BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SMP Al-Irsyad Pekalongan menyelenggarakan program pendidikan berdasarkan tujuan Organisasi Al-Irsyad yaitu membentuk masyarakat yang berpendidikan khususnya pendidikan agama Islam dan bahasa Arab. Siswasiswi SMP Al-Irsyad berasal dari berbagai lulusan sekolah dasar kota Pekalongan baik sekolah negeri maupun swasta (SDN/MI), khususnya dari Sekolah Dasar Al-Irsyad. Sedangkan para siswa yang berasal dari luar kota Pekalongan mereka tinggal di asrama Pondok Tahfidz Al-Irsyad. SMP Al-Irsyad kota Pekalongan terletak di lingkungan yang dihuni oleh masyarakat yang berasal dari etnis Jawa dan etnis Arab. Sehingga para siswa yang belajar di sekolah terdiri dari dua etnis tersebut dengan prosentasi kurang lebih 60 % etnis Arab dan 40 % etnis jawa Sebagai sekolah berbasis Islam, SMP Al-Irsyad memberikan pelajaran pelajaran bahasa Arab diberikan dua jam setiap minggu setiap kelas sedangkan Pendidikan Agama Islam (PAI) dua jam pelajaran setiap minggu setiap kelas, pelajaran Fiqih, Tarikh, Al Qur’an Tilawah, Aqidah Akhlak dan Al Qur’an Hadits masing-masing satu jam pelajaran setiap minggu setiap kelas. Program baca tulis Al Qur’an baik diberikan sebagai mata pelajaran regular dan juga program baca tulis Al Qur’an dijadikan sebagai ekstrakulikuler sore hari. Hal tersebut diberikan dalam upaya meratakan 1 2 kemampuan siswa khususnya dalam bidang agama Islam, bahasa Arab dan baca tulis Al Qur’an.1 Bahasa Arab sebagai bahasa yang sulit sehingga butuh pola pembelajaran yang efektif dan efisien. Salah satu pembelajaran bahasa Arab yang menarik untuk diteliti adalah di SMP Al-Irsyad kota Pekalongan, SMP Al-Irsyad adalah salah satu tempat belajar siswa beretnis Arab yang bercampur dengan siswa beretnis jawa, serta didirikan oleh orang-orang etnis Arab yang berwarga Negara Indonesia, yang secara turun temurun tinggal di Pekalongan, sehingga menarik untuk diteliti bagaimana orang-orang etnis Arab tersebut mempengaruhi pembelajaran bahasa Arab di SMP Al- Irsyad baik guru dan siswa-siswinya. Salah satu cabang ilmu yang mempelajari tentang bahasa yaitu psikolinguistik, secara etimologi kata psikolinguistik berasal terbentuk dari kata psikologi dan linguistik, yakni dua bidang ilmu yang berbeda, yang masing- masing berdiri sendiri dengan prosedur dan metode yang berlainan. Namun keduanya sama-sama meneliti bahasa sebagai objek formalnya. Hanya objeknya materianya yang berbeda, linguistik mengkaji struktur bahasa, sedangkan psikologi mengkaji perilaku berbahasa atau proses berbahasa.2 Kajian psikolinguistik dalam pemerolehan morfologi bahasa Arab di sekolah, psikolinguistik dapat menguraikan proses-proses psikologi yang berlangsung jika seseorang mengucapkan kalimat-kalimat yang didengarnya 1 M. Yunan Helmi Nur, Guru Pengampu Mata pelajaran Bahasa Arab Kelas VII SMP AlIrsyad Kota Pekalongan, Wawancara Pribadi, Setono, 14 November 2015. 2 Abdul Chaer, Psikolinguistik : Kajian Troritik, Cet. Ke-2, (Jakarta : PT Rineka Cipta,2009), hlm. 5 3 pada waktu berkomunikasi, dan bagaimana bahasa itu diperoleh oleh manusia. Maka secara teoritis tujuan utama psikolinguistik adalah mencari satu teori bahasa yang secara linguistik bisa diterima, secara psikologi dapat menerangkan hakikat suatu bahasa serta proses pemerolehannya. 3 Penelitian ini mengarah pada proses pemerolehan morfologi dalam bahasa Arab. Pada fase pemerolehan morfologi ini seorang anak sudah mulai membuat kalimat yang terdiri dari dua kata. Adapun kata yang digunakan pada umumnya masih dua kata dasar yang dihubungkan. Hal ini, terlihat dengan belum adanya afiksasi pada kata dasar yang dapat menimbulkan perbedaan arti kata. Pada kalimat dalam berbagai bahasa, perubahanperubahan yang terjadi pada sebuah kata dalam bentuk infleksi morfologi yang kemudian baru muncul diferensiasi morfologi, ketika seorang anak mulai mengadakan deferensiasi pada kelas kata dan diferensiasi morfologi. 