ”
: ”Mba minum antibiotik yang nganjurin sapa? Temen, dokter apa keinginan
sendiri? ”
: ”Keinginan sendiri. ”
: ”Obat tersebut dapatnya dari mana? ”
: ”Seringnya sich beli di Apotik. ”
: ”Seringnya pake antibiotik merknya apa mba? ”
: ”Amoksilin kadang Ampisilin. ”
: ”Alasan mba ganti obat antibiotik apa mba? ”
: ”Ya kadang klo g ada Amoksilin ya pake Ampisilin. ”
: ”Trus aku mau nanya, mba tau gak Infeksi Menular Seksual tu apa? ”
: ”Ga tau, cuma aku pernah seluruh badanku kok gatel-gatel kenapa ya? ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
X
X
Y
X
Y
X
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
Trus tak minumin CTM 2 biji tapi kok malah lemes ya? ”
”Lemesnya mungkin karena efek samping CTM. Lain kali klo ngrasa
badannya agak aneh periksa ke GL aja mba, setiap selasa ma jumat. Ada
dokter spesialisnya juga kok... ”
: ”Klo Infeksi Menular Seksual itu lho mbak penyakit yang biasanya ditularkan
melalui hubungan seks. Contohnya Sipilis, GO, Klamidia, Kutu Kelamin, dll.
”
: ”Mba pake antibiotik biasanya berapa kali sehari? ”
: ”3x sehari”
: ”Mba suka pake obat-obat yang lain ga? Misalnya klo sakit flu? ”
: ”Ga, cuma klo agak capek minum kopi aja. ”
: ”Dalam menggunakan obat antibiotik itu mba selalu mematuhi aturan pakenya
gak? Misalnya obatnya diminum 3X sehari dan harus sampai habis!”
: ”Ya mas, klo ga bisa kebal to? ”
: ”Dari penjelasan aku tadi, mbak pernah terkena Infeksi Menular Seksual gak?
”
: ”Selama ini belum pernah, Cuma pernah kalau kencing terasa sakit aja.
: ”Mbak tau gak kalau antibiotika yang mbak pake bisa menjadi tidak
berkhasiat? ”
: ”Gak tau, biasanya kalo aku minum sembuh kok. ”
: ”Trus selama pake antibiotik pernah ga ngerasain efek samping yang
merugikan ( misalnya ; mual, muntah, atau pusing ) ”
: ”Ga tuch... ”
: ”Mba klo misalnya salah satu obat antibiotik yang sering dipakai sudah tidak
berkhasiat gimana tu? ”
: ”Ga tahu...Lha gimana mas emang? ”
: ”Ya solusinya bisa ganti antibiotik yang laen mba, tapi harus konsultasi dokter
dulu lho mba. ”
: ”OOOooo ”
: ”Ak mau nanya lagi ni mba, tau ga alat kontrasepsi tu apa? ”
: ”Ya tau lah mas, kayak pil KB, kondom itu to? ”
: ”Yoi mba bener sekali..Trus pake kondomnya sering ga mba? ”
: ”Kadang-kadang aja sich mas, soalnya kadang tamu susah suruh pake
kondom. ”
: ”Lho kok gitu mba? ”
: ”Lha dari pada ga dapet duit, trus ntar makan pake apa? ”
: ”Ok mba ak ngerti, tapi kan mba juga ga mau tertular HIV/AIDS atau IMS to?
”
: ”Ya ga mau... ”
: ”Makannya mba sebisa mungkin usahakan pake kondom setiap melayani
tamu. Mbok dirayu mba tamunya biar mau pake kondom.. ”
: ”Ya mas.. ”
:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
X
Y
: ”Yawis udah sore ni mba, tak pamit mau pulang dulu. Makasih banyak ya
mba. ”
: ”Sama-sama. ”
Responden 2
Usia
Pendidikan
Lama Bekerja
Hari/ Tanggal
Waktu
Tempat
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
: 27 Tahun
: SMP
: 7 Tahun
: Sabtu/ 4 November 2006
: 17.00 WIB
: Pasar Kembang
: ”Permisi mbak.... ”
: ”Eh mas boy, Ada apa mas? ”
: ”Cuma mau maen aja kok mba. ”
: ”Gimana kabarnya mba? ”
: ”Ya masih begini lah.. ”
: ”Mba sari aku boleh nanya-nanya sebentar ga? ”
: ”Mau nanya apa to mas? ”
: ”Nanya tentang IMS dan antibiotik? ”
: ”Oooo”
: ”Mba Sari tahu ga tentang obat antibiotik? ”
: ”Tahu mas, kaya amoksilin, amphisilin itu kan? ”
: ”Ya, trus kapan pertama kali pake obat antibiotik itu? ”
: ”Ya sejak kerja disini. ”
: ”Lha mbak kerja disini udah berapa tahun to? ”
: ”Kira-kira 10 tahunan lah mas. ”
: ”Trus seberapa sering atau kapan mba pake obat antibiotiknya? ”
: ”Aku pake antibiotiknya setiap hari mas, pagi ma sore. ”
: ”Setiap hari mba? selama 10 tahun? ”
: ”Iya... ”
: ”Biasanya pake antibiotik apa to mba? ”
: ”Ampisilin”
: ”Pernah ganti ga dengan antibiotik yang lain? ”
: ”Ga pernah mas, pakenya ampisilin terus kok. ”
: ”Trus biasanya dapet obat antibiotiknya dari mana mbak? ”
: ”Biasanya sich beli di apotik”
: ”Trus mbak tau, mengenai aturan pakai obat antibiotik yang benar? ”
: ”Ga, minum sesuai keinginan aja. ”
: ”Lha klo beli di apotik ga pernah dikasih tau tentang aturan pakainya po? ”
: ”Ga pernah tuch.. ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
: ”Mba tau ga klo obat antibiotik tersebut dapat menjadi tidak berefek jika
penggunaannya tidak sesuai dengan aturan pakainya? ”
: ”Tahu”
: ”Lha itu tau, kok masih asal pakenya? ”
: ”Mau gimana lagi mas, dah kebiasaan e.. ”
: ”Pernah merasakan efek samping belum, selama pake antibiotik itu? ”
: ”Belum. ”
: ”Trus aku mau tanya, mba sari tau ga tantang Infeksi Menular Seksual? ”
: ”Ga tau. ”
: ”Infeksi Menular Seksual tu kaya Sifilis, GO ( Gonnorhea ), Klamidia. ”
: ”Selama mbak kerja disini keluhan-keluhan apa yang mbak pernah rasakan? ”
: ”Dulu pernah nyeri di bawah perut habis maen sama tamu, klo seringnya sich
pegel-pegel di daerah pinggang. ”
: ”Trus klo dah ngrasa kaya gitu biasanya apa yang dilakukan? ”
: ”Ya tak minumin antibiotik, biasanya terus sembuh. ”
: ”Selama ini setiap melayani tamu mba sari pake kondom terus ga? ”
: ”Klo aku pake kondom terus mas biar aman... ”
: ”Bagus... jangan lupa pake kondomnya terus ya mba biar aman,ok. ”
: ”Ya.. ”
: ”Yo wis, mungkin segitu dulu mba ngobrol-ngobrolnya, kita terusin besok
lagi. Makasih banyak ya mba.. ”
: ”Ya sama-sama mas.. ”
Responden 3
Usia
Pendidikan
Lama Bekerja
Hari/ Tanggal
Waktu
Tempat
X
Y
X
X
Y
X
Y
X
Y
: 25 Tahun
: SMA
: 5 Tahun
: Jumat/ 10 November 2006
: 16.00 WIB
: Pasar Kembang
