bjbj ASPEK-ASPEK HUKUM PERDATA INTERNASIONAL DALAM

advertisement
ÐÏ à¡± á >
þÿ
þÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿ
ÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿÿì¥Á [€
ð ¿
îÄ
bjbj¬ú¬ú
H2
ΐ
ΐ
4~ > )
ÿÿ
ÿÿ
ÿÿ
·
I
*
s
Ì ³
³
³
ÿÿÿÿ Ç
Ç
Ç
8 ÿ
,
+
Œ Ç
¤× ø ·
·
Ó
Ó
Ó
æ
æ
æ
G×
I× I× I× I× I× I× œØ ¢
>Û Z I×
³
¡" â
æ
¡" ¡" I× ?
?
Ó
Ó
^×
!‘ !‘ !‘ ¡" ”f ?
R Ó
³
Ó
G× !
‘ ¡" G× !‘ !‘ ú
7¼ l
‘
"
À Ó
ÿÿÿÿ °Ž¿¶‡SÍ
Ç
5‰
£½ * 3×
t× 0 ¤× ͽ F
˜Û Q
˜Û T
À ˜Û ³
À
æ
ì
Ò
!‘ è- ¬
”
æ
æ
æ
I× I× i ¸ æ
æ
æ
¤× ¡" ¡" ¡" ¡" ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ
ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ ˜Û æ
æ
æ
æ
æ
æ
æ
æ
æ
:
ASPEK-ASPEK HUKUM PERDATA INTERNASIONAL DALAM
TRANSAKSI ELEKTRONIK DI INDONESIA O L E H : A R S E N S I U S, SH BAB I
PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Di Era globalisasi saat ini ditandai oleh semakin
transparannya dunia. Seakan-akan dunia atau negara-negara yang berdaulat tanpa ada pembatas lagi
diantara satu negara-dengan negara lainnya. Hal ini disebabkan oleh kemajuan perkembangan
sarana teknologi komunikasi dan elektronika Dengan perkembangan transaksi perdagangan atau
bisnis moderen, kebutuhan hukum mengenai kontrak semakin diperlukan. Dalam bisnis
internasional, peranan kontrak menjadi penting karena setiap transaksi-transaksi dagang dituangkan
dalam berbagai bentuk kontrak tertentu Suatu perubahan fundamental dalam kontrak bisnis
internasioal adalah dengan pengunaan media elektronik sebagai sarana terbentuknya transaksi antara
para pelaku usaha bisnis. Kondisi ini sangat berbeda dengan konsep tradisional tentang pengertian
kontrak, yang kita kenal dalam sistem KUHPerd. Pengunaan sarana teknologi elektronik dalam
transaksi, yang kemudian lebih dikenal sebagai transaksi elektronik. Pengunaan istilah dan
pengertian transaksi elektronik tidak terdapat keseragaman . Dalam hukum positif Indonesia,
istilah dan pengertian transaksi elektronik dimuat dalam UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi
Dan Transaksi Elektronik. Apabila para pihak yang melakukan transaksi dagang berasal dari satu
negara dan tunduk pada satu sistem hukum yang sama, terhadap persoalan ini tidak akan timbul
persoalan untuk penyelesaian hukumnya. Kondisi ini akan sangat berbeda, apabila salah satu
pihaknya adalah pihak asing yang memiliki sistem hukum yang berbeda dengan hukum berlaku di
Indonesia. Terlebih lagi, hingga saat ini, Indoensia belum memiliki perangkat hukum yang secara
khusus mengatur tentang cyberspace, e-commerce, terutama transaksi elektronik. Meskipun saat
ini kita telah memiliki UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, namun
pengaturan transaksi elektronik hanya diatur pada Bab V pasal 17 sampai dengan pasal 22.
Ketentuan-ketentuan tersebut belum lengkap dan belum dapat menjawab berbagai persoalan yuridis
mengenai pelaksanaan transaksi elektronik yang dilakukan oleh para pihak, dalam hal salah satu
pihak berasal dari pihak asing yang tunduk pada hukumnya sendiri . Demikian juga, apabila
pelaksanaan transaksi elektronik yang dibuat di luar Negara Indonesia, serta bagaimana
penyelesaian hukum terhadap masalah yuridis dari transaksi elektronik itu. Apakah diselesaiakan
melalui badan peradilan atau arbitrase di Indonesia atau badan peradilan asing UU Informasi dan
Transasksi Elektronik, pada pasal 18 ayat (3) dan (4), hanya menentukan apabila para pihak tidak
menentukan pilihan hukum dan pilihan forum yang akan diberlakukan bagi para pihak, maka akan
diberlakukan asas-asas hukum perdata internasional dalam pelaksanaan transaksi elektronik,
termasuk penyelesaian sengketa diantara para pihak. Permasalahan yang timbul dari pilihan hukum
dan pilihan forum dalam transaksi elektronik dalam bidang perdagangan internasional ternyata tidak
juga secara jelas dan tegas diatur pada Undang-Undang itu. BAB II PILIHAN HUKUM DAN
PILIHAN FORUM DALAM TRANSAKSI ELEKTRONIK DI INDONESIA Pengertian Transaksi
Elektronik Istilah transaksi elektronik berbeda dengan istilah perjanjian yang dikenal dalam
KUHPer . Namun demikian, transaksi elektronik dapat digolongkan sebagai kontrak tidak bernama
(onbenoemde contract) dalam Buku III KUHPerd. Oleh karenanya dapat diterapkan ajaran umum
pada Bab I sampai dengan VI dari KUHPerd. terhadap transaksi elektronik, bahkan apabila
pengaturan e-commerce dilakukan secara analog dari ketentuan KUHPerd, maka ketentuan dalam
Buku III tentang Perikatan dapat juga diterapkan dalam transaksi elektronik. Beberapa ketentuan
KUHPerd. yang bekaitan dengan hal itu, meliputi pasal 1313 mengenai pengertian perjanjian; pasal
1320, 1332, 1333, 1334, 1317, 1341 mengenai syarat-syarat sahnya perjanjian; pasal 1347 mengenai
isi suatu perjanjian; pasal 1244, 1243, 1245 mengenai ingkar janji dan ganti kerugian. Secara
umum diterima pengertian kontrak adalah perjanjian tertulis. Bentuk perjanjian adalah bebas, dapat
tertulis dan lisan. Sesuai asas ini, maka diterima oleh hukum perjanjian kita bentuk elektronik,
internet, email, fax dan lain-lain Kontrak dagang elektronik atau electronic commerce (ECommerce) adalah salah satu aspek hukum siber, yang terletak dalam ruang lingkup hukum perdata,
yang memiliki asas-asas yang sama dengan hukum perjanjian. Asas-asas yang dimaksud meliputi :
asas kebebasan berkontrak, asas konsensual, asas itikad baik, asas keseimbangan, asas kepatutan,
asas kebiasaan, asas ganti kerugian, asas keadaan memaksa, asas kepastian hukum, asas
kepercayaan, asas kekuatan mengikat, asas persamaan hukum, asas keseimbangan, asas moral, asas
kepatutan, asas internasional, asas yurisdiksi dalam dunia maya, asas informasi, asas kerahasiaan,
asas pengamanan, asas standar kontrak, asas elektronik, asas domain, asas kuasa, asas penyerahan,
Dalam UU tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik, didefinsikan pengertian transaksi elektronik
yaitu perbuatan hukum yang dilakukan dengan mengunakan komputer, jaringan atau media
elektronik lainnya. Sedangkan kontrak elektronik adalah perjanjian yang dimuat dalam dokumen
elektronik atau media elektronik lainnya. Yang dimaksud dokumen elektronik adalah setiap
informasi elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima atau disimpan dalam bentuk
analog, digital, elektromagnetik, optikal atau sejenisnya. Dari uraian tadi, maka transaksi
elektronik adalah semua perbuatan hukum, yang mengunakan media elektronik sebagai sarananya.
Transaksi elektronik yang dituangkan dalam bentuk suatu perjanjian atau kontrak yang dilakukan
melalui media elektronik disebut kontrak elektronik. Dengan demikian pengertian transaksi
elektronik lebih luas dari kontrak elektronik. Kontrak elektronik hanya satu aspek saja dari
pengertian transaksi elektronik. Sebagai perbandingan, menurut Julian Ding, Electronic Commerce
Transaction adalah transaksi dagang antara penjual dan pembeli untuk menyediakan barang, jasa
atau mengambil alih hak. Kontrak ini dilakukan melalui media elektronik (digital medium), dimana
para pihak tidak hadir secara fisik. Medium ini terdapat dalam jaringan umum dengan sistim terbuka
yaitu internet atau world wide web. Transaksi terjadi terlepas dari batas wilayah dan syarat
nasional. Demikian juga pendapat Huala Adolf, yang menyatakan bahwa E-Commerce adalah
transaksi-transaksi dalam perdagangan internasional yang dilakukan melalui pertukaran data
elektronik dan cara-cara komunikasi lainnya. Pertukaran informasi itu dilakukan melalui berbagai
teknologi, salah satunya adalah Electronic Data Interchange (EDI). Sesuai dengan rumusan ini,
maka unsur-unsur pokok dalam suatu kontrak dagang elektronik adalah : ada kontrak dagang;
kontrak dagang dilakukan melalui media elektronik (digital); kehadiran secara fisik tidak lagi
diperlukan; kontrak terjadi dalam jaringan publik; Sistemnya terbuka, yaitu dengan internet atau
WWW; Kontrak lepas dari batas yurisdiksi nasional UU Informasi dan Transaksi Elektronik
menentukan pengunaan transaksi elektronik digunakan untuk kegiatan perdagangan dalam lingkup
nasional dan internasional, yang mengunakan sistem elektronik. Transaksi elektronik terjadi pada
saat penawaran transaksi yang dikirim oleh pengirim telah diterima dan disetujui penerima, kecuali
ditentukan lain. Persetujuan atas penawaran transaksi itu dilakukan dengan pernyataan penerimaan
transaksi elektronik. Pihak-pihak dalam transaksi elektronik adalah Pengirim, Penerima, Agen
elektronik, serta pihak lain yang diberi kuasa oleh pengirim dan penerima. Pengirim dalam transaksi
elektronik adalah subyek hukum yang mengirimkan informasi elektronik dan atau dokumen
elektronik, sedangkan penerima adalah subyek hukum yang menerima informasi elektronik dan atau
dokumen elektronik. Agen elektronik adalah perangkat dari suatu sistem elektronik yang dibuat
untuk melakukan sesuatu tindakan terhadap suatu informasi elektronik tertentu secara otomatis yang
diselenggarakan oleh orang. Tidak ada penjelasan secara tegas mengenai siapa saja yang dapat
diberikan kuasa oleh pengirim atau penerima dalam transaksi elektronik, hanya kepada pihak yang
dikuasakan harus ditulis dalam surat kuasa. Transaksi elektronik yang dituangkan dalam kontrak
elektronik mengikat para pihak . Format kontrak yang digunakan dalam transaksi elektronik adalah
baku atau standar. Hal ini sesuai kebutuhan dalam transaksi elektronik yang menghendaki transaksi
dilakukan secara cepat. Dalam pasal 1313 KUHPerd. dinyatakan bahwa : ”suatu perjanjian adalah
suatu perbuatan dengan mana pihak satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang
atau lebih”. Dari ketentuan itu, maka suatu perjanjian haruslah memenuhi syarat subyektif
(orangnya) dan syarat obyektif (obyeknya). Tidak dipenuhinya syarat subyektif, maka perjanjian
dapat dibatalkan (vernietigbaar). Bila syarat obyektif tidak dipenuhi, maka perjanjian itu batal demi
hukum (nietig). Apabila ketentuan ini dikaitkan dengan pembuatan transaksi elektronik, maka para
pihak terlebih dahulu sepakat mengenai pengunaan sistem elektronik tertentu dalam melakukan
transaksi elektronik. Syarat subyektif dan obyektif juga harus terpenuhi dalam pembuatan
transaksi elektronik, apabila tidak memenuhi syarat, maka transaksi elektronik batal demi hukum
atau dapat dilakukan pembatalan. Kontrak elektronik adalah kontrak baku yang dirancang, dibuat,
ditetapkan, digandakan, dan disebarluaskan secara digital melalui situs di internet (website) secara
sepihak oleh pembuat kontrak (dalam hal ini pelaku usaha), untuk ditutup secara digital pula oleh
penutup kontrak (dalam hal ini konsumen). Sebagai kontrak baku, didalamnya juga terkandung ciriciri khas yaitu : kontrak elektronik dapat dilakukan jarak jauh, melewati batas-batas tertorial negara
melalui internet; kontral elektronik tidak perlu dilakukan dengan cara bertatap muka (faceless
nature); kontrak elektronik digunakan untuk transaksi di bidang barang, yaitu barang bergerak,
barang tak bergerak, barang tak bertubuh, dan jasa berupa jasa komersial dan jasa profesional
Pengaturan mengenai tanggungjawab atas segala akibat hukum dari suatu transaksi elektronik
menentukan bahwa: segala akibat hukum dari pelaksanaan transaksi elektronik menjadi
tanggungjawab dari pihak-pihak yang membuat transaksi elektronik itu, dalam hal ini pihak
pengirim dan penerima. Jika transaksi itu dilakukan melalui kuasa, maka tanggungjawabnya terletak
pada pemberi kuasa, demikian juga apabila transaksi elektronik itu dilakukan melalui agen
elektronik, ia bertanggungjawab atas segala akibat hukum yang dilakukannya. Demikian juga
apabila Kerugian transaksi elektronik disebabkan gagal beroperasinya agen elektronik akibat
tindakan pihak ketiga. Apabila gagal beroperasinya karena akibat kelalaian dari pihak penguna jasa
layanan, maka akibat hukumnya menjadi tanggungjawab pengguna jasa layanan. Pengecualian dari
tanggungjawab dan akibat-akaibat hukum dalam pelaksanaan transaksi elektronik oleh para pihak
atau pihak pemberi kuasa atau agen elektronik tidak dapat diberlakukan apabila timbulnya keadaan
memaksa dan adanya keslahan atau kelalaian dari pihak pengguna sistem elektronik itu. Transaksi
Elektronik Dalam Perdagangan Internasional Suatu kontrak atau transaksi yang didalamnya memuat
unsur-unsur asing, kontrak seperti ini disebut kontrak dagang internasional . Prinsip fundamental
dan prinsip-prinsip hukum kontrak yang terkandung dalam kontrak dagang internasional meliputi :
prinsip fudamental supremasi hukum nasional, prinsip kebebasan berkontrak, prinsip pacta sunt
servanda, prinsip itikad baik. Prinsip fundamental supremasi hukum adalah hukum nasional tidak
dapat diganggu gugat keberadaannya, kekuatan mengikatnya bersifat mutlak. Setiap benda, subyek
hukum, perbuatan atau peristiwa hukum, termasuk transaksi dagang yang dimuat dalam kontrak,
yang terjadi dalam wilayah suatu negara tunduk pada hukum nasional. Prinsip kebebasan berkontrak
adalah para pihak bebas menutup kontrak. Para pihak bebas menetapkan bentuk dan isi kontrak
berdasarkan kesepakatan mereka. Prinsip pacta sunt servanda adalah pelaku usaha melaksanakan
kesepakatan-kesepakatan yang telah disepakatinya atau dituangkan dalam kontrak. Prinsip itikad
baik (good faith) harus ada pada saat negosiasi, pelaksanaan kontrak, hingga penyelesaian sengketa.
