BAB II LANDASAN TEORI A. Musik Program dan Free Form 1

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Musik Program dan Free Form
1. Pengertian Musik Program
Istilah musik program mulai diperkenalkan pada periode romantis oleh Hector
Berlioz. Hector Berlioz lahir pada tahun 1803 dan wafat pada tahun 1869. Hector
merupakan komponis Perancis dari zaman Romantik dengan karyanya yang
terkenal adalah Symphonie Fantastique dan pertama kali ditampilkan pada tahun
1830. Karya tersebut mengisahkan tentang seorang seniman yang berbakat yang
meracuni dirinya sendiri karena cinta yang tidak berpengharapan. Itulah awal
terbentuknya istilah musik program. Hakekat dari musik program adalah suatu
peristiwa, cerita, situasi yang dilukiskan melalui sarana musik sehingga terciptalah
asosiasi kepada peristiwa yang diangkat saat musik dibunyikan 1. Artinya musik
kini tidak lagi mengikuti aturan bentuk yang baku tetapi terikat pada urutan cerita
yang sama.
Frans List menjelaskan musik program sebagai“any preface in intelligible
language added to a piece of instrumental music by mean of which the composer
intend to guard the listener against a wrong poetical interpretation and to direct
his attention to apoetical idea of the whole or to a particular part of it”2(seperti
pembukaan yang ditambahkan pada suatu karya musik instrumental dengan tujuan
agar pendengar tidak menciptakan interpretasi yang salah serta agar komponis itu
sendiri dapat memusatkan perhatian ide-ide dari keseluruhan maupun bagianbagian kecil dari musik tersebut). List tidak menggangap bahwa musik merupakan
media yang dapat mendeskripsikan suatu obyek secara langsung, namun ia
menganggap bahwa musik dapat menuntun pendengar untuk berada dalam suatu
pemikiran yang sejalan dengan karakter obyek yang diangkat, artinya bahwa
dengan memberikan gagasan tentang karakteristik emosional suatu hal, maka musik
dapat mempresentasikan hal tersebut secara langsung.
1
Rhoderick J. McNeill, Sejarah Musik 2, (Jakarta: Gunung Mulia, 2000), hlm. 116
2
Leon Stein, structure & style, The study and Analyisis of Musical Form (USA: Summy-Bichard Musik,
1979), hlm.171
Musik program termasuk dalam kategori free form atau komposisi musik dalam
bentuk bebas. Tidak ada aturan atau teknik penulisan yang baku , karena bagianbagian dari keseluruhan komposisi berdasarkan cerita atau puisi. Motif-motif
melodi dalam musik programdiciptakan berdasarkan imajinasi komponis untuk
mewakili dan menggambarkan suatu tokoh tertentu, suasana ataupun karakter.
Musik program memiliki perbedaan dengan musik absolut, dapat dilihat dari cara
atau usaha dalam mengilustrasikan suatu objek. Musik absolut merupakan musik
murni yang tidak berhubungan dengan ide dari luar, seperti ide kesusastraan atau
sikap emosi yang subjektif dari komponis sendiri3.
2. Sejarah dan Konsep Musik program
Frans List menciptakan istilah musik program, ia sadar bahwa ia belum
menciptakan sesuatu yang sebenarnya ingin ia deskripsikan. Simfoni-simfoni dari
Berlioz pada dasarnya berkonsep naratif; begitu halnya dengan Concertstück untuk
piano dan orkestra dari Weber, sebuah karya deskriptif dalam satu bagian yang
berkelanjutan (terdiri dari beberapa seksi dengan tempo yang berbeda-beda) yang
merupakan salah satu contoh dari symphonic poem. Salah satu kendala dalam
penelusuran sejarah musik program adalah sulitnya mendefinisikan diskusi
mengenai: apakah semua jenis musik representasional dikategorikan sebagai musik
program; apakah „imitasi‟ terhitung sebagai salah satu jenis representasi; dan
apakah penciptaan karakter yang ekspresif sudah cukup untuk memenuhi kriteria
„program‟ sesuai dengan pemikiran List.