: ”Sore mba, gie pada nyantai ya ?! ”
: ”Iya mas.. ”
: ”Kenalin mba aku boy, relawan baru dari GL (Griya Lentera ) ”
: ”Mba namanya siapa? ”
: ”Dita.. ”
: ”Aslinya dari mana mba? ”
: ”Aku dari solo.. ”
: ”Udah berapa lama kerja di sini? ”
: ”Ya sekitar 5 tahunan”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
X
Y
: ”Mba, klo aku mau tanya-tanya sebentar boleh ga? ”
: ”Boleh aja, mau tanya apa to mas? ”
: ”Mau tanya tentang obat antibiotik dan Infeksi Menular Seksual (IMS), tau ga
mba obat antibiotik tu apa? ”
: ”Tau.. ”
: ”Mba Dita sering ga pake antibiotik? ”
: ”Ga mas, jarang-jarang kok. ”
: ”Pertama pake antibiotik kapan mba? ”
: ”Sekitar 3 tahunan yang lalu.. ”
: ”Trus alasan mba pake antibiotik apa? ”
: ”Ya buat mencegah penyakit mas. ”
: ”Dulu yang menganjurkan minum antibiotik siapa mba? Dari diri sendiri,
temen atau dokter? ”
: ”Aku dulu minun antibiotik dikasih tau ma temen, katanya biar ga terkena
penyakit. ”
: ”Biasanya beli antibiotiknya dimana mba? ”
: ”Apotik. ”
: ”Klo beli di Apotik biasanya dikasih berapa biji obatnya mba? ”
: ”10 bijian klo ga 15 biji.. ”
: ”Trus dikasih tau ga sama apotiknya cara pake obatnya? ”
: ”Dikasih tau mas, pakenya 3 X sehari da harus dihabisin. ”
: ”Brarti mba selama ini minum obatnya sesuai aturan pakainya to? ”
: ”Ya.. ”
: ”Lha kenapa mba? ”
: ”Klo ga nanti bisa kebal to mas? ”
: ”Ya, betul sekali... ”
: ”Klo beli antibiotik biasanya merk apa mba? ”
: ”Aku biasa beli Binotal. ”
: ”Trus pernah merasakan efek samping ga mba waktu pake antibiotik? ”
: ”Dulu pernah waktu aku pake remaktan, waktu kencing warnanya jadi merah.
Trus aku ganti pake binotal ga pernah lagi mengalami kaya gitu. ”
: ”Mba ganti antibiotik yang menganjurkan siapa? ”
: ”Ya dari Apotik. ”
: ”Trus aku mau nanya lagi mba, tau ga Infeksi Menular Seksual (IMS) tu apa?
”
: ”Tahu.. ”
: ”Apa coba? ”
: ”Ya kaya sifilis gitu to? ”
: ”Ya, tapi ga cuma sifilis mba, ada HIV/AIDS, GO, klamidia, kutu kelamin,
dll. Tapi yang sering dialami temen-temen di sini mungkin cuma itu. ”
: ”Selama kerja disini pernah ga mba mengalami gejala-gejala penyakit seperti
yang udah tak jelasin tadi? ”
: ”Ga pernah. ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
X
Y
X
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
: ”Trus mba tau, alat kontrasepsi tu apa? ”
: ”Tau.. ”
: ”Apa hayo? ”
: ”Ya kaya kondom, pil KB, suntik KB.. ”
: ”Betul.. ”
: ”Lha mba Dita pake kondom terus to? ”
: ”Jarang-jarang mas.. ”
: ”Lho kenapa? ”
: ”Soalnya kadang banyak tamu yang ga mau pake kondom. ”
: ”Lha ga coba dirayu po mba? ”
: ”Udah tak rayu mas, tapi kadang tamu suka ga mau... katanya ga enak. Malah
kadang klo ak nawarin pake kodom, dikiranya aku kena penyakit. Dari pada
ga jadi ya udah aku mau aja. ”
: ”Lain kali mending pake kondom aja mba, biar aman. Mba juga ga mau to
kena penyakit-penyakit kaya yang tadi! ”
: ”Ya ga mau. ”
: ”Makanya usahaiin mba pake kondom terus. Bilang aja ma tamunya kita
sama-sama jaga kesehatan, biar aman... Mas punya keluarga to? Trus
keluarganya mas juga ga mau terkena penyakit macem-macem to? Gitu
mba... ”
: ”Ya mas... kok galak banget to? ”
: ”Bukannya galak mba! Itu kan demi kesehatannya mba juga.... Ya udah klo
gitu ak tak pamit pulang dulu ya mba, udah sore e.. Makasih banyak atas
informasinya dan jangan lupa pake kondomnya ya mbak!! ”
: ”Ya, makasih juga ya mas... ”
Responden 4
Usia
Pendidikan
Lama Bekerja
Hari/ Tanggal
Waktu
Tempat
X
Y
X
Y
X
Y
: 44 Tahun
: SMP
: 5 Tahun
: Kamis/ 16 November 2006
: 16.30 WIB
: Pasar Kembang
: ”Hallo mba, gmn kabarnya? ”
: ”Baik, kok ga pernah keliatan kemana aja mas? ”
: ”Sori mbak kemaren lagi sibuk di kampus. ”
: ”Mas kulaih dimana to? ”
: ”Aku kuliah di Sanata Dharma ambil Farmasi. ”
: ”Sanata Dharma kampusnya yang di gejayan itu ya? ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
: ”Ya mba, tapi klo kampusku yang di paingan. UPN masih ke Timur.. ”
: ”Oooo”
: ”O ya mba, aku mau tanya-tanya sebentar boleh ga mba? ”
: ”Mau tanya apa to mas? ”
: ”Tanya tentang obat antibiotik, mba tau? Antibiotik itu apa? ”
: ”Tahu. ”
: ”Biasanya pake antibiotik seberapa sering mba? ”
: ”Sebulan sekali mas.. aku pergi ke dokter buat suntik antibiotik. ”
: ”Tau ga mba biasanya dokter kasih antibiotik apa? ”
: ”Gak tau. ”
: ”Mba juga ga pernah tanya obat yang biasa dikasih apa? ”
: ”Gak.. ”
: ”Trus sampe sekarang masih rutin ke dokternya? ”
: ”Ini aku belum ke dokter lagi, dah ada dua bulanan. Terakhir ke dokter aku ga
dikasih suntik antibiotik lagi... katanya klo terus-terusan bisa kebal, jadi
sekarang aku dikasih tablet antibiotik. ”
: ”Obatnya merk apa mba? ”
: ”Ga tau, tapi masih ada resepnya.. kemarin baru tak tebus setengah soalnya
harganya mahal. ”
: ”Boleh liat resepnya mba? ”
: ”Ini mas... ”
: ”Ooooo, ini nama antibiotiknya akilen mba? ”
: ”Trus mba minum obat yang ini berapa kali sehari? ”
: ”Aku minum 2 X sehari. ”
: ”Mba tau aturan pakai obatnya dari mana? ”
: ”Dari apotik mas, waktu mau tebus obat dikasih tau aturan pakainya.. ”
: ”Brarti mba pake obat antibiotiknya sesuai dengan aturan pakainya terus to? ”
: ”Ya.. ”
: ”Trus mba suntik antibiotiknya dah berapa lama? ”
: ”Ya sejak kerja kayak gini. ”
: ” Lha mba kerja kaya gini dah berapa tahun? ”
: ”Sekitar lima tahunan. ”
: ”Selama pake antibiotik, mba pernah merasakan efek samping ga? ”
: ”Dulu pernah mas waktu pake amoksilin terasa mual, ganti Binotal jantungnya
kok rasanya g enak trus aku pake suntik antibiotik gak pernah lagi merasakan
efek kayak gitu lagi.”