4 Dalam proses pembelajaran guru pengampu mata pelajaran bahasa Arab dalam pembelajaran bahasa Arab pemerolehan morfologi di kelas VII SMP Al-Irsyad kota Pekalongan guru hanya memberikan pengenalan tentang perubahan kata kerja (fiil) yang menyimpan makna ِهي ِ َ ْ اَن,َاَنا َ , ُه َو, اَنْت,ت saja yang sekiranya mudah difahami dan diingat oleh siswa. Seperti contoh : ِادسة ِ َّ لم ُذ ي ْذ َهب إِلى الْم ْدرسةِ فِي الساَ َع ِة ِ َ الس ّ ْ َ َ َ َ ُ َ ِّاَالت ِالسابِعة ِ َّ صل فِي الْم ْدرس ِة فِي ِ َ َّ السا َعة ْ َ َ َ ْ ُ َُه َو ي 3 Rohmani Nur Indah & Abdurrahman, Psikolingusitik, Konsep & Isu Umum, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), hlm. 9. 4 Ibid.,hlm. 108. 4 ِاألُستَاذُ ي ْد ُخل ويسلِم قَبل تُب َدء اَلدِّراسة َ َ ُ ْ َ ْ ُ َ َُ ُ َ ْ Dari contoh di atas terdapat kalimat fiil atau kaja kerja yang bisa dianalisa secara morfologi kata يَ ْد ُخ ُل,ُصل ِ َ ي, ُيَ ْذهب merupakan bentuk verbal dalam bahasa Arab. Kemudian siswa dikenalkan dengan isim dhomir (kata ganti) yang berupa ِه َي ب ُ تَ ْذ َه ُتَ ْد ُخل ُه َو ب ُ يَ ْذ َه ُيَ ْد ُخل ِ ْاَن ت تَ ْذ َهبِْي َن تَ ْد ُخلِ ْي َن ت َ ْاَن ب ُ تَ ْذ ّه ُتَ ْد ُخل َاَنا ب ُ اَ ْذ َه ُاَ ْد ُخل Dalam contoh-contoh yang disampaikan guru khususnya pada materi yang ada pada kelas VII hanya terbats pada contoh-contoh yang sederhana dan berupa huruf-huruf hidup yang tidak mengandung huruf illah baik di depan, tengah ataupun akhir kata, sehingga tidak menyulitkan pemahaman siswa tentang kata atau kalimat yang dijabarkan atau dijelaskan oleh guru.5 Penelitian ini mengunakan pendekatan kajian psikolinguistik dengan fokus pemerolehan morfologi dalam bahasa Arab di kelas VII SMP Al- Irsyad kota Pekalongan. Dalam hal ini, pengfokusan penelitian ini juga bukan tanpa alasan. karena morfologi merupakan salah satu dari ilmu bahasa yang bisa menunjang kemampuan berbahasa, baik dalam penulisan, penyusunan kalimat dan pengucapan tidak bisa lepas dari morfologi. Tanpa adanya pengetahuan tentang morfologi, sangat sulit untuk menambah penguasaan dalam berbahasa, misal dalam pengunaan kalimat aktif, pasif, dan pemilihan 5 M. Yunan Helmi Nur, log. Cit. 5 kata yang berkaitan dengan waktu baik sekarang, lampau dan masa akan datang. Semuanya bisa kita temukan dalam ilmu morfologi. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti mengambil judul “Pola Pembelajaran Bahasa Arab di SMP AL-Irsyad Kota Pekalongan Kajian Psikolinguistik Dalam Pemerolehan Morfologi Bahasa Arab” Adapun alasan-alasan peneliti memilih judul tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran bahasa Arab merupakan disiplin ilmu yang sedang peneliti tekuni saat ini. 2. Penelitian ini menitik beratkan pada kajian psikolinguistik karena pada anak usia SMP sudah memiliki konsep dasar dalam berbahasa yang berasal dari bahasa ibu (B1). 3. Di SMP Islam Al-Irsyad kota Pekalongan memiliki heterogenitas muridnya yang berasal dari etnis arab dan non Arab serta berlatar belakang SDN dan MIS serta dari SD Al-Irsyad. B. Rumusan Masalah Berdasarkan deskripsi latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana pola pembelajaran bahasa Arab di kelas VII SMP Al-Irsyad Kota Pekalongan Kajian Psikolinguistik? 2. Bagaimana pemerolehan morfologi bahasa Arab siswa-siswi kelas VII SMP Al-Irsyad kota pekalongan ? 