BAB II LANDASAN TEORI A. Musik Program dan Free Form 1. Pengertian Musik Program Istilah musik program mulai diperkenalkan pada periode romantis oleh Hector Berlioz. Hector Berlioz lahir pada tahun 1803 dan wafat pada tahun 1869. Hector merupakan komponis Perancis dari zaman Romantik dengan karyanya yang terkenal adalah Symphonie Fantastique dan pertama kali ditampilkan pada tahun 1830. Karya tersebut mengisahkan tentang seorang seniman yang berbakat yang meracuni dirinya sendiri karena cinta yang tidak berpengharapan. Itulah awal terbentuknya istilah musik program. Hakekat dari musik program adalah suatu peristiwa, cerita, situasi yang dilukiskan melalui sarana musik sehingga terciptalah asosiasi kepada peristiwa yang diangkat saat musik dibunyikan 1. Artinya musik kini tidak lagi mengikuti aturan bentuk yang baku tetapi terikat pada urutan cerita yang sama. Frans List menjelaskan musik program sebagai“any preface in intelligible language added to a piece of instrumental music by mean of which the composer intend to guard the listener against a wrong poetical interpretation and to direct his attention to apoetical idea of the whole or to a particular part of it”2(seperti pembukaan yang ditambahkan pada suatu karya musik instrumental dengan tujuan agar pendengar tidak menciptakan interpretasi yang salah serta agar komponis itu sendiri dapat memusatkan perhatian ide-ide dari keseluruhan maupun bagianbagian kecil dari musik tersebut). List tidak menggangap bahwa musik merupakan media yang dapat mendeskripsikan suatu obyek secara langsung, namun ia menganggap bahwa musik dapat menuntun pendengar untuk berada dalam suatu pemikiran yang sejalan dengan karakter obyek yang diangkat, artinya bahwa dengan memberikan gagasan tentang karakteristik emosional suatu hal, maka musik dapat mempresentasikan hal tersebut secara langsung. 1 Rhoderick J. McNeill, Sejarah Musik 2, (Jakarta: Gunung Mulia, 2000), hlm. 116 2 Leon Stein, structure & style, The study and Analyisis of Musical Form (USA: Summy-Bichard Musik, 1979), hlm.171 Musik program termasuk dalam kategori free form atau komposisi musik dalam bentuk bebas. Tidak ada aturan atau teknik penulisan yang baku , karena bagianbagian dari keseluruhan komposisi berdasarkan cerita atau puisi. Motif-motif melodi dalam musik programdiciptakan berdasarkan imajinasi komponis untuk mewakili dan menggambarkan suatu tokoh tertentu, suasana ataupun karakter. Musik program memiliki perbedaan dengan musik absolut, dapat dilihat dari cara atau usaha dalam mengilustrasikan suatu objek. Musik absolut merupakan musik murni yang tidak berhubungan dengan ide dari luar, seperti ide kesusastraan atau sikap emosi yang subjektif dari komponis sendiri3. 2. Sejarah dan Konsep Musik program Frans List menciptakan istilah musik program, ia sadar bahwa ia belum menciptakan sesuatu yang sebenarnya ingin ia deskripsikan. Simfoni-simfoni dari Berlioz pada dasarnya berkonsep naratif; begitu halnya dengan Concertstück untuk piano dan orkestra dari Weber, sebuah karya deskriptif dalam satu bagian yang berkelanjutan (terdiri dari beberapa seksi dengan tempo yang berbeda-beda) yang merupakan salah satu contoh dari symphonic poem. Salah satu kendala dalam penelusuran sejarah musik program adalah sulitnya mendefinisikan diskusi mengenai: apakah semua jenis musik representasional dikategorikan sebagai musik program; apakah „imitasi‟ terhitung sebagai salah satu jenis representasi; dan apakah penciptaan karakter yang ekspresif sudah cukup untuk memenuhi kriteria „program‟ sesuai dengan pemikiran List. Terdapat banyak cara untuk menelusuri sejarah, tergantung dari bagaimana cara menjawab pertanyaan yang mendasari filosofi terkait. Contohnya komponis French Harpsichord pada abad ke-17 dan 18 biasa memberi judul pada karya-karya pendek mereka. Menyikapi hal ini, menurut