Transaksi elektronik atau Kontrak dagang elektronik memiliki ruang lingkup dan bidang yang
multidisipliner, mencakup bidang teknik berupa jaringan dan telekomuikasi, pengamanan,
penyimpanan dan pengambilan data dari multi media; bidang pemasaran, penjualan, pembayaran,
penagihan; serta aspek-aspek lainnya yaitu information privacy, perpajakan, hak milik intelektual,
pembuatan perjanjian dan penyelesaian hukum lainnya. Dalam suatu peristiwa hukum atau
hubungan hukum keperdataan, para pihaknya yang tunduk pada satu sisitem hukum yang sama,
maka tidak banyak menimbulkan persoalan-persoalan hukum, tetapi apabila salah satu pihak berasal
dari pihak asing, maka seringkali timbul kesulitan-kesulitan bagi para pihak dalam menentukan
aturan hukum yang akan diberlakukan bagi mereka atau cara-cara penyelesaian apabila timbul
sengketa. Perbuatan hukum atau hubungan hukum yang salah satu unsurnya mengandung unsurunsur asing, menjadi ruang lingkup hukum perdata internasional Beberapa permasalahan yuridis
yang timbul dalam transaksi elektronik itu adalah pengunaan domain name; alat bukti dalam
pembuktian; pengakuan ”pemberitahuan e-mail’ sebagai pemberitahuan tertulis, perpajakan internet
berkaitan dengan HAKI; perlindungan bagi konsumen dalam transaksi e-commerce; hubungan para
pihak yang melakukan transaksi e-commerce; perlindungan hukum terhadap the right of privacy;
pilihan hukum yaitu pilihan mengenai hukum negara mana yang diberlakukan dalam hal transaksi ecommerce merupakan transaksi antar negara; yurisdiksi peradilan (choice of forum), yaitu pilihan
mengenai pengadilan mana yang berwenang menyelesaikan sengketa antara para pihak yang
melakukan transaksi e-commerce. Dalam UU Informasi dan Transaksi Elektronik tidak
menjelaskan secara rinci bidang-bidang atau jenis-jenis dari transaksi elektronik. Pengunaan
transaski elektronik digunakan untuk kegiatan perdagangan, baik nasional maupun internasional,
yang mengunakan sistem elektronik (electronic commerce). Pengunaan dan pemanfaatan teknologi
informasi juga dapat dilakukan oleh penyelenggara negara untuk kepentingan pemerintah di pusat
dan daerah, serta oleh orang, badan usaha, dan masyarakat untuk memberikan manfaat bagi
masyarakat luas Sebagai perbandingan, menurut United Nation Convention on the use of
Electronic Communications in International Contracts 2005, antara lain diatur : Konvensi berlaku
terbatas pada : (1) Kontrak yang dialkukan dengan mengunakan komunikasi elektronikoleh para
pihak yang tempat usahanya berada di negara berbeda. Ketentuan ini menentukan faktor nasionalitas
dari para pihak. Bidang, jenis transaksi, serta bentuk kontrak tidak menjadi faktor yang menentukan
untuk berlakunya konvensi ini. Transaksi konsumen atau transaksi untuk keperluan rumah tangga.
Transaksi tukar menukar yang terkait dengan kegiatan perbankan. Konvensi juga tidak berlaku
untuk transaksi terkait transfer hak-hak jaminan, peralihan hutang, jual beli jaminan dan sejenisnya,
serta transaksi surat berharga, surat utang, surat pengangkutan laut, dokumen-dokumen
pengangkutan di laut. Asas-Asas Hukum Perdata Internasional Dalam Transaksi Elektronik Dalam
UU Informasi Dan Transaksi Elektronik, telah ditentukan mengenai pengunaan asas-asas hukum
perdata internasional bagi para pihak dalam pembuatan transaksi elektronik yaitu apabila para pihak
tidak melakukan pilihan hukum dari sistim hukum tertentu atau apabila para pihak tidak melakukan
pilihan forum, penetapan kewenangan pengadilan, arbitrase atau lembaga penyelesaian sengketa
alternatif. Sesuai dengan ketentuan ini berarti para pihak dalam pembuatan transaksi elektronik
terlebih dahulu menetapkan pilihan hukum tertentu dalam pembuatan transaksi elektronik diantara
mereka, kemudian menetapkan pilihan forum dalam penyelesaian sengketa. Kondisi demikian
menunjukkan adanya keterkaitan yang erat antara transaksi elektronik dengan hukum perdata
internasional, terutama dalam penentuan hukum yang berlaku bagi para pihak yang melakukan
transaksi serta penentuan kompetensi forum untuk menyelesaian persoalan-persoalan hukum yang
timbul dari para pihak. Dalam cross border transaction, tidak ada persoalan bila salah satu pihak
belum memiliki cyber law, karena penjual dari negara-negara maju memiliki kencendrungan untuk
memberlakukan hukum dari negara penjual sebagai choice of law dan choice of forum. Untuk
transaksi bernilai tinggi diperlukan kecermataan khusus berkaitan dengan lex causae dan forum
competence. Berkaitan dengan hal itu, terdapat 2 prinsip forum kompetentie yaitu : the principle of
basic of presence, yaitu kewenangan pengadilan untuk mengadili ditentukan tempat tergugat berada;
dan prinsip the principle of effectiviness, yang ditentukan oleh tempat harta benda tergugat berada
sehingga sangat mungkin dieksekusi. Kompentensi ini berperan dalam menentukan kewenangan
forum pengadilan atau arbitrase dalam penyelesaian kasus-kasus hukum perdata internasional dalam
aktivitas cyberspace Pilihan Hukum (Choice Of Law) Prinsip-prinsip yang digunakan dalam
pilihan hukum adalah : Prinsip kebebasaan para pihak, adalah kesepakatan para pihak dalam
menentukan hukum yang akan berlaku bagi para pihak; Prinsip Bonafide, yaitu pilihan hukum itu
didasarkan atas itikad baik; Prinsip Real Connection, yaitu pilihan hukum yang disepakati itu harus
memiliki hubungan atau kaitan dengan para pihak. Fungsi klausul pilihan hukum adalah : untuk
menentukan hukum apa yang akan digunakan atau menerankan syarat-syarat kontrak atau hukum
yang akan menentukan dan mengatur kontrak; menghindari ketidak pastian hukum yang berlaku
terhadap kontrak selama pelaksanaan kewajiban-kewajiban kontraktual dari para pihak; sebagai
sumber hukum manakala kontrak tidak mengaturnya. Macam-macam pilihan hukum itu meliputi
pilihan hukum secara tegas yang ditentukan dalam klausul pilihan hukum yang dimuat dalam
kontrak; pilihan hukum secara diam-diam, dalam hal para pihak tidak secara spesifik membuat
klausul pilihan hukum dalam kontrak; pilihan hukum yang diserahkan pada pengadilan, apabila para
pihak menyerahkan kasus perselisihannya di pengadilan serta tidak ada pilihan hukum, dalam arti
para pihak tidak mencantumkan klausul pilihan hukum dalam kontrak. Tidak dicantumkannya
pilihan hukum itu tidak akan mempengaruhi status dan keabsahan kontrak, hanya Kontrak seperti ini
bersifat tidak lengkap atau defektif. Dalam transaksi elektronik yang mengandung unsur-unsur
asing atau salah satu pihak dari warga negara asing atau tempat pembuatan transkasi berada di luar
Indoensia, maka untuk menentukan hukum manakah yang akan diberlakukan terhdap transaksi
elektronik itu. Hukum kontrak atau ketentuan-ketentuan transaksi elektronik yang diatur oleh
hukum Indonesia atau pihak asing. Asas yang utama dalam hukum perdata internasional mengenai
perjanjian atau kontrak adalah hukum yang dipilih dan disepakati oleh para pihak dalam perjanjian
atau kontrak Pilihan hukum sebagai perwujudan asas kebebasan berkontrak, dibatasi oleh
ketertiban umum (public policy) dan pilihan hukum bukan mengenai kaidah memaksa (dwigen
recht). Pilihan hukum dalam cross border transaction sangat diperlukan apabila timbul conflic of
law, yaitu ketika timbul dispute dari para pihak yang berbeda sisitim hukumnya. Pembatasan atas
pilihan hukum juga disesuaikan dengan kondisi sosial ekonomi kehidupan moderen, seperti
perlindungan konsumen, pencegahan penyalahgunaan wewenang dari penguasa ekonomi serta
menjaga iklim persaingan usaha yang adil dalam ekonomi pasar. Pilihan hukum harus jelas dan
tegas dalam kontrak yang dibuat, biasanya dengan klausul “governing law” atau “applicable law”.
Keabsahan kontrak didasarkan atas pilihan hukum yang telah disepakati para pihak dalam kontrak
itu. Demikian juga apabila timbul perselisihan diantara kedua belah pihak, maka hakim atau arbiter
yang akan memutus perkara itu akan merujuk pada hukum yang dipilih oleh para pihak. Jika pilihan
hukum tidak ditentukan dalam kontrak atau transaksi itu, disinilah berbagai permasalahan yuridis
akan timbul. Untuk menjawab persoalan mengenai hukum yang akan diberlakukan terhadap suatu
kontrak atau transaksi yang tidak dengan tegas menentukan pilihan hukum, maka dalam teori-teori
hukum perdata internasional dikenal adanya teori lex loci contractus, mail box theory, teori of
declaration, lex loci solutionis, the proper law of contract, the most characteristic connection. Dalam
menentukan teori mana yang akan dipergunakan untuk menentukan hukum yang berlaku terhadap
suatu kontrak sangat beragam dari masing-masing hukum perdata internasional dari setiap negara,
tergantung pada titik-titik pertalian yang dianutnya. Untuk menghindari berbagai macam
persoalan-persoalan hukum berkenaan dengan timbulnya pelaksanaan kontrak, penafsiran kontrak,
atau perselisihan kontrak diantara para pihak, maka pilihan hukum adalah cara yang paling tepat
untuk menentukan hukum yang berlaku bagi suatu kontrak yang dibuat. Bagi Indonesia, dalam hal
perjanjian dagang internasional, mengunakan ketentuan hukum yang dipilih dalam perjanjian itu.