Terdapat banyak cara untuk menelusuri sejarah, tergantung dari bagaimana cara
menjawab pertanyaan yang mendasari filosofi terkait. Contohnya komponis French
Harpsichord pada abad ke-17 dan 18 biasa memberi judul pada karya-karya pendek
mereka. Menyikapi hal ini, menurut sebagian penulis keberadaan judul sudah
cukup untuk mengkategorikan musik-musik tersebut dibawah kategori „musik
program‟; akan tetapi menurut sebagian lainnya, cara tersebut akan berakibat pada
kebingungan karena melihat dari adanya judul, suatu karya yang mengungkapkan
perasaan tidak dibedakan dari karya lain yang memberi kesan pada subjek atau
karya yang benar-benar mendeskripsikan subjeknya. Seorang kritikus dari karya
3
Rhoderick J. McNeill, Sejarah Musik 2 (Jakarta: Gunung Mulia, 2000), hlm.61
Couperin akan mengkomentari relasi antara karya organ-nya dengan „subjek‟
dalam realita sebagai suatu bentuk ekspresi dan bukan salah satu representasi. Garis
batas antara ekspresi dan representasi seringkali tidak jelas, dan seringkali tidak
dapat menjelaskan pada sisi manakah letak karya dari Rameau atau Couperin.
Selain itu, imitasi tidak dianggap sebagai salah satu kriteria dari musik
program, dapat disimpulkan bahwa sejarah dari genre ini memiliki durasi yang
singkat dari yang sebenarnya terlihat. Jika demikian maka sejarah musik program
tidak akan mencakup contoh-contoh karya pada abad pertengahan. Sebagai contoh,
Chanson Janequin yang terkenal La bataille or La guerre (dipublikasikan pada
tahun 1529 dan mengacu pada Perang Mariagnano pada tahun 1515) tidak
dianggap sebagai musik program yang sesungguhnya walaupun karya ini
mengimitasi suara-suara yang terdapat dalam sebuah perang, akan tetapi tidak
terdapat urutan narasi dalam suara-suara tersebut, dan tidak ada usaha untuk
menempatkan struktur musik dibawah perubahan tema dalam subjek non-musikal.
Terdapat sedikit kasus serupa dalam suita-suita dimana judul-judul dari setiap
karya membentuk urutan narasi. Sebagai contoh, The Battle dari Byrd, 15 suita
piano yang berjudul ‘The Marche to the Fight’, ‘The Retraite’ and ‘The Burying of
the Dead’, ini memiliki programa, akan tetapi programanya berfungsi sebagai
perekat dari bagian-bagian musik yang berbeda dan berfungsi untuk menjelaskan
karakter-karakternya yang ekspresif. Jika dilihat lebih lanjut, karya-karya tersebut
hanya sedikit mendeskripsikan adegan-adegan yang dimaksud.
Kasus rumit lainnya muncul saat seorang komponis mengatakan bahwa ia
terinspirasi oleh beberapa sumber literatur dan artistik. Terdapat contoh komponis
Renaissance dan Baroque yang menulis karya setelah terinspirasi oleh lukisan.
Sebagai contoh, Biber menulis 15 karya misteri untuk biola dan organ yang
terinspirasi dari ukiran timah dari tema dalam Alkitab. Penggabungan antara seni
representasional (seperti contohnya ukiran) dan musik, merupakan fitur yang
familiar dari musik-musik sesudahnya. Pictures at an Exhibition dari Musorgsky
merupakan contoh Romantic dari jenis musikal yang sama. Di sini terdapat polesan
terhadap representasi dari penghubung yang terdapat dari sebagian karya-karya.
Hal ini mengindikasikan hadirnya „narator‟ dalam musik, semacam pemantul dalam
pemikiran Henry James,
yang merupakan
subjek di sepanjang narasi.