sebagian penulis keberadaan judul sudah cukup untuk mengkategorikan musik-musik tersebut dibawah kategori „musik program‟; akan tetapi menurut sebagian lainnya, cara tersebut akan berakibat pada kebingungan karena melihat dari adanya judul, suatu karya yang mengungkapkan perasaan tidak dibedakan dari karya lain yang memberi kesan pada subjek atau karya yang benar-benar mendeskripsikan subjeknya. Seorang kritikus dari karya 3 Rhoderick J. McNeill, Sejarah Musik 2 (Jakarta: Gunung Mulia, 2000), hlm.61 Couperin akan mengkomentari relasi antara karya organ-nya dengan „subjek‟ dalam realita sebagai suatu bentuk ekspresi dan bukan salah satu representasi. Garis batas antara ekspresi dan representasi seringkali tidak jelas, dan seringkali tidak dapat menjelaskan pada sisi manakah letak karya dari Rameau atau Couperin. Selain itu, imitasi tidak dianggap sebagai salah satu kriteria dari musik program, dapat disimpulkan bahwa sejarah dari genre ini memiliki durasi yang singkat dari yang sebenarnya terlihat. Jika demikian maka sejarah musik program tidak akan mencakup contoh-contoh karya pada abad pertengahan. Sebagai contoh, Chanson Janequin yang terkenal La bataille or La guerre (dipublikasikan pada tahun 1529 dan mengacu pada Perang Mariagnano pada tahun 1515) tidak dianggap sebagai musik program yang sesungguhnya walaupun karya ini mengimitasi suara-suara yang terdapat dalam sebuah perang, akan tetapi tidak terdapat urutan narasi dalam suara-suara tersebut, dan tidak ada usaha untuk menempatkan struktur musik dibawah perubahan tema dalam subjek non-musikal. Terdapat sedikit kasus serupa dalam suita-suita dimana judul-judul dari setiap karya membentuk urutan narasi. Sebagai contoh, The Battle dari Byrd, 15 suita piano yang berjudul ‘The Marche to the Fight’, ‘The Retraite’ and ‘The Burying of the Dead’, ini memiliki programa, akan tetapi programanya berfungsi sebagai perekat dari bagian-bagian musik yang berbeda dan berfungsi untuk menjelaskan karakter-karakternya yang ekspresif. Jika dilihat lebih lanjut, karya-karya tersebut hanya sedikit mendeskripsikan adegan-adegan yang dimaksud. Kasus rumit lainnya muncul saat seorang komponis mengatakan bahwa ia terinspirasi oleh beberapa sumber literatur dan artistik. Terdapat contoh komponis Renaissance dan Baroque yang menulis karya setelah terinspirasi oleh lukisan. Sebagai contoh, Biber menulis 15 karya misteri untuk biola dan organ yang terinspirasi dari ukiran timah dari tema dalam Alkitab. Penggabungan antara seni representasional (seperti contohnya ukiran) dan musik, merupakan fitur yang familiar dari musik-musik sesudahnya. Pictures at an Exhibition dari Musorgsky merupakan contoh Romantic dari jenis musikal yang sama. Di sini terdapat polesan terhadap representasi dari penghubung yang terdapat dari sebagian karya-karya. Hal ini mengindikasikan hadirnya „narator‟ dalam musik, semacam pemantul dalam pemikiran Henry James, yang merupakan subjek di sepanjang narasi. Menggunakan alat tersebut, karya Musorgsky menjadi contoh yang hampir mendekati arti sebenarnya dari musik program, seperti pada symphonic poem List. Contoh yang lebih menakjubkan lagi dari penggabungan seni representasional dan musik adalah kuartet dari Janáček yang ditulis setelah membaca novela Tolstoy yang berjudul The Kreutzer Sonata, yang juga terinspirasi oleh sonata biola dari Beethoven. Fakta bahwa kuartet Janáček sangat terinspirasi dari karya Tolstoy tidak mengkategorikannya ke dalam narasi programatik dari urutan kejadian dalam karya Tolstoy. Seperti halnya cerita dari Tolstoy yang menjadi suatu „representasi‟ dari sonata Beethoven. Inspirasi, bahkan ketika menjadi acuan secara sadar, tidak dapat membuat sebuah musik menjadi musik program. Perkembangan dari musik program dipengaruhi oleh ballet de cour dari Perancis yang menyertakan gambar dalam penyajiannya