I. PENDAHULUAN Dalam sistem pendidikan di Program Pascasarjana Unsoed, tesis merupakan sebagian dari persyaratan bagi mahasiswa untuk memperoleh gelar magister. Oleh karena itu tesis merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh mahasiswa menjelang akhir masa studinya. Penulisan Buku Pedoman Tesis ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman bagi mahasiswa dan juga pembimbing dalam mengarahkan penulisan tesis pada Program Pascasarjana Unsoed. Namun demikian, karena sifat ilmu adalah fleksibel, buku pedoman ini bukan dimaksudkan untuk menyeragamkan secara kaku tentang format tesis yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa, karena setiap bidang ilmu memiliki kekhususan tersendiri yang lazim digunakan pada bidang tersebut. Tesis adalah salah satu bentuk karya ilmiah yang disusun oleh mahasiswa S2 menjelang akhir masa studi. Penulisan tesis telah menjadi ciri pokok kegiatan perguruan tinggi, khususnya bagi mereka yang menempuh pendidikan program pascasarjana S2. Sebagai karya ilmiah, tesis telah diakui dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang ditulis atau dikerjakan sesuai dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan. Melalui pembuatan tesis ini, kalangan akademik pada suatu perguruan tinggi dapat mengkomunikasikan informasi, gagasan , kajian dan atau hasil penelitian. Secara umum, tesis merupakan karya ilmiah dengan materi dan tingkat kedalaman permasalahan yang di bahas memiliki cakupan yang lebih luas dan mendalam. Karya ilmiah tersebut dapat ditulis berdasarkan hasil penelitian, kajian pustaka, maupun hasil kerja pengembangan. Dari segi kualitas, tesis harus lebih tinggi kualitasnya dibandingkan dengan skripsi. Namun demikian, pembandingan itu hanya dapat dilakukan pada satu bidang kajian yang sama, dan tidak berlaku bila dibandingkan dengan bidang kajian yang lain. Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 1 Dalam penulisan tesis perlu diperhatikan kode etiknya. Secara umum, ada dua hal yang terkait dengan etika dalam penulisan tesis. Pertama, terkait dengan dengan pengutipan dan perujukan, perijinan terhadap bahan yang digunakan, penyebutan sumber-sumber data yang digunakan. Kedua, terkait dengan kejujuran penulis dalam menampilkan data dan informasi yang ditulis dalam tesis. Untuk menghindari unsur plagiasi dalam penulisan karya ilmiah/tesis, seorang penulis karya ilmiah, yang mengambil rujukan dari orang lain, atau menyadur yang menjadi hak orang lain, harus secara jujur mengungkapkan hal-hal yang telah di rujuk tersebut. Apabila seorang penyusun tesis/karya ilmiah menyadur atau merujuk karya orang lain tanpa menyebut nama yang dirujuk, atau memodifikasi suatu model tanpa menyebut model yang aslinya, dapat diidentikan dengan pencurian atau plagiat. Selain itu, kejujuran seorang peneliti/penulis dalam menampilkan data penelitian, juga harus diperhatikan. Tidak sedikit penulis yang mencoba memanipulasi data hasil penelitian sehingga data yang ditampilkan dalam laporan penelitian bukan merupakan data yang asli, melainkan data yang telah diubah sesuai dengan kehendak peneliti. 2 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED II. USULAN PENELITIAN Sebelum seorang peneliti melakukan penelitian, biasanya diwajibkan untuk menyusun proposal penelitian. Tujuan penyusunan proposal penelitian adalah untuk memberikan arah bagi pelaksanaan penelitian yang dilakukan. Sebagai suatu rencana penelitian, isi dari proposal penelitian secara umum terdiri dari: latar belakang masalah, perumusan masalah dan lingkup penelitian, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori, hipotesis, metode dan bahan penelitian, dan daftar rujukan. Penulisan proposal penelitian tidak menggunakan bab, melainkan menggunakan angka, maupun hurub abjad. Berikut ini disajikan uraian tentang isi proposal penelitian secara umum yang berlaku. A. Judul Judul penelitian sebaiknya ditulis secara singkat dan jelas sehingga menggambarkan penelitian yang akan diusulkan. Jumlah kata dalam setiap judul 5 - 20 kata. B. Pendahuluan Uraikan urgensi dan latar belakang penelitian. C. Perumusan Masalah Dalam merumuskan masalah dapat dikemukakan asumsi-asumsi dan lingkup batasan masalah. Rumusan masalah ditulis secara jelas dan bila perlu dalam bentuk kalimat tanya. D. Tujuan Uraikan secara singkat tujuan penelitiannya, apakah untuk membuktikan suatu teori, membuat model, mengevaluasi suatu program ataupun yang lainnya. Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 3 E. Kegunaan Uraikan kegunaan penelitian baik secara teori maupun terapan, yang meliputi pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, pemecahan masalah pembangunan atau pengembangan kelembagaan. F. Tinjauan Pustaka Dalam bagian ini diuraikan dasar pemikiran (landasan teori) yang menjadi dasar untuk melakukan penelitian, yang diperoleh dari berbagai sumber kepustakaan (buku teks, jurnal, majalah, dokumen, internet, dan sumber-sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah). G. Metode Uraikan metode penelitian secara rinci mulai dari pendekatan yang digunakan sampai dengan analisisnya. Pokok-pokok bahasan yang terkadung dalam metode penelitian paling tidak mencakup rancangan/metode penelitian, materi dan sasaran penelitian, sampel penelitian, lokasi penelitian, dan teknik analisis data. Namun demikian tidak menutup kemungkinan dalam bagian ini juga dicantumkan mengenai definisi konsep dan definisi operasional penelitian. H. Daftar Pustaka (Lihat penulisan daftar pustaka) 4 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED III. BAGIAN-BAGIAN TESIS Tesis sebagai karya ilmiah secara umum dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. A. Bagian awal tesis. Bagian awal tesis terdiri atas: 1. Sampul 2. Halaman Judul 3. Halaman persetujuan/pengesahan 4. Halaman pernyataan keaslian tesis 5. Halaman peruntukan/persembahan (jika Ada) 6. Halaman motto (jika ada) 7. Abstraksi (jika diperlukan) 8. Ringkasan dan summary 9. Halaman prakata 10. Halaman daftar Isi 11. Halaman daftar tabel (jika ada) 12. Halaman daftar gambar (jika ada) 13. Halaman daftar singkatan (jika ada) 14. Halaman daftar simbol (jika ada) 15. Halaman daftar lampiran (jika ada) B. Bagian Utama Tesis Bagian ini terdiri atas: 1. Pendahuluan terdiri atas: - Latar belakang masalah - Perumusan masalah - Tujuan penelitian/tesis - Manfaat penelitian 2. Tinjauan pustaka/ kerangka teori 3. Metode 4. Hasil dan pembahasan atau yang memuat isi pokok bahasan tesis 5. Kesimpulan dan saran Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 5 C. Bagian akhir tesis Bagian ini terdiri atas: 1. Daftar Pustaka 2. Lampiran 3. Riwayat Hidup Penulis A. Isi Bagian Awal 1. Halaman Sampul Halaman sampul terdiri atas dua bagian, yaitu halaman sampul luar (depan) dari karton (hard cover) dan sampul dalam dari kertas HVS putih. Sampul luar tesis berwarna coklat muda. Pada halaman sampul luar tesis berisi: judul tesis, tulisan kata: “TESIS” (huruf kapital) lambang Unsoed, nama lengkap penulis (tanpa gelar), nomor induk mahasiswa, tulisan: “Program Pascasarjana Universitas Jenderal Soedirman, nama kota, dan tahun diajukan (huruf kapital). Contoh sampul Luar lihat lampiran 1). 2. Halaman Judul Halam judul tesis berisi hampir sama dengan sampul namun tidak ada lambang Unsoed, hanya ditambahkan dengan tulisan kalimat: “Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister pada Program Studi … ( isi sesuai dengan nama program studinya). Contoh sampul depan lihat lampiran 2. 3. Halaman pengesahan/persetujuan Halaman pengesahan/persetujuan memuat judul tesis, nama penulis dan kata pengesahan, tanda tangan tim penguji dengan urutan Ketua Komisi pembimbing, anggota komisi pembimbing, 6 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED tim penguji, dan pengesahan Ketua Program Studi dan Direktur Pascasarjana Unsoed. Contoh halaman pengesahan pada lampiran 3a, 3b, dan 3c. 4. Halaman Pernyataan Keaslian Tesis Halaman pernyataan keaslian tesis berisi tentang pernyataan, bahwa karya ilmiah tesis merupakan hasil karya sendiri, bukan hasil plagiat. Oleh karena itu apabila ternyata hasil karya ilmiah tersebut hasil plagiat/bukan asli karya sendiri, maka penulis di minta untuk mempertanggungjawabkan dan bersedia menerima sanksi. Contoh halaman pengesahan pada lampiran 4. 5. Halaman Peruntukan Halaman peruntukan bukan merupakan halaman wajib untuk diadakan. Pada halaman ini ditulis hal yang sifatnya pribadi antara lain untuk siapa tesis tersebut dipersembahkan. Contoh halaman peruntukan pada lampiran 5. 6. Halaman Motto (jika ada) Seperti halnya halaman peruntukan, halaman motto juga tidak harus ada. Pada halamn ini ditulis tentang motto yang digunakan penulis, terutama dalam rangka penulisan tesis. Contoh halaman motto pada lampiran 6. 7. Abstrak Halaman abstrak dapat dijadikan sebagai pengganti summary sehingga sifatnya pilihan (optional), atau jika diperlukan. Dengan demikian apabila sudah dituliskan abstrak, maka tidak perlu ada halaman ringkasan dan summary. Begitu pula sebaliknya.. Namun demikian keduanya boleh dicantumkan jika dikehendaki. Jumlah kata dalam abstraksi sebaiknya tidak lebih dari 300 kata. Contoh halaman abstraksi lihat lampiran 7 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 7 8. Ringkasan dan Summary Ringkasan ditulis dalam dua bahasa; yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Oleh karena merupakan terjemahan, isi dan kalimat-kalimat antar keduanya harus sama. Judul ringkasan adalah sama dengan judul tesis diketik dengan huruf kapital pada halaman baru. Judul ringkasan dan summary ditempatkan di sisi halaman bagian atas. Ringkasan mencakup masalah penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, hasil-hasil penelitian yang menonjol dan masalah esensial lainnya yang terkait dengan penelitian. Di dalam ringkasan tidak boleh ada kutipan (acuan) dari pustaka. Jadi ringkasan merupakan hasil tulisan atau uraian murni penulis. Ringkasan disusun dengan jumlah 600-800 kata (1 – 2 halaman) dan diketik satu spasi. Contoh ringkasan dan summary pada lampiran 8a dan an 8 b. 9. Halaman Prakata Prakata memuat uraian singkat proses penulisan tesis, ucapan terima kasih dan tidak boleh ada uraian yang bersifat ilmiah. Contoh halaman prakata pada lampiran 9 10. Halaman Daftar Isi Halaman daftar isi diketik pada halaman baru dan diberi judul daftar isi yang diketik dengan huruf kapital tanpa diakhiri titik dan diletakaan di tengah atas kertas. Dalam daftar isi dimuat daftar tabel, daftar gambar, judul bab dan subbab, daftar pustaka dan lampiran. Keterangan yang mendahului daftar isi tidak perlu dimuat dalam daftar isi. Judul bab diketik dengan huruf kapital, sedangkan judul sub bab diketik dengan huruf kecil kecuali huruf pertama tiap kata dalam subbab diketik dengan huruf besar. Baik judul bab maupun sub bab tidak diakhiri dengan titik. Nomor bab dapat menggunakan angka romawi atau angka arab, tergantung mana yang dipakai Jarak pengetikan antar baris dan judul bab yang satu dengan bab yang lain adalah dua spasi, sedangkan jarak spasi antara anak bab adalah satu spasi. Contoh halaman daftar isi pada Lampiran 10 a dan 10b. 8 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 11. Halaman Daftar Tabel (Jika ada) Halaman daftar tabel diketik pada halaman baru. Judul daftar tabel diketik dengan huruf kapital tanpa diakhiri titik dan diletakan di tengah atas kertas. Daftar tabel memuat semua tabel yang disajikan dalam teks dan lampiran. Nomor tabel ditulis dengan angka diurut dari bab awal hingga akhir. Jarak pengetikan judul (teks) tabel yang lebih dari satu baris diketik satu spasi dan jarak antara judul tabel dua spasi. Judul tabel dalam halaman daftar tabel harus sama dengan judul tabel dalam teks. Contoh halaman daftar tabel dilihat pada lampiran 11. 