pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode

advertisement
PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE
KONSTRUKTIVISME DI KELAS V
DINI NURSARI
[email protected]
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Siliwangi Bandung
ABSTRAK
Pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode konstruktivisme adalah suatu pembelajaran dalam menulis dengan
proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Pengetahuan
bukanlah seperangkat fakta-fakta yang siap untuk diambil dan diingat. Tetapi manusia harus membangun pengetahuan itu
menjadi bermakna melalui pengalaman yang nyata. Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa
bekerja mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Tujuan penelitian ini yaitu: mengetahui peningkatan
kemampuan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode konstruktivisme, mengetahui keefektifan menulis
puisi dengan menggunakan metode konstruktivisme dan mengetahui hasil pembelajaran menulis puisi dengan metode
konstruktivisme. Dengan menggunakan teknik analisis deskriptif untuk mengukur keefektifan metode yang digunakan dalam
pembelajaran menulis puisi diperoleh jumlah nilai rata-rata tes awal 64 sedangkan pada nilai tes akhir diperoleh rata-rata
78,7. Maka terdapat peningkatan antara nilai tes awal dan tes akhir, hal ini menunjukkan siswa menyukai pembelajaran
menulis puisi dengan menggunakan metode konstruktivisme.
Kata Kunci: pembelajaran, menulis, puisi, konstruktivisme.
PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki peranan yang penting
dalam upaya mengembangkan dan mewujudkan
potensi yang dimiliki siswa. Bahkan, pendidikan
merupakan agen penting dalam membentuk pribadi
bangsa.
Peningkatan potensi siswa tersebut bisa
dimulai dengan menumbuhkan keterampilan dan
kemampuan berpikir siswa seperti berpikir: kritis,
kreatif, logis, sistematis, dan
argumentatif.
Kemampuan berpikir itu merupakan sesuatu yang
perlu dimiliki siswa sebagai bekal dalam menghadapi
permasalahan yang kelak dihadapi.
Begitu pun dengan pembelajaran bahasa
Indonesia dalam KTSP secara umum bertujuan agar
siswa dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien
sesuai etika yang berlaku, baik lisan maupun tulis,
menghargai dan bangga menggunakan bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan, memahami
bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat
dan kreatif untuk berbagai tujuan, menikmati dan
memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperhalus budi
pekerti, serta
meningkatkan
pengetahuan
dan
kemampuan
berbahasa, menghargai dan membanggakan sastra
Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual
manusia Indonesia.
Adapun ruang lingkup pembelajaran bahasa
Indonesia dalam KTSP mencakup komponen
berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi
aspek berbicara, mendengarkan, membaca dan
menulis.
Keterampilan menulis sebagai salah satu dari
empat keterampilan berbahasa mempunyai peranan
penting dalam kehidupan manusia. Dengan menulis
seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan
untuk mencapai maksud dan tujuannya, karena
keterampilan menulis merupakan salah satu alat
komunikasi tulisan yang dituangkan melalui alat tulis
dengan mencurahkan bahasa seseorang berdasarkan
pengetahuan,pengalaman dan kemampuan berpikir
yang dimiliki.
Menulis puisi sangat penting dalam
pengajaran bahasa Indonesia karena dengan menulis
puisi siswa secara utuh terampil menggunakan bahasa
untuk mengungkapkan perasaannya. Semua itu
memerlukan pengetahuan, kepekaan batin dan daya
imajinasi
Namun, pembelajaran menulis puisi kurang
diminati oleh siswa karena siswa sering mengalami
kesulitan dalam menulis puisi yaitu menuangkan serta
menemukan gagasan awal dalam menulis, dan
bagaimana memulai merangkaikan kata-kata serta
rendahnya bakat dan minat siswa dalam menguasai
keterampilan menulis puisi.
Untuk meningkatkan kemampuan siswa
tersebut, para pengajar atau guru hendaknya mampu
mentransfer ilmu dengan berbagai metode yang dapat
mengarahkan siswa untuk membantu mengatasi
kesulitan-kesulitan
tersebut
dan
membuat
pembelajaran menulis puisi menjadi pembelajaran
yang menarik sehingga meningkatkan kemampuan
siswa dalam menulis puisi.