yang serius dan dramatis. Akan tetapi tidak diragukan lagi bahwa musik program pada pertengahan abad ke18 telah terpisah dari segala bentuk tarian. Satu contoh penting adalah karya orkestra dari Ignazio Raimondi yang berjudul Les aventures de Télémaque dans l'isle de Calypso yang dibuat berdasarkan puisi dari Fénélon. Karya yang dipublikasikan pada tahun 1777 ini merupakan suatu usaha untuk membuat perbedaan antara naratif dengan non naratif dengan cara merepresentasikan beberapa karakter-karakter yang berbeda. Sebagai contoh, Calypso direpresentasikan oleh permainan flutedan Telemachus oleh solo biola. Di masa Beethoven, bahkan bentuk musik yang paling abstrak dan klasik sekalipun telah memiliki kapasitas untuk makna programatik. The Pastoral Symphony merupakan salah satu contoh karya yang berusaha untuk lepas dari aturan-aturan yang tertera pada era Klasik terkait dengan ide representasi gambar. Sonata Lebewohlop.81a adalah contoh lainnya. Kedua contoh tersebut memiliki kesamaan dengan karya-karya sebelumnya pada abad ke-18 yang merupakan penggambaran dari alam dan juga pada Capriccio Bach yang menceritakan tentang perpisahannya dengan saudara lelakinya. Karya Four Seasons dari Vivaldi dan simfoni-simfoni Dittersdorf yang berdasarkan Metamorphoses dari Ovid, karya-karya tersebut mengombinasikan penggambaran naratif dan musik yang cukup rapat. Karena hal ini, pendengar Beethoven menduga bahwa paham struktur „musik murni‟ hanyalah ilusi belaka, dan keagungan simfoni Beethoven khususnya dalam kesempurnaan strukturnya. Karya-karya ini tidak hanya memiliki makna musikal akan tetapi lebih dari pada itu terciptanya simfoni tersebut merupakan ungkapan suatu ide puitis. Paham ini dapat lebih jelas terlihat dari sonata Beethoven op.31 no.2 yang dipengaruhi oleh The Tempest karya Shakespeare. Schering (1936) berusaha menjelaskan karya Beethoven sebagai suatu refleksi programatik dari tema-tema Shakespeare dan Goethe. Pemikiran-pemikiran yang telah dijabarkan di atas yang juga meliputi simfonisimfoni dari Haydn dan Mozart (Momigny, seorang pencetus teori dari Perancis bahkan menciptakan teks verbal untuk kuartet Mozart sebagai bentuk interpretasi dari karya tersebut) membuktikan bahwa langkah terbesar dalam musik program yang sebenarnya dalam era Romantik bukanlah dicetuskan oleh Beethoven akan tetapi oleh Berlioz. Ia merupakan komponis yang untuk pertama kalinya memperkenalkan representasi musik, perbedaan yang penting dalam segala penggambaran akan obyek-obyek di dunia dalam bentuk narasi, dan perbedaan antara subjek dan obyek. Penggunaan viola dalam simfoninya yang berjudul Harold en Italie dan eksplorasinya akan nada-nada memampukan Berlioz untuk menciptakan perbedaan yang drastis antara pemeran protagonis –emosi, penderitaan, dan kesukacitaan pemeran utamadari narasi– dan keadaan-keadaan di sekelilingnya. Berlioz juga memperkenalkan suatu media yang disebut idee fixe, Ide fixe digunakan dalam karya berkenaan dengan tema atau isi dari sebuah lagu. Sebagai perpindahan dari sebuah lagu ke sebuah lagu lainya4. Ini merupakan suatu langkah yang penting menuju paham leitmotif dari Wagner, dimana leitmotif membantu representasi narasi dari musik untuk mendapatkan pemahaman yang menyeluruh. Leitmotif merupakan sebuah tema yang diasosiasikan dengan sebuah karakter, keadaan, atau ide, dan dimana tema tersebut berkembang secara tidak disadari dengan tujuan untuk memperlihatkan hasil dari ide narasi. Leitmotif pada akhirnya merupakan sebuah tema yang mengijinkan adanya representasi dalam musik tanpa adanya imitasi. Dengan menggunakan leimotif, komponis-komponis era berikutnya, khususnya List dan Richard Strauss, dapat mengasosiasikan suatu tema yang spesifik dengan suatu 4 Pono, Banoe, Kamus musik ( Yogyakarta: penerbit kanisius 2003), hlm 190 makna yang pasti. Media-media representasional tentu tetap ada, dan oleh Strauss, media imitasi menjadi sesuatu yang baru yang belum pernah ditemui sebelumnya. Akan tetapi dari semua yang telah dijabarkan, leitmotif memampukan musik untuk menyamai kemampuan deskriptif dari sebuah bahasa. List juga mampu mencapai idealismenya melalui penggunaan leitmotif, suatu idealisme bahwa musik tidak dapat dipahami, bahkan sebagai musik itu sendiri, jika konsep tertulis yang ada tidak ditanamkan dan muncul dalam benak pendengar. 