KEBIJAKAN PENGELOLAAN BAHAN GALIAN INDUSTRI DALAM RANGKA MENGURANGI KETERGANTUNGAN TERHADAP IMPOR LATAR BELAKANG • Bahan galian industri (BGI) banyak digunakan dalam industri manufaktur dan konstruksi • Perkembangan industri manufaktur dan konstruksi, meningkatkan permintaan beberapa jenis BGI • Indonesia memiliki potensi BGI yang beragam dan jumlahnya cukup besar, namun dalam pemenuhan kebutuhan beberapa jenis BGI masih impor • BGI impor umumnya telah memenuhi persyaratan kuantitas, kualitas, dan kontinuitas industri pemakai dalam negeri • Kondisi ini merupakan kerugian bagi negara, mematikan industri dalam negeri, devisa, dll PERKEMBANGAN BGI PERKEMBANGAN JUMLAH IMPOR – EKSPOR KAOLIN, (TON) 2001 – 2005 160,000.00 140,000.00 120,000.00 100,000.00 80,000.00 Impor 60,000.00 Ekspor 40,000.00 20,000.00 0.00 2001 2002 2003 2004 2005 PERKEMBANGAN NILAI IMPOR – EKSPOR KAOLIN, ( RIBU $ AS) 2001 – 2005 30,000.00 25,000.00 20,000.00 15,000.00 Impor 10,000.00 Ekspor 5,000.00 0.00 2001 2002 2003 2004 2005 PERMASALAHAN • ASPEK PRODUSEN 1. Pengusaha BGI Katagori Pengusaha Kecil 2. Kurangnya Dukungan Dari Lembaga Perbankan 3. Potensi Bahan Galian Industri Bersipat Menyebar 4. Masih Maraknya PETI 5. Implementasi Otda Yang Belum Seragam 6. Tumpang Tindih Kebijakan Dengan Sektor Lain PERMASALAHAN • ASPEK KONSUMEN 1. KUALITAS 2. KUANTITAS 3. KONTINUITAS PEMECAHAN MASALAH • Peningkatan Kualitas : – Penguasaan Teknologi Pengolahan Mineral, termasuk Rancang Bangun dan Rekayasa Peralatan – Mendorong Pembuatan Sentra-Sentra Pengolahan Mineral – Kerjasama Regional dan Internasional di bidang Penelitian dan Perdagangan • Kuantitas dan Kontinuitas : – Meningkatkan inventarisasi dan evaluasi potensi melalui eksplorasi yang intensif, serta meningkatkan produksi melalui eksploitasi untuk menjamin pasokan. – Mengembangkan pola pembiayaan seperti kredit usaha kecil. Pola pendanaan ini dimaksudkan untuk membantu pengembang melalui pemberian modal awal dengan tingkat suku bunga yang relatif rendah. – Meningkatkan konservasi cadangan bahan galian industri dalam upaya mempertahankan kelestarian cadangan bahan galian industri selama mungkin, dll. PEMECAHAN MASALAH • Kebijakan BGI : – Peraturan di daerah seharusnya berorientasi kepada penciptaan iklim investasi yang kondusif, tidak hanya mengejar peningkatan PAD – Dukungan dari Pemerintah terhadap kemudahan investasi, perijinan, pajak. – Melarang ekspor bahan mentah dan melakukan pengolahan dalam rangka meningkatkan kualitas dan nilai tambah BGI. – Melakukan proteksi terhadap komoditi-komoditi produk BGI dalam negeri dari serbuan produk impor. Meski tidak sesuai dengan semangat era globalisasi, pemerintah sebenarnya dapat melakukan proteksi tersebut melalui kerjasama antar negara (bilateral dan multilateral). PENUTUP • Pada dasarnya ketergantungan terhadap impor dapat dikurangi selama seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) mau bahu membahu membangun tatanan baru di sektor BGI nasional, mulai dari sektor hulu (pertambangan) sampai dengan sektor hilir (industri manufaktur) • Ketergantungan terhadap impor BGI dapat dikurangi melalui peningkatan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas pemasokan bagi sektor pengguna di dalam negeri, serta ditunjang oleh kebijakan yang kondusif Terimakasih