Menggunakan alat tersebut, karya Musorgsky menjadi contoh yang hampir
mendekati arti sebenarnya dari musik program, seperti pada symphonic poem List.
Contoh yang lebih menakjubkan lagi dari penggabungan seni representasional dan
musik adalah kuartet dari Janáček yang ditulis setelah membaca novela Tolstoy
yang berjudul The Kreutzer Sonata, yang juga terinspirasi oleh sonata biola dari
Beethoven. Fakta bahwa kuartet Janáček sangat terinspirasi dari karya Tolstoy
tidak mengkategorikannya ke dalam narasi programatik dari urutan kejadian dalam
karya Tolstoy. Seperti halnya cerita dari Tolstoy yang menjadi suatu „representasi‟
dari sonata Beethoven. Inspirasi, bahkan ketika menjadi acuan secara sadar, tidak
dapat membuat sebuah musik menjadi musik program.
Perkembangan dari musik program dipengaruhi oleh ballet de cour dari
Perancis yang menyertakan gambar dalam penyajiannya yang serius dan dramatis.
Akan tetapi tidak diragukan lagi bahwa musik program pada pertengahan abad ke18 telah terpisah dari segala bentuk tarian. Satu contoh penting adalah karya
orkestra dari Ignazio Raimondi yang berjudul Les aventures de Télémaque dans
l'isle de Calypso yang dibuat berdasarkan puisi dari Fénélon. Karya yang
dipublikasikan pada tahun 1777 ini merupakan suatu usaha untuk membuat
perbedaan antara naratif dengan non naratif dengan cara merepresentasikan
beberapa
karakter-karakter
yang
berbeda.
Sebagai
contoh,
Calypso
direpresentasikan oleh permainan flutedan Telemachus oleh solo biola.
Di masa Beethoven, bahkan bentuk musik yang paling abstrak dan klasik
sekalipun telah memiliki kapasitas untuk makna programatik. The Pastoral
Symphony merupakan salah satu contoh karya yang berusaha untuk lepas dari
aturan-aturan yang tertera pada era Klasik terkait dengan ide representasi gambar.
Sonata Lebewohlop.81a adalah contoh lainnya. Kedua contoh tersebut memiliki
kesamaan dengan karya-karya sebelumnya pada abad ke-18 yang merupakan
penggambaran dari alam dan juga pada Capriccio Bach yang menceritakan tentang
perpisahannya dengan saudara lelakinya.
Karya Four Seasons dari Vivaldi dan simfoni-simfoni Dittersdorf yang
berdasarkan Metamorphoses dari Ovid, karya-karya tersebut mengombinasikan
penggambaran naratif dan musik yang cukup rapat. Karena hal ini, pendengar
Beethoven menduga bahwa paham struktur „musik murni‟ hanyalah ilusi belaka,
dan keagungan simfoni Beethoven khususnya dalam kesempurnaan strukturnya.
Karya-karya ini tidak hanya memiliki makna musikal akan tetapi lebih dari pada itu
terciptanya simfoni tersebut merupakan ungkapan suatu ide puitis. Paham ini dapat
lebih jelas terlihat dari sonata Beethoven op.31 no.2 yang dipengaruhi oleh The
Tempest karya Shakespeare. Schering (1936) berusaha menjelaskan karya
Beethoven sebagai suatu refleksi programatik dari tema-tema Shakespeare dan
Goethe.
