05 Pedoman Tesis

advertisement
I. PENDAHULUAN
Dalam sistem pendidikan di Program Pascasarjana Unsoed, tesis
merupakan sebagian dari persyaratan bagi mahasiswa untuk memperoleh
gelar magister. Oleh karena itu tesis merupakan kegiatan yang wajib
dilakukan oleh mahasiswa menjelang akhir masa studinya.
Penulisan Buku Pedoman Tesis ini dimaksudkan untuk
memberikan pedoman bagi mahasiswa dan juga pembimbing dalam
mengarahkan penulisan tesis pada Program Pascasarjana Unsoed. Namun
demikian, karena sifat ilmu adalah fleksibel, buku pedoman ini bukan
dimaksudkan untuk menyeragamkan secara kaku tentang format tesis
yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa, karena setiap bidang ilmu
memiliki kekhususan tersendiri yang lazim digunakan pada bidang
tersebut.
Tesis adalah salah satu bentuk karya ilmiah yang disusun oleh
mahasiswa S2 menjelang akhir masa studi. Penulisan tesis telah menjadi
ciri pokok kegiatan perguruan tinggi, khususnya bagi mereka yang
menempuh pendidikan program pascasarjana S2. Sebagai karya ilmiah,
tesis telah diakui dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
yang ditulis atau dikerjakan sesuai dengan tata cara ilmiah dan mengikuti
pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan.
Melalui pembuatan tesis ini, kalangan akademik pada suatu perguruan
tinggi dapat mengkomunikasikan informasi, gagasan , kajian dan atau
hasil penelitian.
Secara umum, tesis merupakan karya ilmiah dengan materi dan
tingkat kedalaman permasalahan yang di bahas memiliki cakupan yang
lebih luas dan mendalam. Karya ilmiah tersebut dapat ditulis berdasarkan
hasil penelitian, kajian pustaka, maupun hasil kerja pengembangan. Dari
segi kualitas, tesis harus lebih tinggi kualitasnya dibandingkan dengan
skripsi. Namun demikian, pembandingan itu hanya dapat dilakukan pada
satu bidang kajian yang sama, dan tidak berlaku bila dibandingkan
dengan bidang kajian yang lain.
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
1
Dalam penulisan tesis perlu diperhatikan kode etiknya. Secara
umum, ada dua hal yang terkait dengan etika dalam penulisan tesis.
Pertama, terkait dengan dengan pengutipan dan perujukan, perijinan
terhadap bahan yang digunakan, penyebutan sumber-sumber data yang
digunakan. Kedua, terkait dengan kejujuran penulis dalam menampilkan
data dan informasi yang ditulis dalam tesis.
Untuk menghindari unsur plagiasi dalam penulisan karya
ilmiah/tesis, seorang penulis karya ilmiah, yang mengambil rujukan dari
orang lain, atau menyadur yang menjadi hak orang lain, harus secara jujur
mengungkapkan hal-hal yang telah di rujuk tersebut. Apabila seorang
penyusun tesis/karya ilmiah menyadur atau merujuk karya orang lain
tanpa menyebut nama yang dirujuk, atau memodifikasi suatu model tanpa
menyebut model yang aslinya, dapat diidentikan dengan pencurian atau
plagiat. Selain itu, kejujuran seorang peneliti/penulis dalam menampilkan
data penelitian, juga harus diperhatikan. Tidak sedikit penulis yang
mencoba memanipulasi data hasil penelitian sehingga data yang
ditampilkan dalam laporan penelitian bukan merupakan data yang asli,
melainkan data yang telah diubah sesuai dengan kehendak peneliti.
2
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
II. USULAN PENELITIAN
Sebelum seorang peneliti melakukan penelitian, biasanya
diwajibkan untuk menyusun proposal penelitian. Tujuan penyusunan
proposal penelitian adalah untuk memberikan arah bagi pelaksanaan
penelitian yang dilakukan. Sebagai suatu rencana penelitian, isi dari
proposal penelitian secara umum terdiri dari: latar belakang masalah,
perumusan masalah dan lingkup penelitian, tujuan dan kegunaan
penelitian, kerangka teori, hipotesis, metode dan bahan penelitian, dan
daftar rujukan.
Penulisan proposal penelitian tidak menggunakan bab, melainkan
menggunakan angka, maupun hurub abjad. Berikut ini disajikan uraian
tentang isi proposal penelitian secara umum yang berlaku.
A. Judul
Judul penelitian sebaiknya ditulis secara singkat dan jelas sehingga
menggambarkan penelitian yang akan diusulkan. Jumlah kata dalam
setiap judul 5 - 20 kata.
B. Pendahuluan
Uraikan urgensi dan latar belakang penelitian.
C. Perumusan Masalah
Dalam merumuskan masalah dapat dikemukakan asumsi-asumsi dan
lingkup batasan masalah. Rumusan masalah ditulis secara jelas dan
bila perlu dalam bentuk kalimat tanya.
D. Tujuan
Uraikan secara singkat tujuan penelitiannya, apakah untuk
membuktikan suatu teori, membuat model, mengevaluasi suatu
program ataupun yang lainnya.
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
3
E. Kegunaan
Uraikan kegunaan penelitian baik secara teori maupun terapan, yang
meliputi pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,
pemecahan masalah pembangunan atau pengembangan kelembagaan.
F. Tinjauan Pustaka
Dalam bagian ini diuraikan dasar pemikiran (landasan teori) yang
menjadi dasar untuk melakukan penelitian, yang diperoleh dari
berbagai sumber kepustakaan (buku teks, jurnal, majalah, dokumen,
internet, dan sumber-sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah).
G. Metode
Uraikan metode penelitian secara rinci mulai dari pendekatan yang
digunakan sampai dengan analisisnya. Pokok-pokok bahasan yang
terkadung dalam metode penelitian paling tidak mencakup
rancangan/metode penelitian, materi dan sasaran penelitian, sampel
penelitian, lokasi penelitian, dan teknik analisis data. Namun
demikian tidak menutup kemungkinan dalam bagian ini juga
dicantumkan mengenai definisi konsep dan definisi operasional
penelitian.
H. Daftar Pustaka
(Lihat penulisan daftar pustaka)
4
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
III. BAGIAN-BAGIAN TESIS
Tesis sebagai karya ilmiah secara umum dibagi menjadi tiga
bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.
A. Bagian awal tesis.
Bagian awal tesis terdiri atas:
1. Sampul
2. Halaman Judul
3. Halaman persetujuan/pengesahan
4. Halaman pernyataan keaslian tesis
5. Halaman peruntukan/persembahan (jika Ada)
6. Halaman motto (jika ada)
7. Abstraksi (jika diperlukan)
8. Ringkasan dan summary
9. Halaman prakata
10. Halaman daftar Isi
11. Halaman daftar tabel (jika ada)
12. Halaman daftar gambar (jika ada)
13. Halaman daftar singkatan (jika ada)
14. Halaman daftar simbol (jika ada)
15. Halaman daftar lampiran (jika ada)
B. Bagian Utama Tesis
Bagian ini terdiri atas:
1. Pendahuluan terdiri atas:
- Latar belakang masalah
- Perumusan masalah
- Tujuan penelitian/tesis
- Manfaat penelitian
2. Tinjauan pustaka/ kerangka teori
3. Metode
4. Hasil dan pembahasan atau yang memuat isi pokok bahasan tesis
5. Kesimpulan dan saran
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
5
C. Bagian akhir tesis
Bagian ini terdiri atas:
1. Daftar Pustaka
2. Lampiran
3. Riwayat Hidup Penulis
A. Isi Bagian Awal
1. Halaman Sampul
Halaman sampul terdiri atas dua bagian, yaitu halaman sampul
luar (depan) dari karton (hard cover) dan sampul dalam dari
kertas HVS putih.
Sampul luar tesis berwarna coklat muda. Pada halaman sampul
luar tesis berisi: judul tesis, tulisan kata: “TESIS” (huruf kapital)
lambang Unsoed, nama lengkap penulis (tanpa gelar), nomor
induk mahasiswa, tulisan: “Program Pascasarjana Universitas
Jenderal Soedirman, nama kota, dan tahun diajukan (huruf
kapital).
Contoh sampul Luar lihat lampiran 1).
2. Halaman Judul
Halam judul tesis berisi hampir sama dengan sampul namun tidak
ada lambang Unsoed, hanya ditambahkan dengan tulisan
kalimat: “Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Magister pada Program Studi … ( isi sesuai dengan nama
program studinya).
Contoh sampul depan lihat lampiran 2.
3. Halaman pengesahan/persetujuan
Halaman pengesahan/persetujuan memuat judul tesis, nama
penulis dan kata pengesahan, tanda tangan tim penguji dengan
urutan Ketua Komisi pembimbing, anggota komisi pembimbing,
6
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
tim penguji, dan pengesahan Ketua Program Studi dan Direktur
Pascasarjana Unsoed.
Contoh halaman pengesahan pada lampiran 3a, 3b, dan 3c.
4. Halaman Pernyataan Keaslian Tesis
Halaman pernyataan keaslian tesis berisi tentang pernyataan,
bahwa karya ilmiah tesis merupakan hasil karya sendiri, bukan
hasil plagiat. Oleh karena itu apabila ternyata hasil karya ilmiah
tersebut hasil plagiat/bukan asli karya sendiri, maka penulis di
minta untuk mempertanggungjawabkan dan bersedia menerima
sanksi.
Contoh halaman pengesahan pada lampiran 4.
5. Halaman Peruntukan
Halaman peruntukan bukan merupakan halaman wajib untuk
diadakan. Pada halaman ini ditulis hal yang sifatnya pribadi
antara lain untuk siapa tesis tersebut dipersembahkan.
Contoh halaman peruntukan pada lampiran 5.
6. Halaman Motto (jika ada)
Seperti halnya halaman peruntukan, halaman motto juga tidak
harus ada. Pada halamn ini ditulis tentang motto yang digunakan
penulis, terutama dalam rangka penulisan tesis. Contoh halaman
motto pada lampiran 6.
7. Abstrak
Halaman abstrak dapat dijadikan sebagai pengganti summary
sehingga sifatnya pilihan (optional), atau jika diperlukan. Dengan
demikian apabila sudah dituliskan abstrak, maka tidak perlu ada
halaman ringkasan dan summary. Begitu pula sebaliknya..
Namun demikian keduanya boleh dicantumkan jika dikehendaki.
Jumlah kata dalam abstraksi sebaiknya tidak lebih dari 300 kata.
Contoh halaman abstraksi lihat lampiran 7
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
7
8. Ringkasan dan Summary
Ringkasan ditulis dalam dua bahasa; yaitu bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris. Oleh karena merupakan terjemahan, isi dan
kalimat-kalimat antar keduanya harus sama. Judul ringkasan
adalah sama dengan judul tesis diketik dengan huruf kapital pada
halaman baru. Judul ringkasan dan summary ditempatkan di sisi
halaman bagian atas. Ringkasan mencakup masalah penelitian,
tujuan penelitian, metode penelitian, hasil-hasil penelitian yang
menonjol dan masalah esensial lainnya yang terkait dengan
penelitian. Di dalam ringkasan tidak boleh ada kutipan (acuan)
dari pustaka. Jadi ringkasan merupakan hasil tulisan atau uraian
murni penulis. Ringkasan disusun dengan jumlah 600-800 kata (1
– 2 halaman) dan diketik satu spasi.
Contoh ringkasan dan summary pada lampiran 8a dan an 8 b.
9. Halaman Prakata
Prakata memuat uraian singkat proses penulisan tesis, ucapan
terima kasih dan tidak boleh ada uraian yang bersifat ilmiah.
Contoh halaman prakata pada lampiran 9
10. Halaman Daftar Isi
Halaman daftar isi diketik pada halaman baru dan diberi judul
daftar isi yang diketik dengan huruf kapital tanpa diakhiri titik
dan diletakaan di tengah atas kertas. Dalam daftar isi dimuat
daftar tabel, daftar gambar, judul bab dan subbab, daftar pustaka
dan lampiran. Keterangan yang mendahului daftar isi tidak perlu
dimuat dalam daftar isi. Judul bab diketik dengan huruf kapital,
sedangkan judul sub bab diketik dengan huruf kecil kecuali huruf
pertama tiap kata dalam subbab diketik dengan huruf besar. Baik
judul bab maupun sub bab tidak diakhiri dengan titik. Nomor bab
dapat menggunakan angka romawi atau angka arab, tergantung
mana yang dipakai Jarak pengetikan antar baris dan judul bab
yang satu dengan bab yang lain adalah dua spasi, sedangkan jarak
spasi antara anak bab adalah satu spasi.
Contoh halaman daftar isi pada Lampiran 10 a dan 10b.
8
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
11. Halaman Daftar Tabel (Jika ada)
Halaman daftar tabel diketik pada halaman baru. Judul daftar
tabel diketik dengan huruf kapital tanpa diakhiri titik dan
diletakan di tengah atas kertas. Daftar tabel memuat semua
tabel yang disajikan dalam teks dan lampiran. Nomor tabel
ditulis dengan angka diurut dari bab awal hingga akhir. Jarak
pengetikan judul (teks) tabel yang lebih dari satu baris diketik
satu spasi dan jarak antara judul tabel dua spasi. Judul tabel
dalam halaman daftar tabel harus sama dengan judul tabel
dalam teks.