Metode konstruktivisme merupakan bagian
dari strategi pernbelajaran Contexlual Teaching and
Leaming (CTL) yang dapat memudahkan siswa dalam
menulis puisi. Konstruktivisme adalah proses
membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam
struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
Menurut konstruktivisme pengetahuan itu memang
berasal dari luar, akan tetapi di kontruksi oleh dan
dari dalam dirinya sendiri. Oleh karena itu,
pengetahuan terbentuk oleh dua faktor penting, yaitu
objek yang menjadi bahan pengamatan dan
kemampuan subjek untuk menginterpretasikan objek
tersebut. Dengan demikian pengetahuan itu tidak
bersifat statis tetapi bersifat dinamis, tergantung
individu yang mengkontruksinya.
Alasan dipilihnya metode konstruktivisme
untuk memudahkan dan meningkatkan kemampuan
siswa dalam menulis puisi.
Berdasarkan latar belakang masalah yang
telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan
diteliti dalam penelitian ini yaitu: 1) apakah
pembelajaran menulis puisi dengan metode
konstruktivisme dapat meningkatkan kemampuan
menulis siswa? ; 2) apakah pembelajaran menulis
puisi dengan metode konstruktivisme cukup efektif ? ;
3) bagaimanakah hasil pembelajaran menulis puisi
dengan menggunakan metode konstruktivisme?
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada
penelitian ini, yaitu: 1) mengetahui peningkatan
kemampuan pembelajaran menulis pusi siswa dengan
menggunakan metode konstruktivisme; 2) mengetahui
efektifitas penggunaan metode konstruktivisme bagi
siswa pada pembelajaran menulis puisi; 3) mengetahui
hasil pembelajaran menulis puisi dengan metode
konstruktivisme.
Sedangkan hipotesis penelitian sebagai
berikut: 1) pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan
metode
konstruktivisme
dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi;
2) metode konstruktivisme dapat mempengaruhi
efektifitas menulis puisi siswa; 3) penggunaan metode
konstruktivisme
berhasil
diterapkan
dalam
pembelajaran menulis puisi pada siswa kelas V.
KAJIAN TEORI DAN METODE
Pembelajaran adalah suatu cara bagaimana
mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik
atau pembelajaran merupakan suatu transformasi
kepada anak didik untuk menumbuhkan kompetensi
dirinya baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
( Suyono, 2011:19)
Menulis adalah melukiskan lambang-lambang
grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipaharni oleh seseorang, sehingga orang lain dapat
membaca lambang-lambang grafik tersebut dan
mereka memahami bahasa dan grafik tersebut.
(Tarigan,1994:22)
Secara etimologi, istilah puisi berasal dari
kata bahasa Yunani poeima membuat atau poeisis
yang berarti penciptaan, dan dalam bahasa Inggris
disebut poetry yang erat berhubungan dengan kata poet dan kata -poem. Puisi diartikan membuat dan
pembuatan karena lewat puisi pada dasarnya seorang
telah menciptakan suatu dunia sendiri, yang mungkin
berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu,
baik fisik maupun batiniah ( Aminuddin,2010:134 ).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2000:794), puisi adalah ragam sastra yang bahasanya
terikat oleh irama, matra, rima serta penyusunan larik.
Menurut I A Richard dalam Herman J
Waluyo, menyebutkan bahwa unsur-unsur pembangun
puisi terbagi menjadi dua yaitu unsur hakiki yang
menjiwai puisi atau struktur batin dengan istilah
hakikat puisi terdiri atas tema, perasaan, nada dan
amanat. Sedangkan unsur yang kedua yaitu unsurunsur bentuk atau struktur fisik puisi yakni unsur
estetik yang membangun struktur luar dari puisi dan
merupakan satu kesatuan yang utuh yang terdiri dari
diksi, pengimajian, kata nyata, majas.rhythm, rima dan
tata wajah.
Konstruktivisme adalah salah satu filsafat
pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan
kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri (Von
Glasersfeld dan Matthews dalam Suparno,1996;18).
Konstruktitivisme adalah suatu landasan
berfikir (filosifis) dalam pendekatan kontrkstual, yaitu
bahwa pengetahuan itu dibangun oleh manusia sedikitdemi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks
yang terbatas. Dan pengetahuan bukanlah seperangkat
fakta-fakta konsep atau kaidah yang siap untuk
diambil dan diingat. Manusia harus membangun
pengetahuan itu bermakna melalui pengalaman yang
nyata. (Susilana,2005 : 45).