: ”Brarti mba ganti antibiotik karena efek sampingnya ya? ”
: ”Ya.. ”
: ”Yang kasih saran buat ganti antibiotik siapa mba? ”
: ”Aku sendiri.. ”
: ”Trus mba tahu gak tentang alat kontrasepsi? ”
: ”Tahu.. ”
: ”Klo tahu contohnya apa mba? ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
X
Y
X
Y
: ”Kaya kondom, pil KB, dll. ”
: ”Untuk penggunaan kondom, frekuensinya gimana mba? Sering atau kadangkadang? ”
: ”Kadang pake kadang ga mas. ”.
: ”Lha kok gitu mba? ”
: ”Kadang tamu ga mau pake kondom, jadi mau ga mau mas dari pada ga dapet
uang… tapi kadang aku juga lihat-lihat tamu. ”
: ”Maksudnya gimana mba? ”
: ”Ya aku lihat-lihat kondisi tamunya, misalnya dia kelihatan bersih ga pake
kondom ga papa.. Tapi klo keliatannya kotor harus pake kondom.. ”
: ”OOooo gitu…”
: ”Klo aku boleh kasih saran ya mba, lebih baik pake kondom terus… Soalnya
kita khan ga tau orang itu sehat apa ga? Emang keliatannya bersih, tapi siapa
tahu dia kena HIV/AIDS? Soalnya HIV/AIDS pada stadium awal belum ada
gejalanya, jadi kayak orang sehat. Beda sama Infeksi Menular Seksual (IMS),
klo orang yang kena IMS ada gejala fisiknya yang mungkin bisa kita lihat…
Jadi mending pake kondom sebelum kita kena penyakit, ya to??? ”
: ”Ya mas…”
: ”Ya udah mba sampe disini dulu ngobrol-ngobrolnya, makasih banyak atas
informasinya dan jangan lupa pake kondomnya terus ya mba…”
: ”Ya mas, makasih juga.. ”
Responden 5
Usia
Pendidikan
Lama Bekerja
Hari/ Tanggal
Waktu
Tempat
X
Y
Y
X
Y
X
X
Y
X
: 28 Tahun
: SD
: 5 Tahun
: Rabu/ 22 November 2006
: 19.30 WIB
: Pasar Kembang
: ”Malem… gimana kabarnya mba? ”
: ”Baik. ”
: ”Lha mas gimana kabarnya? ”
: ”Aku juga baek-baek aja kok mba. ”
: ”Kok jarang keliatan to mas? ”
: ”Iya e mba lagi banyak kegiatan soalnya.. ”
: ”Gimana mba? Rame? ”
: ”Wah sepi mas, cuma pada lewat aja. Soalnya beberapa hari ini kan hujan
terus…”
: ”Mba klo aku mau nanya-nanya sebentar boleh g mba?. ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
X
Y
X
Y
X
: ”Boleh aja, mau tanya apa to mas?. ”
: ”Mau tanya tentang antibiotik dan IMS, tau ga mba itu apa?. ”
: ”Ya tau-tau dikit mas... ”
: ”Mba sering pake antibiotik ga?. ”
: ”Ya sering mas, aku pake antibiotik 2 x semiggu. ”
: ”Dah berapa lama mba pake antibiotiknya?. ”
: ”Sekitar 5 tahunan... ”
: ”Trus pake antibiotik alasannya apa?. ”
: ”Buat mencegah penyakit.. ”
: ”Yang menganjurkan pake antibiotik siapa mba?. ”
: ”Aku sendiri.. ”
: ”Biasanya beli antibiotiknya dimana mba?. ”
: ”Aku biasa beli di Apotik Kimia Farma Malioboro. ”
: ”Belinya antibiotik merk apa biasanya?. ”
: ”Amphisilin. ”
: ”Berapa kali dalam sehari mbak minum obat tersebut?. ”
: ”1 hari 1 kali. ”
: ”Mba tau ga aturan pakai antibiotik yang benar tu gimana?. ”
: ”Belum tau... ”
: ”Brarti mba selama ini pake antibiotiknya sesuai keinginan aja ya?. ”
: ”Ya mas, soalnya aku khan belum tau aturan pakai yang bener tu kaya apa?. ”
: ”Trus selama pake antibiotik, ada perubahan yang berarti ga mba bagi
penyakit mba?. ”
: ”Ada mas, pas lagi pegel-pegel aku minum antibiotik trus ilang pegelpegelnya.. Trus klo ada lecet, aku minumin antibiotik... lecet-lecetnya
sembuh. ”
: ”Dalam penggunaan antibiotik, mba pernah ga mengalami efek samping yang
merugikan?. ”
: ”Pernah mas, dulu waktu masih pake amoksilin... klo habis minum kadangkadang terasa mual!! Trus aku ganti amphisilin ga pernah mual lagi.. ”
: ”Klo obat yang mbak pakai bisa tidak berkhasiat lagi, mbak tau gak?. ”
: ”Gak tau, biasanya kalo aku minum sembuh kok. ”
: ”Trus aku mau tanya lagi mba tentang IMS, mba tau ga IMS tu apa?. ”
: ”Tahu mas, penyakit kelamin gitu khan?. ”
: ”Betul mba, klo jenisnya ada Sipilis, Gonorhea, Klamidia, HIV/AIDS juga
termasuk. ”
: ”Klo alat kontrasepsi mba tau?. ”
: ”Tahu.. ”
: ”Contohnya apa mba?. ”
: ”Kaya kondom, suntik KB, Spiral ya to mas?. ”
: ”Yak betul.. Trus aku mau tanya untuk frekuensi penggunaan kondomnya
gimana mba? Sering, kadang-kadang, atau malah jarang! ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Y
X
Y
X
Y
X
Y
: ”Klo aku seringnya pake kondom mas, biar aman.. Tapi kadang tamunya
susah suruh pake kondom.. ”
: ”Trus klo tamunya ga mau pake kondom, mba mau aja?. ”
: ”Ya iya, dari pada ga jadi dapet duit!! ”
: ”Aku cuma kasih masukkan aja mba, klo bisa pake kondom... soalnya kita
khan ga tau tamu ini sehat pa ga? Trus biar kita aman, ga tertular penyakit
yang macem-macem..gitu mba.. ”
: ”Ya mas, makasih atas informasinya... ”
: ”Ya udah klo gitu, aku tak muter dulu ya mba!! Kapan-kapan kita ngobrolngobrol lagi.. Makasih banyak ya mba... ”
: ”Ya sama-sama mas.. ”
Responden 6
Usia
Pendidikan
Lama Bekerja
Hari/ Tanggal
Waktu
Tempat
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
: 33 Tahun
: SD
: 3Tahun
: Senin/ 9Oktober 2006
: 20.30 WIB
: Pasar Kembang
: ”Halo mbak! Wah enak banget maemnya, Gimana kabarnya?.”