Pemikiran-pemikiran yang telah dijabarkan di atas yang juga meliputi simfonisimfoni dari Haydn dan Mozart (Momigny, seorang pencetus teori dari Perancis
bahkan menciptakan teks verbal untuk kuartet Mozart sebagai bentuk interpretasi
dari karya tersebut) membuktikan bahwa langkah terbesar dalam musik program
yang sebenarnya dalam era Romantik bukanlah dicetuskan oleh Beethoven akan
tetapi oleh Berlioz. Ia merupakan komponis yang untuk pertama kalinya
memperkenalkan representasi musik, perbedaan yang penting dalam segala
penggambaran akan obyek-obyek di dunia dalam bentuk narasi, dan perbedaan
antara subjek dan obyek. Penggunaan viola dalam simfoninya yang berjudul
Harold en Italie dan eksplorasinya akan nada-nada memampukan Berlioz untuk
menciptakan perbedaan yang drastis antara pemeran protagonis –emosi,
penderitaan, dan kesukacitaan pemeran utamadari narasi– dan keadaan-keadaan di
sekelilingnya. Berlioz juga memperkenalkan suatu media yang disebut idee fixe,
Ide fixe digunakan dalam karya berkenaan dengan tema atau isi dari sebuah lagu.
Sebagai perpindahan dari sebuah lagu ke sebuah lagu lainya4.
Ini merupakan suatu langkah yang penting menuju paham leitmotif dari
Wagner, dimana leitmotif membantu representasi narasi dari musik untuk
mendapatkan pemahaman yang menyeluruh. Leitmotif merupakan sebuah tema
yang diasosiasikan dengan sebuah karakter, keadaan, atau ide, dan dimana tema
tersebut berkembang secara tidak disadari dengan tujuan untuk memperlihatkan
hasil dari ide narasi. Leitmotif pada akhirnya merupakan sebuah tema yang
mengijinkan adanya representasi dalam musik tanpa adanya imitasi. Dengan
menggunakan leimotif, komponis-komponis era berikutnya, khususnya List dan
Richard Strauss, dapat mengasosiasikan suatu tema yang spesifik dengan suatu
4
Pono, Banoe, Kamus musik ( Yogyakarta: penerbit kanisius 2003), hlm 190
makna yang pasti. Media-media representasional tentu tetap ada, dan oleh Strauss,
media imitasi menjadi sesuatu yang baru yang belum pernah ditemui sebelumnya.
Akan tetapi dari semua yang telah dijabarkan, leitmotif memampukan musik untuk
menyamai kemampuan deskriptif dari sebuah bahasa. List juga mampu mencapai
idealismenya melalui penggunaan leitmotif, suatu idealisme bahwa musik tidak
dapat dipahami, bahkan sebagai musik itu sendiri, jika konsep tertulis yang ada
tidak ditanamkan dan muncul dalam benak pendengar.
3. Struktur dan Bentuk Musik Program
Musik program pada umumnya tidak terikat oleh aturan bentuk yang baku
seperti Sonata, Fuga, atau komposisi baku lainnya. Bentuk yang dihasilkan akan
menyesuikan alur cerita yang diangkat. Secara umum semua struktur dapat dibagi
menjadi dua kategori yaitu closed form dan open form5. Closed form adalah kateori
yang mengikuti pola yang sudah pasti atau baku sedangkan Open Form
kebalikannya. Karya yang dikategorikan sebagai open form dapat berisikan satu
atau lebih subdivisi yang menggunakan sebuah fixed pattern6.
B. Format Combo Band
Dalam istilah atau definisi tentang combo sangat terbatas, namun definisi
standar internasional dalam artian bahasa combo adalah penggalan dari kata
kombinasi (combine) yang mempunyai arti mencampur (mengkomposisikan)
beberapa jenis instrumen menjadi kesatuan yang harmonis (James Half, 1967:62).
Combo band termasuk satuan atau kelompok musik kecil yang lazim mengiringi
penampilan pentas secara improvisasi dan spontan (Banoe, 2003:42).7
Dari kedua pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa definisi combo band
pada zaman sekarang lebih kepada konsep sebuah band yang terdiri dari 4 sampai 8
pemain yang menggunakan kombinasi formasi alat musik seperti: gitar, bass, drum,
5
http://dictionary.onmusic.org/terms/2418-open_form (diakses pada tanggal 8 agustus 2016 pukul 08.13
WIB).