6 Agar tidak terjadi kerancauan istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan definisi istilah kunci yang digunakan dalam penelitian ini sebagaimana terangkum dalam judul. Adapun istilah-istilah tersebut adalah : a. Pola Pola adalah sistem cara kerja yang hendak ingin disajikan kepada anak.6 Maksud pola di sini yaitu pola kerja yang hendak dilakukan oleh seorang pendidik dalam berinteraksi terhadap peserta didiknya. b. Pembelajaran Pembelajaran adalah pembentukan manusia muda pada bidang intelektual yang berlangsung dalam suatu lembaga yang disebut sekolah. 7 c. Kajian Psikolinguistik Kata psikolinguistik terbentuk dari kata psikologi dan linguistik, yaitu dua bidang ilmu yang berbeda, yang masing-masing berdiri sendiri dengan prosedur dan metode yang berlainan pula. Namun keduanya sama-sama mengkaji perilaku berbahasa atau proses berbahasa.8 Adapun yang dimaksud dengan kajian psikolinguistik menurut peneliti yaitu suatu proses psikologis yang dialami oleh siswa-siswi kelas VII dalam proses pembelajaran bahasa Arab yang diajarkan oleh seorang guru didalam kelas khususnya di SMP Al- Irsyad kota Pekalongan. d. Morfologi 6 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1988), hlm. 32 7 J. Drost, Proses Pembelajaran Sebagai Proses Pendidikan, (Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indo, 1990), hlm. 2 8 Rohmani Nur Indah & Abdurrahman, op.cit., hlm.8 7 Adalah bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan- perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun semantik. 9 dalam penelitian ini, fokus morfologi yang peneliti pilih karena pada tingkat ini siswa-siswi kelas VII sudah memiliki bekal belajar bahasa Arab dari SD/MI berupa bunyi-bunyi atau fonologi. dan akan mempelajari bahasa Arab ke level selanjutnya. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka yang dimaksud dengan judul di atas adalah sejauh mana pola pembelajaran bahasa Arab di SMP Al-Irsyad kota Pekalongan dalam pemerolehan morfologi bahasa Arab melalui kajian psikolinguistik. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pola pembelajaran bahasa Arab kelas VII di SMP Al-Irsyad kota Pekalongan kajian psikolinguistik. 2. Untuk mengetahui pemerolehan morfologi bahasa Arab siswa-siswi kelas VII di SMP Al-Irsyad kota Pekalongan. 9 Abd. Muin HS, Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia : Telaah Fonetik dan Morfologi, Cet. Ke-2, ( Pekalongan : CV. Duta Media Utama, 2015), hlm. 80. 8 D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan untuk menemukan inovasi baru dalam pembelajaran bahasa Arab, dan kemudian digeneralisasikan pada data otentik, objektif, dan empiris sehingga menambah keilmuan dan perbendaharaan yang telah ada. 2. Kegunaan Praktis a. Dapat dijadikan wacana kepada para pendidik dan pembaca mengenai pengembangan inovasi belajar dengan metode yang tepat dalam kegiatan pembelajaran bahasa Arab bagi peseta didik di tingkat SMP/MTs. b. Sebagai modal pengetahuan mengenai pengembangan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik materi pelajaran yang diajarkan oleh guru mata pelajaran bahasa Arab. c. Diharapkan dapat dijadikan pedoman bagi peneliti lain untuk mengembangkan metode pembelajaran yang tepat bagi peningkatan prestasi belajar siswa. E. Tinjauan pustaka 1. Analisis Teoritis Para pakar pembelajaran bahasa sampai saat ini belum bisa menyebut kajiannya sebagai teori karena belum teruji dengan sempurna. Oleh karena itu masih lebih umum disebut sebagai suatu hipotesis. 9 Salah satu hipotesis itu yang perlu di ketengahkan yaitu Hipotesis Kontrastif, hipotesis ini dikembangkan oleh Charles fries (1945) dan Robert lado (1957). Hipotesis ini menyatakan bahwa kesalahan yang dibuat dalam belajar B2 adalah karena adanya perbedaan B1 dan B2 sedangkan kemudahan belajar B2 disebabkan oleh adanya kesamaan B1 dan B2 jadi adanya perbedaan anatara B1 dan B2 akan menimbulkan kesulitan dalam belajar B2, sedangkan persamaan anatar B1 dan B2 akan menyebabkan terjadinya kemudahan dalam belajar B2. 