3. Struktur dan Bentuk Musik Program Musik program pada umumnya tidak terikat oleh aturan bentuk yang baku seperti Sonata, Fuga, atau komposisi baku lainnya. Bentuk yang dihasilkan akan menyesuikan alur cerita yang diangkat. Secara umum semua struktur dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu closed form dan open form5. Closed form adalah kateori yang mengikuti pola yang sudah pasti atau baku sedangkan Open Form kebalikannya. Karya yang dikategorikan sebagai open form dapat berisikan satu atau lebih subdivisi yang menggunakan sebuah fixed pattern6. B. Format Combo Band Dalam istilah atau definisi tentang combo sangat terbatas, namun definisi standar internasional dalam artian bahasa combo adalah penggalan dari kata kombinasi (combine) yang mempunyai arti mencampur (mengkomposisikan) beberapa jenis instrumen menjadi kesatuan yang harmonis (James Half, 1967:62). Combo band termasuk satuan atau kelompok musik kecil yang lazim mengiringi penampilan pentas secara improvisasi dan spontan (Banoe, 2003:42).7 Dari kedua pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa definisi combo band pada zaman sekarang lebih kepada konsep sebuah band yang terdiri dari 4 sampai 8 pemain yang menggunakan kombinasi formasi alat musik seperti: gitar, bass, drum, 5 http://dictionary.onmusic.org/terms/2418-open_form (diakses pada tanggal 8 agustus 2016 pukul 08.13 WIB). 6 http://dictionary.onmusic.org/search?utf8=%E2%9C%93&term_search%5Bquery%5D=fixed+pattern&com mit=Submit (diakses pada tangal 8 agustus 2015 pukul 8.17 WIB.) 7 http://eprints.uny.ac.id/8120/3/BAB%202-06208241034.pdf (diakses pada tanggal 10 agustus 2016 pukul 09.00 WIB). keyboard, dan vokal. Dilihat dari segi permainan, combo lebih bebas berekspresi serta para pemain diberi kebebasan melakukan improvisasi. C. Genre Musik a. Swing Swing merupakan salah satu aliran musik jazz yang mulai berkembang pada awal 1920-an dan kemudian menjadi aliran tersendiri pada 1935. Pada awal kemunculannya aliran musik ini mulai menghilangkan penggunaan alat musik gesek yang biasa dimainkan pada aliran jazz dan menitikberatkan pada pemakaian arangemen yang lebih sederhana dengan mengutamakan alat musik tiup dan improvisasi pribadi8. Secara umum, swing merujuk kepada band tarian yang beranggotakan banyak pemain musik yang memainkan aransemen tertulis. Swing tidak selalu “swing” namun melibatkan pemain jazz melakukan interpretasi jazz terhadap balada yang indah. Suatu balada adalah lagu yang sederhana, biasanya bersifat romantis, dan menggunakan melodi yang sama di tiap baitnya.9 Band-band swing terdiri dari empat seksi yaitu saksofon, terompet, dan trombone. Sedangkan gitar, piano, bas, dan drum menjadi seksi pengiring. Komposisi musik band swing biasanya disusun secara homofoni, dimana dua atau lebih alat musik memainkan melodi yang mirip. Penggunaan sukat 4/4 kembali digunakan dan akor blok yaitu akor dengan banyak not yang bergerak secara paralel. Salah satu aranjer yang diakui sebagai pembuat pola bagi aransemen musik swing adalah Fletcher Henderson. Henderson merupakan seorang pianis dan aranjer yang menulis sebagian besar dari aransemen yang digunakan oleh kelompok orkestra Benny Goodman. New York dan Kansas merupakan daerah geografis yang penting bagi perkembangan yang mengarah kepada gaya jazz swing. Hal ini disebabkan karena kondisi politik pada saat itu yang mendorong atmosfer klub malam. Akibatnya, kesempatan kerja bagi musisi jazz meningkat. 