6
http://dictionary.onmusic.org/search?utf8=%E2%9C%93&term_search%5Bquery%5D=fixed+pattern&com
mit=Submit (diakses pada tangal 8 agustus 2015 pukul 8.17 WIB.)
7
http://eprints.uny.ac.id/8120/3/BAB%202-06208241034.pdf (diakses pada tanggal 10 agustus 2016 pukul
09.00 WIB).
keyboard, dan vokal. Dilihat dari segi permainan, combo lebih bebas berekspresi
serta para pemain diberi kebebasan melakukan improvisasi.
C. Genre Musik
a. Swing
Swing merupakan salah satu aliran musik jazz yang mulai berkembang pada
awal 1920-an dan kemudian menjadi aliran tersendiri pada 1935. Pada awal
kemunculannya aliran musik ini mulai menghilangkan penggunaan alat musik
gesek yang biasa dimainkan pada aliran jazz dan menitikberatkan pada
pemakaian arangemen yang lebih sederhana dengan mengutamakan alat musik
tiup dan improvisasi pribadi8.
Secara umum, swing merujuk kepada band tarian yang beranggotakan
banyak pemain musik yang memainkan aransemen tertulis. Swing tidak selalu
“swing” namun melibatkan pemain jazz melakukan interpretasi jazz terhadap
balada yang indah. Suatu balada adalah lagu yang sederhana, biasanya bersifat
romantis, dan menggunakan melodi yang sama di tiap baitnya.9
Band-band swing terdiri dari empat seksi yaitu saksofon, terompet, dan
trombone. Sedangkan gitar, piano, bas, dan drum menjadi seksi pengiring.
Komposisi musik band swing biasanya disusun secara homofoni, dimana dua
atau lebih alat musik memainkan melodi yang mirip. Penggunaan sukat 4/4
kembali digunakan dan akor blok yaitu akor dengan banyak not yang bergerak
secara paralel. Salah satu aranjer yang diakui sebagai pembuat pola bagi
aransemen musik swing adalah Fletcher Henderson. Henderson merupakan
seorang pianis dan aranjer yang menulis sebagian besar dari aransemen yang
digunakan oleh kelompok orkestra Benny Goodman.
New York dan Kansas merupakan daerah geografis yang penting bagi
perkembangan yang mengarah kepada gaya jazz swing. Hal ini disebabkan
karena kondisi politik pada saat itu yang mendorong atmosfer klub malam.
Akibatnya, kesempatan kerja bagi musisi jazz meningkat.
8
http://www.djarumcoklat.com/coklatnews/sejarah-musik-swing(diakses pada tanggal 8 agusus 2016 pukul
09.00 WIB)
9
Paul Tanner, David W. Megill, dan Maurice Gerow, Swing,
http://highered.mcgraw-hill.com/sites/0073401374/student_view0/chapter6/
Swing sempat kesulitan memperoleh penggemar karena swing dianggap
menciptakan terlalu banyak improvisasi, tempo yang cepat, melodi yang terlalu
sederhana, dan lirik yang terdengar asing. Namun dalam perkembangannya
swing menjadi musik paling populer hingga akhir 1940-an di Amerika Serikat.
Popularitas swing mulai menurun selama Perang Dunia II karena pada saat
itu para musisi swing mengikuti wajib militer sehingga tidak ada karya yang
dihasilkan, direkam, dan dipublikasikan. Big band swing hanya mampu
mendapatkan pekerjaan “one-night stand” dan akibatnya menderita kerugian
finansial. Era swing merepresentasikan puncak dari popularitas jazz. Beberapa
musisi swing terkenal antara lain Count Basie, Duke Ellington, Benny
Goodman, Ella Fitzgerald, Fletcher Henderson, Don Redman, Art Tatum, Frank
Sinatra, Billie Holiday, dan lain-lain.10
Di Indonesia sendiri jarang sekali musisi-musisi tanah air yang mengusung
aliran swing ini khususnya band. Hanya beberapa band yang membawakan
musik beraliran swing seperti White Shoes & The Couple Company dan
Mocca.