12. Halaman Daftar Gambar (Jika ada) Halaman daftar gambar diketik pada halaman baru. Halaman daftar gambar memuat daftar gambar, nomor gambar, judul gambar dan nomor halaman, baik gambar yang ada dalam teks dan dalam lampiran. Cara pengetikan pada halaman daftar gambar seperti pada halaman daftar tabel. Contoh halaman daftar gambar pada Lampiran 12. 13. Halaman Daftar Singkatan (Jika ada) Halaman daftar singkatan memuat singkatan istilah/satuan. Bagian daftar singkatan tidak perlu selalu ada. Cara pengetikannya adalah sebagai berikut : a. Pada lajur/kolom pertama memuat singkatan; b. Pada lajur/kolom kedua memuat keterangan singkatan yang disajikan pada lajur pertama; c. Penulisan singkatan diurut berdasarkan abjad latin dengan huruf besar diikuti dengan huruf kecil. Contoh halaman daftar gambar pada Lampiran 13. 14. Halaman Daftar Simbol (jika ada) Halaman daftar simbol memuat simbol-simbol yang dipakai dalam tesis. Halaman daftar simbol juga tidak harus selalu ada. Cara pengetikannya adalah sebagai berikut : Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 9 a. Pada lajur/kolom pertama simbol; b. Pada lajur/kolom kedua memuat keterangan simbol yang disajikan pada lajur pertama; c. Bila simbol ditulis dengan huruf yunani, penulisannya juga berdasarkan abjad yunani; d. Keterangan pada lajur kedua diketik dengan huruf kecil, huruf pertama diketik dengan huruf besar. Contoh halaman daftar gambar pada Lampiran 14 15. Halaman Daftar Lampiran (Jika ada) Halaman daftar lampiran diketik pada halaman baru. Judul daftar lampiran diketik di tengah atas halaman dengan huruf kapital. Halaman daftar lampiran memuat nomor, teks judul lampiran, dan halaman. Judul daftar lampiran harus sama dengan judul lampiran. Lampiran memuat contoh perhitungan, sidik ragam, peta, dan data pendukung lainnya. Contoh halaman daftar lampiran pada Lampiran 15. B. Isi Bagian Utama Tesis Bagian utama tesis terdiri atas beberapa bab. Jumlah bab tidak dibakukan, namun disesuaikan dengan ruang lingkup penelitian penulis. Bagian utama umumnya terdiri atas: pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan saran, serta daftar pustaka. 1. Pendahuluan Pendahuluan merupakan bab pertama tesis yang mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan mengapa penelitian dilakukan. Bab pendahuluan memuat: latar belakang, perumusan masalah, rung lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian. a. Latar belakang penelitian: Bagian ini memuat fakta-fakta atau gagasan-gagasan yang relevan dengan masalah penelitian sebagai titik tolak 10 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED merumuskan masalah penelitian, alasan-alasan mengapa masalah yang dikemukakan dalam usulan penelitian itu dipandang menarik dan penting untuk diteliti. b. Perumusan Masalah Perumusan masalah merupakan penyederhanaan masalah dan topik yang tertera dalam latar belakang masalah. Dengan demikian perumusan masalah merupakan pernyataan lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah. Perumusan masalah tidak selalu berupa kalimat tanya. Dalam merumuskan masalah dapat dikemukakan asumsi-asumsi dan lingkup batasan penelitian. Sebaiknya rumuan masalah ditulis secara eksplisit dan jelas. c. Tujuan penelitian Tujuan Penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Isi dan rumusan tujuan penelitian mengacu pada isi dan rumusan masalah penelitian. Perbedaannya terletak pada cara merumuskannya. Tujuan penelitian dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan. d. Manfaat penelitian Pada bagian ini ditunjukan pentingnya penelitian terutama bagi pengembangan ilmu atau pelaksanaan perubahan dalam arti luas. Dengan kata lain uraian dalam subbab ini berisi alasan kelayakan atas masalah yang deteliti. Dari uraian dalam bagian ini diharapkan dapat disimpulkan bahwa penelitian terhadap masalah yang dipilih memang layak untuk dilakukan e. Ruang lingkup dan Keterbatasan Penelitian Untuk penelitian tertentu biasanya dipaparkan tentang ruang lingkup dan keterbatasan penelitian. Yang dikemukakan dalam ruang lingkup adalah variabel-variabel Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 11 yang diteliti, populasi atau subjek penelitian. Dalam bagian ini juga dipaparkan penjabaran variabel menjadi subvariabel beserta indikatornya. Keterbatasan penelitian dipaparkan agar pembaca dapat menyikapi temuan penelitian sesuai dengan kondisi yang ada. Keterbatasan penelitian menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak dapat dihindari dalam penelitian. Keterbatasaan tersebut menyangkut dua hal. Pertama, keterbatasan ruang lingkup kajian yang terpaksa dilakukan karena alasan-alasan prosedural, teknik penelitian, ataupun karena faktor logistik. Kedua, keterbatasan peneliti berupa kendala yang bersumber dari adat, tradisi, dan kepercayaan yang tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mencari data yang diinginkan. Selain hal-hal di atas, bab pendahuluan dapat pula memuat kerangka pemikiran atau hipotesis walaupun hal ini tidak selalu wajib. Kerangka pemikiran dan hipotesis merupakan ringkasan bab tinjauan pustaka yang berisi uraian hasil-hasil penelitian yang mendukung atau menolak teori di sekitar permasalahan penelitian. Juga diuraikan kesenjangan antara hasil penelitian terdahulu sehingga perlu diteliti kesenjangan tersebut. Uraian kerangka pemikiran biasanya mengarah pada uraian hipotesis. 2. Tinjauan Pustaka Posisi tinjauan pustaka ditempatkan sesudah sajian perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, agar bahan-bahan kepustakaan yang disajikan dalam tinjauan pustaka terpandu secara terarah. Berdasarkan pola pikir ini, bahan-bahan yang disajikan dalam tinjauan pustaka hendaknya relevan dengan permasalahan penelitian. Esensi dari tinjauan pustaka bukan mencari masalah kepustakaan, melainkan berfungsi menajamkan masalah, mempelajari pendekatan-pendekatan yang telah dilakukan, apa yang telah dihasilkan oleh peneliti sebelumnya, 12 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED dan sekaligus untuk menghindari pengulangan-pengulangan yang tidak perlu dan menghindari kesalahan yang dihadapi oleh peneliti terdahulu. Pada bab tinjauan pustaka dibahas mengenai teori yang mendasar, obyek yang diteliti, dan beberapa hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan masalah penelitian. Sajian tinjauan pustaka manganalisis perkembangan ilmu/hasil-hasil penelitian dalam jurnal ilmiah yang relevan dengan lingkup penelitian. Isi tinjauan pustaka dapat memberikan landasan ilmiah untuk mempertajam dan menjawab masalah penelitian, metode penelitian yang dipilih dan arah penelitian dalam lingkup penelitian yang sejenis. Diktat kuliah, penuntun praktikum, dan bahan kuliah tidak layak digunakan sebagai bahan kepustakaan. 3. Metode Penelitian Pokok-pokok bahasan yang terkadung dalam metode penelitian paling tidak mencakup rancangan/metode penelitian, materi dan sasaran penelitian, sampel penelitian, lokasi penelitian, dan teknik analisis data. Namun demikian tidak menutup kemungkinan dalam bagian ini juga dicantumkan mengenai definisi konsep dan definisi operasional penelitian. 4. Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian biasanya disatukan dalam satu bab yaitu hasil dan pembahasan, tetapi ini bukan berarti merupakan suatu keharusan. Apabila Hasil penelitian dibuat lebih dari satu bab, pembagian ke dalam bab baru disesuaikan dengan isi pokok bahasannya. Contoh masing-masing bab pada lampiran 15. Penyajian hasil penelitian dapat berupa teks, tabel, gambar, grafik dan foto. Hasil penelitian biasa memuat data utama, data penunjang dan pelengkap yang diperlukan untuk memperkuat hasil penelitian. Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 13 Pembahasan merupakan alasan mengapa data yang diperoleh sedemikian rupa dan harus dikemukakan uraian bahasan baik dari peneliti yang bersangkutan, yang dapat diperkuat, berlawanan atau sesuai dengan hasil penelitian orang lain. Alasan tersebut dapat berupa penjelasan baik secara kualitatif, kuantitatif ataupun secara statistik. 5. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan disajikan secara terpisah dari saran-saran. Sinonim saran-saran adalah implikasi hasil penelitian. a. Kesimpulan haruslah merupakan pernyataan singkat dan akurat yang disajikan dari hasil pembahasan. Kesimpulan bukan sekedar hasil penelitian yang ditulis ulang, tetapi makna yang dapat ditarik dari hasil penelitian. Kesimpulan dapat merupakan pembuktian singkat akan kebenaran hipotesis ( kalau ada). Kesimpulan yang baik menjawab permasalahan dan tujuan penelitian yang telah disusun. b. Saran disusun berdasarkan pada kesimpulan yang telah disusun. Saran merupakan pengalaman dan pertimbangan penulis yang diperuntukan bagi peneliti atau pihak lain dalam bidang sejenis yang ingin melakukan penelitian lanjutan. Bentuk saran dapat berupa tindakan praktis, penelitian lanjutan, maupun pengembangan teoritis. Saran bisa pula memuat tentang permasalahan yang dijumpai dalam pelaksanaan penelitian. 14 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED C. Isi Bagian Akhir Hal-hal yang perlu dimasukkan ke dalam bagian ini adalah yang mendukung atau terkait erat dengan uraian yang terdapat pada bagian inti. Bagian akhir ini biasanya terdiri dari : Daftar Pustaka/Rujukan, Daftar Lampiran, dan Riwayat Hidup Penulis. 1. Daftar Pustaka Bahan Pustaka yang dimasukan dalam bagian ini adalah daftar rujukan yang telah disebutkan dalam teks, sedangkan pustaka yang tidak dirujuk dalam penulisan tesis tidak boleh dimasukkan ke dalam daftar pustaka. Tata cara penulisa daftar pustaka dibahas dalam Bab V tentang Penulisan Pustaka/Rujukan 2. Daftar Lampiran Lampiran dapat terdiri atas data atau keterangan lain yang berfungsi untuk melengkapi uraian yang disajikan dalam bagian utama tesis. Lampiran bisa berupa contoh perhitungan, kuesioner, uraian metode analisis, gambar, foto, data penunjang, dan lainlain. Pada prinsipnya, lampiran adalah tambahan penjelasan yang bermanfaat, tetapi tidak dibahas secara langsung dalam teks yang apabila disajikan dalam teks akan mengganggu konteks bahasan. 3. Riwayat Hidup Penulis Riwayat hidup penulis sebaiknya disajikan dalam bentuk narasi dan menggunakan sudut pandang orang ketiga (tidak menggunakan kata saya atau kami). Hal-hal yang perlu dimuat dalam riwayat hidap adalah nama lengkap penulis, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan, pengalaman berorganisasi yang relevan, dan informasi tentang prestasi yang pernah diraih selama belajar di perguruan tinggi atau pun selama mengikuti pendidikan di sekolah dasar dan menengah. Contoh penulisan Riwayat hidup lihat pada lampiran 16. Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 15 16 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED IV. ARTIKEL ILMIAH Artikel ilmiah adalah karya tulis yang dirancang untuk dimuat dalam jurnal atau buku kumpulan artikel, yang ditulis dengan tata cara ilmiah dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan. Artikel ilmiah di sini dapat berupa hasil penelitian maupun gagasan ilmiah/review. A. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Hasil penelitian yang ditulis dalam bentuk artikel untuk diterbitkan dalam jurnal imiah memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan yang ditulis dalam bentuk laporan penelitian. Sebagai tesis yang akan diterbitkan dalam jurnal, artikel hasil penelitian tidak ditulis secara menyeluruh seperti laporan teknis resmi hasil penelitian. Artikel hasil penelitian hanya berisi tentang hal-hal yang penting dari kegiatan penelitian yang dilakukan. Halaman artikel ilmiah biasanya dibatasi jumlahnya. Penulisan artikel ilmiah menggunakan sistematika tanpa angka atau abjad. Hal-hal pokok yang harus ada dalam artikel ini adalah sebagai berikut : 1. Judul Judul artikel ilmiah hendaknya ringkas, informatif, lengkap, tidak terlalu panjang atau pendek, yaitu antara 5-20 kata. Judul artikel memuaat variabel- variabel yang diteliti atau kata kunci yang menggambarkan masalah yang diteliti. Artikel ilmiah yang diangkat dari tesis, judulnya sama dengan tesis. 2. Nama Penulis Nama penulis artikel ditulis tanpa mencantumkan gelar akademik atau gelar lain. Jika jumlah peneliti lebih dari dua nama, maka hanya nama peneliti utama yang dicantumkan, nama peneliti selebihnya dicantumkan pada catatan kaki. Di belakang nama (catatan kaki) ditulis asal lembaga penulis. Artikel ilmiah yang Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 17 diangkat dari tesis, penulis tesis sebgai peneliti utama, sedangkan pembimbing ditulis berikutnya. 3. Abstrak dan Kata Kunci Abstrak berisi pernyatan ringkas dan padat tentang ide yang paling penting. Abstrak memuat masalah dan tujuan penelitian, metode penelitian, dan ringkasan hasil penelitian. Jika dianggap perlu dapat dimuat kesimpulan dan implikasi. Tekanan diberikan kepada metode dan hasil penelitian. Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris, dengan panjang maksimum 300 kata dan ditulis dalam satu alinea, dengan jarak satu spasi. Kata kunci ditulis juga dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Kata kunci tersebut merupakan istilah dasar pemikiran/gagasan dalam laporan asli yang berupa kata tunggal atau gabungan kata dan berjumlah 2-5 kata. 4. Pendahuluan Bagian pendahuluan menyajikan secara ringkas yang paling tidak berisi tentang tiga gagasan: latar belakang, masalah penelitian dan rumusan tujuan penelitian. Penulisan kajian pustaka harus singkat, dan hanya memuat- teoriteori maupun rujukan yang secara ringkas, padat dan langsung berhubungan dengan masalah penelitian. Alur logika penyajian mulai dari latar belakang diatur sedimikian rupa sehingga mengarahkan pembaca ke perumusan masalah dan cara pemecahannya. 5. Metode Metode menguraikan cara mengumpulkan, sumber dan analisis data. Pada bagian ini dapat dijelaskan tentang alokasi dan lama penelitian, rancangan, model yang digunakan, variabel serta cara penafsiran dan penyimpulan hasil penelitian. Penelitian yang menggunakan alat dan bahan perlu ditulis secara spesifik. 18 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 6. Hasil dan Pembahasan Hasil dan pembahasan disajikan secara singkat dan jelas, dan dapat dibantu dengan tabel, gambar dan grafik, atau foto yang diberi komentar. Bagian ini memuat hasil analisis data, bukan data mentah atau pun analisis ragamnya, sedangkan prosesnya tidak disajikan. Pembahasan bertujuan untuk menjawab masalah penelitian atau menunjukan bagaimana tujuan yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Bagian ini dapat pula memuat penafsiran temuan-temuan mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang mapan, dan menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang ada. Pembahasan selalu mengacu kepada pustaka yang terkait. 7. Kesimpulan dan Saran (Lihat pada bagian yang sama untuk artikel ilmiah hasil penelitian, BAB III bagian B tentang isi bagian utama tesis) 8. Ucapan Terima Kasih Uraian ucapan terima kasih biasanya ditujukan kepada sumber dana dan kelembagaan sponsor serta pihak lain khususnya yang membantu jalannya penelitian. 9. Daftar Pustaka Daftar pustaka harus lengkap sesuai dengan acuan dan harus sudah disebut di dalam batang tubuh artikel ilmiah. Sistematika penulisan pustaka dapat dilihat pada pedoman untuk penulisan pada halaman belakang jurnal yang bersangkutan. 10. Lampiran (bagi yang memerlukannya) Lampiran biasanya memuat hal-hal yang dapat membantu memperjelas isi naskah ilmiah, tetapi jika dimasukkan ke dalam naskah akan mengganggu kejelasan isi. Lampiran dapat berupa data mentah, gambar, atau perhitungan data yang mendukung. Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 19 B. Artikel Ilmiah yang Berupa Gagasan Ilmiah /review Artikel ilmiah yang berupa gagasan ilmiah/review antara lain berupa artikel yang menelaah suatu teori, konsep, atau prinsip mengembangkan suatu model, mendeskripsi kenyataan atau fenomena tertentu, menilai suatu produk maupun hal lainnya. Seperti penulisan artikel ilmiah hasil penelitian, Penulisan artikel ilmiah juga menggunakan sistematika tanpa angka atau abjad. Hal-hal pokok yang harus ada dalam artikel ini adalah sebagai berikut : 1. Judul Judul artikel ilmiah hendaknya ringkas, informatif, lengkap, tidak terlalu panjang atau tidak terlaku pendek, yaitu 5-20 kata. Judul mencerminkan uraian yang terkandung di dalam artikel, dan juga pengaruhnya terhadap daya tarik judul bagi pembaca. 2. Nama Penulis Lihat ketentuan di dalam bagian yang sama pada artikel ilmiah hasil penelitian. 3. Abstrak dan Kata Kunci Abstrak berisi ringkasan isi artikel yang dituangkan secara padat, bukan komentar atau pengantar dari penyunting atau redaksi. Hal lainnya dapat dilihat dalam artikel ilmiah hasil penelitian. 4. Pendahuluan Bagian ini berisi uraian yang mengantar pembaca kepada topik utama yang akan dibahas sehingga bagian ini harus dapat menarik pembaca untuk mendalami bagian selanjutnya. Bagian pendahuluan sebaiknya diakhiri dengan rumusan singkat (1-2 kalimat) tentang hal-hal pokok yang akan dibahas. 20 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 5. Bagian Inti Judul atau subjudul bagian inti sangat beragam bergantung pada topik yang dibahas. Pengorganisasian isi bagian inti meliputi langkah-langkah: 1. mengindentifikasi tipe isi yang akan dideskripsi dalam artikel; 2. menetapkan struktur; 3. menata isi ke dalam strukturnya; 4. menata urutan isi; 5. mendeskripsi isi sesuai urutan yang telah ditetapkan. Pemaparan isi dimulai dari tingkat umum ke rinci secara bertahap, atau isi yang paling penting dipaparkan lebih dahulu. Tingkat sajian yang lebih umum akan menjadi dasar bagian sajian isi yang lebih rinci. Setiap paparan selalu berkaitan dengan bagian isi lainnya. 6. Penutup atau Kesimpulan Bagian ini merupakan bagian akhir sebuah artikel yang umumnya berupa kesimpulan kesimpulan. 7. Daftar Pustaka (Lihat pada bagian yang sama untuk artikel ilmiah hasil penelitian) Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 21 22 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED V. TATA NASKAH A. Tata Naskah Tesis 1. Kertas Kertas yang digunakan untuk membuat naskah tesis adalah kertas HVS ukuran kuarto dengan berat 80 gram. 2. Pias/Margin Pias atau margin adalah bagian kertas yang dikosongkan pada sisi kiri, kanan, atas, dan bawah. Pias kiri dan atas adalah 4 cm, dan pias kanan dan bawah 3 cm. 3. Halaman Judul Judul tesis ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Jika judul lebih dari dua baris atau lebih, maka baris kedua dan seterusnya ditulis lebih pendek dari baris pertama. Judul tesis hendaknya tidak lebih dari dua puluh kata tidak termasuk kata hubung dan anak judul. Pada jarak yang cukup, di bawah judul ditulis nama atau etiket karangan tersebut, misalnya: TESIS (dengan huruf besar seluruhnya). Di bawah etiket atau judul karangan ditulis keterangan mengenai etiket itu, misalnya: Disusun sebagai salah satu syarat mencapai gelar magister pada Program Studi Ilmu Tanaman. Dengan jarak yang memadai, di bawah keterangan ditulis kata oleh dengan huruf kecil seluruhnya. Di bawahnya ditulis nama lengkap penulis dengan huruf besar pada awal setiap unsur nama dan di bawah nama ditulis nomor induk mahasiswa. Paling bawah ditulis nama lembaga, tempat (kota) dan tahun. 4. Penomoran Organ struktural sebuah karangan ilmiah terdiri atas bab, subbab, sub-subbab, dan seterusnya. Setiap organ karangan ilmiah itu harus dinomori. Oleh karena itu, setiap karangan ilmiah membutuhkan penomoran untuk memperjelas organisasinya. Di bawah ini dua model penomoran karangan, yaitu model Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 23 campuran angka dengan huruf dan model desimal atau model yang terdiri atas angka arab seluruhnya. a. Penomoran Model Campuran I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Perumusan Masalah C. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan 2. Manfaat D. Ruang Lingkup 1. .......... 2. .......... dan seterusnya II TINJAUAN PUSTAKA A. ............ B. ............ 1. .......... 2. .......... a. .......... b. .......... 1) .......... 2) .......... dan seterusnya 24 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED b. Penomoran Model Desimal 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan dan Manfaat 1.4 Ruang Lingkup 1.4.1 .......... 1.4.2 .......... dan seterusnya 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ..........… 2.2 ..........… 2.2.1 .......... 2.2.2 .......... 2.3..........… dan seterusnya Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 25 5. Nomor Halaman Nomor halaman diletakkan di sebelah kanan atas atau margin kanan atas dengan menggunakan angka arab. Halaman yang memuat judul bab tidak dinomori, tetapi halaman tersebut tetap diperhitungkan penomorannya. Nomor halaman-halaman bagian awal tesis ditulis pada margin bawah di tengah kira-kira 1,5 cm dari tepi bawah dengan menggunakan angka romawi kecil. 6. Spasi Ketikan Jarak antara baris yang satu dengan baris yang lain dalam tesis adalah dua spasi. Spasi untuk menulis kutipan langsung yang lebih dari empat baris, dalam satu daftar pustaka yang penulisannya lebih dari satu baris adalah satu spasi. Jarak antara judul bab dan judul pasal/anak bab adalah empat spasi, antara judul pasal dengan uraian dan antara akhir uraian dengan judul pasal adalah tiga spasi. Selanjutnya, antara judul ayat dengan uraian sebelum dan sesudahnya ditulis dua spasi. 7. Paragraf Bentuk penulisan paragraf terdiri atas bentuk bertakuk (indented style) dan bentuk lurus (block style). Paragraf bentuk bertakuk ditulis mulai ketukan kelima dari garis margin kiri. Dalam paragraf bentuk lurus, kalimat-kalimat di dalamnya ditulis sejajar atau lurus dengan garis margin kiri. Untuk menandai sebuah paragraf bentuk lurus, antara paragraf yang satu dengan lainnya diberi jarak lebih lebar daripada baris kalimat dalam paragraf. Bentuk penulisan paragraf bertakuk lazim digunakan dalam karangan ilmiah. Penulisan paragraf pada akhir halaman minimal dua baris. Jika hanya satu baris, lebih baik baris tersebut dimasukkan pada halaman berikutnya. 