Apabila tidak ada ketentuan seperti itu, barulah mengunakan titik taut dari pihak yang mempunyai
prestasi paling karesteristik untuk kontrak itu (the most characteristic connection). Pilihan Forum
(Choice Of Forum) Klausul choice of forum, choice of jurisdiction, choice of court, merupakan
istilah-istilah yang dipergunakan untuk pilihan forum bagi para pihak dalam pembuatan suatu
kontrak, guna menentukan kepastian forum yang akan digunakan dalam penyelesaian sengketa
kontraknya. Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pilihan forum ini meliputi kebebasan para pihak,
adalah kebebasan para pihak untuk menentukan forum yang dipilih untuk menyelesaikan sengketa
di antara mereka; prinsip bonafide, apa yang disepakati para pihak harus dihormati dan dilaksanakan
dengan itikad baik; prinsip prediktibilitas dan efektivitas, pilihan forum harus didasarkan pada
pertimbangan apakah forum yang menangani sengketa suatu kontrak akan dapat diprediksi
kewenangannya dalam memutus suatu sengketa serta efektivitas ditaati atau dilakanakannya suatu
putusan forum; prinsip yurisdiksi eksklusif, dalam hal ini pilihan forum harus tegas, eksklusif, tidak
menimbulkan yurisdiksi ganda. Untuk mengantisipasi kemungkinan timbulnya persoalan yuridis
dari para pihak berkenaan dengan pelaksanaan suatu kontrak atau timbulnya perbedaan penafsiran
suatu kontrak, maka dapat diatur sesuai kesepakatan para pihak untuk memasukkan klausul choice
of yurisdiction atau choice of forum. Para pihak yang membuat perjanjian memiliki kebebasan
dalam menentukan pilihan forum yang disepakatinya. Mereka bisa menyimpang dari kompetensi
relatif dengan memilih hakim lain Para pihak tidak diperkenankan menjadikan suatu peradilan
menjadi tidak berwenang bilamana menurut kaidah hukum intern negara yang bersangkutan menjadi
tidak berwenang. Pilihan akan kewenangan pengadilan atau arbitarse dapat dilakukan disalah satu
pihak atau pada negara tertentu yang disepakati. Pengadilan atau arbitrase sebelum mengadili
perkara maka telebih dahulu menentukan apakah ia berwenang untuk mengadili atau tidak. Salah
satu cara untuk mengetahui kewenangan mengadili itu adalah dengan melihat klausul pilihan
yurisdiksi atau pilihan forum yang ditentukan dalam perjanjian antara para pihak . Berkaitan
dengan itu, pilihan forum juga mempunyai beberapa pembatasan berupa pilihan forum tidak boleh
dilakukan dengan penipuan oleh para pihak; pilihan forum berkaitan dengan kewenangan pokok
perkara oleh pengadilan; pembatasan kewenangan pengadilan terhadap para pihak yang
bersengketa; forum non convenience; tidak efektif atau tidak berfungsinya forum yang dipilih; serta
tidak melanggar ketertiban umum. Dengan demikian apabila hakim yang mengadili perkara yang
didalamnya ada unsur asing, menemukan adanya pilihan forum yang menunjuk pada badan
peradilan lain atau badan arbitrase lain, maka hakim itu harus menyatakan dirinya tidak berwenang
untuk mengadili perkara itu. Demikian juga apabila para pihak telah menentukan pilihan forum pada
arbitrase tertentu, maka pengadilan tidak berwenang untuk mengadili perkara itu. Dalam
prakteknya, para pihak memiliki kecendrungan untuk melakukan pilihan yurisdiksinya pada
arbitrase tertentu. Pilhan pada forum arbitrase telah diatur dalam Covention on the Recognation and
Enforcement of Foreign Arbitral Awards 1958 Dalam kaitan ini, di Indonesia telah ada UU No. 30
Tahun 1999 tentang Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, pada pasal 3 ditentukan bahwa
pengadilan tidak berwenang mengadili sengketa dari para pihak yang terkait dalam perjanjian
arbitrase. Mengenai pilihan forum sehubungan dengan timbulnya perselisihan anatar para pihak
dalam transaksi elektronik di Indonesia, maka perlu diperhatikan ketentuan mengenai yurisdiksi
pemberlakuan Undang-Undang Informasi Dan Transaksi Elektronik, yaitu berlaku di wilayah negara
Republik Indonesia serta di luar wilayah Negara Indonesia apabila perbuatan transaksi elektronik
memiliki akibat hukum di wilayah Indonesia dan atau diluar wilayah Indonesia dan merugikan
kepentingan Indonesia. Dengan demikian yurisdikai berlakunya UU ini meliputi : perbuatan hukum
yang berlaku di Indonesia dan di luar wilayah Indonesia; perbuatan hukum itu dilakukan oleh warga
negara Indonesia, badan hukum Indonesia, warga negara asing, badan hukum asing; perbuatan
hukum itu memiliki akibat hukum di Indonesia dan merugikan kepentingan Indonesia, yaitu
kepentingan ekonomi nasional, perlindungan data strategis, pertahanan dan keamanan negara,
kedaulatan negara, warga negara dan badan hukum Indonesia. Ketentuan itu tidak secara tegas
menentukan kewenangan dari badan peradilan atau arbitarse menurut hukum Indonesia, namun
dapat menjadi dasar bagi hakim atau badan peradilan untuk menyelesaiakan setiap kasus berkenanan
dengan transaksi elektronik yang terjadi di dalam atau di luar wilayah negara Indonesia yang
dilakukan oleh warga negara Indonesia, badan hukum Indonesia, warga negara asing dan badan
hukum asing yang menimbulkan akibat hukum dan merugikan kepentingan Indonesia. BAB III
PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil pembahasan pada Bab II, maka dapat
disimpulkan : a. Dalam transaksi elektronik, para pihak yang berasal dari dua negara yang berbeda
tunduk pada hukumnya masing-masing, memiliki kebebasan untuk secara tegas menentukan klausul
pilihan hukum atau pilihan forum dalam transaksi elektronik yang dibuat. Hal itu diperlukan untuk
menghindari persoalan-persoalan hukum yang dapat timbul dalam pelaksanan transaksi elektronik
serta dalam penyelesaian hukum melalui badan peradilan atau arbitrase yang telah ditentukan. b.
Dalam hal klausul pilihan hukum atau pilihan forum tidak ditentukan dalam transaksi elektronik
yang dibuat para pihak, maka untuk penyelesaian masalah hukum yang timbul berkenaan dengan
menentukan hukum yang akan berlaku dan menentukan badan peradilan atau arbitrase dalam
penyelesaian sengketa, digunakanlah asas-asas hukum perdata internasional berupa : asas the proper
law of contract, lex loci contractus, lex loci solutionis, party outonom, the most characteristic
connection, theory of declaration, mail box theory. Asas mana yang dipergunakan oleh para pihak,
tergantung pada titik-titik pertalian yang memiliki karakteristik paling erat dari transaksi elektronik
itu. Untuk pilihan forum maka asas-asas yang dipergunakan adalah prinsip kebebasan para pihak,
prinsip bonafide, prinsip prediktibilitas dan efektivitas serta prinsip yurisdiksi eksklusif. Selain itu
juga terdapat asas : the principle of basic of presence, yaitu kewenangan pengadilan untuk mengadili
ditentukan tempat tergugat berada; dan prinsip the principle of effectiviness, yang ditentukan oleh
tempat harta benda tergugat berada sehingga sangat mungkin dieksekusi. Di Indonesia, pilihan
hukum itu cendrung menganut asas the most characteristic connection. Untuk pilihan forum, badan
peradilan dalam memeriksa atau menyelesiakan sengketa tetap berpedoman pada pasal 2 UU No. 11
Tahun 2008. Sedangkan untuk penyelesaian melalui arbitrase, dilakukan sesuai dengan pasal 3 UU
No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase Dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. 2. Saran-Saran a.
Pengaturan transaksi elektronik dalam UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi Dan Transaksi
Elektronik masih belum lengkap seperti dalam hal electronic funds transfer, kontrak online,
pembayaran elektronik, tanggungjawab pembuat homepage, e-mail, chat, privacy. Undang-Undang
itu masih harus dilengkapi dengan Undang-Undang Internet atau Undang-Undang E-Commerce. Hal
ini mutlak diperlukan untuk menyesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan dalam transaksi
bisnis, baik nasional maupun dalam perdagangan internasional, agar tercipta kepastian hukum dan
memudahkan para pihak dalam penyelesaian hukum yang timbul. b. Dalam pembuatan transaksi
elektronik harus secara tegas diatur dalam kontrak atau perjanjian yang dibuat untuk memasukan
klausul pilihan hukum dan pilihan forum. Hal itu diperlukan untuk menghindari persoalan-persoalan
yuridis yang mungkin timbul dalam pelaksanaan transaksi elektronik. Diperlukan juga prinsip itikad
baik dari kedua belah pihak untuk mentaati apa yang telah disepakati bersama tersebut. DAFTAR
PUSTAKA Adolf, Huala, Hukum Perdagangan Internasional, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005.
___________, Dasar-Dasar Hukum Kontrak Internasional, Refika Aditama, Jakarta, 2007. Agus
Riswandi, Budi, Aspek Hukum Internet Banking, Raja Grapindo Persada, Jakarta, 2005.
Dirdjosisworo, Soedjono, Pengantar Hukum Dagang Internasional, Refika Aditama, Bandung, 2006.
Darus Badrulzaman, Mariam, Kontrak Dagang Elektronik Tinjauan Dari Aspek Hukum Perdata
Dalam Kompilasi Hukum Perikatan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001. ___________, ECommerce Tinjauan dari Hukum Kontrak Di Indonesia, Majalah Hukum Bisnis, Vol. 12, 2001.
Ibrahim, Johanes, Kartu Kredit Dilematis Antara Kontrak Dan Kejahatan, Refika Aditama,
Bandung, 2004 ___________, Reorientasi Hukum Kontrak Di Indonesia, Jurnal Hukum Bisnis Vol
22 No. 6 Tahun 2006. M. Ramli, Ahmad, Perlindungan Hukum terhadap Konsumen Dalam
Transaksi E-Commerce, Jurnal Hukum Bisnis, Vol. 18 Maret 2002. Pramono, Nindyo, Bunga
Rampai Hukum Bisnis Aktual, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006. Remy Syahdeini, Sutan, ECommerce Tinjauan Dari Presfektif Hukum Dalam Kompilasi Hukum Perikatan, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2001. ____________, E-Commerce Tinjauan dari Presfektif Hukum, Majalah Hukum
Bisnis, Vol 12, 200I. Ridwan Khairandy, Tiga Problema Hukum Dalam Transaksi Bisnis
Internasional Di Era Globalisasi Ekonomi, Jurnal Hukum Bisnis, Vol. 27 No. 4 Tahun 2008,
Suparni, Niniek, Cyberspace Problematika Dan Antisipasi Pengaturannya, Sinar Grafika, Jakarta,
2009. Sardjono, Agus, Prinsip-Prinsip Hukum Kontrak Dalam Cross Border Transaction : Antara
Norma Dan Fakta, Jurnal Hukum Bisnis, Vo. 27 No. 4 Tahun 2008 Sudargo Gautama, Hukum
Dagang Dan Arbitrase Internasional, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1991, _____________, Indonesia
Dan Konvensi-Konvensi Hukum Perdata Internasional, Alumni, Bandung, 2005. Setyo
Hardjowahono, Bayu, Dasar-dasar Hukum Perdata Internasional, Buku I, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2006. Widjaja, Gunawan, Aspek Hukum Dalam Kontrak Dagang Internasional : Analisa
Yuridis Terhadap Kontrak Jual Beli Internasional, Jurnal Hukum Bisnis, Vol. 27 No. 4 Tahun 2008,
Nindyo Pramono, Bunga Rampai Hukum Bisnis Aktual, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, h.
145. Huala Adolf, Dasar-Dasar Hukum Kontrak Internasional, Refika Aditama, Jakarta, 2007, h.
1-2…..Dengan mengutip pendapat David Reitzel dan Atiyah, mengenai arti penting kontrak dalam
transaksi perdagangan internasional : “Kontrak adalah lembaga hukum yang paling penting dalam
transaksi ekonomi di masyarakat. Peran hukum kontrak bersifat sentral karena dengan
meningkatnya produk yang dihasilkan pekerja berakibat meningkatnya peralihan produk itu dari
seorang ke pihak lain. Dengan meningkatnya peran lembaga pembiayaan, maka akan mendorong
manusia melakukan transaksi bisnis, oleh sebab itu kontrak menjadi semakin dirasakan. Niniek
Suparni, Cyberspace Problematika Dan Antisipasi Pengaturannya, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, h.
63 ….Dalam hukum perdata-bisnis, kegiatan di alam maya ini terjadi dalam bentuk kontrak dagang
elektronik (e-commerce). Kontrak dagang tidak lagi merupakan paper-based economy, tetapi digital
electronic economy. Pemakaian benda yang tidak berwujud semakin tumbuh dan mungkin secara
relatif akan mengalahkan penggunaan benda berwujud. Mariam Darus Badrulzaman, Kontrak
Dagang Elektronik Tinjauan Dari Aspek Hukum Perdata, Dalam Kompilasi Hukum Perikatan, Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2001, h. 283, selanjutnya disebut Mariam Darus Badrulzaman I, ---Mengunakan istilah Kontrak dagang Elektronik, disamping terdapat istilah lain, yaitu WEB
Contract, E-Commerce…..Demikian juga pendapat Sutan Remy Syahdeini, E-Commerce Tinjauan
Dari Presfektif Hukum Dalam Kompilasi Hukum Perikatan, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, h.
333, selanjutnya disebut Sutan Remy Sjahdeini I, ----Electronic Commerce, atau disingkat ECommerce meliputi seluruh spektrum kegiatan bisnis. Niniek Suparni, op cit, h. 30…UU No. 36
Tahun 1999 tentang Telekomunikasi belum secara lengkap mengatur mengenai pengunaan
telekomunikasi melalui internet, oleh sebab itu kita masih memerlukan UU Internet (Law of
Internet) dan UU Siber (Cyber Law) yang mengatur pengiriman dan penerimaan pesan elektronik
melalui internet. Agus Sardjono, Prinsip-Prinsip Hukum Kontrak Dalam Cross Border
Transaction : Antara Norma Dan Fakta, Jurnal Hukum Bisnis, Vo. 27 No. 4 Tahun 2008, h.
11….Meskipun Indonesia telah memiliki UU tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, apakah
UU itu sudah cukup melindungi pihak konsumen yang melakukan pembayaran keluar negeri dan
mendapat masalah dengan pihak luar negeri. Apakah UU Transaksi Elektronik itu juga telah
memiliki seperti electronic funds transfer act yang di berlakukan di Amerika Serikat…Niniek
Suparni, op cit, h 62….Masalah-masalah legal di internet yang belum dijangkau oleh perangkat
hukum secara jelas antara lain kontrak online, privacy, e-commerce, pembayaran elektronis,
tanggungjawab pembuat homepage, e-mail, dan chat. Johanes Ibrahim, Kartu Kredit Dilematis
Antara Kontrak Dan Kejahatan, Refika Aditama, Bandung, 2004, h. 31, selanjutnya disebut Johanes
Ibrahim I,….Istilah kontrak atau perjanjian dalam hukum Indonesia, sama halnya dengan di
Belanda, tidak dibedakan antara pengertian contract dan overeenkomst……Huala Adolf, h.