Contoh halaman daftar tabel dilihat pada lampiran 11.
12. Halaman Daftar Gambar (Jika ada)
Halaman daftar gambar diketik pada halaman baru. Halaman
daftar gambar memuat daftar gambar, nomor gambar, judul
gambar dan nomor halaman, baik gambar yang ada dalam teks
dan dalam lampiran. Cara pengetikan pada halaman daftar
gambar seperti pada halaman daftar tabel.
Contoh halaman daftar gambar pada Lampiran 12.
13. Halaman Daftar Singkatan (Jika ada)
Halaman daftar singkatan memuat singkatan istilah/satuan.
Bagian daftar singkatan
tidak perlu selalu ada. Cara
pengetikannya adalah sebagai berikut :
a. Pada lajur/kolom pertama memuat singkatan;
b. Pada lajur/kolom kedua memuat keterangan singkatan yang
disajikan pada lajur pertama;
c. Penulisan singkatan diurut berdasarkan abjad latin dengan
huruf besar diikuti dengan huruf kecil.
Contoh halaman daftar gambar pada Lampiran 13.
14. Halaman Daftar Simbol (jika ada)
Halaman daftar simbol memuat simbol-simbol yang dipakai
dalam tesis. Halaman daftar simbol juga tidak harus selalu ada.
Cara pengetikannya adalah sebagai berikut :
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
9
a. Pada lajur/kolom pertama simbol;
b. Pada lajur/kolom kedua memuat keterangan simbol yang
disajikan pada lajur pertama;
c. Bila simbol ditulis dengan huruf yunani, penulisannya juga
berdasarkan abjad yunani;
d. Keterangan pada lajur kedua diketik dengan huruf kecil,
huruf pertama diketik dengan huruf besar.
Contoh halaman daftar gambar pada Lampiran 14
15. Halaman Daftar Lampiran (Jika ada)
Halaman daftar lampiran diketik pada halaman baru. Judul
daftar lampiran diketik di tengah atas halaman dengan huruf
kapital. Halaman daftar lampiran memuat nomor, teks judul
lampiran, dan halaman. Judul daftar lampiran harus sama
dengan judul lampiran. Lampiran memuat contoh perhitungan,
sidik ragam, peta, dan data pendukung lainnya. Contoh
halaman daftar lampiran pada Lampiran 15.
B. Isi Bagian Utama Tesis
Bagian utama tesis terdiri atas beberapa bab. Jumlah bab tidak
dibakukan, namun disesuaikan dengan ruang lingkup penelitian
penulis. Bagian utama umumnya terdiri atas: pendahuluan, tinjauan
pustaka, metode penelitian, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan
saran, serta daftar pustaka.
1. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bab pertama tesis yang mengantarkan
pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti,
untuk apa dan mengapa penelitian dilakukan. Bab pendahuluan
memuat: latar belakang, perumusan masalah, rung lingkup
penelitian, tujuan dan manfaat penelitian.
a.
Latar belakang penelitian:
Bagian ini memuat fakta-fakta atau gagasan-gagasan yang
relevan dengan masalah penelitian sebagai titik tolak
10 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
merumuskan masalah penelitian, alasan-alasan mengapa
masalah yang dikemukakan dalam usulan penelitian itu
dipandang menarik dan penting untuk diteliti.
b.
Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan penyederhanaan masalah
dan topik yang tertera dalam latar belakang masalah.
Dengan demikian perumusan masalah merupakan
pernyataan lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup
masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan
pembatasan masalah. Perumusan masalah tidak selalu
berupa kalimat tanya. Dalam merumuskan masalah dapat
dikemukakan asumsi-asumsi dan lingkup batasan
penelitian. Sebaiknya rumuan masalah ditulis secara
eksplisit dan jelas.
c.
Tujuan penelitian
Tujuan Penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin
dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian
mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian.
Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Tujuan
penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan.
d.
Manfaat penelitian
Pada bagian ini ditunjukan pentingnya penelitian terutama
bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan perubahan
dalam arti luas. Dengan kata lain uraian dalam subbab ini
berisi alasan kelayakan atas masalah yang deteliti. Dari
uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan
bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang
layak untuk dilakukan
e.
Ruang lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Untuk penelitian tertentu biasanya dipaparkan tentang
ruang lingkup dan keterbatasan penelitian. Yang
dikemukakan dalam ruang lingkup adalah variabel-variabel
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
11
yang diteliti, populasi atau subjek penelitian. Dalam bagian
ini juga dipaparkan penjabaran variabel menjadi
subvariabel beserta indikatornya. Keterbatasan penelitian
dipaparkan agar pembaca dapat menyikapi temuan
penelitian sesuai dengan kondisi yang ada. Keterbatasan
penelitian menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak
dapat dihindari dalam penelitian. Keterbatasaan tersebut
menyangkut dua hal. Pertama, keterbatasan ruang lingkup
kajian yang terpaksa dilakukan karena alasan-alasan
prosedural, teknik penelitian, ataupun karena faktor
logistik. Kedua, keterbatasan peneliti berupa kendala yang
bersumber dari adat, tradisi, dan kepercayaan yang tidak
memungkinkan bagi peneliti untuk mencari data yang
diinginkan.
Selain hal-hal di atas, bab pendahuluan dapat pula memuat
kerangka pemikiran atau hipotesis walaupun hal ini tidak selalu
wajib. Kerangka pemikiran dan hipotesis merupakan ringkasan
bab tinjauan pustaka yang berisi uraian hasil-hasil penelitian yang
mendukung atau menolak teori di sekitar permasalahan
penelitian. Juga diuraikan kesenjangan antara hasil penelitian
terdahulu sehingga perlu diteliti kesenjangan tersebut. Uraian
kerangka pemikiran biasanya mengarah pada uraian hipotesis.
2. Tinjauan Pustaka
Posisi tinjauan pustaka ditempatkan sesudah sajian perumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, agar bahan-bahan
kepustakaan yang disajikan dalam tinjauan pustaka terpandu
secara terarah. Berdasarkan pola pikir ini, bahan-bahan yang
disajikan dalam tinjauan pustaka hendaknya relevan dengan
permasalahan penelitian. Esensi dari tinjauan pustaka bukan
mencari masalah kepustakaan, melainkan berfungsi menajamkan
masalah, mempelajari pendekatan-pendekatan yang telah
dilakukan, apa yang telah dihasilkan oleh peneliti sebelumnya,
12 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
dan sekaligus untuk menghindari pengulangan-pengulangan yang
tidak perlu dan menghindari kesalahan yang dihadapi oleh
peneliti terdahulu.
Pada bab tinjauan pustaka dibahas mengenai teori yang
mendasar, obyek yang diteliti, dan beberapa hasil-hasil penelitian
terdahulu yang relevan dengan masalah penelitian. Sajian
tinjauan pustaka manganalisis perkembangan ilmu/hasil-hasil
penelitian dalam jurnal ilmiah yang relevan dengan lingkup
penelitian. Isi tinjauan pustaka dapat memberikan landasan
ilmiah untuk mempertajam dan menjawab masalah penelitian,
metode penelitian yang dipilih dan arah penelitian dalam lingkup
penelitian yang sejenis. Diktat kuliah, penuntun praktikum, dan
bahan kuliah tidak layak digunakan sebagai bahan kepustakaan.
3. Metode Penelitian
Pokok-pokok bahasan yang terkadung dalam metode penelitian
paling tidak mencakup rancangan/metode penelitian, materi dan
sasaran penelitian, sampel penelitian, lokasi penelitian, dan
teknik analisis data. Namun demikian tidak menutup
kemungkinan dalam bagian ini juga dicantumkan mengenai
definisi konsep dan definisi operasional penelitian.
4. Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian biasanya disatukan dalam satu bab yaitu hasil
dan pembahasan, tetapi ini bukan berarti merupakan suatu
keharusan. Apabila Hasil penelitian dibuat lebih dari satu bab,
pembagian ke dalam bab baru disesuaikan dengan isi pokok
bahasannya.
Contoh masing-masing bab pada lampiran 15.
Penyajian hasil penelitian dapat berupa teks, tabel, gambar, grafik
dan foto. Hasil penelitian biasa memuat data utama, data
penunjang dan pelengkap yang diperlukan untuk memperkuat
hasil penelitian.
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
13
Pembahasan merupakan alasan mengapa data yang diperoleh
sedemikian rupa dan harus dikemukakan uraian bahasan baik dari
peneliti yang bersangkutan, yang dapat diperkuat, berlawanan
atau sesuai dengan hasil penelitian orang lain. Alasan tersebut
dapat berupa penjelasan baik secara kualitatif, kuantitatif ataupun
secara statistik.
5. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan disajikan secara terpisah dari saran-saran. Sinonim
saran-saran adalah implikasi hasil penelitian.
a. Kesimpulan haruslah merupakan pernyataan singkat dan
akurat yang disajikan dari hasil pembahasan. Kesimpulan
bukan sekedar hasil penelitian yang ditulis ulang, tetapi
makna yang dapat ditarik dari hasil penelitian. Kesimpulan
dapat merupakan pembuktian singkat akan kebenaran
hipotesis ( kalau ada). Kesimpulan yang baik menjawab
permasalahan dan tujuan penelitian yang telah disusun.
b. Saran disusun berdasarkan pada kesimpulan yang telah
disusun. Saran merupakan pengalaman dan pertimbangan
penulis yang diperuntukan bagi peneliti atau pihak lain dalam
bidang sejenis yang ingin melakukan penelitian lanjutan.
Bentuk saran dapat berupa tindakan praktis, penelitian
lanjutan, maupun pengembangan teoritis. Saran bisa pula
memuat tentang permasalahan yang dijumpai dalam
pelaksanaan penelitian.
14 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
C. Isi Bagian Akhir
Hal-hal yang perlu dimasukkan ke dalam bagian ini adalah yang
mendukung atau terkait erat dengan uraian yang terdapat pada bagian
inti. Bagian akhir ini biasanya terdiri dari : Daftar Pustaka/Rujukan,
Daftar Lampiran, dan Riwayat Hidup Penulis.
1. Daftar Pustaka
Bahan Pustaka yang dimasukan dalam bagian ini adalah daftar
rujukan yang telah disebutkan dalam teks, sedangkan pustaka
yang tidak dirujuk dalam penulisan tesis tidak boleh dimasukkan
ke dalam daftar pustaka. Tata cara penulisa daftar pustaka
dibahas dalam Bab V tentang Penulisan Pustaka/Rujukan
2. Daftar Lampiran
Lampiran dapat terdiri atas data atau keterangan lain yang
berfungsi untuk melengkapi uraian yang disajikan dalam bagian
utama tesis. Lampiran bisa berupa contoh perhitungan, kuesioner,
uraian metode analisis, gambar, foto, data penunjang, dan lainlain. Pada prinsipnya, lampiran adalah tambahan penjelasan yang
bermanfaat, tetapi tidak dibahas secara langsung dalam teks yang
apabila disajikan dalam teks akan mengganggu konteks bahasan.
3. Riwayat Hidup Penulis
Riwayat hidup penulis sebaiknya disajikan dalam bentuk narasi
dan menggunakan sudut pandang orang ketiga (tidak
menggunakan kata saya atau kami). Hal-hal yang perlu dimuat
dalam riwayat hidap adalah nama lengkap penulis, tempat dan
tanggal lahir, riwayat pendidikan, pengalaman berorganisasi yang
relevan, dan informasi tentang prestasi yang pernah diraih selama
belajar di perguruan tinggi atau pun selama mengikuti pendidikan
di sekolah dasar dan menengah.
Contoh penulisan Riwayat hidup lihat pada lampiran 16.
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
15
16 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
IV. ARTIKEL ILMIAH
Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat
dalam jurnal atau buku kumpulan artikel, yang ditulis dengan tata cara
ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah
disepakati atau ditetapkan. Artikel ilmiah di sini dapat berupa hasil
penelitian maupun gagasan ilmiah/review.
A. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk artikel untuk diterbitkan
dalam jurnal imiah memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan
dengan yang ditulis dalam bentuk laporan penelitian. Sebagai tesis
yang akan diterbitkan dalam jurnal, artikel hasil penelitian tidak
ditulis secara menyeluruh seperti laporan teknis resmi hasil
penelitian. Artikel hasil penelitian hanya berisi tentang hal-hal yang
penting dari kegiatan penelitian yang dilakukan. Halaman artikel
ilmiah biasanya dibatasi jumlahnya.
Penulisan artikel ilmiah menggunakan sistematika tanpa angka atau
abjad. Hal-hal pokok yang harus ada dalam artikel ini adalah sebagai
berikut :
1. Judul
Judul artikel ilmiah hendaknya ringkas, informatif, lengkap, tidak
terlalu panjang atau pendek, yaitu antara 5-20 kata. Judul artikel
memuaat variabel- variabel yang diteliti atau kata kunci yang
menggambarkan masalah yang diteliti. Artikel ilmiah yang
diangkat dari tesis, judulnya sama dengan tesis.