: ”Iya nih mbak,mumpung sepi makanya maem,Baik. Lha mbak Ririn sendiri
gimana kabarnya?.”
: ”Aku juga baek-baek aja,Mbak, aku mau ngobrol-ngobrol bentar boleh
ngga?.”
: ”Boleh aja, mau ngobrolin apa?tapi tak sambil maem ya.”
: ”Iya,Mbak sering sakit ngga?biasanya kalau sakit minum obat ngga?.”
: ”Jarang paling kalau ngga enak badanne tak minum jamu.”
: ”Kalau antibiotik tahu ngga mbak?.”
: ”Ya Tahu. Di sinikan pada suka minum itu.”
: ”Oh gitu toh mbak,trus mbak sendiri pake ngga? Kalau pakai pertama kali
pake antibiotik tu kapan?.”
: ”Ya pake juga tapi ngga sering. Pertama kali pake ya sejak disini,ya ada 3
tahunan.”
: ”Biasanya mbak minum obat tersebut waktu sakit aja atau piye?.”
: ”Ya ngga tentu mbak, kadang kalau ada rasa-rasa yang aneh dibadan ya aku
minum,kalau ngga habis layani tamu,yang agak-agak gimana gitu..kayak
ngga bersih gitu.”
: ”Mbak minum antibiotik tahunya dari siapa? Temen, dokter apa sendiri?.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Y
X
Y
X
Y
X
X
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
: ”Tahu sendiri.”
: ”Obatnya dapat dari mana?.”
: ”Beli di Apotik,ya kadang ngecer di warung.”
: ”Di warung ada mbak? Mbak pake antibiotik dengan merk apa?.”
: ”Ada,pake Binotal. ”
: ”Mbak pernah ganti yang lain ngga, kalau iya alasane apa?mbak ganti obat
antibiotik apa?. ”
: ”Ngga mbak,soalnya dah cocok kok.”
: ”Mbak tahu ngga tentang Penyakit Menular Seksual?. ”
: ”Ngga tahu persisnya sih mbak tapi katanya penyakit itu aneh-aneh gitukan
mbak, sampai ”anunya” bisa luka,ngga sembuh-sembuh. “
: ”Iya,ada yang seperti itu, maaf sebelumnya ya mbak. Mbak sendiri pernah
ngga alamin penyakit demikian?. ”
: ”Aku sih pernah ngerasa kalau kencing panas dan perih mbak. ”
: ”Trus mbak ngga ke GL? GL tiap selasa dan jumat mulai 15.30, kalau sakit ke
situ aja.Penyakit Menular Seksual itu lho mbak penyakit yang biasanya
ditularkan melalui hubungan seks. Contohnya Sipilis, GO, Klamidia, Kutu
Kelamin, dll. Mbak kalau minum obat antibiotik biasanya berapa kali
sehari?. ”
: ”Ngga,Lain kali kalau sakit aku ke situ deh,Ya ngga tentu mbak,kadang 3x, 2x
malah cuma 1x sehari. ”
: ”Berarti mbak dalam menggunakan obat antibiotik itu ngga berdasarkan
aturan pakenya ya?. ”
: ”Iya,emang yang benar gimana to mbak?. ”
: ”Kalau minum obat antibiotik tidak sama kayak minum obat flu biasa, yang
kalau udah sembuh berhenti.Harus ikut aturan pakenya misalnya aja 3x1
perhari dan diminum ampe habis. Karena obatnya bisa ngga berkasiat atau
ngga manjur lagi. Mbak selama ini tahu ngga kalau antibiotika yang mbak
pake bisa menjadi tidak berkhasiat?. ”
: ”Gak tau, biasanya kalo aku minum sembuh kok. ”
: ”Trus selama pake antibiotik pernah ngga ngerasain efek samping yang
merugikan ( misalnya ; mual, muntah, atau pusing ).”
: ”Untungnya ngga pernah tuh mbak.. ”
: ”Mbak kalau obat antibiotik yang dipakai sudah tidak manjur gimana dong?. ”
: ”Ngga tahu trus gimana dong mbak?. ”
: ”Ya solusinya bisa ganti antibiotik yang lain mbak, tapi mending mbak ke
dokter biar konsultasi ama dokternya. ”
: ”Iya.. ”
: ”Mbak tahu tentang alat kontrasepsi ngga?. ”
: ”Maksude seperti pil KB, kondomkan?. ”
: ”Iya mbak bener banget..Trus pake kondomnya sering ngga mbak?. ”
: ”Kadang-kadang aja, wong kadang tamu susah suruh pake kondom. ”
: ”Lho kok gitu mbak?. ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Y
X
Y
X
Y
X
Y
: ”Ya mau gimana lagi mbak, kalau ngga dapat duit ya ngga maem. ”
: ”Oh gitu, tapi emang mbak ngga takut tertular HIV/AIDS atau PMS ?. ”
: ”Ya takut lah mbak,tapi mau gimana lagi dah resikonya. ”
: ”Makanya mbak sebisa mungkin usahakan pake kondom setiap melayani
tamu. Pintar-pintar mbaknyalah bujuk tamunya. ”
: ”Ya mbak Ririn... ”
: ”Wah ternyata dah lama ngobrolnya,makasih loh mbak dah mau ngobrol ama
saya..lain kali kalau ada yang mau ditanyain ya,ditanyain aja ya...aku tak
muter2 lagi.”