19…..Transaksi dagang tidak lagi secara tradisional, tidak terbatas pada wilayah, dilakukan tanpa
dokumen tertulis. Transaksi, kesepakatan kontrak, penyelesaian sengketa dilakukan melalui
teknologi informasi. Mariam Darus Badrulzaman I, op cit, h. 295. Mariam Darus Badrulzaman,
E-Commerce Tinjauan dari Hukum Kontrak Di Indonesia, Majalah Hukum Bisnis, Vol. 12, 2001, h.
37, selanjutnya disebut Mariam Darus Badrulzaman II, …“dalam hal kontrak dilakukan di
cyberspace, dalam hal ini peraturan dasarnya tidak memiliki perbedaan. Namun, bagaimanapun juga
terdapat keadaan di cyberspace yang sama sekali baru dan dalam mana tidak ada suatu ketentuan
yang berlaku. Ketidakpastian dan resiko sangat tinggi. Dalam hal ini kita harus memperhatikan
elemen dari cyberspace bargain. Dikarenakan kita memiliki pengaturan cyberspace sangat sedikit,
maka akan dirujuk dengan menganalogikan teori-teori hukum yang berkenaan dengan perdagangan
elektronik.” Idem, h. 284. Mariam Darus Badrulzaman I, op cit h. 281-281. UU No. 11
Tahun 2008, pasal 1 No. 16. Julian Ding dalam Mariam Darus Badrulzaman, Kontrak Dagang
Elektronik Tinjauan dari Aspek Hukum Perdata, Seminar tentang Arbitrase Dan E-Commerce di
selenggarakan oleh Law Offices Remy&Darus, Surabaya, 6 September 2000, h. 284. Huala
Adolf, Hukum Perdagangan Internasional, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, h. 162.,
selanjutnya disebut Huala Adolf I. Mariam Darus Badrulzaman I, op cit, h. 284. UU No. 11
Tahun 2008, pasal 20, pasal 21 ayat (1) dan (2) jo pasal 1 No. (8) , (18), (19). UU No. 11 Tahun
2008, penjelasan pasal 21 ayat (1). UU No. 11 Tahun 2008, pasal 18 ayat (1). Huala Adolf I, Op
cit h. 40, 163…Manfaat lainnya dalam transaksi e-commerce adalah : transaksi dagang lebih
produktif, efisien, dan bersaing; lebih memberi kecepatan dan ketepatan kepada konsumen;
mengurangi biaya administratif; memperkecil masalah-masalah sebagai akibat perbedaan budaya ,
bahasa dan praktek perdagangan; meningkatkan pendistribusian logistik; memungkinkan
perusahaan-perusahaan kecil untuk menjual produknya secara global. Johanes Ibrahim I, op cit h.
29-30---R. Setiawan berpendapat rumusan perjanjian yang dimuat dalam pasala 1313 BW belum
lengkap dan sangat luas. Disebut belum lengkap karena hanya menyebutkan persetujuan sepihak
saja. Terlalu luas karena kata “perbuatan” juga berarti perbuatan sukarela dan perbutan melawan
hukum. Jadi sebaiknya dalam rumusan perjanjian itu termuat pengertian perbuatan hukum untuk
tujuan menimbulkan akibat hukum dan menambahkan perkataan “ atau saling mengikatkan dirinya”.
Pasal 1320 KUHPer menentukan keabsahan suatu perjanjian ditentukan 4 syarat yaitu : sepakat
para pihak yang mengikatkan dirinya; kecakapan para untuk membuat perikatan; suatu hal tertentu;
dan suatu sebab yang hal. UU No. 11 Tahun 2008, pasal 19…Pada pasal 1 No. 4, dinyatakan
bahwa sistem elektronik dimaksudkan untuk mengumpulkan, mempersiapkan, menyimpan,
memproses, mengumunkan, menganalisa, dan menyebarkan informasi elektronik. Johanes
Ibrahim, Reorientasi Hukum Kontrak Di Indonesia, Jurnal Hukum Bisnis Vol 22 No. 6 Tahun 2006,
h. 46., selanjutnya disebut Johanes Ibrahim II. UU No. 8 Tahun 2011, pasal 21. Gunawan
Widjaja, Aspek Hukum Dalam Kontrak Dagang Internasional : Analisis yuridis Terhadap Kontrak
Jual Beli Internasional, Jurnal Hukum Bisnis, Vo. 27 N0. 4 Tahun 2008 h. 24…..Tidak ada
pengertian atau rumusan yang tegas mengenai perjanjian perdagangan internasional atau kontrak
dagang internasional. Transaksi perdagangan internasional adalah transaksi jual beli lintas negara.
Transaksi itu menyebabkan pilihan hukum antara dua sistem hukum yang berbeda. Keberadaan
unsur asing dalam transaksi dagang internasional, terletak pada perlihan fisik dari kebendaan yang
diperjual belikan dari satu negara ke negara lain. Peralihan fisik kebendaan inilah banyak
menimbulkan persoalan-pesoalan hukum dalam transaksi dagang internasional. Huala Adolf,
Dasar-Dasar Hukum Kontrak Internasional, Refika Aditama, Jakarta, 2007, h. 19., selanjutnya
disebut Huala Adolf II. Mariam Darus Badrulzaman I, op cit, h. 283. Bayu Setyo
Hardjowahono, Dasar-dasar Hukum Perdata Internasional, Buku I, Citra Aditya Bakti, Bandung,
2006. h. 3…..Sistim hukum dari negara berdaulat sering kali dihadapkan pada masalah-masalah
hukum yang tidak bersifat intrern domestik, tetapi menunjukkan adanya unsur-unsur asing (foreign
element). Hubungan hukum keperdataan atau non keperdataan yang melewati batas-batas tertorial
negara atau transnasional diatur dalam hukum perdata internasional. Foreign element itu berarti
suatu pertautan dengan sistem hukum lain diluar sistem hukum negara forum, dan pertautan itu ada
dalam fakta dan perkara itu. Sutan Remy Syahdeini, E-Commerce Tinjauan dari Presfektif
Hukum, Majalah Hukum Bisnis, Vol 12 2001, h. 19., selanjutnya disebut Sutan Remy Syahdeni II.
UU No. 11 Tahun 2008, pasal 17. Huala Adolf, Dasar-Dasar Hukum Kontrak Internasional,
Refika Aditama, Bandung, 2007, h. 40-41……Niniek Suparni, op cit, h. 95-96….Singapura telah
memiliki Electronic Transaction Act 1998, yang memuat pengaturan transaksi elektronik. EU
Directive on Electronic Commerce 2000, yang diberlakukan di negara-negara Uni Eropa. UU No.
11 Tahun 2008, pasal 20 ayat (2), (3), (4), (5). Ahmad M. Ramli, Perlindungan Hukum terhadap
Konsumen Dalam Transaksi E-Commerce, Jurnal Hukum Bisnis, Vol. 18 Maret 2002, h. 15. Huala
Adolf II, op cit, h. 140-147. Soedjono Dirdjosisworo, Pengantar Hukum Dagang Internasional,
Refika Aditama, Bandung, 2006, h. 5…Untuk menentukan hukum yang berlaku dalam suatu
perjanjian perdagangan internasional dapat dilakukan dengan beberapa cara : Secara tegas
ditentukan dalam perjanjian yang menentukan hukum yang akan berlaku bagi perjanjian itu; Secara
diam-diam, bila dalam perjanjian tidak ditentukan hukum yang akan diberlakukan dalam perjanjian
itu, maka secara tidak tegas atau diam-diam ditentukan hukum yang akan berlaku dalam perjanjian;
Secara dugaan, bila tidak terdapat ketentuan yang secara tegas atau diam-diam maka dapat dilihat
dari unsur-unsur atau ketentuan yang dapat menjadi dasat untuk menduga atau menganggap bahwa
perjanjian itu tunduk pada sistim hukum tertentu; Secara hipotesis, yaitu berdasarkan pilihan atau
ketentuan hakim. Bayu Seto Hardjowahono, op cit, h. 2 Sudargo Gautama, Indonesia Dan
Konvensi-Konvensi Hukum Perdata Internasional, Alumni, Bandung, 2005, h. 258-261….Dengan
ketertiban umum (openbareorder, public policy, public order) dimaksudkan pengunaan hukum
nasional sendiri atau hukum dari hakim itu sendiri, dengan mengenyampingkan hukum asing,
karena bertentangan dengan perasaan dan sendi-sendi asasi dari hukum dan masyarakat hakim itu
sendiri. Namun penggunaan alasan ketertiban umum harus dipakai secara hemat, irit, dan tidak
royal. Pengunaan alasan ketertiban umum tidak selalu harus mengunakan hukum nasional kita
sendiri, dan menganggap hukum asing selalu menyimpang dari hukum nasional. Sehingga kita
menanggap hukum kita adalah dewa dan paling benar, Sikap demikian tidak sehat dan tidak bisa
membuat hukum perdata internasional menjadi tumbuh dengan baik…..Bayu Seto Hardjowahono,
op cit, h. 131….menjelaskan bahwa yang dimaksud kaidah-kaidah memaksa (mandatory Rules,
dwigen recht) dalam hukum perdata internasional adalah aturan-atuaran hukum tertulis yang tidak
dapat dikesampingkan oleh para pihak melalui kesepakatan para pihak dalam perjanjian.
Pemberlakuan mandatory rules tanpa memperhatikan isi kaidah hukum asing yang seharusnya
diberlakukan. Mandatory rules akan membatasi kebebasan para pihak dalam transaksi-tarnsaksi
internasional. Agus Sarjono, op cit, h. 10. Ridwan Khairandy, Tiga Problema Hukum Dalam
Transaksi Bisnis Internasional Di Era Globalisasi Ekonomi, Jurnal Hukum Bisnis, Vol. 27 No. 4
Tahun 2008, h. 42. Gunawan Widjaja, Aspek Hukum Dalam Kontrak Dagang Internasional :
Analisa Yuridis Terhadap Kontrak Jual Beli Internasional, Jurnal Hukum Bisnis, Vol. 27 No. 4
Tahun 2008, h. 32….Pengertian choice of law dan governing law memiliki perbedaan cukup
mendasar. Choice of law berarti pilihan hukum bagi para pihak dalam menentukan hukum yang
mengatur hubungan dan pelaksanaan perjanjian diantara para pihak. Sedangkan pengertian
governing law (hukum yang berlaku) yaitu hukum yang berlaku untuk mengatur hubungan hukum
tertentu, baik karena pilihan hukum para pihak (choice of law) atau karena berlakunya hukum
perdata internasional. Jadi pengertian governing law lebih luas dari choice of law. Ridwan
Khairandy, op cit, h. 43……Bayu Seto Hardjowahono, op cit, h.284-295…Penjelasan atas
pengertian asas-asas itu adalah : The proper law of the contract, menurut cheshire, adalah pengertian
praktikal dan ringkas untuk mengambarkan konsep tentang hukum yang mengatur banyak hal yang
mempengaruhi suatu kontrak atau tentang hukum yang diberlakukan forum untuk menetapkan hak
dan kewajiban yang timbul dari kontrak. Asas lex loci contractus adalah hukum tempat dari tempat
pembuatan kontrak, termasuk tempat dilaksanakannya tindakan terakhir yang dibutuhan untuk
terbentuknya kontrak Asas lex loci solutionis adalah tempat pelaksanaan perjanjian adalah tempat
yang lebih relevan dengan kontrak. Asas party outonom adalah kebebasan para pihak yang membuat
kontrak untuk menentukan hukum yang belaku bagi kontrak yang dibuat oleh mereka. Asas ini
kemudian memunculkan pilihan hukum (choice of law atau rechtskeuze). Hukum yang dipilih oleh
para pihak itu diakui sebagai “the proper law of contract “ The most characteristic connection,
merupakan teori yang dipelopori oleh Rabel dan A. Schnitzer. Menurut teori ini maka the proper law
of contract adalah sistem hukum dari pihak yang dianggap memberikan prestasi yang khas dalam
suatu kontrak......Budi Agus Riswandi, Aspek Hukum Internet Banking, Raja Grapindo Persada,
Jakarta, 2005, h. 162-163....Theory of declaration (Teori Deklarasi), yang danut di negara-negara
civil law, bahwa dalam suatu perjanjian penerimaan penawaran oleh pihak yang ditawari harus
dinyatakan. Surat pernyataan penerimaan penawaran harus sampai kepada pihak yang menawarakan
dan penerimaan penawaran tersebut harus diketahui oleh pihak yang menawarkan. Sedangkan
menurut Mail box theory, yang banyak dianut di negara-negara common law, bahwa salah satu
pihak yang mengirimkan surat yang berisi penerimaan atas penawaran yang diajukan oleh pihak
lainnya. Ridwan Khairandy, op cit, h. 43….Demikian pula dikemukakan oleh Mariam Darus
Badrulzaman I, op cit, h. 302-304….Permasalahan-permasalahan yang timbul dari transaksi ecommerce jika para pihak berasal dari negara-negara yang menganut aturan hukum berbeda atau
bahkan belum memiliki ketentuan cyberspace, untuk menentukan hukum yang berlaku atas transaksi
e-commerce itu juga apabila timbul perselisihan diantara mereka. Yurisdiksi pengadilan mana yang
berwenang untuk menyelesaikan sengketa dari para pihak. Jawaban atas persoalan itu terletak dalam
lingkup hukum perdata internasional. Dengan menentukan pilihan hukum secara tegas dan juga
menentukan klausula pilihan pengadilan atau arbitrase dalam perjanjian yang dibuat para pihak,
adalah salah satu cara untuk mengatasi berbagai kemungkinan timbulnya masalah perjanjian itu
dikemudian hari. Sudargo Gautama, Hukum Dagang Dan Arbitrase Internasional, Citra Aditya
Bakti, Bandung, 1991, h. 468….lihat juga RUU HPI pada Bab III Perikatan pasal 14, terutama ayat
2 No. (g)… yang menentukan bahwa ” bagi perjanjian-perjanjian yang tidak disebut dalam ayat ini
akan berlaku hukum dari tempat pihak yang melakukan prestasi paling karakteristik dalam
perjanjian tersebut”. Huala Adolf II, op cit. h. 163-168. Pengecualian dari sifat terbuka bagi
para pihak dalam pilihan forum, mengenai perkara perdata atau dagang yang bersifat internasional
adalah berkenaan dengan status atau kewenangan orang atau badan hukum keluarga, yang
ditentukan menurut Convention on the Choice of Court 1965, seperti dalam hal kewajiban atau hakhak pribadi atau finansial antara orant tua dan atau antara suami dan isteri; alimentasi; warisan;
kepalitian; hak-hak atas benda tidak bergerak. Sutan Remy Sjahdeini I, op cit, h. 356… Kesulitankesulitan yang timbul apabila terjadi sengketa para pihak dalam transaksi e-commerce, dapat
dihindari dengan menentukan pilihan pengadilan atau arbitrase dalam penyelesaian sengketa para
pihak, yang dimasukan dalam klausul arbitrase atau provisons arbitration dalam transaksi itu.