2. Nama Penulis
Nama penulis artikel ditulis tanpa mencantumkan gelar akademik
atau gelar lain. Jika jumlah peneliti lebih dari dua nama, maka
hanya nama peneliti utama yang dicantumkan, nama peneliti
selebihnya dicantumkan pada catatan kaki. Di belakang nama
(catatan kaki) ditulis asal lembaga penulis. Artikel ilmiah yang
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
17
diangkat dari tesis, penulis tesis sebgai peneliti utama, sedangkan
pembimbing ditulis berikutnya.
3. Abstrak dan Kata Kunci
Abstrak berisi pernyatan ringkas dan padat tentang ide yang
paling penting. Abstrak memuat masalah dan tujuan penelitian,
metode penelitian, dan ringkasan hasil penelitian. Jika dianggap
perlu dapat dimuat kesimpulan dan implikasi. Tekanan diberikan
kepada metode dan hasil penelitian. Abstrak ditulis dalam bahasa
Indonesia dan Inggris, dengan panjang maksimum 300 kata dan
ditulis dalam satu alinea, dengan jarak satu spasi.
Kata kunci ditulis juga dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Kata
kunci tersebut merupakan istilah dasar pemikiran/gagasan dalam
laporan asli yang berupa kata tunggal atau gabungan kata dan
berjumlah 2-5 kata.
4. Pendahuluan
Bagian pendahuluan menyajikan secara ringkas yang paling tidak
berisi tentang tiga gagasan: latar belakang, masalah penelitian
dan rumusan tujuan penelitian.
Penulisan kajian pustaka harus singkat, dan hanya memuat- teoriteori maupun rujukan yang secara ringkas, padat dan langsung
berhubungan dengan masalah penelitian. Alur logika penyajian
mulai dari latar belakang diatur sedimikian rupa sehingga
mengarahkan pembaca
ke perumusan masalah dan cara
pemecahannya.
5. Metode
Metode menguraikan cara mengumpulkan, sumber dan analisis
data. Pada bagian ini dapat dijelaskan tentang alokasi dan lama
penelitian, rancangan, model yang digunakan, variabel serta cara
penafsiran dan penyimpulan hasil penelitian. Penelitian yang
menggunakan alat dan bahan perlu ditulis secara spesifik.
18 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
6. Hasil dan Pembahasan
Hasil dan pembahasan disajikan secara singkat dan jelas, dan
dapat dibantu dengan tabel, gambar dan grafik, atau foto yang
diberi komentar. Bagian ini memuat hasil analisis data, bukan
data mentah atau pun analisis ragamnya, sedangkan prosesnya
tidak disajikan. Pembahasan bertujuan untuk menjawab masalah
penelitian atau menunjukan bagaimana tujuan yang sesuai
dengan permasalahan penelitian. Bagian ini dapat pula memuat
penafsiran temuan-temuan mengintegrasikan temuan penelitian
ke dalam kumpulan pengetahuan yang mapan, dan menyusun
teori baru atau memodifikasi teori yang ada. Pembahasan selalu
mengacu kepada pustaka yang terkait.
7. Kesimpulan dan Saran
(Lihat pada bagian yang sama untuk artikel ilmiah hasil
penelitian, BAB III bagian B tentang isi bagian utama tesis)
8. Ucapan Terima Kasih
Uraian ucapan terima kasih biasanya ditujukan kepada sumber
dana dan kelembagaan sponsor serta pihak lain khususnya yang
membantu jalannya penelitian.
9. Daftar Pustaka
Daftar pustaka harus lengkap sesuai dengan acuan dan harus
sudah disebut di dalam batang tubuh artikel ilmiah. Sistematika
penulisan pustaka dapat dilihat pada pedoman untuk penulisan
pada halaman belakang jurnal yang bersangkutan.
10. Lampiran (bagi yang memerlukannya)
Lampiran biasanya memuat hal-hal yang dapat membantu
memperjelas isi naskah ilmiah, tetapi jika dimasukkan ke dalam
naskah akan mengganggu kejelasan isi. Lampiran dapat berupa
data mentah, gambar, atau perhitungan data yang mendukung.
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
19
B. Artikel Ilmiah yang Berupa Gagasan Ilmiah /review
Artikel ilmiah yang berupa gagasan ilmiah/review antara lain berupa
artikel yang menelaah suatu teori, konsep, atau prinsip
mengembangkan suatu model, mendeskripsi kenyataan atau
fenomena tertentu, menilai suatu produk maupun hal lainnya.
Seperti penulisan artikel ilmiah hasil penelitian, Penulisan artikel
ilmiah juga menggunakan sistematika tanpa angka atau abjad. Hal-hal
pokok yang harus ada dalam artikel ini adalah sebagai berikut :
1. Judul
Judul artikel ilmiah hendaknya ringkas, informatif, lengkap, tidak
terlalu panjang atau tidak terlaku pendek, yaitu 5-20 kata. Judul
mencerminkan uraian yang terkandung di dalam artikel, dan juga
pengaruhnya terhadap daya tarik judul bagi pembaca.
2. Nama Penulis
Lihat ketentuan di dalam bagian yang sama pada artikel ilmiah
hasil penelitian.
3. Abstrak dan Kata Kunci
Abstrak berisi ringkasan isi artikel yang dituangkan secara padat,
bukan komentar atau pengantar dari penyunting atau redaksi. Hal
lainnya dapat dilihat dalam artikel ilmiah hasil penelitian.
4. Pendahuluan
Bagian ini berisi uraian yang mengantar pembaca kepada topik
utama yang akan dibahas sehingga bagian ini harus dapat
menarik pembaca untuk mendalami bagian selanjutnya. Bagian
pendahuluan sebaiknya diakhiri dengan rumusan singkat (1-2
kalimat) tentang hal-hal pokok yang akan dibahas.
20 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
5. Bagian Inti
Judul atau subjudul bagian inti sangat beragam bergantung pada
topik yang dibahas. Pengorganisasian isi bagian inti meliputi
langkah-langkah:
1.
mengindentifikasi tipe isi yang akan dideskripsi dalam
artikel;
2.
menetapkan struktur;
3.
menata isi ke dalam strukturnya;
4.
menata urutan isi;
5.
mendeskripsi isi sesuai urutan yang telah ditetapkan.
Pemaparan isi dimulai dari tingkat umum ke rinci secara
bertahap, atau isi yang paling penting dipaparkan lebih dahulu.
Tingkat sajian yang lebih umum akan menjadi dasar bagian
sajian isi yang lebih rinci. Setiap paparan selalu berkaitan dengan
bagian isi lainnya.
6. Penutup atau Kesimpulan
Bagian ini merupakan bagian akhir sebuah artikel yang umumnya
berupa kesimpulan kesimpulan.
7. Daftar Pustaka
(Lihat pada bagian yang sama untuk artikel ilmiah hasil
penelitian)
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
21
22 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
V. TATA NASKAH
A. Tata Naskah Tesis
1. Kertas
Kertas yang digunakan untuk membuat naskah tesis adalah kertas
HVS ukuran kuarto dengan berat 80 gram.
2. Pias/Margin
Pias atau margin adalah bagian kertas yang dikosongkan pada sisi
kiri, kanan, atas, dan bawah. Pias kiri dan atas adalah 4 cm, dan
pias kanan dan bawah 3 cm.
3. Halaman Judul
Judul tesis ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Jika judul
lebih dari dua baris atau lebih, maka baris kedua dan seterusnya
ditulis lebih pendek dari baris pertama. Judul tesis hendaknya
tidak lebih dari dua puluh kata tidak termasuk kata hubung dan
anak judul. Pada jarak yang cukup, di bawah judul ditulis nama
atau etiket karangan tersebut, misalnya: TESIS (dengan huruf
besar seluruhnya). Di bawah etiket atau judul karangan ditulis
keterangan mengenai etiket itu, misalnya: Disusun sebagai salah
satu syarat mencapai gelar magister pada Program Studi Ilmu
Tanaman. Dengan jarak yang memadai, di bawah keterangan
ditulis kata oleh dengan huruf kecil seluruhnya. Di bawahnya
ditulis nama lengkap penulis dengan huruf besar pada awal setiap
unsur nama dan di bawah nama ditulis nomor induk mahasiswa.
Paling bawah ditulis nama lembaga, tempat (kota) dan tahun.
4. Penomoran
Organ struktural sebuah karangan ilmiah terdiri atas bab, subbab,
sub-subbab, dan seterusnya. Setiap organ karangan ilmiah itu
harus dinomori. Oleh karena itu, setiap karangan ilmiah
membutuhkan penomoran untuk memperjelas organisasinya. Di
bawah ini dua model penomoran karangan, yaitu model
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
23
campuran angka dengan huruf dan model desimal atau model
yang terdiri atas angka arab seluruhnya.
a. Penomoran Model Campuran
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
2. Manfaat
D. Ruang Lingkup
1. ..........
2. ..........
dan seterusnya
II TINJAUAN PUSTAKA
A. ............
B. ............
1. ..........
2. ..........
a. ..........
b. ..........
1) ..........
2) ..........
dan seterusnya
24 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
b. Penomoran Model Desimal
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan dan Manfaat
1.4 Ruang Lingkup
1.4.1 ..........
1.4.2 ..........
dan seterusnya
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 ..........…
2.2 ..........…
2.2.1 ..........
2.2.2 ..........
2.3..........…
dan seterusnya
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
25
5. Nomor Halaman
Nomor halaman diletakkan di sebelah kanan atas atau margin kanan
atas dengan menggunakan angka arab. Halaman yang memuat judul
bab tidak dinomori, tetapi halaman tersebut tetap diperhitungkan
penomorannya. Nomor halaman-halaman bagian awal tesis ditulis
pada margin bawah di tengah kira-kira 1,5 cm dari tepi bawah dengan
menggunakan angka romawi kecil.
6. Spasi Ketikan
Jarak antara baris yang satu dengan baris yang lain dalam tesis adalah
dua spasi. Spasi untuk menulis kutipan langsung yang lebih dari
empat baris, dalam satu daftar pustaka yang penulisannya lebih dari
satu baris adalah satu spasi. Jarak antara judul bab dan judul
pasal/anak bab adalah empat spasi, antara judul pasal dengan uraian
dan antara akhir uraian dengan judul pasal adalah tiga spasi.
Selanjutnya, antara judul ayat dengan uraian sebelum dan sesudahnya
ditulis dua spasi.
7. Paragraf
Bentuk penulisan paragraf terdiri atas bentuk bertakuk (indented
style) dan bentuk lurus (block style). Paragraf bentuk bertakuk ditulis
mulai ketukan kelima dari garis margin kiri. Dalam paragraf bentuk
lurus, kalimat-kalimat di dalamnya ditulis sejajar atau lurus dengan
garis margin kiri. Untuk menandai sebuah paragraf bentuk lurus,
antara paragraf yang satu dengan lainnya diberi jarak lebih lebar
daripada baris kalimat dalam paragraf. Bentuk penulisan paragraf
bertakuk lazim digunakan dalam karangan ilmiah. Penulisan paragraf
pada akhir halaman minimal dua baris. Jika hanya satu baris, lebih
baik baris tersebut dimasukkan pada halaman berikutnya.
8. Tabel dan Gambar
Tabel dan gambar merupakan bentuk ilustrasi yang digunakan untuk
memberikan informasi hasil penelitian. Tabel digunakan jika peubah
yang diamati cukup banyak dan tidak sama satuannya. Tabel yang
terlalu rumit perlu dihindari karena akan mengganggu jalannya
pembahasan. Selanjutnya, gambar dipakai dalam tesis untuk
26 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
memperjelas informasi dan pembahasan atau untuk memberikan
gambaran konkret kepada pembaca tentang proses yang berlangsung.
Gambar yang digunakan dapat berbentuk diagram alir, grafik, dan
foto atau gambar.
Pada dasarnya, tabel dan gambar memberikan informasi singkat yang
dapat dipahami oleh pembaca tanpa harus membaca tubuh tulisan
karena di dalamnya terdapat pokok-pokok informasi. Oleh karena itu,
judul tabel atau gambar dirumuskan dalam kalimat yang ringkas
tetapi dapat menyatakan kunci-kunci informasi dan dapat
menerangkan arti tabel atau gambar (Gunawan dkk., 1996:25). Judul
tabel: “Produksi susu kambing yang diberi perlakuan” tidak
memberikan informasi yang jelas. Judul tabel tersebut akan lebih baik
jika diubah menjadi:
Tabel x. Produksi susu (l/hari) 15 kambing etawah selama 30
hari laktasi sesudah diberi pakan daun randu
Judul tabel diletakkan di atas tabel. Huruf awal judul tabel ditulis
dengan huruf kapital dan akhir judul tidak diberi tanda titik. Adapun
judul gambar ditulis dari bawah gambar, diawali dengan huruf
kapital, dan diakhiri dengan tanda titik. Jika dalam tulisan ilmiah
terdapat lebih dari satu tabel atau gambar, setiap tabel dan gambar
diberi nomor urut dengan angka arab.
Tabel dibuat dengan garis-garis horizontal tepi atas dan bawah.