Menurut Merril dalam Suyono (2011;106)
asumsi dasar konstruktivisme, yaitu 1) pengetahuan
dikonstruksikan melalui pengalaman ; 2) belajar
adalah penafsiran personal tentang dunia nyata; 3)
belajar adalah proses aktif di mana makna
dikembangkan berlandaskan pengalaman ; 4)
pertumbuhan konseptual berasal dari negoisasi makna,
saling berbagi tentang perpektif ganda dan
pengubahan representasi mental melalui pelajaran
kolaboratif ; 5) belajar dapat dilakukan dalam setting
nyata, ujian dapat diintegrasikan dengan tugas-tugas
dan tidak merupakan aktivitas yang terpisah.
Driver dan Oldham dalam Suparno(1996;69)
mengatakan bahwa pembelajaran yang menggunakan
pendekatan konstruktivisme terdiri dari beberapa
langkah-langkah berikut ini :
1. Orientasi. Murid diberi kesempatan untuk
mengembangkan motivasi dalam mempelajari dari
suatu topik. Murid diberi kesempatan untuk
mengadakan observasi terhadap topik yang hendak
dipelajari.
2. Elicitasi. Murid dibantu untuk mengungkapkan
idenya secara jelas dengan berdiskusi, menulis,
membuat poster, dan lain- lain. Murid diberi
kesempatan untuk mendiskusikan apa yang
diobservasikan, dalam wujud tulisan, gambar,
ataupun poster.
3. Restrukturisasi ide. Dalam hal ini ada tiga, yaitu :
a. Klarifikasi ide yang dikontraskan dengan ide-ide
atau teman lewat diskusi ataupun lewat
pengumpulan ide-ide lain, seseorang dapat
terangsang untuk merekonstruksi gagasannya
jika tidak cocok atau sebaliknya, menjadi lebih
yakin bila gagasannya cocok.
b. Membangun ide yang baru. Ini terjadi dalam
diskusi itu idenya bertentangan dengan ide lain
atau idenya tidak dapat menjawab pertanyaanpertanyaan yang diajukan teman-teman.
c. Mempelajari ide barunya dengan eksperimen.
Jika dimungkinkan ada baiknya bila gagasan
yang baru dibentuk itu diuji dengan suatu
percobaan atau persoalan yang baru.
4. Penggunaan ide dalam banyak situasi. Ide atau
pengetahuan yang telah dibentuk oleh siswa perlu
diaplikasi pada bermacam-macam yang dihadapi.
Hal ini akan membuat pengetahuan murid lengkap
dan bahkan lebih rinci dengan segala macam
pengecualiannya.
5. Review. Bagaimana ide itu berubah. Dapat terjadi
bahwa dalam aplikasi pengetahuannya pada situasi
yang dihadapi sehari-hari, seseorang perlu
merevisi gagasannya entah dengan menambahkan
suatu keterangan ataupun mungkin dengan
mengubahnya menjadi lebih lengkap.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
yaitu
metode
penelitian
yang
berusaha
menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai
dengan apa adanya. Dengan metode deskriptif,
penelitian memungkinkan untuk melakukan hubungan
antar variabel, menguji hipotesis. mengembangkan
generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki
validitas universal.
Berdasarkan pengertian di atas penulis akan
mengumpulkan dan menganalisis data hasil
pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan
metode konstruktivisme sebagai upaya meningkatkan
kemampuan dan kreatvitas siswa sehingga dapat
mendukung hipotesis yang telah dirumuskan
materi pembelajaran melalui tes awal dan tes akhir
dilakukan dengan langkah berikut ini :
S = R
N = SS x 100
STI
Keterangan :
S
= Skor yang diperoleh siswa
R
= Jawaban yang benar
N
= Nilai
SS
= Skor Siswa
STI = Skor Total Ideal ( 20 )
Tabel 2
FREKUENSI NILAI TES AWAL
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V
dengan jumlah populasi sebanyak 104 orang
sedangkan jumlah sampel yang diambil sebanyak 30
orang dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 1
Banyaknya Siswa Kelas V
Laki - laki
Perempuan
12
18
Penilaian ini digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa dan untuk mengetahui kemajuan
siswa dalam menulis puisi dengan menggunakan
metode konstruktivisme. Selain itu penilaian juga
sebagai suatu pedoman bagi peneliti dalam
menganalisis hasil menulis siswa. Dalam memberikan
penilaian peneliti menentukan beberapa aspek yang
dinilai sesuai untuk tingkat sekolah dasar meliputi
aspek ketepatan judul sesuai tema, imajinasi,
penggunaan gaya bahasa dan diksi.