Huala adolf II, op cit, h. 166-172. Konvensi ini lebih dikenal sebagai Konvensi New York Tahun
1958. Indonesia adalah salah satu negara peserta konvensi dengan Keppres No. 34 Tahun 1981.
UU No. 11 Tahun 2008, pasal 21 ayat (3), (4), (5). Jo pasal (2) serta penjelaannya.
PAGE
PAGE
T
U
b
k
l
m
Š
Ž
“
”
¡
¼
½
¾
Á
Q öæÙÐÄ»¯»¯¦Ù–†–
tk_VK@
hî Z
h/\
mH
sH
hî Z
heMn mH
sH
h TÇ 5
mH
sH
hP hÓ5 mH
sH
h",k 5 mH
sH
" h1;y
hÓ5 >*
CJ$ aJ$ mH
sH
hû ¡
hÓ5 CJ
aJ
mH
sH
hû ¡
h
W. 5 CJ
aJ
mH
sH
hI g 5 mH
sH
hq+U
hI g 5 mH
W(
hI g 5 mH
sH
sH
hI g 5 mH
hI g 5 mH
sH
sH
h
hI g 5 CJ$ aJ$ mH
sH
h1;y
hýd£ 5 CJ$ aJ$ mH
sH
hýd£ 5 mH
sH
U
\
l
m
Š
‹
”
¡
½
ð á Ô Ô Ä ¸ ð ð © © ” ‚
ì
dh
a$ gdî Z
h ì
dh
a$ gdî Z
$ Æ
$ Æ
$
$
Æ
Æ
ì
dh
a$ gdýd£
a$ gdI g
$ Æ
„h `„h a$ gdI g
Æ
„h `„h gdI g
$
Æ
dh
a$ gdI g
Æ
ì
dh
gdýd£
QSÖ×ØÙíö
’
¹
Ã
è
no¨©åæçès
!
,
q
r
}
œ
´
¿
Ô
õêÙêÎõøðøßÎõΔÎõΉÎxÃõmõmõbõbõ
hî Z
h,j6 mH
}ù mH
sH
! j
hî Z
heMn 0J
U
mH
sH
sH
hî Z
h…LG mH
sH
! j
hî Z
h²}´ 0J
sH
hî Z
h^
hî Z
hõY
mH
U
mH
sH
h•}G mH
sH
hî Z
hý i mH
sH
hî Z
húR! mH
sH
! j
hî Z
h/\
0J
mH
sH
hî Z
h'0x mH
sH
"Ô
hî Z
U
mH
h²}´ mH
sH
sH
hî Z
h/\
Õ
ô
õ
ö
oq7
U
x
¡
y
—
˜
µ
à
á
q
A
B
c
d
îãÛãÐãÐãź²º¡ºÅºÅº–…–ºÅ–z–z–zqi^
e
¡
À
Á
Ã
hP hr'E mH
sH
ò
•
–
h$M mH
sH
Z
hx5: 0J
J
U
mH
U
sH
hÓ û 5 mH
sH
mH
sH
hî Z
hî Z
h± ¸ mH
sH
! j
hî
hmoØ mH
sH
! j
hî Z
hý i 0
h©Dù mH
sH
hî Z
h,j6 mH
hî Z
sH
hý i mH
sH
hî Z
hÊM‡ mH
sH
h’Ý mH
sH
sH
hî Z
h'0x mH
sH
! j
hî Z
h'0x 0J
U
mH
pf
–
—
˜
Ÿ
Æ
dh
a$
F
Æ 8
h Ð
Æ
h
dh
a$
è
é
gdî Z
„Èû dh
gdBp
J
ì ì Ù É É º º ª “ ƒ s
$ Æ
dh
a$ gd"pW
`„ÈûgdBp
$
$
$
Æ
dh
a$ gdP
$
Æ
h
dh
a$ gd$M
$
Æ
Ð ì
dh
a$ gd^}ù
$
Æ
Ð ì
dh
a$ gdî Z
˜
Ÿ
¿
Ú
ç
è
é
ô
b
c
þ
=
>
[
\
]
^
`
²
´
Ð
Ñ
2
3
8
L
R
F
G
;
=
]
4
ïâÒâïÇ»¯»§Ÿ‘Ÿ‰ŸŸ‰y‘yŸŸqŸŸiŸ‘Ÿ‘ŸŸa
h©Dù mH
sH
h…LG mH
sH
h÷
mH
sH
h©K› mH
sH
há
mH
sH
hÙ ì mH
sH
j
h"pW 0J
U
mH
sH
h"pW mH
sH
hBp
mH
sH
hBp
h‡Pi 5 mH
sH
hBp
h
E 5 mH
sH
hP hup~ mH
sH
hû ¡
hBp
5 CJ
aJ
mH
sH
h*
5 CJ
aJ
mH
sH
hû
¡
h½(@ 5 CJ
aJ
mH
sH
&4
J
Q
R
S
e
á
ã
$
V
- - !- 4- 9- T- U- k- - Ù Ú ñ þ ° Ï
^! _! ¡! ¢! £! øêøâÚÒÊÚÊÚÂÒºҲ¤ÚœÚ”ºÚºœºŒøŒ„ŒyqcŒ
j
hý Ù 0J
U
mH
sH
h• A mH
sH
h• A
h• A mH
sH
h^}ù mH
sH
htqc mH
sH
h™}· mH
sH
hô Q mH
sH
j
h
B
0J
U
mH
sH
hî.
mH
sH
hÌ
mH
sH
h
k mH
sH
h†
mH
sH
h
B
mH
sH
h¸6 mH
sH
h÷
mH
sH
j
h"pW 0J
U
mH
sH
h"pW mH
sH
#£! ;" í" î" ï" ð" Q# e# f# x# y# z# ¤# ¥# ¦# Ò# Ó# Õ#
ä# å# ]$ ^$ _$ `$ }$ ‡$ ”$ £$ ¤$ ¥$ ¼$ ó$
% $% %% &% m% s% ‹%
«% Ñ% Ò% øðèÚÒÊÂʺʺÊÒ²ÊҲʺʤʜ”茄|„|Œ|Œ|”tltltlt
h‹[˜ mH
sH
hÊ^i mH
sH
hÐ “ mH
sH
h©Dù mH
sH
h=9ý mH
sH
h¬ ó mH
sH
h€N
mH
sH
j
hý Ù 0J
U
mH
sH
hTp‚ mH
sH
h™}· mH
sH
h¹XA mH
sH
hý Ù mH
sH
htqc mH
sH
j
h• A 0J
U
mH
sH
há
mH
sH
h• A mH
sH
h-tÙ mH
sH
*
Q# f# ¤# Ó# û# /$ _$ G* š0 ð4 ñ4 &5 z9 ï × × ×
× × × È È ¸ © ’ ƒ
$
F
Æ
Æ 8
dh
h Ð
a$ gdÜA‚
„Èû dh
`„ÈûgdBp
$
Æ
dh
a$ gd”>-
$
Æ
dh
a$ gdî Z
$
Æ
Æ
dh
a$ gd”>$
F
h
„0ý dh
`„0ýa$ gdý Ù
$
Æ
dh
a$ gdeMn
!µ ' =' «' Å' b( c( d( 0) 1) 2) 3) =) …) †) ˆ) !* C* D* E* F* H* X* a*
ú* û* ,+ s+ t+ u+ øðèàèàèÒèøÄøèø¼®¼¦ž¦¦ˆ€xˆxjxbxT
j
h
™ 0J
U
mH
sH
h6b
mH
sH
j
h¾u^ 0J
U
mH
sH
h¾u^ mH
sH
h D~ mH
sH
h€N
mH
sH
j
hzª 0J
U
mH
sH
h^}ù mH
sH
hzª mH
sH
j
hÓM 0J
U
mH
sH
hÌ “ mH
sH
sH
j
h¬ ó 0J
U
mH
sH
j
h‹[˜ 0J
U
mH
há
mH
sH
h‹[˜ mH
sH
hÊ^i mH
sH
h¬ ó mH
sH
u+ v+ ‰+ ˜+ Ÿ+ ¤+ ¦+ ª+ , R, h, m, Ñ, â, ã, ä, å, )<- U- ¢- £- ©.
. M. l. Á. Â. Ã. Û. ?/ _/ b0 —
0 ˜0 š0 ›0 Ü0 øðèðøðøèàØàØÐØÂØàغà²àª¢ªšªà’ªŠàŠ‚tªld
hÐ “ mH
sH
h D~ mH
sH
j
h‹pf 0J
U
mH
sH
h‹pf mH
sH
hÖ
å mH
sH
heMn mH
sH
h¡Bg mH
sH
h"FÙ mH
sH
h‡Pi mH
sH
h©K› mH
sH
h/ Q mH
sH
j
h`6
0J
U
mH
sH
hÓM mH
sH
h`6
mH
sH
h€N
mH
sH
h6b
mH
sH
h
™ mH
sH
h¾u^ mH
sH
1
1
1 1 1 ú1
2 •2 €2 ‰2 ¨2 ,3 3 3 Ä3 ä3 *4 I4 ì4 í4 ï4 ð4 ñ4 û4
5 %5 &5 '5 15 P5 5 ‰5 ¦5 §5 Ô5 ß5
6 ™6 øðèàðèØèØèØèÐØÐØÐØÐÂкخ¢™ˆ€à€x€j€bx€
h©K› mH
sH
j
h/ Q 0J
U
mH
sH
h/ Q mH
sH
hÜA‚ mH
sH
hBp
mH
‡Pi 5 mH
sH
sH
h‡Pi 5 mH
sH
hBp
h"FÙ 5 mH
htqc 5 mH
sH
sH
hBp
h
h”>- mH
sH
j
h5A
0J
U
mH
sH
h5A
mH
sH
h
mH
sH
h D~ mH
sH
hÐ “ mH
sH
h
i mH
sH
h’Ý mH
sH
š6 ê6 ð6
9 x9 {9 ì:
34:¿ÀÂßëÿ = 3= O= P= f= o= ë= ì= ú=
³›³›³›“£“³£³£³…}u}“}“}“}“}
; !; "; ]; _; n; s; ž; Þ; ù; > .? /? w? ²?
@ ñéáéÙéÑɻѳ«³£³›
hA;i mH
sH
hUx! mH
sH
j
h`8) 0J
U
mH
sH
h ~* mH
sH
hé,¢ mH
sH
h`6
mH
sH
hñ ß mH
sH
h`8) mH
sH
j
h=g/ 0J
U
mH
sH
h=g/ mH
sH
h
i mH
sH
h…LG mH
sH
h©K› mH
sH
hÜA‚ mH
sH
j
hÜA‚ 0J
U
mH
sH
* @
@
@
@ DA
EA 1B 2B 3B éB íB †D ˆE ‰E ŒE E —
E ÐE ÑE ÍF ÒF ØF LG MG cG dG bH ñéáÙÑÉ»ÉѳѫÑ•‰}ume]mUmGm
j
h
„ 0J
U
mH
sH
h©Dù mH
sH
h ~* mH
sH
h;\¾ mH
sH
h
„ mH
sH
heMn mH
sH
hu$3
h‡Pi 5 mH
sH
hu$3
h"FÙ 5 mH
sH
hu$3 mH
sH
j
hb
0J
U
mH
sH
hb
mH
sH
hî Z mH
sH
j
h*
0J
U
mH
sH
h*
mH
sH
h=9ý mH
sH
h=g/ mH
sH
hî.