Selain itu, tabel sebaiknya tidak berbentuk sel-sel sebagai pertemuan
antara baris dan kolom sebagai tempat penulisan angka. Namun
demikian, yang terpenting dalam pembuatan tabel adalah tabel dapat
mengiformasikan secara akurat apa yang hedak disampaikan oleh
penulis
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
27
Contoh tabel dengan garis horizontal adalah:
Tabel y. Umur, indeks luas daun, dan hasil tanaman jagung yang
ditanam pada lima ketinggian tempat
Ketinggian
Hasil
(m d.p.l.)
(ton/ha)
856
5,69
605
5,43
400
4,80
210
4,25
10
4,03
Umur
Indeks Luas
(hari)
Daun
115
3,10
106
3,09
100
2,47
93
2,46
88
2,12
Sumber: ………
9. Kutipan
Kutipan yang diambil perlu dicantumkan sumbernya. Hal ini
dilakukan untuk memenuhi kode etik keilmuan yang berlaku dan
untuk menghargai karya orang lain. Pencantuman sumber kutipan itu
terdiri atas catatan langsung dan catatan kaki. Unsur- unsur sumber
kutipan yang perlu dicantumkan dalam catatan langsung adalah nama
belakang pengarang, tahun penerbitan, dan nomor halaman. Unsurunsur tersebut ditulis dalam tanda kurung (...), di antara nama
pengarang dengan tahun diberi tanda koma (,) dan di antara tahun
dengan nomor halaman diberi tanda titik dua (:). Jika nama
pengarang ditulis sebelum kutipan, yang ditulis dalam tanda kurung
adalah tahun penerbitan dan nomor halaman, sedangkan setelah nama
pengarang tidak diberi tanda koma. Apabila pengarang lebih dari tiga
28 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
orang, maka yang ditulis adalah nama belakang pengarang pertama
diikuti dengan tulisan dkk. (dan kawan-kawan) atau et al. (et alii).
Kutipan dapat ditulis secara langsung dan tidak langsung. Kutipan
langsung digunakan jika penulis mengutip tulisan apa adanya tanpa
mengubah sedikit pun, baik ide maupun bahasanya, sedangkan
kutipan tidak langsung digunakan jika penulis mengutip idenya saja
dan dinyatakan dengan bahasa penulis. Kutipan langsung paling
banyak empat baris ditulis dua spasi. Jika lebih dari empat baris,
maka kutipan ditulis satu spasi. Penulisan baris pertama kutipan
yang lebih dari empat baris dimulai dari ketukan ketujuh dari garis
margin kiri seperti memulai paragraf bertakuk, sedangkan baris
berikutnya dimulai dari ketukan keempat. Penulisan kutipan langsung
diberi tanda petik ganda (“…”). Aturan-aturan tersebut tidak berlaku
dalam penulisan kutipan tidak langsung.
Contoh kutipan langsung paling banyak empat baris.
Rusyana (1984:182) menyatakan, “Karangan ilmiah merupakan
wujud penggunaan laras atau ragam bahasa tersendiri, yaitu
ragam bahasa ilmiah”.
Contoh kutipan langsung lebih dari empat baris.
Weinreich (1970:1) memberikan penjelasan kontak bahasa yang
menimbulkan kedwibahasaan dan interferensi, yaitu:
“The practice of alternately using two languages will be
called bilingualism, and the persons involved bilingual.
Those instances of deviation from the norms of either
language which occur in the speech of bilinguals as a result
of their familiarity with more than one language, i.e. as a
result of language contact, will be referred to as interference
phenomena”.
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
29
Contoh kutipan tidak langsung dari pustaka yang dikarang Ali
Muchtar (pengarang satu orang).
Latar belakang masalah hendaknya memuat teori, fakta, norma
…(Muchtar, 1998:17)
atau
Muchtar (1998:17) menyatakan bahwa latar belakang masalah
.…
atau
Muchtar (1998:17) mengemukakan bahwa latar belakang
masalah ....
Contoh kutipan tidak langsung dari pustaka yang dikarang oleh Ali
Muchtar dan Abdul Jahi (pengarang dua orang).
Latar belakang masalah ...(Muchtar dan Jahi 1998:17)
atau
Muchtar dan Jahi (1998:17) menyatakan bahwa latar belakang
masalah .…
atau
Muchtar dan Jahi (1998:17) mengemukakan bahwa latar
belakang masalah ....
Contoh kutipan tidak langsung dari pustaka yang dikarang oleh Ali
Muchtar, Abdul Jahi, dan Daniel Amerta (pengarang tiga orang)
Latar belakang masalah masalah ... (Muchtar, Jahi, dan Amerta,
1998:17)
atau
Muchtar, Jahi, dan Amerta (1998:17) menyatakan bahwa latar
belakang masalah ....
atau
Muchtar, Jahi, dan Amerta (1998:17) mengemukakan bahwa
latar belakang ....
30 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
Contoh kutipan tidak langsung dari pustaka yang dikarang oleh Ali
Muchtar, Abdul Jahi, Daniel Amerta, Munir Hasbi Yanita, dan
Harun Suparman (pengarang lebih dari tiga orang)
Latar belakang masalah ... (Muchtar dkk., 1998:17)
atau
Muchtar dkk. (1998:17) menyatakan bahwa latar belakang
masalah ....
atau
Muchtar dkk. (1998:17) mengemukakan bahwa latar belakang
masalah ....
10. Metode dan Tata Tulis Pengacuan Pustaka
Pengacuan pustaka biasanya dilakukan secara tidak lansung atau
ditulis ulang dengan bahan penulis itu sendiri, dan yang terpadu di
dalam naskah. Nama penulis pustaka acuan dapat ditulis terpadu
dengan naskah dan tahun di dalam tanda kurung, atau ditulis di dalam
tanda kurung beserta tahun penerbitannya. Contoh:
Nama penulis terpadu di dalam naskah:
1. Butler dan Day (1998) mengatakan bahwa enzim pengurai lignin
juga akan menguraikan melanin jamur.
2. Shetty et al. (1999) dan Subbarao et al.(1999) melaporkan bahwa
pembenaman bahan organik segar ke dalam tanah akan…
3. Semangun(1991,1993)
menyatakan,
jamur
tular-tanah
mempunyai inang luas.
4. Menurut data dari Biro Pusat Statistik(2000), produksi kacang
tanah Indonesia rendah.
Nama penulis dan tahun di dalam tanda kurung:
a) Penghambatan spora jamur di dalam tanah dipengaruhi oleh difusi
gas-gas beracun ( Ko and Lockwood, 1967)
b) Gas-gas di dalam tanah misalnya karbon disulfida, etilen, metana,
dan aldehida (Tsutsuki and Ponnamperuma, 1987 dalam Blok,
1997).
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
31
c) Daya tahan jamur di dalam tanah dipengaruhi oleh pemataharian
tanah (Katan, 1981, Gamliel and Stapleton, 1993).
d) Kentang merupakan salah satu karbohidrat penting (Aksi Agraris
kanisius, 1995)
e) Ledakan hama dipengaruhi kondisi mistis petani (Burhan, 2002,
Komunikasi pribadi).
f) Predator wereng coklat banyak dijumpai di sawah (Untung, 1995,
1997).
B. Cara Menulis Daftar Pustaka Acuan
Daftar pustaka acuan merupakan daftar yang berisi buku, makalah,
artikel, atau bahan lainnya, yang dikutip baik secara tertulis atau tidak
tertulis (komunikasi pribadi), atau secara langsung maupun tidak
langsung, dan yang dibaca. Lebih lanjut, secara garis besar, bagian
penting yang harus ada dan ditulis di dalam Daftar pustaka acuan
adalah: (1) nama penulis, yang ditulis dengan urutan nama akhir
diikuti koma, singkatan nama awal dan nama tengah diakhiri titik,
tanpa gelar akademik atau gelar apa pun lainnya; jika penulisnya
lebih dari satu, cara penulisannya sama tetapi tidak dibalik, (2) tahun
penerbitan, (3) judul, termasuk subjudul, yang ditulis dengan huruf
miring atau italic, (4) nama penerbit, (5) kota tempat penerbitan, dan
(6) halaman atau jumlah halaman yang diacu. Bagian tersebut dapat
beragam tergantung jenis sumber pustakanya. Semua nama penulis
suatu tim harus dicantumkan semuanya. Juga semua tulisan dilakukan
dengan aturan baku, yaitu ukuran font 12 dengan tipe huruf Time New
Roman, dan tidak ditebalkan.
Acuan dari Buku
Cara penulisan pustaka dari buku nama pengarang/penulis, tahun
terbit, judul buku (dengan huruf italic), edisi (kalau ada), penerbit,
kota tempat terbit, dan halaman yang diacu. Contohnya:
32 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
Hadi, S. 2001. Patologi Hutan, Perkembangan Di Indonesia . Fakultas
Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 150 hal.
Aksi agraris kanisius. 1995. Bercocok Tanam Kacang Tanah. Kanisius,
Yogyakarta. 78 hal. Gams, W., E.S. Hoekstra, and A. Aptroot. 1998.
CBS Course of Mycology 4th ed.
Centraalbereu voor Schimmelcultures, barn. Pp. 96-104
Apabila ada beberapa buku yang diacu dengan tahun penerbitan yang
sama dan ditulis oleh penulis yang sama, maka penulisan tahun
penerbitannya ditulis urut kronologi atau berdasar abjad judul
bukunya. Misalnya :
Cornet, L. and k. Weeks. 1995a. Career Ladder Plans. Career Ladder
Clearinghouse, Atlanta. 235 pp.
Cornet, L. and K. Weeks. 1995b. Planning Career ladders. Career
Ladder Clearinghouse, Atlanta. Pp. 36-43. atau
-----------.1995b. Planning Career Ladders. Career Ladder
Clearinghouse,Atlanta. Pp. 36-43
Acuan dari Kumpulan Makalah
Kumpulan makalah yang dimaksud adalah buku atau artikel yang berisi
lebih dari satu makalah, dan ada editor atau penyuntingnya. Nama editor
ditulis seperti menulis nama biasa dengan diberi keterangan (Ed) jika
hanya seorang editor, atau (Eds.) jika lebih dari satu editor. Judul buku
atau artikel tersebut ditulis miring atau italic. Contohnya:
Marasas, W.F.O. and S.J. Van Rensburg. 1979. Mycotoxins and their
medical and veterinary effects. Pp. 357-380. In: J.G. Horsfall and
E.B. Coeling (Eds.), Plant Disease: An Advanced Treatise Vol. 4.
Academic Press, New York.
Mukhadis, H.A. 2000. Tata tulis artikel ilmiah. Hal. 51-65. Dalam: H.A.
Saukah dan M.G. Waseso (Eds.), Menulis Artikel untuk Jurnal
ilmiah. Universitas Negri Malang, Malang.
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
33
Acuan dari Jurnal atau Majalah
Penulisan jurnal atau majalah yang diacu sesuai dengan aturan umum.
Judul makalah ditulis dengan huruf besar pada awal kata. Nama jurnal
ditulis miring, baik lengkap ataupun disingkat, harus konsisten, kemudian
diikuti penulisan volume (tahun): halaman. Contohnya:
Butler, M.J. and A.W. Day. 1998. Fungal Melanin: A Reriew. Canadian
Journal Of Microbiology atau Can. J. Microbiol. 44:1115-1136.
Suryadarma, S.V.C. 1990. Prosesor dan Interface: Komunikasi Data.
Info Komputer 4(4): 46-48.
Acuan dari Artikel dalam Jurnal dari CD-ROM
Penulisannya sama, yaitu nama penulis, tahun, judul naskah ditulis biasa,
nama jurnal atau majalah ditulis miring, ditambah penulisan CD-ROMnya di dalam tanda kurung. Contohnya:
Mitchell, R. and M. Alexander. 1962. Microbiological Changes in
Flooded Soils. Soil Science 93: 413-419 (CD-ROM: Soil ScienceDigital, 1995)
Acuan dari Prosiding atau Buku Kumpulan Abstrak
Penulisan prosiding atau buku kumpulan abstrak dengan huruf miring.
Misalnya:
Ishihara, H. and S. Tsuyumu. 2000. Cloning and Analyses of the Gene
from Xanthomonas citri Involved in Plant Growth. Proceedings
of The First Asian Conference On Plant Pathology, August 2628, Beijing. P.10.
Paplomatas, E.J., S. Tzalavaras, and J.E Devay. 1997. Use of
Verticillium tricorpus As a Biocontrol of Rhizoctonia Solani on
Cotton Seedlings. Book of Abstract of 7 th International
Verticillium Symposium, October 6-10, Cape Sounion, Athens.
34 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
Acuan dari Skripsi, Tesis Disertasi, atau Laporan Penelitian
Penulisan skripsi , tesis, disertasi, dan laporan penelitian dengan huruf
miring, dan pada bagian akhir ditambahkan tidak dipublikasikan di
antara tanda kurung. Misalnya:
Hidayat, R. 2002. Uji Pseudomonas fluorescens Sebagai Agnesia
Pengendali Hayati Scerotium rolfsii Pada Kacang Tanah . Skripsi.
Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto.
47 hal. (Tidak dipublikasikan).
Mujiono, Tarjoko, dan A. Manan. 1999. Kajian Penerapan Pestisida
Nabati Pada Ulat Grayak . Laporan Penelitian. Fakultas
Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. 52 hal.