8. Tabel dan Gambar Tabel dan gambar merupakan bentuk ilustrasi yang digunakan untuk memberikan informasi hasil penelitian. Tabel digunakan jika peubah yang diamati cukup banyak dan tidak sama satuannya. Tabel yang terlalu rumit perlu dihindari karena akan mengganggu jalannya pembahasan. Selanjutnya, gambar dipakai dalam tesis untuk 26 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED memperjelas informasi dan pembahasan atau untuk memberikan gambaran konkret kepada pembaca tentang proses yang berlangsung. Gambar yang digunakan dapat berbentuk diagram alir, grafik, dan foto atau gambar. Pada dasarnya, tabel dan gambar memberikan informasi singkat yang dapat dipahami oleh pembaca tanpa harus membaca tubuh tulisan karena di dalamnya terdapat pokok-pokok informasi. Oleh karena itu, judul tabel atau gambar dirumuskan dalam kalimat yang ringkas tetapi dapat menyatakan kunci-kunci informasi dan dapat menerangkan arti tabel atau gambar (Gunawan dkk., 1996:25). Judul tabel: “Produksi susu kambing yang diberi perlakuan” tidak memberikan informasi yang jelas. Judul tabel tersebut akan lebih baik jika diubah menjadi: Tabel x. Produksi susu (l/hari) 15 kambing etawah selama 30 hari laktasi sesudah diberi pakan daun randu Judul tabel diletakkan di atas tabel. Huruf awal judul tabel ditulis dengan huruf kapital dan akhir judul tidak diberi tanda titik. Adapun judul gambar ditulis dari bawah gambar, diawali dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda titik. Jika dalam tulisan ilmiah terdapat lebih dari satu tabel atau gambar, setiap tabel dan gambar diberi nomor urut dengan angka arab. Tabel dibuat dengan garis-garis horizontal tepi atas dan bawah. Selain itu, tabel sebaiknya tidak berbentuk sel-sel sebagai pertemuan antara baris dan kolom sebagai tempat penulisan angka. Namun demikian, yang terpenting dalam pembuatan tabel adalah tabel dapat mengiformasikan secara akurat apa yang hedak disampaikan oleh penulis Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 27 Contoh tabel dengan garis horizontal adalah: Tabel y. Umur, indeks luas daun, dan hasil tanaman jagung yang ditanam pada lima ketinggian tempat Ketinggian Hasil (m d.p.l.) (ton/ha) 856 5,69 605 5,43 400 4,80 210 4,25 10 4,03 Umur Indeks Luas (hari) Daun 115 3,10 106 3,09 100 2,47 93 2,46 88 2,12 Sumber: ……… 9. Kutipan Kutipan yang diambil perlu dicantumkan sumbernya. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kode etik keilmuan yang berlaku dan untuk menghargai karya orang lain. Pencantuman sumber kutipan itu terdiri atas catatan langsung dan catatan kaki. Unsur- unsur sumber kutipan yang perlu dicantumkan dalam catatan langsung adalah nama belakang pengarang, tahun penerbitan, dan nomor halaman. Unsurunsur tersebut ditulis dalam tanda kurung (...), di antara nama pengarang dengan tahun diberi tanda koma (,) dan di antara tahun dengan nomor halaman diberi tanda titik dua (:). Jika nama pengarang ditulis sebelum kutipan, yang ditulis dalam tanda kurung adalah tahun penerbitan dan nomor halaman, sedangkan setelah nama pengarang tidak diberi tanda koma. Apabila pengarang lebih dari tiga 28 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED orang, maka yang ditulis adalah nama belakang pengarang pertama diikuti dengan tulisan dkk. (dan kawan-kawan) atau et al. (et alii). Kutipan dapat ditulis secara langsung dan tidak langsung. Kutipan langsung digunakan jika penulis mengutip tulisan apa adanya tanpa mengubah sedikit pun, baik ide maupun bahasanya, sedangkan kutipan tidak langsung digunakan jika penulis mengutip idenya saja dan dinyatakan dengan bahasa penulis. Kutipan langsung paling banyak empat baris ditulis dua spasi. Jika lebih dari empat baris, maka kutipan ditulis satu spasi. Penulisan baris pertama kutipan yang lebih dari empat baris dimulai dari ketukan ketujuh dari garis margin kiri seperti memulai paragraf bertakuk, sedangkan baris berikutnya dimulai dari ketukan keempat. Penulisan kutipan langsung diberi tanda petik ganda (“…”). Aturan-aturan tersebut tidak berlaku dalam penulisan kutipan tidak langsung. Contoh kutipan langsung paling banyak empat baris. Rusyana (1984:182) menyatakan, “Karangan ilmiah merupakan wujud penggunaan laras atau ragam bahasa tersendiri, yaitu ragam bahasa ilmiah”. Contoh kutipan langsung lebih dari empat baris. Weinreich (1970:1) memberikan penjelasan kontak bahasa yang menimbulkan kedwibahasaan dan interferensi, yaitu: “The practice of alternately using two languages will be called bilingualism, and the persons involved bilingual. Those instances of deviation from the norms of either language which occur in the speech of bilinguals as a result of their familiarity with more than one language, i.e. as a result of language contact, will be referred to as interference phenomena”. Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 29 Contoh kutipan tidak langsung dari pustaka yang dikarang Ali Muchtar (pengarang satu orang). Latar belakang masalah hendaknya memuat teori, fakta, norma …(Muchtar, 1998:17) atau Muchtar (1998:17) menyatakan bahwa latar belakang masalah .… atau Muchtar (1998:17) mengemukakan bahwa latar belakang masalah .... Contoh kutipan tidak langsung dari pustaka yang dikarang oleh Ali Muchtar dan Abdul Jahi (pengarang dua orang). Latar belakang masalah ...(Muchtar dan Jahi 1998:17) atau Muchtar dan Jahi (1998:17) menyatakan bahwa latar belakang masalah .… atau Muchtar dan Jahi (1998:17) mengemukakan bahwa latar belakang masalah .... Contoh kutipan tidak langsung dari pustaka yang dikarang oleh Ali Muchtar, Abdul Jahi, dan Daniel Amerta (pengarang tiga orang) Latar belakang masalah masalah ... (Muchtar, Jahi, dan Amerta, 1998:17) atau Muchtar, Jahi, dan Amerta (1998:17) menyatakan bahwa latar belakang masalah .... atau Muchtar, Jahi, dan Amerta (1998:17) mengemukakan bahwa latar belakang .... 30 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED Contoh kutipan tidak langsung dari pustaka yang dikarang oleh Ali Muchtar, Abdul Jahi, Daniel Amerta, Munir Hasbi Yanita, dan Harun Suparman (pengarang lebih dari tiga orang) Latar belakang masalah ... (Muchtar dkk., 1998:17) atau Muchtar dkk. (1998:17) menyatakan bahwa latar belakang masalah .... atau Muchtar dkk. (1998:17) mengemukakan bahwa latar belakang masalah .... 10. Metode dan Tata Tulis Pengacuan Pustaka Pengacuan pustaka biasanya dilakukan secara tidak lansung atau ditulis ulang dengan bahan penulis itu sendiri, dan yang terpadu di dalam naskah. Nama penulis pustaka acuan dapat ditulis terpadu dengan naskah dan tahun di dalam tanda kurung, atau ditulis di dalam tanda kurung beserta tahun penerbitannya. Contoh: Nama penulis terpadu di dalam naskah: 1. Butler dan Day (1998) mengatakan bahwa enzim pengurai lignin juga akan menguraikan melanin jamur. 2. Shetty et al. (1999) dan Subbarao et al.(1999) melaporkan bahwa pembenaman bahan organik segar ke dalam tanah akan… 3. Semangun(1991,1993) menyatakan, jamur tular-tanah mempunyai inang luas. 4. Menurut data dari Biro Pusat Statistik(2000), produksi kacang tanah Indonesia rendah. Nama penulis dan tahun di dalam tanda kurung: a) Penghambatan spora jamur di dalam tanah dipengaruhi oleh difusi gas-gas beracun ( Ko and Lockwood, 1967) b) Gas-gas di dalam tanah misalnya karbon disulfida, etilen, metana, dan aldehida (Tsutsuki and Ponnamperuma, 1987 dalam Blok, 1997). Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 31 c) Daya tahan jamur di dalam tanah dipengaruhi oleh pemataharian tanah (Katan, 1981, Gamliel and Stapleton, 1993). d) Kentang merupakan salah satu karbohidrat penting (Aksi Agraris kanisius, 1995) e) Ledakan hama dipengaruhi kondisi mistis petani (Burhan, 2002, Komunikasi pribadi). f) Predator wereng coklat banyak dijumpai di sawah (Untung, 1995, 1997). B. Cara Menulis Daftar Pustaka Acuan Daftar pustaka acuan merupakan daftar yang berisi buku, makalah, artikel, atau bahan lainnya, yang dikutip baik secara tertulis atau tidak tertulis (komunikasi pribadi), atau secara langsung maupun tidak langsung, dan yang dibaca. Lebih lanjut, secara garis besar, bagian penting yang harus ada dan ditulis di dalam Daftar pustaka acuan adalah: (1) nama penulis, yang ditulis dengan urutan nama akhir diikuti koma, singkatan nama awal dan nama tengah diakhiri titik, tanpa gelar akademik atau gelar apa pun lainnya; jika penulisnya lebih dari satu, cara penulisannya sama tetapi tidak dibalik, (2) tahun penerbitan, (3) judul, termasuk subjudul, yang ditulis dengan huruf miring atau italic, (4) nama penerbit, (5) kota tempat penerbitan, dan (6) halaman atau jumlah halaman yang diacu. Bagian tersebut dapat beragam tergantung jenis sumber pustakanya. Semua nama penulis suatu tim harus dicantumkan semuanya. Juga semua tulisan dilakukan dengan aturan baku, yaitu ukuran font 12 dengan tipe huruf Time New Roman, dan tidak ditebalkan. Acuan dari Buku Cara penulisan pustaka dari buku nama pengarang/penulis, tahun terbit, judul buku (dengan huruf italic), edisi (kalau ada), penerbit, kota tempat terbit, dan halaman yang diacu. Contohnya: 32 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED Hadi, S. 2001. Patologi Hutan, Perkembangan Di Indonesia . Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 150 hal. Aksi agraris kanisius. 1995. Bercocok Tanam Kacang Tanah. Kanisius, Yogyakarta. 78 hal. Gams, W., E.S. Hoekstra, and A. Aptroot. 1998. CBS Course of Mycology 4th ed. Centraalbereu voor Schimmelcultures, barn. Pp. 96-104 Apabila ada beberapa buku yang diacu dengan tahun penerbitan yang sama dan ditulis oleh penulis yang sama, maka penulisan tahun penerbitannya ditulis urut kronologi atau berdasar abjad judul bukunya. Misalnya : Cornet, L. and k. Weeks. 1995a. Career Ladder Plans. Career Ladder Clearinghouse, Atlanta. 235 pp. Cornet, L. and K. Weeks. 1995b. Planning Career ladders. Career Ladder Clearinghouse, Atlanta. Pp. 36-43. atau -----------.1995b. Planning Career Ladders. Career Ladder Clearinghouse,Atlanta. Pp. 36-43 Acuan dari Kumpulan Makalah Kumpulan makalah yang dimaksud adalah buku atau artikel yang berisi lebih dari satu makalah, dan ada editor atau penyuntingnya. Nama editor ditulis seperti menulis nama biasa dengan diberi keterangan (Ed) jika hanya seorang editor, atau (Eds.) jika lebih dari satu editor. Judul buku atau artikel tersebut ditulis miring atau italic. Contohnya: Marasas, W.F.O. and S.J. Van Rensburg. 1979. Mycotoxins and their medical and veterinary effects. Pp. 357-380. In: J.G. Horsfall and E.B. Coeling (Eds.), Plant Disease: An Advanced Treatise Vol. 4. Academic Press, New York. Mukhadis, H.A. 2000. Tata tulis artikel ilmiah. Hal. 51-65. Dalam: H.A. Saukah dan M.G. Waseso (Eds.), Menulis Artikel untuk Jurnal ilmiah. Universitas Negri Malang, Malang. Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 33 Acuan dari Jurnal atau Majalah Penulisan jurnal atau majalah yang diacu sesuai dengan aturan umum. Judul makalah ditulis dengan huruf besar pada awal kata. Nama jurnal ditulis miring, baik lengkap ataupun disingkat, harus konsisten, kemudian diikuti penulisan volume (tahun): halaman. Contohnya: Butler, M.J. and A.W. Day. 1998. Fungal Melanin: A Reriew. Canadian Journal Of Microbiology atau Can. J. Microbiol. 44:1115-1136. Suryadarma, S.V.C. 1990. Prosesor dan Interface: Komunikasi Data. Info Komputer 4(4): 46-48. Acuan dari Artikel dalam Jurnal dari CD-ROM Penulisannya sama, yaitu nama penulis, tahun, judul naskah ditulis biasa, nama jurnal atau majalah ditulis miring, ditambah penulisan CD-ROMnya di dalam tanda kurung. Contohnya: Mitchell, R. and M. Alexander. 1962. Microbiological Changes in Flooded Soils. Soil Science 93: 413-419 (CD-ROM: Soil ScienceDigital, 1995) Acuan dari Prosiding atau Buku Kumpulan Abstrak Penulisan prosiding atau buku kumpulan abstrak dengan huruf miring. Misalnya: Ishihara, H. and S. Tsuyumu. 2000. Cloning and Analyses of the Gene from Xanthomonas citri Involved in Plant Growth. Proceedings of The First Asian Conference On Plant Pathology, August 2628, Beijing. P.10. Paplomatas, E.J., S. Tzalavaras, and J.E Devay. 1997. Use of Verticillium tricorpus As a Biocontrol of Rhizoctonia Solani on Cotton Seedlings. Book of Abstract of 7 th International Verticillium Symposium, October 6-10, Cape Sounion, Athens. 