mH
sH
h %Ó mH
sH
D ‹E E ÐE ûL üL
Æ
h
„0ý dh
j
hUx! 0J
U
mH
sH
M ï ß Ç « « « › „ u u b
`„0ýgdî Z
z9
@ éB
D ZD š
$
F
Æ
Æ
Æ 8
dh
h Ð
dh
a$ gd %Ó
„Èû dh
`„Èûgdu$3
a$ gdb
$
$
Æ
„
„äý dh
^„
`„äýa$ gdî Z
Æ
„
„äý dh
^„
`„äýa$ gdî Z
$
Æ
dh
a$ gdî Z
$ Æ
dh
bH •H ‘H ¸H
I ;I >I HI žI ÊI ËI ðI
J ¹J
K .K uK }K üK ýK ùL úL ûL üL þL
M
M
M
M
M øðøðèðèøðàØàÐàÈÀȸ°¨°š’Šuiu]U
$
a$ gdñ ß
h‰ Ó mH
sH
b 5 mH
sH
hÈ ‹
h-tM 5 mH
sH
hÈ ‹
hG| 5 mH
sH
hÈ ‹
h
hî Z 5 mH
sH
hû ¡ mH
sH
hx1Š mH
sH
j
h×4è 0J
U
mH
sH
hë ¼ mH
sH
hÅ5É mH
sH
h“Yª mH
sH
h{,ΠmH
sH
hCe mH
sH
h2 £ mH
sH
h ~* mH
sH
hi}¤ mH
sH
hUx! mH
sH
h×4è mH
sH
h/ Q mH
sH
- M XM YM ¯M ÐM ßM öM
N 7N N ‘N ›N ¸N !O
CO ÂO ÇO ýO ÿO @P òP Q
Q
Q
Q OQ xQ yQ zQ ¿Q îQ
R BR |R
}R €R R ‚R “R ”R ƒS „S …S ¾S ÝS ÞS ßS ôS õS øðøðèøðøðÝðÕðÕðÕðÕ
ðÍŽÍÅÍŽÅͽͽͯÍðͧŸ§—‰§§§½
h ~* mH
sH
j
hG|Â 0J
U
mH
sH
h 68 mH
sH
hŸjt mH
sH
hG|Â mH
sH
j
hv† 0J
U
mH
sH
h©o1 mH
sH
h D~ mH
sH
hv† mH
sH
hq
mH
sH
h‰ Ó
h‰ Ó mH
sH
hü8
mH
sH
h‰ Ó mH
sH
h·Yà mH
sH
0 M ~R s[ Î]
ï ï à à Í ¹ © ¡ ¡ ¡ ¡ ¡ – –
Æ
dh
gd×=¹
$
Æ
dh
a$ gd ~*
Æ
„ø
dh
`„ø a$
Ï] ñ]
k Úp Ûp Üp Ýp Þp ßp çp ïp ðp ÿp
¡ Š
dh
a$ gd×=¹
dh
gdP
$
$
gdî Z
Æ
h
„0ý dh
`„0ýgdî Z
$
Æ
Æ
dh
dh
a$ gdî Z
$
a$ gdî Z
õS 0T 1T AT ˆT ˜T ŸT
T ÂT ÞT
U
U !U NU OU øU ùU ûU
V -V ¯V ÎV öV ÷V øV ^W _W ëW ìW zX
|X îX ïX LY lY mY nY yY ‡Y ¡Y øðøðøðâÚÒÚÄÚÒÚ¼´¦´¼ž¼–¼ˆÚ€r€Ò€j€j€–€–
€Ò€
U
h©Dù mH
sH
j
h|q§ 0J
U
mH
sH
hµl³ mH
sH
j
h 0( 0J
U
mH
sH
hÁB› mH
sH
h
mH
sH
j
h½O£ 0J
U
mH
sH
h½O£ mH
sH
h 0( mH
sH
j
hW n 0J
U
mH
sH
h]}> mH
sH
h wî mH
sH
j
hG|Â 0J
U
mH
sH
hG|Â mH
sH
h÷ > mH
sH
(¡Y ¢Y
Z 1Z þZ ÿZ K[ p[ q[ –\ —
\ ™\ š\ Ÿ\ ¿\ Æ\ Ó\ Ô\ ˆ] §] Ë] Ì] Í] Î] Ï] Ñ] ð] ñ] ò] ó] ô] ü]
^^ x^ ‡^ ¨^ Ë^ Ø^ øðèðàðØÊØÊØðøÂøÂøÂø´¬¤›’†~v~vøvnvfvfvf
^ !^ @^
hq
mH
sH
h©o1 mH
sH
h7ZmH
sH
hHAy mH
sH
¡ 5 mH
sH
hÈ ‹
h b 5 mH
hî Z 5 mH
sH
sH
hû
hû ¡ mH
sH
hG|Â mH
sH
j
hbk… 0J
U
mH
sH
hbk… mH
sH
j
h|q§ 0J
U
mH
sH
h|q§ mH
sH
h¸ ( mH
sH
h©Dù mH
sH
hµl³ mH
sH
hë ¼ mH
sH
(Ø^
_
_
_ ?_ ` >` T` \a ]a ²a ³a ´a Îa îa )b Hb Õb "c *c †c /d 0d 1d Ld kd e ‘e æe
çe èe Œf f Ÿf ¾f Åf êf ëf ƒg „g •g ¤g ¥g ;i
j øðøèøèøàèàÒàÊÂÊøʺº¬ºÊ
ÂʤʖÊàèàèàèŽè€èÂÊÂx
h^_… mH
sH
j
hq
0J
U
mH
sH
h©Dù mH
sH
j
hë ¼ 0J
U
mH
sH
hë ¼ mH
sH
j
hÏh÷ 0J
U
mH
sH
hÏh÷ mH
sH
hû(¥ mH
sH
h‡rz mH
sH
j
högO 0J
U
mH
sH
högO mH
sH
hq
mH
sH
hÙ Á mH
sH
h7ZmH
sH
, j
j
j
j `j }j ~j ‘j ’j
k
k
l /l Il Jl ûl
m jm km
ón ôn
o
o po ýo
p ,p Lp Tp Øp Ùp Úp ßp æp ñéáéÙÑÙéÙÉÁ¹Á¹Á¹Á¹Á«
Á£Á£›£“£›‹€ue
h×=¹
h×=¹ 5 CJ
aJ
mH
sH
h. f
htM mH
sH
hû ¡
h ~* mH
sH
h ~* mH
sH
hî Z mH
sH
h×=¹ mH
sH
h mH
sH
j
h©o1 0J
U
mH
sH
hÁKš mH
sH
h©o1 mH
sH
hˆQ| mH
sH
h * mH
sH
h5kÒ mH
sH
hû(¥ mH
sH
h^_… mH
sH
j
h^_… 0J
U
mH
sH
!æp çp îp ïp ðp þp ÿp
Hq Iq Jq Lq iq ‚q žq Ãq Üq
r 8r >r ?r Ar r Ír ×r
s
s
s
s
s *s t 't Ft Qt ct ƒt Òt Äu
v
v •v Ÿv v ïßïÔȼ´¬¤œ”œ”œ”œŒ”œ”œ”œ”œ¬¤„”¤”¤|
¤”¤”¤Œ¤ŒtŒ
h%X% mH
sH
hº;£ mH
sH
hƒaû mH
sH
hÙ Á mH
sH
hw5( mH
sH
h|xÿ mH
sH
hHAy mH
sH
h-tM mH
sH
h×=¹ mH
sH
h×=¹
htM 5 mH
sH
h×=¹
h×=¹ 5 mH
sH
h. f
h-tM mH
sH
h×=¹
h×=¹ 5 CJ
aJ
mH
sH
h×=¹
htM 5 CJ
aJ
mH
sH
+ÿp Iq
s
y -y y ›{ :} ;} =} >} ?} @} A} P} ð å Ó È ¹ © ž – – – – – – Ž ƒ
$
dh
a$ gdõ ‚
dh
gd
“
dh
gdP
$
dh
a$ gd}+‚
$ Æ
h
dh
a$ gd}+‚
-
$
Æ
h
dh
dh
a$ gd L
a$ gdƒaû
$
$
dh
a$ gdÙ Á
dh
a$ gdw5(
$
Æ
$ Æ
h
dh
a$ gdw5(
v ›w ôw ÷w
x
x yx
y -y ,y y 0y z :{ š{ ›{ Â| Ò| þ| 8} 9} A} P} Q} X} Y} a} €} §} ¨} ³} ´} µ} ø
ðèðèðèÝÑŽµè½ª½¢½¢½Ý–‹ƒ{ƒoƒg{g_
hÁ 4 mH
sH
h‡kh mH
sH
hõ ‚
h³ c >* mH
sH
hõ ‚ mH
sH
h³ c mH
sH
h. f
hõ ‚ mH
sH
hõ ‚
hõ ‚ 5 mH
sH
h L mH
sH
h. f
hHAy mH
sH
hHAy mH
sH
h}+‚ mH
sH
h}+‚ 5 mH
sH
tM mH
sH
h L
hHAy
hHAy 5 mH
sH
h. f
h-
h%X% mH
sH
hÙ Á mH
sH
h%X% mH
sH
P} Q} ¨} ý} þ} W~ X~ ·~ ¸~
• V• W• ¿• À• %€ ‰€ Š€

 \
] 㐠A‚ B‚ Ø‚ Ù‚ ?ƒ ÷ ì ì ì ì ì ì ì ì ì ì ì ì ì ì ì ì ì ì ì ì ì ì ì ì
ì ì
$
dh
a$ gd×=¹
dh
gd
“
µ} Ü} û} ü} ý} þ}
~ /~ V~ W~
X~ r~ ˆ~ –
~ ·~ ¸~ Ô~
•
• 1• V• W• b• e• ˜• ¾• ¿• Ò•
€ $€ %€ 1€ 4€
óëãÛÐȼÈи´¯§´œ¸‡¸|tããiããiatY
h³ c mH
sH
hõ ‚ mH
sH
h. f
h‡kh mH
sH
h×=¹ mH
hõ ‚
hõ ‚ >*
sH
h‡kh
h×=¹ mH sH
h×=¹ >* mH
h‡kh >* mH sH
h. f
h×=¹ mH
sH
h³ c
h‡kh
hõ ‚
h³ c >* mH
sH
sH
hõ ‚
h³ c >*
h³ c mH
sH
h. f
h³ c mH
sH
h-tM mH
sH
h‡kh mH
sH
hÁ 4 mH sH
hõ ‚
hÁ 4 >* mH sH
!4€ [€ ›€ Ú€



 7 Z [ \ u ¾ â ã ï ò
9‚ @‚ B‚ T‚ §‚ ׂ Ø‚ Ù‚ á‚ ê‚ ë‚ ƒ 7ƒ >ƒ ?ƒ @ƒ Iƒ Oƒ Pƒ ¥ƒ Óƒ Ôƒ Õƒ æƒ
‚
„ 2„ 3„ @„ B„ óëóëãØãÌãÄãÀ¸À°ÄëóëãØëóëب ¨ ” ¨‰……y‰¨ ” ‰Äë
hÁ 4 >*
hÁ 4
h‡kh
h. f
htM mH
sH
hõ ‚
hÁ 4 >* mH sH
hõ ‚
hÁ 4 mH
sH
h‡kh mH
sH
h³ c mH
sH
hõ ‚
hõ ‚ >*
hõ ‚
h×=¹ mH
sH
hõ ‚
hõ ‚ >* mH
sH
h. f
h³ c mH
sH
hõ ‚ mH
sH
h³ c mH sH
„
…
… ²… ³…
ô ô ô ô ô ô ô ô
Æ
„p
dh
dh
gd
“
„ ±„ à„
…
…
hõ
´…
ô ô
^„p
$
…
‚
h³ c >* mH sH
/?ƒ @ƒ Ôƒ Õƒ 3„ –„ —
µ… ¶… ·… ¸… ¹… º… »… ¼… ½… ¾… ¿… À…
ô ì ì ì ì ì ì Ü Ì ì ì ì ì
gd=$ Æ
„h `„h a$ gd=-dh
a$ gd×=¹
B„ }„ ”„ •„ –„ —
…
…
… … ˜… ±… ²… ³… ¶… º… »… ¼… 3† 4† 5† 6† ’† “† óëãëØ
ëóëÍÅÁ½ÁµÁ¢ž–¢‰y¢nd`XM
h/\
h/\
mH sH
h/\
W(
mH sH
h/\
h=- 5 CJ aJ mH
j
sH
h/\
0J
U
h=- 5 CJ
h. f
aJ
mH
h
“ mH
sH
sH
h
h‡kh mH
sH
h‡kh
h. f
h-tM mH
sH
hh• mH
sH
hõ ‚
hh• >*
h³ c
hh•
h‡kh mH
sH
h. f
h³ c mH
sH
h. f
hõ ‚ mH
sH
h×=¹ mH
sH
h³ c mH sH
hõ ‚
h³ c >* mH sH
À… Á… Â… Ã… Ä… Å… Æ… Ç… È… É… Ê… Ë… Ì… Í… Î… Ï…
Ð… Ñ… Ò… Ó… Ô… Õ… Ö… ×… Ø… Ù… Ú… Û… Ü… ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
dh
gd
“
Ü… Ý… Þ… ß… à… á… â… ã… ä… å… æ… ç… è… é… ê… ë… ì… í…
î… ï… ð… ñ… ò… ó… ô… õ… ö… ÷… ø… ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
dh
gd
“
ø… ù… ú… û
… ü… ý… þ… ÿ… †
†
†
†
†
†
†
†
† † †
†
†
†
†
†
†
†
†
†
† ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
dh
gd
“
†
†
†
†
†
†
†
†
†
† -† † † !† "† #† $† %† '† († )† *† +† ,† † .† /† 0† ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷ ÷
÷ ÷
dh
gd
“
0† 1† 2† 3† 4† “† ‰ Š 9 ‚Ž s‘ €“ ®“ e– u–
§– Ï– ¶—
9˜ h˜ ǘ ý˜ (™ ÷ ÷ ÷ õ í í í í ë ã Û Ö Î Î Û Æ Æ Æ ¾ ë ë ë
$ a$ gd©K›
$ a$ gdA;i
$ a$ gd…LG
gd"pW
$ a$ g
d"pW
$ a$ gd÷FŠ
$ a$ gdeMn
dh
gd
“
“† ”† •
† ;‡ Z‡ [‡ _‡ ˆ‡ Š‡ ɇ ч
‰ ‰ ‰
‰ p‰ q‰ w‰ Ÿ‰ ‰ ˉ ÀŠ ÁŠ Š Ê ÞŠ ;‹ X‹ ˜‹ š‹ ¹‹ º‹ ½‹ Ì‹ Í‹
Œ Œ Œ .Œ 4Œ õñéáéáéÙéáÙÎÄÀ¸°¸¨ ¨¸˜ƒ•w•sookÀkÀg
M‡
hCQ
hŸ7ø
h•}G
hÊ
hŸ7ø mH
sH
h'0x
j
h'0x 0J
U
heMn
heMn mH
sH
heMn mH
sH
h
i mH
sH
hõY
mH
sH
h©Dù mH
sH
h÷FŠ mH
sH
heMn
j
heMn 0J
U