8 http://www.djarumcoklat.com/coklatnews/sejarah-musik-swing(diakses pada tanggal 8 agusus 2016 pukul 09.00 WIB) 9 Paul Tanner, David W. Megill, dan Maurice Gerow, Swing, http://highered.mcgraw-hill.com/sites/0073401374/student_view0/chapter6/ Swing sempat kesulitan memperoleh penggemar karena swing dianggap menciptakan terlalu banyak improvisasi, tempo yang cepat, melodi yang terlalu sederhana, dan lirik yang terdengar asing. Namun dalam perkembangannya swing menjadi musik paling populer hingga akhir 1940-an di Amerika Serikat. Popularitas swing mulai menurun selama Perang Dunia II karena pada saat itu para musisi swing mengikuti wajib militer sehingga tidak ada karya yang dihasilkan, direkam, dan dipublikasikan. Big band swing hanya mampu mendapatkan pekerjaan “one-night stand” dan akibatnya menderita kerugian finansial. Era swing merepresentasikan puncak dari popularitas jazz. Beberapa musisi swing terkenal antara lain Count Basie, Duke Ellington, Benny Goodman, Ella Fitzgerald, Fletcher Henderson, Don Redman, Art Tatum, Frank Sinatra, Billie Holiday, dan lain-lain.10 Di Indonesia sendiri jarang sekali musisi-musisi tanah air yang mengusung aliran swing ini khususnya band. Hanya beberapa band yang membawakan musik beraliran swing seperti White Shoes & The Couple Company dan Mocca. 10 Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson 2012), hlm.91. b. Pop Musik pop atau Musik populer adalah nama bagi aliran-aliran musik yang didengar luas oleh pendengarnya dan kebanyak bersifat komersial. Oleh sebab itu dari masa ke masa aliran musik ini selalu banyak peminatnya. Musik pop bermula Sejak Perang Dunia I berakhir (1918), di Amerika Serikat. Aliran ini semakin digemari sekitar tahun 1920 setelah rekaman pertama kali dibuat berdasarkan penemuan Thomas Edison. Antara tahun 1930-1940, sejarah musik pop mulai menjadi salah sati musik yang digemari seluruh dunia dengan berbagai irama seperti Rhumba, Samba, Conga, Salsa, dan Mambo. Sejarah musik pop tidak pernah pudar karena musiknya yang easy listening.11 Legenda sejarah pop dunia diawali oleh The Beatles yang menyimbolkan suatu pemberontakan terhadap kemampuan musikal. The Beatles sukses mencapai jajaran tingkat atas dunia, maka tak heran jika karya musik mereka abadi. Hampir dari Generasi ke generasi The Beatles menjadi inspirasi. Di tahun 1960-an, The Beatles dengan beberapa seniman pop seperti rankie Avalon, Bob Dylan, Marvin Gaye, Sonny dan Cher, Aretha Franklin menciptakan sejarah musik pop yang easy listening dengan mencampurkan berbagai elemen. Mulai pada tahun 1970-an, terlihat beberapa musisi menggabungkan pop dengan aliran Disko dan Rock, termasuk di antaranya Earth Wind & Fire, The Jackson Five, Donna Summer, Elton John, Rod Steward, dan Bill Joel12. Pada zaman itu musik pop masih bertumpang tindih dan bercampur dengan gaya musik Rock n Roll. Michael Jackson dan Madonna juga merupakan musisi yang turut menorehkan sejarah musik pop dunia pada tahun 80-an. Bahkan sampai saat ini keduanya diberi julukan King and Queen of Pop. Musik pop di Indonesia diawali oleh sebuah grup yang cukup terkenal pada tahun 1970-an. Nama grup ini adalah koes plus. Grup ini menjadi legendaris di Indonesia karena puluhan lagu, bahkan ratusan lahir dari kelompok musik ini, 11 https://amy0511.wordpress.com/2013/02/19/sejarah-dan-perkembangan-musik-pop/ (Diakses 11 agustus 2016 pukul 10.00 WIB) 12 http://www.oxfordmusiconline.com/public/book/omo_gdam (Diakses 11 agustus 2016 Pukul 10.00 WIB). dari yang versi pop, pop jawa, irama melayu, dangdut, pop anak-anak, lagu berbahasa Inggris dan irama keroncong. Belum lama ini namanya diabadikan sebagai kelompok musik dengan lagu terbanyak di Museum Rekor Indonesia (MURI). Lagu mereka