10
Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson 2012), hlm.91.
b. Pop
Musik pop atau Musik populer adalah nama bagi aliran-aliran musik yang
didengar luas oleh pendengarnya dan kebanyak bersifat komersial. Oleh sebab
itu dari masa ke masa aliran musik ini selalu banyak peminatnya.
Musik pop bermula Sejak Perang Dunia I berakhir (1918), di Amerika
Serikat. Aliran ini semakin digemari sekitar tahun 1920 setelah rekaman
pertama kali dibuat berdasarkan penemuan Thomas Edison.
Antara tahun 1930-1940, sejarah musik pop mulai menjadi salah sati musik
yang digemari seluruh dunia dengan berbagai irama seperti Rhumba, Samba,
Conga, Salsa, dan Mambo. Sejarah musik pop tidak pernah pudar karena
musiknya yang easy listening.11
Legenda sejarah pop dunia diawali oleh The Beatles yang menyimbolkan
suatu pemberontakan terhadap kemampuan musikal. The Beatles sukses
mencapai jajaran tingkat atas dunia, maka tak heran jika karya musik mereka
abadi. Hampir dari Generasi ke generasi The Beatles menjadi inspirasi. Di
tahun 1960-an, The Beatles dengan beberapa seniman pop seperti rankie
Avalon, Bob Dylan, Marvin Gaye, Sonny dan Cher, Aretha Franklin
menciptakan sejarah musik pop yang easy listening dengan mencampurkan
berbagai elemen.
Mulai pada tahun 1970-an, terlihat beberapa musisi menggabungkan pop
dengan aliran Disko dan Rock, termasuk di antaranya Earth Wind & Fire, The
Jackson Five, Donna Summer, Elton John, Rod Steward, dan Bill Joel12. Pada
zaman itu musik pop masih bertumpang tindih dan bercampur dengan gaya
musik Rock n Roll.
Michael Jackson dan Madonna juga merupakan musisi yang turut
menorehkan sejarah musik pop dunia pada tahun 80-an. Bahkan sampai saat ini
keduanya diberi julukan King and Queen of Pop.
Musik pop di Indonesia diawali oleh sebuah grup yang cukup terkenal pada
tahun 1970-an. Nama grup ini adalah koes plus. Grup ini menjadi legendaris di
Indonesia karena puluhan lagu, bahkan ratusan lahir dari kelompok musik ini,
11
https://amy0511.wordpress.com/2013/02/19/sejarah-dan-perkembangan-musik-pop/ (Diakses 11 agustus
2016 pukul 10.00 WIB)
12
http://www.oxfordmusiconline.com/public/book/omo_gdam (Diakses 11 agustus 2016 Pukul 10.00 WIB).
dari yang versi pop, pop jawa, irama melayu, dangdut, pop anak-anak, lagu
berbahasa Inggris dan irama keroncong. Belum lama ini namanya diabadikan
sebagai kelompok musik dengan lagu terbanyak di Museum Rekor Indonesia
(MURI). Lagu mereka sungguh sederhana baik dalam syair, musik, maupun
melodi. Ciri khasnya adalah perpaduan suara antara vokalis mereka (Yon dan
Yok) yang khas. Lagu-lagu mereka masih tetap digemari sampai sekarang
Salah satu ciri musik pop adalah penggunaan ritme yang terasa bebas.
Komposisi melodinya juga mudah dicerna. Biasanya, para musisinya juga
menambahkan aksesori musik dan gaya yang beraneka ragam untuk menambah
daya tarik dan pemahaman bagi para penikmatnya.