10 Hipotesis kontrastif ini menyatakan bahwa seorang pembelajar bahasa kedua seringkali melakukan transfer B1 ke dalam B2 dalam menyampaikan suatu gagasan. Transfer ini dapat terjadi pada semua tingkatan kebahasaan : tata bunyi, tata bentuk kata, tata kalimat, maupun tata kata (leksikon). Dalam hal ini bias terjadi transfer positif, yakni kalau struktur B1 dan B2 sama, ini akan menimbulkan kemudahan. Dapat pula terjadi transfer negatif, yakni kalau struktur B1 dan B2 itu tidak sama. Ini akan menimbulkan kesulitan.11 2. Kajian Penelitian yang Relevan Dalam penelitian ini digunakan banyak referensi untuk menghasilkan sebuah karya ilmiyah. Selama proses pembuatan penelitian skripsi dan buku-buku yang membahas pola pembelajaran bahasa arab. Mengkaji Skripsi Lutfiah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan tahun 2014 yang 10 11 Abdul chaer, Op.Cit, hlm. 246 Ibid., hlm247 10 berjudul “Pembelajaran Bahasa Arab Pada Anak Usia Dini Tanam Kanak-Kanak nDasari Budi Krapyak Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 (Tinjauan Psikolinguistik Perolehan Bahasa Ke-2)”,12 penelitian ini membahas pendidikan bahasa Arab diberikan pada anak sejak masuk TK dengan mengacu pada teori Psikolinguistik yaitu disesuikan pada kebutuhan dan psikologi peserta didik. Persamaannya dengan peneliti yaitu meneliti pembelajaran bahasa Arab yang sesuai dimasing-masing jenjang pendidikan serta kajian psikolinguistik. Sedangkan perbedaannya Pada skripsi saudari Lutfiah di atas yang menjadi objek penelitiannya adalah siswa Taman Kanak-kanak (TK) Sedangkan untuk peneliti yang menjadi objek penelitiannya adalah guru beserta siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP). Mengkaji penelitian Murtadho Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Pekalongan jurusan Tarbiyah yang berjudul “Pemerolehan Bahasa Arab pada Siswa Kelas III MI Walisongo Ambokembang 01 Kedungwuni” penelitian ini membahas pemerolehan kosa kata dan bunyi (fonologi) pengucapan kata yang diperoleh siswa kelas III serta siswa mengetahui makna dari kata (bahasa Arab) tersebut, persamaan penelitian di atas dengan peneliti yaitu meneliti bahasa Arab sebagai dengan kajian psikolinguistik. Perbedaannya yaitu penelitian di atas membahas pemerolehan fonologi sedangkan peneliti pemerolehan morfologi dan 12 Lutfiyah, Pembelajaran Bahasa Arab Pada Anak Usia Dini Taman Kanak-kanak Dasari Budi Krapyak Tahun Ajaran 2012/2013(Tinjauan Psikolinguistik Pemerolehan Bahasa Ke 2) http://digilib.uin-suka.ac.id/13554/1/BAB%20I,%20IV,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf , di akses 09 November 2015. 11 penelitian di atas memilih MI sebagai Objeknya sedangkan peneliti memilih SMP.13 3. Kerangka Berfikir Secara tegas penelitian yang peneliti kerjakan sangat berbeda dengan penelitian sebelumya, baik dari fokus, lokasi maupun objek penelitiannya, saudari Lutfiyah meneliti pembelajaran bahasa Arab pada siswa-siswi TK (Taman Kanak-kanak) yang belum memiliki konsep dasar bahasa yang kuat. Sedangkan saudara Murtadho meneliti pemerolehan fonologi bahasa Arab pada siswa-siswi kelas III MI (Madrasah Ibtidaiyah). Berdasarkan analisis teoritis dan penelitian yang relevan, bahwa penelitian yang akan dilakukan ini berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumya. Penelitian ini menitik beratkan pada pola pembelajaran dan pemerolehan morfologi bahasa Arab siswa-siswi kelas VII di SMP AlIrsyad kota Pekalongan. Penelitian ini fokus pada pemerolehan morfologi bahasa Arab pada siswa-siswi. Objek yang dipakai dalam penelitian ini juga bukan tanpa alasan. Peneliti menjadikan siswa- siswi kelas VII sebagai objek dalam penelitian ini karena pada tingkat ini siswa-siswi sudah memiliki dasar berbahasa dari bahasa Ibu dan juga sudah memiliki bekal bahasa Arab dari SD/MI. dan akan mempelajari bahasa Arab ke level selanjutnya. 