Adapun teknik uji statistik atau teknik analisis
deskriptif, yakni untuk menganalisis penguasaan
Nilai ( n )
Frekuensi
Jumlah
Nilai ( fn )
85
1
85
80
3
240
75
2
150
70
4
280
65
6
390
60
5
300
55
6
330
50
3
150
Jumlah
f = 30
fn = 1925
Langkah-langkah
adalah sebagai berikut :
perhitungan
statistik
1. Menentukan nilai rata-rata dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
Nilai rata-rata (ñ) =
𝑓ñ
𝑓
Keterangan : ñ = Nilai rata-rata
fn = Jumlah nilai
f
= Frekuensi
Berdasarkan hasil perhitungan di atas
diperoleh nilai rata-rata 64. Jadi dapat dibuat
kesimpulan sementara bahwa siswa belum dapat
mencapai tujuan pembelajaran menulis puisi seperti
yang diharapkan, dengan kriteria ketuntasan
minimum 72. Oleh karena itu, penulis mencoba
dengan
menggunakan
metode
pembelajaran
konstruktivisme, dengan harapan siswa mendapatkan
nilai lebih tinggi dari sebelumnya.
Tabel 3
FREKUENSI NILAI TES AKHIR
Nilai ( n )
Frekuensi
Jumlah
Nilai (fn )
95
2
190
90
2
180
85
3
255
80
11
880
75
7
525
70
3
210
65
0
0
60
2
120
Jumlah
f = 30
fn = 2360
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan
yaitu 1) pelaksanaan pembelajaran menulis puisi
dengan menggunakan metode konstruktivisme dapat
membuat siswa menjadi lebih antusias, karena siswa
dapat menuangkan tulisannya dengan mengaitkan
pengalaman hidup berdasarkan pengamatan, apa yang
dirasakan, dan apa yang dialaminya sendiri. Dengan
metode konstruktivisme respon atau keaktifan siswa
terhadap proses pembelajaran menulis puisi menjadi
meningkat; 2) pembelajaran menulis puisi dengan
menggunakan metode konstruktivisme lebih efektif,
karena
pembelajaran
metode
konstruktivisme
menekankan
bahwa
pengetahuan
bukanlah
seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap
untuk diambil dan diingat. Manusia harus
mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna
melalui pengalaman nyata. Dengan konsep itu
pembelajaran berlangsung lebih menyenangkan dan
lebih aktif karena siswa bekerja mengalami bukan
transfer pengetahuan dari guru ke siswa; 3) hasil
analisis menunjukkan bahwa keterampilan menulis
puisi dengan menggunakan metode konstruktivisme
mampu meningkatkan kemampuan
siswa dalam
menulis puisi. Hal ini dapat dilihat pada tes awal
sebelum menggunakan metode konstruktivisme nilai
rata-rata baru mencapai 64, sedangkan nilai KKM 72,
setelah menggunakan metode konstruktivisme nilai
rata-rata siswa pada tes akhir meningkat menjadi 78,7.
DAFTAR PUSTAKA
Dengan diperoleh nilai rata-rata adalah 78,7
menunjukkan bahwa penguasaan siswa meningkat
dibandingkan dengan nilai perolehan rata-rata pretes.
Nilai rata-rata tersebut menunjukkan penguasaan
siswa terhadap materi menulis puisi dengan
menggunakan metode konstruktivisme mengalami
perkembangan.
SIMPULAN
Aminudin. 1955. Pengantar Apresiasi Karya Sastra,
Malang : Sinar Baru Algesindo
Amri,S.
2010.
Konstruksi
Pengembangan
Pembelajaran, Jakarta; Prestasi Pustaka.
Arikunto,S. 1997. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek, Jakarta : PT Rineka Cipta.
Supinah, P dan Suhendar, 1995, Sejarah Dan
Apresiasi Sastra Indonesia, Jakarta; Pionir
Jaya.
Suparno, P. 1997 . Filsafat konstruktivisme Dalam
Pendidikan, Yogyakarta ; Pustaka Penerbit.
Suyono. 2011. Belajar Dan Pembelajaran, Surabaya;
Rosda Pustaka
Tarigan, H.G. 1986 . Menulis Sebagai Suatu
keterampilan Berbahasa, Bandung : Angkasa
Tarigan, H.G. 2011. Prinsip-Prinsip Dasar Sastra,
Bandung : Angkasa
Waluyo, J.H. 1995. Teori Dan Apresiasi Puisi,
Jakarta; Erlangga.
Download