sungguh sederhana baik dalam syair, musik, maupun melodi. Ciri khasnya adalah perpaduan suara antara vokalis mereka (Yon dan Yok) yang khas. Lagu-lagu mereka masih tetap digemari sampai sekarang Salah satu ciri musik pop adalah penggunaan ritme yang terasa bebas. Komposisi melodinya juga mudah dicerna. Biasanya, para musisinya juga menambahkan aksesori musik dan gaya yang beraneka ragam untuk menambah daya tarik dan pemahaman bagi para penikmatnya. Musik pop dibedakan menjadi dua, yaitu; musik pop anak-anak dan musik pop dewasa. Musik pop anak umumnya memiliki bentuk yang lebih sederhana dan memiliki syair yang lebih pendek. Selain itu, komposisi musiknya tidak terlalu kompleks dengan rentan nada yang tidak terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Tema syair musik pop anak-anak biasanya berkisar pada hal-hal yang mendidik, seperti mencintai orang tua, Tuhan, Sekolah, dan Tanah Air. Sebaliknya, musik pop dewasa umumnya lebih kompleks dengan alunan melodinya lebih bebas dengan improvisasinya lebih banyak, namun ringan. Tema-tema syairnya pun lebih bervariasi, dari kehidupan remaja, percintaan, sampai masalah kritik sosial. Beberapa musisi yang mengusung genre pop adalah Ari Lasso, Titiek Puspa, Chrisye, Katon Bagaskara, dan Melly Goeslaw. Untuk grup band ada Noah, Sheila on 7 dan Gigi. c. Progressive Rock Rock progresif (sering disingkat menjadi prog atau prog rock) adalah bentuk musik rock yang berkembang pada akhir tahun 1960 dan awal 1970-an sebagai bagian dari upaya sebagian besar musisi Inggris untuk mengangkat musik rock ke tingkat yang baru. Musik rock progresif mengembangkan teknik dan komposisi dari musik rock standar atau musik populer seperti struktur lagu yang berbasis verse-chorus. Selain itu, aransemen yang dimasukkan seringkali mengambil unsur-unsur dari klasik, jazz, dan world music. Lagu dalam rock progresif menggunakan lirik yang konseptual, abstrak atau didasarkan pada fantasi. Rock progresif dikembangkan pada akhir 1960-an dari psychedelic rock, sebagai bagian dari perkembangan musik rock pada era iniuntuk menarik inspirasi dari pengaruh musik yang semakin beragam. Istilah ini diterapkan pada musik dari beberapa band seperti King Crimson, Yes, Genesis, Pink Floyd, Jethro Tull, Soft Machinedan Emerson, Lake dan Palmer. Sementara rock progresif kemudian mencapai puncak popularitasnya di tahun 1970 danawal 1980-an, band neo-progresif terus berkembang untuk penonton setia dalam dekade berikutnya.13 Bentuk lagu rock progresif kemudian menghindari struktur umum dari musik populer yang biasanya terdiri atas verse-chorus-bridge, dengan cara memperluas bagian dan memasukkan selingan musik serta bervariasi dengan dinamika yang beragam untuk meningkatkan kontras antara bagian. Grup rock progresif awal memperluas warna suara dari instrumentasi tradisional rock yaitu gitar, organ, bass, dan drumset dengan menambahkan instrumen yang lebih khas dari jazz atau musik rakyat, seperti flute, saksofon dan biola serta lebih sering menggunakan keyboard, synthesizer, dan efek elektronik. Musik rock progresif lebih cenderung mengeksplorasi tanda sukat selain dari 4/4 dan perubahan tempo.Rock progresif umumnya lebih bebas dalam berirama dibandingkan bentuk-bentuk lain dari musik rock. Pendekatan yang dilakukan bervariasi, tergantung pada band, berkisar dari ketukan yang teratur menjadi tidak teratur atau tanda sukat yang komplek. Dalam rock progresif, beberapa band menggunakan harmoni atonal atau disonan.Akord dan progresi akord dapat diaugmentasi dengan nada ke-6, ke-7 dan ke-9 serta perkembangan I-IV-V menjadi kurang umum. Adaptasi dan imitasi dari tema klasik yang terkenal juga sangat sering digunakan.14 13 14 http://www.progarchives.com/Progressive-rock.asp#definition (27 Mei 2016) http://www.progarchives.com/Progressive-rock.asp#definition ( 25Mei 2016)