h²}´
h²}´ mH
sH
h`¿ mH
sH
h^}ù mH
sH
h²}´ mH sH
h²}´
j
h²}´ 0J
U
'4Œ 5Œ 8Œ ¥Œ Œ ÛŒ
 8 9 : ; R î ï Ž ‚Ž ƒŽ „Ž  € ‚ –
 ِ ù
‘ V‘ r‘ s‘ t‘ u‘ †‘ ‹‘ Ø‘ üøôðôðìá×ÓÏËôËÀ¶²®¦ž–žŽž†ž{qme]U
hCQ
mH
sH
hõ ‚ mH
sH
h"pW mH
sH
h"pW
j
h"pW 0J
U
hx5:
hx5: mH
sH
hP
] mH
sH
h
i mH
sH
hh Ð mH
sH
h…#
mH
sH
hx5: mH sH
h…#
hx5:
j
hx5: 0J
U
hý i
hý i mH sH
h™D
hh Ð
hý i
j
hý i 0J
U
h'0x
h'0x mH sH
h,j6
heMn
h©Dù
hŸ7ø
hÁ 4 Ø‘ Ù‘ Ú‘ ß‘
’
’ 9’ :’ ;’ m’ ’ “ €“ “ ‚“ š“ œ“ “ ®“ ¯“ °“ )” ]” ^” l” ~” Ó” ó” 9• K• ‡• §• ¨• ©• ¿• à• í•
– B– b– d–
e– f– g– t– u– v– w– ‡– – ‘– š– ¦– §–
øðèðèàèàèàèÕËÇèðè¼ËÇèð´èàèàè´èàèàèàè´è´è©ËÇèžËÇè–ð–è‹
hf-ú
h"pW mH sH
h
ª mH
sH
hzª
h"pW mH
sH
hw
h"pW mH
sH
hh Ð mH
h"pW
sH
j
hñ
h"pW 0J
h"pW mH sH
U
h†
h"pW mH
sH
h©K› mH
sH
h"pW mH
sH
hCQ
mH
sH
h* mH sH 5§– ¨– ©– ½– Ë– Ζ Ï– Ж Ñ– ?— @— — µ— ¶— ·— ¸—
˜ 7˜ 8˜ 9˜ :˜ ;˜ T˜ V˜ b˜ g˜ h˜ i˜ õñéáÙÎÄÀ¸°¸¨“‡•‡tÄÀph`h`UK
j
h‹[
˜ 0J
U
hý Ù
h%F¥ mH sH
hc>J mH
sH
h©K› mH
sH
hzª
h• A
h• A mH
sH
hCQ
mH
sH
h• A mH
sH
h• A
j
h• A 0J
U
hý Ù
hý Ù mH
sH
hzª mH
sH
h*
mH
sH
hý Ù mH
sH
hý Ù
j
hý Ù 0J
U
h
B
h
B
mH
sH
h"FÙ mH
sH
h
B
mH
sH
h
ª mH
sH
h
B
j
h
B
0J
U
i˜ j˜ Ƙ ǘ Ș ߘ ü˜ ý˜ þ˜ ÿ˜ '™ (™ )™ *™ 6™ :™ A™
D™ H™ N™ a™ ™ ‚™ ƒ™ ‡™ ˆ™ ¼™ ½™ ó™ ô™
š
š rš sš ˜š üôé
ßÛÓȾº²§™‘‰‘y‘qiy‘iai‘i‘i‘i‘Y
hTp‚ mH
sH
h¡Bg mH
sH
hn4• mH
sH
h%F¥ mH
sH
hzª mH
sH
h
ª mH
sH
hc>J mH
sH
hh Ð mH
sH
hzª
j
hzª 0J
U
hÓM
hÓM mH
sH
hÓM mH
sH
hÓM
j
hÓM 0J
U
h¬ ó
h¬ ó mH
sH
h¬ ó mH
sH
h¬ ó
j
h¬ ó 0J
U
h‹[˜
h‹[˜ mH
sH
h‹[˜ mH sH
h‹[˜ "(™ ‚™ ¼™ ó™
š rš ™š ëš Ûœ ´ ’ž +Ÿ MŸ 5¢ ¸¢ æ¢ I¥ ä¥
¦ K§ …§ ÷ ã ã ã ã ã ã ÷ Û Ó Û Ñ É É Ñ Û ÷ Á ¹ ´
gd
„
$ a$ gd’ >
$ a$ gd'4˜
$ a$ gd*
$ a$ gd`6
$ a$ gdñ ß
$
F
Æ
Ð
h
„äý`„äýa$ gdA;i
$ a$ gdA;i
˜š ™š šš Ýš êš ëš ìš íš üš
þš ›
› y› z› 'œ 0œ 1œ @œ _œ Úœ Ûœ Üœ Ýœ ³ ´ µ ¶ Ґ Ӑ Ô
 ܐ ü
ž
ž øðèðÝÓÏÇ¿ð¿Ç·Ç¯§¯§¯œ’Ž†{qme]e]U]U
h©K› mH
sH
h`6
mH
sH
hÓM mH
sH
h`6
j
h`6
0J
U
h
™
h
™ mH
sH
h
™ mH
sH
h
™
j
h
™ 0J
U
h¾u^
h¾u^ mH
sH
hA;i mH
sH
h†
mH
sH
hÜA‚ mH
sH
hc>J mH
sH
h¾u^ mH
sH
h¾u^
j
h¾u^ 0J
U
hzª
hTp‚ mH
sH
hTp‚ mH
sH
hh Ð mH
sH
hn4• mH sH ! ž ‘ž ’ž “ž ”ž ¤ž
Ÿ LŸ MŸ NŸ OŸ øŸ üŸ
ƒ „
…×…}u}…j`\TÇI
h
Ÿ *Ÿ +Ÿ ,Ÿ ¥ 4¢ 5¢ 6¢ 7¢ ’¢ ·¢ ¸¢ øíãß×ÏǼ²®¦›‘
]
hÜA‚ mH
sH
hÜA‚ mH
sH
hÜA‚
j
hÜA‚ 0J
U
h/ Q
h/ Q mH
sH
h”>- mH
sH
h÷FŠ mH
sH
h'4˜ mH
sH
h/ Q
j
h/ Q 0J
U
h5A
h5A
mH
sH
h5A
mH
sH
h5A
j
h5A
0J
U
h‹pf
h‹pf mH
sH
hc>J mH
sH
h‹pf mH
sH
h·Yà mH
sH
h‹pf
j
h‹pf 0J
U
h¼
0
h`6
mH
sH
h`6
mH sH
¸¢ ¹¢ º¢ Ò¢ Ô¢ Ü¢ å¢ æ¢ ç¢ è¢ g£ H¥ I¥ J¥ K¥ N¥ U¥ \¥ ]¥ µ¥ 㥠ä¥
å¥ æ¥
¦
¦
¦
¦
¦ õñéáéÙÎÄÀ¸°¥›—‡‡á|rnf[QMé
hb
j
hb
0J
U
h"FÙ
h*
mH
sH
h*
mH
sH
h*
j
h*
0J
U
hUx!
hUx! mH
sH
hh• mH
sH
hUx! mH
sH
hUx!
j
hUx! 0J
U
h`8)
h`8) mH
sH
hñ ß mH
sH
h 7N mH
sH
h`8)
j
h`8) 0J
U
h=g/
h=g/ mH
sH
h=g/ mH
sH
hc>J mH
sH
hŸ7ø mH sH
h=g/
j
h=g/ 0J
U
¦ f¦ I§ J§ K§ L§ M§ „§ …§ †§ ‡§ ا
é§
¨
¨ ¨ ¨
¨
¨
¨ 0¨ 1¨ 2¨ 3¨ C¨ a¨ ˆ¨ •¨ š¨ øðøåÛ×Ï嶮¦ž®“‰…}u}j`\XTXPH
hG|Â mH
ht `
H sH
sH
hõ ‚
h |:
hG|Â
j
hG|Â 0J
U
h‰ Ó
hv† m
hc>J mH
sH
hv† mH
sH
hv†
j
hv† 0J
U
h×4è
h×4è mH
sH
hŸ7ø mH
sH
hi}¤ mH
sH
h×4è mH
sH
h×4è
j
h×4è 0J
U
hÛ .
h
„ mH
sH
h
„ mH
sH
h
„
j
h
„ 0J
U
hb
hb
mH
sH
h’ > mH
sH
hb
mH sH
…§ ¨ 1¨
© w© ?ª 0« s« š« Á° à° €± 5´ Ûµ ƒ¶ ò¶ !¸ —
» é¾ bÀ ý ø ð Ø Ø Ø Ø ð Ð ý È È À À À ¸ ° È ¨
$ a$ gdŸjt
$ a$ gdŸ7ø
$ a$ gd Ä
$ a$ gd;\¾
$ a$ gd
Dæ
$ a$ gd É
$
FÆ
Ð
´
„´
„Lÿ^„´ `„Lÿa$ gd 68
$ a$ gd
68
gdv†
š¨ E« c« r« s« t« u« ™« š« ›« œ« Ï« î« %¬ P¬ \¬ VW Š ¥® ¦® ×® E¯ S¯ é¯
° ]° ^° Ž° ° ®° ¯° ¿° À° Á° ° ð ×° øðøåÛ×ÏåÅÁ¹±¹©¡™¡©™‘™‰‰‘‰‘‰‘‰‘‰©vlh±
h½O£
j
h½O£ 0J
U
hW n
hW n mH sH
h# T mH
sH
h
É mH
sH
h©Dù mH
sH
h {4 mH
sH
h5kÒ mH
sH
h*>0 mH
sH
hŸ7ø mH
sH
hW n mH
sH
hW n
j
hW n 0J
U
hG|Â mH
sH
hG|Â
j
hG|Â 0J
U
hG|Â
hG|Â mH
sH
ht ` mH
sH
h |: mH sH
%×° ß° à° á° â° `± ~± ± €± ± ‚±
² 4² ?² ^² _² j² p² q²
³ ß³ þ³ ÿ³
´ 2´ 3´ 4´ 5´ 6´ 7´ V´ ]´ ^´ {´ ~´ ´´ µ´ .µ øíãß×Ï×ĺ¶²ª¢š¢š¢š¢ª’ª’ª¢š‡º¶š•w•og•
o
h·ð mH
sH
h]}> mH
sH
h;\¾ mH
sH
h# T mH
sH
h|q§
h|q§ mH
sH
hÁB› mH
sH
h|q§ mH
sH
hE Ÿ mH
sH
hW n mH
sH
sH
hW n
h|q§
j
h|q§ 0J
U
h 0(
h 0( mH
hŸ7ø mH
sH
h 0( mH
sH
h 0(
j
h 0( 0J
U
h½O£
h½O£ mH
sH
h½O£ mH sH %.µ /µ Ûµ Ú· Û· Ý· ß· ¸
¸ !¸ ¸ ®¸
¹ N¹ Y¹ i¹ o¹ ~¹ ¹ „¹ “¹ ¥¹ ¦¹ )º ݺ Þº –» —
» ˜» ™» ¸» º» Ù» ñ» ó»
¼
¼ A¼ `¼ `½ øðìèìèìäÙÑÉÑÁ¹Á±ÁÑ©Ñ©Ñ©Á©Á
ž”ˆ€x€p€h€x€x
hCQ
mH
sH
hc>J mH
sH
hÁB› mH
sH
h¸ ( mH
sH
h|q§ mH
sH
h|q§
j
h|q§ 0J
U
h|q§
h|q§ mH
sH
hÄ4ð mH
sH
hh• mH
sH
hŸ7ø mH
sH
hü8
mH
sH
h Ä mH
sH
h]}> mH
sH
h+OÃ
h]}> mH
sH
h Ä
hÄ4ð
h]}>
h]}> mH
sH
hÄ4ð mH sH (`½ .¾ K¾ j¾ k¾ l¾ ¤¾ о ç¾ è¾ é¾ ê¾ ë¾ d¿ v¿ –
¿ ™¿ š¿ ›¿ ¿ ò¿ ó¿ aÀ bÀ cÀ dÀ oÀ rÀ ‡À ˆÀ ‰À ŠÀ µÀ ÏÀ µÁ øðèð
èðèðøÝÓÏÇ¿·¿·¿·¿¯¿¤š–Ž†Ž{qme]e
hÄ4ð mH
sH
hÏh÷ mH
sH
hÏh÷
j
hÏh÷ 0J
U
högO
högO mH
sH
hc>J mH
sH
högO mH
sH
högO
j
högO 0J
U
hbk…
hbk… mH
sH
h]}> mH
sH
h Ä mH
sH
hŸjt mH
sH
hbk… mH
sH
hbk…
j
hbk… 0J
U
h|q§
h|q§ mH
sH
hÁB› mH
sH
h Dæ mH
sH
h¸ ( mH sH
"bÀ ˆÀ [ ©Ã Ðà jÄ ÀÄ ÁÄ ÃÄ ÄÄ ÆÄ ÇÄ ÉÄ ÊÄ ÌÄ ÍÄ ÖÄ ×Ä ØÄ
ÙÄ ÚÄ ý õ í ý å å ã ã ã ã ã ã ã ã ã × Î ã ¾ ²
„øÿ „
&`#$ gd^ Ã
„h
„øÿ „
&`#$ ]„h gd
X
„h ]„h gdÙWï
„øÿ „
&`#$ gd
X
$ a$ gdº;£
$ a$ gd©Dù
$ a$
gd^_…
µÁ Y Z [ \ ] q s } … ã ‰Ã ŠÃ ¨Ã ©Ã ªÃ
«Ã ¶Ã ºÃ Ïà Ðà Ñà Òà iÄ jÄ kÄ lÄ €Ä øðåÛ×ÓÏËÇ¿·¯·¤š–Ž†Ž{qmøbXTL
hCQ
mH
h^_…
sH
j
h©o1
h^_… 0J
j
U
h©o1 0J
hq
U
hq
h^_…
h^_… mH
mH sH
sH
hc>J mH
sH
hq
mH
sH
hq
j
hq
0J
U
hë ¼
hë ¼ mH
sH
h©Dù mH
sH
hœ ÷ mH
sH
hë ¼ mH sH
hœ ÷
hŸ7ø
hÏh÷ mH sH
hc>J
hCQ
hë ¼
j
hë ¼ 0J
U
hÏh÷
hÏh÷ mH
sH
h^_… mH sH
€Ä ¿Ä ÀÄ ÁÄ ÂÄ ÄÄ ÅÄ ÇÄ ÈÄ ÊÄ ËÄ ÍÄ ÎÄ ÔÄ ÕÄ ÖÄ ØÄ ÚÄ
ÜÄ ÝÄ ãÄ äÄ åÄ æÄ çÄ éÄ êÄ ìÄ íÄ îÄ øíéáéáéáéáé×Ñ×ÑÍÑÍýý¹µÍéͱ¦
h. f
h
“ mH
sH
hø1y
hi2
h Dæ
h Dæ 0J
j
h
Dæ 0J
U
h CË
h CË 0J
j
h CË 0J
U
j
hËma U
hËma
hÓDì
h©o1 mH
sH
h©o1 mH sH
ÚÄ ÛÄ ÜÄ åÄ æÄ çÄ èÄ éÄ êÄ ëÄ ìÄ íÄ îÄ ö ô è ß ô Ó ô ô ô ô
ô ô
$
„h ]„h a$ gd Dæ
„h ]„h gd Dæ
„øÿ „
&`#$ gdi2
„h ]„h gdÙWï
F
0
0
P
1h :pû ¡ °Ð/ °à=!°
"°
#
$[ %°
°Ð
°Ð
Ð Dp
^
2
0
@
0
@
0
@
0
@
0
@
0
@
0
@
sH tH
P
`
P
`
P
`
P
`
P
`
P
`
P
`
@ `ñÿ
À
p
p
p
p
p
p
p
@
Ð
€
€
€
€
€
€
€
à







ð
À
Ð
À
Ð
À
Ð
À
Ð
À
Ð
À
Ð
8
X
à
à
à
à
à
à
ø
ð
ð
ð
ð
ð
ð
2
V
(
~
Ø
_H
è
mH
nH
5 û
N o r m a l
CJ
_H
aJ
mH 8sH 8tH
D A`òÿ¡ D
D e f a u l t
P a r a g r a p h
F o n t R i óÿ³ R
T a b l e
( k ôÿÁ (
N o r m a l
ö
N o L i s t
4Ö
l 4Ö
aö
4 @
ò 4
® ¯
H e a d e r
Æ
à À!