Musik pop dibedakan menjadi dua, yaitu; musik pop anak-anak dan musik
pop dewasa. Musik pop anak umumnya memiliki bentuk yang lebih sederhana
dan memiliki syair yang lebih pendek. Selain itu, komposisi musiknya tidak
terlalu kompleks dengan rentan nada yang tidak terlalu tinggi maupun terlalu
rendah. Tema syair musik pop anak-anak biasanya berkisar pada hal-hal yang
mendidik, seperti mencintai orang tua, Tuhan, Sekolah, dan Tanah Air.
Sebaliknya, musik pop dewasa umumnya lebih kompleks dengan alunan
melodinya lebih bebas dengan improvisasinya lebih banyak, namun ringan.
Tema-tema syairnya pun lebih bervariasi, dari kehidupan remaja, percintaan,
sampai masalah kritik sosial. Beberapa musisi yang mengusung genre pop
adalah Ari Lasso, Titiek Puspa, Chrisye, Katon Bagaskara, dan Melly Goeslaw.
Untuk grup band ada Noah, Sheila on 7 dan Gigi.
c. Progressive Rock
Rock progresif (sering disingkat menjadi prog atau prog rock) adalah
bentuk musik rock yang berkembang pada akhir tahun 1960 dan awal 1970-an
sebagai bagian dari upaya sebagian besar musisi Inggris untuk mengangkat
musik rock ke tingkat yang baru. Musik rock progresif mengembangkan teknik
dan komposisi dari musik rock standar atau musik populer seperti struktur lagu
yang berbasis verse-chorus. Selain itu, aransemen yang dimasukkan seringkali
mengambil unsur-unsur dari klasik, jazz, dan world music. Lagu dalam rock
progresif menggunakan lirik yang konseptual, abstrak atau didasarkan pada
fantasi.
Rock progresif dikembangkan pada akhir 1960-an dari psychedelic rock,
sebagai bagian dari perkembangan musik rock pada era iniuntuk menarik
inspirasi dari pengaruh musik yang semakin beragam. Istilah ini diterapkan
pada musik dari beberapa band seperti King Crimson, Yes, Genesis, Pink
Floyd, Jethro Tull, Soft Machinedan Emerson, Lake dan Palmer. Sementara
rock progresif kemudian mencapai puncak popularitasnya di tahun 1970
danawal 1980-an, band neo-progresif terus berkembang untuk penonton setia
dalam dekade berikutnya.13
Bentuk lagu rock progresif kemudian menghindari struktur umum dari
musik populer yang biasanya terdiri atas verse-chorus-bridge, dengan cara
memperluas bagian dan memasukkan selingan musik serta bervariasi dengan
dinamika yang beragam untuk meningkatkan kontras antara bagian. Grup rock
progresif awal memperluas warna suara dari instrumentasi tradisional rock
yaitu gitar, organ, bass, dan drumset dengan menambahkan instrumen yang
lebih khas dari jazz atau musik rakyat, seperti flute, saksofon dan biola serta
lebih sering menggunakan keyboard, synthesizer, dan efek elektronik.
Musik rock progresif lebih cenderung mengeksplorasi tanda sukat selain
dari 4/4 dan perubahan tempo.Rock progresif umumnya lebih bebas dalam
berirama dibandingkan bentuk-bentuk lain dari musik rock. Pendekatan yang
dilakukan bervariasi, tergantung pada band, berkisar dari ketukan yang teratur
menjadi tidak teratur atau tanda sukat yang komplek.
Dalam rock progresif, beberapa band menggunakan harmoni atonal atau
disonan.Akord dan progresi akord dapat diaugmentasi dengan nada ke-6, ke-7
dan ke-9 serta perkembangan I-IV-V menjadi kurang umum. Adaptasi dan
imitasi dari tema klasik yang terkenal juga sangat sering digunakan.14
13
14
http://www.progarchives.com/Progressive-rock.asp#definition (27 Mei 2016)
http://www.progarchives.com/Progressive-rock.asp#definition ( 25Mei 2016)
Download