: ”Sama-sama..mbak Ririn.. ”
Responden 7
Usia
Pendidikan
Lama Bekerja
Hari/ Tanggal
Waktu
Tempat
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
: 40 Tahun
: SD
: 2 Tahun
: Sabtu/ 15 Oktober 2006
: 19.30 WIB
: Pasar Kembang
: ”Permisi mbak....masih ingat ama aku ngga?. ”
: ”Mbak Ririnkan, Ada apa mbak?...mas Rizanya mana?. ”
: ”Cuma mau maen aja kok mbak,itu lagi ngobrol di sebelah.Gimana kabarnya
mbak?. ”
: ”Ya baik-baik aja mbak,bawa kondom ngga?.”
: ”Bawa,nih...mbak aku boleh nanya-nanya sebentar ngga?. ”
: ”Mau nanya apa mbak?aku jadi takut”
: ”Nanya tentang PMS dan antibiotik?.ngga usah tegang mbak,nyante aja. ”
: ”PMS?penyakit itu ya mbak?. ”
: ”Iya Penyakit Menular Seksual mbak tahu ngga tentang obat antibiotik?. ”
: ”Tahu dong, kaya amoksilin, binotal itu kan?. ”
: ”Ya, trus kapan mbak pertama kali pake obat antibiotik itu?. ”
: ”Ya sejak disini. Berarti dah 2 tahun ini.
: ”Mbak,sebelum disini dulu dimana?. ”
: ”Aku dulu dagang di Solo kena tipu,trus kelilit utang ya terpaksa kerja kayak
gini,untuk bayar utang. ”
: ”Oh gitu,Trus seberapa sering atau kapan mbak pake obat antibiotiknya?.
: ”Aku pake antibiotiknya setiap tiga hari sekali, pagi ama sore. ”
: ”Setiap tiga hari sekali mbak?. ”
: ”Iya... ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
X
Y
X
Y
: ”Biasanya pake antibiotik apa mbak?. ”
: ”Supertetra atau Binotal. ”
: ”Berarti pake dua macam antibiotiknya?. ”
: ”Iya,kalau yang satu habis ya,yang satunya lagi. ”
: ”Trus biasanya dapet obat antibiotiknya dari mana mbak?. ”
: ”Biasanya sich beli di apotik
: ”Mbak sebenarnya tahu, mengenai aturan pakai obat antibiotik yang benar
ngga?. ”
: ”Iya, waktu ke dokter pernah dikasih antibiotik juga,trus dokternya bilang
kalau minumnya harus habis dan minumnya harus sesuai aturan. Tapi aku
bandel kok mbak,minum sesuai keinginanku aja.
: ”Lha itu tahu kok minumnya malah gitu, emang mbak ngga tahu kalau
obatnya bisa ngga manjur lagi?.”
: ”Ga pernah tahu tuh mbak,soale pasti sembuh kok..kalau dari dokter obatnya
beda,tapi aku lupa namanya ngga tak habisin..soalnya dah enakan dua hari
gitu tak stop. ”
: ”Wah kalau saya jadi dokternya marah dong,,he3x tak kasih vitamin aja soale
mbak minum sesuka hati gitu,..apa ngga sayang duitnya dah berobat mahalmahal malah ngga di minum obatnya. Tahu ngga mbak, obat antibiotik
tersebut dapat menjadi tidak berefek ngga manjur lagi, jika penggunaannya
tidak sesuai dengan aturan pakainya?. ”
: ”Katanya sih gitu tapi aku slalu sembuh kok mbak... ”
: ”Iya mungkin sekarang, tapi kalau besok-besok ngga manjur gimana?. ”
: ”Ya ganti obat lainnya,habis mau gimana lagi mbak ..takute kalau ngga
minum obat kena penyakit gituan. ”
: ”Kalau boleh saran ya mbak, obatnya diminum atas petunjuk dokter aja,
seperti yang mbak bilang tadi, trus kalau ngga sakit jangan minumlah
mbak..oh ya..minum tiap saat tidak menjamin terhindar dari penyakit PMS
mbak..,Selama ini pernah merasakan efek samping belum, selama pake
antibiotik itu?. ”
: ”Belum. ”
: ”Mbak sendiri tahu tentang Penyakit Menular Seksual,tahunya piye
maksudnya sejelas apa?. ”
: ”Ya Cuma tahu kalau kita kencing panas, keputihan bau, sakit waktu
berhubungan gitu..ama pernah dengar raja singa atau apa gitu... ”
: ”Penyakit Menular Seksual tu ya emang kaya gitu ya ada Sifilis, GO (
Gonnorhea), Klamidia dan masih banyak lagi. ”
: ”Selama mbak kerja disini keluhan-keluhan apa yang mbak pernah rasakan?. ”
: ”Aku kalau kencing perih banget,trus kalau ada keputihan warna ampe ijo-ijo
gitu trus agak bau,pernah juga habis berhubungan dengan tamu sakit banget
ampe tiga hari saya ngga kerja.. ”
: ”Trus klo dah ngrasa kaya gitu biasanya apa yang dilakukan?. ”
: ”Ya tak minumin antibiotik, biasanya terus sembuh. ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
: ” Mbak kalau masih sakit gitu mending ke GL, disana juga ada test lab. nya
juga. Selama ini setiap melayani tamu mbak pake kondom terus ngga?
: ”Kalo aku pake kondom ama tamu baru aja,tapi kalau ama tamu langganan
ngga.. ”
: ”Loh kok gitu mbak?/ ”
: ”Ya..gimana tamunya malah bilang kamu kena penyakit ya..?. ”
: ”Ya mbak harus bisa bujuk dan menjelaskan demi kebaikan bersama,baik
mbak ama tamunya..jangan lupa pake kondom ya,..besok-besok kalau aku ke
sini lagi aku bawain gambar-gambar ama informasi tentang penyakit itu ya
mbak... ”
: ”Iya,mbak tak usahain... ”
: ”Ya dah mbak mungkin segitu dulu ngobrol-ngobrolnya, aku masih harus
muter bagi-bagi kondom,kalau kelamaan Riza malah bisa ninggalin
aku...Makasih ya mbak.. ”
: ”Ya sama-sama mbak.. ”
Responden 8
Usia
Pendidikan
Lama Bekerja
Hari/ Tanggal
Waktu
Tempat
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
: 29 Tahun
: SD
: 3 Tahun
: Senin 6 November 2006
: 20.00 WIB
: Pasar Kembang
: ”Malam mbak, kok sepi sih mbak !! ”
: ”Malam juga mbak,iya nih pada lum pulang kemarin lebarankan pada pulang
kampung gitu...mbak sendiri juga baru kelihatan ke mana aja?. ”
: ”He3x..aku juga liburan dong mbak... ”
: ”Mang liburan kemana?. ”
: ”Kalau pas hari raya aku ke Salatiga,masih ada saudara disana,trus kemarin 4
hari habis hari raya aku main ke Surabaya?. ”
: ”Aku aslinya Jawa timuran loh mbak,aku dari Sidoarjo kmrn mampir ngga ke
Lapindo?itu dekat rumah saya.. ”
: ”Oh,iya aku kemarin mampir kebetulan dari juanda ngga jauh-jauh banget jadi
sekalian..Maaf mbak aku lupa nama mbak siapa?Udah berapa lama kerja di
sini?. ”
: ”Prihain mbak,Ya udah sekitar 3 tahunan lebih hampir 4. ”
: ”Mba, klo aku mau tanya-tanya sebentar boleh ga?. ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
: ”Boleh aja, mau tanya apa mbak?. ”
: ”Mau tanya tentang obat antibiotik dan Penyakit Menular Seksual (PMS), tahu
ngga mbak obat antibiotik itu apa?. ”
: ”Jelas tahu dong mbak... ”
: ”Mba Atin sering ga pake antibiotik?. ”
: ”Tiap hari.. ”
: ”Tiap Hari mbak??Pertama kali pake antibiotik kapan mba?. ”
: ”Sekitar 2 tahunan yang lalu..gara2nya saya badannya pegel2 ngga hilang2
gitu mbak. ”
: ”Trus alasan mba pake antibiotik tiap hari kenapa?. ”
: ”Ya buat mencegah penyakit aja mbak,soalnya sejak itu trus ngga pegel2 lagi.