13 Murtadho,Pemerolehan Bahasa Arab Pada siswa Kelas III MI Walisongo 01 Ambokembang Kedunwuni, (Pekalongan: Skripsi STAIN Pekalongan, 2014) 12 Dalam penelitian ini peneliti akan mengambil langkah sebagai berikut : a. Meneliti pola pembelajaran bahasa Arab siswa-siswi kelas VII SMP AlIrsyad kota Pekalongan b. Meneliti bagaimana siswa-siswi mampu memahami dan menganalisa perubahan suku kata ke kata lainya. Selanjutnya peneliti akan menganalisa semua aspek tersebut. Sehingga peneliti akan dapat mendeskripsikan secara rinci tetantang pola pembelajaran bahasa Arab serta pemerolehan morfologi bahasa Arab siswa-siswi kelas VII SMP Al-Irsyad kota Pekalongan. F. Metode Penelitian 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research). Sedangkan pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian dengan metode deskriptif.14 2. Sumber Data Penelitian Cara pengambilan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 sumber yaitu : 14 Lexy. J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 6. 13 a. Sumber data primer Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini yaitu: 1) Kepala sekolah di SMP Al-Irsyad kota pekalongan. 2) Guru bahasa Arab kelas VII SMP Al-Irsyad kota pekalongan yaitu 1 orang 3) Siswa-siswi yang ada di kelas VII SMP Al-Irsyad kota pekalongan yang berjumlah 43 siswa. 4) Lokasi penelitiannya di SMP Al-Irsyad kota Pekalongan. b. Sumber data sekunder Sumber data sekunder peneliti ambil dari buku, dan media yang berkaitan dengan judul penelitian. 3. Metode Pengumpul Data Penelitian Metode yang peneliti gunakan sebagai cara untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah : a. Metode simak Adalah (pengamatan/obsevasi) yaitu metode yang digunakan untuk memperoleh data yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa oleh objek yang diteliti. Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh gambaran umum di SMP Al-Irsyad kota Pekalongan. Seperti letak geografis sekolahan, kondisi bangunan SMP Al-Irsyad, kegiatan pembelajaran bahasa Arab 14 yang dilakukan oleh guru dan siswa-siswi di SMP Al-Irsyad kota Pekalongan b. Metode cakap (wawancara) yaitu metode yang digunakan untuk memperoleh data yang dilakukan dengan melakukan percakapan dengan subjek yang diteliti.15. Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab kaitanya dengan kajian psikolinguistik dalam pemerolehan morfologi bahasa Arab di SMP Al-Irsyad kota Pekalongan Adapun teknik yang digunakan ada tiga macam yaitu: 1) Teknik simak libat cakap yaitu teknik menyimak penggunaan bahasa yang melibatkan peneliti untuk berpartisipasi di dalam kelas, artinya peneliti terlibat dalam pembelajaran bahasa Arab seraya mengamatinya.16 Teknik ini dipakai untuk mempermudah peneliti dalam mengamati pemerolahan morfologi bahasa Arab pada siswa-siswi kelas VII SMP Al-Irsyad kota Pekalongan. 2) Teknik cakap semuka yaitu teknik percakapan secara langsung dengan objek yang diteliti.17 Percakapan dilakukan secara tatap muka dengan guru bahasa Arab kelas VII SMP Al-Irsyad kota Pekalongan untuk mengetahui 15 Mahsun, Metode Penelitian Bahasa : Tahapan strategi, Metode, dan Tekniknya, (Jakarta: Rajawali Pres,2012), hlm.92-95. 16 Muhammad, Metode Penelitian Bahasa, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2011), hlm 207. 17 Ibid., hlm. 212. 15 fenomena- fenomena yang muncul dari peseta didiknya. Peneliti hanya menghendaki isi percakapanya. 