(Tidak dipublikasikan)
Acuan dari Lembaga yang Ditulis Atas Nama Lembaga Tersebut
Nama lembaga penanggung jawab langsung ditulis paling awal, diikuti
tahun terbit, judul karangan yang dicetak miring, nama lembaga
penanggung jawab atas penerbitan tersebut, dan nama tempat penerbitan.
Misalnya:
Direktorat Perlindungan Tanaman Perkebunan. 1983. Petunjuk
Pengenalan dan Pengendalian Penyakit-Penyakit Penting
Tanaman Kelapa. Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen
Pertanian, Jakarta. 25 hal.
Acuan dari Karya Terjemahan
Penulisannya sama, yaitu setelah nama penulis asli, diikuti tahun
penerbitan karya asli, judul terjemahan yang ditulis miring, diikuti kata
“Terjemahan oleh…”, nama penerjemah, tahun terjemahan diterbitkan,
nama penerbit dan tempat penerbit terjemahan. Misalnya:
Ary, D., L.C Jacobs, and A. Razavieh. Tanpa tahun. Pengantar
Penelitian Pendidikan. Terjemahan oleh Arief Furchan. 1982.
Usaha Nasional, Surabaya.
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
35
Acuan dari Makalah yang Disajikan dalam Seminar atau Kongres
Nama penulis ditulis paling awal, diikuti tahun, judul makalah dengan
cetak miring, dan diikuti tulisan” Makalah disajikan dalam….”, nama
pertemuan, lembaga penyelenggara, tempat, dan waktu penyelenggaraan
seminar atau kongres tersebut. Misalnya:
Rahayu , M. 2001. Pemanfaatan Bahan Nabati untuk Pengendalian
Penyakit Layu Bakteri pada Kacang Tanah. Makalah
disampaikan dalam Kongres XVI dan Seminar Nasional PFI,
IPB, Bogor, 22-24 Agustus 2001.
Acuan dari Komunikasi Pribadi
Penulisannya sama, hanya setelah tahun diikuti kata “Komunikasi
Pribadi” dicetak miring, lalu nama lembaga dan tempat lembaga tersebut.
Misalnya:
Suyatno, A. 2002. Komunikasi Pribadi . Fakultas Pertanian , UNSOED,
Purwokerto.
Bromokususmo, A. 2001. Komunikasi Pribadi. PT. Selektani, Medan
Acuan dari Artikel dalam Internet
Apabila artikel berasal dari jurnal, maka nama penulis ditulis seperti
acuan bahan cetak lain, diikuti oleh tahun , judul, nama jurnal (dicetak
miring), keterangan on-line dalam tanda kurung, volume dan nomor, dan
diakhiri dengan alamat sumber disertasi kapan akses dilakukan.
Misalnya:
May, S. 1995. The Origin of Landsberg, Columbia, and C24. (On-line),
Protocols of NASC, http:// nasc. Nott. Ac. Uk/protocols/ler.hmtl
diakses 2 september 1999.
36 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
Apabila artikel berasal dari e-mail pribadi hasil konsultasi dengan pakar
di bidang ilmunya, maka penulisannya adalah nama pengirim, alamat email di antara tanda kurung, waktu (tanggal, bulan, tahun), topik isi bahan
ditulis dengan cetak miring, nama yang dikirimi dengan alamat e-mailnya
di antara tanda kurung. Misalnya:
Garcia, M. ([email protected]). 1 September 1999.
arabidopis ecotypes.E-mail kepada L soetanto
([email protected]).
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
37
38 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
VI. KEBAHASAAN
Sebagai karangan ilmiah, tesis menggunakan bahasa sebagai
medium penyampaian pesan pada tataran morfologi dan sintaksis yang
dilambangkan secara grafis dalam tulisan. Tataran morfologi yang
digunakan adalah morfem dan kata untuk membentuk gagasan ilmiah,
sedangkan tataran sintaksis adalah frasa, klausa, dan kalimat. Kalimatkalimat yang digunakan dalam tesis harus jelas dan efektif untuk
menyampaikan gagasan ilmiah yang disajikan dalam bentuk karangan.
Aspek penggunaan bahasa dalam karangan ilmiah memiliki ciri
tertentu. Rusyana (1984:182) menyatakan bahwa karangan ilmiah
merupakan wujud penggunaan laras atau ragam bahasa tersendiri, yaitu
ragam bahasa ilmiah. Bahasa tulis keilmuan memiliki sifat dan ciri
tertentu jika dibandingkan dengan bahasa tulis pada umumnya. Selain
memerlukan kelengkapan unsur kalimatnya, tesis harus komunikatif,
yaitu dapat mengomunikasikan informasi ilmu pengetahuan dengan
bahasa yang benar, jelas, efektif, dan tidak bermakna ganda.
Dengan demikian, bahasa tulis ilmiah dapat memenuhi
fungsinya, yakni menyampaikan informasi dari penulis kepada
pembacanya sehingga terjadi kesalingmengertian antara penulis dengan
pembaca. Di samping itu, pilihan kata dan penggunaan struktur sintaksis
dalam bahasa tulis ilmiah berkaitan dengan bidang ilmu pengetahuan
yang dibicarakan. Kata-kata yang digunakan bersifat denotatif, yaitu
memiliki makna lugas dan tepat dalam pengungkapan konsep ilmu
pengetahuan.
Ragam bahasa tulis ilmiah bersifat lugas, ekamakna, ajek, dan
pengungkapannya secara hemat dan cermat. Bahasa ilmiah harus disusun
dengan jelas, teratur, dan tepat makna (Badudu,1992: 39). Ragam bahasa
seperti itu dapat menyampaikan pesan ilmiah yang terhindar dari
kesalahan sehingga pesan dapat dipahami pembaca secara utuh.
Berdasarkan uraian di atas, bahasa dalam karangan ilmiah hendaknya:
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
39
1) menggunakan ragam bahasa resmi atau baku;
2) mematuhi ejaan yang berlaku dan menggunakan tatatulis yang
sudah lazim;
3) menggunakan makna denotatif;
4) menggunakan kata dan istilah yang tepat;
5) menggunakan kalimat-kalimat yang efektif;
6) menghindari penggunaan kata-kata beremosi.
A. Ragam Bahasa Baku
Ragam bahasa baku adalah penggunaan bahasa sesuai dengan kaidah
yang berlaku. Penggunaan ragam itu selalu dikaitkan dengan situasi
resmi sehingga ragam tersebut juga disebut sebagai ragam bahasa
resmi. Dengan demikian, ragam bahasa resmi pada umumnya
mengikuti kaidah bahasa baku. Sebaliknya, ragam tidak resmi atau
ragam santai pada umumnya digunakan dalam percakapan yang tidak
resmi. Perbedaan tersebut tampak dalam pilihan kata dan penerapan
kaidah tata bahasa. Ragam bahasa baku hendaknya digunakan dalam
situasi-situasi resmi seperti:
1) komunikasi resmi, seperti dalam surat-menyurat resmi atau suratmenyurat dinas, pengumuman resmi, perundang-undangan, dan
sebagainya;
2) pembicaraan resmi, seperti pidato, ceramah, memberi kuliah,
memimpim rapat dinas, berdiskusi;
3) penulisan karya ilmiah, laporan resmi.
40 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
B. Ejaan
Ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sekarang adalah Ejaan yang
Disempurnakan (EYD). Di dalamnya diatur mengenai pemakaian
huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca, dan penulisan unsur
serapan.
1. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring
a. Pemakaian Huruf Kapital
1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada
awal kalimat.
2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan
langsung.
Misalnya:
Rusyana (1984:182) menyatakan, “Karangan ilmiah
merupakan wujud penggunaan laras atau ragam bahasa
tersendiri, yaitu ragam bahasa ilmiah”.
3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur
nama diri, gelar keturunan, gelar kehormatan, dan
keagamaan yang diikuti nama orang, dan jika tidak
diikuti nama orang tidak perlu memakai huruf kapital.
4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama
jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang
dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama
instansi, atau nama tempat. Jika tidak diikuti nama orang,
nama instansi, atau nama tempat, tidak perlu memakai
huruf kapital.
Misalnya:
Perdana Menteri Mahatir Muhammad, Menteri Luar
Negeri Hasan Wirayuda
Gubernur Jawa Tengah, Direktur Jenderal Pendidikan
Tinggi Depdiknas
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
41
5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
bangsa, suku bangsa, bahasa, tahun, bulan, hari, hari
raya, peristiwa sejarah, takson makhluk di atas genus.
6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur
geografi yang diikuti nama, misalnya: Asia Tenggara,
Kabupaten Banyumas, Bukit Barisan, Danau Toba,
Gunung
Slamet, Jalan Diponegoro, Selat Sunda,
Tanjung Intan, tetapi tidak dipakai jika tidak diikuti
unsur nama, misalnya: aula kabupaten, halaman
kecamatan, jalan raya, dan nama geografi sebagai jenis,
misalnya: garam inggris, gula jawa, pisang ambon.
7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur
nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.
Misalnya:
Republik Indonesia, Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Departemen Pertanian, Badan Kesejahteraan Ibu dan
Anak, Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor
57, Tahun 1972.
8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur
bentuk kata ulang sempurna yang terdapat pada nama
badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta
dokumen resmi. Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial,
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, Rancangan
Undang-Undang Kepegawaian.
9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata
(termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam
nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan
kecuali kata seperti dan, yang, untuk, di, ke, dari,
daripada, dalam, terhadap, sebagai, tetapi, antara yang
tidak terletak pada posisi awal.
42 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
10) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama penulisan
nama orang pada hukum, dalil, uji, teori, dan metode,
misalnya: hukum Dalton, uji Duncan, metode Epstein,
analisis Fourier. Huruf pertama penamaan rancangan,
proses, uji, atau metode yang tidak diikuti nama orang
ditulis dengan huruf kecil, sedangkan singkatannya
ditulis dengan huruf kapital, misalnya: uji morfometri,
rancangan acak lengkap (RAL), metode imunodifusi
ganda(MIG), proses hierarkhi analitik (PHA).
b. Huruf Miring
1) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan
judul buku dan terbitan berkala yang terdapat dalam teks
dan dalam daftar pustaka.
2) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan
huruf, bagian kata, kata, dan kelompok kata.
3) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan
kata atau istilah asing yang masih asli baik tulisan
maupun ucapannya, misalnya: ad hoc, et al., in vitro,
status quo, grass root termasuk nama ilmiah seperti
genus, spesies, varietas, dan forma makhluk, misalnya:
Garcinia mangostana, Salacca zalacca var. amboinense.
Akan tetapi. nama ilmiah di atas tingkat genus tidak
ditulis dengan huruf miring, misalnya: Felidae,
Moraceae, Mucorales.
Catatan:
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang
akan dicetak miring diberi satu garis di bawahnya.
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
43
2. Penulisan Kata
Dalam bahasa Indonesia terdapat bentuk kata dasar, kata
berimbuhan, kata ulang, gabungan kata, bentuk singkatan, dan
akronim. Penulisan kata dasar dan kata berimbuhan pada
umumnya tidak banyak menimbulkan persoalan bagi pemakai
bahasa. Karena itu, kedua hal tersebut tidak dibahas secara
tersendiri di sini. Yang akan dibahas pada bab ini adalah
pemenggalan kata, penulisan kata ulang, gabungan kata,
penulisan kata depan, partikel, dan kata bilangan.
a. Pemenggalan Kata
1) Jika di tengah kata dasar ada huruf vokal yang berurutan,
pemenggalan kata dilakukan di antara kedua huruf vokal
tersebut kecuali huruf diftong. Contoh: ma-ut, ku-at, sauda-ra, sa-tai.
2) Jika di tengah kata dasar ada dua buah huruf konsonan
yang berurutan, pemenggalan kata dilakukan di antara
kedua huruf konsonan tersebut. Gabungan huruf
konsonan yang melambangkan satu fonem tidak pernah
diceraikan. Contoh: swas-ta, cup-lik, Ap-ril, pang-sa,
makh-luk, ikh-las.
3) Jika di tengah kata dasar ada huruf konsonan, termasuk
gabungan-huruf konsonan, di antara dua buah huruf
vokal, pemenggalan kata dilakukan sebelum huruf
konsonan. Contoh: la-wan, ba-pak, de-ngan.
4) Jika di tengah kata dasar ada tiga buah huruf konsonan
atau lebih, pemenggalan kata dilakukan di antara huruf
konsonan yang pertama dengan huruf konsonan yang
kedua. Contoh: in-fra, ul-tra, in-stru-men, bang-krut.
5) Imbuhan awalan dan akhiran, termasuk awalan yang
mengalami perubahan bentuk serta partikel yang
biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat
44 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
dipenggal pada pergantian baris. Contoh: mem-butuhkan, me-nyisir, bagaimana-kah, walau-pun.
Catatan: Bentuk dasar pada kata turunan sedapatdapatnya tidak dipenggal, akhiran –i tidak dipenggal,
pemenggalan kata yang berimbuhan sisipan dianggap
sebagai kata dasar. Contoh: ge-li-gi (sisipan –el-), sinam-bung (sisipan –in-), ge-ri-gi (sisipan –er-), ge-me-tar
(sisipan –em-).
6) Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah
satu unsur itu dapat bergabung dengan unsur lain,
pemenggalan dapat dilakukan di antara unsur-unsur
tersebut atau sesuai dengan kaidah-kaidah di atas.
Contoh:
fotografi ----- foto-grafi, fo-to-gra-fi
introspeksi ---- intro-speksi, in-tro, spek-si
pascapanen --- pasca-panen, pas.ca-pa-nen
b. Penulisan Kata Ulang
Kata ulang ditulis lengkap dengan menggunakan tanda
hubung (-). Kata ulang dapat berupa pengulangan kata
dasar misalnya: macam-macam, buku-buku, pengulangan
kata berimbuhan misalnya: berjalan-jalan, berkejarkejaran, ditepuk-tepuk, pengulangan gabungan kata
misalnya: meja-meja tulis, rumah-rumah sakit,dan
pengulangan yang berubah bunyi misalnya: ramah-tamah,
bolak-balik, sayur-mayur.
c. Penulisan Gabungan Kata
Penulisan gabungan kata sering bervariasi, ada yang
menuliskan terpisah dan ada yang menuliskan serangkai.
Variasi penulisan ini terjadi karena beberapa hal, antara
lain, penulis tidak memahami kaidah penulisan yang benar,
atau kesalahan dalam penulisan dianggap tidak menjadi
soal, yang penting informasi dapat dipahami pembaca. Hal
tersebut tidak boleh dibiarkan tanpa ada pembenahan di
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
45
bidang tata tulis. Kaidah penulisan gabungan kata adalah
sebagai berikut.
1) Gabungan kata, termasuk yang lazim disebut kata
majemuk, bagian-bagiannya dituliskan terpisah,
misalnya: bina usaha, daur ulang, industri hilir, jasa
marga, kerja sama, serah terima, tata laksana, terima
kasih, uji coba.
2) Gabungan kata yang sudah padu benar, sudah
senyawa, maknanya tidak dapat dikembalikan
kepada makna unsur-unsurnya ditulis serangkai.
Misalnya, kata daripada dan barangkali, maknanya
tidak dapat dikembalikan kepada dari dan pada,
barang dan kali. Kata daripada berfungsi untuk
mempertentangkan,
dan
kata
barangkali
merupakan modalitas yang bermakna ‘tidak pasti’.
Contoh lain: apabila, bilamana, bumiputra, padahal,
matahari, hulubalang, segitiga.
Ada gabungan kata yang salah satu unsurnya tidak
dapat berdiri sendiri sebagai kata yang mengandung
arti penuh. Unsur ini hanya muncul dalam kombinasi,
misalnya unsur a, antar, catur, dasa, maha, non,
pasca, peri, sub, tuna, dan sebagainya. Misalnya:
amoral. asusila, antardaerah, caturwarga, mahasiswa,
nonfosfat,
perilaku,
subbagian,
tunadaksa,
pascapanen, pancausaha tani.
Catatan:
Jika unsur terikat seperti itu diikuti oleh kata yang
huruf awalnya kapital, di antara kedua unsur itu
dibubuhkan tanda hubung (-), misalnya: non-RRC,
non-Indonesia, antar-SMU.
46 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
3) Unsur maha dan peri sebagai gabungan kata ditulis
serangkai dengan unsur berikutnya yang berupa kata
dasar. Akan tetapi, jika unsur berikutnya kata
berimbuhan, penulisan maha dan peri
terpisah,
misalnya: mahakasih, mahasiswa, mahaguru, perilaku,
peribahasa, maha pengasih, maha pemurah, peri
kemanusiaan.
Kata esa ditulis terpisah dalam Ketuhanan Yang Maha
Esa.
4) Kalau gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus, penulisannya harus serangkai dan tidak
diberi tanda hubung (-), misalnya: diujicobakan,
dibudidayakan,
melatarbelakangi,
pertanggungjawaban, penandatanganan.
d. Penulisan Kata Depan
Kata depan di dan ke dituliskan terpisah dari kata yang
mengikutinya, sedangkan awalan di- dan ke- dituliskan
serangkai dengan kata yang mengikutinya. Perbedaan kedua
hal tersebut dapat dilihat ciri-cirinya seperti berikut ini.
1)
Kata depan di dan awalan diCiri yang pertama, kata depan di selalu diikuti kata
benda yang menyatakan arah atau tempat, sedangkan
di- sebagai awalan selalu diikuti kata kerja. Ciri yang
kedua, di sebagai kata depan dapat diganti dengan kata
dari, sedangkan di- sebagai awalan tidak dapat diganti
dengan kata dari. Ciri yang ketiga, di sebagai kata
depan tidak dapat dioposisikan dengan awalan me-,
sedangkan di- sebagai awalan dapat dioposisikan
dengan awalan me-. Perhatikan contoh berikut.
di (kata depan)
di- (awalan)
di atas (dari atas)
diatur (*dari atur)
di bidang (dari bidang)
dibunuh (*dari bunuh)
di depan (dari depan)
dicuci (*dari cuci)
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
47
di jalan (dari jalan)
di luar (*meluar)
di muka (*memuka)
2)
didera (*dari dera)
dimakan (memakan)
dipukul (memukul)
Kata depan ke dan awalan keKata depan ke juga selalu diikuti kata benda yang
menyatakan arah atau tempat, sedangkan awalan ketidak demikian. Awalan ke- membentuk kata benda
dari kata lain. Awalan ke- yang berkombinasi dengan
akhiran –kan menghasilkan kata kerja perintah. Ciri
lainnya, kata depan ke dapat diganti dengan dari,
sedangkan awalan ke- tidak dapat diganti dengan dari.
Perhatikan contoh berikut ini.
ke (kata depan)
(1) Ke mana saja kamu selama ini?
(2) Dia pergi ke kantor setiap hari kerja.
(3) Mereka menuju ke arah yang sama.
(4) Pada waktu saya ke depan, ia malah lari ke
belakang.
Catatan:
Ke pada kemari harus dituliskan serangkai karena kata
ini tidak dapat diganti menjadi dari mari atau di mari.
Ke pada keluar lawan masuk ditulis serangkai.
ke- (awalan)
(1) Ia diangkat menjadi Ketua Senat Mahasiswa
tahun ini.
(2) Kesampingkan dulu pekerjaan itu, dan kerjakan
tugas yang ini.
(3) Demonstrasi itu merupakan kehendak mahasiswa
sebagai bentuk protes kepada pemerintah.
48 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
e. Penulisan Partikel
Partikel yang sering menimbulkan kesimpangsiuran dalam
penulisan adalah pun dan per, sedangkan partikel yang lain,
yaitu kah, lah, dan tah tidak menimbulkan persoalan.
Ketidakcermatan penulisan pun dan per disebabkan oleh
adanya kaidah yang mengatur kedua partikel tersebut.
1)
Partikel pun
Pada dasarnya, partikel pun setelah kata benda, kata
kerja, kata sifat, kata bilangan, dituliskan terpisah
karena pun yang seperti itu merupakan kata utuh yang
memiliki makna penuh. Misalnya:
(1) Karena krisis moneter, harga-harga pun
membubung tinggi.
(2) Apa pun yang dimakan, Ia tetap kurus.
(3) Makan tak enak, tidur pun tak nyenyak jika
badan sedang sakit.
(4) Mereka pun pasti berharap agar harga bahan
pokok kembali normal.
Penulisan pun berikut ini harus ditulis serangkai
adapun, andaipun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun,
ataupun, kendatipun, maupun, meskipun, sungguhpun,
walaupun, dan sekalipun (yang berarti ‘walaupun’)
2)
Partikel per
Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’
dituliskan terpisah dari bagian-bagian kalimat yang
mendampinginya. Misalnya:
(1) Semua orang yang ditahan diperiksa satu per
satu.
(2) Akibat krisis moneter, harga susu naik
Rp7.500,00 per kaleng.
(3) Upah pekerja kasar sekarang Rp8.000,00 per
hari.
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
49
Bentuk per yang menunjukkan bilangan pecah ditulis
serangkai.
tiga persepuluh, delapan perlima belas, tujuh dua
pertiga.
f.
Penulisan Angka dan Lambang Bilangan
Penulisan lambang bilangan ada dua cara, yaitu dengan
angka arab atau angka romawi, dan dengan huruf.
1) Lambang bilangan dituliskan dengan angka jika
berhubungan dengan ukuran (panjang, luas, isi, berat)
satuan waktu, nilai uang, atau yang dipakai untuk
menandai nomor jalan, rumah, kamar pada alamat yang
bukan pada dokumen resmi.
Bentuk dihindari
lima sentimeter
selupuh meter persegi
dua puluh lima liter
lima ribu rupiah
Bentuk dianjurkan
5 sentimeter
10 meter persegi
25 liter
Rp5.000,00
2)
Bilangan dalam perincian dituliskan dengan angka.
3)
Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu
atau dua kata dituliskan dengan huruf, dan yang
dinyatakan lebih dari dua kata dituliskan dengan angka.
Bentuk yang dihindari
(1) Selama seminggu jumlah penderita muntaber
berjumlah 3.000 orang.
(2) Rumah sakit itu sudah menyediakan 12 tenda
tambahan.
(3) Menurut catatan Depkes, jumlah pasien yang
masuk 21 orang per hari, lima orang penderita
demam, delapan orang penderita TBC, enam
50 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
orang penderita penyakit dalam, dan tiga orang
penderita darah tinggi.
Bentuk yang dianjurkan
(1) Selama seminggu jumlah penderita muntaber
berjumlah tiga ribu orang.
(2) Rumah sakit itu sudah menyediakan dua belas
tenda tambahan.
(3) Menurut catatan Depkes, jumlah pasien yang
masuk 21 orang per hari, 5 orang penderita
demam, 8 orang penderita TBC, 6 orang
penderita penyakit dalam, dan 3 orang penderita
darah tinggi.
4)
Lambang bilangan pada awal kalimat dituliskan
dengan huruf.
Bentuk yang dihindari
(1) 28 orang ditahan dalam kerusuhan tersebut.
(2) 10 kambing dijadikan materi dalam penelitian
itu.
Bentuk yang dianjurkan
(1) Sebanyak 28 orang ditahan dalam kerusuhan
tersebut.
(2) Sepuluh kambing dijadikan materi dalam
penelitian itu.
5)
6)
Kata bilangan yang mendapat akhiran –an ditulis
seperti berikut ini.
80-an atau delapan puluhan
5.000-an atau lima ribuan
Bilangan yang ditulis dalam dokumen resmi, seperti
akta, kuitansi, wesel pos, dan cek dapat menggunakan
angka dan huruf sekaligus. Misalnya:
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
51
(1)
(2)
7)
Telah dijual sebidang tanah seluas 100 (seratus)
meter persegi dengan harga Rp10.000.000,00
(sepuluh juta rupiah).
Telah diterima uang sejumlah Rp7.500.000,00
(tujuh juta lima ratus ribu rupiah) untuk melunasi
faktur No.231/PB/II/1998.
Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan
sebagai berikut.
(1) Pendidikan Perpajakan Angkatan IV dimulai
tanggal 1 Juni 1998.
(2) Pendidikan Perpajakan Angkatan Ke-4 dimulai
tanggal 1 Juni 1998.
(3) Pendidikan Perpajakan Angkatan Keempat
dimulai tanggal 1 Juni 1998.
g. Penulisan Bentuk Singkat, Singkatan, dan Akronim
1)
Bentuk singkat adalah bentuk pendek yang diambil
dari bentuk lengkapnya. Penulisannya menggunakan
huruf kecil semua.
Contoh:
lab bentuk singkat dari laboratorium
harian bentuk singkat dari surat kabar harian
2)
Singkatan adalah bentuk pendek yang diambil dari
huruf-huruf pertama suatu kata atau frasa.
Penulisannya dengan huruf kapital semua tanpa diberi
titik, misalnya: APBN, PT, DPR, RAL.
3)
Singkatan umum yang terdiri atas dua huruf, setiap
hurufnya diikuti dengan titik, misalnya: a.n. (atas
nama), u.b. (untuk beliau), d.a. (dengan alamat)
52 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
4)
Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih
diikuti satu tanda titik, misalnya: dsb. (dan
sebagainya), sda. (sama dengan atas), Yth. (Yang
terhormat)
5)
Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan
atau pangkat diikuti dengan tanda titik, misalnya: A.S.
Kartasasmita, Muh. Imran, Bpk. (bapak), Kol.
(kolonel),S.E., M.Sc.
6)
Singkatan satuan ukuran, satuan mata uang, dan
lambang unsur kimia tidak diberi tanda titik, misalnya:
kg , cm, ha, Rp, Ca, Cl, Zn.
7)
Akronim adalah bentuk pendek yang biasanya diambil
dari sebuah frasa, dan bagian yang diambil sangat
bervariasi, misalnya: orba, pelita, rapim, muspida.
8)
Jika akronim merupakan nama diri dituliskan dengan
huruf awal kapital, seperti Depdikbud, Pemda DKI,
Bappenas, dan akronim yang bukan nama diri
penulisannya dengan huruf kecil semua, seperti tilang,
radar, rudal, pemilu, dan siskamling.
3. Tanda Baca
a. Tanda Titik
1) Singkatan umum yang menggunakan huruf kapital
tidak menggunakan tanda titik, sedangkan singkatan
gelar akademik dan singkatan nama orang harus
menggunakan tanda titik.