”
: ”Dulu yang menganjurkan minum antibiotik siapa mba? Dari diri sendiri,
temen atau dokter?. ”
: ”Aku dulu minun antibiotik dikasih tau ma temen, ya waktu badannya ngga
enak ituloh mbak. katanya biar ga terkena penyakit. ”
: ”Biasanya beli antibiotiknya dimana mbak?. ”
: ”Apotik. ”
: ”Kalau beli di Apotik bilangnya piye?. ”
: ”Mbak minta,Amoksisilinnya..langsung dikasih biasa 10 biji. ”
: ”Trus dikasih tau ga sama apotiknya cara pake obatnya?. ”
: ”Dikasih tau mbak, pakenya 3 X sehari dan harus dihabisin. ”
: ”Berarti seharusnya mbak tahu dong aturan pake obat gitu? Tapi kok minum
tiap hari?. ”
: ”Ya..saya ngga terlau mengerti..kalau minum ya ampe habis 3x sehari emang
ngga boleh ya kalau minum tiap hari?. ”
: ”Iya mbak,soalnya antibiotik itu bisa ngga berefek lagi loh ngga manjur mbak
apalagi kalau minumnya tiap hari dah gitu terus2 lagi selama 2 tahun. ”
: ”Oh jadi bisa kebal to mbak?. ”
: ”Ya, betul sekali... Kalau beli antibiotik biasanya merk apa mbak?. ”
: ”Ya itu tadi Amoksisilin.. ”
: ”Oh iya,pernah ngga mbak merasakan efek samping selam pake antibiotik?. ”
: ”Ngga pernah tuh mbak... ”
: ”Kalau Penyakit Menular Seksual tahu ngga mbak?. ”
: ”Tahu..dong aku pernah ikut penyuluhan. ”
: ”Apa coba?. ”
: ”Ya kaya sifilis,GO gitukan?. ”
: ”Ya, benar banget tapi ngga cuma itu mbak masih,banyak termasuk
HIV/AIDS, Klamidia, dan Kutu Kelamin. Selama kerja disini pernah ngga
mbak mengalami gejala-gejala penyakit seperti yang udah tak jelasin tadi?. ”
: ”Lum pernah,Cuma pegel2 gitu.. ”
: ”Trus mbak tahu, alat kontrasepsi itu apa?. ”
: ”Tahu.. ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
X
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
: ”Apa Dong?. ”
: ”Ya kaya kondom, pil KB, suntik KB.. ”
: ”Betul. ”
: ”Lha mbak Atin pake yang mana? pake kondom terus ngga?. ”
: ”Slalu mbak,aku takut banget.. ”
: ”Bagus,mang tamunya mau?. ”
: ”Ngga semua mau,tapi tak paksa..aku bilang kalau pake kondom pasti aman..
”
: ”Itu sikap yang bagus banget pertahankan ya mbak. demi kesehatan smuanya
jadi tamu ama mbak ngga rugi dua-duanya. Ya udah klo gitu aku tak pamit
pulang dulu ya mba, udah malam aku dah ngantuk.. Makasih banyak atas
informasinya dan jangan lupa pake kondomnya ya mbak!!! ”
: ”Ya, makasih juga ya mbak,hati-hati di jalan... ”
Responden 9
Usia
Pendidikan
Lama Bekerja
Hari/ Tanggal
Waktu
Tempat
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
: 27Tahun
: SMA
: 5 Tahun
: Selasa 14 November 2006
: 20.30WIB
: Pasar Kembang
: ”Hallo mbak, gmn kabarnya?. ”
: ”Baik, kemarin sakit ya mbak,mas Riza bilang gitu soalnya mas Riza turun
sendiri?. ”
: ”Iya mbak waktu pulang dari sini kehujanan deras banget yang malam-malam
banget itu mbak, yang lampunya mati..dah nunggu hujan ampe malam eh
malah tetap kena pas plngnya,aku nyampe rumah jam 24.30 rekor mbak plng
malam, besoknya demam deh ampe tiga hari. ”
: ”Kasihan banget mbak?jaga kesehatan ya mbak.. ”
: ”Mbak Nia, aku mau nanya2 boleh ngga mbak,..tapi sekarng kita ngobrol
tentang Antibiotik ama Penyakit Menular Seksual aja ya,,,masalah hukum
kemarin,aku lagi nanya temanku soalnya aku ngga ngerti masalah pengaduan
kekerasan rumah tangga gitu..yang jelas hasil visum dokter kemarin disimpan
biar jadi barang bukti ke kepolisian. ”
: ”Iya,mbak thx perhatiannya..iya mbak mau nanya apa. ”
: ”Tanya tentang obat antibiotik, mbak tahu? Antibiotik itu apa?. ”
: ”Tahu.”
: ”Biasanya pake antibiotik seberapa sering mbak?. ”
: ”Ya kalau pas sakit aja... ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
: ”Berarti kalau sakit berobat di dokter gitu baru di kasih obat..?Tahu ngga
mbak biasanya dokter kasih antibiotik apa?. ”
: ”Iya,wah aku ngga ingat obatnya apa mbak soalnya kalau sakit obat dari
dokter beda2 antibiotiknya.. ”
: ”Oh gitu,mang waktu itu mbak Nia sakit apa?. ”
: ”Biasanya Cuma radang tenggorokan ama kalau kencing perih ama panas itu
mbak.. ”
: ”Trus sampe sekarang masih rutin ke dokternya?. ”
: ”Ya kalau Cuma sakit aja..katanya dokternya obat antibiotik harus minum
ampe habis,harus ikut aturannya katanya bisa kebal, jadi saya pasti ikuti
semua petunjuk dokter takut mbak kalau kena aneh2,dulu pernah suntik
antibiotik ikut-ikut teman tapi ya dah ngga lagi..