4
@
4
® ¯
F o o t e r
Æ
à À!
. )@¢
.
® ¯
P a g e
N u m b e r j š ³ # j
÷iâ T a b l e
G r i d 7 :V
Ö0 ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
ÿ
>
@
2 >
Ø «
F o o t n o t e
T e x t
CJ
aJ
@ &@¢ A @
Ø «
F o o t n o t e
R e f e r e n c e
H*
PK
! ‚Š¼ ú
¬‘ËjÃ0 E÷…þƒÐ¶Ørº(¥Ø΢Iw},Ò
ä±-j„4 Éßwì¸Pº -t# bΙ{U®ã
[Content_Types].xml
“óTéU^h…d}㨫ôûî)»×*1P ƒ'¬ô “^××Wåî 0)™¦Též9ƒ ØÍ 3¿\`õ?ê/ç [Ø ¬¶Géâ\•Ä!ýÛRk.“sþÔ». .—·´aæ¿?
ÿÿ
PK
! ¥Ö§çÀ 6
_rels/.rels„ÏjÃ0
‡ï…½ƒÑ}QÒà %v/¥C/£} á(h" Û ëÛOÇ » „¤ï÷©=þ®‹ùá”ç
šª ÃâC?Ëháv=¿‚É…¤§% [xp†£{Ûµ_¼PÑ£ýý»G ðMGeøÆD¢›ä íó
3Vq%'#q¾ Ã
ÓòŠÍ$”8ÁšK ýžŠ ôÍ)f™w 9:ĵà
å£
x}rÏ x ‰‰¢ œw¢Ø îrÎ:\TZaGó*™y8IÂjæbRÆíc|XÅ»‹ Ç¿½I u3 KGñnD 1÷ N
IB Òsü€ íîRêØu—ú‚K>Vè.E L+M2¤#'šf‹¶i
~™Vé
þvl³{ u8«Òz‹ ºHÈ Ì*„ æ˜ñ:ž( W‘ ☕ ~ «¨JÈÁTøe\O*ðtH G½€HYµæ–
}KNßÁP±*ݾ˦±‹ Š-TѼ9/#·øA7ÂqZ… Ð$*c?
¢ íqU ßån†èwð N ºû
%Ž»O¯ ·ièˆ4
=3 Ú—Pª
ÓäïÊ1£Pm
\\9† øâëÇ ‘õ¶ âMØ“ª2aûDù]„;Yt»\ ôí¯¹[x’ì
r¼°C-SÆ jÊÈ išd ûDЇA½Îœ
óùç]É}Wr½ÿ|É]”Ïg-´³Ú eW÷ ¶)6-
IqbJ#xÌ꺃
6kàê#ª¢A„Sh°ëž& ÊŒt(QÊ% ìÌp%m‡&]ÙcaS l=XíòÀ
¯èáü\P1»Mh
Ÿ9£ Mà¬ÌV®dDAí×aV×B™[݈fJÃP |8¯
Ö„
AÛ V^…ó¹f
ÌH ín÷ÞÜ-Æ
é" á€d>ÒzÏû¨nœ”ÇŠ¹ €Ø©ð‘>äbµ ·–
&û ÜÎâ¤2»Æ v¹÷ÞÄKy ϼ¤óöD:²¤œœ,AGm¯Õ\nzÈÇiÛ Ã™ -ã ¼.uχY
C¾ 6ìOMf“å3
o¶rÅÜ$¨Ã5…µûœÂN H…T[XF64ÌT
,Ñœ¬üËM0ëE)`#ý5¤XYƒ`øפ ;º®%ã1ñUÙÙ¥ m;ûš•
R>QD
¢à ØDìcp¿
UÐ' ®&LEÐ/p¦m¦Üâœ%]ùöÊàì8fi„³r«S4Ïd
7y\È`ÞJân•² åίŠIù
R¥ Æÿ3Uô~ 7 +ö€ ׸ #¯m
q¨BiDý¾€ÆÁÔ
ˆ ¸‹…i *¸L6ÿ 9ÔÿmÎY &áÀ§öiˆ …ýHE‚=(K&úN!VÏö.K’e„LD•Ä•© {D
ê ¸ª÷v E ꦚdeÀàNÆŸûžeÐ(ÔMN9ßœ Rì½6 þéÎÇ&3(åÖaÓÐäö/D¬ØUíz³<ß{ËŠè‰Y›Õȳ
˜•¶‚V–ö¯)Â9·Z[±æ4^næ ç5†Á¢!Já¾ é?°ÿQá3ûeBo¨C¾ µ Á‡ M
 ¢ú’m Ö
å
Ô
x
Ab]
F
;
¡
î
]
b 0! …! C" ú" t# ã$ —( ì, ¦- ™.
3 O5
8 1: ˆ= c? ùD |J „K ŸL M øM öN ^O pS –
T ËU ²Y /\ æ] ƒ_
b óf î¼
-
! " # $ % ' ( ) * + , -
. / 0 1 _ Õ
Ž
N
?
Lz
1
A
s
›
‚
4
“
É
ô
·
§
€
^
÷
„
° Ò! Q! Õ! ý! ?% f% * ¬* L+
. c5 µ8 .: T: 'u= œ= 6> Œ> >
¼
ÿÿÿÿ ÿÿÿÿ
ÿÿÿÿ
ÿÿÿÿ
ÿÿ î¼
2
ÿÿÿÿ
²
î
( ( ( +
QÔ
˜
4
£! u+ Ü0 ™6
@ bH
M õS ¡Y Ø^
j æp v µ} 4€ B„ “† 4Œ
Ø‘ §–
i˜ ˜š
ž ¸¢
¦ š¨ ×° .µ `½ µÁ €Ä îÄ c e f h i j l m n o p r s u v
w x y { } ~ € † ‡ ˆ ‰ Š Œ  Ž  ‘ ’ “ ” – —
z9
M ÿp P} ?ƒ À… Ü… ø…
z | •  ‚ ƒ „ … ‹  • ˜
† 0† (™ …§ bÀ ÚÄ îÄ d g k q t
" +
!•
!•
ðl
ð
ð, b
ð$
F« èh‚ëã AÚ=ãyzÿ
ð0
ð(
ð
ÿÿÿÿ @ -ñ
ð
ÿÿ ÿ €€€ ÷
ðB
ð
ð’
ð
S
ð- ¿
×N
×N
Ë
ÿ
ÔÕÖ-
?
ð
î¼ ÿÿ5
×N
Ìï
×N
TÖ-
×N
”Ö-
×N
N
N
N
×N
ÔÖ×N
Ô××N
ÔØ×N
ÔÙ×N
ÔÚ×N
TÛ!×N
TÜ%×N
×ØÙÚÛ”Û”Ü-
×N
×N
×N
×N
"×N
ÔÜ-
T×TØTÙTÚÔÛ'×N
×N
×N
×N
×N
#×N
Ý-
”הؔٔÚÜ(×N
×
×
×
-×N
$×N
š-
)×N
Lš-
*×N
Œš-
+×N
Ìš-
,×N
›-
-×N
L›-
.×N
Œ›-
/×N
Ì›-
0×N
œ-
1×N
Lœ-
2×N
Œœ-
3×N
̜-
4×N
-
5×N
L-
6×N
Œ-
7×N
̐-
8×N
ž-
9×N
Lž-
:×N
Œž-
;×N
Ìž-
Ÿ=×N
LŸ- ™u ™u îu îu ¨v ¨v Gw Gw
x
x Qx Qx My My Ô
y Ôy 0{ 0{ $| $| B| ‡| ‡| ö| ö| |~ |~ Û~ Û~ ` ` Qƒ Qƒ ý ý Ö Ö
}š }š F› F› Ož Ož   œ£ £ ò£ ò£ :· :·
¼
¼ ï¼
!
"
#
$
%
'
(
)
*
+
,
.
/
0
1
2
3
4
u u õu õu ¯v ¯v Nw Nw -x -x Z
x Zx Ty Ty Ûy Ûy 7{ 7{ +| +| K| Ž| Ž| ý| ý| ƒ~ ƒ~ â~ â~ g g Xƒ Xƒ

 Ì– Ì–
„š „š M› M› Vž Vž ˆ ˆ «£ ¶£ ù£ ù£ A· A·
¼
¼ ï¼
-
! " # $ % ' ( ) * + , -
. / 0 1 2 3 4
9 4 *€urn:schemas-microsoftcom:office:smarttags €place €B + *€urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags
€country-region €8 5 *€urn:schemas-microsoft-com:office:smarttags €City €
˜Õ
5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 +
5 5 4 5 4 5 4 + 4 5 4 5 4 5
¡ ¼ ¾ Q
Z
Ž

Ö
à
å
î
s
v
Ž
—
¹
À
q
w
}
ƒ
Ž
•
œ
¥
y
Ž
“
7
:
U
[
Ž
Ž

ADŽcjŽ”¡¦ÁÈò÷Ž
’
Ž
4 4 5
4 4 5
í
ù
Ã
Ì
´
º
˜
x
5 4 5 4 5 4 + 5 4 5 4 5 4 4
5 + 5 4 5 4 + 4
T b k
n
s
Ž
’
¨
è
í
!
¿
À
Ô
×
ô
÷
o
„
Ž
’
µ
¾
à
â
q
x
œ
Ÿ
§
¿
Æ
Ú
Þ
ç
ô
be¤¬þ
-
=
?
[
_
`
f
¤
¬
²
µ
Ð
Ó
2
V
4
4
[
'
%
e
o
£
- !0! =!
# Ÿ#
8
8
¤
9
B
¤
©
L
©
C
T
¤
¦
°
x
€
¤
§
¼
Â
#- ¤- §- µ…! ˆ! ¤! ¦!
«# $ )$ R$
¤
S
¤
«
F
¯
¤
L
«
Q
¤
¡
§
¬
;
;
Y
E
e
]
n
â
ñ
ø
F
¤
¬
¯
Ò
Ü
ä
ê
û
/
0
]
c
ó
$
m
t
‹
Œ
¤
¾% = E ¤ © « ° Å Í bj¤¯
!" +" <" H" X" b" ¤" ¥" ú"
# ,# /# s#
\$ h$ m$ ¤$ ª$ Ñ$ Ø$ â$ å$ )% 2%
\
´
k
Ï
m
Ñ
^
«
i
R
J
¤
°
g
¤
Ù
¨
á
ã
þ
í
ð
‡
}
¬
Q
Ñ
V
”
Ø

-
v# ‰# # ˜# š
Download