34 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED Acuan dari Skripsi, Tesis Disertasi, atau Laporan Penelitian Penulisan skripsi , tesis, disertasi, dan laporan penelitian dengan huruf miring, dan pada bagian akhir ditambahkan tidak dipublikasikan di antara tanda kurung. Misalnya: Hidayat, R. 2002. Uji Pseudomonas fluorescens Sebagai Agnesia Pengendali Hayati Scerotium rolfsii Pada Kacang Tanah . Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. 47 hal. (Tidak dipublikasikan). Mujiono, Tarjoko, dan A. Manan. 1999. Kajian Penerapan Pestisida Nabati Pada Ulat Grayak . Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. 52 hal. (Tidak dipublikasikan) Acuan dari Lembaga yang Ditulis Atas Nama Lembaga Tersebut Nama lembaga penanggung jawab langsung ditulis paling awal, diikuti tahun terbit, judul karangan yang dicetak miring, nama lembaga penanggung jawab atas penerbitan tersebut, dan nama tempat penerbitan. Misalnya: Direktorat Perlindungan Tanaman Perkebunan. 1983. Petunjuk Pengenalan dan Pengendalian Penyakit-Penyakit Penting Tanaman Kelapa. Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian, Jakarta. 25 hal. Acuan dari Karya Terjemahan Penulisannya sama, yaitu setelah nama penulis asli, diikuti tahun penerbitan karya asli, judul terjemahan yang ditulis miring, diikuti kata “Terjemahan oleh…”, nama penerjemah, tahun terjemahan diterbitkan, nama penerbit dan tempat penerbit terjemahan. Misalnya: Ary, D., L.C Jacobs, and A. Razavieh. Tanpa tahun. Pengantar Penelitian Pendidikan. Terjemahan oleh Arief Furchan. 1982. Usaha Nasional, Surabaya. Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 35 Acuan dari Makalah yang Disajikan dalam Seminar atau Kongres Nama penulis ditulis paling awal, diikuti tahun, judul makalah dengan cetak miring, dan diikuti tulisan” Makalah disajikan dalam….”, nama pertemuan, lembaga penyelenggara, tempat, dan waktu penyelenggaraan seminar atau kongres tersebut. Misalnya: Rahayu , M. 2001. Pemanfaatan Bahan Nabati untuk Pengendalian Penyakit Layu Bakteri pada Kacang Tanah. Makalah disampaikan dalam Kongres XVI dan Seminar Nasional PFI, IPB, Bogor, 22-24 Agustus 2001. Acuan dari Komunikasi Pribadi Penulisannya sama, hanya setelah tahun diikuti kata “Komunikasi Pribadi” dicetak miring, lalu nama lembaga dan tempat lembaga tersebut. Misalnya: Suyatno, A. 2002. Komunikasi Pribadi . Fakultas Pertanian , UNSOED, Purwokerto. Bromokususmo, A. 2001. Komunikasi Pribadi. PT. Selektani, Medan Acuan dari Artikel dalam Internet Apabila artikel berasal dari jurnal, maka nama penulis ditulis seperti acuan bahan cetak lain, diikuti oleh tahun , judul, nama jurnal (dicetak miring), keterangan on-line dalam tanda kurung, volume dan nomor, dan diakhiri dengan alamat sumber disertasi kapan akses dilakukan. Misalnya: May, S. 1995. The Origin of Landsberg, Columbia, and C24. (On-line), Protocols of NASC, http:// nasc. Nott. Ac. Uk/protocols/ler.hmtl diakses 2 september 1999. 36 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED Apabila artikel berasal dari e-mail pribadi hasil konsultasi dengan pakar di bidang ilmunya, maka penulisannya adalah nama pengirim, alamat email di antara tanda kurung, waktu (tanggal, bulan, tahun), topik isi bahan ditulis dengan cetak miring, nama yang dikirimi dengan alamat e-mailnya di antara tanda kurung. Misalnya: Garcia, M. ([email protected]). 1 September 1999. arabidopis ecotypes.E-mail kepada L soetanto ([email protected]). Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 37 38 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED VI. KEBAHASAAN Sebagai karangan ilmiah, tesis menggunakan bahasa sebagai medium penyampaian pesan pada tataran morfologi dan sintaksis yang dilambangkan secara grafis dalam tulisan. Tataran morfologi yang digunakan adalah morfem dan kata untuk membentuk gagasan ilmiah, sedangkan tataran sintaksis adalah frasa, klausa, dan kalimat. Kalimatkalimat yang digunakan dalam tesis harus jelas dan efektif untuk menyampaikan gagasan ilmiah yang disajikan dalam bentuk karangan. Aspek penggunaan bahasa dalam karangan ilmiah memiliki ciri tertentu. Rusyana (1984:182) menyatakan bahwa karangan ilmiah merupakan wujud penggunaan laras atau ragam bahasa tersendiri, yaitu ragam bahasa ilmiah. Bahasa tulis keilmuan memiliki sifat dan ciri tertentu jika dibandingkan dengan bahasa tulis pada umumnya. Selain memerlukan kelengkapan unsur kalimatnya, tesis harus komunikatif, yaitu dapat mengomunikasikan informasi ilmu pengetahuan dengan bahasa yang benar, jelas, efektif, dan tidak bermakna ganda. Dengan demikian, bahasa tulis ilmiah dapat memenuhi fungsinya, yakni menyampaikan informasi dari penulis kepada pembacanya sehingga terjadi kesalingmengertian antara penulis dengan pembaca. Di samping itu, pilihan kata dan penggunaan struktur sintaksis dalam bahasa tulis ilmiah berkaitan dengan bidang ilmu pengetahuan yang dibicarakan. Kata-kata yang digunakan bersifat denotatif, yaitu memiliki makna lugas dan tepat dalam pengungkapan konsep ilmu pengetahuan. Ragam bahasa tulis ilmiah bersifat lugas, ekamakna, ajek, dan pengungkapannya secara hemat dan cermat. Bahasa ilmiah harus disusun dengan jelas, teratur, dan tepat makna (Badudu,1992: 39). Ragam bahasa seperti itu dapat menyampaikan pesan ilmiah yang terhindar dari kesalahan sehingga pesan dapat dipahami pembaca secara utuh. Berdasarkan uraian di atas, bahasa dalam karangan ilmiah hendaknya: Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 39 1) menggunakan ragam bahasa resmi atau baku; 2) mematuhi ejaan yang berlaku dan menggunakan tatatulis yang sudah lazim; 3) menggunakan makna denotatif; 4) menggunakan kata dan istilah yang tepat; 5) menggunakan kalimat-kalimat yang efektif; 6) menghindari penggunaan kata-kata beremosi. A. Ragam Bahasa Baku Ragam bahasa baku adalah penggunaan bahasa sesuai dengan kaidah yang berlaku. Penggunaan ragam itu selalu dikaitkan dengan situasi resmi sehingga ragam tersebut juga disebut sebagai ragam bahasa resmi. Dengan demikian, ragam bahasa resmi pada umumnya mengikuti kaidah bahasa baku. Sebaliknya, ragam tidak resmi atau ragam santai pada umumnya digunakan dalam percakapan yang tidak resmi. Perbedaan tersebut tampak dalam pilihan kata dan penerapan kaidah tata bahasa. Ragam bahasa baku hendaknya digunakan dalam situasi-situasi resmi seperti: 1) komunikasi resmi, seperti dalam surat-menyurat resmi atau suratmenyurat dinas, pengumuman resmi, perundang-undangan, dan sebagainya; 2) pembicaraan resmi, seperti pidato, ceramah, memberi kuliah, memimpim rapat dinas, berdiskusi; 3) penulisan karya ilmiah, laporan resmi. 40 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED B. Ejaan Ejaan bahasa Indonesia yang berlaku sekarang adalah Ejaan yang Disempurnakan (EYD). Di dalamnya diatur mengenai pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca, dan penulisan unsur serapan. 1. Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring a. Pemakaian Huruf Kapital 1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. 2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Misalnya: Rusyana (1984:182) menyatakan, “Karangan ilmiah merupakan wujud penggunaan laras atau ragam bahasa tersendiri, yaitu ragam bahasa ilmiah”. 3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur nama diri, gelar keturunan, gelar kehormatan, dan keagamaan yang diikuti nama orang, dan jika tidak diikuti nama orang tidak perlu memakai huruf kapital. 4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat. Jika tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat, tidak perlu memakai huruf kapital. Misalnya: Perdana Menteri Mahatir Muhammad, Menteri Luar Negeri Hasan Wirayuda Gubernur Jawa Tengah, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 41 5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, bahasa, tahun, bulan, hari, hari raya, peristiwa sejarah, takson makhluk di atas genus. 6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur geografi yang diikuti nama, misalnya: Asia Tenggara, Kabupaten Banyumas, Bukit Barisan, Danau Toba, Gunung Slamet, Jalan Diponegoro, Selat Sunda, Tanjung Intan, tetapi tidak dipakai jika tidak diikuti unsur nama, misalnya: aula kabupaten, halaman kecamatan, jalan raya, dan nama geografi sebagai jenis, misalnya: garam inggris, gula jawa, pisang ambon. 7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan. Misalnya: Republik Indonesia, Majelis Permusyawaratan Rakyat, Departemen Pertanian, Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak, Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972. 8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk kata ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi. Misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, Rancangan Undang-Undang Kepegawaian. 9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti dan, yang, untuk, di, ke, dari, daripada, dalam, terhadap, sebagai, tetapi, antara yang tidak terletak pada posisi awal. 42 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 10) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama penulisan nama orang pada hukum, dalil, uji, teori, dan metode, misalnya: hukum Dalton, uji Duncan, metode Epstein, analisis Fourier. Huruf pertama penamaan rancangan, proses, uji, atau metode yang tidak diikuti nama orang ditulis dengan huruf kecil, sedangkan singkatannya ditulis dengan huruf kapital, misalnya: uji morfometri, rancangan acak lengkap (RAL), metode imunodifusi ganda(MIG), proses hierarkhi analitik (PHA). b. Huruf Miring 1) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku dan terbitan berkala yang terdapat dalam teks dan dalam daftar pustaka. 2) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan huruf, bagian kata, kata, dan kelompok kata. 3) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau istilah asing yang masih asli baik tulisan maupun ucapannya, misalnya: ad hoc, et al., in vitro, status quo, grass root termasuk nama ilmiah seperti genus, spesies, varietas, dan forma makhluk, misalnya: Garcinia mangostana, Salacca zalacca var. amboinense. Akan tetapi. nama ilmiah di atas tingkat genus tidak ditulis dengan huruf miring, misalnya: Felidae, Moraceae, Mucorales. Catatan: Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi satu garis di bawahnya. Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 43 2. Penulisan Kata Dalam bahasa Indonesia terdapat bentuk kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang, gabungan kata, bentuk singkatan, dan akronim. Penulisan kata dasar dan kata berimbuhan pada umumnya tidak banyak menimbulkan persoalan bagi pemakai bahasa. Karena itu, kedua hal tersebut tidak dibahas secara tersendiri di sini. Yang akan dibahas pada bab ini adalah pemenggalan kata, penulisan kata ulang, gabungan kata, penulisan kata depan, partikel, dan kata bilangan. a. Pemenggalan Kata 1) Jika di tengah kata dasar ada huruf vokal yang berurutan, pemenggalan kata dilakukan di antara kedua huruf vokal tersebut kecuali huruf diftong. Contoh: ma-ut, ku-at, sauda-ra, sa-tai. 2) Jika di tengah kata dasar ada dua buah huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan kata dilakukan di antara kedua huruf konsonan tersebut. Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu fonem tidak pernah diceraikan. Contoh: swas-ta, cup-lik, Ap-ril, pang-sa, makh-luk, ikh-las. 3) Jika di tengah kata dasar ada huruf konsonan, termasuk gabungan-huruf konsonan, di antara dua buah huruf vokal, pemenggalan kata dilakukan sebelum huruf konsonan. Contoh: la-wan, ba-pak, de-ngan. 4) Jika di tengah kata dasar ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan kata dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dengan huruf konsonan yang kedua. Contoh: in-fra, ul-tra, in-stru-men, bang-krut. 5) Imbuhan awalan dan akhiran, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat 44 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED dipenggal pada pergantian baris. Contoh: mem-butuhkan, me-nyisir, bagaimana-kah, walau-pun. Catatan: Bentuk dasar pada kata turunan sedapatdapatnya tidak dipenggal, akhiran –i tidak dipenggal, pemenggalan kata yang berimbuhan sisipan dianggap sebagai kata dasar. Contoh: ge-li-gi (sisipan –el-), sinam-bung (sisipan –in-), ge-ri-gi (sisipan –er-), ge-me-tar (sisipan –em-). 6) Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakukan di antara unsur-unsur tersebut atau sesuai dengan kaidah-kaidah di atas. Contoh: fotografi ----- foto-grafi, fo-to-gra-fi introspeksi ---- intro-speksi, in-tro, spek-si pascapanen --- pasca-panen, pas.ca-pa-nen b. Penulisan Kata Ulang Kata ulang ditulis lengkap dengan menggunakan tanda hubung (-). Kata ulang dapat berupa pengulangan kata dasar misalnya: macam-macam, buku-buku, pengulangan kata berimbuhan misalnya: berjalan-jalan, berkejarkejaran, ditepuk-tepuk, pengulangan gabungan kata misalnya: meja-meja tulis, rumah-rumah sakit,dan pengulangan yang berubah bunyi misalnya: ramah-tamah, bolak-balik, sayur-mayur. c. Penulisan Gabungan Kata Penulisan gabungan kata sering bervariasi, ada yang menuliskan terpisah dan ada yang menuliskan serangkai. Variasi penulisan ini terjadi karena beberapa hal, antara lain, penulis tidak memahami kaidah penulisan yang benar, atau kesalahan dalam penulisan dianggap tidak menjadi soal, yang penting informasi dapat dipahami pembaca. Hal tersebut tidak boleh dibiarkan tanpa ada pembenahan di Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 45 bidang tata tulis. Kaidah penulisan gabungan kata adalah sebagai berikut. 1) Gabungan kata, termasuk yang lazim disebut kata majemuk, bagian-bagiannya dituliskan terpisah, misalnya: bina usaha, daur ulang, industri hilir, jasa marga, kerja sama, serah terima, tata laksana, terima kasih, uji coba. 2) Gabungan kata yang sudah padu benar, sudah senyawa, maknanya tidak dapat dikembalikan kepada makna unsur-unsurnya ditulis serangkai. Misalnya, kata daripada dan barangkali, maknanya tidak dapat dikembalikan kepada dari dan pada, barang dan kali. Kata daripada berfungsi untuk mempertentangkan, dan kata barangkali merupakan modalitas yang bermakna ‘tidak pasti’. Contoh lain: apabila, bilamana, bumiputra, padahal, matahari, hulubalang, segitiga. Ada gabungan kata yang salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai kata yang mengandung arti penuh. Unsur ini hanya muncul dalam kombinasi, misalnya unsur a, antar, catur, dasa, maha, non, pasca, peri, sub, tuna, dan sebagainya. Misalnya: amoral. asusila, antardaerah, caturwarga, mahasiswa, nonfosfat, perilaku, subbagian, tunadaksa, pascapanen, pancausaha tani. Catatan: Jika unsur terikat seperti itu diikuti oleh kata yang huruf awalnya kapital, di antara kedua unsur itu dibubuhkan tanda hubung (-), misalnya: non-RRC, non-Indonesia, antar-SMU. 46 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 3) Unsur maha dan peri sebagai gabungan kata ditulis serangkai dengan unsur berikutnya yang berupa kata dasar. Akan tetapi, jika unsur berikutnya kata berimbuhan, penulisan maha dan peri terpisah, misalnya: mahakasih, mahasiswa, mahaguru, perilaku, peribahasa, maha pengasih, maha pemurah, peri kemanusiaan. Kata esa ditulis terpisah dalam Ketuhanan Yang Maha Esa. 4) Kalau gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, penulisannya harus serangkai dan tidak diberi tanda hubung (-), misalnya: diujicobakan, dibudidayakan, melatarbelakangi, pertanggungjawaban, penandatanganan. d. Penulisan Kata Depan Kata depan di dan ke dituliskan terpisah dari kata yang mengikutinya, sedangkan awalan di- dan ke- dituliskan serangkai dengan kata yang mengikutinya. Perbedaan kedua hal tersebut dapat dilihat ciri-cirinya seperti berikut ini. 1) Kata depan di dan awalan diCiri yang pertama, kata depan di selalu diikuti kata benda yang menyatakan arah atau tempat, sedangkan di- sebagai awalan selalu diikuti kata kerja. Ciri yang kedua, di sebagai kata depan dapat diganti dengan kata dari, sedangkan di- sebagai awalan tidak dapat diganti dengan kata dari. Ciri yang ketiga, di sebagai kata depan tidak dapat dioposisikan dengan awalan me-, sedangkan di- sebagai awalan dapat dioposisikan dengan awalan me-. Perhatikan contoh berikut. di (kata depan) di- (awalan) di atas (dari atas) diatur (*dari atur) di bidang (dari bidang) dibunuh (*dari bunuh) di depan (dari depan) dicuci (*dari cuci) Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 47 di jalan (dari jalan) di luar (*meluar) di muka (*memuka) 2) didera (*dari dera) dimakan (memakan) dipukul (memukul) Kata depan ke dan awalan keKata depan ke juga selalu diikuti kata benda yang menyatakan arah atau tempat, sedangkan awalan ketidak demikian. Awalan ke- membentuk kata benda dari kata lain. Awalan ke- yang berkombinasi dengan akhiran –kan menghasilkan kata kerja perintah. Ciri lainnya, kata depan ke dapat diganti dengan dari, sedangkan awalan ke- tidak dapat diganti dengan dari. Perhatikan contoh berikut ini. ke (kata depan) (1) Ke mana saja kamu selama ini? (2) Dia pergi ke kantor setiap hari kerja. (3) Mereka menuju ke arah yang sama. (4) Pada waktu saya ke depan, ia malah lari ke belakang. Catatan: Ke pada kemari harus dituliskan serangkai karena kata ini tidak dapat diganti menjadi dari mari atau di mari. Ke pada keluar lawan masuk ditulis serangkai. ke- (awalan) (1) Ia diangkat menjadi Ketua Senat Mahasiswa tahun ini. (2) Kesampingkan dulu pekerjaan itu, dan kerjakan tugas yang ini. (3) Demonstrasi itu merupakan kehendak mahasiswa sebagai bentuk protes kepada pemerintah. 48 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED e. Penulisan Partikel Partikel yang sering menimbulkan kesimpangsiuran dalam penulisan adalah pun dan per, sedangkan partikel yang lain, yaitu kah, lah, dan tah tidak menimbulkan persoalan. Ketidakcermatan penulisan pun dan per disebabkan oleh adanya kaidah yang mengatur kedua partikel tersebut. 1) Partikel pun Pada dasarnya, partikel pun setelah kata benda, kata kerja, kata sifat, kata bilangan, dituliskan terpisah karena pun yang seperti itu merupakan kata utuh yang memiliki makna penuh. Misalnya: (1) Karena krisis moneter, harga-harga pun membubung tinggi. (2) Apa pun yang dimakan, Ia tetap kurus. (3) Makan tak enak, tidur pun tak nyenyak jika badan sedang sakit. (4) Mereka pun pasti berharap agar harga bahan pokok kembali normal. Penulisan pun berikut ini harus ditulis serangkai adapun, andaipun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, ataupun, kendatipun, maupun, meskipun, sungguhpun, walaupun, dan sekalipun (yang berarti ‘walaupun’) 2) Partikel per Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’, dan ‘tiap’ dituliskan terpisah dari bagian-bagian kalimat yang mendampinginya. Misalnya: (1) Semua orang yang ditahan diperiksa satu per satu. (2) Akibat krisis moneter, harga susu naik Rp7.500,00 per kaleng. (3) Upah pekerja kasar sekarang Rp8.000,00 per hari. Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 49 Bentuk per yang menunjukkan bilangan pecah ditulis serangkai. tiga persepuluh, delapan perlima belas, tujuh dua pertiga. f. Penulisan Angka dan Lambang Bilangan Penulisan lambang bilangan ada dua cara, yaitu dengan angka arab atau angka romawi, dan dengan huruf. 1) Lambang bilangan dituliskan dengan angka jika berhubungan dengan ukuran (panjang, luas, isi, berat) satuan waktu, nilai uang, atau yang dipakai untuk menandai nomor jalan, rumah, kamar pada alamat yang bukan pada dokumen resmi. Bentuk dihindari lima sentimeter selupuh meter persegi dua puluh lima liter lima ribu rupiah Bentuk dianjurkan 5 sentimeter 10 meter persegi 25 liter Rp5.000,00 2) Bilangan dalam perincian dituliskan dengan angka. 3) Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata dituliskan dengan huruf, dan yang dinyatakan lebih dari dua kata dituliskan dengan angka. Bentuk yang dihindari (1) Selama seminggu jumlah penderita muntaber berjumlah 3.000 orang. (2) Rumah sakit itu sudah menyediakan 12 tenda tambahan. (3) Menurut catatan Depkes, jumlah pasien yang masuk 21 orang per hari, lima orang penderita demam, delapan orang penderita TBC, enam 50 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED orang penderita penyakit dalam, dan tiga orang penderita darah tinggi. Bentuk yang dianjurkan (1) Selama seminggu jumlah penderita muntaber berjumlah tiga ribu orang. (2) Rumah sakit itu sudah menyediakan dua belas tenda tambahan. (3) Menurut catatan Depkes, jumlah pasien yang masuk 21 orang per hari, 5 orang penderita demam, 8 orang penderita TBC, 6 orang penderita penyakit dalam, dan 3 orang penderita darah tinggi. 4) Lambang bilangan pada awal kalimat dituliskan dengan huruf. Bentuk yang dihindari (1) 28 orang ditahan dalam kerusuhan tersebut. (2) 10 kambing dijadikan materi dalam penelitian itu. Bentuk yang dianjurkan (1) Sebanyak 28 orang ditahan dalam kerusuhan tersebut. (2) Sepuluh kambing dijadikan materi dalam penelitian itu. 5) 6) Kata bilangan yang mendapat akhiran –an ditulis seperti berikut ini. 80-an atau delapan puluhan 5.000-an atau lima ribuan Bilangan yang ditulis dalam dokumen resmi, seperti akta, kuitansi, wesel pos, dan cek dapat menggunakan angka dan huruf sekaligus. Misalnya: Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 51 (1) (2) 7) Telah dijual sebidang tanah seluas 100 (seratus) meter persegi dengan harga Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah). Telah diterima uang sejumlah Rp7.500.000,00 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah) untuk melunasi faktur No.231/PB/II/1998. Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan sebagai berikut. (1) Pendidikan Perpajakan Angkatan IV dimulai tanggal 1 Juni 1998. (2) Pendidikan Perpajakan Angkatan Ke-4 dimulai tanggal 1 Juni 1998. (3) Pendidikan Perpajakan Angkatan Keempat dimulai tanggal 1 Juni 1998. g. Penulisan Bentuk Singkat, Singkatan, dan Akronim 1) Bentuk singkat adalah bentuk pendek yang diambil dari bentuk lengkapnya. Penulisannya menggunakan huruf kecil semua. Contoh: lab bentuk singkat dari laboratorium harian bentuk singkat dari surat kabar harian 2) Singkatan adalah bentuk pendek yang diambil dari huruf-huruf pertama suatu kata atau frasa. Penulisannya dengan huruf kapital semua tanpa diberi titik, misalnya: APBN, PT, DPR, RAL. 3) Singkatan umum yang terdiri atas dua huruf, setiap hurufnya diikuti dengan titik, misalnya: a.n. (atas nama), u.b. (untuk beliau), d.a. (dengan alamat) 52 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 4) Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik, misalnya: dsb. (dan sebagainya), sda. (sama dengan atas), Yth. (Yang terhormat) 5) Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik, misalnya: A.S. Kartasasmita, Muh. Imran, Bpk. (bapak), Kol. (kolonel),S.E., M.Sc. 6) Singkatan satuan ukuran, satuan mata uang, dan lambang unsur kimia tidak diberi tanda titik, misalnya: kg , cm, ha, Rp, Ca, Cl, Zn. 7) Akronim adalah bentuk pendek yang biasanya diambil dari sebuah frasa, dan bagian yang diambil sangat bervariasi, misalnya: orba, pelita, rapim, muspida. 