: ”Emang yang benar seperti itu...Pernah rasa efek sampingnya ngga mbak dari
obat antibiotik?. ”
: ”Ngga pernah.. ”
: ”Trus mbak pencegahan Penyakit Menular Seksual pake apa?ituloh penyakit
yang pernah aku jelasin waktu itu... ”
: ”Iya aku ingat yang ada GO,Sifilis,HIV/AIDS jugakan mbak? Aku kadang
cuma minum jamu untuk jaga kesehatan yamg pahit-pahit itulah mbak.. ”
: ”Wah ternyata mbak Nia masih ingat...kalau kontrasepsi tahukan mbak?.”
: ”Jelas dong mbak,ya salah satunya kondom inikan..aku balik naya nih mbak,
katanya ada kondom perempuan ya mbak?gmn tuh udah ada lum di
Indonesia?. ”
: ”Wah Mbak Nia pengetahuannya bagus, emang tahu dari mana? Iya emang
ada klo di INA sendiri aku lum tahu udah masuk lum, tapi setahuku harganya
masih mahal..kemarin dari GL sendiri ngajuin bantuan ke WHO untuk
diperbantukan kondom cewek tuh,lumayankan kalau bisa dapat...Mbak Nia
sendiri slalu pake kondom ngga?. ”
: ”Ya udah pastilah mbasaya slalu pake kondom. Sayakan punya anak masih
kecil kalau saya sakit trus anak saya nanti gimana coba..saya suka baca mbak
jadi tahu tentang informasi tadi. ”
: ”Itu bagus banget mbak...emang tamu ngga pernah nolak...?. ”
: ”Itu dah komitmen awal mbak jadi kalau dia ngga mau ya udah,yang jelas saya
tetap pake kondom. Makanya kalau ada kondom cwek tambah enak ya mbak..
”
: ”Iya,setahuku bisa di cuci lagi jadi ngga sekali pake.Mbak makasih ya dah
mau ngobrol banyak dengan saya,aku pulang ya mbak dah malam nih,takut
kehujanan lagi.. ”
: ”Ya.. mbak hati2..ya jagan sakit lagi ya.. ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Responden 10
Usia
Pendidikan
Lama Bekerja
Hari/ Tanggal
Waktu
Tempat
X
Y
X
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
: 37Tahun
: SMA
: 5 Tahun
: Minggu /29 November 2006
: 15.30 WIB
: Pasar Kembang
: ”Sore mbak… gimana kabarnya mbak?.
: ”Baik..kok tumben sore2 mbak?mbak sendiri gimana kabarnya?.
: ”Aku juga baek-baek aja kok mbak, tadi iseng kayaknya kalau jalan sore2
enak..”
: ”Kalau sore ternyata sepi ya mbak?.”
: ”Iya pada tidur...”
: ”Ini ganggu ngga mbak,soalnya aku mau nanya2 tentang obat antibiotika ama
Penyakit Menular Seksual..?.”
: ”Ya ngga mbak,wong lagi nyante..”
: ”Disini kerja sudah berapa lama?.”
: ”Aku kerja disini dah ada 5 tahunan gitu..”
: ”Mbak tau tentang antibiotika?.”
: ”Aku ngga tahu banget…”
: ”Antibiotika dapat digunakan untuk mengobati infeksi Contohnya
Amoksisilin, Ampisilin, penisilin, dll.Mbak pernah pakai gak?.”
: ”Oh itu,aku pake Amoksisilin..”
: ”Kapan pertama kali mbak pakai?.”
: ”Sudah lama, aku lupa.”
: ”Berapa kali dalam sehari mbak minum obat tersebut?.”
: ”Wah kalau itu ngga pasti asal badan sakit atau ngga enak tak minum aja.. tapi
kadang sebulan tiga kali,ya suka-suka deh mbak..”
: ”Yang menyarankan minum obat tersebut siapa?.
: ”Diri sendiri.”
: ”Cuma obat itu atau obat apalagi yang biasa mbak pakai?.”
: ”Kadang Supertetra.. kalau Amok ngga ada..”
: ”Mbak tau tentang Penyakit Menular Seksual?.”
: ”Tau, kayak sifilis, AIDS khan?.”
: ”Ya, Pernah terkena gak?.”
: ”Pernah kayaknya, tapi aku lupa.Tapi bukan AIDS.”
: ”Obat yang mbak pakai bisa tidak berkhasiat lagi, mbak tau gak?.”
: ”Gak tau, biasanya kalo aku minum sembuh.”
: ”Obat khan ada aturan pakainya, mbak tau gak?.”
: ”Gak.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
X
Y
X
Y
X
Y
X
Y
: ”Aturan pakai obat itu misalnya obat ini diminum sebelum atau sesudah
makan, 1 kali sehari, dll. Apa yang mbak lakukan kalo obat tersebut ada
aturan pakainya?.”
: ”Aku gak pernah liat aturan pakai obat. Kalo sudah sembuh ya sudah. Obat
yang aku minum biasanya sebelum makan. ”
: ”Oooo.Selama minum obat tersebut pernah mengalami efek samping?.”
: ”Gak pernah tuh. ”
: ”Kalau kondom selalu pake ngga mbak? Itu alat kontrasepsi itu mbak.. ”
: ”Kalau itu pasti dan selalu karena aku paling takut ama penyakit2 itu.. ”
: ”Bagus dong mbak,ya dah mbak aku pamit pulang dulu ya..dah sore nih.. ”
: ”Ya sama-sama mbak. ”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Lampiran 8. Leaflet PMS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 9. Lefleat HIV/AIDS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 9. Lefleat Antibiotika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
HIV/AIDS DAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL LAINNYA
APAKAH ITU
BERAPA
JUMLAH
PENDERITANYA
TANDA
CARA
PENYEBARAN
HUMAN
IMMUNODEFICIENCY
VIRUS HIV
Virus yang
menurunkan sistem
kekebalan tubuh yang
dapat menyebabkan
AIDS
60 juta orang terkena
HIV
20 juta orang sudah
meninggal karena
AIDS
Berat badan turun,
gejala seperti flu,
diare, lelah, demam
terus menerus,
berkeringat malam,
sakit kepala,
gangguan mental,
infeksi jamur berat
vagina yang berulang
Kadang tanpa tanda ±
10 tahun.
Hubungan seks
melalui vagina, oral,
dan anal yang tanpa
kondom, air susu ibu,
dan jarum yang
tercemar. Risiko
terjangkit HIV melalui
hubungan seks vagina
KLAMIDIA
HERPES
GENITAL
Infeksi bakteri
di sekitar
genital
Virus yang
menginfeksi
daerah genital
dan kadang di
sekitar mulut.