2)
Tanda titik dipakai untuk menutup kalimat yang bukan
kalimat tanya atau kalimat seru.
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
53
3)
Tanda titik mengikuti nomor daftar atau rangkaian.
Untuk nomor yang sudah mengandung titik di
dalamnya tidak diberi titik pada bagian akhir.
Contoh:
1.
2.
2.1 Tujuan
2.2 Sasaran
4)
Tanda titik digunakan pada angka yang menyatakan
jumlah untuk memisahkan ribuan, jutaan, dan
seterusnya, sedangkan pada angka yang tidak
menyatakan jumlah tidak perlu digunakan tanda titik.
10.000 orang
2.345 mahasiswa
NIP 130938296
Nomor telepon (0281) 32315
Nomor rekening 23144233
b. Tanda Koma (,)
1)
Tanda koma wajib digunakan di antara unsur-unsur
dalam suatu perincian atau pembilangan.
(1) Perusahaan itu bergerak di bidang pariwisata,
pos, dan telekomunikasi.
(2) Kita butuh aparat yang jujur, bersih, dan
berwibawa.
2)
Tanda koma wajib digunakan untuk memisahkan
kalimat setara perlawanan yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh tetapi, melainkan, dan
sedangkan.
(1) Mereka bukan pemain yang berbakat, melainkan
pemain yang ulet dan rajin.
(2) Daerah Lampung penghasil utama lada,
sedangkan Sulawesi penghasil kopra.
54 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
(3)
Ia sudah berusaha sekuat tenaga, tetapi
pendapatannya tidak cukup untuk biaya hidup
sekeluarga.
3)
Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat
yang medahului induk kalimat.
(1) Kalau hari hujan, saya tidak datang.
(2) Karena ada tugas penting yang harus dikerjakan,
ia terpaksa membatalkan perjalanannya ke luar
kota.
4)
Tanda koma harus digunakan di belakang kata atau
ungkapan penghubung antarkalimat. Ungkapan
tersebut terletak setelah tanda baca akhir (tanda titik,
tanda tanya, atau tanda seru) dan dimulai dengan huruf
awal kapital. Ungkapan-ungkapan tersebut adalah:
Oleh karena itu,
Kalau begitu,
Oleh sebab itu,
Selain itu,
Sehubungan dengan itu,
Bahkan,
Jadi,
Kemudian,
Namun,
Walaupun demikian,
Pertama,
Meskipun demikian,
Selanjutnya,
Sebaliknya,
Lagi pula,
Misalnya,
Meskipun begitu,
Akhirnya,
(1) Lubang pembuangan ditutup lebih dahulu.
Kemudian, masukkan kotoran ternak lewat
lubang pengisian.
(2) Jagalah timbunan jerami ini jangan sampai
terkena air. Di samping itu, buatlah atap di
atasnya.
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
55
5)
Tanda koma digunakan di antara nama orang dan gelar
akademik yang mengikutinya.
Suhardi, M.Sc.
Subiyakto, S.H.
6)
Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan
tambahan dan keterangan aposisi. Keterangan
tambahan adalah keterangan yang diselipkan dalam
kalimat yang sudah lengkap, dan bagian ini dibuang
pun tidak mengganggu makna dalam kalimat tersebut.
Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya
saling menggantikan.
(1) Menteri Luar Negeri Indonesia, Hasan
Wirayuda¸ memberikan keterangan kepada para
wartawan
sehubungan
dengan
hasil
kunjungannya ke Jepang.
(2) Edy Kancil, koruptor kelas kakap yang
melakukan korupsi miliaran rupiah, sampai
sekarang masih tetap dicari oleh pihak
kepolisian.
c. Tanda Titik Koma (;)
1)
Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan kalimat
yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai
pengganti kata penghubung.
Contoh:
Kegunaan kelapa banyak sekali, yaitu daging buah
kelapa dapat dibuat minyak goreng; sabut kelapa dapat
dibuat tali, sikat, keset, dan permadani kasar;
tempurungnya dapat dijadikan kayu bakar; pohonnya
dapat dijadikan tiang rumah atau jembatan.
2)
Tanda titik koma digunakan juga pada rincian ke
bawah yang unsur-unsurnya berupa kelompok kata
yang panjang atau berupa kalimat. Dalam hal ini,
56 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
sebelum rincian akhir tidak dibubuhkan kata dan.
Contoh:
Krisis bidang keuangan saat ini menimbulkan berbagai
masalah di bidang perekonomian, seperti
(1)
menurunnya daya beli masyarakat;
(2)
kebangkrutan di bidang usaha sehingga
menyebabkan PHK;
(3)
utang swasta yang semakin membengkak;
(4)
kerawanan di bidang keamanan dan ketertiban
masyarakat.
d. Tanda Titik Dua (:)
1)
Tanda titik dua digunakan pada kalimat lengkap yang
diikuti rincian berupa kata atau frasa. Misalnya:
Air mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
(1)
mengalir dari tempat yang tinggi;
(2)
selalu rata/mendatar;
(3)
sesuai dengan bentuk wadahnya;
(4)
memberikan tekanan ke semua arah;
(5)
meresap melalui celah kecil;
(6)
melarutkan zat lain.
2)
Tanda titik dua tidak digunakan sebelum rincian yang
merupakan pelengkap kalimat atau kalimat yang
pengantarnya belum lengkap. Misalnya:
Sifat-sifat air adalah
(1)
mengalir dari tempat yang tinggi;
(2)
selalu rata/mendatar;
(3)
sesuai dengan bentuk wadahnya;
(4)
memberikan tekanan ke semua arah;
(5)
meresap melalui celah kecil;
(6)
melarutkan zat lain.
3)
Titik dua harus diganti menjadi titik satu pada kalimat
lengkap yang diikuti suatu rincian berupa kalimat
lengkap pula, dan tanda akhir rincian harus tanda titik.
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
57
Misalnya:
Sifat-sifat air adalah sebagai berikut.
(1)
Air mengalir dari tempat yang tinggi.
(2)
Permukaannya rata/mendatar.
(3)
Bentuknya sesuai dengan wadah yang
ditempatinya.
(4)
Air memberikan tekanan ke semua arah.
(5)
Air dapat meresap melalui celah kecil.
(6)
Air dapat melarutkan berbagai zat.
4)
Tanda titik dua digunakan memisahkan nomor jilid dan
halaman dalam daftar pustaka, memisahkan tahun dan
halaman kalau pengacuan halaman dilakukan pada
sistem nama-tahun dalam teks, dan menandai kutipan
langsung. Contoh: Agrin 2: 27-35, (Hartoko,
2001:234).
e. Tanda Petik Ganda (“…”)
Tanda petik ganda digunakan sebagai berikut.
1)
Mengurung kutipan langsung.
Ia berkata, “Saya akan pergi.”
2)
Mengurung kata atau bentukan kata yang dipinjam dari
bahasa lain, kata yang digunakan dengan cara khusus,
dan kata percakapan sehari-hari.
(1)
Pria itu selalu berpakaian “trendy”.
(2)
Makanan itu “diserbu” oleh para pengungsi.
(3)
Karena desakan para pengunjuk rasa, presiden
menyatakan “lengser” dari jabatan.
3)
Mengurung judul cerpen, artikel, ceramah, bab sebuah
buku, dan yang sejenis.
Dalam ceramahnya yang berjudul “Kebijaksanaan
Moneter”, ia kurang sependapat dengan program CBS.
58 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
f. Tanda Petik Tunggal (‘…’)
1)
Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan
atau kutipan yang tersusun di dalam kutipan lain.
2)
Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit makna,
terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing (
survive ‘sintas’, feed back ‘balikan’).
g. Tanda Hubung (-)
1)
Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang
(buku-buku, bersama-sama) dan suku-suku kata dasar
yang terpisah oleh pergantian baris. Misalnya:
Dalam pembahasan ini diuraikan beberapa hukum alam yang baru
Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan
pada ujung atau pangkal baris.
Beberapa pendapat mengenai amandemen itu
telah disampaikan para ahli. (tepat)
Pada masa kini, banyak mahasiswa tidak mau
meneliti masalah kemiskinan. (tepat)
Beberapa pendapat mengenai amandemen itu telah disampaikan para ahli. (tidak tepat)
Pada masa kini, banyak mahasiswa tidak mau meneliti masalah kemiskinan. (tidak tepat)
2)
Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian
kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di
depannya pada pergantian baris. Contohnya:
Kedua anak muda itu berkelana dengan cara mengarungi laut yang luas.
Para pedagang di Pasar Baru sedang mengarungi beras.
Akhiran –i tidak dipenggal supaya tidak terdapat satu
huruf pada pangkal baris.
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
59
3)
Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan se- dengan
kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (seJawa Tengah), ke- dengan angka (ke-22), angka dengan
–an (tahun 40-an), singkatan berhuruf kapital dengan
imbuhan atau kata (mem-PHK-kan, sinar-X),
merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan bahasa
asing (di-smash).
h. Tanda Elipsis (…)
Tanda elipsis digunakan untuk menunjukkan bahwa ada
bagian yang dihilangkan pada kutipan langsung. ( “Pola
konsumsi daging … sesuai kebutuhan”,
“… sangat
dipengaruhi tingkat kesuburan tanah ….”)
i. Tanda Kurung ((…))
1)
Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau
penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan.
2)
Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang
kehadirannya dalam kalimat dapat dihilangkan.
3)
Tanda kurung (atau tanda kurung tutup) mengapit
angka atau huruf yang memerinci suatu urutan
keterangan Contohnya: Faktor produksi menyangkut
masalah (1) alam, (2) tenaga kerja, dan (3) modal.
j. Tanda Garis Miring ( / )
1)
Tanda garis miring digunakan di dalam nomor surat,
nomor pada alamat, dan penandaan masa tahun yang
terbagi dalam dua tahun takwim
2)
Tanda garis miring digunakan sebagai pengganti kata
dan, atau, dan tiap.
60 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
4. Penulisan Unsur Serapan
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia banyak menyerap
kosakata dari berbagai bahasa, baik dari bahasa daerah maupun
dari bahasa asing. Berdasarkan integrasinya, unsur serapan
tersebut dapat dibagi atas dua golongan. Pertama, unsur pinjaman
yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia,
seperti reshuffle, shuttle, cock. Unsur-unsur tersebut
pengucapannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur
pinjaman yang pengucapan dan penulisan disesuaikan dengan
kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya
hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih
dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya.
Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan adalah sebagai
berikut:
aa (Belanda) menjadi a
paal
pal
baal
bal
ae tetap ae jika tidak bervariasi dengan e
aerobe
aerob
aerodinamics
aerodinamika
ae jika bervariasi dengan e, menjadi e
haemoglobin
hemoglobin
haematite
hematit
ai tetap ai
trailer
trailer
caison
kaison
au tetap au
audiogram
audiogram
hydraulic
hidraulik
c di muka e, i, oe, dan y menjadi s
central
sentral
circulation
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
sirkulasi
61
c di muka a, u, o, dan konsonan menjadi k
cubic
kubik
construction
classification
klasifikasi
crystal
cc di muka e dan i menjadi ks
accent
aksen
accessory
aksesori
vaccine
vaksin
konstruksi
kristal
cch dan ch di muka a, o, dan konsonan menjadi k
saccharin
sakarin charisma
karisma
ch yang lafalnya s atau sy menjadi s
echelon
eselon
machine
mesin
ch yang lafalnya c menjadi c
check
cek
China
Cina
g (sanskerta) menjadi s
gabda
sabda
gastra
sastra
e tetap e
effect
efek
synthesis
sintesis
ea tetap ea
idealist
idealis
habeas
habeas
ee (Belanda) menjadi e
stratosfeer
stratosfer
systeem
sistem
eu tetap eu
neutron
europium
neutron
europium
gh menjadi g
sorghum
sorgum
62 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
ie (Belanda) menjadi i jika lafalnya i
politiek
politik riem
rim
oo (Belanda) menjadi o
komfoor
kompor
provoost
provos
oo (Inggris) menjadi u
cartoon
kartun
proof
pruf
ou menjadi u jika lafalnya u
gouverneur
gubernur
coupon
kupon
ph menjadi f
phase
physiology
fase
fisiologi
q menjadi k
aquarium
frequency
akuarium
frekuensi
rh menjadi r
rhapsody
rhythm
rapsodi
ritme
sc di muka a, o, u dan konsonan menjadi sk
scandium
skandium
scriptie
skripsi
sc di muka e, i, dan y menjadi s
scenography
senografi
scyphistoma
sifistoma
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
63
sch di muka vokal menjadi sk
schema
skema
scholaticism
skolatisime
t di muka i menjadi s jika lafalnya s
ratio
rasio
action
aksi
th menjadi t
theocracy
thrombosis
teokrasi
trombosis
uu menjadi u
prematuur
vacuum
prematur
vakum
x pada posisi awal kata tetap x
xanthate
xantat
xenon
xenon
x pada posisi lain menjadi ks
executive
eksekutif
taxi
taksi
xc di muka e dan i menjadi ks
exception
eksepsi
excess
ekses
xc di muka a, o, u dan konsonan menjadi ksk
excavation
ekskavasi
exclusive
eksklusif
y menjadi i jika lafalnya i
yttrium
dynamo
64 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
itrium
dinamo
Kata seperti standardisasi, efektif, dan implementasi diserap
secara utuh disamping kata standar, efek, dan implemen.