8) Jika akronim merupakan nama diri dituliskan dengan huruf awal kapital, seperti Depdikbud, Pemda DKI, Bappenas, dan akronim yang bukan nama diri penulisannya dengan huruf kecil semua, seperti tilang, radar, rudal, pemilu, dan siskamling. 3. Tanda Baca a. Tanda Titik 1) Singkatan umum yang menggunakan huruf kapital tidak menggunakan tanda titik, sedangkan singkatan gelar akademik dan singkatan nama orang harus menggunakan tanda titik. 2) Tanda titik dipakai untuk menutup kalimat yang bukan kalimat tanya atau kalimat seru. Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 53 3) Tanda titik mengikuti nomor daftar atau rangkaian. Untuk nomor yang sudah mengandung titik di dalamnya tidak diberi titik pada bagian akhir. Contoh: 1. 2. 2.1 Tujuan 2.2 Sasaran 4) Tanda titik digunakan pada angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan ribuan, jutaan, dan seterusnya, sedangkan pada angka yang tidak menyatakan jumlah tidak perlu digunakan tanda titik. 10.000 orang 2.345 mahasiswa NIP 130938296 Nomor telepon (0281) 32315 Nomor rekening 23144233 b. Tanda Koma (,) 1) Tanda koma wajib digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. (1) Perusahaan itu bergerak di bidang pariwisata, pos, dan telekomunikasi. (2) Kita butuh aparat yang jujur, bersih, dan berwibawa. 2) Tanda koma wajib digunakan untuk memisahkan kalimat setara perlawanan yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh tetapi, melainkan, dan sedangkan. (1) Mereka bukan pemain yang berbakat, melainkan pemain yang ulet dan rajin. (2) Daerah Lampung penghasil utama lada, sedangkan Sulawesi penghasil kopra. 54 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED (3) Ia sudah berusaha sekuat tenaga, tetapi pendapatannya tidak cukup untuk biaya hidup sekeluarga. 3) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang medahului induk kalimat. (1) Kalau hari hujan, saya tidak datang. (2) Karena ada tugas penting yang harus dikerjakan, ia terpaksa membatalkan perjalanannya ke luar kota. 4) Tanda koma harus digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat. Ungkapan tersebut terletak setelah tanda baca akhir (tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru) dan dimulai dengan huruf awal kapital. Ungkapan-ungkapan tersebut adalah: Oleh karena itu, Kalau begitu, Oleh sebab itu, Selain itu, Sehubungan dengan itu, Bahkan, Jadi, Kemudian, Namun, Walaupun demikian, Pertama, Meskipun demikian, Selanjutnya, Sebaliknya, Lagi pula, Misalnya, Meskipun begitu, Akhirnya, (1) Lubang pembuangan ditutup lebih dahulu. Kemudian, masukkan kotoran ternak lewat lubang pengisian. (2) Jagalah timbunan jerami ini jangan sampai terkena air. Di samping itu, buatlah atap di atasnya. Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 55 5) Tanda koma digunakan di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya. Suhardi, M.Sc. Subiyakto, S.H. 6) Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi. Keterangan tambahan adalah keterangan yang diselipkan dalam kalimat yang sudah lengkap, dan bagian ini dibuang pun tidak mengganggu makna dalam kalimat tersebut. Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya saling menggantikan. (1) Menteri Luar Negeri Indonesia, Hasan Wirayuda¸ memberikan keterangan kepada para wartawan sehubungan dengan hasil kunjungannya ke Jepang. (2) Edy Kancil, koruptor kelas kakap yang melakukan korupsi miliaran rupiah, sampai sekarang masih tetap dicari oleh pihak kepolisian. c. Tanda Titik Koma (;) 1) Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. Contoh: Kegunaan kelapa banyak sekali, yaitu daging buah kelapa dapat dibuat minyak goreng; sabut kelapa dapat dibuat tali, sikat, keset, dan permadani kasar; tempurungnya dapat dijadikan kayu bakar; pohonnya dapat dijadikan tiang rumah atau jembatan. 2) Tanda titik koma digunakan juga pada rincian ke bawah yang unsur-unsurnya berupa kelompok kata yang panjang atau berupa kalimat. Dalam hal ini, 56 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED sebelum rincian akhir tidak dibubuhkan kata dan. Contoh: Krisis bidang keuangan saat ini menimbulkan berbagai masalah di bidang perekonomian, seperti (1) menurunnya daya beli masyarakat; (2) kebangkrutan di bidang usaha sehingga menyebabkan PHK; (3) utang swasta yang semakin membengkak; (4) kerawanan di bidang keamanan dan ketertiban masyarakat. d. Tanda Titik Dua (:) 1) Tanda titik dua digunakan pada kalimat lengkap yang diikuti rincian berupa kata atau frasa. Misalnya: Air mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: (1) mengalir dari tempat yang tinggi; (2) selalu rata/mendatar; (3) sesuai dengan bentuk wadahnya; (4) memberikan tekanan ke semua arah; (5) meresap melalui celah kecil; (6) melarutkan zat lain. 2) Tanda titik dua tidak digunakan sebelum rincian yang merupakan pelengkap kalimat atau kalimat yang pengantarnya belum lengkap. Misalnya: Sifat-sifat air adalah (1) mengalir dari tempat yang tinggi; (2) selalu rata/mendatar; (3) sesuai dengan bentuk wadahnya; (4) memberikan tekanan ke semua arah; (5) meresap melalui celah kecil; (6) melarutkan zat lain. 3) Titik dua harus diganti menjadi titik satu pada kalimat lengkap yang diikuti suatu rincian berupa kalimat lengkap pula, dan tanda akhir rincian harus tanda titik. Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 57 Misalnya: Sifat-sifat air adalah sebagai berikut. (1) Air mengalir dari tempat yang tinggi. (2) Permukaannya rata/mendatar. (3) Bentuknya sesuai dengan wadah yang ditempatinya. (4) Air memberikan tekanan ke semua arah. (5) Air dapat meresap melalui celah kecil. (6) Air dapat melarutkan berbagai zat. 4) Tanda titik dua digunakan memisahkan nomor jilid dan halaman dalam daftar pustaka, memisahkan tahun dan halaman kalau pengacuan halaman dilakukan pada sistem nama-tahun dalam teks, dan menandai kutipan langsung. Contoh: Agrin 2: 27-35, (Hartoko, 2001:234). e. Tanda Petik Ganda (“…”) Tanda petik ganda digunakan sebagai berikut. 1) Mengurung kutipan langsung. Ia berkata, “Saya akan pergi.” 2) Mengurung kata atau bentukan kata yang dipinjam dari bahasa lain, kata yang digunakan dengan cara khusus, dan kata percakapan sehari-hari. (1) Pria itu selalu berpakaian “trendy”. (2) Makanan itu “diserbu” oleh para pengungsi. (3) Karena desakan para pengunjuk rasa, presiden menyatakan “lengser” dari jabatan. 3) Mengurung judul cerpen, artikel, ceramah, bab sebuah buku, dan yang sejenis. Dalam ceramahnya yang berjudul “Kebijaksanaan Moneter”, ia kurang sependapat dengan program CBS. 58 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED f. Tanda Petik Tunggal (‘…’) 1) Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan atau kutipan yang tersusun di dalam kutipan lain. 2) Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing ( survive ‘sintas’, feed back ‘balikan’). g. Tanda Hubung (-) 1) Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang (buku-buku, bersama-sama) dan suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris. Misalnya: Dalam pembahasan ini diuraikan beberapa hukum alam yang baru Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung atau pangkal baris. Beberapa pendapat mengenai amandemen itu telah disampaikan para ahli. (tepat) Pada masa kini, banyak mahasiswa tidak mau meneliti masalah kemiskinan. (tepat) Beberapa pendapat mengenai amandemen itu telah disampaikan para ahli. (tidak tepat) Pada masa kini, banyak mahasiswa tidak mau meneliti masalah kemiskinan. (tidak tepat) 2) Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris. Contohnya: Kedua anak muda itu berkelana dengan cara mengarungi laut yang luas. Para pedagang di Pasar Baru sedang mengarungi beras. Akhiran –i tidak dipenggal supaya tidak terdapat satu huruf pada pangkal baris. Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 59 3) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital (seJawa Tengah), ke- dengan angka (ke-22), angka dengan –an (tahun 40-an), singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata (mem-PHK-kan, sinar-X), merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan bahasa asing (di-smash). h. Tanda Elipsis (…) Tanda elipsis digunakan untuk menunjukkan bahwa ada bagian yang dihilangkan pada kutipan langsung. ( “Pola konsumsi daging … sesuai kebutuhan”, “… sangat dipengaruhi tingkat kesuburan tanah ….”) i. Tanda Kurung ((…)) 1) Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan. 2) Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya dalam kalimat dapat dihilangkan. 3) Tanda kurung (atau tanda kurung tutup) mengapit angka atau huruf yang memerinci suatu urutan keterangan Contohnya: Faktor produksi menyangkut masalah (1) alam, (2) tenaga kerja, dan (3) modal. j. Tanda Garis Miring ( / ) 1) Tanda garis miring digunakan di dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim 2) Tanda garis miring digunakan sebagai pengganti kata dan, atau, dan tiap. 60 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 4. Penulisan Unsur Serapan Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia banyak menyerap kosakata dari berbagai bahasa, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing. Berdasarkan integrasinya, unsur serapan tersebut dapat dibagi atas dua golongan. Pertama, unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle, cock. Unsur-unsur tersebut pengucapannya masih mengikuti cara asing. Kedua, unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisan disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya. Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan adalah sebagai berikut: aa (Belanda) menjadi a paal pal baal bal ae tetap ae jika tidak bervariasi dengan e aerobe aerob aerodinamics aerodinamika ae jika bervariasi dengan e, menjadi e haemoglobin hemoglobin haematite hematit ai tetap ai trailer trailer caison kaison au tetap au audiogram audiogram hydraulic hidraulik c di muka e, i, oe, dan y menjadi s central sentral circulation Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED sirkulasi 61 c di muka a, u, o, dan konsonan menjadi k cubic kubik construction classification klasifikasi crystal cc di muka e dan i menjadi ks accent aksen accessory aksesori vaccine vaksin konstruksi kristal cch dan ch di muka a, o, dan konsonan menjadi k saccharin sakarin charisma karisma ch yang lafalnya s atau sy menjadi s echelon eselon machine mesin ch yang lafalnya c menjadi c check cek China Cina g (sanskerta) menjadi s gabda sabda gastra sastra e tetap e effect efek synthesis sintesis ea tetap ea idealist idealis habeas habeas ee (Belanda) menjadi e stratosfeer stratosfer systeem sistem eu tetap eu neutron europium neutron europium gh menjadi g sorghum sorgum 62 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED ie (Belanda) menjadi i jika lafalnya i politiek politik riem rim oo (Belanda) menjadi o komfoor kompor provoost provos oo (Inggris) menjadi u cartoon kartun proof pruf ou menjadi u jika lafalnya u gouverneur gubernur coupon kupon ph menjadi f phase physiology fase fisiologi q menjadi k aquarium frequency akuarium frekuensi rh menjadi r rhapsody rhythm rapsodi ritme sc di muka a, o, u dan konsonan menjadi sk scandium skandium scriptie skripsi sc di muka e, i, dan y menjadi s scenography senografi scyphistoma sifistoma Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 63 sch di muka vokal menjadi sk schema skema scholaticism skolatisime t di muka i menjadi s jika lafalnya s ratio rasio action aksi th menjadi t theocracy thrombosis teokrasi trombosis uu menjadi u prematuur vacuum prematur vakum x pada posisi