Kira-kira 3 juta
kasus baru/
tahun.
Kejadian
tertinggi pada
umur 15-19
tahun.
45 juta orang
menderita
penyakit ini.
1 juta penderita
baru/tahun.
Sebagian
pasien wanita
tanpa tanda,
tetapi pasien
pria
mengalami
tanda.
Perdarahan
vagina (yang
bukan haid),
lendir yang
tidak normal,
nyeri sewaktu
kencing terjadi
1-3 minggu
setelah
terinfeksi.
Hubungan
seks melalui
vagina, oral,
dan anal yang
tanpa
kondom.
Sebagian besar
tanpa tanda.
Herpes 1: bisul
di mulut yang
bisa menyebar
ke genital.
Herpes 2:
umumnya di
genital tetapi
dapat menyebar
ke mulut
Bisa timbul
bengkak nyeri di
berbagai bagian
tubuh.
Infeksi awal:
gejala seperti
flu, demam,
sakit kepala,
pembengkakan
kelenjar.
Hubungan seks
melalui vagina,
oral, dan anal
yang tanpa
kondom.
Tersentuh
bagian yang
terinfeksi (tidak
selalu terlihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
lebih tinggi pada
wanita.
PENGOBATAN
AKIBAT
SELANJUTNYA
UJI
APAKAH ITU
BERAPA
JUMLAH
PENDERITANYA
TANDA
jelas).
AIDS belum ada
obatnya. Antivirus
menghambat
perkembangan virus
dan munculnya AIDS.
Makin cepat diobati
hasilnya lebih baik.
Antibiotika
untuk pasien
dan
pasangannya
saat
bersamaan.
Belum ada obat
yang
menyembuhkan.
Antivirus dapat
digunakan untuk
mengurangi
nyeri, gatal, dan
kekambuhan.
HIV melemahkan
kemampuan tubuh
melawan infeksi,
rentan terkena kanker
tertentu dan infeksi
tertentu, contoh infeksi
paru: Pneumocystis
carinii pneumonia dan
TBC; 30% bayi dari
wanita HIV akan
menderita HIV.
Kemandulan
dan
meningkatkan
risiko terinfeksi
HIV. Pada
wanita, infeksi
dapat
menyebar ke
rahim dan
panggul.
Bisul yang
sering kambuh.
Penularan ke
janin lewat ibu
jarang. Tetapi
bayi yang
terinfeksi herpes
sangat sakit.
Apus sel dari mulut,
tes darah, dan urin.
Apus sel atau
lendir dari
tenggorokan,
leher rahim,
dubur, dan
mulut saluran
penis. Tes
kencing.
Tanda diperiksa
secara
penglihatan. Tes
darah untuk
membedakan
herpes tipe 1
atau tipe 2.
SIFILIS
GONORRHEA
(GO)
TRIKOMONAS
Infeksi yang
disebabkan organisme
kecil, yang menyebar
di seluruh tubuh
Infeksi bakteri
di sekitar
genital
Infeksi parasit di
daerah genital.
Kira-kira 70.000 kasus
baru per tahun
Kira-kira
650.000 kasus
baru/ tahun.
Kejadian
tertinggi pada
umur 15-19
tahun.
5 juta kasus
baru per tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Tahap awal antara 3
bulan setelah infeksi,
bisul tunggal di genital
atau mulut muncul 15minggu. Sering tanpa
tanda.
Tahap 2, setelah bisul
hilang, muncul
kemerahan di telapak
tangan-kaki, dan
genital.
CARA
PENYEBARAN
PENGOBATAN
AKIBAT
SELANJUTNYA
Rasa terbakar
saat kencing,
keluar cairan
vagina/penis
hijau
kekuningan,
dan untuk
wanita bisa
terjadi
perdarahan
vagina yang
tidak normal
dan nyeri
panggul.
Sebagian
pasien tanpa
gejala.
Sering tanpa
tanda terutama
pada pria.
Lendir vagina/
penis berbusa,
bau, kuning
kehijauan, rasa
tidak nyaman di
sekitar vagina
terjadi antara 4
hari-1 bulan
setelah
terinfeksi.
Hubungan seks
melalui vagina, oral,
dan anal yang tanpa
kondom serta saat
berciuman.
Hubungan
seks melalui
vagina, oral,
dan anal yang
tanpa
kondom.
Hubungan seks
melalui vagina,
oral, dan anal
yang tanpa
kondom.
Bila cepat diobati
antibiotika infeksi
dapat sembuh. Tetapi
kerusakan tubuh tidak
dapat diperbaiki.
Pasien dan
pasangannya harus
diobati bersamaan.
Antibiotika
untuk pasien
dan
pasangannya
saat
bersamaan.
Antibiotika untuk
pasien dan
pasangannya
saat
bersamaan.
Bila tidak diobati,
tanda bisa hilang
tetapi infeksinya tetap.
Tahap 3, merusak
otak, jantung, sistem
saraf, dan dapat
menimbulkan
kematian. Selama
kehamilan, penyakit ini
bisa merusak janin.
Kemandulan
dan
meningkatkan
risiko terinfeksi
HIV. Pada
wanita, infeksi
dapat
menyebar ke
rahim dan
panggul, pada
kehamilan
dapat
menyebabkan
bayi lahir buta
Meningkatkan
risiko terinfeksi
HIV, komplikasi
selama
kehamilan.
Infeksi sering
berulang-ulang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
dan infeksi
selaput otak.
UJI
Tes darah, apus bisul
dan luka.
Apus sel atau
sampel lendir
mulut, servik,
anus, dan
penis. Tes
urin.
Apus lendir
vagina dan
penis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi yang berjudul Pengaruh Edukasi Tentang
Penyakit Menular Seksual Terhadap Perilaku dalam
Penggunaan Antibiotika pada Pekerja Seks Komersial
di
Lokasi Pasar Kembang Yogyakarta Tahun 2006
mempunyai
nama
lengkap
Severina
Sri
Haryuni
Wiratwanti. Penulis dilahirkan di Merauke, 8 Januari 1983,
anak keempat dari empat bersaudara, pasangan Bapak
Johanes Muchalif dan Ibu Maria Gorreti Sri Mulyani.
Penulis mulai mengenal bangku sekolah di TK Santa Maria
Gorreti Merauke pada tahun 1987-1989, melanjutkan sekolah dasar di SD Santo
Agustinus Bambu pemali tahun 1989-1995, kemudian melanjutkan pendidikan ke
SLTPN 1 Merauke tahun 1995-1998. Tahun 1998 melanjutkan pendidikan di SMUN
1 Merauke sampai tahun 2001. Tahun 2001 penulis melanjutkan pendidikan di
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama kuliah di Fakultas
Farmasi Sanata Dharma, penulis pernah mengikuti kegiatan kepanitiaan seperti
Titrasi 2003, Sumpahan Apoteker Angkatan VIII dan Sumpahan Apoteker Angkatan
IX.
123
Download