-aat (Belanda) menjadi –at
advokaat
advokat
-age menjadi –ase
percentage
persentase
etalage
etalase
-al, -eel (Belanda), -aal (Belanda) menjadi –al
structural, structureel
struktural
formal, formeel
formal
normal,normaal
normal
-ant menjadi –an
accountant
akuntan
-archy, -archie (Belanda) menjadi arki
anarchy,anarchie
anarki
-ary (Inggris), -air (Belanda) menjadi –er
complementary
komplementer
-eel, aal (Belanda) menjadi –al
ideaal
ideal
formeel
formal
-eel (Belanda) yang tidak ada padanannya dalam bahasa
Inggris menjadi –il.
Principieel
prinsipiil
-ic, -ics, -ique, -iek, -ica (Belanda) menjadi –ik, -ika
logic, logica
logika
phonetics
fonetik
physics, physica
fisika
technique
teknik
-ic, -isch (Belanda) menjadi –ik
electronic, elektronische
elektronik
mecganic, mecanisch
mekanik
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
65
-ical, -isch (Belanda) menjadi –is
economical, economisch
ekonomis
practical, practisch
praktis
-ile, -iel menjadi –il
mobile, mobiel
mobil
-ive, -ief (Belanda) menjadi –if
descriptive, descriptief
deskriptif
-logue menjadi –log
catalogue
katalog
-loog menjadi –log
analoog
epiloog
analog
epilog
-oir(e) menjadi –oar
trottoir
repertoir
trotoar
repertoar
-or, -eur (Belanda) menjadi –ur, -ir
director, directeur
direktur
amateur
amatir
-ty, -teit (Belanda) menjadi –tas
university, universiteit
universitas
-ure, -uur (Belanda) menjadi –ur
structure, struktuur
struktur
premature, prematuur
prematur
66 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
C.
Pemilihan Kata dan Istilah
Pemakaian kata yang terpilih dapat menimbulkan kesan tertentu
tentang pemakainya, misalnya apakah seseorang suka bergurau,
memiliki tenggang rasa, atau bersikap ragu-ragu. Dengan pilihan
kata, seseorang dapat mengungkapkan secara tepat jalan pikiran,
baik secara lisan maupun tulis, kepada orang lain tanpa
menimbulkan perbedaan pengertian.
Kata dalam bahasa Indonesia banyak yang mempunyai kemiripan
atau kesamaan, baik kemiripan arti (sinonim) maupun kemiripan
bentuk (homonim). Kata-kata yang bermiripan tersebut sering
divariasikan secara bebas pemakaiannya sehingga sering
menimbulkan kesalahan. Pemakaian kata yang tidak tepat
menyebabkan kejanggalan arti karena tidak lazim di dalam konteks
kalimat yang bersangkutan. Perhatikan contoh berikut ini.
Kata besar bersinonim dengan kata agung, akbar, raya, kolosal,
mayor, makro.
(1) Pergantian jaksa agung terkesan mendadak sehingga
menimbulkan berbagai tanggapan pada masyarakat.
(2) Rapat akbar akan diselenggarakan Kamis besok.
(3) Kebun raya di Bogor adalah tempat rekreasi yang menarik.
(4) Film kolosal itu cukup menarik dan sudah satu minggu
diputar di kota ini.
Kata-kata yang dicetak miring pada kalimat di atas digunakan
secara tepat sehingga tidak menimbulkan kejanggalan arti. Akan
tetapi, jika kata jaksa agung diganti jaksa akbar, rapat akbar
diganti rapat kolosal, hal tersebut akan menimbulkan kejanggalan
arti karena penggunaannya tidak tepat atau tidak lazim. Oleh
karena itu, walaupun kata-kata tersebut bermiripan arti, namun
kedudukannya tidak dapat digantikan. Memang ada kalanya kata
yang bersinonim dapat saling menggantikan kedudukan, seperti
terlihat pada kalimat berikut ini.
(1) Saya sudah lama menanti Saudara di sini.
(2) Saya sudah lama menunggu Saudara di sini.
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
67
Pemilihan kata yang tepat dalam sebuah kalimat akan memberikan
pengertian yang jelas dan nalar bahasa yang benar. Pemilihan kata
harus dilakukan secara tepat dan sesuai. Ketepatan dan kesesuaian
perlu diperhatikan terutama dalam karangan ilmiah, terutama yang
berkaitan dengan makna dan bentuk. Perhatikan kalimat berikut ini.
(1) Pencetakan sawah satu juta hektar di Kalimantan mulai
dicetak bulan depan.
Kalimat tesebut jika disederhanakan menjadi
(2) Pencetakan sawah dicetak bulan depan.
Kita sulit membayangkan bagaimana mencetak pencetakan sawah.
Apabila pernyataan tersebut mencetak sawah, pengertiannya mudah
diterima. Karena sudah ada kata pencetakan, maka kita pakai saja
kata dilaksanakan atau dimulai. Jadi, kalimat tersebut dapat
diperbaiki seperti berikut.
(3)
(4)
Pencetakan sawah satu juta hektar di Kalimantan akan
dilaksanakan bulan depan.
Pencetakan sawah satu juta hektar di Kalimantan akan
dimulai bulan depan.
Kalimat perbaikan di atas memperlihatkan bahwa dengan pilihan
kata yang tepat, pengungkapan gagasan menjadi lebih cermat,
menarik, dan tidak membosankan.
Dalam memilih kata hendaknya diperhatikan tiga hal, yaitu (1)
ketepatan, (2) kesesuaian, dan (3) kebenaran. Kata yang tepat
adalah kata yang mempunyai makna yang dapat mengungkapkan
atau sesuai dengan gagasan pemakai bahasa. Kesesuaian
menyangkut kecocokan antara kata-kata yang dipakai dengan
situasi dan keadaan pembaca. Kebenaran berhubungan dengan
penerapan kaidah-kaidah kebahasaan yang meliputi kaidah
morfologi, sintaksis, dan ejaan.
68 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
D. Kalimat Efektif
Sebuah kalimat yang baik harus mengandung gagasan atau ide
pokok yang jelas dan penyusunannya harus
memenuhi
persyaratan gramatikal. Oleh karena itu, kalimat disusun berdasarkan
kaidah kebahasaan yang berlaku. Kaidah itu meliputi (1) cara
memilih kata, (2) unsur-unsur yang harus ada di dalam kalimat,
dan (3) aturan-aturan ejaan yang berlaku.
Kata yang dipilih dalam pembentukan kalimat harus tepat agar
kalimat menjadi jelas maknanya. Selain itu, unsur yang harus ada di
dalam sebuah kalimat paling sedikit adalah unsur subjek dan
predikat. Dengan adanya unsur kalimat yang lengkap, sebuah
kalimat akan menjadi jelas. Dalam bahasa tulis, kalimat yang baik
harus ditulis sesuai dengan aturan-aturan ejaan yang berlaku.
Dengan demikian, unsur kebenaran kalimat dapat dipenuhi.
Seorang penulis hendaknya dapat menuangkan gagasannya dalam
kalimat-kalimat yang efektif. Kalimat-kalimat yang disusunnya
dapat menarik perhatian pembaca dan memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pembaca yang
sama persis dengan apa yang terdapat dalam pikiran penulis. Dengan
demikian, kalimat efektif harus disusun secara sadar sehingga
informasi yang disampaikan oleh penulis dapat diterima secara utuh
oleh pembaca. Untuk itu, perlu diperhatikan beberapa hal yang
menjadi ciri-ciri kalimat efektif, yaitu: (1) kesepadanan dan kesatuan,
(2) kesejajaran, (3) penekanan dalam kalimat, (4) kehematan dalam
mem-pergunakan kata, dan (5) kevariasian dalam struktur kalimat
(Akhadiah, Arsyad, dan Ridwan, 1991:116).
E. Paragraf
Paragraf dalam sebuah tulisan merupakan penggalan teks. Hal itu
ditandai oleh (1) baris pertama biasanya bertakuk dan (2) selalu
dimulai dengan baris baru. Walaupun demikian, ada juga paragraf
yang tidak bertakuk. Paragraf itu berbentuk lurus dan ditandai
dengan jarak baris yang lebih lebar untuk pergantian paragraf.
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
69
Jika dilihat dari segi makna, paragraf merupakan satuan informasi
yang memiliki pikiran utama sebagai dasarnya. Sebuah paragraf
ditangkap oleh pikiran pembaca sebagai penggalan yang utuh dari
pikiran penulis. Sebagai penggalan pikiran, sebuah paragraf terpisah
dari paragraf yang lain. Walaupun demikian, gagasan yang
terkandung dalam setiap paragraf merupakan bagian dari runtunan
pikiran yang berhubungan. Jadi, setiap paragraf merupakan bagian
dari keseluruhan karangan secara utuh. Selanjutnya, kalimat-kalimat
dalam satu paragraf saling terkait secara utuh dan padu sehingga
terbentuk satu kesatuan pikiran.
Unsur paragraf terdiri atas bentuk bahasa dan maknanya. Bentuk
bahasa dalam paragraf berupa kata, frasa, dan kalimat, sedangkan
maknanya berupa ide, gagasan, pendapat, pikiran atau amanat. Jika
paragraf itu bukan paragraf deskriptif dan naratif, unsur paragraf
terdiri atas: (1) kalimat utama, (2) kalimat penjelas, dan (3) kata atau
frasa penghubung. Kalimat utama mengandung topik dan ide yang
dapat diletakkan di awal, di tengah, atau di akhir paragraf. Biasanya,
kalimat utama diletakkan pada awal paragraf karena penulis akan
lebih mudah mengembangkan paragraf. Kalimat penjelas memuat
ide-ide penjelas berupa informasi apa saja yang akan dimasukkan ke
dalam paragraf. Kata atau frasa penghubung diperlukan untuk
membangun kepaduan paragraf.
Dalam kenyataannya, tidak semua paragraf terdiri atas tiga unsur
tersebut. Sebuah paragraf paling sedikit memiliki kalimat utama dan
kalimat penjelas. Bahkan paragraf deskriptif dan naratif tidak
memiliki kalimat utama. Kalimat-kalimat yang terdapat di dalamnya
merupakan kalimat penjelas dan semuanya mendukung satu gagasan
utama.
Kalimat utama dalam sebuah paragraf dapat dikembangkan jika
mengandung masalah. Masalah yang terdapat dalam kalimat utama
itu diuraikan dalam pikiran-pikiran penjelas yang dituangkan ke
dalam kalimat-kalimat penjelas. Sebaliknya, paragraf sulit
dikembangkan jika kalimat utama terlalu terbatas atau sangat
70 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
spesifik. Kalimat Para petani sangat risau sulit dikembangkan
menjadi sebuah paragraf karena tidak mengandung bagian yang
dapat diuraikan. Tetapi, jika kalimat tersebut ditambah keterangan,
jika musim hujan sudah tiba dapat dikembangkan menjadi sebuah
paragraf. Kalimat tersebut sudah mengandung masalah yang perlu
dijelaskan, misalnya mengapa jika musim hujan tiba para petani
risau. Dalam hal ini, ciri kalimat utama adalah dapat menimbulkan
pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, mengapa.
Jawaban pertanyaan itu merupakan penjelasan terhadap kalimat
utama. Contohnya:
Ide utama paragraf: kerisauan petani terhadap musim hujan.
Ide-ide penjelas:
1) terjadi banjir
2) cepatnya hama menyebar
3) panen gagal
4) produksi turun
5) harga produk mahal
Ide utama dan ide-ide penjelas tersebut dapat dikembangkan menjadi
paragraf berikut ini.
Para petani sangat risau jika musim hujan sudah tiba. Di
mana-mana hujan turun dengan lebat sehingga menimbulkan banjir.
Di samping itu, hama akan cepat tersebar jika hujan turun terusmenerus. Akibatnya, banyak panen yang gagal. Produksi beras
turun tajam sehingga harga beras menjadi mahal.
Pengembangan paragraf yang memperhatikan unsur kesatuan dan
kepaduan hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini.
1)
Susunlah kalimat utama dengan baik dan layak.
2)
Tempatkanlah kalimat utama dalam posisi mencolok dan
jelas dalam sebuah paragraf.
3)
Tunjanglah kalimat utama itu dengan perincian-perincian
yang tepat.
4)
Gunakan kata-kata transisi, frasa, dan alat lain di dalam dan di
antara paragraf (Akhadiah dkk, 1991:157).
Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
71
Paragraf dapat dikembangkan berdasarkan pada teknik
pengembangan dan isi paragraf. Teknik pengembangan paragraf
dapat dilakukan secara alamiah, klimaks atau antiklimaks, umumkhusus atau khusus-umum. Berdasarkan isinya, paragraf dapat
dikembangkan dengan cara perbandingan dan pertentangan, analogi,
contoh-contoh, sebab-akibat, definisi luas, dan klasifikasi (Soeparno
dkk, 1997:20-25).
72 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah
Program Pascasarjana UNSOED
Download