3) Teknik catat yaitu teknik yang dilakukan dengan cara mencatat atau mendokumentasikan data-data yang diperoleh baik dari data sekunder maupun primer.18 Pencatatan dilakukan pada kartu data untuk kemudian diklasifikasikan atau dikelompokkan. 4. Metode Analisa Data Analisis data adalah proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahanbahan tersebut agar dapat dipresentasikan semuanya kepada orang lain.19 Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengunakan metode deskriptif. Metode deskriptif ini adalah metode yang menceritakan apa yang baru ada mengenai proses yang sedang berlangsung, serta akibat atau efek yang terjadi. Data dianalisis untuk memperoleh tema dan pola- pola yang mendeskripsikan dan diilustrasikan dengan contoh- contoh, termasuk kutipan-kutipan dan rangkuman dari catatan atau dokumen.20 18 Ibid., hlm 209. Syamsudin A.R dan Vismania S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, Cet. Ke-2, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 110 20 Masyhuri & M. Zainuddin, Metodologi Penelitian : Pendekatan Praktis dan Aplikatuf, (Bandung : PT Refika Aditama, 2009), hlm. 35. 19 16 Lebih jelasnya menurut Sudaryanto, metode deskriptif digunakan pada penelitian yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan pada fakta yang ada atau fenomena yang memang secara empiris ditemukan pada penutur-penuturnya. Sehingga yang dihasilkan atau yang dicatat berupa perian bahasa yang seperti paparan apa adanya. Artinya bahwa perian yang deskriptif itu tidak mempertimbangkan benar atau salahnya pengguna bahasa oleh penutur, tetapi ada yang seperti paparan apa adanya dari penggunaan bahasa oleh para penuturnya. 21 Pada penelitian ini analisis dimulai dari analisis pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab di kelas VII SMP Al-Irsyad kota Pekalongan. Setelah itu analisis pemerolehan bahasa Arab pada siswa kelas VII SMP Al-Irsyad kota Pekalongan pada aspek morfologi. G. Sistematika Penelitian Skripsi. Untuk mempermudah dalam skripsi ini, di sini peneliti akan menguraikan tentang sistematika skripsi sebagai berikut : Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman pernyataan, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, transliterasi, halaman persembahan, halaman motto, abstrak, kata pengantar, daftar isi. Bab I : Pendahuluan, bab ini meliputi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penelitian skripsi. 21 58 Sudaryanto,Metode Linguistik, (Jogjakarta : Gadjah Mada University Press, 1988), hlm 17 Bab II : Pola Pembelajaran Bahasa Arab Kajian Psikolinguistik Dalam Pemerolehan morfologi Bahasa Arab terdiri dari tiga sub bab pembahasan. Pertama, berisi tentang landasan teori pembelajaran bahasa Arab. Kedua, berisi tentang landasan teori tentang kajian Psikolinguistik. Ketiga, komponen pemerolehan bahasa berisi tentang pemerolehan morfologi. Bab III : Pola Pembelajaran Bahasa Arab Kajian Psikolinguistik Dalam Pemerolehan morfologi Bahasa Arab di SMP Al-Irsyad Kota Pekalongan , berisi tentang hasil penelitian lapangan yang meliputi gambaran umum tentang SMP Al-Irsyad kota Pekalongan, pola pembelajaran bahasa Arab di SMP Al-Irsyad kota Pekalongan dan pemerolehan morfologi bahasa Arab pada siswa-siswi kelas VII SMP Al- Irsyad kota pekalongan. Bab IV : Analisi Pola Pembelajaran Bahasa Arab di SMP Al-Irsyad Kota Pekalongan Kajian Psikolinguistik Dalam Pemerolehan Morfologi Bahasa Arab berisi tentang analisis hasil penelitian yang berupa analisis pola pembelajaran bahasa Arab di SMP Al-Irsyad kota Pekalongan kaitannya dengan teori psikolinguistik, dan analisi pemerolehan morfologi bahasa Arab siswa-siswi kelas VII SMP Al-Irsyad kota peklongan. Bab V : Penutup yang berisi kesimpulan dan saran. Bagian akhir : terdiri dari daftar pustaka, lamipiran- lampiran, dan daftar riwayat hidup peneliti.