awal kata tetap x xanthate xantat xenon xenon x pada posisi lain menjadi ks executive eksekutif taxi taksi xc di muka e dan i menjadi ks exception eksepsi excess ekses xc di muka a, o, u dan konsonan menjadi ksk excavation ekskavasi exclusive eksklusif y menjadi i jika lafalnya i yttrium dynamo 64 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED itrium dinamo Kata seperti standardisasi, efektif, dan implementasi diserap secara utuh disamping kata standar, efek, dan implemen. -aat (Belanda) menjadi –at advokaat advokat -age menjadi –ase percentage persentase etalage etalase -al, -eel (Belanda), -aal (Belanda) menjadi –al structural, structureel struktural formal, formeel formal normal,normaal normal -ant menjadi –an accountant akuntan -archy, -archie (Belanda) menjadi arki anarchy,anarchie anarki -ary (Inggris), -air (Belanda) menjadi –er complementary komplementer -eel, aal (Belanda) menjadi –al ideaal ideal formeel formal -eel (Belanda) yang tidak ada padanannya dalam bahasa Inggris menjadi –il. Principieel prinsipiil -ic, -ics, -ique, -iek, -ica (Belanda) menjadi –ik, -ika logic, logica logika phonetics fonetik physics, physica fisika technique teknik -ic, -isch (Belanda) menjadi –ik electronic, elektronische elektronik mecganic, mecanisch mekanik Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 65 -ical, -isch (Belanda) menjadi –is economical, economisch ekonomis practical, practisch praktis -ile, -iel menjadi –il mobile, mobiel mobil -ive, -ief (Belanda) menjadi –if descriptive, descriptief deskriptif -logue menjadi –log catalogue katalog -loog menjadi –log analoog epiloog analog epilog -oir(e) menjadi –oar trottoir repertoir trotoar repertoar -or, -eur (Belanda) menjadi –ur, -ir director, directeur direktur amateur amatir -ty, -teit (Belanda) menjadi –tas university, universiteit universitas -ure, -uur (Belanda) menjadi –ur structure, struktuur struktur premature, prematuur prematur 66 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED C. Pemilihan Kata dan Istilah Pemakaian kata yang terpilih dapat menimbulkan kesan tertentu tentang pemakainya, misalnya apakah seseorang suka bergurau, memiliki tenggang rasa, atau bersikap ragu-ragu. Dengan pilihan kata, seseorang dapat mengungkapkan secara tepat jalan pikiran, baik secara lisan maupun tulis, kepada orang lain tanpa menimbulkan perbedaan pengertian. Kata dalam bahasa Indonesia banyak yang mempunyai kemiripan atau kesamaan, baik kemiripan arti (sinonim) maupun kemiripan bentuk (homonim). Kata-kata yang bermiripan tersebut sering divariasikan secara bebas pemakaiannya sehingga sering menimbulkan kesalahan. Pemakaian kata yang tidak tepat menyebabkan kejanggalan arti karena tidak lazim di dalam konteks kalimat yang bersangkutan. Perhatikan contoh berikut ini. Kata besar bersinonim dengan kata agung, akbar, raya, kolosal, mayor, makro. (1) Pergantian jaksa agung terkesan mendadak sehingga menimbulkan berbagai tanggapan pada masyarakat. (2) Rapat akbar akan diselenggarakan Kamis besok. (3) Kebun raya di Bogor adalah tempat rekreasi yang menarik. (4) Film kolosal itu cukup menarik dan sudah satu minggu diputar di kota ini. Kata-kata yang dicetak miring pada kalimat di atas digunakan secara tepat sehingga tidak menimbulkan kejanggalan arti. Akan tetapi, jika kata jaksa agung diganti jaksa akbar, rapat akbar diganti rapat kolosal, hal tersebut akan menimbulkan kejanggalan arti karena penggunaannya tidak tepat atau tidak lazim. Oleh karena itu, walaupun kata-kata tersebut bermiripan arti, namun kedudukannya tidak dapat digantikan. Memang ada kalanya kata yang bersinonim dapat saling menggantikan kedudukan, seperti terlihat pada kalimat berikut ini. (1) Saya sudah lama menanti Saudara di sini. (2) Saya sudah lama menunggu Saudara di sini. Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 67 Pemilihan kata yang tepat dalam sebuah kalimat akan memberikan pengertian yang jelas dan nalar bahasa yang benar. Pemilihan kata harus dilakukan secara tepat dan sesuai. Ketepatan dan kesesuaian perlu diperhatikan terutama dalam karangan ilmiah, terutama yang berkaitan dengan makna dan bentuk. Perhatikan kalimat berikut ini. (1) Pencetakan sawah satu juta hektar di Kalimantan mulai dicetak bulan depan. Kalimat tesebut jika disederhanakan menjadi (2) Pencetakan sawah dicetak bulan depan. Kita sulit membayangkan bagaimana mencetak pencetakan sawah. Apabila pernyataan tersebut mencetak sawah, pengertiannya mudah diterima. Karena sudah ada kata pencetakan, maka kita pakai saja kata dilaksanakan atau dimulai. Jadi, kalimat tersebut dapat diperbaiki seperti berikut. (3) (4) Pencetakan sawah satu juta hektar di Kalimantan akan dilaksanakan bulan depan. Pencetakan sawah satu juta hektar di Kalimantan akan dimulai bulan depan. Kalimat perbaikan di atas memperlihatkan bahwa dengan pilihan kata yang tepat, pengungkapan gagasan menjadi lebih cermat, menarik, dan tidak membosankan. Dalam memilih kata hendaknya diperhatikan tiga hal, yaitu (1) ketepatan, (2) kesesuaian, dan (3) kebenaran. Kata yang tepat adalah kata yang mempunyai makna yang dapat mengungkapkan atau sesuai dengan gagasan pemakai bahasa. Kesesuaian menyangkut kecocokan antara kata-kata yang dipakai dengan situasi dan keadaan pembaca. Kebenaran berhubungan dengan penerapan kaidah-kaidah kebahasaan yang meliputi kaidah morfologi, sintaksis, dan ejaan. 68 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED D. Kalimat Efektif Sebuah kalimat yang baik harus mengandung gagasan atau ide pokok yang jelas dan penyusunannya harus memenuhi persyaratan gramatikal. Oleh karena itu, kalimat disusun berdasarkan kaidah kebahasaan yang berlaku. Kaidah itu meliputi (1) cara memilih kata, (2) unsur-unsur yang harus ada di dalam kalimat, dan (3) aturan-aturan ejaan yang berlaku. Kata yang dipilih dalam pembentukan kalimat harus tepat agar kalimat menjadi jelas maknanya. Selain itu, unsur yang harus ada di dalam sebuah kalimat paling sedikit adalah unsur subjek dan predikat. Dengan adanya unsur kalimat yang lengkap, sebuah kalimat akan menjadi jelas. Dalam bahasa tulis, kalimat yang baik harus ditulis sesuai dengan aturan-aturan ejaan yang berlaku. Dengan demikian, unsur kebenaran kalimat dapat dipenuhi. Seorang penulis hendaknya dapat menuangkan gagasannya dalam kalimat-kalimat yang efektif. Kalimat-kalimat yang disusunnya dapat menarik perhatian pembaca dan memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pembaca yang sama persis dengan apa yang terdapat dalam pikiran penulis. Dengan demikian, kalimat efektif harus disusun secara sadar sehingga informasi yang disampaikan oleh penulis dapat diterima secara utuh oleh pembaca. Untuk itu, perlu diperhatikan beberapa hal yang menjadi ciri-ciri kalimat efektif, yaitu: (1) kesepadanan dan kesatuan, (2) kesejajaran, (3) penekanan dalam kalimat, (4) kehematan dalam mem-pergunakan kata, dan (5) kevariasian dalam struktur kalimat (Akhadiah, Arsyad, dan Ridwan, 1991:116). E. Paragraf Paragraf dalam sebuah tulisan merupakan penggalan teks. Hal itu ditandai oleh (1) baris pertama biasanya bertakuk dan (2) selalu dimulai dengan baris baru. Walaupun demikian, ada juga paragraf yang tidak bertakuk. Paragraf itu berbentuk lurus dan ditandai dengan jarak baris yang lebih lebar untuk pergantian paragraf. Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 69 Jika dilihat dari segi makna, paragraf merupakan satuan informasi yang memiliki pikiran utama sebagai dasarnya. Sebuah paragraf ditangkap oleh pikiran pembaca sebagai penggalan yang utuh dari pikiran penulis. Sebagai penggalan pikiran, sebuah paragraf terpisah dari paragraf yang lain. Walaupun demikian, gagasan yang terkandung dalam setiap paragraf merupakan bagian dari runtunan pikiran yang berhubungan. Jadi, setiap paragraf merupakan bagian dari keseluruhan karangan secara utuh. Selanjutnya, kalimat-kalimat dalam satu paragraf saling terkait secara utuh dan padu sehingga terbentuk satu kesatuan pikiran. Unsur paragraf terdiri atas bentuk bahasa dan maknanya. Bentuk bahasa dalam paragraf berupa kata, frasa, dan kalimat, sedangkan maknanya berupa ide, gagasan, pendapat, pikiran atau amanat. Jika paragraf itu bukan paragraf deskriptif dan naratif, unsur paragraf terdiri atas: (1) kalimat utama, (2) kalimat penjelas, dan (3) kata atau frasa penghubung. Kalimat utama mengandung topik dan ide yang dapat diletakkan di awal, di tengah, atau di akhir paragraf. Biasanya, kalimat utama diletakkan pada awal paragraf karena penulis akan lebih mudah mengembangkan paragraf. Kalimat penjelas memuat ide-ide penjelas berupa informasi apa saja yang akan dimasukkan ke dalam paragraf. Kata atau frasa penghubung diperlukan untuk membangun kepaduan paragraf. Dalam kenyataannya, tidak semua paragraf terdiri atas tiga unsur tersebut. Sebuah paragraf paling sedikit memiliki kalimat utama dan kalimat penjelas. Bahkan paragraf deskriptif dan naratif tidak memiliki kalimat utama. Kalimat-kalimat yang terdapat di dalamnya merupakan kalimat penjelas dan semuanya mendukung satu gagasan utama. Kalimat utama dalam sebuah paragraf dapat dikembangkan jika mengandung masalah. Masalah yang terdapat dalam kalimat utama itu diuraikan dalam pikiran-pikiran penjelas yang dituangkan ke dalam kalimat-kalimat penjelas. Sebaliknya, paragraf sulit dikembangkan jika kalimat utama terlalu terbatas atau sangat 70 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED spesifik. Kalimat Para petani sangat risau sulit dikembangkan menjadi sebuah paragraf karena tidak mengandung bagian yang dapat diuraikan. Tetapi, jika kalimat tersebut ditambah keterangan, jika musim hujan sudah tiba dapat dikembangkan menjadi sebuah paragraf. Kalimat tersebut sudah mengandung masalah yang perlu dijelaskan, misalnya mengapa jika musim hujan tiba para petani risau. Dalam hal ini, ciri kalimat utama adalah dapat menimbulkan pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, mengapa. Jawaban pertanyaan itu merupakan penjelasan terhadap kalimat utama. Contohnya: Ide utama paragraf: kerisauan petani terhadap musim hujan. Ide-ide penjelas: 1) terjadi banjir 2) cepatnya hama menyebar 3) panen gagal 4) produksi turun 5) harga produk mahal Ide utama dan ide-ide penjelas tersebut dapat dikembangkan menjadi paragraf berikut ini. Para petani sangat risau jika musim hujan sudah tiba. Di mana-mana hujan turun dengan lebat sehingga menimbulkan banjir. Di samping itu, hama akan cepat tersebar jika hujan turun terusmenerus. Akibatnya, banyak panen yang gagal. Produksi beras turun tajam sehingga harga beras menjadi mahal. Pengembangan paragraf yang memperhatikan unsur kesatuan dan kepaduan hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini. 1) Susunlah kalimat utama dengan baik dan layak. 2) Tempatkanlah kalimat utama dalam posisi mencolok dan jelas dalam sebuah paragraf. 3) Tunjanglah kalimat utama itu dengan perincian-perincian yang tepat. 4) Gunakan kata-kata transisi, frasa, dan alat lain di dalam dan di antara paragraf (Akhadiah dkk, 1991:157). Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED 71 Paragraf dapat dikembangkan berdasarkan pada teknik pengembangan dan isi paragraf. Teknik pengembangan paragraf dapat dilakukan secara alamiah, klimaks atau antiklimaks, umumkhusus atau khusus-umum. Berdasarkan isinya, paragraf dapat dikembangkan dengan cara perbandingan dan pertentangan, analogi, contoh-contoh, sebab-akibat, definisi luas, dan klasifikasi (Soeparno dkk, 1997:20-25). 72 Pedoman Penulisan Tesis dan Artikel Ilmiah Program Pascasarjana UNSOED